Para pemimpin negara sebut dia, memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa proses politik pada Pilpres 2019 telah berjalan dengan baik. Lewat pertemuan itu, kini timbul rasa kelegaan dan kegembiraan di tengah-tengah publik. "Kita merasa lega dan sangat senang bahwa ini terjadi apa yang disebut pertemuan di dalam simbol, bahwa seluruh proses politik telah terjalankan secara baik dan menghasilkan suatu hasil yang kemudian kita hormati bersama," ucap dia.
Sebelumnya, Presiden terpilih Joko Widodo naik MRT dengan Prabowo Subianto melakukan pertemuan di Stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Lebak Bulus Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019). Pertemuan tersebut terjadi 15 hari pascaputusan Mahkamah Konstitusi yang menolak gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) yang diajukan Prabowo-Sandi.
Presiden Joko Widodo dan rivalnya di Pilpres 2019 Prabowo Subianto akhirnya bertemu. Pertemuan terjadi di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019).(KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO)
Sumber Berita : https://money.kompas.com/read/2019/07/15/060900226/jokowi-prabowo-bertemu-ini-kata-sri-mulyani
Pertemuan Jokowi-Prabowo, Bertemu di MRT,
Pesan Akhiri "Cebong-Kampret" dan Makan Bareng
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Terpilih Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto akhirnya bertemu pada Sabtu (13/7/2019) kemarin setelah keduanya bersaing dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2019. Pertemuan itu sudah dinanti lama oleh berbagai pihak demi membangun kembali rasa persatuan seusai Pemilu 2019. Keduanya sudah bersaing cukup ketat selama proses Pilpres 2019. Persaingan itu juga menguras energi banyak pihak, baik dari kedua tim sukses, elite politik, penyelenggara, hingga masyarakat pendukung.
Berikut adalah sejumlah fakta seputar pertemuan Jokowi-Prabowo kemarin:
1. Bertemu di Stasiun MRT dan disambut warga Jokowi dan Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Sabtu kemarin. Mereka kompak mengenakan kemeja putih. Pertemuan Jokowi dan Prabowo itu disambut meriah warga yang berada di stasiun itu. Warga berteriak riuh. Beberapa dari mereka memanggil nama Jokowi dan Prabowo. "Pak Prabowo..." "We love you...we love you..." Ada pula yang berseru, "I love you, Pak Jokowi..." Masyarakat tampak menyambut pertemuan tersebut dengan antusias.
Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto berjalan bersama di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (13/7/2019). Kedua kontestan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden tahun 2019 lalu ini bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus dan selanjutnya naik MRT dan diakhiri dengan makan siang bersama.(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Saat bertemu, Jokowi dan Prabowo langsung menyampaikan salam hormat, kemudian diikuti dengan berjabat tangan. Keduanya juga sempat mencium pipi satu sama lain. Mereka berbincang sebentar lalu tertawa. Namun, tidak terdengar apa yang mereka bicarakan. Mereka kemudian berjalan ke peron MRT untuk menaiki gerbong MRT.
2. Berbincang di gerbong MRT Keduanya lalu masuk ke dalam gerbong MRT. Mereka tampak berbincang akrab dalam moda transportasi mutakhir yang dimiliki Jakarta itu.
Keduanya saat itu berbincang sembari menempuh perjalanan menuju Stasiun MRT Senayan. Di sana, mereka melakukan pertemuan lanjutan di FX Sudirman, Senayan.
3. Akhiri "Cebong" dan "Kampret" Saat tiba di Stasiun MRT Senayan, Jokowi menegaskan, saat ini tidak ada lagi yang namanya 01 dan 02. "Tidak ada lagi yang namanya 01. Tidak ada lagi yang namanya 02," ujar Jokowi. Saat mendengar hal tersebut, Prabowo yang berada di sampingnya langsung bertepuk tangan. Demikian pula ketika Jokowi menyinggung keterbelahan di masyarakat yang diistilahkan sebagai 'cebong' dan 'kampret'. "Tidak ada lagi yang namanya cebong. Tidak ada lagi yang namanya kampret. Yang ada adalah Garuda Pancasila," ujar Jokowi yang diikuti anggukan kepala dan tepuk tangan Prabowo. Hal senada juga ditegaskan Prabowo. Prabowo Subianto setuju untuk mengakhiri keterbelahan politik di masyarakat yang sering diistilahkan "cebong" dan "kampret". "Sudahlah, enggak ada lagi cebong-cebong. Enggak ada lagi kampret-kampret," ujar Prabowo Ketua Umum Partai Gerindra tersebut kemudian menegaskan, "semuanya sekarang merah-putih". Pernyataan Prabowo tersebut diiringi tepuk tangan dan sorak sorai warga yang kebetulan berada di dalam stasiun MRT tersebut. Setelah mengemukakan pernyataan tersebut, Jokowi dan Prabowo saling berpelukan dan kembali berjabat tangan.
4. Seperti bertemu dengan sahabat Saat konferensi pers, Jokowi mengatakan bahwa ini merupakan pertemuan antara sahabat dan saudara. "Pertemuan saya dengan Pak Prabowo adalah pertemuan seorang sahabat, pertemuan seorang kawan, pertemuan seorang saudara," kata Jokowi di Stasiun MRT Senayan.
Menurut Jokowi, pertemuannya dengan Prabowo sudah lama direncanakan. Namun, keduanya terkendala karena kesibukan masing-masing. Mereka akhirnya sepakat bertemu pada Sabtu pagi kemarin itu.
5. Pesan-pesan Prabowo Selain menyerukan untuk mengakhiri penggunaan istilah "cebong" dan "kampret", Prabowo juga menyampaikan beberapa pesan lain. Ia mengakui bahwa dirinya memang telah bersaing secara keras dengan Presiden Joko Widodo saat Pilpres 2019. Tak jarang mereka pun saling melontarkan kritik. Namun, kata Prabowo, hal itu dilakukan dalam kerangka politik dan demokrasi. "Jadi kalau kita kadang-kadang bersaing, kadang-kadang saling mengritik itu tuntutan politik dan demokrasi," ujar Prabowo. Baca juga: Malam Ini, Jokowi Sampaikan Pidato Visi Indonesia sebagai Presiden Terpilih Meski saling melontarkan kritik, Prabowo menegaskan, hal itu tidak menghilangkan hubungan persahabatannya dengan Presiden Jokowi. Ketua Umum Partai Gerindra itu mengatakan, pertemuannya dengan Presiden Jokowi merupakan momen untuk menyampaikan hal-hal baik untuk membangun bangsa. "Kita tetap dalam kerangka keluarga besar RI. Kita sama-sama anak bangsa. Kita sama-sama patriot dan sama-sama ingin berbuat terbaik untuk bangsa," kata Prabowo. Prabowo juga menyatakan kesiapannya mendukung Pemerintahan Jokowi ke depan. Namun demikian, Prabowo tetap memberikan kritik untuk menjaga demokrasi. Ia pun siap mengambil posisi sebagai pihak oposisi dalam mengawasi jalannya pemerintahan Jokowi. "Kami siap membantu apabila diperlukan untuk kepentingan rakyat. Kami minta maaf jika kami mengkritik Bapak (Jokowi) karena demokrasi kan butuh check and balance," ujar Prabowo.
Prabowo menyampaikan, kritik tersebut untuk saling mengingatkan dan membangun Indonesia ke depan lebih baik.
6. Jalan kaki dan santap bersama Setelah menikmati perjalanan bersama hingga ke Stasiun MRT Senayan, keduanya berjalan kaki ke Mall FX Sudirman. Setibanya di mal mereka lansung santap siang di salah satu restoran. Mereka menyantap makanan di satu meja yang sama. 7. Santap onggol-onggol, sate, hingga nasi pecel Kompas.com mewawancarai Operational Manager Sate Khas Senayan, Lisa Syauota. Jokowi dan Prabowo bersantap di Sate Khas Senayan di FX Sudirman. Lisa menyatakan, ada beragam makanan yang disantap Jokowi dan Prabowo, dari makanan ringan, makanan berat, hingga minuman. "Jajanan ada ongol-ongol, mendut, dan cenil. Minuman teh sama air mineral. Kemudian ada juga goreng-gorengan, lalu ada tahu pong," kata Lisa kemarin. "Makanan berat ada empat, ada lontong cap gomeh, nasi langgi, nasi pecel empal, dan nasi kuning campur, plus sate kambing serta sate ayam," katanya. Ia mengatakan, makanan-makanan tersebut juga dijajakan untuk 200 orang dengan berbagai menu. Lisa menuturkan, seluruh makanan dan minuman dipesan oleh pihak panitia penyelenggara acara itu.
Sumber Berita : https://nasional.kompas.com/read/2019/07/14/09002271/pertemuan-jokowi-prabowo-bertemu-di-mrt-pesan-akhiri-cebong-kampret-dan?page=4
Jokowi-Prabowo Bakal Bertemu Lagi, Kali Ini Ajak Megawati
JawaPos.com – Pertemuan Presiden Jokowi dengan Prabowo Subianto yang berlangsung di Stasiun MRT Lebak Bulus akhir pekan lalu bakal berlanjut. Rencananya dua tokoh bangsa itu bertemu untuk yang kedua. Menariknya, pertemuan itu bakal mengajak Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyebut, pada pertemuan kedua ini akan diikuti oleh tiga tokoh bangsa. Kali ini Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun diajak.
“Pertemuan Prabowo dan Joko Widodo sedang disiapkan. Nanti kalau sudah siap baru kita kasih tahu. Pertemuan itu melibatkan Ibu Mega nantinya,” ujar Arief kepada wartawan, Jumat (19/7).
Arief mengatakan, pertemuan tiga tokoh bangsa itu akan membicarakan mengenai kebangsaan. Termasuk juga dengan pembicaraan mengenai opsi-opsi bergabung ke kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Salah satunya itu (membahas soal kursi kabinet) itu, dan yang lainnya nanti akan dibahas antara Prabowo – Jokowi dan Ibu Mega rencananya,” katanya.
Menurut Arief, tawaran supaya Gerindra ‘merapat’ ke koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin adalah suatu yang baik. Hal itu merupakan penghargaan yang besar dari Presiden Jokowi. “Ya kita oke saja,” singkatnya.
Sebelumnya, Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiande menyebut akan ada lagi pertemuan lanjutan antara Jokowi dan Prabowo Subianto. Hanya saja Andre belum bisa memastikan. Di pertemuan nanti Prabowo Subianto akan menyampaikan program-program dan memberikan masukan kepada Jokowi dalam mengelola pemerintahan.
“Pertemuan pertama menyepakati akan adanya pertemuan lanjutan. Pertemuan lanjutan kita akan sampaikan program Indonesia maju, Indonesia bangkit untuk menuju adil dan makmur,” ujar Andre di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/7).
Andre berharap masukan yang disampaikan Prabowo bisa diterapkan di pemerintahan lima tahun mendatang. Misalnya 100 hari kerja akan turunkan harga listrik dan harga daging.
“Kalau diadopsi sama Pak Jokowi kan baik. Kan mengadopsi visi misi dan program tidak mesti masuk ke kabinet,” katanya.
Menurut Andre, diskusi antara Prabowo Subianto dan Jokowi adalah baik. Sehingga bisa memberikan masukan kepada pemerintahan lima tahun ke depan. Terlebih memberikan masukan tidak mesti harus bergabung ke koalisi Jokowi-Ma’ruf Amin.
Seperti diketahui, Jokowi dan Prabowo bertemu di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta. Mereka juga sempat menjajal MRT dari Lebak Bulus menuju Stasiun MRT Senayan, Sabtu (13/7).
Dalam pertemuan itu, Jokowi dan Prabowo juga sepakat mengakhiri istilah ‘cebong’ dan ‘kampret’. Mereka sepakat mengedepankan persatuan untuk kemajuan Indonesia.
Sumber Berita : https://www.jawapos.com/nasional/politik/19/07/2019/jokowi-prabowo-bakal-bertemu-lagi-kali-ini-ajak-megawati/
Inilah Beda Sikap Amien Rais Sebelum dan Sesudah Prabowo Bertemu Jokowi
Inilah beda sikap Amien Rais sebelum dan sesudah Prabowo bertemu Jokowi. Sempat sebut Jokowi 'bebek lumpuh' kini bilang beri kesempatan selama 5 tahun.
TRIBUNNEWS.COM - Ada yang berbeda dari sikap Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, akhir-akhir ini.
Terlebih setelah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Sabtu (13/7/2019) lalu. Amien Rais yang kerap melontarkan kritikan pedas bahkan menyerang Jokowi, kini lebih melunak.
Bahkan, Amien Rais juga melontarkan pujian pada Presiden Jokowi. Ia meminta semua pihak untuk memberi kesempatan pada Jokowi-Ma'ruf Amin membuktikan kinerja mereka selama lima tahun ke depan.
Inilah perbedaan sikap Amien Rais sebelum dan sesudah Prabowo bertemu dengan Jokowi, dirangkum Tribunnews.com dari Kompas.com:
1. Sebelum Prabowo bertemu Jokowi
Diketahui, Amien Rais dikenal sering mengeluarkan kritik pedas pada Jokowi.
Tak jarang, kritikan yang disampaikan mantan Ketua MPR tersebut ikut memanasi situasi politik nasional jelang Pilpres 2019.
Satu di antaranya saat Amien menyebut, program bagi-bagi sertifikat tanah era Jokowi-JK merupakan program pengibulan alias pembohongan.
Amien bilang, program itu untuk menutupi janji reforma agrarian dan perlu diwaspadai.
Menurutnya, program bagi-bagi sertifikat juga belum bisa menuntaskan masalah yang dialami warga khususnya soal keadilan.
"Ini pengibulan, waspada bagi-bagi sertifikat, bagi tanah sekian hektar, tetapi ketika 74 persen negeri ini dimiliki kelompok tertentu seolah dibiarkan. Ini apa-apaan?" kata Amien dalam sebuah diskusi, 18 Maret 2019. Selain itu, Amien Rais juga menyinggung sosok pemimpin sipil berwatak militer yang sangat otoriter.
Amien Rais menilai, meski bukan dari kalangan militer, sosok Jokowi telah melakukan kebijakan otoriter melampaui pemerintahan militer.
Amien Rais juga pernah menyebut pemerintahan Jokowi tak layak dipilih kembali karena cenderung otoriter.
"Kita mau bilang kasar nggak jadi ya. Ini Presiden nggak benar ya, membiarkan partai politik pecah, ulama dipecah-pecah, bahkan seluruhnya berbagai ormas-ormas juga mau pecah," ucap Amien Rais pada 16 Januari 2019.
Bahkan Amien Rais menyebut Jokowi akan jadi 'bebek lumpuh.'
"Kita Insyaallah 17 April tahun ini, kira-kira Magrib sudah bisa syukuran. Kemudian, Insyaallah juga ini, presiden baru dilantik 20 Oktober."
"Nah, dari 17 April sampai 20 Oktober, itu nanti Pak Jokowi namanya lame duck president, presiden bebek lumpuh."
"Tidak boleh ganti ini, ganti ini, tidak boleh. Hanya rutin boleh, nggak boleh lantas membuat yang macam-macam, karena dia sudah lumpuh, sudah pasti kalah. Kalau nekat, nanti malah bahaya," ujar Amien Rais.
2. Sesudah Prabowo bertemu Jokowi
Sikap berbeda lantas ditunjukkan Amien Rais setelah Prabowo akhirnya bertemu Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus hingga ke kawasan Senayan, Sabtu (13/7/2019).
Jokowi-Prabowo bahkan duduk dalam satu gerbong yang sama dan diakhiri dengan makan sate.
Setelah pertemuan kedua kandidat capres 2019 itu, Amien Raisakhirnya ikut buka suara.
Walau enggan membahas soal pertemuan kedua tokoh itu, Amien sepakat dengan rekonsiliasi antara Prabowo dan Jokowi setelah Pilpres 2019.
Hanya, Amien tak sepakat jika rekonsiliasi itu diikuti dengan pembagian kursi menteri.
"Buat saya rekonsiliasi itu sangat lucu kalau dalam wujud bagi-bagi kursi. Itu namanya bukan rekonsiliasi tetapi ya bagi-bagi kursi."
"Ada aibnya, ada negatifnya, ternyata politisi itu enggak ada lagi kekuatan moral. Enggak memegang dispilin partai dan lain-lain," ujar Amien.
Amien mengatakan, jika rekonsiliasi disamakan dengan bagi-bagi kursi, maka kritik yang disampaikan dalam kampanye kepada Jokowi akan sia-sia belaka.
Selain itu, Amien meminta semua pihak untuk memberikan kesempatan pada Jokowi-Ma'ruf selama lima tahun ke depan.
Namun, ia juga meminta masyarakat mengawasi jalannya pemerintahan Jokowi-Ma'ruf.
Karena itu, ia mengingatkan partai-partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak perlu berebut kursi menteri.
Karena itu, ia mengingatkan partai-partai pengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tak perlu berebut kursi menteri.
"Jadi saya menyampaikan sebaiknya teruskan merajut merah putih, teruskan bangsa ini bersatu, jangan sampai pecah."
"Tetapi soal kekuasaan, berikan fair chance, kesempatan yang utuh kepada Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin dengan para menterinya nanti 5 tahun, kita awasi kita check and balance," ujarnya. Amien Rais juga menyebut kini tak ada lagi cebong dan kampret sebagai tanda pendukung Prabowo dan Jokowi sudah akur.
"Yang ada cebong bersayap karena sudah akur," ujar Amien.
Sumber Berita : https://www.tribunnews.com/nasional/2019/07/18/inilah-beda-sikap-amien-rais-sebelum-dan-sesudah-prabowo-bertemu-jokowi?page=all
Re-post by MigoBerita / Sabtu/20072019/18.23Wita/Bjm