
وَإِنَّ الكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الفُجُورِ، وَإِنَّ الفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ، وَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا
“Sesungguhnya kebohongan (hoax) akan membawa kepada keburukan dan sesungguhnya keburukan akan membawa ke neraka. Dan sesungguhnya jika seseorang membiasakan dirinya membuat kebohongan maka akan ditulis di sisi Allah bahwa dia adalah pembohong besar (tukang hoax)”. (HR. Bukhari Muslim)
Untuk antisipasi penyebaran hoax dan aksi radikal yang mungkin bisa terjadi di masa-masa mendatang, kita harus mencegahnya sebisa kita, semampu kita. Salah satu yang bisa dilakukan adalah melawannya dengan pemaparan fakta dan informasi positif melalui jaringan website.
Gus Muwafiq dan 10 Ribu Jamaah Akan Padati Lapangan Ngabul Jepara
Hajatan Pelantikan Ansor Ranting NU Desa Ngabul Tahunan Jepara pada Senin malam (24/09/2018) diprediksi banyak pihak akan dibanjiri jamaah. Alasannya, antusiasme masyarakat Jepara atas kehadiran penceramah asal Yogyakarta, KH Ahmad Muwafiq, teramat tinggi.Pihak keamanan pun Ikut andil mengirimkan anggotanya hingga puluhan personil. Mereka mengklaim harus terjun untuk pengamanan penuh mengingat beberapa Minggu sebelumnya Jepara sempat jadi pembicaraan nasional soal atribut khilafah.
“Semoga saja jamaah yang datang dari seluruh daerah di Jepara membawa keberkahan atas kehadiran Gus Muwafiq,” jelas Andy Yahya, Ketua Ansor Ngabul, Sabtu (22/09/2018) siang.
Andy mengaku cuma mempersiapkan sesuai kesanggupan panitia, “Tema kita sangat sesuai dengan konteks saat ini, “Meneguhkan Jepara Bumi Aswaja”,” ungkap Andy, didampingi ketua panitia, Adi Erfan Soesanto.
Diprediksi panitia, jemaah yang datang ke lapangan Ngabul kisaran 10-an ribu orang. “Awalnya kami mempersiapkan acara di Masjid Al-Barokah Ngabul. Tetapi melihat ramainya perbincangan di media sosial, kami alihkan ke tempat yang lebih luas, lapangan desa Ngabul,” tandas Andy.

Kecuali mengundang Bupati dan Kapolres Jepara, acara pelantikan itu juga dibarengi panitia dengan acara launching website https://www.ansorngabul.or.id dan KTA berbasis digital elektronik (e-money).
“Sejak Jumat malam, panitia sudah persiapan penuh menyambut tamu-tamu Kyai Muwafiq di Ngabul,” ungkap Andy.
Panitia akan menyediakan meja dan audio spesial untuk mereka yang live streaming kajian agama Gus Muwafiq, tepat di depan sebelah kanan dan kiri panggung.
“Jadi, yang tidak datang, dapat melihat live di channel Ansor Ngabul dan page Facebook yang online,” pungkas Andy. (ansorngabul.or.id)
Sumber Berita : https://islam-institute.com/gus-muwafiq-dan-10-ribu-jamaah-akan-padati-lapangan-ngabul-jepara/#
Jangan Kepincut Ustadz Anyaran, Gus Muwafiq: Tutup Pengajian Jamaah Langgar Kulon
KEDIRI | duta.co — Acara penutupan ngaji
rutinan Jamaah Langgar Kulon diasuh KH. Dauglas Thoha Yahya akrab
disapa Gus Lik, secara resmi digelar Senin malam kemarin, bertempat di
Masjid Wakaf, Jl. HOS Cokroaminoto. Selain acara tahlil akbar dan mulok
bersama ribuan jamaah, digelar pengajian mengangkat keberadaan Islam
Nusantara, bersama KH Ahmad Muwafiq dari Sleman Yogyakarta.
Sosok ulama kharismatik akrab disapa Gus
Lik, memang dikenal memiliki ribuan jamaah yang beragam dan bisa
terlihat saat digelar pengajian rutin setiap malam Selasa. “Pun
demikian, bila ngaji dimanapun jamaah yang hadir selalu berjumlah
ribuan. Kami salut atas perjuangan beliau, melakukan syiar agama dan
semua dilakukan tanpa pamrih tidak ada kepentingan apapun,” jelas Ketua
PCNU Kota Kediri, KH. Abu Bakar Abdul Djalil terlihat hadir saat
pembukaan acara di atas.
Gemuruh suara Salawat Nariyah menyambut
kehadiran Gus Muwafiq, mantan asisten pribadi KH. Abdurrahman Wahid
alias Gus Dur, saat beliau menjabat Presiden RI ke – 4. Dikenal. Selepas
lengser, Gus Muwafiq kemudian menjadi pendakwah Islam yang teduh,
inspiratif dan kaya akan makna, namun juga santai.
Sebagai tokoh muda NU, selain memahami
sejarah Islam, namanya sempatnya menjadi viral saat dilengserkannya Gus
Dur, layaknya pasukan berani mati, pria kelahiran Lamongan ini dengan
sendirian mengangkat mobil panser milik TNI dengan tangan kirinya di
Halaman Istana Negara.
Bertajuk Melestarikan Budaya Para Wali
Memperkokoh Ukhuwah Wathoniah Untuk Indonesia Yang Lebih Sejahtera, Gus
Muwafiq mengajak jamaah untuk tidak mudah ikut ustadz anyaran yang marak
hari ini.
“Mereka itu tak mengerti sejarah
bagaimana Islam itu disebarkan di bumi Indonesia. Mereka menganggap iman
yang diterimanya itu langsung dari Al – Qur’an dan Hadits. Mereka
menafsirkan wasilah – wasilah sehingga ia mengenal iman kepada Allah,”
tuturnya dihadapan ribuan jamaah.
Gus Muwafiq menilai, tindakan semacam
itu tidak menghargai para pendahulu Nahdlatul Ulama’. Diceritakan,
silsilah guru para Kiai NU yang merujuk kepada Wali Songo dan sampai ke
Nabi Muhammad SAW.
“Kebenaran itu tidak bisa ditujukan
kepada satu golongan saja, apalagi pada diri sendiri. Akan tetapi selalu
melibatkan banya orang, termasuk juga non Islam. Mungkin saja kita
tidak bisa datang ke sini jika tidak ada orang Nasrani yang membuat
motor, mobil, bahkan pesawat,” tegasnya.
Diceritakannya, perang terbesar antar
agama pernah terjadi di Indonesia sebelum perang salib di Andalusia.
Yaitu antara Agama Hindu dan Agama Budha terjadi pada Tahun 800an
Masehi. “Untuk itu para Kiai sangat berhati-hati dalam setiap apa yang
dikatakan. Para Kiai tidak mudah mengkafirkan, tidak mudah mengatakan
sesat kepada mereka yang berbeda agama,” kata Gus Muwafiq.
Islam yang ada di Indonesia itu menurut
Gus Muwafiq jelas berbeda dengan Islam yang ada di negara lain. Islam di
Indonesia sudah merupakan akulturasi ajaran subtansial Islam dengan
budaya kejayaan Nusantara. Usai doa, acara pun ditutup dengan mulok
bareng sebagai penutupan acara ngaji Jamaah Langgar Kulon. (ian/nng)

Sumber Berita : https://duta.co/jangan-kepincut-ustadz-anyaran-gus-muwafiq-tutup-pengajian-jamaah-langgar-kulon/
Soal Bendera Rasulullah, Gus Nadir: Jangan Mau Dibohongi ISIS dan HTI
SURABAYA | duta.co –
Tidak semua orang memperhatikan Panji Rasulullah yang dikibarkan Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI) akhir-akhir ini. Tetapi tidak bagi Dr
H Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), PhD, alias Gus Nadir. Rois Syuriuah
PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand serta Dosen Senior Monash Law
School ini memberikan catatan menarik tentang panji yang diklaim HTI
sebagai bendera Nabi tersebut.
Seperti disampaikan Ketua HTI Kabupaten
Trenggalek, dr Fahrul Ulum, bahwa, kegiatan yang digelar HTI sebenarnya
hanyalah edukasi ketauhidan dengan mengingatkan sejarah keislaman di
zaman Nabi Muhammad saw.
“Melalui kegiatan itu HTI melakukan
kirab Panji Rasulullah, yakni Panji Al-Liwa’ yang berwarna putih dan
Ar-Royah yang berwarna hitam. Dua panji ini selalu dibawa Rasulullah ke
mana pun pergi sebagai simbol perjuangan dan syiar yang dilakukan kala
itu,” kata Fahrul menjelaskan kepada antara melalui sambungan telepon.
Tentang konsep khilafah, HTI sifatnya
memberikan tawaran. Logikanya sama seperti tawaran menggunakan listrik,
berhemat dalam pemaikaiannya dan sebagainya. Artinya dalam dinamikanya
tawaran itu bisa saja diterima atau ditolak, sehingga kami (HTI)
mengedepankan dialog, katanya.
Nah, benarkah dua bendera Al-Liwa’ dan
Ar-Rayah itu yang selalu dibawa Rasulullah? Rayah adalah bendera
berukuran lebih kecil, yang diserahkan khalifah atau wakilnya kepada
pemimpin perang, serta komandan-komandan pasukan Islam lainnya.
Rayah merupakan tanda yang menunjukkan
bahwa orang yang membawanya adalah pemimpin perang. Liwa, (bendera
negara) berwarna putih, sedangkan rayah (panji-panji perang) berwarna
hitam. Mereka meyakini pemahaman itu melalui hadits riwayat Thabrani,
Hakim, dan Ibnu Majah.

Dr H Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons),
PhD, alias Gus Nadir punya catatan menarik. Menurutnya, umat Islam
jangan mau dibohongi oleh ISIS dan HTI soal bendera ini. Keduanya, ISIS
dan HTI sama-sama mengklaim bendera dan panji yang mereka miliki adalah
sesuai dengan Liwa dan Rayah-nya Rasulullah.
“Kalau klaim mereka itu benar, kenapa
bendera ISIS dan HTI berbeda design dan khat tulisan arabnya?” demikian
catatan Gus Nadir sebagaimana yang sampai kepada duta.co Sabtu (1/4/2017).
Menurut dosen tetap di Fakultas hukum
Universitas di Australia ini, secara umum hadits-hadits yang menjelaskan
warna bendera Rasul dan isi tulisannya, itu tidak berkualitas alias
tidak sahih. Riwayatnya pun berbeda-beda. Ada yang bilang hitam saja,
ada yang bilang putih saja. Ada juga riwayat yang bilang hitam dan
putih, bahkan ada yang kuning.
“Dalam sejarah Islam juga beda lagi. Ada
yang bilang Dinasti Umayyah pakai bendera hijau, Dinasti Abbasiyah
pakai warna hitam, dan pernah juga putih. Yang jelas dalam konteks
bendera dan panji, Rasul menggunakan sewaktu perang hanya untuk
membedakan pasukan Rasul dengan musuh. Bukan dipakai sebagai bendera
negara,” jelasnya.
Jadi? Kalau ISIS dan HTI yang setiap
saat mengibarkan Liwa dan Rayah, apakah mereka mau perang terus? Kok ke
mana-mana mengibarkan bendera perang? “Kalau dianggap sebagai bendera
negara khilafah, kita ini NKRI, sudah punya bendera Merah Putih. Masak ada negara dalam negara? Kalau itu terjadi, berarti makar!” tegasnya.
Lalu bagaimana status hadits soal
bendera ini? Menurut Gus Nadir, hadits riwayat Thabrani dan Abu Syeikh
yang bilang bendera Rasul hitam dan panjinya putih, itu dhaif. Riwayat
Thabrani ini dhaif karena ada rawi yang dianggap pembohong yaitu Ahmad
bin Risydin. Bahkan kata Imam Dzahabi, dia pemalsu hadits.
Lalu, riwayat Abu Syeikh dr Abu Hurairah
itu juga dhaif, karena kata Imam Bukhari, rawi yang namanya Muhammad
bin Abi Humaid, itu munkar. Kemudian riwayat Abu Syeikh dari Ibn Abbas
haditsnya masuk kategori hasan, bukan sahih. Riwayat lain bendera Rasul
yang warnanya hitam atau putih atau kuning atau merah, itu tidak ada
tulisan apa-apa.
“Katakanlah ada tulisannya, maka tulisan
khat jaman Rasul dulu beda dengan yang ada di bendera ISIS dan HTI.
Jaman Rasul tulisan Alquran belum ada titik dan khatnya, masih pra Islam
yaitu khat kufi. Makanya, meski mirip, bendera ISIS dan HTI itu beda
khatnya. Kok bisa? Padahal sama-sama mengklaim bendera Islam? Itu karena
rekaan mereka saja,” tandas Gus Nadir.
Jadi, Tidak ada contoh otentik dan sahih
tentang bendera Rasul itu seperti apa. Itu rekaan orang-orang ISIS dan
HTI berdasarkan hadits-hadits yang tidak sahih. “Intinya, jangan mau
dibohongi sama bendera Islam-nya HTI dan ISIS. Perkara ini bukan masuk
kategori syari’ah yang harus ditaati. Selesai,” pungkasnya. (mky)

Sumber Berita : https://duta.co/soal-bendera-rasulullah-gus-nadir-jangan-mau-dibohongi-isis-dan-hti/
Re-Post by MigoBerita / Senin/14012019/11.16Wita/Bjm

