Migo Berita - Banjarmasin - Miss Yunani Rafaela Plastira BELA PALESTINA, masa INDONESIA "Berdamai" dengan Zionis Israel. Kalau mengakui eksistensi atau keberadaan Zionis Israel yang telah menjajah negara berdaulat Palestina, itu sama saja dengan "Mengakui" Penjajah "Merampok" pemilik Tanah. Jadi ini bukan masalah antara 2 (Dua) negara yang berdaulat, akan tetapi zionis israel telah merampok tanah Palestina dan menjadikan tanah Palestina tersebut menjadi Negara Zionis Israel. Hemmmm... kalau masih belum paham, silahkan baca tuntas artikel yang telah kita kumpulkan agar tidak gagal paham.
“Berdamai” dengan Israel? (1)
Ada saja suara-suara yang bicara “perdamaian” dengan Israel. Memang, Israel ingin sekali membuka hubungan diplomatik dengan Indonesia. Sebagian orang Indonesia pro-Israel juga menginginkannya. Banyaklah iming-iming dari mereka, “Kita bisa mengakses kecanggihan teknologi Israel; kita bisa belajar teknologi pertanian Israel, bla..bla..bla..”
Buat Israel, jika saja Indonesia, negara dengan populasi-mayoritas-Muslim terbesar di dunia, mau membuka hubungan diplomatik dengan Israel, ini akan jadi “kemenangan” diplomatik sangat besar bagi Israel.
Ibaratnya, mereka akan bilang, “Lihat nih, Indonesia yang Muslim aja mau damai kok sama kami, kenapa Palestina ga mau damai?!”
[Belum lagi, peluang bisnis yang besar bagi Israel. Orang Indonesia kan suka impor, apalagi mindset yang berusaha dibangun inlander banget: memandang Israel hebat, bahkan pertanian pun belajar ke Israel. Sungguh lucu.]
Ada orang-orang Indonesia yang bilang, “Kalau mau mendamaikan dua pihak, harus berteman dengan keduanya dong!”
Evaluasi atas kalimat ini sangat bergantung pada asumsi dasarnya: apakah isu Palestina-Israel itu “konflik” dimana kedua pihak setara dan saling berseteru sehingga perlu “didamaikan”?
Atau, Anda memandang bahwa ini isu penjajahan? Kalau ini urusannya penjajah vs terjajah, tentu solusinya adalah kemerdekaan di pihak terjajah. Ingat, hukum internasional mengakui hak pihak terjajah untuk melakukan perlawanan.
Yang masih bilang “ini konflik antara dua pihak yang setara; ini akarnya kebencian Muslim terhadap Yahudi; orang Muslim itu harusnya menghilangkan kebencian pada Yahudi”, harap tonton video ini.
Di dalamnya, ada rekaman kejadian dua hr yll di Sheikh Jarrah, para pemukim/pendatang Zionis melakukan aksi provokatif, mengata-ngatain orang Palestina dan mengusir mereka pergi dari Jerussalem timur.
Bagi para pemukim/pendatang ini, Jerusalem timur adalah “hak mereka”. Hak yang datang dari “kitab suci” mereka. (Jerusalem barat sudah sejak 1948 mereka duduki, melanggar Resolusi PBB 181/1947).
Atas landasan “kitab suci”, Yahudi-Zionis merasa berhak merampas tanah dan rumah bangsa Palestina, termasuk rumah orang-orang di Sheikh Jarrah ini.
Jadi, perdamaian macam apa yang bisa dihasilkan dari kondisi ini? Atau, mau bikin dialog antargama? Bagus juga sih, kalau berani menasehati orang Zionis dari sisi kesesatan teologi-versi-mereka (masa Tuhan membenarkan perampasan dan penindasan demi “tanah”?)
Yang saya tahu sih, selama ini yang disalah-salahin oleh mereka (yang suka bawa-bawa “dialog agama” sebagai solusi krisis Palestina-Israel) adalah orang Palestina melulu. Palestina diidentikkan sebagai Muslim yang benci Yahudi, sehingga mereka dinasehati agar “menjauhi kebencian.” Yang diajarin “welas asih” justru orang Palestina.
Cara pandang seperti ini jelas salah kaprah, dan menutupi masalah sebenarnya, yang terlihat jelas di video ini: settler colonalism (penjajahan oleh para pendatang/pemukim).
-bersambung-
Sambungan: https://www.facebook.com/…/a.23414318…/1322317114861207/
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/12/10/berdamai-dengan-israel-1/
“Berdamai” dengan Israel? (2)
Kesalahkaprahan istilah “berdamai” dalam isu Israel-Palestina, sudah saya bahas di bagian pertama. Sekarang kita bahas “normalisasi.” Mengapa ada pihak yang mendorong Indonesia “menormalisasi” hubungan dengan Israel? Mengapa dipakai kata “normal”?
Kalau dalam teori resolusi konflik, normalisasi artinya mengembalikan hubungan diplomatik, kerjasama di bidang ekonomi, pengaturan keamanan, dll.
Tapi ada hal yang lebih “dalam” di balik kata “normalisasi” ini, yaitu “menganggap normal” atau “proses di mana gagasan dan perilaku yang mungkin berada di luar norma sosial menjadi dianggap normal.”
Status Israel adalah menjajah [dokumen resmi PBB dipakai istilah “occupy” atau “menduduki”] tanah bangsa Palestina. Israel melakukan berbagai kejahatan kemanusiaan terhadap orang Palestina dan melakukan sistem apartheid. Karena dilandasi keyakinan bahwa ras Yahudi lebih unggul dan istimewa dibanding ras lain sedunia, Israel memberlakukan aturan-aturan apartheid terhadap orang Palestina. Human Rights Watch sudah melaporkan soal ini, April 2021.
Nah, Israel dengan berbagai cara berusaha “menormalkan” ini semua. Di antara caranya, membayar buzzer-buzzer pro-Israel. Cara lain, mengadakan event seni/hiburan berskala internasional. Misalnya, mengundang penyanyi terkenal dunia untuk show di Israel, atau yang terbaru, mengadakan Miss Universe 2021.
Menariknya, Miss Greece (Yunani) menolak hadir ke Israel. Jelas Miss Yunani ini tidak bisa dikatai “kadrun” oleh buzzer pro-Israel (kan biasanya itulah cara mereka menghina orang-orang pro-Palestina).
Miss Yunani bernama Rafaela Plastira ini menulis:
“Saya tidak bisa naik ke panggung dan berpura-pura tidak ada yang terjadi sementara orang-orang [Palestina} berjuang untuk mempertahankan hidup mereka di luar sana.”
“Saya sangat sedih, karena saya menunggu bertahun-tahun untuk mewujudkan impian saya … Saya mencintai semua negara di dunia, tetapi hati saya bersama orang-orang yang berjuang untuk hidup mereka di Israel dan Palestina.”
[note: ada orang Palestina yang menjadi warga Israel, termasuk kaum Arab Badui; mereka mengalami diskriminasi/apartheid; ini dilaporkan antara lain oleh Human Rights Watch 2021]
Keputusan Rafaela Plastira ini disambut luas oleh para pendukung Palestina dari berbagai penjuru dunia. Lalu dia menulis lagi:
“Sangat indah melihat betapa banyak cinta dan dukungan serta pengertian yang saya dapatkan dari kalian semua.”
“Palestina, kamu tidak hanya ada di pikiranku setiap hari, tetapi kamu memiliki tempat terindah di hatiku selamanya.”
Plastira juga menuliskan kalimat ini “kemanusiaan berada di atas kontes kecantikan.”
Sebaliknya, ada banyak Miss negara lain yang tetap datang ke Israel [untungnya Indonesia tidak mengirim wakilnya].
Para Miss itu mempromosikan “visit Israel”. Di foto ini terlihat salah satu promosinya, yaitu “jalan-jalan melihat kampung Arab Badui”. Mereka memakai “baju tradisional Arab Badui” (padahal itu baju tradisional Palestina) dan memasak “makanan tradisional Arab Badui” (padahal itu makanan tradisional Palestina).
Inilah upaya menormalisasi Israel secara budaya. Menciptakan citra bahwa Israel “sama saja dengan negara normal lainnya.” Padahal, jelas Israel bukan negara normal. Israel punya “basic law” (hukum dasar), yaitu: Israel adalah negara khusus untuk orang Yahudi [Israel as the Nation-State of the Jewish People]. Ini jelas sebuah rasisme terang-terangan.
Israel adalah negara pelaku “settler colonialism.” Secara rutin Israel mengadakan program “pulang kampung” (Aaliyah), orang-orang Yahudi dari berbagai negara didatangkan, dijadikan warga Israel, lalu ditempatkan di perumahan-perumahan ilegal di Tepi Barat.
[Note: perumahan ilegal/illegal settlement adalah pelanggaran hukum internasional; sudah berkali-kali dikecam oleh resolusi PBB. Harap maklum, PBB memang cuma bisa mengecam, tapi minimalnya secara hukum internasional ada dokumen resmi soal kejahatan Israel ini].
Nah, apakah bangsa Indonesia, yang katanya “menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan moral” kalah cerdas dan kalah empati dari Miss Yunani? Apa mau “menormalisasi” Israel? Jelas tidak.
_____
*bagian-1: https://www.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/244696037733127)
*berita mengenai Miss Yunani: https://greekreporter.com/…/greece-contestant-boycotts…/
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/12/14/berdamai-dengan-israel-2/
Ada “Komunis” di Palestina?
Warga Gaza kemarin memperingati hari berdirinya PFLP (Popular Front for the Liberation of Palestine).
PFLP adalah organisasi sosialis/Marxis revolusioner yang didirikan pada tahun 1967 untuk melawan Israel dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Awalnya, PFLP bernama Harakat al-Qawmiyyin al-Arab, atau Gerakan Nasionalis Arab (ANM), yang didirikan pada tahun 1953 oleh George Habash.
Habash beragama Kristiani, seorang dokter. Perjuangannya dipicu oleh tragedi yang dialaminya sendiri. Ia dan keluarganya terusir dari kota kelahirannya di Lydda pada 1948, saat itu Habash masih mahasiswa kedokteran. Teroris Israel menyerang Lydda dan mengusir warga kota itu. Lydda sekarang menjadi bagian Israel (disebut Lod).
***
Keberadaan partai sosialis (ada juga yang menyebut “komunis”) menunjukkan bahwa bangsa Palestina sangat plural (beragam). Dukungan untuk perjuangan Palestina juga datang dari negara/tokoh sosialis, misalnya Kuba dan Venezuela.
Di foto terlihat warga Palestina telah meluncurkan lukisan mural untuk menghormati tokoh politik Venezuela dan Kuba. Berjudul ‘Pejuang Kemerdekaan’, mural itu menampilkan para pemimpin almarhum, di antaranya Yasser Arafat Palestina, bersama dengan Hugo Chavez dari Venezuela, Fidel Castro dari Kuba dan komandan gerilya Argentina-Kuba Ernesto ‘Che’ Guevara.
Mural ini berukuran lebar 10 meter dan tinggi 3 meter dan terletak di dekat kota Dora, di bagian selatan wilayah Tepi Barat. Mural ini karya seniman Palestina Youssef Kattlo.
Negara-negara Amerika Latin membantu mendanai sebuah rumah sakit di kota Ramallah, yang dinamai Rumah Sakit Hugo Chavez. Selama pandemi Covid-19 ini, Kuba juga memberi bantuan ke Palestina.
—
[1] https://www.facebook.com/QudsNen/photos/pcb.4644079922379220/4644079145712631
[2] https://www.radiohc.cu/…/220412-palestinians-unveil…
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/12/14/ada-komunis-di-palestina/#more-7744
PM Israel Berkunjung ke UEA, Ini Hasil Jajak Pendapat Saudi tentang Hubungan dengan Israel
Amman, LiputanIslam.com – Institut Washington menyodorkan hasil jajak pendapat baru yang mengungkap pendirian Arab Saudi dalam berbagai isu internasional, termasuk normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis Israel.
Jajak pendapat tersebut menyatakan “hanya 16 persen orang Saudi yang memandang normalisasi Arab dengan Israel sebagai langkah positif, sementara 77 persen melihatnya sebagai negatif.”
Sementara itu, hampir setengah dari orang Saudi menilai penting hubungan baik dengan China, dan kemudian di susul dengan nama Amerika Serikat dan Rusia, yang masing-masing secara statistik mendapat suara 44 dan 45 persen.
Menurut Institut Washington, angka-angka ini mengkonfirmasi pola yang secara umum masih stabil selama beberapa tahun terakhir.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Naftali Bennett tiba di UEA pada Ahad malam (12/12) dalam kunjungan resmi pertama kalinya, menyusul kesepakatan normalisasi antara kedua pihak.
Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth sebelumnya di hari yang sama melaporkan bahwa Bennett akan bertolak ke UEA dan mengadakan pertemuan singkat dengan putra mahkota UEA, lalu kembali ke Israel.
Yedioth Ahronoth menyebutkan bahwa kunjungan itu sedianya dibarengi oleh wartawan, tapi Kantor Perdana Menteri Israel memutuskan untuk membatalkan keikutsertaan mereka karena faktor pandemi Covid-19.
Kunjungan ini merupakan yang pertama kali setelah terjadi normalisasi hubungan antara Abu Dhabi dan Tel Aviv di bawah naungan AS pada Agustus 2020. Langkah normalisasi ini dipercepat untuk mencakup semua bidang meskipun oleh banyak pihak dianggap sebagai pengkianatan terhadap Palestina. (mm/railayoum/alalam)
Israel Cemaskan ‘Diplomasi Senyum’ Republik Islam Iran-UEA
LiputanIslam.com-Media-media Israel mengabarkan, kian dekatnya hubungan Teheran-Abu Dhabi telah memicu kekhawatiran Tel Aviv.
Middle East Eye melaporkan, hubungan hangat Iran-UEA tidak bisa diterima. Seperti diberitakan media-media, Penasihat Keamanan Nasional UEA, Tahnoon bin Zayed pada hari Senin lalu melawat ke Teheran dan menandatangani sejumlah kesepakatan kerja sama keamanan dengan Iran.
“Kunjungan pejabat senior UEA ke musuh nomor satu Israel di Kawasan adalah peringatan bagi Otoritas di Tel Aviv. Sebelum ini, kesepakatan kerja sama ekonomi antara Turki, UEA, dan Iran juga telah ditandatangani bulan lalu,”tulis Middle East Eye.
Berdasarkan kesepakatan antara Teheran dan Abu Dhabi, barang-barang dari UEA akan dibawa ke Turki melalui Iran, untuk kemudian didistribusikan ke Eropa. Diestimasikan bahwa jalur baru ini akan menghemat durasi transportasi ke Eropa hingga satu pekan. Distribusi barang saat ini melalui Terusan Suez menghabiskan sedikitnya 20 hari.
“Di saat ribuan orang Israel berkunjung ke UEA dan disambut dengan tangan terbuka, kehadiran orang-orang Iran di sana bisa saja membahayakan. Israel akan terus mengawasi poros baru antara Abu Dhabi dan Teheran,”ujar seorang pejabat Israel.
Yedioth Ahronoth menulis, sebelum ini Tahnoon berkali-kali mengunjungi Tanah Pendudukan dan bertemu dengan mantan Direktur Mossad, Yossi Cohen.
Harian ini menyatakan, hubungan hangat antara Abu Dhabi dan Tel Aviv masih tetap berlangsung kendati UEA kian dekat dengan Iran.
Meski begitu, kata pejabat Israel ini, jika pintu antara Teheran dan UEA semakin terbuka, hal ini bisa membuat keadaan lebih buruk.
Dalam kelanjutan laporannya, Yedioth Ahronoth mengutip dari seorang pejabat UEA, yang berkata bahwa sikap diplomatik UEA terhadap Iran dan Turki telah berubah dalam satu pekan terakhir.
Menurutnya, perubahan ini terjadi setelah fokus politik AS tertuju ke Laut China Selatan dan kawasan Asia Tengah.
Para petinggi Rezim Zionis mengatakan kepada Israel Hayom, UEA merasakan kelemahan AS di Gedung Putih. Kesepakatan normalisasi UEA-Israel di tahun 2020 bisa diwujudkan lantaran AS masih kuat dan bisa dipercaya.
“UEA tengah mengadopsi langkah-langkahnya dari buku diplomatik Qatar. Mereka memanejemen hubungan di kawasan panas seperti Timteng. Mereka mempertahankan hubungan hangat dengan AS, dan di saat yang sama, menjalin hubungan dengan Iran, Turki, Israel, dan faksi-faksi politik lain,”kata para petinggi Israel ini.
Mantan PM Israel Benyamin Netanyahu menyatakan, UEA bergerak ke arah Iran karena merasakan kelemahan AS.
“Mereka merasa telah terjadi perubahan di Washington, juga di Israel. Kesepakatan antara negara-negara Teluk dan Israel berada dalam bahaya,”ujar Netanyahu.
Harian Maariv juga menyebut cairnya hubungan antara UEA dan Iran sebagai hal yang mengkhawatirkan. Harian Israel ini mendeskripsikan hubungan ini sebagai “diplomasi senyum.”
Di lain pihak, Israel cemas bahwa berkurangnya tekanan sanksi AS atas Iran akan menyebabkan Teheran bisa mendapatkan milyaran dolar, yang akan digunakannya untuk memperkuat IRGC dan faksi-faksi yang didukungnya di Kawasan. (af/fars)
Sumber Utama :https://liputanislam.com/fokus/israel-cemaskan-diplomasi-senyum-iran-uea/
Israel Tak Serius soal Pertukaran Tawanan, Hamas sudah Habis Kesabaran
Gaza,LiputanIslam.com-Faksi-faksi Resistansi di Gaza menilai Tel Aviv tidak bersungguh-sungguh menjalankan isi kesepatakan gencatan senjata.
Saat diwawancarai harian Palestina, al-Ayyam, anggota Hamas, Suhail al-Handi menyebut Israel tidak berkomitmen dengan konten kesepakatan gencatan senjata, termasuk pencabutan blokade Jalur Gaza, penghentian serangan ke warga Quds dan Masjid Aqsa, serta kemajuan dalam berkas pertukaran tawanan.
Ia menegaskan, kesabaran sayap-sayap militer Poros Resistansi sudah habis di hadapan tindak-tanduk Rezim Zionis. Al-Handi menambahkan, Tel Aviv tidak bersungguh-sungguh melakukan pertukaran tawanan dengan Hamas. “Pemerintah Israel saat ini tidak punya keberanian dan nyali memadai untuk menyetujui pelaksanaan kesepakatan ini. Namun pada akhirnya mereka akan menerima,” tandasnya.
Al-Handi menjelaskan, kontak antara Hamas dan Mesir sebagai mediator belum berhenti dan berlanjut di semua level. Meski begitu, ia menyatakan bahwa Hamas dan semua faksi Perlawanan menentang semua proposal yang melemahkan hak legal Palestina.
Belum lama ini sumber-sumber Mesir mengabarkan, pihak mediator gagal mendapatkan persetujuan Israel terkait pandangan Hamas tentang tahap awal pertukaran tawanan.
Sumber-sumber ini mengklaim, Hamas akan memberikan sebuah video yang hanya mengungkap nasib dua tawanan Israel, sebagai imbalan untuk pembebasan sejumlah tahanan wanita dan lanjut usia dari penjara Israel, juga bertambahnya jumlah orang dalam daftar tahanan yang dijatuhi hukuman panjang.
Tel Aviv menolak keras tawaran ini dan menginginkan bukti tertentu soal kondisi serdadunya yang ditawan, tanpa harus memberikan imbalan apa pun.
Ismail Haniyeh sendiri menegaskan, 4 serdadu Israel baru akan dibebaskan setelah para tahanan Palestina dilepaskan dari penjara. (af/fars)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/israel-tak-serius-soal-pertukaran-tawanan-hamas-sudah-habis-kesabaran/
Jenderal Iran: Israel akan Musnah Jika Menyerang Iran
Teheran, LiputanIslam.com – Komandan Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Abdolrahim Mousavi menyebut ancaman serangan militer Israel terhadap Iran sebagai “omong kosong”, dan memperingatkan bahwa Israel akan musnah jika nekat mencoba menyerang Iran.
“Para pemimpin Rezim Zionis mengetahui bahwa jika seseorang ingin mewujudkan ancaman itu maka akan menerima balasan setimpal dan bisa jangka waktu eksistensinya akan berakhir dalam waktu dekat,” tegas Mousavi, seperti dikutip Fars, Ahad (12/12).
“Omong kosong Israel bersumber pada ketakutan dan kepanikan, sebab para pemimpin rezim Zionis ini tahu bahwa jika mereka hendak menerapkannya ke tataran praktik maka mereka akan menerima balasan, dan hidupnya akan berakhir dalam waktu dekat,” imbuhnya, sembari memastikan bahwa sanksi AS tak berpengaruh pada Angkatan Bersenjata Iran.
Sehari sebelumnya, media Israel melaporkan bahwa Menhan Israel Benny Gantz telah memberitahu pemerintah AS bahwa dia telah menginstruksikan kesiapan untuk opsi militer terhadap Iran.
Surat kabar Haaretz mengutip pernyataan sumber keamanan Israel bahwa Gantz telah menginstruksikan kepada tentara Israel agar siap melakukan opsi militer terhadap Iran, dan bahwa inilah yang disampaikan Gantz kepada pemerintah AS dalam kunjungannya ke Washington belakangan ini.
Seorang komandan militer Iran lain memperingatkan Israel dan AS untuk tidak melupakan peristiwa gempuran rudal Iran terhadap pangkalan militer Ain Al-Assad yang ditempati oleh pasukan AS di Irak.
Dikutip Nour News, komandan anonim itu menilai bahwa dengan banyaknya tentara yang menjadi korban gempuran rudal Iran tersebut dan meski belakangan ini mereka dianugerahi militer lencana maka banyak tentara AS yang tak siap untuk melakukan petualangan baru dengan menyerang Iran.
Dia mengatakan demikian saat menanggapi laporan mengenai rencana Israel dan AS untuk melakukan latihan militer bersama di Laut Merah dengan tujuan mensimulasikan serangan militer ke instalasi-instalasi nuklir dan militer Iran. (mm/raialyoum)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/jenderal-iran-israel-akan-musnah-jika-menyerang-iran/
PM Israel Berkunjung ke UEA, Jihad Islam Sebut UEA Pengkhianat Palestina
Gaza, LiputanIslam.com – Faksi Jihad Islam Palestina (PIJ) mengecam keras sambutan pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) atas kunjungan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, dan menyebutnya sebagai pengkhianatan terhadap bangsa Palestina.
Bennett tiba di Bandara Abu Dhabi dan disambut oleh Menteri Luar Negeri UEA Abdollah bin Zayed pada Ahad malam (12/12), dan esoknya mengadakan pertemuan resmi dengan Putra Mahkota UEA Mohamed bin Zayed.
Kunjungan Bennett tercatat sebagai kunjungan resmi pertama seorang perdana menteri Israel ke negara Arab yang berkompromi dengan Israel.
PIJ memperingatkan bahwa normalisasi hubungan dan kebersekutuan dengan Rezim Zionis adalah pengkhiatan terhadap bangsa Palestina yang telah puluhan tahun berjuang melawan pendudukan kaum Zionis atas tanah Palestina.
PIJ menegaskan, “Sambutan atas (kunjungan) Bennett merupakan penguatan keamanan rezim penjahat ini, upaya melegasisasi eksistensi palsunya, pencucian tangannya dari lumuran darah anak-anak kecil dan orang-orang kami yang tak berdosa.”
Pada Juni lalu Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid berkunjung ke UEA untuk peresmian Kedutaan Besar Israel di Abu Dhabi, dan ini tercatat sebagai kunjungan pertama pejabat tinggi Israel sejak tercapainya Kesepakatan Abraham antara kedua negara.
Sejak ditekennya kesepakatan damai tersebut juga telah dicapai beberapa MOU dan dokumen kerjasama antara Israel dan UEA.
Mengenai kunjungan Bennett ke UEA, Reuters melaporkan bahwa pesawat pembawa Bennet terbang dari Tel Aviv menuju Abu Dhabi melalui angkasa Arab Saudi.
Saudi tak memiliki hubungan resmi dengan Israel, tapi pada tahun lalu, meskipun mendapat reaksi kecaman luas, Riyadh mengizinkan pesawat Israel terbang melintasi zona udara Saudi dalam penerbangan menuju UEA maupun negara-negara lain. (mm/pt/fna)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pm-israel-berkunjung-ke-uea-jihad-islam-sebut-uea-pengkhianat-palestina/
Israel Pamerkan “Tembok Besi” Canggih, Sanggupkah Para Pejuang Gaza Mengatasinya?
Beirut, LiputanIslam.com – Militer Israel belum lama ini memamerkan “dinding canggih” yang baru selesai dibangun secara besar-besaran di sekitar Jalur Gaza dengan tujuan mencegah infiltrasi para pejuang Palestina melalui terowongan bawah tanah.
Juru bicara militer Israel Avichai Adraei dalam siaran persnya menyebutkan bahwa dinding penghalang yang membentang sepanjang 65 kilometer itu dihubungkan dengan pagar di atasnya, penghalang laut, sistem deteksi, dan pos pantau dan penembakan.
Dinding yang disebut “Iron Wall” (Tembok Besi) itu dibangun dengan biaya sebesar US$ 1,1 miliar dalam jangka waktu tiga setengah tahun serta dengan mengerahkan 1200 pekerja.
“Israel telah membangun proyek paling kompleks untuk mencegah ancaman terowongan Hamas… Israel berkomitmen untuk melindungi warganya dari bahaya apa pun yang berasal dari Jalur Gaza,” kata Adraei.
Iron Wall tersebut juga dilengkapi dengan teknologi sensor bawah tanah, radar, dan kamera untuk mengantisipasi ancaman.
Lantas seberapa jauh tembok akan efektif membendung terowongan bawah tanah para pejuang resistensi Palestina di Gaza?
Surat kabar Al-Akhbar dalam sebuah artikelnya, Kamis (9/12), menyebutkan bahwa kubu resistensi Palestina sanggup mengatasi benteng yang sedang dibangga-banggakan Israel itu.
Menurut media Lebanon ini, kubu resistensi “sudah menemukan solusi operasional untuk menembus dinding pintar rezim Zionis di perbatasan Gaza” dan hal ini “akan menyudahi euforia Tel Aviv”.
Mengutip pernyataan berbagai sumber, Al-Akhbar menuliskan bahwa faksi-faksi pejuang Palestina sejauh ini belum mengumumkan kemampuan mereka menembus Iron Wall, namun para arsitek resistensi berhasil menemukan “solusi yang akan membuat dinding itu sia-sia dalam konfrontasi militer”.
Disebutkan bahwa dalam Perang Pedang Quds pada Mei lalu para pejuang Gaza tidak menggunakan senjata terowongan karena pasukan Zionis tak jadi melancarkan serangan darat. Saat itu para pejuang Gaza juga hanya fokus pada senjata roket dan tidak mengerahkan segenap kemampuannya.
Sumber-sumber itu menjelaskan bahwa meskipun sebagian besar dinding itu tertanam hingga kedalaman 30-40 meter dari permukaan tanah, namun penggalian terowongan lebih dalam dari itu bukanlah pekerjaan yang sulit bagi para pejuang Palestina yang sudah terbiasa berjuang dengan terowongan.
Sumber-sumber itu menambahkan bahwa Israel telah memasang sensor untuk mendeteksi suara di bawa tanah dan ini semula memang menjadi kendala bagi para arsitek resistensi, tapi seiring perputaran waktu masalah ini juga dapat mereka atasi. (mm/fna/reuters)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/israel-pamerkan-tembok-besi-canggih-sanggupkah-para-pejuang-gaza-mengatasinya/
Jubir IRGC: Para Pengikut Martir Qasem Soleimani Melanjutkan Perjuangan, Israel akan Hancur
Kerman, LiputanIslam.com – Jubir pasukan elit Iran Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Brigjen Ramezan Sharif menegaskan bahwa Rezim Zionis Israel akan hancur dan Masjid Al-Aqsa yang pernah menjadi kiblat umat Islam akan terbebaskan.
Dalam wawancara dengan Tasnimdi sela-sela acara pembaharuan sumpah setia kepada “Pemuka Syuhada Resistensi Syahid Qasem Soleimani” di kota Kerman, Iran, , Rabu (8/12), Ramezan Sharif mengatakan, “Pasukan Quds IRGC dan front resistensi adalah warisan Haji Qasim, dan para pengikut beliau sekarang melanjutkan kerja beliau dengan dengan kecepatan tersendiri.”
Dia menilai AS sebagai tulang punggung Israel akan terusir dari kawasan Timur Tengah dan dengan begitu Israel akan kehilangan sandaran hidupnya.
Dalam pernyataan menjelang peringatan dua tahun gugurnya jenderal tersohor Iran Qasem Soleimani akibat serangan AS di Baghdad, Irak, itu, Ramezan Sharif menjelaskan bahwa berbagai faktor keruntuhan pengaruh AS di Timteng dan keluarnya negara arogan ini dari kawasan tersebut, terutama sekitar Iran, sedang terbentuk.
Menurutnya, terusirnya AS dari Afghanistan adalah salah satu harapan Jenderal Soleimani, sebagaimana dia mengharapkan keluarnya AS dari Irak akibat ketakutan dan dalam keadaan hina juga akan menjadi kenyataan.
Ramezan Sharif menambahkan, “Ramalan Haji Qasem ialah bahwa front resistensi dan faham resistensi akan memusnahkan Israel, dan kiblat pertama Muslimin akan bebas.” (mm/tasnim)
Washingon Post Ungkap Besarnya Keterlibatan Israel dalam Perang Yaman
Washington, LiputanIslam.com – Surat kabar Amerika Serikat (AS) Washington Post mengungkap besarnya partisipasi Rezim Zionis Israel dalam pasukan koalisi yang mengresi Yaman serta keterlibatannya dalam pembunuhan puluhan ribu orang tak berdosa di Yaman.
Dikutip Fars, Senin (13/12), Washington Post dalam sebuah laporannya menyebut Israel sebagai mitra utama Saudi dan sekutunya dalam invasi militer ke Yaman sejak tahun 2015.
Menurut surat kabar ini, partisipasi Israel terlihat jelas dan terbuka dengan melibatkan sebanyak 42 pilot dan tentara yang ikut serta dalam komando sejumlah front di lapangan.
“Peran Israel dalam perang Yaman mencolok melalui pembekalan pihak-pihak koalisi dengan fasilitas militer demi kebertahanan di Selat Bab Al-Mandab,” lanjut Washington Post.
Disebutkan pula bahwa sekira 70 pakar militer dan teknisi dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) serta para ahli radar telah berpartisipasi dalam pengelolaan pusat-pusat komando operasi militer di kota Al-Mukha, Yaman. (mm/fna)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/washingon-post-ungkap-besarnya-keterlibatan-israel-dalam-perang-yaman/
Republik Islam Iran Sampaikan Peringatan Soal Kunjungan PM Israel ke UEA
Teheran, LiputanIslam.com – Pemerintah Iran melontarkan peringatan terkait dengan kunjungan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett ke Uni Emirat Arab (UEA).
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh, Senin (13/12), menilai kunjungan itu sebagai langkah yang akan memberikan pijakan bagi “entitas Zionis yang palsu dan perusak” di kawasan Teluk Persia.
Dia juga menyebut kunjungan itu merusak keamanan di kawasan dan bertentangan dengan kepentingan bangsa Islam dan masyarakat di kawasan dan negara-negara Arab.
Khatibzadeh menekankan bahwa “sambutan atas perdana menteri entitas ilegal” tergolong sebagai faktor utama kacaunya keamanan, bangkitnya ketegangan, dan pemicu peperangan selama lebih dari 70 tahun di wilayah geografis Arab dan Islam, dan bahwa peristiwa sambutan itu tak akan pernah terhapus dari ingat bangsa Palestina, bangsa-bangsa Timur Tengah dan sekitarnya, dan bahkan seluruh kaum merdeka dunia.
Dilaporkan bahwa Bennett yang tiba di Abu Dhabi pada Ahad malam lalu mengadakan kunjungan resmi dua hari ke UEA. Peristiwa ini tercatat sebagai kunjungan pertama perdana menteri Israel sejak dicapainya Kesepakatan Abraham yang bertujuan menormalisasi hubungan antara Israel dan UEA. (mm/railayoum)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/iran-sampaikan-peringatan-soal-kunjungan-pm-israel-ke-uea/
Rayakan Ultah, Hamas Tegaskan Kelanjutan Perlawanan Hingga Quds Dibebaskan
Gaza,LiputanIslam.com-Bertepatan dengan peringatan berdirinya Hamas ke-34, faksi ini menyerukan penataan struktur Palestina dan penciptaan partisipasi dalam perlawanan di tengah bangsa Palestina dan semua kelompok.
“Perlawanan menyeluruh dengan semua jenisnya, terutama perlawanan bersenjata, adalah satu-satunya jalan untuk mengambil kembali hak kita dan membebaskan negeri serta Quds. Semua tindakan untuk menghidupkan proses perundingan dengan musuh dan mengemis perdamaian adalah fatamorgana. Tindakan semacam ini hanya menghasilkan keputusasaan,”tandas Hamas dalam statemennya.
Sementara itu, Ketua Kantor Politik Hamas di luar negeri, Khalid Meshal menyebut kekalahan Rezim Zionis kian dekat dari sebelumnya.
“Meski memiliki keunggulan militer, teknologi, dan materi yang bisa menghancurkan seluruh Kawasan, namun Penjajah Israel tidak bisa meraih tujuannya,” tegas Meshal.
Kantor berita Shahab mengutip pernyataan Meshal, bahwa Israel menyaksikan kekalahan dan kemundurannya, sementara bangsa Palestina kian optimis dengan masa depan dan yakin bahwa perlawanan terhadap Rezim Zionis akan mendatangkan kemenangan.
“Apa yang membuat kami yakin adalah Hamas terus berkembang… Siapa pun yang membandingkan agresi Israel ke Gaza di tahun 2008, 2012, 2014, dan 2021, akan tahu bahwa kami terus bertambah kuat. Baik dari sisi persenjataan, taktik militer, spirit, atau kemampuan untuk memanajemen konflik dengan Israel dari posisi yang lebih unggul,” jelasnya.
“Ketika Hamas dan para pejuangnya merasa kesulitan untuk mengimpor senjata, kami membuatnya sendiri dan mengembangkannya, sehingga bisa menjangkau semua perbatasan Rezim Zionis,”tandasnya. (af/alalam/fars)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/rayakan-ultah-hamas-tegaskan-kelanjutan-perlawanan-hingga-quds-dibebaskan/
Pakar Israel: Israel Tak Sanggup Mencegah Iran Menjadi Negara Nuklir
Nazaret, LiputanIslam.com – Perbincangan dan perdebatan tentang Iran mewarnai Israel seiring dengan berlangsungnya pembicaraan nuklir Iran dengan sejumlah negara besar dunia di Wina. Perdebatan itu terbelah dalam pro dan kontra rencana serangan militer terhadap Iran, yang belakangan ini kerap didengungkan oleh media Israel.
Di tengah keriuhan itu, berbagai artikel di media Israel banyak mempertanyakan daya cegah Israel, meskipun negara Zionis ilegal ini memiliki senjata inkonvensional.
Pengamat Israel Rogel Alpher di surat kabar Haaretz, misalnya, menyebutkan bahwa nuklir Israel sama sekali tak menjadi faktor deterensi di hadapan kelompok pejuang Hizbullah yang bersekutu dengan Iran di Lebanon.
Alpher juga menyebutkan bahwa sebagian besar pakar dan analis ternama dan terpercaya di Israel menilai negara ini masih memerlukan waktu beberapa tahun untuk dapat mengandalkan opsi militer terhadap Iran.
Alpher mencontohkan Amos Harel, pakar militer yang dekat dengan lingkaran pengambil keputusan di Tel Aviv, yang menekankan bahwa jika Israel sudah mencapai kesiapan untuk melancarkan agresi terhadap Iran maka Israel harus mempelajari berbagai aspek dan dampaknya serta ekspektasi keberhasilannya.
Harel mengingatkan bahwa agresi itu akan menyulut perang regional di mana semua wilayah Israel “telanjang bulat” di depan puluhan ribu rudal yang akan dihujankan oleh Hizbullah dan akan menyebabkan kerusakan dengan tingkat keparahan yang mencetak rekor di kedalaman wilayah Israel.
Alpher mengritik media Israel yang belakangan ini mengesankan bahwa Israel sudah siap menyerang Iran ketika sejak dua pekan lalu Israel melakukan persiapan manakala ideologi diplomasi yang diadopsi Presiden AS Joe Biden kandas.
Menurutnya, media itu sendiri di hadapan publik menutupi fakta bahwa dunia sama sekali tidak mempertimbangkan “gertak sambal” itu, yang oleh Harel disebut sebagai ancaman dengan “pistol tak berpeluru”.
Alpher menambahkan bahwa media Israel memuja Angkatan Udara (AU) Israel seolah “sapi suci”, padahal penyebabnya hanyalah faktor internal semata.
Analis Israel ini lantas membuat kesimpulan bahwa sangat penting bagi semua media Isael untuk sepenuhnya mengungkap realitas kepada publik bahwa jika Iran ingin berubah menjadi negara nuklir maka negara ini mampu melakukannya, dan Mossad serta AU tak akan dapat mencegahnya.
“Iranlah yang memutuskan, bukan Israel,” tegasnya.
Senada dengan ini, pakar militer Israel Amos Harel sendiri di Haaretz mengutip pernyataan forum-forum keamanan bahwa kalau Israel memang ingin menyerang Iran maka itu seharusnya dilakukan sejak masa-masa silam, sedangkan sekarang Israel justru sudah tak sanggup dan siap lagi melakukannya.
Harel menilai Israel tahu persis bahwa nuklir Iran adalah bagian dari persaingan strategi antara Israel dan Iran, sesuai pernyataan berbagai sumber yang dipercaya oleh Tel Aviv. (mm/raialyoum)
Sumber Utama : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pakar-israel-israel-tak-sanggup-mencegah-iran-menjadi-negara-nuklir/
Re-post by MigoBerita / Rabu/15122021/15.00Wita/Bjm