Migo Berita - Banjarmasin - Kalimantan Beranda Ibukota NKRI : Jokowi DiBenci Jokowi DiCinta.. Terimakasih Pak Jokowi !!! Mungkin terdengar ANEH namun bisa jadi terdengar Biasa Aza, KENAPA? karena diseluruh provinsi di Kalimantan, hanya Kalimantan Selatan yang TIDAK Memenangkan pak Jokowidodo di PILPRES tahun 2014 dan tahun 2019, kenapa?? Bisa jadi kalau sampai pak Jokowi menang di Kal-Sel, maka akan membuat para Mafia Tidak bisa "Berpesta" di Kalimantan Selatan. Sungguh ini ironis, kalau benar demikian, kasihan sekali Rakyat yang "Terperdaya" atas pilihan yang mungkin tak pikirkan (Maksudnya, siapa aza yang menang, yang penting Mau mereka Rakyat Banua Banjar, tolong sejahterakan rakyat Banua Banjar hingga kepelosok).
Namun ternyata setelah 2 (Dua) kali dimenangkan kubu Prabowo, janji-janji manis, seperti Pajak kendaraan gratis dan SIM seumur hidup (Sumber https://news.detik.com/berita/d-4312530/janji-kampanye-pks-hapus-pajak-motor-dan-terapkan-sim-seumur-hidup) hanya "ANGAN BELAKA", walau misalkan HANYA untuk KalSel, Tanya Kenapa ?? Karena menurut mereka Prabowo Tidak jadi Presiden..!! Tetapi kan seharusnya dengan Otonomi Daerah dan Rakyat Banua Banjar telah "BERSEDIA" secara SUKARELA atau TERPAKSA memilih Prabowo pemenang PILPRES di KalSel, seharusnya hal tersebut bisa diperjuangkan... hemmmm... MIKIR ujar Cak Lontong.. Saatnya Rakyat Banua Banjar berperan serta aktif agar pimpinan daerah Berpesta dengan Rakyatnya, bukan dengan Hanya para pendukungnya berbagi Kue Kekuasaan....!!! Baca hingga akhir artikel yang telah kita kumpulkan , agar tidak gagal paham.
Fungsi Website dan Media Sosial untuk Industri Kreatif
Website dan Media Sosial untuk Percepatan Industri Kreatif
Pertumbuhan industri kreatif di tanah air terus bergerak ke arah yang lebih baik. Hal itu dikarenakan peranan website dan media sosial yang membantu mempercepat pertumbuhannya. Terlebih saat ini estimasi biaya pembuatan website sudah semakin terjangkau.
Biaya pembuatan website yang relatif murah memberikan kesempatan kepada para pelaku usaha untuk melakukan pemasaran secara online. Hadirnya website membantu mereka untuk mengembangkan usahanya, khususnya di bidang industri kreatif agar tumbuh dan berkembang.
Apa Itu Industri Kreatif?
Berbeda dari industri yang lain, industri kreatif merupakan sebuah proses penciptaan, ide, dan juga kreativitas. Proses tersebut umumnya datang dari seseorang maupun sekelompok orang yang menghasilkan sebuah karya.
Industri kreatif merupakan industri yang tidak mengeksploitasi sumber daya alam. Akan tetapi, industri tersebut bisa menjadi produk ekonomi yang menghasilkan bagi setiap orang.
Bidang industri kreatif harus dapat membuat kreativitas yang menghasilkan atau membuka lapangan pekerjaan. Itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa industri ini menjadi salah satu penopang perekonomian negara kita saat ini.
Industri kreatif juga merupakan sebuah lapangan pekerjaan, atau industri yang ramah lingkungan. Pasalnya, proses bisnis yang dilakukan tidak memerlukan sumber daya alam. Terlebih saat ini sumber daya alam di Indonesia, khususnya di dunia sudah semakin menipis.
Apa Saja Jenis Industri Kreatif?
Saat ini jenis-jenis industri kreatif yang ada di Indonesia tergolong sudah semakin banyak. Bahkan beberapa di antaranya masuk ke dalam kategori industri yang mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat di Indonesia.
Berikut ini beberapa jenis industri kreatif yang paling populer dan paling prospektif di Indonesia.
•Industri musik
•Desain (desain grafis, desain interior, dan lain-lain)
•Web design
•Industri seni pertunjukan
•Fashion
•Penerbitan
•Riset dan pengembangan
•Percetakan dan penerbitan
•Advertising (periklanan)
•Industri perfilman
•Fotografi
•Videografi
•Permainan interaktif
Selain industri-industri di atas, sebenarnya masih banyak industri lainnya yang sedang atau sudah berkembang. Industri tersebut tumbuh menjadi salah satu bidang usaha yang prospektif. Bahkan semua industri yang kami jelaskan di atas termasuk ke dalam bidang yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat.
Fungsi Website dan Media Sosial untuk Industri Kreatif
Seperti yang kita ketahui, website dan media sosial merupakan dua media yang bisa dimanfaatkan untuk promosi dan pemasaran. Saat ini, pemasaran yang dilakukan melalui kedua media tersebut tidak hanya pemasaran produk saja. Bahkan jasa pun bisa Anda tawarkan melalui sistem internet marketing.
Berikut ini kami sudah merangkum fungsi-fungsi website maupun media sosial untuk bidang industri kreatif:1.Mempromosikan dan Memasarkan
Pemasaran melalui website maupun media sosial dapat mempermudah pelaku usaha untuk menjaring banyak customer. Bahkan semakin banyaknya pengguna smartphone saat ini, maka semakin mudah untuk mengenalkan produk atau jasa yang Anda tawarkan. Website memudahkan customer atau audiens untuk menemukan bisnis Anda di internet. Sedangkan media sosial membantu Anda untuk mengenalkan produk atau jasa kepada para pengguna media sosial yang saat ini berjumlah fantastis.
2.Mengenalkan Kelebihan Produk Maupun Jasa
Selain untuk promosi dan penjualan, Anda juga bisa memanfaatkan website dan media sosial untuk menonjolkan produk atau jasa Anda. Melalui dua media tersebut Anda bisa mengenalkan keunggulan website dan media sosial kepada audiens. Semakin banyak audiens yang tahu keunggulan produk atau jasa Anda, maka semakin mudah mereka tertarik untuk membelinya.
3.Menawarkan Kemudahan dalam Hal Layanan
Website maupun media sosial merupakan dua media yang bisa Anda manfaatkan untuk mengoptimalkan layanan bisnis. Yang kami maksud layanan di sini yaitu seperti informasi customer service, cara transaksi, hingga informasi seputar alamat. Audiens atau calon customer yang ingin membeli atau menggunakan jasa menjadi tahu cara melakukan pemesanan. Selain itu, mereka juga akan tahu kemana mereka harus menghubungi Anda.
4.Mengenalkan Industri Kreatif
Penawaran maupun promosi yang Anda lakukan melalui website dan media sosial secara tidak langsung akan mengenalkan industri kreatif kepada masyarakat. Inilah yang menjadi salah satu hal yang juga turut mempopulerkan industri kreatif itu sendiri.
Saat ini ada banyak sekali pelaku usaha industri kreatif yang menawarkan layanan dan produknya di internet. Hal inilah yang juga turut membantu industri kreatif menjadi salah satu industri yang tumbuh dan berkembang secara pesat.
Tips Mengoptimalkan Website untuk Industri Kreatif
Saat ini website tidak hanya sekedar untuk menjual barang-barang secara online saja. Bahkan Anda bisa menggunakannya untuk menawarkan layanan atau produk yang termasuk di dalam bidang industri kreatif.
Bagi Anda yang tertarik untuk membuatnya, berikut kami coba paparkan tipsnya kepada Anda.
1.Memilih Layanan Hosting yang Kredibel
Kredibilitas layanan hosting adalah hal yang harus Anda pertimbangkan di awal. Kredibilitas yang kami maksud meliputi kualitas dan layanannya yang terpercaya. Hosting adalah tempat data website Anda disimpan agar bisa diakses di internet. Kualitas hosting yang bagus akan membantu website Anda agar mudah diakses oleh para visitor. Sebaliknya, jika kualitas hosting tersebut kurang baik, maka akan berpengaruh pada kecepatan website Anda. Kemungkinan website Anda akan sulit diakses karena masalah kecepatan.
2.Mempertimbangkan Budget
Bagi Anda yang baru terjun di industri kreatif, pilihlah paket layanan hosting dan domain yang terjangkau. Biaya hosting dan domain juga berpengaruh pada biaya pembuatan website.
Pilihlah spesifikasi hosting dan durasi hosting yang sesuai dengan budget. Terlebih jika pembuatan website ini untuk pemula, maka tidak perlu memilih spesifikasi hosting yang terlalu tinggi.
3.Perhatikan Desain
Desain menjadi salah satu hal penting yang perlu diperhatikan. Untuk menghemat pengeluaran, Anda bisa memilih template website gratisan. Namun, Anda tidak boleh asal memilihnya.
Template atau desain yang bagus akan membuat website menjadi lebih menarik. Namun, terlalu banyak menggunakan elemen pada desain web justru akan membuat website menjadi berat saat diakses. Maka dari itu, pertimbangkan template atau desain yang Anda pilih. Pastikan desainnya ringan agar audiens mudah mengakses website Anda.
4.Menggunakan CTA (Call to Action)
CTA membantu customer untuk melakukan tindakan tertentu. CTA pada website juga biasanya berbentuk tombol yang ditempatkan di website. Tombol CTA pada website umumnya seperti tombol “Beli Sekarang”, “Sign Up”, “Daftar”, dan lainnya.
Fungsi tombol ini berbeda-beda sesuai dengan keinginan dari pemilik website itu sendiri. CTA sangat penting agar website Anda bisa mengoptimalkan pemasaran layanan atau produk secara online kepada para audiens.
Kesimpulan
Website dan media sosial adalah dua media yang sangat berpengaruh di dalam industri kreatif. Media tersebut turut membantu untuk melakukan pemasaran dan juga promosi. Di lain sisi, media tersebut juga bisa membantu Anda untuk mengenalkan berbagai kelebihan produk atau jasa yang Anda tawarkan.
Bagaimana, tertarik membuat website untuk mengembangkan industri kreatif yang Anda tekuni? Yuk, hitung estimasi biaya pembuatan website untuk membuatnya. Kemudian, buat website-nya sekarang juga.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/fungsi-website-dan-media-sosial-untuk-industri-XV80CVMlv8
Yang Minta Jokowi Mundur, Bunuh Diri Saja!
Tak tahan menanggung derita, oknum-oknum yang sirik pada Jokowi semakin hari semakin ngawur saja. Padahal siapa pun tahu, presiden ketujuh ini telah menjalankan pekerjaannya dengan sangat baik. Khusus menyangkut penanganan pandemi, dunia mengacungi jempol, bahkan hendak mengadopsi strategi negeri kita dalam melawan covid-19 ini.
Atas suksesnya pemerintah menurunkan laju covid-19 dalam waktu yang singkat dan signifikan, berbagai apreriasi dari dunia luar berdatangan. Presiden AS Joe Biden bahkan meminta Presiden Jokowi untuk menjelaskan kepada dunia soal strategi yang dia gunakan.
Bank Dunia (World Bank) memuji vaksinasi Indonesia yang sudah mencapai 100 juta dosisi, di mana dalam waktu yang bersamaan masih ada banyak negara yang kesulitan mendaptakan akses ke vaksin.
Ajaib memang, dengan penanganan yang dilakukan Jokowi dan tim, pandemi ini tidak terlalu berdampak pada negeri ini, utamanya dalam hal stabilitas poltiik. Padahal kita lihat bagaimana pihak oposisi dan musuh-musuh pemerintah seperti berjingkrak-jingkrak kegirangan ketika kasus covid-19 sedang memuncak di negeri ini.
Mereka bagai sekumpulan burung pemakan bangkai yang beterbangan di udara memantau situasi di darat. Siap berpesta pora jika korban mulai jatuh bergelimpangan. Tapi para kawanan pemakan bangkai itu akhirnya kecele.
Komentar-komentar dan statemen yang nadanya meremehkan dan memprovokasi berseliweran di jagad maya. Tujuan si pembuat statemen tentu supaya masyarakat terhasut dan tidak percaya lagi pada pemerintah. Namun dari berbagai survei, nyatanya tingkat kepercayaan publik masih terjaga, meski sempat menurun.
Di sinilah tampak kedewasaan mayoritas rakyat yang mulai terbentuk. Mereka tahu dan melihat sendiri bagaimana pemerintah Jokowi berjibaku menahan laju covid-19 supaya tidak membuat perekonomian hancur lebur. Sempat memasuki resesi, itu fakta. Tapi negara mana sih yang tidak mengalaminya di masa pandemi berkepanjangan ini?
Masyarakat pasti sadar bahwa walaupun misalnya si AHY dan Ibas berteriak-teriak, rakyat tahu bahwa yang bekerja nyata mengatasi pandemi ini bukanlah abang-adik itu. Rakyat sadar bahwa Rizal Ramli, Rocky Gerung, Fadli Zon, dan oknum lainnya itu, hanya berceloteh sepanjang waktu, namun tidak melakukan apa-apa. Hanya pemerintah yang bekerja keras dalam diamnya.
Akhirnya memang mereka mingkem sendiri. Sebab dalam waktu yang tidak terlalu lama, situasi bisa teratasi dan terkendali. Pemerintah mampu membalikkan keadaan perekonomian sehingga menjadi lebih baik. Terbaru, kompas.com (7/10/2021) melaporkan bahwa "Cadangan Devisa September 2021 Capai 146,9 Miliar Dollar AS, Tertinggi Sepanjang Sejarah".
Dikatakan, posisi cadangan devisa Indonesia terus mengalami kenaikan. Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi cadangan devisa pada akhir September 2021 mencapai 146,9 miliar dollar AS. Posisi tersebut menjadi yang tertinggi sepanjang sejarah. Memecahkan rekor sebelumnya pada akhir Agustus 2021 sebesar 144,8 miliar dollar AS.
Eh, belum lama ini, seorang profesor dari negeri jiran, menulis artikel tentang Jokowi yang diakui sebagai jenius. Profesor sekaligus peneliti institut di National University of Singapore, Kishore Mahbubani, memuji Presiden Joko Widodo sebagai sosok pemimpin yang jenius dan paling efektif di dunia.
Bukan asal puji yang bisa saja bersifat basa-basi. Namun pujian itu diungkapkan Prof Kishore Mahbubani dalam bentuk artikel berjudul "The Genius of Jokowi". Tulisan ini tayang pada 6 Oktober 2021 di Project Syndicate, sebuah media nirlaba yang fokus pada isu-isu internasional.
Dalam artikelnya itu, antara lain Kishore Mahbubani menyebut Jokowi telah menjadi pemimpin yang layak mendapat pengakuan atas keberhasilannya dalam memimpin. Dikatakan, Jokowi membuat model pemerintahan yang bisa dipelajari oleh dunia.
Makjleb.
Indonesia bangga. Apalagi dalam momen yang bersamaan, presiden ke-7 RI ini berturut-turut melakukan kunjungan kerja ke berbagai daerah dalam rangka meresmikan banyak proyek infrastruktur yang sudah rampung, dan bisa dimanfaatkan untuk menjadikan masyarakat sejahtera.
Ratusan miliar atau triliunan rupiah uang yang digelontorkan untuk membiayai pembangunan infrastruktrur tersebut berbuah manis bagi masyarakat. Salah satu hasil nyata dari penggelontoran uang rakyat itu adalah Papua dapat menjadi tuan rumah PON XX, yang kini berlangsung.
Bandingkan dengan uang rakyat sebesar triliunan rupiah yang digelontorkan oknum Pemda DKI Jakarta beserta komplotannya, untuk menyelenggarakan acara balapan Formula E. Uang sebesar itu tidak hanya terancam menguap begitu saja. Yang lebih mengenaskan acara balap-balap mobil listrik itu hanya menjadi ajang senang-senang para pembalap luar negeri. Tak ada pembalap Indonesia yang ikut bermain.
Rakyat Indonesia hanya jadi penonton. Atau paling banter ada yang memanfaatkan keramaian selama beberapa hari itu nanti untuk jadi pedagang asongan. Itu pun dengan catatan kalau acara itu jadi terselenggara di tengah berbagai polemik dan kecaman atasnya.
Rakyat yang waras pasti menolak acara yang tidak bermanfaat itu. Sebaliknya politikus bermental tikus pasti mendukungnya. Dan kegilaan itu diperlihatkan oleh oknum kader partai yang turut menolak interpelasi atas diselenggaranya Formula E tersebut.
Namun di antara melejitnya nama Jokowi di seantero muka bumi, ada politisi kaleng-kaleng meminta Presiden Jokowi untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai kepala negara. Alasan pria berwajah imut-imut ini, hutang negara bertambah banyak.
Politisi kaleng-kaleng ini mencuitkan soal hutang negara dan rencana pindah ibu kota baru. Isu yang sungguh tidak berkelas. Maka oleh karena itu, Jokowi harus mundur?
Si oknum yang merupakan kader partai pendukung Formula E ini tampak sedang unjuk frustrasi menyaksikan bagaimana Jokowi melaju tak terbendung. Oknum ini pasti tak mampu menahan derita dan kegundahan hati menyaksikan Jokowi sedang jadi buah bibir dunia internasional karena prestasi yang dia ukir. Maka dia pun mencari-cari alasan yang padahal ngawur.
Tapi hati menjadi maklum sebab ternyata beliau ini penggemar akun yang biasanya digandrungi para pria melambai? Wajahnya memang imut-imut. Saran, kalau memang antum tidak tahan menanggung derita melihat prestasi moncer Jokowi, ya gantung diri saja.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/yang-minta-jokowi-mundur-bunuh-diri-saja-Wg2cqvpHPE
Oknum Dibalik LaporCovid-19 yang Kritik Keras TNI Disorot Netizen, Ada Buzzer Anies!
Di saat negara lain memuji penanganan Covid 19 oleh Indonesia. Di negeri sendiri ada oknum-oknum LSM yang malah menebar provokasi dengan mengadu domba antara militer dan sipil. Adalah akun LaporCovid-19 yang tiba-tiba menterang keterlibatan TNI yang katanya mengambil alih vaksinasi dan sebagainya. Padahal tanpa komando TNI tak akan ada percepatan vaksinasi yang optimal. Belum lagi adanya pihak-pihal yang tak bertanggung jawab melakukan pembakaran gudang vaksin dan sebagainya. Andaisaja militer tak dilibatkan, mungkin kejadiaannya lebih parah lagi.
Sama seperti evakuasi WNI di Wuhan dan beberapa negara saat corona pertama kali muncul. Tanpa keterlibatan militer, pemulangan WNI tak akan berjalan baik. Termasuk pengemanan terkait PPKM yang melibatkan institusi TNI Polri guna menertibkan masyarakat di lapangan. Rasanya pemerintah sudah sangat baik terkait aturan ini. Coba mengikuti aturan lockdown di negara lain. Keluar rumah saja harus berhadapan langsung dengan militer, apalagi berkeliaran di jalan. Maka ada baiknya tim dibalik LaporCovid-19 memiliki data perbandingan ketimbang nyerocos tanpa data.
Sebelumnya diberitakan kompas.tv, Organisasi Laporcovid-19 meminta agar porsi TNI dan Polri dalam penanganan Covid-19 dapat dikaji ulang.
Relawan LaporCovid Firdaus Ferdiansyah menjelaskan pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan masyarakat sehingga leading sector atau pihak yang memimpin pengendaliannya harus di bawah otoritas kesehatan.
Firdaus menegaskan laporcovid-19 tidak mempermasalahkan jika TNI-Polri ikut membantu dalam penanganan pandemi, namun dalam menjalankannya harus sesuai dengan porsi serta tugas pokok dan fungsi TNI-Polri.
Semisal, TNI dan Polri seharusnya tidak terlalu dalam terlibat dalam bidang farmasi dengan ikut mengembangkan obat Covid-19 yang akhirnya tidak mendapat izin dari BPOM.
Kemudian menggerahkan mobil tes PCR yang diragukan akurasinya. Mobil tes PCR dilakukan oleh TNI AD dan BIN yang bukan bagian dari otoritas kesehatan.
Selain itu, pelibatan TNI-Polri dalam tracing yang belum menunjukkan efektivitas menekan orang yang kontak erat dengan pasien Covid-19.
Hal ini dapat dilihat dari data jumlah pengujian belum ada peningkatan sejak TNI-Polri ikut serta melakukan penelusuran kontak erat.
"Laporcovid-19 bukan meminta meniadakan atau melarang eksistensi TNI Polri dalam penanganan pandemi. Poin kritis yang coba kami sampaikan bagaimana ketidaksesuaian kewenangan TNI Polri di lapangan untuk menangani pandemi," ujar Firdaus di Program KOMPAS Petang di KOMPAS TV, Kamis (7/10/2021).
Firdaus menambahkan selain itu, sanksi pelanggar protokol kesehatan disertai sanksi fisik yang dilakukan TNI maupun Polri seperti memaksa orang untuk tidur di peti mati.
Kemudian push-up, penggunaan meriam air untuk membubarkan massa, hingga penganiayaan tidak berbanding lurus dengan tingkat kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.
Di sisi lain, program vaksinasi yang dilakukan TNI maupun Polri membuat jatah vaksin di Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan terdekat dengan warga berkurang.
Menurut Firdaus, program vaksinasi TNI Polri cenderung mengabaikan kelompok priorias, walaupun dengan adanya program vaksinasi TNI-Polri mempercepat orang yang mendapat vaksin.
"Laporan kami banyak warga kesulitan ke sentra vaksin yang ada di kota, sehingga warga sangat mengandalkan Puskesmas, apalagi mereka yang tinggal di desa lebih dekat dengan puskesmas. Namun ketersediaan vaksin di Puskesmas terbatas karena dialokasi ke sentra vaksinasi, baik TNI-Polri atau ornganisasi lain,"
Mungkin organisasi ini lupa kalau saat kondisi darurat seperti pandemi, maka menjadi hak mutlak pemerintah dalam mengatur kesehatan. Tak hanya kementrian kesehatan, tapi juga semua instansi dilibatkan. Semisal aplikasi PeduliLindungi yang diluncurkan oleh kementrian BUMN. Hal ini sah-sah saja selama tujuannya baik. Jikalau ditemukan kekurangan, bisa menyampaikan kritik tanpa perlu mengumbar semua aib dari instansi terkait.
Terkadang oknum atau lembaga yang sok kritis dan menggurui biasanya justru merekalah yang bermasalah dengan diri sendiri. Tengoklah Pigai yang menyebut Ganjar dan Jokowi rasis, padahal dirinya sendiri rasis ke orang Jawa Tengah. Begitupula dengan LaporCovid-19 yang ternayat diisi oknum bermasalah.
Berikut susunan pengurus LaporCovid-19 yang disorot netizen:
Co-leads Irma Hidayana, Konsultan Independen Kesehatan Masyarakat Ahmad Arif, Ketua Jurnalis Bencana dan Krisis (JBK) Indonesia
Asfinawati (YLBHI), Budi Setyarso (Tempo), Cholil Mahmud (Efek Rumah Kaca), Danang Widoyoko (Transparency International Indonesia), Eryanto Nugroho (Lokataru), Haris Azhar (Hakasasi.id), Hilman Arioaji (U-Inspire), Inayah Assegaf (STH Jentera), Irendra Radjawali (U-Inspire), Zen, R.S (NarasiTV), Elisa Sutanudjaja (Rujak Center for Urban Studies), Adnan T. Husodo (Indonesia Corruption Watch).
Ternyata ada nama Elisa yang menurut banyak netizen adalah buzzer Ibukota. Juga ada nama Xen, R.S yang mewakili NarasiTV yang sefrekuensi sebelas dua belas dengan Najwa Shihab. Belakangan kita tahu sepak terjang oknum-oknum ini memang gemar menjelekkan pemerintah. Termasuk YLBHI dan Tempo. Ketimbang mengurusi keterlibatan TNI, lebih baik menyorot DKI yang tak mampu memberi masker atau PCR gratis ke warga, sementara buang-buang uang untuk Formula E. Semoga mereka mau bercermin sebelum melempar kritik yang akhirnya mencoreng muka sendiri.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/oknum-dibalik-laporcovid-19-yang-kritik-keras-tni-9Y1i3Ou5RM
Disleding TVRI & Kota Solo, Gatot Gagal Ngetop, Tinggal Olok-Olok!
Berbagai cara ditempuh oleh seorang Gatot Nurmantyo untuk tetap eksis di depan publik. Katanya sih karena dia punya ambisi nyapres, tapi tidak kesampaian. Karena dilirik sama partai politik pun tidak. Gatot bagai balon yang hanya ditiup pakai mulut, tapi maunya naik terbang ke atas awan. Gimana mau terbang kalau tidak berisi gas? Ya nggak bisa. Gimana tetap eksis tanpa ada prestasi atau kegiatan yang bersentuhan dengan publik? Ya susah!
Kita bandingkan misalnya dengan mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono. Yang tetap dikenal publik hingga sekarang. Karena keahlian beliau dalam ilmu intelijen, sehingga kerap jadi nara sumber. Kemudian beliau juga konsisten memerangi radikalisme. Termasuk memerangi ormas yang tindakannya merugikan masyarakat.
Saya yakin, antara kedua jenderal purnawirawan ini, AM Hendropriyono jauh lebih ngetop dibanding Gatot Nurmantyo. Sepanjang tahun, ada saja AM Hendropriyono masuk berita. Sementara Gatot? Dia hanya muncul dengan satu senjata, yakni isu kebangkitan PKI. Sebuah isu basi yang tidak menarik buat masyarakat. Sebuah isu hantu dengan penampakan lucu. Nggak ada ngeri-ngerinya buat warga masyarakat. Bahkan dalam survei terakhir oleh Lembaga SMRC, mayoritas 84% publik tidak setuju dengan isu kebangkitan PKI Sumber.
Artinya, isu kebangkitan PKI yang dibawa oleh Gatot ini pun dianggap ngadi-ngadi, alias mengada-ada. Dari sini sudah kelihatan bahwa Gatot sebenarnya tidak punya kelebihan lain, yang bisa dia pakai agar publik mendengar dirinya. Tidak ada visi membangun ke depan, tidak ada visi pendidikan untuk meninggikan derajat anak bangsa. Pun tidak ada visi membangun ekonomi negara ini. Kayak gini kok mau jadi presiden?
Nah, karena miskin visi itu lah, Gatot dengan mudah ditenggelamkan. Bukan oleh Presiden Jokowi tentunya. Namun oleh 2 faktor yang menohok balik segala argumen Gatot soal kebangkitan PKI. Yakni TVRI, dan Kota Solo.
Kita lihat lagi apa yang dipermasalahkan oleh Gatot. Gatot sangat identik dengan seruan menonton film Pengkhianatan G30S/PKI. Sejak tahun 2017, ketika masih menjabat sebagai Panglima TNI, Gatot mulai terobsesi dengan film itu. Bahkan sempat memerintahkan seluruh jajarannya untuk menggelar nobar (nonton bareng) film tersebut Sumber. Padahal, sudah jelas bahwa film itu sarat dengan propaganda Orba. Untuk “mendewakan” Soeharto. Film itu pun tidak bisa disebut sebagai film dokumenter. Lebih cocok disebut sebagai doku-drama, dengan berbagai bagian yang tidak sesuai fakta Sumber Sumber.
