Migo Berita - Banjarmasin - "Berdamai" dengan Virus Corona, inilah ungkapan yang dikemukakan Pak Jokowi sesuai kapasitas beliau sebagai Presiden NKRI yang Sah. Tentu kalimat tersebut mengandung banyak arti dan hanya pak Presiden yang mengetahui lebih mendalam apa dari maksud kalimat tersebut.
Namun menurut penafsiran kami dari Migo Berita , bahwa Virus Corona sudah dianggap seperti penyakit lainnya yang ada dan mungkin selalu ada dalam kehidupan manusia, sehingga bagi ummat manusia, teruslah bergaya hidup sehat dan bersih. Karena sebelum Corona hadir, begitu banyak bakteri dan virus yang sudah ada dan "Berdamai" dengan ummat manusia.
Jadi, terus Semangatlah menatap Masa Depan, Semoga PSBB segera berakhir dan Lockdown Tidak pernah Terjadi di negara yang kita cintai bersama ini INDONESIA... AMIN.
Di Balik Keputusan Plin Plan Jokowi
Kok sekarang bandara dibuka lagi, sih? Katanya
semua transportasi publik ditutup waktu corona, tidak boleh mudik.
Jokowi plin plan. Denny Siregar.
Senin, 11 Mei 2020, bisnis penerbangan dibuka lagi. Sesudah Garuda, kemudian Citilink dan Lion Group yang terdiri dari Lion Air dan Batik Air juga sudah mulai terbang. Tetap saja prosedur penumpang yang dilayani ketat sekali. Calon penumpang harus punya alasan kuat untuk bisa terbang, karena kalau hanya mau mudik tentu mereka tidak diperbolehkan.
Syarat-syaratnya, harus bawa surat pengantar dari dinas perusahaannya dan harus negatif corona dengan membawa hasil rapid test. Dan nanti di bandara, calon penumpang juga akan diperiksa oleh dokter, apakah boleh terbang atau tidak.
Saya sendiri pada Senin itu sejak jam 2 pagi sudah antre di bandara untuk terbang, meski pesawat baru take off jam 6 pagi. Yang lama itu proses screening-nya, harus antre panjang.
Makanya ada pemberitahuan, calon penumpang harus datang 4 jam di bandara sebelum terbang.
Ada seorang teman protes, "Kok sekarang bandara dibuka lagi, sih? Katanya semua transportasi publik ditutup waktu corona. Orang juga tidak boleh ke luar kota. Jokowi kok plin plan?"
Buat saya ini sebenarnya bukan plin plan. Karena sejak awal Jokowi berkomitmen tidak ingin ekonomi kita hancur karena wabah.
Bisnis pesawat adalah bisnis padat karya, atau mempekerjakan banyak orang. Sebagai contoh, Garuda Group saja mempekerjakan 20 ribu orang karyawan. Lion Group ada 23 ribu karyawan. Dan dua maskapai inilah yang mendominasi udara di Indonesia.
Juga ini bisnis padat modal, karena untuk membeli dan mengoperasikan pesawat, butuh sampai ratusan triliun rupiah.
Bayangkan jika mereka tidak terbang dan bangkrut. Hampir 50 ribu orang akan di-PHK.
Bayangkan jika mereka tidak terbang dan bangkrut. Hampir 50 ribu orang akan di-PHK. Dan kalau dua maskapai besar ini bangkrut, maka jalur transportasi udara kita akan mati. Kalau itu terjadi, ekonomi Indonesia juga akan mati, karena bentuk negara kita adalah kepulauan, pesawat terbang menjadi transportasi utama sekarang ini.
Ketika Garuda dan Lion Group bangkrut, belum tentu ada investor yang mau masuk ke bisnis ini. Kenapa? Ya, karena padat modal dan padat karya itu.
Bagi banyak investor, bisnis pesawat terbang bukanlah bisnis yang menarik untuk mereka investasi. Mending mereka investasi di perusahaan tambang, misalnya.
Karena itu, pemerintah lewat Menteri Perhubungan, menjaga betul supaya dua maskapai raksasa ini tetap beroperasi. Tentu tetap dengan diawasi di masa pandemi ini.
Nah, apa yang dilakukan Menteri Perhubungan berbenturan dengan apa yang dilakukan Menteri Kesehatan. Kementerian Kesehatan, juga Gugus Tugas, punya tugas menahan virus tidak menyebar. Dan salah satu tempat penyebaran virus ya di bandara, karena di sana banyak orang berkumpul.
Benturan kepentingan antara kesehatan dan ekonomi inilah, yang menjadikan keputusan seperti plin plan. Padahal pemerintah sedang mencari cara terbaik bagaimana bisnis transportasi tetap berjalan dan penyebaran virus tetap bisa dihambat. Tidak bisa seenaknya ambil keputusan, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak.
Jangankan di Indonesia, di luar negeri pun juga begitu. Singapura juga mulai membuka kembali jalur penerbangannya. Begitu juga Arab Saudi yang di awal pandemi menutup negaranya. Mereka juga tidak tahan terus-menerus menutup diri, ekonomi negara mereka bisa hancur-lebur.
Ada beberapa maskapai raksasa yang suda minta pertolongan, kalau tidak, mereka bisa tenggelam. Mulai Virgin Airlines di Australia dan Air Asia di Malaysia, sudah megap-megap napasnya karena tidak ada penumpang selama beberapa bulan.
Bahkan di Amerika sendiri, Donald Trump sudah menyerukan bail out, atau menyelamatkan keuangan maskapai-maskapai penerbangan di negara mereka. Kalau tidak, Amerika bisa tidak punya armada pesawat lagi. Dan kalau itu terjadi, ekonomi mereka rontok habis-habisan.
Padahal Amerika sendiri sedang resesi berat, ada 33 juta orang yang di-PHK di sana karena wabah corona.
Buat saya ini sebenarnya bukan plin plan. Karena sejak awal Jokowi berkomitmen tidak ingin ekonomi kita hancur karena wabah.
Jadi belajar dari masalah negara-negara luar, Jokowi sangat berhati-hati mengambil keputusan. Karena salah perhitungan, dampak dominonya sangat besar.
Bukan industri pesawat terbang saja yang ingin diselamatkan, juga transportasi darat seperti kereta api, bus-bus antarkota, juga industri perkapalan. Kalau ditotal-total, semua industri transportasi publik itu mempekerjakan jutaan orang. Bayangkan, kalau semua terpaksa di-PHK hanya karena tidak boleh beroperasi.
Corona ini memang berbahaya, tapi juga jangan membuat kita terlena, karena di balik gempa corona ada tsunami resesi ekonomi yang mengintip kita.
Setahap demi setahap, transportasi publik itu harus dibuka supaya arus ekonomi lancar kembali.
Jokowi juga sudah memberikan kode sebenarnya. Ia mengatakan, "Berdamailah denga corona."
Maksud berdamai itu tentu kita mau tidak mau harus hidup berdampingan dengan virus itu, karena kalau menunggu virus selesai itu butuh waktu tahunan. Dan kita tidak akan tahan, karena bahayanya jauh lebih mengancam.
Ya samalah seperti virus kadrun di negeri ini. Meski banyak dari kita yang tidak suka, tapi lama-lama kita harus terbiasa hidup berdampingan dengan mereka. Mau di-gimanain lagi? Mereka itu dijewer tidak bisa, dibuang juga tidak ada yang mau terima.
Saya yakin sesudah Lebaran atau di bulan Juni nanti, gerak kita sudah mulai normal lagi meski belum sepenuhnya. Sekolah dibuka lagi, mal-mal dan kantor juga gerak lagi, dan kita hidup seperti biasa lagi.
Karena itu saran saya, jangan mudik dulu. Kita tunggu Lebaran selesai, dan kita mulai lagi dari awal.
Setuju?
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi
Sumber Berita : https://www.tagar.id/denny-siregar-di-balik-keputusan-plin-plan-jokowi
Anies Baswedan Tidak Pernah Salah
Bukan salah Anies Baswedan kalau dia kacau-balau. Salah para pemilihnya yang mudah tertipu kata manis. Denny Siregar.
Saya punya teman mirip Anies Baswedan. Dia itu sebenarnya enggak bisa kerja, tapi kalau teori pintar. Kalau dengar omongannya berasa semua keren dan masuk akal.
Nah, ketika kemudian saya dan beberapa teman sepakat, "Oke, kalau gitu you yang kerjain ya." Dan baru kami tahu perkara eksekusi itu enggak segampang cocot bicara.
Seorang eksekutor harus punya kemampuan manajerial, kemampuan mendelegasikan pekerjaan dan kemampuan mengendalikan pelaksana pekerjaan. Dan ini tidak bisa dipelajari dengan teori di buku, ini harus diasah di lapangan.
Masalahnya temanku ini tidak mau mengakui dia tidak mampu. Dia terus berkelit dengan menyalahkan orang lain, menyalahkan situasi bahkan menyalahkan pekerjaannya.
Jadi bukan salah Anies Baswedan kalau dia kacau-balau.Semua dia salahkan, bahkan sampai dia menyalahkan kami yang kasih dia kerjaan. Lha, kok kami yang kasih kerjaan disalahkan? Aneh, kan?
Alhasil, hancur semua bisnis. Semua tidak gerak dan tidak terkoordinasi. Kami menyesal, karena dulu terpesona dengan mulut manis dan segala teorinya. Akhirnya usahanya bubar.
Lama enggak ketemu, kami dengar teman mirip Anies Baswedan itu jadi pengajar. Kami semua senyum, memang tempatnya di situ. Ternyata memang ada perbedaan besar antara teori dan praktik di lapangan.
Tapi setidaknya waktu itu kami dapat pelajaran, bahwa ketika mau berinvestasi itu jangan selalu melihat "apa" yang dikerjakan, tapi juga "siapa" yang mengerjakan. Kami belajar untuk berinvestasi pada "orang".
Jadi bukan salah Anies Baswedan kalau dia kacau-balau. Salah para pemilihnya yang mudah tertipu dengan kata manis, tanpa melihat latar belakang apa yang pernah ia kerjakan.
Dan seperti teman saya, Anies Baswedan akan selalu begitu, sibuk menyalahkan siapa saja yang harus dia salahkan, kecuali dirinya sendiri.
Sama seperti ketika dia menyalahkan pemerintah pusat ke media Australia.
Paling kalau dia merasa, "Ah, kayaknya gua salah nih," dia langsung jalan-jalan ke Ragunan. Mungkin cari inspirasi, selain kambing hitam, binatang apa lagi yang bisa dihitamkan.
Selain dia tentunya.
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi
Baca juga:
- Bahaya saat Anies Baswedan Tunda Sebar Bansos PSBB
- Anies Didesak Alihkan Rp 560 M Formula E untuk Covid-19
Pengalaman Naik Pesawat Saat Covid-19
Denny Siregar naik pesawat terbang saat pandemi
Covid-19, Senin 11 Mei 2020. Ribet bikin banyak istighfar saat puasa. Ia
berbagi tips buat pembaca.
Jakarta - Pagiat media sosial Denny Siregar naik pesawat terbang, Senin, 11 Mei 2020. "Hari ini penerbangan dibuka lagi. Kebetulan saya pakai Citilink dan enaknya baru 11 penumpang saja," kata Denny di laman Facebooknya.
Tapi ampuuunn, kata Denny, dokumen yang harus diisi banyak banget. "Dari Kemenkes saja 2 dokumen, dari maskapai 1 dokumen, kemudian antreannya hampir 2 jam. Kaki pegal."
Denny menilai, "Kelihatannya pemerintah belum siap, sehingga administrasinya agak ribet. Saya jadi mirip kaum Yahudi yang antre seperti di film Schindler List."
Ia kemudian berbagi tips untuk yang mau terbang, "Tolong dicatat ya apa yang harus dipersiapkan."
Pertama, siapkan dokumen perjalanan dinas yang ditandatangani Direksi. Kalau kamu niatnya mudik, pasti diusir. Jangan main-main.
Kedua, Rapid Test, itu syarat utama dan harus negatif. Cek tanggal Rapid Test, harus berlaku maksimal 7 hari dari pemeriksaan sampai terbang. Rapid test yang murah, pakai aplikasi Klik Dokter cuma Rp 100 ribu, drive thru lagi.
Ketiga, beli tiket pulang pergi (PP), wajib.
Semua dokumen di-print.
"Nanti di bandara dikasih dokumen-dokumen lagi yang harus diisi dan diperiksa oleh Dokter. Bawa pulpen. Sediakan waktu minimal 3 jam sebelum keberangkatan, karena antrenya puanjangggg bangett," kata Denny Siregar.
Denny menyarankan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto membuat sistem yang tidak menyusahkan calon penumpang pesawat terbang.
"Gile, kaki pegal banget. Mbok ya, lebih ringkas gitu, Pak Terawan. Satu dokumen saja untuk semua cukup," kata Denny Siregar.
Saya jadi mirip kaum Yahudi yang antre seperti di film Schindler List.
Presiden Jokowi melalui Kementerian Perhubungan mengizinkan semua moda transportasi, termasuk pesawat, untuk kembali beroperasi sejak Kamis, 7 Mei 2020, di tengah larangan mudik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19. Tujuannya agar perekonomian nasional dapat tetap berjalan.
Kelonggaran pengoperasian kembali moda transportasi disertai pembatasan kriteria penumpang sesuai Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.
Beberapa kriteria yang ditetapkan untuk membatasi perjalanan penumpang, yaitu dengan menunjukkan surat tugas, identitas diri, dan hasil negatif Covid-19 berdasarkan Rapid Test, serta melaporkan detail rencana perjalanan.
Diberikannya izin bagi moda transportasi untuk kembali beroperasi bertujuan supaya mobilitas masyarakat yang mendesak dapat diakomodasi dan bukan memperbolehkan masyarakat untuk mudik.
Bagi masyarakat yang tidak memiliki keperluan mendesak, silakan tetap #DiRumahAja untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Berikut syarat menggunakan layanan penerbangan domestik pada masa pandemi Covid-19, sebagaimana dijelaskan Kementerian Perhubungan.
- Menunjukkan surat tugas bagi ASN, TNI, POLRI yang ditandatangani oleh minimal pejabat setingkat Eselon 2.
- Menunjukkan surat tugas bagi pegawai BUMN/BUMD/unit pelaksana teknis/satuan kerja/organisasi non pemerintah/lembaga usaha yang ditandangani oleh direksi/kepala kantor.
- Menunjukkan hasil negatif Covid-19 berdasarkan tes polymerase chain reaction (PCR)/rapid test atau surat keterangan sehat dari dinas kesehatan/rumah sakit/puskesmas/klinik kesehatan.
- Bagi yang tidak mewakili lembaga pemerintah dan swasta, harus membuat surat pernyataan yang ditandatangani di atas materai dan diketahui lurah/kepala desa setempat.
- Menunjukkan KTP atau identitas diri lainnya yang sah.
- Melaporkan rencana perjalanan (jadwal keberangkatan, jadwal pada saat berada di daerah penugasan, serta waktu kepulangan). []
Di Balik Isu TKA China Kuasai Indonesia
Ada apa di balik banyak serangan kepada Luhut
Binsar Pandjaitan dengan tudingan ia mengundang tenaga kerja China ke
Indonesia. Denny Siregar.
Bulan Januari 2020, di Indonesia keluar peraturan baru yang mengguncang dunia. Peraturan itu berbunyi, "Dilarang ekspor biji nikel keluar negeri".
Peraturan itu jelas membuat sebagian negara kelabakan, terutama Eropa. Eropa yang banyak bergantung pada industri baja dengan biji nikel sebagai salah satu unsur pentingnya, merasa dirugikan Indonesia.
Pabrik-pabrik mereka bisa tutup, dan sebelum itu terjadi mereka menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia atau WTO.
Kebijakan ini datang dari Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi. Opung Luhut melihat bahwa Indonesia selama bertahun-tahun dirugikan dengan dikeruk sumber daya alamnya, tapi tidak mendapat apa-apa.
Nikel boleh diekspor, kalau sudah diolah di dalam negeri. Karena itu, perusahaan yang membutuhkan nikel harus membangun smelter di sini. Dan itu berarti mereka harus investasi triliunan rupiah.
Sebenarnya, yang terkena dampak paling besar pelarangan ekspor mentah biji nikel bukan Eropa, melainkan China. Menurut Luhut, 98 persen biji Nikel selama ini diserap China.
Indonesia itu matahari baru. Minyak bumi sudah habis, ke depan semua teknologi akan pakai listrik. Dan nikel Indonesia akan merajai dunia.Cuma China adalah negeri pedagang. Mereka tahu, daripada ribut kayak Eropa, mendingan taruh duit di Indonesia. Dan investasi besar pun masuk ke negeri ini.
Pembangunan smelter itu tidak mudah. Teknologinya belum semua kita kuasai. Karena itu, China selain mengirimkan uang juga mengirimkan orang. Inilah yang selalu menjadi isu TKA China menguasai negeri.
Padahal, masuknya TKA China sebenarnya sekalian pengalihan teknologi. Kelak, kalau smelter dengan investasi puluhan triliun rupiah itu jadi, maka berbondong-bondong tenaga kerja Indonesia terserap untuk bekerja. China hanya menyiapkan fondasinya saja.
Cuma ya itu.
Karena ada negara yang marah sebab biasanya dapat nikel murah, mereka lalu mengembuskan isu melalui tentakel mereka di Indonesia. "Ssst, China akan menguasai ekonomi Indonesia," begitu bisik mereka.
Kelompok negara kaya itu tahu Indonesia punya sejarah panjang akar konflik dengan etnis China. Karena itu mereka telaten mengipasi isu itu sedikit demi sedikit, supaya kelak apinya membesar.
Apalagi dengan adanya perang dagang AS versus China, maka isu itu menjadi penting. Ini mirip dengan situasi pada masa perang dingin, di mana dua blok besar dunia Barat dan Timur, saling berebut pengaruh.
Dari gambar besar ini, kita seharusnya paham, kenapa LBP sekarang selalu diserang. Karena dialah sekarang lokomotif Jokowi dalam menuju konsep Indonesia maju.
Seperti kata seorang teman, "Indonesia itu matahari baru. Minyak bumi sudah habis, ke depan semua teknologi akan pakai listrik. Dan nikel Indonesia akan merajai dunia."
Baca juga:
Seruput kopinya.
*Penulis buku Tuhan dalam Secangkir Kopi
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Presiden Jokowi. (Foto: rilis.id)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/denny-siregar-di-balik-isu-tka-china-kuasai-indonesia
"Saya punya tamu dari luar negeri, enggak tahu mau dibawa ke mana. Kita tidak punya tempat yang bisa menggambarkan ini Indonesia. Kita harus punya satu, di mana tamu bisa melihat ini budaya kita, produk kita dan semua tentang kita."
Begitu sepenggal pernyataan Jokowi, yang saya dengar dari seorang teman yang kebetulan dekat dengannya. Jokowi resah dengan Indonesia yang sudah kehilangan keIndonesiaannya, yang dia bahkan tidak bisa memamerkan kekayaannya.
Beruntunglah kita punya seorang Jokowi. Dialah yang memelihara mimpi-mimpi besar Soekarno. Mulai dari keinginan menjadikan Indonesia mandiri dan maju, sampai ke hal yang kecil seperti mengembalikan Sarinah.
Beruntung kita punya Jokowi. Ia yang memelihara
mimpi-mimpi besar Soekarno, sampai hal kecil seperti mengembalikan roh
Sarinah. Denny Siregar.
Inspirasi itu memang datang dari Soekarno, Presiden pertama RI. Soekarno waktu itu punya keresahan yang sama, negeri ini harus punya satu tempat untuk memamerkan kekayaan negeri ini. Oleh karena itu, dibangunlah Sarinah, mal pertama dan tertua di Indonesia.
Ya, Sarinah mau dikembalikan lagi ke konsep awal, tempat memamerkan produk UMKM khas Indonesia. Di sana harus Indonesia semua. Makanya Mc Donald tidak boleh ada di sana, karena mereka tidak bisa merepresentasikan negeri ini. Kecuali mereka mau dagang kopi Indonesia.
Sejak negeri ini dipimpin Soeharto, Sarinah sudah bergeser dari fungsi awalnya. Ruangnya diperjualbelikan supaya yang memegang dapat cuan. Mereka tidak paham roh awalnya, hanya sibuk memenuhi kantong pribadinya saja.
Beruntunglah kita punya seorang Jokowi.
Dialah yang memelihara mimpi-mimpi besar Soekarno. Mulai dari keinginan menjadikan Indonesia mandiri dan maju, sampai ke hal yang kecil seperti mengembalikan Sarinah.
Jokowi memang bukan anak biologis Soekarno, dia adalah anak ideologisnya.
Kelak, ketika renovasi selesai, para tamu luar negeri akan selalu dibawa ke Sarinah, dipamerkan kekayaan Indonesia dengan penuh kebanggaan.
Sarinah adalah simbol. Dan simbol itu harus terus dipegang, karena itulah jati diri kita sebenarnya.
Gerai Mc Donald di pusat perbelanjaan Sarinah di kawasan Thamrin, Jakarta. (Foto: Minews ID)
Sumber Berita : https://www.tagar.id/denny-siregar-jokowi-kembalikan-roh-sarinah-soekarno
Sarinah, Pengasuh Soekarno Kecil
Generasi kini mengenal Sarinah sebagai pusat
perbelanjaan. Ternyata nama itu diambil dari seorang perempuan desa yang
mengasuh Soekarno.
Jakarta - Generasi saat ini tentu lebih mengenal Sarinah sebagai salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Pusat. Namun tahukah Anda kalau nama itu diambil dari seorang perempuan desa yang mengasuh Soekarno sejak kecil?
Mbok Sarinah, begitu panggilan Soekarno pada sang pengasuh. Dia yang menemani Soekarno kecil, mulai dari memberi makan, menemani bermain, hingga menjaganya tidur.
Dalam buku biografinya yang ditulis oleh Cindy Adams, Bung Karno: Penyambung Lidah Rakyat, Bung Karno beberapa kali menyanjung Sarinah layaknya wanita yang berkelas, tanpa sedikitpun merendahkan jabatannya. Bahkan dia juga tidak menutup-nutupi kalau sebagian karakternya juga terinspirasi oleh Sarinah.
"Sarinah adalah bagian dari rumah tangga kami. Tidak menikah, dia kami anggap sebagai anggota keluarga. Dia tidur dengan kami, tinggal bersama kami, memakan apa yang kami makan, tetapi dia tidak mendapat gaji sepeserpun," terangnya.
Sosok perempuan desa tersebut memberi gambaran Soekarno tentang perempuan ideal Indonesia. Seorang perempuan yang mengerti bahwa nasibnya terletak pada tangannya sendiri, dan juga bahwa perempuan harus ikut berperan aktif agar berguna bagi kehidupan banyak orang.
"Sarinah mendidik, mengerti bahwa segala sesuatu di negeri ini tergantung daripada rakyat jelata," katanya.
Membentuk Pribadi Soekarno Dekat dengan Rakyat Kecil
Presiden Pertama Republik Indonesia tersebut tidak malu-malu menceritakan masa kecilnya yang banyak belajar si Mbok.
"Dialah yang mengajarku mengenal kasih sayang. Sarinah mengajarku untuk mencintai rakyat. Rakyat Kecil," Katanya, mengulang kata rakyat kecil dengan huruf besar.
Dia juga menggambarkan secara tersirat kalau pendidikan tidak harus didapatkan di bangku sekolah.
"Selagi dia memasak di gubuk kecil dekat rumah, aku duduk di sampingnya dan dia memberi nasihat, Karno, di atas segalanya engkau harus mencintai ibumu. Tapi berikutnya engkau harus mencintai rakyat kecil. Engkau harus mencintai umat manusia," kata-kata itu yang selalu terngiang di pikiran Soekarno muda.
Jelas sekali kalau ayah dari Megawati Soerkarno Putri itu sangat menghormati Sarinah, bahkan lebih sayang dan lebih dekat kepadanya dibanding ibu kandungnya.
"Sarinah adalah satu nama biasa. Tetapi Sarinah yang ini bukanlah wanita biasa. Dia orang yang paling besar pengaruhnya dalam hidupku".
Untuk mengenang jasa Sarinah bagi hidupnya, Soekarno mengabadikan namanya menjadi gedung pusat perbelanjaan. Pada zamannya gedung tersebut adalah yang paling megah di tengah-tengah Ibu Kota Jakarta.
Tujuan Soekarno membangun pusat perbelanjaan besar tersebut adalah untuk memberdayakan pengrajin dan pengusaha kecil agar bisa bersaing dengan produk-produk raksasa dari luar negeri, yang juga dijual disana.
Sekarang zaman sudah berubah, gedung Sarinah telah bersolek menjadi tidak berbeda dengan pusat perbelanjaan modern lainnya, dengan konsep square dan menjadi kawasan mewah. Jauh berbeda dengan pandangan Sarinah tentang berpihak kepada rakyat kecil.
Sumber Berita : https://www.tagar.id/sarinah-pengasuh-soekarno-kecil
Sarinah, Sejarah dan Kontroversinya
Sarinah adalah gedung pusat perbelanjaan yang
terletak di Menteng, Jakarta Pusat. Gedung ini dibangun pada tahun 1963
dan diresmikan tahun 1967 oleh presiden pertama Soekarno Hatta.
Jakarta - Gedung Sarinah yang terletak di jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada masanya adalah sebuah ikon yang menjadi kebangaan warga Jakarta. Namun tahukah Anda, kalau Sarinah memiliki sejarah yang unik dan juga diselimuti dengan kontroversi.
Bangunan yang berfungsi sebagai pusat perbelanjaan dan perkantoran itu memiliki tinggi 74 meter dan terdiri atas 15 lantai. Gedung ini mulai dibangun pada tahun 1963 dan membutuhkan waktu empat tahun untuk menyelesaikannya.
Presiden Soekarno meresmikan gedung pencakar langit pertama di Jakarta ini di Hari Kemerdekaan tanggal 17 Agustus tahun 1967.
Kenapa Diberi Nama Sarinah?
Nama Sarinah mungkin tidak populer pada masa sekarang ini, tapi pada tahun 60'an, banyak wanita Indonesia yang memiliki nama itu. Dan Sarinah ternyata adalah nama yang juga memiliki kesan tersendiri bagi Soekarno.Sarinah adalah nama gadis desa yang mengasuh Soekarno sejak kecil. Kebersamaannya dengan sang pengasuh membuat Presiden Pertama Republik Indonesia itu sangat berkesan
Untuk mengingat jasa Sarinah bagi hidupnya, Soekarno mengabadikan namanya sebagai pusat perbelanjaan yang saat itu paling megah di Indonesia.
Kontroversi
Pada akhir pemerintahan Soekarno, ekonomi Indonesia mengalami titik nadir. Hal itu ditandai dengan daya beli masyarakat yang sangat lemah. Tidak heran jika di depan hotel Indonesia yang megah, saat itu lalu lalang pengemis lusuh atau penggembala sapi.Soekarno justru menyikapi kondisi itu dengan mendirikan sebuah pusat perbelanjaan megah di tengah ibukota. Tujuan presiden pertama Republik Indonesia itu adalah untuk memberdayakan usaha masyakat kecil, menengah dan atas di satu tempat. Dari pengrajin batik, koperasi, hingga desainer busana ternama tingkat nasional bisa bertransaksi disitu.
Kegiatan perdagangan di Sarinah mencakup komoditi ekspor dan impor, serta mebel lokal. Dengan begitu, usaha kecil rencananya bisa sedikit demi sedikit terangkat ke kancah internasional.
Selain itu, tujuan Sarinah didirikan adalah untuk memenuhi kebutuhan rakyat agar bisa mendapatkan barang-barang murah tetapi dengan mutu yang bagus dan harga yang tidak terlalu tinggi.
Namun niat baik presiden yang akrab disebut Bung Karno itu tidak sejalan dengan pasar. Sarinah tetap mengacu pada hukum pasar, dimana yang menguntungkan yang akan menguasai pasar. Satu demi satu pedagang kecil harus keluar dari persaingan dagang disana.
Setelah Soekarno turun jabatan, Sarinah harus berjuang untuk bertahan menjadi sebuah pusat perbelanjaan ibu kota. Hal itu sangat sulit, karena biaya operasional gedung semegah itu sangat besar.
Akhirnya pemerintah Orde Baru turun tangan. Pada tanggal 10 April 1979, Sarinah resmi berganti nama menjadi PT Sarinah (Persero) dan menjadi bagian dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Lambat laun manajemen Sarinah harus mengambil langkah modernisasi. Mereka merenovasi beberapa bagian bangunannya agar lebih menarik. Dengan begitu Sarinah bisa menggaet sejumlah tenant baru yang semakin memperkuat reputasinya menjadi pusat perbelanjaan terkemuka. salah satu tenant itu adalah waralaba McDonald’s.
Sayangnya, akhir-akhir ini tempat bersejarah itu menjadi salah satu tempat terjadinya beberapa tragedi berdarah.
Tragedi pertama terjadi pada 14 januari 2016. Saat itu terjadi serangkaian ledakan yang mengguncang di persimpangan Sarinah. Peristiwa itu lazim disebut Bom Sarinah.
Kemudian pada 22 Mei 2019 lalu terjadi aksi demo people power usai pemilu 2019. Saat itu massa yang tidak puas dengan hasil pemilu melakukan aksi anarkis yang mengakibatkan dua nyawa melayang dan ratusan orang luka-luka. []
Sumber Berita : https://www.tagar.id/sarinah-sejarah-dan-kontroversinya
McDonald's Sarinah, Riwayatmu Kini Ditutup
Perusahaan resto cepat saji asal Amerika Serikat, McDonalds akan menutup gerainya yang berada di Sarinah, Jakarta.
Jakarta- Perusahaan restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald’s (McD), menyatakan bakal menutup gerainya yang berada di Sarinah, Jakarta pada Minggu 10 Mei 2020 mendatang. Kabarnya, rencana tersebut merupakan upaya sinkronisasi PT Rekso Nasional Food, selaku pemagang lisensi McDonald’s di Indonesia, dengan manajemen gedung Sarinah yang akan melakukan pembaharun di bangunan ikonik kota Jakarta itu.
Sejatinya, McDonald’s Indonesia bukan kali ini saja hengkang dari gedung Sarinah, buatan Presiden RI pertama Soekarno itu.
“Sarinah tengah melakukan program transformasi guna meremajakan konsep model bisnis,” kata Direktur Utama Sarinah Gusti Ngurah Putu Sugiarta, Kamis, 7 Mei 2020 seperti yang dikutip Tagar dari berbagai sumber.Sejatinya, McDonald’s Indonesia bukan kali ini saja hengkang dari gedung buatan Presiden RI pertama Soekarno itu. Tercatat, pada 2009 silam McDonald’s gerai sempat tutup akibat ketidakharmonisan pandangan bisnis antara pemilik lisensi di Tanah Air dengan McDonald’s International.
Namun, kejadian itu tidak berlangsungsung lama. Pada 2011 restoran dengan tokoh ikon Ronald McDonald’s itu kembali beroperasi hingga hari ini. Tercatat, petinju legendaries Muhammad Ali diyakini pernah berkunjung ke gerai McDonald’s pada medio 1996 lalu dan mentraktir seluruh pengunjung yang kebetulan ada disana.
Daya tarik lokasi kuliner ini memang cukup besar. Selain lokasinya yang terletak di pusat ibu kota, gerai McDonald’s Sarinah juga mempunyai sisi historis yang kuat lantaran menjadi cabang pertama waralaba asal AS itu di Indonesia pada 1991 lalu.Maka tak heran jika McDonald’s Sarinah kerap kali menjadi lokasi wajib bagi wisatawan asing yang datang ke Indonesia.
Jika ditelaah lebih jauh, PT Rekso Nasional Food, selaku pemegang lisensi McDonald’s Indonesia sebenarnya tidak memiliki kendala finansial apapun terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasional usaha. Entitas usaha yang terafiliasi dengan produsen minuman Sosro Grup yang didirikan oleh Soegiharto Sosrodjojo pada tahun 1970-an silam.
Hingga saat ini, kerajaan bisnis milik Grup Sosro ditaksir bernilai lebih dari US$ 1 miliar dan tengah berada di estafet ketiga generasi penerus perusahaan. Dalam sebuah laporan disebutkan bahwa keuntungan McDonald’s Indonesia pernah menyentuh angka Rp 1,2 triliun dalam satu tahun periode bisnis.
Sementara itu, McDonald’s Internasional sendiri dalam laporan keuangan 2018 mengklaim bahwa perusahaan mendapatkan pendapatan tak kurang dari US$ 21 miliar. Adapun, pendapatan pada 2017 ditaksir lebih dari US$ 22 miliar.
Perusahaan restoran cepat saji asal Amerika Serikat, McDonald’s, menyatakan bakal menutup gerainya yang berada di Sarinah, Jakarta pada Minggu 10 Mei 2020 mendatang. (Foto: wikimedia.org).
Sumber Berita : https://www.tagar.id/mcdonalds-sarinah-riwayatmu-kini-ditutup
Anies, Dari Mayat Ke Mayat
Jadi Gubernur Karena Mayat, Kini Dengan Mayat Pula Pengen Menikung Jadi Presiden.
Marilah
kita analisa baik-baik. Pertama, dengan cara apa Anies bisa jadi
Gubernur DKI. Semua orang sudah tahu, dengan ayat dan mayat adalah
langkah kelicikan yang tak bisa dilupakan begitu saja sepanjang sejarah
Pilkada DKI.
Dengan
cara licik memperoleh kekuasaan, apakah orang-orang akan percaya?
Tentu saja yang percaya sama Anies adalah mereka yang sudah mengalami
penyumbatan aliran darah ke otaknya. Bagi kelompok yang berdiri membela
Anies, tidak ada objektifitas. Pokoknya bagi mereka Anies yang terbaik
meski faktanya adalah yang terpuruk, hingga akhirnya kalimat Gubernur
Terbodoh di mesin pencarian begitu masif melekat hingga kini.
Kita
juga sudah saksikan bagaimana semua janji-janji kampanyenya tidak ada
yang terlaksana. Rumah DP 0 rupiah? Program akal-akalan saja. Menolak
reklamasi? Malah mengeluarkan IMB. Tidak akan menggusur? Asem, banyak
warga kembali susah, penggusuran tetap ada. Sehingga jargonya saat
kampanye “Maju kotanya bahagia warganya” tidak terwujud.
Apalagi
musim hujan di awal tahun, Anies tak becus. Area banjir makin melebar.
Pompa-pompa air ada yang tidak berfungsi, itu artinya minim pengawasan,
minim pengawasan berarti tidak kerja cuma banyak omong. Lalu ada warga
yang meninggal akibat banjir itu, ia pun tetap melakukan pencitraan
dengan turun ke bawah untuk setor wajah ke beberapa wartawan yang
nampaknya sudah janjian. Sehingga gambar dan judulnya hampir seragam.
Sepertinya
tidak ada prestasi yang ditorehkan Anies. Justru blunder dan penuh
celaan akibat tak mampu membenahi Jakarta, malah perlahan-lahan akan
semakin parah. Ini tentu tak bisa dibiarkan berlama-lama. Semoga cepat
dilengserkan dan ia tak memegang kekuasaan lagi.
Jadi
bagaimana warga mau percaya sama Anies terkait masalah corona kalau dia
sendiri sebenarnya tak bisa bekerja, sehingga sulit mendapatkan data
yang sebenarnya. Sangat jelas rencana-rencana yang sedang disusunnya.
Tiap hari maunya muncul mengumumkan jumlah orang yang terinfeksi, hanya
demi membangun ketakutan kepada warga.
Dan masih ingat kan bagaimana kata “getar” menjadi polesan yang sedang dipermak. Tentu ini agar warga mulai panik.
Tentu
saja permintaan lockdown adalah yang paling diinginkan. Tampaknya
permintaan lockdown ini adalah strategi atau cara yang sudah mulai
dihitung bakal bisa menggoyangkan pemerintahan Joko Widodo. Karena
itulah, Anies mulai curhat ke media asing. Sebenarnya ia ingin
mengatakan atau memberikan kode kepada para bandarnya bahwa Jokowi sulit
digoyang dengan permintaan lockdown.
Jangankan
jumlah warga yang terinfeksi corona dan yang meninggal tidak sama
dengan pusat, masalah penerima bansos saja amburadul. Data-datanya tidak
update, itu artinya para anak buahnya tidak turun ke lapangan agar
benar-benar tahu mana warga yang susah dan mana yang masih bisa
bertahan.
Kan
aneh, orang-orang kaya dapat bantuan sosial. Jika data-data penerima
bantuan sosial ini tidak tepat, berarti tidak becus, dan pasti tidak ada
pengawasan yang ketat. Maka bagaimana dengan jumlah data infeksi
covid-19 yang laboratoriumnya dari kontainer? Anggaran laboratorium ini
bisa dicek juga. Jangan sampai ada markup lagi.
Anies
sangat ingin dengan kasus wabah pandemi covid-19 ini terjadi ketegangan
yang mencekam. Namun syukurlah, pusat sangat tahu itu. Dengan covid-19
ini, Jokowi pun tahu betul siapa-siapa saja yang mau berbakti pada
negara dan siapa yang hanya mengejar kekuasaan. Jadi semua sudah
terbaca. Maka karena itulah, kita seolah-olah menyaksikan kebingungan,
padahal itu adalah cara untuk mendepak para pengkhianat bangsa itu. Dan
akhirnya kita tertawa, Anies curhat ke media asing.
Ahmad
Yurianto, juru bicara Pemerintah Pusat khusus penanganan corona
memaparkan data sudah sesuai alurnya. Komunikasi sudah dijalin dengan
baik, bahkan data ke WHO pun sudah dikirimkan. Jadi kenapa si Anies
malah mencak-mencak? Apa sih susahnya kerja sama dengan pemerintah
pusat? Tapi yahh… itulah Anies, memang tidak bisa kerja tapi juga sedang
berupaya membangun jembatan untuk mendapatkan kekuasaan yang lebih
tinggi lagi.
Anies
ini bukan pemimpin, percayalah. Orang ini adalah politikus yang
bercita-cita meraih kekuasaan demi pesanan para bandarnya. Jadi jangan
pernah percaya dengan segala omongnya. Politikus jenis ini akan
menggunakan segala cara. Dan cara yang kita lihat saat ini memang hanya
mengacaukan saja. Program-program di Jakarta sebelum era dia sudah
berjalan dengan baik, ehh… Wan Aibon ini malah merusak satu per satu.
Trotoar sudah bagus malah dibongkar lalu dibangun lagi. Ini kan pekok?
Maka
apa yang bisa diharapkan lagi dari Anies? Kita hanya berharap semoga
dia cepat-cepat lengser atau diganti saja. itu saja permintaan dari
warga yang sudah sangat merasakan bahwa keberadaannya, Jakarta tidak ada
kemajuan lagi.
Anies Musuh Dalam Selimut Bangsa Indonesia
Dalam
situasi krisis memang akan terlihat mana lawan mana kawan, mana
pahlawan mana pengkhianat. Sikap kepahlawan berkali kali di tunjukan
oleh Presiden Jokowi, serta beberapa tokoh nasional seperti Pak Ganjar,
Bu Risma, Bu Khofifah, Ridwan Kamil serta tokoh tokoh nasional lainnya.
Para
pahlawan tersebut bukan memancing di air keruh, serta mendapatkan
keuntungan sebesar-besarnya dari sebuah bencana. Seperti sebelumnya kita
ketahui staf khusus milenial Presiden yang menggunakan jabatannya untuk
memaksa para camat memakai perusahaan miliknya. Ada pula staf khusus
milenial yang masih terikat terhadap perusahaannya walaupun perusahaan
tidak satu satunya yang mendapat jobs untuk menyelenggarakan pelatihan
kerja.
Meskipun
begitu tidak etis, jika pejabat publik masih tetap berbisnis yang masih
ada pengaruh terhadap jabatan publiknya. Hemat saya, seseorang harus
sudah melepaskan jabatan di perusahaan dan fokus ngurus negara sesuai
bidang yang di amanahkan. Jika masih mengharap dualisme penghasilan maka
sebaiknya mundur secara terhormat atau tetap dalam bisnis tersebut,
dengan status sebagai komisaris atau pengawas atau investor semata.
Presiden
Jokowi dalam artikel kompas menyebutkan akan memperbesar skala uji coba
terapi plasma. Tindakan Pak Jokowi ini adalah sebuah tindakan pemimpin
dan pahlawan sebenarnya. Beliau mengatakan demikian, berarti memang
sungguh - sungguh ingin rakyatnya merasa aman tanpa perasaan cemas
ataupun was-was. Sebelumnya diawal-awal pandemi dengan nekat beliau
membeli obat Klorokuin dan avigan sebanyak tiga juta tablet sebagai obat
Covid-19, dimana saat ini masih terjadi perdebatan terhadap efek
sampingnya.
Jokowi
tanpa eling-eling membuka semua pintu solusi terhadap pengobatan
terhadap covid-19, karena kita ketahui jika aksi yang dilakukan hanya
menutup serta mempertahankan diri dengan social distancing atau PSBB,
maka cepat atau lambat covid-19 akan masuk kerumah-rumah warga dengan
segala macam cara, dikarenakan yang dihadapi adalah sebuah makhluk tak
kasat mata.
Pak
Jokowi tahu akan hal ini, maka beliau berani ngambil resiko apapun demi
terselesaikannya krisis Covid-19 ini yaitu dengan mencari cara
pengobatan terbaik yang bisa menyelamatkan rakyat dengan cepat seperti
Terapi Plasma darah, Stem cell, Obat avigan dan Klorokuin.
Beginilah
seorang pemimpin, berani ambil resiko dan mencari cara bagaimana rakyat
yang dipimpinnya dapat selamat. Dan seorang pemimpin itu siap untuk
dipimpin, seperti gubernur Ganjar, Ridwan Kamil atau Khofifah yang
kebijakannya tidak bertentangan dengan pemerintah pusat.
Kepala
daerah yang disebutkan itu patuh terhadap garis besar aturan yang
diterapkan oleh Pemerintah pusat.Perbuatan mereka berbeda sekali dengan
Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, seakan-akan ingin tampil sebagai
pahlawan selalu mengangkat mikrofon untuk hal hal yang tidak penting
sehingga bukannya mendatangkan ketenangan cenderung malah mendatangkan
kesimpang-siuran dan pembodohan publik.
Bukti
nyata saat mubaligh Kondang Abdullah Gymnastiar (Aagym) berdiskusi
dengan Anies tentang bantuan sosial kepada rakyat miskin, apa yang
dibicarakan Anies bak pahlawan yang paling hebat dengan anggaran DKI
difokuskan untuk memberi makan rakyat Jakarta yang terdampak Covid-19.
Anies mengatakan ada ada beras, indomie, daging serta yang lainnya.
Pernyataan ini membuat sang mubaligh kondang AaGym terpesona.
Akan
tetapi, kemudian pada hari ini terungkaplah semua tabir gelap dibalik
kata-kata Anies tersebut. Pada hari ini tiga menteri komplain terhadap
Anies, malahan Bu Sri Mulyani selaku menteri keuangan, beliau blak
blakan mengatakan bahwa DKI kehabisan dana untuk kasih makan rakyat
Jakarta sehingga melempar tanggung jawab serta membebani keuangan
pemerintah pusat.
Sri
Mulyani beserta dua menteri lainnya, Seakan-akan siap adu banteng
dengan Anies Baswedan, Sri Mulyani berani adu banteng tentu siap akan
data karena dia tahu kemana saja keuangan pemda DKI mengalir karena
bagaimanapun dia merekap semuanya untuk menyiapkan APBN atau belanja
negara secara menyeluruh.
Anies
Baswedan pun mendapat serang seperti itu berusaha menyerang balik,
dengan dukungan pendukungnya yang gelap mata membela Anies seakan-akan
Anies manusia suci tanpa dosa. Maka diaturlah Anies bertemu wartawan
luar negeri dimana dengan bahasa tanpa bergetar berupaya menyudutkan
pemerintah pusat bahwa Anies telah memperingatkan pemerintah pusat akan
Pandemi ini di awal Januari.
Wartawan
Luar negeri tentu akan merilis ini menjadi sebuat berita agar para
pendukungnya yang gelap mata punya senjata menyerang ke pemerintah
pusat. Namun disinilah letak jahatnya Anies, karena semua tahu pada
bulan Januari dunia tidak menduga kasus virus flu di wilayah Wuhan bisa
menjadi pandemi yang menghancurkan tatanan global. Dan juga pada bulan
Januari Anies lebih suka bicara memporak-poranda monas untuk Formula E
tak terdengar di media mainstream Anies Bicara virus flu Wuhan.
Sungguh
keji gaya politik Anies yang tega mengumpankan pendukungnya yang
notabene anak bangsa juga, dengan skenario busuk
lewat media asing. Kemana rasa nasionalis dia, yang oleh pendukungnya
sudah dianggap pribumi atau keturunan asli masyarakat Indonesia?
Beginikah perlakuan dirinya kepada bangsa ini sehingga tega menjual
bangsa ini kepada media asing. Anies, Alih-alih meminta balik Komitmen
Fee yang sudah dibayarkan ke penyelenggara Formula E demi memberi makan
rakyat Jakarta, malah tega membuat argumentatif palsu di media asing
buatan Australia sebagai alibi ketidakbecusannya serta agar mendapat
image dia di zolimin dengan menjatuhkan wibawa pemerintah pusat.
Indonesia
memang dari dahulu mudah dijajah bangsa asing sampai ratusan tahun,
karena mudahnya diadu domba, tapi hari ini tak menyangka anak yang lahir
di saat Indonesia sudah merdeka malah mengajak-ngajak asing demi
menjatuhkan citra bangsa Indonesia, kenapa tidak sekalian deklarasi
perang saja, biar jangan jadi musuh dalam selimut.
Jika
Anies memang tersinggung perihal Sri Mulyani dan 2 menteri lainnya
membeberkan Dosa Anies, Maka sebagai seorang yang Gentle harusnya dia
menjawab secara terbuka dengan data data konkrit, bukan malah mengadu ke
media Asing perihal pemerintah Indonesia yang tidak respon. Kelakuan
seperti ini tak ubahnya seperti Veronica Koman yang tak tahu diri itu,
dimana dikasih makan oleh Rakyat Indonesia tapi bercita cita Indonesia
hancur terpecah belah. Sungguh Jahat nan keji.
Pada
hari ini, segenap rakyat Indonesia bahu membahu, bersatu menghadapi
musuh yaitu Invasi asing melalui krisis Covid-19. Para musuh NKRI selalu
mencari celah bagaimana dapat menghancurkan bangsa Indonesia dan
mengeruk keuntungan sumber daya alam serta kekayaan hayati bumi
Nusantara. Indonesia hari ini yang berdiri tegak dengan tidak membungkuk
kepada Amerika serta antek-anteknya karena berhasil berdiri di kaki
sendiri sejajar dengan bangsa-bangsa maju lainnya, ternyata hal ini
membuat oknum-oknum tertentu tidak senang. Sehingga berupaya menyerang
dan menghancurkan Indonesia dari dalam maupun luar.
Pun
begitu ingatlah, walau Indonesia berkali-kali terkhianati oleh para
antek-antek asing yang berupaya menjual bumi nusantara ke Asing,
yakinlah di bumi pertiwi ini akan selalu melahirkan para pahlawan yang
siap membela negeri sampai titik darah penghabisan. Merdeka!!
sumber data :
https://nasional.kompas.com/read/2020/05/11/17170201/jokowi-terapi-plasma-darah-akan-diuji-coba-skala-besar?page=2
3 Tahun Ngata-Ngataian Anies Percuma, Dah Tahu Kerjanya Nol Dari Awal
Sulit
menghadapi pemimpin pencitraan tulen bak Anies Baswedan. Dan mungkin
sudah ribuan bahkan ratusan ribu tulisan yang terkait tentangnya sejak
kepemimpinannya di DKI Jakarta, tak pernah membuat kapok manusia yang
satu ini. Tak pernah berubah untuk memperbaiki kinerjanya dan hasil yang
ia berikan bagi DKI Jakarta-pun boleh dibilang nol besar.
Masalah
tak henti menghinggapi DKI Jakarta akbat kepemimpinannya yang tak
becus. Dan sangat disayangkan waktu yang terbuang sia-sia bagi DKI
Jakarta, terkhusus bagi para pemilihnya yang lalu yang termakan isu ayat
dan mayat kini mereka harus pasrah dan menyerah. Apa boleh buat sudah
terjadi kini sang Gabener sebegitu rupa mengobrak-abrik DKI Jakarta.
Bukan
hanya habis hilangkan sistem yang begitu rupa dijaga Ahok, kini pun
anggaran belanja daerahnyapun sebegitu lihai dimain matakan. Uang bagi
hasil yang dari pusat sukses diembat didepan, padahal periode kerja
masih di pertengahan tahun. Padahal BPK saja-pun belum audit tentang
pendapatan DKI Jakarta, apakah masih selisih nilai uang deviden yang
menjadi haknya Pemprov DKI. Tapi tahu-tahu sudah ditagih sama sang bos
Gabener DKI Jakarta ini.
Alih-alih
katanya untuk penanganan Covid 19, siapkan lab tercanggih ala Anies,
bahkan jauh sebelum virus corona masuk ke Indonesia, Anies sudah
berjaga-jaga bak pahlawan kesiangan. Omong ke media, langkah-langkahnya
yang jitu, akan berhasil berantas covid 19, tapi nyata-nyatanya Nol Gede
buanget.
Yang
paling miris saat Menko PMK, Muhajir Efendy sampai marah ke sang
Gabener DKI ini, diawal katanya yang begitu manies bicara di depan
Jokowi dan para menterinya. Katanya sanggup biayai sepertiga dari jumlah
orang miskin yang ada DKI Jakarta yang angkanya sampai satu jutaan
lebih, tapi realisasinya menyerahkan semuanya kembali ke pusat. Dengan
uang yang sudah nyaris habis diembat, dibagi-bagi untuk para pejabat
kawan-kawan dekat dan kawan-kawan lama. Supaya nantinya modal yang sudah
ada di tangan si kawan-kawan ini, bisa jadi akan dikumpulkan balik
untuk dongkrak nama Anies masuk ke papan atas di tahun 2024.
Sebab
nyaris tak terdeteksi uang-uang aliran yang ada di DKI Jakarta oleh
KPK. Sebab sudah ada ahlinya di dalam sana bergabung dalam TGUPP DKI,
yang juga mantan Ketua KPK juga. Pintar dan jago jauhkan penciuman KPK.
Disamping itu ada juga orang dalam di KPK yang sampai saat ini masih
aktif bertugas tangani kasus-kasus yang ada. Sehingga Anies sebegitu
rupa dan sebegitu kuatnya terjaga posisinya. Bisa lepas dari jerat-jerat
hukum yang ada.
Kemudian
undang dan ajak media-media yang nyaris bangkrut untuk dapatkan sangon
dari sang Gabener supaya angkat dan beritakan Anies hal-hal yang baik.
Ungkap dan angkat berita sisi-sisi baik dari sang Gabener DKI Jakarta.
Semuanya terbongkar kongkalikong si Gabener dan media papan atas yang
sok kritis ke pemerintah pusat lewat tampilan tulisan-tulisannya yang
sok beken. Tapi di depan matanya sendiri sebegitu buta untuk angkat
kejelekan Anies.
Mulai
dari banjir yang di awal tahun ini saja sebegitu parahnya, media
sekelas Tempo tampak adem ayem dan tidak nyeleneh ungkap kebusukan ini.
Sampai kini penanganan Covid 19, DKI Jakarta sebegitu diporak-porandakan
oleh virus yang satu ini, media Tempo dan beberapa media bayaran
lainnya, tampak begitu puja dan puji Anies dengan rencana kebaikan yang
boongg.
Banyak
terungkap belang-belangnya Anies, tapi sekali lagi akan percuma untuk
ungkap orang yang pintar bersilat lidah ini. Pintar bersandiwara,
seolah-olah memberikan harapan yang nikmat bagi DKI Jakarta, tapi
nyatanya memberikan racun yang mematikan bagi warganya.
Juga
pada waktu itu masih sempat-sempatnya ngurus lomba balap Formula E,
bayar komitmen fee bagi penyelenggara Internasional. Padahal untuk
siapkan bantuan sosial bagi warganya, dana-dananya banyak yang
dicoel-coel atau disunat sana-sini. Tak utuh sampai. Tapi lagi-lagi
tentang hal ini, nyaris KPK juga sepertinya gagal mencium aroma busuk
yang ada di dalam DKI Jakarta.
Kurang
lebih dua tahun kedepan, Anies masih akan memberikan penderitaan bagi
warga DKI Jakarta. Janji-janji besarnya, nyaris tak kelihatan wujudnya
bagaimana? Katanya keberpihakan, katanya bahagiakan warganya, padahal
untuk urusan bantuan sosial saja-pun tak sanggup dan tak becus untuk
diberikan kepada warga yang dipimpinnya. Bahkan serahkan
tanggungjawabnya yang berat kembali ke pemerintah pusat.
Jadi
Anies bisa apa bagi DKI Jakarta? Dikata-katain-pun percuma, apalagi di
maki-maki. Ribuan tulisan-pun akan dicounter dengan ribuan tulisan
bayaran dari sang Gabener. Dan satu jawaban Anies yang pasti adalah
senyum tak bersalah di wajahnya yang sumbing.
Anies Ditinggal Buzzernya, Drama Dihalangi Test Swab Dibongkar, Mimpi Jadi Presiden Buyar
Anies
kena batunya. Pendukung setianya lama-lama bakal eneg juga karena saban
hari atau saban jam disuguhi pengibulan berseri tanpa henti. Telenovela
berseri atau drama Korea masih mending kendati fiksi toh masih ada
bagus-bagusnya. Masih bisa cuci mata melihat aktor dan artis yang bening
bukan? Hayo jujur aja.
Tapi
di DKI ini benar-benar mengerikan dan horornya melebihi horor film
Sundel Bolong atau Friday The 13th. Masih mending Gubernur ada tampang
kerennya. Sudah nggak keren, cerewetnya dan janji palsunya ngalahin
tukang jual obat dan sales panci plus memakai modus agama dan memainkan
politik dengan para kelompok yang malah jadi penelikung NKRI!
Makin
seram dan horor yang amat mengerikan di DKI itu karena korbannya adalah
rakyat kecil yang dibohongi tiada henti. Sudah dibohongi soal janji
rumah DP nol yang ternyata nol besar. Dilanjutkan dengan obral
kebohongan masif saat banjir sampai akhir tahun 2019 lalu berlanjut
banjir berderet di tahun ini. Bukti janji atasi banjir nol besar!
Puncak
pameran kebohongan itu tak hanya secara nasional tapi juga diekspor ke
luar negeri sampai Australia. Drama untuk menunjukkan dirinya yang
seolah terdepan dalam menangani pandemi Korona ini sangat menjijikkan
dan memualkan.
Koplaknya
drama pengibulan itu sudha dipertunjukkan di depan si Najwa, Deddy C,
si pendeta Gilbert Lumoindong plus sama Ustad Aagym. Semuanya kena
bohong telak dan mereka sendiri mendukung penuh aksi pengibulan Anies.
Mereka
pun tak pernah mengingatkan janji Anies yang palsu atau mengoreksinya.
Artinya mereka sudah ada dalam gerbong Anies dan keberpihakan mereka itu
menjadi aset dan modal Anies untuk menunggangi onta eh kursi dalam
impian menjadi presiden.
Segala
upaya Anies ini seakan berjalan mulus. Drama kisruh tiga menteri
menjadi amunisi untuk memainkan peran sebagai korban atau pihak yang
seolah dizolimi. Padahal sudah terbaca semua yang dilakukannya itu
memang hanyalah upaya untuk menutupi ketidakbecusannya yang hanya
bermodal bibir atau mulut manis penuh janji amis!
Syukurlah, Gusti ora Sare, Tuhan tidak tidur.
Akhirnya
ada penulis militan pembela Anies yang membuat efek kejut dan getar
dan ikut merontokkan kekuatan Anies. Anies selama ini disokong salah
satunya oleh narasi si Zeng Wei Jian yang selain punya modal menulis
yang mumpuni, dia juga didukung massa atau follower yang banyak.
Tahu
sendiri kan massa pendukung Anies di medsos sangat militan. Eh
tiba-tiba si Zeng Wei Jian yang kini memakai nama akun yang berbeda di
medsos membuat gebrakan yang ikut membuyarkan mimpi indah dan fantasi
surga Anies.
Dalam
sekejap dan tak pakai lama si ZWJ langusng menguliti dan menelanjangi
secara tuntas semua drama kebohongan Anies yang selama ini jadi andalan
pencitraan basinya. ZWJ tanpa ampun membuat tulisan secara sadis dan
nmenggoreng sampai gosong semua drama ‘Goodbener” sampai tak bersisa.
Lewat
tulisan terbaru dan epic ala si SWJ dia menghempaskan Anies sampai
nyungsep ke kali Item dalam tulisan berjudul “RICUH TIGA MENTERI” by
Zeng Wei Jian.
Ciri
khas nulisnya adalah sekali menulis maka dia membuat hantaman ke
berbagai pihak. Kali ini yang kena damprat habis itu adalah para buzzer
setia Anies yang masih kena efek lem Aibon.
Dengan
kerasnya si ZWJ menghantam sampai menghujam ke ulu hati dari pemuja
Anies yang mau menyamnakannya dengan Gubernur New York serta bangga
dengan promosi internasional Anies. Tanpa ampun langsung digaruk dan
disikat si Zeng WJ sampai tagar dan sanjungan Anies itu gosong bak
lubang hitam di luar angkasa.
“
Koran Hater Indonesia-cum-Anti Jokowi The Sydney Morning Herald rilis
berita. Judulnya bombastis. Anies Baswedan dirintangi test swab.
Hoax...!! Lalu disamakan dengan Andrew Cuomo, Gubernur New York covid-19
hotspot 22 ribu orang tewas.
Ngeri
cuy, Zeng Wei Jian sebenarnya sudah hafal semua permainan dan seluk
beluk pencitraan Anies yang dibangun di atas kebohongan. Permaianan
politik yang sangat kotor itu bisa jadi sudah membuat si Zheng WJ sangat
gerah.
Dari
pihak BPK yang ikut membantu drama si Anies juga sudah dibongkar dan
dilucuti oleh stafsus dari Bu Sri Mulyani. Habis sudah pencitraan dengan
menunggangi pandemi Korona. Semuanya berbalik mengeroyok habis dan
merontokkan drama pencitraan menuju kursi kepresidenan.
Lama-lama
bakal banyak pendukung Anies akan meninggalkannya karena kebohongannya
terus dipamerkan dan jumlah korban terus bertambah. Kualat dan kena batu
kilangan si Anies! Mampus dah.
Nah, Partai Nasdem masih berminat mengusung Anies? Ayo semangat dong dan silakan nyungsep bareng!
Buzzer Anies Kritik Keras Dan Bongkar Anies: Waras, Kena Prank Atau Kena Efisiensi?
Penulis
kondang Seword si Jemima menunjukkan fakta yang membuat penulis jadi
ikut planga-plongo. Ada kejutan atau efek getar tapi kali ini muncul
dari si buzzer militan Anies Baswedan. Dia sangat tajam dan keras dalam
menulis terutama membela Gubernur junjungannya.
Tapi
ada yang berbeda dengan dia kali ini. Tulisannya sudah rada waras, tak
hanya sekali. Nah, ini sekaligus membuka mata pendukung Anies yang masih
terus hidup dalam ilusi dan diayun oleh janji surga tapi bo’ong ala si
Anies Gubernur yang memiliki predikat ‘Goodbener’ tapi sangat ‘good’
kalau bikin prank atau bikin pengibulan masif.
Penulis
jadi terheran ada apa gerangan dengan si ZWJ aka Zeng Wei Jian yang
selama ini jadi pembela mati-matian dengan narasi yang bombastis untuk
membela junjungannya. Apa yang merasuki eh mencerahkanmu Ko Zeng
WeiJian?
Apakah
karena pandemi lalu jadi bertapa dan menemukan pencerahan? Ataukah
karena empati atau peduli karena melihat sekilas postingannya penulis
membaca ada unsur simpati yang dia tunjukkan. Penulis berpikir, apa baru
sadar selama ini jutaan warga DKI sudah kena prank sejak dia terpilih?
Apakah
si ZWJ menunggu bukti lapangan dulu? Entahlah ayang mengubahnya tapi
perubahan ini jelas positif. Karena sangat langka kasus di mana buzzer
militan Anies itu mengkritisi beliau. Ini baru buzzer yang berakal sehat
bukan akal berkarat!
Penulis menyajikan cuplikan tulisan epic ala si SWJ dengan judul “RICUH TIGA MENTERI” by Zeng Wei Jian.
Terlihat
sindiran telaknya ke si Anies yang dipuja si Piyuuu sinting dan
kawan-kawannya buzzer Anies yang masih ketularan prank Anies. Penulis
harus mengalkui cara menulisnya yang langsung menghantam dari awal.
Perhatikan kalimat awalnya :
“
Koran Hater Indonesia-cum-Anti Jokowi The Sydney Morning Herald rilis
berita. Judulnya bombastis. Anies Baswedan dirintangi test swab.
Hoax...!! Lalu disamakan dengan Andrew Cuomo, Gubernur New York covid-19
hotspot 22 ribu orang tewas.
Sadis cuy, si Zeng Wei Jian memberondong Anies tanpa ampun dengan menyebutnya hoax
dan membuat ironi karena Gubernur New York yang disandingkan dengan
Anies malah korban tewas Korona itu sangat banyak alias memegang rekor
di Amrik.
Wow,
ini membuat sanjungan buzzer gila Anies itu langsung terhempas dan
rontok jadi abu. Sia-sia Piyuuu dan kawan-kawan memasang dan menaikkan
tagar menyamakan Anies dengan Gubernur New York. Hanya satu sabetan di
kalimat awal sudah memanggang cuitan dan tagar si Piyuuu jadi hangus,
gosong tak bersisa!
Lalu
si ZWJ melanjutkan sabetannya ke Anies soal prank yang viral di soal
bantuan duit termasuk bantuna daging saat berdialog dengan si Aagym. Si
ZWJ merangkum demikian:
Publik
taunya Anies Baswedan perna bilang akan kasi 1 juta rupiah. Jadinya 600
ribu. Ada daging sapi. Tapi cuma mie rasa bakso sapi & sarden 2
kaleng.
Perbandingan ZWJ terus berlanjut dan kali ini memihak pada Mensos si Juliari Batubara. Sangat tepat dan mencerahkan!
Distribusi
Paket Sembako rencananya per minggu. Sekali guyur @149 ribu. Sedangkan
Kemensos pecah bantuan jadi 2 kali @300 ribu. Distribusi 2 minggu 1
kali. Tepat..!!
Dia juga membongkar dan menguak kongkalikong yang membuat DKI menang banyak dan rakyat malah menderita:
Tapi
alas, sampe minggu #4 bantuan dari Jakarta baru turun rintik sekali.
Salah kalkulasi. Dikiranya sanggup bagi sembako segitu banyak.
Operatornya yang terdengar hanya PD Pasar Jaya. Penyediaan barang,
packing, surat cinta gubernur, sampe distribusi. Gudang logistik menang
banyak.
Ujungnya ZWJ membongkar soal kisruh tiga menteri itu yang makin membongkar habis dan menelanjangi Anies.
Masalahnya
data kadaluarsa. Pemda Jakarta ngga sesuai deal dengan Pusat. Saking
energic, operator sembako guyur 1.1 juta KK dengan paket @149 ribu.
…Lalu turunlah Paket Bantuan Sembako Kemensos. Yang terima dia-dia lagi.
Orang miskin baru akibat dampak Covid-19 cuma bisa ngiler. Banyak
ngeluh. Ada yang bonyok digebukin Ketua RT.
Dia
menyoroti soal tumpang-tindih ini yang diributin tiga menteri. Tapi dia
juga memberi saran yang masuk akal alias solusi. Dia menyatakan bahwa
mestinya Pemda Jakarta berperilaku sesuai deal. Bantu 1.1 juta orang atau 366 ribu KK. Sisanya biar jadi porsi Pemerintah Pusat.
Selamat
datang dalam dunia kewarasan. Segala prank Gubernur akhirnya dibongkar
sendiri oleh buzzer militannya. Jadi sudah ketahuan kan memang layak
menyandang Gubernur Pengibul sampai akherat!
Mudah-mudahan
ZWJ tetap konsisten dan bukan karena kena efisiensi karena DKI lagi
efisiensi besar-besaran soalnya sampai mau redupkan lampu jalan dan
efisiensi ke tenaga ahlinya. Jangan-jangan? Tapi KO ZWJ sudah kaya kan?
Wqwq.
Siap Nggak Terima Gaji, Ganjar Hajar KSBB Anies
Belakangan
ini banyak banget istilah-istilah yang beredar seputaran Covid-19.
Setelah sebelumnya Jokowi memperkenalkan PSBB (Pembatasan Sosial
Berskala Besar). Lalu nggak mau kalah Anies memperkenalkan KSBB
(Kolaborasi Sosial Berskala Besar). Mirip yah, keduanya sama-sama
memiliki double “B”. Bisa jadi mereka sepupuan atau bisa juga saingan
alias, “Ah, aku juga bisa kok punya kebijakan.” Wkwk….no komen.
Usut
punya usut benang yang kusut, ternyata KSBB ini gerakan gotong royong
yang diprakarsai Anies untuk mereka yang terdampak Covid-19.
"Seiring
dengan datangnya bulan suci Ramadhan, Pemprov DKI Jakarta mengajak
masyarakat untuk bahu-membahu membantu sesama yang membutuhkan, dalam
program Kolaborasi Sosial Berskala Besar (KSBB) dalam rangka mengatasi
pandemik COVID-19, khususnya di Provinsi DKI Jakarta," ujar Anies lewat
akun Instagram, Jumat (1/5/2020).
Konon
katanya ini program kolaborasi sosial dari warga untuk warga lainnya
yang butuh, dan Pemprov DKI sepertinya sih berasa jadi Event Organizator
(EO). Heheh…baik banget sih, mengajarkan warga Jakarta saling membantu
ditengah kondisi sulit ini? Kocaknya, kenapa warga Jakarta yang
“ditodong”, kenapa juga nggak dimulai dari pimpinannya yang memberi
contoh. Ehhhmmm…ada yang tahu kenapa? Bisik-bisiknya karena bokek dan
mau numpang beken biar keren yah? Wkwk…
Jadi
keingat pepatah jadul, guru kencing berdiri, murid kencing berlari.
Maaf ini bukan ilmu cara kencing, tetapi ini perumpamaan murid atau
warga akan ikut teladan pimpinannya. Seperti juga nih dalam kehidupan
nyata, menanam biji anggur, buahnya pasti anggur! Nggak mungkin banget
berbuah duren! Persislah, kalau pimpinannya peduli dengan warganya, so
pasti warganya juga jadi saling peduli. Ini normalnya, nggak tahu deh
kalau keluarga kadrun bagaimana. Uuupsss…
Kata
orang sih, ketika di masa sulit barulah ketahuan siapa yang memiliki
hati, dan siapa yang memiliki kepentingan. Tembak langsung saja yah,
usul KSBB Gubernur DKI itu menurut pembaca dodol nggak sih? Jelas-jelas
harusnya warga Jakarta ini dibantu pemerintah daerah (Pemda). Lha, kok
lucu justru warga disuruh bantu Pemda? Lagian, soal bantu membantu sih
warga nggak perlu EO, persisnya nggak butuh disuruh, diteriakin seperti
gabenernya! Puji Tuhan, di kondisi sulit ini masih ada warga yang
tergerak dengan aksi peduli yang benar-benar peduli untuk membantu.
Jadi nggak butuh Pemprov ngurusi! Urus saja tanggungjawab masing-masing
deh!
Balik
ke soal pemimpin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bahkan siap
memberikan apa yang dimilikinya untuk warga Jateng! Persisnya, Ganjar
siapa tidak menerima gaji dan pendapatan lainnya selama setahun demi
memberikan bantuan kepada warga Jateng di perantauan yang tidak mudik.
“Sebelum
ini saya sudah komunikasi dengan Gubernur DKI, Gubernur Jabar dan
Gubernur Banten, agar membantu warga Jateng yang tidak mudik. Mereka
semua siap membantu,” ujar Ganjar kepada Media Indonesia, Minggu (10/5).
“Demi
warga di perantauan, dalam setahun saya tidak gajian tidak apa-apa.
Karena ini demi mengatasi covid-19 dan demi warga itu sendiri,” imbuh
Ganjar.
Maaf
ini bukan masalah setiap kepala daerah harus nggak gajian! Jangan
sempit cara berpikirnya! Tetapi, ini masalah emphati, masalah
kepedulian! Apalagi jika dalam posisi sebagai kepala daerah.
Hal
ini juga pernah kok terjadi di saat Ahok dan Djarot Saiful Hidayat
memimpin DKI Jakarta. Ketika keduanya memilih menggunakan tunjangan
operasional untuk kepentingan warga Jakarta, ketimbang masuk kantong
pribadi. Maaf bukan membuka luka lama, tetapi ketika itu kedua mantan
pemimpin Jakarta ini benar-benar melayani dengan hatinya, dengan
menggunakan tunjangan operasional untuk membantu pengaduan warga dari
membayar ijazah, membeli kursi roda hingga membantu pembangunan rumah
ibadah. Bahkan ketika masa jabatan selesai, mereka kembalikan dana
operasional tersebut kas daerah.
Nggak
ada paksaan kok. Semua soal pilihan, karena memang itu adalah hak
kepala daerah. Tetapi, kalau di kondisi sulit seperti ini Anies justru
teriak KSBB dan warganya yang diminta saling membantu, lha apa nggak
salah tuh? Mbok yah, bercerminnya lamaan.
Singkat
ceritanya, nggak semua suara itu enak didengar. Justru kebanyakan
bersuara, kebanyakan ngoceh, ngebokis dan koar bikin basi! Beda dengan
orang yang diam tapi ternyata berbuat. Intinya, hasil yang diam itu
berbicara lebih nyaring dari teriakan apapun!
Salut
banget dengan Ganjar yang pedulinya nggak nanggung nyelip di gigi
seperti orang makan cabe. Tetapi benar-benar siap membuktikan merogoh
dari kantong pribadi!
Intinya,
pemimpin nggak perlu kebanyakan gerakan begini begono tetapi cuma heboh
di namanya doang, terus yang disuruh warganya? Rogoh kantong warganya?
Wkwkwk….lucunya kebangetan, mules!
Artikel mpok lainnya bisa dinikmati di @mpokdesy
Sumber:
https://news.detik.com/berita/d-4998633/anies-kenalkan-program-ksbb-atasi-corona-di-dki-apa-itu
https://mediaindonesia.com/read/detail/311785-bantu-warga-di-perantauan-ganjar-siap-tidak-terima-gaji
Ilustrasi: Imgur
Bekal Anies Baswedan Untuk Maju di Pilpres 2024 : Cangkul!
Manusia
mana di dunia yang bisa menang melawan omongan Anies Baswedan? Anies
yang terkenal manusia yang anti “minta maaf” selalu dan selalu menemukan
cara untuk menepis segala macam tuduhan dan kesalahan.
Dari
sejak nama Anies Baswedan muncul di bursa calon presiden pada acara
Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Anies benar-benar termotivasi
bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi dirinya untuk menjadi Presiden
Indonesia. Bahkan segala fakta dan bukti yang menyatakan ketidakmampuan
Anies memimpin warga Jakarta saja, mampu Anies tepiskan.
“Yang penting kuat di modal! Manusia Indonesia mana yang ga bisa dibeli?”, mungkin itu slogan yang dia pakai.
Seperti
tak mengenal lelah, Anies terus dan terus menyuarakan ambisinya untuk
bisa tercapai, yaitu menjadi Presiden Indonesia. Tak ada catatan
sedikitpun di dalam kamus Anies Baswedan untuk menjabat wakil presiden
atau apapun selain Presiden Indonesia.
“Well,
inilah politik dan politik itu artinya adalah cara untuk mencapai
tujuan. Apa pada arti politik ada kata haram dan halal? Tidak ada! Di
dalam politik, semua cara itu halal dan benar. Dikata gue janji serius,
abis itu gue bilang “tapi bo’oooong” pun siapa yang mau protes? Buktinya
sampai hari ini, tak seorang pun berani melengserkan gue dari kuri
Gubernur Jakarta!”
Tak
usah kita bicara soal Jakarta yang semrawut di tangan Anies, banjir
besar melanda Jakarta di bulan Januari 2020 dan ketidak becusan Anies
untuk menyurutkannya, tetap masih bisa membuat Anies tertawa. Bagi
Anies, Istana Negara hanya beberapa meter saja jaraknya dari Balai Kota.
Setiap hari Anies selalu menyempatkan melihat pagar putih, halaman
luas, tangga Istana, hingga pintu depan Istana. “Aku akan dan harus
tinggal di dalam sana sebagai Presiden Indonesia! Kebangetan kalau
sampai tidak bisa. Kalau Jokowi saja bisa, kenapa gue ga bisa?”.
Cita-cita! Boleh dong Anies bercita-cita…
terlebih
Anies mencatat bahwa beberapa gagasan yang dia sampaikan di saat debat
calon presiden pada acara Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat,
sekarang sudah berhasil diterjemahkan oleh Jokowi dan menjadi sebuah
hasil kerja. Rakyat Indonesia menyebutnya “Maha Karya Jokowi”.
Tapi
gagasan Anies yang mana? Gagasan yang Anies sampaikan di debat kedua
calon presiden di Palembang pada tanggal 24 Januari 2014. Dalam debat
kedua tersebut Anies menekankan pembangunan dan pemerataan ekonomi
sampai ke desa, yaitu pemerataan ekonomi bisa tercapai jika pembangunan
infrastruktur di desa seperti listrik, jalan, serta irigasi dapat
dibangun dengan baik. Dan hari ini, Jokowi sudah berhasil melaksanakan
gagasan itu melalui Dana Desa yang dikucurkan untuk membangun
jalan-jalan arteri dan irigasi selain untuk mengembangkan UMKM desa,
pembangunan berbagai macam pembangkit listri hingga Papua yang
berpuluh-puluh tahun dalam kegelapan, di era Jokowi menjadi terang
benderang.
Lalu
pada tanggal 2 Maret 2014, di Puri Begawan di Bogor, Anies menyampaikan
gagasannya tentang pembangunan sumber daya manusia untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyat dan meningkatkan aktivitas padat karya. Dan
pembangunan SDM ini sekarang menjadi program utama Jokowi di periode
kedua.
“Untung
gagasan-gagasan itu jatuh ke tangan Jokowi. Ngga kebayang kalau gagasan
itu jatuh ke tangan Anies Baswedan. Akan jadi apa negara ini kalau
punya Presiden yang diganjar gelar oleh Google sebagai “Gubernur
Terbodoh”?”
Ya,
Anies Baswedan memang piawai dan lihai dalam membuat judul-judul,
istilah-istilah, quote-quote bahkan peribahasa yang aduhai dan cukup
mudah untuk dicerna logika. Dan selama semua itu diucapkan dengan
diawali kata “seandainya”, tak akan ada orang yang menuntut dirinya
untuk membuktikan. Mau apa yang dituntut? Wong dia bukan presiden.
Mungkin
itu pemikiran yang menggaung di kepala Anies Baswedan. Sampai akhirnya,
dia dihadapkan pada “latihan” jadi presiden-presidenan dengan menjadi
Gubernur Jakarta.
Hingga
tahun kedua masa kepemimpinannya yang acak adut, Anies masih terus
melakukan “kebiasaannya” mengawali janjinya dengan “seandaianya”. Cuma
kali ini, kata itu tak terdengar. Kita hanya paham setelah sekian lama,
apa yang dijanjikan dan diprogramkan tak kunjung ada. Baru kita bisa
bilang, “Oh pantes, dulu kan dia bilang “seandainya program ini bla bla
bla…” cuma kata ‘seandainya’ diucapkan di dalam hati. Kalau ada pihak
yang menagih janji atau menuntut programnya terdeliveri, cukuplah
dijawab dengan menyalah-nyalahkan pihak manapun, termasuk anak buah dan
pemerintah pusat. Semuanya halal toh? Ini politik kok! Yang penting
modal untuk Pilpres 2024 jalan terooooous!
Mulai
dari warga Jakarta, sampai rakyat Indonesia semua berteriak, “Kok
pemerintah pusat sama KPK diam saja sih? Copot dong Anies! Pecat!
Tangkap! Ganti! Penjarakan!”, dan macam-macam teriakan kekecewaan.
Terlebih saat Jakarta dilanda banjir besar, Anies masih tetap bisa
bertahan menjaga citranya sebagai ‘Gubernur yang mengedepankan
keberpihakan’.
Bukanlah
‘Anies’ jika mudah untuk dipecat, dicopot, diganti, ditangkap, apalagi
dipenjara. Anies sudah memagari diri dengan pasukan pecandu agama
seperti gerombolan 212, pasukan siluman (baca: buzzer) dan modal.
Padahal Anies bukan orang kaya. Tapi semua kasus kegagalan anggaran yang
Anies lakukan, dari sejak jadi Menteri Pendidikan hingga gubernur
sekarang, tak ada satupun yang diungkap KPK. Ah, kalau itu sih jelas ada
yang jaga juga.
Indonesia
sudah pusing menghadapi ambisi Anies Baswedan. Jokowi seperti sudah tak
mau mengurusi dia. “Lebih baik memindahkan Ibu Kota Negara ketibang
membiarkan satu orang memecah belah bangsa!” Mungkin itu yang ada
dipikiran Jokowi.
Sampai
akhirnya wabah corona melanda dunia! Semua dan setiap kepala daerah
dimanapun di dunia diwajibkan berhadapan langsung dengan sang wabah dan
harus menyelamatkan, menjaga, menolong, mengatur dan mendidik warganya
untuk terhindar dari wabah dan tetap sehat. Anies berhasil? Anies gagal!
Pandemik Covid-19 ini adalah ajang persaingan gaya baru yang diciptakan
Tuhan untuk menjaring pemimpin yang benar-benar berpihak pada rakyat,
berpihak pada umat. Tuhan seperti sedang menguji keabsahan nama yang
disandang oleh Anies “keberpihakan” Baswedan.
Corona
membongkar data yang sebenarnya tentang jumlah warga miskin Jakarta.
Corona pula yang menbongkar anggaran besar yang dimiliki Jakarta tak
bermanfaat untuk warganya. Corona menyatakan “Keberpihakan Anies
Baswedan pada rakyat jelata tak nyata!”.
Tapi
Anies tak patah arang. Anies terus berusaha melakukan pat-pat-gulipat
dengan wabah yang terus menyerang warga. Anies berpikir keras untuk
tetap bisa menjaga citra ketika media nasional sudah muntah berak
menghadapi dia. Waktu, yang biasanya berkawan, sekarang justru memusuhi
Anies Baswedan. Padahal Anies sudah mahal-mahal membayar media Inggris
untuk memuat serangan dia terhadap pemerintahan Indonesia dan mempigurai
dirinya sebagai pahlawan, dengan memberikan keterangan bahwa dia sudah
memberitahu pemerintah pusat tentang corona sejak awal Januari 2020.
Tapi beritanya tidak viral. Tak akan polemik di tengah Netizen +62, tak
ada sanggahan apalagi klarifikasi kebenaran. Anies malah mungkin
berpikir, “Wah Netizen +62 menelan bulat-bulat kebohongan gue!”. Tapi
yang itu tadi… beritanya tidak viral.
Anies
tak puas. Dia merasa “Wah berita gue yang koar-koar soal corona sejak
Januari 2020, harus terbit lagi dan wajib viral biar bacot para menteri
Jokowi bisa disumbat! Kali ini gue pake media Australia.”
Dan
di sini Anies salah perhitungan. Kediaman Netizen +62 di bulan April
2020, karena memang beritanya tidak viral. Tapi sekarang… Berita di The
Sidney Morning Herald terhadap keberadaan Netizen +62 yang jauh lebih
pintar, lebih cerdas, lebih cepat dan lebih akurat dalam mengungkap data
dan fakta apapun, dalam artian APAPUN, ketibang pemerintah pusat.
Anies
lupa, Januari hingga Februari 2020, seluruh jajarannya sibuk menghadapi
banjir besar. Anies lupa dia sibuk menebangi pohon di Monas dan
merencanakan E-formula. Kelupaan inilah yang kemudian membuat Anies
mencopas informasi yang sama yang dia berikan pada Reuters di bulan
April 2020, ke The Sidney Morning Herald di bulan Mei 2020. Sementara
oleh media nasional, ke-oon-an Anies terus digaungkan, terlebih setelah
para Menteri Jokowi mengungkapkan kekesalan mereka atas kebohongan Anies
terkait Bansos untuk 1.1 juta warga miskin Jakarta.
Anies
Baswedan dikuliti habis-habisan oleh Netizen +62! Bahkan, Google
menganugrahkan gelar kedua padanya sebagai “Gubernur Pembohong”.
Lucunya, pada waktu yang sama, di Twitter muncul 2 tagar yang menjadi
tranding, yaitu #JokowiTakBecusUrusNegara dan
#PresidenSintingBerskalaBesar. Yang kalau dishare kemana-mana, Netizen
+62 berkomentar sama, “Wah itu mah buzzernya Wan Abud!”.
Hahahaha…. Dua tagar tak mempan!
Lucunya,
di Whatapps muncul pesan lain yang mempertanyakan “kemana juru bicara
Istana? Mengapa tak menanggapi omongan Anies di media asing?”. Loh,
kenapa pula Istana harus bersuara? “klarifikasi” dari Netizen +62 tidak
cukup kah? Gelar “Gubernur Pembohong” dari Google juga belum cukup kah?
Apa yang harus diklarifikasikan, wong Anies jelas sedang berbohong…
Gelar
“Gubernur Pembohong” ini sangat berat, jauh lebih berat untuk dipikul
ketibang gelar “Gubernur Terbodoh” untuk bisa melenggang ke Pilpres
2024. Sementara Pilpres masih 2 tahun lagi.
Saya
sih tidak berharap Anies Baswedan berhenti di jalan dalam menjabat
amanat 58 persen warga Jakarta. Biarkan saja dia menyelesaikan
jabatannya jadi Gubernur Jakarta. Saya hanya akan menunggu dengan
penasaran, kira-kira gelar lain apa lagi yang akan disematkan Google
pada Anies Baswedan dua tahun ke depan, sebagai bekal untuk bertarung
melawan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Itupun kalau ada Partai yang
cukup tolol untuk mau mengusung Wan Abud ini.
Cangkul… Cangkul… Cangkul yang dalam…
Menonton Anies menggali lubang…
Re-post by MigoBerita / Selasa/12052020/11.26Wita/Bjm