Mata Najwa - Anak Muda Pilih Siapa: Seberapa Greget Capresmu (Part 1)
Mata Najwa hadir di kota Palembang, Sumatera Selatan. Kota tertua di Nusantara yang memiliki akar sejarah politik yang kuat. Dikenang sebagai ibukota Sriwijaya, kerajaan yang menguasai lalu lintas perdagangan dan kekuatan maritim di masanya. Untuk itu, Mata Najwa mengundang perwakilan tim pemenangan dari kubu Jokowi-Ma’ruf yakni Adian Napitupulu, Dedek Prayudi dan Dave Laksono dan Prabowo-Sandi yang diwakili Faldo Maldini, Gamal Albinsaid dan Miftah Nur Sabri untuk beradu gagasan di depan ribuan anak muda Palembang.Namun, sebelum memulai debat antar kedua tim pemenangan, Najwa Shihab menantang mereka untuk menceritakan tentang seberapa greget capresnya. “Kemarin saya ke rumah Prabowo,” kata Miftah. “Teruuuuss,” serentak tanya Najwa Shihab dan para perwakilan tim pemenangan. “Eh, Pak Prabowo lagi nonton Game of Thrones.. Winter is Comiiiiing,” teriak Miftah. Giliran kubu Jokowi pun meceritakan seberapa greget capresnya. “Pak Jokowi itu badannya kecil,” kata Adian. “Teruuuuss,” tanya Najwa dan yang lain. “Tapi karya besar,” jawab Adian. (Narasi)
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=tS65aOC1YUk
Mata Najwa - Anak Muda Pilih Siapa: Banjir CPNS: Prestasi atau Tragedi (Part 2)
Debat pertama diawali dengan topik keresahan milenial mengenai lapangan pekerjaan. Dari hasil survei lembaga riset CSIS, ketersediaan lapangan pekerjaan menjadi salah satu hal yang sangat meresahkan milenial. Terlebih lagi, saat ini Indonesia mengalami surplus angkatan muda yang dikhawatirkan justru menjadi malapetaka jika tidak tersedia lapangan kerja untuk menampungnya. Soal sangat konsennya milenial dengan pekerjaan itu terlihat dari besarnya animo masyarakat yang mengikuti seleksi CPNS 2018, yakni 3,6 juta pelamar. Banyak kaum muda yang melihat CPNS menjadi peluang besar keluar dari sempitnya lapangan kerja. “Itu tragedi. Kami sadar ada era baru yang bernama knowledge based economy, bukan lagi mineral based economy. Prabowo Sandi akan mengembangkan entrepreneur, bukan pencari kerja,” kata politikus Gerindra, Miftah Nur Sabri Sementara politikus PDIP Adian Napitupulu dari tim pemenangan Jokowi mengatakan membangun negara butuh kerja-kerja besar, bukan hanya kata besar. “Soal CPNS, itu fakta. Persoalannya, bagaimanapun juga Jokowi harus memperbaiki warisan kerusakan puluhan tahun lalu. Jokowi saat ini sedang mengambil alih kekayaan alam untuk lapangan kerja dan itu butuh peran kaum muda. Jokowi juga sedang membangun jalan sebagai arah membangun peradaban dan lapangan kerja,” kata Adian. (Narasi)Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=PC2YE54RIWQ
Mata Najwa - Anak Muda Pilh Siapa: Janji Capres untuk Milenial (Part 3)
Era digital merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Salah satu peluangnya dengan mengembangkan industri kreatif. Menurut Faldo Maldini, gerakan 1000 starup yang dicanangkan pemerintah sudah bagus. “Hanya saja, seberapa unicorn yang dihasilkan dari bantuan pemerintah? Buktinya, startup unicorn sekarang tidak diakomodir pemerintah,” kata politikus PAN yang juga tim pemenangan Prabowo Sandi itu. Pandangan berbeda dikemukakan oleh tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf Adian Napitupulu. Menurut Adian, membangun industri kreatif itu tujuan, yang menjadi persoalan bukan tujuannya tapi caranya. “Jokowi sudah mengawalinya dengan membuat Bekraf. Nah, persoalannya anggaran Bekraf itu kecil karena partai lawan kubu Jokowi itu tidak menyetujui menaikkan anggaran untuk pengembangan industri kreatif,” kata Adian. (Narasi)Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Hzdw-RwZkig
Mata Najwa - Anak Muda Pilih Siapa: Kenal Milenial, Survei Membuktikan (Part 4)
Menurut Pew Research Center, tahun 1981 sebagai awal kelahiran generasi milenial dan 1996 sebagai tahun akhir (umur 22 sampai 37 pada 2018). Istilah yang semula lahir untuk tujuan riset pasar ini kemudian sering dipakai dalam banyak pembicaraan tahun-tahun belakangan, terutama di jagat politik Indonesia. Baik kubu Jokowi-Ma’ruf maupun Prabowo-Sandi memoles citra diri mereka dekat dengan milenial yang suaranya mencapai 40 persen versi KPU. Di Mata Najwa on Stage Palembang, masing-masing kubu ditantang seberapa jauh mengenal milenial. 3 survei dipaparkan, baik kubu pasangan 01 dan pasangan 02 diminta menebak hasil survei yang dekat dengan milenial. (Narasi)Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=pLqjYtBVPMA
Mata Najwa - Anak Muda Pilih Siapa: Industri Kreatif ala Capres (Part 5)
Saat membuka acara Rembuk Nasional 2017 di Jakarta, Presiden Jokowi menyindir pendidikan Indonesia yang tidak inovatif dan jalan di tempat. Hal itu menurut Jokowi, tampak dari jurusan kuliah yang selama tiga puluh tahun tidak pernah berubah. Jokowi berharap, ada jurusan toko online, fintech, dan meme di perguruan tinggi tanah air. Menanggapi Jokowi, tim pemenangan Prabowo-Sandi, Miftah Nur Sabri menyebutnya sebagai sesat pikir. Menurutnya, tidak ada game dalam turunan pencabangan ilmu. Sementara Gamal Albinsaid yang juga tim pemenangan Prabowo-Sandi mengkritik anggaran riset yang minim di era Jokowi. “Jika ingin menaikkan anggaran, kenapa baru sekarang. Jokowi sudah 4 tahun memimpin,” kata Gamal. Menanggapi hal itu, Adian Napitupulu mengatakan anggaran riset kecil karena kenaikan anggaran riset yang juga diminta oleh Menristekdikti selalu dimentahkan oleh partai kubu Prabowo-Sandi. “Inovasi pasangan Jokowi-Ma’ruf jelas. Ini ada pointnya. Pertama membangun infrastruktur digital. Kedua, mengembangkan sentra-sentra inovasi dan anggaran riset. Nah, ini jelas ada komitmen politik dari Jokowi,” tambah Dedek Prayudi, politikus PSI. (Narasi)Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=n59wGxYQz6g
Mata Najwa - Anak Muda Pilih Siapa: Gaya Capres Merayu Milenial (Part 6)
Riset dari Alvara Research Center tentang 9 perilaku milenial. Di antaranya kecanduan internet, kerja cepat kerja cerdas dan cuek politik. Terkait dengan penggunaan internet, khususnya media sosial, para politikus paham akan hal ini. Tak heran jika klaim-klaim sembrono tentang milenial kerap direproduksi sebagai bahan kampanye di media sosial demi pemenangan elektoral. Dave Laksono, politikus Partai Golkar yang juga anggota tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf mengatakan Presiden Jokowi merupakan pimpinan yang tindakan dan kebijakannya sangat dekat dengan milenial. “Kebijakannya dekat dengan kaum muda seperti mendorong produk-produk kreatif dan menggunakannya di forum internasional,” kata Dave. Miftah Nur Sabri dari kubu Prabowo-Sandi membantah klaim itu. “Menurut saya, pemimpin yang kenal milenial bukan yang bergaya milenial, tapi memberikan ruang bagi anak muda di bidang kepemimpinan, dan itu jelas di tim Prabowo-Sandi,” kata Miftah. (Narasi)Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=Og7pfuu6jHo
Mata Najwa - Anak Muda Pilih Siapa: Debat Panas Isu SARA (Part 7)
Survei PPM UIN Syarief Hidayatullah yang menemukan sebagian besar guru terindikasi intoleran. Bahkan, angka guru intoleran itu mencapai 63 persen. Sekolah yang diharapkan menjadi tempat persemaian anak-anak muda terdidik justru berpotensi menjadi tumbuh suburnya ekstremisme di Indonesia. Miftah Nur Sabri dari kubu Prabowo yakin, jika tingkat melek sains, teknologi dan matematika peserta didik Indonesia tinggi, itu akan menjadikannya lebih toleran. Sementara Gamal mengkritik pemerintahan Jokowi yang gagal meredam tumbuhnya sikap ekstremisme. “Jika Prabowo-Sandi memimpin, kami akan membangun kerukunan tanpa berdasar SARA,” kata jubir Prabowo-Sandi tersebut. Dedek Prayudi justru membantah pernyataan Gamal. “Saya pikir kita harus sepakat, terutama bagi kawan-kawan yang mendukung koalisi Prabowo-Sandi untuk tidak lagi menggunakan isu SARA dalam kampanyenya. Itu memecah belah. Seperti terjadi di Pilkada DKI yang melarang mayat untuk disholati karena berbeda pilihan,” sindir Dedek. (Narasi)Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=8awqEteE0hE
Mata Najwa - Anak Muda Pilih Siapa: Jokowi VS Prabowo Versi Superhero (Part 8)
Masa kampanye Pilpres 2019 ini semakin riuh dengan dikeluarkannya pernyataan-pernyataan simbolik oleh masing-masing capres. Jokowi di berbagai kesempatan seringkali menggunakan analogi-analogi tokoh di film besutan Marvel atau Avangers. Sementara Prabowo mengubah pernyataan dari pidato Donald Trump yang terkenal yakni Make American Great Again menjadi Make Indonesia Great Again. Najwa Shihab pun menantang kedua kubu untuk menggambarkan siapa superheroes yang cocok dengan pasangan capresnya dan pasangan lawannya. “Kalau kami menggambarkan Prabowo-Sandi sebagai Jenderal Sudirman. Jalan kepemimpinan adalah jalan penderitaan, dan Pak Prabowo dan Pak Sandi telah membuktikan bahwa mereka telah berkorban banyak untuk Indonesia,” kata Gamal Albinsaid. “Kalau untuk Jokowi, karena senang menyebut-nyebut avangers, ya sudah ambil saja semua avangers buat beliau,” kata Faldo Maldini. Sementara kubu Jokowi melekatkan capresnya dengan sosok Spiderman. “Kurus kerempeng, suka dibully, tidak dianggap, akan tetapi ia memiliki kekuatan super yang secara ikhlas digunakan untuk keselamatan orang lain, untuk kepentingan bangsa, tak berpikir untuk diri nya sendiri,” kata Dave Laksono. “Kalau Pak Jokowi bilang kita sedang menghadapi Thanos, maka sepakat kalau Pak Prabowo itu Thanos,” kata Adian Napitupulu. (Narasi)DEBAT SERU RIAN ERNEST VS FALDO MALDINI ....!!!
Program dialog politik yang dekat dan hangat. Episode kali ini mengundang dua politisi muda, Rian Ernest, Jubir bidang hukum PSI dan Faldo Maldini, Wasekjen DPP PAN. Banyak yang skeptis pada politisi muda, nggak sedikit orang bilang "Ah, mereka bisa apa?" Di Pangeran Mingguan dua politisi muda ini bersuara, beradu gagasan dan membuktikan kalau kaum muda itu bisa berpolitik dan enggak skeptis.Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=wmcQskEVvqA
Re-Post by MigoBerita / Selasa/30102018/09.35Wita/Bjm