TVRI sebagai pihak yang paling relevan untuk memutar film itu untuk ditonton publik, malah membantah promosi Gatot. TVRI menegaskan tidak menayangkan film Pengkhianatan G30S/PKI pada tahun ini. Alasannya sangat menohok Gatot. Yakni, film itu dianggap sebagai tayangan yang berpotensi menimbulkan kegaduhan dan perpecahan. TVRI berkomitmen untuk memberikan pencerahan dan informasi sehat, sesuai dengan fungsinya sebagai lembaga penyiaran publik milik negara Sumber. Makjleb! Pedes nggak itu Gatot disleding TVRI?
Hal kedua yang dipermasalahkan Gatot soal PKI tahun ini, adalah soal hilangnya patung mantan Presiden RI, Soeharto di Markas Kostrad. Dia bahkan membandingkan dengan patung Bung Karno yang ada di mana-mana Sumber. Kemudian Gatot menghubungkan hilangnya patung Soeharto ini sebagai bukti bahwa TNI sudah disusupi PKI Sumber.
Sebuah tuduhan yang sudah dijawab dengan tegas dan telak oleh Pangkostrad Letjen Dudung dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Sumber. Kita tidak perlu berpanjang lebar membahas jawaban kedua penjaga NKRI ini, karena sudah pasti lebih benar ketimbang tuduhan Gatot yang tidak mendasar. Yang perlu diangkat di sini justru kelucuan yang timbul akibat analisa patung Soeharto ala Gatot itu.
Ya memang ujung-ujungnya jadi lucu. Masak analisa kebangkitan PKI didasarkan pada ketiadaan patung Soeharto? Gatot membandingkan dengan patung Bung Karno yang ada di mana-mana, sampai jadi nama jalan. Sementara patung Soeharto dia sebut musnah. Hehehe… Jadi Gatot ini ujung-ujungnya ternyata membela Soeharto ya? Mantan presiden yang disebut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai kepala negara terkorup di dunia Sumber. Gatot ini mempermasalahkan PKI atau mau “jualan” era Soeharto alias jaman Orba? Bahaya dong kalau jadi presiden, apakah Gatot akan saklek mengikuti kelakuan Soeharto? Jadi senjata makan tuan dong hehehe…
Nah, buat Gatot yang takut kalau patung Soeharto akan musnah dari negeri ini, Kota Solo bisa menjawabnya. Patung Soeharto ternyata ada di rumah dinas Wali Kota Solo, Gibran. Patung itu cukup besar. Ada di teras bangunan rumah. Bersama dengan patung-patung para mantan presiden RI, seperti Bung Karno, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri dan Susilo Bambang Yudhoyono Sumber. Komplit dan bisa dilihat oleh publik. Dibuat untuk menghormati para mantan presiden yang telah memimpin Indonesia. Patung-patung itu dibuat sekitar 3 tahun yang lalu. Berarti di masa pemerintahan Presiden Jokowi. Tuh, kurang apa coba? Masih menuduh patung Soeharto musnah? Sebuah jawaban yang telak dan menohok terhadap berbagai tuduhan yang dilempar oleh Gatot Nurmantyo.
TVRI dan Kota Solo membuat apa yang dipermasalahkan Gatot jadi terasa lucu. Publik sendiri sama sekali tidak menganggap penting soal kebangkitan PKI. Yang punya bendera PKI, bukannya hanya yang suka bakar-bakar bendera itu juga kan? Yakni para kadrun. Tanpa menjelaskan dari mana mereka mendapatkan benderanya. Kivlan Zen menyebut hingga puluhan juta pengikut PKI di Indonesia Sumber. Tanpa sanggup memberi bukti di mana para pengikut itu berkumpul, siapa-siapa saja, atau markasnya di mana?
Lah ini mantan Panglima TNI kok kerjaannya membahas PKI melulu. Seperti langganan tiap tahun. Sampai ada lelucon di media sosial, bahwa para netizen akan menunggu kemunculan Gatot lagi di tahun depan untuk kembali menghembuskan isu kebangkitan PKI. Gatot pun digambarkan duduk santai seperti di pantai, sambil menunggu tahun depan. Bukannya jadi naik pamornya karena membahas kebangkitan PKI dengan keras, sampai menuduh-nuduh TNI. Gatot malah jadi bahan lelucon, bahan tertawaan dan bahan hujatan.
Bahkan sampai ada elemen masyarakat yang meminta agar TNI menyeret Gatot secara hukum karena tuduhan tersebut. Tuduhan bahwa TNI telah disusupi paham PKI memang harus bisa dipertanggungjawabkan oleh Gatot. Kalau Gatot diam saja dan tidak bertanggung jawab, maka makin tenggelam lah namanya. Ucapkan “bye bye” terhadap ambisi nyapres yang belum padam itu. Kapokmu kapan?Sumber Utama : https://seword.com/politik/disleding-tvri-kota-solo-gatot-gagal-ngetop-TLcvRv8fon
Buntut Cuitan Rasis ke Orang Jawa Tengah, Natalius Pigai Ditabok Netizen dan Dilap
Bagai peribahasa “menepuk air di dulang terpercik muka sendiri”, itulah yang cocok menggambarkan watak dan perilaku Natalius Pigai yang belakangan viral akibat ucapan kontroversinya. Pigai yang telah melontarkan fitnah pada Jokowi dan Ganjar dengan membawa daerah Jawa yang katanya rasis ke orang Papua, kini malah dituntut balik atas ucapannya tersebut. Serupa kejadian yang menimpa wartawan Tirto yang menghina Jokowi, tapi jatuhnya malah rasis ke suku badui. Pigai akhirnya terkena akibat buruk dari ulahnya sendiri.
Hal ini berawal dari kunjungan Ganjar ke Papua untuk mengawal atlet-atletnya berangkat dalam pertandingan PON (Pekan Olahraga Nasional) di stadion Lukas Enembe. Entah setan apa yang merasuki Pigai hingga ia mengunggah foto Ganjar memakai topi khas Papua disertai cuitan rasis.
"Jgn percaya org Jawa Tengah Jokowi & Ganjar. Mrk merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat papua, injak2 harga diri bangsa Papua dgn kata2 rendahan Rasis, monyet & sampah. Kami bukan rendahan. kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Sy Penentang Ketidakadilan)." demikian cuitan Pigai seperti yang dilansir dalam detik.com, Sabtu (2/10/2021).
Netizen pun ramai mengomentari cuitan Pigai tersebut. Tidak sedikit yang mengecam karena menilai cuitan Pigai tersebut rasis karena membawa-bawa Jawa Tengah. Dimintai konfirmasi terkait hal itu, Pigai membantah dirinya rasis.
"Itu tidak ada rasis itu. Itu hanya dua oknum yang namanya Jokowi dengan Ganjar, itu tidak ada rasis," kata Pigai saat dihubungi detikcom lewat telepon hari ini.
"Ke siapa rasisnya? Mereka berasa dari Jawa Tengah itu aksioma. Matahari terbit dari timur itu aksioma. Jokowi dengan Ganjar dari Jawa Tengah itu aksioma. Nggak ada rasis di situ," sambungnya.
Pigai menyebut orang-orang yang menuding dirinya rasis adalah pendukung Jokowi atau Ganjar yang sakit hati terhadap dirinya. Pigai menyebut dirinya sebagai penentang rasisme di Indonesia. Pigai lantas kembali menegaskan bahwa cuitannya tersebut tidak bermuatan pesan rasialisme.
"Kecuali ada misalnya Jawa Tengah, Jokowi, Ganjar. Ada tanda koma antara frasa Jawa Tengah dengan frasa Jokowi dan Ganjar, baru. Itu ada tiga variabel. Kalau langsung tidak ada tanda komanya di situ, itu aksioma. Memang Jokowi dari Jawa Tengah," ucap Pigai.
"Orang saja yang mau kait-kaitkan dengan rasisme. Memang karena mereka sudah pendukung fanatik dan mereka sangat benci sama saya karena 10 tahun saya konsisten kritik Jokowi," sambungnya.
Ada netizen yang berkomentar, seharusnya Pigai tidak usah membawa-bawa Jawa Tengah dalam cuitannya itu untuk mengkritik Jokowi atau Ganjar Pranowo. Diminta pendapatnya, Pigai santai saja merespons.
"Natalius Pigai dari Papua coba, siapa yang tersinggung? Nggak ada. Kecuali rasis itu Natalius Pigai, maaf ya, Natalius Pigai monyet, Natalius Pigai gorilla, nah itu rasis pak levelnya," sambungnya.
Dalam cuitannya, Pigai juga menuding Jokowi dan Ganjar rasis. Lantas apa yang jadi dasar tudingannya tersebut?
"Dari 34 menteri, satu orang Papua tidak ada. Itu perwujudan daripada apartheid dan rasialisme. Dia (Jokowi) melaksanakan tindakan rasisme, kalau yang lain ucapkan melalui verbal," kata Pigai.
"Kedua misalnya, Risma, Papua dianggap sebagai sampah. Jokowi tegur juga kagak?" sambungnya.
Terkait tudingan Ganjar Pranowo rasis, Pigai menyebut Ganjar sebelas-dua belas dengan Jokowi.
"Ganjar berpotensi untuk maju di 2024. Mereka memiliki pola-pola yang sama kapitalisasi Papua. Cenderung ke arah itu. Oleh karena itu, saya menyatakan, awal-awalnya mereka hadir sebagai malaikat. Akhirnya nanti juga rampok sumber daya alamnya, bunuh orangnya, nanti rasisnya. Itu satu kesatuan. Kecuali Ganjar itu tidak punya niat mau maju calon presiden," tuding Pigai.
Argumen pembelaan Natalius Pigai yang melebar ke mana-mana ini tak akan menghilangkan tuduhan rasisme pada daerah Jawa Tengah. Terlihat sekali ketidaksukaannya pada orang Jawa yang notabene satu saudara dengan Papua. Dirinya tak sadar kalau perilakunya bukannya mencerminkan persatuan, malah provokasi agar terjadi perpecahan.
Jokowi sendiri membantah tudingan taka da Menteri dari Papua sejak 2019 silam. Seperti dilansir Kompas.com, Presiden Joko Widodo menjawab anggapan bahwa tidak ada menteri asal Papua di kabinetnya. Ia menegaskan anggapan tersebut tidak benar. Sebab, ada Kepala Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Bahlil Lahadalia yang ia klaim berasal dari Papua. "Ada, Pak Bahlil itu dari Papua," kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (24/10/2019). Bahlil lahir di Banda, Maluku Utara, pada 7 Agustus 1976. Namun ia besar di Fak-Fak, Papua Barat. Bahlil juga menyebut ayahnya asli Fak-Fak.
Selain menaruh orang Papua dalam kabinetnya, Jokowi juga memperkerjakan tiga staf khusus keprisidenan asal Papua. Seperti diberitakan viva.co.id, Presiden Jokowi resmi mengangkat tujuh Staf Khusus dari kalangan milenial. Salah satunya Gracia Billy Mambrasar yang berasal dari Papua. Selain Billy, sapaan akrab Gracia Billy Mambrasar, sebelumnya ada tokoh Papua lain yang menjabat sebagai Staf Khusus yakni Velix Wanggai dan Lenis Kogoya. Velix yang lahir di Jayapura, Papua, 16 Februari 1972, adalah seorang aktivis, ahli hubungan internasional dan politisi Indonesia. Ia resmi diangkat menjadi Staf Khusus Presiden pada 20 November 2009. Sedang Lenis adalah pria kelahiran Pidewi, Papua, 5 Juli 1977. Ia mulai menjabat sebagai Staf Khusus Presiden pada Juni 2015. Lenis Kogoya dikenal sebagai ketua Lembaga Masyarakat Adat Papua.
Sekarang pertanyaannya apakah Natalius Pigai tidak tahu atau tidak mengenal mereka? Atau jangan-jangan ia iri lantaran bukan dirinya yang diangkat Jokowi menjadi stafsus ataupun masuk dalam kabinet. Kalau begitu tuduhan Jokowi rasis adalah fitnah belaka dari seorang Pigai. Lagipula kenapa PON diselenggarakan di Papua kalau Jokowi rasis? Kenapa tidak di Pulau Jawa atau Jawa Tengah tempat di mana kelahiran Jokowi maupun Ganjar. Asal Pigai tahu, inilah pertama kalainya PON diadakan di Papua semenjak Indonesia merdeka. Karena wujud kasih saying seorang Jokowi pada rakyat Papua.
Disamping kritikan keras netizen ke Pigai, dirinya juga diancam dilaporkan ke polisi akibat ucapan rasisnya. Hal ini dilakukan oleh Ketua Umum Barisan Ksatria Nusantara (BKN) Muhammad Rofi'i Mukhlis yang tak terima dengan ucapan rasis Pigai. Mungkin kasus ini tak akan sampai memenjarakannya, tapi setidaknya satu Indonesia tahu kalau sebenarnya Pigai sendirilah yang rasis. Kalau Pigai merasa ada yang menyinggung fisiknya, yang jelas orang yang dituduhnya bukan Ganjar apalagi Jokowi. Karena kita tahu mana orang yang baik dan tulus dan mana yang kerjaannya menebar kebencian.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/buntut-cuitan-rasis-ke-orang-jawa-tengah-natalius-3gkpWmhtYe
Horas! Intip Rahasia Penanganan Covid RI yang Dipuji AS dan Lampaui Negeri Sakura!
Indonesia kembali menggegerkan dunia, bukan hanya karena sukses menyelenggarakan ASIAN Games, tapi juga sukses mengendalikan corona. Tentunya ini semua tak lepas dari kerja keras Jokowi dan jajarannya. Saat gerombolan Cikeas dan JK menebar ketakutan lewat seruan lockdown dan lainnya. Pemerintah kalem menjawab lewat kebijakan PPKM yang tak memberatkan banyak pihak. Saat mereka menyuruh Jokowi belajar dari Biden, secara mengejutkan malah Jokowi yang ditunjuk untuk memberi contoh penanganan Covid 19 oleh Biden.
Undangan Joe Biden bukan tanpa alasan. Pasalnya salah satu universitas top mereka yang juga masuk 10 besar dunia mengakui kehebatan Indonesia. Penilaian John Hopkins University menyebut RI sebagai one of the best in the world dalam penanganan COVID-19.
"Sebagai salah satu yang terbaik di dunia, karena mampu menurunkan kasus hingga di bawah 58 persen dalam kurun waktu 2 minggu," kata juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi dalam pemaparannya, ditulis detikcom Minggu (19/9/2021).
Salah satu kunci kesuksesan Indonesia adalah gencarnya program vaksinasi. Baru-baru ini bahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampailan bahwa vaksinasi Indonesia berada di peringkat kelima dunia, naik satu tingkat menyusul Jepang.
"Per hari ini (4/10), sudah 94 juta orang Indonesia yang divaksinasi dosis pertama," ujar Menkes Budi dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin seperti dilansir suara.com.
Hingga saat ini, vaksinasi dosis pertama Indonesia melebihi jumlah vaksinasi Jepang, kisaran 80 juta orang. Sementara Indonesia berada di peringkat keenam dunia untuk jumlah dosis yang digunakan. Tercatat, Indonesia telah menyuntikkan sebanyak 148 juta dosis vaksin COVID-19.
Meskipun banyaknya dosis vaksinasi dan presentase penduduk yang menerima vaksin berbeda, setidaknya Indonesia masih bisa menduduki peringkat 20 besar dunia. Alias masih jauh lebih baik ketimbang negara-negara lain di Asia maupun Asia Tenggara. Sebagai informasi prosentasi vaksinasi tertinggi diduduki Spanyol.
Selain vaksinasi, kebijakan PPKM yang awalnya diragukan ternyata berhasil memutus rantai penyebaran Covid 19. Kebiajakan inipun lantas menjadi contoh bagi negara lain.
Seperti dilansir dalam situs kemendagri.go.id, Kementerian Dalam Negeri melalui Ditjen Bina Adwil juga terus melakukan evaluasi dan monitoring kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Berskala Mikro yang saat ini dijalankan seluruh provinsi berdasarkan Inmendagri Nomor 13 Tahun 2021. Dari hasil Rapat Koordinasi Analisa dan Evaluasi PPKM Berskala Mikro yang diadakan secara virtual pada Jumat (18/06), kebijakan ini dinilai masih sangat efektif dalam memutus rantai penularan Covid-19 di daerah.
“Kebijakan PPKM Mikro ini ampuh dan diakui oleh negara-negara lain. Kalau mereka langsung menutup atau lockdown satu negara, sehingga ekonominya lumpuh. Tidak ada pergerakan ekonomi. Kalau kita melalui PPKM Mikro, ekonomi masih berdenyut, tapi tiap RT, Desa, Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten dan Kota bikin posko pemantauan COVID-19, ini berhasil,” ujar Plh Dirjen Bina Adwil, Suhajar Diantoro.
Dengan hasil yang baik ini, kita patut berbangga karena memiliki presiden visioner. Jauh-jauh hari Jokowi membuat kontrak MoU membeli vaksin dalam jumlah besar meski waktu itu kapasitas produksinya masih jauh dari permintaan. Inilah yang membuat Indonesia memiliki stok vaksin yang mencukupi di saat negara-negara lain berebutan dan banyak yang kekurangan. Lalu mengganti seruan lockdown menjadi PPKM yang lebih proporsional.
Jokowi juga membuktikan kalau akhirnya Indonesia dan dunia akan segera berdamai dengan corona. Ungkapannya di pertengahan tahun lalu, kini justru dibuktikan pakar Inggris yang mengatakan bahwa tahun depan corona akan jadi flu biasa. Ini lantaran masifnya program vaksinasi dan sudah banyak yang tertular.
Seperti dilansii beritasatu.com, daya serang Covid-19 akan menyerupai flu biasa pada musim semi tahun depan ketika imunitas manusia sudah makin kuat karena vaksin atau pernah tertular, menurut seorang pakar dari Oxford University, Inggris.
Profesor Sir John Bell, anggota tim yang mengembangkan vaksin Oxford-AstraZeneca, mengatakan bahwa kondisi terburuk di Inggris sudah terlewati dan semuanya akan membaik setelah musim dingin akhir tahun ini berlalu.
"Jika Anda melihat trajektori yang kami punya, kondisi kita sekarang sudah jauh lebih baik dibandingkan enam bulan yang lalu,” kata Bell seperti dikutip BBC, Kamis (23/9/2021).
Akhirnya ucapan Jokowi tentang berdamai dengam corona menjadi kenyataan. Satu persatu kerja kerasnya juga membuahkan hasil. Semoga saja Indonesia menjadi negara pertama yang menjadi percontohan dalam menghadapi pandemi layaknya sebuah endemi.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/horas-intip-rahasia-penanganan-covid-ri-yang-0lTNUEgwyQ
Pigai Sukses Jadi Juru Kampanye Ganjar!
Entah apa yang ada di pikiran mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, ketika dia mengunggah kata-kata yang sekarang jadi polemik. Serangkaian kata-kata yang sekarang jadi perhatian publik. Karena dinilai bernada rasis terhadap suku Jawa, khususnya orang Jawa Tengah.
Apa saja kata Pigai? Dia menyebut begini : “Jangan percaya orang Jawa Tengah Jokowi dan Ganjar. Mereka merampok kekayaan kita, mereka bunuh rakyat Papua, injak-injak harga diri bangsa Papu dengan kata-kata rendahan rasis, monyet dan sampah. Kami bukan rendahan. Kita lawan ketidakadilan sampai titik darah penghabisan. Saya penentang ketidakadilan”. Demikian kata-kata yang diunggah Pigai Sumber: Twitter. Pigai juga menyertakan video yang berisi kegiatan Ganjar ketika berkunjung ke Papua. Di mana Ganjar terlihat memakan makanan khas Papua sambil memuji enaknya makanan itu.
Pertama kali saya membaca pernyataan itu, lalu saya baca berulang kali. Maka persepsi saya tetap saja sama, bahwa kata-kata tersebut memang terasa rasis. Memandang kesukuan orang Jawa Tengah sebagai orang yang tidak bisa dipercaya. Apalagi dengan adanya video di mana Ganjar sedang memperlihatkan rasa hormatnya terhadap makanan khas Papua yang disuguhkan khusus buat Ganjar. Sementara Pigai juga melemparkan berbagai tuduhan perbuatan jahat yang dilakukan oleh “mereka”, yang merujuk pada orang Jawa Tengah. Kalau bukan seperti itu, lalu maksudnya apa?
Pigai sendiri kemudian membantah bahwa pernyataannya mengandung nada rasis. Dengan menyebut bahwa tidak ada koma, antara kata “orang Jawa Tengah” dengan Jokowi dan Ganjar. Yang saya tidak paham maksudnya apa. Mungkin sekedar mengaburkan nada rasis di perkataannya sendiri. Alias mencoba ngeles hehehe… Pigai juga menyatakan bahwa pernyataannya itu dia buat untuk mengkritik sistem politik Indonesia. Yang menurut dia menimbulkan ketimpangan kesempatan dalam berpolitik. Dia merujuk kepada fakta bahwa kepala negara selama ini selalu berasal dari suku Jawa. Pigai juga menyebut bahwa 28 menteri Kabinet Presiden Jokowi juga berasal dari Jawa.
Waah, Pigai kok lupa ya sama (almarhum) BJ Habibie, mantan presiden RI yang punya garis keturunan Sulawesi Sumber. Sementara soal menteri-menterinya Presiden Jokowi? Ada kok yang bukan dari suku Jawa, seperti Menteri Kominfo dan Menteri Pertanian. Jangan-jangan, Pigai sekalian curhat nih karena tidak terpilih jadi menteri? Hehehe… Sumber
Argumen Pigai pun jadi nampak absurd dan tidak masuk akal. Sehingga bisa saja publik menilai bahwa Pigai tidak sedang melontarkan kritik. Tetapi Pigai sekedar mau cari perhatian alias caper atau bisa dibilang pansos kan?
Nah, ada satu hal lagi yang menjadi efek terbesar dari pernyataan Pigai. Yang mungkin tidak pernah diperhitungkan oleh Pigai. Yang tidak pernah disangka oleh Pigai, bahwa pernyataannya yang didesain sedemikian rupa itu, malah jadi menguntungkan orang yang dia “serang”. Terutama Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah.
Ganjar selama ini sering disebut sebagai bakal capres terpopuler. Dari berbagai survei, dari berbagai lembaga. Ganjar terbukti cukup populer di media massa maupun media sosial. Bahkan, hebatnya lagi, Ganjar diprediksi bisa memenangkan kontestasi Pilpres 2024, lewat partai selain PDIP Sumber. Para pendukung Ganjar pun menggelar deklarasi dukungan terhadap pencapresan Ganjar di berbagai daerah, di Indonesia maupun di berbagai negara Sumber Sumber.
Pigai mungkin mengira bahwa dia bisa mengalahkan kepopuleran Ganjar, hanya dengan kata-kata bersayap itu. Nyatanya, Ganjar malah makin bersinar. Pertama, adalah ketika Ganjar menanggapi pernyataan Pigai. Alih-alih terpancing emosinya, Ganjar malah mempertontonkan akhlak yang mulia. Ganjar malah mendoakan agar Pigai sehat selalu. Selain itu, Ganjar juga menyebut bahwa dia sangat menghormati sambutan warga Papua yang hangat Sumber.
Oh iya, Ganjar memang merasakan sambutan yang luar biasa dari warga Papua, ketika berkunjung ke sana, selama PON digelar di Papua beberapa hari ini. Ganjar sudah mendapatkan sambutan meriah sejak kedatangannya di Bandara Sentani Jayapura pada hari Jumat lalu (1/10). Berbeda dengan pejabat lain yang turun di area VIP Bandara, Ganjar didampingi sang istri turun di area kedatangan umum. Dan langsung dikerumuni oleh masyarakat setempat. Yang mengelu-elukan Ganjar dan meminta foto bareng Sumber.
Ganjar juga dihujani dengan banyak hadiah berupa noken, tas tradisional Papua, dari masyarakat Papua. Noken ini selalu menemani Ganjar ketika berkunjung ke berbagai wilayah di Papua Sumber. Menjelang pembukaan PON XX, Ganjar sempat melakukan siaran radio dan menari bersama Bupati dan anak-anak Jayapura Sumber. Kegiatan Ganjar terbilang sangat padat. Pada hari Minggu-nya (3/10), Ganjar juga sempat menerima sejumlah aktivis mahasiswa kelompok Cipayung Papua, di hotel tempatnya menginap. Para mahasiswa itu menilai Ganjar banyak menginspirasi para pemuda nusantara. Mereka juga memuji ide-ide Ganjar, termausk pembentukan desa kembar antara Jawa Tengah dan Papua. Pertemuan selama 2 jam itu pun berlangsung hangat dan meriah Sumber.
Kunjungan Ganjar tidak hanya terbatas di Jayapura. Ganjar juga mengunjungi Mimika. Di sana, Ganjar bertemu dengan para orang tua dari para pelajar dan mahasiswa asal Papua di Jawa Tengah. Mereka sangat mengapresiasi bagaimana perhatian Ganjar terhadap para pelajar dan mahasiswa asal Papua selama masa pandemi. Di mana Ganjar bukan hanya mengunjungi mereka, namun juga memberikan bantuan sembako dan berbagai kemudahan buat mereka Sumber.
Lalu Pigai tiba-tiba saja melemparkan pernyataan bernada rasis dan tuduhan-tuduhan keji ke arah Ganjar? Kehadiran Ganjar dan hangatnya sambutan masyarakat Papua sudah ramai menghiasi berita media. Hal ini sudah disebut pengamat politik sebagai momentum yang mendongkrak popularitas Ganjar, serta memantik simpati publik Sumber. Ditambah dengan polemik yang diciptakan oleh Pigai. Makin populer lah Ganjar di mana-mana. Makin mendapat simpati dari publik. Makin bersinar dan berkibar.
Sebuah efek yang mengejutkan, di luar dugaan dan prediksi Pigai. Disangka Pigai, dia bisa memainkan posisi sebagai korban dan sebagai pejuang di mata publik. Eh malah jadinya kecele. Malah dia mendapat banyak hujatan dari netizen. Sementara Ganjar namanya semakin terangkat. Meluncur sukses, meninggalkan Pigai yang masih kaget? Hehehe… Atau Pigai ini diam-diam memang jadi juru kampanye Ganjar? Selamat, anda sukses jadi juru kampanye terbaik!Sumber Utama : https://seword.com/politik/pigai-sukses-jadi-juru-kampanye-ganjar-jWzK1zPFtZ
Jokowi Selalu Beberapa Langkah Ke Depan, Rakyat Aman!
Sudah sering saya tulis bahwa jadi buzzer-nya Jokowi itu adalah hal yang paling gampang. Karena tidak perlu ngadi-ngadi atau mengada-ada. Tidak perlu halu maupun berbohong. Mau cari hasil kerja Presiden Jokowi? Ada di mana-mana. Dari kota hingga ke desa. Dari Ibu Kota hingga ke pelosok-pelosok Indonesia. Tidak heran jika mayoritas rakyat memberikan amanat kepercayaan agar Presiden Jokowi menjabat hingga periode kedua. Kepercayaan berasal dari bukti nyata. Kepercayaan berasal dari perilaku yang konsisten. Kalau saya bilang Presiden Jokowi hanya mikirin rakyat dan tidak akan memperkaya dirinya sendiri, apalagi sampai korupsi. Pasti lebih banyak yang percaya kan?
Sama percayanya dengan kemampuan Presiden Jokowi menangani pandemi. Memang di awal, ada proses pembelajaran. Ingat, kondisi pandemi global macam Covid ini tidak pernah dihadapi oleh para presiden sebelumnya. Dan ini berlaku secara global. Berlaku di negara-negara lain. Ya pandemi-nya, juga imbas ekonominya. Hanya yang tidak waras yang menyalahkan Presiden Jokowi ketika Indonesia akhirnya masuk dalam kondisi resesi ekonomi. Lha wong di negara-negara lain juga sama kok. Ekonomi melambat, tidak selancar dulu sebelum pandemi. Restoran dan warung di negara mana saja, pasti kena imbasnya.
Beruntung lah Indonesia, bahwa ketika pandemi melanda, kita sedang dipimpin oleh seorang Jokowi. Bukan yang hanya suka bilang prihatin sambil bikin lagu, tapi tidak menyelesaikan masalah. Atau yang suka mewariskan proyek mangkrak. Atau yang hanya bisa menata kata, tidak bisa kerja, lalu tampil ke depan dengan mengklaim hasil kerja orang lain.
Pujian terhadap kinerja Presiden Jokowi tidak pernah mengada-ada. Bahkan kepemimpinan beliau sudah diakui oleh berbagai negara. Sampai Presiden Amerika Serikat Joe Biden meminta masukan dari Presiden Jokowi untuk mengatasi pandemi Covid Sumber. Sampai sejauh ini, apakah ada yang berubah dari Presiden Jokowi? Apakah Presiden Jokowi sekarang terlihat sombong dan jauh dari rakyat? Tidak ada yang berubah dari Presiden Jokowi. Beliau konsisten mengurusi rakyat, blusukan, dekat dengan rakyat, berfoto selfie dengan warga. Tetap mencintai rakyat negeri ini dan terus memikirkan yang terbaik buat rakyat.
Dalam menangani pandemi, Presiden Jokowi selalu mengedepankan rakyat. Beliau paham betul, bahwa pandemi tidak hanya terkait dengan kesehatan, namun juga ekonomi. Oleh sebab itu, seruan lockdown dari berbagai pihak, tidak pernah beliau turuti. Karena Presiden Jokowi punya pemikiran sendiri. Yang mungkin awalnya dianggap tidak manjur, bahkan dicibir keras. Namun akhirnya terbukti merupakan jalan terbaik. Bahkan ditiru oleh negara-negara lain.
Pada masa awal pandemi, Presiden Jokowi sudah memberi pernyataan soal hidup berdamai dengan Covid Sumber Sumber. Dalam arti kita harus siap menyesuaikan dengan cara hidup baru. New normal. Membiasakan diri dengan prokes. Agar bisa kembali hidup normal walaupun harus berdampingan dengan virus Covid.
Hal itu disampaikan Presiden Jokowi pada bulan Mei 2020 silam. Sebelum vaksin Covid ditemukan. Pernyataan serupa kembali disampaikan beliau pada pertengahan bulan September lalu. "COVID-19 ini tidak akan hilang dalam waktu dekat. Masyarakat pun harus siap hidup berdampingan dengan virus tersebut. Ini perlu saya ingatkan karena kita harus mulai menyiapkan proses transisi dari pandemi ke endemi,” kata Presiden Jokowi Sumber.
Logis kan? Sejauh ini belum ada yang bisa menjamin bahwa virus Covid akan bisa hilang dengan tuntas. Namun yang pasti adalah, bahwa pemerintah di bawah Presiden Jokowi sudah menyediakan ratusan juta vaksin buat rakyat. Program vaksinasi pun digeber sampai ke pelosok-pelosok negeri, oleh para nakes, dibantu jajaran Polri dan TNI. Ini sebuah kepastian. Seperti halnya mempercayakan amanat kepada Presiden Jokowi.
Negara tetangga kita, Singapura pun sudah menyatakan akan hidup berdampingan dengan Covid. Mereka sudah mempersiapkan caranya Sumber. Terbukti, Presiden Jokowi punya visi ke depan yang mumpuni. Sudah bisa memperhitungkan langkah-langkah terbaik ke depannya. Seperti ketika beliau memerintahkan jajarannya berburu vaksin ke berbagai negara. Yang hasilnya sekarang sudah kita nikmati. Indonesia tidak kekurangan vaksin. Tinggal akselerasi vaksinasi saja. Agar mayoritas rakyat bisa segera divaksin.
Agar bisa kembali hidup normal, berdampingan dengan virus Covid. Seperti halnya kita hidup sehari-hari berdampingan dengan virus flu biasa. Pas musim pancaroba ya kena batuk-batuk atau pilek. Ya biasa aja itu. Layaknya endemi seperti DBD. Tinggal kita berupaya agar tidak kena, dengan vaksinasi dan prokes. Bersiaplah untuk meninggalkan pandemi. Bersiaplah menyebut Covid-19 sebagai endemi.Sumber Utama : https://seword.com/politik/jokowi-selalu-beberapa-langkah-ke-depan-rakyat-P2fKg3Sy5p
Resmi! Motogp Indonesia 20 Maret 2022, Panggung Jokowi Lagi
Akhirnya, Indonesia resmi masuk dalam kalender Motogp 2022. Dan yang cukup mengagetkan, GP Mandalika akan digelar pada seri ke 2 setelah GP Qatar.
Karena awalnya saya pikir Indonesia akan dapat giliran terakhir seperti Sepang Malaysia. Mengingat lokasinya berdekatan. Karena Jepang, Thailand, Austalia dan Malaysia akan mengisi jadwal terakhir secara berturut-turut.
Bagi saya dan banyak fans motogp di Indonesia, ini jelas kabar gembira. Karena ini menjawab harapan kita semua.
Selama bertahun-tahun, orang Indonesia harus numpang nonton motogp di Malaysia. Saya tahu betul ketika dulu masih kuliah di sana, ada banyak orang Indonesia yang beli tiket pulang pergi di hari yang sama ke Malaysia. Bahkan Airasia punya paket khusus nonton motogp. Jadi keluar dari bandara akan langsung diantar bus ke pintu masuk sirkuit Sepang. Setelah pertandingan selesai, pun akan ada bus yang menunggu para penumpang dan langsung diantar ke bandara lagi.
Waktu itu saya belum terlalu suka dengan motogp. Sempat berpikir, gila juga orang-orang kita. Kebanyakan duit. Nonton motogp sampe rela beli tiket pesawat pulang pergi di hari yang sama.
Tapi sekarang saya paham, untuk sebuah kesenangan, memang selalu ada harga yang harus dibayar.
Nah dengan adanya Motogp di Mandalika, ini jelas akan membuat banyak orang-orang yang selama ini secara rutin terbang ke Malaysia hanya untuk nonton balapan, sekarang mereka bisa menikmatinya di negara sendiri.
Jelas kita bisa lebih santai menikmati, lebih banyak teman dan tidak perlu pakai paspor pula. Kalau mau bersantai di Mandalika, sehari dua hari pun tak perlu khawatir kekurangan duit.
Intinya, semua persiapan yang biasanya dilakukan orang-orang yang bepergian ke luar negeri untuk nonton motogp, nantinya tak perlu lagi dipersiapkan. Karena kita menonton di negeri sendiri. Mau jajan, kuliner dan sebagainya jelas akan lebih nyaman dan murah.
Kita pun tak perlu khawatir jika melihat harga tiket pesawat hari ini dari Surabaya ke Mandalika. Masih sangat terjangkau dan lebih murah daripada tiket ke Malaysia. Dan ini menjadi kabar baik selanjutnya.
Selain itu, dengan menjadi tuan rumah seri ke dua, ini membuat balapan Motogp di Mandalika akan menjadi seri yang menarik. Masih dalam perebutan juara. Berbeda misalnya kalau menjadi tuan rumah seri terakhir seperti Malaysia, kadang, juaranya sudah ketahuan sehingga balapan jadi kurang greget kurang drama.
Bulan Maret sebentar lagi. Sekitar 5 bulan lagi. Sudah kebayang ga bagaimana meraiah dan hebohnya Motogp Mandalika nanti? padahal kita masih belum selesai merayakan megahnya PON Papua.
Ya ya. Itulah Jokowi. Sangat terencana. Panggungnya tertata rapi sampai 2024 nanti. Karena setelah gelaran motogp, Indonesia akan menjadi tuan rumah Presidensi G20.
Mungkin ini juga yang membuat Motogp Indonesia digelar awal tahun. Karena akhir tahun, kita akan sibuk untuk menerima pemipin negara-negara maju di dunia beserta stafnya untuk melakukan pertemua dan rapat di Indonesia.
Lagi-lagi, yang ini pun adalah panggung besar untuk Presiden Jokowi.
Jika tahun 2018 lalu saat annual meeting IMF dan bank Dunia, Jokowi menyampaikan pidato dan menyinggung soal Game of Throne, maka menarik menunggu tahun depan Presiden akan berpidato dengan tema apa? jangan-jangan Squid Game? Hehehe
Ya apapun itu, ini adalah panggung besar yang berturut-turut akan menjadi milik Pak Jokowi sepenuhnya. Dan oposisi, tak akan punya ruang untuk menyerang Jokowi. Ya gimana? Publik akan selalu bersorak dengan panggung besar dan megah itu.
Semoga 20 Maret 2022 nanti Motogp Mandalika dapat berjalan sukses dan pemerintah dapat memberikan akses penuh tanpa batasan jumlah penonton. Mengingat kasus virusnya sudah hampir tidak ada, sementara vaksinasi sudah lebih dari 100 juta orang dan yang kemungkinan kebal atau pernah terpapar sudah lebih dari 150 juta orang.
Akhir kata, selamat kepada Presiden Jokowi yang selalu mendapatkan panggung megah, atau menciptakannya sendiri. Yang pasti, semua ini sangat terencana dan hasil jerih payah banyak pihak. Tidak tiba-tiba, atau tanpa sengaja.Sumber Utama : https://seword.com/sport/resmi-motogp-indonesia-20-maret-2022-panggung-OG6TNyXtQQ
Minta Jokowi Mundur, Ternyata Refrizal PKS pernah Like 'Video Gay Bapak' di Twitter
Mengkritik sih boleh-boleh saja karena itu merupakan ciri khas negara demokrasi.
Apalagi pemerintah khususnya Presiden Jokowi kan juga manusia yang tidak luput dari kesalahan dan kekurangan.
Celah dari kesalahan dan kekurangan inilah yang sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh kubu oposisi untuk berkontribusi terhadap kemajuan bangsa.
Karena mereka berada di luar pemerintahan. Jadi, melihat kinerja pemerintah bisa lebih obyektif. Dan tentunya bisa terus mengawal agar apa yang dilakukan oleh pihak yang berkuasa tersebut berjalan sesuai alurnya.
Jadi, kalau melihat dengan kaca mata seperti ini, oposisi dan pemerintah sebenarnya bukan musuhan, tapi saling melengkapi dengan perannya masing-masin dalam mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.
Karena kalau tidak ada oposisi bisa kurang semangat juga para kepala daerah dalam bekerja. Lantaran tidak ada yang menyoroti mereka.
Dan, dengan adanya oposisi terjadi keseimbangan di tengah masyarakat. Sehingga perspektif dalam membangun juga semakin berkembang, alias gak itu-itu saja.
Itulah yang disebut oposisi positif. Dia berusaha mengoreksi. Bukan malah menjatuhkan pihak yang lagi berkuasa.
Akan tetapi di negeri plus 62 ini banyak juga lho oposisi negatif. Entah bagaimana ceritanya yang mereka inginkan hanyalah Jokowi mundur dari kursi presiden. Padahal mungkin mereka lupa kalau Jokowi itu dipilih oleh 85 juta lebih rakyat Indonesia.
So, gak segampang itu untuk bisa dilengserkan ferguso.
Kita ambil contoh oposisi negatif ini adalah Refrizal.
Entah bagaimana ceritanya, tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba politisi PKS itu minta Jokowi mundur dari jabatannya sebagai presiden.
Adapun alasan yang dia pakai untuk meminta Jokowi lengser itu adalah karena mantan Walikota Solo tersebut mau memindahkan ibukota negara.
Kemudian, dikatakannya juga di bawah kepemimpinan Jokowi masyarakat semakin susah.
Susah dari Hongkong?
Karena kalau rakyat memang susah, gak akan mungkin Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah yang juga kader PKS itu beli mobil dinas baru bersama wakilnya, Audy Joinaldy.
Lagian juga, kalau pemalas, mau siapapun presidennya dan dikasih Bansos sebesar apapun tetap saja hidupnya bakal susah.
Karena itu sudah merupakan hukum alam.
Pertanyaannya, siapa si Refrizal yang menuntut Jokowi mundur ini?
Dan bagaimana rekam jejaknya sehingga dia bisa dengan seenaknya ngomong Jokowi jadi presiden, rakyat makin susah gitu?
Ternyata eh ternyata ia merupakan anggota DPR Dapil Sumatera Barat II fraksi PKS.
Nah, meskipun ia kader partai dakwah tapi kelakuan si Refrizal ini nauzubillah juga lho.
Bagaimana tidak, pada 2017 lalu akun Twitter pribadinya @refrizalskb menyukai twit dari akun bokep.
Dan yang lebih bikin merinding lagi twit yang disukai politisi PKS itu dari akun dengan nama 'Video Gay Bapak'.
Cadas nih wakil rakyat fraksi PKS. Dia laki-laki tapi menyukai video gay alias sesama jenis adu pedang.
Pertanyaannya, apakah mungkin manusia normal atau pria tulen menyukai video gay?
Tentu tidak. Yang ada malah menjijikkan melihat hal yang seperti itu.
Jangankan melihatnya, membayangkannya saja sudah bikin perut mules alias pengen muntah.
Hanya orang-orang yang orientasi seksnya menyimpang saja yang menyukai video gay.
Lantas, apakah si Refrizal itu adalah seorang gay seperti Saipul Jamil?
Silahkan pembaca Seword simpulkan dan nilai sendiri.
Nah, pasca tangkapan layar akun Twitternya menyukai 'Video Gay Bapak' itu beredar luas di dunia maya, Refrizal pun meminta maaf.
Ia mengatakan hal itu bukan kesengajaan.
"Saya menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya pada netizen atas 'likes' video yang membuat heboh. Saya tidak mengetahui kejadian persisnya seperti apa, saya pastikan kejadian tersebut bukan kesengajaan, terima kasih," ujar Refrizal kala itu dengan nada seperti tanpa bersalah.
Tidak sengaja dari Hongkong?
Bagaimana mungkin bisa menyukai akun parno gay secara tidak sengaja
Karena untuk bisa mengakses akun itu minimal harus melakukan pencarian terlebih dahulu.
Gak akan mungkin dia muncul dengan sendirinya di beranda seperti iklan.
Partainya sih boleh lah berbasis Islam tapi kelakuan kadernya?
Sudah like akun bokep sesama jenis, ngomongnya tidak sengaja pula.
Setelah itu, seperti tanpa bersalah minta presiden lengser dari kursinya.
Perbaiki dulu akhlak mu itu wooy. Baru minta presiden mundur.
Malu sama partai antum. Hehehe
Katanya warga di sana religius alias taat beribadah. Tapi kok malah memilih penyuka video sesama jenis sebagai wakil mereka di senayan?
Agak aneh memang.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/minta-jokowi-mundur-ternyata-refrizal-pks-pernah-K1fsmTUj6s
Soal Pemborosan Anggaran, Mas Anies Jagonya
Polemik balapan Formula E masih terus berlanjut. Selain menghabiskan anggaran negara di APBD DKI Jakarta yang begitu besar, kini Monas bukan menjadi lokasi balapan Formula E.
JakPro memastikan bahwa gelaran Formula E akan dicari lima venue untuk gelaran Formula E. Venue. JakPro memutuskan mencari lokasi lainnya yang katanya tetap menunjukkan ikon kota Jakarta.
Nantinya Formula E Operation (FEO) yang akan meninjau lokasi-lokasi yang dijadikan calon trek balap Formula E untuk survei, mapping, untuk ditentukan lokasinya.
Anggaran Formula E yang bakal digelar itu bunyinya triliunan rupiah. Namun infrastruktur Formula E yang telah dibangun akhirnya tak dimanfaatkan, mubazir dan basi, sia-sia belaka.
Itu belum termasuk ratusan pohon-pohon yang selama puluhan tahun menjadi paru-paru kota Jakarta ditebang habis sampai Monas gundul begitu hanya demi ajang Formula E itu yang batal dilakukan di Monas.
Ngenes memang. Bagaimana tidak ngenes, gegara ulah jualan ayat dan ngancam mayat oleh para kaum pentol korek binti bumi peang agar yang jadi kepala daerah DKI Jakarta harus orang Islam, Jakarta kini jadi hancur dan rusak parah begini.
Dana APBD DKI pun diobrak-abrik, diutak-atik, dibongkar-pasang semau-maunya seenak udelnya oleh manusia yang jelas-jelas tidak kompeten dibidangnya.
Saya sebagai salah satu warga DKI yang taat bayar pajak jelas saja merasa dikadalin dengan segala macam modus ala Abunawas di negeri 1001 malam untuk melakukan pemborosan anggaran APBD DKI Jakarta.
Uang warga DKI Jakarta dihambur-hamburkan sakarepe dewe hanya untuk hal-hal yang remeh temeh, tidak perlu dan tidak ada gunanya sama sekali bagi kemaslahatan warga DKI Jakarta pada umumnya.
Banyak proyek abal-abal yang secara kasat mata terlihat sangat mengada-ada dan tidak ada gunanya untuk kepentingan warga DKI Jakarta pada umumnya, melainkan menghambur-hamburkan uang APBD DKI Jakarta demi kepentingan untuk melambungkan namanya.
Heran benar saya. Ulah manusia tak becus ini selalu saja memancing orang untuk membahas ketololannya dalam kapasitasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta pilihan kaum onta JKT58 itu.
Dulu belum sebulan menjabat sebagai Gabener JKT58 itu sudah muncul modus akan memasang sensor penyejuk suhu ruangan di Balai Kota. Alasannya mau menjadikan gedung Balai Kota menjadi gedung yang ramah lingkungan dengan penggunaan energi listrik yang terkendalikan.
Padahal yang namanya AC atau pendingin udara atau apapun jenisnya pasti ada yang namanya pengatur suhu atau yang biasa dikenal dengan sebutan Termostat. Entah ini orang tidak tahu soal Termostat atau sengaja pura-pura tidak tahu supaya bisa leluasa pasang ini itu untuk menguras APBD DKI Jakarta, entahlah.
Yang saya heran kenapa harus menganggarkan APBD DKI Jakarta hanya untuk memasang sensor suhu ruangan yang sejak era Jokowi dan Ahok suhu ruangan di Balai Kota itu tidak masalah. Tapi pas di eranya dia jadi masalah. Kan aneh.
Tinggal diatur saja itu Termostat dinaikin atau diturunin suhunya doang, kok pakai acara pasang alat sensor penyejuk ruangan segala. Ngasal dan sembarangan saja ulahnya yang ngeselin itu.
Itu belum termasuk kolam air mancur dilingkungan DPRD DKI Jakarta yang dianggarkan sampai Rp600 jutaan lebih itu. Manfaat untuk warga DKI apa coba? Mending itu Rp600 jutaan buat subsidi daging dan susu untuk warga miskin seperti yang dilakukan Ahok dulu. Itu lebih bermanfaat bagi warga DKI Jakarta, dapat berkah pula dari Allah.
Yang namanya anggaran negara dalam APBD itu bukan untuk untuk kepentingan cari nama diri sendiri, akan tetapi untuk kepentingan seluruh warga Jakarta.
Baru sebulan lebih jadi Gabener JKT58 gebrakannya malah ngurusin penyejuk ruangan lah, gorden lah, pengharum ruangan lah, air mancur lah, dan tetek bengek lainnya. Apa coba manfaatnya bagi tetek bengek itu bagi warga DKI Jakarta.
Apa tidak ada lagi kerjaan lainnya yang lebih bermanfaat bagi warga DKI Jakarta? Sama tidak ada prioritas yang mas Anies ini kerjakan buat warga DKI Jakarta selama ini, selain untuk kepentingan dirinya sendiri.
Inilah hasil dari jualan ayat dan ngancam mayat, Jakarta kini semakin hancur dan rusak parah tak karu-karuan. Dana yang seharusnya digunakan untuk kemaslahatan seluruh warga DKI Jakarta tanpa terkecuali, malah dihambur-hamburkan untuk sesuatu yang tidak penting, basi dan mubazir. Contohnya balapan Formula E itu.
Soal pemborosan anggaran, mas Anies memang jagonya. Padahal, dana APBD DKI Jakarta itu bukan punya pemahaman nenek lu, mbok ya punya rasa malu dikit napa.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/soal-pemborosan-anggaran-mas-anies-jagonya-GHema0kauA
Cara Malu Malu SBY Menguliti Anies
Banyak cara yang bisa dilakukan manusia dalam menjaga dirinya, menjaga diri tidak selalu dimaknai, seseorang harus menjadi jawara atau ahli bela diri.
Sudah mafhum bagi kita, bahwa Tuhan telah menganugerahkannya kepada setiap manusia, dengan memberikan rasa malu.
Dengan rasa malu manusia dapat menghindarkan dirinya dari perbuatan tercela, dan dengan rasa malu pula manusia dapat menjaga kehormatan dirinya.
Tanpa rasa malu manusia akan merendahkan dirinya menjadi manusia yang tak memiliki martabat.
Seperti sikap yang dipertontonkan mantan presiden keenam, yang menasehati pemerintahan saat ini.
Seolah ketika SBY memimpin pemerintahan, bangsa telah meraih kegemilangan dengan prestasi yang spektakuler, meninggalkan bangsa bangsa lain jauh di belakang.
Pada kenyataannya ketika SBY memimpin, Indonesia seperti negara yang mengalami kekosongan pemerintahan, dan terjadi stagnasi kemajuan dalam pengelolaan pemerintahan.
Budaya korupsi tumbuh subur, penjarahan terjadi di segala sektor, tradisi "yang penting jangan lupa setor," adalah biang kerok sistem, yang pada akhirnya banyak mewariskan proyek mangkrak, yang ditinggalkan rezim SBY.
Yang mengherankan! Tidak nampak sama sekali beban psikologis terlihat pada diri SBY dan juga partainya, yang telah telah meninggalkan berbagai persoalan.
Ketimpangan sosial yang semakin lebar, sampai pada maraknya perkembangan paham radikal yang membahayakan eksistensi kedaulatan bangsa.
Hal ini erat hubungannya dengan motto SBY yang memiliki prinsip "zero enemy," yang membuat pemerintahan saat ini menerima getahnya. -https://www.google.com/amp/s/m.liputan6.com/amp/3064535/komaruddin-hidayat-radikalisme-era-jokowi-akibat-kebijakan-sby
Sikap SBY yang demikian seperti fenomena anomali, yang tidak sedikitpun memiliki malu, dengan menasehati pemerintahan saat ini.
Ironisnya dengan segala cara SBY berusaha melakukan pembusukan, yang bertujuan menggiring opini publik, seakan pemerintahan saat ini, tidak jauh lebih baik dari pemerintahan yang dulu dipimpinnya.
Dan hal itu berlangsung dari periode awal pemerintahan Jokowi. -https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/trensosial-38903388.amp
Sekarang SBY dihantui obsesinya, yang berambisi menjadikan putra mahkotanya agar bisa menjadi orang nomor satu seperti dirinya.
Obsesi besar yang menjadi mimpi buruk menghantui sisa hidupnya, membuatnya mengalami kegelisahan berkepanjangan, mengingat sampai detik ini tidak satupun partai yang melirik putranya, untuk tampil di kancah politik, sebagai salah satu kontestan di pilpres mendatang. -https://www.google.com/amp/s/m.merdeka.com/amp/politik/pengamat-ahy-jangankan-capres-jadi-cawapres-saja-enggak-ada-yang-mau-gandeng.html
Proses pengkarbitan yang sudah sejak lama dilakukan, tidak berdampak signifikan terhadap elektabilitas putranya.
Padahal SBY telah berupaya mempromosikan putranya, dengan menyebutnya sebagai calon pemimpin yang menjanjikan.
Namun seperti peribahasa untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, SBY harus menerima pukulan berat, atas kenyataan yang ada. Ditambah kisruh di tubuh partainya yang menjadi dua kubu, yang tentu saja sangat berpengaruh pada eksistensi Partai Demokrat kedepan.
Problema yang dialami membuat SBY semakin delusif, seolah dia menerima bisikan yang membuatnya memiliki firasat menyangkut masa depan putranya yang kurang bersinar.
Tidak kehabisan akal, SBY menggunakan acara International Conference of Islamic Studies, yang digelar Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh secara virtual, yang bertajuk “Islam and Sustainable Development,” pada 4 Oktober 2021. -https://www.rmolaceh.id/gelar-konferensi-internasional-uin-ar-raniry-hadirkan-sby-jk-dan-wapres-ri
Sebagai orang yang terpilih menjadi salah satu pembicara utama dalam acara itu, SBY menjadikan acara itu sebagai kesempatan untuk melakukan manuver semiotika politik, yang ditujukan kepada partai yang menolak interpelasi, dimana Demokrat menjadi bagian dalam koalisi tersebut.
Setidaknya pesan tersembunyi yang disampaikan pada alur narasi yang disampaikan dalam acara tersebut adalah, SBY memohon kepada partai yang tergabung dalam acara makan malam bersama gubernur, dapat membagi perhatian kepada putranya. Dalam arti lain tidak terkonsentrasi hanya pada Anies seorang.
Dimana dalam orasinya SBY mengatakan, "skenario gelap akan terjadi manakala kita tidak melakukan apa-apa, tidak melakukan perubahan yang diperlukan, business as usual," ujarnya, Senin (4/10). -https://www.google.com/amp/s/m.merdeka.com/amp/politik/sby-sebut-soal-skenario-gelap-domokrat-nilai-kritik-terhadap-kapitalisme.html
Terus terang yang menjadi sorotan penulis adalah kalimat "skenario gelap" yang disebut SBY, lalu "tidak melakukan apa apa, sementara business as usual diartikan kepada tokoh yang tidak memiliki prestasi apapun, dalam arti biasa biasa saja.
Penulis mencurigai tiga kalimat yang terpilin dalam satu paragraf ini, merupakan pesan tersembunyi yang disampaikan oleh SBY.
Dan tanda tanda itu sepertinya diarahkan kepada partai koalisi yang memiliki "skenario gelap," bisa jadi SBY memiliki firasat bahwa putra dan partainya akan ditinggalkan oleh partai koalisi.
Adapun kalimat tidak melakukan apa apa, dan business as usual, sepertinya ditujukan untuk Anies Baswedan!
Apa yang sudah dikerjakan, dan inovasi apa sudah dilakukan Anies Baswedan (AB) selama dia menjadi kepala pemerintahan Provinsi DKI Jakarta? Nyaris AB tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
Dan business as usual yang diucapkan SBY, menegaskan bahwa AB bukanlah manusia yang terbilang istimewa, alias biasa biasa saja, adapun kelebihan AB adalah, ia sering kelebihan bayar.
Jadi sebetulnya, orasi SBY mempertanyakan bagaimana partai partai ini tidak melakukan apa apa, seolah olah tidak ada figur alternatif yang lain. Siapa lagi figur yang dimaksud kalau bukan AHY putranya.
Dalam bagian orasi yang lain SBY mengatakan "Misalnya ekonomi kita hanya mengejar pertumbuhan semata-mata atau kita mempertahankan gaya hidup serakah. Bukan kebutuhan kita kejar, tapi keserakahan. Not need but greed," kata Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat itu melanjutkan.
Perhatikan retorika yang digunakan SBY yang mengatakan kita mempertahankan gaya hidup serakah," walau elit Demokrat menjelaskan bahwa kalimat ini ditujukan untuk mengkritisi Mazhab kapitalisme sebagai mainstream saat ini, tentu saja "seperti menaburkan garam di lautan," yang tidak memiliki pengaruh sedikitpun.
Apakah perkataan ini tidak tendensius yang mengarah kepada seseorang? Misalnya terhadap pemerintah daerah yang memiliki anggaran fantastis seperti yang dimiliki pemprov DKI Jakarta? Sementara penyerapan anggaran dinilai tidak efisien, dan belum satupun program yang sudah dinikmati masyarakatnya. -https://www.google.com/amp/s/www.beritasatu.com/amp/megapolitan/232499/penyebab-penyerapan-apbd-dki-rendah
Penulis ragu kalau apa yang dikatakan SBY seperti yang dijelaskan kader Demokrat. Tidakkah hal ini mempunyai hubungan dengan dengan rencana AB yang akan berkeliling Indonesia setelah lengser? "Nah, sesudah itu saya jadi orang bebas. Sebagai orang bebas, saya menikmati keliling ke mana-mana," imbuhnya. -https://www.google.com/amp/s/amp.wartaekonomi.co.id/berita365250/anies-baswedan-bulatkan-tekad-keliling-indonesia-dari-sabang-merauke-setelah-lengser
Akhirnya penulis memiliki kesimpulan, bahwa apa yang dikatakan SBY, adalah ekspresi kejiwaan yang dirundung gelisah, disebabkan belum adanya apresiasi partai diberikan kepada putranya.
Akhirnya SBY hanya bisa terduduk lesu, membayangkan masa depan puteranya.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/cara-malu-malu-sby-menguliti-anies-TezG8uo9kD
Menang Pilkada Karena Dusta, Apa yang Patut Dibanggakan dari Orang Ini?
Sejak Gubernur muslim pribumi itu menguasai DKI Jakarta, ibu kota negara semakin tak terurus. Pusat perbelanjaan Tanah Abang yang dulu di era Ahok bersih dan rapih, kini kotor, kumuh, semrawut dan macet parah.
Borok itu itu muncul di Tanah Abang sejak kaum onta JKT58 memilih Gubernur muslim pribumi itu. Kawasan perbelanjaan terbesar di Asia Tenggara yang selama masa kepemimpinan Ahok sudah teratur, tertib, dan bebas dari kemacetan, kini awut-awutan, kumuh, penuh dengan sampah, semrawut dan tiada hari tanpa kemacetan yang luar biasa.
Mulai dari jalan Jati Baru sampai ke arah jalan KS Tubun, kemacetan parah sampai kendaraan pun tidak bisa bergerak karena para pedagang kaki lima yang berjubelan berjualan semau-maunya mereka sampai meluber tumpah ruah ke badan jalan.
Belum lagi ulah para sopir angkot yang ngetem seenaknya dan para tukang parkir liar yang menguasai jalan umum, sehingga mengakibatkan penyempitan ruas jalan umum yang menimbulkan kemacetan yang luar biasa.
Kondisi trotoar Pasar Tanah Abang yang telah dipercantik dan diperluas Ahok dari 3 meter menjadi 9-10 meter, kini nasibnya sangat mengenaskan, kumuh, semrawut, penuh dengan dagangan PKL, warung kopi dan pedagang gorengan.
Tanah Abang penuh dengan sampah dan pedagang kaki lima, mulai dari pedagang kain hingga pedagang gorengan yang berjubel-jubelan di Trotoar yang diperluas dan dipercantik Ahok dengan susah payah dulu.
Para pedagang kaki lima menjadi leluasa dan semau-maunya karena Gubernur muslim pribumi membiarkan mereka, sehingga kondisi Tanah Abang kini bahkan lebih parah di era Gubernur Fawzi Bowo yang tak becus dulu.
Selain di Tanah Abang yang kumuh, kotor dan semrawut, hal yang serupa tapi tak sama juga terjadi di Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Kawasan yang telah dirapihkan Ahok dulu itu kini dipenuhi ratusan bangunan liar dan joroknya minta ampun.
Sama halnya dengan PKL di Tanah Abang, warga liar di situ juga meyakini bahwa Gubernur muslim pribumi tidak akan menertibkan mereka sesuai janji-janjinya dulu semasa kampanye.
Sebagai ibu kota negara, pusat ekonomi dan pemerintahan, Jakarta selayaknya menjadi etalase Indonesia, namun sayangnya kaum onta bumi peang JKT58 adalah golongan yang mudah dibodohi dengan isu agama.
Akibatnya ya begini ini jadinya, Jakarta yang sudah bagus di tangan Ahok, kini kumuh, kotor, jorok dan semrawut. Padahal, Jakarta adalah ibu kota negara yang harusnya menjadi barometer dan teladan bagi kota-kota lainnya, tapi yang terjadi justru sebaliknya.
Giliran sudah ada dulu Gubernur yang bagus di depan mata yang mau memperhatikan nasib mereka sebagai warga kecil, justru mereka tolak ramai-ramai secara berjamaah hanya karena dia Cina dan beragama Kristen.
Upaya dan kerja keras Ahok mewujudkan Jakarta yang bebas dari banjir, kesemrawutan, kemacetan, pedagang kaki lima dan permukiman kumuh tidak cukup membuat mayoritas warga Jakarta memilihnya untuk memimpin Jakarta.
Miris memang, tapi mau bilang apa lagi? Kerja keras Ahok dulu yang telah memoles wajah kumuh Ibu Kota, kini diujung pemerintahan Gubernur muslim pribumi itu menjadi rusak parah dan hancur-hancuran.
Padahal, di era Ahok dulu tidak kurang dari 10 kawasan kumuh di seantero Jakarta telah dirapihkan dan ditata Ahok dengan baik, mulai dari kawasan permukiman kumuh Luar Batang, kawasan prostitusi dan hiburan malam Kalijodo, Jakarta Utara, sampai kawasan Bidaracina di Jakarta Timur. Namun kini kondisinya sangat mengenaskan, kumuh, kotor dan joroknya minta ampun.
Selain Ahok membenahi seluruh kawasan kumuh, dari 2.200 titik banjir di seantero Jakarta pun hanya tersisa 80 titik saja. Sungai-sungai di seantero Jakarta yang dulu kotor, bau dan dipenuhi sampah, laler dan kotoran manusia yang mengambang, airnya bersih dan jernih, sehingga anak-anak pun bebas mandi dan jumpalitan di air sungai.
Begitu juga dengan pelayanan publik di ruang lingkup Pemprov DKI Jakarta, mulai dari pungli dan berbelitnya birokrasi dibabat Ahok tanpa ampun. Kedisiplinan, etos kerja dan produktivitas tinggi yang telah ia tanamkan dengan susah payah dikalangan Pemprov DKI Jakarta, kini sangat memprihatinkan.
Kesemrawutan di Jakarta semakin merajalela di era Gubernur muslim pribumi ini. Itulah sebabnya kenapa JKT58 lebih memilih Gubernur muslim pribumi yang seiman itu dibandingkan Ahok yang Cina Kristen, supaya mereka bisa bebas merajalela semau-maunya.
Para PKL liar, tukang parkir liar, aksi-aksi premanisme dan para encun tua dengan punggung penuh kerokan kembali menunjukkan batang hidung mereka dengan terang-terangan tanpa rasa khawatir lagi.
Begitu juga yang terjadi di kawasan Pasar Ikan dan lingkungan Kampung Luar Batang, kawasan yang sudah dirapihkan dan ditertibkan Ahok dulu kini penuhi dengan bangunan liar dan gerobak-gerobak pemulung, kumuhnya minta ampun.
Para penghuni liar itu berpatokan pada janji-janji Anies Baswedan yang mengedepankan dialog dan pemberdayaan dengan tidak akan menggusur rakyat kecil. Akibatnya fatal, Jakarta kini jadi rusak parah dan hancur-hancuran.
Benar kata orang luar Jakarta, kalau Ahok kalah dalam pilkada DKI, yang rugi bukan Ahok, tapi warga Jakarta. Dan itu terbukti. Kini warga DKI Jakarta bisa melihat bedanya. Selama kurang lebih tiga tahun lamanya pegang Jakarta, Ahok telah melakukan yang terbaik bagi warga DKI Jakarta.
Ahok bukan saja telah berhasil mengubah birokrasi dan meningkatkan kinerja Pemprov DKI Jakarta yang bersinergi dan mengedepankan pelayanan, melainkan juga telah berhasil menerapkan standard yang tinggi dalam ruang lingkup birokrasi Pemprov DKI.
Namun sayangnya para kaum onta JKT58 telah dikibulin dan diracuni alam bawah sadar mereka secara terus menerus dengan racun primordialisme dan sentimen agama. Sehingga hasilnya kondisi Jakarta sangat memprihatin saat ini.
Makanya saya bilang, menang Pilkada karena dusta, apa yang patut dibanggakan dari orang Ini?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/menang-pilkada-karena-dusta-apa-yang-patut-xufJfbnqF4
Mardani Ali Sera Tak Suka Figur Capres yang Masuk Gorong-Gorong, Kalau Capres Kecebur Got?
Selama dua periode kepemimpinan Jokowi, hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang secara terang-terangan dan konsisten menyatakan sebagai oposisi.
Sebagai oposisi, seharusnya bisa memainkan fungsinya sebagai check and balance atau penyeimbang agar dapat mengawasi kerja serta kekuasaan presiden dengan melakukan fungsi kontrol pada kebijakan.
Begitu pula, oposisi di pemerintahan dapat sebagai watchdog yang berfungsi untuk menjaga supaya pemerintah tidak otoriter dan tidak semena-mena untuk mengeluarkan kebijakan. Jadi ketika pemerintah keluar jalur, maka oposisi harus meluruskan.
Itulah fungsi oposisi yang berkualitas untuk menjamin jalannya pemerintah sesuai dengan jalur rel-nya agar tujuan berbangsa dan bernegara akan tercapai sesuai kesepakatan.
Namun hal ini tidak berlaku di Indonesia, dimana oposisi di era Jokowi malah sebagai public enemy atau musuh bersama. Pihak oposisi yang seyogianya sebagai penyeimbang malah terkesan sebagai barisan sakit hati yang tidak mendapatkan kedudukan di pemerintahan.
Segala kritikan yang dilontarkan dari para oposisi hanya sebagai sindiran, nyinyiran, dan kadang dinilai sebagai sebuah kebencian terhadap pemerintah.
Pernyataan-pernyataan untuk mengkritisi bersifat destruktif sehingga sering menimbulkan polemik yang berujung dengan kegaduhan di tengah masyarakat.
Sebagai contoh yang nyata adalah dari PKS. Partai satu ini memang unik. Pasalnya, partai yang berbasis agama ini merupakan oposisi yang rajin membuat politik identitas.
Terlebih para pendukung dan simpatisan kebanyakan dari kaum fundamentalis. Jika memberi pandangan berupa kritik untuk pemerintah, PKS sama sekali tidak pernah memberikan solusi. Bahkan kritikan mereka cenderung menyerang.
Kita masih ingat dimana pada Pemilu 2019, partai yang menyanjung poligami ini mendeklarasikan sebuah jargon politik yakni ‘2019 Ganti Presiden.’
Pada saat itu Mardani Ali Sera sebagai seorang penggagas jargon tersebut sangat intens mempublikasikan dengan berkampanye di beberapa daerah dan juga melalui media sosial.
Namun sayangnya, kampanye ‘ganti presiden' tersebut tidak sesuai dengan kenyataan lantaran Jokowi masih tetap menjadi Presiden Indonesia. Mungkin ini adalah rencana Tuhan, karena kolega Mardani yang cantik berhijab bernama Neno Warisman telah mengancam Tuhan di pelataran Monas dua tahun lalu. Sehingga doa untuk mengganti presiden tidak dikabulkan.
Baru-baru ini juga, Mardani Ali Sera membuat pernyataan yang menurut saya lucu. Ia berharap pada penyelenggaraan Pilpres tahun berikutnya tidak ada lagi calon figur yang melakukan pencitraan hanya sekedar meningkatkan elektabilitas.
Mardani menegaskan bahwa pencitraan jangan lagi ada yang masuk ke gorong-gorong ataupun memanjat pohon demi mendapatkan suara.
"Saya sangat apresiasi siapa pun ketum partai atau siapa pun figur yang mau maju capres, karena jangan ada lagi beli kucing di dalam karung. Jangan ada lagi pencitraan, jangan ada lagi masuk gorong-gorong, jangan ada lagi manjat pohon kelapa katakan lah gitu, untuk elektabilitas," kata Mardani dalam acara rilis survei SMRC secara daring, yang dikutip dari suara.com.
Menurut saya, Mardani begitu insecure dengan calon presiden yang hobi dengan blusukan. Bukankah calon yang akan diusung Mardani adalah orang yang suka memaksakan pencitraan sampai keluar daerah sambil memotong padi di sawah?
Calon pemimpin masa depan tentunya memiliki gaya kepemimpinan masing-masing. Ada yang senang blusukan karena ingin tahu permasalahan di akar rumput, ada yang peduli dengan kaum jomblo sehingga dibuatkan taman khusus jomblo, dan ada pula yang senang beretorika dengan merangkai kata tetapi kenyataannya zonk.
Mardani juga tidak update bahwa tren pencitraan masa kini adalah kaki masuk ke dalam got. Masuk gorong-gorong boleh saja sudah tidak kekinian, tetapi mengeruk lumpur dan sampah di sebuah got besar dengan menggunakan tangan adalah pencitraan gaya Anies yang bisa di contoh oleh calon yang lain.
Jadi buat Mas Anies, sudah tepat rasanya melakukan pencitraan dengan masuk ke dalam got demi menaikkan suara elektabilitas. Bang Mardani pasti suka! Begitu pun jangan sekali-kali memanjat pohon untuk pencitraan, karena Bang Mardani akan protes.
Pernyataan nyeleneh dari Mardani Ali Sera merupakan kualitas pemikiran yang mewakili partai PKS sebagai oposisi. Itulah mengapa saya katakan bahwa kualitas oposisi di Indonesia sangat jauh dengan oposisi di negara lain.
Karena bagi saya, oposisi dari PKS hanya berpikir bagaimana merebut kekuasaan dengan menampilkan pernyataan yang jauh dari harapan sebagai oposisi di jalur yang benar. Malahan banyak masyarakat menilai bahwa apa yang dinyatakan PKS adalah kebalikannya.
Kekhawatiran Mardani terhadap calon yang memiliki jiwa untuk rajin turun ke lapangan menjadi batu sandungan bagi calon yang akan PKS usung.
Padahal, tidak ada yang salah dengan melakukan blusukan jika itu memang berguna bagi rakyat, ketimbang sering bekerja senyap tanpa publikasi tetapi tiba-tiba uang rakyat hilang entah kemana.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/mardani-ali-sera-tak-suka-figur-capres-yang-masuk-FQbrt0DsnD
Saat Jokowi CS Sibuk Membangun Dada ke Atas, Pembencinya Sibuk Urus Dada ke Bawah
Menarik melihat konten video Mas Eko Kuntadhi di kanal YouTube Cokro TV dengan judul "Eko Kuntadhi: FATWA BEHA H4RAM GONDALGANDUI DONG!" Dalam konten video itu diulas mengenai fatwa haram wanita yang memakai bra atau BH di depan laki-laki yang bukan muhrim-nya. Selanjutnya, Mas Eko juga mengulas hal-hal yang diurusi oleh kelompok yang bisa dikategorikan sebagai pembenci Presiden Joko Widodo dan pemerintah.
Bagaimana tidak, kelompok ini selalu menjual isu agama demi mendapatkan keuntungan pribadi. Tak jarang mereka melakukan aksi berseri, sebagai upaya untuk mengacaukan jalannya pemerintahan yang dipimpin Presiden Jokowi. Bahkan sebagian kecil dari mereka ada yang diciduk aparat karena diduga berencana melakukan makar terhadap pemerintahan yang sah.
Mereka selalu berupaya mencari-cari kesalahan pemerintah, dan membuka aib orang-orang yang bekerja untuk kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara. Alhasil, aib mereka sendiri yang diumbar di muka publik. Mulai dari dugaan kasus chat musum, cek in di hotel, dan sederet aib lainnya. Tak belajar dari kesalahan, mereka terus berupaya menganggu jalannya pemerintahan.
Namun Presiden Jokowi dan jajarannya tak mau ambil pusing. Kreja, kerja dan kerja, itulah yang dilakukan mantan Walikota Solo itu. Jokowi sibuk, membangun bendungan, membangun pusat-pusat industri, dan memerangi COVID-19 dengan vaksin. Upaya-upaya pembangunan Presiden Jokowi tidak sebatas membangun fisik, tetapi juga membangun manusia.
Sadar generasi penerus Bangsa Indonesia sudah bosan belajar di rumah saat pandemi COVID-19, Presiden instruksikan percepat vaksinasi untuk remaja usia sekolah. Tujuannya agar mereka bisa several melakukan pembelajaran tatap muka (PTM), tentunya dengan pengetatan protokol kesehatan (Prokes). Segala bentuk upaya juga dilakukan untuk mendukung kereasi anak negeri, dan menghargai produk kearifan lokal seperti noken dan baju-baju adat daerah.
Info dan fakta lainnya soal pembangunan manusia dan infrastruktur bisa dilihat jejak digitalnya. Namun berebeda jauh dengan kelompok-kelompok yang bisa kita kategorikan pembenci Presiden Jokowi. Mereka hanya sibuk mengurusi urusan dada ke bawah, mulai dari BH, celana dalam bahkan sampai poligami. Ya mungkin bagi agama tertentu, mengijinkan untuk melakukan poligami. Lainnya mungkin mengijinkan poliandri. Namun, hal-hal superti itu sebaiknya cukup menjadi urusan masing-masing individu. Bukan diperdebatkan di publik, dan seolah mendeskriditkan perempuan.
Hal-hal yang dibahas di rang publik soal BH dan celana dalam, mungkin itu keyakinan atau paham yang dipegang oleh satu kelompok atau individu. Namun mengingat Indonesia ini negara yang memegang erat semboyan "Bhineka Tunggal Ika," ada baiknya hal yang menyangkut satu kelompok dibahas untuk kalangan sendiri. Bukan diumbar di muka umum, apalagi sampai memaksakan hal yang diyakini dengan kelompok atau individu yang tidak sekeyakinan.
Tidak ada yang melarang, menjalankan apa yang diyakini di Negera Indonesia. Selama itu tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD NRI 1945 dan peraturan-perundang-undangan yang berlaku (hukum positif). Jikalau sudah ibertentangan, sudah pasti akan berhadapan dengan TNI-Polri dan seluruh rakyat Indonesia. Silahkan lakukan keyakinan agama yang dijalankan. Namun jangan memaksakan keyakinan itu kepada orang yang tak sekeyakinan.
Sebagai bangsa yang menjunjung toleransi, ada baiknya kita semua saling bertoleransi di muka umum. Hal-hal yang menjadi keyakinan kita, cukup kita jalani di kalangan sendiri. Bukan dihumbar di publik, apalagi dipaksakan kepada orang lain. Para pendiri Bangsa Indonesia sudah menunjukan keteladanan soal toleransi, itu saja yang kita ikuti. Bukan malah membuat jalan sendiri yang mengancam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Kekacauan di negeri ini bukan disebabkan oleh pengaruh luar atau eksternal saja. Pengaruh eksternal bisa berpengaruh karena ada peran orang-orang di dalam. Nah kisruh yang dimunculkan akibet urusan selangkangan bisa saja digunakan oleh pihak-pihak luar yang mencoba mengacaukan Indonesia. Utamanya mereka yang membawa paham atau ideologi transnasional.
Oleh karena itu penting untuk kita menyadari ancaman luar yang diopratori oleh oknum-oknum di dalam negeri. Itulah sebabnya Pemerintahan Jokowi berupaya terus membangun dan membangun dari ada ke atas. Mengisi otak anak bangsa dengan sesuatu yang bermanfaat, mendukung keratifitas dan intelektualitas. Bukan sibuk mengurusi dada ke bawah, apalagi selangkangan.
Saatnya kita berhenti mencampuri hal pribadi dengan publik. Apalagi bawa-bawa ranah pribadi ke ruant publik. Ingat! Indonesia Bangsa yang beragam atau heterogen, bukan sejenis atau homogen. Jangan paksakan keyakinan mu ke orang lain yang tak sekeyakinan. Salam toleransi.
Sumber gambar: Cokro TV
Sumber Utama : https://seword.com/politik/saat-jokowi-cs-sibuk-membangun-dada-ke-atas-liYnmeaYWR
Partai Ummat Besutan Amien Rais akan Incar Posisi 5 Besar
Partai Ummat yang dideklarasikan di Yogyakarta oleh Amien Rais pada 29 April 2021 kini resmi bergabung untuk ikut dalam Pemilu 2024.
Partai ini didirikan bertujuan untuk berjuang dan berkorban untuk melawan kezaliman dan menegakkan keadilan.
Sudah rahasia umum bahwa keluarnya Amien Rais dari Partai Amanat Nasional (PAN) karena ia tidak mau bergabung dengan pemerintahan Jokowi, meskipun jika nantinya ada kader yang akan diberi jabatan.
Dengan konsistensi Amien Rais yang tidak suka dengan Jokowi, ia menilai bahwa Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan yang ingin bergabung dengan pemerintahan Jokowi merupakan langkah yang keliru. Untuk itulah akhirnya PAN memecat Amien Rais untuk keluar dari PAN karena alasan perbedaan prinsip dan sikap politik.
Dengan begitu, untuk menjaga nama tetap eksis di dunia perpolitikan nasional, Amien Rais memutuskan membuat partai sendiri agar lepas dari bayang-bayang PAN.
Partai Ummat besutan Amien Rais dipimpin oleh menantunya sendiri sebagai Ketua Umum bernama Ridho Rahmadi (36 tahun). Sementara Amien Rais sendiri menjabat sebagai Ketua Majelis Syuro Partai Ummat.
Kini Partai Ummat sedang berkonsentrasi untuk mengincar target lima besar dalam pemilu 2024. Hal itu disampaikan oleh Ketum Partai Ummat dengan penuh optimistik.
"Optimis. Bahkan kami, yang namanya target kuantifikasi optimisme kami Insyahlah berharap 3-5 besar masuk," kata Ridho, dikutip dari CNN.com.
Optimis boleh saja, tapi harus realistis, Bambang! Partai yang berdiri bertahun-tahun saja belum tentu masuk 5 besar. Kepedean itu namanya.
Untuk mencapai target tersebut, Ridho menjelaskan bahwa pihaknya akan fokus pada pemilih dari kelompok generasi milenial serta kelompok di bawah umur 40 tahun. Ia menyebut data pemilih di usia tersebut mencapai 60 persen berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS).
Sedangkan sisa 40 persen data pemilih merupakan usia 40 tahun ke atas yang telah memiliki preferensi politik yang tetap, sehingga mereka tidak mengharapkan mendapat suara dari kelompok umur tersebut.
Ridho pikir partai politik di Indonesia hanya ada 5 partai kali, ya. Yang realistis saja deh bahwa kemudian 60 persen kelompok ditargetkan menjadi pemilih Partai Ummat seperti menggantang asap atau melakukan pekerjaan yang sia-sia.
Contoh gamblang adalah Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang notabene diisi mayoritas kaum muda. Mereka juga tidak masuk sebagai 5 besar. Ini dikarenakan mereka realistis karena partai baru yang didirikan memerlukan proses untuk mencapai puncak.
Jangan mentang-mentang mertuanya adalah poli-tikus senior dan mantan Ketua MPR lalu ujug-ujug bisa sejajar dengan partai-partai besar lainnya. Mendapatkan 1 persen suara saja itu sudah bagus, karena diprediksi partai ini akan tenggelam setelah pemilu 2024 usai.
Ridho melihat data pada Indeks Pedersen saat Pemilu 2019 dimana disebut paling rendah. Sehingga pihaknya akan lebih fokus pada kalangan milenial di bawah umur 40 tahun, sedangkan di atas umur 40 tahun ke atas akan memanfaatkan para pemilih loyalis Amien Rais.
Kalau kita mengacu pada hasil suara Pemilu 2019, Partai Amanat Nasional mendapatkan 6,84 persen dan menduduki peringkat ke-8. Itu masih ada Amien Rais yang menjabat sebagai penasihat partai tersebut.
Nah, sekarang Partai Ummat akan mempengaruhi para loyalis Amien Rais dari pemilih PAN beralih ke PU, apakah mampu menduduki posisi 5 besar? Disini tentunya suara PAN akan mengalami pergeseran ke PU apabila Amien Rais dan kelompoknya memang fokus menggeser elektabilitas PAN. Namun untuk menduduki 5 besar, ntar dulu ya. Masih ada Partai Nasdem dan PKB yang mengunci peringkat 4 dan 5 dari hasil pemilu kemarin.
Tapi kita tidak tahu rumus apa yang akan dipakai Partai Ummat sehingga mereka dengan penuh percaya diri bisa menatap target untuk menjadi 5 besar. Semoga tidak menghalalkan segala cara dengan politik identitas yang paling mudah untuk dijual bagi para calon pemilih di negara +62.
Rasanya akan sulit bagi partai yang baru dideklarasikan untuk mendapatkan basis massa dalam waktu yang tidak lama.
Partai Demokrat yang menduduki peringkat pertama pada Pemilu 2009 dengan hasil 20,8 saja bisa terjun bebas di tahun 2019. Sementara Partai Ummat yang boleh dibilang baru lahir memaksakan untuk menjadi partai 5 besar.
Karena bagi saya, menembak suatu target tidak akan selalu tepat pada sasaran. Perlu beberapa kali untuk mencoba agar target yang disasar tercapai.
Mencapai target 5 besar pada perolehan suara di Pemilu 2024, merupakan hal yang mustahil bagi Partai Ummat. Karena masih banyak Partai lain yang berlomba-lomba memasang target untuk mencapai itu semua.
Setidaknya, Partai Ummat akan bersaing dengan Partai Islam lainnya yang sudah lama eksis di peta perpolitikan nasional seperti PPP, PKB, PAN, dan PKS.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/partai-ummat-besutan-amien-rais-akan-incar-posisi-hRGyvnxiBF
Re-post by MigoBerita / Sabtu/09102021/12.58Wita/Bjm