Pimpinan Jamaah Tabligh di Banjarmasin Dikabarkan Meninggal akibat Covid-19
Oleh: Ahmad ZR
Senin, 30 Maret 2020 - 07:23 WIB
Indonesiainside.id, Jakarta – Kabar duka datang dari komunitas Jamaah Tabligh. Salah satu pimpinan ormas itu, Pimpinan Jamaah Tabligh di Banjarmasin Dikabarkan Meninggal akibat Covid-19
, dikabarkan meninggal dunia pada Ahad (29/3) malam di RSU Kanujoso, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, karena positif terjangkit virus corona (Covid-19).
“Telah meninggal dunia salah satu Amir Jamaah Tabligh Indonesia, Ustaz Luthfie Muhammad Yusuf (positif Covid 19). Insya Allah almarhum syahid. Aamiin ya Rabb,” demikian informasi yang diterima di Jakarta, Senin (30/3).
Pria berusia 60 tahun itu sebelumnya dikabarkan masuk UGD RSU Kanujoso pada Jumat (20/3) pukul 21.59 Wita. Kemudian, pada Sabtu (21/3) almarhum masuk ruang isolasi pukul 09.00 Wita.
Berdasarkan riwayat perjalanan, Luthfie sempat kamenggunakan kapal dari Makassar setelah mengikuti kegiatan Ijtima Asia 2020 di Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan. Dari hasil diagnosis, dia awalnya dinyatakan mengidap pneumonia, coronary heart failure (gagal jantung), dan anemia.
Rencananya, jenazah akan dimakamkan dengan mengikuti Protokol Penanganan Jenazah Covid-19 dari Kemenkes dan Kemenag RI.
Sebelumnya, Sekjen MUI, Anwar Abbas mengingatkan jika ada organisasi atau kelompok yang berencana menyelenggarakan acara dan akan menghadirkan banyak orang, agar pihak penyelenggara untuk membatalkan atau menundanya sampai situasi benar-benar kondusif. Jika tidak, kontak jarak dekat di antara para peserta seperti jabat tangan atau cium pipi, berpelukan atau aktivitas lain yang melibatkan sentuhan langsung, tentu akan terjadi.
“Atau mereka di tempat acara itu menyentuh permukaan benda yang telah terpapar oleh virus tersebut, lalu tangan mereka mengusap mata, hidung dan mulut atau membran mucus lainnya, maka hal seperti itu tentu jelasakan bisa menyebabkan mereka menjadi tertular,” ujarnya.
Oleh karena itu, berlakulah kaidah dar’ul mafasid muqaddam ‘ala jalbil mashalih atau menghindari dan menjauhi kemafsadatan harus didahulukan dari menarik kemashlahatan. “Tentu dalam hal ini harus benar-benar kita kedepankan agar bencana dan malapetaka tidak mengenai diri dan bangsa ini,” katanya. (AIJ)
Ilustrasi jenazah. (Foto: abc.net.au)
Sumber image di Judul Atas : Google Image / Youtube screenshoot di https://www.youtube.com/watch?v=cQCIWPzSeIA
Sumber Berita : https://indonesiainside.id/news/nasional/2020/03/30/pimpinan-jamaah-tabligh-di-banjarmasin-dikabarkan-meninggal-dunia-akibat-covid-19
Ada 200 Orang Cluster Gowa di Banjarmasin, Baru 85 Orang Teridentifikasi
02 April 2020
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARMASIN – Keberadaan cluster Gowa, jemaah tabligh Ijtima Ulama Asia di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, beberapa waktu lalu, diketahui juga berada di kota Banjarmasin. Saat ini, Gugus Tugas P3 Covid-19 Kota Banjarmasin tengah mendalami orang-orang dari cluster Gowa yang pulang ke kota Banjarmasin.
Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina mengatakan, dari perkiraan 200 orang yang mengikuti ijtima ulama baru 85 orang yang teridentifikasi.
“Memang yang sudah dievaluasi dan digali informasinya itu, laporan dari Dinkes Kota Banjarmasin 85 orang yang sudah teridentifikasi dan sudah menjalani rapid test. Tetapi seberapa ada rapid test yang dikirimkan oleh Pemprov,” kata Ibnu di Balai Kota Banjarmasin, Kamis (2/4/2020) siang.
Ibnu menerangkan, dari 85 orang yang sudah teridentifikasi sebagai cluster Gowa, 40 orang di antaranya sudah menjalani rapid test. Kendati demikian, Ibnu belum bisa membeberkan hasil rapid test untuk 40 orang cluster Gowa ini.
Saat ini, Ibnu menjelaskan, Pemko Banjarmasin mengupayakan untuk mendatangkan alat rapid test yang dibantu Pemprov Kalsel sebanyak 120 buah. Saat ini, 120 buah alat rapid test tengah dalam perjalanan dikirimkan ke Kota Banjarmasin.
Setelah 120 buah rapid test ini tiba, segera digunakan untuk memeriksa cluster Gowa yang belum menjalani rapid test. “Iya, kita prioritaskan untuk cluster Gowa,” ucap Ibnu. (kanalkalimantan.com/fikri)
Sumber Berita : https://www.kanalkalimantan.com/ada-200-orang-cluster-gowa-di-banjarmasin-baru-85-orang-teridentifikasi/
Ratusan Jemaah Asal Kalsel Ikut Hadiri Ijtima Dunia di Gowa, Pemprov Perlu Ambil Langkah!
19 Maret 2020
KANALKALIMANTAN.COM, BANJARBARU– Ijtima Dunia 2020 Zona Asia yang digelar di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, akhirnya dibatalkan pada Kamis (19/3/2020). Acara yang dihadiri ribuan jemaah—baik dari Indonesia maupun luar negeri, di antaranya juga ratusan jemaah asal Kalimantan Selatan (Kalsel), ditunda untuk mencegah meluasnya penyebaran Corona atau Covid-19.
Imbasnya, ribuan peserta Ijtima Dunia 2020 Zona Asia harus diisolali. Langkah tersebut, menurut Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan YL, diambil untuk kepentingan bersama serta demi keamanan masyarakat dari penularan Covid-19. “Isolasi para peserta ini demi kebaikan bersama. Para tamu-tamu kita dari berbagai daerah dan negara juga mengerti langkah antisipasi ini dan bersedia diisolasi,” katanya di Gowa, Kamis (19/3/2020).
Walaupun resmi ditunda, namun ribuan jemaah dari berbagai wilayah di Indonesia dan Asia ini sudah berada di Desa Nirannuang, Kecamatan Bontomarannu sebagai lokasi kegiatan Ijtima Zona Asia. Sementara sebagai antisipasi penularan virus corona, saat Pemkab Gowa telah melakukan pemeriksaan terhadap para jamaah dan telah melakukan penyemprotan disinfektan di lokasi kegiatan.
“Kita juga sepakat untuk mengisolasi sementara mereka di lokasi, sampai menyusun jadwal kepulangan masing-masing. Pemkab Gowa juga sudah mengirim tim kesehatan untuk memeriksa dan melakukan penyemprotan disinfektan dan Insya Allah kami lanjutkan lagi hari ini (Kamis),” katanya.
Selain mengisolasi, Pemkab Gowa juga akan menfasilitasi kendaraan menuju bandara untuk kepulangan para jamaah peserta Ijtima Zona Asia 2020.
Di tengah pencegahan virus corona (Covid-19), sekitar 8.000 jemaah tabligh Ijtima Dunia 2020 Zona Asia sudah berkumpul di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo membenarkan informasi tersebut.
Rencananya, Ijtima Ulama Dunia 2020 Zona Asia rencananya digelar di Pakkatto, Gowa, Sulawesi Selatan, pada 19 sampai 22 Maret. Acara itu dikabarkan melibatkan peserta dari 48 negara.
Jemaah Asal Kalsel
Diperkirakan, acara tersebut juga dihadiri ratusan jemaah asal Kalsel dari berbagai Kabupaten/Kota yang datang ke kegiatan ijtima dunia. Di antaranya, sebanyak 165 jemaah tabligh dari Kabupaten Tanah Laut (Tala) yang sebelumnya dilepas oleh Bupati Tala Sukamta dan Wakil Bupati Abdi Rahman, untuk menghadiri gelaran acara tersebut pada Senin (16/3) di kediaman Wakil Bupati Tala Abdi Rahman.
Sadar akan ancaman corona yang terjadi saat ini, ketika itu Sukamta dalam sambutannya menghimbau, agar para jemaah selama mengikuti gelaran tersebut, tetap menjaga kesehatan dan fisik prima. “Utamanya adalah untuk mencegah virus corona yang telah menggemparkan dunia saat ini,” ucapnya.
Di sisi lain, menyikapi keberadaan ratusan jemaah Kalsel yang juga hadir pada kegiatan tersebut, Jubir sekaligus Sekretaris Gugus Tugas Penanggulangan Corona di Kalsel, M Muslim masih belum memberikan komentar. Dihubungi melalui teleponnya, dia belum menjawab!
Sebagaimana diberitakan, penyelenggara Ijtima Dunia 2020 Zona Asia ini sebelumnya menyelenggarakan Tabligh Akbar di Masjid Sri Petaling, Malaysia pada 28 Februari- 1 Maret 2020. Dalam Tabligh Akbar tersebut, sedikitnya 696 warga negara Indonesia (WNI) menjadi peserta. Tabligh Akbar itu juga diikuti oleh 12 orang positif corona.(Kanalkalimantan.com/cnnindonesia/cel)
Sumber Berita : https://www.kanalkalimantan.com/ratusan-jemaah-asal-kalsel-ikut-hadiri-ijtima-dunia-di-gowa-pemprov-perlu-ambil-langkah/
Akibat Ngeyel Tidak Mau Physical Distancing, 73 Jamaah Tabligh Kebon Jeruk Dihajar Corona
Fiks,
yang namanya virus dalam menyerang seseorang, tidak tanya dulu apa
agamanya. Mau Islam kek, Hindu, Budha, Kristen, Konghucu, aliran
kepercayaan, bahkan penganut Atheisme sekalipun yang tidak percaya
dengan adanya Tuhan juga dihajar oleh si Covid-19 ini.
Buktinya
Korsel yang notabene sebagian besar rakyatnya tidak memiliki agama, per
Maret 2020 tercatatat lebih dari 9 ribu warga di sana yang terinfeksi
Corona. Dan 120 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
Jadi,
jangan percaya kalau si Corona ini adalah tentara yang diutus Allah
dari langit untuk menghancurkan rakyat China karena telah menzalimi
etnis Muslim Uighur di sana, seperti yang pernah disampaikan oleh Abdul
Somad dalam ceramahnya. Karena sudah terbukti, lantaran si Corona ini,
pemerintah Arab Saudi pernah terpaksa harus menyetop penyelenggaraan
ibadah umroh. Bahkan, pelaksanaan ibadah haji tahun ini juga terancam
ditunda akibat si virus impor itu.
Pertanyaannya, kenapa si Corona ini begitu cepat menyebar luas lintas agama, lintas samudra, lintas negara bahkan lintas benua?
Karena
penularannya itu melalui droplets atau cairan ketika bersin, batuk atau
berbicara. Serta menurut penelitian, si Corona ini dapat bertahan hidup
dengan menempel pada permukaan cukup lama, yakni hingga 3 hari.
Beda dengan HIV yang harus berhubugan badan dulu baru menular ke tubuh orang lain.
Jadi,
dengan menempelnya virus Corona ini di permukaan suatu benda, kemudian
disentuh oleh orang lain, maka secara otomatis Covid-19 itu dapat
berpindah dan menemukan inang baru.
Itulah kenapa kita dianjurkan untuk rajin cuci tangan pakai sabun atau pakai hand sanitizer, agar virus dan kuman yang ada ditangan kita bisa mati dan hanyut terbawa air.
Dan
itulah juga kenapa kita disuruh pakai masker serta menjaga jarak dengan
orang lain, agar Corona ini tidak menyebar kemana-mana serta tidak
masuk ke dalam tubuh kita.
Tapi ada lho orang-orang atau kelompok tertentu yang ngeyel terhadap anjuran physical distancing itu?
Siapakah mereka?
Siapa
lagi kalau bukan kelompok yang suka berkeliling ke masjid-masjid dan
itikaf di tiap masjid yang disinggahinya serta melakukan dakwah door to door, yakni Jamaah Tabligh.
Penulis
pernah bertemu secara langsung dengan anggota kelompok Jamaah Tabligh
ini, dan diajak bergabung bersama mereka pada 2017 silam. Tapi setelah
penulis pikir-pikir, kelompok ini adalah kelompok yang eksklusif, yang
tidak semua orang bisa mengikuti aktivitasnya.
Dan
memang, cocoknya untuk para pengangguran. Karena kalau orang yang
bekerja seperti karyawan, PNS, guru, tentara dan polisi, tentu tidak
akan bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun keliling dari masjid ke
masjid.
Kalau hal itu dilakukan, siap-siap saja, pulang dari mengikuti kegiatan Jamaah Tabligh dipecat oleh atasan.
Padahal
kita ketahui sendiri, Islam itu adalah agama untuk semua profesi dan
menjaga keseimbangan. Artinya, tidak hanya fokus kepada akhirat saja,
tapi anak dan istri di rumah tetap harus dipenuhi kebutuhannya. Dan itu
hanya bisa dilakukan jika si suami bekerja.
Nah, rombongan Jamaah Tabligh inilah yang meskipun ada wabah Corona tetap saja berkatifitas di luar rumah.
Akibatnya, puluan dari mereka terpapar Corona.
Baru-baru
ini, Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta Pusat,
kedatangan 73 anggota Jamaah Tabligh Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Koplaknya, kedatangan mereka ke rumah sakit khusus untu PDP Covid-19 itu
bukannya untuk berdakwah, bukan pula untuk mendaftar menjadi relawan
penangan Corona, melainkan sebaliknya, yakni untuk dirawat karena sudah
terinfeksi virus yang menyerang sistem pernapasan itu.
Yang
lebih mencengangkan lagi, dari total 73 anggota Jamaah Tabligh yang
dinyatakan positif Corona itu, 13 diantaranya adalah warga negara asing.
Pertanyaannya,
apakah ada dari kalangan Kadrun, seperti Tengku Zul yang protes terkait
WNA masuk ke tanah air padahal mereka terinfeksi Corona itu?
Tidak ferguso. Karena agamanya itu lho.
Sementara,
ada orang dari luar yang mau kerja ke Indonesia, yang punya Kartu Izin
Tinggal Terbatas (Kitas), punya sertifikat sehat dan sudah diisolasi
selama 14 hari, hebonya se-Indonesia Raya.
Inilah yang disebut dengan efek kebanyakan minum kencing Onta. Jadi maboknya kelamaan.
Termasuk
juga di daerah penulis sendiri, di Bengkulu. Awalnya Bengkulu masuk
zona hijau. Namun tidak lama kemudian, diketahui ada 1 orang yang
dinyatakan positif terinfeksi virus Corona. Dan yang memecah telur dari
zona hijau menjadi zona merah itu adalah anggota Jamaah Tabligh.
Diketahui PDP positif Corona itu saat ini telah meninggal dunia.
Gubernur
Bengkulu, Rohidin Mersyah pun langsung turun tangan. Pertama, bersama
polisi setempat mengisolasi masjdi At Taqwa yang sering dijadikan tempat
persinggahan oleh korban selama beraktivitas di Bengkulu.
Kedua,
dengan tegas Rohidin meminta seluruh anggota Jamaah Tabligh yang
berasal dari luar Bengkulu untuk segera meninggalkan Bengkulu
secepatnya, agar tidak menularkan Corona ke masyarakat Bengkulu.
Begitulah
kura-kura kalau doyan ngeyel bin bebal. Pake bawa-bawa agama segala dan
merasa diri paling dekat dengan Tuhan. Ujung-ujungnya nyusahin orang
lain dan pemerintah juga.
Dan tidak menutup kemungkinan mereka menularkan virus ke orang lain yang masih sehat.
Sumber :
Dulu PKS Ngotot Jakarta Lockdown, Sekarang Dukung PSBB. Kenapa?
P-K-S.
Partai Keadilan Sejahtera, satu-satunya partai yang secara terbuka
menyatakan berposisi berseberangan dengan pemerintahan Presiden Jokowi.
Salut.
Tapi apa kira-kira alasan PKS ambil posisi itu? Karena gengsi? Atau karena apa?
Mungkin karena simpatisannya nyinyiran, baperan, dan dendaman.
Iya,
sepertinya karena alasan itu. Coba perhatikan kelakuan simpatisan
mereka! Pasti selalu nyinyir pada apapun tentang Pak Jokowi. Pasti
akan baper bila ada hal bagus yang berkaitan dengan Pak Jokowi.
Dan
dendam kesumatnya setengah mati. Kemenangan Pilgub DKI 2017 selalu
dibangga-banggakan, untuk menutupi 2 kali kekalahan Pilpres. Padahal,
sungguh dua hal yang tidak "apel ke apel" sebenarnya. Gegar paham.
Anti logis.
Tapi
memang begitulah adanya, kalau ingin melihat apa yang salah di
Indonesia, cukup lihat apa yang dianggap benar oleh PKS dan
simpatisannya. Itu saja. Sesederhana itu.
Nah, begitu bangganya mereka dengan kemenagan Pilgub DKI 2017 itu, mereka begitu all out dalam menjaga
Jakartagubernurnya. Apa yang dilakukan gubernur Jakarta ini, selalu dianggap
benar. Apa yang dilakukan gubernur soleh itu, akan dibela setengah
mati. Bahkan mati-matian. Apalagi mereka berkemungkinan untuk mendapat
jatah DKI-2. Walau harus bersaing dengan Gerindra yang cukup berat.
Begitupun
terkait dengan terjadinya penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) di
Jakarta. Karena seperti diketahui, Jakarta dibawah kepemimpinan
Gubernur soleh itu, ternyata penderita positif Covid-19 adalah yang
terbanyak. Bahkan Jalarta menjadi episentrum penyebaran Covid-19 di
Indonesia.
Pada awal masuknya Covid-19, dan kemudian muncul tuntutan lokdon
sebagai cara untuk menghadapi penyebaran virus Corona, PKS termasuk
dalam barisan ini. Mereka menginginkan lokdon atau karantina wilayah.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman PKS pun meminta pemerintah mempertimbangkan usulan lockdown.
"PKS
dari awal sudah jelas bahwa kami meminta untuk lockdown. Bahkan kalau
tidak memungkinkan lockdown nasional kami anjurkan untuk lockdown
parsial," kata Sohibul dalam keterangan tertulis, Sabtu, 28 Maret 2020,
dikutip dari Tempo.
Sementara anggota Komisi I DPR Sukamta mengatakan seharusnya Pemerintah Pusat dapat segera menerapkan karantina wilayah untuk menyelamatkan masyarakat dari serangan Covid-19 secara cepat dan tepat.
"Langkah
yang harus dilakukan di dalam UU tersebut juga sudah sangat jelas, bisa
dilakukan Karantina Wilayah atau istilah populernya 'lockdown'. ( …),"
katanya.
Wakil Ketua Fraksi PKS ini juga menekankan bahwa lockdown juga diinginkan oleh masyarakat.
"Saya
melihat masyarakat siap secara mental untuk lockdown, di banyak tempat
di dusun-dusun, kampung-kampung mereka melalukan lockdown swadaya.
(....)," ucap Sukamta.
Dari
dua pendapat petinggi PKS itu ada kesamaannya, yaitu agar daerah diberi
kewenangan atau segera diperbolehkan untuk karantina wilayah. Pendapat
politisi PKS selanjutnya ini semakin memperjelas daerah yang dimaksud
PKS itu.
Ketua
Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Mohammad Arifin, meminta pemerintah
provinsi memastikan pasokan logistik dan pangan harus aman jika Jakarta
memutuskan untuk karantina wilayah atau lockdown.
"Isu
terjadinya lockdown atau karantina wilayah di Ibu Kota Jakarta menjadi
sesuatu yang harus dihadapi dan dipersiapkan. Salah satu yang
dipersiapkan Pemprov DKI adalah memastikan pasokan logistik di
pasar-pasar daerah aman," ujarnya Senin, 30 Maret 2020, dikutip dari Tempo.
Namun
ternyata pemerintah pusat bertindak lain. Presiden Jokowi memilih
untuk memperkuat physical distancing dengan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB).
Melihat
kenyataan itu, PKS kemudian berubah juga. Mereka menuntut agar
pelaksanaan PSBB terutama di DKI Jakarta segera ditetapkan.
“Sesegera
mungkin pemerintah harus menetapkan Jabodetabek sebagai PSBB. DKI itu
episentrum Covid-19. Penyebaran virus semakin cepat dan tak terbendung,”
ujar Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Ahmad Syaikhu, Kamis (2/4).
Ah,
sebenarnya mengapa mereka begitu perhatian kepada status Jakarta
terkait dengan masalah Covid-19 ini? Kenapa dulu Lockdown sekarang
ingin segera PSBB?? Maksud apa yang sebenarnya mereka sembunyikan???
Sepertinya
apa yang mereka lakukan ini ada hubungannya dengan proses pemilihan
wakil gubernur pengganti Sandiaga Uno. Ya sepertinya begitu.
Saat
ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta melalui Panitia
Pemilihan (Panlih) Wakil Gubernur DKI Jakarta, sedang mencari pengisi
kursi DKI-2 yang prosesnya telah sampai pada sesi penyampaian visi misi
dan tanya jawab. Dengan menggunakan video conference kegiatan itu telah dilakukan pada Jumat (3/4) pukul 14.00 WIB.
Calon
Wagub DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah
Nurmansjah Lubis. Yang akan bersaing dengan calon dari partai Gerindra,
Ahmad Reza Patria.
Nah
dengan menunjukkan dukungan pada PSBB yang telah diputuskan oleh
Presiden Jokowi, diharapkan calon dari PKS ini akan mendapat tambahan
dukungan dari partai-partai yang pro pemerintah yang ada di DPRD DKI
Jakarta. Karena, kursi DKI-2 jelas sangat penting bagi mereka. Setelah
sebelumnya mereka sudah terlalu sering di PHP-in oleh Pak Prabowo cs.
Yah..., namanya juga ihktiar!
Riza Patria Jadi Wagub DKI Jakarta. Bukti Gerindra Tidak Pernah Serius dengan PKS
Akhirnya
selesai juga penantian warga DKI Jakata, setelah kurang lebih hampir 2
tahun lamanya rakyat Jakarta dipimpin oleh Gabener Anies seorang.
Hari
ini, Ahmad Riza Patria (A Riza) dari Gerindra terpilih menjadi Wakil
Gubernur DKI Jakarta. Dia menang atas Nurmansjah Lubis dari PKS di Rapat
Paripurna (Rapur) Pemilihan Wagub.
Rapat tersebut dilaksanakan di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon
Sirih, Jakarta Pusat, Senin 6/4/2020. Dalam pemilihan tersebut sebanyak
100 anggota menggunakan hak pilihnya.
A Riza menang dengan perolehan suara sebanyak 81. Sedangkan Nurmansjah mendapat perolehan suara 17. Suara tidak sah sebanyak 2.
Dengan
hasil tersebut, A Riza terpilih sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta.
Proses selanjutnya, DPRD DKI Jakarta akan melaporkan hasil pemilihan
kepada Kementerian Dalam Negeri.
Perebutan
kursi ini cukup lucu, Harusnya, pemenang kursi ini adalah dari PKS,
calon tunggalnya adalah dari PKS, tapi di ending pemenangnya tetap dari
Gerindra.
Sebagaimana berita detikcom pernah melansir berita "Sandiaga: Wagub DKI Diserahkan ke PKS, No More Discussion"
Sandiaga Uno menegaskan kursi cawagub DKI Jakarta tetap untuk PKS.
Sandiaga meminta DPRD DKI memproses pemilihan wagub dari nama yang
diajukan.
"Ya ini untuk wagub ya, saya sampaikan sekali aja dan saya enggak akan ngulang lagi bahwa Wakil Gubernur DKI sudah ditentukan dan diserahkan kepada Partai Keadilan Sejahtera, end of question. No more discussion. Bahwa PKS sudah mengajukan dua nama, dan dua nama tersebut yang ada di DPRD," ujar Sandiaga
Walau
Sandiaga sudah memberikan mandat pencitraan sok sucinya bahwa dia akan
memberikan kursi itu kepada PKS. Tapi tetap keputusan mutlak ada di
tangan Gerindra.
Dari
sejak Sandiaga mundur dari Wagub buat nyalon jadi Wakil Presiden hingga
sebelum rapat paripurna DPRD. Nama calon pengganti terus digodok
Gerindra. Mereka terus tarik ulur nama calon. Prabowo melempar bola ke
Taufik, Taufik lalu muter-muter tidak memberikan kejelasan.
Hingga
akhirnya, perjalanan Anies Basedan menjomblo di DKI selesai sudah, tak
bisa lagi Anies menikmati anggaran operasional Wagub yang selama ini di
kuasai oleh dirinya.
Catatan
sejarah kursi Wagub ini sesungguhnya menarik sekali buat menjadi bahan
perhitungan politis. Gerindra tak pernah serius dengan PKS. Gerindra
seolah dari tahun ke tahun, hanya terus memanfaatkan PKS sebagai wadah
untuk melangkah.
Kita
berkaca pada Pilpres lalu contohnya, Saat Prabowo bingung mau meilih
Wakilnya siapa, PKS dengan bangga menawarkan calon dari partainya.
Secara logika, wajar PKS memberikan calon, karena tanpa kehadiran PKS.
Partai Gerindra tidak akan lolos threshold 20%.
Sudah
dibantu dengan kehadiran PKS, tapi bukannya dihargai, justru Prabowo
lebih memilih kadernya sendiri yakni Sandiaga sebagai calon. Capres
Gerindra, Cawapresnyapun Gerindra.
Berbicara
laksana sahabat baik, hubungan selalu diperlihatkan erat antar kedua
partai. Hingga di ending Pilpres, Keputusan menggait Sandiaga yang konon
katanya sebagai penentu kemenangan Prabowo dalam Pilpres kali ini
nyatanya hanya bualan belaka.
Mereka
keluar sebagai partai yang kalah, lalu kemudian apa? Gerindra diajak
gabung ke koalisi. Diberi 2 kursi strategis yang salah satunya
menggantikan posisi Susi Pudjiastuti. Apa kabar PKS? PKS dengan menutup
kesedihannya, mereka deklarasi tetap jadi oposisi.
Dari
fenomena Pilpres hingga Wagub DKI kali ini memberikan fakta menarik.
Bahwa ikatan politik Gerindra dengan PKS hanya sebatas disaat lagi
butuh, mereka erat. Disaat tidak ada perlunya, mereka acuh.
Gerindra
lebih mementingkan partainya, sedangkan PKS tetap konsisten tak punya
untuk berlindung, padahal Wagub adalah haknya mereka.
Sebagai
catatan terakhir, vote yang dilakukukan DPRD yang memenangkan Patria
dengan skor cukup jauh itu juga jadi pelajaran penting buat bangsa ini.
Bahwasanya vote semacam itu jangan pernah dilakukan lagi oleh bangsa
ini. Sudah cukup Soeharto di vote oleh MPR kala itu.
Karena
sifatnya masih sama, sifat dewan bisa menentukan pemenang berdasarkan
apa yang mereka kehendaki, bukan yang rakyat inginkan.
Kalau
ditanya, apakah rakyat Jakarta ingin Wagub dari Gerindra atau PKS?
Pasti semua sepakat untuk jawabnya, bukan dari keduanya, bahkan bukan
juga Anies Baswedan! Gabener sih! Justru berharap, kapan lengsernya?
Virus corona: Ijtima Jamaah Tabligh di Gowa dan penahbisan uskup di Ruteng, Presiden Jokowi evaluasi acara keagamaan di tengah wabah Covid-19
19 Maret 2020
19 Maret 2020
Presiden Joko Widodo menyatakan akan mengevaluasi acara-acara keagamaan di tengah wabah virus corona.
"Kita
harus mengevaluasi penyelenggaraan acara keagamaan yang melibatkan
banyak orang," katanya dalam rapat terbatas laporan Tim Gugus Tugas
Covid-19 di Istana Merdeka, Kamis (19/03).Selain itu Jokowi juga memerintahkan tim Gugus Tugas untuk mengajak tokoh-tokoh agama dalam pencegahan penyebaran Covid-19.
"Saya minta juga Gugus Tugas untuk mengajak lembaga-lembaga keagamaan, tokoh-tokoh agama untuk bersama-sama, mencegah potensi penyebaran Covid-19 di kegiatan-kegiatan keagamaan," katanya.
Pernyataan Presiden Jokowi mengemuka setelah sejumlah orang mengikuti Ijtima Jamaah Tabligh se-Asia di Gowa, Sulawesi Selatan, serta penahbisan uskup di Ruteng, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Di Ruteng, Kabupaten Manggarai, NTT, orang-orang berkumpul dalam kegiatan penahbisan Mgr Siprianus Hormat sebagai Uskup Ruteng.
Juru bicara Pemprov NTT, Marius Jelamu, beralasan acara sudah dipersiapkan sejak tahun lalu sehingga tak mudah untuk dibatalkan.
"Acara ini sudah direncanakan sejak tahun lalu. Semenjak Vatikan mengumumkan terpilihnya Mgr Siprianus Hormat itu dan dijadwalkan sejak tahun lalu bahwa jatuh tanggal 19 Maret 2020," katanya kepada wartawan BBC News Indonesia, Muhammad Irham, melalui sambungan telepon, Kamis (19/03)
Marius menambahkan Pemprov NTT sebelumnya telah meminta panitia untuk melakukan kegiatan dengan 'penyederhanaan'.
"Dan itu mereka sederhanakan. Dari 7.000 umat yang biasanya direncanakan untuk menghadiri, tadi itu hanya 1.000, bahkan tidak sampai 1.000 yang menghadiri. Jadi sekaligus juga membantah berita ribuan," katanya.
Marius juga mengklaim lebih banyak jemaat lokal yang hadir dibandingkan undangan dari luar kota.
"Lalu undangannya itu palingan uskup dari seluruh Indonesia, ada 30-an [orang]... dan juga undangan lain dari Jakarta, dari Surabaya, dari Denpasar," katanya.
Mereka yang hadir dari luar kota, lanjut Marius, telah menjalani pemeriksaan suhu tubuh beberapa kali sampai hadir di lokasi acara.
Di tengah pandemi virus corona, ribuan orang berkumpul untuk mengikuti Ijtima Jamaah Tabligh se-Asia di Desa Pakkatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Mereka mengatakan siap dipulangkan, tapi masih menunggu bantuan dari pemerintah.
Panitia pertemuan umat Muslim dunia zona Asia, Mustari Burhanuddin, mengklaim sekitar 10.000 orang telah hadir untuk mengikuti acara, yang sebelumnya dijadwalkan akan berlangsung pada 19-22 Maret 2020 itu.
Mustari mengatakan peserta itu datang dari kota-kota di Kalimantan, Surabaya, hingga Jakarta.
Ada sekitar 400 peserta WNA, yang telah datang dari Pakistan, Bangladesh, Thailand, India, Malaysia, hingga Arab Saudi, ujar Mustari.
Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, sebelumnya mengatakan acara itu sudah dibatalkan terkait dengan kekhawatiran menyebarnya virus corona, yang telah menewaskan setidaknya 19 orang di Indonesia.
Melalui pesan dalam akun Instagram, Nurdin menyebut "telah meminta pihak Kepolisian untuk mengisolasi atau membatasi ruang gerak para peserta agar tidak melakukan kontak dengan warga, selanjutnya kita akan mengantar mereka pulang ke pelabuhan dan bandara dengan pengamanan yang dibutuhkan."
Mengapa acara Ijtima tidak langsung dibatalkan?
Panitia pertemuan umat Muslim dunia zona Asia, Mustari Burhanuddin, mengatakan pemerintah daerah seminggu sebelumnya telah memberitahukan pelarangan acara dengan penekanan pada kedatangan peserta dari luar negeri, bukan peserta WNI.Awalnya, panitia mengestimasi sekitar 1.000 peserta dari luar negeri.
Namun, sejumlah negara, kata Mustari, menerapkan lockdown, sehingga WNA yang datang 'hanya 400 orang', ujar Mustari.
Mereka, kata Mustari, telah datang 10 hari sebelum tanggal acara.
"Kalau sakit itu logikanya sudah sakit. Dan kami izinkan medis masuk, tidak ada kami tutupi," ujarnya.
Mustari mengatakan, saat itu pihaknya masih bernegosiasi tentang jalannya acara dengan pemerintah setempat.
"(Kami) masih nego-nego, orang sudah pada datang, sudah kumpul, dengan jadwal kapal mereka yang sudah beli tiketnya," ujarnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mengikuti arahan pemerintah agar mereka tidak melanjutkan acara.
"Kita siap pulang, bukan kami tidak mengindahkan arahan pemerintah... Kalau ada pemerintah siapkan kapal, kan mereka akan langsung pulang ke daerah masing-masing," ujarnya.
"Kami terjebak dalam bencana. Jangan dikesankan kami tidak mengindahkan (arahan pemerintah). Nanti masyarakat benci kami. Kami ini dai-dai," ujarnya.
Berapa WNA yang menjadi peserta?
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Makassar, Andi Pallawarukka, menyebutkan bahwa jumlah warga negara asing (WNA) yang ada sampai saat ini sebanyak 474 orang.Mereka terdiri dari 12 negara, yaitu Arab Saudi 14 orang; Bangladesh 24 orang; Brunei 1 orang; Filipina 2 orang; India 32 orang; Malaysia 84 orang; Pakistan 73 orang; Singapura 1 orang; Thailand 217 orang; Timor Leste 24 orang; Belanda dan Inggris masing-masing 1 orang.
"Mayoritas WNA masuk melalui jalur udara Bandara Soekarno Hatta kemudian menmpuh jalur laut masuk ke Makassar. Hanya dari Malaysia dan Thailand yang masuk lewat Bandara Sultan Hasanuddin," kata Andi Pallawarukka kepada wartawan di Makassar, Didit Hariyadi, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Kamis (19/03).
Apakah para peserta bisa segera dipulangkan?
Menurut Mustari, pemulangan para peserta tidak bisa langsung dilakukan."Sekarang bagaimana...problem-nya memulangkan. Pemulangan ini yang sulit karena faktor tiket, mereka kan banyak yang dari provinsi lain," ujar Mustari pada wartawan BBC News Indonesia Callistasia Wijaya.
Kini para peserta yang terlanjur datang masih berkumpul di lapangan pada Kamis (19/03) sambil menunggu pemulangan.
"Pada hari ini acara jalan di lapangan, salat berjamaah, bersifat ceramah saja, sambil menunggu (pemulangan)."
Mustari mengatakan acara itu sudah mendapat izin dua bulan sebelumnya, sebelum pemerintah gencar melakukan pelarangan perkumpulan masyarakat.
"Kami sudah keluarkan biaya miliaran untuk pemasangan tenda... itu semua kan pakai material," ujarnya.
Bagaimana rencana pemulangan?
Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Makassar, Andi Pallawarukka, menyatakan para peserta ini harus dipulangkan mulai besok, namun yang menjadi kendala adalah tiket penerbangannya."Pemulangannya bertahap, kemungkinan mulai besok. Kita prioritaskan pemulangan WNA dulu," tutur Andi.
Secara terpisah, Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah, mengatakan pemerintah yang akan menjembatani kepulangan para WNA dengan berkomunikasi dengan maskapai-maskapai penerbangan.
"Tiket pesawat atau kapal kita sesuaikan bagi peserta yang memang sudah memiliki, bagi yang tak punya tiket kita upayakan," ucap Nurdin kepada wartawan di Makassar, Didit Hariyadi, yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Kamis (19/03).
Pemerintah Provinsi Sulsel, menurutnya, juga telah membicarakan dengan Kepolisian dan TNI untuk menyiapkan bus.
Melalui video yang dikirimkan ke BBC News Indonesia, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, telah meminta pihak panitia agar tidak membolehkan para peserta keluar dari lokasi ijtima.
"Jangan ada yang keluar. Biar mereka di dalam. Nanti kami yang siapkan kendaraan, kalau misalnya mereka mau pulang sesuai dengan tiket kepulangan masing-masing," kata Adnan kepada salah seorang panitia.
Saat ini sekitar 10 ribuan orang ditempatkan di Tenda Foreign Ijtima Dunia Zona Asia 2020 Kompleks Pesantren Darul Ulum, Desa Niranuang.
Bagaimana dengan penampungan sementara?
Selama para WNA menunggu kepulangan, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Makassar, Andi Pallawarukka, mengatakan para WNA sudah diisolasi di lokasi sehingga tak ada yang keluar.Panitia pertemuan umat Muslim dunia zona Asia, Mustari Burhanuddin, mengatakan saat ini WNA tengah diisolasi di tempat khusus yang telah disiapkan panitia pelaksana sehingga terpisah dengan masyarakat Indonesia.
"Pengawasan pun dilakukan oleh tenaga medis untuk memantau kesehatan mereka. Meskipun jemaah asing yang ada datang sudah ada di Indonesia sejak dua atau tiga bulan yang lalu," ucap Mustari.
Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa lokasi untuk peserta ijtima tersebut.
Di antaranya sejumlah hotel di Makassar untuk warga asing. Adapun untuk menampung warga di luar Sulawesi Selatan, pemda akan mendirikan tenda di Asrama Haji dan menyiapkan toilet umum.
"Kita juga koordinasi dengan pemerintah setempat untuk isolasi peserta selama 14 hari," kata dia.
Menurutnya, tim kesehatan telah diturunkan untuk melakukan pemeriksaan kepada semua peserta. Jika ada peserta yang suspect terjangkit corona, kata Nurdin, maka yang bersangkutan langsung diisolasi.
Hingga kini terdapat satu orang asal Nusa Tenggara Timur yang dirujuk ke Rumah Sakit Haji Makassar.
Nurdin memaparkan, peserta dari provinsi lain yang paling banyak datang ke Gowa adalah dari Kalimantan Timur sebanyak 1.322 orang.
"Kami sudah sampaikan kepada mereka kondisi sangat genting, dan kami bersama punya niat bagaimana mereda virus corona ini dengan cepat," tambahnya.
Acara serupa digelar di Masjid Jamek Sri Petaling, Malaysia, pada 27 Februari hingga 1 Maret.
Dihadiri sekitar 16.000 orang, termasuk 1.500 warga negara asing, acara tersebut belakangan menjadi wahana penularan virus corona.
Sebanyak 513 kasus positif Covid-19 diketahui muncul dari acara keagamaan itu. Sebanyak 12 di antara mereka merupakan warga negara Indonesia, menurut Kementerian Luar Negeri RI. Ke-12 WNI itu kini dirawat di rumah sakit di Malaysia.
Dokumen Ijtima Jamaah Tabligh
Sumber : https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51956103
Virus corona: Jamaah Tabligh, kelompok yang dituding sebarkan Covid-19 di India dan terkait dengan kasus positif di Indonesia
3 April 2020
Kelompok Jamaah Tabligh menjadi
sorotan setelah acara yang mereka gelar di ibu kota India, Delhi,
memunculkan sejumlah klaster Covid-19 di seantero negeri. Namun,
kelompok apakah ini dan mengapa mereka menyelenggarakan acara
besar-besaran di Delhi? Wartawan BBC Hindi, Zubair Ahmed, melaporkan.
Siapakah Jamaah Tabligh?
Organisasi ini didirikan pada 1926 di kawasan Mewat, India utara, oleh seorang ulama Islam terkemuka, Maulana Mohammed Ilyas Kandhlawi.Tujuannya adalah menanamkan Islam "sejati" di antara umat Muslim sedunia. Kala itu, banyak umat Muslim di India merasa bahwa identitas politik dan agama mereka terancam oleh kekuasaan kolonial Inggris.
Organisasi tersebut kemudian berkembang pesat di India yang saat itu belum terbagi menjadi beberapa negara. Perkembangannya terus meningkat setelah India merdeka pada 1947, bahkan ketika Pakistan dan Bangladesh berdiri.
Apa tujuannya?
Pendiri Jamaah, Mohammed Ilyas, suatu saat pernah berkata, "Oh umat Muslim jadilah Muslim yang baik". Perkataan itu menjadi inti dari tujuan utama Tablighi Jamaat—mengedepankan ajaran Islam di antara umat Muslim.
Para anggotanya mengklaim Jamaah Tabligh adalah organisasi non-politis yang bertujuan membangun masyarakat Islam berdasarkan ajaran Quran.
Organisasi tersebut mengirim delegasi-delegasinya ke berbagai negara selama 40 hari dalam setahun dan terkadang dalam jangka waktu yang lebih pendek.
Para pensyiar dari organisasi itu menjalankan metode syiar agama orang-per-orang, sehingga mereka akan mendatangi rumah-rumah umat Muslim untuk menyampaikan ajaran Islam.
Apa yang terjadi di Delhi?
Pertemuan di Delhi merupakan acara tahunan yang berlangsung pada 3 Maret, sedangkan kapan berakhirnya ada berbagai versi. Yang jelas, saat acara itu rampung, banyak orang—termasuk 250 warga negara asing—memilih bertahan di sana.Ditengarai beberapa di antara mereka mengidap Covid-19, yang kemudian menular ke sesama peserta dan menyebar ke seantero India.
Salah satu anggotanya, Waseem Ahmed, mengatakan kepada BBC Hindi bahwa ratusan delegasi meninggalkan lokasi sebelum karantina wilayah alias lockdown diberlakukan pada 24 Maret. Akan tetapi, lebih dari 1.000 pengikut, termasuk sejumlah warga negara asing, terlantar karena semua moda transportasi dan penerbangan internasional dihentikan.
Sejak saat itu, kepolisian merazia hostel-hostel tempat warga negara asing menginap dan mengarantina mereka di lokasi lain di Delhi.
Pemerintah India kini berupaya melacak dan menguji orang-orang yang hadir dalam acara itu mengingat jumlah kasus Covid-19 yang terkait dengan pertemuan Jamaah Tabligh terus meningkat. Pada Kamis (02/04), media setempat melaporkan kasus positif Covid-19 mencapai 389.
Apakah ada WNI yang mengikuti acara Jamaah Tabligh?
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan sebanyak 731 warga negara Indonesia (WNI) mengikuti acara Jamaah Tabligh di India. Mereka tersebar di berbagai negara bagian di India."Para jemaah tabligh ini memang terdampak dari kebijakan lockdown yang diterapkan oleh pemerintah India hingga 14 April," kata Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemenlu RI, Judha Nugraha, dalam konferensi pers virtual, Rabu (01/04).
Judha menuturkan, ada 14 jemaah Tabligh Indonesia yang terinfeksi Covid-19. "Di mana 10 di antaranya sudah dinyatakan sembuh dan empat lainnya masih dalam perawatan dan kondisinya stabil," paparnya.
Seberapa besar Tablighi Jamaat?
Jamaah Tabligh kini adalah gerakan agama yang mempunyai pengikut di lebih dari 80 negara, termasuk Indonesia, Malaysia, hingga Amerika Serikat.Organisasi itu punya kantor perwakilan di setiap negara yang ada pengikutnya, namun pusat atau yang disebut Markaz berada di Delhi.
Markaz menempati sebuah gedung beberapa lantai di Nizamuddin, kawasan permukiman Muslim di Delhi. Di Markaz terdapat sebuah masjid dan asrama-asrama yang dapat menampung 5.000 orang.
Jamaah Tabligh juga menyelenggarakan acara-acara besar di luar negeri.
Di Bangladesh, organisasi itu menggelar acara bertajuk Biswa Ijtema, yang digadang-gadang sebagai acara perkumpulan kedua terbesar umat Muslim sedunia setelah ibadah Haji di Arab Saudi.
Di Indonesia, pada pertengahan Maret lalu, ribuan orang berkumpul mengikuti Ijtima Jamaah Tabligh se-Asia di Desa Pakkatto, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Belakangan acara itu dibatalkan setelah mendapat desakan aparat.
Organisasi ini juga punya beberapa pengikut ternama di Asia Selatan.
Beberapa di antaranya adalah sejumlah anggota tim nasional kriket Pakistan, termasuk Shahid Afridi dan Inzamam ul-Haq.
Mantan Presiden Pakistan, Farooq Legari serta Mohammed Rafiq Tarar juga diyakini menjadi pengikut. Adapun mantan Presiden India, Dr Zakir Hussain, dikaitkan dengan gerakan ini.
Sumber Berita : https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52146929
Jamaah Tabligh Positif Corona, Islamabad Segel Dua Masjid
Senin 23 Mar 2020 16:16 WIB
Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pemerintahan Wilayah Islamabad (ICT), Pakistan telah menyegel dua masjid di daerah Kot Hathiya setelah ditemukannya seorang jamaah tabligh asal Kirgistan dinyatakan positif menderita virus corona atau Covid-19. Menurut pejabat setempat, seluruh area Masjid Bilal dan Masjid Makki ditutup karena tidak ada kerja sama dari masyarakat.
Pemerintah telah memindahkan pasien positif Covid-19 tersebut ke tempat isolasi di Pakistan Institute of Medical Sciences (PIMS). Selain itu, otoritas setempat juga telah mengirim 13 orang lainnya ke fasilitas karantina Asrama Haji. Belasan orang itu merupakan teman dari jamaah tabligh asal Kirgistan tersebut
Pada Ahad (22/3), otoritas setempat telah mengunjungi daerah Kot Hathial. Kedua masjid tersebut kemudian didisinfeksi oleh tim DHO dan membuat pengumuman terkait ditutupnya kedua masjid untuk mencegah penyebaran virus corona. Sementara itu, pemerintahan Islamabad telah mencari layanan dari dokter medis dan staf paramedis untuk mengatasi kemungkinan penyebaran virus corona. Mereka membutuhkan lima dokter, 10 perawat, 10 teknisi kesehatan, 10 compounder dan 10 pekerja kebersihan untuk bertugas di pusat-pusat karantina Islamabad selama satu bulan penuh.
Selain itu, otoritas Islamad juga mengunjungi Chatta Bakhtawar dan akan menggunakan 200 kamar sebagai fasilitas karantina. Kantor Wakil Komisaris Islamabad juga meminta semua rumah sakit swasta untuk memastikan langkah-langkah keselamatan bagi dokter dan paramedis yang berada garis depan. Dalam surat yang dikeluarkan kantor Deputi Komisioner Islamabad pada Ahad (22/3) kemarin juga dinyatakan tanggung jawab utama dari semua rumah sakit swasta adalah mengambil langkah-langkah yang tepat untuk keselamatan tenaga kesehatan yang berurusan dengan pasien corona.
"Dalam hal ini, semua rumah sakit swasta di yurisdiksi Islamabad dengan ini diarahkan untuk memastikan penyediaan gigi pelindung untuk semua dokter dan tenaga kesehatan yang bekerja di garis depan untuk menghindari situasi yang tidak diinginkan," kata perintah surat itu seperti dikutip dari laman Nation, Senin (23/3).
Sumber : https://republika.co.id/berita/q7n33k366/jamaah-tabligh-positif-corona-islamabad-segel-dua-masjid
Re-post by MigoBerita / Kamis /09042020/16.44Wita/Bjm