Migo Berita - Banjarmasin- Habib Kribo "Dicaci", tapi tetap "Dicari dan Dinanti". Semua ucapan kita, tentu kita sendiri yang akan mempertanggungjawabkannya. Namun dari sisi "Kemanusiaannya" serta "Cinta Tanah Airnya kepada INDONESIA", tentu kita mengapresiasi akan konten Youtube yang dipunyai Habib Kribo. Siapa sih Habib Kribo?? Agar tidak gagal paham, bisa langsung menuju konten youtubenya disini
Untuk video beliau yang berjudul PERMINTAAN MAAF KE ALDO, PENCABUTAN LAPORAN, DAN BERJANJI TIDAK AKAN MENGULANGI KEMBALI? silahkan klik disini
Habib Kribo Dilaporkan ke Bareskrim soal Dugaan Pencemaran Nama Baik
Kedatangan mereka untuk mendampingi seorang warga bernama Ali Ridho. Mereka melaporkan pemilik akun Youtube bernama Habib Kribo terkait dugaan pencemaran nama baik.Catat! Ini 5 Orang yang Merusak Citra Habib di Indonesia
Habib berarti yang tercinta atau yang terhormat.
Di beberapa negara, termasuk di Indonesia habib diasosiasikan sebagai gelar kehormatan bagi keturunan Nabi Muhammad SAW.
Beberapa orang yang menyandang gelar nama habib di tanah air begitu populer, seperti Habib Luthfi bin Yahya yang merupakan salah satu dari 50 tokoh muslim berpengaruh di dunia serta saat ini menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
Kemudian ada juga cendikiawan muslim dalam ilmu-ilmu Alquran, Habib Quraish Shihab.
Beliau berasal dari keluarga keturunan Arab Quraisy-Bugis yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW dari marga Shihab yang terpelajar.
Hanya saja, meskipun memenuhi semua persyaratan untuk menyandang gelar habib, baik dari segi silsilah maupun dari keilmuan namun ayahanda Najwa Shihab itu menolak menyandang gelar habib. Dengan alasan beliau merasa belum layak untuk menyandang gelar tersebut.
Habib Luthfi bin Yahya dan Prof Quraish Shihab sudah jelas kontribusinya dalam mengharumkan nama bangsa dan menjaga nama baik habib. Akan tetapi ada juga lho yang menyandang gelar habib, entah itu habib asli atau habib kaleng-kaleng namun merusak citra habib itu sendiri.
Siapa sajakah mereka?
1. Habib Novel Bamukmin
Novel, meskipun menyandang gelar habib tapi pernah dipecat dari Sekjen DPD FPI DKI Jakarta.
Kemudian, do’i juga tidak tahu diri. Baru juga seumur jagung bergabung di Partai Bulan Bintang (PBB) tapi sudah menjelek-jelekkan partai yang diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra itu, dengan mengatakan PBB mendukung Jokowi-Ma’ruf karena tekanan dari Yusril bukan karena aspirasi dari kader.
Selain itu, do’i juga tidak konsisten.
Merasa paling benar sendiri dan doyan mengkafir-kafirkan orang lain, tapi pernah bekerja di perusahaan Tionghoa non-Muslim.
Dan saat itu, Novel juga diberangkatkan haji oleh pemilik perusahaan tempatnya pernah bekerja tersebut.
Termasuk juga do’i pernah bekerja di perusahaan makanan asal Amerika Serikat, Pizza Hut.
Karena malu telah bekerja di perusahaan asing yang disebutnya kafir tersebut, Novel pun memplesetkan Pizza Hut tersebut menjadi ‘Fitsa Hats’ saat itu.
Tidak ayal, ia pun menjadi bulan-bulanan netizen yang maha benar dengan segala firmannya.
Setelah ditelusuri oleh organisasi pencatat keturunan Nabi Muhammad SAW, Rabitha Alawiyah, ternyata eh ternyata Novel ini habib kaleng-kaleng alias habib palsu.
Bukan habib yang sebenarnya.
2. Habib Irshad Ahmad
Ini juga merupakan habib gadungan dari kalangan Bani Kadrun. Sebelumnya, ia jadi terkenal pasca ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi atas kasus penganiayaan terhadap pegiat media sosial, Ninoy Karundeng.
Setelah ditelusuri asal usul gelar habibnya, ternyata Irshad ini bukanlah seorang habib keturunan rasul, melainkan tabib alias orang yang bekerja mengobati orang sakit secara tradisional atau dukun.
"Iya kadang-kadang (dipanggil) habib, ustaz, karena basic saya tabib. Saya turunan dari Pakistan, ibu Sunda, bapak Pakistan," ujarnya saat itu dengan nada sedikit malu-malu.
Irshad pun dengan bangga mengatakan, orang memanggilnya habib karena ia memelihara jenggot yang identik dengan habib.
3. Habib Bahar bin Smith
Saat ini mendekam di penjara. (saat di re-post sudah keluar penjara)
Bahar menjadi penunggu Lembaga Pemasyarakatan bukan karena memperjuangkan agama Islam atau karena menegakkan keadilan di negeri ini, tapi lantaran menganiaya dua orang remaja bernama Cahya Abdul Jabar dan Muhammad Khoerul Umam Al Mudzaqi. Dengan alasan keduanya mengaku-ngaku sebagai dirinya saat sedang berada di Bali.
Akibatnya, Bahar pun didakwa melanggar UU Perlindungan Anak dan divonis 3 tahun penjara serta denda Rp 50 juta.
Kalau Rasulullah Muhammad SAW yang merupakan sosok penyayang anak-anak itu tahu ada keturunannya yang menganiaya anak dibawah umur, tentu beliau akan sangat malu dan sedih.
4. Habib Rizieq Shihab
Ini habib terkenal yang tersangkut kasus asusila dan tidak berani memperetanggungjawabkan perbuatannya.
Pasca chat amoralnya bersama Firza Husein terbongkar, Rizieq pun kabur ke Arab Saudi. Hingga saat ini tidak pulang-pulang seperti layaknya Bang Toyib.
Tidak hanya itu, tanpa punya rasa malu Rizieq pun menyalahkan pemerintah atas pencelakalan terhadap dirinya di Arab Saudi sana. Dan pendukungnya di tanah air meminta pemerintah mengurus kepulangan junjungannya tersebut.
Padahal do’i pergi atas kemauan sendiri.
Inilah yang disebut dengan gak tahu diri!
5. Habib Husein Alatas
Badane tatoan (gambar wanita telanjang). Sangat-sangat tidak mencerminkan badan seorang habib. Dan kelakuannya itu lho yang naudzubillah min dzalik bejatnya. Melakukan pencabulan terhadap wanita berinisial R (37) yang merupakan pasiennya sendiri.
Akibatnya, korban mengalami pendarahan di bagian rahim.
Saat ini Habib Husein sudah ditahan di Polda Metro Jaya untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Lagi-lagi tabib tapi mengaku habib.
-000-
Demikian beberapa habib kaleng-kaleng di Indonesia yang tidak mencerminkan perilaku sebagaimana layaknya seorang habib.
So, mulai saat ini jangan mudah percaya dengan seseorang yang mengaku habib. Karena bisa jadi dia tabib atau si penjahat kelamin seperti Husein Alatas.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/catat-ini-5-orang-yang-merusak-citra-habib-di-chwNZtTvx4
Dukung Pemerintah, Habib Hasan Sindir Pedas FPI Dengan Telak
Masih dalam rangka ribut-ribut soal pelarangan dan pembubaran FPI. Pemerintah telah membuat keputusan membubarkan dan melarang segala bentuk kegiatan, atribut serta simbol-simbol FPI.
Salah satu yang mendukung adalah, KH Habib Hasan Agil Baabud, pemilik Pondok Pesantren Al Iman, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Menurut dia, gerakan FPI bukanlah dakwah melainkan gerakan politik.
"Sebenarnya, ormas yang gerakannya sama seperti FPI banyak, yang tanpa nama juga ada. Slogan mereka kembali Al Quran dan As Sunnah, hanya kampanye yang menyesatkan. Bungkusnya saja yang agama, tapi sebenarnya gerakan politik. Saya menyambut gembira dibubarkannya FPI dan penghentian segala bentuk kegiatan FPI," kata Wan Hasan.
"Bagi saya, mereka adalah pemberontak. Masak dalam dakwah kok yang diajarkan kebencian pada pemerintah yang ada, menjatuhkan pemerintahan dan presiden yang sah. Saya merasa gerakan mereka mirip dengan PKI hanya beda simbol. Dalam Islam, tidak diperbolehkan untuk memberontak kepada pemerintahan yang sah. Bughot (pemberontak) harus kita tumpas," katanya lagi.
Ini statement yang menurut saya sangat keras. Tapi saya sangat setuju dengan perkataan beliau. Kelompok tersebut menggunakan topeng agama untuk menutupi kebusukannya. Dakwah, yang harusnya untuk kebaikan dan kesejukan malah dipakai untuk menghasut dan memprovokasi. Bahkan dipakai untuk melawan dan membangkang pada pemerintah. Seolah mereka paling suci dan pemerintah adalah penjahat yang harus ditumpas. Penumpasan terhadap kelompok seperti ini adalah wajib dan tidak boleh ditunda.
Wan Hasan sebelumnya yakin bahwa FPI akan berganti nama, tapi menurutnya sama saja jika orang dan platform organisasinya sama dengan FPI. "Mereka (FPI) tidak mau menerima Pancasila dan UUD 45. Mereka ingin mengganti Pancasila bersyariah, NKRI bersyariah. Bagaimana bisa, untuk menyatukan sesama umat Islam saja susah, apalagi banyak agama. Pendiri negara ini mencetuskan dasar negara kita berdasar kesepakatan dan sudah final," katanya.
Menurutnya, jika founding father bangsa ini ingin mendirikan Negara Islam, saat itu bisa. Tetapi opsi tersebut tidak dipilih karena ulama dan kyai waktu itu berpikir ke depan. "Bukan dasar Darul Islam negara ini berdasar darussalam negara yang damai dan aman. Bukan berdasar agama tapi mengajak menjalankan agama yang baik dan benar," pungkas Wan Hasan.
Sejak dulu juga FPI dan gerombolan pengacaunya itu arah gerakannya selalu mengarah politik. Apalagi sejak aksi 4 november 2016 lalu dilanjut dengan aksi 2 desember 2016 dan demo-demo lanjutan dengan tiga nomor cantik lainnya. Mau ngeles gimana pun juga, mereka tidak bisa membodohi publik di mana dalam setiap aksi demo mereka selalu menuntut presiden untuk mundur. Ditambah lagi dengan AD/ART nya yang ingin menegakkan khiladah di negeri ini. Hanya orang bodoh dan fanatik buta yang tidak melihat sinyal ini dengan jelas.
Sering kali teriak PKI, padahal kelakuan seakan mereka tak ada bedanya. Kerjanya menghasut, memprovokasi dan mengumbar ujaran kebencian. Mengkafirkan orang lain seenak giginya. Mengobral kavling surga dengan harga miring, proses cepat, syarat mudah dan cicilan ringan.
Menurut saya, mereka bisa berkembang sebesar ini karena selama ini tidak ada perlawanan dari pihak yang menolak. Pemerintah pun seakan menahan diri atau entah sedang menunggu momentum. Setiap ada aksi demo sampah di jalanan, mereka selalu difasilitasi dan diakomodir. Yang waras berharap pemerintah segera turun tangan atasi mereka, karena kalau ikut turun ke jalan pasti akan terjadi bentrok dan timbul korban jiwa. Itulah yang mereka inginkan, kerusuhan besar.
Licik? Memang sangat licik. Makanya mereka ini biadab. Bela agama tapi tujuannya menyenggol dan menyerang pemerintah. Mengaku Pancasilais tapi di otak mereka adalah NKRI bersyariah atau khilafah. Ibarat preman yang tiap hari jadi tukang palak dan memukul orang, apakah layak mengaku paling santun dan baik hati? Cuihhhh.
Teriak revolusi akhlak, tapi akhlak mereka termasuk yang paling bobrok. Maling teriak maling. Sudah betul kalau mereka ditumpas. Jangan hanya berhenti sampai di sana. Siapa pun yang masih nekat bikin ulah, ciduk satu per satu. Mereka bertingkah layaknya serigala berbulu domba, padahal serigala berbulu serigala.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/dukung-pemerintah-habib-hasan-sindir-pedas-fpi-yDtajFeP4k
Gerombolan Wahabi Dibalik Politisasi Si C*bul Herry Wirawan
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Dina Sulaeman dalam akun Facebooknya memberikan sebuah analisa yang cukup menarik terkait kasus ustadz C*abul Herry Wirawan, Dina menjelaskan kenapa kasus ini baru ramai setelah beberapa bulan? ada yang aneh dalam kasus ini. Berikut penjelasannya:
Menurut Dina Sulaeman, kasus HW (Herry Wirawan) ini kasus kriminal. Dia harus dihukum seberat-beratnya, sebaiknya dikebiri juga. Para korban juga harus diberi perlindungan sebaik-baiknya, disembuhkan traumanya, dll.BACA JUGA:
- Sebar Fitnah, Media Gelora Dilaporkan ke Bareskrim
- Doyan Seks, Kelakuan Sang Predator Herry Wirawan Mirip ISIS
Demikian juga para “Ustadz”/”Guru” yang melakukan aksi-aksi kejahatan seksual di berbagai lembaga pendidikan lain, semua harus dihukum. Jangan sampai yang viral baru diurus, yang ga viral diem-diem aja. Kasus semacam ini sudah banyak sebelumnya, tapi baru ini yang benar-benar diviralkan.
Nah, pertanyaannya, mengapa kasus ini tiba-tiba diviralkan dan mengapa timing-nya dipilih sekarang (mulai tanggal 9 Desember)?. Padahal sejak 3 November sudah masuk pengadilan, sejak Mei sudah diketahui pihak berwenang?. Saya merasa tahu jawabannya, tapi tidak semua yang diketahui bijak untuk diumbar ke publik.
Yang jelas, isu ini dimanfaatkan oleh beberapa pihak sekaligus, masing-masing punya kepentingan, tapi, sangat mungkin beberapa pihak ini berujung pada “satu” juga.
Salah satu pihak yang sedang memanfaatkan isu ini adalah kelompok Wahabi-Salafi (dan para simpatisannya, yang mungkin merasa bukan Wahabi-Salafi). Mereka inilah yang sejak awal krisis Suriah (akhir 2011) sangat gencar, saling berjejaring dengan organisasi transnasional mereka, untuk menyerang umat Syiah. Suriah dijadikan alasan: lihat tuh Suriah, Syiah membantai Sunni. Mereka sebarkan berbagai hoax (foto palsu, video palsu,dll) untuk dijadikan “argumen”.
BACA JUGA:
- 5 Strategi Licik Kelompok Radikal untuk Hancurkan Indonesia
- Waspada Proyek Ideologi Radikal Wahabi di Sekolah dan Kampus
Kemarahan dan kebencian yang muncul akibat berbagai propaganda hoax mereka, membuat mereka bisa dengan mudah meraih dua tujuan utama:
(1) menggalang dana (logistik untuk “Jihad”), (tapi sebagian diembat sendiri, dilaporkan “untuk biaya operasional”).
(2) menggalang petempur untuk pergi perang ke Suriah
Nah, keberadaan kelompok ini, dimanfaatkan pula oleh kekuatan politik lokal. Karena karakter dasar mereka yang mudah diprovokasi, taat pada apa saja “kata ustadz,” mereka mudah pula digalang untuk dukung ini atau benci itu. Mereka tidak sadar kalau sedang dimanfaatkan belaka oleh berbagai kekuatan politik lokal.
Khusus untuk isu Syiah dan apa kaitannya dengan Suriah, dan apa kaitannya dengan Indonesia, berikut ini penjelasan dari Buya Dr. Arrazi Hasyim. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/12/16/gerombolan-wahabi-dibalik-politisasi-si-cbul-herry-wirawan/
Sebar Fitnah, Media Gelora Dilaporkan ke Bareskrim
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Media Gelora (dot) co dilaporkan ke Bareskrim Polri pada hari Selasa (14/12), siang kemarin, ormas Ahlulbait Indonesia (ABI) melaporkan beberapa media online yang memberitakan bahwa sang predator Seks Herry Wirawan dibilang Syiah, tidak ada bukti dan sumber jelas di pemberitaan itu.
Seperti kita ketahui bersama media Gelora sering kali memberitakan hal-hal yang provokatif dan dilihat dari berita-berita media Gelora ia anti pemerintah dan anti NU, jelas sekali media ini berafiliasi dengan kelompok radikal, yang lebih aneh lagi kenapa dewan pers membisu terkait masalah ini.
BACA JUGA:
- Doyan Seks, Kelakuan Sang Predator Herry Wirawan Mirip ISIS
- Tiru Zionis Cara Haikal Hassan Adu Domba Sektarian
Kata “Syiah” sempat menjadi trending di Twitter pada Jumat 10 Desember 2021 kemarin. Trending ini bermula dari sebuah screenshot percakapan di salah satu group Whatsapp yang menuduh bahwa pelaku pemerkosaan 12 santriwati di Bandung, Herry Wirawan adalah Muslim bermazhab Syiah.
Kontan, sejumlah media online, tanpa mengindahkan kaidah dan kode etik jurnalistik, beramai-ramai mengutip sumber anonim yang sangat sumir dan tidak ktedibel itu dan begitu saja menayangkannya dalam berbagai bentuk narasi.
Salah satu judul yang dimuat media online Gelora (dot) co dengan judul “Viral Pengakuan Warga soal Herry Si Guru C*bul: Pahamnya Syiah, Ada Kamar Praktek Nikah Mu’tah”.
Di tengah kegeraman publik atas tindakan asusila yang biadab itu, tuduhan bahwa pelaku pencabulan, yaitu Herry Wirawan, berpaham Syiah tentu tak kalah keji dan menyesatkan. Implikasinya, nama baik kaum Muslim bermazhab Syiah sebagai bagian dari rakyat Indonesia, berikut ajarannya, menjadi sangat tercemari hingga disesatpahami sebagai sumber perilaku biadab tersebut. Padahal faktanya, kalangan Muslim dan ajaran keislaman Syiah sama sekali tak ada kaitannya dengan kasus asusila si pelaku.
BACA JUGA:
- Nusron Wahid; Sentil Media Radikal yang Doyan Benturkan Sunni-Syiah
- 5 Strategi Licik Kelompok Radikal untuk Hancurkan Indonesia
Idealnya, media massa, baik online maupun offline, memahami kode etik dan aturan jurnalistik yang berlaku sehingga memustahilkannya membuat tulisan provokatif semacam itu.
Terlebih tulisan tersebut disusun berdasarkan sumber yang sangat sumir dan tidak kredibel. Selain itu, tindakan main copy-paste informasi yang beredar di media sosial tanpa check and recheck, misalnya, sama saja dengan melecehkan dan menista profesi dan lembaga media massa online pada umumnya.
Oleh karena itu ormas yang menaungi komunitas Syiah di Indonesia Ahlulbait Indonesia (ABI) memutuskan untuk menempuh jalur hukum atas pencemaran nama baik, fitnah, dan penyebaran kebencian yang dilakukan melalui media massa online.
Pelaporan ABI kepada pihak Bareskrim Mabes Polri dilakukan pada hari Selasa, 14 Desember 2021, siang hari.
Semoga hal ini dapat menjadi pelajaran bagi insan jurnalistik di Tanah Air agar lebih serius dalam menerapkan kaidah jurnalisme bila hendak memberitakan isu-isu yang beredar di media sosial serta bersikap netral dihadapan para pihak melalui mekanisme klarifikasi demi menjaga kondusifitas yang telah terbangun selama ini di tengah sesama anak bangsa. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/12/15/sebar-fitnah-media-gelora-dilaporkan-ke-bareskrim/
Pakar: Wahabisme Sumber Doktrin Perpecahan Umat
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Pakar “Wahabisme, Sumber Doktrin Perpecahan Umat”, Dina Yulianti Sulaeman dalam wawancaranya dengan Tehran Times, sebuah media berbahasa Inggris paling terkemuka di Iran mengatakan bahwa Wahabisme “tidak mendorong pemikiran rasionalis”. “Doktrin yang dikemukakan Wahabisme adalah purifikasi dan takfirisme. Doktrin-doktrin seperti itu akan menimbulkan perpecahan dan konflik di antara dunia Muslim,” kata Dina.
Dosen Program Studi Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran ini berpendapat bahwa peradaban Islam membutuhkan rasionalitas dan persatuan. “Jadi, bagaimana mungkin ajaran seperti itu mejadi pemimpin dunia Islam?”, dia bertanya.
BACA JUGA:
Berikut ini teks wawancaranya:
T: Apa evaluasi Anda tentang beberapa ketegangan sektarian di Asia Barat/Timur Tengah yang disponsori oleh Barat untuk menabur benih perselisihan antara Syiah dan Sunni?
J: Selama sepuluh tahun perang Suriah, Barat, dibantu oleh negara-negara Teluk (Persia), mencoba menciptakan citra bahwa rezim Assad adalah rezim Syiah yang melakukan pembantaian terhadap warga sipil Sunni. Namun, akhirnya terungkap bahwa informasi seperti ini adalah menyimpang dan disinformatif.
Publik kini sadar bahwa pihak yang menyerang pemerintah Suriah dan rakyatnya adalah kelompok takfiri yang berafiliasi dengan Al Qaeda dan Daesh. Isu sektarian hanya digunakan untuk memobilisasi pejuang dan mencari dukungan dari umat Islam di seluruh dunia.
Sekarang kita melihat beberapa negara Arab mencoba menjalin hubungan kembali dengan Damaskus. Perkembangan ini menunjukkan bahwa Barat [dibantu negara Teluk] telah mengkonstruksi konflik Sunni-Syiah untuk menggulingkan rezim yang tidak mereka inginkan.
T: Apakah menurut Anda Wahabisme memiliki kemampuan yang cukup untuk memimpin dunia Islam? J: Peradaban Islam membutuhkan rasionalitas dan persatuan. Wahabisme, sebaliknya, sangat tekstual dan tidak mendorong pemikiran rasional.
Doktrin yang dikemukakan Wahabisme adalah purifikasi dan takfirisme. Doktrin seperti itu akan menyebabkan perpecahan dan konflik di antara dunia Muslim. Jadi, bagaimana mungkin ajaran seperti itu menjadi pemimpin dunia Islam?.
BACA JUGA:
- Suka Pecah Belah Umat, Warga NTB Usir Kelompok Wahabi
- Ketum PBNU: Ajaran Wahabi dan Salafi Pintu Masuk Terorisme, Harus Dihabisi
T: Bagaimana caranya agar negara-negara Muslim dapat menyetujui mekanisme untuk mengkonsolidasikan persatuan Islam?
J: Ada dua syarat yang diperlukan untuk menciptakan persatuan Islam; pertama, perlu kesadaran tentang pentingnya persatuan. Umat Islam harus menyadari bahwa tanpa persatuan, mereka terus terpinggirkan dan dihegemoni oleh kekuatan eksternal. Kedua, perlu dilakukan dialog internal untuk saling memahami dan menyelesaikan isu-isu yang menjadi sumber perpecahan umat Islam.
T: Apakah menurut Anda Afghanistan di bawah kekuasaan Taliban akan berubah menjadi episentrum baru ekspor terorisme? J
J: Itu tergantung pada kemampuan rezim Taliban untuk memenuhi janjinya kepada masyarakat internasional, termasuk mempromosikan persatuan dan inklusivitas di antara bangsa Afghanistan dan menolak terorisme dan kekerasan atas nama agama.
T: Mengapa negara-negara Muslim berusaha mengabaikan atau meminggirkan satu sama lain sementara negara-negara Eropa berhasil membangun persatuan (Uni Eropa)?
J: Jika kita melihat lebih dekat, Uni Eropa tidak sedemikian bersatu. Pandemi Covid-19 telah membuktikan bahwa negara-negara UE yang kaya bersikap egois dan menolak membantu negara-negara Eropa yang lebih miskin. Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, pernah mengkritik sikap egois ini dengan mengatakan, “Solidaritas Eropa tidak ada… itu adalah dongeng. Satu-satunya negara yang dapat membantu kami dalam situasi sulit ini adalah Republik Rakyat Cina. Untuk yang lainnya, terima kasih atas ‘tidak ada bantuan apapun’.”
Ketika kita berbicara tentang perpecahan dan konflik di dunia Islam, kita perlu mempertimbangkan dua faktor sebagai penyebabnya. Pertama, penyebaran takfirisme, dan kedua, kekuatan Barat yang dengan berbagai cara, termasuk dengan menggunakan tangan kaum Muslim sendiri, untuk mengadu domba umat Islam satu sama lain. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/12/07/pakar-wahabisme-sumber-doktrin-perpecahan-umat/
Keras! Habib Zein Assegaf Sebut Anies Baswedan Harus Diamputasi
SuaraSurakarta.id - Pernyataan keras diungkapkan Habib Zein Assegaf menilai Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus diamputasi.
Singgungan terhadap Anies Baswedan itu diungkapkan Habib Zein Assegaf lewat video wawancaranya yang kini tengah beredar luas di media sosial tentang ciri dari pemimpin yang kerap menggunakan agama untuk kepentingan politik.
Video tersebut diunggah pengguna Twitter OneRoyal86 dan ikut dibagikan Mantan Politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean, seperti dilihat Kamis (1/7/2021).
Dilansir Terkini.id--jaringan Suara.com, dalam tayangan video itu, awalnya Habib Zein Assegaf mengungkapkan bahwa Indonesia saat ini tengah terpecah belah antara kaum nasionalis dengan agamais.
“Negeri ini seperti dibelah antara nasionalis dan agama. Ini kita harus hentikan!,” ujar Habib Zein.
Untuk menyelesaikan perpecahan tersebut, kata Zein, maka masyarakat tidak boleh memilih sosok pemimpin hanya atas dasar agama.
“Kita tidak boleh memilih pemimpin atas dasar agama atau yang menggunakan topeng agama, atau menggunakan agama dan politik,” tuturnya.
Ia pun dengan tegas menyebutkan bahwa orang-orang yang terlibat politik agama tidak pantas menjadi seorang pemimpin di pemerintahan.
Bahkan, menurut Habib Zein, pemimpin seperti itu harus diamputasi dalam artian tidak boleh dipilih kembali sebagai kepala pemerintahan.
“Kita harus mengamputasi orang-orang yang terlibat politik agama. Kita jangan tengok lagi orang itu untuk menjadi pemimpin karena selama orang itu ada akan menggunakan agama,” jelasnya.Zein Assegaf pun lantas memberikan contoh sosok pemimpin yang terlibat politik agama tersebut yakni Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
“Maaf, saya boleh sebut gubernur kita Anies Baswedan. (Dia) besar dari politik agama,” ungkapnya.
Menurutnya, Anies yang besar dari politik agama akan terus menggunakan isu agama untuk kepentingan pribadinya.
Habib Zein Assegaf kemudian mencontohkan hal itu ketika Anies Baswedan mempublikasikan dirinya ke masyarakat bahwa ia tengah salat di Sumedang.
“Orang jadi pemimpin dengan konteks agama akan tetap menggunakan isu agama. Contohnya Saudara Anies salat subuh di Sumedang, kenapa gak di Makkah sekalian,” ujarnya.
Sumber Utama : https://surakarta.suara.com/read/2021/07/01/160000/keras-habib-zein-assegaf-sebut-anies-baswedan-harus-diamputasi?page=all
Habib Zein Assegaf Sebut Habib Rizieq Jadi Alat Kelompok Taliban
SuaraBogor.id - Sebuah video yang memperlihatkan pernyataan Habib Zein Assegaf untuk sosok Habib Rizieq beredar di media sosial. Pada video itu, Habib Zein Assegaf sebut Habib Rizieq diperalat oleh kelompok taliban dan wahabi.
Menurut Habib Zein Assegaf, tingkah dan ceramah Habib Rizieq Shihab sudah keluar dari ajaran para Habaib lantaran pergerakan mantan pimpinan FPI itu ekstrim dan radikal.
Menurut Habib Zein Assegaf, leluhur Habaib sejak dulu tidak ada yang bergerak dan berdakwah secara radikal seperti yang dilakukan Rizieq Shihab.
“Sebenarnya sosok Rizieq ini, yang dilabeli Habib, kebetulan di Indonesia Habib ini masih menjadi ikon. Kenapa? Karena sejarah para Habib dulu. Saya kasih tahu ya, Habib leluhur saya dulu tidak ada pergerakannya seperti Rizieq ini. Ekstrimis, radikal,” ujar Habib Zein Assegaf, disitat dari Terkini.id -jaringan Suara.com, Rabu (30/6/2021).
Hal itu diungkapkan Zein Assegaf dalam video wawancara yang ditayangkan kanal Youtube Mynamezigy, seperti dilihat pada Rabu 30 Juni 2021.Dalam tayangan video berjudul ‘Warning dari Habib Zein Assegaf’ tersebut, Habib Zein juga mengungkapkan perbedaan antara Habib dan non Habib.
Menurutnya, Habib jika berdakwah pastinya dengan sopan santun. Sementara non Habib, saat berdakwah cenderung radikal.
Oleh karena itu, ia menilai Rizieq Shihab yang kerap berdakwah secara radikal sudah keluar dari ajaran leluhur para Habaib.
“Itu yang membedakan Habib dan non Habib. Habib dakwahnya santun. Yang non Habib cenderung radikal. Ini ada fenomena Rizieq ini apa? Dia sudah ke luar dari leluhur para Habaib,” ujar Habib Zein Assegaf.
Selain itu, Habib Zein juga menyebut Rizieq telah dijadikan alat atau diperalat kelompok Taliban dan Wahabi di Indonesia.
“Ini Rizieq ini sudah digunakan alat oleh kelompok-kelompok Taliban atau khawarij atau Wahabi,” ungkapnya.
Kelompok Taliban maupun Wahabi, kata Zein, memanfaatkan gelar Habib yang disandang Rizieq untuk memperluas pengaruh mereka di Indonesia.
“Kenapa dia pakai? Karena di Indonesia itu Habib masih dihargai. Coba kalau dia bukan habib, gak ada yang mau ngikut itu,” tuturnya.
Maka dari itu, Habib Zein Assegaf meminta kepada Rizieq Shihab agar tak memanfaatkan gelar Habaib yang disandangnya untuk kepentingan pribadi dan ambisinya di Indonesia.
“Jadi tolonglah jangan memanfaatkan nama-nama habib ini, untuk kepentingan ambisinya,” jelas Habib Zein lagi,” ujarnya.
Sumber Utama : https://bogor.suara.com/read/2021/06/30/162602/habib-zein-assegaf-sebut-habib-rizieq-jadi-alat-kelompok-taliban?page=all
Habib Zein Assegaf: Banyak yang jual nama ‘habib’ demi duit
Baru-baru ini, Habib Zein Assegaf menyampaikan kritikan kerasnya terhadap keturunan Nabi Muhammad SAW yang merasa paling suci dan selalu minta dihormati. Bukan hanya itu, menurut pendapatnya, banyak habib-habib di Indonesia yang kerap menjual statusnya untuk mencari uang.
Disitat melalui video yang viral di media sosial, Habib Zein mengingatkan masyarakat untuk menghentikan pemujaan berlebihan terhadap habib. Sebab, menurutnya, yang terjadi di Indonesia sudah melampaui batas.
“Hentikan pengkultusan habib yang sudah enggak pada tempatnya. Ini sudah melampaui batas, sudah keluar dari jalur Nabi Muhammad SAW,” ujar Habib Zein, dikutip Hops, Rabu 1 Desember 2021.
Pada video tersebut, Habib Zein juga turut mengomentari gaya hidup Habib Bahar bin Smith yang terkesan mewah dan penuh pengawalan. Dia berharap, habib-habib lain mampu mengingatkan sosok serupa Bahar Smith untuk mengubah gaya hidupnya.
“Saya minta pada habib-habib yang otaknya masih waras, tolong Anda bicara. Diamnya Anda itu mendukung bejat-bejat ini, yang keluar-masuk kampung untuk nipu orang kampung. Ujung-ujungnya apa? Duit,” ungkapnya.
Banyak yang Jual Nama Habib Demi Duit
Lebih jauh, Habib Zein menjelaskan, banyak keturunan Nabi Muhammad yang menjual nama habib untuk mencari keuntungan pribadi. Bahkan, dia sampai berani berkata, jika tak ada uangnya, masihkah mereka membanggakan status habibnya?
“Cuma modal bahasa Arab, baca buku standar, ngoceh, jual diri dan mengatakan saya keturunan nabi, kalau mau masuk surga cintai saya, ujung-ujungnya minta upeti. Semualah saya tahu, kalau nggak ada duit, nggak ada yang mau jadi habib,” tegasnya.
Sejauh ini, menurut pengamatannya, habib yang benar-benar habib biasanya lebih suka hidup sederhana. Bahkan, seandainya kelebihan harta, mereka pasti akan menyumbangkannya.
“Sekarang mana? Jadi agama sama habib ini dijadikan komoditi untuk cari nafkah, untuk memperbesar harta karun. Katanya ulama gak boleh miskin. Lho, Anda gila harta itu sebenernya termasuk miskin,” kata dia.
Sumber Utama : https://www.hops.id/habib-zein-assegaf-banyak-yang-jual-nama-habib-demi-duit/
Habib zein Assegaf : Lembaga keagamaan Berharap Bisa Kumpul Bersama untuk Masalah Intoleran
Jakarta, Bertanyanews.com- Di tengah kunjungan Forum Indonesia Timur bersatu ke Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Salemba Jakarta, terlihat satu sosok mewakili umat muslim yaitu Habib Zein Assegaf yang masih berdaraah menado dari kakeknya.
Mengingat Forum Indonesia Timur bersatu adalah salah satu komunitas terdiri dari masyarakat indonesia timur terdiri semua unsur agama yang ada di indonesia.
Salah satunya Habib Zein Assegaf adalah sosok Habib yang selalu menolak masalah intoleransi di tengah tengah masyarakat Indonesia saat ini.
Saat di temui di sela-sela pertemuan dengan pengurus PGI rabu (16/12/20) tokoh muda dari indonesia timur, Habib Zein Assegaf mengutarakan bahwasanya perlu adanya pertemuan antara lembaga keagamaan mengingat perkembangan semangkin parahnya intoleransi yg marak akhir akhir ini di tengah bangsa kita
" Insya allah, nanti kami datang ke NU karena orang orang ini (forum indonesia Timur bersatu) gerak sendiri perlu dari lembaga lembaga besar ini ada suara, suara kebersamaan " terangnya
Lebih jauh Habib Zein Assegaf mengharapkan dengan adanya pertemuan pertemuan antara lembaga ini dapat meredamkan radikalisme dan gesekan antar agama sesama anak bangsa.
Kemudian Habib Zein mengatakan," Tidak ada lagi gesekan antar agama di negara ini sehingga kita satu payung yaitu NKRI juga bersama untuk Indonesia maju" imbuhnya
Habib Zein Assegaf juga menerangkan hal ini semua kita lakukan agar nanti terutama buat generasi kedepan tidak kita wariskan keburukan di harapkan nantinya akan timbul suara kebenaran dan suara keadilan Semoga Tuhan akan senantiasa memberkati perjuangan ini.Sumber Utama : https://www.bertanyanews.com/detailpost/habib-zein-assegaf-lembaga-keagamaan-berharap-bisa-kumpul-bersama-untuk-masalah-intoleran