» » » » Akhir dari "DraKor" Dudung VS Bahar

Akhir dari "DraKor" Dudung VS Bahar

Penulis By on Senin, 03 Januari 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
 Akhir dari "DraKor" Dudung VS Bahar . Kenapa disebut DraKor (Drama Korea) karena begitu banyaknya adegan yang ditampilkan, sehingga sinetron atau DraKor  bak tidak berkesudahan. Namun Alhamdulillah berkat TNI dan POLRI yang selalu hadir buat Rakyat Indonesia, Tahun Baru ini tahun 2022 ini DraKor pun terhenti. Agar tidak gagal paham , terus baca hingga tuntas berbagai artikel yang telah kita kumlkan agar tidak gagal paham.

Kopassus ke Rumah Bahar, Pesan Menenangkan Prajurit TNI

Kedatangan prajurit TNI ke rumah bahar beberapa hari yang lalu ternyata bukan seorang oknum yang bergerak di luar tugasnya. Karena beliau adalah Jenderal Ahmad Fauzi, Danrem Surya Kencana yang memang pimpinan wilayah di daerah tempat rumah Bahar.

Kedatangan Danrem Ahmad Fauzi juga secara resmi dilakukan karena menggunakan mobil dinas dan pakaian lengkap TNI. Artinya dia memang benar-benar bertugas.

Secara tugas, sebenarnya tak perlu dipermasalahkan. Karena memang tugas TNI itu selalu membantu Polri. Dari dulu sudah begitu. Jadi untuk alasan ketenangan wilayah, agar tidak ada ceramah provokatif, teguran secara langsung seperti yang ditunjukkan Jendral Ahmad Fauzi itu sudah benar.

Selain itu, peringatan agar Bahar datang di panggilan pertama kasus penghinaan terhadap KSAD Jenderal Dudung Abdurrahman, itu juga sudah benar. Kalau disuruh jangan datang, itu baru salah.

Dan Bahar atau siapapun tidak bisa berdalih bahwa itu bukan tugas TNI. Karena sekali lagi, selamanya TNI itu punya tanggung jawab membantu Polri. Seperti mengamankan demo sampai acara dangdutan, selalu ada TNI yang dilibatkan. Itulah yang disebut sebagai operasi militer selain perang.

Tapi kalau sampai di sini sebagian orang masih menyalahkan Jenderal Ahmad Fauzi, yang belakangan diketahui ternyata anggota Kopassus, ya silahkan saja. Mungkin mereka memang tidak tahu tugas TNI.

Bagi saya sendiri, aksi ini layak diapresiasi. Karena kedatangan Danrem ke rumah Bahar adalah sebuah pesan terbuka kepada semua anggota TNI di wilayahnya untuk bersabar dan taat hukum.

Sebagai pimpinan, Ahmad Fauzi rela turun gunung menegur Bahar. Ini luar biasa. Karena saya yakin dia tak mau anak buahnya bertindak di luar batas.

Sekarang kan masalahnya, Bahar melecehkan pimpinan TNI AD. Nah TNI AD itu tersebar di seluruh wilayah. Termasuk di daerah sekitar rumah Bahar, yang bertugas di bawah komando Jenderal Ahmad Fauzi.

Jadi kalau ada ancaman, ada emosi dari prajurit TNI, maka yang paling berpotensi melakukan aksi adalah anak buah Jenderal Ahmad Fauzi. Karena mereka tau persis rumah bahar seperti apa, ukurannya berapa, bisa masuk dari mana dan keluarnya seperti apa. Mereka lebih paham dari anggota dari daerah lain.

Dengan turun gunugnya Jenderal Ahmad Fauzi, harapannya para anak buah ini bisa menahan diri dan bersabar. Karena pimpinan sudah turun tangan. Percayakan kepada penegakan hukum yang ada, dan itu juga sudah dijelaskan saat berhadap-hadapan dengan Bahar.

Bahwa kemudian Bahar terlihat nyolot, ga terima, dan mengatakan bahwa dia tetap akan datang di pemanggilan kasus hukumnya, ya biarin aja. Yang penting sudah diperingatkan bahwa Senin harus datang. Dan seluruh anggota TNI di wilayah tersebut jadi tahu bahwa kasusnya sedang ditangani oleh kepolisian.

Memang gara-gara ini kepolisian jadi direpotkan. Karena secara prosedur, ada beberapa tahapan dan itu akan berlangsung lama. Sementara kemarahan dan ketersinggungan prajurit TNI AD, sudah di ubun-ubun.

Prajurit TNI memang dilatih untuk menaklukkan musuh. Menjaga harkat dan martabat TNI. Dan mereka biasa menghadapi situasi berkorban di medan perang dalam rangka menyelamatkan pasukan atau merahasiakan informasi.

Sehingga ketika ada orang tak tau diri seperti Bahar, ini mengkhawatirkan. Karena bisa saja ada anggota TNI yang berkorban dan membunuh Bahar. Kita sudah pernah mengalami kasus seperti ini.

Dan percayalah, meskipun kita juga senang kalau Bahar ini lenyap dari NKRI, tapi tetap saja lebih baik dia hidup dengan segala provokasinya. Karena kalau dia jadi martir, atau dibunuh, cerita ini akan berlanjut dan bisa saja ga selesai-selesai yang menimbulkan dendam berkepanjangan.

Idealnya memang semua pihak harus menahan diri. Tapi lebih baik Polisi segera menahan Bahar. Karena kalau dia dibebaskan, sebenarnya secara keamanan jadi lebih rentan.

Apalagi belakangan muncul kado teror 3 kepala anjing berdarah ke rumah Bahar. Itu jelas adalah sebuah pesan kematian. Sebuah amarah yang dilampiaskan pada anjing. Meski di sisi lain kita tidak menutup kemungkinan adanya skenario atau drama. Bisa saja, itu hanya akal-akalan kelompok Bahar sendiri agar bisa membangun narasi terdzolimi. 

Sumber Utama : https://seword.com/umum/kopassus-ke-rumah-bahar-pesan-menenangkan-moYubJL99T

Smith di Tahan, Demokrasi Tetap Mulia

Karakter orang berbeda-beda, itu sudah merupakan fitrah dari Tuhan sang Maha Pencipta. Sangat sulit menemukan orang yang mempunyai karakter yang sama. Paling dekat hanya mempunyai karakter yang cocok bukan sama.

Seperti yang satu suka nonton bioskop, pasangannya juga sama. Tetapi diantara begitu banyak kesamaan, pasti banyak juga perbedaannya. Begitulah kehidupan dikarunia dengan perbedaan. Tetapi hendaknya perbedaannya ini jangan sampai menimbulkan keributan tapi harus menciptakan perdamaian.

Ulama atau ustaz merupakan orang yang diberi karunia keilmuan agama. Oleh karena itu ulama mampu memberikan aura perdamaian ke lingkungan sekitarnya. Tetapi ternyata ada juga orang yang dianggap ulama, ustaz, penceramah tapi tidak mencerminkan fungsi keulamaannya.

Isi ceramahnya seharusnya memberikan perdamaian, memberikan keluasan ilmu agama, bagaimana hukum terhadap sesuatu dan bagaimana agar bahagia dunia akhirat. Jangan sampai ceramahnya hanya berisi ujaran kebencian, memanaskan suasana dan menjelek-jelekan pihak tertentu.

Bahar bin Smith merupakan sosok yang penuh kontroversi. Dirinya sering berceramah agama tetapi isinya meresahkan masyarakat. Isi ceramahnya mirip Habib Riziq Shihab (HRS) yang selalu menyalahkan pihak tertentu, menuntut pihak lain agar seperti yang dia kehendaki dan yakini keberannya.

Padahal setiap orang mempunyai keyakinan berbeda terhadap sesuatu. Untuk itu harus saling menghargai dan menghormati. Jika memang ini memberikan saran atau menegur, lakukan dengan cara yang baik, sopan dan santun. Jangan sampai niat baik malah menimbulkan pertengkaran yang merugikan banyak pihak.

Bahar bin Smith memenuhi panggilan pihak kepolisian untuk menghadiri pemeriksaan. Sebelum memenuhi panggilan Bahar bin Smith menyampaikan bahwa jika dirinya di tahan, itu tandanya demokrasi di negeri ini sudah mati.

Ternyata, pihak kepolisian menetapkan habib Bahar bin Smith sebagai tersangka atas kasus penyebaran berita bohong dalam ceramah di Bandung. Polisi turut mengungkap kronologi kasus hingga Bahar menjadi tersangka . Kasus ini bermula dari laporan yang dibuat pelapor di Polda Metro Jaya tanggal 17 Desember 2021 dengan nomor laporan B 6354/12/2021 SPKT PMJ 2021. Laporan itu dilimpahkan Polda Metro Jaya ke Polda Jawa Barat lantaran lokasi TKP berada di Jawa Barat. Belakangan diketahui, penyebaran berita bohong itu dilakukan Bahar dalam ceramah di Bandung.

Dilimpahkan ke Polda Jabar dengan pertimbangan hukum tentunya karena tempat kejadian perkara dan saksi-saksi mayoritas berada di wilayah hukum Polda Jabar.

Laporan tersebut berkaitan dengan penyebaran berita atau pemberitahuan bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan masyarakat. Hal ini sebagaimana Pasal 14 ayat 1 dan 2 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana juncto Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 15 UU Nomor 1 tahun 1946 tentang peraturan hukum pidana juncto Pasal 55 KUHP dan atau Pasal 28 ayat 2 juncto 45 a UU ITE juncto Pasal 55 KUHP.

Bahar dilaporkan tentang kegiatan ceramah Bahar pada tanggal 11 Desember 2021 di Margaasih, Kabupaten Bandung. Konten ceramah Bahar itu lantas diunggah ke YouTube oleh pemilik akun berinisial TR. Belakangan TR juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Polda Jawa Barat menetapkan habib Bahar bin Smith sebagai tersangka kasus penyebaran berita bohong. Bahar jadi tersangka usai menjalani pemeriksaan berjam-jam. Penetapan tersangka terhadap Bahar sendiri dinyatakan telah sesuai dengan hasil penyidikan dan pemeriksaan ditambah dua alat bukti yang sah didapat oleh penyidik Polda Jabar.

Indonesia merupakan negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia, setelah Amerika Serikat, dan India. Meskipun pilar sistem demokrasi di negara ini telah dan terus berkembang dengan baik, namun hakikat demokrasi untuk melahirkan pemimpin-pemimpin terbaik di semua tingkatan masih perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas demokrasi sehingga kepercayaan dan optimisme masyarakat terhadap pemimpinnya semakin meningkat.

Banyak pihak yang mengatasnamakan demokrasi, kebebasan berpendapat dengan mengeluarkan pernyataan yang menyinggung, menghina, menyepelekan orang lain. Sehingga terjadi kegaduhan karena orang yang tersinggung melaporkan orang yang telah menyinggungnya.

Bahar menurut saya orang yang mengatasnamakan demokrasi dan kebebasan berpendapat dengan kebablasan. Dia menganggap bahwa dengan menghina orang lain, mengajak orang lain untuk tidak suka atau benci terhadap seseorang merupakan bagian demi kemuliaan demokrasi.

Padahal perilaku tersebut merupakan kesalahan besar. Karena hanya akan membangkitkan kebencian, kedengkian dan sangat mungkin merusak perdamaian. Dan ini sangat berbagaya. Jadi walaupun Bahar Smith ditahan, demokrasi Indonesia tetap mulia.

Begitu saja.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/smith-di-tahan-demokrasi-tetap-mulia-j6454JXmhw

Bahar Jadi Tersangka dan Langsung Ditahan, Kena Karma Ahok?

Bahar Smith ini adalah sosok kurang ajar yang dulu sangat mendukung Anies Baswedan menjadi gubernur, padahal dia ini orang Jawa Barat dan tidak ada hak pilih. Tapi selama dia di FPI, selama itulah dia masuk ke dalam orang-orang yang akan dipermalukan satu per satu.

Saya tidak sembarangan bicara soal karma Ahok, tapi sekalinya saya bicara, saya akan mengaitkannya dengan 5W dan 1H alias “what, why, when, who, where and how”. Jadi ada kesinambungan antara Bahar yang kena karma Ahok.

Apa yang Ahok katakan? Mari kita simak kalimat lengkapnya. Jadi nggak hanya “Satu per satu akan dipermalukan...” Jadi ada konteksnya biar lebih gampang dicerna dan paham bahwa Bahar bisa masuk ke dalamnya.

Saya juga keberatan warga Kepulauan Seribu disebut takut. Warga Pulau seribu ketawa-ketawa. Saya kemarin ke sana keliling enam pulau diterima dengan baik...

Sementara GNPF MUI dipimpin oleh wakilnya Rizieq Shihab yang saudara saksi tunjuk sebagai saksi ahli agama. Jelas demo semua mendukung mau memenjarakan saya.

Sampai beberapa kali sidang hingga hari ini, selama tiga jam sidang saya dengar dengan jelas memaksa memenjarakan saya, minta gantung saya, salibkan saya. Ini jelas memakai MUI, Saudara membiarkan Rizieq melakukan itu

Artinya saudara saksi sudah tidak pantas jadi saksi karena sudah tidak obyektif lagi. Ini sudah mengarah mendukung paslon nomor satu,

Percayalah, sebagai penutup, kalau Anda menzalimi saya, yang Anda lawan adalah Tuhan yang Mahakuasa, Maha Esa. Saya akan buktikan satu per satu dipermalukan. Terima kasih.

Mengapa Ahok bisa berbicara ini? Jelas karena dia merasa diancam, disudutkan dan dihancurkan karakternya oleh orang-orang yang ada di GNPFMUI dan FPI. Mereka menghancurkan karakter Ahok dan membuat Ahok pasti kalah.

Kapan Ahok berbicara itu? Ahok berbicara itu saat dia ada di persidangan, dia berbicara di hadapan Ma’ruf Amin yang saat itu menjadi saksi ahli. Apa yang Ahok katakan ini, bukan keluar sembarangan dari mulutnya. Dia berbicara saat dia disidang, dan suasana saat itu penuh khidmat, tidak ada yang berani menyela.

Suara Ahok bergetar saat itu dan membuat suasana sidang menjadi sangat khidmat dan penuh dengan makna. Karena kalimat itu dikeluarkan bukan atas dasar keinginan pribadi, tapi dorongan internal yang keluar dari inspirasi ekstraterestrial.

Siapa yang menjadi tujuan sasaran dari kalimat Ahok? Jelas orang-orang yang menjadi musuh Ahok. Mereka adalah Rizieq, Bahar Smith, Anies Baswedan, dan berbagai orang yang saya nggak enak sebutnya, karena takut disomasi. Tapi yang jelas adalah 3 orang itu dan beberapa yang sudah... lah.

Di mana Ahok berbicara? Dan di mana orang-orang yang membenci Ahok sekarang? Mereka tersebar sangat banyak di penjuru Indonesia. Ada yang di roda pemerintahan dan diam-diam nggak suka Ahok. Ada juga yang lagi ngumpet karena ketakutan, ada yang sudah dipenjara. Rizieq dan Bahar tuh.

Ada juga yang sudah nggak ada di dunia ini. Tapi lagi-lagi untuk urusan hidup atau mati, saya nggak mau bicara terlalu panjang, takut ada yang sensitif. Karena sekali lagi, bagi saya karma itu dibayar selalu tunai di dunia ini. Karena di akherat tidak ada karma lagi.

Bagaimana Ahok bisa menjadi sosok yang terkait dengan Bahar? Kita tahu Bahar ini pernah menghina pemerintahan, menghina Ahok di dalam ceramahnya. Mengatakan Ahok dengan sebutan-sebutan yang tidak pantas. Tapi yang paling parah adalah merusak NKRI dan menghina Jenderal Dudung.

Beberapa waktu silam Bahar juga menghina Ahok dengan kalimat bahwa Ahok kebanyakan menyusu ke Megawati. Bangke bener kan?

Makanya sat dia sekarang barusan ditetapkan jadi tersangka, dia langsung ditahan. Kenapa? Karena dia ini sudah benar-benar merusak sendi-sendi kemanusiaan dan merusak agama yang dianut oleh mayoritas bangsa ini. Kita melihat Bahar ini ancaman nyata, bisa disetarakan dengan teroris.

Dia meneror. Tapi apakah penjara akan membuat dia jera? Rasanya nggak. Karena sudah terbukti, keluar dari penjara, malah menyalak lagi seperti peliharaan Cendana, ketika putra mahkota mau disita asetnya. Kita tahu kan Bahar itu attack dog-nya siapa? Begitu dia ditahan, kita lihat si putra mahkota mau suruh siapa lagi.

Tapi lagi-lagi, dia harus dipenjara dan diperlakukan seperti tahanan lainnya. Botakin lagi. Jangan ada polisi yang minta ampun sama dia karena takut kualat ngeborgol si Bahar karena dianggap cucu nabi. Jijik gua dengernya. Habib-habib yang asli juga muak.

Sumber Utama : https://seword.com/umum/bahar-jadi-tersangka-dan-langsung-ditahan-kena-4rNfs6rf2I

Kado Awal Tahun, Bahar Jadi Tersangka

Kado awal tahun yang indah.

Bahar Smith memenuhi panggilan dari Polda Jabar. Polda Jabar menaikkan status penyelidikan ke penyidikan atas kasus ujaran kebencian yang dilakukan Bahar Smith. Polisi menyebut kasus ini berkaitan dengan penyampaian Bahar dalam sebuah acara di Bandung.

Setelah diperiksa hampir 11 jam, Polda Jabar menetapkan Bahar sebagai tersangka .

"Fakta penyidikan dan pemeriksaan hari ini penyidik mendapatkan dua alat bukti yang sah serta didukung barang bukti. Sehingga penyidik meningkatkan status hukum BS menjadi tersangka," kata Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jabar Kombes Arief Rachman.

Arief mengatakan penetapan tersangka ini sudah sesuai dengan dua alat bukti yang dikantongi penyidik. Untuk kepentingan penyidikan, Bahar Smith langsung ditahan. "Untuk kepentingan penyidikan, penyidik melakukan satu penangkapan dan kemudian dilanjutkan dengan penahanan," kata Arief.

Kabar yang sangat membahagiakan. Bahar memang pantas mendapatkannya. Dilihat dari kelakuannya setelah keluar dari penjara, memang Bahar berhak atas apa yang menimpanya saat ini. Mungkin saja dia memang ingin merasakan kembali kehidupan di penjara, makanya dia berulah lagi.

Bukan hanya hanya Bahar Smith, pengunggah video ceramahnya di Youtube juga ditetapkan sebagai tersangka. Selain sebagai pengunggah video, dia juga sebagai pemilik akun YouTube tersebut. Dia juga ikut menjalani pemeriksaan di Polda Jabar bersama Bahar Smith siang tadi. Setelah diperiksa, polisi juga memutuskan untuk menahan orang ini.

Kasus apa yang membuat mereka ditahan, masih belum dijelaskan detil. Tapi itu tidak penting. Yang jelas, Bahar ditahan. Itu kado yang sedang ditunggu-tunggu rakyat Indonesia yang sudah gerah dengan kegaduhan yang dibuat Bahar.

Untuk Polda Jabar, ini adalah tindakan yang sudah tepat setelah sebelumnya mendapat kritikan keras dari publik saat menyambangi Bahar. Maju terus, rakyat mendukung penuh ketegasan polisi menyikat habis siapa pun yang mencoba merusak kerukunan di negeri ini. Bicara di depan umum harus ada aturan tidak asal koar-koar memprovokasi, menghina atau menyebarkan kebencian dan kebohongan sesat.

Kalau ada yang provokatif dan merongrong NKRI dan kewibawaan negara dengan alasan demokrasi, berarti orang ini sudah layak disikat. Apalagi kalau sampai berlindung di balik jubah agama, lebih pantas lagi disikat. Kalau memang salah, sikat saja. Rakyat pasti tidak akan komplain. Yang marah dan ribut jumlahnya hanya secuil tapi bisingnya kayak knalpot rusak.

Munafiknya lagi, sebelum masuk memjalani pemeriksaan, dia mengatakan jika setelah pemeriksaan ini dia langsung ditetapkan tersangka dan ditahan Polri maka itu sebagai bentuk ketidak adilan.

"Saya ingin menyampaikan andaikan, jikalau nanti saya ditahan, jikalau saya nanti tidak keluar dari ruangan atau saya dipenjara, maka sedikit saya sampaikan, bahwasannya ini adalah bentuk keadilan dan demokrasi sudah mati di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai," kata Bahar.

"Maka jikalau, andaikan, saya masuk dan diperiksa, saya tidak keluar lagi, berarti saya ditahan, saya dipenjara, wahai rakyatku, wahai bangsaku, khususnya umat Islam, para ulama, para habaib, teruslah bejuang untuk menyampaikan kebenaran, untuk menyampaikan keadilan jangan tunduk pada kedzaliman, dari manapun datangnya kedzaliman itu," katanya.

Demokrasi apaan itu?

Tukang provokasi dengan kedok agama menganggap demokrasi berjalan dengan baik jika dia bisa menghina banyak orang dan bikin provokasi tanpa konsekuensi hukum. Memang dia pikir ini negara nenek moyangnya? Ini Indonesia. Kalau tidak cocok dengan hukum di sini, silakan angkat kaki dari negara ini. Ke Yaman kek atau ke mana kek. Jangan ke Korea Utara atau Arab Saudi, cari mati namanya.

Justru demokrasi mati kalau Bahar tidak ditahan karena dia sudah seenaknya memperlakukan negara ini seolah tidak ada harganya. Justru keadilan ditegakkan kalau Bahar ditangkap karena mulutnya sudah keterlaluan dalam bertutur kata.

Malah dengan sombongnya menyebut wahai bangsaku, wahai rakyatku. Gak ada yang sudi jadi rakyatmu. Ngaca dulu. Jangan bertingkah kayak raja atau penguasa mentang-mentang didukung oleh segerombolan massa. Itulah kalau berhalusinasi tapi tanpa batas. Merasa dipuja massa lalu berpikir dirinya kayak raja sehingga bebas koar-koar bikin keresahan.

Rizieq dan Bahar gol. Bravo buat polisi.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kado-awal-tahun-bahar-jadi-tersangka-Xlsr6gLZYN

Sederet Drama yang Muncul, dan Ini Alasan Urgen Kenapa Bahar Sebaiknya Ditahan

Setelah melewati proses drama yang panjang, kasus yang menjerat Bahar bin Smith akhirnya menemukan titik terang. Kemarin (3/1) ia menjalani pemeriksaan di Polda Jabar. Lalu ditetapkan sebagai tersangka dan terakhir ditahan.

Jadi, kalau ada yang bertanya di mana Bahar sekarang. Sudah bisa dipastikan ia sedang meringkuk di ruang tahanan Polda Jabar.

Lantas, seperti apa kronologi kasus yang melibatkan si pirang intoleran itu? Serta drama-drama apa saja yang sempat muncul?

Awalnya ia dilaporkan kembali ke polisi terkait kasus ujaran kebencian. Menindaklanjuti laporan itu, polisi memeriksa 50 orang saksi.

Pada 28 Desember 2021 Tim Penyidik Ditreskrimum Polda Jabar datang ke kediamannya untuk menyerahkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyelidikan (SPDP).

Pada tanggal 3 Januari 2021 Bahar pun memenuhi panggilan polisi. Tanggal 4 ia sudah balik ke penjara lagi.

Sementara, drama yang terjadi cukup banyak dan menguras emosi warganet.

Pertama, ia sempat didatangi oleh Danrem Suryakencana, Brigjen TNI Achmad Fauzi. Dari video yang beredar terlihat Bahar nyolot di hadapan jenderal bintang satu itu.

Hanya saja Achmad Fauzi tetap tenang.

Mungkin Bahar gak tahu kalau yang ada dihadapannya tersebut berasal dari kecabangan infanteri baret merah Kopassus serta banyak berkecimpung di Paspampres.

Yang kita tahu sendiri kalau sudah jadi Paspampres pasti bukan tentara kaleng-kaleng. Minimal punya kemampuan tempur di atas rata-rata. Hingga memiliki kemampuan membaca gerak-gerik tubuh orang yang ada di sekitarnya.

Dan seharusnya Bahar berterima kasih kepada Achmad Fauzi ini karena secara tidak langsung ia meredam kemarahan anggota TNI lain yang komandannya (Jenderal Dudung) diusik oleh Bahar.

Kedua, muncul video penyidik Ditreskrimum Polda Jabar saat mengantarkan SPPD ke Bahar sempat mengangguk-angguk dengar omongan mantan napi kasus penganiayaan anak-anak tersebut. Kemudian, di penghujung video berlanjut drama cipika-cipiki antara polisi dan Bahar.

Tidak pelak, warganet pun langsung memberikan sindiran telak.

"Bukannya langsung diborgol, eh malah cipika cipiki" cuit pemilik akun Twitter @KakekHalal.

Ketiga, Bahar sempat dikirimi 3 kepala anjing.

Drama ini menimbulkan dua versi. Pertama, ada yang mengatakan itu hanya playing victim yang dilakukan oleh Bahar dan kelompoknya. Kedua, ada yang meyakini itu adalah pesan kematian untuk Bahar.

Terakhir, Bahar sempat mengatakan demokrasi di Indonesia auto mati jika dirinya ditahan.

"Andaikan nanti saya ditahan, tidak keluar dari ruangan atau saya dipenjara, maka sedikit saya sampaikan bahwasanya ini adalah bentuk keadilan dan demokrasi sudah mati di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai," ujarnya seperti tanpa bersalah, (3/1).

Demokras mati dari Hongkong?

Kalau memang tidak ada lagi demokrasi di Indonesia, sudah lama ente itu menjadi korban Petrus alias penembakan misterius.

Lalu, soal penahanan Bahar juga menimbulkan pro kontra.

Kadal gurun alias Kadrun tentu gak setuju junjungannya ditahan.

Sementara menurut hemat penulis, memang ada baiknya Bahar istirahat dulu di penjara.

Ada banyak alasan kenapa ia mesti masuk penjara lagi. Seperti yang telah disampaikan oleh Polda Jabar.

Ia telah menyebarkan hoax atau berita bohong saat ceramah di Bandung. Sehingga dikhawatirkan melarikan diri, mengulangi lagi perbuatannya serta menghilangkan barang bukti.

Kemudian, Bahar juga dijerat dengan hukuman di atas 5 tahun penjara. Jadi, apa yang dilakukannya itu bukanlah Tindak Pidana Ringan atau Tipiring.

Dalam KUHP disebutkan orang yang diancam pidana penjara 5 tahun atau lebih dapat dilakukan penahanan.

Di samping itu, si Bahar ini juga bisa dibilang residivis versi lain. Karena ia sudah beberapa kali masuk penjara tapi dengan kasus yang berbeda (menganiaya anak-anak, menganiaya sopir Ojol, terakhir hate speech atau melakukan ujaran kebencian).

Namun, dari sekian banyak alasan itu, ada satu alasan yang sebenarnya sangat urgen kenapa ia mesti ditahan, yakni faktor keamanan Bahar sendiri.

Tentu masih segar di ingatan kita kasus yang terjadi di Lapas Cebongan pada 2013 silam. Yang mana kala itu beberapa prajurit Kopassus menembak mati 4 orang Napi yang mendekam di sana.

Alasannya karena keempat orang itu telah mengeroyok rekan mereka sesama dari kesatuan baret merah bernama Heru Santoso beberapa hari sebelumnya.

Itu, baru sesama rekan lho, jiwa korsa mereka sudah berkobar menyala-nyala. Bahkan siap mengorbankan segalanya.

Pertanyaannya, terhadap rekan sejawat saja, mereka rela dipecat dan masuk penjara. Bagaimana kalau komandan yang mereka hormati (Jenderal Dudung) yang diganggu?

Kita do'akan mudah-mudahan Bahar baik-baik saja.

Sumber Utama  : https://seword.com/umum/sederet-drama-yang-muncul-dan-ini-alasan-urgen-DM88GfgXEy

Kedatangan Brigjen TNI Achmad Fauzi Menemui Bahar Smith Bukanlah Iseng

Kedatangan Brigjen TNI Achmad Fauzi selaku Danrem 061 Suryakencana dengan pakaian dinas lengkap serta menggunakan mobil TNI ke rumah Bahar Smith bukanlah kunjungan yang istilah zaman sekarang bersifat kaleng-kaleng, apalagi hanya iseng. Kunjungan seorang pimpinan TNI ke rumah mantan narapidana yang kini berpotensi kembali tersandung kasus hukum dan dipenjara lagi, karena diduga kuat telah menghina KSAD Dudung Abdurachman secara sembarangan tentu menjadi catatan khusus yang perlu kita perhatikan.

Selain untuk menggertak agar Bahar Smith nggak nacam-macam, kunjungan Brigjen Achmad ini saya duga untuk mencegah “tindakan tidak perlu” yang bisa saja dilakukan oleh anggota TNI yang muak dengan sikap dan perbuatan Bahar Smith yang seakan menantang petinggi TNI secara terbuka lewat tudingan ngawurnya.

Tudingan yang beberapa waktu lalu kita tahu juga memantik emosi anggota TNI yang mengatakan akan “mencari Bahar” sampai ketemu karena dinilai kelewat batas dan norma kesopanan serta respek terhadap pimpinan TNI AD.

Jangan dikira TNI tidak bisa “melenyapkan” Bahar Smith jika memang dirasa tindakan itu diperlukan, karena pada masa lalu kita pernah melihat bahwa penjara Cebongan pun pernah digeruduk oleh pasukan Kopassus yang tidak terima dengan perlakuan biadab yang dialami oleh rekan mereka. Jiwa korsa mereka lantas seperti mendidih, yang berujung pada penyerbuan di penjara Cebongan, lantas terjadilah peristiwa seperti yang kerap kita saksikan di film-film.

Saya pernah berkunjung ke Cebongan, melihat betapa megah dan tingginya pintu gerbang penjara itu, juga sempat melihat suasana di dalam penjara. Saya bisa membayangkan betapa mencekamnya suasana ketika penyerbuan itu dilakukan, karena ada orang-orang yang tak tahu diri dengan memperlakukan anggota TNI sekehendak hati mereka, yang berakhir tragis dengan korban jiwa.


Ah, saya tak mau berandai-andai akan terjadi hal yang sama terhadap seorang Bahar Smith. Sosok yang rasanya tidak pantas untuk menerima perlakuan “seperti itu”, meskipun sebagian orang yang tidak menyukai dia mungkin berharap ke arah sana. Biarkan saja dia ceroboh dan menunjukkan kesombongannya di depan umum, karena cepat atau lambat akan ada pelanggaran hukum yang tanpa sadar dilakukannya, yang lantas menggiringnya ke dalam penjara lagi.

Saya lebih memilih Si Bahar ini “kena batunya” daripada harus mengalami serangan atau perhitungan khusus yang dibuat oleh orang-orang yang tidak rela pimpinannya diperlakukan dengan tidak hormat dan kurang ajar oleh sosok yang pernah mendekam di penjara karena kasus penganiayaan itu. Istilahnya, sayang sekali harus “mengotori tangan” hanya untuk membuat perhitungan dengan manusia yang suka menebar kontroversi itu.

Meski terkadang saya berharap hukuman penjara yang waktu itu bisa membuat Si Bahar ini menjadi insaf, tetapi melihat perilakunya sesaat setelah keluar dari penjara sampai ketika keluar pernyataan yang dianggap menghina KSAD Dudung tersebut … saya sangat yakin bahwa orang ini sama sekali belum berubah … atau malah entah kapan akan berubah?

Mungkin kabar masih mendekamnya seorang Rizieq di penjara membuat Bahar merasa ada kesempatan untuk dirinya menggantikan posisi sebagai “The Next Big Imam” di Indonesia, dengan perlakuan yang lebih memuaskan hasrat dan egonya, seperti yang belum pernah diterima oleh seorang Rizieq.

Bukti bahwa kesempatan itu ada sangat jelas terlihat ketika beredar tayangan bagaimana para pengikutnya sampai bersedia mencium kakinya sebagai bukti kecintaan mereka terhadap sosok Bahar Smith!


Jadi, kalau kita kembali pada berita kunjungan seorang petinggi TNI ke kediaman Bahar, mungkin akan menimbulkan tafsir yang beragam.

Mereka yang selama ini kurang menyukai TNI dan berada di pihak yang berlawanan dengan KSAD Dudung … mungkin merasa mendapat “amunisi segar” untuk melakukan serangan verbal maupun menggiring opini publik bahwa TNI bertindak terlalu jauh terhadap Bahar.

Sementara, bagi pihak yang mendukung TNI … tentu saja akan sepakat dengan argumen bahwa kunjungan Brigjen Achmad Fauzi tadi sah-sah saja dilakukan. Mungkin untuk memberi semacam tekanan psikologis, juga memberi pesan kuat bahwa siapa pun yang main-main dengan TNI akan mendapat “kunjungan” yang mungkin takkan bisa dilupakan seumur hidup.

Bravo TNI … maju terus memberi rasa aman dan ketenangan bagi rakyat Indonesia. Siapa saja yang merasa dirinya atau kelompoknya sok jago, lebih baik memang segera dibereskan, supaya tidak menular dan menjadi kebiasaan yang merusak banyak hal di negara ini.

Sumber Utama : https://seword.com/politik/kedatangan-brigjen-tni-achmad-fauzi-menemui-bahar-qOh5L3g8b0

Bisa Jadi Bahar Sedang Disiapkan Untuk Gantikan Rizieq

Bahar Smith semakin membawa dirinya ke jurang masalah, sekaligus membuat namanya kian meroket. Usai bebas dari penjara, Bahar kembali membuat ulah, dalam skala yang jauh lebih keras. Lumayan melewati batas.

Karena ucapannya soal Dudung, dia dilaporkan. Tapi dia tidak memperlihatkan rasa gentar. Dia terkesan menantang dan tidak takut. Setelah kasusnya naik ke tahap penyidikan, Bahar dipanggil hari ini.

Beberapa waktu lalu Polda Jabar mendatangi Bahar dan menyerahkan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP). Tapi publik kecewa karena sikap yang terkesan segan dan tidak tegas. Apalagi Jokowi pernah memberi peringatan agar penegak hukum jangan menggadaikan wibawa dengan sowan ke pelanggar hukum.

Tidak lama setelah itu, seorang Jenderal TNI mendatangi kediaman Bahar Bin Smith dan menjadi sebuah perdebatan panas tersendiri di media sosial.

Kedua orang (Jenderal TNI dan Bahar) ini terlibat debat sengit. Jenderal TNI tersebut adalah Brigjen TNI Achmad Fauzi, Komandan Korem (Danrem) 061/Surya Kencana.

Selaku Danrem di wilayah itu, Brigjen TNI Achmad Fauzi mengingatkan Bahar untuk menjaga ucapannya. "Ini nggak akan terjadi kalau bapak menjaga kalimat bapak," kata anggota TNI dalam video yang beredar.

"Saya menjaga kalimat saya," balas Bahar.

Adapun maksud dan tujuan Brigjen TNI itu datang ke kediamannya usai mendapat pesan.

"Pesan dari siapa?" tegas Bahar.

"Dari saya selaku penguasa wilayah. Sudah tugasnya pak, bapak berikan ceramah yang baik kepada...," kata anggota TNI itu.

Debat itu kemudian menyinggung nama KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman.

Bahar tegaskan Dudung harusnya jangan usik-usik masalah agama. "Tugas saya memberikan ceramah, tugasnya Dudung jangan ngutip-ngutip masalah agama kalau enggak tahu masalah agama. Artinya apa? Jangan mensifati Tuhan dengan sifat manusia. Itu ranah kita," kata Bahar.

"Bapak sebagai ulama harus berhati-hati ngomong," balas Achmad Fauzi.

Pengacara Bahar Smith, Azis Yanuar melempar tudingan bahwa kedatangan Danrem ke pondok pesantren kliennya untuk memberikan ultimatum penjemputan paksa. Dia menyesalkan penjemputan tersebut karena memberi teror kepada warga. Hal itu sudah dibantah.

Sebelumnya pondok pesantren Bahar dilempari tiga kepala anjing. Buntut dari itu, pondok pesantren dijaga ketat 24 jam dan dikabarkan orang luar tidak diperbolehkan masuk.

Mungkin sebagian dari pembaca bertanya-tanya mengapa Bahar seberani itu menantang pemerintah dan aparat?

Ada dua kemungkinan. Yang pertama adalah karena dukungan massa dari pendukungnya. Massa dikipasi dengan sentimen agama. Pendukungnya sudah pasti akan membela Bahar mati-matian karena narasi wajib membela ulama. Massa dijadikan perisai, diharapkan akan melindungi Bahar.

Tapi kemungkinan ini kurang meyakinkan karena pembelaan massa pendukung tidak menjamin keamanan. Rizieq adalah contoh di mana ribuan pendukung tak mampu membendung pemerintah untuk menangkap dan membubarkan ormasnya.

Kemungkinan kedua adalah ada kekuatan besar yang mem-backup Bahar. Jika tidak ada elit top yang menyokong, tak mungkin Bahar mau begitu bodoh menjerumuskan dirinya ke jurang masalah.

Dari sini ada kemungkinan lain yaitu Bahar berusaha mengambil alih posisi Rizieq atau memang dia sudah diplot untuk menggantikan Rizieq. Rizieq bisa dikatakan sudah tamat. Meskipun nanti keluar dari penjara, Rizieq mungkin takkan mengulangi kesalahan yang sama. Lagipula dia sudah tua, tak ada gunanya lagi berlagak garang dan cari penyakit.

Maka dari itu, Bahar adalah salah satu yang cocok untuk menggantikannya. Darah muda masih gampang mendidih. Emosi masih suka bablas. Basis massa pendukung yang sama, tentulah tidak sulit bagi Bahar. Apalagi mereka ini sering dijadikan sebagai alat politik sejumlah elit. Kalau dibiarkan tanpa pemimpin, rasanya tidak mungkin. Ini sesuatu yang terlalu menggiurkan untuk dibiarkan lenyap begitu saja.

