Kini, GARBI Hadir di Kalsel Wadahi Kiprah Kaum Muda
WALIKOTA Banjarmasin H Ibnu Sina siap mendukung gerakan organisasi apapun yang bersifat konstruktif dengan memberi gagasan dalam membangun ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, termasuk organisasi masyarakat (ormas) Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI).ORMAS ini dideklarasikan di Siring Tendean Banarmasin, Minggu (21/10/2018), diharapkan Walikota Ibnu Sina bisa berkiprah dalam membangun bangsa dan negara.
Sumber Image : Screen Shoot di web hersubenoarief.com
“Saya akan dukung semua ormas apapun yang bersifat memberikan saran dan gagasan membangun bangsa dan negara, khususnya lagi kota ini,” ujar Walikota Ibnu Sina.
Menurut mantan anggota DPRD Kalsel, dalam membangun sebuah kota tak bisa hanya dilakukan sendirian, harus bergandengan tangan dengan semua pihak. “Saya berharap GARBI yang sudah sampai ke daerah, bisa memberi kontribusi positif bagi pembangunan baik untuk Kalsel, maupun Banjarmasin,” ucap Ibnu Sina.
Ia mengatakan deklarasi yang dilakukan di Siring Tendean, merupakan langkah awal untuk memperkenalkan organisasi yang telah terbentuk di beberapa kabupaten dan kota di Kalsel.
Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/10/21/kini-garbi-hadir-di-kalsel-wadahi-kiprah-kaum-muda/
Pertajam Ide Keindonesiaan, Fahri Hamzah Diagendakan Isi GARBI Night di Banjarmasin
SUKSES mendeklarasikan diri sebagai organisasi masyarakat (ormas) jelang Pilpres 2019, kini Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) makin intensif melakukan manuver politik. Organisasi yang digawangi pentolan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) seperti Anis Matta, Fahri Hamzah dan lainnya terus melebarkan sayap.WAKIL Ketua DPR RI Fahri Hamzah sebagai pengasas GARBI diagendakan akan memaparkan ide-ide besar arah baru Indonesia di Kalimantan Selatan.
Diskusi berbobot bertajuk GARBI Night akan dihelat di Hotel G’Sign Banjarmasin, Minggu (27/1/2019) malam. Nantinya, Fahri Hamzah bertemu dengan aktivis GARBI Kalsel berdiskusi serta berdialog soal kondisi kekinian Indonesia.
“Sebagai penggagas GARBI, kami mengundang Fahri Hamzah untuk menuangkan ide-ide besar tentang Indonesia sebagai kekuatan besar kelima dunia. Fahri Hamzah akan memaparkannya lebih mendalam,” cetus Wahyudi kepada jejakrekam.com, Jumat (25/1/2019).
Mantan Ketua Senat Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini menjelaskan usai Fahri Hamzah memaparkan ide dan gagasannya, selanjutnya digelar dialog untuk membedah dan mengupasnya lebih dalam dan tajam.
Senada itu, Ketua Panitia GARBI Night, Fithra Jaya memprediksi jumlah peserta dialog akan melebihi target yang dicanangkan.
“Sejauh ini, sudah ada 700 orang lebih yang mendaftar dari berbagai daerah di Kalsel, ya semua di luar ekspektasi target awal memang. Kami optimistis peserta yang hadir akan lebih dari 1.000 orang,” ucap Fithra.
BACA LAGI : Dipecat, Jajaran DPD PKS Kabupaten Banjar Melawan
Begitupula, Ketua GARBI Banjarbaru Junaidi memastikan akan mengirim peserta untuk bersua sekaligus berdialog dengan vokalis Senayan Jakarta, Fahri Hamzah tersebut.
GARBI Kalsel pun membuka pendaftaran peserta secara daring yang bisa diakses melalui bit.ly/GARBInightKALSEL. Dengan mengisi form pendaftaran daring tersebut akan otomatis menjadi peserta GARBI Night nantinya.
Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2019/01/25/pertajam-ide-keindonesiaan-fahri-hamzah-diagendakan-isi-garbi-night-di-banjarmasin/
Curiga! Fahri Hamzah Puji Ahok Setinggi Langit, Mau Ikutan Narik ke ‘Ormas Haram’ Garbi?
Kepanikan kian menggempa di kubu Prabowo!
Setelah
Ferdinand Hutahaean serta Novel Bamukmin dengan mulut penuh minyak coba
merayu Ahok, kali ini Fahri Hamzah juga sepertinya tak mau ketinggalan
kereta padahal tatap saja telah jauh terlewat.
Dilansir
dari okezone, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengakui kecerdasan
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang hari ini mulai menghirup udara
bebas usai mendekam di Rumah Tahanan Mako Brimob Kelapa dua Depok, Jawa
Barat.
"Saya senang dengan kecerdasan Ahok,
saya senang dengan pikiran-pikiran beliau," kata Fahri kepada wartawan
di Kupang, Kamis (24/1/2019), usai bertemu dan berdialog dengan Gubernur
Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat.
Menurut
Fahri, Ahok telah melaksanakan semua tugasnya memenuhi tuntutan
undang-undang dan sekarang dia kembali menjadi warga negara yang bebas
merdeka. Fahri menilai, Ahok sudah bisa merancang dan mengatur segala
karier dan masa depannya.
"Sebagai sahabat kita akan kembali menjadi sahabat dan masa lalu biarlah berlalu," kata Fahri Hamzah.
Pujian Fahri Hamzah yang setinggi langit kepada Ahok tersebut terasa sangat menggelikan serta terkesan pula minim ketulusan.
Pasalnya,
selain termasuk salah satu yang ngotot berdemo menurunkan Ahok, Fahri
Hamzah juga pernah menghina ahok lewat akun twitternya.
Fahri menyebut Ahok sebagai kutu loncat yang mengaku independen dan diibaratkan mirip dengan kisah Malin Kundang.
"Dulu diusung PIB jadi bupati...setelah itu ngaku independent," cuit Fahri dalam akun twitter miliknya @Fahrihamzah.
"Dicalonkan
jadi Wagub koalisi PDIP-Gerindra...dapat durian runtuh jadi gubernur.
Sekarang ngaku Independent lagi... siapa korban berikutnya?," tanya
Fahri
Dengan selalu berpindah-pindah partai
politik, mantan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut
membuat kesimpulan, jika Ahok adalah orang yang durhaka terhadap
partai-partai terdahulunya.
"Sebetulnya itu
sebentuk durhaka... tidak tahu berterima kasih.. Kisah si #MalinKundang
(anak yang durhaka-red) masih relevan rupanya ya...," pungkasnya.
Perubahan sikap Fahri terhadap Ahok akhir-akhir ini memang patut untuk dicurigai.
Belum
lama Anies Baswedan menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan
Ahok, Fahri hamzah langsung mencelanya bahkan langsung meminta Anies
untuk meneladani cara Ahok dalam berpidato.
Hal tersebut disampaikan Fahri menanggapi pidato Anies Baswedan yang menyinggung soal kata pribumi.
Menurut
Fahri, Anies lebih baik mencontoh mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok) saat berpidato dengan berbicara masalah teknis.
"Jadi
pidatonya yang teknis, dalam hal ini ikut Ahok-lah. Benar Ahok itu
teknis saja, bahkan tidak usah banyak ngomong, teknis saja," kata Fahri
Hamzah saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta.
Fahri
menjelaskan, hal teknis yang dimaksud adalah meyakinkan warga Jakarta
dengan bekerja dan blusukan meninjau setiap pelosok Ibu kota.
Menurutnya, bila perlu Anies tidak perlu berkantor di Balai Kota DKI Jakarta.
Yang
menjadi pertanyaan kemudian adalah, apakah dengan berubah sikap serta
memuji-muji Ahok tersebut, Fahri juga memiliki keinginan untuk mengajak
Ahok bergabung atau setidaknya ‘bersimpati’ dengan ormas Garbi yang
tengah dibesutnya itu?
Seperti diketahui, Gerakan Arah Baru Indonesia atau Garbi memang tengah gencar-gencarnya melakukan deklarasi di sejumlah daerah.
Ide tentang Garbi sendiri telah didiskusikan sejak pemilu 2014 ketika Anis Matta masih menjabat sebagai Presiden PKS.
Sejumlah
pejabat teras PKS yang saat itu terlibat dalam pembentukan gagasan ABI,
di antaranya Anis Matta, Mahfuz, Fahri Hamzah, Jazuli Juwaini, Sukamta,
almarhum Taufik Ridlo, dan Mahfudz Abdurrahman.
Dalam
perjalanannya, arah baru Indonesia dimusuhi para pimpinan PKS era
Sohibul Iman. Gagasan tersebut dituding sebagai gerakan mengkudeta PKS.
Bahkan, kata Mahfudz, banyak pengurus di daerah yang dicopot karena
mengikuti diskusi ABI.
Momentum tersebut lah menjadi cikal bakal pembentukan ormas Garbi.
"Ya sudah kalau memang ini dimusuhi kita cari wadah alternatif untuk
perjuangkan ini. Wadahnya bukan parpol tapi ormas Garbi," kata dia.
Karena
itu, Mahfuz pun menegaskan bahwa Garbi murni gerakan intelektual yang
digagas oleh orang-orang muda dan bukan sempalan partai politik manapun.
Namun bila Fahri Hamzah memang berhasrat untuk menarik Ahok ke Garbi, sepertinya Fahri tengah mengigau.
PKS
sendiri saja yang #2019PKSHabis, telah menganggap Garbi sebagai Ormas
Haram melalui spanduk yang tersebar di sejumlah titik di wilayah Jakarta
dan Bekasi.
Fahri Hamzah ingin menarik Ahok masuk ke dalam Garbi?
Bagaimana bisa mimpi se-ngaco itu? Lha, PKS saja menganggap Garbi sebagai ormas haram, apalagi Ahok!.Sumber Opini : https://seword.com/politik/curiga-fahri-hamzah-puji-ahok-setinggi-langit-mau-ikutan-narik-ke-ormas-haram-garbi-KyN_Dfwx_
Benarkah PKS Partai "Pendukung" Teroris ?
Untuk menjawab
pertanyaan apakah benar jika PKS partai "pendukung" teroris, kita harus
membahas sejarah tentang PKS itu sendiri agar lebih mudah dipahami apa
dan siapa sebenarnya PKS itu.
Sejarah Tentang PKS
Salah satu petinggi PKS pernah mengatakan bahwa PKS memang Ikhwanul Muslimin (IM) seperti yang dimuat dalam situs https://nasional.tempo.co/read/460337/pendiri-akui-pks-memang-ikhwanul-muslimin.
Jadi
jelas ya jika PKS itu bukan partai "asli" Indonesia, jadi jangan heran
jika orang-orang PKS "didoktrin" memuja tokoh-tokoh luar negeri yang
tidak kita kenal seperti Hasan Al-Banna, Yusuf Qardawi, Mursi, dan lain
sebagainya !
Jika PKS bukan partai "asli" Indonesia, apakah ini artinya PKS "antek" asing ???
Setelah penulis menampilkan fakta bahwa PKS bagian dari IM, masih ada yang berani bantah jika PKS bukan Ikhwanul Muslimin ???
Jika
ada orang-orang PKS ngeles bukan bagian dari IM, lalu kenapa PKS dulu
melakukan propaganda kepada umat Islam di Indonesia untuk membela
Presiden Mursi (Mesir) seperti yang dimuat dalam beberapa situs resmi
milik PKS berikut ini ?
Ada yang tahu kenapa PKS mati-matian bela Mursi ???
Jawabannya adalah karena Mursi adalah orang dari Partai Ikhwanul Muslimin di Mesir seperti yang diberitakan dalam situs https://indonesiana.tempo.co/read/81851/2016/07/19/ahmad.yusdi28/mursi-erdogan-pks-dan-di-tii.
Jadi jangan heran jika PKS membela Mursi karena mereka sama-sama bagian dari Ikhwanul Muslimin !!!
Dan
faktanya, Ikhwanul Muslimin sudah dimasukkan sebagai kelompok teroris
di Arab Saudi, Mesir, Bahrain dan Uni Emirat Arab seperti yang dilansir
dalam situs :
Jadi, dari sejarahnya saja sudah kelihatan "hubungan" antara PKS dengan kelompok teroris Ikhwanul Muslimin (IM) !!!
Bagaimana dengan sejarah PKS di dalam negeri ???
Tidak jauh beda !!!
Selain
PKS adalah "bagian" dari kelompok teroris internasional Ikhwanul
Muslimin, fakta lainnya bahwa ayah (mantan) Ketua Majelis Syuro PKS,
Hilmi Aminuddin juga seorang pemberontak DI/TII dan dibenarkan oleh PKS
sendiri seperti yang dimuat dalam situs http://www.tribunnews.com/nasional/2011/05/05/pks-benarkan-ayah-hilmi-mantan-panglima-ditii-wilayah-pantura.
Kesimpulan umum tentang PKS...
PKS
bagian dari Ikhwanul Muslimin (IM) yang sekarang menjadi kelompok
teroris di beberapa negera timur tengah dan ayah Hilmi Aminuddin juga
merupakan pemberontak DI/TII.
Jadi sebenarnya
sudah ada "DNA" teroris dan pemberontak dalam tubuh PKS, jadi jangan
heran jika orang-orang PKS "anti" terhadap pemerintah yang sah di
Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan PKS juga "anti"
terhadap pemerintahan yang sah di Suriah di bawah kepemimpinan Presiden
Bashar Al-Assad seperti yang sudah penulis bahas dalam tulisan https://seword.com/politik/tifatul-sembiring-apakah-pks-ingin-menghancurkan-suriah-Sy3Hc8dtM.
Elit PKS Dan Terorisme
Setelah
kita mengetahui sejarah PKS dan "kaitannya" dengan kelompok teroris
internasional (Ikhwanul Muslimin), dan pemberontak DI/TII, mari kita
lihat beberapa sikap petinggi PKS terkait kasus terorisme.
Anis Matta
Anis Matta yang merupakan (mantan) Presiden PKS pernah memuji Osama Bin Laden seperti yang dimuat dalam situs http://www.tribunnews.com/nasional/2011/05/06/puisi-anis-matta-untuk-osama-bin-laden.
Padahal
Osama Bin Laden itu buatan Amerika untuk melawan Uni Soviet (Rusia)
seperti yang diakui oleh Hillary Clinton seperti yang sudah penulis
bahas dalam tulisan https://seword.com/politik/teroris-isis-siapa-pembuatnya-dan-siapa-pendukungnya-di-indonesia-bagian-1/
Anis Matta juga pernah "membela" dan "memuja" teroris ISIS seperti yang diberitakan dalam beberapa situs berikut :
Dan Anis Matta saat ini merupakan salah satu capres dan cawapres dari PKS !!!
Anis
Matta juga menjabat sebagai Pengurus DPP PKS tepatnya sebagai Ketua
Bidang Kerjasama Internasional periode 2015-2020 seperti yang dilansir
dalam situs https://nasional.kompas.com/read/2015/09/14/20103931/Ini.Susunan.Pengurus.DPP.PKS.Periode.2015-2020.
Sungguh mengerikan bukan....
Seorang
capres dan cawapres dari PKS sekaligus Ketua Bidang kerjasama
internasional terbukti "memuja" Osama bin Laden buatan Amerika dan
"membela" teroris ISIS !!!
Jadi jangan heran jika Anis Matta pernah bungkam saat terduga teroris ngaku bahwa dia kader PKS seperti yang dimuat dalam situs https://news.okezone.com/read/2014/01/03/501/921532/terduga-teroris-ngaku-kader-pks-anis-matta-bungkam
Hidayat Nur Wahid (HNW)
Hidayat
Nur Wahid adalah Wakil ketua Majelis Syuro (lembaga tertinggi) di PKS
ini pernah usulin hal "aneh" kepada polisi dalam kasus terorisme seperti
yang dimuat dalam situs http://www.tribunnews.com/nasional/2016/01/21/hidayat-nur-wahid-sarankan-polisi-gunakan-tembakan-bius-lumpuhkan-teroris
Teroris
itu punya senjata api dan kelakuannya biadab tapi malah diusulkan oleh
Hidayat Nur Wahid untuk dilumpuhkan pakai obat bius ??
Apakah HNW ingin menyamakan teroris dengan sapi ???
(Jadi ingat kasus korupsi sapi)...
Tembakan bius itu biasanya dipakai untuk melumpuhkan hewan bukan teroris !
HNW
yang merupakan Wakil Ketua MPR juga "panik" saat Presiden Jokowi ingin
mengeluarkan Perppu Anti Terorisme seperti yang dilansir dalam situs https://m.detik.com/news/berita/4021036/jokowi-akan-keluarkan-perppu-terorisme-hnw-jangan-mengancam.
Aneh ya...
Kalau
situasi tidak aman, nanti disalahkan Presiden, tapi ketika Presiden
Jokowi ingin mengeluarkan Perppu karena UU Terorisme "terhambat" di DPR
malah dikatakan mengancam ???
Jadi sebenarnya HNW maunya apa ???
Ingin "membela" teroris ???
Padahal
yang "menghambat" RUU Terorisme juga berasal dari partai "sohib" PKS
saat ini seperti yang sudah penulis bahas dalam tulisan :
Nasir Djamil
Politisi PKS ini juga "sewot" karena teroris ditembak mati seperti yang sudah penulis bahas lengkap dalam tulisan https://seword.com/politik/kenapa-pks-sewot-ketika-teroris-ditembak-mati-oleh-polisi.
Ada
yang ingat kasus 2 orang adik (mantan) anggota DPRD kabupaten Tangerang
terlibat terlibat kasus terorisme seperti yang dimuat dalam situs http://forum.detik.com/dua-adik-jadi-teroris-kader-pks-minta-maaf-t117089.html ?
Ada yang ingat tulisan penulis tentang beberapa kader PKS terkait kasus terorisme yang sudah penulis bahas dalam tulisan https://seword.com/politik/melawan-lupa-beberapa-kader-pks-dan-keluarga-dalam-kasus-teroris ?
Bahkan
yang terbaru, kantor DPP PKS di demo beberapa hari lalu terkait
pernyataan Presiden PKS saat ini, Sohibul Iman yang mengatakan bahwa
aksi teror bom di Surabaya adalah rekayasa seperti yang dimuat dalam
situs https://www.viva.co.id/berita/metro/1036102-usai-rangkaian-teror-bom-markas-pks-digeruduk-massa.
Astaghfirullah...
Begitu mudahnya Sohibul Iman (Presiden PKS) mengatakan aksi terorisme di Surabaya sebagai rekayasa !
Apakah Sohibul Iman punya bukti atas pernyataannya tersebut atau dia hanya "omong kosong" ???
Dan
terbukti, seorang bakal caleg PKS yang mengklaim dirinya seorang wanita
solehah juga begitu mudahnya mengatakan pencitraan kepada Pak Ridwan
Kamil yang bersimpati terhadap aksi terorisme di Mako Brimob.
Bagi
yang ingin membaca lebih lanjut tulisan tentang bakal caleg PKS
tersebut yang sudah viral karena sudah 100.000 lebih views, silahkan
klik di https://seword.com/politik/viralkan-bakal-caleg-pks-2019-ini-mengatakan-tragedi-di-mako-brimob-sebagai-pencitraan-SkPiCuM0G
Jika
bakal caleg PKS saja punya pemikiran "picik" seperti itu, jangan heran
jika sudah menjadi anggota dewan PKS juga sama pemikirannya seperti yang
sudah penulis bahas dalam tulisan https://seword.com/politik/seorang-anggota-dewan-pks-mempertanyakan-aksi-terorisme-di-mako-brimob-sebuah-tragedi-atau-komedi-SyPdJSr0M.
Pertanyaannya,
kenapa orang-orang PKS selalu pemikirannya sama dari level simpatisan,
kader sampai Presiden PKS dalam kasus terorisme seperti yang sudah
penulis bahas di atas ?
Apakah karena semua
orang PKS "didoktrin" hal yang sama sehingga semuanya satu suara sesuai
dengan pernyataan pemimpin mereka ???
Tidak heran juga sih, toh mereka semua sama satu "produk" dari PKS !!!
Setelah
mengetahui sejarah tentang PKS dan "kaitannya" dengan kelompok teroris
Ikhwanul Muslimin, pemberontak DI/TII, pernyataan elit PKS yang
"membela" teroris ISIS, mengatakan aksi terorisme sebagai rekayasa,
masihkan umat dan seluruh rakyat Indonesia percaya kepada PKS ???
#2019TenggelamkanPartaiPendukungTeroris !
Wassalam, Nafys & Dewinta
Sebagai Pembanding bisa baca di Link ini https://www.hersubenoarief.com/artikel/anis-matta-dan-terorisme-global/(Anis Matta dan Terorisme Global)
Faizal Assegaf Kasih Bukti Keterlibatan Elite PKS dengan Teroris
Suara.com - Ketua Progress 98 Faizal Assegaf mendadak mendatangi kantor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Rabu (23/5/2018) petang. Faizal mengaku alasannya datang ke Polda Metro Jaya guna memberikan bukti tambahan terkait laporan kasus pencemaran nama baik dan penghinaan yang diduga dilakukan sejumlah petinggi Partai Keadilan Sejahtera ( PKS ).Data-data yang dipegang itu berkaitan dugaan keterlibatan elite PKS dengan kelompok teroris .
"Prosesnya laporannya kelengkapan data-data semua yang berkaitan dengan petunjuk terhadap keterlibatan mereka di dalam dukungan radikalisme terhadap terorisme," kata Faizal saat tiba di Polda Metro Jaya.
Faizal mengklaim jika data-data berisi dugaan keterlibatan petinggi PKS dalam gerakan terorisme merupakan hasil investigasi. Menurutnya, dukungan elite PKS itu diberikan kepada kelompok ISIS dan Alqaedah
"Masih bahan-bahan yang sama dan beberapa tambahan, tambahan itu ternyata begini saya dikasih dari tim kita ya setelah investigasi itu ternyata semangat dukung Al Qaedah dan ISIS ini memang dilakukan oleh petinggi PKS dan itu dipublish secara terbuka," katanya.
Dia bahkan mempertanyakan jika masalah dukungan elite PKS kepada kelompok teroris tak pernah dimasalahkan di internal partai tersebut. Dia pun meyakini jika data yang diberikan kepada polisi itu akan menyeret elite PKS ke meja hijau.
"Menariknya begini pernyataan-pernyataan mereka yang mendukung gembong teroris internasional dalam hal ini Osama Bin Laden, ISIS sampai sejauh ini kan tidak pernah dipersoalkan loyalis, kader, dan tidak ada rapat di internal DPP untuk mempertanyakan pihak-pihak petinggi PKS itu melakukan publik kekerasan itu, dukungan terhadap kekerasan. Itu semua harus masuk ke pengadilan, kali ini saya bersumpah masuk ke pengadilan," kata dia
Faizal melaporkan Presiden PKS Sohibul Iman dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Serra ke Polda Metro Jaya terkait kasus pencemaran nama baik dan fitnah melalui media sosial. Selain itu, Faizal juga turut mempolisikan mantan Presiden PKS Anis Matta dan bekas politikus PKS Fahri Hamzah dalam kasus serupa.
Laporan yang dibuatnya ini juga terkait buntut pelaporan PKS terhadap dirinya di Polda Jawa Timur. Ketika itu, Faizal dilaporkan terkait pernyataannya di media sosial Twitter, bahwa perlunya mengawasi kantor PKS seusai aksi teror di Surabaya, Jawa Timur.
Faizal mengungkapkan, perselisihan dirinya dengan PKS terjadi seusai aksi teror bom di Surabaya. Faizal menuding sejumlah kader PKS mendukung kegiatan radikalisme dan aksi terorisme. Faizal menuding adanya akun media sosial diduga berafiliasi dengan PKS, yang menyebarkan tulisan untuk mengaburkan fakta radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Dalam kasus ini, Faizal melaporkan keempat tokoh itu dengan Pasal 310 KUHP tentang Pencemaran Nama Baik dan Pasal 311 KUHP tentang Penghinaan serta Pasal 27 ayat (3) Juncto Pasal 45 ayat (3) Undang Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
Data-data yang dipegang itu berkaitan dugaan keterlibatan elite PKS dengan kelompok teroris.
Sumber Berita : https://www.suara.com/news/2018/05/23/192300/faizal-assegaf-kasih-bukti-keterlibatan-elite-pks-dengan-teroris
Diduga Dukung Al-Qaeda dan ISIS, Pimpinan PKS Dilaporkan ke Polda Metro
Benarkah PKS mendukung Osama bin Laden?
Jakarta, IDN Times - Ketua Progres 98 Faizal Assegaf melaporkan sejumlah petinggi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ke Polda Metro Jaya. Mereka dilaporkan lantaran partai yang dipimpin Sohibul Iman itu diduga memiliki hubungan dengan jaringan terorisme global.
"Jadi petinggi PKS itu ada tiga yang calon presiden dan wakil presiden, yang saya adukan karena terduga mendukung secara terbuka radikalisme dan terorisme di Indonesia, itu poinnya," kata Faizal di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (21/5).
Di antara nama yang dilaporkan oleh mantan aktivis 98 itu adalah Presiden PKS Sohibul Iman, Mardani Ali Sera, Anis Matta, Fahri Hamzah, dan sejumlah kader lainnya.
1. PKS diduga memiliki hubungan dengan Al-Qaeda
Salah satu barang bukti yang dibawa Faizal adalah pernyataan Anis Matta soal dukungannya kepada Osama bin Laden, petinggi organisasi teroris Al-Qaeda, di media sosial.
"Salah satunya (barang bukti) adalah pernyataan Anis Matta menyangkut dukungan pada gembong teroris Osama bin Laden, yang merupakan pintu masuk saya untuk mengadukan mereka bahwa partai ini berafiliasi dengan kekuatan-kekuatan teroris international," terang dia.
Selain Anis, kader PKS lainnya turut dilaporkan karena tidak pernah menindak Anis perihal dukungannya terhadap Osama bin Laden.
2. Ada jejak digital di media sosial soal PKS mendukung ISIS
Perihal organisasi teroris mana yang berafiliasi dengan PKS saat ini, Faizal menduga, organisasi itu adalah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Sebab, kelahiran ISIS tidak bisa dilepaskan dari Al-Qaeda."Dan di salah satu postingan salah satu Humas DPP PKS, kita menemukan jejak sensitifitas bilamana ISIS dikoreksi mereka beraksi melakukan rekayasa pengalihan isu. Sehingga publik tidak fokus ada muatan agenda politik PKS menunjuk ISIS, Al-Qaeda," kata dia.
"Barang buktinya berupa gambar puisi pujian Anis Matta terhadap Osama bin Laden ini sudah ditutup sama media resmi mereka, tetapi puisi ini kan beredar luas dan dibiarkan oleh mereka. Nah, ini yang menjadi pertengkaran kami di ruang publik media sosial dan mereka menyatakan saya melakukan fitnah keji," sambung Faizal.
3. Faizal sempat dilaporkan ke Polda Jawa Timur atas pencemaran nama baik
Faizal sempat dilaporkan ke Polda Jawa Timur atas pernyataannya yang dinilai menghina DPP PKS. Pasca-insiden bom di Surabaya, Faizal meminta agar penegak hukum mengawasi sejumlah kantor PKS, karena mereka diduga terlibat peristiwa itu."Iya, ini salah satunya (bentuk laporan balik dari Faizal ke PKS). Saya dilaporkan karena pernyataan saya yang mengatakan peristiwa teroris di Surabaya, itu kantor-kantor PKS di Surabaya harus diawasi karena diduga kader-kadernya melakukan nyinyiran mendukung terorisme di media sosial," kata Faizal.
4. PKS tak ambil pusing pelaporan Faizal
Menanggapi pelaporan tersebut, Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid tak ambil pusing terkait hal itu, karena Indonesia adalah negara hukum. Sehingga, jika ada yang ingin mengajukan tuntutan ke polisi tidak ada larangan."Ya negara kita kan negara hukum, ya. Silakan hukum bekerja, silakan masyarakat mengamati, ada juga yang sudah mengajukan tuntutan ke polisi kemudian mencabut tuntutannya, semuanya. Negara hukum, silakan hukum bekerja dengan sebaik-baiknya," kata Hidayat di Gedung DPR RI, Selasa (22/5).
Hidayat juga meyakini kepolisian akan bekerja dengan serius terhadap proses hukum yang berlaku, dan jika terbukti ada unsur pencemaran nama baik, juga akan ada hukumnya.
"Ada juga nanti pasal pencemaran nama baik, karena fitnah yang terjadi semuanya ada hukumnya, dan silakan polisi bekerja dengan profesional," ujar dia.
5. PKS juga telah melaporkan Faizal
Tak gentar dengan pelaporan Faizal, Hidayat pun mengaku partainya telah melaporkan Faizal Assegaf ke Polda Jawa Timur atas dugaan fitnah."Ya, kan PKS juga sudah mengajukan yang bersangkutan ke polisi di Jatim," ujar Hidayat.
Sumber Berita : https://www.idntimes.com/news/indonesia/vanny-rahman/diduga-dukung-al-qaeda-dan-isis-pimpinan-pks-dilaporkan-ke-polda-metro-1/full
Apakah Umat Masih Mau Milih Prabowo Setelah Mengetahui Fakta Ini?
Sebelumnya penulis
ingin menyampaikan bahwa apa yang penulis sampaikan selama ini dalam
beberapa tulisan adalah sebagai informasi yang perlu diketahui oleh
publik sehingga kita tidak mudah lagi "ditipu" dengan pencitraan
pemimpin yang tidak paham agama tetapi malah dikatakan sebagai pemimpin
hasil ijtimak Ulama...
Ulama yang mana???
Timses dan pendukung Prabowo yang "berkedok" Ulama???
Apa
kabar Yusuf Muhammad Martak Ketua GNPF Ulama saat ini yang merupakan
anggota Dewan Pengarah Tim BPN Prabowo-Sandiaga Uno. Dewan Pengarah ini
diketuai oleh Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman
seperti yang dimuat dalam situs https://nasional.kompas.com/read/2018/09/28/12315231/tokoh-gnpf-fpi-dan-pa-212-tempati-posisi-strategis-di-bpn-prabowo-sandiaga
Apa
kabar Haikal Hassan yang ngaku-ngaku Ustadz atau Ulama yang ternyata
seorang juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno seperti
yang diberitakan dalam situs https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180928174126-32-334069/juru-kampanye-prabowo-sandi-dari-politikus-hingga-artis
Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut sosok Haikal Hassan, silahkan klik tulisan sebelumnya di https://seword.com/umum/melawan-lupa-haikal-hassan-timses-prabowo-pernah-mengina-habib-sebagai-keturunan-kafir-kFGQckApB
Apa kabar Muhammad Gatot Saptono alias Muhammad al Khaththath yang merupakan Sekjen GNPF Ulama saat ini???
Masih ingat "dosanya" kepada bangsa Indonesia???
- Dia pernah meminta agar Densus 88 dibubarkan seperti yang dilansir dalam situs http://m.hukumonline.com/berita/baca/hol17040/minta-densus-88-dibubarkan-fui-ajukan-gugatan-ke-pengadilan
- Dia pernah membentuk Dewan Revolusi Islam beberapa tahun yang lalu yang berisi nama kepala negara, wakil kepala negara, beserta nama para mentri dari kelompok mereka sendiri. "Dewan Revolusi ini untuk jaga-jaga jika terjadi chaos dan siap mengambil alih,” kata Muhammad Al-Khaththath saat diwawancarai seperti yang dimuat dalam situs http://nasional.news.viva.co.id/news/read/212211-ini-pengakuan-pembentuk-dewan-revolusi-islam
- Dia pernah menjadi ketua Hizbut Tahrir Indonesia bagian dari Hizbut Tahrir yang sudah dilarang di banyak negara karena terlibat perebutan kekuasaan (kudeta).
- Pendiri Hizbut Tahrir adalah orang yang pernah ikut dalam institusi rahasia milik Ikhwanul Muslimin yang sudah dijadikan sebagai kelompok teroris di beberapa negara timur tengah.
- Bahkan dia pernah diciduk dan dipenjara karena teelibat dalam kasus makar beberapa bulan yang lalu!!!
Bagi yang ingin mengetahui lebih lanjut sosok Sekjen GNPF Ulama ini, silahkan klik tulisan penulis sebelumnya di https://seword.com/politik/siapakah-sekjen-gnpf-ulama-apa-hubungannya-dengan-hizbut-tahrir-indonesia-RVSPDGlpl
Jadi, masih percaya dengan timses dan pendukung Prabowo yang "ngaku-ngaku" Ustadz atau Ulama tersebut???
Umat
harus cerdas agar tidak mudah "dibohongi" oleh politikus busuk dan
"antek" teroris berkedok Ustad dan Ulama yang mendukung Prabowo-Sandiaga
Uno saat ini...
Logika sajalah, apakah
pantas Prabowo yang tidak mengerti tentang agama, tidak bisa baca Al
Quran, tidak bisa wudhu , bahkan tidak pernah jadi imam shalat lalu
dikatakan sebagai pemimpin hasil ijtimak Ulama???
Lalu, kita lihat bagaiaman partai pendukung Prabowo-Sandiaga Uno yang "berkedok" partai Islam atau partai dakwah yaitu PKS...
Jika
memang PKS serius sebagai partai Islam, maka tidak akan mungkin terjadi
kasus korupsi sapi yang "melibatkan" orang nomor 1 mereka yaitu
(mantan) Presiden PKS bernama Luthfi Hasan Ishaaq (LHI)!
(Mantan) orang nomor 1 di PKS saja korupsi sapi, bagaimana yang dibawah???
Jika
memang PKS benar sebagai partai Islam, tidak mungkin akan ada kasus
suap oleh politisi PKS yang menggunakan bahasa Al Quran sebagai kode
korupsinya seperti yang dimuat dalam situs https://tirto.id/kpk-sayangkan-istilah-alquran-dijadikan-bahasa-sandi-korupsi-cBmD
Coba sebutkan, siapa yang berani menggunakan istilah Al Quran sebagai kode korupsi di Indonesia???
Jawabannya TIDAK ADA!!!
Hanya orang PKS yang berani menggunakan istialh Al Quran sebagai kode korupsi!!!
Bahkan Presiden PKS saat ini Sohibul Iman "menghalalkan" kampanye negatif seperti yang dimuat dalam situs https://www.liputan6.com/pileg/read/3667112/presiden-pks-silakan-lakukan-kampanye-negatif
Jadi
jangan heran jika situs "afiliasi" PKS yang berkedok Islam "BEBAS"
menyebarkan kampanye negatif berkedok menyebarkan dakwah!!!
Apa
kabar situs PKS Piyungan yang berubah jadi Portal Piyungan yang pernah
diblokir oleh pemerintah karena mengandung konten suku, ras, agama ,dan
antargolongan (SARA) yang membahayakan persatuan dan kesatuan, dan
sekarang berubah lagi jadi situs "berkedok" Islam???
Sudah berapa banyak simpatisan dan kader PKS yang ditangkap karena TERBUKTI menyebarkan hoax dan fitnah???
Apa kabar Muhammad Abdullah Harsono yang namanya ada dalam situs PKS dan merupakan salah satu pendiri Saracen di Riau???
Apa
kabar Fajar Agustanto yang merupakan pengurus PKS dalam bidang Polhukam
di Mojokerto yang sudah diciduk karena memfitnah Akbar Faizal???
Apa
kabar Syarfrida Amalia Lubis simpatisan PKS dan pemilik beberapa situs
"affiliasi" PKS di Sumatera Utara yang suaminya bernama Jhon Kennedy
Sinaga dan sudah diciduk oleh aparat karena terbukti menyebarkan
fitnah???
Bukan hanya simpatisan dan kader,
Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera juga "hobi" sebarin hoax dan fitnah
seperti kasus Ratna Sarumpaet, prestasi Prabowo yang katanya sampai ke
puncak Everest (yang sudah ketahuan).
Sudah
bisa dibayangkan jika Presiden PKS saat ini "menghalalkan" kampanye
hita, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera "terbukti" sebafin hoax, lalu
bagaimana dengan simaltisan dan kader PKS yang di bawah???
Jadi, masih percaya dengan PKS yang ngaku-ngaku partai Islam tapi tindakannya tidak sesuai dengan ajaran Islam???
Masih
percaya dengan PKS yang katanya partai dakwah, tapi banyak simpatisan
dan kadernya ditangkap karena TERBUKTI sebarin hoax dan fitnah???
Kesimpulan:
- Apakah pantas Prabowo yang tidak mengerti tentang agama tetapi malah dikatakan sebagai pemimpin hasil ijtimak Ulama?
- Masih percaya dengan timses dan pendukung Prabowo yang "berkedok" Ustad atau Ulama di belakang GNPF Ulama yang katanya bela agama bela Ulama?
- Masih percaya dengan PKS partai pendukung Prabowo yang ngaku-ngaku partai Islam tapi (mantan) Presiden PKS korupsi sapi dan elit PKS BERANI mggunakan istilah Al Quran kitab suci umat Islam sebagai kode suap???
- Masih percaya dengan PKS yang ngaku-ngaku partai dakwah tetapi banyak simpatisan dan kadernya ditangkap karena TERBUKTI sebarin hoax dan fitnah???
Daripada milih Capres yang tidak paham agama,
mending milih Presiden Jokowi yang terbukti keislamannya dan Wakilnya
seorang Ulama asli bukan KW seperti Cawapres tetangga yang bukan lulusan
agama tetapi mendadak jadi Santri dan Ulama karena "mahar" berupa
kardus 500 miliar!
Silahkan umat berpikir jernih
agar tidak mudah "ditipu" oleh para politikus busuk dan "antek" teroris
berkedok bela agama dan bela Ulama...
#JokowiLagi
Wassalam,Sumber Opini : https://seword.com/umum/apakah-umat-masih-mau-milih-prabowo-setelah-mengetahui-fakta-ini-y58gmQBRI
Advokat Rupanya Bisa Salah Duga, Pertanyaan Jokowi Dianggap Penghinaan
Kita akhir-akhir ini
seperti banyak menyaksikan tudingan yang serba absurd, bahkan hingga
dibawa ke Badan Pengawas Pemilu segala. Dan lucunya advokat yang
harusnya mengerti kalimat-kalimat bermuatan hukum, yang memenuhi syarat
diadukan saja yang patut dipersoalkan.
Jika
Jokowi dalam awal pertanyaannya, mengutip dari pihak lain, dalam hal ini
ICW, tentu tidak berarti Jokowi sedang menghina lawannya, kalau
demikian pemahaman tim advokat paslon nomor 02, mari kita tanggapi
terlebih dahulu sinyalemen dari ICW sebagai rujukan Jokowi.
Justru
Jokowi bisa diposisikan sebagai memberi jalan kepada Prabowo untuk
memberikan penjelasan, karena malam itu pasti peristiwa tersebut tidak
luput dari perhatian ICW. Namun sayangnya Prabowo justru menumpuk
blunder dengan blunder berikutnya.
Di sanalah
persoalan sebenarnya, bahwa Prabowo justru menyebut para mantan koruptor
itu hanya mencuri uang tidak seberapa, sehingga menimbulkan kegaduhan.
Akibatnya tim advokat yang diminta mengkaji kemungkinan membawa
pertanyaan Jokowi yang terkesan menyudutkan itu diadukan ke Bawaslu.
Kalaupun
benar Jokowi sedang menyudutkan lawan debatnya, justru itulah salah
satu situasi yang diharapkan oleh kedua peserta, berhasil menyudutkan
lawan debat. Dan definisi debat sendiri, juga mengandung makna
menampilkan kontestan paling pantas, termasuk kelihaiannya melawan
argumentasi kontestan lain.
Advokat Milenial
Peduli Pemilu melaporkan calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo ke
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) atas dugaan penghinaan terhadap calon
presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto saat debat perdana Pilpres 2019.
Muhajir, selaku pelapor, menyatakan Jokowi menggiring opini menyesatkan
dengan mengatakan Prabowo menandatangani berkas pencalonan anggota
legislatif mantan narapidana kasus korupsi.
Pernyataan
Jokowi menggiring opini seolah-olah Prabowo mendukung para koruptor,"
kata Muhajir di Gedung Bawaslu, Kamis (24/1). Ia menuturkan setiap warga
negara Indonesia termasuk mantan napi koruptor berhak memilih dan
dipilih dalam Pemilu sepanjang hak tersebut tidak dicabut Pengadilan
melalui putusan hakim.
Muhajir
berpendapat Jokowi keliru sebab berkas pencalonan anggota legislatif
mantan napi koruptor itu tidak ditandatangani Prabowo melainkan ketua
cabang dan sekretaris tingkat daerah. Oleh sebab itu, ia menduga Jokowi
telah melanggar Pasal 280 ayat (1) huruf c Undang-Undang Nomor 7 Tahun
2017 tentang Pemilu.
UU
itu menyatakan pelaksana, peserta, dan tim kampanye pemilu dilarang
menghina seseorang, agama, suku, ras, golongan, peserta pemilu lainnya.
Sehingga, mantan Wali Kota Solo ini bisa dipidana penjara paling lama
dua tahun dan paling banyak Rp24 juta jika terbukti bersalah. Hal itu
termaktub dalam Pasal 521 UU Pemilu. sumber : Presiden Tidak Boleh Bertanya Jika Kesannya Tendensius.
Sekarang
mari kita bahas tentang dugaan penghinaan. Penghinaan tentu erat
kaitannya dengan berita tidak berdasarkan fakta. Misalnya, ketika Ratna
Sarumpaet mengaku dianiaya, dan tertuduhnya adalah pendukung Jokowi,
maka di sana ada dugaan menciptakan prasangka buruk.
Menyebut
pihak lain sebagai gudangnya pelaku kriminal, masuk dalam kategori
penghinaan karena menggiring opini negatif tentang pihak lawan. Namun
jika informasi yang disampaikan mengandung kebenaran, seperti yang
terjadi di dokumen resmi, maka dugaan penghinaan yang diidentikkan
dengan fitnah, dengan sendirinya sulit dibuktikan.
Memang
sulit memasukkan ucapan Jokowi sebagai ungkapan menghina, apalagi jika
disadari semua pertanyaannya bersumber dari pihak yang berkompeten,
yakni sebuah lembaga swadaya masyarakat. Rasanya terlalu berkhayal jika
kita menyebut penghinaan pada sebuah kalimat yang bermakna pertanyaan.
Ilustrasikan
saja, ketika seseorang bertanya kepada lawan bicara, apakah benar orang
itu pernah korupsi ? Maka jika faktanya tidak benar, yang bersangkutan
tinggal menjawab bahwa dugaan itu tidak benar, lalu apakah pihak yang
bertanya dianggap sedang menghina ?
Beda
kasusnya jika kalimatnya berupa berita bohong, dan tidak bermaksud
meminta klarifikasi. Namun jika maksudnya memberi peluang kepada lawan
bicaranya untuk menjelaskan, status pernyataan atau pertanyaan itu
justru menguntungkan lawan, jika yang bersangkutan mampu
memanfaatkannya.
Persoalannya, tema yang kita
bahas adalah hal sensitif yang beresiko mengurangi citra Prabowo
sendiri, jadi kegagalan Prabowo memberikan penjelasan, tampaknya akan
dimintakan tanggungjawab kepada penanya. Harap diingat, ketika Jokowi
menanyakan masalah tersebut, karena moderator memberikan kesempatan
kepada masing-masing paslon.
Dan persoalan yang
diangkatnya pun bukan persoalan baru yang masih jarang dibahas di
masyarakat, serta peran Jokowi ketika bertanya, hanya meneruskan
pertanyaan pihak ke-tiga.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/advokat-rupanya-bisa-salah-duga-pertanyaan-jokowi-dianggap-penghinaan-iwRSgx3t-
Baasyir Batal Dibebaskan, Jokowi Menang Ganda, Gorengan Kubu Sebelah Akhirnya Hangus
Seandainya Baasyir
jadi dibebaskan dengan alasan kemanusiaan, ya mau gimana lagi. Ini juga
keputusan pemerintah yang tentunya sudah dipikir panjang. Jokowi tidak
ada untungnya dari pembebasan Baasyir, malah lebih banyak ruginya.
Buktinya saat wacana ini menguat, gelombang protes sangat besar.
Tapi setelah itu, akhirnya case closed.
Kepala
Staf Presiden Moeldoko memastikan bahwa saat ini permintaan pembebasan
bersyarat atas Abu Bakar Ba'asyir tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah.
Alasannya Ba'asyir tidak dapat memenuhi syarat formil sebagaimana diatur
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan dan lebih
lanjut didetailkan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 3 Tahun
2018 tentang Syarat dan Tata Cara Pemberian Remisi, Asimilasi, Cuti
Mengunjungi Keluarga, Pembebasan Bersyarat, Cuti Menjelang Bebas dan
Cuti Bersyarat.
Syarat formil bagi narapidana
perkara terorisme, yaitu pertama, bersedia bekerjasama dengan penegak
hukum untuk membantu membongkar perkara tindak pidana yang dilakukannya.
Ini tidak bisa.
Kedua, telah menjalani paling
sedikit dua per tiga masa pidana, dengan ketentuan dua per tiga masa
pidana tersebut paling sedikit 9 bulan. Dihukum tahun 2011 selama 15
tahun sesuai vonis. 2/3 masa tahanan berarti 10 tahun dan harus tunggu
pada 2021 baru bisa bebas bersyarat. Opsi ini tak berlaku.
Ketiga, telah menjalani asimilasi paling sedikit setengah dari sisa masa pidana yang wajib dijalani.
Dan
yang terakhir, menunjukkan kesadaran dan penyesalan atas kesalahan yang
menyebabkan pemohon dijatuhi pidana dan menyatakan ikrar kesetiaan pada
NKRI secara tertulis.
Opsi inilah yang bisa
membebaskannya. Tapi akhirnya ditolak. Baasyir menolak meneken dokumen
itu karena merasa tidak terlibat dalam perencanaan dan pendanaan latihan
militer di Aceh. Dia hanya mengetahui latihan tersebut untuk para
mujahid yang ingin berangkat ke Palestina dan latihan-latihannya
bersifat sosial.
Selain itu Baasyir juga
mendapat penjelasan dari Yuzril Ihza Mahendra jika Pancasila sejalan
dengan Islam. Baasyir kemudian menganggap tak perlu meneken setia kepada
Pancasila karena sudah setia pada Islam. Logikanya, loh kalau gitu sama
dengan Pancasila dong. Kenapa nggak bela Islam saja, kan sama saja.
Jadi argumen tersebut belum membuat Baasyir yakin.
Ya sudah. Case closed.
Tapi
tak ada masalah juga lah. Jokowi malah untung di sini. Padahal Jokowi
sudah siap diserang oleh kubu sebelah kalau sampai ini (pembebasan
Baasyir) terjadi. Jadi jangan salahkan Jokowi lagi padahal dia
sebenarnya menyambut baik permohonan Baasyir bebas. Sebab, kondisi
kesehatan Baasyir yang kini sudah berusia 81 tahun terus menurun
sehingga membutuhkan perawatan yang khusus. Dari sisi kemanusiaan,
Presiden Jokowi sangat memperhatikannya dengan sungguh-sungguh.
"Namun
ya Presiden juga memperhatikan prinsip-prinsip bernegara yang tidak
dapat dikurangi dan tidak dapat dinegosiasikan," ujar Moeldoko. Meski
demikian, Moeldoko memastikan bahwa akses Ba'asyir terhadap fasilitas
kesehatan tidak akan berubah. Bahkan akan ditingkat jika memang
diperlukan dan sudah mendesak.
Jadi ini murni
Baasyir sendiri yang memilih ngotot dengan pendiriannya. Jadi sah kita
katakan masalah ini selesai. Baasyir lanjutkan lagi masa hukumannya.
Jokowi pun untung ganda, karena bahan gorengan kubu sebelah pun layu.
Bahkan sudah hangus duluan sebelum bisa dinikmati.
Kubu
sebelah pasti sudah mengambil ancang-ancang jika pembebasan Baasyir
benar-benar terlaksana. Penulis yakin mereka sudah sumringah bahkan
sudah ngiler ingin segera menyerang. Maklum, Baasyir ini terkait dengan
radikalisme, sehingga mereka bisa dengan mudah menuduh Jokowi tidak
serius atau tidak pro pemberantasan terorisme. Isu ini akan sangat
sensitif sekali dan pasti akan dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sebuah
peluang langka yang untunglah lenyap.
Pesta pun
batal. Kubu sebelah tak sempat melakukan serangan. Jokowi lagi-lagi
menang banyak dalam isu ini. Dengan alasan kemanusiaan, ingin
membebaskan Baasyir, tapi dianya sendiri yang menentukan batalnya
pembebasan dirinya. Jokowi tak perlu pusing-pusing lagi, tinggal
laksanakan sesuai aturan. Baasyir yang menentukan semuanya hingga
berakhir seperti ini. Dikasih kesempatan tapi tidak mau. Ya sudah.
Sebenarnya
penulis punya spekulasi mengenai wacana pembebasan Baasyir ini, tapi
sudahlah, ini anggap saja sudah selesai. Ungkit pun percuma. Nanti malah
dibaca para kampret dan digoreng beneran pulak. Mari lebih baik kita
fokus dengan pilpres dan pantau kubu sebelah yang kadang suka bermanuver
yang tidak-tidak.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Opini : https://seword.com/politik/baasyir-batal-dibebaskan-jokowi-menang-ganda-gorengan-kubu-sebelah-akhirnya-hangus-zT9kCD2qJ
Kubu Prabowo Makin Jebol, Ahok Nyatakan Siap Kampanye untuk Jokowi
Dari satu kepanikan menuju kepanikan yang lainnya, kubu Prabowo kembali mengalami sebuah kepanikan besar lagi.
Pasalnya,
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok secara blak-blakan telah menyatakan
bersedia membantu pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin dalam kampanye pemilihan
presiden 2019.
Dilansir
TEMPO.CO, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyatakan bersedia
membantu pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin dalam kampanye pemilihan presiden
2019, setelah bebas dari penjara.
Kesediaan itu
disampaikannya kepada penyanyi jazz Teuku Adifitrian alias Tompi dalam
perjumpaan mereka pada Sabtu siang pekan lalu, 19 Januari 2019, di
Markas Komando Brimob, Kelapa Dua, Kota Depok.
"Dia
bahkan bilang siap naik panggung kampanye untuk Pak Ma'ruf Amin," kata
Tompi kepada Tempo, Rabu malam lalu, 23 Januari 2019.
Menurut
Tompi, Ahok mengaku tidak dendam. "Dia katakan tak ada dendam kepada
Ma'ruf Amin." Sabtu siang itu Tompi bertanya apakah Ahok bersedia
mendukung Jokowi - Ma'ruf.
Dalam pertemuan
sekitar satu setengah jam itu, tokoh yang dikaguminya itu mengaku
berutang budi kepada Ma’ruf, yang juga Ketua Umum Majelis Ulama
Indonesia nonaktif. Ahok bersyukur bisa belajar menaklukkan diri sendiri
selama menjalani hukuman sekitar 2 tahun.
"Jadi sudah benar saya disekolahkan di sini," ucap Tompi menirukan Ahok.
Pernyataan
Ahok yang disampaikan Tompi tentang kesediaannya membantu pasangan
Jokowi - Ma'ruf Amin dalam kampanye pemilihan presiden 2019 tersebut
sekaligus menghantam Novel Bamukmin, Ferdinand Hutahaean, Fahri Hamzah
serta pihak-pihak dari kubu Prabowo yang lainnya hingga langsung putus
harapan.
Sebelumnya, Novel Bamukmin dengan amat
tak tahu serta dengan bahasa yang melungker-lungker ga jelas begitu
memelas ngemis-ngemis ingin Ahok bergabung ke kubu Prabowo sebagai
perwujudan hijrah ngaco ala mantan pengantar fitsa hats tersebut.
Bagaimana
tidak ngaco? Karena dimana-mana, yang namanya hijrah itu adalah
berpindah Minadz dzulumaati ilan nuur alias dari kegelapan menuju
cahaya, dan bukanya menyuruh Ahok yang telah berada pada Tjahaya untuk
berpindah menuju kegelapan.
"Ya saya juga
berharap ada hidayah yang bisa sampai ke Ahok untuk bertaubat, menebus
kesalahannya. Agar bermanfaat. Ahok perdalam saja agamanya sendiri.
Kalau memang mau jadi mualaf, kita akan menyambut dengan tangan terbuka
kalau memang yang saya dengar Ahok di dalam penjara membaca Alquran,"
tuturnya.
"Kita harap Ahok bisa hijrah, tidak
mengulang. Hijrah 180 derajat dari apa pun, dari ucapan, sikap,
kepentingan politik, kita harap akan hijrah," sambungnya.
"Adapun
saya dengar Ahok masuk ke parpol itu hak Ahok mau berpolitik atau
tidak. Menurut saya lebih baik tidak masuk ke politik. Lebih baik
menerjuni dunia bisnis," ucap dia.
"Saya rasa
untuk bergabung tidak ada syarat, kita terbuka. Kalau memang Ahok mau
hijrah politiknya, kita akan terima. Dan wajib umat Islam menyambut dari
hijrahnya Ahok," tuturnya.
"Kalau syarat agama,
saya rasa partai nasionalis, Partai Gerindra terbuka. Begitu juga
Berkarya terbuka, PAN juga terbuka. Atau mungkin PKS dan PBB yang jadi
pengecualian. Cuma insyaallah diterima, apalagi Ahok awalnya memang
didukung Gerindra. Mereka akan menerima kalau Ahok mau hijrah 180
derajat kalau mau berpolitik," sambung Novel.
Hal tersebut dilakukan Novel setelah jubir FPI sekaligus Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi mengecam serta mengancam kebebasan Ahok.
"Kami
berharap Ahok dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian yang
sudah terjadi dan tidak mengulangi kembali serta berhati-hati dalam
bertindak dan berucap. Jangan sakiti kembali umat Islam. Ingat, lidahmu
harimaumu," kata juru bicara FPI, Slamet Maarif, lewat pesan singkat,
Kamis (24/1/2019).
"Saling
menghargai dan menghormati agama lain. Otak kita ada di atas mulut,
maka berpikirlah sebelum berucap. Agama adalah urusan keyakinan, maka
jika urusan agama diusik, pasti pemeluk agama apa pun akan marah," tutur
dia.
semakin-mengguncang-dunia-ZTVVhO9Np
Dan
ketika strategi yang amat kasar serta memuakkan tersebut gagal, giliran
Jubir BPN Ferdinand Hutahaean yang maju, dengan cara sok suci sok
peduli terhadap Ahok namun tetap sambil tak lupa menekan Ahok.
"Saran
saya sebaiknya hindari politik dulu dan nikmatin kebebasan dengan
liburan dulu. Jangan mau diseret-seret oleh siapapun ke dunia politik
saat ini," kata Ferdinand
Politikus Partai
Demokrat ini juga tidak lupa mengucapkan selamat atas kebebasan murni
yang telah diterima Ahok. Ia hanya berharap Ahok tidak lagi mengulangi
perbuatannya.
"Kita ucapkan selamat kepada Ahok semoga menjadi orang baik dan tidak mengulangi lagi perbuatannya," pungkasnya.
Juga Fahri Hamzah yang mendadak dangdut puja-puji Ahok setinggi langit, yang ditengarai kental dengan maksud-maksud tertentu.
"Saya
senang dengan kecerdasan Ahok, saya senang dengan pikiran-pikiran
beliau," kata Fahri kepada wartawan di Kupang, Kamis (24/1/2019), usai
bertemu dan berdialog dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor
Bungtilu Laiskodat.
Padahal jelas-jelas
sebelumnya Fahri menghina Ahok sebagai kutu loncat yang mengaku
independen dan diibaratkan mirip dengan kisah Malin Kundang.
Bagaimanapun juga, Ahok bukanlah anak kecil yang begitu mudah dibohongi.
Dan
segala macam ucapan-ucapan licin yang penuh seringai tersebut tak bisa
membutakan hati serta nurani Ahok, untuk tetap melabuhkan asa serta
cita-cita, menuju pihak yang relevan berdasarkan pengalaman kebersamaan
waktu di DKI dulu, yaitu Jokowi, yang kini bahkan telah semakin banyak
mewujudkan impian akan negeri yang tumbuh besar di segala bidang.
Kubu Prabowo makin jebol? Memang sudah seharusnya seperti itu.Sumber Opini : https://seword.com/politik/kubu-prabowo-makin-jebol-ahok-nyatakan-siap-kampanye-untuk-jokowi-owK3wpO5z
Picik! FPI Ancam dan Kecam Ahok Terus, Tapi Kebebasan Ahok Malah Semakin Mengguncang Dunia!
Bila ada ormas yang paling tak tahu malu, maka ormas tersebut pastilah FPI.
Betapa
tidak, bahkan ketika tingkah polah serta tindak tanduknya telah masuk
menjadi catatan buruk sejarah dunia hingga mengakibatkan Indeks
Demokrasi Indonesia langsung anjlok secara amat drastis, tetap saja FPI
tidak sadar bahkan malah semakin jumawa!
Dilansir
dari detik, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok bebas dari penjara
hari ini. Front Pembela Islam (FPI) berharap Ahok mengambil hikmah dari
kasus yang terjadi.
"Kami berharap Ahok dapat
mengambil hikmah dan pelajaran dari kejadian yang sudah terjadi dan
tidak mengulangi kembali serta berhati-hati dalam bertindak dan berucap.
Jangan sakiti kembali umat Islam. Ingat, lidahmu harimaumu," kata juru
bicara FPI, Slamet Maarif, lewat pesan singkat, Kamis (24/1/2019).
Slamet
mengingatkan pihak lain agar peristiwa serupa tak terulang. Dia meminta
agar sikap menghargai dan menghormati agama lain perlu dijaga.
"Saling
menghargai dan menghormati agama lain. Otak kita ada di atas mulut,
maka berpikirlah sebelum berucap. Agama adalah urusan keyakinan, maka
jika urusan agama diusik, pasti pemeluk agama apa pun akan marah," tutur
dia.
Benar-benar pepatah Tong Kosong Nyaring Kentutnya dipergunakan semaksimal mungkin oleh FPI.
Ketika
semua pihak, baik lawan maupun kawan, memberi ucapan yang beradab
terhadap kebebasan Ahok, hanya FPI yang bersikap lain sendiri, dengan
terus mengecam serta memberi semacam ‘ancaman terselubung’ bahkan hingga
mengatur-atur agar Ahok begini dan begitu serta jangan ini dan tak
boleh itu.
Dilihat dari sisi manapun, ucapan FPI
terhadap kebebasan Ahok jelas tidak manusiawi serta menunjukkan sikap
serta karakter yang amat tidak beradab.
Bila
dianalogikan si x keluar penjara karena maling ayam, saat keluar si x
bukannya diberi ucapan tulus bersifat menguatkan batin serta mengukuhkan
kemanusiaan, malah oleh FPI langsung disambit dengan ucapan dengan rasa
bahasa serta jiwa yang serupa dengan: “Awas, jangan macam-macam.
Mendingan lo ikut gue bisa langsung aman dari segala gangguan serta bisa
auto surga. Kalo engga, hati-hati aja kedepannya…!”
Lha? Emang FPI itu apa siapa dimana bagaimana, hingga berani-beraninya bersikap seperti itu terhadap Ahok?
Pertama,
Ahok dipenjara bukan seperti analogi si x yang alasannya karena maling
ayam. Ahok dipenjara justru karena sepak terjangnya melawan begal
anggaran, preman penjarah uang siluman serta segala macam penyelewengan
yang mengusik ‘para pemain hitam’, hingga akhirnya dibuatkan rekayasa
demi untuk menjungkalkan Ahok lalu melempar ke dalam penjara.
Kedua, kualitas Ahok jelas amat jauh melampaui FPI, baik dari segi organisasi maupun politik. Maka menjadi sesuatu yang amat njeleih
ketika sesuatu yang begitu kroco justru malah mengecam-ngecam serta
‘mengancam-ancam’ yang tingkatannya melampaui jauh di atasnya, alias
benar-benar amat tak tahu diri.dan tak tahu malu.
Sebagai
ormas jago kandang yang terlalu lama hidup dalam cangkang, FPI tentulah
tak paham, bahwa selain dia, seluruh dunia bahkan merayakan kebebasan
Ahok: Sosok yang cuma manusia biasa yang bahkan berasal dari pelosok
pedalaman Indonesia namun tak disangka telah begitu menyita perhatian
dunia!
Bebasnya Ahok menjadi sorotan dunia.
Media
ternama Amerika Serikat, The New York Times misalnya, memberitakan
bebasnya Ahok dalam artikel berjudul "Governor Convicted of Blasphemy
Freed From Indonesian Prison".
"Seorang
politisi Kristen polarisasi yang komentar-komentar kampanyenya menyulut
aksi-aksi protes terbesar dalam beberapa tahun di Indonesia yang
mayoritas Muslim, bebas Kamis ini setelah menjalani hampir dua tahun
penjara karena penistaan agama," demikian ditulis New York Times
mengawali artikelnya, Kamis (24/1/2019).
Media
terkemuka Australia, ABC News juga mengangkat berita ini dalam artikel
berjudul "Is the release of former Jakarta governor Ahok a political
liability or an asset for Joko Widodo? "
Dalam
artikelnya, media tersebut mengutip pernyataan Tim Lindsey, direktur
Pusat Hukum Indonesia, Islam dan Masyarakat di University of Melbourne,
Australia, yang menyatakan bahwa pembebasan Ahok terjadi di saat masa
sensitif dalam politik Indonesia -- hanya tiga bulan menjelang pemilihan
presiden.
"Apapun yang terjadi pada saat ini
yang terhubung dengan politik agama atau Jokowi [Joko Widodo] akan
berdampak," ujarnya kepada ABC, Kamis (24/1/2019).
Lindsey
menambahkan bahwa "tidak ada keraguan bahwa upaya akan dilakukan untuk
mengubahnya menjadi masalah besar oleh lawan-lawan Jokowi".
Media
South China Morning Post juga menulis bebasnya Ahok dengan judul yang
menarik: "Ex-Jakarta governor Ahok: out of jail ... and into arms of
ex-wife's bodyguard". Dalam artikelnya, media tersebut menyisipkan
mengenai rencana Ahok untuk menikahi perempuan muda bernama Puput
Nastiti Devi, seorang polwan berpangkat Bripda yang dulunya merupakan
pengawal mantan istri Ahok, Veronica Tan.
Media
ternama Australia lainnya, Sydney Morning Herald juga mengangkat berita
ini dengan judul "Ahok release a reminder of 'weaponised' blasphemy law
in Indonesia". Media ini mengutip komentar Harsono, seorang periset di
Human Rights Watch Indonesia yang menyebut bahwa Ahok tak akan mundur
dari politik, namun kembalinya Ahok ke politik tak akan terjadi dalam
waktu dekat.
"Dia selalu memikirkan bagaimana
menyelesaikan masalah publik dan dia merupakan politisi alami," ujarnya
seperti dikutip Sydney Morning Herald.
Pembebasan
Ahok juga diberitakan oleh media terkemuka AS lainnya, Washington Post,
media Singapura, Straits Times, media ngetop Inggris, The Guardian dan
media-media asing lainnya.
Bila ada ormas yang paling tak tahu malu, maka ormas tersebut pastilah FPI.
Dan
ucapan juru bicara FPI, Slamet Maarif, justru menikam FPI itu sendiri:
“Otak kita ada di atas mulut, maka berpikirlah sebelum berucap.”
Entah
bilakah ada masanya, FPI kelak akan menggunakan otak, serta berpikir
sebelum berucap, sesuatu yang menjadi amat mustahil untuk dilakukan oleh
FPI.Sumber Opini : https://seword.com/politik/picik-fpi-ancam-dan-kecam-ahok-terus-tapi-kebebasan-ahok-malah-semakin-mengguncang-dunia-ZTVVhO9Np
Re-Post by MigoBerita / Jum'at/25012019/18.44Wita/Bjm