Migo Berita - Banjarmasin - KPK sekarang dan KPK dulu, mana Suara BEM, PKS dan KAMI ... hemmmm. Tuhan itu Memang Ada dan Selalu Ada bagi mereka yang Beriman dan bagi mereka yang Terzholimi. Agar tidak gagal paham, baca tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan, agar tidak gagal paham.
Beredar Surat Satpam yang Didzolimi Novel, Denny: Pembalasan Lebih Menyakitkan!
Akhrinya satu persatu borok Novel diperlihatkan pasca dirinya resmi dipecat. Seiring berjalannya waktu kebusukan Novel selama di KPK mulai terungkap. Persis sepupunya di DKI yang selalu terlihat memiliki agenda busuk, hanya tinggal tunggu waku yang tepat sampai akhirnya terperosok. Novel ternyata tak hanya menjadikan Tempo dan ICW untuk mencengkeram KPK, tapi juga membungkam pegawai bawah yang terang-terang mencium adanya paham radikal di KPK.
Rupanya dua tahun lalu ada kejadian mengerikan di mana satpam yang beraliran islam moderat diberhentikan dari KPK. Ternyata tindakannya memviralkan adanya bendera HTI yang berujung pada pemecatan tersebut. Belakangan diketahui pemecatan tersebut disinyalir adalah suruhan Novel Baswedan. Denny Siregar bahkan menyebut bahwa hari ini adalah saat di mana Novel dan lainnya menuai karma atas perbuatannya dua tahun silam.
Berikut cuitan Denny Siregar di laman resmi twitternya:
"Iwan Ismail satpam lama @KPK_RI dipecat Novel Baswedan, karena memotret meja kerja yang ada bendera HTI. Novel Baswedan dipecat @kpk karena tdk lolos TWK. Orang bilang hidup itu tidak adil. Tapi ada saat keadilan itu datang dalam bentuk pembalasan yg lebih menyakitkan.. ☺️" tulis @DennySiregar7
Tuduhan Denny Siregar bukan hanya asal bicara tanpa data. Banyak media yang juga memberitakan surat terbuka Iwan Ismail. Seperti dilansir suara.com yang membeberkan kronologi dan surat terbuka dari satpam korban kedzoliman Novel dkk.
SURAT TERBUKA (BERANI JUJUR HEBAT)
Kepada Yth. 1.Presiden Joko Widodo 2.Dewan Pengawas KPK 3.Ketua KPK RI 4.Ketua DPR RI 5.Menkopolhukam 6.Kapolri 7.Panglima TNI 8.Ombudsman RI 9.Komnas HAM RI 10.Ketua WP KPK
Assalamu’alaikum wr wb
Salam silaturrahmi saya sampaikan, memperhatikan ramainya riak-riak kegaduhan permohonan keadilan hasil dari TWK KPK RI dengan ini saya memberikan informasi sesuai slogan “BERANI JUJUR HEBAT” jangan di plesetkan menjadi “BERANI JUJUR PECAT” agar menjadi pertimbangan untuk menanggapi kegaduhan 56 pegawai yang memaksa diangkat ASN. Selama ini saya diam & menerima keputusan tanpa ada keadilan, biarkan Allah swt yang membalas karena Allah swt maha memberi rezeki.
Saya yang bertanda tangan di bawah ini ex Pengamanan KPK yang di paksa mundur tanpa proses sidang kode etik, sepihak di paksa memilih untuk mundur atau diberhentikan dengan tanpa ada pembelaan melalui proses sidang kode etik.
*Nama: Iwan Ismail * NPP: 0002167 Jabatan: Pengamanan
#KRONOLOGIS_KEJADIAN
1.Setelah melalui proses panjang ikut seleksi umum recruitment Pegawai Tidak Tetap (PTT) sebagai Pengamanan KPK tahun 2018 tepatnya bulan Oktober-Nopember, alhamdulillah saya menjadi bagian dari 45 orang yang lulus tahapan seleksi dari ratusan ribu peserta.
2.Mulai diangkat sebagai PTT tanggal 14 Nopember 2018, Mulai bekerja diawali dengan ikut Pelatihan Induksi pegawai pada tanggal 3-5 Desember 2018, & Pelatihan Pengelolaan Rumah Tahanan dan Pengawalan Tahanan pada tanggal 6-8 Desember 2018.
3.Proses kronologis di mulai ketika saya kerja & patroli gedung, tepatnya bulan februari saya keliling untuk kontrol ruangan di malam hari lalu saya kedapatan melihat bendera hitam putih (milik HTI) di beberapa meja kerja pegawai kpk yang ada di lantai 10 gedung merah putih. Lalu saya ambil foto, Namun saya tidak terlalui menghiraukan mungkin ini hanya oknum pegawai yang mungkin sebatas simpatisan saja, mungkin besok lusa juga hilang atau di cabut lagi.
4.Berjalannya waktu ketika ramai perubahan UU KPK yang baru sekitaran bulan agustus-september, sehabis ada demo besar di gedung KPK hari jum’at tanggal 20 september 2019 dengan isu “KPK Taliban” maka pada malam hari selepas piket pengamanan saya kembali bersama teman saya naik ke lantai 10 dan masih kedapatan melihat bendera hitam putih (milik HTI) yang masih terpasang di meja kerja yang sama lalu saya ambil foto kembali untuk dijadikan bahan laporan dengan asumsi bahwa bendera inilah yang menjadi gaduh KPK Taliban. Karena waktu itu hari jum’at malam & waktunya besok lusa saya libur maka saya berniat bikin laporan pada hari seninnya.
5.Pada malam hari menjelang pulang kampung saya konsultasi dgn teman-2 saya di jajaran group WA Banser Kab. bandung mengenai adanya Bendera HTI di gedung KPK yang mungkin menjadi pemicu alasan adanya demo KPK Taliban, namun tanpa saya sadari bendera itu Viral di medsos selang 2 hari ketika saya libur & hari senin saya masuk kerja langsung ada panggilan untuk menghadap pengawas internal KPK. Tanpa pikir panjang saya langsung menghadap sesuai Niat melaporkan foto di hari jum’at yang menurut saya sebagai pelanggaran kode etik pegawai.
6.Ketika saya menghadap ke Pengawas internal di sana saya sekalian bilang bahwa saya mau melapor foto temuan saya, tetapi tanpa di sangka panggilan yang saya terima di hari senin tanggal 23 september 2019 pun sama mengenai bendera HTI yang tengah tersebar di media sosial. Maka di hari itu pula saya diperiksa seharian full day dan dilakukan BAP, saya merasa malah menjadi tersangka atas viralnya bendera hitam putih di medsos. Maka saya utarakan semua keterangan sesuai dgn pertanyaan-2 yg di sampaikan, tetapi ketika tahu Background saya anggota banser mereka (PI-KPK) begitu gencar memberikan pertanyaan seputar Bendera & organisasi saya sampai mereka mengambil HP saya sebagai bahan bukti & meng screenshoot semua chat saya di group WA hingga mereka tahu data pengurus kami mulai dari pusat hingga Pimpinan Anak Cabang.
Ada beberapa pertanyaan yang membuat saya heran & tanpa dasar, diantaranya:
+Apakah Pak Iwan bagian dari Ormas Luar, atau jangan-jangan Simpanan ormas Luar..?
–Jawab: Saya sudah tidak menjabat sbg pengurus PAC GP. Ansor sejak Desember 2017, kalo saya bagian dari anggota Banser apa tidak boleh saya berbakti untuk negeri di KPK..?
Kalau saya bagian ormas luar berarti di KPK ada ormas dalam donk, apa iya HTI bagian dari ormas dalam KPK?
+Atau apakah pak iwan orang simpanan kepolisian..?
–Jawab: Kalau saya orang simpanan kepolisian, mungkin KPK lebih tahu siapa yang menyimpan saya..? Kan selama ini saya masuk KPK sesuai seleksi yang ketat selama berbulan-2 sesuai jadwal, jadi anda menganggap saya mata-mata kepolisian begitu?
Mereka nggak jawab balik pertanyaan saya…!!!!???
7.Berjalannya waktu tibalah Ketok palu DPR RI mengesahkan RUU KPK menjadi UU KPK yang baru UU No. 19 Tahum 2019 menggantikan UU KPK yang lama No. 30 tahun 2002, pada tanggal 19 Oktober 2019. Masih di ikuti dengan demo-2 digedung KPK baik yang Pro maupun yang kontra terhadap UU KPK yang baru.
Tibalah pada hari senin tanggal 21 oktober 2019 saya di panggil kembali untuk agenda musyawarah di DPP KPK, di hadiri oleh seluruh anggota DPP, PI, Setjen & WP KPK. Mereka menerangkan bahwa laporan atau BAP saya itu sudah termasuk pelanggaran kode etik katanya, dan merupakan pelanggaran berat karena sudah turut punya andil dalam ketok palu UU KPK yang baru.
Katanya hanya ada satu solusi apakah mau di bawa ke ranah sidang kode etik dengan harus menghadirkan saksi-saksi yang meringankan baik orang yang memviralkan foto bendera HTI, keterangan tim ahli dari gp ansor & bisa jadi dari PBNU mengenai bendera HTI. Padahalkan sudah saya jelaskan kalau saya bukan lagi pengurus GP. Ansor hanya anggota banser biasa, keterangan mengenai HTI versi saya sudah saya jelaskan kenapa mesti merembet ke organisasi ini kan urusan internal pegawai KPK….???
Atau pilihan langsung diberhentikan secara tidak hormat, pertanyaannya apakah proses seperti ini tidak menyalahi Maladministrasi…???
Kan ada pilihan di dalam Buku panduan Kode etik yg merupakan pelanggaran berat, salah satunya ada pemotongan gaji terlebih dahulu dengan adanya pembinaan pegawai..?
*Kenapa harus langsung pemberhentian, kan kalau iya itu pelanggaran saya baru sekali melakukannya.
Dan yang saya lakukan itu semata-2 hanya menjalankan tufoksi Pengamanan Gedung dalam giat pelaporan pelanggaran kode etik sesuai perintah atasan, kenapa selalu pengamanan (PTT) yang disalahkan jika berhadapan dgn Pegawai Tetap (PT)…?
Pertanyaan saya:
+Kenapa masalah foto yg viral merupakan pelanggaran berat, atau apakah Bendera HTI di gedung KPK itu milik KPK atau milik oknum pegawai?
+Terus bagaimana nasib oknum pegawai yang membawa & memasang bendera HTI, apakah sama dilakukan pemeriksaan BAP dan di perlakukan yang sama seperti saya…???
+Kenapa pak YP ketua WP KPK setelah beres musyawarah DPP, sambil memeluk saya seraya berbisik mengucapkan permohonan maaf serta menyampaikan ada salam permohonan maaf dari pak NB katanya…!!!
ada apa dengan pesan itu semua, apakah selama ini yang melaporkan balik itu adalah pak YP & NB..??
8.Berjalannya waktu, saya melawan dgn membuat surat memo ke Ketua KPK tetapi tidak ada balasan atau sanggahan. Kemudian saya menerima surat pemberhentian tertanggal 30 oktober 2019, lalu saya meminta kembali untuk di pertimbangkan atau saya laporkan ke Menkopolhukam, Ombudsman atau bahkan Presiden…?
Akhirnya saya diberikan keringanan dgn dicabutnya surat PTDH dgn syarat mengundurkan diri, akhirnya saya terima tawaran itu dengan syarat dikasih waktu sampai saya dapet pekerjaan yang baru. Maka setelah ada tempat kerja baru per tanggal 26 Desember 2019 keluar surat PDH, yang sebenarnya tanpa dasar surat pengunduran diri saya.
Pesan saya apakah ini keadilan bagi saya yg menurut saya berintegritas bekerja demi Merah Putih melawan pegawai yg terpapar karena Hitam Putih, kenapa para pegawai yg tidak lulus TWK nggak ikhlas saja seperti saya?
Itukan urusan internal pegawai, kalau mau menggugat apakah boleh saya menggugat kembali setelah hampir 2 tahun saya diam? Apakah surat PDH ini syah tanpa adanya dasar surat pengunduran diri saya?
9.Malahan saya meminta di fasilitasi PI agar di ketemukan dengan orang yang membawa & memasang bendera, tetapi tak kunjung di fasilitasi malahan ada orang yang mengaku JPU KPK yang katanya membawa & memasang bendera itu meminta ketemu dengan saya secara pribadi di kantin KPK…!
Begitulah isi sebagian besar mantan satpam yang didzolimi lantaran kesalahan kecil. Padahal seharusnya pengibar bendera HTI yang harusnya dipecat karena mengikuti organisasi terlarang. Kini kita ketahui bahwa pasca Novel dkk tak lolos KPK, ada perubahan signifikan di sana. Foto presiden, wapres dan lambang garuda dipajang di belakang saat konferensi pers penangkapan koruptor. Hal yang tak pernah terjadi di era Novel.
Jikalau mereka dan kroninya merasa didzolimi lantaran tak lulus TWK, jadi selama ini apakah pantas negara, pegawai, presiden dan wakilnya tak dianggap oleh Novel dkk? Mengganggap dirinya bekerja di lembaga anti korupsi lalu seenaknya menyingkirkan orang yang tak sepahaman, menginjak harga diri bangsa dan menggantinya dengan lambang pro khilafah. Mana suara KAMI, BEM, dan PKS atas masalah ini? Kecuali mereka memang berwatak sama dengan Novel dkk, yakni benci tanah air dan pro radikalisme. Semoga suatu saat satu persatu juga merasakan pembalasannya.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/beredar-surat-satpam-yang-didzolimi-novel-denny-bViCENtRJm
Isu PKI adalah Isu Sampah! Begini Cara Menyikapi dan Memahaminya!
Terlalu jelas apa yang hendak digembor-gemborkan oleh kelompok barisan sakit hati karena di pemerintahan ini mereka sangat terganggu kepentingannya. Mau mereka, kekuasaan itu berpihak kepadanya sehingga apa saja yang dilakukannya mulus tanpa rintangan berarti. Bahkan kalau mereka berbuat dholim atau semena-mena kepada rakyat, mereka bisa lolos dari segala jeratan tuntutan.
Gambaran itu pernah terjadi di zaman orde baru. Ada berapa banyak kasus besar yang bisa terang benderang? Ada berapa banyak orang yang bisa dengan mudah hilang karena melakukan kritik pedas yang menganggu kepentingan penguasa orba saat itu? Ini jauh beda dengan saat sekarang.
Justru sekarang para penjahat HAM bisa berlindung atas nama HAM. Atau pun penjahat kelamin bisa berlindung dengan mengatasnamakan agama. Atau provokator dengan leluasa menyemprotkan hoax dan fitnah agar terjadi pecah belah antar anak bangsa, juga bisa menggunakan atas nama agama.
Para teroris pun bisa berlindung atas nama HAM, namun ketika mengebom, mereka tidak mau disebut sebagai pelanggar HAM, maunya mereka itu disebut sebagai pejuang agama. Asem!
Atau kelompok kriminal bersenjata di Papua pun bisa berlindung atas nama HAM, namun ketika mereka melakukan pembunuhan dan pembantaian terhadap tenaga medis atau para pekerja infrastruktur, mereka tidak menyebutnya pelanggaran HAM. Mereka seperti mandek berpikir, bahwa para tenaga medis dan para pekerja infrastruktur adalah orang-orang yang ikut berkontribusi membangun tanah Papua.
Belum lagi para provokator yang berlabel SJW itu diam melompong menyaksikan aksi brutal KKB. Mereka berteriak ketika negara dan anak bangsa membela tanah air ini.
Kata orang tua dulu, mana ada maling yang mengaku. Mungkin ini sama keadaannya para penganggu negeri ini yang saat ini sedang asyik ingin menciptakan ketakutan di tengah masyarakat dengan menghembuskan isu PKI.
Meskipun basi, tetapi tetap mereka lakukan. Mungkin karena itulah yang bisa mereka kerjakan atau skill mereka memang penyembur ketakukan. Persis di zaman orde baru, banyak orang ketakutan bersuara untuk melontarkan kritik yang membangun, karena kalau itu dilakukannya, bisa tidak berumur panjang alias "dilenyapkan".
Kritikan masa orde baru sebenarnya bagus untuk membangun negeri dengan cepat mencapai kemajuan, hanya saja penguasa waktu itu sangat rakus, menciptakan kekayaan bagi kelompoknya atau keluarganya dan berbagai koleganya, akhirnya terjadi jurang sosial yang sangat lebar, dan efek dari itu, saat terjadi krisis moneter tahun 1998, akhirnya kolaps.
Coba kalau penguasa orde baru mau menerima kritik dan tidak terlalu rakus, mungkin saat ini Indonesia sudah sangat berjaya, dan para keturunan penguasa orde baru itu pun bisa bagus namanya dan dielu-elukan rakyat, sehingga tidak ada yang membantah atau tertawa ketika keluar slogan "Enak jamanku toh." Tapi sudahlah, itu masa lalu, percuma juga mengungkitnya tanpa menjadi penyadaran.
Namun yang perlu dicermati adalah para pengasong isu PKI di setiap tanggal 30 september di era Jokowi ini. Mereka seperti ingin menciptakan kebencian yang sangat mendalam kepada pemerintahan Jokowi, karena kalau isu PKI terus digemborkan, bisa jadi masyarakat pun terpengaruh dan mengarahkan perhatiannya bahwa narasi PKI sudah masuk ke Istana. Itu kan yang dulu pernah digoreng?
Bahkan ada beberapa ustad radikal yang dikerahkan untuk menyebarkan isu PKI ini. Itu semua agar benak dan alam bawah sadar masyarakat selain berisi ketakutan dan rasa was-was sekaligus membangkitkan kebencian kepada pemerintahan saat ini, dan pada akhirnya menimbulkan rasa tidak percaya kepada pemerintah.
Jika itu berhasil, maka kesalahan-kesalahan atau dosa-dosa masa lalu rezim orde baru bisa terhapus. Padahal tahu sendirilah, banyak sekali misteri atau tanda tanya tentang siapa sih yang merancang gerakan sadis yang terjadi di 30 september 1965 itu.
Maka tidak mengherankan jika Prabowo yang sudah bergabung di kabinet Jokowi, diam seribu bahasa saat anak buahnya seperti Fadli Zon bernyanyi sumbang tentang isu PKI. Prabowo masih ambisi untuk menjadi RI 1, meskipun sudah tua. Dan banyak orang sudah tahu siapa sih Prabowo? bukankah doski pernah merasakan enaknya kekuasaan di orde baru?
Dan pasti doski akan berkata jika ditanya soal capres "Kalau rakyat menghendaki saya jadi presiden kenapa tidak? Kalau demi bangsa dan negara saya siap"
Banyak kalimat yang terlontar dengan kamuflase seperti itu, sama halnya yang mengatakan rela mati demi agama, atau saya tidak terima kalau agamaku dihina, kalau diriku dihina silahkan, tapi tidak dengan agamaku.
Lalu, dengan atas nama agama seperti itu, justru melakukan tindakan yang tidak sejalan dengan agama. Agama Islam ajaran pertamanya adalah iqra atau bacalah, lalu sering disinggung "Tidakkah kau berpikir" sehingga hal ini menunjukkan bahwa agama Islam itu mengedepankan sikap-sikap intelektual bukan sikap barbarisme atau jahiliyah. Begitu kan? Tapi orang-orang itu mengaku membela agama dengan sikap barbarisme yang penuh kebencian, jadi bela siapa dong? Genderuwo?
