Migo Berita - Banjarmasin - Surga Dunia itu INDONESIA bukan yang lain..!!! Mengapa dikatakan demikian, dulu ketika Lengser Soeharto, dunia mempredeksi bahwa Indonesia akan terjadi perang saudara, ternyata tidak. Dulu ketika Gusdur dilengserkan dan dipredeksi pengikut Gusdur akan mengambil alih kekuasaan, akan tetapi berkat kuasa Tuhan Sang Maha Segala-Nya, Gusdur tidak mengiyakan , bahkan "Menikmati" proses lengser tersebut, Indonesia tetap aman. Dulu ketika SBY berhasil "Mengambil Hati" warga Indonesia dengan cara "Main Belakang" dari Ibu Megawati dan dipredeksi massa PDIP akan "Mangamuk", namun hal itu tidak terjadi berkat "Bijak" nya seorang Ibu Mega ini, akhirnya Indonesia tetap Aman. Kemudian catatan terakhir diujung tahun 2021 ini, ketika Jokowi VS Prabowo bertarung "Sengit" di tahun 2014 dan 2019, hingga hampir-hampir seluruh dunia menganggap akan terjadi perpecahan di Indonesia, akan tetapi hal tersebut tidak terjadi karena Cebong (istilah pengikut Jokowi) dan Kampret (istilah Pengikut Prabowo) bersama menjaga Persatuan Bangsa Indonesia , ketika Prabowo dan Sandiaga uno bergabung menjadi Menteri di Era Pemerintahan Jokowi. Sungguh, Syukur tak terhingga kepada Sang Maha Pencipta, bahwa Indonesia tetap BERSATU ditengah perbedaan yang "MENGANGA". Indonesia masih dicintai oleh ALLAH SWT dan rakyatnya bersatu menghadapi KADRUN (Istilah para Anti Jokowi dan Prabowo yang bisa disebut juga Kadal Gurun). Saatnya kita semua mensyukuri berada di Indonesia yang merupakan SURGA nya dunia yang telah diciptakan untuk Kita, ya..untuk Kita.
Hujan: Dikeluhkan oleh Warga Indonesia tapi Sangat Diinginkan oleh Raja Salman
Ada satu hal yang sangat penting bagi kehidupan di muka bumi ini yakni air.
Dan karena begitu urgennya air bagi manusia, sampai-sampai menentukan hidup dan mati seseorang.
Orang bisa bertahan hidup tanpa makan sampai 21 hari, tapi tanpa air hanya mampu bertahan sampai 100 jam saja.
Karena Tuhan maha pengasih lagi penyayang, untuk memenuhi kebutuhan air tersebut, diturunkanlah oleh-Nya hujan.
Dan manfaat dari hujan ini ada banyak banget. Tidak hanya untuk minum doang.
Perhatikan saja hutan-hutan lebat dan luas yang ada di seluruh dunia, apakah kita sanggup menyirami itu semua agar tetap segar?
Tentu tidak.
Dengan adanya hujan, itulah yang menyirami tanaman liar tersebut.
Hujan juga bisa menciptakan aliran sungai, mengisi lagi permukaan air yang kering serta membuat suasana hati menjadi lebih tenang.
Kok bisa hujan bikin orang menjadi lebih tenang? Bagaimana ceritanya?
Begini. Pertama, hujan yang jatuh ke permukaan tanah menghasilkan aroma yang disebut petrichor. Petrichor inilah yang mempengaruhi sistem saraf manusia sehingga pikiran auto adem ayem.
Kedua, ritme hujan yang cenderung konstan membuat pikiran kita fokus ke suara itu. Sehingga suara-suara lain yang unfaedah atau bising jadi terabaikan.
Termasuk saat tidur, ritme hujan ini juga yang membuat tidur semakin lelap.
Dan lain-lain.
Tentu masih banyak lagi manfaat hujan yang tidak bisa disebutkan di tulisan ini satu-persatu.
Hanya saja, memang dasar manusia suka merusak lingkungan dan alam. Ada yang suka menebangi hutan atau melakukan illegal logging. Ada yang suka buang sampah sembarangan. Ada yang suka mereklamasi sungai. Termasuk ada juga yang doyan mencemari udara.
Akibatnya, hujan yang awalnya bermanfaat tadi berubah jadi musibah. Tidak jarang beberapa daerah seperti DKI Jakarta terjadi banjir ketika turun hujan.
Pertanyaannya, bagaimana kita mau tidur lelap kalau kasur tempat tidur terendam air?
Yang ada malah masuk angin.
Termasuk ada juga hujan asam, yakni hujan yang secara alami bersifat asam (PH-nya sedikit di bawah 6). Disebabkan oleh pembakaran bahan bakar fosil yang dilakukan oleh manusia secara berlebihan.
Akibat yang ditimbulkan oleh hujan asam ini pun tidak main-main ferguso. Bagi manusia yang terpapar bisa menyebabkan gangguan pernapasan atau asma. Termasuk bisa menyebabkan kerusakan paru-paru jika terpapar dalam jangka waktu yang lama.
Jika hujan asam mengenai perairan seperti danau, sungai dan kolam bisa menyebabkan air jadi tercemar. Sehingga spesies yang ada di sana menjadi mati karena tidak mampu beradaptasi dengan lingkungan yang asam.
Di samping itu, hujan asam juga bisa menyebabkan kerusakan bangunan lho. Karena bahan kimia yang dihasilkan bisa membuat benda-benda yang terbuat dari logam gampang keropos.
Terakhir, yang tidak kalah mengganggunya adalah hujan bikin orang sulit bepergian.
Seperti mau ke rumah pacar, eh tiba-tiba hujan deras. Tentu muncul niat di dalam diri untuk membatalkan ketemuan sama do'i tersebut. Atau minimal menunda sampai hujan berhenti.
Banyak kok hal-hal yang mau dikerjakan namun batal dilakukan lantaran turun hujan.
Nah, hal ini juga yang membuat kita terkadang mengeluh ketika hujan datang. Bahkan, tidak jarang ada yang sampai menyalahkan Tuhan segala.
Padahal di negara lain hujan itu sangat dinanti-nanti lho.
Contohnya di Arab Saudi. Negara di Timur Tengah itu kini lagi dilanda musim panas alias sudah lama tidak turun hujan.
Karena begitu khawatirnya akan kekurangan air, sampai-sampai Raja Salman menyerukan kepada seluruh warga Arab Saudi untuk menggelar shalat minta hujan (Istisqa). Yang mana shalat minta hujan itu akan dilaksanakan secara serentak pada Senin, (13/12). Setelah matahari terbit.
Tidak hanya itu, orang nomor satu di Arab Saudi tersebut juga meminta warganya untuk taubat atau meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan perbanyak sedekah, berdoa hingga berzikir.
-o0o-
Dari sini kita dapat kita ketahui bahwa apa yang kita miliki (seperti musim hujan) bisa jadi sangat diinginkan oleh orang lain atau negara lain. Sehingga hal ini memunculkan rasa syukur kepada Tuhan YME.
Akan tetapi, untuk bisa mensyukuri itu semua dengan penuh hikmat dan kebijaksanaan, tentu kita harus menjaga alam ini dengan baik. Agar yang di awalnya berkah tidak menjadi bencana.
Dan yang tidak kalah pentingnya juga adalah sedia payung sebelum hujan. Agar tidak menggerutu di kemudian hari dengan menyalahkan hujan.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/hujan-dikeluhkan-oleh-warga-indonesia-tapi-sangat-3FUSbyZgdP
Haji Lulung Meninggal, Masa Gara-gara Ahok?
Ketika kelompok geng 212 satu persatu meninggal dunia, sebenarnya bagi saya ya biasa saja. Karena kematian memang adalah taqdir kita semua, taqdir semua makluk hidup. Tidak hanya manusia, tapi juga hewan dan pepohonan.
Maka sebenarnya, ketika ada makhluk hidup bertemu ajalnya, itu adalah taqdirnya. Sementara sakit, disembelih, atau kecelakaan adalah perantara logis. Agar kita sebagai orang yang masih hidup dan berakal lebih mudah menerimanya.
Ketika Maher Attuwalibi dan Tengku Zulkarnain meninggal dunia, banyak juga orang yang berkomentar negatif.
Sekarang Haji Lulung yang terkenal vokal di Jakarta juga menemui ajalnya. Dan lagi-lagi, saya membaca banyak komentar bahwa kematiannya adalah wujud dari sumpah Ahok “satu persatu akan dipermalukan.”
Terus terang saya merasa terganggu dengan komentar-komentar itu.
Karena menurut saya, kematian bukanlah hal yang memalukan. Toh para Nabi pun meninggal.
Bahwa dulu mereka punya masalah dengan Ahok, terkait perbedaan sikap pilihan politik, mestinya itu tidak ada urusan dengan taqdir kematiannya. Karena sekali lagi, kematian itu adalah taqdir yang sudah ditentukan sejak mereka terlahir ke dunia.
Dengan atau tanpa berseberangan dengan Ahok, mereka tetap akan meninggal sesuai dengan jatah umurnya.
Bahkan Ahok pun cepat atau lambat juga akan meninggal dunia.
Jadi, kenapa beberapa dari kita berkomentar seolah semua kejadian di dunia ini ada hubungannya dengan doa Ahok? Padahal yang berkomentar itu juga nantinya akan meninggal.
Selain itu, pilihan politik, atau katakanlah dosa yang mereka lakukan itu tidak hanya soal dosa terhadap Ahok -kalau itu memang terhitung dosa. Tapi ada banyak. Dan kita tidak pernah benar-benar tau karma yang mana yang sedang mereka alami saat mendapat musibah.
Saya hanya heran kenapa para pendukung Ahok yang mestinya lebih rasional, kini terlihat seperti orang-orang yang merasa dirinya lebih suci dari yang lain? Menempatkan Ahok sebagai sosok paling bersih di dunia ini.
Kalian jadi seperti tak ada bedanya dengan mereka yang selama ini memuja Rizieq. Seolah saat Abu Janda sakit, atau siapapun yang berseberangan dengan Rizieq, dianggap sedang mendapat hukuman dari Tuhan gara-gara Rizieq.
Padahal sama juga, sakit itupun bagian dari taqdir yang membersihkan sebagian dosa.
Bagi saya, baik Rizieq atau Ahok sama saja. Sama-sama manusia biasa. Mereka bukan perwakilan Tuhan. Bukan pula orang terdekat dengan Tuhan yang kemudian mengabulkan semua doanya.
Jadi mari lah kembali hidup sebagai manusia yang berakal. Bukan mendewakan sesama manusia yang juga sama-sama penuh dosa.
Tapi ya memang, komentar saya ini mungkin bukan komentar yang perlu kalian turuti. Saya bukan Raja yang bisa memerintah.
Pendapat ini saya sampaikan karena saya tidak ingin kalian jadi selevel dengan pendukung Rizieq. Yang dikit-dikit karena karma, dikit-dikit bawa nama Tuhan.
Di era keperpihakan seperti sekarang, rupanya menjadi biasa saja itu tidak mudah. Setiap orang yang didukung dan berseberangan secara politik harus nampak berlebihan. Entah itu berlebihan dalam memuja, atau berlebihan dalam membenci.
Sehingga kita tidak lagi menjadi manusia yang punya logika dan perasaan. Yang sudah terlanjur mengotak-ngotakkan kehidupan dengan geng dengan.
Jadi bagi saya, Ketika hari inj Haji Lulung meninggal dunia, itu memang sudah taqdirnya. Dan bahwa Eggy Sudjana juga sedang sakit parah, pun itu juga bagian dari taqdirnya.
Sebagai sesama manusia, kita harus mendoakan. Seperti kita yang berharap nanti juga akan didoakan. Bukan dihujat dan diungkit kesalahannya.
Bukankah Kita masih orang Indonesia yang sama, yang berbudaya dan menjunjung tinggi adat ketimuran. Kenapa sekarang semuanya jadi seperti menjadi wakil Tuhan?
Tapi sekali lagi, itu hanya pemikiran sederhana dari saya. Kalau ada orang yang tidak setuju dengan ini, silahkan saja kalian meyakini apa yang sudah kalian yakini sampai sekarang.
Saya doakan, semoga kelak kalian tetap akan didoakan saat sakit atau meninggal. Karena kalau kalian tidak didoakan, kasihan juga.
Memang Kadang kita marah dan berharap karma segera berlaku. Tapi jika sudah menyangkut soal nyawa dan akhir perjalanan hidup, tak bisakah kita melupakan perbedaan itu sejenak?Sumber Utama : https://seword.com/umum/haji-lulung-meninggal-masa-gara-gara-ahok-SP2AJ4otvB
Quo Vadis Ekonomi Digital
Sebagai seorang Menteri Komunikasi dan Informatika maka sangatlah wajar kalau Johnny Plate fokus dan terus berkarya untuk mewujudkan lancarnya sektor komunikasi di Indonesia.
Di masa digital sekarang ini, internet adalah pilihan utama jalur komunikasi, oleh karenanya Johnny Plate melalui Kemeninfo ngebut menyediakan infrastruktur internet bahkan sampai satelit internet yang akan diluncurkan pada 2023 nanti.
Dalam Peta Jalan Digital 2021-2024, selain memuat agenda percepatan transformasi digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika mendorong perluasan pasar dalam negeri bagi produk lokal.
Masalah pasar produk lokal dalam pasar digital dalam negeri memang masalah yang harus disiasati dengan baik dan cerdas tanpa harus menghalangi pertumbuhannya.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan bahwa. Perdagangan elektronik akan naik dari Rp253 triliun jadi Rp337 triliun atau tumbuh 33%,. Angka ini tentulah menjadi angka yang menggiurkan tetapi sayangnya, barang- barang produksi Indonesia hanya berkontribusi sekitar 5 % (lima persen).
Artinya bahwa pasar digital yang begitu besar karena ditunjang oleh infrastruktur digital yang terus dikerjakan oleh Kemeninfo, hanya menjadi pasar barang import saja.
Hal ini juga dikemukakan Johnny Plate kepada KADIN dalam pertemuan di Bali ketika KADIN mengadakan Rapimnas secara Hybrid.
Johnny Plate meminta KADIN dapat berperan aktif untuk memberdayakan umkm lokal, agar kue produk lokal dapat meningkat dalam porsi pasar digital nasional.
Gubernur Jawa tengah yang berpotensi besar menggantikan Presiden Jokowi, Ganjar Pranowo, juga mendorong umkm untuk masuk pasar digital karena memang saat ini, dengan pilihan yang terbatas maka masuk ke pasar digital melalui marketplace yang sudah ada, adalah pilihan yang sangat logis.
Lalu bagaimanakah sebenarnya langkah yang lebih baik untuk bisa memberdayakan para pelaku umkm agar dapat mengambil porsi yang lebih besar pada pasar digital nasional?
Mari kita coba telisik lebih detil.
Banyak negara termasuk Indonesia yang lebih mengandalkan pertumbuhan ekonominya pada korporasi. Apakah ini salah ?
Menurut saya , tidak salah tetapi kurang tepat.
Salah satu kelemahan dari bangsa ini adalah dalam hal kolaborasi. Mungkin karena sistem pendidikan nasional kita juga kurang mendukung prinsip kolaborasi.
Sebagai contoh, cukup banyak dokter Indonesia yang diakui kemampuannya secara Internasional bahkan negara tetangga yang terkenal memiliki pelayanan kesehatan sangat bagus seperti Singapore, beberapa kali mengundang dokter dari Indonesia untuk mengerjakan pasien yang tidak dapat dikerjakan oleh dokter Singapore (Saya pernah mendampingi salah satu dokter yang diminta tolong oleh salah satu rumah sakit top di Singapore), tetapi ternyata dalam pelayanan secara keseluruhan, pelayanan kesehatan di Indonesia masih jauh dibawah Singapore bahkan Malaysia serta Thailand.
Menurut salah satu Guru besar Emeritus FKUI, penyebabnya adalah kelemahan dalam kerjasama tim.
Ada ego yang bermain, yang membuat pelayanan kepada pasien menjadi tidak maksimal.
Sudah saatnya kita memperkuat sisi kolaborasi dengan sikap yang kooperatif.
Kembali kita ke laptop hehehe...maksudnya kembali ke topik pasar digital.
Kalau kita rinci yang terlibat adalah sebagai berikut :
1.Pelaku umkm yaitu produsen yang memproduksi barang barang yang akan dijual pada portal belanja (Marketplace).
2.Pembuka lapak di portal belanja atau yang lebih dikenal sebagai Dropshipper.
3.Pemilik portal belanja yang biasanya adalah korporasi yang didukung dengan pendanaan besar oleh para pemegang sahamnya.4.Konsumen.
Permen no 8 tahun 2021 dari Kementrian Koperasi yaitu tentang aturan Koperasi Multi Pihak seharusnya bisa dimanfaatkan dengan baik oleh para pelaku umkm.
Sebagai contoh, para pelaku umkm yang memproduksi produk fashion. Mereka bisa bergabung bersama dalam sebuah koperasi multi pihak dan kemudian menggandeng disainer untuk bergabung dengan ketentuan yang dibuat saling menguntungkan dan dimuat dalam AD/ART koperasi tersebut .
Begitu juga untuk para pelaku umkm kuliner. Mereka bisa menggandeng chef (koki) berpengalaman untuk membentuk satu koperasi multi pihak.
Begitu juga dengan profesi lainnya.
Maka, nenurut hemat penulis, andai pola kolaborasi melalui koperasi tersebut dapat dilakukan dengan baik, apa yang disebut sebagai ekonomi kerakyatan akan terwujud nyata, tidak hanya di bibir politisi yang ssdang mengharapkan dukungan masyarakat.
Akibat yang lebih jauh adakah soal rasio gini. Seperti yang ditanyakan secara tidak sopan oleh DR Anwar Abbas, Wakil ketua MUI kepada Presiden Jokowi saat Presiden Jokowi diundang pada acara Ekonomi Umat yang diselenggarakan MUI.
Sangat tidak sopan karena Presiden yang datang sebagai undangan di acara MUI malah seperti dijebak dengan pertanyaan titipan oleh DR.Anwar Abbas .
Saya meyakini itu adalah pertanyaan titipan karena ternyata Pak Anwar Abbas tidak begitu mengerti tentang rasio gini yang dia tanyakan kepada Presiden.
Apabila DR.Anwar Abbas mengerti dan juga mengerti bagaimana angka 0,41 yang kemudian turun menjadi 0,39 itu terbentuk, maka kemungkinan besar dia akan lebih dipandang baik oleh rakyat yang menonton acara tersebut.
Gini rasio kita memang menurun yang berarti menunjukkan perbaikan. Masalahnya penghitungan gini rasio kita adalah dengan basis belanja (spending) bukan dengan basis pemghasilan (earning).
Kalau penghitungan gini rasio kita didasarkan pada penghasilan (earning), saya meyakini angkanya akan jauh lebih tinggi karena orang yang mempunyai penghasilan cukup tinggi akan menyimpan sebagian penghasilannya.
Ada seorang ilmuwan asing yang pernah menghitung dengan metode ini dan hasilnya adalah 0,82 (maaf saya lupa nama dan asal beliau), yang artinya ketimpangan antara si kaya dan si miskin sudah pada tahap mengkhawatirkan walaupun Presiden Jokowi sudah berhasil menurunkan angka rasio gini kita.
Dengan pola Kolaborasi melalui koperasi maka akan terjadi distribusi penghasilan pada lebih banyak masyarakat sehingga angka rasio gini juga dipastikan akan terus membaik.
Bagi para Dropshipper, mereka dapat membentuk koperasi pemasaran dan melakukan kerjasama dengan koperasi umkm secara win win dengan aturan yang jelas.
Konsumen Indonesia yaitu kita-kita harus bisa belajar lebih mengutamakan barang produksi lokal dibanding import.
Kita harus menyadari bahwa kuatnya pengusaha lokal akan berdampak pada kekuatan ekonomi nasional yang akhirnya juga membawa keuntungan bagi semua rakyat Indonesia termasuk kita.
Satu contoh para pengusaha asal korea yang ada di Indonesia. Andai mereka butuh peralatan kantor misalnya, maka pilihan pertama mereka adalah produksi Korea. Baru setelah mereka mencoba minimal dua kali dan ternyata produk tersebut tidak memenuhi harapan mereka, mereka akan mempertimbangkan produk produksi negara lain.
Saya tidak akan membahas soal portal belanja digital (Marketplace) karena portal tersebut dimiliki oleh korporasi besar yang pasti akan jeli melihat kesempatan dan memanfaatkannya.
Semoga para pemangku kepentingan dapat lebih mengoptimalkan pola kolaborasi seperti yang penulis tuliskan, sehingga infrastruktur digital yang sudah dibangun secara baik oleh Johnny Plate dan seluruh jajarannya tidak malah menjadikan pasar digital lokal menjadi ajang rejeki barang import tetapi bisa berguna untuk memperkuat ekonomi rakyat yaitu para pelaku umkm lokal.
Sumber Utama : https://seword.com/ekonomi/quo-vadis-ekonomi-digital-zXTROxvmpy
Lulung Pergi, Ahok Berduka, Kok Ahoker Bersuka?
Semua orang ada waktunya untuk lahir, ada waktunya untuk meninggal. Semua kematian itu selalu datang ke semua orang. Tidak ada orang yang bisa luput dari kematian. Serius. Nggak bohong. Dan ada saja orang-orang yang sekarang ini, mengait-ngaitkan kematian Lulung dengan karma Ahok.
Karma itu bukan milik Ahok. Karma itu milik Tuhan. Kita tahu bahwa apa yang terjadi kepada Lulung yang adalah mantan preman yang pernah berseteru dengan Ahok soal USB, eh maksudnya UPS, itu pasti akan datang ke kalian juga. Silakan bebas bicara soal karma, tapi kalau giliran kalian mati, bukan karma gitu?
Saya percaya karma itu ada. Saya percaya hukum tabur tuai itu ada. Tapi selama ini, saya beraninya hanya bicara karma soal penderitaan duniawi, tidak berani terlalu vulgar soal kalau bicara kematian. Di dalam pikiran, saya bebas berpikir bahwa karma itu mungkin datang ke orang-orang pembenci Ahok.
Tapi saya tidak sampai menuliskannya. Karena jika kita bicara kebebasan berpikir, berpikir untuk bunuh orang pun sebetulnya sah-sah saja, tidak ada jerat hukum dalam berpikir. Tapi kalau sudah mengekspresikan pemikiran itu, ya kita nggak akan beda dengan ISIS atau ustad atau pendeta cabul.
Berpikir soal karma itu bebas-bebas saja, semua orang berhak mengaitkan kepergian Lulung dan kehidupan Ahok, dengan sesuka-sukanya dan sebebas-bebasnya. Hanya saja kalau sampai ketidaksukaan kalian kepada Lulung membuat kalian melihat kepergian lulung dengan kontroversinya soal USB dan UPS dan preman Tanah Abang yang ditertibkan Ahok, itu ngawir.
Kalau mau bicara karma, bicaralah sebatas apa yang wajar dan apa yang pantas. Saya pun yakin kalau Ahok pun pasti tidak suka dengan orang-orang yang bicara soal karma dan mendewakan dirinya, dan mengaitkan bahwa kalimat Ahok sama dengan Sabda Tuhan.
Urusan hidup dan mati itu di tangan Tuhan. Jadi kalau mengaitkan kematian seseorang dengan tindakan-tindakannya, itu jangan sampai terlalu brutal lah. Bicarakan saja yang apa adanya. Selama hidup, Lulung ini sudah memberikan manfaat bagi anggota DPRD soal UPS yang harganya selangit.
Pikirkan saja yang baik-baik soal Lulung. Misalnya dia sudah memberikan angin segar kepada tukang parkir di Pasar Tanah Abang, sehingga mereka bisa hidup dengan baik. Untuk urusan macet dan pungli yang terjadi, itu biar Ahok saja yang urus saat jadi gubernur.
Selama hidup, kita tahu Ahok ini jarang bicara soal karma, soal langit maupun soal Tuhan. Sesekalinya Ahok bicara, itu juga bicara bukan di hadapan Lulung kok. Tapi bicara di depan Ma’ruf Amin saat persidangan. Jadi kalau bicara soal kalimat Ahok, saya yakin Ahok juga pasti sadar.
Dan kalau bicara perseteruan Ahok dan Lulung, memang separah apa sih? Apakah perseteruan Ahok dan Lulung sehebat perseteruan antara Ahok dan Rizieq? Nggak juga kan? Apa yang dikerjakan Lulung dan diperdebatkannya kepada Ahok juga nggak terlalu brutal kok.
Lulung juga hanya bela Anies dan AHY, nggak sampai menghancurkan karir Ahok, seperti yang dikerjakan Rizieq dan pembuat fatwa haram saat itu. Nggak enak sebutnya. Tapi ya fakta juga sih. Tapi tetap saja nggak semua fakta perlu dibeberkan haha.
Sekarang kembali ke kepergian Lulung. Orang ini seengganya sudah bermanfaat buat para pencari kerjaan di Tanah Abang. Dia sudah beberapa periode jadi anggota DPRD. Memberikan manfaat bagi para tukang tagih di Tanah Abang. Dia yang pasang badan saat Ahok mau menertibkan Tanah Abang.
Sudah lah. Buat para pendukung Ahok yang radikal, tolong jangan terlalu ngeri kalau ngomong karma. Gua jadi takut sendiri kalau bergaul sama kalian. Ngomongin yang baik-baiknya lah. Semua orang pasti mati kok. Nggak ada yang lepas dari upah dosa itu. Kepergian Lulung itu upah dosa kok.
Semua orang pasti mati karena semua orang punya utang dosa. Mau Kristen, mau nonkristen, semua pasti mati. Masalahnya, manusia mati meninggalkan nama. Namanya baik atau buruk, itu kalian nilai dalam hati saja. Nggak usah dibunyiin juga gitu.
Turut berduka untuk kepergian Lulung. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan. Ahok pun ucapkan dukacita, kok pendukungnya malah sukacita sih? Aneh kalian.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/lulung-pergi-ahok-berduka-kok-ahoker-bersuka-FFWmnCPt63
Guru Ngaji di Tangerang, Modus Isi Tenaga Dalam, Padahal Isi Benih Pisang
Entah mengapa, akhir-akhir ini bertambah banyak berita tentang kejahatan seksual yang dilakukan oleh oknum-oknum yang ada di bidang pengajaran agama.
Di satu sisi, penulis merasa bersyukur bahwa perbuatan di luar batas WTP (Wajar Tanpa Pelecehan) yang dilakukan secara diam-diam dan tersembunyi rapat oleh oknum-oknum "beragama tapi cuma topeng" itu akhirnya terbongkar juga secara masif, namun di sisi lain, penulis merasa sedih, karena ternyata ini seperti bom waktu, dan seperti puncak gunung es yang terlihat kecil itu, yang lama-kelamaan makin besar setelah kita menyelam masuk ke bawah laut dan memeriksanya.
Penulis juga mengapresiasi Kepolisian RI, karena berkat jasa-jasa mereka, oknum-oknum penjahat seksual itu akhirnya diciduk tanpa ampun oleh para polisi, materai Rp.10.000 sudah tidak sakti lagi. Mereka itu licin-licin dan sulit diketahui aksinya itu, karena mereka punya pembalut spesial yang putih-putih mulus yaitu "pakai daster putih, comot ayat-ayat sesuka hati, dan tameng agama."
Bravo, Kepolisian RI, maju terus, ciduk terus, dan jangan ragu, tembak saja kalau mereka mencoba untuk melawan polisi saat proses penangkapan! Apa gunanya pistol dan senjata api, kalau bukan untuk melumpuhkan penjahat berbahaya? Enak saja, kadrun teriak-teriak HAM, padahal kadrun itu sebenarnya lebih parah lagi kalau melanggar HAM, yaitu saat kadrun bermetamorfosis jadi teroris!
Salah satu berita yang menjadi fokus di artikel ini adalah berita tertangkapnya seorang guru ngaji di daerah Tangerang, yang berinisial AS (disingkat atas dasar praduga tak bersalah, sebelum diperkarakan di pengadilan). AS menjadi tersangka karena diduga melakukan pelecehan seksual kepada dua orang muridnya yang datang untuk belajar ngaji.
Dalam pengakuannya kepada pihak berwajib, pelaku melakukan aksi cabulnya dengan berpura-pura hendak mengisi tenaga dalam (kok, tiba-tiba terbayang film kungfu jadul, ya?) padahal bukan tenaga dalam yang masuk, melainkan benih pohon pisang yang masuk ke tubuh korban. Ah, gilber juga nih, itu guru rasa taenagadidalam, gila bener kelakuannya!
Aneh, ya, guru ngaji, tapi mau isi tenaga dalam. Ini sudah tidak masuk akal. Sebenarnya dia guru ngaji atau guru bela diri atau dukun palsu yang kerjanya tipu-tipu pasien?
Harusnya alasan guru ngaji mesum ini ditolak mentah-mentah karena itu bukan termasuk fiqih lagi, tapi sudah menjadi tanda-tanda bahwa fiqiran-nya itu kotor dan menjijikkan. Otaknya sudah kebablasan penuh terisi oleh desiran nafsu bejat yang membuncah akal sehat!
Tapi kasihan juga, kupikir mungkin karena korbannya masih anak-anak, pikirannya masih polos total setotal-totalnya, sampai tidak tahu bedanya antara guru ngaji dan guru bela diri.
Masih polos juga dengan tidak berpikir bahwa gurunya bermaksud untuk melakukan percabulan dan pelecehan seks.
Belajar cuma hafal-hafal ayat, tapi tidak diajarkan dan tidak terlatih untuk berpikir kritis dari orangtuanya.
Pedofil yang adalah predator anak-anak memang suka mencari korban yang lemah kekuatan fisiknya dan lemah pikirannya, gampang untuk dikadal-kadalin.
Sebagai orangtua, sudah seharusnya kita belajar untuk memprediksi hal ini, dan mengantisipasi jika ada calon pedofil potensial di sekitar anak Anda. Orangtua tidak mampu menjaga anaknya 7x24 jam non stop. Tapi jangan abaikan anak Anda, "peduli lindungi dot id" kepada anak Anda, walaupun terkadang orangtua bisa gagal juga, tapi usahakan secara maksimal untuk memberi pesan dan kata-kata yang bijak untuk anak Anda bisa mengerti beberapa hal yang perlu diketahui anak agar terhindar dari berbagai jenis kejahatan, termasuk kejahatan seksual.
Tegaskan pada anak agar jangan pergi ke rumah guru ngaji, ajarkan anak untuk hadir belajar ngaji di masjid saja, di ruang publik, karena di sana hadir anak-anak dan orang-orang lain juga, jadi anak yang belajar ngaji akan lebih cenderung aman, tidak "dikerjain" secara diam-diam tanpa orang lain mengetahuinya.
Anak Anda berjenis kelamin laki-laki atau perempuan, di hadapan predator yang kelaparan, mereka tidak pilih-pilih mangsa, tiba-tiba bisa terjadi peristiwa mengerikan, "jeruk makan jeruk."
Ajarkan anak Anda dasar-dasar bela diri agar tidak mudah lagi diiming-iming pakai "isi tenaga dalam."
Bela diri tanpa tenaga dalam pun, bisa kok, contoh praktis, nih: latih anak untuk menendang secara akurat daerah selangkangan oknum itu, karena orang besar pun akan kalah sama anak-anak, saat pisang dan telurnya ditendang dengan telak walaupun tendangan anak-anak itu masih kurang bertenaga.
Ada pula jurus menggunakan sikut dan lutut, bisa dilihat di berbagai video tutorial di internet, yang penting ingatkan agar anak Anda tidak menyalahgunakan ilmu bela dirinya, ingatkan kepada anak untuk menggunakan semua teknik berbahaya ini saat kepepet saja.
Kejahatan terjadi bukan saja karena ada niat dari pelakunya, tapi juga karena ada kesempatan: si Anak tidak tahu apa-apa soal kriminil yang bisa saja menyamar jadi guru ngaji, ulama atau ustad.
Waspadalah! Weleh-weleh! Waspadalah!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/guru-ngaji-di-tangerang-modus-isi-tenaga-dalam-10rtJMmZXO
Saatnya Berperang Melawan Kejahatan Seksual
Dunia pendidikan kini sedang gonjang ganjing dan penuh geger geden. Pasalnya ada kejadian memalukan. Ada seorang oknum pengajar di salah satu pesantren di Bandung, Jawa Barat yang telah berani dengan bejatnya menodai kesucian para muridnya. Ekstremnya juga sudah ada yang melahirkan. Jumlahnya tidak sedikit. Ada belasan. Dan kejadian itu sudah dilakukan pelaku sudah sejak lama. Miris sekali dan membuat kita mengelus dada.
Sebelum peristwa di Bandung tersebut, ramai juga perbincangan tentang Novia Widyasari yang bunuh diri gara gara stress ditekan oleh pacarnya untuk menggugurkan kandungannya karena tidak direstui orang tuanya. Dalam kasus yang sama, rentetan kasus pelecehan seksual yang terjadi di dunia kampus begitu banyak mengisi pemberitaan di media maya. Salah satu kasus dugaan terjadinya pelecehan sesual terbaru yang kini menjadi pemberitaan media massa terjadi di Universitas Riau (Unri). Seorang mahasiswi angkatan 2018 diduga mengalami pelecehan seksual oleh dosennya yang juga seorang dekan.
Peristiwa klasik. Tentu kita bersama tahu dan sadar bahwa peristiwa kejahatan seksual sudah lama terjadi dimanapun tempatnya. Terlepas diakui atau tidak, itu adalah fakta. Intinya yang jadi korban adalah perempuan. Perempuan selalu menjadi objek kekeraan seksual dan menjadi kornban tiada henti. Jauh sebelum itu, peristiwa di zaman mahabarata yang mengisahkan perenderitaan Drupadi yang dilecehkan kurawa ketika disidang istana.
Menurut laporan dari Komnas Perempuan pada 2020 tercatat ada 299.911 Kasus Kekerasan terhadap Perempuan Sepanjang 2020. Di ranah publik, kasus paling menonjol adalah kekerasan seksual sebesar 962 kasus (55 persen) yang terdiri dari dari kekerasan seksual lain (atau tidak disebutkan secara spesifik) dengan 371 kasus, diikuti oleh perkosaan 229 kasus, pencabulan 166 kasus, pelecehan seksual 181 kasus, persetubuhan sebanyak 5 kasus, dan sisanya adalah percobaan perkosaan 10 kasus.
Dari data yang diambil dari Komnas perempuan tersebut, betapa banyaknya kasus kekerasan yang menimpa perempuan. Tentu tidak semua kasus itu sudah selesai di mata hukum. Tidak sedikit juga para pelaku kejahatan seksual yang bebas dari jeratan hukum di negeri ini dengan bantuan kekuasan orang yang berkuasa. Intinya hukum bagi pelaku kejahatan seksual di Indonesia masih belum memberikan efek jera.
Hukum Mati atau Kebiri
Disebutkan bahwa di dalam Pasal 285 KUHP tentang Perkosaan berbunyi sebagai berikut. “Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar perkawinan, diancam karena melakukan perkosaan dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun.”
Publik menilai hukuman kurungan penjara dua belas tahun tidaklah seimbang dengan akibat aksi bejat yang dilakukan para kejahatan seksual. Karena korban kejahatan seringkali harus menanggung beban psikis seumur hidup karena harga dirinya hancur. Trauma psikis yang membekas sangatlah sulit sulit dihilangkan dari benak korban. Sehingga Indonesia perlu memperbaiki hukuman yang tertulis di KUHP agar sesuai denga kejahatan yang dibuat pelaku.
Tentu negara kita bisa mengadopsi dari negara lain untuk menekan kasus kejahatan seksual terutama pemerkosaan. Kita bisa belajar dari China yang menjadi Mitra kerja. Disana pemerintah China tidak segan untuk menghukum pemerkosa dengan hukuman mati. Karena hukuman dianggap sangat pantas. Dan terbukti bisa menekan kasus pemerkosaan.
Disisi lain kalau memang ini terlalu berat karena dianggap melangar hak asasi manusia, ada opsi lain yang bisa terapkan untuk menghukum pemerkosa, yaitu dengan di kasih hukuman kebiri. Opsi ini lebih masuk akal. Karena dengan dihukum kebiri tentu ia tidak akan bisa melaksanakan nafsu bejatnya. Sehingga angka kasus pemerkosaan bisa menurun. Kehidupan perempuan bisa terselamatkan dari pelaku kejahatan seksual seperti pemekorsaan.
Terlepas dari semua, kita sebagai bangsa yang besar harus berani berbenah. Demi menyongsong generasi emas di tahun 2045, tentu perempuan adalah asset bangsa. Negara harus menjaga dengan memberikan rasa aman bagi perempuan yang selama ini sering menjadi korban kejahatan seksual. Salah satu hal berbenah itu adalah perlu mengkaji kembali tentang hukuman kepada parapelaku kejahatan seksual. Jika ini dibiarkan terus tanpa tindakan progresif, tentu harapan Indonesia emas di satu abad Indonesia hanyalah sia-sia.
Maka dari itu, kita tidak boleh diam. Mari bergerak. Mari mengawal pergerakan untuk kebaikan dan keadilan bersama. Mari kita berperang bersama melawan kejahatan seksual di Negeri tercinta.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/saatnya-berperang-melawan-kejahatan-seksual-xhkZvXufGO
Membagongkan! Logika Si Adam Prabata Mirip Buni Yani dan Rizieq!
Dokter Adam Prabata ini adalah dokter yang asli banget wikwiknya. Dia semakin lama semakin ngawur bicara soal Omercon yang katanya sudah memakan korban. Ada orang di Inggris yang akhirnya mati karena Omercon. Padahal kita tahu bahwa di berita Forbes, judulnya jelas “Died with Omicron.”
Judulnya sudah diganti, tapi logika si Adam memang nggak tergantikan. hahaha!
Dia semakin lama semakin mau membuat orang-orang ketakutan dan khawatir sehingga orang miskin makin miskin dan nakes macam dia makin sukses dengan menebarkan ketakutan. Hahaha. Sungguh-sungguh bikin ngaco. Dia gak bisa bedakan antara with dan because.
Judulnya mati sambil membawa omicron, berbeda dengan mati karena omicron. Mungkin dokter Adam Prabata harus belajar dulu nih dari Buni Yani. Biar bisa bedakan “Dibodoh-bodohi oleh kitab suci” dan “Dibodoh-bodohi pakai kitab suci”. Memang dokter-dokter macam gini harus disumpal.Selama ini kita tahu Dokter Adam ini memang nggak jelas dan sering bikin heboh orang-orang yang ada di Twitter. Tapi sekarang netizen semakin lama semakin pintar. Netizen mulai mempertanyakan balik si Adam ini. Saya nggak usah panggil dokter lah ya, nggak pantes jadi dokter orang ginian di mata saya.
Selama ini kita tahu si Adam ini memang sering bikin gaduh dan dia kelihatannya dia benar-benar ingin virus ini tetap ada dan rakyat tetap nelangsa sengsara dan makan hati melihat virus ini. Padahal sudah jelas virus omercon ini muncul sudah lama, dan first case kematian pun baru sekarang muncul.
Dan di pemberitaan Forbes juga dijelaskan secara tidak rinci, pasiennya siapa, ada penyakit bawaan atau tidak, lalu usianya berapa dan apakah ada riwayat yang lain-lain. Dan si Adam koar-koar saja nggak jelas bahwa kita harus waspada dan jangan macam-macam sama varian ini.
Sudah divaksin, lalu gak guna? Adam gak akan jawab pertanyaan-pertanyaan logis dan kritis. Karena memang pendengarnya adalah para orang-orang macam pendukung Anies Baswedan yang otaknya ada. Ya hanya ada, entah dipakai atau tidak. Mungkin dipakai, tapi hanya bagian tertentu saja.
Misalnya otak bagian reptil alias croc brain yang hanya mengisi naluri dasar seperti makan, minum, haus, lapar, marah dan traktir. Inilah yang mungkin sedang dikerjakan oleh si Adam kepada masyarakat Indonesia. Varian ini ada, nyata dan menular. Tahu. Terus? Mau bikin varian omercon ini tetap eksis?Caranya bagaimana? Ya takut-takutin saja mereka-mereka ini. Karena ketakutan adalah komoditas utama bagi masyarakat Indonesia, apalagi kalau yang ngomong punya gelar dokter. Mirip banget sama Prabowo, gelar mantan militer, ternyata nggak guna juga. Ternyata dipecat dan jadi pecundang dua kali.
Saya sengaja bawa-bawa hal ini ke dalam ranah politik, karena memang si Adam Prabata ini sepertinya lebih cocok jadi politisi daripada dokter. Kalau perlu, lebih cocok lagi kalau masuk PKS, Demokrat, NasDem, Gerindra atau beberapa partai gurem lainnya. Karena kalau dokter, harusnya menangkan logika.
Dokter harus memenangkan logika di atas emosi. Tapi kelihatannya si Adam ini kepengaruh sama emosi. Nggak tahu kepahitan apa yang dialami oleh si Adam ini kepada Si Om Mercon. Vaksinasi sudah muncul, tapi masih ada saja orang-orang dungu yang ingin membuat kekuatan vaksin kelihatannya berkurang.
Itulah politisi. Kalau mau ngebacot, sekalian dong si Adam ngebacot soal Mulan Jameela dan Ahmad Dhani yang habis liburan dari luar tapi langgar karantina, mau mandiri atau mau di Wisma Atlet. Atau jangan-jangan mau jadi kayak si Hillary NasDem yang ngebela Mulan Jameela? Hahaha.
Sudah lah Dam, namamu mewakili kaum Adam, tapi tindakanmu kok mewakili kaum nyinyir sih? Sudah lah, daripada ngebacot soal Omercon, ngebacot yang lebih berguna saja. Seperti Endorse Sinovac, karena dia yang paling mantap melawan segala varian. Gelarmu dokter, tapi tindakanmu bak Politisi.
Inilah yang menjadi kegagalan si Adam. Sini les bahasa Inggris sama saya. Meski pas-pasan, saya masih bisa bedakan antara “With” dan “Because”. Jadi ibarat orang berkacamata, lalu mati ditabrak mobil. Dan menurut si Adam, orang itu mati karena kacamata. Hahahahahaha. Sungguh membagongkan.
Begitulah dokter bagong.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/membagongkan-logika-si-adam-prabata-mirip-buni-FBadyrn7wV
Sebut Rizieq Simbol Ulama, Fadli Zon Belum Puas Ditegur Prabowo?
Fadli Zon tampaknya mulai bergairah kembali setelah bungkam selama beberapa waktu akibat dirumorkan ditegur Prabowo.
Kali ini dia menyebut Rizieq adalah simbol dari Ulama dan meminta agar pemerintah bisa merangkulnya.
Fadli Zon awalnya menyinggung kasus Rizieq sampai masuk penjara itu merupakan bentuk nyata dari Islamofobia di Indonesia. Menurutnya, fenomena tersebut belakangan ini terjadi di negara yang juga berpenduduk muslim terbesar. Menurutnya, kecenderungan Islamofobia semakin terlihat, bahkan karena itu banyak pihak yang tidak sesuai dengan sikap pemerintah dapat dituduh sebagai teroris.
Fadli Zon menjelaskan, contoh tersebut adalah perlakuan yang sangat tidak adil terhadap Rizieq oleh pemerintah. “Sebagai contoh kasus Habib Rizieq kita lihat bagaimana kasus yang begitu sumir tapi diperlakukan sangat luar biasa. Masyarakat tentu bisa melihat dan membandingkan kasus ini dengan kasus lain, harusnya pemerintah rangkul Habib Rizieq karena dia simbol dari ulama, simbol kekuatan berpendekatan umat Islam,” katanya.Lemas saya baca komentar Fadli Zon ini, wkwkwkwk. Tampaknya Prabowo kurang tegas menegur Fadli. Mungkin kalau ditegur sekali lagi, minimal harus bisa bikin Fadli Zon bungkam dan puasa bermedsos minimal selama satu tahun.
Islamofobia apaan?
Apakah ada ulama hebat yang beneran ulama pernah ditangkap dan dipenjara hingga beberapa kali seperti Rizieq? Quraish Shihab, Habib Luthfi. Pernahkah dengar dua nama ini dizalimi pemerintah? Pernah dengar mereka dikriminalisasi? Tidak pernah. Justru mereka dihormati dan diakui keilmuannya. Sikapnya santun dan menyejukkan pula. Wawasannya luas.
Rizieq dipenjara karena ulah jahatnya sendiri. Berlagak hebat menantang pemerintah dan mulutnya kasar pula. Apakah dia pantas disebut ulama? Kerjanya hanya provokasi dan mengumbar kebencian yang memecah belah.
Perayaan hari besar agama dilakukan meriah secara nasional. Ibadah tidak diganggu. Justru hebatnya lagi, di negara ini banyak orang bisa jadi ulama dadakan dan seenaknya ceramah tak jelas yang merugikan nilai toleransi di negeri ini.
Saya tak sanggup bayangkan kalau pemerintah tegas menerapkan sertifikasi penceramah agama dan menindak mereka yang bikin resah. Sekarang aja banyak orang mempolitisasi isu ini dengan seenak jidatnya. Fadli Zon ini contohnya. Tukang memperkeruh situasi.Orang-orang seperti Fadli Zon inilah yang membuat banyak orang ikut tren memuja orang-orang yang hanya berjubah agama tapi lisannya kasar dan kelakuan sangat tidak layak dicontoh. Yang tidak layak malah dibela dan diperjuangkan mati-mati. Ini adalah pembodohan publik yang sangat ngeselin.
Simbol ulama pula. Gak sekalian bilang simbol negara aja? Kalau pun mau dijadikan simbol ulama, masih banyak ulama lain yang jauh lebih layak dan berkualitas. Kalau ditanya kepada orang-orang, Rizieq itu jauh lebih cocok disebut sebagai simbol perpecahan dan keributan.
Gara-gara orang ini dan komplotannya, masyarakat jadi terpecah belah. Intoleransi meningkat akibat doktrin yang mengerikan. Lawannya dimusuhi dengan sangat keterlaluan. Kalau tidak sejalan dengan pemikiran mereka, bersiaplah diancam dengan neraka, dikafir-kafirkan dan dalam tahap parah bisa dipersekusi dengan semena-mena. Beginikah yang disebut dengan simbol ulama?
Fadli Zon memang bisa mengatakan apa pun sesuka hatinya atas nama kebebasan berpendapat. Tapi sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh. Tinggal menunggu waktu di mana Fadli Zon akan menuai hasil dari apa yang dia ucapkan selama ini.
Buat Fadli Zon, di mana hati nuraninya? Apakah tidak puas membuat kontroversi? Apakah mau bikin negara ini hancur berantakan baru mau berhenti? Jangan karena ingin mempolitisasi satu orang, lantas tidak memikirkan efek dominonya ke depan. Semua orang tahu siapa Rizieq dan bagaimana perilakunya selama ini. Sudah tak terhitung lagi banyaknya korban yang dirugikan oleh ulah mereka.
Jangan bodohi publik dengan narasi bahwa Rizieq itu ulama dari segala ulama, sehingga Rizieq diproses hukum merupakan kriminalisasi seluruh ulama di Indonesia. Rizieq itu bukan siapa-siapa. Jadi stop bikin Rizieq besar kepala.
Hanya orang stres yang menjadikan Rizieq sebagai panutan dan mengikuti jejaknya. Padahal ada banyak ulama lain yang lebih menyejukkan dan ilmunya lebih hebat berkali lipat.
Sepertinya teguran dari Prabowo masih belum membuatnya kapok.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/sebut-rizieq-simbol-ulama-fadli-zon-belum-puas-sb0RjpAiyK
Haji Lulung Meninggal Dunia, Lupakan Ucapan Ahok
Kabar duka datang dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), kader terbaiknya telah dipanggil oleh Allah SWT pada hari Selasa, 14 Desember 2021, Abraham Lunggana atau lebih dikenal sebagai Haji Lulung dikabarkan meninggal di Rumah Sakit Harapan Kita pada pukul 10.51 WIB.
Haji Lulung sebelumnya dikabarkan dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita karena mengalami serangan jantung. Haji Lulung dirawat di Rumah Sakit Harapan Kita sejak 24 November dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada 14 Desember 2021 kemarin.
Tak disangkal kematian Haji Lulung lalu dikaitkan dengan perkataan Ahok disaat dirinya disidang terkait perkara penistaan agama, yang mana Ahok kemudian divonis hukuman selama 2 tahun penjara. Diakhir persidangan Ahok pernah berucap, bahwa Tuhan yang akan membalaskan kepada mereka yang telah menganiaya dirinya. Dan ucapan Ahok ini benar-benar terbukti kepada mereka yang terang-terangan menghakimi dirinya meskipun dirinya merasa tidak bersalah.
Kita dapat menyebutkan beberapa nama yang terkena karma ucapan Ahok, tetapi saya rasa kita tidak perlu menyebutkan nama-nama mereka. Dan saya yakin kalian juga sudah dapat menduga siapa saja mereka itu. Orang-orang tersebut kini sedang berurusan dengan hukum, ada juga yang terserang penyakit yang mematikan. Ada juga yang sudah mendekam di penjara, ada juga yang karir politiknya hancur begitu juga dengan kehidupan keluarganya.
Namun, apakah kematian Haji Lulung harus kita kaitkan dengan ucapan Ahok dulu? Saya kira tidak perlu kita mengait-ngaitkan kematian Haji Lulung dengan ucapan Ahok tersebut, karena bagaimanapun juga masalah hidup mati seseorang berada di tangan Tuhan YME. Jika Tuhan berkehendak kapan pun kita bisa mati.
Kita memang tahu, ketika pilkada Jakarta beberapa tahun yang lalu Haji Lulung dan Ahok memang berseberangan. Berbagai cara dilakukan untuk mengganjal Ahok menuju Jakarta-1. Dan salah satunya adalah terkait dengan Surat Al-Maidah ayat 51 yang mengantarkan Ahok masuk penjara.
Ucapan Ahok yang menyinggung Surat Al-Maidah ayat 51 tersebut ketika Ahok berpidato di Kepulauan Seribu. Sebenarnya ucapan Ahok terkait Surat Al-Maidah ayat 51 tersebut tidak menimbulkan polemik sebelumnya. Tetapi ucapan tersebut baru ramai ketika penggalan pidato Ahok tersebut diunggah oleh Buni Yani di laman Facebooknya pada tanggal 6 Oktober 2016. Sejak saat itu ucapan Ahok pun menjadi polemik. Dan memicu kemarahan sebagian besar umat Islam.
Pada tanggal 07 Oktober 2016, Ahok dilaporkan ke polisi oleh Habib Novel Chaidir Hasan yang berprofesi sebagai alim ulama, sebagaimana Laporan Polisi Nomor LP/1010/X/2016 Bareskrim. Ahok dilaporkan karena diduga melakukan tindakan pidana penghinaan agama.Meskipun Ahok kemudian telah meminta maaf atas ucapannya tersebut pada tanggal 10 Oktober 2016, tetapi tetap tidak mendapatkan respon positif. Ahok tetap dituntut disidangkan terkait kasus penghinaan agama tersebut. Dan kemudian kita tahu, Ahok divonis bersalah dan harus menjalani hukuman selama 2 tahun.
Ahok menerima vonis tersebut dan tidak melakukan kasasi ke tingkat yang lebih tinggi. Dan Ahok ikhlas menerima hukuman tersebut untuk menghindari kegaduhan lebih lanjut. Tetapi pada saat terakhir persidangan Ahok mengucapkan kata-kata tersebut di atas.
Dan kini, kematian Haji Lulung pun dikait-kaitkan dengan ucapan Ahok dulu. Banyak orang beranggapan bahwa Haji Lulung telah menerima karma Ahok. Karena pada saat itu Haji Lulung juga bersuara lantang untuk memenjarakan Ahok terkait kasus penghinaan agama tersebut.
Tetapi sekali lagi, sebagai umat manusia yang pada akhirnya harus meninggalkan dunia ini. Maka selayaknya kita tidak perlu mengait-ngaitkan meninggalnya Haji Lulung dengan karma Ahok. Karena bagaimana pun juga manusia akhirnya akan meninggal juga.
Hari ini mungkin Haji Lulung yang dipanggil Tuhan, tetapi kita tidak tahu apa besok, lusa atau suatu saat nanti kita yang dipanggil Tuhan. Apakah kematian kita juga harus dikaitkan dengan ucapan Ahok dulu?
Sudah saatnya kita mengakhiri mengaitkan seseorang dengan karma Ahok. Apalagi mereka yang telah meninggal dunia. Kematian hanyalah salah satu rahasia Tuhan dan tidak ada kaitannya dengan karma Ahok. Hidup dan mati adalah rahasia Tuhan yang harus kita hormati.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/haji-lulung-meninggal-dunia-lupakan-ucapan-ahok-wnl62JOBSI
Bikin Ngakak! Orang Ini Sebut Anwar Abbas Reinkarnasi dari Tengku Zul
Pola pikir kelompok sebelah kalau diperhatikan memang agak dangkal. Karena siapapun yang menyerang Jokowi pasti mereka puja setinggi bintang di langit. Tidak peduli apa latar belakang dan motif orang tersebut memojokkan Presiden.
Sebagai contoh Rocky Gerung. Orang ini memang kerjanya gak ada yang lain selain dari nyinyirin Jokowi. Apalagi sekarang jobnya di ILC sudah gak ada, tambah banyaklah waktu luangnya untuk mengata-ngatai presiden itu.
Padahal kala dibandingkan Jokowi dia itu gak ada ada-apanya lho. Rocky nyalon ketua RT saja belum tentu terpilih. Apalagi nyapres.
Lagian juga, emang apa yang bisa dibanggakan dari Gerung selama ini selain dari gelar profesornya yang palsu itu dan menyerobot lahan milik Centul City?
Tidak ada ferguso.
Tapi karena dia suka menjelek-jelekkan orang nomor satu di negeri ini, ia dikagumi oleh bani Kadrun. Atau bisa dibilang si Gerung ini sudah punya simpatisan sekarang. Walaupun jumlahnya sedikit.
Dan beberapa politisi coba memanfaatkan pengaruhnya itu, seperti Fadli Zon.
-o0o-
Teranyar, orang yang doyan memojokkan Presiden dan diidolakan kaum Kadrun adalah Anwar Abbas.
Lantas, siapa si Anwar Abbas ini?
Ia adalah salah satu pengurus LSM di negeri ini yakni MUI yang menjabat sebagai Wakil Ketua Umum MUI periode 2020-2025.
Sebelumnya ia menjabat sebagai Sekjen MUI periode 2015-2020.
Artinya bisa dibilang si Anwar ini hidup atau mencari penghidupan di MUI.
Lalu, apa saja nyinyiran yang pernah dilontarkan oleh anggota LSM rasa ulama itu?
Cukup banyak sih.
Ia pernah ngawur dengan mengatakan sebaiknya Republik Indonesia ini dibubarkan saja.
Di samping itu, Abbas juga menyerukan pembubaran Kemenag.
Hingga ia disebut stress oleh Guntur Romli karena ngomong sembarangan tersebut.
Baru-baru ini lagi-lagi datuk Anwar bikin ulah. Tanpa bukti yang jelas, ia menuding pemerintahan Jokowi membagi-bagikan lahan kepada pemodal.
Hingga tudingan itu langsung dijawab oleh Presiden bahwa memang betul ada distribusi lahan kepada para pemodal kelas kakap. Tapi itu dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.
"Berkaitan dengan lahan, dengan tanah, penguasaan lahan, penguasaan tanah, apa yang disampaikan oleh Buya (Anwar Abbas) betul, tapi bukan saya yang membagikan," jawab Presiden.
Makjeb! Mudah-mudahan sang mantan yang sebelumnya disebut jenderal Baper oleh Arief Poyuono tidak sampai Baper lagi dengan pernyataan presiden tersebut. Karena kalau dia terbawa perasaan lagi, siap-siap mengatakan 'tentu saya bisa jelaskan' dan 'saya bertanya kepada bapak presiden' melalui akun Twitternya. Hehehe
Nah, karena begitu dikaguminya si Anwar ini, sampai-sampai ia disebut sebagai reinkarnasi Tengku Zul oleh salah seorang Kadrun bernama Hisyam Mochtar.
"Bisa dibilang Anwar Abbas itu reinkarnasi dari almarhum Ustadz Tengku Zulkarnain di MUI. Gak ada takut-takutnya menyampaikan yang haq itu haq dan yang batil adalah batil" ujar Hisyam melalui akun Twitter @HisyamMochtar seperti tanpa bersalah.
Cadas. Kadrun sudah pakai reinkarnasi segala sekarang.
Bukankah konsep reinkarnasi itu tidak ada dalam agama Islam? Yang itu ada dalam ajaran agama Hindu dan Budha. Kwkwkwk
Bahwa pengertiannya adalah orang yang meninggal dunia akan dilahirkan kembali tapi dalam bentuk lain. Dan perbuatan semasa hidup sangat berpengaruh terhadap mau jadi apa dia ketika menjalani reinkarnasi nanti. Kalau amal dan perbuatan semasa hidup buruk bisa saja nanti pas meninggal dunia dan hidup kembali menjadi Novel Bamukmin.
Hanya saja, meskipun pernyataaannya itu rada ngawur ada juga lho yang mendukung Hisyam Mochtar tersebut.
"Bener (Anwar Abbas reinkarnasi dari Tengku Zul). Sama-sama smart dan berani. Kalau alm ustad Tengku humoris. Kalau pak ustad Anwar tegas" ujar pemilik akun Twitter @Ekaranggo
Jika kelakuan Anwar seperti itu, suka ngomong tanpa data, lantas bagaimana dengan kelakuan si reinkarnasi Anwar tersebut, Tengku Zul?
Lebih para lagi. Hahaha
Ia benar-benar ustad digoreng dadakan.
Bagaimana tidak, dari yang awalnya penyanyi di Radio Republik Indonesia (RRI). Sebelumnya kuliah jurusan Bahasa Inggris, kok tiba-tiba jadi ustad.
Itulah resiko masuk MUI. Karena namanya majelis ulama, siapapun yang masuk langsung auto menyandang gelar ulama.
Bahkan kalau seandainya Hary Tanoe masuk MUI maka ia juga akan digelari ulama oleh Kadrun.
Lalu, apa saja kelakuan buruk si Tengku Zul ini?
Ada banyak banget.
Pertama, ia pernah rasis terhadap masyarakat kulit hitam. Kala itu Zul mengatakan bahwa surga jadi jelek jika ada orang hitam di dalamnya.
"Orang hitam tak boleh masuk surga. Jelek surga kalau ada orang hitam. Aku gak selera kalau di surga ada orang hitam," ujar mantan pendukung Prabowo itu.
Kedua, ia pernah mengatakan hanya akan mau membantu pemerintahan Jokowi, kalau presiden wafat.
Sebenarnya secara tidak langsung Tengku ini mengatakan ia berharap Presiden Jokowi atau orang yang dibencinya itu cepat meninggal dunia.
Eh, gak tahunya dia sendiri yang kena Covid dan reinkarnasi duluan.
Namun, meskipun merupakan reinkarnasi si Zul dan punya tabiat yang sama buruknya, ada satu hal yang tidak dimiliki oleh Anwar Abbas yakni hobi melihara ayam.
Mudah-mudahan saja dalam waktu dekat si buya Anwar ini doyan main ayam juga. Biar reinkarnasinya sempurna gitu.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/bikin-ngakak-orang-ini-sebut-anwar-abbas-nNuEffarV9
Beredar Foto Egi Sudjana Terbaring Di Rumah Sakit, Semoga Bukan Karma Ahok?
Penulis heran dengan pihak-pihak yang gerah dengan istilah karma Ahok dalam kasus haji Lulung. Mungkin karena istilah karma tidak ada dalam kepercayaannya. Kalau itu alasannya maka tinggal ganti saja istilahnya sesuai dengan agama masing-masing.
Bisa diganti azab, tabur tuai, ujian, cobaan, apapun itu. Karena semua itu konsep dasarnya sama, yaitu teguran/didikan dari yang maha kuasa kepada umatnya, agar mengingat perbuatan yang telah mereka lakukan sekiranya ada yang salah.
Ada juga yang mau gampangnya, kalau hal tersebut merupakan takdir. Ya sudah biar adil dan ga ribut antar pemeluk agama karena istilah, penulis buatkan kesimpulan yang sekiranya bisa menyenangkan semua pihak.
Haji Lulung meninggal karena TAKDIR, TAKDIR tersebut adalah mendapatkan KARMA akibat TABUR TUAI dari perbuatannya. Sehingga sebelum meninggal beliau sampai mengalami serangan jantung berulang-ulang, hingga kateter yang dipasang pada jantungnya patah.
Sudah ya? Aman ya? Yang penting kita bisa jadikan pelajaran semua yang terjadi. Hikmahnya adalah semua orang pasti mencapai titik akhir, perbanyak berbuat baik dan hindari zalim kepada siapapun, apalagi dengan alasan SARA. Karena ....... sangat pedih (titik-titik isi sendiri ya sesuai kepercayaan masing-masing).
Nah tidak lama setelah kematian Haji Lulung, kini Beredar foto yang memperlihatkan tokoh 212 sekaligus Kuasa hukum Tim Pembela Ulama dan Aktivis (TPUA), Eggi Sudjana tergeletak dan dirawat di Rumah Sakit (RS).
Egi Sudjana ini adalah teman dekat Kivlan Zen yang pernah ditangkap karena kasus dugaan makar. Ya bagaimana tidak, orang yang mainannya isu PKI ini, saat itu memprovokasi untuk terjadinya aksi People Power yang berakhir dengan kerusuhan.
Egi Sudjana juga adalah aktivis 212 dan termasuk orang yang memainkan politik agama untuk menjatuhkan Ahok.
Penulis berharap foto tersebut bukanlah Egi Sudjana, ya bagaimanapun penulis ngeri-ngeri sedap kalau terjadi karma Ahok lagi. Bukan kenapa-kenapa, nanti banyak kadrun yang hareudang, hareudang, panas, panas, panas. Kadrun kalau sudah hareudang suka kesurupan dan bawaannya pengen bikin kacau, maka penulis berharap itu bukan Egi Sudjana.
Untuk memenuhi unsur cover both side, maka penulis juga infokan kalau anak Egi Sudjana dan pengacara HRS Aziz Yanuar sudah membantah kabar berita tersebut. Hmmm, kok orang lain yang membantah ya bukan yang bersangkutan? Detik menghubungi Egi Sudjana sampai sekarang belum bisa loh. Penulis mencium ada udang dibalik rempeyek kalau gini caranya.
detikcom telah menghubungi Eggi Sudjana untuk mengkonfirmasi kabar tersebut. Namun, hingga berita ini terbit, Eggi belum merespons.
Sekarang saatnya kita analisa bantahan dua orang tersebut, berikut bantahan dari Aziz Yanuar pengacara HRS :
Alhamdulillah, bang Eggi sehat, itu klarifikasi," kata Aziz saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Selasa (14/12/2021).
"Iya (tidak benar), itu klarifikasi dari sahabat beliau," ujarnya.
Komentar penulis : oh kalau ini sih bukan sumber A1, ini sih dapat info dari sahabat Egi Sudjana yang artinya Yanuar Aziz ini adalah pihak ketiga. Malah makin membingungkan toh? Sekelas Yanuar Aziz yang sama-sama pengacara satu kubu saja, bukannya dapat info langsung dari Egi, tapi malah dapat info dari orang lain.
Jangan-jangan, ah bukan mari kita berfikir positif saja kalau foto yang beredar memang bukan foto Egi yang terbaring sakit. Sekarang kita beralih ke bantahan dari anaknya langsung, ya bisa dibilang hampir A1 lah ini karena beliau adalah orang terdekat Egi Sudjana.
"Alhamdulillah kemarin Pak Eggi sudah boleh pulang dari RS. Insyaallah sudah sehat dan beraktivitas lagi," jelas Hizbullah.
Komentar penulis : loh kok justru malah mengkonfirmasi bahwa Egi Sudjana sempat masuk RS? Berarti besar kemungkinan foto yang beredar benar donk? Tapi bisa jadi ada orang yang mirip dengan Egi Sudjana sih. Kita berfikir positif saja.
Alhamdulillah kalau bang Egi Sudjana memang sudah sehat dan beraktivitas lagi. Tuhan masih berikan kesempatan bang Egi untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Semoga bang Egi jadi orang yang adem, baik dan tidak provokatif lagi.
"Kemarin istirahat di RS karena gula darahnya agak tinggi dan kelelahan faktor aktivitas padat," lanjutnya.
Komentar penulis : wah bang Egi ini ternyata orang yang kreatif ya. Beliau istirahat saja di rumah sakit, dan sampai dipakai berbagai selang di tubuhnya (kalau gambar yang beredar benar).
Orang lain ke rumah sakit itu kalau berobat atau dirawat, ini bang Egi ke rumah sakit cuma untuk istirahat. Tapi syukurlah kalau sembuh, semoga jadi pelajaran untuk tidak terlalu provokatif. Karena kalau kita lihat bang Egi ini di setiap penampilannya sering banget maki-maki orang dan cepat emosi, maka tidak aneh kalau beliau darah tinggi.
Kesimpulan : penulis berharap Egi Sudjana tidak sedang mulai menjalani Karma Ahok. Semoga ke depannya bang Egi tidak kenapa-kenapa, bisa sembuh sedia kala dan bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik.
Tenang drun jangan panas drun, masih ada kesempatan buat cari berita tandingan. Biasa kadrun kan suka buat berita orang-orang yang jadi korban "Mubahalah Rizieq". Selamat berusaha drun, jangan mau kalah dengan berita karma Ahok.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/beredar-foto-egi-sudjana-terbaring-di-rumah-sakit-VLW1uqaP0a
Haji Lulung Meninggal, Perlukah Ahok Menarik Ucapan Fenomenalnya Saat Dizalimi 2017 Silam?
Meninggalnya Abraham Lunggana (Haji Lulung), sosok yang dikenal sebagai salah satu "penguasa" di pasar Tanah Abang, kembali memunculkan perkataan Ahok yang fenomenal saat akhir persidangan kasus tudingan penistaan agama yang menghiasi Pilkada DKI Jakarta pada 2017 silam.
Izinkan saya kutip lagi pernyataan yang diucapkan Ahok dengan penuh keyakinan, dengan suara bergetar tanda menahan kegeraman yang luar biasa atas tudingan yang sangat bermuatan politik itu:
"Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Mahakuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu per satu dipermalukan. Terima kasih," ujar Ahok hari itu.
Saya pribadi tak menganggap bahwa meninggalnya Abraham Lunggana ini sebagai "karma" atas ucapan Ahok, yang diyakini oleh sebagian orang juga mengejar "para musuh" Ahok sebelumnya yang mengalami sakit serius hingga meninggal dunia.
Meski saya juga tak meragukan dampak dari ucapan seseorang yang dalam kondisi berbuat benar, teguh berdiri dengan keyakinan sesuai imannya sebagai seorang yang percaya Tuhan, lalu diperlakukan seperti itu ... maka bisa jadi ucapan Ahok tidak sekadar menguap di udara, tetapi memiliki dampak tertentu bagi orang-orang yang dianggap melakukan tindakan dzalim kepadanya.
Saya meyakini bahwa Tuhan ada di pihak orang benar, juga takkan pernah menyetujui adanya perbuatan zalim atau sewenang-wenang yang dialami oleh siapa pun. Dengan cara-Nya, Tuhan akan membuat perhitungan dengan orang-orang yang tidak tahu diri semacam itu.
Menuliskan artikel ini membuat saya teringat akan sebuah kisah seorang bernama Haman, yang baru saja mendapatkan kedudukan tinggi di suatu kerajaan, lalu berbuat zalim dengan berniat menghabisi seorang bernama Mordekhai yang dianggap bersikap tidak hormat dan menghinanya di depan umum karena menolak untuk bersujud memberi penghormatan kepadanya.
Dalam amarahnya, si Haman ini lantas bertekad tak cuma hendak menghabisi Mordekhai dengan cara menggantungnya di tiang gantungan, tapi juga memusnahkan orang-orang sebangsa dari si Mordekhai tadi. Namun, akhirnya rencana keji ini berbalik menimpanya dengan mati di tiang gantungan, karena terbukti dia membuat persekongkolan jahat yang diketahui oleh raja.
Bagi saya, entah bagi pembaca cerita yang lainnya, ada "tangan Tuhan" yang menghantam si Haman tadi, yang diawali dari kezalimannya terhadap orang yang tidak bersalah kepadanya. Namun, kekerasan hatinya dalam memaksakan kehendak, hingga berniat memusnahkan banyak orang tampaknya menjadi faktor penentu lainnya yang tak bisa diabaikan.
Saya yakin Yang Mahakuasa tidak akan tinggal diam ketika seorang yang tidak bersalah dihabisi begitu saja oleh lawan politiknya, yang dalam cerita itu memiliki kedekatan sebagai keluarga dengan sang ratu dari istana di negeri itu. Seandainya Haman mendadak berbalik dari rencana jahatnya pada detik-detik terakhir, rasanya kisah kematiannya tidak akan setragis itu. Bukankah manusia cepat atau lambat juga pasti mati?
Jika kembali pada "nasib buruk" yang menimpa para lawan politik dan orang-orang yang dianggap sangat berperan dalam masuknya Ahok ke penjara, juga mereka yang dianggap memobilisasi massa dalam aksi demo yang diwarnai seruan "Bunuh Ahok!" dengan sangat jelas ... tentu akan terdengar ekstrem jika menganggap bahwa mereka semua sedang terkena karma akibat perbuatan mereka kepada Ahok semasa menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Jika memang demikian, maka kita lihat saja apa yang akan terjadi pada para saksi kunci yang terlihat sangat memberatkan Ahok pada saat persidangan yang bersejarah bagi dunia politik di Indonesia itu. Salah satu yang menarik untuk ditunggu adalah bagaimana kondisi Wapres Ma'ruf Amin, yang menjadi sosok penting dalam kesaksiannya sebagai Ketua MUI pada masa itu.
Jangan lupakan pula sosok fenomenal dalam diri Novel Bamukmin, yang kita tahu bersama bagaimana kualitas ucapannya, dengan performa gigi ompongnya yang tidak ada seorang pun bisa menyaingi di negeri ini. Rasanya SEWORD-ers juga penasaran dengan nasib orang ini nantinya seperti apa kan ... jika memang "karma Ahok" tadi dianggap punya daya magis?
Jadi, apakah Ahok perlu "menarik ucapan bernada doa" dalam persidangan hari itu, supaya daya magisnya berhenti dan tidak lagi mengejar orang-orang yang dulunya memperlakukan dia dengan sewenang-wenang atau telah berbuat zalim kepada pemilik nama asli Basuki Tjahaja Purnama itu?
Terkait ucapan itu, rasanya tidak perlu ditarik karena tidak ada yang keliru dengan ucapan itu. Justru ucapan itu dapat menjadi peringatan agar kita semua lebih berhati-hati dalam memperlakukan orang lain, terutama mereka yang berada di jalur yang benar atau orang yang "tidak bisa membalas" perlakuan buruk yang dialami karena satu dan lain hal.
Akan tetapi, saya memilih untuk tidak menyimpulkan bahwa nasib buruk, mulai dari sakit, dipenjara, hingga meninggal yang dialami oleh nama-nama beken di negeri ini (khususnya sejak Ahok meramaikan pentas politik nasional) karena terkena dampak langsung dari ucapan Ahok di persidangan yang fenomenal itu.
Kematian adalah rahasia ilahi, meskipun terkait penyebabnya, perilaku buruk atau gaya hidup seseorang juga dapat menjadi "faktor pendorong" yang mempercepat datangnya "kiamat kecil" yang membawa manusia ke alam baka untuk bertemu dengan Penciptanya dan mempertanggungjawabkan perbuatannya selama di dunia ini.
Akhirnya, izinkan saya mengucapkan "Selamat Jalan!" kepada almarhum Haji Lulung. Kiranya keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan keikhlasan untuk meneirma takdir iilahi ini, dan bagi almarhum kiranya mendapat tempat yang layak sebagaimana keyakinan yang dianutnya selama masih hidup.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/haji-lulung-meninggal-perlukah-ahok-menarik-uIw0eWRGCY
Re-post by MigoBerita / Rabu/15122021/16.01Wita/Bjm