» » » » » » » » Zionis Israel dan Amerika cs di Tuding sebar "Perang Biologis" dengan Virus Corona..??!!

Zionis Israel dan Amerika cs di Tuding sebar "Perang Biologis" dengan Virus Corona..??!!

Penulis By on Senin, 16 Maret 2020 | No comments

MigoBerita-Banjarmasin- Tidak terasa hari ini sudah tanggal 16 Maret 2020, peristiwa arogan Zionis Israel dan Amerika cs di Timur Tengah, terutama ketika Amerika Serikat "Membunuh" Jendral Republik Islam Iran Soelamani di Negara Irak dengan drone dan dibalas Iran dengan menghantam pangkalan terbesar Amerika Serikat di Irak yang ternyata banyak korban berjatuhan serdadu Amerika cs disana yang masih dirawat di Israel dan daerah lainnya (walau dibantah Donal Trump), serta masih berlangsungnya "Blokade" Zionis Israel terhdapa Gaza Palestina dan Runtuhnya Kekuatan Amerika dalam memainkan Perang Dagang dengan China, membuat Zionis Israel dan Amerika cs semakin Frustasi. Bahkan hingga hari ini demi Fakta yang tak terbantahkan ini, akhirnya Zionis Israel cs dan Amerika cs lalu mengembangkan "Senjata Biologi" yang diperkirakan banyak pihak diantaranya adalah dengan membuat "Virus Corona". 
KONTROVERSIAL !! Apakah ini benar atau tidak, tentu menjadi perhatian dunia secara umum dan tentunya menjadi perhatian khusus dari Republik Islam Iran dan China.
Lalu apa saja artikel tulisan yang didapatkan oleh Tim Migo Berita, silahkan para pembaca sekalian untuk terus memantau dan membaca kumpulan artikel-artikel kami yang layak untuk menjadi bahan renungan dan pelajaran.. semoga.

Klaim Media Arab: Virus Corona Hasil Konspirasi AS dan Israel Lawan China

Rendy Adrikni Sadikin | Husna Rahmayunita
Suara.com - Lembaga Penelitian Media Timur Tengah (MEMRI) menyebutkan, sejumlah laporan di media Arab telah menuding Amerika Serikat dan Israel terlibat dalam penyebaran virus corona. Konspirasi ini bertujuan untuk melumpuhkan sektor ekonomi dan psikologis China.
Al-Watan, media lokal Arab Saudi bahkan secara terang-terangan mengklaim, bukan suatu kebetulan virus corona muncul di AS dan Israel, meski AS telah mengonfirmasi temuan 12 kasus.
"Virus 'ajaib' ini ditemukan kemarin di China, besok di Mesir, namun tidak muncul hari ini. Besok atau lusa ditemukan di AS atau Israel, tapi bisa jadi di negara-negara miskin lainnya seperti Burundi atau Kepulauan Comoro," demikian laporan Al-Watan seperti disadur Suara.com dari The Jerussalem Post, Kamis (13/2/2020).
Tak hanya itu, AS dan Israel juga dituding berada dibalik penciptaan wabah lainnya di bumi Arab.
"Beberapa tahun lalu, Mesir mengumumkan bergantung pada unggas dan mengekspornya ke luar negeri. Ini menandai, mereka tak membutuhkan unggas dari AS, Perancis dan negara lainnya. Tiba-tiba di sana muncul virus flu burung untuk menggerogoti kebangkitan (ekonomi Mesir)," lanjut laporan itu.

Media Suriah Sebut Perang China vs AS
Sebelum Al-Watan mengungkap tudingannya, surat kabar Suriah Al-Thawara mengklaim virus corona adalah bagian dari perang China-AS, pada awal Februari.
"Dari Ebola, Zika, SARS, flu burung,flu babi, antraks, penyakit sapi gila hingga virus corona, semua virus mematikan ini diproduksi oleh AS untuk memusnahkan orang-orang di dunia," bunyi laporan tersebut.
Mereka juga mengatakan, AS telah mengubah perang biologis dengan perang jenis baru untuk mengganti aturan main serta menggeser konflik ke jalur konvesional.

Media Mesir Soroti Wuhan
Hal senada juga disampaikan, situs berita Mesir, Vetogate.com memaparkan alasan Wuhan dipilih sebagai pusat penyebaran virus corona.
Mereka menyebutkan, pabrik-pabrik di Amerika menjadi yang pertama memproduksi jenis virus dan bakteri, mulai dari virus cacar yang mematikan, virus pes hingga sapi gila dan flu babi yang muncul beberapa tahun terakhir.
"Wuhan, kota yang saat ini dilanda virus corona adalah kota industri, tapi tempat ini menjadi kota terkaya ke-delapan China setelah Shanghai," tulisnya.
Kota tersebut kini berada di bawah nama-nama kota besar lainnya seperti Guangzhou, Beijing, Tianjing dan Hong Kong.
"Kota ini (Wuhan) layak menjadi tempat AS untuk melancarkan aksinya.Di sini. layanan kesehatan yang jauh lebih rendah dibandingkan kota-kota lain," imbuhnya.
Dalam keterangan selanjutnya, situs tersebut juga menyinggung motif ekonomi di balik penyebaran virus corona.
Mereka mengatakan, ada dalang yang meraup keuntungan miliaran dolar dari program perawatan darurat dan obat-obatan yang di China.
"Yang mana berarti, diproduksi oleh perusahaan Israel," imbuhnya.
Klaim Media Arab: Virus Corona Hasil Konspirasi AS dan Israel Lawan China
Ilustrasi paru-paru yang terinfeksi virus corona wuhan. (Shutterstock)

"Kota ini (Wuhan) layak menjadi tempat AS untuk melancarkan aksinya.Di sini. layanan kesehatan yang jauh lebih rendah dibandingkan kota-kota lain," kata media Suriah.


Sumber Berita : https://www.suara.com/news/2020/02/13/094407/klaim-media-arab-virus-corona-hasil-konspirasi-as-dan-israel-lawan-china

Eks Agen CIA Bongkar Misteri Konspirasi AS dan Israel Ciptakan Corona


JAKARTA | Warta Rakyat – Mantan perwira intelijen militer dari Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat atau CIA, Philip Giraldi baru saja mengeluarkan pernyataan kontroversi yang cukup memanaskan suhu dunia tentang misteri di balik mewabahnya Virus Corona atau COVID-19.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan Strategic Culture Foundation. Geraldi menyebutkan, bahwa virus mematikan itu tidak terjadi karena proses alami melalui mutasi genetika.
Tapi memang sengaja diproduksi di sebuah laboratorium. Dan diduga untuk senjata perang biologis dunia. Dan disebutkan untuk menciptakan virus itu AS berkonspirasi alias sekongkol dengan Israel.
Berikut pernyataan:
Laporan media arus utama yang paling umum dilaporkan tentang penciptaan Coronavirus menunjukkan bahwa itu berasal dari mikroorganisme yang ditularkan oleh hewan yang ditemukan dalam kelelawar liar yang dikonsumsi oleh seorang warga etnis China di Wuhan.
Tetapi tampaknya ada beberapa bukti untuk membantah bahwa di provinsi-provinsi yang berdekatan di Cina, di mana kelelawar liar lebih banyak, belum mengalami wabah besar penyakit ini.
Karena itu dan faktor-faktor lain, ada juga spekulasi yang signifikan bahwa Coronavirus tidak terjadi secara alami melalui mutasi melainkan diproduksi di laboratorium, mungkin sebagai agen perang biologis.
Beberapa laporan menunjukkan bahwa ada komponen virus yang terkait dengan HIV yang tidak mungkin terjadi secara alami. Jika benar bahwa virus telah dikembangkan atau bahkan diproduksi untuk dipersenjatai, lebih lanjut akan menyarankan bahwa pelariannya dari Institut Virologi Wuhan dan masuk ke populasi hewan dan manusia bisa saja tidak disengaja. Teknisi yang bekerja di lingkungan seperti itu sadar bahwa “kebocoran” dari laboratorium sering terjadi.
Tentu saja dan tidak dapat dihindari, ada teori lain. Ada beberapa spekulasi bahwa karena Pemerintahan Trump telah terus-menerus mengangkat masalah meningkatnya daya saing global Tiongkok sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional Amerika dan dominasi ekonomi, maka mungkin saja Washington telah menciptakan dan melepaskan virus dalam upaya untuk membawa pertumbuhan ekonomi Beijing dan militer mungkin turun beberapa tingkat.
Memang, sulit untuk percaya bahwa bahkan Gedung Putih Trump akan melakukan sesuatu yang begitu sembrono, tetapi ada preseden untuk jenis perilaku itu. Pada tahun 2005-9, pemerintah Amerika dan Israel secara diam-diam mengembangkan virus komputer yang disebut Stuxnet, yang dimaksudkan untuk merusak sistem kontrol dan pengoperasian komputer Iran yang digunakan dalam program penelitian nuklir negara itu.
Diakui Stuxnet dimaksudkan untuk merusak komputer, bukan untuk menginfeksi atau membunuh manusia, tetapi kekhawatiran bahwa itu akan menyebar dan pindah ke menginfeksi komputer di luar Iran terbukti akurat karena menyebar ke ribuan PC di luar Iran, di negara-negara sejauh Cina. , Jerman, Kazakhstan dan Indonesia.
Tak pelak ada kisah Israel yang mungkin bisa menjelaskan apa yang sedang terjadi di Tiongkok. Para ilmuwan di Galilee Research Institute Israel sekarang mengklaim bahwa mereka akan memiliki vaksin terhadap virus corona dalam beberapa minggu yang siap untuk didistribusikan dan digunakan dalam waktu 90 hari.
Lembaga ini mengklaim telah terlibat dalam empat tahun penelitian tentang avian coronavirus yang didanai oleh Kementerian Sains & Teknologi dan Pertanian Israel. Mereka mengklaim bahwa virus ini mirip dengan versi yang telah menginfeksi manusia, yang telah menyebabkan terobosan dalam pengembangan melalui manipulasi genetik.
Tetapi beberapa ilmuwan skeptis bahwa vaksin baru dapat diproduksi sedemikian cepat untuk mencegah virus yang ada hanya baru-baru ini. Mereka juga telah memperingatkan bahwa bahkan jika vaksin dikembangkan biasanya harus diuji untuk efek samping, proses yang biasanya memakan waktu lebih dari setahun dan termasuk menggunakannya pada manusia yang terinfeksi.
Jika seseorang menganggap bahwa Amerika Serikat memiliki andil dalam menciptakan coronavirus pada sisa-sisa pusat penelitian senjata biologi yang dulunya luas di Ft Detrick Maryland, sangat mungkin bahwa Israel adalah mitra dalam proyek tersebut.
Membantu mengembangkan virus juga akan menjelaskan bagaimana para ilmuwan Israel telah dapat mengklaim keberhasilan dalam menciptakan vaksin begitu cepat, mungkin karena virus dan perawatan untuk itu dikembangkan secara bersamaan.
Bagaimanapun, ada konsekuensi politik yang pasti terhadap munculnya virus corona, dan tidak hanya di Cina. Di Amerika Serikat Presiden Donald Trump telah disalahkan karena berbohong tentang virus dan ada berbagai skenario dalam publikasi mainstream berspekulasi tentang kemungkinan dampak pada pemilihan pada tahun 2020.
Jika ekonomi tenggelam bersama-sama dengan pasar saham, itu akan berdampak buruk pada Trump apakah dia sebenarnya bersalah. Jika penahanan dan pengobatan penyakit itu sendiri di Amerika Serikat tidak berjalan dengan baik, mungkin juga ada reaksi yang signifikan, terutama karena Demokrat telah mempromosikan peningkatan perawatan kesehatan.
Namun, satu pakar berpendapat bahwa penyakit dan ekonomi yang tenggelam tidak akan menjadi masalah selama ada perubahan haluan sebelum pemilihan, tetapi banyak yang bisa terjadi dalam delapan bulan ke depan.
Dan kemudian ada masalah keamanan nasional kebijakan luar negeri seperti yang terlihat dari Yerusalem dan Washington. Sulit untuk menjelaskan mengapa coronavirus telah menyerang satu negara khususnya selain Cina dengan sangat parah. Negara itu adalah Iran, musuh kedua AS yang sering dikutip.
Perlu diketahui, hingga hari ini Sabtu 7 Maret 2020, sudah 100,656 penduduk bumi terjangkit virus mematikan ini.  3,411 orang meninggal dunia dan 55,753 penderita berhasil disembuhkan.
Sumber : VIVA.co.id
Donald Trump

Kominfo Catat Ada 232 Kabar Hoaks Terkait Virus Corona

 
 
Sumber: kominfo.go.id
Jakarta, Liputanislamcom– Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mencatat ada 232 kabar bohong (hoaks) mengenai virus corona hingga Senin (16/3), pukul 08.00 WIB. Seperti dilansir laman resmi kemkominfo, terungkap sejumlah kabar yang tidak benar, salah satunya ialah yang menyebutkan Presiden Jokowi terkena virus corona.
Setelah ditelusuri oleh Direktorat Pengendalian Aplikasi Informatika Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo melalui mesin AIS, artikel tersebut adalah hasil suntingan dari artikel yang dimuat oleh Detik.com pada 15 Maret 2020 dengan judul asli “Presiden Jokowi Jalani Tes Virus Corona Sore ini.”
Kabar bohong lainnya ialah pesan berantai di WhatsApp yang memuat foto beserta dengan informasi identitas dari mitra pengemudi Gojek yang diduga suspect corona melarikan diri dari RSUP Persahabatan. Faktanya, informasi dalam pesan tersebut tidak benar, dan telah dibantah oleh pihak Gojek, juga juru bicara RSUP Persahabatan.
Ada juga hoaks yang beredar di media sosial berupa pesan perantai dengan narasi seorang terapis Delta Spa menjadi suspect virus corona. Hal itu tidak benar, dan telah diklarifikasi oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta.
Baca: Antisipasi Corona, PBNU Imbau Ibadah di Rumah
Kabar bohong atau Hoaks tentang virus corona pertama kali muncul pada 6 Mei 2019. Kabar bohong itu berupa anjuran cuci bersih kurma karena mengandung virus corona yang berasal dari kelelawar. (aw/republika/elshinta).
Sumber Berita : https://liputanislam.com/nasional/kominfo-catat-ada-232-kabar-hoaks-terkait-virus-corona/

Tentara Iran Gelar Latihan Nasional Melawan Senjata Biologi

Tehran, LiputanIslam.com–Tentara Iran memulai latihan nasional pada Minggu (15/3) untuk mempertahankan diri dari senjata biologi di tengah wabah corona yang telah membunuh 600 orang.
Rencana latihan pertahanan ini diumumkan oleh Panglima Angkatan Darat Mayor Jenderal Abdolrahim Mousavi dalam pertemuan luar biasa yang diadakan pada hari Sabtu (14/3) terkait upaya pertempuran melawan virus COVID-19.
Menurut Jenderal Mousavi, latihan ini akan berada di bawah komando Pangkalan Biodefensi Angkatan Darat dan di bawah pengawasan Wakil Kepala Angkatan Darat untuk Koordinasi Laksamana Muda, Habibollah Sayyari.
Latihan ini sejalan dengan pernyataan dari Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei bahwa wabah corona mungkin merupakan bentuk “serangan biologis” terhadap Republik Islam.
“Karena ada beberapa bukti bahwa situasi ini mungkin merupakan ‘serangan biologis’, langkah [pencegahan] ini bisa juga termasuk latihan pertahanan … yang akan menambah kekuatan nasional,” tegas Khamenei.
Salah upaya perlawanan virus corona adalah pembukaan tiga rumah sakit lapangan di provinsi Iran utara dan selatan oleh Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC).
“Mengingat wabah virus corona di negara ini dan kebutuhan masyarakat untuk memiliki akses ke pusat kesehatan dan medis, dua rumah sakit yang berisi 30-40 tempat tidur telah mulai beroperasi di kota Borazjan [di provinsi Bushehr selatan] dan … rumah sakit keliling di [kota pelabuhan selatan] Bandar Abbas,” kata Komandan Angkatan Laut IRGC,  Laksamana Muda Alireza Tangsiri pada Sabtu kemarin. (ra/presstv)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/tentara-iran-gelar-latihan-nasional-melawan-senjata-biologi/

Banyak Warga AS Ditolak Jalani Tes Corona, Kenapa?


Washington, LiputanIslam.com–Sejumlah besar orang yang menderita sakit di berbagai sudut negara AS mengaku ditolak menjalani tes virus corona atau COVID-19 di rumah sakit terdekat. Demikian laporan dari kantor berita New York Times.
Times mengutip wawancara dengan beberapa orang yang mengaku betapa sulitnya bagi mereka untuk mengecek apakah mereka mengidap virus corona. Padahal, lima hari yang lalu Presiden AS Donald Trump telah meyakinkan publik bahwa siapa pun bisa menjalani tes jika diperlukan.
Beberapa orang ditolak karena mereka tidak mengalami gejala atau tidak melakukan perjalanan ke luar negeri meskipun mereka pernah berada di dekat pasien yang positif terkena virus. Beberapa yang lain ditolak dengan alasan tidak ada alat tes yang cukup.
“Sistem ini benar-benar tidak dipersiapkan untuk menyelesaikan apa yang kita butuhkan saat ini… [Sistem] ini gagal,” kata ketua Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, Dr. Anthony Fauci, pada hari Kamis (12/3) di depan Komite Pengawasan dan Reformasi DPR AS.
“Sistem ini gagal… Mari kita akui itu,” tambahnya. “Gagasan bahwa siapapun berhak mendapatkan [tes] dengan mudah seperti orang-orang di negara lain, kita tidak siap untuk itu,”
Hillary King, seorang konsultan berusia 32 tahun di Boston, Massachusetts, mengatakan kepada Times bahwa dia menghabiskan waktu lima jam di ruang gawat darurat di Rumah Sakit Umum Massachusetts pada hari Rabu lalu setelah mengalami sakit batuk. Namun, ia ditolak menjalani tes. Seorang dokter mengatakan kepadanya bahwa dia tidak memenuhi kriteria karena tidak bepergian ke luar negeri dan tidak terkena kontak dengan seseorang yang positif terkena virus.
Di Negara Bagian Washington, di mana setidaknya 378 orang dinyatakan positif dan 31 orang meninggal, petugas kesehatan malah menurunkan angka tes karena kekurangan alat.
“Pada saat ini kami membatasi pengujian untuk menjaga ketersediaan bagi orang-orang yang paling rentan,” kata juru bicara PeaceHealth Columbia Network, Debra Carnes.
Sejumlah ahli kesehatan AS mengkritik pemerintah Trump karena meremehkan wabah COVID-19 sehingga membuat negaranya tertinggal dalam upaya pencegahan penularan virus. (ra/presstv)
Sumber Berita :  https://liputanislam.com/internasional/banyak-warga-as-ditolak-jalani-tes-corona-kenapa/

Canggih, China Gunakan Ultraviolet untuk Disinfeksi Bis-bis


Shanghai,LiputanIslam.com-Dikutip dari stasiun televisi France 24, China kini menggunakan teknologi modern, yaitu sinar ultraviolet (UV) untuk mendisinfeksi bis-bis. Teknologi ini memungkinkan China mengatasi wabah Corona secara lebih cepat.
“Sebelum ini, bis-bis didisinfeksi dengan menggunakan mesin-mesin pencuci. Namun belum lama ini pekerjaan tersebut sudah menggunakan sinar UV. Dengan metode baru ini, perusahaan transportasi Shanghai bisa mendisinfeksi 250 bis dalam sehari. Pekerjaan ini dilakukan dengan cermat untuk melenyapkan semua efek penyakit Covid-19,”kata reporter France 24.
Menurut Qin Jin (staf perusahaan transportasi umum Yanggao), pekerjaan disinfeksi dengan UV bukan hanya sangat efektif, tapi juga sangat hemat. Dia mengatakan, dengan cara ini, 99,9 persen virus bisa dimusnahkan.
Disinfeksi tiap bus dengan UV hanya butuh 5 menit. Sementara proses disinfeksi dengan metode konvensional menghabiskan waktu 40 menit.  Dengan adanya 1000 bis di armada angkutan umum, metode ini jelas lebih efisien, karena tidak membutuhkan banyak pegawai untuk menjalankannya.
Seorang pegawai Yanggao mengatakan,”Jika bis didisinfeksi dengan metode konvensional, kami menggunakan 44 bahan pencuci dan setelah itu harus mengeringkan bis. Setelah kering pun, bahan-bahan disinfektan masih tersisa, sehingga tetap membahayakan manusia.”
Di rumah-rumah sakit, kamar-kamar yang sudah ditinggalkan pasien juga didisinfeksi dengan sinar UV. (af/yjc)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/canggih-china-gunakan-ultraviolet-untuk-disinfeksi-bis-bis/

[Editorial] Corona, Dakwaan dari China untuk AS


LiputanIslam.com –Perkembangan virus Corona memasuki babak baru. Isu pandemi virus ini menjadi semakin politis. Perkembangan terbaru menunjukkan adanya dakwaan resmi dari Kementerian Luar Negeri China bahwa virus ini sengaja dikirim AS ke China. Kemenlu China mengungkap indikasi berupa fakta pandemi virus flu (influeanza) yang terjadi di AS sejak dua tahun lalu, di mana korban virus itu mencapai angka mengerikan, yaitu lebih dari 80.000 orang warga AS tewas dalam setahun.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sampai sekarang masih tidak transparan dalam menyebut jenis flu yang sangat mematikan di AS itu. Di sisi lain, warga AS lalu lalang ke seluruh penjuru dunia, sehingga sangat mungkin, ada di antara warga AS itu yang bepergian ke luar negeri sambil membawa virus flu, dan virus itu berjenis Corona (COVID-19). Isu yang berkembang di berbagai media China, atlet AS yang berpartisipasi dalam Pekan Olahraga Dunia Militer di Wuhan tahun 2019 diduga telah membawa virus mematikan itu ke China.
Soal konspirasi, AS memang jagonya. Data-data rahasia CIA yang boleh diungkap ke publik setelah 30 tahun menunjukkan bahwa banyak sekali operasi intelejen dan militer AS yang digelar dengan menggunakan cara-cara licik. Indonesia tentu tak akan melupakan peristiwa PKI tahun 1965, di mana CIA akhirnya mengaku bahwa mereka terlibat aktif dalam aksi penumbangan Soekarno. Konspirasi yang sama dilakukan AS dalam Perang Dunia Kedua dan Perang Vietnam. Adapun untuk peristiwa pendudukan Afghanistan, invasi ke Irak (tahun 1990 dan 2003), dan yang paling akhir adalah krisis Suriah, tak perlu waktu puluhan tahun untuk mengungkapnya. Tak perlu waktu lama untuk mengungkap bahwa AS dan sekutu-sekutunya justru berada di balik pembentukan kelompok-kelompok teroris dan jihadis palsu yang mematikan itu.
Mungkin ada pertanyaan: jika AS yang melakukan konspirasi dalam kasus penyebaran virus Corona, kenapa AS (dan Israel) sendiri saat ini menjadi korbannya? Bukankah saat ini ekonomi AS sangat terpukul akibat virus ini? Bukankah perekenomian AS terancam ambruk gara-gara tak ada lagi penerbangan ke dan dari Eropa selama sebulan ke depan? Tidakkah isolasi ini akan membuat ekonomi AS hancur?
Asumsi bahwa AS berada di balik penyebaran virus Corona ini tentunya tidak kontradiktif dengan fakta bahwa AS ikut terkena getahnya. Selama ini banyak terjadi kasus di mana pembuat makar malah menjadi salah satu pihak yang terkena dampak negatif akibat makarnya itu. Lihatlah yang saat ini terjadi pada Turki di bawah Erdogan. Negara tersebut saat ini sedang dipusingkan dengan kemungkinan masuknya gelombang migrasi puluhan ribu teroris yang terdesak di Idlib, Suriah. Ini semua gara-gara dulunya Turki bermain api dengan cara membuka diri menjadi tempat transit para teroris yang hendak melakukan berbagai aksi bengis mereka di Suriah. Ketika akhirnya para teroris itu kalah, tentara Suriah yang dibantu Rusia terus mendesak mereka agar kembali ke tempat di mana mereka transit, yaitu perbatasan Turki.
Barangkali, berbagai kasus di dunia belakangan ini (termasuk kasus virus Corona) bisa ditafsirkan sebagai maksud dari firman Allah dalam Al-Quran yang menyatakan bahwa sehebat apapun makar yang dibuat oleh manusia jahat, maka makar Tuhan jauh lebih canggih. Menarik untuk diikuti perkembangan politik dari virus Corona ini, sambil tentunya menjaga kewaspadaan dan berdoa, semoga kita semua bisa diselamatkan dari wabah mematikan ini.
Sumber Berita : https://liputanislam.com/dari-redaksi/editorial/editorial-corona-dakwaan-dari-china-untuk-as/

Gara-Gara Tudingan Senjata Biologis, AS Panggil Dubes China


Washington, LiputanIslam.com—Pemerintah AS memanggil Dubes China untuk Washington pasca adanya tudingan dari jubir kemenlu China bahwa militer AS bertanggungjawab atas munculnya virus corona atau COVID-19.
“Beilau dipanggil terkait apa yang dinyatakan jubir kemenlu China tentang COVID-19,” demikian kata seorang pejabat kemenlu AS pada Jumat (13/3) kemarin.
Pada hari sebelumnya, jubir bernama Zhao Lijian itu menyebut laporan AS terkait wabah corona tidak transparan.
Ia juga menyatakan bahwa personel militer AS membawa virus itu ke Wuhan yang disebut-sebut sebagai tempat kelahiran pandemi global itu.
“Kapan pasien nol dimulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? Apa nama rumah sakitnya? Mungkin Angkatan Bersenjata AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Bersikaplah transparan! Ceritakan data Anda! AS berutang penjelasan kepada kami!” cecar Zhao di Twitter.
Kemenlu China mengungkap indikasi berupa fakta pandemi virus flu (influeanza) yang terjadi di AS sejak dua tahun lalu, di mana korban virus itu mencapai angka mengerikan, yaitu lebih dari 80.000 orang warga AS tewas dalam setahun.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat sampai sekarang masih tidak transparan dalam menyebut jenis flu yang sangat mematikan di AS itu. Di sisi lain, warga AS lalu lalang ke seluruh penjuru dunia, sehingga sangat mungkin, ada di antara warga AS itu yang bepergian ke luar negeri sambil membawa virus flu, dan virus itu berjenis Corona (COVID-19).
Isu yang berkembang di berbagai media China, atlet AS yang berpartisipasi dalam Pekan Olahraga Dunia Militer di Wuhan tahun 2019 diduga telah membawa virus mematikan itu ke China. (ra/presstv)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/gara-gara-tudingan-senjata-biologis-as-panggil-dubes-china/

Pakar Iran Pastikan Virus Corona Dijadikan Senjata oleh AS


Teheran, LiputanIslam.com –  Pakar strategi Iran Hussain Rouz memastikan bahwa virus corona dijadikan senjata oleh AS untuk menekan negara-negara musuhnya ketika virus yang belakangan dinamai COVID-19 itu sudah mewabah.
Meski demikian, Rouz yang juga seorang dosen sebuah universitas di Iran ini mengaku tak dapat mengiyakan ataupun menepis kecurigaan yang berkembang bahwa virus yang ditemukan pertama kali di kota Wuhan, China, ini merupakan hasil rekayasa di laboratorium.
“Sepanjang sejarahnya AS menggunakan segala cara untuk memerangi para pesaingnya, dan ada indikasi-indikasi bahwa virus corona dibuat di laboratoriumnya,” ujar Rouz dalam wawancara dengan al-Alam yang disiarkan pada Ahad (15/3/2020).
Dia menambahkan, “Di dunia ini tak ada satupun negara yang mengaku menggunakan senjata biologi, tapi ada dokumen-dokumen yang mengkonfirmasi bahwa AS memandang senjata biologi sebagai senjata strategis.”
Baca: Wapres Iran Dinyatakan Negatif Corona, Tapi Wabah Makin Mengganas
Hussain Rouz menilai negaranya dalam beberapa hari terakhir dapat mengendalikan penyebaran virus corona, dan bahkan dapat mengubah ancaman menjadi kesempatan seperti terlihat dalam manuver pertahanan  melawan serangan biologi, yang menunjukkan kesiapan negara republik Islam ini menghadapi segala skenario terburuk dalam membela bangsa Iran.
Baca: Tentara Iran Gelar Latihan Nasional Melawan Senjata Biologi
Selain itu, dia juga menilai pandemi COVID-19 akan mempercepat laju pembentukan tatanan baru dunia. (mm/alalam)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pakar-iran-pastikan-virus-corona-dijadikan-senjata-oleh-as/

Wapres Iran Dinyatakan Negatif Corona, Tapi Wabah Makin Mengganas


Teheran, LiputanIslam.com –  Wakil Pertama Presiden Iran Eshaq Jahangiri menghadiri rapat pemerintah, Ahad (15/3/2020) setelah sembuh dari pilek yang semula membuatnya berinisiatif untuk mengisolasi diri karena khawatir terpapar virus corona (COVID-19).
Kantor Jahangiri mengumumkan bahwa dia telah sembuh dan kembali beraktivitas setelah selama dua minggu mendapat penanganan medis terkait dengan keluhan pilek yang dideritanya.
Ditekankan pula bahwa tes corona yang dilakukan terhadap Jahangiri ternyata membuahkan hasil negatif, dan karena itu dia segera bekerja dan berpartisipasi lagi dalam perjuangan negara ini memberantas COVID-19 yang belakangan ini dinyatakan WHO sebagai pandemi.
Pada 11 Maret lalu beredar kabar bahwa wakil pertama presiden Iran dan sejumlah pejabat tinggi negara ini terpapar virus corona.
Baca:  Cegah Corona, Dewan Ulama Al-Azhar Bolehkan Peliburan Shalat Jumat dan Jamaah
Sementara itu, wabah corona di negera republik Islam ini masih terus mengganas dan merenggut banyak nyawa. Kementerian Kesehatan Iran mencatat 113 kasus kematian baru akibat virus ini dalam 24 terakhir, dan ini merupakan angka terbesar selama ini untuk kasus kematian dalam sehari, setelah pada Sabtu lalu tercatat sebanyak 94 kasus.
Baca: Perangi Corona, Ayatullah Khamenei Instruksikan Pembentukan ‘Basis Kesehatan dan Perawatan’
Parahnya lagi, di negara ini juga ditemukan sebanyak 1209 kasus baru sehingga jumlah total kasus corona mencapai 13.938, sementara jumlah pasien corona yang sembuh 4590 orang. (mm/alalam)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/wapres-iran-dinyatakan-negatif-corona-tapi-wabah-makin-mengganas/

Perangi Corona, Ayatullah Khamenei Instruksikan Pembentukan ‘Basis Kesehatan dan Perawatan’


Teheran, LiputanIslam.com –  Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayyid Ali Khamenei  memerintahkan kepada Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayjen Mohammad Baqeri  agar membentuk ” basis kesehatan dan perawatan” dalam perang melawan wabah virus corona (Covid-19) yang sedang melanda negara republik Islam ini.
Ayatullah Khamenei juga mengapresiasi layanan yang sejauh ini telah diberikan kepada rakyat Iran oleh Angkatan Bersenjata dalam upayanya membendung penyebaran virus corona.
“Sembari memuji layanan yang sejauh ini telah berikan oleh Angkatan Bersenjata kepada warga negara Iran yang mulia dan sambil menekankan perlunya layanan tersebut untuk terus berkembang dan berlanjut, perlu kiranya bahwa layanan ini diatur dalam bentuk basis kesehatan dan perawatan,”tulis Ayatullah dalam surat perintahnya yang dirilis pada hari Kamis (12/3/2020).
Dia menambahkan, “Selain membangun fasilitas perawatan seperti rumah sakit lapangan, rumah sakit, dan lain-lain, harus pula fokus pada pencegahan penyebaran penyakit ini lebih lanjut melalui berbagai metode lain yang juga diperlukan.”
Ayatullah Khaemenei juga menyatakan, “Mengingat adanya beberapa indikasi yang menimbulkan dugaan bahwa peristiwa ini merupakan ‘serangan biologis’ maka langkah-langkah ini bisa juga berupa latihan pertahanan biologis, yang akan menambah kemampuan dan kekuatan nasional.”
Baca: China Resmi Ungkap Dugaan Virus Corona di Wuhan Kiriman dari AS
Pusat penelitian utama Iran yang didanai militer sedang mengembangkan obat-obatan serta vaksin untuk virus corona demi menunjang upaya pemerintah untuk memerangi wabah tersebut.
Awal Maret lalu Kepala Universitas Ilmu Kedokteran Baqiyatallah (BMSU), yang berafiliasi dengan Koprs Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), menyatakan bahwa tiga tim peneliti di pusat akademik ini bahwa salah satu kelompok telah membuat obat yang dapat digunakan untuk menyembuhkan penyakit ini.
“Salah satu obat telah lulus tes laboratorium dan kami berharap kami bisa mendapatkan hasil positif dalam tahap klinis,” ungkap Brigjen Alireza Jalali, yang memimpin BMSU.
Baca:  Menteri Perdagangan Iran Berhasil Sembuh Dari Virus Corona
Rabu lalu Iran menampilkan model pertama kamera pencitraan termal  yang diproduksi oleh SAIran, sebuah perusahaan elektronik yang dijalankan oleh Kementerian Pertahanan Iran. Menurut SAIran, perangkat infra-merah ini sebanding dengan produk asing dalam hal ketepatan dalam mendiagnosis demam.
Pihak berwenang yang menghadiri upacara itu mengatakan kamera itu akan memasuki tahap produksi massal dalam waktu dekat.
Baca: Iran Minta Saudi Tidak Politisasi Wabah Corona
(mm/alalam/presstv)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/perangi-corona-ayatullah-khamenei-instruksikan-pembentukan-basis-kesehatan-dan-perawatan/

Kuatir Corona, Ayatullah Khamenei Imbau Warga Iran Tidak Menunaikan Iktikaf “Ayyamul Bidh”


Teheran, LiputanIslam.com –  Pemimpin Besar Iran Ayatullah Sayid Khamenei mengimbau kepada warga Iran untuk tidak menunaikan iktikaf pada bulan Rajab tahun ini akibat merebaknya wabah virus corona (Covid-19).
Dalam laporan yang dimuat di website kantor Pelestarian dan Publikasi Karya Ayatullah Uzma Sayid Khamenei disebutkan bahwa dia selama ini selalu menekankan penunaian iktikaf di “Hari-hari Bidh” (Ayyamul Bidh) yang jatuh pada tanggal 13-15 Rajab sebagai momentum penyucian kalbu, taubat, dan pembinaan diri, dan kaum Muslimin Iranpun, termasuk anak-anak muda, pasca kemenangan revolusi Islam selalu antusias memanfaatkan momentum itu dengan menunaikan iktikaf di masjid-masjid selama tiga hari berturut-turut.
Baca: Pejabat Iran Sebut Wabah Corona Serangan Teror Biologi
Hanya saja, lanjut laporan itu, karena sedang terjadi wabah virus corona dan sudah ada petunjuk dari lembaga-lembaga berwenang dalam upaya pencegahan eskalasi wabah ini maka pada tahun ini masyarakat diimbau untuk tidak menunaikan ibadah iktikaf.
Baca: Wabah Corona Terus Mengganas di Iran, Pasien Positif Bertambah 1076 dalam 24 Terakhir
Disebutkan pula bahwa di tengah kondisi demikian kepala Komisi Pusat Iktikaf telah melayangkan surat kepada Ayatullah Khamenei berisi permohonan kepadanya agar memberikan wejangan kepada masyarakat yang tak dapat menunaikan ibadah tersebut pada tahun ini.
Ayatullah Khamenei lantas meresponnya dengan imbaun bahwa masyarakat yang tak dapat menunaikan ibadah itu sebaiknya menunaikan “shalat Jakfar al-Thayyar” pada Ayyamul Bidh. (mm/alalam)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/kuatir-corona-ayatullah-khamenei-imbau-warga-iran-tidak-menunaikan-iktikaf-ayyamul-bidh/

Iran Minta Saudi Tidak Politisasi Wabah Corona


Teheran, LiputanIslam.com –  Kementerian Luar Negeri Iran meminta pemerintah Saudi untuk tidak mempolitisir dan cuci tangan dari masalah penyebaran virus corona (Covid-19).
Permintaan itu dinyatakan Teheran sebagai tanggapan atas kecaman Riyadh terhadap Teheran terkait dengan merebaknya virus mematikan yang diduga berasal dari Wuhan, China, ini di wilayah Timur Tengah.
Menanggapi klaim Arab Saudi mengenai tidak adanya stempel Iran di paspor warga negara Saudi yang berkunjung ke Iran, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Abbas Moussawi, dalam wawancara dengan kantor berita Sputnik milik Rusia mengatakan, “Kami sebelumnya telah mengklarifikasi hal ini, dan kami terkejut atas pengangkatan kembali masalah sederhana ini sepenuhnya oleh Saudi.”
Baca: Rusia Kirim 50 Ribu Alat Uji Virus Corona ke Iran
Mousavi menjelaskan bahwa “peraturan e-visa Iran berlaku sama untuk warga negara dari semua negara kecuali mereka yang memegang paspor Inggris, AS, dan Kanada, dan menurut sistem visa di banyak negara maju tanda dan stempel masuk dan keluar tidak ditempatkan pada paspor.”
Dia menekankan bahwa “masalah ini tidak ada hubungannya dengan warga negara tertentu atau dengan isu corona.”
Baca: Kuatir Corona, Ayatullah Khamenei Imbau Warga Iran Tidak Menunaikan Iktikaf “Ayyamul Bidh”
“Kami menyarankan kepada Arab Saudi untuk menahan diri dari politisasi penyakit corona, upaya lepas tangan, dan tuduhan terhadap Iran dalam masalah ini,” pungkasnya. (mm/alalam)
Sumber Berita : https://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/iran-minta-saudi-tidak-politisasi-wabah-corona/

Re-post by MigoBerita / Senin/160320/16.14Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya
:)
:(
=(
^_^
:D
=D
|o|
@@,
;)
:-bd
:-d
:p