Jadi isu PKI yang disemprotkan oleh orang-orang yang terganggu kepentingannya di era saat ini bukanlah demi menyelamatkan NKRI, tapi itu adalah kelicikan yang mereka bangun untuk kepuasaan memuluskan ambisi kekuasaannya, dan pada akhirnya yang rugi adalah rakyat sendiri, karena ternyata isu PKI cuma sampah yang tidak produktif, buang-buang waktu saja mendengarkan mereka.
Untuk melawan paham komunis atau paham apa saja yang bisa merugikan termasuk paham radikalisme yang mengatasnamakan agama tapi merusak adalah dengan cara memperkuat ideologi Pancasila. Pancasila harus diaplikasikan secara maksimal, sehingga otomatis tergerus ideologi atau sifat-sifat PKI, atau pun sikap radikal intoleran ekstrimis.
Pancasila untuk bisa diaplikasikan dengan baik, tentu perlu terus menerus dipahamkan di masyarakat, tidak hanya bentuk-bentuk seremonial semata atau bahkan tidak cukup dengan grafis semata. Pancasila adalah olah pikir yang cerdas dan bijaksana, maka untuk memahaminya maka pikiran pun harus dibersihkan dulu dari sampah-sampah hoax seperti isu PKI itu.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/isu-pki-adalah-isu-sampah-begini-cara-menyikapi-7fRN3jjQHG
Usaha PKS Bangkitkan 'Halu' Hantu PKI, Intruksikan Nonton Film G30S/PKI
Setiap tanggal 30 September atau mendekati tanggal tersebut, ada saja pihak-pihak yang mencoba membangkitkan ingatan rakyat tentang PKI. Pasalnya di tanggal dan bulan tersebut dipahami sebagai Gerakan Pengkhiatan Partai Komunis Indonesia yang ditandai dengan penculikan dan terbunuhnya 7 Jendral. Sehingga dikenal dengan sebutan G30S/PKI.
Sampai akhirnya dibuatlah film tersebut. Perlu kiranya diketahui oleh kita semua. Dikutip Harian Kompas, Sabtu (15/9/1984), film ini awalnya diberi judul Sejarah Orde Baru. Namun kemudian diubah menjadi Pengkhianatan G30S PKI. Jadi dari judul yang berubah saja kita dapat mengetahui jika film tersebut kental sekali dengan nama campur tangan Orde Baru dalam pembuatannya, yang saat itu di sutradarai Arifin C Noor.
Sampai akhirnya film yang biasanya diputar ulang di TVRI tersebut terakhir diputar pada tahun 1998 sampai sekarang.
Dikutip Harian Kompas, 24 September 1998, Menteri Penerangan (Menpen) saat itu Muhammad Yunus mengritik film yang disebut-sebut menghabiskan dana Rp 800 juta dalam pembuatannya itu.
Saat itu dia menyampaikannya dalam Rapat Kerja antara Menpen dengan Komisi I DPR di Jakarta, Rabu (23/9/1998). Muhammad Yunus juga menegaskan, pemutaran film yang bernuansa pengkultusan tokoh, seperti film Pengkhianatan G30S/PKI, Janur Kuning, Serangan Fajar menurutnya tidak sesuai lagi dengan dinamika reformasi. "Karena itu, tanggal 30 September mendatang TVRI dan TV swasta tidak akan menayangkan lagi film Pengkhianatan G30S/PKI," ujarnya.
Nah, tapi yang lucu Partai Keadilan Sosial (PKS) tiba-tiba saja mengintruksikan kepada para kadernya untuk menonton Film Pengkhianatan G30S/PKI. Instruksi tersebut dikeluarkan Syaikhu melalui surat resmi yang dikeluarkan DPP PKS dengan nomor surat 12:D/INT/PRES-PKS/2021.
"Sejarah bangsa sudah membuktikan bahwa ideologi komunis sangat berbahaya, sehingga harus terus diwaspadai kemunculannya di masa kini dan yang akan datang," kata Syaikhu dalam instruksinya, dikutip Kamis (30/9).
Ada empat poin yang tertuang dalam instruksi tersebut.
Pertama, Syaikhu menginstruksikan kadernya menyaksikan film Pengkhianatan G-30-S/PKI pada 30 September 2021 melalui televisi atau media lainnya yang menayangkan.
Kedua, Syaikhu juga menginstruksikan kader PKS untuk mengibarkan bendera merah putih setengah tiang pada tanggal 30 September 2021 dan 1 tiang penuh pada tanggal 1 Oktober 2021.
Ketiga, kegiatan tersebut dapat dilakukan di rumah atau di tempat-tempat lain dengan tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.
"Melaksanakan Instruksi Presiden dengan sebaik-baiknya dan penuh tanggung jawab," bunyi poin keempat.
PKS seolah seperti penguasa saja, memerintahkan nonton film dan kibarkan bendera segala. Bagi yang waras sudah pasti tahu tujuan dari PKS tersebut. Semata-mata hanya ingin mendapatkan apresiasi masyarakat dan bak nasionalis habis.
Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan--cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera--memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998 dibantu oleh banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Timur Tengah. SUMBER
Terlepas apakah ada hubungannya atau tidak dengan PKS, sementara itu kelompok Ikhwanul Muslimin sendiri dilarang berkembang diberbagai negara di dunia. Bahkan Dewan Ulama Senior Kerajaan Arab Saudi menetapkan Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris dan tidak mewakili nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Dewan tersebut menggambarkan organisasi yang berpusat di Mesir tersebut sebagai kelompok sesat yang merusak hidup berdampingan di dalam negara dan membuat hasutan, kekerasan, dan terorisme.
Jadi sangat paradoks bukan? Tanpa harus diintruksikan atau diingatkan sekalipun masyarakat juga sudah mengetahuinya jika paham komunis sudah dilarang di republik ini. Jadi tak perlu seolah-olah atau sekakan-akan seperti paling peduli dengan bahaya komunis saja.
Ada-ada saja jika dipikir secara logika. Sementara pemerintah saja bersikap biasa saja tak seheboh PKS, ini sebuah partai yang memiliki rekam jejak ada kaitannya dengan Ikhwanul Muslimin kok terlihat nasionalis sekali?
Sementara itu pengadilan Mesir memerintahkan 50 pemimpin kelompok Ikhwanul Muslimin dimasukkan ke dalam daftar terorisme negara itu.
Dilansir dari Egypt Independent, Kamis (28/1/2021), media lokal melaporkan bahwa Pengadilan Kriminal Kairo pada Senin (25/1) waktu setempat mengeluarkan putusan untuk memasukkan 50 pemimpin Ikhwanul Muslimin dalam daftar teroris selama lima tahun mulai dari tanggal putusan.
Jadi kiranya usaha PKS yang berusaha keras membangkitkan hantu PKI dengan cara mengintruksikan nonton film dengan maksud dan tujuan di atas hanyalah narasi recehan yang berusaha menarik masyarakat Indonesia. Halusinasi tingkat tinggi. Dan mencoba menjadi pahlawan kesiangan.
Sekarang itu yang diwaspadai bukan komunis tapi teroris! Rakyat sudah cerdas tak terpedaya dengan orang-orang yang paling nasionalis tapi latar belakangnya mengingis sok agamis.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/usaha-pks-bangkitkan-halu-hantu-pki-intruksikan-k7cWJe9RKq
Jika Partai Buruh Said Iqbal Lolos Senayan, Rakyat Dapat Rp 500 Ribu per Bulan
Partai Buruh yang resmi dibentuk oleh sebelas organisasi buruh akan ikut dalam pemilu 2024.
Presiden Partai Buruh, Said Iqbal menyebut saat ini Partai Buruh sedang berusaha dalam proses verifikasi di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia pun menjelaskan bahwa pemenuhan syarat verifikasi KPU telah menunjukkan tren positif, artinya beberapa bulan mendatang syarat verifikasi akan selesai.
Hingga pada saat ini kepengurusan Partai Buruh telah disusun di 34 provinsi. Menurut Iqbal, susunan tingkat kecamatan sudah 40 persen dari total syarat dan dalam lingkup provinsi partai tersebut telah tercapai 100 persen.
Ketua KSPI itu menegaskan bahwa partai yang diusungnya bertujuan untuk memastikan masyarakat bawah terutama kaum buruh sebagai basis massa untuk mendapatkan kesejahteraan.
Untuk itu, Said Iqbal memberikan janji-janji kepada calon pendukung apabila partai besutannya lolos verifikasi sampai ambang batas lolos ke Parlemen. Salah satu janjinya adalah program pemberian dana bantuan Rp 500 ribu per bulan bagi 100 juta orang.
“Kita akan pastikan orang-orang mendapatkan kesejahteraan, tukang becak, sopir taksi, ojol, ibu-ibu penjual jamu, dan masyarakat miskin lainnya. Jumlahnya berapa? 100 juta orang, sekitar setengah dari jumlah penduduk Indonesia, kita kasih Rp 500 ribu per orang per bulan, apa susahnya memberikan segitu ke masyarakat miskin? Kita akan perjuangkan,” kata Said Iqbal yang dikutip liputan6.com.
Wow, dana yang fantastis! Bila 100 juta orang mendapatkan Rp 500 ribu per bulan, berarti partainya harus mengeluarkan 50 triliun per bulan dan Rp 600 triliun per tahun. Duit dari mana, Bambang? Mau cetak uang sendiri, atau dibayar pakai uang gaib?
Jangan mentang-mentang kalangan bawah gampang dibodohi, lalu memberikan harapan palsu yang di luar logika. Lagi pula, pemerintah saat ini juga memiliki program bantuan dana bagi masyarakat kurang mampu, yakni PKH (Program Keluarga Harapan).
Kita maklum saja bahwa Said Iqbal adalah Caleg gagal dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang kualitas orang-orangnya selalu membuat sensasi tanpa akal sehat.
Masih dalam ingatan ketika PKS memberikan janji kampanyenya dengan pembebasan pajak motor serta SIM selama seumur hidup. Nah, begitu pula dengan Said Iqbal dengan janji bombastisnya memberikan sejumlah uang per bulannya.
Said tahu bahwa kebanyakan warga +62 sangat gampang diiming-imingi dengan sejumlah uang agar dapat memilih dirinya dan partainya. Ia masih memakai model pendekatan lama tetapi masih efektif dijalankan di Indonesia.Dengan memberikan janji-janji muluk yang membuat banyak orang-orang senang, tentunya diharapkan akan banyak yang mendukung partainya.
Namun jangan sampai Said Iqbal memberikan uang kepada rakyat Rp 500 ribu, tetapi jika sudah terpilih para buruh akan di pajak Rp 1 juta per bulannya dengan dalih bayar iuran untuk anggota.
Memang paling gampang kalau ngomong. Dia berpikir dengan janji muluknya seperti hidup ini akan mudah apabila mulut disumpal dengan uang. Bagi saya, tawaran ini merupakan cara yang tidak mendidik dalam berdemokrasi di tengah masyarakat.
Berilah program yang benar-benar dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak harus dengan iming-iming uang yang bisa membuat rakyat bodoh karena diperbudak dengan uang hasil pencitraan para politikus busuk.
Yang mengherankan bagi saya, kok bisa ya orang ini masih menduduki sebagai ketua KSPI? Mau-maunya para buruh di Indonesia gampang sekali dibodohi dengan manusia ini. Ketika para buruh harus membayar cicilan bulanan dan diwajibkan membayar iuran anggota, Said Iqbal sedang menikmati liburan bersama keluarga hasil dari iuran para buruh. Kan ngehe itu namanya!
Padahal kalau benar-benar ingin memberi Rp 500 ribu per bulan, untuk cicilan motor Honda CBR 250RR juga gak cukup bosque! Kalau mau lebih banyak pendukung, harusnya UMR dijanjikan 2x lipat agar rakyat seperti buruh tergiur dengan janji itu.
Mungkin hanya rakyat bodoh dan lugu yang akan memilih politisi yang tidak memiliki akal sehat. Jangan beli janji-janji partai ini apabila bertarung di 2024. Kasihan dengan para pendukungnya apabila Said Iqbal dan kawan-kawan mewakili mereka di DPR.
Jika Said Iqbal dan kawan-kawan meraih posisi di parlemen, mereka akan lupa dengan para pendukungnya. Ini seperti para politikus busuk lainnya yang telah menebar janji-janji muluk tetapi sekarang tidak peduli dengan nasib konstituennya.
Karena bagi saya, politisi yang sering mengumbar janji setinggi langit tidak akan pernah melunasi janjinya. Setidaknya 50 persen janji yang terealisir sudah cukup bagus.
Dan jangan pula memilih pemimpin yang hanya pandai merangkai kata untuk menghipnotis para pendukung, tetapi akan menyesal kemudian. Jadi, pilihlah pemimpin dengan bijak dan menggunakan akal sehat serta hati nurani.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/jika-partai-buruh-said-iqbal-lolos-senayan-rakyat-pySbWl87A2
Hantu KKB, Sebegitu Sulitkah Membasmi Mereka?
Jumlah pasukan KKB di Papua itu kecil, mungkin hanya beberapa ratus orang saja, tidak sampai ribuan atau puluhan ribu. Namun berbagai aksi teror mereka selama ini sangat mengganggu kredibilitas NKRI dan wibawa bangsa.
Sebagai orang sipil yang hanya berlandaskan logika, kadang saya sering bertanya-tanya dalam hati kok susah amat habisin mereka sampai mampus semuanya?
Dimana kendalanya? Bukankah negara ini punya jumlah pasukan perang yang jumlahnya besar, punya pasukan Setan, Kopassus, Densus 88, Kopasska, dan kesatuan-kesatuan tangguh lainnya.
Jumlah mereka kan hanya sedikit? Hajar saja pakai bom di lokasi-lokasi yang diduga tempat persembujyian mereka, atau kirim drone untuk mendeteksi keberadaan mereka lalu sikat sampai mampus semuanya dengan bom berdaya ledak tinggi.
Bilamana perlu kerahkan pesawat tempur Sukhoi dengan persenjataan berat untuk menggempur habis tempat persembunyian mereka di dalam hutan dan di pegunungan.
Klik videonya disini https://youtu.be/x-P-L__QJb8
Belakangan saya baru paham bahwa mendeteksi KKB dan orang sipil Papua asli itu bukan hal yang mudah. KKB melebur dan menyatu dengan kehidupan sosial masyarakat sipil Papua. Salah sikat, negara kita kena sorot lagi dari Lembaga HAM Internasional.
Kondisi macam begini ini memang polemik dan bagaikan dua mata pisau bagi TNI-Polri yang hendak membasmi kelompok separatis model begini ini.
Mereka semua hampir mirip satu sama lain, sulit membedakan mana KKB mana warga sipil. Kendala yang sama yang dihadapi pasukan Amerika Serikat yang kebingungan mana yang Taliban, mana yang orang sipil Afghanistan.
Sekalipun jumlah pasukan KKB itu hanya sedikit, tapi mereka menguasai medan gerilya secara mereka asli orang sana, sejak lahir sudah mengenal alam mereka yang yang keras, hutan belantara, binatang buas, dan malaria.
Mereka sangat menguasai medan pertempuran dan memiliki kekuatan fisik yang sangat tangguh karena sudah terbiasa hidup di dalam hutan belantara dan pegunungan.
Dengan kondisi demikian, tentu saja mudah bagi mereka untuk melakukan perang gerilya, lalu menghilang ke dalam hutan belantara secepat kilat seperti hantu.
Namun bagi para tentara Indonesia yang dikirim dari pulau Jawa tentunya butuh waktu bagi para prajurit untuk adaptasi dengan alam Papua yang keras untuk memburu dan menghabisi pasukan KKB yang terkenal buas dan brutal itu.
KKB ini ibarat hantu yang menakutkan yang tiba-tiba muncul dan tiba-tiba menghilang di rimba belantara dan pegunungan. Tidak mudah mempersempit ruang gerak para KKB dengan medan hutan belantara yang berat dan pegunungan di Papua.
Ulah mereka semakin kesini semakin menakutkan. Mereka tidak hanya bersikap memberontak terhadap negara, akan tetapi juga menebar teror yang mengancam keselamatan masyarakat sipil, khususnya para pendatang, dan menyerang aparat TNI dan Brimob hingga timbulnya korban jiwa.
Mereka kini bukan lagi kelompok kriminal bersenjata, akan tetapi gerombolan pemberontak separatis yang telah melecehkan kedaulatan NKRI.
Saya tidak mengerti kenapa mereka masih menebar teror dan ingin pisah dengan NKRI secara kini di era Presiden Jokowi sudah tidak ada lagi diskriminasi pembangunan infrastruktur sosial di Papua, baik itu pendidikan, kesehatan, maupun pemberdayaan ekonomi rakyat Papua.
Di tengah gencarnya industrialisasi di Papua yang begitu masif saat ini, sebagian besar masyarakat Papua juga sudah menikmati manisnya madu pembangunan. Lantas apa alasan mereka ingin pisah? Sangat tidak masuk akal bagi saya.
Kadang saya juga bingung sendiri darimana KKB ini bisa membeli senjata dan amunisi yang sedemikian banyaknya itu dan harganya tentu saja pasti mahal-mahal itu, padahal mereka tidak bekerja dan tidak punya penghasilan yang tetap.
Saya tidak percaya kalau persenjataan yang mereka miliki saat ini adalah hasil rampasan dari para aparat TNI dan Polri yang mereka serang. Sebab, logikanya kalau peluru-peluru yang mereka rampas itu dan dipakai lagi tentunya pasti akan habis juga, bukan?
Memangnya mereka itu punya pabrik senjata di dalam hutan di Papua sana atau bagaimana? Masa tidak habis-habis juga peluru-peluru yang mereka hambur-hamburkan selama ini untuk menerir warga sipil dan TNI-Polri?
Saya meyakini pasti ada kekuatan besar dibalik KKB yang mendanai suplai persenjataan dan amunisi kepada mereka. Para penyandang dana mereka bisa jadi berasal dari negara-negara lain yang ingin Papua lepas dari Indonesia.
Saya pikir dititik inilah yang harus ditumpas oleh pemerintah, diputus mata rantai pasokan senjata dan amunisi mereka, sehingga mereka pun tidak berkutik dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi dan menyerah tanpa syarat.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/hantu-kkb-sebegitu-susahkah-membasmi-mereka-izD1C1svsL
Bisa Jadi Memang Soekarno Dibunuh, Bukan Hanya Rencana CIA!
Didi Mahardika, cucu pertama Bapak Proklamator Indonesia, Soekarno, atau Presiden RI pertama. Dari berita yang saya baca, bahwa Didi mengatakan kakeknya dibunuh di Wisma Yasoo. Dan itu pun berdasarkan dokumen CIA yang mengungkap adanya rencana dilakukannya pembunuhan terhadap Soekarno. Akan tetapi, dokumen itu justru mengatakan bahwa rencana itu tak pernah terwujud, Hal ini sesuai dengan kabar dari BBC pada tahun 2017.
Ketika dokumen itu mengatakan bahwa rencana itu tidak pernah terwujud, bisa jadi itu adalah kebohongan, namun setidaknya, terbongkar niat busuk dari CIA dengan rencana busuk itu, maka dari sini sebab-akibat bisa dirangkai menjadi kesimpulan sementara sambil terus mencocokkan puzzle-puzzle sejarah terkait hal ini. Memang dibutuhkan penelitian panjang apakah benar Presiden Pertama RI itu dibunuh sebagaimana dikatakan Didi.
CIA bukan ormas yang massanya bisa dengan mudah diajak-ajak demo di jalanan, tetapi merupakan lembaga yang sangat licik. Dari dokumen yang sudah terbongkar itu, maka muncul pertanyaan apa tujuan CIA dengan rencana pembunuhan itu?
Nah, narasi yang sudah berkembang sejauh ini, bahwa campur tangan Amerika di Indonesia adalah karena sumber daya alam yang begitu melimpah. Dan kita sudah tahu bahwa Freeport di zaman Soeharto membuat Amerika semakin kaya raya, sementara tanah Papua dan rakyatnya tidak diperhatikan, maka sesungguhnya ketidakadilan yang terjadi di Papua yang efeknya terasa hingga masuk ke zaman Jokowi, adalah atas perbuatan CIA dan antek-anteknya yang dipasang di negeri ini.
Lalu muncul pertanyaan, apakah Soeharto bekerja sama dengan CIA ataukah dia digunakan oleh CIA dengan berbagai imbalan sehingga memuluskan langkahnya menjadi Presiden RI ke-2 menggantikan Soekarno?
Semua pertanyaan ini tentu perlu penyelidikan mendalam lagi. Tapi tak bisa disangkal bahwa ternyata penjajahan bisa terjadi sepanjang masa dengan berbagai modelnya, Belanda pergi lalu Amerika datang dengan gaya kamuflasenya yang notabene katanya negaranya adalah negara pejuang HAM, tetapi disana pun terjadi pelanggaran HAM, bahkan George Flyod dengan kesalahan kecil namun lehernya diindih oleh aparat di sana hingga tak bisa bernafas lalu gugur. Itukah HAM?
Amerika yang saya maksud disini bukan orang-orangnya ya, seperti para bule cantik-cantik itu, tapi adalah sistemnya atau para elit yang berambisi mengontrol dunia sesuai keinginan dan ambisinya.
Dokumen CIA yang terkait dengan rencana pembunuhan Soekarno itu tertanggal 30 Mei 1975 berbunyi "Rencana itu tidak pernah tercapai, tidak pernah disempurnakan pada titik yang tampaknya mungkin dilakukan," Saya tekankan pada kalimat terakhir "...tampaknya mungkin dilakukan." Artinya, CIA bisa saja menembak langsung Soekarno sebagaimana halnya dengan John F Kennedy saat melakukan iring-iringan di Dallas? Meskipun saat ini masih misteri siapa dalang pembunuhan Presiden Amerika itu sendiri.
Dalam politik seperti di Amerika dan Indonesia, jabatan Presiden ternyata bukan segala-galanya, betul kan? Bahkan kabarnya di Amerika itu para elitnya yang berkuasa hanya di belakang panggung, sehingga mereka bisa mengatur siapa saja yang bisa jadi presiden, dan tentu saja yang jadi presiden itu harus tunduk atau menyetujui segala kepentingan para elit di belakang panggung ini. Nah, mungkin John F. Kennedy ini tidak tunduk pada para elit itu sehingga dihabisi.
Lalu di Indonesia, Soekarno memperjuangkan kedaulatan negeri ini, yaitu berusaha agar tidak tergantung dengan negara lain, sehingga tidak memakan waktu lama Indonesia bisa segera maju. Namun sayang, cita-cita itu masih banyak tantangan dan rintangan yang begitu besar. Dan rencana pembunuhan Soekarno itu diusahakan oleh CIA karena kemungkinan besar Soekarno menolak "Menjual negara tercinta ini"
Dan seperti kita ketahui, menjelang kematian Soekarno atau penyebab sakitnya beliau sepertinya sudah dikondisikan, karena itulah mungkin dikatakan bahwa Soekarno dibunuh di Wisma Yasoo. Apakah beliau dibunuh secara perlahan-lahan? Lagi-lagi perlu kerja keras dan cerdas untuk menyelidikinya bersama para ahli sejarah yang objektif, bukan pesanan.
Peristiwa sejarah ini banyak menimbulkan tanda tanya, dan jawaban dari semua itu sebenarnya bisa terlihat dari dampak atau efeknya saat ini. Artinya, ketika Soekarno sudah tidak lagi jadi Presiden, lalu Soeharto yang menggantikannya kemudian melaksanakan pembangunan, kabarnya berdasarkan dengan UUD 1945 bahkan ada istilah P4, tapi ternyata kenyataan di negeri kita pada zamannya Soeharto banyak terjadi kesenjangan atau jurang sosial yang sangat lebar.
Bukankah orang-orang miskin dipelihara negara? Atau kekayaan alam dikelola demi kemakmuran rakyat semuanya? Tetapi ternyata yang kaya raya adalah Soeharto dan kroni-kroninya, lalu saat itu hanya sedikit jalanan yang beraspal, bahkan daerah-daerah pedalaman sangat jarang diperhatikan termasuk Papua dan Kalimantan.
32 tahun berkuasa, Soeharto telah mencatat dirinya sebagai orang terkorup di dunia dengan kekayaan yang melimpah.
Dengan 32 tahun kekuasaan Soeharto dan negara kita belum juga maju bersaing dengan negara maju lainnya, sementara Soeharto dan kroni-kroninya dengan sedapnya menikmati kekayaan yang melimpah ruah, dan rakyat miskin begitu banyak, belum lagi banyak rakyat sengaja dibiarkan tidak pandai dengan sistem pendidikan yang sangat kaku, hampir saja negara ini kolaps habis.
Itulah jawabannya, bisa jadi memang Soekarno dibunuh demi ambisi kekuasaan duniawi. Baik dari dalam maupun pihak luar yang penuh kelicikan.
O iya, di zaman Soeharto dulu, siapa saja yang berani kritis, kabarnya hanya tinggal nama. Dan sekarang yang kritis sedikit, tapi yang nyinyir banyak, namun sepedas apapun nyinyiran para pembenci Jokowi, setidaknya mereka tidak hilang seperti di zamannya Soeharto. Jadi para tukang nyinyir itu seharusnya bersyukur tidak hidup di zamannya Soeharto.
"Enak jamanku toh"
Soekarno dibunuh bisa jadi adalah sebuah tafsir, bahwa cita-cita untuk memajukan negeri ini dengan berdaulat seperti yang dicita-citakan Soekarno malah tidak terwujud ketika Soeharto memegang kekuasaan. Rakyat banyak menderita karena induk atau pemimpin bijaksananya telah dihabisi.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/bisa-jadi-memang-soekarno-dibunuh-bukan-hanya-CJnA7HS61o
Pigai Ga Akan Dipenjara, Negara Belum Siap
Buat saya, tak perlu lah kita berharap Natalius Pigai bisa diadili. Sudah cukup dia dilaporkan ke Polisi, setelah itu ya sudah. Karena nampaknya, efek negatif bila Pigai disidang atau divonis hukuman, justru akan menimbulkan masalah baru yang lebih besar.
Apalagi di tengah kecanggihan produsen hoax dan propaganda seperti sekarang. Dan kalau sudah menyangkut isu Papua, akan selalu ada pihak-pihak asing yang terlibat di dalamnya.
Bagaimanapun negeri ini sudah punya pengalaman kurang baik soal ini. Seperti kasus perselisihan antara orang Papua di Surabaya dengan aparat setempat. Sebenarnya itu hanya drama yang dibuat sedemikian panasnya. Tapi yang kita tahu, seolah benar-benar terjadi perselisihan di sana.
Aktor intelektualnya pun kita tahu. Bukti-buktinya juga sudah cukup untuk menangkap penjahat yang berada di luar negeri itu. Tapi ya pada akhirnya, negara ini tak berani melanjutkan kasus ini sampai ke pengadilan. Entah karena ada hubungan atau dukungan politik dari para petinggi kita, atau ini soal kasus yang terlalu panjang untuk diselesaikan secara hukum.
Satu yang saya yakini, penghentian kasus drama rasis yang terjadi di Surabaya itu karena kita masih perlu berdamai kepada beberapa isu, demi kebaikan bersama. Itulah kenapa Rizieq tak pernah bisa dipenjara sekalipun berkali-kali menyampaikan penghinaan dan cacian. Kalaupun dia sekarang sudah masuk penjara, itu bukan karena dia telah menghina orang-orang. Sama sekali bukan.
Begitu juga dengan Pigai. Bagaimanapun dalam dirinya melekat identitas sebagai orang Papua. Bila kita ingin memenjarakan Pigai, karena kesalahan dan fitnahnya, itu akan mudah dimanfaatkan oleh orang-orang yang punya kepentingan dan ingin membuat kerusuhan di negeri ini. Yang memang selama ini mereka nanti-nantikan.
Lalu setelah dilaporkan Polisi, apa selanjutnya? Masa Pigai tidak bisa dihentikan?
Menghentikan orang seperti Pigai itu sama sulitnya menghentikan Rizieq menyebar provokasi. Sulit. Karena dia selalu membawa embel-embel suku. Seperti halnya Rizieq yang melekat padanya embel-embel ulama atau habib.
Jadi yang mungkin kita bisa lakukan adalah pura-pura tidak mendengar, apapun komentar Pigai. Atau, kita bisa menertawakan pernyataan-pernyataannya dengan sangat hati-hati. Jangan sampai mengejek fisiknya. Karena itu bisa dijadikan senjata untuk menyerang kita balik.
Memang sulit untuk menerima kenyataan ini. Pernyataan Pigai sudah sangat kelewat batas. Supaya lebih jelas, maka saya kutip saja pernyataannya.
“Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak-injak harga diri bangsa Papua dengan kata-kata rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Saya Penentang Ketidakadilan”
Semua pernyataan Pigai ini adalah pernyataan yang ditujukan kepada Jokowi dan Ganjar, terlebih kepada seluruh warga Jawa Tengah. Seolah-olah Jokowi dan Ganjar sudah melakukan pembunuhan, dan begitu kasarnya memperlakukan orang Papua selama ini.
Padahal, itu semua TIDAK PERNAH TERJADI. Jadi pernyataan ini sangat-sangat gamblang sebagai tuduhan yang sangat keji, kepada Ganjar dan Jokowi.
Jika mau diproses hukum, Pigai bisa dikenakan pasal beralapis. Bukan hanya soal rasis dan memprovokasi antara suku, tapi juga memfitnah Presiden dan Gubernur Jawa Tengah telah melakukan tindakan keji kepada orang Papua.
Fakta di lapangan, saya tak perlu jelaskan lagi. Kalau benar Jokowi atau Ganjar melakukan semua hal yang dituduhkan oleh Pigai, maka pasti akan ada beritanya di media. Pasti akan ada tuntutan pelengseran dan sebagainya.
Tapi sekali lagi, fitnah Pigai ini hanya omong kosong belaka. Tak akan ada yang bisa membela Pigai dari pernyataan ini. Meski sekali lagi, nampaknya kita perlu belajar mengikhlaskan dan melupakan kasus ini.
Entah dengan pura-pura tidak mendengar, atau menertawakan pernyataan Pigai seperti kita menertawakan lelucon orang-orang gila. Ya cuma itu caranya. Kalau kita terlalu serius meladeni Pigai, bisa-bisa merembet ke mana-mana dan justru bisa membuat isu baru yang bisa digoreng oleh Pigai.
Biarlah ini jadi pelajaran. Biarlah orang-orang Papua sendiri yang melawan Pigai dan membantahnya. Karena memang hanya dengan cara itu, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa Pigai salah dalam kasus ini.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pigai-ga-akan-dipenjara-negara-belum-siap-j2wZs714Ei
PAN Pilih si 'Genit' Ridwan Kamil Maju Pilpres 2024, kok Bukan Anies?
Untuk klaster kepala daerah mungkin baru si Gubernur 'Genit' Jawa Barat Ridwan Kamil yang secara terang benderang menyatakan siap maju di pemilihan presiden 2024. Tentu saja tak ada yang keliru tapi nampaknya kegenitan Ridwan Kamil ini sudah lampaui batas kepatutan sebagai seorang kepala daerah yang tugas utamanya melayani masyarakat.
Karena bagaimanapun juga ia secara sistem dan struktural adalah bagian dari pemerintah. Di hari kerja malah keluyuran ke Bali menghadiri acara workshop PAN di pulau Dewata Bali. Sungguh istimewa benar.
Dalam acara workshop PAN di Bali, Ridwan Kamil tampil ke panggung, Selasa (5/10/2021). Ridwan kamil berbicara soal 2024 dan kesiapan maju pilpres.
"Jadi 2024 di mana takdir saya tersebut, bila jadi tidak masalah. Tapi kalau ada sebuah pintu terbuka misalkan dari partai PAN, saya bismillah," kata Ridwan Kamil.
Dan nampaknya PAN telah memberikan karpet merah untuk sang Gubernur. Jika benar maka dengan demikian PAN sedari awal telah memberikan qlue kepada partai dan masyarakat pada umumnya.
Jika melihat kapasitas Ridwan Kamil sangat besar kemungkinan PAN sodorkan nama Ridwan Kamil sebagai calon wakil presiden bukan calon presiden. Sebab jika melihat bursa capres berdasarkan survei sejak Oktober 2020 selalu ditempati 3 nama besar: Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.
Kendati 3 nama tersebut juga belum menjamin maju di pilpres 2024. Akan tetapi kansnya jauh lebih menjanjikan daripada tokoh yang lainnya. Terutama partai-partai yang tidak memiliki kader atau tokoh sendiri.
Lalu untuk klaster kepala daerah yang lain bagaimana? Selama ini yang malu-malu kucing tapi sudah nampak gelagatnya si Anies Baswedan, Gubernur DKI Jakarta. Anies sebetulnya jauh hari sudah terlihat genit dan menor agar mencuri perhatian partai untuk melamarnya.
Terlebih rekannya di Jawa Barat Ridwan Kamil mencuri start dipastikan maju lewat PAN maka tentu saja membuat Anies Baswedan panas dingin dibuatnya. Pertimbangannya PAN tinggal bergabung dengan koalisi besar dengan sodorkan nama Ridwan sebagai calon wakil presiden. Dan jika menang maka jatah kekuasaan PAN pada pemerintahan periode 2024-2029 prosentasenya bakal besar. Rasanya mudah dibaca skenarionya.
Mengapa PAN tidak sodorkan nama kadernya sendiri? Sudah pasti PAN tahu diri. Kader mereka tak ada yang diminati rakyat Indonesia. Selama ini dari berbagai survei tak ada satu pun nama kader PAN yang muncul. Maka dari itu PAN mencari sosok di luar partai. Dan yang mengejutkan mereka memilih Ridwan Kamil bukan Anies Baswedan.
Tentu sebuah pertanyaan yang besar, mengapa bukan Anies Baswedan? Saya menduga kemungkinan besar ada 'bom waktu' yang sedang menunggu Anies, terutama setelah yang bersangkutan tidak menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dan PAN tidak mau ambil resiko jika nama partainya kelak ikut terkena imbas dan dapat mengakibatkan tingkat kepercayaan simpatisannya menurun. Nampaknya Anies banyak menyimpan ranjau-ranjau yang mematikan.
Kiranya semakin menarik saja pemilihan presiden 2024 yang sebetulnya masih cukup lama kurang lebih 3 tahun lagi. Tapi manuver partai-partai menengah seperti PAN sudah memainkan emosi.
Memang tak ada pilihan buat PAN selain sejak awal menyodorkan atau dekat dengan calon yang memiliki elektabilitas yang cukup bagus. Pasalnya mereka juga berusaha keluar dari batas ambang agar bisa masuk kembali di senayan kelak.
Lembaga Arus Survei Indonesia (ASI) pada bulan September 2021 merilis hasil survei partai dan PAN memperoleh elektabilitas 6,1%. Hasil survei ini setelah Amien Rais sudah menyatakan keluar dari PAN.
Maka dengan strategi sedari awal dekat dengan calon yang berpotensi maju di pilpres 2024 PAN berusaha menaikkan elektabilitas mereka. Ridwan Kamil sendiri dukungannya kuat di Jawa Barat yang memiliki penduduk terpadat di Indonesia data tahun 2020, berpenduduk 49,94 juta jiwa, mengalahkan Jateng 36,52 juta jiwa dan Jatim 40,99 juta jiwa.
Jika seorang tokoh mampu mencuri suara secara mutlak di 3 provinsi ini kans untuk menjadi presiden terbuka lebar.
Dan jika melihat klaster kepala daerah yang kerap muncul di bursa calon presiden tentunya ada 3 nama dan sebelum tahun 2024 masa jabatan mereka berakhir. Ada Anies, Ganjar dan Ridwan Kamil. Dari ketiganya hanya Ganjar yang sudah 2 periode sedang Anies dan Emil berkesempatan maju ke periode ke-2 dengan catatan jika keduanya tak maju di pilpres 2024.
Sebab pilkada akan dilakukan secara serentak dan berlangsung setelah pemilu 2024. Jika keduanya maju di pilpres 2024 ada dua kemungkinan menang atau kalah. Jika kalah mau maju di pilgub berpikir ulang, sebab sudah pasti dananya menipis bahkan habis saat nyapres, Ketahuilah, tak ada makan gratis di dunia ini bukan?
Berikut klaster kepala daerah yang berpotensi maju di pilpres 2024 :
- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berakhir 2022
- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil berakhir 2023
- Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berakhir 2023
Nah, bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pan-pilih-si-genit-ridwan-kamil-maju-pilpres-quiOv4XeGo
Rizal Ramli Memang Tepat Pernah Dipecat, Nyinyirin IKN Kok Nyerempet China Lagi
Rencana pemindahan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur terus bergulir. Dan sekarang sudah memasuki tahap finishing. Tapi di balik itu, ada banyak penolakan terutama kelompok yang selama ini berseberangan dengan pemerintah.
Salah satunya Rizal Ramli. Dia mempertanyakan tujuan Jokowi memindahkan Ibu Kota Negara.
"Kita tiba-tiba bikin ibu kota di Kalimantan Timur. Pertanyaannya, siapa yang mau tinggal di situ? Pejabat dengan gaji pas-pasan, masak mau? Kecuali pejabat korup. Lalu, pembiayaannya bagaimana?" kata Rizal Ramli.
"Perusahaan-perusahaan real estate besar tidak akan mau bikin real estate di Kaltim, kecuali dipaksa. Karena mereka lebih menguntungkan bikin BSD baru, bikin kota baru, bikin kota-kota satelit baru di Pulau Jawa. Kalau ke sana karena kepaksa aja," katanya.
"Nanti yang bisa masuk di situ BUMN China. Karena BUMN-BUMN China, mereka selalu modelnya begitu. Misalnya bikin kereta api Jakarta-Bandung. Mereka tau kalau hanya dari jualan tiket gak cukup mampu, tidak masuk itungannya. Jadi mereka minta 3 pemberhentian. Supaya disediakan buat mereka bikin real estate. Salah satu itu yang deket Bandung yaitu Walini, bekas perkebunan teh. Kenapa? Karena kalau dia kembangan resetnya mereka jual real estate-nya nutup biaya tarif. Jadi ini beda investasi infrastruktur dari negara lain. Mereka bangun fokus di infrastruktur-nya aja," katanya.
"Siapa yang mau pindah ke Kalimantan Timur Penajam Paser Utara, kagak ada kan? tapi dari Beijing dengan penduduk 1,4 miliar banyak tuh yang mau pindah. Jadi kita lagi bangun ibu kota buat siapa? Apakah betul buat rakyat? Apakah betul buat bangsa kita? Atau kita persiapkan ini untuk Beijing baru? Yang jelas aja deh Pak Jokowi ngomong apa adanya dah!" kata Rizal.
"Jadi saya mohon maaf, Pak Jokowi tolong jelaskan siapa yang bakal tinggal di ibu kota "baru" ini. Saya nganggep ini ibu kota Beijing baru," katanya lagi.
Sakit hati lagi nih?
Koar-koar terus kayak emak-emak yang sedang naik darah. Rem dikit dong. Stres itu tidak baik buat kesehatan.
Tipikal kelompok sakit hati yang terus menyerempet negara China. Kenapa China melulu ya? Bukankah ada beberapa negara lainnya yang juga ditawarkan untuk ikut membangun ibu kota negara baru?
Salah satunya adalah Korea Selatan. Ini link-nya.
Sebelumnya juga Korea Selatan diajak untuk membangun sistem perkeretaapian di ibu kota negara baru.
Di awal tahun 2020, ada berita yang menyebut menunjuk sejumlah tokoh terkenal internasional untuk membangun ibu kota baru. Putra Mahkota Abu Dhabi Uni Emirat Arab (UEA) Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan ditunjuk menjadi dewan pengarah ibu kota baru dan beranggotakan CEO Softbank Masayoshi Son dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair.
Tujuannya adalah agar dapat memberikan dorongan kepercayaan bagi calon-calon investor di ibu kota baru.
Link berita di bawah.
Ada banyak tokoh dari negara lain yang diajak. Kenapa Rizal Ramli cuma menyenggol China? Apakah orang ini makin lama makin tidak bisa bernalar sejak dipecat? Dipecat dan sakit hati menahun sehingga tidak bisa berpikir logis. Orang ini sedang berpolitik murahan dengan menggunakan China sebagai senjatanya.
Kalau ibu kota pindah ke sana, otomatis kepala negara akan ikut pindah. Kalau tidak salah, ASN, TNI dan Polri akan pindah duluan. Akan ada pembangunan hunian untuk mereka dan juga untuk umum. Konsepnya tertata dan rapi.
Kalau masih suka teriak China, mending tak usah mempermalukan diri sendiri. Benar kata JK dulu. Rizal Ramli ini cuma pintar beretorika dan bicara. Kinerja tak beres. Omongan besar. Tidak punya kemampuan untuk memimpin tapi merasa dirinya sangat pintar.
Dan terbukti, caranya mengkritik pemindahan ibu kota pun terdengar sangat amatiran, bukan dari orang yang katanya pintar. Tampak jelas terlalu benci kepada pemerintah. Alergi kepada China tapi tidak pernah menyinggung negara lain yang juga terlibat. Rakyat sudah tidak bisa dipengaruhi dengan narasi murahan seperti ini lagi. Banyak negara lain invest di sini, tapi China selalu jadi kambing hitam.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/rizal-ramli-memang-tepat-pernah-dipecat-nyinyirin-scIOTOgZE8
Buntut Cuitan Rasis ke Orang Jawa Tengah, Natalius Pigai Ditabok Netizen dan Dilap
Bagai peribahasa “menepuk air di dulang terpercik muka sendiri”, itulah yang cocok menggambarkan watak dan perilaku Natalius Pigai yang belakangan viral akibat ucapan kontroversinya. Pigai yang telah melontarkan fitnah pada Jokowi dan Ganjar dengan membawa daerah Jawa yang katanya rasis ke orang Papua, kini malah dituntut balik atas ucapannya tersebut. Serupa kejadian yang menimpa wartawan Tirto yang menghina Jokowi, tapi jatuhnya malah rasis ke suku badui. Pigai akhirnya terkena akibat buruk dari ulahnya sendiri.
Hal ini berawal dari kunjungan Ganjar ke Papua untuk mengawal atlet-atletnya berangkat dalam pertandingan PON (Pekan Olahraga Nasional) di stadion Lukas Enembe. Entah setan apa yang merasuki Pigai hingga ia mengunggah foto Ganjar memakai topi khas Papua disertai cuitan rasis.
"Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan." demikian cuitan Pigai seperti yang dilansir dalam detik.com, Sabtu (2/10/2021).
Netizen pun ramai mengomentari cuitan Pigai tersebut. Tidak sedikit yang mengecam karena menilai cuitan Pigai tersebut rasis karena membawa-bawa Jawa Tengah. Dimintai konfirmasi terkait hal itu, Pigai membantah dirinya rasis.
"Itu tidak ada rasis itu. Itu hanya dua oknum yang namanya Jokowi dengan Ganjar, itu tidak ada rasis," kata Pigai saat dihubungi detikcom lewat telepon hari ini.
"Ke siapa rasisnya? Mereka berasa dari Jawa Tengah itu aksioma. Matahari terbit dari timur itu aksioma. Jokowi dengan Ganjar dari Jawa Tengah itu aksioma. Nggak ada rasis di situ," sambungnya.
Pigai menyebut orang-orang yang menuding dirinya rasis adalah pendukung Jokowi atau Ganjar yang sakit hati terhadap dirinya. Pigai menyebut dirinya sebagai penentang rasisme di Indonesia. Pigai lantas kembali menegaskan bahwa cuitannya tersebut tidak bermuatan pesan rasialisme.
"Kecuali ada misalnya Jawa Tengah, Jokowi, Ganjar. Ada tanda koma antara frasa Jawa Tengah dengan frasa Jokowi dan Ganjar, baru. Itu ada tiga variabel. Kalau langsung tidak ada tanda komanya di situ, itu aksioma. Memang Jokowi dari Jawa Tengah," ucap Pigai.
"Orang saja yang mau kait-kaitkan dengan rasisme. Memang karena mereka sudah pendukung fanatik dan mereka sangat benci sama saya karena 10 tahun saya konsisten kritik Jokowi," sambungnya.
Ada netizen yang berkomentar, seharusnya Pigai tidak usah membawa-bawa Jawa Tengah dalam cuitannya itu untuk mengkritik Jokowi atau Ganjar Pranowo. Diminta pendapatnya, Pigai santai saja merespons.
"Natalius Pigai dari Papua coba, siapa yang tersinggung? Nggak ada. Kecuali rasis itu Natalius Pigai, maaf ya, Natalius Pigai monyet, Natalius Pigai gorilla, nah itu rasis pak levelnya," sambungnya.
Dalam cuitannya, Pigai juga menuding Jokowi dan Ganjar rasis. Lantas apa yang jadi dasar tudingannya tersebut?
"Dari 34 menteri, satu orang Papua tidak ada. Itu perwujudan daripada apartheid dan rasialisme. Dia (Jokowi) melaksanakan tindakan rasisme, kalau yang lain ucapkan melalui verbal," kata Pigai.
"Kedua misalnya, Risma, Papua dianggap sebagai sampah. Jokowi tegur juga kagak?" sambungnya.
Terkait tudingan Ganjar Pranowo rasis, Pigai menyebut Ganjar sebelas-dua belas dengan Jokowi.
"Ganjar berpotensi untuk maju di 2024. Mereka memiliki pola-pola yang sama kapitalisasi Papua. Cenderung ke arah itu. Oleh karena itu, saya menyatakan, awal-awalnya mereka hadir sebagai malaikat. Akhirnya nanti juga rampok sumber daya alamnya, bunuh orangnya, nanti rasisnya. Itu satu kesatuan. Kecuali Ganjar itu tidak punya niat mau maju calon presiden," tuding Pigai.
Argumen pembelaan Natalius Pigai yang melebar ke mana-mana ini tak akan menghilangkan tuduhan rasisme pada daerah Jawa Tengah. Terlihat sekali ketidaksukaannya pada orang Jawa yang notabene satu saudara dengan Papua. Dirinya tak sadar kalau perilakunya bukannya mencerminkan persatuan, malah provokasi agar terjadi perpecahan.
Jokowi sendiri membantah tudingan tak ada Menteri dari Papua sejak 2019 silam. Seperti dilansir Kompas.com, Presiden Joko Widodo menjawab anggapan bahwa tidak ada menteri asal Papua di kabinetnya. Ia menegaskan anggapan tersebut tidak benar. Sebab, ada Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Bahlil Lahadalia yang ia klaim berasal dari Papua. "Ada, Pak Bahlil itu dari Papua," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Bahlil lahir di Banda, Maluku Utara, pada 7 Agustus 1976. Namun ia besar di Fak-Fak, Papua Barat. Bahlil juga menyebut ayahnya asli Fak-Fak.
Selain menaruh orang Papua dalam kabinetnya, Jokowi juga memperkerjakan tiga staf khusus keprisidenan asal Papua. Seperti diberitakan viva.co.id, Presiden Jokowi resmi mengangkat tujuh Staf Khusus dari kalangan milenial. Salah satunya Gracia Billy Mambrasar yang berasal dari Papua.
Selain Billy, sapaan akrab Gracia Billy Mambrasar, sebelumnya ada tokoh Papua lain yang menjabat sebagai Staf Khusus yakni Velix Wanggai dan Lenis Kogoya. Velix yang lahir di Jayapura, Papua, 16 Februari 1972, adalah seorang aktivis, ahli hubungan internasional dan politisi Indonesia. Ia resmi diangkat menjadi Staf Khusus Presiden pada 20 November 2009. Sedang Lenis adalah pria kelahiran Pidewi, Papua, 5 Juli 1977. Ia mulai menjabat sebagai Staf Khusus Presiden pada Juni 2015. Lenis Kogoya dikenal sebagai ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua.
Sekarang pertanyaannya apakah Natalius Pigai tidak tahu atau tidak mengenal mereka? Atau jangan-jangan ia iri lantaran bukan dirinya yang diangkat Jokowi menjadi stafsus ataupun masuk dalam kabinet. Kalau begitu tuduhan Jokowi rasis adalah fitnah belaka dari seorang Pigai. Lagipula kenapa PON diselenggarakan di Papua kalau Jokowi rasis? Kenapa tidak di Pulau Jawa atau Jawa Tengah tempat di mana kelahiran Jokowi maupun Ganjar. Asal Pigai tahu, inilah pertama kalinya PON diadakan di Papua semenjak Indonesia merdeka. Karena wujud kasih sayang seorang Jokowi pada rakyat Papua.
Disamping kritikan keras netizen ke Pigai, dirinya juga diancam dilaporkan ke polisi akibat ucapan rasisnya. Hal ini dilakukan oleh Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Muhammad Rofi'i Mukhlis yang tak terima dengan ucapan rasis Pigai. Mungkin kasus ini tak akan sampai memenjarakannya, tapi setidaknya satu Indonesia tahu kalau sebenarnya Pigai sendirilah yang rasis. Kalau Pigai merasa ada yang menyinggung fisiknya, yang jelas orang yang dituduhnya bukan Ganjar apalagi Jokowi. Karena kita tahu mana orang yang baik dan tulus dan mana yang kerjaannya menebar kebencian.
Referensi:
https://www.viva.co.id/berita/politik/1189061-3-tokoh-papua-yang-jadi-staf-khusus-presiden
Sumber Utama : https://seword.com/politik/buntut-cuitan-rasis-ke-orang-jawa-tengah-natalius-3gkpWmhtYe
Saat Kunjungan Aktivis Mahasiswa Papua ke Ganjar Bungkam Bacot Pigai dan Koman!
Ternyata provokasi berupa perlakuan tidak adil atau korban rasisme yang disuarakan Pigai dan Veronica Koman tak benar-benar mewakili rakyat Papua. Mereka yang merasakan perbedaan sentuhan pemerintah era Jokowi nyatanya sangat menjunjung tinggi rasa kemanusiaan, persatuan dan menolak diadu domba dengan SARA.
Ini terlihat jelas saat kunjungan para aktivis mahasiswa di hotel tempat Ganjar bermalam. Padahal beberapa waktu belakangan, Pigai sempat mencuitkan kata-kata rasis bahwa Jokowi dan Ganjar yang berasal dari Jawa Tengah cuma datang untuk memanfaatkan kebodohan orang Papua.
Natalius Pigai dan Veronica Koman tak sadar kalau justru perbuatan mereka yang membuat Papua tak bisa sejahtera. Lihatlah Timor Leste atau negara-negara kepulauan kecil di sekitar mereka. Adakah mereka sejahtera dengan berdiri sebagai negara. Yang ada kesejahteraan milik pejabat dan segelintir orang, sedang rakyatnya tambah susah. Boro-boro ada pembangunan masif atau BBM satu harga, yang ada konflik yang tak berkesudahan. Makanya masyarakat dan aktivis Papua yang sadar akan hal ini menolak untuk dibenturkan dan diadu domba oleh orang-orang semacam Pigai dan Koman.
Sebelumnya seperti dilansir suara.com, sejumlah aktivis mahasiswa kelompok Cipayung Papua, tiba-tiba mendatangi hotel tempat menginap Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo di Jayapura, Minggu (3/10/2021). Mereka menyampaikan, Papua dan Jawa Tengah adalah saudara.
Kedatangan para aktivis mahasiswa dari GMNI, PMII, PMKRI, HMI, GMKI dan BEM Universitas Cenderawasih itu cukup mengejutkan. Ganjar yang sedang sarapan pagi di hotel pun buru-buru menemui para mahasiswa.
Sambil ngopi, Ganjar dan mahasiswa itu terlibat obrolan gayeng. Dua jam lebih, Ganjar nongkrong dengan mereka dan berbagi cerita serta pengalaman. Pertemuan berlangsung hangat, dengan guyonan dan candaan yang membuat semuanya tertawa.
"Kalian kuliah belum masuk kan? Terus aktivitas sehari-hari apa? Tidur sajakah? Pantas itu perutnya besar," canda Ganjar pada salah satu aktivis mahasiswa yang membuat mereka ger-geran.
Ketua GMNI Jayapura, Ricky Bofra mengatakan sengaja menemui Ganjar untuk diskusi. Menurutnya, Ganjar adalah salah satu pemimpin yang disukai, karena dekat dengan rakyat dan berprestasi. Tak hanya membangun Jateng, Ganjar dinilainya banyak menginspirasi para pemuda di seantero negeri.
"Ketika beliau datang ke sini, ini momentum bagi kami berjumpa dan sharing ide, masukan dan gagasan dari beliau pada kami untuk membangun Jayapura ini," jelasnya.
Ricky mengapreasiasi ide Ganjar untuk membentuk desa kembar antara Jateng dan Papua. Ia berharap, persaudaraan Jateng dan Papua terus berlanjut untuk Indonesia.
"Kami teman-teman di Jayapura dan bersama saudara kita di Jawa Tengah, kami tetap bersaudara. Salam satu Indonesia," katanya.
Ketua PMII Jayapura, Mahfud, mengatakan, Papua adalah miniatur Indonesia. Ia sendiri keturunan Madura yang tinggal di Papua.
"Kami ini simbol miniatur NKRI, meskipun kami berbeda tapi perbedaan suku ras agama tidak membuat kami terpecah belah," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Ganjar memberikan masukan kepada para aktivis mahasiswa. Mereka yang biasanya hanya bicara politik diajaknya untuk masuk ke wilayah kreatif dan konkret dalam membantu masyarakat.
Di tengah pandemi ini, banyak hal yang bisa dilakukan para aktivis mahasiswa. Membantu persoalan kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, budaya dan lainnya. Aktivis mahasiswa juga diminta Ganjar membantu meningkatkan ekonomi kreatif Papua yang sangat bagus.
"Meski kecil, tapi apa yang dilakukan kawan-kawan ini mesti solutif. Tidak perlu hal besar, kecil tidak apa-apa yang penting bermanfaat. Bisa mengembangkan ekonomi kreatif di sini, peningkatan pariwisata dan lainnya," tegasnya.
Ganjar mengatakan telah menawarkan program desa kembar antara Jateng dengan Papua. Program itu dimintanya dikawal oleh para aktivis mahasiswa ini agar bisa berjalan
Berita ini telak membungkam bacot duo Pogai dan Koman sekaligus membuktikan rasa cinta tanah air dan persatuan yang dimiliki orang Papua. Tak peduli mereka asalnya dari mana atau latar belakang daerah, suku dan sebagainya, yang penting semuanya dalam bingkai satu Indonesia. Kalau rasa cinta persatuan melebihi ego atau rasa iri dan sebagainya, bisa dipastikan lambat laut akan ada perubahan kemajuan dan pemerataan dengan sendirinya. Karena pada hakikatnya manusia memang makhluk sosial yang saling membutuhkan dan juga saling memberi pertolongan.
Jika desa kembar Jateng dan Papua terwujud, semoga saja persaudaraan ini bisa terus terjaga dan semakin kokoh. Juga kerjasama dengan daerah lain, antara Sumatera, Kalimantan, Jawa, Maluku, Sulawesi, NTT, NTB dan sebagainya. Tiap dawrah bisa mmebawa ciri khasnya masing-masing. Justru inilah yang memperkuat cita rasa budaya kita, bukan malah sebagai alat perpecahan. Abaikan bacot SJW yang tak ingin Papua bahagia karena bisa jadi mereka sudah kenyang dibungkam bohir yang tangah mengeruk kekayaan negara.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/saat-kunjungan-aktivis-mahasiswa-papua-ke-ganjar-mnsfC4unYt
Ini berbagai link Video kedatangan Pak Presiden di Papua :
*Hermanus, Pemuda Sorong yang Diberikan Jaket oleh Pak Jokowi
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=C5peDWoQIAE
*Presiden Jokowi dan Vaksinasi di Sorong, Papua Barat, 4 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=PtZqlGh7p8k
*Saat Presiden Jokowi Hampiri Pedagang Kaki Lima yang Bentangkan Spanduk, Sorong, 4 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=hPutDszOaU8
*Presiden Jokowi Tanam Benih Jagung Bersama Petani, Sorong, 4 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=vNkGbayJVlw
*Dialog Presiden dengan Masyarakat Usai Tinjau Vaksinasi Covid 19, Sorong, 4 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=E9mGcad_1xU
*Keterangan Pers Presiden RI Usai Tinjau Lokasi Penanaman Jagung, Sorong, 4 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=re75hOcUlaw
*Saat Presiden Mampir Beli Jagung di Pedagang Pinggir Jalan, Sorong, 4 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=fPgBxiEtM1w
*Saat Presiden akan Bangunkan Rumah bagi Sejumlah Warga Suku Asmat, Merauke, 3 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=cg6utXq164g
*Presiden Jokowi Tinjau Vaksinasi Covid-19, Merauke, 3 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=o9L9RIad50Y
* Presiden Jokowi Resmikan PLBN Sota, Merauke, 3 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=uTlcUOnOoGw
* LIVE: Presiden RI Menyaksikan Pertandingan PON Wushu, Merauke, 3 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=L1A_mMFimB8
* LIVE: Peresmian Rumah Sakit Jenderal TNI L.B. Moerdani, Merauke, 3 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=hDJwPlhquds
* LIVE: Peresmian Pos Lintas Batas Negara Sota, Merauke, 3 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=wd9BZr4X-hY
* LIVE: Peresmian Terminal Baru Bandar Udara Mopah, Merauke, 3 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=DkQ40swMxzE
* Presiden Jokowi Resmikan Pembukaan PON XX Papua 2021, Jayapura, 2 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=Gk3k0aaAnMY
* LIVE: Pembukaan Pekan Olahraga Nasional XX Papua, Jayapura, 2 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=eXzZ8onnIcQ
* Presiden Jokowi Groundbreaking Papua Youth Creative Hub, Jayapura, 2 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=paFhs2BIg3k
* Keterangan Pers Presiden RI setelah Penandatanganan Prasasti Venue PON XX, Jayapura, 2 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=48nE-cD4IV8
* LIVE: Groundbreaking Papua Youth Creative Hub, Jayapura, 2 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=rncUBfSkwXw
* Saksikan Upacara Pembukaan PON XX Papua 2021, TORANG BISA
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=9CFQrycDCOc
* PON XX Papua 2021: TORANG BISA
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=SnaZ76FBNYY
* Presiden Jokowi Tiba di Jayapura, 1 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=pGIVg1jXT4E
* Tiba di Sentani, Jayapura, Presiden Beli Tas Noken di Pinggir Jalan, 1 Oktober 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=2c7Xxg1LjXA
* Testimoni Masyarakat atas Dibukanya Jembatan Sei Alalak, Banjarmasin, 26 September 2021
Klik di https://www.youtube.com/watch?v=l4OaI2B88Qg
Re-post by MigoBerita / Rabu/06102021/12.00Wita/Bjm