Migo Berita - Banjarmasin - THR Honorer dan Covid 19, tentu ngeri-ngeri sedap mendengarnya kalau sampai pemerintah daerah tidak menganggarkan Tunjangan Hari Raya (THR) buat Tenaga Honorer mereka apalagi pas musim Covid 19 atau Virus Corona ini.
Semoga "jerit hati" para Tenaga Honorer ini bisa menjadikan pihak terkait terbuka tangannya untuk segera menganggarkan atau langsung mencairkan THR mereka, tanpa terkesan "Bertele-tele", Semoga Bisa kata salah satu Tenaga Honorer yang tidak mau disebutkan namanya kepada Migo Berita hari ini Rabu, 20 Mei 2020.
Tak Bayar THR 10 Ribu Tenaga Honorer, Anies Baswedan Dinilai Dzalim
Sebagaimana telah diketahui bersama, Koalisi Peduli Jakarta (KPJ) menyesalkan kebijakan Pemprov DKI Jakarta yang tidak memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada pegawai honorer, dmana saat ini ada sekitar 10 ribu tenaga honorer di lingkungan Pemprov DKI Jakarta yang terdampak atas kebijakan tersebut“Kebijakan Pemprov DKI melanggar aturan Undang-undang Ketenagakerjaan di mana sebanyak 10 ribu honorer DKI Jakarta tidak menerima THR atau dana apresiasi,” tegas Ketua Umum Koalisi Peduli Jakarta (KPJ) Amos Hutauruk, melalui keterangan tertulis pada hari Sabtu tanggal 16 Mei 2020
Dilansir wartaekonomi.co.id (17/05/2020), Amos Hutauruk menyatakan bahwa kebijakan Pemprov DKI Jakarta tersebut merupakan bentuk kedzaliman terhadap 10 ribu tenaga honorer, karena mereka selama ini menjadi ujung tombak di lingkungan Pemprov DKI Jakarta
“Mereka telah memberikan kontribusi bagi kemajuan kota Jakarta,” ucap Amos Hutauruk
Amos Hutauruk mendesak agar Pemprov DKI Jakarta segera membayar Tunjangan Hari Raya (THR) sebesar satu bulan gaji, seperti tahun-tahun sebelumnya
Koalisi Peduli Jakarta (KPJ) menilai bahwa saat wabah virus Corona (Covid-19), Tunjangan Hari Raya (THR) sangat dibutuhkan oleh semua masyarakat kelas menengah termasuk pegawai honorer
“Maka dari itu Pemprov DKI Jakarta berkewajiban memberikan apa yang sudah menjadi haknya pekerja honorer, THR sebesar Rp 4,2 juta sangat berarti bagi honorer, mengingat biaya hidup di DKI Jakarta sangat tinggi,” lanjut Amos Hutauruk
Tunjangan Hari Raya (THR) atau dana apresiasi honorer tersebut sebenarnya tertuang dalam kontrak kerja yang ditanda tangani sesuai aturan Undang-Undang Ketenagakerjaan dan Pemprov DKI Jakarta harus memberikan contoh yang baik
Saat ini seluruh tenaga honorer di Pemprov DKI Jakarta resah dan hal tersebut akan berdampak terhadap kinerja di lingkungan Pemprov DKI Jakarta itu sendiri
“Penghasilan pekerja honorer hanya dari gaji dan tidak ada tambahan lain,” kata Amos Hutauruk
Menurut Amos Hutauruk, jika dibandingkan dengan PNS, sangat jauh dari kata adil, dimana walau Tunjangan Kinerja Daerah (TKD) PNS dipotong 50 persen, namun PNS masih merasakan tambahan selain gaji dan Tunjangan Hari Raya (THR) juga tetap dibayar pemerintah pusat dan itu pun belum yang sertifikasi
“Sudah sepatutnya pemprov DKI memikirkan nasib 10 ribu honorer,” tutur Amos Hutauruk
Koalisi Peduli Jakarta (KPJ) juga mendesak agar Pemprov DKI Jakarta segera menarik kembali uang commitment fee sebesar Rp 560 miliar yang telah dibayarkan kepada pihak Formula E Operations Limited (FEO) dan dapat dialokasikan anggaran tersebut untuk membayar Tunjangan Hari Raya (THR) 10 ribu honorer di lingkungan Pemprov DKI Jakarta.
Sumber Berita : https://oneindonesiasatu.com/2020/05/17/tak-bayar-thr-10-ribu-tenaga-honorer-anies-baswedan-dinilai-dzalim/
Tambah 16 Kasus Sehari, Banjarmasin Sisakan Satu Kelurahan Zona Hijau
KONDISI pandemi virus Corona (Covid-19) di Kota Banjarmasin kian memprihatinkan. Zona merah Covid-19 di ibukota Kalimantan Selatan pun makin meluas.MIRISNYA, kini hanya tersisa satu dari 52 kelurahan yang belum terdeteksi atau sebesar 98 persen sudah terpapar virus berbahaya tersebut.
Berdasarkan dari data Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Banjarmasin, Selasa (19/5/2020) pukul 16.00 Wita, terdapat 16 orang terkonfirmasi positif Corona dalam sehari ini.
BACA : Tak Peduli PSBB, Dapat Duit Bansos Warga Banjarmasin Serbu Pasar Baru
Secara kumulatif, jumlah orang terpapar virus asal Wuhan tersebut kini sudah mencapai 192 kasus. Rinciannya, sebanyak 129 pasien masih dirawat, 19 orang dinyatakan sembuh, 43 orang meninggal dunia, dan satu yang berasal dari luar wilayah.
“Sebanyak 7 kasus merupakan kasus PDP yang dirawat dengan hasil swab positif, 7 PDP yang meninggal namun hasil swab positif, dan 2 kasus baru,” tulis Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin di laman media sosial resminya.
BACA JUGA : Memprihatinkan, 47 Kasus Baru Covid-19 di Kalsel Separuhnya Disumbang Banjarmasin
Sementara untuk jumlah pasien dalam pengawasan (PDP), kini berjumlah 62 orang yang terbagi dari 7 berkategori ringan, 10 sedang serta 45 orang dalam kategori PDP berat.
Sedangkan, orang dalam pengawasan (ODP) yang baru mencapai 503 orang. Sisanya, 730 ODP telah selesai dipantau. Bahkan, tim medis Covid-19 Banjarmasin juga menelusuri adanya 1.251 warga kota yang melakukan perjalanan dan 394 orang tanpa gejala (OTG).
Lebih rincinya, dari lima kecamatan yang ada di Kota Seribu Sungai, hanya terdapat Kecamatan Banjarmasin Tengah yang menyisakan satu kelurahan yakni Kertak Baru Ulu yang belum terkonfirmasi kasus Covid-19.
Sedangkan untuk empat kecamatan lainnya dipastikan sudah menjadi kawasan zona merah Covid. Terbanyak, terdapat di Kelurahan Sungai Bilu sebanyak 17 kasus dan 16 kasus di Pekapuran Raya, Kecamatan Banjarmasin Timur.
BACA JUGA : Naik 46 Kasus Dalam Sehari, Pasien Covid-19 Kalsel Tembus 484 Orang
Dengan kondisi tersebut, Kepala Dinkes Kota Banjarmasin Machli Riyadi melalui media sosialnya mengatakan penularan di Kota ‘Baiman’ itu berarti belum selesai.
“Penambahan kasus Covid-19 menandakan masih adanya proses penularan yang terjadi di lingkungan kita,” kata Machli.
Mantan Wakil Direktur RSUD Ulin Banjarmasin ini meminta masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah serta terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Jika dalam kondisi mendesak harus keluar, disarankan untuk menggunakan masker.
“Jika kedisiplinan ini dilakukan masyarakat secara terus menerus, tentu kita akan mampu memutus mata rantai virus Corona di wilayah kita,” imbau Machli.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2020/05/19/tambah-16-kasus-sehari-banjarmasin-sisakan-satu-kelurahan-zona-hijau/
Kasus Covid-19 Merata di Banjarmasin, Ketua Fraksi Golkar Desak PSBB Dievaluasi
TEPAT Rabu, 18 Maret 2020, kasus positif terjangkit virus Corona asal Banjarmasin diumumkan Gugust Tugas Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan Covid-19 Kalimantan Selatan ke khalayak ramai.BANJARMASIN pun yang menjadi awal episentrum penyebaran virus Corona di Kalimantan Selatan langsung siaga dan waspada. Tercatat dua kali Walikota Banjarmasin Ibnu Sina mengeluarkan surat edaran untuk menetapkan statut tanggap darurat bencana non alam Covid-19 di ibukota Provinsi Kalimantan.
Hingga puncaknya, Banjarmasin mendapat persetujuan dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto usai direkomendasi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor untuk menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), karena sudah terjadi penyebaran virus Corona di daerah sendiri (transmisi lokal), bukan lagi kasus impor dari daerah atau negara lain.
BACA : Tambah 16 Kasus Sehari, Banjarmasin Sisakan Satu Kelurahan Zona Hijau
Melalui PSBB jilid 1 berdasar Perwali Nomor 33 tahun 2020 dan SK Walikota Nomor 446 Tahun 2020 tanggal 22 April 2020, PSBB pun berlaku sejak 24 April-7 Mei 2020. Hingga akhirnya diperpanjang lagi,
Anggaran jaring pengaman sosial (JPS) disetujui DPRD Banjarmasin atas usulan Walikota Ibnu Sina lewat fraksi dan komisi di dewan. Hingga dialokasikan dana Rp 51 miliar untuk penanganan dampak pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Belum Temukan Puncak Kasus Covid-19, PSBB Banjarmasin Bakal Diperpanjang
Dana itu pun digelontorkan di antaranya untuk penyediaan paket sembako dan uang tunai bagi 52 ribu kepala keluarga (KK) terdampak Covid-19. Ada pula, bantuan sosial (bansos) dari Kementerian Sosial bagi 41 ribu kepala keluarga (KK) yang masuk data basis terpadu (BDT) dari APBN sekitar Rp 33 miliar.
Ketua Fraksi Golkar DPRD Kota Banjarmasin Sukhrowardi mengakui tingginya kasus Covid-19 di ibukota Kalimantan Selatan tak lepas tidak disiplinnya warga dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan virus Corona.
“PSBB yang telah berlangsung di Banjarmasin harus segera kita evaluasi. Jangan sampai justru biaya terus membengkak, namun target yang ingin dicapai tidak terwujud,” ucap Sukhrowardi kepada jejakrekam.com, Selasa (19/5/2020).
Anggota Komisi III DPRD Kota Banjarmasin mengaku prihatin karena di sisi lain, upaya maksimal yang dijalankan pemerintah dan pemangku kepentingan, tak ditopang kesadaran masyarakat.
BACA JUGA : Ketua IDI Kalsel Puji Ketegasan Pemkot Banjarmasin Mulai Terlihat di PSBB Jilid II
Fakta yang terjadi kini, dari 52 kelurahan yang ada hingga Selasa (19/5/2020) berdasar data Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Kota Banjarmasin, menyisakan satu kelurahan belum terpapar virus Corona. Yakni, Kelurahan Kertak Baru di Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Sisanya, kasus Covid-19 tertinggi terdapat di Kelurahan Sungai Bilu dengan 17 kasus, disusul Pekapuran Raya dengan 15 kasus, lalu Kelurahan Teluk Dalam, Murung Raya dan Pemurus Baru dengan 8 kasus.
Enam kasus Covid-19 ada di Kelurahan Pelambuan dan Sungai Miai. Berikutnya, lima kasus terdeteksi di Kelurahan Tanjung Pagar, Seberang Masjid, Sungai Andai, dan Kuin Utara. Kemudian, empat kasus masing-masing disumbang Kelurahan Sungai Jingah, Banua Anyar, Karang Mekar, Kebun Bunga, Kuripan, Pemurus Luar, Pengambangan, Sungai Baru, Kelayan Timur dan Kelayan Selatan.
Di deretan tiga kasus Covid-19 terpantau di Kelurahan Alalak Utara, Antasan Kecil Timur, Pangeran, Surgi Mufti, dan Pemurus Dalam. Sedangkan, sisanya, dua dan satu kasus hampir merata di beberapa kelurahan lain di lima kecamatan Banjarmasin.
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2020/05/20/kasus-covid-19-merata-di-banjarmasin-ketua-fraksi-golkar-desak-psbb-dievaluasi/
Rapid Test Antara Pasar Tradisional dan Pasar Modern
Oleh : Muhammad Reza HikmatullahPERCEPATAN pemutusan jaringan atau mata rantai virus Corona (Covid-19) dilakukan tim gabungan Gugus Tugas Kalimantan Selatan dan Banjarmasin dengan melakukan rapid test serentak di enam pasar, usai di Pasar Sentra Antasari pada Sabtu (16/5/2020) lalu.
TES cepat dengan pengambilan sampel darah dari yang diperiksa, hingga dilanjutkan uji lendir dari reaktif guna membuktikan apakah terinfeksi atau tidak virus Covid-19 selama ini dinilai tepat. Apalagi, dengan itu, bisa dilakukan penelusuran atau tracking dalam membuka kasus Covid-19 yang sebenarnya terjadi di Banjarmasin, khususnya.
Pilihan jatuh ke pasar sangat tepat, karena tempat berkumpul pembeli dan penjual (pedagang). Bahkan, pasar dengan dengan animo kepadatan yang begitu padat di setiap harinya.
Ini ditambah pula, bagi penjual ataupun pembeli tidak mengetahui secara pasti siapa yang sehat dan siapa yang sedang sakit. Dipilih tempat untuk tes secara massal di pasar yang sangat rentan penularannya begitu cepat merupakan langkah awal yang tepat.
BACA : Enam Pasar di Banjarmasin Dilakukan Rapid Test, 129 Orang Reaktif
Dengan adanya tes cepat secara massal, percepatan penanganan kasus Covid-19 yang ditargetkan pemerintah bisa efektif. Walau tidak semua pasar tradisional di Banjarmasin tersentuh metode rapid test tersebut.
Namun, hasil dari rapid test yang reaktif cukup mencengangkan kita. Dari 1.361 orang yang menjalani rapid test di enam pasar itu dalam sehari, ternyata hasilnya ada 129 diantaranya reaktif atau 9,47 persen dari populasi atau sampel yang diambil gugus tugas.
Tentu dipilihnya pasar untuk tes cepat massal seperti Pasar Lama, Pasar Baru, Pasar Sudimampir, Pasar Pekauman, Pasar Sentra Antasari tentu harus didasarkan data akurat dan alasan kuat. Bagaimana pun, pasar tradisional memang lokasi yang sangat mudah dijangkau masyarakat kebanyakan. Bahkan, terjadi lalu lalang dan hilir mudik orang dalam jumlah banyak.
BACA JUGA : Terbukti Ada Kluster Sentra Antasari, 46 Warga Pasar Reaktif Rapid Test
Sepatutnya, usai melakukan rapid test dan dilanjutkan dengan strelisasi atau penyemprotan cairan disinfektan, maka pemerintah juga berkewajiban menyediakan tempat cuci tangan dan sabu yang diperbanyak tempat. Terutama di setiap pintu masuk dan keluar pasar tradisional. Termasuk, lokasi parkir sepeda motor dan mobil.
Jadi, ketika mereka datang ke parkiran, bisa diwajibkan mencuci tangan dengan bersih sebelum masuk atau setelah keluar dari pasar. Tentu saja, lokasi tempat cuci tangan publik harus mudah diakses di kawasan pasar.
Jadi, saat berada di pasar atau pulang dari berbelanja, maka semua pengunjung dan pedagang diwajibkan cuci tangan. Ini demi membiasakan diri warga pasar ini berperilaku hidup bersih dan sehat, karena fasilitas itu tersedia.
Untuk uang yang beredar di pasar, khususnya uang kembalian juga tidak bisa terdeteksi apakah tertempel kuman atau virus harus jadi perhatian. Bisa jadi, ketika imunitas seseorang lemah, virus bisa saja menginfeksinya.
Idealnya lagi di kawasan pasar juga harus disediakan alat pengecek suhu tubuh (thermogun) sehingga bisa diketahui calon pembeli datang ke pasar. Tak terkecuali, para pedagang yang baru datang, apakah rentan tertular atau rentan menularkan itu harus diantisipasi lewat alat itu.
BACA JUGA : Galang Donasi, Klinik Halim Medika Banjarbaru Gulirkan Program Rapid Test Gratis
Sebaiknya, tes cepat massal ini juga bisa dilakukan satu bulan sekali di tempat atau lokasi yang sama, sehingga bisa diketahui ada penurunan atau sebalinya ada lonjakan kenaikan di setiap bulannya.
Nah, kewajiban mengenakan masker juga jadi atensi pemerintah kota, karena setidaknya dengan pelindung mulut dan hidung itu bisa memutus jika ada orang tanpa gejala (OTG) batuk atau mengeluarkan cairan agar tak terjangkit kepada orang lain.
Untuk mengedukasi warga pasar, bisa dipasang pengeras suara yang berisi imbauan agar menaati protokol pencegahan penyebaran virus Corona.
Pemeriksaan juga harus dilakukan pemerintah kota tak hanya untuk pasar tradisional yang buka di pagi hari. Namun, juga pasar sore dan malam yang malah bertebaran di banyak tempat. Atau kita kenal dengan sebutan pasar tungging.
Apalagi, lokasinya berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Justru, potensi penularan dari pasar dadakan yang menggelar dagangan di malam hari ini juga patut diwaspadai.
BACA JUGA : Komisi VII DPR RI Dorong Lembaga Riset, Optimalkan Kajian Dan Produksi Rapid Test Secara Massal
Tak hanya pasar tradisional, pasar modern yang betebaran di Banjarmasin juga harus mendapat perhatian. Tes cepat juga bisa diterapkan untuk pengunjung dan karyawan pusat perbelanjaan modern, atau pasar modern seperti Lotte Mart, Giant, Ramayana, Matahari dan Hypermart serta Transmart, terutama di Duta mall.
Sebab, di akhir Ramadhan jelang Hari Raya Idul Fitri, animo masyarakat berbelanja juga tinggi di kawasan pasar modern dan minimarket. Inilah mengapa para pengelola atau pemilik pasar modern harus dilibatkan dalam pemutusan mata rantai penyebaran Covid-19.(jejakrekam)
Penulis adalah Alumni FH Universitas Lambung Mangkurat
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2020/05/19/rapid-test-antara-pasar-tradisional-dan-pasar-modern/
Gebrakan Covid-19 Banjarmasin
Oleh : IBG Dharma PutraSETELAH berbulan penuh, kinerja pengendalian Covid-19 tertinggal oleh pesatnya penularan covid, menjadi wajar jika sebuah instrospeksi mengemuka serta menjadi pemikiran semua anggota Satgas Percepatan Pengendalian Covid-19 di Provinsi Kalimantan Selatan.
KETERTINGGALAN itu memang jelas terbaca dari data penemuan kasus yang mempunyai tampilan berbeda dengan wajah kasus secara teoritis maupun profil kasus di tingkat nasional.
Perbedaan profil tersebut, dikaji bersama di dalam satgas dan mendapatkan prinsip percepatan pengendalian yang baru, dengan taktik yang lebih humanis, partisipatif, terbuka serta mengedepankan penangganan berdasarkan kenyataan dalam balutan keilmuan serta menyeimbangkan antara pemutusan rantai penularan dengan pertumbuhan ekonomi.
Prinsip itu menempatkan masyarakat Kalimantan Selatan di tempat yang paling menguntungkan yaitu secara perlahan menuju Kalimantan Selatan yang bebas Covid-19 tapi pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosialnya tidak terganggu.
BACA : Triangle Epidemiologi dalam Memutus Rantai Penularan Covid-19
Gebrakan besar dalam upaya melaksanakan taktik pengendalian tersebut, mulai dijalankan secara serentak di hari Sabtu, tanggal 14 Mei 2020, dan menunjukkan hasil yang sangat menggembirakan.
Peran serta masyarakat mulai dibangun melalui KIE di semua kecamatan pelaksana PSBB secara sistimatik, berjenjang dan terkontrol. Disertai dengan upaya penemuan kasus secara aktif sebagai bahan awal analisa yang lebih detail.
KIE diharapkan akan berujung pada peningkatan kepatuhan masyarakat terhadap kaidah pengendalian Covid-19, seperti cuci tangan, pakai masker, jaga jarak, hindari kerumunan serta berupaya untuk tinggal di rumah saja.
Sedangkan penemuan kasus, diharapkan bisa menemukan kasus secara menyeluruh, baik yang bergejala maupun tidak bergejala, sehingga bisa ditangani dengan metode serta SOP yang benar secara tuntas. Hal tersebut diharapkan membawa wilayahkalimantan selatan ke arah niat pengendalian sebagai wilayah bebas Covid-19.
Pada akhirnya, diharapkan akan bisa dibandingkan derajat kepatuhan masyarakat dengan kecendrungan penemuan dan akan bisa menjadi dasar ditemukannya derajat kepatuhan masyarakat yang minimal untuk menurunkan jumlah kasus di wilayah Kalimantan Selatan.
BACA JUGA : Bergotong Royong Tuntaskan Sang Covid
Jika angka tersebut ditemukan upaya untuk melonggarkan pola sosialisasi untuk percepatan pertembuhan ekonomi, akan bisa diputuskan dengan dasar kenyataan dan bersifat ilmiah disertai akal sehat dan bukan diputuskan berdasarkan dugaan persepsional yang dengan subjektifitas perasaan saja.
Gebrakan nyata dalam penemuan kasus, telah dilakukan di kota banjarmasin dengan melakukan pemeriksaan tes cepat secara masal di beberapa pasar. Sebuah gebrakan brilian yang dapat dipakai sebagai sumber prediksi jumlah kasus di kota banjarmasin di hari gebrakan itu dilakukan.
Pengambilan lokasi secara ilmiah dapat dikatakan sebagai pengambilan lokasi secara porposive, yang mempunyai kepentingan melihat kondisi kasus di wilayah yang berkerumun, tak patuh bermasker, tak patuh mencuci tangan serta tak patuh menjaga jarak.
Dari semua pengunjung yang di tes cepat ditemukan pengunjung reaktif sebesar 10 persen dan hal itu berarti bahwa jika angka 10 persen tersebut diinterpolasikan ke semua wilayah, kemungkinan angka reaktif yang akan ditemukan adalah 7,5 persen.
Angka tersebut dihitung secara kasar karena dengan empat ketidakpatuhan (kerumunan, masker, jaga jarak, cuci tangan) didapatkan angka 10 persen, berarti jika ada sebagian besarnya memiliki tiga ketidak patuhan (kerumunan diduga hanya ada di pasar. Sedangkan tiga yang lain merata diseluruh wilayah ) maka angkanya akan menjadi 7,5 persen. Tentunya angka ini adalah angka prediksi yang sangat kasar.
BACA JUGA : Perang Nekat Indonesia Lawan Corona
Jika angka reaktif tersebut dihitung pada total populasi kota banjarmasin sebesar 700 ribu penduduk, akan dihadilkan angka reaktif sebesar 52 500 orang penduduk. Dan jika kesemua penduduk reaktif tersebut, sesuai ketentuan dilakukan pemeriksaan swab maka akan didapatkan sebesar 40 persennya akan positif kekonfirmasi, yaitu sejumlah 21.000 orang penduduk kota Banjarmasin terkonfirmasi positif.
Jika sejumlah 21.000 orang terkonfirmasi positif, tersebut didudukan secara emperis, akan didapatkan sebesar 25 persen bergejala, artinya akan ditemukan 5.250 orang sakit Covid-19 dan sisanya sebesar 75 persen tidak bergejala, artinya terdapat 15.750 OTG (orang tanpa gejala).
Angka tersebut juga memprediksi keberadaan 2.100 orang penduduk Banjarmasin yang perlu diopname, dengan kondisi gawat serta memerlukan alat pertolongan paripurna sebesar 1.000 orang dan akan meninggal dunia sebanyak 420 orang penduduk Banjarmasin.
Bisa dibayangkan, dengan kepatuhan seperti saat ini, berpotensi untuk penemuan masalah yang sangat besar, yaitu 15.750 OTG yang perlu diisolasi, 5.250 orang sakit Covid yang perlu opname dan ada 420 orang penduduk Banjarmasin yang meninggal dunia karena Covid.
BACA JUGA : Hitam Putih Dampak Pandemi Covid-19 bagi Indonesia dari Sisi Ekonomi, Sosial dan Lingkungan
Setiap hari akan perlu diisolasi 1.125 orang, perlu diopname 375 orang penduduk dan akan ada 30 orang penduduk Banjarmasin yang meninggal dunia karena Covid.
Bisa dibayangkan besaran masalah yang akan timbul dan besaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi hal tersebut dan tentunya besaran kemiskinan yang akan menjadi dampak dari kejadian tersebut.
Sebuah kemiskinan konyol hanya gara-gara tak mau tinggal di rumah untuk sementara waktu mengganasnya penyakit, tidak patuh mengikuti kaidah bermasker jika keluar rumah, alfa mencuci tangan setiap menyentuh potensi berkuman, dan tak menghindari kerumunan.
Jika semua kaidah itu dipatuhi, Covid segera tuntas dan pertumbuhan ekonomi akan cepat kembali normal dan jika tidak patuh, maka kesakitan, kematian dan kemiskinan sudah siap menghampiri kita.
Penerintah sudah berupaya, niat baik pelaksanaan PSBB, menggencarkan KIE, menemukan kasus untuk segera diobati dan diisolasi agar tak menular ke orang lain, seharusnya disambut dengan kepatuhan masyarakat untuk mengikuti anjuran pemerintah. Pilihannya ada di tangan kita.(jejakrekam)
Penulis adalah Direktur RSJD Sambang Lihum
Sumber Berita : https://jejakrekam.com/2020/05/17/gebrakan-covid-19-banjarmasin/
Kisah Guru Honorer Pulau Sembilan, Kangen Murid saat Pandemi Covid-19
apahabar.com, KOTABARU – Upaya memutus mata rantai Covid-19 mengharuskan pemerintah meliburkan seluruh siswa untuk belajar dari rumah.
Tak bisa bertemu dengan para murid, tentu saja memunculkan rasa kangen tersendiri bagi sejumlah tenaga pendidik atau guru.
Kondisi itulah yang dirasakan Norhalimah, seorang guru honorer muda.
Norhalimah mengabdikan diri selama delapan tahun mengajar di SDN Desa Tengah, Kecamatan Pulau Sembilan, Kotabaru.
Baru-baru ini, Imah sapaan akrab muridnya di Pulau Sembilan tak bisa membendung rasa kangennya terhadap para muridnya.
Jelas saja, itu bukan karena gajinya
yang besar. Sebab, gaji honor yang didapat dari insentif daerah
(insenda) hanya Rp800 ribu per bulan.
Melalui akun facebook-nya, Imah
menggunggah sejumlah foto bersama murid-muridnya. Dalam foto kental
suasana ceria, dan penuh kasih sayang.
Selain itu digoreskannya pula tulisan.
Bunyinya, “Muridku Tersayang. Ketahuilah, bahwa gurumu amat tidak
menyukai keadaan seperti ini. Kami memikirkan tentangmu. Kami harap kau
tetap aman, dan selalu sehat di rumah. Kami merindukan senyum serta
tawamu. Kami merindukanmu, juga kelas kita dengan segenap energi yang
kalian bawa anak-anakku. Ibu selalu merindukan kalian,” tulis Imah,
diakhiri emoji menangis.
Dijumpai apahabar.com, Imah mengaku rasa kangen berlebihannya dipicu libur panjang sekolah akibat pendemi.
“Iya, Mas. Sudah beberapa bulan ini kan
liburan saya pulang ke kota. Tentu, hal itu membuat saya kengen sekali
dengan anak-anak didik di Pulau Sembilan,” ujarnya.
Guru mata pelajaran Islam, alumnus STIT
Darul Ulum Kotabaru itu bilang susana kekeluargaan, dan kasih sayang
dengan para siswanya telah terbangun hampir sepuluh tahun.
“Intinya, sebenarnya tidak bisa
diceritakan. Karena banyak hal yang menjadi penyebabnya. Selain
anak-anaknya penyayang dengan guru, tapi para orang tua mereka sangat
baik di Pulau itu,” ujar Imah, dengan mata berkaca.
Bayangkan saja, sambung Imah, satu hari saja tidak masuk kelas, anak-anak pasti ramai mencari penyebabnya ke guru-guru lainnya.
“Tidak lama, pasti mereka datang ke rumah saya, dan bertanya, ‘Kenapa ibu tidak masuk kelas, apa ibu sakit?” ujarnya.
“Anehnya lagi, mereka itu rela patungan beli jajanan, lalu dibawa ke rumah saya,” sambung Imah.
“Nah, itu lah yang terjadi di sana.
Makanya, suasana itu yang sangat berat bagi saya, karena pandemi ini
tidak bisa bertemu mereka. Semoga wabah cepat berlalu, sehingga kami
bisa bertemu, dan berkumpul lagi seperti biasa,” pungkas imah
mengakhiri.
Reporter: Masduki
Editor: Fariz Fadhillah
Editor: Fariz Fadhillah
Sumber Berita : https://apahabar.com/2020/05/kisah-guru-honorer-pulau-sembilan-kangen-murid-saat-pandemi-covid-19/
Ratusan Motor Tak Bertuan di Banjarmasin di Kubur
apahabar.com, BANJARMASIN – Polresta Banjarmasin memusnahkan ratusan motor tak bertuan.
“Ada 100 sepeda motor kita musnahkan
dengan cara dikubur,” kata Kapolresta Banjarmasin, Kombes Rachmat
Hendrawan melalui Wakapolresta, AKBP Sabana Atmojo di sela pemusnahan,
Selasa (18/5) siang.
Ratusan motor itu dikubur di tempat
pembuang akhir (TPA) Pemerintah Kota Banjarmasin, Jalan Gubernur
Subarjo, Banjarmasin Selatan.
Sabana Atmojo menjelaskan, pihaknya
sengaja memusnahkan barang bukti motor tersebut lantaran sudah menumpuk
di halaman belakang Kantor Mapolsekta Banjarmasin Selatan, Jalan Tembus
Mantuil Banjarmasin selama 10 tahun.
“Selama berjalan 10 tahun sampai sekarang tidak ada warga yang mengambil barang bukti motor ini,” terangnya.
Menurutnya, Semua barang bukti yang
dimusnahkan itu merupakan kumpulan dari semua polsek dari berbaga macam
kasus, termasuk barang bukti dari Mapolresta Banjarmasin dikumpulkan di
belakang Polsekta Banjarmasin Selatan.
“Seluruh motor yang dimusnahkan itu
ditinggal pemiliknya kabur. Kami sengaja memusnahkan motor ini agar
tidak disalahgunakan,” papar Wakapolresta.
Ia
membeberkan, teknis pemusnahan barang bukti kali ini menggunakan cara
dikubur, yakni dengan mengali tanah (membuat lubang) menggunakan
eksavator sedalam 10 meter.
“Kemudian semua motor dimasukkan ke
dalam lubang lalu ditimbun, setelah itu permukaan tanah kami diratakan
dengan menggunakan dozer,” bebernya.
Namun, disamping itu, ada pula barang
bukti Sementara itu ada sekitar 122 unit motor barang bukti milik
Satlantas Polresta Banjarmasin tidak dimusnahkan. Karena masih dalam
proses hukum.
Reporter: Riyad Dafhi R
Editor: Syarif
Editor: Syarif
Motor tak bertuan siap dimusnahkan dengan cara dikubur. Foto-Istimewa
Mengintip Aktivitas Napi di Banjarmasin jelang akhir Ramadhan
apahabar.com, BANJARMASIN
– Ramadan sebentar lagi usai. Namun tidak menyurutkan semangat para
narapidana di Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Banjarmasin
dalam memperbaiki diri di hadapan Allah SWT.
Selain melaksanakan puasa siang hari, aktivitas mereka itu juga seperti terlihat pada malam hari.
Misalnya, saat mereka melaksanakan salat tarawih berjemaah, tadarus bersama dan di antara mereka ada pula yang mengerjakan salat qiyamul lail.
Misalnya, saat mereka melaksanakan salat tarawih berjemaah, tadarus bersama dan di antara mereka ada pula yang mengerjakan salat qiyamul lail.
Namun untuk salat berjemaah pihak Lapas tetap menekankan pshycal distancing sesuai aturan pemerintah.
napi sejak awal Ramadan.
“Iya sejak awal kita terus awasi ibadah
mereka. Salat tarawh jamaahnya juga kita batasi dan tetap mengutamakan
protokol kesehatan,” kata Imam, Selasa (19/5).
Catatan ibadah mereka itu, kata Imam,
juga akan menjadi hitung-hitungan pihaknya untuk mengajukan remisi di
hari raya Idul Fitra ini.
“Kalau ibadahnya konsisten juga menjadi hitungan agar si napi bisa mendapat remisi,” terang Imam.
Imam
berharap, dalam momentum Ramadah ini, para napi bisa menyadari
kesalahannya di masa lalu dan menjadi manusia yang lebih baik lagi ke
depannya.
Saat ini di Lapas Kelas II A Banjarmasin
terdapat 2.188 narapidana. Jumlah itu belum ditambah lagi dengan
tahanan yang dititipkan di Polsek dan Polres Banjarmasin serta Polda
Kalsel.
Reporter: Riyad Dafhi R
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin
Narapidana Lapas Kelas II A Banjarmasin saat menggelar tadarus al Quran malam hari. Foto-Istimewa
Sumber Berita : https://apahabar.com/2020/05/mengintip-aktivitas-napi-di-banjarmasin-jelang-akhir-ramadan/
Mulai Malam ini, perbatasan Batola dengan Banjar di Jejangkit Tutup Total
apahabar.com, MARABAHAN
– Warga yang terbiasa melewati Jejangkit atau eks lahan Hari Pangan
Sedunia (HPS) untuk mencapai Marabahan atau Martapura, dipastikan harus
berpikir ulang.
Mulai pukul 18.00 Wita, Selasa (19/5), jalur perbatasan yang
menghubungkan Barito Kuala dengan Banjar tersebut ditutup total dengan
portal.Portal terbuat dari aluminium itu dipasang tepat di depan jembatan Desa Bahandang yang berbatasan langsung dengan Desa Tanjang Landung Kecamatan Sungai Tabuk.
Kendati sudah diportal, penjagaan di perbatasan tetap berlangsung selama 24 jam. Selain petugas dari Polsek, Koramil dan Satpol PP Jejangkit, penjagaan juga dilakukan Relawan Desa Siaga Covid-19 Bahandang
“Untuk kejadian darurat seperti pelayanan kesehatan, warga tetap diarahkan ke RSUD Abdul Aziz Marabahan atau Setara Handil Bakti,” papar Mujiburrahman.
Dengan demikian, portal tidak menggunakan sistem buka tutup, “Sekalipun di perbatasan, jarak ke RSUD Ratu Zaleha Martapura masih lebih jauh,” tandas Mujiburrahman.
Jalur HPS mulai ramai dilewati dalam setahun terakhir, terutama setelah pengaspalan rampung. Biasanya jalur ini dilewati pedagang maupun pekerja yang berdomisili di Martapura atau sebaliknya.
Dalam kondisi normal, waktu tempuh dari Marabahan menuju Martapura atau sebaliknya hanya sekitar 1 jam, lantaran kondisi jalan sudah 95 persen aspal.
Ketika Haul Guru Sekumpul di pertengahan Maret 2020, jalur HPS berhasil memecah kepadatan lalu lintas jalan protokol, terutama pengendara sepeda motor dan mobil-mobil kecil.
Gugus Tugas Kecamatan Jejangkit melakukan pemasangan portal di perbatasan Barito Kuala dengan Banjar, Selasa (19/5). Foto-Camat Jejangkit
Spanduk pemberitahuan penutupan perbatasan yang dipasang di depan Jalan Hari Pangan Sedunia (HPS). Foto-Camat Jejangkit
Sumber Berita : https://apahabar.com/2020/05/mulai-malam-ini-perbatasan-batola-dengan-banjar-di-jejangkit-ditutup-total/
Idul Fitri 1441 H, Ribuan Napi di Banjarmasin diusulkan Terima Remisi
apahabar.com, BANJARMASIN – Pada hari raya Idul
Fitri 1441 Hijriah ini, Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas II A Teluk
Dalam Banjarmasin mengajukan remisi untuk ribuan warga binaannya.“Sampai hari ini ada 1.020 warga binaan yang kita ajukan untuk mendapat remisi,” ujar Kepala Lapas Kelas II A Teluk Dalam Banjarmasin, Imam Setya, Selasa (19/5) siang.
Imam mengatakan, karena ini hari besar keagamaan, maka mereka yang mendapat remisi hanyalah yang beragama muslim.
Namun, kata Imam, jumlah yang nantinya disetujui oleh Kementrian Hukum dan HAM (Kemenkumham)
tidak sama seperti yang diajukan. “Bisa berkurang, mungkin juga di setujui semua, nanti kalau masih ada bisa kami ajukan lagi. Masih kami lakukan pendataan,” kata Imam.
Dikatakan Imam, selama warga binaan itu tidak melakukan hal-hal yang negatif di dalam Lapas maka kemungkinan untuk mendapat remisinya lebih besar.
Kemudian, yang mendapat remisi juga narapidana yang telah menjalani masa pidana minimal 6 bulan.
Adapun masa remisi yang diberikan yaitu berkisar antara 15 hari hingga 2 bulan.
Reporter: Riyad Dafhi R
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin
Sumber Berita : https://apahabar.com/2020/05/idul-fitri-1441-h-ribuan-napi-di-banjarmasin-diusulkan-terima-remisi/
Melonjak hingga 484 kasus, 22 PDP Terkonfirmasi Postif Covid-19 di KalSel
apahabar.com, BANJARMASIN – Penularan wabah Covid-19 di Kalimantan Selatan sudah mencapai 484 kasus positif hingga hari ini.
Juru bicara Gugus Tugas percepatan dan
penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel, HM Muslim dalam siaran persnya
menyebut terjadi penambahan sebanyak 46 kasus baru.
“22 PDP (pasien dalam pengawasan)
terkonfirmasi positif diantaranya 8 dari RS Ulin, 8 dari RS Ansari
Saleh, 1 dari RS Boejasin, 3 dari RS Idaman, 1 dari RS Ratu Zalecha, 1
dari RS Ciputra, dan 1 dari RS Hasan Basry,” sebut Muslim, Selasa (19/5)
sore.
Kasus baru tersebut juga disumbang oleh hasil penelusuran tim
surveilans di lapangan dan didapati 18 orang terkonfirmasi positif.
Mereka adalah 9 orang asal Tapin, 7 orang asal Banjar dan 2 orang asal
Banjarbaru.
“Kemudian PDP terkonfirmasi positif pada beberapa waktu lalu yang meninggal dunia,” lanjut dia.
Dari 484 kasus secara seluruhnya, 98 orang dalam perawatan tim medis
di rumah sakit dan 260 lainnya menjalani karantina secara khusus.
Pemerintah bahkan telah meningkatkan kapasitas karantina provinsi dengan
menyediakan 2 gedung khusus di Banjarbaru.Penambahan kasus positif ini membuat jumlah PDP menjadi berubah dan saat ini terdata sebanyak 77 pasien. Ada penambahan 8 pasien baru yaitu 4 perawatan RSUD Ulin Banjarmasin, 2 perawatan RSUD Hasan Basry HSS dan 2 perawatan RSUD Ansari Saleh asal Batola. Untuk jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dilaporkan sebanyak 991 orang.
Pada data yang sama, ada penambahan pasien terkonfirmasi positif yang akhirnya dinyatakan sembuh. Mereka adalah 2 pasien perawatan karantina khusus di Ambulung Banjarbaru
“Yaitu KS-Covid 97 (laki-laki 52 tahun asal Balangan) dan KS-Covid 90 (45 tahun asal Banjar),” sebut dia
Muslim dalam laporannya juga memaparkan PDP meninggal dunia yang
telah diketahui hasil pemeriksaan laboratoriumnya atau PCR. 5 PDP
tersebut dinyatakan reaktif terhadap Covid-19. Total kasus kematian
sudah tercatat sebanyak 51 orang.
“Di antaranya yaitu KS-Covid 439
meninggal pada 13 Mei, KS-Covid 440 meninggal pada 14 Mei, KS-Covid 441
meninggal pada 15 Mei, KS-Covid 442 meninggal pada 18 Mei, KS-Covid 444
meninggal pada 18 Mei, serta tambahan KS-Covid 392 (laki-laki 63 tahun
asal Banjarmasin),” tutupnya
Reporter: Musnita SariEditor: Syarif
Sumber Berita : https://apahabar.com/2020/05/melonjak-hingga-484-kasus-22-pdp-terkonfirmasi-positif-covid-19-di-kalsel/
Jeritan Puluhan Motoris Klotok di Banjarmasin, Rela Jual Motor Demi Sesuap Nasi
apahabar.com, BANJARMASIN
– Puluhan motoris klotok di Siring Piere Tendean Banjarmasin harus
menjerit di tengah pandemi coronavirus disease 2019 atau Covid-19.
Bahkan selama dua bulan ke belakang, tak ada satu orang pun pelancong yang memakai jasa wisata susur sungai tersebut.
Walhasil mereka harus gigit jari sembari menunggu bantuan dari pemerintah kota (Pemkot) Banjarmasin.
Memang pada bulan pertama, mereka mendapatkan bantuan berupa sembako dari Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
Namun setelah itu, tak ada sedikitpun bantuan yang mereka terima.
Padahal, sebagian masyarakat telah mendapatkan beberapa bantuan dari pemerintah.
“Setelah itu tak ada lagi bantuan. Kalau
jumlah paket sembako yang diberikan kemarin kurang lebih Rp 60 ribu.
Itu bakulnya masih ada,” ucap Motoris Klotok Siring Piere Tendean
Banjarmasin, Syaibani kepada apahabar.com, Selasa (19/5) siang.
Sejak satu bulan kemarin, ia bersama
puluhan motoris klotok lainnya telah mengajukan bantuan ke Pemkot
Banjarmasin. Namun sampai dengan saat masih belum menemukan titik
terang.
“Sudah sejak satu bulan lalu, namun belum juga ada hasil,” katanya.
Demi memenuhi kebutuhan sehari-hari,
Syaibani pun harus memutar otak. Bahkan, ayah empat anak ini rela
menjual sepeda motor kesayangan.
Ya, motor kesayangan, yakni jenis Honda
Beat 110 CC seharga Rp7 juta. Tak hanya itu, ia juga menjual seluruh
perhiasan berupa emas.
“Apa yang bisa dijual, ya akan kami jual,” bebernya.
Syaibani hanya 1 dari 88 motoris kelotok di Banjarmasin yang merasakan dampak dari wabah virus Corona ini.
Selaku orang yang turut serta memajukan
pariwisata di Banjarmasin khususnya wisata sungai, maklum Syaibani
meminta diprioritaskan dalam hal bantuan terdampak Covid-19 ini.
“Semoga Pemkot Banjarmasin memberikan
bantuan kepada kami. Baik itu berupa sembako maupun uang. Kami memang
lagi membutuhkan,” cetusnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus
Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kalimantan Selatan
(Kalsel), Fazlur Rahman mengatakan seharusnya bantuan harus benar-benar
menyasar masyarakat yang paling terdampak pandemi Covid-19.
“Semestinya harus mencari data dari bawah. Artinya di lapangan masih ada masalah,” tegas Fazlur.
Padahal, motoris klotok merupakan orang yang berperan dalam memajukan pariwisata di Banjarmasin.
Jangan sampai, tambah Fazlur, motoris
klotok hanya dibutuhkan saat promosi wisata sungai, namun dalam kondisi
seperti ini malah dilupakan.
“Kita mengingatkan kepada Pemkot Banjarmasin agar membantu motoris klotok,” katanya.
Dalam kesempatan itu, ia pun merasa
tersentuh dengan kondisi puluhan motoris klotok di Siring Piere Tendean
Banjarmasin tersebut.
Mereka pun memberikan puluhan paket sembako kepada motoris klotok yang terdampak pandemi Covid-19.
“Tak lupa kami ucapkan terima kasih
kepada Pelindo III Banjarmasin yang selalu membantu pemuda Banua. Dari
sapi kurban, alat pelindung diri (APD), hinga puluhan paket sembako,”
pungkasnya.
Reporter: Muhammad Robby
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin
Sumber Berita : https://apahabar.com/2020/05/jeritan-puluhan-motoris-klotok-di-banjarmasin-rela-jual-motor-demi-sesuap-nasi/
Re-post by MigoBerita / Rabu/20052020/11.00Wita/Bjm