» » » INDONESIA menangani Dampak Corona #kamitidaktakut

INDONESIA menangani Dampak Corona #kamitidaktakut

Penulis By on Rabu, 08 April 2020 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin - Untuk sekiankalinya Tim Migo Berita mengetengahkan artikel tentang Covid19 atau Virus Corona, ini dilakukan untuk menambah wawasan para pembaca dan akhirnya dapat bersikap untuk selalu Hidup Bersih dan Bergaya Hidup Sehat terus Berdo'a selalu dan selamanya.
Selain itu Saran buat pemangku kepentingan, segeralah data dan proses untuk dilakukan tes bahkan dikarantina mandiri bagi mereka yang melakukan perjalanan keluar negeri dengan cek data Visa dan passport yang ada di kantor Imigrasi, sehingga penanganan mereka yang terdampak corona bisa lebih cepat tentunya dengan bekerjasama dengan unsur kementrian kesehatan, TNI dan POLRI pihak bandara hingga agen travel. Semoga Ramadhan 1441 H ini menjadikan ibadah kita lebih khusyuk ditengah pandemi wabah covid19 ini.. InsyaAllah.
Silahkan baca artikelnya hingga tuntas. Selamat Membaca.
#KamiTidakTakut
#KamiBersamaPemerintahNKRI
#TerusBerdoaYangTerbaikUntukNKRI
#SinergiRakyatTNIPolridanPemerintahNKRI


TEROR VIRUS CORONA Membongkar Konspirasi Elite Global

Sebuah Analisa dari Haidar Alwi Institute (HAI)
1. BAHAYA YANG NYATA
Virus Corona sebenarnya sudah lama ada berkembang menjadi berbagai jenis virus akibat modifikasi genetik. SARS, pertama yang teridentifikasi di Gwang Zhou, China tahun 2002 adalah Virus Corona dan korban kematian dalam 2 tahun adalah 774 orang. MERS, pertama yang teridentifikasi di negara-negara Arab tahun 2012 adalah Virus Corona dan korban kematian dalam 3 tahun adalah 866 orang. Dan tiba-tiba muncul Virus Corona jenis baru yang muncul di Wuhan yang belum pernah ada sebelumnya disebut Corona Virus Disease tahun 2019 (Covid-19) dan tingkat penyebarannya begitu cepat jauh dibanding sepupu-sepupu Corona lainnya yaiut SARS dan MERS. Dalam waktu 1,5 bulan Covid-19 menyebabkan kematian 3000 orang. Dari segi presentasi tingkat kematian sebenarnya Virus Corona Covid-19 yang paling kecil ‘yang mati’ hanya 3%. Virus Corona SARS lebih berbahaya yang mati lebih besar yakni 9,6%. Yang paling berbahaya sebenarnya Virus Corona MERS yang mati 34,3%. Tapi karena penyebarannya begitu pesat yang kena Virus Covid-19 paling banyak dibanding yang lain, sehingga meski prosentase kematiannya rendah jumlah kematiannya paling banyak dibanding dengan SARS dan MERS. Penyebaran Covid-19 begitu ekstrem tidak seperti virus biasanya. Padahal berbagai macam virus sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu, manusia sudah ratusan ribu tahun hidup berdampingan dengan virus. Lalu kenapa tiba-tiba muncul jenis baru yang berkembang begitu pesat?
Kalo kita urut ke belakang Pandemic alias wabah penyakit yang melanda di seluruh dunia abad 20 lalu terjadi sejak berakhir perang dunia pertama pada tahun 1918. Flu (Influenza Pandemic atau H1N1 Virus), pada awalnya adalah produk senjata bilogis dan pada tahun itu Flu belum ada obatnya. Korban kematian akibat pada 1918 adalah 50 juta orang di seluruh dunia. Dan bahkan sampai 500 juta (1/3 penduduk dunia saat itu) tekena wabah Flu mematikan yang berasal dari Senjata Kimia Perang Dunia 1.
Anehnya Senjata Biologis terus dikembangkan sampai sekarang dan ternyata itu adalah ulah pemerintah Amerika Serikat yang meracuni warganya sendiri dengan Eksperimen Senjata Biologis. Bukti-bukti adanya dokumen Militer AS Meracuni Warganya Sendiri ini dipaparkan oleh media Amerika Serikat dengan kisah yang mengejutkan, kita tak mengira bahwa hal seperti itu benar-benar terjadi. Tapi setelah menerima Ribuan Dokumen Rahasia yang sudah boleh dipublikasikan dari Militer dapat dikonfirmasi bahwa waktu Perang Dingin Militer AS melakukan serangkaian test rahasia pada penduduk yang tak berdosa di kota St. Louise.
Perkembangan Covid-19 sedemikian pesatnya sehingga mengundang kecurigaan apakah Natural atau Rekayasa Genetik?
Apa yang membuat Covid-19 menyebar pesat? Rahasia Pesatnya Penyebaran Covid-19

