» » » » » » » Warga Nahdliyin diseluruh penjuru nusantara Berduka, Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al-Habsyi Kwitang Meninggal Dunia

Warga Nahdliyin diseluruh penjuru nusantara Berduka, Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al-Habsyi Kwitang Meninggal Dunia

Penulis By on Selasa, 16 Januari 2018 | No comments

KABAR DUKA!!! Habib Abdurrahman Kwitang Tutup Usia

ISLAMNUSANTARA.COM, Jakarta – Warga Nahdliyin diseluruh penjuru nusantara saat ini sedang berduka. Habib Abdurrahman bin Muhammad bin Ali Al-Habsyi Kwitang mengembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Haji Pondok Gede, Jakarta, Senin (15/1) pukul 19.10 WIB.
Hal ini disampaikan langsung oleh keponakan almarhum, Habib Faishal. “Iya benar tadi di Rumah Sakit Haji bakda Isya,” katanya saat dihubungi NU Online via telepon.

Habib Abdurrahman sudah cukup lama kesehatannya menurun. “Kalau sakit memang sudah sejak lama,” ujar Habib Faishal.
Saat ini, almarhum tengah disemayamkan di rumah duka di Kwitang, Jakarta Pusat. Rencananya, besok (hari ini, red) bakda dzuhur, almarhum akan dimakamkan di pemakaman Kwitang setelah nanti dishalatkan di Masjid Arriyadh, Kwitang, Jakarta Pusat.
“Almarhum dimakamkan besok bakda dzuhur,” katanya.
Habib Abdurrahman merupakan pimpinan Majelis Taklim Kwitang. Almarhum adalah cucu dari Habib Ali Al-Habsyi Kwitang yang mempopulerkan Shalawat Badar.  (ISNU)
Sumber: NU Online
KABAR DUKA!!! Habib Abdurrahman Kwitang Tutup Usia
Sumber Berita : http://www.islamnusantara.com/kabar-duka-habib-abdurrahman-kwitang-tutup-usia/

Habib Abdurrahman Kwitang Meninggal, Dimakamkan di Masjid Ar Riyadh Kwitang Dihadiri Banyak Pelayat

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Habib Abdurrahman Muhammad Bin Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi atau biasa dikenal dengan nama Habib Abdurrahman, meninggal dunia pada Senin (15/1/2018) malam di Rumah Sakit Pondok Gede, Jakarta Timur.
Pada Selasa (16/1/2018) pada pukul 13.00 WIB almarhum Habib Abdurrahman Kwitang dimakamkan di Masjid Ar Riyadh, Kwitang, Jakarta Pusat.
Berdasarkan pantauan, pemakaman Habib Abdurrahman dihadiri banyak pelayat.
Masjid Ar Riyadh pun penuh hingga pelayat meluber ke jalan di sekitar masjid.
Para pelayat yang tidak mendapatkan tempat di dalam masjid mendoakan Habib Abdurrahman dari luar masjid.
Usai pemakaman Habib Abdurrahman, para pelayat bergantian memasuki makam yang terdapat di dalam masjid tersebut.
Para pelayat bergantian memasuki makam untuk mengabadikan gambar pemakaman Habib Abduraahman sambil membacakan doa dan melantunkan shalawat.
Sebelumnya, jenazah Habib Abdurrahman Muhammad Bin Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi disemayamkan di rumah duka di Jalan Kembang III, Kwitang, Jakarta Pusat.
Di depan Masjid Ar Riyadh tempat Habib Abdurrahman dimakamkan, terdapat dua karangan bunga yang salah satunya berasal dari Presiden Joko Widodo dan keluarga.
Habib Abdurrahman merupakan pimpinan dan penerus Majelis Taklim Habib Ali Alhabsyi Kwitang.
Habib Abdurrahman wafat dalam usia 75 tahun.
Ia merupakan putra kedua dari tujuh bersaudara.
Ayahanda Habib Abdurrahman yakni Habib Muhammad bin Ali Al Habsyi merupakan ulama yang menjadi pemimpin Masjid Kwitang, Jakarta Pusat.
Habib Abdurrahman Kwitang Meninggal, Dimakamkan di Masjid Ar Riyadh Kwitang Dihadiri Banyak Pelayat
(KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA)
Suasana di pemakaman Habib Abdurrahman di Masjid Ar Riyadh, Kwitang, Jakarta Pusat.Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/01/16/habib-abdurrahman-kwitang-meninggal-dimakamkan-di-masjid-ar-riyadh-kwitang-dihadiri-banyak-pelayat?page=all

Habib Abdurrahman Kwitang Meninggal, Ini Asal-usul Nama Kampung Kwitang

BANJARMASINPOST.CO.ID, JAKARTA - Habib Abdurrahman Muhammad Bin Ali Bin Abdurrahman Al Habsyi atau akrab disapa Habib Kwitang meninggal dunia pada Senin (15/1/2018) malam di RS Haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Jenazah langsung disemayamkan di rumah duka di Jalan Kembang III, Kwitang, Jakarta Pusat.
Pada Selasa (16/1/2018) Habib Kwitang dimakamkan di Masjid Ar Riyadh.
Habib Abdurrahman wafat dalam usia 75 tahun. Ia merupakan putra kedua dari tujuh bersaudara.
Habib Abdurrahman merupakan pimpinan dan penerus Majelis Taklim Habib Ali Alhabsyi Kwitang.
Ayahanda Habib Abdurrahman yakni Habib Muhammad bin Ali Al Habsyi merupakan ulama yang menjadi pemimpin Masjid Kwitang, Jakarta Pusat.
Dikutip dari tulisan Djulianto Susantio, pemerhati sejarah dan budaya di kompas.com edisi 11 September 2012, nama Kwitang sudah populer sejak lama.
Ketika pada 1980-an pedagang buku bekas berjualan di kawasan ini, nama Kwitang kerap disebut-sebut.
Konon nama Kwitang berasal dari Kwee Tang Kiam (sumber lain menyebut Kwik Tang Kiam), seorang pengembara Tiongkok yang datang ke Batavia pada abad ke-17.
Dia adalah pedagang obat sekaligus ahli bela diri kuntao (semacam silat).
Karena usahanya berhasil, Kwee menjadi kaya raya.
Hampir semua tanah yang berada di lingkungan tempat tinggalnya, merupakan miliknya.
Maka orang-orang Betawi menyebutnya kampung si Kwitang.
Pendapat berbeda terdapat dalam www.budaya-tionghoa.net.
Dikatakan nama Kwitang berasal dari Guidang, yakni nama provinsi Guangdong dalam lafal Hokkian.
Kehebatan ilmu silat Kwee Tang Kiam diakui masyarakat saat itu.
Dia mengajarkan jurus-jurus ampuh yang memadukan unsur tenaga, kekuatan fisik, dan kecepatan.
Hal ini sangat berbeda dengan aliran silat Betawi yang lebih menonjolkan ilmu kebatinan.
Akulturasi silat Betawi dengan kuntao menyebabkan Kwitang dikenal sebagai gudangnya jagoan pencak silat.
Dalam novel Nyai Dasima yang disusun dalam bahasa Melayu rendah (1896), misalnya, dikisahkan Dasima dibunuh oleh seorang jago dari Kwitang (Heuken, Tempat-tempat bersejarah di Jakarta, 1997).
Perguruan silat Mustika Kwitang pernah disegani dan melahirkan atlet-atlet berbakat dalam beberapa kali ajang Pekan Olahraga Nasional (PON).
Sayang kini perguruan tersebut kian terpuruk bahkan nyaris punah.
Tanah milik Kwee pun berkurang sedikit demi sedikit karena ulah anaknya yang gemar berjudi.
Tanah itu dijual kepada orang-orang keturunan Arab yang banyak bermukim di sana.
Komunitas Arab Betawi ini kemudian mendirikan masjid Kwitang yang diresmikan oleh Presiden Soekarno pada 1963.
Masjid ini menjadi besar karena kepemimpinan Habib Kwitang.
Saat ini berbagai aktivitas keagamaan masih diselenggarakan oleh majelis taklim Kwitang.
Satu abad lalu, kampung ini masih dilalui getek-getek dari bambu yang melintas di Sungai Ciliwung.
Di sungai ini para warga melakukan hajat, seperti mencuci, mandi, berwudhu, dan buang air besar.
Kala itu letak rumah-rumah lebih tinggi dari sungai, sehingga bila Ciliwung meluap tidak sampai menimbulkan banjir.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/01/16/habib-abdurrahman-kwitang-meninggal-ini-asal-usul-nama-kampung-kwitang?page=all

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Selasa/16012018/11.12Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya