» » » » Jendral Dudung di Podcast Deddy Corbuzier

Jendral Dudung di Podcast Deddy Corbuzier

Penulis By on Selasa, 30 November 2021 | No comments

Migo Berita - Banjarmasin - Jendral Dudung di Podcast Deddy Corbuzier, banyak kalimat kehidupan yang diungkapkan NEW KASAD ini untuk lengkapnya bisa langsung ke channel youtube Kang Mas Deddy C, khusus buat kalian pembaca Migo Berita langsung baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumpulkan agar tidak gagal paham.


Yuk Bongkar! Anies: Aneh, Sudah Ketok Palu kok Interpelasi!

Formula E pada akhirnya harus terlaksana itu sebuah keharusan. Jika gagal reputasi Indonesia bisa hancur lebur. Sudah barang tentu Presiden Jokowi tak ingin hal itu terjadi. Sampai di sini kita mengetahui jika Anies Baswedan memiliki bergaining yang kuat. Dalam hati ia mungkin tertawa. Bisa memperdayai Presiden Jokowi.

Lantas bagaimana dengan dugaan korupsi yang sedang diselidiki KPK? Tak ada persoalan penyelidikan tetap jalan. Sekalipun ada tindakan korupsi sekalipun Formula E besar kemungkinan tetap terlaksana. Pertimbangannya seperti yang sudah saya sampaikan di atas.

Anies ini memang cukup lihai juga. Entah lihai atau licik? Entahlah. Ketok palu Formula E oleh DPRD DKI Jakarta memang sudah dilakukan pada tahun 2019. Tapi perlu diingat, ketok palu oleh DPRD DKI Jakarta dilakukan oleh anggota dewan periode 2014-2019.

Jadi ceritanya, 2 minggu sebelum sebagian lengser atau sudah tak masuk sebagai anggota dewan keputusan itu dibuat. Bagaimana ini pintar atau apa? Silahkan beri jawaban.

Masih belum jelas? Jadi DPRD DKI Jakarta saat itu ketok palu pada anggota dewan yang mau lengser. Sebab setelah itu anggota dewan periode 2019-2024 sebagian tentu banyak yang baru.

Cara atau praktek-praktek semacam ini "biasanya" sih banyak dilakukan di daerah-daerah untuk memuluskan sebuah project atau istilahnya cari sangu sebelum lengser. Tapi sepandai-pandainya simpan bangkai lama-lama bau juga, banyak juga yang terbongkar praktek kotor mereka dikemudian hari.

Maka tak sedikit anggota dewan yang sudah tak bertugas dan santai di rumah, eh malah harus masuk bui akibat terseret praktek yang mereka buat secara berjamaah saat bertugas. Terbongkar oleh anggota atau pejabat yang masih aktif.

Nah, saya rasa KPK atau pihak terkait sih sudah pasti paham. Maka tak menutup kemungkinan anggota dewan yang terlibat ketok palu pada periode 2014-2019 bakal diperiksa. Jika memang ada indikasi.

Maka atas dasar itulah saat PDIP dan PSI wacanakan hak interpelasi Anies Baswedan tak tanggapi. Justru undang 7 fraksi lainnya makan malam. Karena Anies beranggapan buat apa hak interpelasi sebab menurutnya DPRD DKI Jakarta sendiri yang ketok palu, "Aneh!," kata Anies seperti yang ia sampaikan di podcast Deddy Corbuzier.

Ini sudah barang tentu menarik. Pihak penyelidik bisa masuk dari kotak pandora yang Anies telah bongkar sendiri. Kata, "Aneh" yang Anies lontarkan adalah sebuah sikap defensif.

Sudah bukan rahasia umum, jika sebuah keputusan yang dilakukan saat situasi tak tepat, tentu hasilnya pun mengikuti. Biasanya yang hadir juga tak lengkap. Lha bagaimana 2 minggu mau lengser, maka akan ada dua kemungkinan.

  • Pertama, semua hadir dengan harapan banyak hidangan yang tersedia.

  • Kedua, ogah hadir terutama anggota dewan yang tak terpilih lagi, mikirnya toh 2 minggu lagi lengser keprabon.

Ajang Formula E ini semakin pelik lantaran disinyalir cara Anies untuk menutupi kegagalan demi kegagalan yang ia lahirkan di DKI Jakarta. Dan yang paling fenomenal tentu saja, antara lain:

  • Program OK OCE, yang targetnya berubah-ubah setiap saat dan jauh dari target.

  • Program rumah DP 0 dari 300 ribu unit baru 940 unit, sangat sangat sangat jauh dari target. Dan lagi pula dalam perjalanannya juga berubah-ubah syaratnya. Dan yang memilukan, malah dikorupsi anak buah Anies sebesar 153 miliar.

  • Program sumur resapan target 1,8 juta juga baru terbangun ribuan sumur resapan doang. Dan cilakanya sumur yang dibangun berpotensi mencelakai pengguna jalan pasalnya banyak yang dibangun di bahu jalan raya. Dan terkesan terburu-buru buatnya setelah banyak dikritik.

  • Kasus over pay, Formula E dan lain sebagainya.

Kembali ke paragraf awal, apa benar Anies merasa bisa memperdayai Presiden? Dengan cara menghadapkan pada situasi dengan tameng bernama "Reputasi". Tunggu dulu, Anies boleh saja melempar bola panas itu ke Presiden Jokowi. Tapi kita akan lihat bukan Jokowi namanya jika tak pandai membaca situasi.

Begini secara kewenangan dan branding Anies tentu tak ada apa-apanya. Untuk sementara ia akan membiarkan Anies dan timnya nemplok ke nama Jokowi. Tapi pada akhinya panggung Formula E akan menggelar karpet merahnya bukan untuk Anies seperti yang ia inginkan tapi ke Presiden Jokowi.

"Lewat cara saya!," sebuah kalimat yang menggema, menggelegar memenuhi rongga dada dan kerap diucapkan Jokowi dengan bergetar, ketika melihat ketidakberesan dalam sebuah kebijakan yang dibuat para jajarannya termasuk para kepala daerah.

Demikian, salam

Yuk Bongkar! Anies: Aneh, Sudah Ketok Palu kok Interpelasi!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/yuk-bongkar-anies-aneh-sudah-ketok-palu-kok-0KjCpY8yHv

Ngakak Bagi yang Waras, 212 Ngotot! Tema Bela Ulama dan Bela MUI

Banyak sekali di timeliine saat ini yang menyuarakan rasa tak mengerti atas kengototan para kelompok 212 yang mau adakan reuni-reunian tak penting. Dan sama sekali tidak memiliki sisi urgensi.

Setelah Monas gagal lalu beralih ke Patung Kuda dan tak mendapat ijin dari pihak kepolisian juga yang terkait, dengan alasan yang tentu masuk di akal karena dapat menimbulkan kerumunan dan dapat timbulkan klaster baru, serta alasan yang lainnya.

Alasan tak diberi ijin sekali lagi masuk di akal buat yang waras. Tapi tidak dengan spesies tipikal ngeyelan dari para petinggi 212. Bagi kita masuk akal, tapi bagi mereka akalnya yang tak masuk. 

Kelompok eks FPI ini memang mencoba terus eksis. Sebab tak ada lagi panggung buat mereka selain dompleng nama 212 yang sengaja terus dihidupkan melalui cara-cara seperti ini. Reuni-reunian yang sebetulnya tak punya arti tapi berusaha punya nyali.

Rupanya kelompok ini sengaja ingin test ombak ketegasan aparat. Jika mereka nekat lalu dibubarkan aparat maka akan terjadi bentrok.

Nah, ini yang nampaknya mereka mau. Para martir sudah disiapkan orang-orang yang militan dan memiliki kemampuan berpikir di bawah rata-rata. Buktinya disuruh sembah, cium kaki bahkan sembah baliho saja dilakukan, ini sudah bukan insan pada umumnya yang kita temui sehari-hari. Mungkin alam berpikirnya sudah di dimensi lain.

Kasihan sebetulnya orang-orang di bawah ini yang ngga paham hanya dimanfaatkan oleh koordinator dan petinggi mereka, yang otaknya sudah di brain wash soal cucu nabi dan kata-kata jihad setiap detiknya.

Berikut permyataan Slamet Maarif yang menamakan dirinya sebagai Steering Committee Reuni 212. Keren. Pakar atau ahli, yang bertanggung jawab mengendalikan proses awal hingga akhir sebuah kegiatan. Pakar ngeyel bagi saya. Haha

"Setelah memperhatikan situasi dan perkembangan yang ada serta masukan dari ulama dan umat maka Reuni Alumni 212 tahun 2021 akan diadakan dalam bentuk: 1. Aksi Superdamai untuk menyampaikan pendapat yang dilindungi UU No 9 Tahun 1998 dengan tema: Bela Ulama, Bela MUI dan Ganyang Koruptor yang bertempat di Kawasan Patung Kuda Jakarta, Kamis 2 Desember 2021 jam 08.00-11.00 WIB dengan Wajib menjaga Protokol kesehatan dan Ciri khas 212," bunyi keterangan yang diterima, Selasa (30/11/2021).

Ada yang terlihat lucu dan wagu. Tema bela ulama. Ulama yang seperti apa? Sejauh ini mereka yang disebut ulama dan ditangkap Densus 88 adalah orang yang tersandung kasus hukum. Tak main-main terduga teroris. Jadi sebetulnya bukan ulamanya tapi person yang dipermasalahkan. Lalu kenapa dibela Bambaaang?

Lalu bela MUI. Mengapa harus dibela MUI? Apa karena di dalamnya ada perwakilan oknum-oknum rafikalis? Sehingga jika mereka ditangkap sudah tak ada wakil atau bagaimana? Ada MUI atau tidak sebetulnya sama sekali tak mempengaruhi umat Islam. Sebab sudah ada departemen agama juga organisasi-organisasi Islam yang jauh lebih kompeten.

Lalu ganyang koruptor. Nah, ini makin bikin tergelak saja. Kalau ini hanya pemanis. Seolah peduli dengan negeri dan berusaha berjiwa nasionalis. Padahal hanya manis di bibir. Agar terlihat sok peduli.

Nah, kemudian konon acara Reuni 212 kembali digelar dari pukul 12.30 sampai 15.30 WIB di Masjid Az Zikra. Acara ini berbentuk silaturahmi dan dialog dengan tokoh.

"Silaturahmi dan Dialog 100 Tokoh dengan tema: Bersama mencari Solusi untuk keselamatan NKRI. Kamis, 2 Desember 2021 jam 12.30-15.30 WIB di Aula Masjid Az Zikra Bogor," jelasnya.

"Setelah mendengar masukan dari para Ulama dan Tokoh 212 serta paparan dari pihak lainnya, maka panitia Reuni Akbar 212 memutuskan: Pelaksanaan Reuni 212 Tahun akan diadakan secara terbatas dengan menerapkan Protokol Kesehatan di Masjid Az Zikra Sentul, Bogor, Jawa Barat, sekaligus doa bersama untuk Almarhum Ust Ameer Azzikra, putra alm KH M Arifin Ilham, dan disiarkan secara virtual dan live streaming," bunyi keterangan tertulis yang diterima, Senin (29/11).

Ini menarik, kita akan lihat yang mengikuti virtual berapa juta orang. Seperti biasanya klaim-klaim hiperbolik dari mulut mereka. Apakah kelompok yang di daerah akan berbondong-nondong menonton?

Padahal dari informasi yang dapat kita ikuti. Di Jakarta tak diijinkan sedang di Bogor juga sama karena level 3 tak diijinkan Kapolres Bogor.

Apakah kemudian sang Steering Commite memutuskan lakukan zoom melalui rumah masing-masing? Ditemani secangkir kopi dan sejuta angan yang kandas dihadapkan pada kenyataan pahit.

Lalu bagaimana dengan Rizieq yang di dalam penjara? Yang mungkin sudah senyum senang dan bangga, anak buahnya ternyata masih mampu membuat panggung untuk dirinya, meski tanpa kehadirannya.

Matanya menerawang jauh, berasa di atas mobil komando yang tinggi, seraya mulutnya terus merancau, semburkan apa saja. Menghina, melecehkan, misuh dan lain sebagainya. Dengan semangat membara di dalam dada. Lalu dibalas teriakan takbir oleh ribuan pengikut yang mengitarinya.

"Zieq! Woooi! Zieeeq! Bangun! Lu nglindur ye? Teriak-teriak lu, ayo waktunya jatah makan," kata temannya Rizieq di dalam penjara sambil tepok-tepok pipi Rizeiq. Sambil kucek-kucek mata Rizieq pun bangun. "Kampret! Mimpi gua," bathinnya ngedumel.

Demikian, salam

Ngakak Bagi yang Waras, 212 Ngotot! Tema Bela Ulama dan Bela MUI

Sumber Utama : https://seword.com/umum/ngakak-bagi-yang-waras-212-ngotot-tema-bela-H3TbKDah16

Anggaran Sumur Resapan, Tak Ada Satupun yang Bisa Hentikan Anies, Bahkan PSI

Sampai saat ini, Anies masih saja merusak DKI Jakarta. Apa yang sudah dibangun oleh Jokowi saat menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta, dilanjutkan oleh Pak Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan juga Pak Djarot Saiful Hidayat dengan susah payah, dihancurkan begitu saja.

Setelah puluhan, mungkin ratusan atau ribuan mimpi rakyat Jakarta dihabisi oleh gubernur yang dimenangkan oleh Rizieq Shihab, Tengku Zulkarnain, Caplin, Farid Okbah, Anwar Abbas dan satu lagi saya gak berani sebut, Anies bikin lubang. Terinspirasi Rizieq, masuk ke lubang penjara. Haha.

Apa yang dikerjakan Anies saat ini bukan lagi membangun Jakarta, tapi merusak Jakarta. Merusak tatanan kota yang benar-benar tidak bisa lagi ditoleransi. Kerennya, DPRD DKI Jakarta pun bungkam, malah sibuk asik makan malam di rumah Gubernur untuk Formula E dan dibela oleh si Bambang Soet.

Sekarang kita tahu, bahwa ternyata Anies ini adalah orang yang tidak tersentuh. Bahkan PSI pun seolah tumpul dan tidak ada gebrakan sama sekali. Mungkin PSI bisa berteriak-teriak soal anggaran, tapi kalau itu hanya teriakan dan tidak ada dampak, buat apa? Harapan rakyat DKI saat ini adalah kepada wakilnya.

Mereka dipilih, bukan untuk makan malam bareng Anies. PDI-P dan PSI adalah partai yang di DKI Jakarta kelihatan sangat vokal. Ketua DPRD-nya pun dari PDI-P. 8 kurang satu dari anggota fraksi PSI di DKI Jakarta juga kelihatannya tidak bisa berbuat banyak. Sekarang Jakarta semrawut, mereka juga hanya teriak.

Saya kira, saat ini kritikan saya harus lemparkan ke seluruh anggota DPRD DKI Jakarta, kecuali Demokrat, Nasdem, PKS dan Gerindra. Partai itu udah nggak ada harapan, karena partai-partai itu sudah sangat buruk di hadapan penulis. Setidaknya masih ada partai-partai bagus yang bisa menerima kritik.

Melihat apa yang dilakukan Anies dalam menghancurkan DKI Jakarta lewat polemik Formula Empang yang langsung melibatkan ketua MPR Bamsut dan anggota DPR-RI si pemilik supercar dari partai NasDem, rasanya kita harus masuk ke ranah bukan lagi DKI Jakarta, tapi ranah DPR-RI.

Anggota-anggota DPR-RI ini juga sepertinya banyak tahu soal Formula E. Fadli Zon pun diam soal ini, sibuk ngebacot soal Jokowi. Prabowo pun diam, sebagai partai pengusung Anies di DKI Jakarta. Politik ini lama kelamaan semakin memuakkan dan tidak memiliki harapan lagi.

Joko Widodo pun diseret-seret dan ditunjuk-tunjuk batang hidungnya oleh si Bambang, sebagai orang yang menentukan lokasi Formula E. Duit yang sudah dibayar, terancam menguap begitu saja, dan satu pun wakil rakyat, tidak memiliki pengaruh.

PSI boleh saja berisik dan teriak-teriak soal anggaran. Silakan teriak-teriak soal Aibon, beberapa soal Formula E, beberapa soal anggaran gak jelas lainnya. Tapi kalau hanya teriak-teriak tanpa adanya pengaruh nyata, ya gak guna juga. Harus ada orang-orang seperti Chief of Staff Jang Tae Jun.

Jang Tae Jun adalah tokoh politik yang diceritakan di serial Netflix drakor berjudul “Chief of Staff” yang dimainkan oleh Lee Jong Jae, bintang Squid Game. Tokoh ini tidak terlalu tinggi posisinya di pemerintahan, namun bisa memengaruhi seorang menteri sampai jatuh dan masuk penjara.

Politik di Indonesia ini sepertinya tidak separah yang diceritakan di Indonesia. Tapi kalau tidak bisa hancurkan karir Anies yang sudah merusak DKI Jakarta, PSI dan PDI-P bisa hanya lip service. Karena saya yakin mayoritas rakyat DKI Jakarta pasti ingin diperbaiki kualitas hidupnya. Caranya Anies lengser.

Selama ini, sudah kelihatan banget kasus-kasus korupsi di DKI Jakarta yang melibatkan orang-orang dekat Anies. Kalau begini, pasti sudah sangat jelas bahwa Anies ini diduga kuat terlibat dalam setiap kasus korupsi yang menjerat bawahannya. Apa jangan-jangan kirim kambing hitam dan memang hidup para tersangka dan keluarganya sudah terjamin?

Buat para pelanggan Netflix, saya sarankan menonton film drama Korea Chief of Staff. Kalian bisa lihat betapa busuknya politik di sana. Apa jangan-jangan Drakor ini terinspirasi sama Anies dan Prabowo? Hahaha. Silakan disimak, seru pokoknya.

Anggaran Sumur Resapan, Tak Ada Satupun yang Bisa Hentikan Anies, Bahkan PSI

Sumber Utama : https://seword.com/politik/anggaran-sumur-resapan-tak-ada-satupun-yang-bisa-VJwuTLU2mA

Mengerikan! Anies Ciptakan Ribuan Ranjau Darat untuk Rakyat

Kalimat Anies Baswedan yang saat ini sedang viral dan dikagumi para pendukungnya tapi sisi yang lain jadi bahan tertawaan banyak rakyat, "Saya terbiasa menyelesaikan semua masalah bukan umbar masalah dan bla bla bla," di hadapan para pendemonya beberapa waktu yang lalu. Oke di dalam artikel ini nanti kita akan tagih. Lidah memang tak bertulang tapi bukan berarti umbar sifat pongah.

Nah kalimat di atas rupanya memang sejalan dengan karakter Anies. Tapi sayang kalimat Anies yang terlihat heroik di atas adalah cermin dari kebalikannya. Itu sudah jadi hukum alam. Orang yang suka memuji diri sendiri, serupa "Tong kosong nyaring bunyinya."

Perlu penulis ingatkan, Anies itu bukan tipikal eksekutor dan sebetulnya juga bukan konseptor. Kata kalimatnya selama ini memang menjadi andalannya. Sebab konsep yang ditawarkan Anies setelah diterapkan justru mendatangkan masalah baru atau bom waktu.

Oke jadi begini. Semula diawali dari rasa ego yang tinggi juga teori Anies yang terlihat epic. Salah satu program andalan Anies Baswedan saat kampanye adalah membuat jutaan titik sumur resapan di DKI Jakarta. Tak perlu bicara DP nol yang gagal terealisasi tak sesuai ekspetasi dan justru di korupsi anak buah. Soal sumur resapan saja dulu.

Konon program ini adalah solusi jitu atas banjir yang kerap landa Ibu Kota dan mematahkan program para Gubernur DKI Jakarta sebelumnya Jokowi dan Ahok yang dianggap sebuah keputusan yang fatal.

Anies ingin tampil beda. Ia tak ingin meniru cara Jokowi maupun Ahok. Rupanya ingin membuat legacy. Baginya cara Jokowi dan Ahok telah menyalahi sunatullah. Ia pun punya mimpi yang sangat mulia, air yang tercurah dari langit harus masuk ke dalam bumi. Bukan dibuang dengan cara dialirkan ke laut dengan gorong-gorong raksasa.

Tapi lalu apa yang terjadi? Soal banjir, tahun pertama jadi Gubernur tak ada perubahan. Tahun kedua jadi Gubernur sama saja. Tahun ketiga tiada beda. Tahun keempat problem tetap sama sumur resapan tak banyak bantu. Masuk tahun kelima sumur resapan akhirnya berhasil. Berhasil timbulkan masalah baru.

Sumur resapan yang sudah dibangun ribuan dari target 1,8 juta titik dan jauh sekali dari janji kampanyenya waktu itu.

Kini sumur resapan itu mulai dikeluhkan warga. Warga banyak yang protes. Selain tak mengurangi dampak banjir ada yang jauh lebih mengerikan yaitu berpotensi menjadi ranjau darat yang dapat melukai rakyat. Bahkan tidak hanya melukai yang lebih mengerikan bisa membunuh rakyat.

Apakah itu tampak berlebihan? Tentu saja tidak. Apa perlu menunggu korban dulu baru kemudian itu jadi bukti nyata?

Sumur resapan Anies Baswedan yang telah dibangun di tepi jalan raya atau bahu jalan raya sekarang dikeluhkan warga karena banyak penutupnya yang rusak. Sehingga meninggalkan lobang yang membahayakan para pemakai kendaraan baik roda 2 maupun mobil.

Bahkan meski tak berlobang sekalipun sumur resapan tetap membahayakan, sebab antara penutup dan jalan raya tak rata. Sehingga banyak kendaraan yang lebih baik menghindarinya.

Kalau toh misal terpaksa dilindas bisa meenimbulkan goncangan. Jika itu jenis sepeda motor bebek bisa oleng. Mungkin jika kecepatan rendah tak masalah tapi jika kecepatan tinggi bisa tak terkendali. Jika sampai jatuh atau olengnya terlalu ke kanan bisa berakibat fatal tertabrak dari arah yang berlawanan.

Jadi apa makna ucapan sok bijak Anies Baswedan lelaki keturunan Yaman ini yang mengatakan dengan sangat heroik di atas? "Saya terbiasa menyelesaikan semua masalah bukan umbar masalah dan bla bla bla," bukankah sekarang jelas dia sedang umbar masalah bukan? Tak hanya umbar masalah tapi juga bikin susah.

Ada ribuan sumur resapan yang berpotensi menjadi ranjau darat bagi rakyat. Tak hanya warga DKI Jakarta tapi juga warga di luar yang sedang melintasi.

Jadi mungkin Tuhan masih melindungi rakyat. Target Anies yang semula 1,8 juta tapi hanya baru terealisasi sekian ribu ada baiknya. Sebab selain tak bisa membantu rampak banjir ternyata juga bisa jadi sumur pembunuh bagi warga.

Sumur resapan Anies gagal total itu sebuah keniscayaan. Semestinya DPRD DKI Jakarta tak hanya mengurangi anggaran yang semula 400 miliar menjadi 102 miliar di tahun 2022. Tapi seharusnya ditiadakan dan diganti konsep yang lain.

Faktanya selain berpotensi jadi sumur pembunuh di jalan-jalan juga terlihat berantakan jalan. Nampak bopeng dan memperburuk wajah kota. Jalannya terlihat bopeng-bopeng.

Dan seperti yang kita baca, lihat dan tonton dari berbagai media. Atas kondisi di atas pemprov DKI Jakarta kemudian menyalahkan pelaksana proyek. Tak ada kata dari mulut Anies yang mengatakan, "Saya yang bertanggungjawab," kiranya tak perlu berharap kalimat itu keluar dari mulutnya.

Soal tanggungjawab bahkan Anies kalah jauh sama Gibran Wali Kota Surakarta. Gibran terbiasa berani mengakui kesalahan kendati bukan dia yang lakukan kesalahan. Ia selalu mengatakan bertanggungjawab. Bahkan ketika diketahui ada pelajar yang kena covid-19 selama pembelajaran tatap muka diberlakukan.

Coba kalau Anies? Ah, sudahlah...., so soal sumur resapan yang dikeluhkan warga dan timbulkan masalah dan membuat tidak nyaman pengendara bagaimana solusinya? Sebelum anggaran hanya dibuat bangunan sia-sia tiada guna. Seperti halnya patung bambu, peti mati, sepatu dan lain sebagainya itu.

Mengerikan! Anies Ciptakan Ribuan Ranjau Darat untuk Rakyat

Sumber Utama : https://seword.com/umum/mengerikan-anies-ciptakan-ribuan-ranjau-darat-N41f0MQOoU

Domba Gurun Kafir ini Terus Mengajak PA 212 untuk Melakukan Aksi Walau tak Berizin

Aktivis sekaligus pegiat media sosial, Nicho Silalahi memberikan pandangan soal izin Reuni 212 yang belum dikeluarkan sampai saat ini. Ia menegaskan bahwa acara Reuni 212 bisa dijalankan tanpa izin dari kepolisian karena Undang-Undang telah mengatur hak untuk berkumpul serta menyampaikan pendapat di muka umum.

Nicho Silalahi adalah seorang Kristiani dan dirinya merupakan pembela serta pengagum Muhammad Rizieq Shihab. Ia juga pernah dengan bangga mengatakan bahwa dirinya satu-satunya orang yang beragama Kristen tetapi mendukung setiap kegiatan dari seorang imam besar ormas terlarang yang kini dalam tahanan.

Kali ini Nicho sangat lantang bersuara mengenai aksi Reuni 212 yang tak kunjung ada izin. Ia menuliskan kicauan dalam akun Twitter pribadinya bahwa Reuni 212 harus dilaksanakan tanpa adanya izin dari kepolisian.

”Kita tidak butuh ijin dari kepolisian sebab UU telah mengatur hak untuk berkumpul dan menyampaikan pendapat. Kita hanya diwajibkan untuk memberitahu kegiatan pada kepolisian. Ada atau tidak adanya ijin kepolisian maka #Reuni212PemersatuRakyat harus kita laksanakan," kata Nicho Silalahi dikutip Suara.com.

Article 

(Nicho Silalahi. Aktivis pembela MRS. Foto: istimewa)

Untuk kali ini tidak ada lagi pendekatan secara humanis bagi kelompok ini. Kepolisian harus bertindak tegas untuk menghalau mereka yang berani melaksanakan acara tak mengantongi izin.

Bagi saya, Nicho Silalahi adalah domba gurun yang sejak dari dulu membela kelompok Islam garis keras. Aneh rasanya seorang yang mengaku sebagai Kristiani tetapi mati-matian membela kelompok Islam fundamental seperti FPI dan HTI. Dan ia bangga akan hal tersebut.

Tentu sangat diragukan apakah Nicho benar-benar seorang Kristiani atau memang sudah mualaf. Saya berpandangan bahwa aksi yang dijalankan oleh Nicho hanyalah sebatas mencari perhatian dan panjat sosial belaka. Atau mungkin karena beberapa Rupiah, dirinya mau melacurkan diri menjadi penyanjung MRS dan kelompoknya.

Apakah kelompok PA 212 maupun eks ormas FPI tidak curiga, ada apa seorang kafir seperti Nicho Silalahi begitu antusias mengajak kelompoknya untuk melawan kepolisian? Menurut saya sangat aneh ketika seorang kafir berada di satu gerbong dengan kelompok Islam garis keras.

Namun perlu diingat bahwa semua ini hanya karena satu tujuan, yakni: ambisi politik dengan melawan pemerintah.

Ini sama saja mengingatkan kita dengan sosok seperti Lieus Sungkharisma dan Rocky Gerung yang kita tahu mereka bukan Muslim, tetapi kelompok sebelah sangat menghormati mereka. Hanya karena ambisi politik yang sama, kelompok ini tidak akan melihat latar belakang agama. Yang penting menjadi kadrun harus bodoh, dan sama-sama berani menyerang pemerintah.

Jujur, saya sangat kesal dengan orang yang bangga akan kekafirannya, tetapi bacotnya kencang membela kelompok yang sering mengkafir-kafirkan orang lain. Sosok seperti Nicho, Lieus, dan Rocky adalah contoh nyata orang kafir yang mau bergabung menjadi kadrun karena akal sehat mereka sudah abnormal.

Aparat penegak hukum sekali lagi dimohon untuk bertindak tegas menghalau mereka apabila nekat turun ke jalan. Sudah tidak perlu lagi pendekatan yang lunak terhadap kelompok ini. Disini kita akan lihat siapa yang akan kalah, apakah kelompok 212 atau kepolisian? Tentu saya sebagai warga yang mendukung kepolisian masih percaya bahwa institusi ini akan siap menghajar kelompok yang unfaedah ini.

Saya juga tetap yakin dan percaya bahwa TNI dan Polri akan bahu membahu melawan kelompok yang nekat melaksanakan aksi Reuni 212. Hal ini untuk menghindari bukan hanya kenaikan kasus Covid-19 saja, tetapi menghindari keributan dan kericuhan di tengah aksi itu sendiri.

Aksi yang berpotensi mengganggu ketertiban dan keamanan demi segelintir orang dan kelompok memang seharusnya ditertibkan sebelum aksi itu dilaksanakan. Jangan sampai tidak ada izin, tetapi aparat malah mendiamkan mereka melakukan aksi ini dengan seenaknya.

Dan buat kelompok 212, jangan berlindung di balik Undang-Undang tentang kebebasan berpendapat dan berkumpul. Karena kebebasan untuk berkumpulnya kelompok ini hanya akan membuat keresahan di tengah-tengah masyarakat. Aksi Reuni 212 bagi saya sama sekali tidak ada manfaatnya selain untuk para bohir dan para pemimpin dari kelompok Islam fundamental.

Juga perlu diingat bahwa seorang domba gurun yang kafir seperti Nicho Silalahi pun bisa memprovokasi kadruners untuk melakukan aksi meskipun tanpa seizin dari kepolisian. Ini sama saja dengan membenturkan jamaah Monaslimin dan aparat sehingga aksi akan menjadi rusuh dan gaduh. Memprovokasi dengan tetap memaksa untuk berkumpul walau tak berizin sama saja sudah siap dengan jeratan hukum.

Saya berharap kepada seluruh aparat penegak hukum untuk tetap menunjukkan sikap tegas terhadap kelompok yang tak henti-hentinya membuat kegaduhan untuk menyerang dan melawan pemerintah yang disebabkan oleh syahwat politik. Segelintir orang yang memakai orang-orang bodoh sebagai tunggangan demi kekuasaan secara politik dan ekonomi.

Karena bagi saya, para penghianat bangsa akan terus memaksakan kehendak mereka untuk menciptakan kegaduhan yang berimbas kepada ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat. Dan mereka akan mengambil keuntungan dari peristiwa itu.

Domba Gurun Kafir ini Terus Mengajak PA 212 untuk Melakukan Aksi Walau tak Berizin

Sumber Utama : https://seword.com/umum/domba-gurun-kafir-ini-terus-mengajak-pa-212-untuk-S0ZvBmqZ9u

Heboh Petinggi MPR Minta Sri Mulyani Dipecat, Lantaran Tersangkut BLBI?!

Salah satu menteri andalan Jokowi di kabinet Indonesia maju adalah Sri Mulyani. Sosok wanita hebat satu ini selalu mendapat kepercayaan presiden lantaran keuletannya dalam mengatur keuangan. Pun dirinya tak pernah takut berhadapan dengan mafia kakap yang menggerogoti uang negara. Sri Mulyani tak takut menghadapi Abu Rizal Bakrie yang terus mengolor pembayaran Lapindo. Termasuk berhadapan dengan dua anak cendana yakni Bambang dan Tommy. Dan kini dengan berani ia menyerempet petinggi MPR.

Bukan tanpa sebab, ini lantaran karena nama wakil ketua MPR terseret kasus BLBI yang kini tengah diaudit Sri Mulyani. Alasan pemangkasan anggaran dijadikan alasan agar Jokowi memecat Sri Mulyani. Padahal pemangkasan ini bisa jadi terkait kondisi negara yang tengah menghadapi pandemi. Tengoklah buruh yang harus menerima dengan kenaikan UMR yang berkisar di antara 1 persen. Banyak juga PNS yang terpaksa mengalami pemotongan tunjangan akibat situasi saat ini. Lantas kenapa sampai Sri Mulyani yang harus jadi sasaran?

Sebelumnya seperti dilansir sindonews.com, MPR meminta Presiden Jokowi untuk memecat Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani . Hal ini disampaikan Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad berdasarkan hasil rapat bersama 10 pimpinan MPR RI.

"Menyampaikan pesan dari MPR, hasil dari pimpinan rapat dari jam 10 tadi. Kkta rapat mengenai banyak hal, saya diminta untuk menyampaikan ke kawan-kawan," kata Fadel di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (30/11/2021).

Fadel menjelaskan, alasan MPR ingin Jokowi memecat Sri Mulyani karena minimnya anggaran MPR RI, padahal saat ini MPR memiliki 10 orang pimpinan. Sementara saat MPR masih 5 pimpinan belum pernah ada pemangkasan.

"Sekarang Anggaran mpr terbatas padahal pimpinan ada 10, anggaran kita juga mengalami penurunan. Padahal dulu waktu pimpinan masih 5 anggaran yang diberi tidak diturunkan," terangnya.

Kemudian, sambung Fadel, Sri Mulyani juga menjanjikan akan melakukan rapat dengan MPR RI sebanyak 6 kali, sementara yang terealisasi hanya 4 kali. Pimpinan MPR rapat dengan Kemenkeu, sudah ada janji tapi banyak yang batal diilakukan.

"Karenanya kita dari pimpinan MPR mengusulkan ke presiden untuk memberhentiksn saudara menteri keuangan karena tidak etik dan tidak cakap melakukan kebijakan negara," desaknya.

Fadel mengaku, MPR kecewa dengan berbagai sikap Sri Mulyani, terutama terhadap MPR RI. Bahkan, beberapa teman di kabinet ada yang menyebut ada konflik dengan Menkeu.

"Kita minta presiden memberhentikan dan mencopot menteri keuangan karena tidak cakap melakukan kebijakan. Saya kira menkeu anggap enteng, dan tidak anggap MPR sebagai lembaga negara, dia menyepelekan MPR itu tanggapan temen MPR, diusulkan diberhentikan," tukasnya.

Berita aneh ini jika ditelusuri lebih dalam ternyata terkait dengan kasus BLBI yanh ditangani Sri Mulyani. Usut punya usut, sang wakil ketua MPR ternyata memiliki hutang yang belum dibayar. Seperti dilansir katadata.co.id, data Kementerian Keuangan menyebutkan ada sebanyak 20 konglomerat yang masih memiliki kewajiban hak tagih pemerintah terkait pengucuran Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Total kewajiban para taipan tersebut sebesar Rp 30,43 triliun pada Desember 2020. Beberapa konglomerat tersebut telah dipanggil oleh Satgas Penanganan Hak Tagih Negara Dana Bantuan BLBI. Fadel Muhammad mempunyai kewajiban membayar utang Rp 136,43 miliar atas kepemilikan Bank Intan.

Dengan berita ini menegaskan bahwa kemungkinan wakil ketua MPR, Fadel Muhammad tak memiliki itikad baik melunasi hutangnya ke negara. Sebaliknya, ia malah menyuruh Jokowi memecat Sri Mulyani dengan alasan pemangkasan anggaran. Bisa jadi alasan sebenarnya agar ia tidak lagi dikejar tagihan hutang oleh Sri Mulyani. Kalau begitu sebiknya Fadel saja yang ditendang dari MPR dan kalau perlu dibawa ke kantor polisi jika tak mau melunasi hutang.

Jaman era digital seperti saat ini sangat mudah menelusuri rekam jejak seseorang. Dibalik suara nyaring ke pemerintah, jangan-jangan ada kebusukan diri sendiri yang hendak ditutupi. Semoga saja Jokowi acuh atas teriakan MPR dan menyurus Sri Mulyani tegas mengusut kasus BLBI, sekalipun yang dihadapi petinggi MPR. Kalau tak mau ikut memajukan bangsa, setidaknya jangan jadi benalu bagi negara.

Heboh Petinggi MPR Minta Sri Mulyani Dipecat, Lantaran Tersangkut BLBI?!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/heboh-petinggi-mpr-minta-sri-mulyani-dipecat-yWnPqKPVgY

Yang Kita Butuhkan Bukan Toleransi Beragama, Tetapi...

Indonesia darurat toleransi.

Terlalu banyak orang yang bersikap radikal dan intoleran.

Makanya sering terjadi gesekan antar golongan. Makanya kalangan minoritas sering ditindas yang mayoritas.

Maka, kita harus mengembangkan sikap toleransi.

Dan ini mencakup toleransi antar umat beragama.

Betulkah demikian?

Nggak.

Toleransi antar umat beragama itu nggak cukup.

Kenapa?

Arti kata toleransi itu apa sih sebenarnya?

Sederhananya, menoleransi itu artinya bersabar, membiarkan, membolehkan.

Kalau ditilik lebih dalam, konotasinya tak menunjukkan kesejajaran.

Ada pihak yang lebih tinggi derajatnya, yang bersabar, membiarkan keberadaan pihak lain yang lebih rendah derajatnya.

Itu makanya kita sering mendengar pernyataan pongah dari mereka yang beragama mayoritas.

Misalnya, "Jangan mancing amarah umat, ya. Udah bagus kalian kita biarkan ada di Indonesia. Jangan sampai umat habis kesabarannya."

Karena memang itulah makna toleransi. Membiarkan, bersabar.

Seolah-olah, umat agama lain itu sebenarnya salah, tapi yang mayoritas masih bersabar, menahan diri menerima keberadaan agama lain tersebut.

Dan ini pula yang menyebabkan banyak dari penganut agama mayoritas merasa berhak memaksakan ajaran agamanya sebagai hukum negara.

Karena, toh ini masih bagian dari toleransi beragama. Toh penganut agama lain masih dibiarkan hidup. Tapi ya patuhi saja aturan agama mayoritas.

Padahal, bahkan para pendiri bangsa pun tak ingin Indonesia jadi negara agama. Walau di saat yang sama, mereka tak ingin Indonesia jadi negara sekuler murni. Makanya Indonesia jadi negara sekuler beragama.

Intinya, mereka tidak mau memaksakan aturan satu agama tertentu sebagai hukum negara, walaupun penduduknya juga dibebaskan memilih untuk memeluk agama tertentu.

Dan semua undang-undang tidak boleh mendiskrimasi penganut agama tertentu, harus adil.

Tapi dari kalangan mayoritas masih kurang puas. Sehingga mau saja disesatkan oleh ulama gadungan yang ingin memaksakan Indonesia jadi negara satu agama.

Sikap yang hanya sekedar bertoleransi ini pula yang menyebabkan berbagai penindasan oleh penganut agama mayoritas.

Toa masjid ditegur karena kelewat berisik? Bakar tempat ibadah umat agama lain.

Buka tempat makan pas bulan puasa? Geruduk, suruh tutup, mematikan mata pencarian orang. Padahal yang mau puasa ya puasa aja. Yang jualan juga kan nggak maksa orang yang puasa makan.

Kalo tergoda, kok orang lain yang disalahin?? Salahin imanmu sendiri yang lemah, drun.

Tapi itu kan toleransi.

Yang minoritas toh masih dibiarin idup di Indonesia. Selama nggak mancing kemarahan umat (yang kepalanya kayak pentol korek, kesenggol dikit nyala).

Itulah makna toleransi.

Jadi, toleransi beragama itu tidak cukup.

Bukan itu yang kita perlukan.

Melainkan sikap saling menghormati antar umat beragama.

Bapak-bapak pendiri bangsa pun sadar hal ini.

Isi butir sila kesatu Pancasila bukan menyebutkan mengenai toleransi beragama. Melainkan saling menghormati antar umat beragama.

Saling menghormati itu menyiratkan posisi yang sejajar antar umat beragama. Tak ada yang lebih tinggi atau lebih rendah. Semua berdiri sama tinggi, baik mayoritas maupun minoritas.

Dengan sikap saling menghormati antar umat beragama, maka gesekan antar umat beragama bisa dihindarkan.

Sikap saling menghormati akan membuat yang mayoritas menghormati tempat ibadah agama lain. Bukannya malah dibom, dibakar, atau dipaksa tutup.

Sikap saling menghormati akan membuat para ulama tidak saling menghina ajaran agama lain. Melainkan mengajarkan untuk saling menghargai perbedaan.

Sikap saling menghormati akan membuat yang mayoritas juga bisa introspeksi diri kalau ditegur. Bukannya malah menyalahkan pihak lain.

Toa mesjid terlalu berisik bikin budek sekampung? Ya kecilkan suaranya. Hargai orang lain yang juga perlu ketenangan.

Ada orang agama lain ibadah di tengah pemukiman?

Ya nggak masalah. Hormati hak mereka ibadah. Toh yang mayoritas juga sering bikin ibadah di rumah tinggal. Yang kadang sampai meluber ke jalan.

Sikap saling menghormati juga akan mencegah yang mayoritas untuk memaksakan ajaran mereka ke penganut agama lain.

Ada yang buka warung makan di bulan puasa?

Ya nggak masalah. Yang puasa kan cuma satu agama aja. Yang lain kan nggak puasa, masak dilarang makan.

Jadi kenapa musti digeruduk disuruh tutup?

Ada yang buka warung makan babi panggang?

Ya nggak masalah. Umat agama lain kan nggak diharamkan makan babi. Masak ikutan dilarang.

Jadi ngapain marah kalau ada yang buka warung makan babi panggang? Ngapain marah kalau Presiden promosi warung bipang?

Yang tinggal di Indonesia kan bukan penganut satu agama doang.

Maka jelaslah.

Toleransi antar umat beragama itu tidak cukup.

Yang kita butuhkan adalah saling menghormati antar umat beragama.

Dan ini tak akan terjadi kalau manusia-manusia ngawur penyebar ajaran kebencian yang mengaku diri mereka ulama dibiarkan terus.

Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memberlakukan sertifikasi ulama, untuk semua agama di Indonesia.

Kedua, segera penjarakan mereka-mereka yang tidak bersertifikat, tapi masih terus melakukan ceramah keagamaan. Apalagi jika ceramahnya menghasut.

Ketiga, hapuskan mata pelajaran agama dari sekolah-sekolah.

Pelajaran agama seharusnya dikembalikan ke masing-masing tempat ibadah saja.

Keempat, ganti mata pelajaran agama dengan kurikulum yang mengajarkan sikap saling menghormati antar golongan.

Mungkin dengan begini, kita bisa merevolusi mental generasi mendatang.


Tony Gede, 1 Desember 2021

Yang Kita Butuhkan Bukan Toleransi Beragama, Tetapi...

Sumber Utama : https://seword.com/sosbud/yang-kita-butuhkan-bukan-toleransi-beragama-k9IwbTMoAH

Bahar Smith: Jangankan di Penjara, Saya Sosok yang Cinta Kematian

Tersebutlah nama Bahar Smith. Hmmm, mendengar namanya saja bagi yang "normal" secara akal pasti kebanyakan orang aromanya sudah gedeg. Apalagi bagi Anda yang menjunjung tinggi adab dan sopan santun sebagai orang timur.

Mendengar nama Bahar Smith seperti kembali mengingat penghinaan yang di luar batas perikemanusiaan kepada Presiden Joko Widodo yang dengan tulus ikhlas bekerja untuk rakyat Indonesia. Mohon maaf, penulis tak sanggup mengulang penghinaan Bahar yang ditujukan ke presiden RI ke-7 tersebut.

Bahar Smith jenis pribadi yang sama sekali tak memberikan tauladan yang baik bagi umat manusia. Justru sebaliknya, tak sedikit masyarakat hingga tokoh agama mengatakan kelakuan Bahar hanya memalukan umat Islam.

Bahar Smith ini termasuk seorang residivis. Apa itu residivis? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan residivis adalah 'orang yang pernah dihukum mengulangi tindak kejahatan yang serupa; penjahat kambuhan'.

Bahar tercatat sudah 2 kali masuk penjara, berurusan dengan hukum pidana, kasusnya pun terbilang tak berkelas yaitu kasus penganiayaan. Jelas ini sangat bertentangan dengan pengakuannya yang konon seorang 'cucu nabi', habib dan pendakwah.

Bahkan baru-baru ini ia mengancam kepada siapa saja yang dianggap telah mengkhianati Rizieq. Tak main-main ia akan menghabisinya. Tak jelas kata menghabisi di sini membunuh atau apa. Jika benar yang dimaksud membunuh ini semacam teror, ancaman bahkan doa, bisa berbalik arah. Sebab di atas langit masih ada langit. Cepat atau lambat semesta akan menjawab dengan caraNya.

Terlihat paradoks, ironis dan miris. Tapi yang aneh ia digandrungi oleh para pengikutnya. Aneh tapi nyata. Di jaman seperti sekarang kita masih dapat melihat sebuah fakta ada koloni yang terdiri dari kumpulan orang-orang yang juga digambarkan tak jelas oleh masyarakat melakukan pengkultusan seorang anak manusia.

Dalam sebuah tayangan gambar dan video yang beredar, bagaimana Bahar Smith sang residivis ini sampai disembah dan dicium kakinya seolah ia manusia yang sangat suci oleh orang yang sama-sama manusia juga. Sama-sama masih merasakan lapar dan haus.

Kalau orang Jawa bilang Bahar Smith ini belum "ketanggor" saja, yaitu sebuah peristiwa besar yang menimpa seseorang dan membuatnya sadar akan perbuatannya. Hmmm, tapi kiranya sulit bagi Bahar Smith. Jika orang normal ketika sudah pernah masuk penjara karena kasus pidana biasanya kapok tapi tidak untuk orang-orang tertentu.

Bagi Bahar Smith jika masuk penjara mungkin malah senang. Dan ini juga berlaku bagi Rizieq juga. Sebab secara psikologis akan menaikkan level dihadapan pengikutnya. Gambaran umum masyarakat itu adalah kerangka berpikir orang dengan mental dan perangai buruk.

Bagi mereka baik di dalam penjara atau tidak, toh menemukan pengakuan. Terlalu banyak orang-orang di luaran sana yang cara bepikirnya sefrekuensi dengan Bahar, rata-rata di bawah standar.

Berikut pernyataan Bahar Smith untuk memperkuat dugaan saya di atas. Seperti yang penah disampaikan Azis Yanuar Kuasa Hukum Bahar.

Habib bilang jangankan tersangka, Habib Bahar bin Smith ini orang yang cinta akan kematian," katanya via pesan singkat, Rabu 28 Oktober 2020.

Ingat !!!!!! Jangankan hanya jadi tersangka atau dipenjara lagi, saya adalah sosok yang jatuh cinta kepada kematian!!!!," kata Bahar Smith.

Jadi pernyataan Bahar Smith di atas sejalan dengan kata "doa", seperti yang saya maksudkan sebelumnya. Ini semacam, "You are what you think", Anda adalah apa yang Anda pikirkan.

Dapat kita perhatikan, jadi ia merasa memiliki segalanya. Bahkan kematian pun tak takut katanya. Sehingga inilah yang menyebabkan ia digandrungi para residivis lainnya yang merasa terwakili apalagi dibungkus dengan agama.

Dan meski ia di penjara foto-fotonya bisa beredar keluar dan memperlihatkan sedang bersama para napi lainnya dengan tubuh penuh tato. Itu sebuah pesan tersendiri.

Sebetulnya cukup aneh juga bagaimana di dalam penjara ia bisa lakukan foto? Apakah ada orang dalam atau mungkin sipir penjara yang dari "koloni" yang sama? Terlihat diperlakukan istimewa.

Ini cukup menarik jika ditelisik. Ada banyak dugaan dan asumsi yang timbul atas fenomena Bahar Smith ini. Setidaknya ada kemungkinan kuat mengapa yang bersangkutan seperti yang masyarakat lihat. Dan ini yang luput dari perhatian banyak orang.

Jadi begini, Bahar Smith ini hanya wayang yang dimainkan oleh dalang. Ada aktor yang memang sengaja menciptakan karakter atau tokoh ini. Jika tidak ada dalang di belakangnya tak mungkin yang bersangkutan berani bertindak di luar kontrol manusia normal pada umumnya.

Munculnya Bahar Smith semacam suksesi, atau regenerasi jika sewaktu-waktu Rizieq sudah tak mampu berjalan oleh atau sebab tertentu. Sang dalang jauh hari sudah punya calonnya.

Jika melihat rekam jejaknya, koloni ini memang dikenal dekat dengan keluarga 'Cendana'. Ini harus digaris bawahi dulu.

Sejak tahun 1990 an Keluarga Cendana lebih suka berhubungan dengan Islam Konservatif daripada NU yang moderat. Kelompok Islam konservatif ini sebetulnya sangat kecil tapi karena berisik dan memunculkan tokoh yang dikultuskan dan kerap membuat kegaduhan maka terlihat di media.

Jika era Soeharto dulu ada Riziek dengan FPI kemudian saat Soeharto lengser perannya digantikan Tommy anaknya. Tommy kini dekat dengan Riziek juga belakangan dengan Bahar Smith. Maka jangan heran kalau Bahar Smith seolah merasa dirinya sakti mandraguna. Saat di atas panggung pun ia tak segan menghina siapa saja, bahkan kepala negara sekalipun.

Ya ini mirip tak ubahnya orang-orang lain yang mungkin tumbuh sangat percaya diri ketika mengetahui bahwa di belakang ada yang back up dari sisi apapun. Si dalang intinya mau nabok nyilih tangan entah melalui tindakan, gerakan atau apapun. Caranya saja yang berbeda. Kalau Bahar Cs gunakan cara preman dibungkus agama atau sebaliknya.

Lalu mengapa keluarga Cendana butuh mereka? Tentu saja banyak tujuannya tapi yang pasti mereka paham betul, "Untuk menguasai orang bodoh bungkus yang bathil dengan agama" seperti kata Ibnu Rasyid sekian ribu tahun yang lalu.

Logika sederhananya begini, orang-orang seperti Rizieq, Bahar dan yang lainnya itu hari-harinya tak mungkin disibukkan dengan usaha atau pekerjaan formal lainnya, layaknya kita. Kalau orang normal kesehariannya mikir target, usaha, inovasi, anak, istri, beras, susu, tagihan-tagihan dan seterusnya. Intinya terkait dengan hidup, perut dan bagaimana terus growth (bertumbuh).

Rasanya sudah tak ada waktu buat kumpul-kumpul yang tak penting apalagi hanya sekedar jadi anjing bagi orang lain. Menjaga dengan amat setia. Nah, konsekuensinya jika mau berperan seperti itu maka kebutuhan harus dipenuhi dari pihak lain dong? Iya kan? Sesederhana itu.

Untuk Bahar Smith sendiri tentu sangat menikmati peran ini. Sebab besar kemungkinan tahta nama Rizieq bisa saja akan turun ke yang bersangkutan suatu saat nanti. Mereka sama-sama mempunyai darah Timur Tengah apalagi mengaku keturunan nabi pula, secara ras ada modalnya. Kalau soal adab, akhlak, kelakuan nomor sekian. Itu tak penting. Bagi pengikutnya mau Rizieq atau Bahar Smith berkata kotor, menghina, merendahkan, menghasut, provokasi atau apapun itu bagi pengkutnya itu sebuah sabda dan semerbak aroma wangi surga.

Pasalnya untuk sekedar membuat panggung "pengakuan" bagi mereka kecil sekali. Orang awam yang cetek secara ilmu agama masih melimpah di luaran sana. Dan ini seharusnya peran "ulama" untuk meluruskannya.

Nah, begitulah Bahar Smith kerangkanya adalah dekat Cendana, modal ras Arab, dekat Rizieq, menghina kepala negara lalu masuk penjara dan itu sudah lebih dari cukup. Semacam pengukuhan. Sehingga jika ada manusia yang sampai menyembah dan mencium kakinya berarti drama pengkultusan dirinya sukses.

Semakin banyak yang share kelakuannya kian senang bukan kepalang. Sebetulnya yang diperbanyak adalah opini sebaliknya agar masyarakat awam tercerahkan.

Selain video viral ancaman Bahar Smith yang ditujukan ke para pengkhianat, sembah dan cium kaki ada pula video Bahar Smith yang disinyalir sedang berkaraoke. Terlepas apakah itu dilakukan di rumah atau tempat karaoke tapi publik menilai apa yang dilakukan Bahar bertolak belakang dengan apa yang selalu ia ucapkan saat dakwah di hadapan jamaah.

Tapi yang jelas dalam tayangan video tersebut, Bahar sedang bersama seorang wanita yang sedang bernyanyi.

Hmmm...., sejauh yang masyarakat tangkap selama ini bukankah tempat karaoke atau berkaraoke (bernyanyi) itu haram bagi kelompok mereka?

Jadi kiranya dapat diambil sebuah kesimpulan. Nampaknya, Kehormatan dan uang adalah faktor penjelas yang utama. Sulit menemukan faktor agama dibalik aliansi atas gerakan mereka.

Demikian, salam

Bahar Smith: Jangankan di Penjara, Saya Sosok yang Cinta Kematian

Sumber Utama : https://seword.com/umum/bahar-smith-jangankan-di-penjara-saya-sosok-yang-AUQoNEOLCz

Re-post by MigoBerita / Rabu/01122021/12.23Wita/Bjm 


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya