BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pelemparan bom molotov yang dilakukan orang tak dikenal di SMPN 6 Banjarmasin, Rabu (30/1) lalu, mendapat perhatian serius pihak kepolisian.
Setidaknya tiga kali polisi ke SMPN 6 untuk mengumpulkan data.
Informasi didapat di lapangan, pada Kamis (31/1), polisi dua kali ke SMPN 6, yakni pada pagi dan sore.
Kemudian Jumat (½) pagi polisi kembali ke SMPN 6.
“Kedatangan mereka (polisi) guna mengumpulkan sejumlah keterangan atas peristiwa percobaan pembakaran,” kata Humas SMPN 6 Banjarmasin, Drs Bakhrian Alkaf, Jumat (½).
Bakhrian mengatakan ada beberapa keterangan dan data yang diminta polisi.
Satu di antaranya terkait siswa yang pernah dikeluarkan di SMPN 6 Banjarmasin.
Setidaknya tiga kali polisi ke SMPN 6 untuk mengumpulkan data.
Informasi didapat di lapangan, pada Kamis (31/1), polisi dua kali ke SMPN 6, yakni pada pagi dan sore.
Kemudian Jumat (½) pagi polisi kembali ke SMPN 6.
“Kedatangan mereka (polisi) guna mengumpulkan sejumlah keterangan atas peristiwa percobaan pembakaran,” kata Humas SMPN 6 Banjarmasin, Drs Bakhrian Alkaf, Jumat (½).
Bakhrian mengatakan ada beberapa keterangan dan data yang diminta polisi.
Satu di antaranya terkait siswa yang pernah dikeluarkan di SMPN 6 Banjarmasin.
"Memang ada (siswa) yang pernah dikeluarkan.
Tapi terkait apa masalahnya, itu ranah ke guru BP. Tapi tadi (Jumat)
pagi sudah kami kirimkan," ujar Bakhrian.
Selain itu, yang juga menjadi perhatian polisi adalah keberadaan CCTV di kediaman salah satu warga.
Sayangnya CCTV tersebut bisa merekam pelaku pelemparan bom molotov. Karena CCTV ternyata tidak berfungsi alias rusak.
"Kata pemilik CCTV, benda tersebut sengaja dipasang hanya untuk menakut-nakuti orang asing di depan rumah mereka saja. Makanya pas ditanya, CCTV tersebut tidak begitu banyak membantu," ujarnya.
Meski belum terungkap pelakunya, Bakhrian sangat mengapresiasi kesigapan polisi dalam menindaklanjuti percobaan pembakaran sekolah.
Keseriusan polisi dalam menangani kasus ini sudah memberikan rasa tenang kepada siswa dan orangtuanya.
"Awalnya sejumlah orangtua siswa memang sempat resah. Mereka menelepon kami dan menanyakan kejadian tersebut. Setelah saya jelaskan situasi sudah kondusif, mereka jadi tenang," ujarnya.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2019/02/02/pascapelemparan-bom-molotov-polisi-serius-mengumpulkan-data-orangtua-siswa-merasa-tenang
Selain itu, yang juga menjadi perhatian polisi adalah keberadaan CCTV di kediaman salah satu warga.
Sayangnya CCTV tersebut bisa merekam pelaku pelemparan bom molotov. Karena CCTV ternyata tidak berfungsi alias rusak.
"Kata pemilik CCTV, benda tersebut sengaja dipasang hanya untuk menakut-nakuti orang asing di depan rumah mereka saja. Makanya pas ditanya, CCTV tersebut tidak begitu banyak membantu," ujarnya.
Meski belum terungkap pelakunya, Bakhrian sangat mengapresiasi kesigapan polisi dalam menindaklanjuti percobaan pembakaran sekolah.
Keseriusan polisi dalam menangani kasus ini sudah memberikan rasa tenang kepada siswa dan orangtuanya.
"Awalnya sejumlah orangtua siswa memang sempat resah. Mereka menelepon kami dan menanyakan kejadian tersebut. Setelah saya jelaskan situasi sudah kondusif, mereka jadi tenang," ujarnya.
BPost Cetak
BPost edisi cetak sabtu (2/2/2019)
Meningkatkan Keamanan Sekolah, SMPN 6 Banjarmasin akan Melakukan ini
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN - Pascainsiden pelemparan bom molotov, kata Bakhrian, pihak sekolah langsung mengambil beberapa sikap.
Di antaranya akan memasang CCTV sebanyak tiga unit di sejumlah titik dan memajukan jam operasi penjaga malam, yang semula pukul 24.00 Wita menjadi 22.00 Wita.
“Kami juga membahas surat edaran wali kota tentang bahaya penculikan anak sekolah. Terkait penculikan ini, kami sebetulnya sudah melakukan langkah pencegahan. Di antaranya mengadakan dua petugas keamanan dan menutup rapat pagar sekolah pada jam pelajaran,” ujarnya.
Tak hanya polisi, Ical, seorang warga Jalan Veteran Gang Simpati RT 13 Nomor Kelurahan Melayu Kecamatan Banjarmasin, juga meningkatkan kesiagaannya.
“Seperti tadi malam saja saya tidur sekitar jam 2-an. Ya, kalau saja pelaku pelemparan bom molotov itu balik lagi," ujarnya.
Re-Post by MigoBerita / Sabtu/02022019/11.46Wita/Bjm
Di antaranya akan memasang CCTV sebanyak tiga unit di sejumlah titik dan memajukan jam operasi penjaga malam, yang semula pukul 24.00 Wita menjadi 22.00 Wita.
“Kami juga membahas surat edaran wali kota tentang bahaya penculikan anak sekolah. Terkait penculikan ini, kami sebetulnya sudah melakukan langkah pencegahan. Di antaranya mengadakan dua petugas keamanan dan menutup rapat pagar sekolah pada jam pelajaran,” ujarnya.
Tak hanya polisi, Ical, seorang warga Jalan Veteran Gang Simpati RT 13 Nomor Kelurahan Melayu Kecamatan Banjarmasin, juga meningkatkan kesiagaannya.
“Seperti tadi malam saja saya tidur sekitar jam 2-an. Ya, kalau saja pelaku pelemparan bom molotov itu balik lagi," ujarnya.
Ical menceritakan, dirinya sempat turut tangan melakukan pemadaman saat api dari bom molotov mulai berkobar.
“Saat itu, saya mau mengunci pagar rumah. Tanpa sengaja saya melihat cahaya terang dari dalam SMPN 6 Banjarmasin,” ujarnya.
Ical meyakini cahaya terang tersebut merupakan kobaran api.
Dia langsung bergegas menuju pagar sekolah.
“Saya sempat mengambil ember berisikan air untuk menyiram api. Tapi belum sempat siraman kedua, api sudah dipadamkan Askaf, salah satu penjaga kantin SMPN 6 Banjarmasin,” ujarnya.
Apakah melihat seseorang yang mencurigakan pada pukul 20.00 Wita? Ical mengaku tidak melihatnya.
"Kalau kendaraan melintas, ya ada. Tapi itu tidak bisa dipastikan, karena situasi jalan saat itu masih terpantau ramai," ujarnya.
Ical mengaku sudah memberikan keterangan kepada polisi di Mapolsek Banjarmasin Tengah.
“Kemarin saya dimintai keterangan di polsek. Saya ceritakan saja apa-apa yang saya ketahui," ujar Ical.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2019/02/02/meningkatkan-keamanan-sekolah-smpn-6-banjarmasin-akan-melakukan-ini
“Saat itu, saya mau mengunci pagar rumah. Tanpa sengaja saya melihat cahaya terang dari dalam SMPN 6 Banjarmasin,” ujarnya.
Ical meyakini cahaya terang tersebut merupakan kobaran api.
Dia langsung bergegas menuju pagar sekolah.
“Saya sempat mengambil ember berisikan air untuk menyiram api. Tapi belum sempat siraman kedua, api sudah dipadamkan Askaf, salah satu penjaga kantin SMPN 6 Banjarmasin,” ujarnya.
Apakah melihat seseorang yang mencurigakan pada pukul 20.00 Wita? Ical mengaku tidak melihatnya.
"Kalau kendaraan melintas, ya ada. Tapi itu tidak bisa dipastikan, karena situasi jalan saat itu masih terpantau ramai," ujarnya.
Ical mengaku sudah memberikan keterangan kepada polisi di Mapolsek Banjarmasin Tengah.
“Kemarin saya dimintai keterangan di polsek. Saya ceritakan saja apa-apa yang saya ketahui," ujar Ical.
BPost Cetak
BPost edisi cetak sabtu (2/2/2019)
Re-Post by MigoBerita / Sabtu/02022019/11.46Wita/Bjm