Tinggal pakai baju ulama, pendukungnya sudah bisa dipengaruhi, bahkan diprovokasi untuk berbuat konyol. Apalagi tahun politik adalah saatnya panen raya.

Makanya pemerintah dan aparat tidak perlu segan untuk melakukan penindakan. Kalau tidak, akan lahir Bahar-Bahar lainnya di wilayah lain. Mereka mudah besar kepala jika diberi celah sedikit saja. Bagi kelompok Bahar, ini adalah tantangan kepada negara. Bagi pemerintah ini adalah ujian apakah mampu menjaga wibawa atau tidak.

Bagaimana menurut Anda?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bisa-jadi-bahar-sedang-disiapkan-untuk-gantikan-8W2ksabv2L

Modyar! HNW Sebuat Kader Partainya Menghormati Ulama, Bobrok PKS Dibongkar oleh Warganet

Berusaha menjadi baik memang dianjurkan, tapi merasa diri lebih baik dari orang lain itu yang tidak selayaknya dilakukan. Sebab seperti kata orang bijak, di atas langit masih ada langit. Artinya sehebat-hebatnya kita masih ada yang lebih hebat lagi.

Lagian juga, punya perasaan superiority complex itu bisa membuat diri jadi sombong serta menanggap remeh orang lain.

Begitupun di organisasi, kita sangat tidak dianjurkan untuk merasa organisasi kita-lah yang paling baik. Karena hal itu juga yang akan membuat kita lupa diri. Lupa bahwa segala sesuatu itu pasti punya kekurangan masing-masing.

Sebagai contoh Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid. Ia merasa seolah kader partainya tidak ada aib atau noda. Atau tidak ada kader PKS yang kurang ajar pada ulama.

Untuk lebih jelasnya berikut pernyataan Dayat tersebut.

"Alhamdulillah, saya tidak punya kader yang berlaku kurang ajar pada Kyai, apalagi yang maqamnya seperti Gus Mus. Kader-kader saya dan PKS menghormati ulama dan habaib"

Jadi, terlihat dari pernyataan mantan Ketua MPR tersebut seolah-olah kader PKS santun-santun semua.

Padahal jelas-jelas ada beritanya, mantan Presiden PKS sendiri, Luthfi Hasan Ishaaq korupsi sapi.

Sekarang dia masih hidup dan lagi mendekam di penjara.

Belum lagi ditambah dengan beberapa kasus kader PKS yang mesum. Yang beritanya juga ada di internet. Seperti pada link berikut ini.

Klik di sini

Di berita itu disebutkan seorang akhwat PKS yang juga anggota DPRD selingkuh dengan ukhti Gerindra yang juga kala itu tercatat sebagai calon wakil rakyat.

Kemudian ada juga berita ini,

Klik di sini

Dijelaskan di berita itu, seorang kader PKS yang juga anggota DPRD Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalsel mencabuli seorang pelajar SMA di GOR Aluh Idut, Kandangan pada 2017 silam.

Pelaku pun mengaku saat digerebek sudah melakukan hubungan intim. Hanya saja belum sampai klimaks.

Apes banget. Hahaha

Terakhir, kader partai dakwah itu dimanankan ke kantor polisi terdekat.

Selanjutnya, kita kembali menyimak pernyataan Hidayat Nur Wahid tadi. Apakah betul kader PKS menghormati ulama?

Ternyata tidak juga ferguso.

Seolah ingin membantai politisi PKS tersebut, salah seorang netizen pemilik akun Twitter @soen_cak membantah habis-habisan pernyataan Dayat itu.

Tanpa tedenga aleng-aleng, @soen_cak membeberkan beberapa kelakuan kurang ajar kader PKS terhadap ulama.

Pertama, ia mengungkapkan bahwa Ketua DPD PKS Kota Medan, Salman Alfarisi pernah menyerang Katib Aam PBNU Gus Yahya. Di postingannya terlihat Salman mengatakan, 'Tidak puas jadi Wantimpres di Istana Negara, cecunguk (Gus Yahya) itu angkat telor cari muka ke Israel. Mau merangkap jadi Wantimpres Israel?'

Kedua, pemilik akun Twitter @soen_cak juga mengunggah tangkapan layar berita yang berjudul 'Sebar Video Hoax Tentang Kiai Aqil Siradj, Anggota DPRD PKS Ini Minta Maaf'.

Ini link beritanya

Di berita itu disebutkan kader PKS bernama Kadir Rumoroy membagikan video editan dengan judul provokatif yakni 'Said Aqil Mengajarkan Umat Membenci Gamis'.

Hingga membuat GP Ansor panas dan berniat melaporkannya ke polisi.

Untung do'i cepat minta maaf. Kalau tidak, bisa-bisa berurusan dengan aparat penegak hukum.

Ketiga, @soen_cak juga mengunggah screenshot berita yang berjudul 'Hina Gus Mus dan Quraish Shihab, Kader PKS Izzudin Mewek Minta Maaf'.

Ini link beritanya

Diketahui si Izzudin ini mengatakan, orang yang menjadikan Gus Mus dan Quraish Shihab ulama atau panutan adalah orang bego.

Kemudian, ia juga menyamakan kedua tokoh agama itu dengan Kakek Sugiono.

Kita tahu sendri bahwa Kakek Sugiono ini merupakan sebutan lain dari pemain film bokep Jepang.

Untuk lebih jelasnya, berikut pernyataan Izzudin tersebut,

"Bego dipelihara! Orang macam Gus Mus dan Quraish Shihab anda jadikan ulama. Sungguh keblinger anda ini! Gus Mus dan Quraish Shihab itu kelakuannya sama seperti Kakek Sugiono".

Untung dia mengatakan itu bukan di depan anggota Banser. Sehingga mukanya terselamatkan alias tidak sampai bonyok. Karena jelas di Mars-nya saja (Mars Banser) disebutkan, 'Kikis habislah mereka musuh agama dan ulama'.

Sedangkan kita tahu sendiri, Gus Mus termasuk ulama yang paling dihormati oleh warga Nahdliyin.

Jadi, tidak hanya satu, tapi ada beberapa ulama yang dijelek-jelekkan oleh kader PKS tersebut, yakni Kiai Yahya Cholil Staquf, Kyai Said Aqil Siradj, Prof Quraish Shihab dan Kyai Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal dengan sapaan Gus Mus.

Sekarang, Hidayat Nur Wahid mau ngomong apa lagi?

Sebagai penutup penulis ingin mengutip sebuah pernyataan dari pemilik akun Twitter @maheswararajen1

"Selamatkan anak cucu, saudara dan tetangga dari PKS. Dengan begitu sampean-sampean semua telah selamatkan Indonesia"

Sumber Utama : https://seword.com/umum/modyar-hnw-sebuat-kader-partainya-menghormati-SyYAwqoSLc

Bahar Ditangkap dan Ditahan, Skenario Sulut Api Gagal

TNI bersikap keras. Kedatangan seorang Jenderal di kediaman Bahar tempo hari, punya tiga pesan.

Pertama, Bahar tidak punya pilihan apapun selain memenuhi panggilan polisi. Sampai di lubang tikus sekalipun, ia akan dicari oleh TNI.

Kedua, pesan kepada aparat kepolisian agar serius memproses Bahar. Dan memang polisi sangat serius. Lebih 50 saksi telah diperiksa Polda Jabar secara maraton terkait kasus Bahar.

Ketiga, TNI membawa pesan kepada rakyat bahwa mereka hadir dan unjuk gigi terhadap orang yang kerjanya hanya memecah-belah rakyat dan membuat kegaduhan.

Bahar, yang tak punya pilihan lain, mau tidak mau datang memenuhi panggilan pemeriksaan di Polda Jabar, Senin 3 Januari 2022. Setelah diperiksa berjam-jam, Bahar akhirnya ditangkap dan ditahan.

Ketika kasusnya menjadi viral dan diproses polisi, terlihat Bahar baru sadar, bahwa ia telah lancang keterlaluan dan akan mencium jeruji besi lagi. Drama sebelum mendatangi Polda Jabar pun dibuat. Acara pamitan dan pesan-pesan semu pun dibuat.

Paham bahwa Bahar akan ditahan, pengikut Bahar mencoba menggeruduk Polda Jabar seolah menekan aparat agar Bahar tak ditahan. Namun gelagat pengikut Bahar itu tak diacuhkan. Baharpun ditangkap dan ditahan dengan kasus menyebarkan berita bohong.

Sekedar diketahui, pasal penyebaran berita bohong dan membuat gaduh lebih lama hukumannya. Masih ingat Rizieq dengan penyebaran berita bohongnya? Ancamannya 5 tahun penjara.

Dalam bingkai keamanan NKRI, aksi Bahar memang sudah keterlaluan. Ia berceramah tanpa berpikir panjang. Ia merasa dirinya super hebat dan menyudutkan TNI. Penghinaannya kepada Jenderal Dudung dengan menyebutnya Jenderal Baliho membuat aparat TNI tersinggung.

Bahar jelas telah salah langkah. Ia membuat TNI sebagai lawan abadi. Jikapun Jenderal Dudung pensiun, para anggota TNI terutama angkatan darat masih terus mengingat beberapa generasi hinaan pedas Bahar terhadap Jenderal TNI di muka umum. Hanya agar ceramahnya dianggap bergizi, pedas dan bagai pisau silet, Bahar lupa daratan. Ia menghina Jenderal Dudung, KSAD TNI. Ia lupa bahwa menghina KSAD, berarti menghina seluruh aparat TNI angkatan darat.

Habitat Bahar terlihat ada di penjara. Ia lebih cocok di penjara. Jiwanya secara psikologis yang meronta-ronta, menyala-nyala dan memuncrat-muncrat lebih berguna di penjara. Di penjara ia bisa ceramah seenaknya dan pendengarnya terbatas pada orang-orang yang ada di penjara. Sementara kalau di luar penjara, Bahar bisa menghasut orang-orang yang bermental labil.

Publik muak. Hanya hitungan hari setelah keluar dari penjara, Bahar dengan lantang menyemprot segala penjuru dengan membabi-buta. Dengan gaya mabuk, ia melabrak dan menyayat dengan pisau lidahnya orang-orang yang tidak sepaham dengannya.

Bagi Bahar, kebenaran adalah yang diyakininya. Dengan mengatasnamakan perang melawan kezaliman dan kemungkaran versinya, ia membolehkan dirinya memaki, menghina, memfitnah dan menghujat.

Bahar memang seorang pemimpi besar. Ia ingin menjadi pemimpin hebat lewat jalur agama. Ia paham bahwa hanya lewat jalur agama dengan ceramah super keras dan pedas, ia menjadi bintang. Dan memang hanya itu yang bisa dia andalkan.

Di kalangan pengikutnya, Bahar memang menjadi bintang dan idola. Ia dielu-elukan. Statusnya sebagai narapidana yang keluar-masuk penjara, malah menjadi kebanggaan pengikutnya. Bahar dianggap pahlawan pemberani yang tak kapok di penjara demi menegakkan kebenaran versinya.

Mimpi besar Bahar menjadi pemimpin besar di negeri ini diwujud-nyatakan dengan menghalalkan segala cara. Ia tidak menganut prinsip ceramah santun, lembut dan menyejukkan. Baginya, market ceramah santun, banyak saingan. Sementara market ceramah keraslah yang memiliki pangsa pasar besar dan tidak banyak saingan. Karena itu, jalan ceramah keras merupakan pilihan terbaik. Bukankah Rizieq terkenal dan menjadi bintang lewat ceramah keras dan ekstrem?

Bahar meyakini filosofi inlander rakyat Indonesia. Jualah segala sesuatu dengan membungkusnya dengan agama, maka engkau akan diikuti, disanjung, diyakini dan mendapat status.

Mimpi besar Bahar menjadi pemimpin besar di republik ini untuk sementara mandeg dan kempid. Bahar masuk kandang kembali. Pengikut Bahar dan simpatisan Bahar yang mencoba sekuat tenaga di sosmed memancing emosi jutaan rakyat Indonesia agar turun ke jalan membela Bahar, tak terjadi. Harapan api adu domba aparat TNI-Polri Vs rakyat tak terhadi. Pasalnya sudah tak ada kucuran dana dari para Bongsors. Kalkulasi para Bongsor adalah Bahar lebih kecil levelnya dari Rizieq. Sementara Rizieq yang levelnya jauh di atas Bahar, toh masuk jeruji besi tanpa perlawanan berarti.


Sumber Utama : https://seword.com/umum/bahar-ditangkap-dan-ditahan-skenario-sulut-api-d2eHc96Uva

Re-post by MigoBerita / Selasa/04012021/13.56Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya