Sandiwara Radio yang di produksi sebanyak 5700 episode ini disiarkan setiap hari selama 15 tahun di Stasiun RRI di seluruh Indonesia Sandiwara Radio Butir-Butir Pasir Dilaut dijiwai oleh para pemeran diantaranya Boy Tirayoh , Maria Untu.
Teknik dan montase: Eddy Laswiran; Sutradara: John Simamora
Butir-butir pasir dilaut merupakan Sandiwara radio kerjasama antara RRI dengan BKKBN yang mengemban misi menginformasikan keluarga berencana secara Nasional,yang berceritera tentang pengalaman seorang dokter dan perawat di pedalaman Jawa maka pantas saja kalau Program keluarga Berencana Nasional pada saat itu demikian sukses secara Nasional bahkan mendapat penghargaan dan pengakuan Internasional Butir-butir pasir dilaut mendapat penghargaan dari lembaga kependudukan dunia, Sebagai Acara Terbaik Tingkat Dunia 4 Agustus 1984 di Meksiko
Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=A8xc9yraKnM
Kembalinya Sandiwara Butir-Butir Pasir di Laut, Ada Banyak Pesan yang Dituangkan
KBRN, Jakarta: Penulis Sandiwara Radio "Butir-Butir Pasir di Laut", Eddy Basrul Intan meluapkan kegembiraannya atas disiarkannya kembali drama bersambung Butir-Butir Pasir di Laut di seluruh stasiun RRI di tanah air. Menurut Eddy banyak pelajaran berharga yang dapat diadopsi dari drama yang pernah menjadi primadona generasi era 80-an itu. Edy berharap generasi muda saat ini dapat mencontoh semua kebaikan yang tersirat dalam drama tersebut."Ketika pertama kali saya dihubungi oleh direktur program dan produksi RRI bahwa RRI akan menghidupkan kembali drama bersambung Butir-Butir Pasir di Laut secara pribadi saya gembira sekali".
"Drama ini begitu melegenda dan saya menangkap apa yang diinginkan direksi RRI dan dewas RRI bahwa tema sentral tahun ini perlu digarisbawahi yaitu tentang pentingnya kebhinekaan dan bagaimana cara mengikat persatuan melalui karakter kedaerahan yang dimiliki Indonesia," kata Edy dalam wawancara bersama RRI di Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Edy menjelaskan beberapa poin penting dalam serial drama yang ditulisnya itu mengandung begitu banyak pelajaran mencintai Indonesia misalnya keberagaman Indonesia yang semakin erat dalam perbedaan.
"Misalnya tema-tema yang perlu digarisbawahi itu ada dalam seri "tiang tiang pancang" daerah perbatasan yaitu, Pulau Sebatik, Melayu, Makassar dan Madura juga dari Maluku kita angkat disini yang mana ada anak Indonesia yang tinggal di pelosok negeri membangun negerinya, kemudian yang kedua adalah seri "pesan tak bertulis" ada pesan penguatan karakter daerah didalamnya.
Misalnya ada daerah Bali, Tapanuli dan Minangkabau, pesannya adalah bagaimana orang-orang kita dulu memberikan pesan yang mulia terhadap anak-anaknya dan sangat memberi arti terhadap sosok manusia karena adanya kesatuan. Jadi jangan terpaku pada pesan tertulis melalui internet multimedia dan sebagainya saja," tuturnya.
Acara RRI yang mampu mengajak pendengar berimajinasi ke alam yang menjadi ceritanya, adalah sandiwara radio. Dahulu RRI pernah menayangkan sandiwara radio yang sangat populer yakni Butir-Butir Pasir di Laut. Sandiwara Butir-Butir Pasir di Laut mulai disiarkan 22 Februari tahun 1972 lalu. Disiarkan selama 15 tahun dengan 5.700 episode oleh RRI se-Indonesia. Karya besar yang disutradarai oleh Jhon Simamora itu pada tanggal 4 Agustus 1984 ini juga mendapatkan penghargaan dari Lembaga Kependudukan Dunia di Meksiko sebagai sandiwara terbaik tingkat dunia.
Kini Sandiwara itu kembali tayang di seluruh Pro1 RRI se-Indonesia sejak tanggal 28 Oktober 2017, yang diawali dengan episode “ Tiang-Tiang Pancang” yang menceritakan kisah perjalanan anak negeri yang menempa kehidupan di pulau terluar NKRI menebar asa menjadi lebih baik. Produksi drama dilakukan di RRI Solo.
Selanjutnya Produksi kedua ada di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 9-11 November 2017 dengan episode "Pesan Tak Bertulis" yang mengingatkan kepada masyarakat betapa pentingnya nasihat orangtua terhadap anaknya yang ada dipusaran teknologi. Rencananya akan ada 2 episode berikutnya yang ditargetkan selesai pada Desember 2017 dengan total menayangkan 88 episode di setiap pukul 21:00 WIB. (LS/AKS)
Sumber Berita : http://rri.co.id/post/berita/457317/hiburan/kembalinya_sandiwara_butirbutir_pasir_di_laut_ada_banyak_pesan_yang_dituangkan.html
Siarkan kembali Butir-Butir Pasir di Laut, RRI Ingin Generasi Muda Semakin Mencintai Keberagaman
KBRN, Jakarta: Direktur Program dan Produksi LPP RRI, Soleman Yusuf menginginkan dengan kembalinya drama sandiwara radio "Butir-Butir Pasir di Laut", masyarakat dapat mengambil nilai-nilai keberagaman Indonesia. Hal itu dimaksudkan agar masyarakat semakin bersatu membangun bangsa tanpa ada gesekan satu sama lain."Atas keinginan masyarakat kami siarkan kembali Butir Butir Pasir Dilaut. Sisa tahun 2017 ini kita akan terus siarkan drama klasik ini agar masyarakat dapat mengambil hikmah dari drama ini. Misalnya dalam episode Tiang-Tiang Pancang yang menceritakan anak yang tumbuh didaerah terpencil dan berusaha gigih dalam menghidupi diri dan keluarganya serta ingin membangun daerah tersebut, inilah cermin kehidupan yang patut ditiru kegigihannya," tutur Soleman dalam wawancara bersama RRI di Jakarta, Rabu (15/11/2017).
Lebih lanjut Soleman berharap, sandiwara Butir-Butir Pasir di Laut dapat menjadi inspirasi bagi generasi muda ditanah air. Menurut Soleman banyak pesan moral yang ada dalam sandiwara Butir-Butir Pasir di Laut.
"Ada tokoh dari Padang, Bali dan Madura yang memang aseli logat masyarakat setempat bukan dari orang RRI, ini kita casting benar-benar sehingga kita dapat memberikan gambaraan kebhinekaan Indonesia yang semakin erat, berbeda-beda tapi tetap satu. Semoga dengan sandiwara ini dapat difilmkan juga dan stakeholder dapat ikut bekerjasama mengembangkan industri sandiwara radio," kata Soleman.
Sandiwara Butir-Butir Pasir di Laut mulai disiarkan 22 Februari tahun 1972 lalu. Disiarkan selama 15 tahun dengan 5.700 episode oleh RRI se-Indonesia. Karya besar yang ditulis oleh Eddy Basrul Intan dan disutradarai oleh Jhon Simamora pada tanggal 4 Agustus 1984 ini juga mendapatkan penghargaan dari Lembaga Kependudukan Dunia di Meksiko sebagai sandiwara terbaik tingkat dunia.
Kini Sandiwara itu kembali tayang di seluruh Pro1 RRI se-Indonesia sejak tanggal 28 Oktober 2017, yang diawali dengan episode “ Tiang-Tiang Pancang” yang menceritakan kisah perjalanan anak negeri yang menempa kehidupan di pulau terluar NKRI menebar asa menjadi lebih baik. Produksi drama dilakukan di RRI Solo.
Selanjutnya Produksi kedua di Semarang Jawa Tengah pada tanggal 9-11 November 2017 dengan episode "Pesan Tak Bertulis" yang mengingatkan kepada masyarakat betapa pentingnya nasihat orangtua terhadap anaknya yang ada dipusaran teknologi.
Rencananya akan ada 2 episode berikutnya yang ditargetkan rampung pada Desember 2017 dengan menayangkan 88 serial di setiap pukul 21:00 s/d 21.30 waktu setempat. (LS/AKS)
Sumber Berita : http://rri.co.id/post/berita/457336/hiburan/siarkan_kembali_butirbutir_pasir_di_laut_rri_ingin_generasi_muda_semakin_mencintai_keberagaman.html
Re-Post by MigoBerita / Senin/14012019/10.20Wita/Bjm