2. RAHASIA PESATNYA PENYEBARAN VIRUS CORONA
Adanya penelitian Lab dari Virology di Science Direct (Lab yang kredibel) pada Oktober 2017, mereka sudah lakukan eksperimen Modifikasi Genetik pada Virus Corona 2017. Kuncinya adalah Asam Amino pada Virus tersebut kalau mau berhentikan penyebaran Virus Corona tersebut hilangkan Asam Aminonya sedangkan kalau mau cepat penyebarannya maka tambahkan Asam Aminonya.
Dan itulah yang terjadi pada Covid-19 yang berkembang pesat penyebarannya karena adanya tambahan Asam Amino pada Virus Corona yang sebelumnya sudah ada. Pertanyaannya adalah penambahan Asam Amino pada Covid-19 tersebut terjadi secara alami atau buatan tangan manusia?
Kita telusuri sumber data yang kredibel, menurut Professor Chi-Tai Fang, dari National Taiwan University mengatakan penambahan Asam Amino pada Virus Corona sangat tidak wajar, biasanya mutasi virus tidak radikal seperti yang terjadi. Aneh kalau Virus Corona tiba-tiba punya 4 Asam Amino, ini adalah campur tangan manusia di Lab menambahkan Asam Amino pada Virus Corona yang sudah ada agar Virus tersebut lebih cepat menyebar.
Ada lagi sumber yang kredibel, dari Dr. Francis Boyle, Pembuat UU Senjata Biologi di AS. Menurutnya Covid-19 adalah Senjata Perang Biologi yang Ofensif. Informasi yang kredibel juga bisa kita peroleh dari US National Library of Medicine (Departemen Kesehatan Amerika Serikat) sejak tahun 2003 mengungkapkan indikasi Wabah Flu sebagai Senjata Biologi.

3. PREDIKSI DAN SIMULASI SEBELUM MEWABAH
Serangan Wabah Virus Corona di seluruh dunia sudah diprediksi oleh Bill Gates (Bapak Microsoft) dalam Kampanye Bencana Virus Flu Sejak 2015: “Saat ini terjadi resiko terbesar bencana global, adalah bencana Virus, jika ada sesuatu yang bisa membunuh lebih dari 10 juta orang, dalam beberapa puluh tahun kedepan kemungkinan besar adalah Virus berdaya infeksi tinggi, bukan peperangan, kata Bill Gates, dalam presentasinya. Dalam wawancaranya Beliau katakan, “saya pikir, sebuah epidemik, apakah karena sebab alami atau sengaja dibuat adalah hal yang paling mungkin untuk menyebabkan kematian 10 juta orang.”
Kejanggalan lainnya juga kami dapatkan dari sumber yang kredibel dari Website Intelligencer:
https://nymag.com/intelligencer/2020/02/a-simulated-coronavirus-pandemic-in-2019-killed-65-million.html
Adanya Video Simulasi Corona Virus Covid-19 di New York, 2 bulan sebelum Virus tersebut teridentifikasi dan menyebar di Wuhan. Dalam hasil Simulasi: Covid-19 menyebabkan kematian 65 juta orang. Simulasi ini dilakukan oleh John Hopkins University and Medicine yang saat ini sebagai Garda Terdepan dalam informasi penyebaran Virus Corona. Penyebaran Virus Corona sidah didesain dan direncanakan dengan sangat matang.
Mengapa ada orang atau sekelompok orang yang begitu jahat memodifikasi Virus Corona agar cepat menyebar? –BENCANA GLOB(AL)– Siapa yang diuntungkan dari Bencana Glob(al) yang menghancurkan perekonomian dunia? Yakni kaum ELITE GLOBAL, ILLUMINATI, THE NEW WORLD ORDER (Tatanan Dunia Baru).
ELITE GLOBAL: Segelintir orang yang sangat kaya dan powerfull yang menguasai Ekonomi, Politik, Militer, Intelijen, Sains, Bisnis dan Media Masa Dunia. Karena semua presiden Amerika Serikat adalah KAKI TANGAN ELITE GLOBAL/NEW WORLD ORDER.

4. JURUS “PROBLEM, REAKSI, SOLUSI”
Jurus yang digunakan adalah itu-itu juga, seperti preman yang tebar paku di jalanan.
Pertama, Ciptakan Problem. Ciptakan Krisis: Tebar Paku di Jalan, Ban Mobil Kempes.
Kedua, Terjadi Reaksi. Pengemudi Mobil Panik, Karena Tidak Bisa Menyelesaikan Persoalan Sendiri.
Ketiga, Rekayasa Solusi. Penebar Paku Datang, Seolah Menawarkan Solusi Ganti Ban (padahal mau peras). Jurus Problem Reaksi Solusi ini dulu mereka gunakan untuk memuluskan UU Federal Reserve 1913, Bank Central Swasta, AS.
Jurus “Problem, Reaksi, Solusi” Sebagai cara untuk memuluskan UU FED 1913 dilakukan oleh ELITE GLOBAL:
1. Ciptakan PROBLEM, dengan Menciptakan Krisis (“PANIK 1907”) Sebar Isu ada Bank Kalah Clearing, Bank-Bank Tidak ada Uang. Seolah ada Krisis Keuangan di WallStreet, padahal kenyataannya tidak ada masalah apa2. Mereka bisa melakukannya karena merekalah Penguasa WallStreet.
2. Ciptakan REAKSI, dengan banyaknya Media yang dimilikinya ikut Menggiring Paranoia atau Histeria Masa. Lalu Rakyat Panik seolah-olah ada Krisis Keuangan Sangat Parah dengan begitu Melakukan Bank Rush. Maka jadilah Krisis Nyata akibat Teror Ketakutan. Lalu para Dewa Keuangan saat itu, JD. Rockefeller, JP. Morgan, Jacob Schiff, Max Warburg, Paul Warburg, dll, kampanye bahwa ekonomi akan runtuh, kita butuh Otoritas Moneter yang baru.
3. Tawarkan SOLUSI, Mereka buat Undang-Undang Bank Central Swasta (UU Federal Reserve Act 1913), seolah-olah untuk Menyelamatkan Perekonomian. Maka diundangkanlah Federal Reserve 1913. Padahal apa yang terjadi setelah didirikan Federal Reserve 1913? Setahun kemudian 1914, terjadi Perang Dunia 1. 1914-1918 FED GENJOT CETAK DOLAR 1929-1933 The Great Depression AS yang Adi Kuasa itu secara teknis sebenarnya sudah Bangkrut tahun 1933 akibat The Great Depression, padahal dulu alasannya bikin UU FED supaya ekonomi stabil.

Jurus “Problem, Reaksi, Solusi” pada kasus Virus Corona ini, sebagai berikut:
1. Sebar PROBLEM, Menciptakan Krisis dengan Penyebaran Virus Corona dan Mengkambing Hitamkan China. Negara yang terbanyak penduduknya sekaligus melumpuhkan ekonomi negara tersebut. Seolah-olah Penyebaran Virus Corona dari orang China. Padahal menurut Menlu China, Virus Corona sengaja disebar oleh Tentara Amerika Serikat yang ikut Military World Games di Wuhan. Meskipun kontingen Tentara AS pada Military World Games 2019 di Wuhan tidak berprestasi dan hanya menduduki posisi ke-35 tanpa meraih medali emas satupun.
2. Ciptakan REAKSI, Terjadi Panik Global dan sengaja di Blow Up oleh media-media milik Elite Global. Awalnya jumlah kematian akibat Virus Corona masih sedikit. Tapi sudah sedemikian di Blow Up untuk menciptakan panik masa. Berbagai media masa dan organisasi internasional menciptakan panik masa secara sangat sistematis, menciptakan panik Global, media-media yang dimaksud diantaranya adalah CNN, FOX, TIME, NBC, ALJAZEERAH, GOOGLE, YOUTUBE, DLL. Begitu juga lembaga-lembaga dunia seperti WHO, PBB, dll, Menginstruksikan negara-negara di dunia harus Lockdown. Akibatnya ekonomi hancur, pasar modal hancur, nilai mata uang anjlok dan perbankan stop salurkan kredit. Dan inilah sebenarnya tujuan mereka.
3. Menawarkan SOLUSI, Solusi Pertama ELITE GLOBAL menawarkan Vaksin melalui kaki tangannya seperti PBB dan WHO menginstruksikan agar negara-negara mengeluarkan dana anggaran penanganan Virus di bawah kendali mereka. Solusi Kedua mereka menawarkan Solusi Bantuan Penyelamatan Ekonomi maka hutang-hutang baru akan dikucurkan dan negara-negara di dunia makin tenggelam dengan hutang-hutang yang tidak akan mampu dibayar dan memang itu tujuan mereka. Mereka bisa menawarkan hutang Milyaran Dolar karena Mereka Bebas Cetak Duit dengan Modal Dengkul. Caranya, mereka Terbitkan Bond yaitu Surat Hutang Tanpa Jaminan (modal dengkul). Bond dibeli oleh Fed dengan bunga kecil. Fed tinggal cetak angka-angka digital di Rekening, namanya Uang Giral termasuk Uang Elektronik. Semua Modal Dengkul. Kemudian kreditur seperti IMF dll kasih pinjam Modal Dengkul itu ke negara-negara yang terkena krisis dengan kasih bunga yang lebih tinggi. Misalnya mereka pinjam dengan bunga 0,5% dan mereka kasih kita pinjaman dengan bunga 5%. Modal Dengkul dapat selisih Milyaran Dolar. Hutang kita semua akan bertambah pasca Krisis Corona.

KEUNTUNGAN ELITE GLOBAL AKIBAT LOCKDOWN DAN LUMPUHNYA PEREKONOMIAN DUNIA
1. Kasih Hutang ke negara-negara: Profit dari Bunga
2. Harga Saham Anjlok: Borong Saham Murah
3. Kredit Bank Macet: Sita Aset Rakyat
Ekonomi Dunia sengaja dibuat hancur. Semua negara di dunia tidak ada yang bisa bayar hutang. Nilai tukar hancur semua, baik Dollar, Rupiah, Real, Euro, dll. Lantas mereka datang lagi pura-pura menawarkan solusi, yaitu: MATA UANG TUNGGAL DUNIA, ONE WORLD CURRENCY, NEW WORLD ORDER.
Dan ternyata Mata Uang Tunggal Dunia ini sudah digaungkan oleh media elite sejak 1988. Dan bukti otentiknya IMF sudah mengusulkan Mata Uang Tunggal Dunia dan Bank Sentral Tunggal Dunia sejak 2010. Gabungan Bank Sentral di Eropa dan Jepang 2020 mengkaji penerapan Mata Uang Tunggal Dunia. Bencana Covid-19 dijadikan alasan untuk Mata Uang Tunggal Dunia dan Bank Sentral Dunia.
Marilah kita berpikir kalau tidak ada krisis, mana mau negara-negara di dunia ganti mata uangnya. Oleh sebab itu krisis harus diciptakan. KRISIS PERANG DAN TERORISME, KRISIS GLOBAL WARMING HOAX, KRISIS VIRUS DAN LOCKDOWN, KRISIS EKONOMI BERKEPANJANGAN, KRISIS MATA UANG, barulah mau menerima Mata Uang Tunggal Dunia yang diterbitkan ELITE GLOBAL dan itulah tujuan akhir mereka, the End Game New World Order.
Jika terjadi hal ini, maka tuntaslah misi mereka (ELITE GLOBAL) dengan menjadi Tuhan di dunia dan kita semua adalah budak-budaknya.
Kita bakalan diperlakukan persis seperti hewan ternak oleh mereka.
Sementara itu sebelum itu terjadi kita harus waspada terhadap penyebaran Virus Corona. Virusnya memang ada dan daya sebarnya melalui modifikasi Asam Amino di tubuh virus, tapi yang tidak kalah bahayanya adalah Virus Ketakutan (Paranoia) Lewat Media Masa dan Media Sosial.
Semua itu didesain agar tejadi Lockdown, Ekonomi Lumpuh, agar Rakyat Dunia Lemah dan tunduk pada NEW WORLD ORDER padahal menurut Lembaga Kesehatan Resmi di AS (Centers for Disease Control and Prevention, CDC, USA) tahun 2018-2019 lalu sebelum ada Virus Corona di AS ada 34 ribu lebih orang yang mati akibat Flu biasa, lalu di akhir Maret di AS tercatat 2.200 orang mati akibat kasus Corona dan itu pun belum tentu di visum. Bulan Maret jika dikalikan 4 maka setahun 10 ribu orang, masih di bawah tingkat kematian Flu biasa sebanyak 34 ribu orang.
Tapi propaganda lockdown begitu luar biasa masif supaya ekonomi AS lumpuh, sebab dalangnya memang bukan pemerintah AS juga bukan Trump. Melainkan para ELITE GLOBAL yang mengontrol para presiden di negara-negara maju.
Para elit ini adalah globalis, mereka tidak peduli rakyat AS atau rakyat negara-negara lainnya mati karena Virus atau Perang.
Sementara itu perkembangan di Wuhan, tempat awal berjangkitnya Virus. Ketika tulisan ini dibuat SUDAH TIDAK ADA LAGI PASIEN COVID-19. Separuh korban sembuh dengan obat-obatan tradisional China.
———————————————————————-
FORTUNE: “Tidak ada lagi Pasien Baru Virus Corona di China.”
THE ECONOMIC TIMES: “Separuh Pasien Corona di Hubei Sembuh dengan Obat Tradisional China.”
CNN: “China akan cabut Lockdown di Wuhan, Tempat Awal Berjangkitnya Virus Corona.”
BCC NEWS: “Sebagian Tempat di Wuhan Sudah Kembali dibuka Setelah Lockdown.”
———————————————————————-
Prof. DR. Michael Lewitt, Pemenang Hadiah Nobel 2013, Pakar Biofisika dan Biologi Struktural di Standford University, mengatakan “Hasil analisa kasus Covid-19 di seluruh dunia sudah menunjukkan bahwa Virus Corona akan tertanggulangi lebih cepat dari perkiraan.” Dan analisanya sudah terbukti di China. Beliau menambahkan, “Yang dibutuhkan adalah Penanggulangan Panik diri kita sendiri. KITA AKAN BAIK-BAIK SAJA.”
Waspada Virus Corona, bukan Lebay Ketakutan Karena Latah.
Tolak Lockdown dan Hutang-hutang Baru Jebakan Nekolim.
#kamitidaktakut
KAMI BERSAMA JOKOWI
HAIDAR ALWI INSTITUTE (HAI)

Sumber Berita : https://www.haidaralwiinstitute.com/teror-virus-corona-membongkar-konspirasi-elite-global/

Haidar Alwi Apresiasi Jokowi Gelontorkan Ratusan Trilliun Untuk Rakyat Kecil, Ini Rinciannya!

Presiden Haidar Alwi Institute (HAI), R. Haidar Alwi mengapresiasi paket kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk penanganan dampak Virus Corona Baru (SARS-CoV-2) yang menjadi penyebab penyakit Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Paket kebijakan terbaru ini diumumkan Presiden Jokowi dari Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (31/3/2020).
“Ini merupakan bentuk keseriusan dan kepedulian pemerintah pusat terhadap kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya. Kalau ada yang masih teriak-teriak, meragukan apalagi meminta Presiden lengser, itu kebangetan. Tolong paket kebijakan Presiden Jokowi tersebut disebarluaskan, bantu sosialisasi agar rakyat kecil tahu,” ujar R Haidar Alwi saat dijumpai di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (31/3/2020) malam.
Menurutnya, Presiden Jokowi sangat berhati-hati dan tidak gegabah serta telah melakukan perhitungan matang dalam menangani dampak Covid-19. Indonesia boleh saja dan bahkan harus belajar dari pengalaman negara lain, tetapi tidak bisa menirunya begitu saja. Sebab, semua negara memiliki ciri khas masing-masing, baik itu luas wilayah, jumlah penduduk, kedisiplinan, kondisi geografis, karakter dan budaya, perekonomian masyarakatnya, serta kemampuan fiskal dan lain-lain sebagainya.
“Intinya, kesehatan masyarakat adalah yang utama. Karenanya, pemerintah telah berupaya mengendalikan penyebaran Covid-19 dan terus mengobati pasien yang terpapar. Jaring pengaman sosial juga telah disiapkan untuk masyarakat lapisan bawah agar tetap mampu memenuhi kebutuhan pokok dan menjaga daya beli. Pemerintah juga menjaga dunia usaha utamanya UMKM agar tetap beroperasi dan mampu menjaga penyerapan tenaga kerjanya,” ungkap R Haidar Alwi.
Sebagai informasi, pemerintah telah menetapkan Covid-19 sebagai jenis penyakit dengan faktor risiko yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat. Untuk mengatasi dampak wabah tersebut pemerintah pusat telah memutuskan dalam rapat kabinet bahwa opsi yang dipilih adalah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan, PSBB ini ditetapkan oleh Menteri Kesehatan yang berkoordinasi dengan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dan Kepala Daerah. Untuk melaksanakan amanat Undang-Undang tersebut, Pemerintah juga sudah menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) Tentang PSBB dan Keppres Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat.
Terbaru, Presiden Jokowi juga telah mengumumkan bahwa beliau sudah menandatangani Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang atau Perppu Tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan. Presiden Jokowi segera menyampaikan ke DPR untuk ditetapkan menjadi Undang-Undang. Bayangkan, pemerintah pusat menggelontorkan dana Rp 405,1 Trilliun untuk penanganan dampak Covid-19. Tentunya ini bukanlah jumlah yang sedikit, sekitar 17 persen dari total APBN 2020.
Ini akan menjadi fondasi bagi pemerintah, otoritas perbankan dan otoritas keuangan untuk melakukan langkah-langkah luar biasa dalam menjamin kesehatan masyarakat, menyelamatkan perekonomian nasional dan stabilitas sistem keuangan.
Pertama, pemerintah memutuskan total tambahan belanja dan pembiayaan APBN tahun 2020 untuk penanganan Covid-19 adalah sebesar 405,1 Triliun Rupiah.
Anggaran sebesar itu antara lain akan dialokasikan Rp 75 Trilliun untuk belanja bidang kesehatan, Rp 110 Triliun untuk perlindungan sosial, Rp 70,1 Trilliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat dan Rp 150 Trilliun untuk pembiayaan program pemulihan ekonomi nasional termasuk restrukturisasi kredit serta penjaminan dan pembiayaan dunia usaha khususnya UMKM.
Anggaran bidang kesehatan akan diprioritaskan untuk perlindungan tenaga kesehatan terutama pemilihan APD, pembelian alat-alat kesehatan seperti test kit, reagen, ventilator dan lain-lainnya dan juga untuk upgrade rumah sakit rujukan termasuk Wisma Atlet serta untuk insentif dokter, perawat dan tenaga rumah sakit, santunan kematian tenaga medis serta penanganan permasalahan kesehatan lainnya.
Anggaran perlindungan sosial akan diprioritaskan untuk keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) yang naik dari 9,2 juta keluarga menjadi 10 juta keluarga penerima manfaat. Sedangkan besaran manfaatnya akan dinaikkan 25% misalnya komponen ibu hamil naik dari 2,4 juta rupiah menjadi 3 juta per tahun, komponen anak usia dini 3 juta per tahun, dan komponen disabilitas 2,4 juta per tahun. Dan kebijakan ini efektif mulai April 2020.
Untuk kartu sembako yang dinaikkan dari 15,2 juta orang menjadi 20 juta penerima, yang mana nilainya naik 30% dari Rp 150 ribu menjadi Rp 200 ribu dan akan diberikan selama 9 bulan. Tambahan APBN juga akan dipakai untuk kartu prakerja yang dinaikkan anggarannya dari Rp 10 Trilliun menjadi Rp 20 Trilliun untuk bisa meng-cover sekitar 5,6 juta orang yang terkena PHK, pekerja informal, serta pelaku usaha mikro dan kecil. Besarannya adalah Rp 650 ribu sampai Rp 1 juta per bulan selama 4 bulan ke depan.
Selain itu, juga akan dipakai untuk pembebasan biaya listrik 3 bulan untuk 24 juta pelanggan listrik 450 KVA dan diskon 50% untuk 7 juta pelanggan 900 KVA mulai April, Mei dan Juni 2020. Termasuk di dalam tambahan APBN juga untuk dukungan logistik sembako dan kebutuhan pokok yaitu Rp 25 Trilliun. Untuk stimulus ekonomi bagi UMKM dan pelaku usaha akan diprioritaskan untuk menggratiskan PPH 21 untuk para pekerja sektor industri pengolahan dengan penghasilan maksimal Rp 200 juta.
Tidak hanya itu, pemerintah juga menyiapkan untuk pembebasan PPN impor untuk wajib pajak kemudahan impor tujuan ekspor terutama untuk industri kecil dan menengah pada 19 sektor tertentu. Untuk pengurangan tarif PPH sebesar 25% bagi wajib pajak kemudahan impor tujuan ekspor terutama industri kecil menengah pada sektor tertentu dan juga percepatan restitusi PPN bagi 19 sektor tertentu.
Ada juga untuk menjaga likuiditas pelaku usaha dan untuk penurunan tarif PPH badan sebesar 3% dari 25% menjadi 22% serta untuk penundaan pembayaran pokok dan bunga untuk semua skema KUR yang terdampak Covid-19 selama 6 bulan. Sedangkan untuk bidang non fiskal dalam menjamin ketersediaan barang yang saat ini dibutuhkan termasuk bahan baku industri, pemerintah melakukan beberapa kebijakan yaitu penyederhanaan larangan terbatas (lartas) ekspor dan impor, serta percepatan layanan proses ekspor-impor melalui ekosistem logistik nasional.
Pemerintah bersama Bank Indonesia dan OJK mengoptimalkan bauran kebijakan moneter dan sektor keuangan untuk memberi daya dukung dan menjaga stabilitas pada perekonomian nasional. Bank Indonesia telah mengeluarkan kebijakan stimulus moneter melalui kebijakan intensitas “Triple Intervention”. Kemudian, juga pemerintah juga menurunkan rasio giro wajib minimum valuta asing bank umum konvensional dan juga memperluas underlying transaksi bagi investor asing dan penggunaan bank kustodi global maupun domestik untuk kegiatan investasi.
Lalu, Otoritas Jasa Keuangan juga menerbitkan beberapa kebijakan yaitu keringanan dan atau penundaan pembayaran kredit atau leasing sampai dengan Rp 10 Milliar termasuk untuk UMKM dan pekerja informal maksimal 1 tahun. Pemerintah memberikan keringanan dan atau penundaan pembayaran kredit atau leasing tanpa batasan plafon sesuai dengan kemampuan bayar debitur dan disepakati dengan bank atau lembaga leasing.
OJK telah menerbitkan aturan mengenai hal tersebut dan mulai berlaku April 2020 ini. Telah ditetapkan bahwa prosedur pengajuannya tanpa harus datang ke bank atau perusahaan leasing cukup melalui email atau media komunikasi digital seperti WA.
Dengan terbitnya regulasi ini semuanya jadi jelas, para kepala daerah diminta tidak membuat kebijakan sendiri-sendiri yang tidak terkoordinasi. Semua kebijakan kepala daerah harus sesuai dengan peraturan, berada dalam koridor Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah serta Keppres tersebut. POLRI juga dapat mengambil langkah-langkah penegakan hukum yang terukur dan sesuai Undang-Undang agar PSBB dapat berlaku secara efektif dan mencapai tujuan mencegah meluasnya wabah.

Sumber Berita : https://www.haidaralwiinstitute.com/haidar-alwi-apresiasi-jokowi-gelontorkan-ratusan-trilliun-untuk-rakyat-kecil-ini-rinciannya/

Re-post by MigoBerita / Kamis/09042020/14.52Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya