Corona, Hadiah Saudi untuk Yaman
Sanaa,LiputanIslam.com-Saat koalisi Saudi mengumumkan gencatan senjata, dengan dalih kekhawatiran atas penyebaran Corona di tengah warga Yaman, Muhammad al-Bukhayti (anggota Dewan Politik Ansharullah) menyatakan, pemantauan kontak antara perwira koalisi dengan para anteknya mengungkap rencana mereka untuk menyebarkan virus di negara tersebut.Gencatan senjata yang diklaim Saudi, bukan hanya tidak dijalankan, tapi justru menambah intesitas serangan ke sumur-sumur minyak Yaman.
Pada hakikatnya, pengumuman gencatan senjata sepihak selama 2 pekan hanya untuk mengelabui media-media. Tindakan Martin Griffiths (utusan PBB) yang menyambut baik gencatan senjata, namun tanpa menyinggung blokade Yaman, adalah untuk menutup-nutupi kebohongan agresor.
Seiring jatuhnya al-Jawf dan kian dekatnya kejatuhan Ma’rib, Saudi telah menelan kerugian besar. Sebab itu, sama seperti 5 tahun lalu, koalisi Saudi menggunakan penyakit, dalam hal ini Corona, untuk membunuhi warga Yaman.
Di manakah gencatan senjata Saudi saat penyakit malaria menghantui nyawa warga Yaman? Di manakah Pelayan Haramain saat anak-anak Yaman meregang nyawa karena kelaparan? Di manakah keislaman Saudi saat membombardir warga Yaman yang tengah berpuasa pada 2015 lalu?
Gencatan senjata abal-abal Saudi membongkar kedok agresor Saudi yang menampakkan diri mereka sebagai manusia. Perang Yaman adalah perang kejam yang telah menghancurkan segalanya di negeri Arab Muslim yang meski miskin, namun memiliki sumber daya manusia pemberani dan tak kenal menyerah.
Gencatan senjata besar harus diwujudkan dan blokade biadab atas bangsa Yaman harus diakhiri. Bukan itu saja, tapi pasukan agresor juga harus merekonstruksi semua yang sudah mereka hancurkan selama perang. Sehingga bangsa Yaman bisa hidup dalam keamanan sebagaimana bangsa-bangsa lain. Ini merupakan syarat adil dan legal untuk sebuah gencatan senjata hakiki. Jika tidak, tak ada kedamaian dan keamanan bagi siapa pun.
Sumber Berita : https://liputanislam.com/fokus/corona-hadiah-saudi-untuk-yaman/
Jika Yaman Terpapar Corona, 90 Persen Warga akan Terinfeksi
Sanaa, LiputanIslam.com –Menteri Kesehatan Yaman mengumumkan, jika virus Corona masuk ke negaranya, 90 persen rakyat Yaman akan terjangkit virus mematikan tersebut.Dilansir oleh al-Masirah, Thaha al-Mutawakkil menjelaskan, jika penyebaran Covid-19 terjadi dengan cara satu orang menulari tiga orang lain, maka dalam rentang beberapa pekan saja 28 juta penduduk akan terinfeksi.
Menurutnya, kondisi saat ini membutuhkan perhatian dari semua pihak, baik Yaman Utara atau Selatan. Al-Mutawakkil menegaskan harus ada pertemuan untuk membahas cara penanganan pandemi Corona.
Rumah-rumah sakit Yaman, lanjutnya, hanya memiliki 1.500 ranjang. Jika virus Corona menyebar, sedikitnya satu juta orang membutuhkan tempat tidur.
Pejabat lokal Yaman pada hari Senin (6/4) mengumumkan, seorang sopir asal Pakistan yang diduga terjangkit Corona telah didentifikasi.
Sopir itu ditahan di perlintasan Syahan di provinsi al-Mahrah utara Yaman, yang bersambung dengan perbatasan Oman dan saat ini dikuasai koalisi Saudi. Pejabat kesehatan mengatakan, sopir itu membawa muatan dengan truknya dan kini telah dikarantina. Truk miliknya telah disemprot disinfektan, sementara semua orang yang menjalin kontak dengannya telah diperiksa.
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/jika-yaman-terpapar-corona-90-persen-warga-akan-terinfeksi/
Tak Ingin Rakyat Susah, Jokowi Minta Semua Bantuan Segera Disalurkan
Jakarta –
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan instruksi kepada para
menterinya untuk segera merealisasikan sederet bantuan pemerintah ke
masyarakat yang terdampak wabah COVID-19. Jokowi tak ingin pemerintah
dianggap hanya berbicara tanpa adanya bukti.
Jokowi menginstruksikan hal itu kepada
Menteri Sosial Juliari Batubara dan Menteri Keuangan Sri Mulyani
Indrawati. Dia minta agar seluruh bantuan itu bisa direalisasikan minggu
ini.
Baca Juga:
- Kapolda Metro Jaya: Kelompok Anarko Rancang Aksi Penjarahan se-Pulau Jawa pada 18 April
- Distribusi Terganggu, Jokowi Minta Mendagri Tegur Pemda yang Blokir Jalan
“Berkaitan dengan dampak sosial ekonomi,
saya minta Mensos, Menkeu juga, minggu ini semuanya harus bisa jalan.
Ini sudah sangat-sangat bisa sekali,” tuturnya saat membuka rapat
terbatas secara virtual, Senin (13/4/2020).
Presiden juga menegaskan “semuanya harus
jalan minggu ini. Saya turun ke bawah kemarin, saya melihat bahwa
kebutuhan itu sudah ditunggu oleh masyarakat. Nanti di bawah melihat
kita hanya omong saja, tapi barangnya ndak sampai ke rakyat.”
Bantuan yang dimaksud Jokowi secara
menyeluruh. Mulai dari Kartu Pra Kerja, Program Keluarga Harapan (PKH),
bantuan sosial langsung, kartu sembako maupun kartu sembako Jabodetabek.
Baca Juga:- Surat Terbuka Denny Siregar ke Presiden “Pak Jokowi Jangan Bebaskan Napi Koruptor”
- Jokowi Gratiskan Listrik Selama 3 Bulan untuk Warga Miskin
Jokowi melihat masyarakat sudah sangat
membutuhkan sederet bantuan tersebut. Hal itu dilihatnya ketika kemarin
dia sempat beberapa kali membagi-bagikan sembako langsung ke jalanan.
Oleh karena itu, Jokowi minta semuanya
bisa diterapkan minggu ini. Dia tak ingin masyarakat memandang
pemerintah tidak bisa menepati janjinya. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/04/tak-ingin-rakyat-susah-jokowi-minta-semua-bantuan-segera-disalurkan/
[Editorial] Iran, Embargo di Tengah Pandemi
LiputanIslam.com –Satu persatu, topeng yang dikenakan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya semakin terbuka lebar. Pandemi Covid-19 betul-betul menjadi ujian bagi ketulusan klaim-klaim mereka, dan mereka gagal melewatinya. Berbagai klaim mereka selama ini sebenarnya sudah menciptakan banyak skeptisisme di kalangan masyarakat dunia. Kini, pandemi yang meluluhlantakkan tatanan global dunia itu semakin menegaskan bahwa masyarakat dunia memang layak bersikap skeptis.Di antara negara-negara dunia yang saat ini menjadi sasaran utama tekanan dari AS dan sekutunya adalah Iran (selain Suriah, Yaman, dan Irak, tentunya). Iran selama beberapa dekade terus diembargo dari segala lini, termasuk di bidang ekonomi dan kemanusiaan. Embargo ini betul-betul telah memperparah kondisi Iran di saat negara ini menghadapi pandemi Covid-19.
Sebelum pandemi Covid-19 ini merebak, keputusan gila dan arogan Trump untuk mencabik-cabik perjanjian nuklir yang sebelumnya ditandatangani oleh Barack Obama, telah menimpakan kesulitan ekonomi yang sangat berat kepada Iran. Negeri kaum Mullah ini tak bisa menjual minyaknya, karena perusahaan atau negara manapun yang berani bertransaksi ekonomi dengan Iran akan berhadapan ancaman sanksi AS. Sanksi bahkan diperluas kepada segala macam komoditas, termasuk alat-alat kesehatan dan obat-obatan.
Ketika Covid-19 melanda dunia, Iran termasuk negara yang paling terdampak, sehingga menjadi episentrum pandemi di kawasan Timur Tengah. Data terakhir per tanggal 12 April 2020, jumlah warga Iran yang positif terinfeksi Korona melampaui angka 71.000. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai angka 4.400 orang. Akan tetapi, kabar baiknya, mereka yang sudah dinyatakan sembuh total mencapai angka 43.000. Artinya, lebih dari setengah pengidap virus telah sembuh total, dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat, meskipun jumlah yang terinfeksi juga tetap bertambah.
Tingginya angka orang yang terjangkit virus tak bisa dilepaskan dari kondisi Iran yang masih dikenai embargo. Alat-alat kesehatan dan obat-obatan termasuk di antara komoditas yang terlarang untuk dibeli oleh Iran. Akhirnya, Iran setengah mati berjuang sendirian menghadapi pandemi. Jangankan mendapatkan bantuan, utuk membeli pun Iran tidak bisa. Iran betul-betul hanya mengandalkan industri dalam negeri dan bantuan yang diberikan oleh negara-negara sahabat yang punya kemampuan untuk membantu, semisal China dan Rusia.
Berbagai petisi dan protes dilancarkan kepada AS yang berhati keras, enggan untuk melunakkan sanksi atas dasar kemanusiaan. Alih-alih bersikap lunak, AS malah menyatakan bahwa tekanan kepada Iran justru harus dimaksimalkan (maximum pressure). Iran yang lemah harus dimanfaatkan sedemikian rupa agar terjadi pergantian rezim dan sistem. AS malah menyalahkan rezim yang berkuasa di Iran sebagai biang kerok kesulitan yang dihadapi. Menurut AS, Iran sebenarnya punya cukup dana dan kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan terbaik buat rakyatnya. Akan tetapi, dana yang ada malah dipakai untuk membiayai apa yang disebut AS sebagai kejahatan terorisme internasional. Jadi, dalam pandangan AS, pandemi virus ini adalah pelajaran bagi Iran agar menghentikan dukungan terhadap terorisme internasional.
Tentu kita semua sudah sama-sama mafhum bahwa apa yang dituduhkan kepada Iran sebagai tindakan terorisme itu adalah dukungan Teheran kepada pejuang HAMAS dan Jihad Islam di Palestina, Hezbollah Lebanon, dan rakyat Suriah. Semua itu adalah kelompok-kelompok yang melakukan perlawanan terhadap Zionis Israel. Jadi, parameter tindakan teroris versi AS adalah jika gerakan itu membahayakan Israel.
Covid-19 memang sangat memukul Iran. Akan tetapi, berbagai berita menunjukkan bahwa negara ini sepertinya sudah mampu melewati badai, dan kini sedang melakukan recovery. Sebaliknya, AS yang sejak awal ingin menjadikan pandemi ini untuk menekan Iran, saat ini malah sedang berhadapan dengan situasi yang sangat tidak mereka duga sebelumnya. Kini, AS betul-betul menjadi episentrum pandemi di dunia. Jumlah mereka yang terinfeksi melampaui angka 500.000, jauh melampaui angka 161.000 pengidap Covid-19 di Spanyol yang berada di urutan kedua dunia. Jumlah korban yang meninggal akibat pandemi di AS juga menembus angka 20.000, tertinggi di dunia.
Drama pandemi sepertinya masih akan terus bergulir. Apapun juga hasilnya, konstelasi dunia pasti akan berubah pasca pandemi ini mereda.
Sumber Berita : https://liputanislam.com/dari-redaksi/editorial/editorial-iran-embargo-di-tengah-pandemik/
Menelusuri Kelompok Anarko yang Ingin Lakukan Aksi Penjarahan
Jakarta –
Disaat pemerintah, masyarakat, influencer, polisi, TNI, artis, tenaga
medis, dll, sedang bahu-membahu mengatasi wabah Corona ini, ada
kelompok-kelompok atau orang-orang tertentu yang justru melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan prinsip penanganan penyakit menular.
Di tengah pandemi Corona Covid-19, muncul kelompok Anarko yang berencana bakal melakukan aksi kembali pada 18 April 2020.
Baca Juga:
- Kapolda Metro Jaya: Kelompok Anarko Rancang Aksi Penjarahan se-Pulau Jawa pada 18 April
- Lockdown Siasat “Kudeta” HTI kepada Jokowi
Ketua Presidium Indonesia Police Watch
(IPW) Neta S Pane mengomentari munculnya kelompok Anarko yang disebut
polisi akan melakukan aksi vandalisme serentak 18 April 2020.
“Ini kan aneh, mereka muncul dan
menyebar vandalisme di mana-mana. Seolah memberitahukan bakal ada
penjarahan besar-besaran pada 18 April nanti,” ujar Neta dalam pesan
tertulis yang diterima, Minggu (12/4).
Sebelumnya, kelompok Anarko yang kerap
menebar teror dan vandalisme ini melakukan aksi perdananya di Kota
Tangerang, Banten pada Kamis, 9 April 2020 lalu.
Aksi vandalisme yang akan mereka lakukan
pada 18 April 2020 mendatang rencananya bakal dilakukan di sejumlah
kota besar di Pulau Kalimantan dan Jawa.
“18 April 2020 mereka mengajak melakukan pembakaran dan penjarahan. Ini sudah mereka rencanakan dan sangat membahayakan, mau membuat suasana tidak kondusif. Kami syukuri, kelompok ini bisa cepat ditangkap. Jadi rencana mereka terungkap dan bisa dicegah,” ujar Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana.
Rupanya, ini bukan merupakan aksi
pertama yang dilakukan oleh kelompok Anarko. Kelompok ini pernah
menyusup dalam aksi untuk membuat kerusuhan.
Nana mengatakan, mereka telah
melancarkan aksi di 4 titik di wilayah Tangerang Kota. Mereka
menyemprotkan tulisan dengan maksud memprovokasi siapa pun yang
melihatnya.
Baca Juga:- Mufti Al-Azhar Mesir Kecam Warga yang Tolak Jenazah Korban Covid-19
- Azzam M Izzulhaq Sebar Provokasi Bahaya Anti Pemerintah Disaat Wabah Corona
“Ada 4 lokasi, pertama di Pasar Anyar,
kedua Kantor BCA Jalan Kisamaun, tiga di trotoar dan dinding Jalan Kali
Pasir, empat Bank BRI Imam Bonjol,” jelas Nana.
Aksi vandalisme mereka berisikan tulisan
antara lain ‘Kill the rich’, ‘Mati konyol atau melawan’, dan ‘Krisis,
saatnya membakar’.
Aparat polisi telah menangkap lima
pelaku yang melakukan aksi vandalisme di Kota Tangerang. Mereka
berinisial MRR (21), AAM (18), RIAP (18), RJ (19) dan MRH alias Rizky.
Irjen Nana mengatakan, motif para pelaku melakukan aksi vandalisme tersebut karena ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah.
“Kelompok ini motifnya melakukan
vandalisme karena tidak puas dengan kebijakan pemerintah. Mereka
berupaya memanfaatkan situasi saat ini. Di tengah keresahan masyarakat
menghadapi pandemi Corona, mereka mengajak untuk melakukan keonaran,”
ujar Nana.
Penangkapan itu lebih dulu dilakukan
terhadap tiga orang pelaku MRR, AAM dan RIAP. Dari ketiga orang itu,
akhirnya polisi menangkap dua orang yakni MRH di Solear, Kabupaten
Tangerang dan RJ di Bekasi Timur.
Baca Juga:- Sebar Hoaks Angka Kematian Corona di Bali, Musni Umar Diserang Netizen
- Cuitan “Busuk” Rektor Ibnu Chaldun Musni Umar Soal Info Kematian di DKI
”Awal tiga tersangka berhasil ditangkap
di sebuah cafe, mereka yakni MRR (21), AAM (18) dan RIAP (18).
Ketiganya ditangkap usai melakukan vandalisme di empat titik,” jelasnya.
Atas perbuatannya, kelima pelaku dijerat
dengan Pasal 14 dan Pasal 15 UU RI No 1 Tahun 1946 jo Pasal 160 KUHP
dengan ancaman pidana penjara 10 tahun.
Polisi juga menyita sejumlah barang
bukti yakni dua pilox, dua lembar kertas bertuliskan Sudah Krisis
Saatnya Membakar, tiga KTP atas nama tersangka, STNK, dompet, dan uang
Rp 2,9 juta.
Kemudian ada pula buku harian warna
merah, dua handphone, satu laptop bertuliskan Bukan Milik Negara,
kertas bertuliskan Arti Fasis, belati gagang kayu dan golok berikut
sarungnya hingga beberapa buku. (ARN).
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/04/menelusuri-kelompok-anarko-yang-ingin-lakukan-aksi-penjarahan/
Kapolda Metro Jaya: Kelompok Anarko Rancang Aksi Penjarahan se-Pulau Jawa pada 18 April
Jakarta –
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan Kelompok Anarko
tengah menyusun skenario untuk menciptakan penjarahan di sejumlah
wilayah di Pulau Jawa saat wabah virus corona berlangsung.
“Pada 18 April 2020 mereka berencana
melakukan aksi besar-besaran di pulau Jawa, vandalisme, tujuannya
menciptakan keresahan, dan memanfaatkan masyarakat untuk melakukan
keonaran hingga penjarahan,” ujar Nana dalam konferensi pers, Sabtu
(11/4).
Nana mengatakan, aksi tersebut sudah
mulai dilakukan beberapa hari terakhir ini, dan sudah diorganisasi
sedemikian rupa di beberapa wilayah seperti Jakarta, Bandung, dan
beberapa kota lainnya di Pulau Jawa.
Baca Juga:- Tiga Pelaku Teror “Sudah Krisis Saatnya Membakar” Ditangkap Polisi
- Wahyu Sutono: Musni Umar Rektor Ngaco dan Catut Nama ITB
Dalam konferensi pers tersebut, Nana
mengatakan anggota Polres dari Reskrim Tangerang Kota dan Krimum Polda
Metro Jaya melakukan penyelidikan dan melakukan penangkapan pada Jumat
(10/4) di lokasi sebuah kafe yaitu di kafe Egaliter di wilayah kota
Tangerang.
“Motif mereka melakukan vandalisme ini karena ketidakpuasan terhadap pemerintah,” ujar Nana.
Dalam kesempatan tersebut, Nana
menjelaskan para tersangka yang telah diamankan oleh kepolisian ini
memiliki latar belakang yang berada, namun didominasi oleh anak-anak
muda yang memiliki pemahaman yang sama terhadap pemerintah.
Beberapa di antaranya memiliki status sebagai mahasiswa, pelajar SMA, ataupun pengangguran.
Baca Juga:- Cuitan “Busuk” Rektor Ibnu Chaldun Musni Umar Soal Info Kematian di DKI
- Azzam M Izzulhaq Sebar Provokasi Bahaya Anti Pemerintah Disaat Wabah Corona
“Kami kembangkan tentunya, bukan hanya di Jakarta, kami akan coba seperti di Bandung dan beberapa kota seterusnya,” kata Nana.
Atas perbuatannya ini, para pelaku
diancam melanggar pasal 14 dan atau pasal 15 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana dan atau
Pasal 160 KUHP dan terancam 10 tahun penjara. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2020/04/kapolda-metro-jaya-kelompok-anarko-rancang-aksi-penjarahan-se-pulau-jawa-pada-18-april/
Kontak Telefon dengan Maduro, Rouhani: Imperialisme AS Lebih Berbahaya daripada Covid-19
Teheran, LiputanIslam.com –
Presiden Iran Hassan Rouhani menyebut imperialisme AS sebagai virus,
yang bahkan “lebih berbahaya” bagi daripada virus corona novel
(Covid-19) bagi masyarakat internasional.
“Negara-negara yang merdeka dan mencari kebebasan semisal Iran dan
Venezuela selalu mendapat tekanan akibat tuntutan dan intimidasi
berlebihan para pejabat AS,” kata Rouhani dalam percakapann telepon
dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Senin (13/4/2020).“Iran dan Venezuela berhasil melawan virus AS yang agresif dan lama selama bertahun-tahun melalui solidaritas dan perluasan kerjasama,” lanjutnya.
Menyinggung perencanaan Iran serta tindakan dan pemenuhan kebutuhannya dalam perang melawan Covid-19, termasuk produksi alat uji diagnostik, Rouhani memastikan kesediaan Teheran berbagi pengalaman kepada Caracas dalam perang melawan pandemi ini.
Rouhani menekankan pentingnya penguatan kerjasama bilateral lebih lanjut.
“Perluasan kerjasama dan hubungan antara kedua negara tentu akan melayani kepentingan bangsa Iran dan bangsa Venezuela,” ujarnya.
Di pihak lain, Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyatakan Teheran dan Caracas selalu bersatu dan berada di satu front yang sama dalam perlawanan terhadap imperialisme.
Maduro juga memuji prestasi Iran dalam perang melawan Covid-19, dan mengatakan bahwa semua negara sekarang terlibat dalam perang besar ini.
Baca: Iran Raih Prestasi Baru Dalam Perang Melawan Pandemi COVID 19
Presiden Venezuela juga menyebutkan kesediaan negaranya menimba dan memanfaatkan pengalaman Iran dalam penanggulangan wabah yang melanda hampir semua negara dunia ini.
Pada kesempatan lain sehari sebelumnya, Presiden Rouhani menyatakan bahwa meskipun Iran yang notabene negara terparah dilanda Covid-19 di Timur Tengah dikenai embargo berat oleh AS namun masih dapat bertindak lebih baik daripada negara-negara Eropa dalam memerangi wabah mematikan ini.
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/kontak-telefon-dengan-maduro-rouhani-imperialisme-as-lebih-berbahaya-daripada-covid-19/
Viral Video Jokowi Bagi Sembako di Istana Bogor, ini Penjelasannya
Jakarta, Liputanislam.com– Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin menanggapi sebuah video yang viral di media sosial yang menyebutkan bahwa Presiden Jokowi pada Sabtu 11 April 2020 membagikan sembako di Istana Bogor. Bey menegaskan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak benar. Tidak ada pembagian paket sembako di Istana Kepresidenan Bogor pada Sabtu malam.“Di beberapa media sosial disebutkan juga bahwa warga menuju Istana Kepresidenan Bogor karena ada pembagian paket sembako dari Presiden Joko Widodo, perlu kami sampaikan bahwa berita tersebut tidak benar,” tegasnya di Jakarta pada Minggu (12/4).
Menurut Bey, Presiden Jokowi pada saat di perjalanan dari Jakarta menuju Bogor pada 9 April 2020 memang membagikan sembako, begitu juga pada 10 April 2020 malam di Bogor. Namun pada Sabtu malam 11 April walaupun tidak ada agenda pembagian sembako, tetapi masih ada saja masyarakat yang datang.
“Perkiraan masyarakat ini kemungkinan didasari adanya pembagian paket sembako pada hari sebelumnya yaitu pada Jumat malam (10/4). Selain itu, adanya informasi yang beredar di masyarakat dan bukan dari sumber resmi yang menyebutkan bahwa Presiden akan membagikan paket sembako,” terangnya.
Baca: Ganjar Siapkan Makam Pahlawan untuk Tenaga Medis yang Gugur
“Setelah diberi penjelasan oleh Paspampres yang dibantu aparat kewilayahan dari Komando Resor Militer 061 (Korem 061/Surya Kencana) dan Polresta Bogor Kota, warga akhirnya kembali ke rumah masing-masing,” tambah Bey. (aw/inews/kumparan).
Sumber Berita : https://liputanislam.com/nasional/viral-video-jokowi-bagi-sembako-di-istana-bogor-ini-penjelasannya/
Perempuan ISIS di Suriah: Corona Hanya Akan Menginfeksi Orang Kafir
Damaskus,LiputanIslam.com-–Di tengah mewabahnya Pandemi Covid-19, seorang perempuan ISIS di sebuah kamp di wilayah Hasaka, Suriah, mengaku bahwa virus Corona tidak akan menyerang mereka.“Corona tidak membahayakan umat Islam dan hanya akan menimpa mereka yang berbuat salah. Sebab Corona adalah prajurit Allah!” Ucap seorang perempuan ISIS seperti dirilis Al-Arabiya pada Minggu (12/4) kemarin.
“Corona hanya akan menginfeksi orang-orang kafir,” tambah perempuan ISIS lainnya yang masih bertahan dengan ide-ide ekstrem mereka.
Pemerintah Suriah telah mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menekan penyebaran virus Corona, seperti penutupan perbatasan yang menghubungkan wilayah Suriah dan wilayah Kurdistan di Irak, serta penangguhan jam kerja baik di sekolah dan universitas. (Fd/Al-Arabiya).
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/perempuan-isis-di-suriah-corona-hanya-akan-menginfeksi-orang-kafir/
Polisi Tangkap 5 Pelaku Penyebar Hasutan Berbuat Onar
Jakarta, Liputanislam.com– Kepolisian Polda Metro Jaya bersama Polres Tangerang Kota menangkap lima orang pelaku penyebar kebencian dan hasutan untuk melakukan vandalisme serta keonaran. Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Nana Sudjana mengatakan bahwa berdasarkan pengakuan para pelaku bahwa tindakan mereka tersebut didasari atas ketidakpuasan terhadap pemerintah dalam menangani wabah virus corona (covid-19).“Yang mendasari penangkapan mereka adalah kegiatan mereka melakukan vandalisme di wilayah Tangerang Kota. Adapun tulisan mereka adalah ‘kill the rich’ atau ‘bunuh orang-orang kaya’, ‘saatnya membakar’ dan ‘mati konyol atau melawan’,” terang Sudjana di di Polda Metro Jaya, Jakarta pada Sabtu (11/4).
Dari lima tersangka tersebut, tiga orang berhasil ditangkap di sebuah kafe di wilayah Tangerang, yakni di Cafe Egaliter. Sedangkan dua orang lainnya ditangkap di Bekasi dan di Tigaraksa. Mereka adalah MRR (21),AAM (18), RIAP (18), RJ (19), dan RK. Para tersangka saat ini sedang menjalani pemeriksaan oleh pihak berwenang.
Tulisan yang disebar berisikan ajakan kepada masyarakat untuk melawan pemerintah dan membuat keonaran. “Mereka tidak puas dengan kebijakan-kebijakan pemerintah dan memang berupaya untuk memanfaatkan situasi yang saat ini di mana masyarakat resah mereka manfaatkan untuk melakukan lebih resah lagi dan juga merupakan suatu ajakan kepada masyarakat untuk melakukan keonaran ,” ujarnya.
Baca: Polda Jateng Tangkap 3 Provokator Penolakan Jenazah Perawat Semarang
Sesuai dengan hukum yang berlaku, kelima tersangka itu terancam hukuman penjara 10 tahun seperti yang diatur dalam Pasal 14 dan Pasal 15 UU RI Nomor 1 tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana dan Pasal 160 KUHP. (aw/detik/republika).
Sumber Berita : https://liputanislam.com/nasional/polisi-tangkap-5-pelaku-penyebar-hasutan-berbuat-onar/
Polisi Menginspirasi di Tengah Wabah Covid-19, Buktikan Polisi Indonesia Hebat dan Kuat
Setelah kejadian memalukan yang dilakukan oleh oknum Polisi di Medan, tulisannya bisa dibaca disini,
dimana seorang oknum Polisi melakukan aksi tidak terpuji terhadap
seorang pengendara mobil Yaris BK-1588-QA, terlepas si oknum Polisi
tersinggung, marah, ataupun emosi oleh ulah si pengendara, tetapi
tetaplah aksi itu tidak terpuji, apalagi terekam oleh video kamera dan
viral di media sosial.
Namun,
aksi tak terpuji oleh oknum Polisi bermarga Siregar itu, langsung
dibalas dengan aksi kebaikan oleh Polisi-Polisi lain di seluruh
Nusantara yang kita cintai ini. Ditengah badai wabah pandemik covid-19
yang meresahkan masyarakat, muncul sejumlah aksi kebaikan untuk membalas
aksi tak terpuji oleh seorang oknum Polisi.
Aksi
pertama datang dari seorang Polisi Wanita (Polwan) Polda Sumut bernama
Bripda Tika Sinaga. Apa yang dilakukan oleh Polwan yang bertugas di
Direktorat Samapta Polda Sumut ini?
Polwan
berparas cantik ini ternyata sangat tergerak hatinya yang tulus untuk
memberikan bantuan kepada masyarakat yang sangat membutuhkan bantuan
alat-alat masker hingga sembako di tengah-tengah pandemik corona virus ini.
Bukan
seperti yang lalu, dimana ada dua orang oknum polwan di Medan juga,
menghardik seorang wartawan yang sedang berbelanja di salah satu Pusat
Perbelanjaan di Jalan Gatot Subroto, Sabtu (28 Maret 2020), kronologis
dan beritanya bisa dilihat disini, karena tidak menggunakan masker saat berbelanja.
Dua
orang yang mengaku anggota Polri (Polwan) yang bertugas di Polsek
Seituan ini menghardik dan melakukan kekerasan terhadap seorang oknum
wartawan yang tidak menggunakan masker saat berbelanja.
Beda
dengan apa yang dilakukan oleh Polwan Bripda Tika Sinaga yang
ber-inisiatif menyisihkan gajinya untuk mengumpulkan masker dan
handsanitizer untuk membantu masyarakat di sekitarnya yang belum
mendapatkan masker di tengah-tengah pandemik wabah yang mendunia,
sehingga anjuran Pemerintah untuk menggunakan masker dan handsanitazer
dapat optimal dilaksanakan sebagai bentuk pencegahan dan memupus rantai
beredarnya virus corona mematikan ini.
Bukan
kali ini saja Bripda Tika Sinaga melakukan aksi sosialnya dalam
membantu warga. Menurut berita beredar, wanita ini dikenal menjadi sosok
yang berhati dermawan karena suka membantu sesama yang membutuhkan
dengan menyisihkan sebahagian dari gaji yang dia dapat.
Bripda
Tika Sinaga menyisihkan gaji dan pendapatannya untuk membantu sesama di
tengah-tengah badai covid-19 dengan membagikan 1000 masker kain dan
handsanitazer untuk masyarakat. Selain itu, dia juga memanfaatkan media
sosial miliknya untuk membuka donasi bantuan dari teman dan seniornya di
lingkungan Polri, juga dari teman-temannya warga sipil untuk
disumbangkan ke masyarakat yang membutuhkan.
Tujuan
dari pengumpulan dan membagi masker dan handsanitazer menurut Bripda
Tika Sinaga tidak lain agar semua orang bisa mematuhi anjuran protokol
kesehatan untuk menggunakan masker, sekaligus membagikan barang yang
saat ini langka di pasaran, yaitu: masker dan handsanitazer.
Sasaran
dari bantuan Bripda Tika Sinaga ini mulai dari tukang parkir, tukang
becak, ojol, atau siapapun yang memang tidak menggunakan masker. Tika
Sinaga juga mengingatkan agar masker yang dia bagikan bisa dicuci dan
digunakan kembali. Aksinya bisa dilihat di video ini.
Ada
juga Direktorat Samapta Polda Sumatera Utara melakukan bakti sosial
dengan membagi-bagikan paket sembako untuk warga yang kurang mampu. Ada 5
titik pembagian sembako yang diantarkan langsung oleh personil
Direktorat Samapta Polda Sumut yang sasarannya tukang becak dayung,
becak mesin, pemulung maupun para ojol.
Yang
kedua yang tidak kalah menariknya, pastinya apa yang dilakukan oleh
Bripka Jerry Tumundo, Polisi yang memakamkan jenazah terlantar akibat
virus covid-19 di Sulawesi Utara.
Keberanian
dan keikhlasan Bripka Jerry Tumundo, seorang anggota polisi Polsek
Dimembe, Minahasa Utara yang sukarela membantu memakamkan jenazah pasien
Covid-19 mendapat apresiasi dari pucuk pimpinan korps bhayangkara,
Kapolri Jenderal Idham Azis.
Dikutip dari humas.polri.go.id,
aksi inisiatif Bripka Jerry Tumundo membantu memakamkan jenazah korban
covid-19, lantaran jenazah korban sempat tertunda dua jam usai jenazah
tiba di pemakaman diantarkan oleh petugas berpakaian hazmat seorang
diri. Sementara petugas lainnya tak kunjung datang.
Warga
setempat tidak ada yang berani membantu memakamkan jenazah karena tidak
memiliki ADP – Alat Pelindung Diri – sesuai protokol kesehatan. Bripka
Jerry yang datang bersama Kapolsek langsung berinisiasi membantu proses
pemakaman meski tidak menggunakan ADP yang sesuai dengan standard
protokol kesehatan.
Keberanian
Bripka Jerry inilah yang berani dan iklas membantu tanpa menggunakan
ADP standar viral dan sampai ke telinga Kapolri Jenderal Idham Azis.
Bripka
Jerry yang menjabat Kanit Reskrim Polsek Dimembe ini difasilitasi
Sekolah Inspektur Polisi (SIP) oleh Kapolri usai turut memakamkan
jenazah yang sempat terlantar selama dua jam itu.
“Saya
atas nama pribadi dan institusi Polri respect sama hasil kerja
kemanusiaan kamu, saya terima kasih. Seluruh anggota Polri bangga akan
ketulusanmu bekerja membantu memakamkan korban akibat Covid-19,” kata
Jenderal Idham saat melakukan sambungan video call WhatsApp dengan
Jerry, Senin (13/4).
Sebelum
memberikan beasiswa sekolah, Kapolri sempat mempertanyakan pangkat
Jerry yang sudah berkeluarga dan memiliki tiga anak itu. “Sudah bisa
sekolah belum,” tanya Idham.
“Siap, Sudah bisa Jenderal,” jawab Jerry sembari mengaku belum pernah ikut sekolah inspektur polisi.
Mendengar
hal itu, mantan Kapolda Metro Jaya ini langsung memberikan surat
telescoting atau keistimewaan jalur agar Jerry bisa melanjutkan sekolah
perwira.
“Nanti
tahun depan masuk SIP ya. Bilang ke istri, Pak Kapolsek dan Kapolres,
bilang Kapolri tadi telepon, nanti surat (telescoting)-nya saya kirim ke
Kapolda ya,” kata Idham.
Sementara
itu, Kapolda Sulawesi Utara, Irjen Royke Lumowa menyambut positif
apresiasi Kapolri kepada anggotanya yang melakukan tugas kemanusiaan
secara tulus dan ikhlas.
“Penghargaan
ini menjadi pemicu semangat semua insan Bhayangkara Bumi Nyiur Melambai
di dalam menjaga Ibu Pertiwi dengan setulus hati,” pungkas Royce.
Kisah-kisar
menginspirasi ini seharusnya menjadi bahan renungan bagi kita untuk
saling membantu sesama di tengah badai seperti ini. Kebersamaan dan
keiklasan membantu bukti dari para Polisi kita ini menandakan bahwa
Polisi kita memiliki jiwa patriotisme dan keberanian untuk menganyomi
sesama kita.
Semoga
kita bisa mengambil nilai-nilai positif dari aksi mereka yang tanpa
pamrih untuk menjaga warga negara kita, sehingga negara kita tetap
kondusif di tengah usaha Pemerintah dan kita semua memerangi covid-19
ini agar segera berlalu. Salam..
Presiden Jokowi Minta Data Penderita Corona Bisa Diakses dan Terbuka
Kasus
terkait virus corona di Indonesia per hari ini berjumlah 4.241 orang
dengan positif, 373 orang meninggal dan 359 orang yang sembuh. Namun
anehnya berita terkait virus corona ini mengapa tidak mencantumkan
jumlah pasien dengan orang dalam pemantauan (ODP) dan penderita dengan
pemantauan (PDP) ?
Mengapa
sampai saat ini pemerintah masih menutupi terkait identitas siapa saja
yang terdampak virus corona ? Lalu ketika pasien tersebut meninggal
orang akhirnya tau identitas penderita tersebut. Sejak virus corona
masuk ke Indonesia, pemerintah langsung bereaksi dan menggelontorkan
dana begitu besar untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona ini.
Setiap
hari kita disuguhi hanya terkait jumlah penderita namun kita tidak bisa
mengakses orang yang terpapar virus corona itu. Mengapa harus
disembunyikan ? Apa yang ditutupi ? Mengapa jumlah penderita ODP dan PDP
tidak pernah dipublikasikan ?
Pemerintah
ingin agar rakyatnya bersatu untuk memberantas dan memerangi virus
corona. Rakyat Indonesai mematuhi setiap peraturan dan perintah dari
pemerintah namun mengapa pemerintah menutupi jumlah sebenarnya orang
yang terpapar virus corona ?
Apakah
ODP dan PDP tidak membahayakan ? Apakah ODP dan PDP tidak dianggap
sebagai orang yang harus diperhatikan dan dirawat ? Sudah begitu banyak
dana digelontorkan, udah banyak langkah-langkah preventif dilakukan
namun mengapa jumlah penderita positif virus corona setiap hari
meningkat terus ?
Mungkin
untuk menjawab hal itu akhirnya Presiden Jokowi menggelar rapat
terbatas bersama Gugus Tugas Penanganan COVID-19. Dalam ratas, Jokowi
meminta data informasi terkait virus Corona baru (COVID-19) terintegrasi
dengan baik.
"Terkait
data informasi saya minta data-data informasi ini betul-betul
terintegrasi semua kementerian masuk ke Gugus Tugas," kata Jokowi
melalui video yang disiarkan langsung Sekretariat Presiden, Senin
(13/4/2020).
Informasi
itu terkait dengan data orang dalam pemantauan (ODP) hingga pasien
positif COVID-19. Dia meminta jumlah ODP hingga pasien positif COVID-19
terdata dengan baik.
"Sehingga
informasi itu semuanya ada, baik mengenai jumlah PDP jumlah PDP di
setiap daerah, jumlah yang positif, jumlah yang meninggal jumlah yang
sembuh, semuanya menjadi jelas dan terdata dengan baik. Harusnya ini
setiap hari bisa di-update dan lebih tepat," katanya.
Jokowi
meminta informasi tersebut dibuka secara umum. Jadi, masyarakat bisa
mengakses informasi tersebut. "Terbuka datanya sehingga semua orang bisa
mengakses data ini dengan baik," pungkas Jokowi.
Mengapa
Presiden Jokowi akhirnya meminta kepada Gugus Tugas agar membuka data
orang yang positif, ODP dan PDP ke publik ? Bahkan Presiden Jokowi
meminta agar data itu bisa diakses dengan baik oleh masyarakat.
Memang
adalah hal aneh ketika kita hanya disuguhi jumlah penderita positif,
meninggal dan sembuh namun kita tidak diberikan berapa sebenarnya total
jumlah penderita yang ODP dan PDP. Karena rakyat Indonesia cukup bingung
terkait jumlah penderita sebenarnya yang terpapar covid 19 di
Indonesia.
Rakyat
Indonesia dimasing-masing provinsi karena ketidaktahuan akan kebenaran
jumlah penderita positif, ODP dan PDP membuat asumsi sendiri-sendiri
terkait jumlah penderita yang terpapar virus corona. Semua orang yang
terindikasi hanya karena batuk, pilek dan demam sudah dianggap terpapar
corona.
Dengan
dana yang begitu besar telah digelontorkan oleh Pemerintah, sudah
selayaknya rakyat sebagai otoritas tertinggi meminta informasi yang
akurat dan bisa diakses oleh rakyat Indonesia sehingga siapapun orang
akan tau dan mengerti mengapa dana sangat besar digunakan oleh
Pemerintah untuk memutus rantai virus corona ini.
Presiden
Jokowi telah menginstruksikan bahwa data ini harus dibuka dan bisa
diakses oleh rakyat, masalahnya adalah apakah orang-orang yang dibawah
Presiden mau membuka data ini ? Apakah pemerintah daerah mau mengikuti
kebijakan dari Presiden Jokowi ?
Apabila
memang data ini dibuka ke publik bukan tidak mungkin data sebenarnya
akan terpampang dengan jelas. Bila penderita dengan positf virus corona
telah ditangani dengan baik oleh pemerintah namun bagaimana dengan ODP
dan PDP apakah mereka juga akan dirawat oleh pemerintah ?
Karena
apabila ODP dan PDP tidak ditangani dengan baik bukan tidak mungkin
mereka yang ODP dan PDP akan menjadi Positif, jangan nanti ODP dan PDP
setelah positif baru dirawat sementara sebelum positif mereka yang ODP
dan PDP hanya dibiarkan atau disuruh isolasi mandiri.
Bisa
jadi instruksi Presiden Jokowi yang meminta data terkait corona agar
bisa dibuka dan diakses oleh publik akan membuat mereka kalang kabut.
Kita tunggu apakah data yang tersaji selama ini adalah benar adanya ?
Sering Dikambing Hitamkan DKI 1, Menteri Basuki Beli Produk Petani Ratusan M!
Menteri
Basuki adalah salah satu menteri Jokowi yang bekerja dalam senyap.
Tanpa banyak kata-kata, ia tunjukan prestasi gemilang. Meski ia sering
dikambing hitamkan Anies saat musibah banjir DKI, Menteri Basuki tak
pernah sakit hati. Saat DKI 1 yang gaji dan tunjangannya selangit
mengunjungi satwa liar di Ragunan, Menteri Basuki bekerja solutif
gelontorkan dana kementrian untuk membantu rakyat kecil.
Jadi
wajar saja kalau saat ini Anies banyak dibully karena tak becus kerja.
Memang itu nyata adanya. Ketika ia dibantu pusat tirliunan rupiah untuk
dana bansos saat PSBB, Anies malah memberi seminimal mungkin yang ia
bisa. Dari target awal 1 juta per KK, yang turun hanya 600 ribu per KK
tiap bulan. Itupun tanpa daging ayam atau sapi. Sangat terbalik dengan
Menteri Basuki, meski bukan Gubernur, ia berpikir jauh menyelamatkan
usaha rakyat kecil.
Seperti dilansir cnbcindonesia.com,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyiapkan
anggaran Rp 100 miliar untuk membeli karet dari rakyat. Demikian
dikatakan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.
Anggaran
ini masuk dalam program percepatan padat karya tunai yang digenjot
Kementerian PUPR. Basuki bilang, nantinya karet ini akan digunakan
sebagai bahan baku untuk aspal.
"Kita
ingin membeli karet-karet rakyat, kita ingin beli untuk nanti campuran
aspal karet. Kita akan siapkan anggaran Rp 100 miliar," kata Basuki di
Jakarta, Senin (13/4/20).
Dia
menjelaskan, pembelian akan dilakukan secara langsung melalui
koperasi-koperasi petani di daerah penghasil karet. Ia mencatat sejumlah
wilayah sudah siap sebagai penyedia karet ini.
"Seperti
di Pontianak Kalimantan Barat, di Sumatera Selatan, Lampung, Jambi dan
Riau, kita akan beli karet karet rakyat," sebutnya.
Selain
itu, Basuki juga ingin membeli rosan dari para petani. Bahan tersebut
dapat digunakan sebagai alternatif campuran cat dalam membuat
marka-marka jalan.
Di
luar itu, banyak program padat karya lain yang disiapkan dan segera
direalisasikan dengan total anggaran Rp 10 triliun. Misalnya,
pemeliharaan rutin jembatan sepanjang 496 km dianggarkan sebesar Rp 110
miliar, serta pemeliharaan jalan 47.000 km senilai Rp 500 miliar.
"Pemeliharaan
jalan itu marka-marka jalan, perapian rumput-rumput di sepanjang jalan
dan median, itu adalah swakelola bisa dikerjakan secara padat karya,"
tuturnya.
Dikatakan,
program padat karya tunai semacam ini banyak digenjot, dalam rangka
memberikan pekerjaan yang tidak membutuhkan teknologi tetapi bisa
menyerap tenaga kerja di daerah pedesaan. Langkah ini terutama ditujukan
untuk mempertahankan daya beli masyarakat di pedesaan.
"Jadi
mendistribusikan uang pembangunan ke desa-desa. Masih bisa dilaksanakan
karena kita menggunakan atau memanfaatkan protokol kesehatan,"
bebernya.
Solusi
cerdas yang dilakukan Menteri Basuki seharusnya bisa menjadi
percontohan di seluruh daerah terutama DKI. Dengan APBD mencapai 89
triliun, seharusnya Anies bisa memberdayakan usaha masyarakat menengah
ke bawah yang terimbas corona.
Anies
bisa mendorong industri tekstil untuk membuat perlengkapan APD dan
masker seperti yang dilakukan Ganjar si Jawa Tengah. Anies juga bisa
memberi pekerjaan pada kuli bangunan dengan membangun RS alternatif
seperti yang dilakukan Jokowi dengan menyulap Wisma Atlet dan membangun
RS khusus corona di Pulau Galang. Anies juga bisa memberdayakan tukang
ojol untuk mendistribusikan paket sembako dan APD ke RS. Serta banyak
pemikiran cerdas lainnya untuk menyelamatkan ekonomi rakyat.
Tapi,
alih-alih memikirkan ekonomi rakyat kecil, Anies malah lebih
mengutamakan kunjungan ke Ragunan. Dengan alasan biar bisa kembali
mengunjungi satwa liar, Anies menyuruh warganya tertib menjalankan PSBB.
Anies lupa kalau banyak rakyat miskin yang butuh makan dengan bekerja
harian. Dengan banyaknya PHK karena pabrik dan kantor yang tutup,
artinya banyak warga yang terimbas. Hitungan 1,7 juta KK yang diberi
sembako bisa melonjak kalau ekonomi rakyat tak diselamatkan.
Ketimbang
menyuruh warga berdiam diri yang entah sampai kapan, sedang lonjakan
kasus meningkat drastis. Sebagai DKI 1 yang punya APBD besar, Anies
harusnya berpikir seperti Menteri Basuki untuk menyelamatkan usaha
rakyat kecil dan memberdayakan tenaga mereka. Apalagi sudah ada bantuan
dari pemerintah pusat. Jangan lagi ada denda ratusan juta hingga hukuman
berat diberlakukan pada warga saat PSBB kalau tak bisa menjamin
kebutuhan rakyat sepenuhnya.
Jakarta
yang notabene kota metropolitan bisa meniru physical distancing yang
diterapkan Vietnam. Pemprov bisa menyediakan ATM beras yang bisa
dipencet dan dibatasi per harinya. Ini lebih tepat sasaran ketimbang
sembako yang rawan dikorupsi. Lupakan ego tinggi dan sinisme terhadap
Jokowi dan Menterinya karena Anies rupanya harus belajar banyak dari
Menteri Basuki. Tak pernah konferensi pers tapi kerjanya nyata di
lapangan.
Referensi:
Anjay! Maksud Hati Mau Serang Jokowi Lewat Isu Corona, Mardani Malah Ketahuan Nyebar Hoax
Memang
tidak gampang menjadi presiden di negeri +62 ini. Karena, apapun
situasinya dan sebaik apapun sang presiden itu, pasti akan dinyinyirin
oleh orang-orang yang belum bisa move on dari kekalahan capres yang didukungnya pada Pilpres 2019 lalu.
Jadi,
menurut mereka, para mantan pendukung Prabowo itu, yang benar hanyalah
kelompok mereka saja, sedangkan yang lain salah semua.
Presiden
Jokowi sudah jelas-jelas berbuat baik untuk masyarakat. Bekerja pagi,
siang, sore dan malam untuk membangun bangsa ini. Tapi, tetap saja bagi
mereka kembali ke Pasal 1, UU tentang Perkampretan, bahwa yang dilakukan
oleh Jokowi itu salah semua.
Tidak
hanya itu saja, mereka juga terkadang menyebarkan hoax untuk menjatuhan
citra orang nomor satu di Indonesia tersebut. Seperti yang dilakukan
oleh politisi PKS yang juga sering disebut politisi melambai oleh
netizen, Mardani Ali Sera.
Baru-baru
ini, Mardani mengomentari informasi mengenai Presiden Jokowi bagi-bagi
Sembako di Istana Bogor, yang menciptakan keramaian.
“Di
situasi Indonesia perang melawan Corona, harusnya tidak mengorbankan
rakyat untuk mereka berkumpul. Mengumpulkan orang tanpa physical
distancing di zona merah adalah pelanggaran & berbahaya. Ayo cerdas
lah”, ujarnya, seolah dirinya yang paling cerdas se-dunia.
Tidak
lupa pula, penggagas gerakan #2019GantiPresiden yang gagal itu
memperingatkan Jokowi agar jangan mengumpulkan warga dengan memberikan
bantuan Sembako, karena resikonya sangat tinggi.
Padahal, yang beberapa waktu lalu mau membuat keramaian adalah kader PKS sendiri lho, yakni Refrizal.
Sebagaimana
kita ketahui bahwa si Refrizal ini berniat mencalonkan diri sebagai
bupati Padang Pariaman. Untuk itulah, ia mau menggelar tabligh akbar
pada 22 Maret 2020 lalu. Bertempat di lapangan bola Sungai Abang, Lubuk
Alung.
Yang juga rencananya akan dihadiri oleh walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah, yang juga merupakan kader PKS.
Selain itu, tabligh akbar itu juga rencananya bertabur hadiah. Ada setrika, kipas angin, despenser, magic com, dll.
Monggo dilihat brosurnya di bawah ini. Kwkwkwk
Pertanyaannya,
apakah Mardani menegur kader partainya yang mau mengumpulkan masyarakat
banyak itu, di tengah wabah Corona seperti ini?
Tidak ferguso.
Yang
ada, setelah mendapat masukan dari berbagai pihak dan teguran dari
netizen, baru-lah kegiatan kampanye yang berbungkus tabligh akbar itu
akhirnya ditunda.
Beda
dengan Presiden Jokowi yang tidak mengumpulkan massa, tapi oleh Mardani
dikatakanlah seolah-olah orang nomor satu di Indonesia itu membuat
keramaian dengan bagi-bagi Sembako.
Terbukti, cuitan soal bagi-bagi Sembako yang dia bagikan tersebut sudah dihapus oleh yang bersangkutan.
Itu
artinya apa? Si pembuat tweet menyadari bahwa yang ia sebarkan tersebut
adalah hoax. Sehingga daripada berurusan dengan aparat penegak hukum
karena telah memfitnah presiden, mending mengikuti jejak Tengku Zul,
yakni menghapus cuitan berita bohong.
Pihak
Istana juga sudah membantah soal informasi mengenai Presiden Jokowi
bagi-bagi Sembako itu, yang konon katanya berlangsung pada Sabtu 11
April 2020 di Istana Kepresidenan, Bogor.
“Tidak ada kegiatan pembagian paket Sembako oleh presiden pada Sabtu malam di Bogor” ujar Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin (12/4/).
Yang
betul, Presiden Jokowi bagi-bagi Sembako kepada pengemudi ojek online
di Jakarta pada Kamis, 9 April 2020 lalu, dalam perjalanan menuju Istana
Merdeka.
Dan
itupun yang membagikan bukan presiden secara langsung. Melainkan
anggota Paspmampres dengan tetap melakukan protokol kesehatan physical distancing.
Jadi
yang dikomentari oleh Mardani tersebut adalah warga termakan hoax,
presiden bagi-bagi Sembako. Sehingga mereka ramai-ramai datang ke Istana
Bogor dengan harapan pulangnya bisa bawa beras, minyak sayur, dll.
Lantaran Presiden memang gak bagi-bagi Sembako, mereka pun akhirnya pulang gigit jari.
Kok tega banget ya, si melambai, memanfaatkan warga yang termakan hoax demi untuk menyerang Presiden.
Pertanyaannya, siapakah yang memproduksi hoax presiden bagi-bagi Sembako tersebut.
Berikut penjelasan salah seorang warga dunia maya.
“Warga
termakan hoax yang dibuat pembenci Jokowi. Hoax menyatakan presiden
akan membagikan Sembako. Tujuannya untuk menyudutkan Jokowi karena
melanggar sosial distancing,” ungkap pemilik akun Twitter @03_nakula.
Begitulah
kura-kura kualitas kader PKS. Yang membuat hoax para pembenci Jokowi.
Yang menyebarkan hoax elitnya, dan yang mempolitisir hoax kelompok
mereka sendiri.
Wajar bila kemudian muncul anekdot “untuk tahu calon kepala daerah yang bagus, maka pilihlah yang tidak didukung oleh PKS”.
Sumber :
China Bangkit, Industri Otomotif Bergeliat, Awal Baru Dimulai, Indonesia?
Dalam
situasi apapun tentu kita tidak boleh berhenti berharap. Bahwa apapun
yang terjadi selalu ada jalan keluar yang akan kita temukan. Meskipun
belum dapat saat ini, tentu jika kita terus berupaya maka kita pasti
akan mendapatkannya.
Seperti
halnya kali ini, virus ini dimulai dan ada di Wuhan-China, tapi kini
virus ini telah berimigrasi hampir ke seluruh negara-negara yang ada di
dunia ini. Dengan total kini sudah mencapai hampir 2 juta orang terkena
pandemik ini, tepatnya sekarang per tanggal 13 April sudah mencapai 1,8
juta orang di seluruh dunia. Dengan total kematian seperempat dari total
yang sudah sembuh, yakni seratus ribu jiwa.
Jika
melihat pergerakannya, kondisinya belum stabil alias masih terus akan
memuncak. Terutama jika melihat Amerika, yang kini sudah mencapai 560
ribu-an orang terkena covid19 ini. Dengan pertambahan setiap harinya
jika di rata-ratakan mencapai 4 ribuan orang.
Sementara
di bangsa kita sendiri, Indonesia sudah mencapai angka4.500 orang, dan
per hari ini saja peningkatannya lumayan cepat, yakni mencapai
pertambahan 300-an orang positif covid-19. Tentu bukan jumlah yang
terbilang sedikit, ataupun dibilang banyak juga tidak jika melihat
angka-angka yang terjadi seperti di Amerika maupun di Eropa sana.
Bahkan
Jokowi-pun kini sudah menaikkan status dari pandemik ini ketingkat
bencana nasional.
Dengan maksud supaya seluruh elemen masyarakat maupun
pemerintah bersama-sama bergotong royong di dalam memerangi pandemik ini
supaya bisa semakin menurun jumlahnya alias tidak meningkat lagi dari
hari ke hari.
Dan
saat melihat penampilan beliau saat-saat mengumumkan tentang status
terbaru tersebut, yakni mengenakan baju jas hitam dengan dalaman putih
seperti baju hari-hari yang biasa beliau pakai. Sebenarnya ada rasa duka
terselip, dan tentu bukan beliau saja, kita semuapun turut berduka
juga. Dengan tampilan yang tak biasa seperti itu, dimana jika berpergian
kemanapun beliau tidak akan mengenakan setelan jas hitam, tapi berwarna
biru, semoga kita memperhatikannya juga.
Meskipun
demikian, tentu kita tidak menginginkan pandemik ini semakin meningkat
banyak ataupun semakin pesat di bangsa ini. Kemudian semakin mendekatkan
harapan kita, bahwa bangsa kita sebentar lagi akan mengalami seperti
yang terjadi di China akhir-akhir ini.
Melihat
kondisi corona virus sudah tidak begitu mengkhawatirkan lagi disana,
China saat ini sudah mulai bangkit kembali. Dimana seperti yang dilansir
oleh CNN.com
(13/4/2020), tampak sejumlah foto-foto yang sangat menginspirasi kita,
bahwa kita-pun akan tiba saatnya pada titik itu.
Bagaimana China,
khususnya Provinsi Wuhan, Kota Hubei, Industri-industri mobil sudah
dimulai lagi.
Mulai
dari industri atau pabrik Donfeng Honda Automobile Co, maupun Daimler,
Induk Marcedez Bens juga perusahaan otomotif asal Italia, Fiat Chrisler,
dimana para pekerja-pekerja lokal setempat yang ada di Hubei sudah
mulai beraktivitas kembali. Pasalnya otoritas setempat maupun pemerintah
pusat China telah mencabut status lockdown atau karantina di wilayah
mereka pada Rabu (8/4) lalu.
Itu
artinya dengan situasi dan kondisi yang mulai kondusif, meskipun saat
ini jika melihat data dari worldmeter.info bahwa untuk penambahan kasus
covid sudah tidak signifikan lagi disana, dan bagaimana pemerintah
maupun para medis tetap bekerja dengan maksimal untuk menangani
kasus-kasus yang tersisa. Kasus aktif di China kini hanya seribuan
orang, dengan penambahan yang terjangkit seratusan orang.
Sehingga
keberanian pemerintah China saat ini, tentu akan menjadi banyak patokan
bagi negara-negara lainnya. Dimana meskipun saat ini vaksinnya belum
ditemukan hingga hari ini, dan asal kita mengerti cara pencegahannya
supaya tidak tertular, tentu langkah berani China-pun bisa kita tiru dan
lakukan di negara kita. Tapi syaratnya tentu kita harus disiplin dengan
arahan dan instruksi dari pemerintah kita. Dan jika sudah terdapat
gejala-gejala sedikit saja, mulailah disiplin untuk berdiam di rumah.
Demi pencegahan yang lebih lanjut.
Awal
baru dimulai, meskipun ancaman tetap ada. Kita tetap optimis bahwa
badai pasti berlalu. Bahwa Corona pasti juga berlalu. Semoga kita bisa
segera meniru negara China. Demi menghidupkan kembali suasana seperti
semula. Bekerja bukan lagi dari rumah, belajar tidak lagi di rumah, dan
beribadah tidak lagi di rumah. Kita bebas berinteraksi dengan rekan,
teman ataupun sahabat kita.
Telak! Nyinyir Ganjar di Tengah Corona, Dokter Pendukung Anies Kena Serang!
Sebagai
kepala daerah, Ganjar telah berusaha maksimal menangani Covid 19 di
daerahnya. Tak hanya pujian Doni, kini beberapa daerah Jateng
membuktikan zero kasus. Ini tentu tak lepas dari kerja kerasnya selama
ini. Jawa Tengah bisa memproduksi APD dan membuat rapid test mandiri
termasuk menerapkan karantina pemudik secara ketat. Tapi sayangnya ada
saja yang nyinyir atas usaha kerasnya.
Ini
tak lepas dari kisruh pemakaman beberapa pasien corona termasuk perawat
yang gugur beberapa waktu yang lalu. Ganjar dengan sigap menyiapkan
pemakaman khusus tenaga medis agar tak ada kekhawatiran jika ada
penolakan di masa depan. Sayangnya ada dokter yang frontal berkomentar
kasar atas rencananya.
Seperti
dilansir akurat.co, niat Ganjar menyiapkan TMP tersebut tidak disambut
baik oleh seorang dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (FKUI). Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah bernama
Berlian Idris itu justru menilai wacana Ganjar tersebut menyakitkan.
"Ini
sungguh menyakitkan. Kami ingin selamat pak @ganjarpranowo, tidak ada
yang ingin dimakamkan di Taman Makam Pahlawan," tulis Dokter Berlian
Idris melalui akun Twitter pribadinya @berlianidris, Minggu (12/4/2020).
Lebih
lanjut Berlian meminta Pemerintah melindungi tenaga kesehatan secara
maksimal di tengah perjuangan mereka menjadi garda terdepan melawan
virus mematikan Covid-19. "Tolong lindungi tenaga kesehatan secara
maksimal, jangan dulu bicarakan di mana kami akan dimakamkan," katanya.
Mendapat
balasan tersebut, Ganjar balik membalas dengan meminta nomor telepon
dokter dengan akun @berlianidris. Orang nomor satu Jawa Tengah itu
meminta nomor telepon Dokter Berlian dan meminta bisa berkomunikasi
lewat pesan pribadi di Twitter.
Cuitan
dokter @berlianidris yang sedih dengan rencana Ganjar memakamkan tenaga
medis Covid-19 di Taman Makam Pahlawan, ramai dibahas warganet.
Sebagain
pengguna internet membela rencana Ganjar dan meyakini politikus PDIP
itu tak bermaksud mengharapkan petugas medis gugur. Logika respons akun
dokter @berlianidris ini dipermasalahkan. Rencana menyiapkan taman makam
pahlawan untuk tenaga medis Covid-19 yang gugur bukan berarti
mengharapkan petugas meninggal dunia.
Seorang
warganet ada yang menyamakan dengan logika, jika pemerintah daerah
menyiapkan rumah sakit bukan artinya mengharapkan warganya sakit. Tapi
menyiapkan sebuah rumah sakit adalah ikhtiyar untuk menyediakan tempat
bagi warga yang sakit.
Beberapa
saat kemudian akun dokter @berlianidris mohon ampun kepada Ganjar yang
meminta nomor teleponnya. Akun ini berdalih dia diserang.
“Maaf
pak Ganjar, saya capek banget malam ini. Ingin istirahat. Lagipula saya
hanya menyampaikan apa yang banyak dokter rasakan, Mohon jangan
diserang. Terima kasih pak,” tulis akun @berlianidris.
Ganjar
membalas cuitan mohon ampun akun @berlianidris. Dalam balasannya,
Ganjar mengklarifikasi, tak ada niatan menyerang dokter yang bertugas di
Tangerang tersebut.
“Maaf
saya tidak menyerang anda, sama sekali. Pasti panjenengan hari ini
berjuang sangat keras mengobati pasien2. Saya doakan panjenengan sehat
terus. Saya sangat hormat pada anda & profesi anda. Dan mohon maaf
kalau anda tidak berkenan saya menyiapkan TMP itu. Salam,” balas Ganjar.
Lantaran
cuitannya dengan dokter @berlianidris jadi perhatian warganet, Ganjar
meminta semua warganet untuk menyudahi polemik dan saling nyinyir
menyikapi rencana pemakaman tenaga medis Covid-19 di taman makam
pahlawan. Ganjar mengajak agar semuanya bersatu melawan wabah Covid-19.
Mundur
ke belakang, jejak digital dr. Berlian pernah mengancam orang-orang
yang menghina Anies, padahal ia sendiri pernah menghina Risma.
Berikut ss cuitan di akunnya:
Selain
mendukung Anies, dalam beberapa cuitannya dr. Berlian juga ketahuan
mendukung Luthfi. Dia sampai naik bus Transjakarta untuk mendukung
pengadilannya. Luthfi sendiri adalah pendemo yang membawa bendera merah
putih. Saat kerusuhan dia ditangkap karena melempari para petugas.
Aneh
rasanya kalau profesi dokter tapi ketahuan mendukung pendemo yang
melakukan kerusuhan. Apalagi dukungannya pada Anies sangat berbanding
terbalik dengan nyinyirannya pada Risma dan Ganjar.
Padahal
kita tahu kalau penanganan Covid 19 di Surabaya dan Jateng sudah
berjalan maksimal. Risma membagikan masker gratis jauh sebelum bantuan
sembako Anies. Risma gencar melakukan penyemprotan fasilitas umum dan
memasang bilik disinfektan di sejumlah titik. Di jalan umum Surabaya,
pembatasan ketat dilakukan meski di daerah gang-gang masih ada
pelanggaran.
Sama
juga dengan Jawa Tengah yang mengalokasikan sebagian besar APBDnya
untuk penanganan Covid 19, padahal APBD Jateng jauh di bawah Jakarta.
Nilai plus lainnya adalah Surabaya dan Jateng tak pernah mengemis soal
dana bansos ke pusat seperti yang dilakukan Anies.
Hari
ini kebijakan Anies meminta PSBB buktinya tak efektif karena masih
banyak antrean menumpuk di KRL. Sebelumnya Anies juga mengumpulkan
wartawan dan mengadakan pertemuan dengan ormas se Jakarta. Anies juga
menyiapkan hotel milik BUMD sebagai tempat istirahat tenaga medis.
Sayangnya dr. Berlian tak mau nyinyir soal hotel tapi langsung ngegas
saat disiapkan Taman Makam Pahlawan.
Kita
semua sepakat menghormati dan menghargai usaha tenaga medis, tapi kalau
mereka masih berpikir pro Anies dan sebagainya, tentu akan jadi catatan
buruk. Seperti yang dilakukan oleh dr. Tirta yang kerap menyerang
kebijakan pemerintah terkait APD. Padahal dokter memiliki tanggung jawab
moral tinggi di lapangan. Tak ada yang salah dengan profesi dokter,
justru orang-orang seperti dr.Tirta, dr. Berlian dan kumpulan IDI yang
membuat jatuh martabat dokter sebagai garda terdepan yang bisa
menyelamatkan nyawa sesama.
Begitulah kura-kura.
Referensi:
Diduga Sunat Dana Bansos Setengah T, DKI 1 Terancam Hukuman Mati?
Di
saat kepala daerah lain secara mandiri mengucurkan dana untuk
penanganan wabah corona, DKI 1 malah ngemis ke pemerintah pusat.
Ironisnya target 1 juta per KK disunat habis-habisan hingga cuma sampai
600 ribu. Padahal sebelumnya KPK sudah memberikan peringatan keras
hingga hukuman mati.
Seharusnya
KPK jeli mengawasi penyaluran dana bansos yang ada di DKI. Meski
Jakarta memiliki KPK DKI sendiri, nyatanya Bambang Widjayanto sebagai
Ketua lebih sibuk mengurusi Said Didu yang kini terancam diadili.
Makanya tak heran kalau tak ada pengawasan sama sekali di DKI. Padahal
sebelumnya dalam video konferensi dengan Ma'ruf Amin, Anies berjanji
mengucurkan 1 juta per KK untuk 2,6 juta warga miskin di DKI.
Seperti diberitakan tribunnews.com,
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan, Pemerintah Provinsi
DKI Jakarta dan Kementerian Sosial telah menyepakati besaran yang akan
diberikan kepada warga dengan ekonomi menengah ke bawah yang terdampak
virus corona (Covid-19) di DKI.
Total uang yang akan diberikan kepada masing-masing keluarga adalah sebesar Rp 1 juta per keluarga.
"Tim
DKI dan Kemensos sepakati untuk memberi dukungan Rp 1 juta per keluarga
untuk digunakan bersama-sama," ucap Anies dikutip dari Kompas.com saat video konferensi dengan Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin, Kamis (2/4/2020).
Tanggung
jawab untuk memberikan bantuan kepada warga miskin yang terdampak
corona ini dilakukan bersama oleh Pemprov DKI Jakarta dan pemerintah
pusat.
Total
warga yang harus dibantu adalah 3.700.000 orang. Pemprov DKI sendiri
memiliki tanggung jawab tetap memberikan bantuan kepada 1.100.000 orang.
Adapun pemerintah pusat berpartisipasi memberikan bantuan kepada 2.600.000 warga yang rentan miskin.
Untuk
itu, pemerintah pusat menggelontorkan anggaran Rp 4,57 triliun yang
akan disalurkan kepada 2.600.000 warga selama bulan April dan Mei.
"Targetnya
2.600.000 orang, bansosnya Rp 880.000 diberikan selama dua bulan. April
sampai Mei sehingga nilai totalnya Rp 4,576 triliun," jelasnya.
Kemudian, sisanya akan ditanggung oleh Pemprov DKI Jakarta.
Pemprov
DKI Jakarta akan menambahkan Rp 120.000 dalam bantuan dari pemerintah
pusat untuk 2,6 juta warga sehingga setiap keluarga mendapatkan Rp 1
juta.
Naas
bagi warga Jakarta, janji DKI 1 awal April berbuah pahit di belakang
hari. Ternyata besaran sembako yang diberikan per minggu cuma 149.500
rupiah. Artinya selama sebulan berarti dikali 4 atau sekitar 600 ribu.
Ini jauh sekali di bawah target 1 juta per KK.
Bansos
tersebut berbentuk satu paket, yaitu: beras 5 kg, 2 buah sarden kaleng
kecil atau 1 buah kaleng besar, 2 bungkus biskuit, 1 pouch minyak goreng
ukuran 0.9 liter, 2 batang sabun mandi, dan
2 masker kain. Tanpa ada daging ayam apalagi daging sapi. Artinya memang
benar kalau ditotal sekitar 149.500. Pertanyaannya sisa 400k per KK ke
mana? Padahal 2,6 juta warga atau 1,2 KK dikali 400 ribu sama dengan 480
milyar atau hampir setengah triliun.
Sebelumnya ketua KPK mewanti-wanti agar tak ada pejabat yang menyunat anggaran di tengah wabah corona. Seperti dilansir detik.com,
Ketua KPK Firli Bahuri mengingatkan kepada seluruh pihak agar tak
melakukan tindak pidana korupsi di tengah wabah virus Corona (COVID-19).
Ia menyebut pelaku korupsi di saat bencana bisa diancam dengan hukuman
mati.
"Apalagi
di saat sekarang, kita sedang menghadapi wabah Corona. Masa sih, ada
oknum yang masih melakukan korupsi karena tidak memiliki empati kepada
NKRI. Ingat korupsi pada saat bencana ancaman hukumannya pidana mati,"
kata Ketua KPK Firli Bahuri kepada wartawan, Sabtu (21/3/2020).
Apakah
ini artinya jajaran pemprov DKI terutama DKI 1 bisa terancam hukuman
mati? Kita tunggu ketegasan KPK dalam hal ini. Mengutip penyataan SBY,
equality before the law. Artinya hukum tak pandang bulu, sama seperti
dahulu Ahok yang dituntut ke penjara karena salah ucap.
Kini
kasus yang sama apalagi soal dana bansos yang merugikan warga di tengah
pandemi corona. Seharusnya KPK bisa menyelidiki dugaan aliran dana
bansos yang tak sesuai di DKI. Apalagi ini ada bantuan dari pusat yang
jumlahnya fantastis.
Saat
daerah lain seperti Jabar, Jateng dan Jatim mengucurkan dana lebih
banyak dan tak meminta dari pusat, kenapa DKI yang ketahuan prosentase
bantuannya paling sedikit malah menyunat dana dari pusat. Kita bisa
berpikir positif kalau Anies tak mengutarakan target 1 juta per KK
sebelumnya. Semisal dana sekian, belum oeprasional seperti transportasi
dan lain-lain. Tapi kalau sudah menyepakati 1 juta per KK, artinya tak
bisa diganggu gugat, yang sampi ke tangan warga adalah 1 juta bukan 600
ribu.
Semoga
pemerintah pusat dan KPK memberikan pengawasan lebih ke daerah zona
merah dengan jumlah kasus tertinggi seperti DKI. Bukan saja faktor
banyaknya masyarakat yang harus dibantu, tapi bagaimana bantuan tersebut
tepat sasaran. Jika ditemukan adanya pelanggaran di tengah jalan, tak
usah ragu untuk memberlakukan hukuman mati, untuk siapapun yang memang
sengaja menyunat dana bansos di tengah pandemi.
Begitulah kura-kura.
Referensi:
Hati-hati. Ada yang Memantik Kerusuhan
Jakarta - Benar dugaan banyak orang. Saat wabah Corona datang banyak
pihak yang berusaha menunggangi untuk membuat kekacauan.
Pertama, saat suara-suara tidak jelas berteriak lockdown. Mereka
kayaknya lupa memperhitungkan Indonesia bisa seperti India atau Italia. Kedua
negara itu lockdwon tetapi akhirnya terjadi keresahan social.
Bahkan di Brazil beredar akibat lockdown sempat menimbulkan isu
adanya kudeta terhadap pemerintah yang syah.
Memang teriakan lockdown ini gak melulu untuk menjerumuskan. Banyak
juga yang murni, meski hal itu diteriakkan lebih karena kepanikan saja. Bukan
ulusan yang sudah memperhitungkan segala keadaan.
Fenomena kedua, awal-awal virus mewabah masuk ke Indonesia. DI media
social, khususnya twitter dan Facabook bertebaran konten-konten tentang
khilafah.
Bahkan di twitter mereka memainkan berbagai tagar soal khilafah. Ada
yang bertagar #KhilafahSelaluDiHati, #KhilafahMenjawabPersoalan, #MasaDepanKhilafah, #AkibatMengabaikanKhilafah dan
sebagainya.
Mereka berharap, masyarakat panik dengan adanya wabah ini. Lalu
mencari jawaban agama untuk menenangkan dirinya. Dan khilafah disodorkan sebagai
jawabannya.
Bersamaan dengan tagar itu, gonggongan gerombolan khilafah di media
sosial semakin keras. Sebagian orang sengaja memancing dengan mencaci-maki
pemerintah, memanas-manasi keadaan, sampai menyebarkan hoax. Tujuannya membuat
ketakutan dan keresahan masyarakat.
Alimudin Baharsyah salah satu gerombolan khilafah yang suka
memposting video provokai. Bahasanya kotor. Tapi suka membawa-bawa agama. Ia
ditangkap bersama barang bukti perangkat elektronik, yang di dalamnya ternyata
banyak tersimpan video porno.
Tidak heran, kalau orang-orang seperti ini gemar video porno. Mungkin
karena keyakinannya kalau mati bisa bertemu dengan 72 bidadari, jadi di dunia
mereka kudu banyak latihan dan butuh referensi.
Penangkapan Alimudin Baharysah ini membuat resah pentolan gerombolan
khilafah yang lain. Sebab jika nanti dalam persidangan pengadilan pemutuskan
provokasi khilafah sama dengan makar, seluruh gerombolan ini akan
digulung.
Jadi mereka gak peduli Alimudin kolektor porno. Gak peduli hal itu
dilarang dalam agama. Sebab sesungguhnya mereka gak benar-benar mmembela agama.
Mereka hanya politisi yang menjual ayat dengan cara yang buruk.
Terakhir ada fenomena lain. Ketika Jakarta mulai memberlakukan
Pembatasan Sosial Berskala Besar. Di Tanggerang polisi baru saja menangkap
beberapa orang yang memprovokasi masyarakat.
Mereka mencoret-coret dinding ruko di Tanggerang dengan bahasa
probokatif. Ada ajakan ‘Bakar’, ‘Membunuh yang kaya’, dan sebagainya. Suara
kebencian senjaga ditorehkan di tembok-tembok untuk menteror
masyarakat.
Vandalisme bukan hanya di Tanggerang, tetapi juga di beberapa kota
lain. Di Solo ditemukan pola yang sama, dengan kata yang sama
persis.
Diindikasikan ini adalah kelompok Anarko, yang sering membuat
anarkis. Saat demonstrasi buruh di Jabar, kelompok ini juga menunggangi untuk
membuat kekacauan.
Walhasil, di tengah suasana bangsa sedang terjepit. Banyak burung
bangkai yang berharap terjadi kekacauan di bangsa ini. Mereka hanya bisa eksis
apabila seluruh pranata social runtuh dan ambruk. Mereka hanya bisa menang
dengan jalan membuat kekacauan.
Bayangkan. Banyak orang yang sedang menderita saat ini. Petugas medis
berjuang menyelamatkan pasien. Perusahaan berjuang agar tidak memPHK
karyawannya. Pemerintah berjuang menggelontorkan berbagai bantuan social dan
stilumus ekonomi.
Eh, gerombolan pengacau ini malah berusaha ngobok-ngobok di air
keruh. Mereka semua seperti diorkestrasi untuk membuat kekacauan.
Sesungguhnya mereka memang tidak pernah peduli dengan kepentingan
orang lain. Yang mereka harapkan Cuma satu : Indonesia hancur seperti Syiria,
Libya atau Irak.
Saya percaya hal-hal seperti ini gak berdiri sendiri. Semua bisa saja
saling berhubungan. Ada skenario besar yang mencoba mencari celah untuk
mengoyak-oyak bangsa kita. Apalagi momennya dianggap pas, ketika semua orang
sedang panic.
Tugas kita menjaga bangsa ini. Siapa saja yang berteriak tegakkan
khilafah, memprovokasi kerusuhan, sesungguhnya merekalah musuh
kita.
Mereka menggunakan berbagai kedok. Ada berkedok anarko. Berkedok
kebencian rasial. Berkedok ultranasionalis. Berkedok agama. Atau berkedok
khilafah.
Tidak ada cara lain, selain menangkalnya. Sekarang gue gak Cuma ngajak lu berfikir. Waktunya bertindak juga.
Jaga lingkungan kita dari para pengacau. Jangan biarkan mereka menteror ruang
hidup kita.
Demi bangsa ini. Demi masa depan kita sendiri.
Denny Siregar: Jurus Pandemic Bond Sri Mulyani
Sri Mulyani melancarkan jurus Pandemic Bond untuk
menyelamatkan usaha mikro kecil menengah agar bertahan di tengah badai Covid-19.
Denny Siregar.
Kita ibaratkan saja negeri ini adalah kesebelasan sepak bola. Di kesebelasan
bernama Indonesia FC ini, Presiden sebagai pelatihnya dan para menteri adalah
pemain yang ada di lapangan.Tahun 2019 adalah tahun yang berat untuk Indonesia FC. Perang dagang antara Amerika versus China, turunnya harga minyak dan komoditas, berpengaruh sekali pada pendapatan negara.
Dan situasi ini juga mempengaruhi kebijakan Jokowi yang menerapkan strategi "long pass" atau umpan panjang, dengan membangun infrastruktur di mana-mana, supaya mendatangkan investasi dari luar.
Tahun 2020 lebih berat lagi. Wabah datang dan menekan keuangan negeri. Negara harus keluar uang lebih banyak untuk kesehatan, sedangkan pendapatan pajak menurun karena hampir semua industri berhenti berproduksi.
Indonesia seperti mendapat serangan beruntun dari berbagai arah. Para striker - yaitu Menteri yang berurusan sama ekonomi dan investasi - di depan tidak bisa bekerja, karena situasi tidak memungkinkan.
Yang paling sibuk tentu penjaga gawang kita yaitu Menteri Keuangan, Bu Sri Mulyani.
Sebagai kiper, Bu SMI harus kerja keras untuk menyelamatkan gawang supaya tidak kebobolan. Serangan-serangan beruntun saat wabah datang ini semakin keras. Kalau gawang bobol, selesailah kita semua.
Yang paling mengerikan dari serangan ekonomi ini adalah jebolnya gawang di pelaku UMKM. UMKM selama ini menjadi pondasi ekonomi kita dengan kontribusi 50 persen kepada negara. Mereka juga pilar-pilar yang membentang dan memperkokoh kekuatan ekonomi kita.
Pandemic Bond yang diluncurkan Bu SMI ini didukung bank-bank Internasional, seperti Citigrup dan Standard Chartered.
Nah saat wabah ini, UMKM kitalah yang diserang. Mereka tidak bisa
kerja, tidak bisa produksi dan tidak bisa menggaji karyawan. Jika mereka tutup
dan bangkrut, maka rontoklah ekonomi kita.
Karena itu, untuk menyelamatkan UMKM, bu SMI menyiapkan strategi baru, yaitu keluarkan surat utang yang dia kasih nama Pandemic Bond.
"Wah, utang lagi dong?" Begitu pasti pikiran orang.
Memang kenapa kalau utang? Selama utang itu untuk sesuatu yang produktif, bukan konsumtif, tidak ada masalah. Tidak ada perusahaan yang besar tanpa utang. Mereka butuh utang untuk mengembangkan skala produksinya, bukan buat nyicil mobil mewah.
Pandemic Bond yang diluncurkan Bu SMI ini didukung bank-bank Internasional, seperti Citigrup dan Standard Chartered. Dukungan bank-bank dengan nama besar ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dipercaya dunia internasional.
Dalam situasi seperti ini, kepercayaan dunia internasional sangat penting. Kalau mereka sudah tidak percaya lagi sama kita, jangankan mau ngutang, mereka bisa-bisa menarik investasinya dari negeri ini. Dan bangkrutlah kita.
Jadi bisa disederhanakan bahwa utang itu juga adalah kepercayaan. Selama kita lancar membayar utang, maka kepercayaan juga akan semakin bertambah. Kalau kita enggak bayar utang, misal di bank kita kena call 3, maka tidak ada lagi yang percaya sama kita kalau mau utang.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbanyak di dunia sesudah Amerika. Dan ini tentu berpengaruh pada ekonomi. Ibaratnya, seandainya semua dunia tutup total, kita jualan di antara kita sendiri saja, bisalah untuk makan.
Dan mungkin inilah yang dimaksud oleh IMF, bahwa ada 3 negara di Asia yang akan bertahan saat resesi ekonomi pasca-wabah ini melanda dunia. Yang pertama China, kemudian India, dan negara kita tercinta, Indonesia.
Bu SMI sekarang ini adalah "orang yang tepat di waktu yang tepat".
Dia "dibajak" Jokowi waktu masih menjabat sebagai Direktur di Bank Dunia. Bu SMI mau pulang dengan visi membangun kampung halamannya sendiri, meski harus merelakan gajinya yang - Alhamdulillah - besarnya.
Mungkin kalau bukan dia kipernya sekarang ini, gawang ekonomi kita sudah jebol dan mau tidak mau harus ngemis lagi ke IMF seperti tahun 98. Tahu sendiri bagaimana rasanya ngutang ke IMF, negara bisa diatur-atur sesuai visi politik mereka. Kalau ngutang ke investor lain, urusannya hanyalah bagi hasil saja.
Dan dengar-dengar, sudah ada kesepakatan dari beberapa investor yang ingin membeli Pandemic Bond ini hanya dalam waktu semalam.
Dari total hampir 500 triliun rupiah yang rencana akan dijual, kita sudah mendapat dana hampir 70 triliun rupiah. Dana ini rencananya akan disuntikkan ke BUMN dan disalurkan ke UMKM binaan mereka supaya bisa bernapas dan bertahan di tengah krisis ini.
Ini sinyal bahwa Indonesia adalah negara yang masih dipercaya dunia luar. Karena orang bilang "kepercayaan itu mahal harganya".
Selamat bekerja Bu SMI, salam secangkir kopi dari saya, masyarakat awam, yang ingin negeri ini selamat dari pusaran badai besar yang sedang menggulung dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani work from home atau kerja dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona, Selasa, 17 Maret 2020. (Foto: Facebook/Sri Mulyani Indrawati)
Sumber : https://www.tagar.id/denny-siregar-jurus-pandemic-bond-sri-mulyani
Karena itu, untuk menyelamatkan UMKM, bu SMI menyiapkan strategi baru, yaitu keluarkan surat utang yang dia kasih nama Pandemic Bond.
"Wah, utang lagi dong?" Begitu pasti pikiran orang.
Memang kenapa kalau utang? Selama utang itu untuk sesuatu yang produktif, bukan konsumtif, tidak ada masalah. Tidak ada perusahaan yang besar tanpa utang. Mereka butuh utang untuk mengembangkan skala produksinya, bukan buat nyicil mobil mewah.
Pandemic Bond yang diluncurkan Bu SMI ini didukung bank-bank Internasional, seperti Citigrup dan Standard Chartered. Dukungan bank-bank dengan nama besar ini menunjukkan bahwa Indonesia masih dipercaya dunia internasional.
Dalam situasi seperti ini, kepercayaan dunia internasional sangat penting. Kalau mereka sudah tidak percaya lagi sama kita, jangankan mau ngutang, mereka bisa-bisa menarik investasinya dari negeri ini. Dan bangkrutlah kita.
Jadi bisa disederhanakan bahwa utang itu juga adalah kepercayaan. Selama kita lancar membayar utang, maka kepercayaan juga akan semakin bertambah. Kalau kita enggak bayar utang, misal di bank kita kena call 3, maka tidak ada lagi yang percaya sama kita kalau mau utang.
Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk ke-4 terbanyak di dunia sesudah Amerika. Dan ini tentu berpengaruh pada ekonomi. Ibaratnya, seandainya semua dunia tutup total, kita jualan di antara kita sendiri saja, bisalah untuk makan.
Dan mungkin inilah yang dimaksud oleh IMF, bahwa ada 3 negara di Asia yang akan bertahan saat resesi ekonomi pasca-wabah ini melanda dunia. Yang pertama China, kemudian India, dan negara kita tercinta, Indonesia.
Bu SMI sekarang ini adalah "orang yang tepat di waktu yang tepat".
Dia "dibajak" Jokowi waktu masih menjabat sebagai Direktur di Bank Dunia. Bu SMI mau pulang dengan visi membangun kampung halamannya sendiri, meski harus merelakan gajinya yang - Alhamdulillah - besarnya.
Mungkin kalau bukan dia kipernya sekarang ini, gawang ekonomi kita sudah jebol dan mau tidak mau harus ngemis lagi ke IMF seperti tahun 98. Tahu sendiri bagaimana rasanya ngutang ke IMF, negara bisa diatur-atur sesuai visi politik mereka. Kalau ngutang ke investor lain, urusannya hanyalah bagi hasil saja.
Dan dengar-dengar, sudah ada kesepakatan dari beberapa investor yang ingin membeli Pandemic Bond ini hanya dalam waktu semalam.
Dari total hampir 500 triliun rupiah yang rencana akan dijual, kita sudah mendapat dana hampir 70 triliun rupiah. Dana ini rencananya akan disuntikkan ke BUMN dan disalurkan ke UMKM binaan mereka supaya bisa bernapas dan bertahan di tengah krisis ini.
Ini sinyal bahwa Indonesia adalah negara yang masih dipercaya dunia luar. Karena orang bilang "kepercayaan itu mahal harganya".
Selamat bekerja Bu SMI, salam secangkir kopi dari saya, masyarakat awam, yang ingin negeri ini selamat dari pusaran badai besar yang sedang menggulung dunia.
Menteri Keuangan Sri Mulyani work from home atau kerja dari rumah untuk mencegah penyebaran virus corona, Selasa, 17 Maret 2020. (Foto: Facebook/Sri Mulyani Indrawati)
Sumber : https://www.tagar.id/denny-siregar-jurus-pandemic-bond-sri-mulyani
Ketika Negara-Negara Kaya Berebut Masker
Hari Kamis tanggal 2 April, sebuah pesawat
yang penuh masker buatan China sudah siap di landasan, akan terbang ke
Perancis. Tapi, “AS membayar 3 atau 4 kali lipat lebih banyak daripada
yang kami bayarkan, tunai,” kata Jean Rottner, kepala wilayah Prancis
timur. Masker itu pun tidak jadi dibawa ke Prancis, putar haluan ke AS.
[1]
Tapi, Prancis juga jadi perampas masker
dari Swedia. Media Prancis L’Express melaporkan bahwa Paris mengambil
stok dari produsen Swedia, Molnlycke, yang akan dikirim ke Spanyol dan
Italia.
“Kami harap Prancis menjamin keamanan
rantai suplai dan transportasi barang,” protes kementerian luar negeri
Swedia, Jumat (3/4).[2]
Tanggal 3 April, pemerintah Jerman ikut
curhat. Pengiriman masker yang sebenarnya sudah dipesan dari China untuk
polisi Jerman, saat dipindahpesawatkan di Thailand malah dialihkan ke
pesawat menuju AS.
Andreas Geisel, menteri dalam negeri untuk
Berlin state, menyebut kelakuan AS ini sebagai “pembajakan modern” dan
menyerukan kepada pemerintah Jerman untuk menuntut Washington agar
mematuhi aturan perdagangan internasional.
“Ini bukan cara untuk memperlakukan mitra
trans-Atlantik,” kata Geisel. “Meski ini sedang krisis global seharusnya
tidak ada gaya liar Barat [koboy].”[3]
Tapi tanggal 4, pemerintah AS ‘ngeles’,
“Pemerintah AS sama sekali tidak membeli masker dari China yang semula
akan dikirim ke Prancis. Kemungkinan pembelinya adalah perusahaan swasta
atau makelar.”
PM Kanada, Trudeau, ternyata sebelumnya
juga sudah curhat. Tanggal 2 April, dia berkata, “Saya prihatin karena
masker yang datang lebih sedikit daripada yang kami pesan, karena telah
dijual kepada pembeli dengan harga lebih tinggi.”
“Kami memahami bahwa kebutuhan di AS sangat besar, tetapi demikian pula Kanada, jadi kita harus bekerja sama,” kata Trudeau.
Anggota Parlemen Ukraina, Andriy
Motovylovets, punya cerita lain. Dia bulan lalu (Maret) langsung datang
ke China untuk memastikan pengiriman masker ke Ukraina. Ternyata, staf
Kedutaan Ukraina yang datang ke pabrik masker, bertemu dengan kolega
mereka dari Rusia, AS, dan Prancis, yang berusaha merebut pesanan
Ukraina.
“Kami telah membayar di muka melalui
transfer dan telah menandatangani kontrak. Tetapi mereka memiliki lebih
banyak uang, dalam bentuk tunai. Kami harus berjuang untuk setiap
pengiriman,” Motovylovets.
Curhat dari Slovakia beda lagi. PM Peter
Pellegrini mengatakan, dalam urusan pembelian masker, uang tunai adalah
raja. “Kami sudah menyiapkan uang tunai senilai 1,2 juta Euro ($ 1,3
juta) dalam sebuah koper. Kami berencana menggunakan penerbangan khusus
pemerintah dan mendapatkan masker dari pemasok China. Tapi, dealer dari
Jerman datang lebih dulu, membayar lebih banyak dan dialah yang
mendapatkannya.”[2]
Lalu bagaimana Indonesia?
Indonesia bertindak lebih cepat. Tanggal
24 Maret diberitakan, pemerintah telah membatalkan rencana ekspor
ratusan ribu alat pelindung diri (APD) ke Korea Selatan. APD tersebut
disalurkan untuk kebutuhan para petugas medis dalam negeri. Ternyata
saat ini ada sekitar 25 produsen masker dan 23 produsen APD di
Indonesia. Sebelum ada wabah corona, mereka memang sudah biasa
mengekspor produknya.
Kata Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19, Doni Monardo, pihaknya sudah mengajak Kemenperin
untuk mendorong industri dalam negeri memproduksi APD, masker, hand
sanitizer dan kebutuhan lain dalam menghadapi pandemi corona. “Semua
industri yang berpotensi untuk mendukung penanganan Covid-19 ini akan
dioptimalkan,” kata Doni. [4]
Selain itu, UKM-UKM sudah bergerak,
memproduksi APD sendiri. Ini saya tahu langsung dari pelaku UKM Jawa
Barat. Ibu-ibu Indonesia pun ramai-ramai jahit masker sendiri, ada yang
dijual (dengan harga murah), ada pula yang dibagikan gratis. Hand
sanitizer juga dibikin swadaya oleh berbagai elemen masyarakat. Bahkan
kini insinyur ITB sudah mendesain ventilator.
Inilah modal besar bangsa yang dimiliki
bangsa Indonesia: sikap gotong royong, rajin, dan kreatif. Yuk, kita
pertahankan sifat-sifat luhur ini baik-baik. InsyaAllah, dengan swadaya
dan mengerahkan seluruh potensi bangsa, krisis APD ini bisa diselesaikan
tanpa harus ‘merampok’ ala negara-negara kaya itu.
Kita hempaskan saja para makelar masker dan APD yang tega menaikkan harga berlipat-lipat di saat bangsa ini didera musibah.
—
Ref:
[1] https://bit.ly/39SstzX
[2] https://bit.ly/2Xh2VJV
[3] https://bit.ly/2UJPSPB
[4] https://bit.ly/3bYnuiz
Ref:
[1] https://bit.ly/39SstzX
[2] https://bit.ly/2Xh2VJV
[3] https://bit.ly/2UJPSPB
[4] https://bit.ly/3bYnuiz
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/04/06/ketika-negara-negara-kaya-berebut-masker/#more-6351
Bill Gates dan WHO
Penstudi HI tentu familiar dengan penjelasan bahwa aktor (pelaku)
dalam hubungan internasional itu terbagi 2:
state actor (negara) dan
non-state actor (aktor nonnegara) yang meliputi perusahaan, NGO (LSM), organisasi internasional, dan individu.
Nah, Bill Gates ini masuk ke aktor individu. Dia bukan presiden, bukan politisi, tapi pengaruhnya sangat besar di dunia. Gates merupakan donatur terbesar kedua di WHO (donatur terbesar pertama adalah AS, yang ketiga adalah Inggris). Perhatikan bahwa di sini Gates berdiri “sejajar” dengan negara. Menurut para pengkritik Gates, besarnya donasinya di WHO telah membuat prioritas Gates menjadi prioritas WHO. Misalnya, alih-alih fokus memperkuat sistem layanan kesehatan di negara-negara miskin,
WHO lebih banyak mengeluarkan sumber daya untuk proyek yang disukai Gates, seperti “pengentasan polio”. [1]
Pengentasan polio akan sangat terkait dengan perusahaan produsen vaksin (ada keuntungan bisnis). Reuters (2017) memberitakan bahwa pemerintah India menghentikan sebagian keterlibatan Gates Foundation dalam program imunisasi di negara itu karena dikhawatirkan ‘donatur asing akan memengaruhi kebijakan kesehatan’.
Gates Foundation diketahui mendukung GAVI, aliansi vaksin global yang berpartner dengan perusahaan farmasi besar. [2]
Gates bukan dokter, tapi sejak Covid 19 merebak, dia sering dimintai pendapat soal penanganan pandemi ini.
Video ini salah satu wawancara yang dilakukannya dengan CBS (2 April 2020). Di video lengkapnya, dia seolah bicara soal AS saja (antara lain, AS harus melakukan lockdown, istilah Gates: “strong isolation measures on a countrywide basis”). [3]
Tetapi, sebagai aktor besar dalam hubungan internasional, perkataan dan pengaruh Gates akan melintasi batas negara (apalagi di wawancara-wawancara lainnya, pernyataan Gates sering juga ditujukan untuk semua negara, bukan cuma AS).
Di cuplikan video dari interview CBS ini ada beberapa pernyataan Gates yang punya pengaruh global.
(1) “sebelum semua orang divaksin, pertemuan publik massal yang opsional akan dihentikan sama sekali”.
Apa saja yang termasuk pertemuan publik massal? Di antaranya, haji, umroh, ziarah di makam para Wali (misalnya, tradisi ziarah ke Karbala yang bisa mencapai belasan juta orang), Jumatan, atau Misa Tri Hari Suci di Vatikan, dan perayaan umat agama lainnya. Selain itu, olimpiade, pertandingan sepakbola, pernikahan, pemakaman, perayaan, dan banyak lagi. Sebelum semua orang divaksin, perkumpulan itu tidak boleh dilakukan sama sekali, kata Gates.
(2) “kegiatan ekonomi, kita bisa mengembalikannya, akan tiba waktunya ketika kita punya vaksin dan saat itu kita sepenuhnya kembali normal. Kami berkerja sama erat dengan perusahaan vaksin, merekalah yang bisa mengembalikan situasi kembali normal, mungkin sekitar 18 bulan lagi…”
Jadi, nasib umat manusia, menurut Gates, bergantung pada perusahaan farmasi.
(3) “Kita membutuhkan puluhan milyar dollar untuk mencapai kesiapan ini, kesiapan menghadapi ‘game virus’, seperti permainan perang.”
Terus-terang saya miris melihat tawa samar Gates saat mengucapkan kalimat ini. Lalu, puluhan miliar dollar ini, uangnya siapa? Tentu uang negara. Bagaimana dengan negara yang tidak punya uang?
IMF dan Bank Dunia sudah menyiapkan dana utang. Dampak utang ke Bank Dunia pernah saya tulis tahun 2009 [4]
(4) “Kesadaran bahwa ini adalah ancaman, mungkin ancaman terbesar, yang membunuh puluhan juta orang, akan terus ada secara permanen.”
Di sini Gates menekankan bahwa korban Covid-19 akan mencapai puluhan juta di seluruh dunia.
**
Minimalnya, ada 3 pertanyaan yang muncul dari fenomena ini.
Pertama, kemana PBB? Nasib umat manusia terlihat rapuh akibat ketidakmampuan PBB dan agensi-nya (seperti WHO) melaksanakan misi “mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional”. Banyak agensi PBB yang ternyata didominasi oleh negara-negara kaya (dan individu kaya) sehingga keputusan-keputusannya lebih banyak membawa kepentingan mereka, bukan kepentingan umat manusia. Misalnya, di tengah Covid-19, AS terus memberi sanksi ekonomi yang sangat mematikan kepada negara-negara musuhnya dan PBB tidak berdaya karena AS adalah donatur terbesar PBB.
Kedua, apakah benar, kehidupan kita akan kembali normal bila ada vaksin ajaib sudah ditemukan dan sebelum ada vaksin itu kita harus terus menjalani isolasi (dan kesulitan ekonomi) seperti ini? Dan vaksin itu baru ada 18 bulan lagi?
Sebenarnya, ada sangat banyak narasi pembanding. Tapi suara antimainstream seolah selalu dianggap salah. Mengapa kata-kata kubu dokter/pakar “yang ini” bisa menjadi mainstream, sementara kata-kata kubu dokter/pakar “yang itu” diabaikan?
Misalnya, poin 4 di atas, prediksi Gates bahwa akan ada puluhan juta yang meninggal, telah dibantah oleh Michael Levitt, peraih Nobel kimia tahun 2013. Levitt mengatakan bahwa data yang ada (terkait Covid-19) tidak mendukung skenario mengerikan itu, terutama di daerah di mana langkah-langkah ‘jaga jarak’ dilakukan dengan baik. Memang data belum lengkap, kata Levitt, tapi “penurunan yang konsisten [dari jumlah penderita] menunjukkan ada faktor lain yang berkerja…” [5]
Apa faktor lain itu? Sangat mungkin, DO'A. Ketika umat manusia sedunia berdoa dan Tuhan mendengarnya, tidak ada yang mustahil.
Ketiga, mengapa individu dibiarkan mendominasi kebijakan WHO? Apa hanya perusahaan raksasa rekanan Gates yang bisa membuat vaksin Covid-19? Apakah negara-negara berkembang tidak punya daya untuk menciptakan obat dan vaksin sendiri? Apa negara-negara berkembang tidak punya daya untuk bangkit menjadi negara mandiri?
Jangan minta jawabannya dari saya. Saya cuma sedang mengajak kita sama-sama berpikir.
—
[1] https://www.politico.eu/…/bill-gates-who-most-powerful-doc…/
[2] https://www.reuters.com/…/india-cuts-some-funding-ties-with…
[3]https://www.cbsnews.com/…/coronavirus-microsoft-founder-bi…/
[4] https://dinasulaeman.wordpress.com/…/peran-bank-dunia-dala…/
[5] https://www.latimes.com/…/coronavirus-outbreak-nobel-laurea…
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/04/12/bill-gates-dan-who/#more-6357
state actor (negara) dan
non-state actor (aktor nonnegara) yang meliputi perusahaan, NGO (LSM), organisasi internasional, dan individu.
Nah, Bill Gates ini masuk ke aktor individu. Dia bukan presiden, bukan politisi, tapi pengaruhnya sangat besar di dunia. Gates merupakan donatur terbesar kedua di WHO (donatur terbesar pertama adalah AS, yang ketiga adalah Inggris). Perhatikan bahwa di sini Gates berdiri “sejajar” dengan negara. Menurut para pengkritik Gates, besarnya donasinya di WHO telah membuat prioritas Gates menjadi prioritas WHO. Misalnya, alih-alih fokus memperkuat sistem layanan kesehatan di negara-negara miskin,
WHO lebih banyak mengeluarkan sumber daya untuk proyek yang disukai Gates, seperti “pengentasan polio”. [1]
Pengentasan polio akan sangat terkait dengan perusahaan produsen vaksin (ada keuntungan bisnis). Reuters (2017) memberitakan bahwa pemerintah India menghentikan sebagian keterlibatan Gates Foundation dalam program imunisasi di negara itu karena dikhawatirkan ‘donatur asing akan memengaruhi kebijakan kesehatan’.
Gates Foundation diketahui mendukung GAVI, aliansi vaksin global yang berpartner dengan perusahaan farmasi besar. [2]
Gates bukan dokter, tapi sejak Covid 19 merebak, dia sering dimintai pendapat soal penanganan pandemi ini.
Video ini salah satu wawancara yang dilakukannya dengan CBS (2 April 2020). Di video lengkapnya, dia seolah bicara soal AS saja (antara lain, AS harus melakukan lockdown, istilah Gates: “strong isolation measures on a countrywide basis”). [3]
Tetapi, sebagai aktor besar dalam hubungan internasional, perkataan dan pengaruh Gates akan melintasi batas negara (apalagi di wawancara-wawancara lainnya, pernyataan Gates sering juga ditujukan untuk semua negara, bukan cuma AS).
Di cuplikan video dari interview CBS ini ada beberapa pernyataan Gates yang punya pengaruh global.
(1) “sebelum semua orang divaksin, pertemuan publik massal yang opsional akan dihentikan sama sekali”.
Apa saja yang termasuk pertemuan publik massal? Di antaranya, haji, umroh, ziarah di makam para Wali (misalnya, tradisi ziarah ke Karbala yang bisa mencapai belasan juta orang), Jumatan, atau Misa Tri Hari Suci di Vatikan, dan perayaan umat agama lainnya. Selain itu, olimpiade, pertandingan sepakbola, pernikahan, pemakaman, perayaan, dan banyak lagi. Sebelum semua orang divaksin, perkumpulan itu tidak boleh dilakukan sama sekali, kata Gates.
(2) “kegiatan ekonomi, kita bisa mengembalikannya, akan tiba waktunya ketika kita punya vaksin dan saat itu kita sepenuhnya kembali normal. Kami berkerja sama erat dengan perusahaan vaksin, merekalah yang bisa mengembalikan situasi kembali normal, mungkin sekitar 18 bulan lagi…”
Jadi, nasib umat manusia, menurut Gates, bergantung pada perusahaan farmasi.
(3) “Kita membutuhkan puluhan milyar dollar untuk mencapai kesiapan ini, kesiapan menghadapi ‘game virus’, seperti permainan perang.”
Terus-terang saya miris melihat tawa samar Gates saat mengucapkan kalimat ini. Lalu, puluhan miliar dollar ini, uangnya siapa? Tentu uang negara. Bagaimana dengan negara yang tidak punya uang?
IMF dan Bank Dunia sudah menyiapkan dana utang. Dampak utang ke Bank Dunia pernah saya tulis tahun 2009 [4]
(4) “Kesadaran bahwa ini adalah ancaman, mungkin ancaman terbesar, yang membunuh puluhan juta orang, akan terus ada secara permanen.”
Di sini Gates menekankan bahwa korban Covid-19 akan mencapai puluhan juta di seluruh dunia.
**
Minimalnya, ada 3 pertanyaan yang muncul dari fenomena ini.
Pertama, kemana PBB? Nasib umat manusia terlihat rapuh akibat ketidakmampuan PBB dan agensi-nya (seperti WHO) melaksanakan misi “mempertahankan perdamaian dan keamanan internasional”. Banyak agensi PBB yang ternyata didominasi oleh negara-negara kaya (dan individu kaya) sehingga keputusan-keputusannya lebih banyak membawa kepentingan mereka, bukan kepentingan umat manusia. Misalnya, di tengah Covid-19, AS terus memberi sanksi ekonomi yang sangat mematikan kepada negara-negara musuhnya dan PBB tidak berdaya karena AS adalah donatur terbesar PBB.
Kedua, apakah benar, kehidupan kita akan kembali normal bila ada vaksin ajaib sudah ditemukan dan sebelum ada vaksin itu kita harus terus menjalani isolasi (dan kesulitan ekonomi) seperti ini? Dan vaksin itu baru ada 18 bulan lagi?
Sebenarnya, ada sangat banyak narasi pembanding. Tapi suara antimainstream seolah selalu dianggap salah. Mengapa kata-kata kubu dokter/pakar “yang ini” bisa menjadi mainstream, sementara kata-kata kubu dokter/pakar “yang itu” diabaikan?
Misalnya, poin 4 di atas, prediksi Gates bahwa akan ada puluhan juta yang meninggal, telah dibantah oleh Michael Levitt, peraih Nobel kimia tahun 2013. Levitt mengatakan bahwa data yang ada (terkait Covid-19) tidak mendukung skenario mengerikan itu, terutama di daerah di mana langkah-langkah ‘jaga jarak’ dilakukan dengan baik. Memang data belum lengkap, kata Levitt, tapi “penurunan yang konsisten [dari jumlah penderita] menunjukkan ada faktor lain yang berkerja…” [5]
Apa faktor lain itu? Sangat mungkin, DO'A. Ketika umat manusia sedunia berdoa dan Tuhan mendengarnya, tidak ada yang mustahil.
Ketiga, mengapa individu dibiarkan mendominasi kebijakan WHO? Apa hanya perusahaan raksasa rekanan Gates yang bisa membuat vaksin Covid-19? Apakah negara-negara berkembang tidak punya daya untuk menciptakan obat dan vaksin sendiri? Apa negara-negara berkembang tidak punya daya untuk bangkit menjadi negara mandiri?
Jangan minta jawabannya dari saya. Saya cuma sedang mengajak kita sama-sama berpikir.
—
[1] https://www.politico.eu/…/bill-gates-who-most-powerful-doc…/
[2] https://www.reuters.com/…/india-cuts-some-funding-ties-with…
[3]https://www.cbsnews.com/…/coronavirus-microsoft-founder-bi…/
[4] https://dinasulaeman.wordpress.com/…/peran-bank-dunia-dala…/
[5] https://www.latimes.com/…/coronavirus-outbreak-nobel-laurea…
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/04/12/bill-gates-dan-who/#more-6357
Bukti Imunitas Digital
Masih tentang Bill Gates (sambungan status
saya sebelumnya). Baru saja saya membaca tulisan terbaru Pepe Escobar.
Judulnya ” Who Profits from the Pandemic?” [Siapa yang Dapat Untung dari
Pandemik?]
Ada paragraf yang menarik:
Re-post by MigoBerita / Selasa/14042020/11.06Wita/Bjm