Ilham Masykuri: Agar Tak Tertutup, Ajak Anak Diskusi Buku dan Film
BANJARMASINPOST.CO.ID - Sebagai orangtua yang menjadi guru utama bagi anak, terkadang seorang anak menceritakan atau berdiskusi kepada orangtuanya perihal bacaan dan pembelajaran setiap harinya. Namun, sebagian anak ada pula yang menjadi tertutup.Pada keluarga Ilham Masykuri, ia selalu mengajarkan anak tentang keterbukaan dan kebebasan dalam berpendapat. Selain itu, sebagai seorang ayah, ia selalu mengajak anak berdiskusi dan bercerita tentang apa yang dialami.
Apa saja itu, terutama tentang buku bacaan dan tontonan yang sering anaknya lihat.
Sekretaris Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Kalimantan Selatan itu, mengatakan ketika sang anak selesai nonton film apapun itu, ia lantas mengajak anaknya menceritakan perihal isi film.
Bukan hanya tentang isi, anaknya juga akan ditanya apa refleksi diri dari film tersebut. Dengan demikian, ia berharap anaknya selalu mendapatkan pelajaran.
”Aku juga membebaskan mereka untuk menonton. Ketika selesai nonton aku meminta mereka menceritakan apa isi fim itu dan akhirnya refleksi. Apa maknanya dalam kehidupan dia, sekaligus mempelajari refleksi diri,” terang Ilham.
Ia pun berpendapat, bahwa seorang anak janganlah sampai didikte, akan lebih bagus apabila memberikan mereka pembelajaran. Terlebih, keluarganya type keluarga yang saling terbuka dan menjaga komunikasi.
Itu biasa, sehingga selalu ada interaksi antara anak dan orangtua.
“Pada dasarnya keluarga kami mendengarkan ungkapan isi hati mereka. Nah, melalui modal banyak membaca dan meononton, terjalin diskusi antara anak dan orangtua,” terang Ilham.
Dalam kehidupan Ilham mendidik tiga orang anaknya, lelaki tersebut mengikuti prinsip dari kalimat penulis ternama Kahlil Gibran yang isinya “Anakmu bukan anakmu, tapi dia anak zaman, engkau hanya sekadar busur yang meluncurkan”.
Berlandaskan kalimat tersebut, ia mengatakan sebagai orangtua entah kemanapun mengarah busur tersebut, hal itu tergantung dari orangtua yang telah menjadi pengarah. Namun, tidak ada pula pemaksaan dalam setiap keputusan yang diambil oleh ketiga anaknya.
Meski memberikan pendidikan kepada anak dengan cara tersebut, ia pun prihatin akan kondisi kehidupan remaja saat ini. Dimana budaya media sosial, menurut Ilham semakin melemahkan budaya literasi di kalangan anak-anak, utamanya pada generasi muda.
Hal tersebut ia ungkapkan akibat melihat dari hasil riset yang diadakan oleh UNESCO. Ilham mengatakan dari hasil tersebut, di Indonesia saat ini minat baca hanya mencapai angka 0,0001. Dimana artinya dalam seribu orang hanya ada satu yang berminat membaca buku.
Lantas atas keprihatinan itu, ia pun mengajarkan anaknya agar selalu membaca buku.
Membebaskan mereka memilih pembelajaran atau buku apa saja yang diinginkan. Secara langsung, ia juga mencontohkan kepada anak-anaknya melalui perpustakaan pribadi miliknya yang kini terdapat hingga 2.000 koleksi buku.
Ia juga mengatakan telah terbiasa membawa anak-anaknya ke toko buku.
Hanya untuk memacu minat baca sang anak, ia tidak pernah memaksakan bacaan. Namun, secara tidak langsung ia juga selalu mendorong anaknya, agar membaca entah novel, komik dan lainnya.
Serambi Ummah Edisi Jumat (29/9/2017) Halaman E
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2017/09/30/ilham-maskuri-agar-tak-tertutup-ajak-anak-diskusi-buku-dan-film?page=all
Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Sabtu/30092017/17.19Wita/Bjm