» » » » » » » » Panggung Bakhtiar Sanderta, Taman Budaya Provinsi Kalsel jadi saksi pementasan Mamanda "Gandut Bariyah"

Panggung Bakhtiar Sanderta, Taman Budaya Provinsi Kalsel jadi saksi pementasan Mamanda "Gandut Bariyah"

Penulis By on Rabu, 16 Agustus 2017 | No comments

Bagandut Lumpuhkan Penjajah Belanda
PROKAL.CO, BANJARMASIN - Meski sempat ditentang sang ayah. Melalui Tarian Bagandut, sosok Bariyah yang diperankan oleh Dini Maudidya, berhasil membantu rakyat melumpuhkan gerombolan Belanda, yang waktu itu bermarkas di Hulu Sungai, tepatnya di Kota Kandangan. 
Penampilan teater tradisi Kalsel berupa Mamanda yang membawakan lakon berjudul Gandut Bariyah, yang digelar di halaman depan panggung Bakhtiar Sanderta, Taman Budaya Provinsi Kalsel, Senin (14/8) malam, sukses membawa ratusan penonton larut dalam decak kagum serta tawa.
Penampilan itu juga menjadi pagelaran penutup Karasminan Banua yang digelar di Taman Budaya, Provinsi Kalsel, sejak 9 Agustus lalu.


Kisah Gandut Bariyah sendiri merupakan karya maestro seni di Kalsel, Almarhum Bakhtiar Sanderta. Dalam berbagai referensi seni tradisi Kalsel, Tarian Gandut mulanya hanya dimainkan di lingkungan istana kerajaan. Kemudian, pada tahun 1860-an tari ini berkembang ke pelosok kerajaan dan menjadi jenis kesenian yang disukai oleh golongan rakyat biasa, hingga dimainkan pada setiap acara keramaian zaman dahulu.
Dalam teater Mamanda yang dibawakan oleh sedikitnya dua puluh orang bersama para penari, malam itu, diceritakan bahwa sosok Bariyah sebagai salah satu penari Gandut, juga ingin turut serta berjuang melawan Belanda.
Sayang, sang ayah yaitu H Mansyur yang diperankan oleh YS Agus S, enggan memberikan izin kepada Bariyah. Bariyah tak kehilangan akal dan keinginan, bersama teman-temannya yang juga penari Gandut, ia nekat tetap Bagandut, hingga akhirnya berhasil melumpuhkan kawanan Belanda.
Tak memakan waktu lama, sang Ayah Bariyah, yang mengetahui sang anak nekat Bagandut, marah besar. Namun, setelah dijelaskan oleh Bariyah maksud dan tujuannya, sang Ayah akhirnya bisa memaklumi bahwa keinginan sang anak untuk berjuang melawan Belanda sangatlah besar.
Salah seorang penonton, Miftahurrizki mengungkapkan kekagumannya ketika menonton pagelaran tersebut. Menurutnya, pagelaran tersebut tak hanya menampilkan lawakan-lawakan lucu. Namun, juga pesan yang dalam.
"Berjuang tak melulu harus ikut mengangkat senjata. Melalui pemikiran serta berupa karya seni juga tak kalah hebatnya," ujar pemuda yang akrab disapa Rizki tersebut.
Benar saja. Malam itu, pagelaran Mamanda yang digelar tak hanya membawa penonton larut dalam kisah perjuangan Bariyah, namun juga dihibur dengan gelak tawa, ketika melihat lakon sang Letnan serta Sersan Belanda yang selalu saja berulah dengan tingkah laku lucunya.
"Para pemain juga pintar menyelipkan candaan-candaan lucu. Membuat para penonton makin sangat menikmati," ujar 
Terkait hal tersebut, salah seorang aktor yaitu Maymun, yang berperan menjadi Nyonya Belanda, mengaku sangat terkesan bisa membawakan Mamanda bersama para aktor yang berpengalaman di bidangnya.
"Selain belajar, tentunya juga menjadi salah satu upaya agar kesenian Mamanda juka tak hilang dimakan waktu," pungkasnya.

KOCAK: Aksi Mamanda yang digelar di Taman Budaya Provinsi Kalsel, Senin (14/8) malam, sukses mengocok perut penonton.
Sumber Berita : http://kalsel.prokal.co/read/news/10701-bagandut-lumpuhkan-penjajah-belanda.html

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Rabu/16082017/18.29Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya