» » » » Semoga Langkah Kebaikan & Kebenaran trus bersama Indonesia

Semoga Langkah Kebaikan & Kebenaran trus bersama Indonesia

Penulis By on Minggu, 31 Oktober 2021 | No comments

 


Migo Berita - Banjarmasin - Semoga Langkah Kebaikan & Kebenaran trus bersama Indonesia. Entah apa yang dihati para pembenci pak Jokowidodo presiden SAH NKRI, saking jahatnya mereka tidak ada satupun dimata mereka kebaikan pada diri Pak Jokowi. Semoga Indonesia terus dijaga Tuhan YME agar tidak bisa dipecah-belah oleh siapapun....illahi amin.

Jokowi Kembali Gelisah

Sekarang ini Presiden Jokowi sedang berada di Roma Italia menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20. Foto dan video yang sedang menghadiri secara resmi KTT G-20 beredar di internet. Bagaimana keakraban Presiden Jokowi dengan para pemimpin dunia. Bahkan kejadian Jokowi kaget disapa oleh Ratu Maxima dari Belanda videonya viral.

Ternyata sekarang ini Presiden Jokowi sedang gelisah. Bukan gelisah karena banyak yang mengkritik, bukan karena jabatan Presidennya tinggal 3 tahun lagi, tapi karena potensi Indonesia kembali diserang COVID-19 gelombang ketiga.

Kejadian lonjakan penderita positif COVID-19 bulan Juli lalu sungguh menakutkan. Karena lonjakan begitu tinggi, rumah sakit mengalami overload, beberapa pasien kehabisan tabung oksigen, bahkan banyak pasien yang terpaksa harus dirawat di selasar bahkan di luar Rumah Sakit.

Kejadian seperti ini menjadi perhatian Presiden Jokowi agar tidak terulang kembali. Untuk itu segala upaya dilakukan demi mencegah kejadian Juli lalu. Upaya ini akan sukses jika masyarakat turut berpartisipasi dengan penuh kesadaran.

Sekarang ini secara nasional, perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia mengalami penurunan. Saat ini (update 30/10/2021), terdapat 12 ribu kasus aktif dengan persentase sebesar 0,29 persen. Sangat jauh menurun dari total kasus tertinggi di bulan Juli lalu, yaitu mencapai 574 ribu.

Namun sayangnya masih terdapat beberapa daerah yang malah alami tren peningkatan kasus Covid-19. Kita harapankan, daerah-daerah ini, masyarakatnya bisa meningkatkan kewaspadaan dengan menaati protokol kesehatan.

Terpantau 20 daerah alami tren peningkatan kasus positif Covid-19 selama 7 minggu terakhir. Hal ini menjadi alarm bersama, karena mengingat pengalaman sebelumnya, saat adanya libur panjang seperti di akhir tahun akan meningkatkan mobilitas masyarakat dan menyumbangkan lonjakan kasus.

Melihat kenaikan kasus tersebut, Presiden Jokowi mengungkapkan kekhawatirannya jika terjadi lonjakan kasus kembali (Gelombang III). Mengingat beberapa daerah juga dilaporkan memiliki tingkat kepatuhan prokes yang rendah.

Momen sekarang ini memang tepat dan sangat berpotensi terjadinya gelombang ketiga. Sekarang merupakan bulan Rabiul Awal, di beberapa daerah ada budaya muludan. Dimana diselenggarakan pengajian yang menghadirkan jemaah yang banyak.

Bila berkaitan dengan agama memang sangat sensitif. Semoga saja pengajian ini tidak sampai menjadi cluster penularan COVID-19.

Bulan Desember nanti merupakan momen berbahaya bagi penyebaran COVID-19. Karena ada libur panjang yaitu libur Natal dan Tahun Baru. Untuk itu pemerintah dengan cepat dan tegas mengambil kebijakan pencegahan.

Pemerintah kembali menegaskan tidak ada cuti bersama untuk hari raya Natal 2021 dan tahun baru 2022. Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendy mengumumkan bahwa pemerintah resmi meniadakan cuti bersama Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2021.

Peniadaan atau penghapusan cuti bersama Nataru ini karena pemerintah ingin menekan sedikit kemungkinan pergerakan masyarakat pada akhir tahun. Pergerakan masyarakat di akhir tahun dikhawatirkan akan memicu gelombang ketiga Covid-19 menyusul adanya libur Nataru.

Selain itu, peniadaan cuti bersama Nataru juga dilakukan guna mencegah peningkatan kasus Covid-19 yang dikhawatirkan merebak pada akhir tahun. Pemerintah mengupayakan menekan sedikit mungkin yang akan berpergian. Ini sudah diberi pagar-pagar pembatasan. Mulai dari tidak adanya libur cuti bersama, kemudian pelarangan mereka untuk mengambil cuti dan sebagainya.

Penetapan penghapusan cuti bersama Nataru ini juga tercantum dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tiga menteri Nomor 1 Tahun 2021, Nomor 3 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2021.

Seperti biasa kebijakan pemerintah ini akan mendapat protes, tentangan dari beberapa pihak. Khususnya mereka yang merasa di halangi keinginanya untuk berlibur. Mungkin saja beberapa orang sudah merencanakan jauh-jauh hari ingin berwisata ke tempat-tempat yang indah.

Eh setelah direncanakan sedemikian rupa, tiba-tiba pemerintah mengeluarkan kebijakan penghapusan libur dan cuti Natal dan tahun baru. Tentu saja mereka akan marah, kesal dan sejenisnya.

Tapi kita sebagai masyarakat yang taat aturan, harus berprasangka baik kepada pemerintah. Kebijakan pemerintah ini demi kebaikan, demi kesehatan masyarakat sendiri. Karena COVID-19 kembali melanda (gelombang ke 3) maka kita sendiri yang repot.

Sebagaimana yang terjadi di Singapura, Inggris dan negara-negara lain yang kembali diterjang COVID-19. Semoga COVID-19 ini bisa segera musnah dari muka bumi. Amien.

Jokowi Kembali Gelisah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jokowi-kembali-gelisah-aKIRiZyn9R

Sukmawati Pindah Agama, Rocky Gerung Salahkan Jokowi

Rasanya aneh dan lucu ketika seseorang yang pindah agama, lalu Presiden dipersalahkan. Mungkin fenomena ini hanya satu-satunya di Indonesia.

Profesor gadungan yang juga kader Demokrat, Rocky Gerung mempermasalahkan soal Sukmawati Soekarnoputri yang berpindah agama menjadi Hindu. Rocky sangat meyakini bahwa pindahnya Sukmawati yang beragama Islam ke Hindu dan semua orang jadi ribut, karena kegagalan Jokowi.

Menurut Rocky, Presiden Jokowi telah gagal dalam membangun kesetaraan kewarganegaraan lantaran masih ada masyarakat masih meributkan masalah keyakinan orang lain.

Rocky menitikberatkan soal Sukmawati yang kini menjadi seorang yang beragama Hindu dalam benang merah makna Sumpah Pemuda. Ia merasakan bahwa bangsa Indonesia tidak lagi memiliki rasa satu bangsa tetapi bangsa yang terpecah.

“Sukmawati jadi Hindu, semua orang ribut. Ada urusan apa, urusan privat dia. Artinya pemerintah gagal menghasilkan kesetaraan berargumen di dalam situasi citizenship, yang ada citizenshit. Artinya Presiden Jokowi gagal menghasilkan the idea of citizenship,” ujar Rocky dalam Indonesia Lawyers Club di kanal Youtube.

Ternyata bener ya, no Rocky no party. Masih ada saja wartawan maupun stasiun TV memakai manusia ini sebagai narasumber. Pernyataan yang keluar dari mulut sampah Rocky adalah rating bagi mereka.

Pertanyaannya sekarang, apa hubungannya si Rocky menanyakan Sukmawati pindah agama adalah kegagalannya seorang Jokowi? Kenapa Rocky tidak mempermasalahkan dirinya tidak kawin sampai jomblo akut, karena ulah Jokowi?

Jujur saja, saya tidak mengerti pernyataan Rocky tentang kesetaraan kewarganegaraan lalu semuanya merupakan tanggung jawab Jokowi jika ada yang gagal. Pernyataan dungu Rocky benar-benar sudah tak ada logikanya lagi dan merupakan sampah peradaban.

Yang cukup aneh bagi saya, apakah dalam melontarkan pernyataan Rocky sedang dalam keadaan sadar atau mabuk? Bagi saya ini sudah over limit bagi orang yang mengaku filsuf, namun sampai dua hal yang tidak ada korelasinya dipaksa untuk terkoneksi. Urusan kepercayaan Sukmawati kok jadi Jokowi yang dikambinghitamkan.

Rocky menilai bahwa jika hubungan antar individu merupakan hubungan kewarganegaraan, tentunya orang tidak mempermasalahkan agama seseorang. Ia pun menegaskan jika seseorang ribut lantaran persoalan pindah agama, artinya ada masalah di situ.

Kenapa gak menanyakan masalah ini ke teman-teman ente yang kadrun, Rung? Kan yang mempermasalahkan soal Sukmawati pindah agama diributkan oleh gerombolan sebelah? Kenapa juga harus Jokowi yang disalahkan. Salahkan kadrun yang tak mau ada umat murtad!

Kemudian kita tahu, Rocky yang beragama Islam tetapi belum bersyahadat apakah itu juga kesalahan Jokowi? Jadi yang membuat saya takjub terhadap Jokowi adalah: kaum sebelah sudah semakin hilang akal sehatnya karena semua ini gara-gara Jokowi. Ini berarti bahwa sebelum Jokowi jadi Presiden, Rocky Gerung dan kawan-kawan tidak bodoh separah ini.

Sudah jelas di mata kita bahwa agama adalah dagangan kaum sebelah untuk menarik simpati dan perhatian masyarakat. Maksudnya, yang paling senang meributkan masalah agama adalah sekutu Gerung sendiri namun Jokowi selalu diseret-seret dalam persoalan ini.

Jika saja Gerung jeli dengan pendapatnya yang mengatakan Jokowi gagal dalam membentuk kesetaraan di masyarakat, seharusnya ditujukan bagi para pemuka agama kaleng-kaleng.

Apabila pemerintahan Jokowi gagal membangun kesetaraan dalam masyarakat, berarti perilaku UAS, Anwar Abbas, Fadli Zon, dan ulama serta politisi busuk lainnya harus di benahi. Ini bertujuan supaya bangsa ini aman dari keributan dan kegaduhan. Bahkan mulut Gerung sendiri juga termasuk yang harus dibenahi agar tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

Dan mengapa ketika Rocky Gerung yang memiliki tanah sengketa tidak menyalahkan Jokowi? Itu artinya Gerung telah menyalahkan diri sendiri karena kedunguannya dan mudah ditipu oleh mafia tanah.

Jadi kesimpulan Gerung mengenai the idea of citizenship merupakan bentuk tanggung jawab Jokowi. Sehingga orang yang pindah agama lalu masuk neraka, itu salah Jokowi. Rocky Gerung belum kawin, salah Jokowi. Kadrun jadi bodoh juga salah Jokowi. Semua Salawi alias Salah Jokowi!

Indonesia Lawyers Club adalah acara komedi politik yang diisi oleh para pembenci Jokowi. Para barisan sakit hati yang tidak pernah diperhatikan oleh pemerintah akhirnya membentuk komunitas. Dan akhirnya, komunitas atau kelompok ini dimanfaatkan oleh wartawan dan stasiun TV demi rating.

Jadi tidak usah heran jika Rocky Gerung sebagai anjing peliharaan SBY menggerung-gerung makin keras ke Jokowi akhir-akhir ini. Dan jangan heran pula kalau dirinya sudah mendekati ODGJ.

Di saat Jokowi sedang sibuk dalam pertemuan G-20, Rocky dan kawan-kawan masih mempermasalahkan satu orang yang berpindah agama.

Karena satu orang murtad, satu Indonesia jadi ribut lantaran para kadrun tidak terima. Dan ironisnya, Rocky dkk menyalahkan Jokowi yang bukan persoalan pribadinya. Sehingga mereka makin memperlihatkan kedunguan mereka yang hakiki.

Sukmawati Pindah Agama, Rocky Gerung Salahkan Jokowi

Sumber Utama : https://seword.com/umum/sukmawati-pindah-agama-rocky-gerung-salahkan-LhSy8Rhvgu

Jokowi Ke Italia Bawa Indonesia Naik Level, Rocky Gerung dan Amien Rais Nyungsep

Seperti yang kalian ketahui, Jokowi berangkat ke Roma, Italia untuk mengukuhkan Indonesia yang sedang mencetak sejarah.

Jokowi akan memulai kunjungan kerja ke tiga negara pada Mulai Jumat kemarin. Rencananya ada tiga negara yang akan didatangi Jokowi yaitu Italia, Inggris, dan UEA.

Kunjungan ke Italia adalah untuk berpartisipasi pada KTT G-20 di Roma Italia pada 30-31 Oktober 2021.

Di akhir KTT nanti, Indonesia akan mencetak sejarah yaitu menerima tahta ketua presidensi G-20 dari Italia. Keketuaan Indonesia ini akan dimulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Artinya, kegiatan G20 di bawah kepemimpinan Indonesia sudah akan dimulai Desember ini. Jokowi mengatakan ini adalah sebuah kehormatan bagi Indonesia, sekaligus tanggung jawab yang besar yang harus dijalankan dengan baik.

Agenda selanjutnya adalah menghadiri KTT perubahan iklim COP-26 di Glasgow Skotlandia pada 1-2 November 2021. KTT ini akan dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan akan dihadiri sekitar 120 kepala negara dan kepala pemerintahan.

Pada 3-4 November 2021, Jokowi akan berkunjung ke UEA. Jokowi dijadwalkan melakukan sejumlah pertemuan bisnis, termasuk dengan putra Mahkota dan pemimpin Dubai.

Entah kenapa saya jadi teringat dengan dua orang, yaitu Rocky Gerung dan Amien Rais karena membaca sebuah berita lama yang rasanya cukup menarik untuk diungkit kembali. Berita Mei lalu.

Saat itu Amien Rais mengaku khawatir jika Presiden Jokowi tidak bisa bertahan hingga akhir masa jabatannya. Alasannya adalah kondisi negara sudah dikuasai oleh oligarki, dan KKN yang tumbuh subur.

“Jadi, sekarang saya gak berlebihan kalo mengatakan bahwa kekuasaan politik itu sudah dipegang, digenggam oleh kekuasaan bisnis, dan kemudian politik itu menurut apa kemamuan bisnis itu, para oligarki yang sontoloyo itu,” katanya.

Selain itu, Rocky Gerung juga berpendapat mirip. Dia mengaku ragu kalau pemerintahan Jokowi tidak bisa bertahan sampai Pemilu 2024 yang akan datang.

“Kondisi kita hari ini, hutang 10 ribu triliun sebentar lagi tercapai, pembelahan sosial, korupsi makin brutal. Tax ratio mengkhawatirkan. Jadi apa yang harus diyakini kalau rezim ini bisa bertahan sampai 2024,” kata Rocky, dalam sebuah acara yang sama dengan Amien Rais.

Dia merasa khawatir terhadap pemimpin Indonesia selanjutnya, yang akan sangat terbebani oleh beban yang diberikan Presiden Jokowi selama selama dua periode kepemimpinannya.

“Bila perubahan politik terjadi tidak di 2024, apa yang harus dilakukan. Semoga Partai Ummat bisa membaca tanda-tanda alam,” katanya.

Dua orang sakit hati yang sedang bermimpi di siang bolong. Entah apa dasar yang mereka pakai untuk mengatakan kepemimpinan Jokowi tidak akan bertahan sampai akhir. Tanda alam apaan?

Nyatanya Partai Ummat yang hampir karam karena banyak pengurus dan kader mengundurkan diri secara massal.

Harusnya kita bangga Indonesia dipercaya menjadi Presidensi G-20. Ini pertama kalinya dalam sejarah keikutsertaan Indonesia dalam G-20. Bukankah ini luar biasa, dipercaya oleh 19 negara ekonomi raksasa menjadi presidensi?

Kepercayaan internasional terhadap pemerintahan Jokowi terlihat jelas di sini. Sedangkan Rocky Gerung dan Amien Rais hanya kelihatan jelas sakit hatinya, dengan koar-koar level amatiran kelas teri.

Tak perlu khawatir dengan jabatan Jokowi deh, bilang saja ngarep Jokowi lengser, gitu kan? Khawatirkan saja partai Ummat yang sedang dilanda masalah internal. Kita juga khawatir, partai ini sudah jadi nama saja sebelum 2024. Kita juga khawatir, Amien Rais tak sanggup menerima kenyataan pahit kalah dalam politik dengan cara yang mengenaskan.

Rocky Gerung khawatirkan saja lahan yang sengketa itu. Kita juga khawatir, sakit hati makin akut dan tidak tersembuhkan. Sakit hati berbanding lurus dengan ngawurnya bicara. Biasanya orang yang makin sakit hati, cara bicaranya makin tak nyambung. Nalar seolah hilang, diganti dengan kekonyolan dan cocoklogi yang kacau balau.

Intinya, mari kita tunggu oleh-oleh apa yang dibawa Jokowi dari kunjungan ke tiga negara tadi. Biasanya, Jokowi banyak membawa kabar baik tiap kali berkunjung ke sebuah negara.

Sedangkan barisan sakit hati hanya bisa berkumpul, lalu topik bicaranya selalu sama. Kapan presiden tumbang.

Bagaimana menurut Anda?

Jokowi Ke Italia Bawa Indonesia Naik Level, Rocky Gerung dan Amien Rais Nyungsep

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jokowi-ke-italia-bawa-indonesia-naik-level-rocky-bh8fGtKLFw

Denny Siregar Bongkar Motif Terselubung PKS Dukung Ganjar

Entah bagaimana awal ceritanya. Tidak ada angin tidak ada hujan, politisi PKS yang juga penggagas gerakan #2019GantiPresiden, Mardani Ali Sera tiba-tiba mengajak kader PKS beserta simpatisannya mendukung Ganjar pada Pilpres 2024 mendatang.

"Saya mendorong pemilih PKS memilih Ganjar," ujar Mardani dengan nada seperti tanpa bersalah dalam sebuah diskusi di Kompleks Parlemen, Jakarta, (27/10).

Sebagaimana kita ketahui bahwa Ganjar merupakan kader PDIP. Jadi gubernur Jateng dua periode diusung oleh PDIP. Dan sebelumnya, menjabat sebagai anggota DPR-RI juga dari fraksi PDIP.

Pokoknya Ganjar ini PDIP banget dah. Dan kalau seandainya tangannya disayat, pasti akan keluar darah berwarna merah yang sama dengan warna PDIP.

Saat mahasiswa dulu ia sudah menjadi pengagum Soekarno. Ganjar pun aktif di GMNI yang alumni organisasi ini banyak menjadi kader PDIP.

Jangan salah-salah, Megawati, Taufiq Kiemas, Ahmad Basarah, Djarot Saiful Hidayat hingga Eva Kusuma Sundari merupakan alumni GMNI lho.

Sedangkan Mardani, kita tahu sendiri, merupakan kader PKS tulen.

Ia mulai menjadi anggota DPR menggantikan Arifinto. Yang Arifinto si politisi PKS ini mengundurkan diri jabatannya sebagai wakil rakyat lantaran ketahuan nonton bo*ep saat sidang paripurna dewan.

Kemudian, pada Pemilu 2019 lalu ia mencalonkan diri lagi sebagai anggota DPR-RI lewat PKS. Dan berhasil terpilih.

Bahkan, sejak PKS berdiri yang kala itu namanya masih Partai Keadilan (PK), Mardani sudah menjabat sebagai anggota Pusat Informasi Partai (PIP) PK di Johor Baru, Malaysia.

Jadi, kalau masih ada yang bertanya, apakah si Mardani ini kader PKS benaran?

Perlu belajar sejarah lagi tentang berdirinya partai yang menurut Somad merupakan Partai Ikhwanul Muslimin di Indonesia itu.

Nah, sudah menjadi rahasia umum kalau PDIP dan PKS ini tidak sejalan dari dulu sampai sekarang. Keduanya ibarat minyak dan air yang memang ditakdirkan untuk tidak bersatu.

Hal ini tentu tidak lepas dari perbedaan ideologi yang begitu kentara diantara keduanya, serta ulah PKS yang kerap memainkan politik identitas. Sedangkan PDIP merupakan partai yang nasionalis serta merangkul semua golongan tanpa memandang suku, agama dan ras (SARA).

Di samping itu, PDIP juga sudah mewanti-wanti tidak akan berkoalisi dengan PKS pada Pilpres 2024 mendatang.

"Ya koalisi bagi PDI Perjuangan kerja sama politik itu basisnya harus ideologi. PDI Perjuangan berbeda dengan PKS karena basis ideologinya berbeda, sehingga sangat sulit untuk melakukan koalisi dengan PKS. Itu saya tegaskan sejak awal," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, (28/5).

Jadi, pernyataan Mardani mau mendukung kader PDIP tersebut merupakan pernyataan yang anomali. Alias sulit untuk diterima akal. Karena bagaimanapun juga mendukung Ganjar itu artinya siap berkoalisi dengan PDIP.

Kecuali kalau Ganjar pindah partai. Misal ke NasDem atau ke Partai Demokrat. Itu akan lain ceritanya.

Sedangkan sekarang, ia masih kader PDIP kok.

Lantas, apa tujuan sebenarnya Mardani mendorong pemilih PKS memenangkan Ganjar tersebut?

Ternyata eh ternyata ada niat buruk di balik itu semua.

Yang hal ini diungkap oleh pendukung Jokowi yang juga pendukung Ganjar, Denny Siregar.

Melalui akun Twitternya @Dennysiregar7, sahabat Eko Kuntadhi itu mengungkapkan tujuan Mardani mengajak pemilih PKS mendukung Ganjar supaya pemilih Ganjar menurun secara drastis.

"Bisa langsung drop suara Ganjar," ujar Denny, (29/10).

Menurut hemat penulis sih, pernyataan Denny Siregar tersebut ada benarnya juga. Karena pemilih PDIP banyak yang tidak suka dengan PKS. Tidak suka dengan cara partai itu yang doyan memiankan isu SARA. Dan tidak suka dengan klaimnya sebagai partai dakwah tapi eks presidennya, Luthfi Hasan Ishaaq malah korupsi sapi.

Jadi, dengan PKS mendukung Ganjar maka orang-orang yang kontra dengan partai yang dikomandoi oleh Ahmad Syaikhu tersebut secara tidak langsung juga antipati sama Ganjar.

Belum lagi kalau nanti Ganjar pindah partai. Sudah dipastikan ia akan benar-benar ditinggalkan oleh pemilih PDIP.

Bahkan, tidak hanya itu. Tapi turut dibully.

Dan pasca ditinggal oleh pendukungnya tersebut, Partai Keadilan Sejahtea mengusung Capres lain.

Begitulah kura-kura politik. Membunuh tapi tidak tidak melukai. Menusuk tapi tidak pakai pisau / benda tajam.

Denny Siregar Bongkar Motif Terselubung PKS Dukung Ganjar

Sumber Utama : https://seword.com/umum/denny-siregar-bongkar-motif-terselubung-pks-dukung-XYhEJVgAjH

Anwar Abbas kok Ngurusin Garuda Indonesia, Urus Saja Sertifikat Halal!

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas selalu membuat pernyataan yang menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Apa yang dikatakan Anwar Abbas hanya berdasarkan kebencian yang bisa saja berpotensi menjadi gaduh.

Bahkan Anwar Abbas dinilai sebagai cerminan sosok Islam fundamental karena suka sekali membenci dan menyerang pemerintah tanpa menggunakan logika dan akal sehatnya.

Ini sangat mengherankan publik di tanah air, dimana ormas seperti MUI selalu memakai juru bicara yang radikal seperti Anwar. Padahal, masih banyak pengurus MUI yang memiliki ulama moderat dan berintelektual yang memiliki akal sehat dan logika.

Banyak kalangan yang menganggap bahwa Wakil Ketua MUI ini jika mengeluarkan pendapatnya cenderung provokatif, menghakimi, dan memecah belah. Padahal kita berharap dengan kepengurusan MUI yang baru akan terjadi reformasi menuju ke arah yang lebih baik. Namun, tetap saja MUI dengan kepengurusan yang baru setali tiga uang dengan MUI yang dulu.

Bagi saya, duduknya Anwar Abbas sebagai Wakil Ketua MUI menunjukkan organisasi ini sebagai wadah berkumpulnya ulama yang tidak suka kedamaian dan cenderung ingin menunjukkan tampilan Islam garis keras. Karena Anwar Abbas terlalu keras dalam menyerang ataupun menyindir kebijakan pemerintah tanpa mengerti pokok permasalahannya.

Sebelumnya, Anwar Abbas mengungkapkan kekhawatirannya terkait perusahaan penerbangan nasional, Garuda Indonesia yang akhir-akhir ini mengalami kebangkrutan.

Anwar yang juga dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta menyebut Indonesia tidak bisa lagi dibanggakan jika Garuda Indonesia benar-benar pailit. Menurut Anwar, perusahaan penerbangan ini dianggap sebagai aset penting, namun kekhawatirannya menjadi besar setelah ia tahu kondisi keuangan yang dihadapi perusahaan tersebut.

“Kalau sampai perusahaan Garuda Indonesia bangkrut dan ditutup, pertanyaannya apalagi yang bisa dibanggakan sebagai bangsa dalam dunia penerbangan di negeri ini,” tutur Anwar yang dilansir Tempo.

Tidak ada kebanggaan yang dapat apabila perusahaan Garuda sering merugi. Perusahaan yang hampir bangkrut karena begitu banyak permasalahan tentunya tidak membanggakan!

Saya menilai bahwa perilaku Anwar Abbas sama persis dengan Rocky Gerung yang terlihat lebih ahli dan tahu segalanya. Ada urusan apa ormas sekelas MUI mengurusi persoalan di tubuh Garuda Indonesia? Memangnya pesawat-pesawat Garuda Indonesia perlu sertifikasi halal, sehingga Anwar Abbas repot sendiri dibuatnya?

Lama kelamaan ormas MUI ini semakin keluar pagar karena mengurusi persoalan yang bukan wewenangnya. Urusan Garuda Indonesia adalah urusan pemerintah bukan urusan mengenai agama.

Tentunya kita yang memiliki akal sehat sangat senang ketika Tengah Zul tidak lagi menjabat di MUI. Tetapi ketika Anwar Abbas menjabat, MUI semakin ngaco dan masih terlihat sebagai organisasi yang selalu membenci pemerintah.

Menurut Anwar, apabila Garuda tidak mendapatkan suntikan dana segar, maka perusahaan tersebut terancam tutup. Pasalnya, pendapatan perusahaan menurun akibat penurunan jumlah penumpang karena situasi pandemi.

Situasi buruk yang dihadapi Garuda, menurut Abbas, tak lepas dari faktor internal dan eksternal. Bisnis maskapai nasional tertekan karena krisis pandemi Covid-19 pada sisi eksternal, dan masalah utang piutang merupakan faktor dari sisi internal.

“Sementara pengeluarannya masih besar dan banyak. Setiap bulan perusahaan tentu harus berusaha menutup ketekoran dengan berutang atau jual aset dan atau mendapatkan subsidi dari pemerintah,” ucap Anwar.

Lalu dengan pernyataan seperti itu, apakah Anwar bisa memberikan solusi yang tepat agar Garuda bisa terselamatkan? Jangan hanya bisa mengeluarkan kritikan tetapi tidak bisa memberikan jalan keluar. Itu sama saja memperkeruh persoalan menjadi ruwet.

Lagi pula Presiden Jokowi sudah berkomitmen bahwa tidak ada lagi suntikan dana bagi perusahaan milik negara yang tidak menguntungkan negara. Buat apa memberikan bantuan dana terus menerus namun pada akhirnya tetap merugi.

Untuk Anwar Abbas tolong hentikan ikut campur Anda dalam mengurus pemerintahan. Ormas seperti MUI tidak ada urusannya mengatur negara. Urus saja pekerjaan yang sudah menjadi wewenang MUI sebagai ormas agama. Memang sudah saatnya urusan agama dan politik harus dipisahkan agar tidak terjadi kegaduhan karena potensi keributan di tengah masyarakat.

Anwar lupa bahwa organisasi yang sekarang ia jabat masih disuntik dananya oleh pemerintah. Dirinya begitu munafik karena selalu berseberangan dengan pemerintah. Entahlah, dendam apa yang membuat Anwar begitu membenci dengan pemerintah.

Ilmu agama yang dimilikinya tidak bisa mengubah pola pikirnya sebagai orang yang masuk dalam kelompok barisan sakit hati.

Karena bagi saya, manusia macam Anwar Abbas bisa dikatakan orang yang mengerti agama, tetapi karena aura kebencian yang bersemayam dalam dirinya tidak mengenal lagi kebenaran. Semua yang pemerintahan lakukan akan selalu salah di mata Anwar.

Anwar Abbas kok Ngurusin Garuda Indonesia, Urus Saja Sertifikat Halal!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/anwar-abbas-kok-ngurusin-garuda-indonesia-urus-NwBaLurL2I

Era Maju Ketum Tak Laku, Jalur Gubernur Lebih Diminati Rakyat Jadi Presiden

Di era digital sekarang ini orang dengan mudah dapat melihat, membaca dan menonton apa saja di dunia maya. Mereka bisa tenggelam berjam-jam di depan laptop atau gadget. Untuk mencari atau riset rekam jejak seorang tokoh pun mudah cukup dengan sentuhan lembut ujung jari.

Bagaimana kekuatan fantastis industri digital di Indonesia? Sebagai gambaran, berdasarkan riset yang dilakukan "Hootsuite dan We Are Social" data per Januari 2021, Senin (15/2/2021), pengguna internet berusia 16-24 tahun paling banyak menghabiskan waktunya menonton video online di perangkat mereka..

  1. YouTube dinobatkan sebagai media sosial terpopuler untuk masyarakat Indonesia. YouTube berhasil menjaring 170 juta pengguna atau 93,8 persen dari total keseluruhan populasi 181,9 juta pengguna internet berusia 16-64 tahun.
  1. Posisi dua ditempati oleh WhatsApp dengan persentase 87,7 persen atau 159,5 juta orang.

  2. Kemudian ada Instagram dengan jumlah pengguna mencapai 86,6 persen atau 157,5 juta orang.

  3. Keempat, Facebook dengan persentase 85,5 persen atau 155,5 juta orang.

  4. Sementara posisi lima ditempati media sosial Twitter dengan raihan 63,6 persen atau 115,6 juta pengguna.

Lantas apa kaitannya dengan politik atau dalam hal ini seorang figure politik? Di atas adalah gambaran nyata dan betapa besar pengaruhnya.

Jika ditanya apa hubungannya, sudah pasti terkait. Melalui sosial media seseorang dengan mudah dapat dikenal. Bisa melalui berbagai macam cara, jika kebetulan sosok itu seorang kepala daerah maka jauh lebih mudah mendapat tempat. Kata kuncinya kreatif.

Analoginya sederhana, seorang kepala daerah akan meliput kegiatannya setiap saat ketika berhubungan dengan masyarakat atau kegiatan yang lainnya. Tergantung tim kreatifnya yang meramu sang figure.

Inilah enaknya jalur kepala daerah. Mereka sudah pasti tak akan kering akan stok konten dari hasil kegiatan setiap harinya. Hal ini tentu berbeda dengan Ketua Umum sebuah partai. Dari sisi ini saja sudah kalah telak. Kalau kita kaitkan dengan era digital.

Selama ini kepala daerah yang memanfaatkan industri digital ada banyak yang berfungsi sebagai alat komunikasi antara pemimpin di daerahnya dengan warganya. Melalui ceruk ini kepala daerah dapat memanfaatkan sebagai bukti kepedulian kepada warga di wilayahnya masing-masing.

Sehingga secara psikologis dari sana terjalin sebuah hubungan yang hangat antara pemimpin dan rakyat, tanpa dibatasi jarak, sekat, ruang dan waktu.

Succes story seorang Jokowi mungkin memperkuat analisis di atas jika seorang kepala daerah lebih berpotensi menjadi seorang presiden dibandingkan dengan latar belakang seorang menteri apalagi ketua umum. Jokowi berangkat dari Wali Kota, Gubernur kemudian Presiden.

Bisa jadi succes story Jokowi akan ditiru putra sulungnya Gibran Rakabuming Raka yang saat ini menjadi Wali Kota Solo. Terlebih Gibran terlihat cerdas memanfaatkan dunia digital.

Seorang menteri yang masih aktif, semisal bikin acara secara pribadi di channel YouTube barangkali tidak sesuai dengan aturan dan jelas akan menimbulkan perang kepentingan di dalamnya.

Apa iya seorang menteri aktif jadi host? Begitu pula tak ada bedanya seorang ketua umum partai. Barangkali ini lebih kepada sisi kesakralan seorang ketum yang biasanya dimaknai wow sekali. Contoh AHY yang tiba-tiba jadi host di channel YouTube nya.

Nah, hal ini tentu berbeda semisal seorang Gubernur jauh lebin cair, bisa saja ia live streaming di malam hari di luar jam kantornya berdialog dengan para TKI/TKW di luar negeri yang berasal dari daerahnya. Siapa yang mau melarangnya? Toh itu baik, di mana sang kepala daerah terlihat concern terhadap warganya yang sedang merantau. Bisa jadi dari sana ada persoalan-persoalan yang bisa dibantu solusinya oleh kepala daerahnya

Di atas hanyalah contoh, bagaimana seorang kepala daerah lebih luwes dibanding figure yang lain.

Maka tidak heran jika jalur kepala daerah dari berbagai lembaga survei mereka terbukti mendominasi di top of mind disusul latar belakang menteri dan ketua umum partai.

Di jalur kepala daerah ada Ganjar Pranowo Gubernur Jateng, Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta, Ridwan Kamil Gubernur Jawa Barat dan Khofifah Gubernur Jawa Timur. Sementara jalur menteri ada Prabowo yang juga ketum partai, Sandiaga Uno, Risma, Erick Thohir.

Sedangkan dari jalur ketua umum partai ada Prabowo, Airlangga, AHY dan Cak Imin. Sementara kalau Puan dari kader partai.

Pemilihan langsung plus di masa era digital membuat seorang tokoh dengan latar belakang apapun berpotensi menjadi presiden. Jika rakyat menghendaki maka sudah barang tentu partai politik memberikan karpet merah sebagai sarana untuk meraih tempat. Pada akhirnya akan terjadi win-win solution.

Pasalnya coat tail effect yang datang dari seorang figure dapat membawa dampak positif bagi suara partai. Dan tentu saja ini menaikkan tingkat kepercayaan tinggi bagi para caleg mereka di daerah-daerah.

Saya rasa trend jalur kepala daerah tidak saja terjadi di era Jokowi atau nanti tahun 2024. Tapi akan berlanjut di pemilu-pemilu yang akan datang. Masyarakat sekarang jauh lebih smart, ogah melihat tokoh yang hanya pandai berteori tapi prakteknya nol.

Era sudah bergeser, sebaiknya para ketua umum mending mencalonkan diri dulu jadi Bupati, Wali Kota atau Gubernur, buktikan kemampuan dan kapasitas Anda memimpin dan berhubungan dengan rakyat setiap saat.

Jangan mimpi jadi presiden Indonesia tanpa pengalaman yang mumpuni, kemampuan birokrasi serta sudah terbiasa nglesot bareng rakyat di pinggir jalan atau tengah sawah dan juga tanpa drama, hanya karena ada maunya saja.

Demikian, salam

Era Maju Ketum Tak Laku, Jalur Gubernur Lebih Diminati Rakyat Jadi Presiden

Sumber Utama : https://seword.com/politik/era-maju-ketum-tak-laku-jalur-gubernur-lebih-xn3LDLMZJC

Disaat Rakyat Hopeless, Only God Knows

Setelah tarif tes PCR diturunkan menjadi Rp300 ribu sebagai syarat naik pesawat itu diprotes keras oleh semua lapisan masyarakat, pemerintah kembali menurunkan tarif tes PCR menjadi Rp275 ribu.

Sekalipun tarif tes PCR sudah diturunkan, namun tetap tidak menyelesaikan masalah. Sebab, masih banyak golongan masyarakat yang tetap terbeban berat dengan persyaratan test PCR sekalipun tarif tes PCR sudah turun.

Itu belum tiket pesawat, makan minum dalam perjalanan, bayar ini itu, dan lain sebagainya. Bayangkan saja kalau sekeluarga berjumlah lima sampai enam orang, berapa biaya yang harus dikeluarkan?

Orang bepergian naik pesawat itu jangan dikira mau jalan-jalan atau senang-senang plesiran ke Bali, tapi bisa saja karena keperluan mendesak, misalkan ada keluarga atau orang tua yang meninggal di kampung.

Sangat terasa sekali Pandemi COVID-19 ini benar-benar bikin rakyat babak belur dan sangat menyengsarakan. Kok ya tega-teganya pemerintah tetap keras kepala sekalipun melihat rakyat yang protes karena menderita.

Vaksin sudah, pakai masker sudah, ikuti aturan prokes sudah, kasus COVID-19 menurun juga sudah, lantas mengapa masih harus tes PCR lagi? Mau sampai kapan aturan aneh yang tidak masuk akal itu terus berlaku?

Sekalipun tarif tes PCR sudah diturunkan sampai Rp275 ribu, tapi jumlah orang yang tes PCR karena persyaratan itu akan quantity-nya bertambah banyak, maka margin keuntungan bagi para mafia tes PCR itu tetap untung banyak.

Jangan dipikir rakyat bodoh dan senang dengan tarif tes PCR yang terus diturunkan harganya itu, karena tetap saja harus bayar. Pemerintah kok sudah macam kapitalis saja. Kok bisa tidak ada rasa iba sama sekali terhadap golongan masyarakat yang hidupnya pas-passan.

Dan juga tidak ada jaminan sama sekali setelah PCR, maka penumpang pesawat tidak akan terpapar virus Corona. Sebab, proses PCR memerlukan waktu yang cukup lama. Jeda antara waktu PCR dengan saat saat berangkat naik pesawat kemungkinan besar akan berpotensi bisa terpapar juga.

Jika tujuan pemerintah untuk membatasi arus perjalanan, ya sudah tutup saja atau larang sekalian semua transportasi beroperasi saat hari libur panjang atau hari raya. Kan beres. Daripada berisiko menimbulkan mosi tidak percaya rakyat terhadap pemerintah seolah-olah negara berbisnis untuk meraup cuan dari rakyatnya sendiri.

Yang lebih konyol lagi, Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan dengan gampang-nya ngeles bahwa harga tes PCR turun lantaran adanya oversupply di sejumlah negara produsen yang memasok bahan baku Reagen PCR. Namun kasus COVID-19 di sejumlah negara termasuk Indonesia sudah melandai, sehingga stok melimpah.

Katanya lagi kenapa dulu PCR mahal, karena pada diawal pandemi, mayoritas seluruh negara produsen bahan baku PCR tidak siap menghadapi permintaan bahan baku PCR yang tinggi dari negara-negara konsumen. Sehingga mengakibatkan over demand dan harga bahan baku PCR seperti Reagen pun melambung tinggi.

Mau diputar-putar, di-pelintir, di-sodok, disundul, dibanting, tetap saja selama hampir dua tahun ini monopoli harga tes PCR itu untungnya sudah ribuan kali lipat. Sangat tidak masuk di akal sehat, masa harga PCR diturunkan tunggu Presiden Jokowi perintah dulu.

Perintah Presiden itu pun setelah ada gelombang protes dari seluruh lapisan masyarakat. Kalau masyarakat tidak teriak dan tidak ada perintah menurunkan harga tes PCR dari Presiden Jokowi, maka harga tes PCR masih Rp900 ribu, bukan? Enak saja ngeles.

Kalau memang bahan baku Reagen sudah diproduksi massal di negara-negara produsen, sehingga adanya oversupply, termasuk namun tidak terbatas turunnya kasus COVID di berbagai negara-negara di dunia, sehingga secara otomatis harga tes PCR pun ikut turun, harusnya tanpa diteriaki masyarakat dan diperintah oleh Presiden Jokowi, harga tes PCR harusnya sudah diturunkan sejak dulu, bukan? Pertanyaannya, kenapa baru sekarang diturunkan harganya?

Masyarakat sudah bonyok dan produsen tes PCR tambah kaya raya, baru sekarang omong itu karena sekarang harga bahan bakunya sudah turun. Dasar bangke.

Sungguh saya tidak habis pikir, roh jahat jenis apa yang merasuki otak mereka. Entah siapa menipu siapa, yang jelas fakta membuktikan mereka sudah meraup untung yang sangat besar dan menjadi tambah kaya raya dari kewajiban tes PCR itu.

Sulit bagi saya untuk mengatakan bahwa mereka adalah manusia. Sebab, yang namanya mansuai itu punya empati. Mereka itu bagaikan makhluk lain yang berbadan manusia, namun tidak memiliki hati dan rasa.

Mau berlogika panjang kali lebar kali luas macam apapun dengan narasi yang seolah-olah logis, tetap saja pada hakikatnya bagi mereka adalah hal yang wajar melakukan pemerasan melalui aturan yang memberatkan golongan masyarakat kecil.

Dalam hidup ini manusia berbeda dengan binatang. Memang banyak kesamaan antara manusia dan binatang. Keduanya memiliki insting, namun manusia berbeda karena memiliki akal sehat dan hati nurani. Tetapi ketika hati nurani dan akal ini sudah mati, masihkah pantaskah mereka disebut manusia?

Binatang saja masih berbela rasa di saat salah satu kawanan mereka mengalami penderitaan. Saat seekor gajah berada dalam keadaan sakit dan akan mati, kawanan gajah yang lain akan berada di sekelilingnya untuk menolong gajah itu agar tetap hidup.

Tapi manusia Indon tidak begitu. Mereka tetap bersukacita dan berpesta pora di atas penderitaan orang lain. Apakah mereka lebih baik dari seekor gajah? Kalau tidak lebih baik dari seekor gajah, apakah mereka masih lebih baik dari manusia lain?

Sedih sekali melihat kondisi negara yang kini mulai kehilangan nuraninya. Saya tidak menggeneralisasi. Tetapi ketika ada segelintir golongan yang hidupnya bergelimang harta diatas penderitaan orang lain, haruskah diam saja?

Saya, dan mayoritas masyarakat yang masih waras lainnya, yang percaya dan menggantungkan asa kepada pemerintah dengan keyakinan pemerintahan Presiden Jokowi tidak akan mungkin dan tidak akan pernah memainkan cara-cara murahan seperti itu, namun faktanya kini berkata lain.

Jadi sudahlah hapus saja syarat PCR untuk perjalanan daripada bolak-balik menurunkan taris tes PCR. Alangkah bijaknya jika pemerintah merubah aturan wajib tes PCR sebagai syarat penerbangan yang memberatkan itu dengan aturan baru.

Aturan tersebut yaitu, bagi yang sudah vaksin dua kali tidak perlu PCR lagi. Yang masih vaksin pertama cukup tes Antigen saja. Wajib PCR hanya diberlakukan kepada golongan masyarakat yang tidak mau vaksin.

Tapi kalau pemerintah tetap bersikukuh dengan aturan wajib PCR itu, ya sudah mau bilang apalagi. Kami ini hanya rakyat jelata. Ketika rakyat hopeless, only God knows. Suka-suka lah pemerintah mau apakan kami. Namun satu hal yang patut diingat, suara rakyat adalah suara Tuhan. Sudah itu saja.

Disaat Rakyat Hopeless, Only God Knows

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ketika-rakyat-hopeless-only-god-knows-suka-suka-klYrWAmPso

Standar Ganda Mardani Yang Ajak Pemilih PKS Pilih Ganjar

Di awal-awal nama Ganjar Pranowo muncul sebagai kandidat kuat capres 2024, terjadi polemik di dalam internal PDIP. Ada kubu pendukung dan kontra. Ada Puan yang dianggap juga ingin menjadi capres. Di tengah sedikit kericuhan tersebut, muncul saran agar Ganjar nyapres melalui partai lain jika tidak ada jalan lain.

Gayung bersambut, PKS dulu sempat membuka peluang mengusung Ganjar di pilpres 2024. Ketua Departemen Politik DPP PKS Nabil Ahmad Fauzi mengatakan Munas PKS mengamanatkan prioritas capres dari internal. Meskipun begitu, PKS tak menutup peluang mengusung politikus yang berasal dari luar PKS. Selain Ganjar, juga ada nama Anies dan AHY.

Sebenarnya, dari rencana tersebut terlihat jelas bahwa PKS sebenarnya tidak pede dengan kadernya sendiri. Tidak ada sosok yang populer dan dapat menjadi magnet kuat seperti nama-nama di atas. Sebenarnya ini salah PKS sendiri, yang sok tampil beda tapi punya agenda lain, yang membuat partai ini seolah terkucilkan secara alami.

Baru-baru ini, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera ingin agar politik identitas tak terjadi pada pilpres 2024. Demi mencegah itu terjadi, dia mendorong para pemilih partainya untuk memilih Ganjar.

"Saya mendorong pemilih PKS memilih Ganjar, bagus buat saya. Pemilih PDIP memilih saya, misalkan bagus, asalkan ada dasarnya," kata Mardani.

Menurutnya, langkah tersebut dapat memperkecil potensi timbulnya politik identitas dalam Pilpres 2024. Alasannya sebuah kelompok tertentu memilih seorang pemimpin memang benar-benar berasal dari kompetensi dan integritasnya, bukan karena dia berasal dari kelompoknya.

"Sebetulnya kalau orang Jawa memilih orang Jawa, dan orang Padang memilih orang Padang misalnya, itu sih sesuatu yang tidak masalah. Tetapi politik identitas yang saya maksudkan ketika kita mulai membuat garis, menimbulkan kebencian, bahkan menghilangkan keadilan," ujar Mardani.

Alah, munafik. Hari gini baru ngomongin memilih pemimpin dari integritas bukan dari kelompok. Kemarin ke mana aja pak saat pilkada DKI Jakarta 2017 lalu? Banyak yang teriak memilih pemimpin harus seiman. Kalau tidak, maka akan diancam pakai neraka dan azab. Haram memilih pemimpin yang tidak seiman. Mayatnya tidak akan disalatkan. Yang memilih dijanjikan surga dengan harga obral besar-besaran.

Kenapa Mardani tidak ngomong saat itu bahwa pemimpin harus dipilih dari kinerjanya, bukan karena agamanya? Kenapa diam saja dan hari ini baru berlagak sok bijak?

PKS memiliki prinsip untuk bekerja sama dengan sosok-sosok yang memiliki integritas tanpa memandang ras, agama, ataupun sukunya. "Kalau selama punya integritas kita bisa kerja sama, tapi kalau anda tidak punya integritas, kita menolak untuk kerja sama," kata Mardani.

Kemarin-kemarin dan hari ini bicaranya bisa beda, artinya ucapan Mardani ini kurang bisa dipercaya. Entah ada maksud politik atau nggak, silakan nilai sendiri. Meskipun saya yakin pembaca di sini sudah tahu siapa PKS sebenarnya.

Dan satu hal penting yang harus diperhatikan oleh Ganjar. Sebaiknya bantah saja usulan dari PKS ini. Atau bikin pengumuman menolak diusung apalagi didukung oleh PKS. Atau minimal jangan terlalu dekat dengan PKS.

Benar politik identitas itu buruk. Tapi jangan lupa siapa yang pertama kali memulai ini semua. PKS sudah keburu dicap sebagai partai yang layak dijauhi dan punya agenda politik lain di negeri ini. Berafiliasi dengan PKS membuat kelompok nasionalis menjauh.

Lihat saja kalau tidak percaya. Kalau benar Ganjar berlabuh di PKS, namanya akan meredup. Dia akan ditinggalkan. Sebagian besar akan mengganti pilihannya ke sosok lain. Ini adalah indikasi betapa PKS ini sangat spesial di mana ada anggapan apa yang mereka lakukan dan ucapkan, maka yang benar adalah sebaliknya. Kata netizen, pilihlah apa yang berseberangan dengan PKS, hehehe.

Hati-hati aja deh kalau berurusan dengan PKS. Apalagi kalau sudah menyangkut PKS, waspada saja. Tak mungkin PKS langsung meminta pendukungnya mendukung Ganjar begitu saja. Apa maksud dari semua ini. Apakah mau menggembosi Ganjar lewat kedok dukungan?

Lebih baik PKS usung saja Anies. Kan, sejak pilkada juga PKS mendukung Anies. Sekalian pasangkan dengan Novel Bamukmin. Dijamin PKS akan mendulang suara masif.

Standar Ganda Mardani Yang Ajak Pemilih PKS Pilih Ganjar

Sumber Utama : https://seword.com/politik/standar-ganda-mardani-yang-ajak-pemilih-pks-pilih-Lx6JzLowuQ

Salah Gus Menteri Dimana?

Belakangan heboh pernyataan Menteri Agama, Gus Yaqut yang momenyebut Kementerian Agama merupakan 'hadiah negara' untuk  NU. Pernyataan Gus Yaqut ini disampaikan dalam acara Webinar Internasional yang digelar RMI-PBNU dan diunggah di akun YouTube TVNU pada Rabu (20/10/2021).

Sontak pernyataan ini menuai polemik dan menjadi kontroversi. Petinggi salah satu ormas besar sampai turun gunung mengkritisi pernyataan tersebut. Bahkan Ketua Umum Tim Pembela Ulama & Aktivis, Eggi Sudjana sampai meminta kepada Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menangkap Gus Yaqut karena melontarkan pernyataan seperti ini.

Pada akhirnya, Gus Yaqut akhirnya memberikan klarifikasi terkait pernyataannya soal Kementerian Agama merupakan hadiah negara untuk NU. Beliau mengatakan bahwa pernyataan itu disampaikannya di forum internal yang seharusnya tidak menjadi masalah.

Kembali ke pertanyaan yang tertera di judul, salah Gus Yaqut dimana?

Dalam hal ini saya kurang tertarik membahas salah dan benar dari pernyataan Gus Yaqut. Saya lebih tertarik membahas kenapa Gus Yaqut melontarkan pernyataan seperti itu serta apakah wajar dilontarkan oleh seseorang yang menjadi bagian dari salah satu ormas besar.

Pertama, kenapa Gus Yaqut melontarkan pernyataan seperti itu?

Saya kira jawabannya karena jabatan Menteri Agama dari awal sampai sekarang mayoritas diisi oleh tokoh-tokoh NU sehingga akhirnya muncul semacam klaim bahwa seolah-olah Kementerian Agama memang diperuntukkan untuk tokoh-tokoh NU.

Selain untuk tujuan memotivasi para santri agar bisa berkiprah dan memberikan kontribusi besar untuk bangsa Indonesia. Beliau juga melontarkan pernyataan tersebut dalam acara internal NU. Kapasitas beliau juga sebagai ketua umum GP Ansor, bukan sebagai Menteri Agama. Dari sini sebenarnya sah-sah saja.

Hanya saja, di era keterbukaan dan kemajuan teknologi informasi yang begitu masif seperti sekarang ini membuat sesuatu yang harusnya menjadi konsumsi internal bisa keluar dan menjadi konsumsi publik. Mungkin hal ini yang kurang disadari oleh Gus Yaqut.

Soal klaim seperti ini, saya kira bukan cuma warga NU yang merasa bahwa Kementerian Agama adalah jatah untuk mereka. Ormas lain pun saya kira sama, mengklaim kementerian tertentu merupakan jatah untuk mereka karena merasa pakar di kementerian tersebut dan dalam sejarahnya banyak tokoh-tokoh dari ormas itu yang mengisi pos kementerian tertentu. Mereka pun kadang 'ngambek' jika kebetulan kementerian yang menjadi langganan tokoh-tokoh mereka diberikan ke tokoh di luar ormas tersebut.

Hanya saja, klaim dari ormas lain mungkin saja tidak sampai terucap secara terang-terangan. Atau bisa jadi terucap, namun hanya dikonsumsi kalangan internal, tidak sampai keluar menjadi konsumsi publik.

Kedua, apakah pernyataan tersebut wajar dilontarkan oleh seseorang yang menjadi bagian dari salah satu ormas besar?

Setiap anggota ormas sudah pasti memiliki fanatisme terhadap ormasnya. Justru aneh ketika ada anggota ormas tapi tidak memiliki fanatisme terhadap ormasnya.

Sudah lumrah dan bahkan mungkin menjadi tradisi di ormas-ormas besar di Indonesia seperti NU dan Muhammadiyah untuk lebih pro dan mengakomodir kepentingan ormas. Tidak perlu merasa sebagai ormas paling suci.

Politik identitas, terutama identitas ormas masih sangat kuat di Indonesia. Memilih orang untuk mengisi jabatan tertentu berdasarkan pertimbangan ormas masih menjadi budaya yang sepertinya sulit dihilangkan. Lebih-lebih jabatan di kementerian yang sudah menjadi langganan ormas tertentu.

Pernyataan Gus Yaqut saya anggap sebagai sebuah konsekuensi logis dari keputusan Presiden Jokowi memilih menteri agama dari ormas NU. Saya meyakini sangat sulit melepas jiwa organisasi yang sudah begitu melekat pada dirinya.

Saya berani bertaruh, hal yang sama juga bisa terjadi jika ada tokoh ormas yang dipilih mengisi pos kementerian tertentu, yang kebetulan dalam sejarahnya banyak tokoh ormas tersebut yang mengisi pos kementerian tersebut. Terlepas apakah hanya menjadi konsumsi kalangan internal, atau keluar menjadi konsumsi publik.

Menurut saya pernyataan Gus Yaqut tidak perlu dikhawatirkan oleh ormas lain atau siapapun yang mengincar posisi Menteri Agama. Sebab semua kembali ke Presiden Indonesia. Siapapun presiden Indonesia di masa depan, sangat mudah untuk tidak memilih tokoh NU mengisi pos Kementetian agama. Meskipun mungkin ada sedikit ekecewaan dari warga NU, namun saya menjamin NU tidak akan protes.

(SA)

Salah Gus Menteri Dimana?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/salah-gus-menteri-dimana-pHjeLHnVDG

Karakter 'Cowboy' Gibran Tantang Media On Line Minta Maaf

Gibran Rakabuming Raka nampaknya berbeda dengan bapaknya Presiden Jokowi yang kalem. Sedang Gibran memiliki karakter sedikit lebih ngoboy. Barangkali karena juga faktor usia yang masih relative muda.

Jika dalam posisi benar ia tak segan menghajar, tapi dengan cara yang elegan, jika salah tak segan meminta maaf. Bahkan untuk sebuah kesalahan yang tak pernah ia lakukan atau bukan datang dari dirinya.

Gibran kerap memberi contoh di mana seorang pemimpin berani meminta maaf. Saya kira ini sebuah tauladan yang bagus. Hal itu sudah sering ia lakukan ke warganya. Saat kasus pungli Lurah Gajahan, perusakan makam umum, PPKM, dan yang terakhir soal kematian mahasiswa UNS yang jadi korban saat Diksar Menwa. Selama ada di wilayahnya ia tak segan minta maaf

Dan terkait polemik catut plat Solo oleh media on line republika. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka agak menyesalkan adanya pemberitaan yang menyebut mobil dinas Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang menghalangi ambulans di Klaten.

Putra sulung Presiden Jokowi ini pun menunggu permintaan maafnya terkait masalah ini.

"Saya tunggu ucapan maafnya. Kalau cuma hapus saja anak kecil bisa. Posting, dan hapus kayak anak kecil saja," terang Gibran saat ditemui, Minggu (31/10/2021).

Menurut Gibran, sudah ada klarifikasi dari Pemerintah Daerah (Pemda) Klaten jika kendaraan dinas yang diduga menghalangi ambulance merupakan kendaraan OPD Pemkab Klaten.

Itu tidak menghalangi mobil ambulance, mau masuk ke kantor. Tapi berita yang keluar serta narasi yang beredar di sosial media sudah terlanjur liar.

"Yang jelas sudah ada klarifikasi jika itu mobil OPD Klaten bukan Solo. Ya, agak menyesalkan saja adanya pemberitaan ini," tegas Gibran.

Gibran mengatakan, sudah tidak melihat lagi berita di salah satu media online nasional yang menayangkan judul "Mobil Dinas Plat Solo Halangi Ambulans yang Bawa Pasien".

"Wis dihapus nuk. Iya (komen-komennya) agak menyudutkan. Nggak apa, penting wis dihapus," kata Gibran di depan media saat ditanya.

Seperti diketahui, sebuah mobil berplat merah AD 9502 OL menjadi viral tidak mau mengalah dan menghalangi sebuah ambulance yang sedang membawa pasien di Kota Klaten, belum lama ini.

Tantangan Gibran kepada media on line Republika ini cukup menarik. Ini jelas menggambarkan sebuah pesan kuat seakan jangan main-main dengan berita yang menyesatkan rakyat.

Bahkan Gibran melalui akun sosial medianya meminta media tersebut untuk riset dulu.

Memang tak dapat dipungkiri, media on line sekarang ini kerap membuat berita atau judul berita yang bombastis. Tujuannya jelas agar mendapat views tinggi dan share yang mengikuti.

Nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming memang salah satu sumber berita yang menarik dan mematik pembaca. Karena bagaimanapun Gibran terkait dengan nama besar bapaknya Presiden Jokowi. Segala gerak-gerik Gibran menjadi sorotan.

Apalagi berita yang terkesan menyudutkan atau negatif provokatif maka akan cepat mendapat feedback dari para pembaca atau masyarakat

Nah, sekarang pertanyaannya apakah media on line republika akan mengklarifikasi dan kemudian meminta maaf?

Pasalnya akibat pemberitaan itu tidak sedikit warganet yang menyalahkan Gibran dan diminta tanggungjawabnya atas kelakuan anak buahnya.

Menanggapi hal itu, Gibran pun memberikan sanggahan di akun instagram pribadi @gibran_rakabuming.

Ada tiga tema unggahan foto yang dilakukan Gibran pada Sabtu (30/10) tengah malam.

Ketiga foto tersebut bertuliskan "Tidak Semua Plat AD itu Solo" dan judul berita media online nasional serta kolom tanggapan warganet.

"Pertama, plat AD tak hanya Solo. Kedua, mobil dinas tersebut bukan milik Pemkot Solo. Ketiga, selaku pelayan rakyat, apabila ada jajaran saya yang berbuat demikian, maka tak hanya teguran keras, namun upaya tindak lanjut yang lebih serius kami layangkan" unggahan diakun Gibran.

Dalam unggahannya, Gibran juga meminta media online nasional yang mengunggah berita tersebut untuk melakukan pengecekan informasi yang akurat.

"Teruntuk media @re********** alangkah baiknya, selaku media nasional, terlebih dahulu mengecek informasi yang akurat sebelum disebarkan pada publik. Sehingga publik mendapat informasi yang mencerahkan," katanya tegas.

Sejauh ini setidaknya sejak artikel ini saya tulis, belum nampak ada postingan berita atau klarifikasi permohonan maaf dari media on line yang dimaksudkan.

Gibran yang artinya Gigih dan Berani nampaknya memang lebih ngoboy dan frontal jika itu sebuah kebenaran. Suka suka ....

Bagaimana menurut Anda?

Demikian, salam

Karakter 'Cowboy' Gibran Tantang Media On Line Minta Maaf

Sumber Utama : https://seword.com/umum/karakter-cowboy-gibran-tantang-media-on-line-n402YhOj9z

Sah! Jokowi adalah Presiden Para Pemimpin Dunia

Suatu kebanggaan tersendiri bagi negeri ini bahwa Indonesia sudah sah memegang Presidensi G-20 yang akan dimulai pada 1 Desember 2021 hingga November 2022.

Untuk pertama kalinya Indonesia mendapatkan kesempatan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20.

Indonesia akan meneruskan estafet Presidensi G20 dari Italia. Perdana Menteri Italia, Mario Draghi secara simbolis menyerahkan palu kepada Presiden Jokowi yang akan diketuk tanda peralihan Presidensi G-20 ke tangan Indonesia. Jokowi mengucapkan apresiasinya terhadap Italia yang telah berhasil memegang Presidensi G-20 tahun ini. Penyerahan sesi penutupan KTT G-20 berlangsung di La Nuvola, Roma, Italia hari Minggu kemarin (31/10).

Pada Presidensi G-20 Indonesia akan mendorong bersama-sama dalam pemulihan ekonomi dunia dengan tema yang sangat membanggakan yakni “Recover Together, Recover Stronger.” Lebih lanjut, Presidensi G-20 akan mengusung pertumbuhan yang inklusif, people-centered serta ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal tersebut merupakan komitmen utama kepemimpinan Indonesia di G-20 nanti.

I’m speechless. Begitu bermaknanya tema yang diusung Jokowi dan jajarannya untuk menyukseskan kepemimpinan Indonesia di forum G-20. Kerjasama antara negara maju dan berkembang untuk kepentingan bersama.

Bagi saya Jokowi telah memberikan standar yang tinggi bagi presiden Indonesia berikutnya untuk berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya.

Kalau boleh jujur, saya begitu merasakan bangga menjadi orang Indonesia semenjak era kepemimpinan Jokowi. Kita tahu bahwa di dalam negeri betapa kerasnya Jokowi dihina, dihujat, dicari maki, difitnah, dan seterusnya oleh orang-orang yang khufur nikmat. Sementara di luar negeri, Jokowi adalah sang fajar dari Timur yang begitu disegani dan dihormati.

Tidak mengherankan bagi saya jika ada seorang Profesor dari negara lain begitu mengagumi kejeniusan Jokowi sebagai pemimpin negeri ini. Ya, saya tidak meragukan kejeniusan Jokowi membawa bahtera besar yang bernama Indonesia ini menuju negara maju.

Sementara pihak oposan yang selalu melecehkan kepemimpinan Jokowi, menutup hati nuraninya untuk mengakui bahwa beliau memiliki niat baik membangun bangsa ini. Rasa benci dan dendam terhadap Jokowi yang berkecamuk telah menampar keras wajah mereka bahwa Jokowi sangat diperhitungkan oleh negara-negara maju.

Nobody’s perfect, tetapi setidaknya Jokowi lebih baik dibanding dengan presiden yang terdahulu. Meskipun ada kekurangan di sana sini, setidaknya Jokowi sudah berusaha dan berupaya membuat negara ini tidak terpuruk sampai jauh.

Pada kesempatan di acara pertemuan tersebut, Jokowi secara langsung mengundang para pemimpin dunia yang hadir melanjutkan diskusi pada KTT G-20 di Bali yang rencananya diadakan pada 30-31 Oktohari 2022.

"Kami akan menjamu Yang Mulia dan Bapak, Ibu, di ruang terbuka, di hamparan pantai Bali yang indah, yang menginspirasi gagasan-gagasan inovatif untuk produktivitas G-20 ke depan. Sampai bertemu di Indonesia. Terima kasih," tutur Jokowi.

Mantap! Berharap para kepala negara yang menghadiri acara tersebut akan menikmati seluruh keindahan alam Indonesia khususnya Bali. Biarkan para pemimpin dunia juga merasakan kemajuan yang telah dicapai oleh kepemimpinan Jokowi.

Dipilihnya Indonesia menjadi Presidensi G-20 bukanlah seperti mengharapkan durian runtuh. Begitu luar biasanya Indonesia dipercaya dan terpilih sebagai tuan rumah dalam forum yang paling bergengsi ini. Dan tentunya ini merupakan momen yang bersejarah yang patut kita banggakan.

Jujur saja, banyak negara anggota G-20 seperti negara maju lainnya sangat layak menjadi tuan rumah. Tetapi Indonesia yang adalah negeri ber-flower ternyata mampu untuk mengadakan pertemuan para pemimpin dunia yang berpengaruh dalam perekonomian dunia.

Ini seharusnya menjadi catatan bagi kaum oposan yang selalu merendahkan dan nyinyir terhadap pencapaian pemerintahan Jokowi selama ini. Mereka sepertinya enggan untuk mengakui hasil pembangunan dan ekonomi yang mereka nikmati selama ini. Seharusnya mereka malu bahwa Jokowi sangat disegani oleh para pemimpin dunia.

Begitulah kelompok barisan sakit hati yang selalu denial dengan pencapaian Jokowi selama beliau menjabat. Mereka tidak melihat proses dari kinerja Jokowi untuk membangun negara ini menjadi lebih baik. Yang mereka lakukan hanya menyerang, mengeluh, unjuk rasa, dan membuat kegaduhan.

Sekali lagi saya bangga tetapi tidak overproud dengan terpilihnya Jokowi untuk Presidensi G-20. Semoga Jokowi dan jajarannya selalu diberikan kesehatan agar terus membangun negeri ini tanpa lelah.

Terima kasih Pak Jokowi atas kejeniusan memimpin bangsa ini. Terima kasih karena telah mengharumkah nama Indonesia di forum Internasional. Ini merupakan kehormatan bagi Indonesia karena Jokowi adalah Presiden dari para pemimpin dunia. Selamat dan sukses!

Sah! Jokowi adalah Presiden Para Pemimpin Dunia

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sah-jokowi-adalah-presiden-para-pemimpin-dunia-CiSOWlv3iH

Re-post by MigoBerita / Senin/01112021/13.02Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya