Migo Berita - Banjarmasin - Hentikan eksploitasi Anak, STOP Paksa Anak ikut DEMO, STOP Suruh Anak kibarin Bendera Teroris yang DILARANG di 2 (Dua) Kota Suci Ummat Islam yaitu Kota Mekkah dan Kota Madinah.
Itu Bendera Teroris BUKAN Kata Saya, Tapi kata Pemerintah SAUDI..!!!
Ingat.. apa yang terjadi dengan "Habib" Rizieq, ketika ada yang pasang bendera tersebut dirumahnya??
Habib Rizieq harus berurusan dengan Polisi Saudi,
karena Bendera tersebut adalah Lambang ILEGAL
karena Bendera tersebut adalah Bendera TERORIS
itu menurut Pemerintah Saudi (Kerajaan Arab Saudi) Bukan KATA SAYA..!!!!!
(BUKAN Menurut Saya).
Jadi, SALAH siapa Jika ada yang menyebut kalian melatih anak-anak tersebut menjadi Calon TERORIS..!!!!
Kalau KALIAN Tidak mau Anak Kecil tersebut disebut Calon TERORIS, maka STOP Eksploitasi Anak-anak...!!
HENTIKAN Eksploitasi Anak..!!
STOP Paksa Anak Ikut DEMO..!!
STOP Suruh Anak Kecil Kibarin Bendera Teroris... !!!!!
Untuk Videonya silahkan klik dibawah ini :
Semoga bisa menjadikan kita SADAR, sesama Anak bangsa Indonesia, marilah kita berkarya dari masyarakat untuk masyarakat Indonesia itu sendiri.
Salam Persatuan sesama Anak Bangsa Indonesia..!!!!!
Oknum Artis Tv Mendadak Menjadi YouTuber Sampah Pelanggar Asusila!
YouTube
pada hahekatnya adalah sebuah plaftform media sosial. Secara hahekat,
YouTube sama saja dengan Instagram, Twitter, dan Facebook, yang
membedakan antara YouTube dengan media sosial lainnya adalah terletak
pada konten yang di unggah atau di upload.
YouTube
lebih banyak menitik beratkan kontennya pada bentuk video, walaupun ada
juga konten di YouTube yang dalam videonya hanya berisi gambar-gambar
ilustrasi dan lebih menekankan pada suara penjelasan dalam video
tersebut, tapi toh bentuknya tetaplah video.
YouTube
sekarang menjadi platform yang menarik dan menggiurkkan bagi sebagian
orang, karena di YouTube ada uang yang bisa dihasilkan jika video yang
diunggah bisa dilihat oleh banyak orang, ada adsense di
YouTube. Tak salah banyak orang kemudian berbondong-bondong menjadi
YouTuber, bahkan sampai-sampai ada anak kecil yang ketika ditanya apa
cita-citanya dia mengatakan bercita-cita ingin menjadi YouTuber.
Akan
tetapi, fenomena YouTube yang kian hari kian cemerlang ternyata tidak
hanya memberikan dampak posifit bagi orang-orang yang menontonnya,
banyak juga dampak negatif dari konten YouTube yang dibuat oleh
orang-orang yang tidak bermoral, seperti konten-konten video yang berisi
muatan yang melanggar kesusilaan.
Fenomena
YouTube dengan konten berisi muatan yang melanggar kesusilaan tersebut
kian marak setelah Covid 19 melanda Indonesia. Banyak sekali oknum-oknum
artis televisi yang kemudian berbondong-bondong membuat akun YouTube,
dimana beberapa dari mereka ternyata isi kontennya sama sekali tidak ada
manfaatnya untuk orang yang menontonnya, kalau bisa dibilang itu
hanyalah konten sampah. Konten-konten wawancara yang membuka aib
pribadi, membicarakan tentang masalah hubungan seks dengan pasangan,
obrolan tentang perilaku seks bebas adalah contoh dari konten-konten
sampah yang dibuat dan disebarkan oleh oknum artis televisi yang
mendadak menjadi YouTuber.
Bagi
mereka mungkin konten tersebut hanyalah sekedar wawancara atau obrolan
biasa saja terkait kehidupan pribadi mereka selama ini, tetapi mereka
lupa bahwa YouTube itu adalah media sosial, bisa diakses dan dilihat
oleh banyak orang. Bahkan sekarang ini, anak usia 5 tahun saja sudah
bisa browsing Youtube sendiri, jika saja konten-konten sampah yang
memuat pelanggaran asusila semacam itu sampai ditonton oleh anak-anak
kita, dan secara tidak sadar konten tersebut masuk dan membekas di
ingatan bawah sadar anak-anak kecil tersebut, maka sudah pasti rusak
generasi bangsa kita kedepannya hanyankarena ulah para YouTuber sampah
yang kontennya berisi video-video dengan muatan yang melanggar
kesusilaan.
Mungkin
para YouTuber itu akan memberikan sanggahan bahwa YouTube adalah
platform media sosial yang bebas, jadi mereka tidak bisa disalahkan
karena telah mengupload video-video tersebut, penonton bebas mau memilih
untuk menonton konten yang mana saja terserah mereka. Mungkin maksud
dari para YouTuber sampah tersebut adalah yang salah adalah penonton?
Begitukah?
Tapi,
akun kan milik kalian, video juga kalian yang buat, yang upload juga
kalian sendiri, kok yang disalahkan penonton? Itu ibaratnya ada cewek
sexy pakai bikini jalan-jalan di pasar, lalu diperkosa oleh seseorang
laki-laki, tapi yang disalahkan hanyalah laki-lakinya, ceweknya bebas!
Cari duit tidak seanjing itu kawan! Ada cara-cara yang lebih bermartabat
untuk mencari uang dari adsense YouTube. Jika memang hidup kalian penuh
dengan naib, penuh dengan hedonisme, penuh dengan seks bebas, mempunyai
riwayat sebagai pemakai narkoba, lebih baik itu kalian simpan sendiri
saja, tidak perlu kalian umbar di YouTube hanya untuk sekedar mencari
viewer, yang ujung-ujungnya hanya tentang masalah duit, masalah adsene.
Cari duit tak seanjing itu!
Dalam
Undang-Undang ITE dan perubahannya memang tidak ada istilah yang
mengatakan tentang “pornografi”, tetapi dalam Undang-Undang ITE dan
perubahannya ada istilah yang mengatakan “muatan yang melanggar
kesusilaan”. Tindakan tersebut diatur dalam Pasal 27 ayat (1) UU ITE,
yang berbunyi:
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan.
Ancaman pidana terhadap pelanggaran tersebut diatur dalam Pasal 45 ayat (1) UU 19/2016, yaitu:
Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan yang melanggar kesusilaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.
Kemenkominfo
dan Polri harus sangat serius dalam memperhatikan tentang masalah ini,
masalah cyber pornography yang dilakukan oleh oknum-oknum artis televisi
yang mendadak menjadi YouTuber tersebut sangat berpotensi merusak
akhlak dan moral anak-anak kita, penerus-penerus bangsa Indonesia.
Acara
sinetron di televisi saja sudah membuat menjadi tambah bodoh dengan
imajinasi-imajinasi yang sangat tidak rasional, apalagi sekarang
anak-anak kita disuguhkan dengan konten-konten YouTube yang isinya
bermuatan melanggar kesusilaan seperti itu.
Menkopolhukan
Mahfud MD saya rasa juga harus serius dalam menaggapi isu-isu seperti
ini, karena ini adalah tentang moral bangsa. Jangan sampai anak-anak
kita, para penerus bangsa ini kelak dibodohkan dengan konten-konten
YouTube sampah seperti milik para oknum artis televisi yang mendadak
menjadi YouTuber tersebut. Terima kasih.
Sekian.
Jayalah Indonesia-ku.
Lebih Kuat Mana Kalung Anti Virus Corona Vs Kapak Naga 212
Paska
diuploadya video kemarahan Presiden Jokowi ke area publik ternyata
memberikan efek yang luar biasa kepada para menterinya walaupun agak
sedikit keluar dari konteksnya dan agak nyeleneh gitulah.
Inti
dari apa yang disuarakan Presiden Jokowi adalah agar para menterinya
bergerak bersama dan melakukan percepatan untuk pemberantasan virus
corona. Presiden Jokowi sangat menginginkan agar para menterinya bisa
berpikir out of the box untuk menurunkan penyebaran virus corona namun
dengan tetap mengacu pada peraturan yang ada.
Salah
satu yang segera melakukan inovasinya adalah Kementrian Pertanian.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo telah “berhasil”
menemukan kalung antivirus corona. Hah….Kalung anti virus ? Seriusan nie
?
"Ini
antivirus hasil Balitbangtan, eucalyptus, pohon kayu putih. Dari 700
jenis, 1 yang bisa mematikan Corona hasil lab kita. Dan hasil lab ini
untuk antivirus. Dan kita yakin. Bulan depan ini sudah dicetak,
diperbanyak," kata Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo
Syahrul
mengatakan, jika kalung 'antivirus' ini dipakai selama 15 menit maka
bisa membunuh 42% virus Corona. Produk lain dari minyak atsiri yang
dikembangkan Balitbangtan dikemas dalam bentuk roll on.
"Ini
sudah dicoba. Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa
membunuh 42% dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80%. Ini ada
roll-nya. Kalau kita kena iris pisau, berdarah, kasih ini bisa tertutup
lukanya," terang Syahrul.
Penemuan
kalung ini memberikan kesan seperti seorang pendekar akhirnya telah
menemukan kapak bermata naga 212 milik Wiro Sableng yang telah lama
hilang ditelan bumi. Ntah bagaimana tiba-tiba setelah kemunculan filmya
dilayar lebar sekarang muncul secara ajaib.
Begitupun
dengan kalung hasil ciptaaan dari Balitbangtan yang akhirnya berhasil
menemukan salah satu jenis tanaman dari 700 jenis tanaman yang selama
ini telah diperhatikan mereka. Tanaman itu bernama eucalyptus.
Menurut
Balitbangtan Eucalyptus ini bila digunakan dalama 15 menit mereka
mengklaim mampu membunuh 42% virus corona dan kalau digunakan selama 30
menit akan mampu membunuh 80%. Malah Balitbangtan selain telah
mengeluarkan dalam bentuk kalung, mereka juga sudah mengeluarkan bentuk
yang lain yaitu bentuk roll on.
Coba
kita bayangin saja apabila 30 menit saja sudah mampu membunuh 80% virus
corona, lalu bagaimana kalau sampai seharian ? Nggak kebayang apa saja
yang mampu dibunuh oleh kalung ini. disatu sisi mungkin cukup baik untuk
membunuh si virus corona namun disisi yang lain bagaimana pula ?
Apalagi yang bisa dibunuhnya ?
Bila
melihat kalung hasil ciptaan Balitbangtan ini membuat penulis teringat
akan iklan yang sering disiarkan di televisi terkait manfaat kalung yang
konon katanya bisa menyembuhkan rematik, asam urat, penyakit jantung,
ginjal dan yang lainnya. Pokoknya semua penyakit hampir bisa disembuhkan
oleh kalung ini. Nah, melihat berita temuan dari Balitbangtan ini
membuat penulis menjadi geli dan tertawa sendiri. Lalu kapan nie
Kementan akan menyiarkannya di televisi trus diikuti nomor telepon
pemesanan ya.
Bahkan
Kementan dengan sangat yakin juga mengatakan bahwa bentukan roll on
juga bisa menyembuhkan luka yang kena iris pisau, berdarah trus
digosokkan roll ini maka lukanya bisa langsung tertutup.
"Ini
sudah dicoba. Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa
membunuh 42% dari Corona. Kalau dia 30 menit maka dia bisa 80%. Ini ada
roll-nya. Kalau kita kena iris pisau, berdarah, kasih ini bisa tertutup
lukanya," terang Syahrul.
Pak
Menteri dimana-mana kalau kena iris pisau ya pasti berdarah, trus kalau
hanya kena iris pisau nggak usah dikasih apapun, Cuma dilakukan
penekanan saja pada lukanya maka luka itupun akan menutup dengan
sendirinya karena adanya lapisan fibrin pada daerah kulit. Bagaimana
sih.
Latahnya
Kementan membuat kita berpikir agar Kementerian ini salah satu yang
perlu di lakukan perombakan. Begitu juga dengan unit Balitbangtannya.
Seharusnya Kementan sebelum mengumumkannya ke publik dilakukan uji
terlebih dulu, siapa sampelnya, bagaimana cara pengujiannya dan
bagaimana hasilnya. Kemudian dikonsultasikan kepada para ahlinya untuk
mendapatkan penyempurnaan. Nah, baru kemudian dipublikasikan.
Karena
bulan depan kalung ini sudah dicetak dan diperbanyak, mohon untuk
disiapkan nomor contak person yang bisa dihubungi atau minimal ada grup
wa-nyalah.
Luncurkan Kalung Sakti Anti-Corona, Pintu Keluar Sudah Terbuka untuk Menteri Pertanian?
Sungguh
hebat betul inovasi Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian dari Kabinet
Indonesia Maju yang berasal dari Partai Nasdem ini. Inovasi hasil
pemikiran yang brilian, sehingga Kementrian Pertanian yang dipimpin
olehnya sanggup berpikir lintas batas, out of the box sebagai wujud sense of crisis di tengah pandemi Corona yang belum juga mereda di negeri ini.
Seolah
ingin memperingati tembusnya angka 60.000 kasus terkonfirmasi positif
Corona per 3 Juli 2020, produk kalung penawar Covid-19 pun diluncurkan,
dengan rencana perluasan penggunaan produk kalung ajaib tersebut, yang
berbahan dasar pohon kayu putih (eucalyptus). Saking ajaib dan saktinya,
menurut penuturan Syahrul Limpo, kalung ini bahkan diyakini efektif dan
terbukti sanggup membunuh virus Corona.
Langsung saja tanpa basa-basi, berikut kutipan pertanyaan Mentan,dilansir dari laman CNN Indonesia pada 3 Juli 2020:
“Antivirus corona hasil Balitbangtan eucalyptus pohon kayu putih, dari 700 jenis satu yang bisa mematikan virus corona. Hasil lab ini mengusir virus, kami yakin, bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak. Ini sudah dicoba. Jadi ini bisa membunuh, kalau kontak 15 menit dia bisa membunuh 42 persen dari corona. Kalau dia 30 menit maka bisa 80 persen.”
Sungguh
keyakinan yang luar biasa bukan? Apalagi pengakuan ini seperti
diteguhkan oleh Fadjri Djufry selaku Kepala Balitbangtan, bahwa menurut
hasil penelitian terlihat soal pemanfaatan kandungan senyawa aktif
1,8-cineole (eucalyptol) yang dimiliki oleh tanaman eucalyptus efektif
sebagai antivirus corona. Berdasarkan hasil penelusuran ilmiah serta
riset daya antivirus pada eucalyptus, diyakini bahwa senyawa aktif
cineole berpotensi membantu pencegahan covid-19 karena mampu mengikat
Mpro yang terdapat dalam virus corona jenis apapun.
Mpro
merupakan main protease (3CLPro) atau enzim kunci dari virus korona
yang berperan penting dalam memediasi replikasi dan transkripsi virus.
Mpro ini yang ditarget agar laju replikasi dan transkripsi virus
terhambat.
"Kesimpulan
kami bisa (membunuh Covid-19), karena bahan aktif yang dimiliki
eucalyptus dan target bisa membunuh Mpro itu. Nah kandungan Mpro berlaku
pada Covid-19 yang juga ada, dia bisa mereplikasi," kata Fadjri
beberapa waktu lalu.”
Tuing! Tuing! Tuing!
Saya
jadi ingin “tuing ... tuing ...!” kepala sendiri, karena ingin
memastikan berita ini benar atau salah baca sih? Kok seorang Menteri
Pertanian dan seluruh jajarannya, tidak berfokus saja pada pengembangan
pertanian atau ketahanan pangan, tapi malah “lintas cabang” dengan
meneliti dan kini punya rencana berjualan produk kalung sakti ini?
Dari
poin pertama ini saja, sudah bikin geleng-geleng kepala. Belum lagi
dikaitkan dengan keraguan soal keampuhan kalung sakti tadi, apakah benar
bisa membasmi Corona sampai angka maksimal 80 persen tadi?
Cuma
penasaran saja sih dengan klaim tadi. Kira-kira caranya bagaimana ya,
kok pakai kalung lantas bisa membunuh virus Corona yang bekerja di dalam
tubuh manusia begitu sudah masuk dan menjangkiti seseorang?
Oooh
... mungkin fungsinya seperti “armour” alias baju perang yang dikenakan
oleh para super hero di film Hollywood itu ya, yang dilengkapi semacam
alat yang bisa langsung berefek langsung ke dalam tubuh dan mempengaruhi
pemakainya agar menjadi lebih kuat dan sakti!
Membaca berita ini, bagi saya ... rasanya sudah pantas Pak Jokowi segera memastikan terbukanya pintu keluar dari Kabinet Indonesia Maju (KIM) kepada Syahrul Yasin Limpo. Kalau bisa sebelum hari Senin, biar cepat saja ... jika memang draft untuk reshuffle menteri sudah ada di tangan Pak Jokowi. Kalau belum, mungkin bisa dipercepat saja sebelum makin ngaco kerjanya.
Plus
... rencana anggaran untuk memproduksi kalung sakti ini secara massal
bisa langsung dicegat,supaya tidak sampai keluar dan membuat keuangan
negara menjadi sia-sia. Masih mending dananya bisa dipakai untuk membuat
program-program yang berkaitan dengan para petani di Indonesia, atau
memperkuat ketahanan pangan, yang jelas menjadi tanggung jawab utama
kader Partai Nasdem sebagai seorang Menteri Pertanian.
Atau
mau kita usulkan nanti di kabinet ... ada pos baru kementrian yang
lebih berkaitan pada hal-hal yang menyerempet urusan klenik, mitos, dan
sejenisnya? Silakan coba diusulkan ... Pak Syahrul ... tapi jangan ke
Pak Jokowi, karena pasti ditolak. Mungkin lebih cocok usulkan ke Bang
Paloh saja, biar dicatat sejak sekarang ... kalau nanti (entah kapan)
beliau minimal bisa jadi Wapres di Indonesia, pos kementrian baru itu
bisa dimunculkan lagi deh!
Begitulah kura-kura....
Menteri Pertanian Luncurkan Kalung Anti Covid, Gila Apa Guoblok?
Ketika
Gugus Tugas bersama salah satu universitas di Surabaya membuat obat
racik, kemudian memproduksinya secara besar-besaran, saya protes keras.
Karena obat tersebut tidak ada uji klinisnya. Tidak ada data
kesembuhannya. Mana bisa langsung diproduksi massal dan mau diberikan
pada pasien covid?
Tapi karena obat masih masuk wilayah medis, kritikan saya ini masih bisa diperdebatkan. Selain itu, saya bukan dokter.
Lalu
hari ini saya baca berita, bahwa Kementerian Pertanian akan memproduksi
kalung anti covid. Kalung. Saya ulangi, kalung. Lebih buruk lagi,
ternyata bukan hanya kalung yang akan diproduksi, tapi juga minyak dan
inhaler. Produk-produk ini dibuat oleh Badan Penelitian Pengembangan
Pertanian. Bahkan sang Menteri juga langsung memperkenalkan
produk-produk luar biasanya ini.
Sang
menteri mengklaim bahwa kalung tersebut bila dipakai 15 menit maka akan
mampu membunuh 40 persen virus corona. Bila dipakai 30 menit, akan
membunuh 80 persen virus.
Katanya
sudah diuji ke staf kementerian yang positif covid, dan sembuh. Juga
sudah diberikan kepada 20 orang positif covid, dan hasilnya membaik.
Nampaknya
Menteri Pertanian ini tidak paham soal level pasien covid. Ada pasien
tanpa gejala, sedang, buruk dan kritis. Untuk pasien tanpa gejala dan
sedang, mereka ini diberi air putih pun pasti sembuh. Ga perlu jimat
atau kalung seperti itu. Tapi kalau untuk pasien kondisi buruk dan
kritis, mau kalungnya segunung, juga tak akan mampu menyembuhkan.
Jadi
kalau sekarang kementerian bikin kalung dan mau memproduksi massal, itu
hanya buang-buang anggaran –kalau tak mau disebut merampok anggaran
demi cuan.
Jujur,
kali ini saya sudah tidak bisa menahan emosi terkait buruknya kinerja
para menteri periode dua. Kementerian pertanian yang mestinya memikirkan
pertanian, hari ini malah mikirin virus. Mereka yang seharusnya membuat
produk untuk mempermudah petani, menangani wabah tanaman, menyuburkan
pertanian, malah bikin kalung dan inhaler.
Ada
begitu banyak PR Menteri Pertanian. Banyak sekali. salah satunya adalah
mengurangi impor, dan mewujudkan kemandirian pangan. Kenapa mereka
tidak berpikir untuk membuat pertanian industri? Mendidik petani untuk
maju dan lebih modern dengan teknologi. Cepat bergerak tak hanya
mengandalkan sapi atau tenaga manual.
Saya
paham lah. Memang kita sedang sibuk menghadapi covid. Tapi bukan
berarti menteri pertanian juga ngurusin virus manusia. Uruslah virus
tanaman. Kalaupun mau peduli covid, pantaulah protokol kesehatan bagai
petani. Kalau mau urus virus manusia, ya jadi Menkes. Apa mungkin Mentan
mau pindah jabatan jadi Menkes? Eh…
Sejak
Maret lalu, Seword sudah gencar mensosialisasikan Terapi Plasma
Konvalesen (TPK). Sebuah metode pengobatan yang sudah uji klinis dan
dipakai oleh banyak negara. Sudah ada yang sembuh dan ada catatan
medisnya.
Sekarang
sudah bulan Juli. Memang sudah ada banyak pasien sembuh. Tapi di
lapangan, eksekusinya masih melewati perdebatan panjang. Sampai
sekarang, belum ada kepala daerah yang sudi mengadopsi TPK untuk
diterapkan di daerahnya. Mereka hanya mendukung dan sampai di bibir
saja, tidak pada eksekusi.
Gugus
Tugas yang semula saya pikir punya keberanian untuk bekerja sesuai
instruksi Presiden, nyatanya malah main pingpong sama Kemenkes. Malah
main obat racik.
Kementerian
Riset dan Tekhnologi malah bikin tim sendiri. Main klaim kanan kiri.
Termasuk mengklaim TPK. Entah apa yang dipikirkan oleh mereka. Mengapa
metode yang sudah ada, sudah uji klinis, bahkan kita sudah buat buku
tata pelaksanaannya, masih juga mau diteliti. Jadi wajar kalau
penelitian mereka sampai sekarang belum ada kabarnya lagi. Sama seperti
JK dan Eijkman yang sesumbar butuh waktu 2 bulan untuk menerapkan TPK.
Sampai sekarang tak terdengar lagi.
Pasien yang sembuh justru dari golongan autonomi. Atas persetujuan dan permintaan pasien.
Tapi ternyata semua kekecewaan saya ini tidak seberapa. Kementerian Pertanian yang lebih hebat lagi. Bikin kalung anti covid.
Entahlah.
Entah apa yang dipikirkan para pejabat kita. Tapi nampaknya banyak yang
sakit. Yang hanya fokus ngurusi duit dan profit. Kalau sudah begini, ya
wajar saja kalau di negeri ini masih ada begitu banyak kasus penipuan.
Karena bahkan setingkat menteri pun, tidak mampu berpikir logis.
Begitulah kura-kura.
Denny Siregar dan Permadi Arya Ibarat Duet Batman-Robin di Rimba Politik Indonesia ...
Beredar
unggahan menarik dari Permadi “Abu Janda” Arya, dengan alamat IG
“permadiaktivis2” yang diberinya judul menggelitik: “Denny Siregar
Salahnya Dimana?”, lengkap dengan wajah khas Permadi Arya yang terkesan
songong, tapi bagi saya orangnya asyik, kreatif, dan tentu saja ...
berani!
Buat
yang belum paham apa yang terjadi hari-hari ini, khususnya terkait nama
Denny Siregar pada unggahan berbentuk video itu, silakan baca pengantar
narasi yang diucapkan langsung oleh “Abu Janda” pada bagian awalnya,
lalu silakan tebak maksudnya ...
DENNY SIREGAR SALAHNYA DIMANA?
Gaes,
ada yang mewek ngamuk berjamaah demo katanya tidak terima anak kecil
disebut "calon Teroris", tapi mereka hobinya mengeksploitasi anak kecil
... memaksa anak kecil untuk ikutan demo panas-panasan, nyuruh anak
kecil kibar-kibarin bendera teroris yang dilarang di dua kota suci umat
islam ... Mekah dan Madinah ...
Jadi
kalau kalian tidak mau disebut anak kecil sebagai calon teroris, kalian
stop dong. Kalian hentikan mengeksploitasi anak, stop memaksa–maksa
anak ikutan demo, kalian stop nyuruh anak kecil mengibar-ngibarkan
bendera .... “
Video
ini seperti menyambut umpan lambung dari Denny Siregar (DS), yang juga
mengunggah status di akun Facebook-nya, mengenai laporan terkait naskah
berjudul Adek2ku Calon Teroris yang Abang Sayang ... disertai
foto beberapa anak kecil berpakaian tertentu yang diambil saat aksi
massa mengatasnamakan agama tertentu beberapa waktu lalu.
Foto-foto
yang dianggap telah melecehkan para santri di Indonesia. Padahal, kalau
dibaca narasi lengkapnya, tidak ada DS menyebut kata santri, apalagi
menyebut pondok pesantren manapun di Indonesia.
Ini sedikit petikan tulisan DS, yang sedang menjadi bahan laporan kelompok tertentu ...
Adekku sayang ...
Abang
kasihan sama kalian. Teganya orangtua kalian mendoktrin kalian seperti
ini. Hilang masa kecil kalian yang seharusnya berwarna. Kalian sejak
kecil hanya tahu dua warna, kalau hitam ya putih aja.
...
Dan
lihatlah diri kalian sekarang. Coba pandangi foto kalian. Menyedihkan,
bukan ? Sibuk dengan bendera2 yg kalian juga gak tau artinya apa. Sibuk
dgn simbol2 yg kalian jg gak tau maknanya. Wajah kalian kusam, ga ada
cahaya kegembiraan seperti anak kecil umumnya.
Abang
kasihan sama kalian. Lebih kasihan lagi sama orang tua kalian, yang
dengan teganya mengumpankan kalian kepada ustad2 jahil, bodoh, goblok,
dan terkadang jadi predator. Orangtua kalian yang tanpa sadar menjadikan
kalian mesin penghancur, tanpa perasaan, eksklusif, fanatik dan sudah
pasti bodoh dan tidak mudah bergaul dgn siapa saja.
Mereka
yang merasa bangga, bukan kalian. Kalian hanya korban, adek2ku sayang.
Korban dari kebodohan orangtua kalian, yang dulu waktu kecil sebenarnya
kaya dgn permainan anak2. Tapi mereka mungkin selalu jadi pecundang,
sehingga tidak punya kebanggaan diri dan mencari eksistensi lewat
simbol2 kebanggaan semu yang miskin arti.
Kelak
ketika kalian dewasa dan tumbuh jadi pribadi mengerikan yang ingin
merusak ketahanan negeri ini, maafkan abang dek. Anak2 abang sudah
dilatih untuk melawan kalian. Anak2 abang sudah abang didik untuk
mencintai negeri ini dan siap membelanya sampai titik penghabisan.
....
Cium
sayang abang untukmu, dek. Abang doakan kalian ketika dewasa, melawan
semua doktrin yang sekarang dipaksakan kepada kalian. Abang seruput kopi
dulu, ya… Ahh, sedapnya. Jangan mau dikasi kencing onta dek, gak sehat
buat otak kalian.
Melihat
kiprah Denny Siregar dan Permadi Arya ini, saya jadi ingat Batman-Robin
yang bekerja sama menumpas kejahatan di kota Gotham. Berbekal kekuatan
fisik, kecerdasan, perlengkapan yang ditunjang teknologi, plus didorong
oleh pengalaman masa lalu yang pahit terkait matinya orangtua mereka ...
peperangan terhadap para gembong dan pelaku kriminal pun dikobarkan.
Denny
Siregar, dengan tulisan-tulisan yang membuka wawasan, menghantam logika
dan cara berpikir sesat, dan tak jarang mengungkap sisi-sisi
tersembunyi dari aksi-aksi politis yang berbalutkan wajah innocent,
ucapan santun, aksi kemanusiaan, hingga berkedok agama di negeri ini
... jelas membuat orang-orang atau kelompok-kelompok yang dimaksud
menjadi tertohok, ngamuk, hingga ingin menyeret DS ke meja hijau. Meski
sampai hari ini ... gagal maning ... gagal maning, Soooon...!
Permadi
Arya, lebih sering beraksi lewat video kreatif, berisi sentilan,
sindiran, hingga tamparan yang keras mengenai aksi-aksi politis di
negeri ini, dengan sasaran yang kurang lebih sama dengan yang dituju
oleh Denny Siregar. Wajahnya yang songong, berbanding lurus dengan
keberaniannya. Buktinya ... sekali waktu ketika mendengar ancaman
kepalanya hendak dipenggal, Abu Janda malah dengan santuy mengupload
video dengan narasi:
Mana
nih yang katanya mau mhenggal leher saya? ditungguin dari kemaren gak
nongol-nongol? Saya tinggal dimana kalian udah tau, masa kota sekecil
ini nyari saya gak ketemu? jangan2 nyari-nya di medsos doank? Ayolah kuy
ah ... ditunggu!
Memang
kedua orang ini tak sempurna. Dari semua unggahan tertulis, berupa
foto, maupun video yang DS dan Abu Janda pasang ... tak semua materinya
saya setuju. Namun, saya rasa kita pasti setuju bahwa Indonesia butuh
orang-orang seperti Denny Siregar dan Permadi Arya, dalam berperang
mengatasi berbagai upaya untuk menghancurkan negeri ini, lewat
politisasi dalam bentuk apa pun ... yang semakin jelas terlihat sejak RI
dipimpin oleh Presiden Joko Widodo.
Jangan
biarkan duo “Batman-Robin” versi Indonesia ini berjuang sendiri. Mari
keluar bersama-sama untuk ikutan “berperang” untuk memberi pencerahan
dan membuka wawasan masyarakat, melalui tulisan, gambar, maupun video
kreatif ... dengan semangat berkobar. Jangan sampai nantinya penyesalan
kita akan terlambat, karena negeri ini sudah hancur lebur karena
aksi-aksi kelompok tertentu ... yang sekalipun memoles diri sedemikian
rupa supaya terlihat baik, tetapi sejatinya hanya berambisi untuk
menguasai negeri ini, juga memanfaatkan kekayaan negeri ini demi
kepentingan pribadi dan kelompok.
Namun,
sama seperti Batman (meski di beberapa film terkini tak menampilkan
Robin), yang akhirnya memerlukan bantuan Wonder Woman, Aquaman, hingga
Superman untuk menghadapi musuh yang sangat kuat ... dua orang tadi juga
tak boleh dibiarkan berperang sendiri, karena “pihak musuh” juga sedang
memperkuat barisan dengan segala daya dan upaya mereka. Jadi ... sekali
lagi ... jangan biarkan mereka berjuang sendiri!
Begitulah kura-kura ....
Sumber:
(2) Facebook -> Denny Siregar
(3) IG -> permadiaktivis2
Sumber Utama : https://seword.com/politik/denny-siregar-dan-permadi-arya-ibarat-duet-batman-1iIOCUfFKX
Denny Siregar: Gak Usah Jadi Santri, Kristen Dulu, Mualaf Terus Langsung Ngajar!
Baru-baru
ini heboh Rais NU yang menyindir bacaan kitab suci Felix Siauw ternyata
salah semua. Bahkan kesalahan yang dilakukana adalah kesalahan yang
sangat fatal. Bagaimana tidak, Felix sebagai ustadz pujaan kadrun memang
adalah seorang mualaf dan tidak pernah belajar di pondok pesantren.
Tapi karena dia berani mengkafirk-kafirkan orang lain lantas derajatnya
diangkat kadrun sebagai ustadz.
Inilah
mirisnya bangsa ini, kenapa masih banyak masyarakat kita yang
terpancing golongan mabok agama. Sejatinya mereka mewarisi sifat iblis
yang sombong. Asal tahu saja, iblispun sangat rajin beribadah, tapi
karena kesombongannya, Tuhan melemparnya ke neraka. Kini kenapa manusia
harus menuruni sifat sombongnya dengan mengkafirkan sesama?
Sebelumnya dilansir suara.com,
Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH
Ahmad Ishomuddin melontarkan kritik terhadap pengkhotbah Felix
Siauw melalui akun Facebook pribadinya.
Kiai
Ishomuddin mengkritik cara Felix Siauw membaca Alquran. Kritikan
tersebut dilontarkan terkait video Felix Siauw tengah ceramah dan
membacakan ayat Alquran.
Dalam
unggahannya di Facebook, KH Ishomuddin menyarankan Felix Siauw agar
lebih dulu belajar membaca Alquran secara benar sebelum menjadi ustaz.
“Belajar
dulu baca Alquran dengan benar kepada para ahlinya sebelum nenjadi
ustaz. (Sebuah Catatan Untuk Felix Siauw) oleh: Ahmad Ishomuddin,” tulis
KH Ishomuddin dalam narasi unggahan Facebook, Rabu (1/7/2020).
Dalam
video itu, kata KH Ishomuddin, Felix sedang bermaksud menafsirkan
kata “hikmat” pada sila keempat Pancasila dengan mengutip Qs al-Jumu’ah
ayat 1.
"Baru-baru
ini saya membuka Facebook, tidak sengaja menemukan sebuah video singkat
Felix Siauw. Saya sengaja menontonnya karena merasa penasaran. Terlihat
jelas konteksnya, Felix sedang bermaksud menafsirkan kata 'hikmat' pada
sila keempat Pancasila dengan mengutip Qs. al-Jumu’ah ayat 1 di hadapan
beberapa orang berseragam putih-putih, sepertinya seragam pasukan FPI.
Mungkin saja motifnya agar ia sebagai tokoh ex-HTI tidak lagi dituduh
sebagai orang yang anti Pancasila,” tulis KH Ishomuddin.
KH Ishomuddin mengungkapkan, Felix Siauw melakukan banyak kekeliruan saat membaca Qs. al-Jumu’ah ayat 1 tersebut.
“Saya
tidak terkejut melihat Felix keliru fatal membaca ayat, apalagi bila ia
nekad menafsirkannya, jelas berdasarkan hawa nafsu, bukan dilandasi
ilmu. Kekeliruannya itu wajar karena bekal ilmu agamanya yang amat
terbatas dan belum memadai,” sambungnya.
Kesalahan
fatal lainnya, kata KH Ishomuddin, Felix telah mengurangi dua kata
dalam satu redaksi di ayat 1 QS al-Jumu’ah tersebut.
Kesalahan
fatal lainnya, Felix telah mengurangi dua kata dalam satu redaksi ayat
di atas, yaitu satu kata benda 'ma' dan satu
huruf jarr/ preposition dalam kalimat yang lengkapnya adalah 'wa ma
fil-ardli', sehingga menjadi 'wal-ardli',” ujarnya.
Selain
itu, lanjut KH Ishomuddin, kekeliruan Felix yang lainnya terkait
bacaannya atas Qs. al-Jumu’ah ayat 1 sepertinya karena ia sama sekali
tidak memahami tata Bahasa Arab, terutama ilmu dasar yaitu Ilmu
Nahwu/sintaksis dan Ilmu Sharf/morfologi.
Menurutnya,
penyebab kekeliruan fatal dari Felix Siauw dalam membaca Qs. al-Jumu’ah
ayat 1 adalah bahwa ia tidak mampu meng-i’rab, yakni tidak mampu
menganalisis posisi suatu kata dalam rangkaian kalimat dengan tinjauan
aneka ilmu kebahasaan demi memperjelas maknanya.
“Perubahan
akhir sebuah kata dalam satu rangkaian kalimat sempurna itu disebabkan
adanya perbedaan faktor yang menyertainya,” terangnya.
Jangankan
kyai sekelas Ishomudin yang menilai, bagi orang islam yang awam seperti
saya sudah bisa menilai kedangkalan ilmu Felix. Cara dia berceramah
hingga status-statusnya tidak mencerminkan orang yang paham ilmu agama.
Sindiran padanya dan ustadz mualaf lain juga datang dari Denny Siregar.
"Cuman
di Indonesia, mualaf yang harusnya belajar malah didaulat ngajar.. Jadi
gak usah capek2 jadi santri. Jadi Kristen aja dulu, trus mualaf,
langsung deh ngajar. Ceramahnya cukup jelek2in agama lama. Indonesia
bebas, kok. Kadrun itu pasar potensial.." tulis @DennySiregar7
Sindiran
menohok tersebut tentunya ditujukan untuk orang-orang seperti Felix
Siauw, Jonru, dan ustadz mualaf yang ngaku dibayar 1 milyar jika kembali
kristen. Mereka-mereka ini sejatinya yang merusak kesucian agam islam
itu sendiri. Sayang sekali pengikutnya yang dangkal agama cepat
terpesona karena lihat pakaian dan hafalan kitab suci yang nyatanya
salah semua.
Makanya
paham khilafah sudah jelas sangat ngawur dan merusak. Tak ada yang bisa
menilai tingkat keimanan dan ketakwaan seseorang kecuali Tuhan. Inilah
makanya para Nabi, Rasul dan Wali langsung diangkat oleh Tuhan. Tapi
anehnya sistem khilafah justru seperti demokrasi yang ditentukan oleh
manusia. Akibatnya seperti jaman khulafaur rasyidin, mereka saling
bunuh-membunuh kalau tak puas akan kepemimpinan khalifahnya.
Ideologi
khilafah yang digaungkan ustadz-ustadz mualaf tak lain hanya untuk
kepentingan politik semata. Sambil menumpang nama agama, mereka hendak
mengambil alih kekuasaan. Tak peduli punya keahlian bidang pemerintah,
ekonomi, kesehatan dan lainnya atau tidak, asal bajunya terlihat agamis
maka dikatakan bisa jadi khalifah. Ini berbahaya sekali.
Seharusnya
mereka belajar dari khilafah ISIS di Syuriah. Tak ada solusi, tak ada
pendidikan gratis dan sebagainya. Malah perempuan diperkosa dan
diperjualbelikan sedang suaminya dipaksa perang. Indonesia jangan sampai
jadi Syuriah kedua. Untuk itu golongan khilafah jangan sampai diberi
panggung apalagi dijadikan guru agama.
Begitulah kura-kura.
Referensi:
Sumber Utama : https://seword.com/spiritual/denny-siregar-gak-usah-jadi-santri-kristen-dulu-3CPvN2LVMl
Kemen-BUMN Sudah Mulai “Masuk Angin” Nampaknya, Sebelum Adian TERIAK (bag 1/2)
Pada
tanggal 14 Oktober 2016, pukul 14:00 WIB, dalam kerja SENYAP, Presiden
Jokowi melantik pak Ignasius Jonan dan pak Archandra Tahar sebagai
menteri dan wakil menteri ESDM. Pelantikan yang dilaksanakan setelah
sholat Jumat itu, bertepatan dengan berlangsungnya demo anti Ahok
sebagai Cagub DKI.
Langkah
Presiden Jokowi itu bak aksi seorang trendsetter, yang mengambil alih
panggung pertunjukan begitu saja, dari pihak yang ingin mendapat
panggung dan sudah menyiapkannya aksinya jauh-jauh hari. Fokus media
berita dan media sosial, yang sejak pagi sampai sebelum sholat Jumat
tertuju pada aksi demo itu, tiba-tiba langsung beralih ke Istana
Merdeka. Semua fokus beralih pada berbagai isu seputar pelantikan
Menteri ESDM dan Wamen ESDM; apalagi posisi Wamen ESDM adalah posisi
baru. Sudah deh “kukutan” tuh (baca : rugi besar) si penyandang dana
demo anti ahok di Monas waktu itu !!. Ibarat batu pemecah ombak, sebuah
langkah DALAM SENYAP Presiden Jokowi mampu memecah ombak aksi demo
tersebut. Berita heboh tentang demo anti Ahok “hilang” begitu saja.
Semua berita media massa dan media sosial adalah tentang duet baru di
kementerian ESDM.
Demo
tanggal 14 Oktober 2016 adalah demo (Jumat) kedua untuk menolak Ahok
mencalonkan diri sebagai Cagub DKI. Jumlah pendemo hari itu sudah lebih
besar dari demo pertama, tanggal 7 Oktober 2016, seminggu sebelumnya.
Namun sama seperti demo (Jumat) pertama, demo kali itu pun masih demo
yang diorganisir oleh ormas saja (walau penyandang dananya pasti dari
oknum elit politik lah), artinya demo tersebut BELUM TERORGANISIR SECARA
TSM (baca : elit politik “tertentu” belum punya niat untuk menyerang
atau menarget Presiden Jokowi). Sayangnya, ternyata langkah melantik
(kembali) pak Jonan dan pak Archandra itu telah membuat seorang OKNUM
elit menjadi sangat “murka” dan berimplikasi besar terhadap posisi
Presiden Jokowi.
Nampaknya
langkah Presiden Jokowi melantik pak Jonan dan pak Archandra Tahar
sebagai Menteri dan Wakil Menteri ESDM, tanpa kehadiran pak JK yang
sedang di Makassar, itu sudah membuat seorang OKNUM elit politik
menjadi SANGAT “MURKA” sehingga si oknum itu menargetkan untuk
melengserkan Presiden Jokowi. Siapa oknum itu, tidak perlu dibahas,
tidak baik membantu oknum itu ngetop (dia sudah membuat berbagai acara
untuk menaikkan pamornya, tetapi tetap tak menarik perhatian masyarakat.
Kasihan juga sih).
Akhirnya
aksi-aksi demo yang semula dilakukan oleh ormas, segera ‘ditunggangi”
si oknum ini, yang nampaknya memang punya hubungan “baik” dengan
penyandang dana demo ormas anti Ahok tersebut. Pembaca yang tidak
percaya tentang upaya pelengseran Presiden Jokowi di balik aksi demo
anti-Ahok, silahkan saja. Saya termasuk orang yang percaya adanya upaya
pelengseran itu, dan saya menjadi “MUAK” dengan oknum satu itu. (karena
itu saya tidak sudi menyebutkan namanya, biar dia menjadi tidak
terkenal). Yang jelas oknum ini bukan dari militer ya … eeeit penonton …
eh pembaca jangan kuciwa dong. Yang biasa bermain licin bak belut itu
biasanya sipil ya, bukan militer.
Awalnya
aksi demo yang SUDAH TERORGANISIR secara TSM itu akan dijalankan pada
Jumat ke-4 Oktober 2016, tetapi karena saat itu bertepatan dengan hari
Sumpah Pemuda – 28 Oktober 2016, maka aksi itu ditunda Jumat berikutnya :
4 November 2016. Apa yang terjadi pada tanggal 4 November 2016, kita
semua bisa baca sendiri di berita-berita waktu itu. Yang jelas Gusti
Allah tetap melindungi Presiden Jokowi dan Republik Indonesia tercinta
kita ini, karena pada tanggal 2 Desember 2016, sekali lagi Presiden
Jokowi kembali BERHASIL MEREBUT PANGGUNG UTAMA dari aksi demo yang
tentunya menghabiskan biaya yang tidak sedikit dari pihak pendemo.
Rencana busuk pelengseran itu GATOT – GAGAL TOTAL. Tidak mengherankan,
betapa oknum itu kemudian benar-benar bernapsu ingin “menghabisi” BTP,
karena sejatinya dendam utama yang bersangkutan adalah kepada Presiden
Jokowi, yang tidak mau diajak bekerja sama sesuai selera “kacangan”-nya
(aslinya sih, saya ingin menulis “tidak mau dijadikan “boneka”-nya, tapi
saya batalkan).
Jadi
jelas ya pembaca, teori pemicu utama upaya melengserkan Presiden Joko
Widodo melalui demo anti-Ahok bersilit-silit, bukan si Ahok, melainkan
pak Jonan. Dan memang pelantikan pak Jonan menjadi menteri ESDM itu
layak (worthed) berimplikasi sangat besar terhadap Presiden
Jokowi, karena kerja cerdas pak Jonan lah yang telah mampu membuat saham
mayoritas Freeport dikuasai Indonesia (DPL Freeport berhasil kembali ke
pangkuan ibu pertiwi). Bukan itu saja, skema penyelesaian Freeport itu
bisa menjadi semacam skema blue print untuk kerja sama/investasi luar
negeri lain, yang masih perlu dibenahi. Yang jelas solusi Freeport
adalah win-win solution, yang makin memperbaiki iklim investasi Indonesia di mata dunia internasional.
Semoga
FIKSI ini bisa sedikit mencerahkan pembaca seword yang setia, mengapa
sampai hari ini menteri BUMN tidak juga memberi posisi strategis kepada
pak Jonan. Jelas upaya oknum si “licin” bermental KKN ala orba, terus
berupaya menyingkirkan pak Jonan secara halus. Tujuannya jelas : pak
Jonan tidak bisa kembali bekerja bersama Presiden Jokowi, meski hanya
sebagai direktur atau komisaris BUMN strategis, seperti diuraikan dalam
artikel : https://seword.com/politik/fiksi-jonan-bukan-ahok-pemicu-upaya-f9XD5fHHTh
salam kula sanes sinten sinten
Fiksi – JONAN (bukan Ahok) Pemicu Upaya Pelengseran Presiden Jokowi Tahun 2016 (bag 2/2)
Pada
tanggal 14 Oktober 2016, pukul 14:00 WIB, dalam kerja SENYAP, Presiden
Jokowi melantik pak Ignasius Jonan dan pak Archandra Tahar sebagai
menteri dan wakil menteri ESDM. Pelantikan yang dilaksanakan setelah
sholat Jumat itu, bertepatan dengan berlangsungnya demo anti Ahok
sebagai Cagub DKI.
Langkah
Presiden Jokowi itu bak aksi seorang trendsetter, yang mengambil alih
panggung pertunjukan begitu saja, dari pihak yang ingin mendapat
panggung dan sudah menyiapkannya aksinya jauh-jauh hari. Fokus media
berita dan media sosial, yang sejak pagi sampai sebelum sholat Jumat
tertuju pada aksi demo itu, tiba-tiba langsung beralih ke Istana
Merdeka. Semua fokus beralih pada berbagai isu seputar pelantikan
Menteri ESDM dan Wamen ESDM; apalagi posisi Wamen ESDM adalah posisi
baru. Sudah deh “kukutan” tuh (baca : rugi besar) si penyandang dana
demo anti ahok di Monas waktu itu !!. Ibarat batu pemecah ombak, sebuah
langkah DALAM SENYAP Presiden Jokowi mampu memecah ombak aksi demo
tersebut. Berita heboh tentang demo anti Ahok “hilang” begitu saja.
Semua berita media massa dan media sosial adalah tentang duet baru di
kementerian ESDM.
Demo
tanggal 14 Oktober 2016 adalah demo (Jumat) kedua untuk menolak Ahok
mencalonkan diri sebagai Cagub DKI. Jumlah pendemo hari itu sudah lebih
besar dari demo pertama, tanggal 7 Oktober 2016, seminggu sebelumnya.
Namun sama seperti demo (Jumat) pertama, demo kali itu pun masih demo
yang diorganisir oleh ormas saja (walau penyandang dananya pasti dari
oknum elit politik lah), artinya demo tersebut BELUM TERORGANISIR SECARA
TSM (baca : elit politik “tertentu” belum punya niat untuk menyerang
atau menarget Presiden Jokowi). Sayangnya, ternyata langkah melantik
(kembali) pak Jonan dan pak Archandra itu telah membuat seorang OKNUM
elit menjadi sangat “murka” dan berimplikasi besar terhadap posisi
Presiden Jokowi.
Nampaknya
langkah Presiden Jokowi melantik pak Jonan dan pak Archandra Tahar
sebagai Menteri dan Wakil Menteri ESDM, tanpa kehadiran pak JK yang
sedang di Makassar, itu sudah membuat seorang OKNUM elit politik
menjadi SANGAT “MURKA” sehingga si oknum itu menargetkan untuk
melengserkan Presiden Jokowi. Siapa oknum itu, tidak perlu dibahas,
tidak baik membantu oknum itu ngetop (dia sudah membuat berbagai acara
untuk menaikkan pamornya, tetapi tetap tak menarik perhatian masyarakat.
Kasihan juga sih).
Akhirnya
aksi-aksi demo yang semula dilakukan oleh ormas, segera ‘ditunggangi”
si oknum ini, yang nampaknya memang punya hubungan “baik” dengan
penyandang dana demo ormas anti Ahok tersebut. Pembaca yang tidak
percaya tentang upaya pelengseran Presiden Jokowi di balik aksi demo
anti-Ahok, silahkan saja. Saya termasuk orang yang percaya adanya upaya
pelengseran itu, dan saya menjadi “MUAK” dengan oknum satu itu. (karena
itu saya tidak sudi menyebutkan namanya, biar dia menjadi tidak
terkenal). Yang jelas oknum ini bukan dari militer ya … eeeit penonton …
eh pembaca jangan kuciwa dong. Yang biasa bermain licin bak belut itu
biasanya sipil ya, bukan militer.
Awalnya
aksi demo yang SUDAH TERORGANISIR secara TSM itu akan dijalankan pada
Jumat ke-4 Oktober 2016, tetapi karena saat itu bertepatan dengan hari
Sumpah Pemuda – 28 Oktober 2016, maka aksi itu ditunda Jumat berikutnya :
4 November 2016. Apa yang terjadi pada tanggal 4 November 2016, kita
semua bisa baca sendiri di berita-berita waktu itu. Yang jelas Gusti
Allah tetap melindungi Presiden Jokowi dan Republik Indonesia tercinta
kita ini, karena pada tanggal 2 Desember 2016, sekali lagi Presiden
Jokowi kembali BERHASIL MEREBUT PANGGUNG UTAMA dari aksi demo yang
tentunya menghabiskan biaya yang tidak sedikit dari pihak pendemo.
Rencana busuk pelengseran itu GATOT – GAGAL TOTAL. Tidak mengherankan,
betapa oknum itu kemudian benar-benar bernapsu ingin “menghabisi” BTP,
karena sejatinya dendam utama yang bersangkutan adalah kepada Presiden
Jokowi, yang tidak mau diajak bekerja sama sesuai selera “kacangan”-nya
(aslinya sih, saya ingin menulis “tidak mau dijadikan “boneka”-nya, tapi
saya batalkan).
Jadi
jelas ya pembaca, teori pemicu utama upaya melengserkan Presiden Joko
Widodo melalui demo anti-Ahok bersilit-silit, bukan si Ahok, melainkan
pak Jonan. Dan memang pelantikan pak Jonan menjadi menteri ESDM itu
layak (worthed) berimplikasi sangat besar terhadap Presiden
Jokowi, karena kerja cerdas pak Jonan lah yang telah mampu membuat saham
mayoritas Freeport dikuasai Indonesia (DPL Freeport berhasil kembali ke
pangkuan ibu pertiwi). Bukan itu saja, skema penyelesaian Freeport itu
bisa menjadi semacam skema blue print untuk kerja sama/investasi luar
negeri lain, yang masih perlu dibenahi. Yang jelas solusi Freeport
adalah win-win solution, yang makin memperbaiki iklim investasi Indonesia di mata dunia internasional.
Semoga
FIKSI ini bisa sedikit mencerahkan pembaca seword yang setia, mengapa
sampai hari ini menteri BUMN tidak juga memberi posisi strategis kepada
pak Jonan. Jelas upaya oknum si “licin” bermental KKN ala orba, terus
berupaya menyingkirkan pak Jonan secara halus. Tujuannya jelas : pak
Jonan tidak bisa kembali bekerja bersama Presiden Jokowi, meski hanya
sebagai direktur atau komisaris BUMN strategis, seperti diuraikan dalam
artikel : https://seword.com/politik/kemen-bumn-sudah-mulai-masuk-angin-nampaknya-v9DnLWT7z7
salam kula sanes sinten sinten
Terawan di Sarang Penyamun
Diangkatnya
DR Terawan atau nama lengkapnya DR. dr. Terawan Agus Putranto, Sp. Rad
sebagai Menteri Kesehatan di Kabinet Kerja Jokowi, awalnya menimbulkan
Pro dan Kontra, kenapa demikian? Terawan yang juga seorang Jendral TNI
aktif adalah sosok kontroversial yang pernah berkasus dengan IDI (Ikatan
Dokter Indonesia).
IDI adalah organisasi profesi yang menaungi seluruh
Dokter di Indonesia, dan mempunyai sejarah yang amat panjang, bahkan
dari website resmi IDI, yaitu idionline.org, sejarah organisasi profesi
ini sendiri sudah berdiri sejak tahun 1926.
Nah
ini masalahnya, ternyata Terawan pernah bermasalah dengan IDI, Majelis
Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) dikabarkan menjatuhkan sanksi atas
pelanggaran etik berat yang dilakukan oleh Kepala Rumah Sakit Umum Pusat
Angkatan Darat (RSPAD), pada saat itu (2018) Mayjen TNI dr Terawan Agus
Putranto. Hal ini dibenarkan oleh Ketua MKEK, dr Prijo Pratomo, Sp.
Rad.
Namun, dia juga menegaskan bahwa MKEK tidak mempersalahkan teknik
terapi pengobatan Digital Substraction Angogram (DSA) yang dijalankan
Terawan untuk mengobati stroke, melainkan kode etik yang dilanggar.
“Kami
tidak mempersoalkan DSA, tapi sumpah dokter dan kode etik yang
dilanggar,” ujarnya, Prijo menyebut ada pasal Kode Etik Kedokteran
Indonesia (Kodeki) yang dilanggar. Dari 21 pasal yang yang tercantum
dalam Kodeki, Terawan telah mengabaikan dua pasal yakni pasal empat dan
enam. Pada pasal empat tertulis bahwa “Seorang dokter wajib
menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri”. Terawan
tidak menaati itu, dan kata Prijo, Terawan mengiklankan diri. Padahal,
ini adalah aktivitas yang bertolak belakang dengan pasal empat serta
mencederai sumpah dokter. Sementara itu, kesalahan lain dari Terawan
adalah berperilaku yang bertentangan dengan pasal enam.
Bunyinya:
“Setiap dokter wajib senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan atau
menerapkan setiap penemuan teknik atau pengobatan baru yang belum diuji
kebenarannya dan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan keresahan
masyarakat”. Sikap Terawan yang tidak kooperatif terhadap MKEK juga
disebut menyebabkan kesalahannya semakin parah.
Bahkan
IDI sempat menolak saat Terawan diangkat sebagi Menteri oleh Jokowi
Didalam berita tersebut IDI menyatakan keberatannya atas diangkatnya
Terawan sebagai menteri Kesehatan.
sumber beritanya
.
Metode
digital substraction angiography (DSA) atau publik mengenalnya dengan
Metode Cuci Otak yang ditemukan dokter Terawan Agus Putranto dikenal
sangat ampuh bahkan terkenal sampai dunia internasional. dr Terawan
bahkan pernah memenuhi undangan Rumah Sakit Krankenhaus Nordwest Jerman
untuk menjelaskan metodenya ini.
"Ya,
sekalian menunjukkan kesejajaran ilmu orang Indonesia dengan
teman-teman di Jerman. Jangan sampai kami di Indonesia hanya dianggap
main ngeyel saja dan tidak ilmiah.
Sedangkan negara lain sangat
menghargai. Kalau bisa nangis saya nangis tenan (benar) karena sedih, "
ujarnya kepada media.
Versi
dari DR Terawan dalam beberapa kali interviewnya di televisi pernah
mengatakan bahwa dirinya tidak pernah melanggar kode etik, dan tidak
pernah mengiklankan dirinya ataupun metodenya, adapun tentang kesaksian
yang banyak beredar adalah pengalaman orang atau pasien yang
ditanganinya dan menjalani Metode DSA yang merasakan manfaat dari Terapi
cuci otaknya tersebut.
Apapun
setiap permasalahan pasti ada dua versi yang berbeda, yang jelas disini
bahwa Terawan dan IDI mempunyai masalah yang serius, menempatkan
Terawan dikementrian Kesehatan, bahkan sebagai Menterinya, bagaikan
menyemburkan bensin kedalam api, api akan semakin membesar dan membakar.
Hal ini sama saja Jokowi menempatkan Terawan di sarang penyamun, yah
pasti banyak penolakan.
Sudah bisa diduga IDI akan melakukan resistansi
baik secara halus maupun secara frontal, secara halus dengan cara
kelihatannya mendukung programnya akan tetapi programnya tidak ada yang
jalan satupun.
Menggangguk didepan orangnya tetapi tidak dijalankan,
itulah yang terjadi sekarang, penolakan secara halus dari para dokter
anggoata IDI yang menolak Terawan tentu saja menyulitkannya menjalankan
semua program-programnya, ujung-ujungnya semua mandeg.
Penanganan
COvid19 menjadi bukti bahwa jajaran kementrian kesehatan tidak
berkoordinasi dengan baik dengan Menterinya, tapi jangan anggap Terawan
tidak mampu, justru kita harus melihat dari sisi yang lain, sudahkan
para dokter yang ada dibawah naungan IDI itu berkoordinasi dengan baik?
Itu pertanyaannya. Contoh terbaru kita melihat sendiri bagaimana
Walikota rasa Gubernur Ibu Risma, terpaksa harus menyembah-nyembah saat
pertemuan dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan para direktur RS
Surabaya.
Bahkan Ibu RIsma sendiri merasakan betapa sulitnya
berkomunikasi dengan para dokter itu.
Sudah
jadi rahasia umumlah, bahwa IDI sudah dikuasai golongan yang dikenal
dengan nama kadrun, pemuja ideologi dari arab itu.
Terawan yang dianggap
kafir oleh kadrun tentu saja pasti tidak akan didengar oleh kaum kadrun
itu, terbukti pandemi Covid19 dijadikan arena untuk menjebak Terawan.
Pada saat kampanye PILPRES kita melihat sendiri banyak bukti digital
bahwa para dokter bahkan dokter dari rumah sakit pemerintah, malah
mendukung calon yang didukung oleh ormas terlarang HTI, lalu baru-baru
ini beredar undanganTausiah dari IDI wilayaj Riau, disana mengundang
ulama, yang sudah kita kenal sebagai ulama yang pro kilafah dan selalu
mengkafir-kafirkan orang dan menjelekan NU, nah sudah jelas kan IDI itu
dikuasai oleh siapa?
Yang
paling terlihat jelas adalah bagaimana IDI tidak mendukung program
percepatan penangan Covid19 dengan menerapkan TPK atau Terapi Plasma
Konvalesan, terlihat dibeberapa daerah ada penolakan yang sangat kuat
untuk tidak menjalankan TPK, mungkinkah IDI takut banyak pasien Covid
yang sembuh?.
Menjadi
seorang Doktor Terawan pada saat sekarang ini memang sangat sulit, dan
beliau selalu disalahkan, padahal kalau kita mau sedikit membuka mata
saja, bisa melihat bahwa posisi beliau sangatlah tidak nyaman.
Seharusnya Terawan tidak perlu direshuffle, yang diperlukan adalah aksi
nyata pemerintah memusnahkan ideologi kadal gurun, yang sudah merusak
sendi-sendi berbangsa dan bernegara ini. Yang diperlukan adalah
rekan-rekan para Dokter yang terhormat yang masih ingin Pancasila dan
NKRI di negeri ini bersatu padu dan rebut kembali IDI, agar IDI menjadi
milik semua masyarakat dan tidak tergelincir dalam politik identitas.
Cak Soed
#KawalJokowi
Revolusi Pendidikan Indonesia Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), Efektifkah atau Modus Baru
Memang
kalimat yang paling sering diucapkan oleh rakyat Indonesia adalah kalau
ganti menteri maka akan berganti pula peraturan dan kebijakannya.
Rakyat sudah merasa bosan dipermainkan oleh penguasa dengan cara seenak
udelnya saja merombak tatanan yang sudah dibuat.
Salah
satu Kementerian yang hendak melakukan perombakan adalah Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dibawah mantan CEO Gojek Nadiem
Makarim.
Nadiem Makarim mewacanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ)
diterapkan secara permanen dan hybrid.
Wacana
dilakukan pembelajaran jarak jauh ini dilatarbelakangi dari diterapkan
proses belajar sistem daring sebagai akibat dari paparan virus corona
yang selama beberapa bulan ini melanda Indonesia bahkan dunia.
"Apa
yang terjadi setelah COVID-19, setelah pandemi ini, ada beberapa hal
perubahan struktural yang akan berdampak kepada peta jalan pendidikan
kita, dan kepada sistem pendidikan kita.
Yang pertama adalah
pembelajaran jarak jauh ini akan merupakan menjadi sesuatu yang
permanen, bukan pembelajaran jarak jauh saja yang pure, tapi hybrid mode
menurut saya adaptasi terhadap teknologi itu pasti tidak akan kembali
lagi," kata Nadiem.
Menurut
Nadiem, pembelajaran jarak jauh dapat menjadi peluang untuk efisiensi
teknologi.
Orang tua murid hingga sekolah dapat melakukan persilangan
metode pembelajaran.
"Jadinya
kesempatan kita untuk melakukan berbagai macam efisiensi dengan
teknologi, dengan software, dengan aplikasi dan juga memberikan
kesempatan bagi guru-guru, dan kepala sekolah, dan murid-murid, untuk
melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management
system, itu potensi sangat besar," ujar Nadiem.
Tujuan
pembelajaran jarak jauh yang dilakukan Kemendikbud adalah untuk
efektifitas dan efisiensi dari sistem pendidikan di Indonesia dengan
memanfaatkan teknologi.
Dari satu sisi tujuan ini sangat baik karena
pendidik bisa berinovasi untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan
sarana teknologi namun disisi yang lain perlu diperhatikan adalah
apakah seluruh daerah sudah tercover dengan layanan internet dengan baik
atau tidak ?
Tujuan
Kemendikbud Nadiem Makarim untuk melakukan hybrid mode pada sektor
pendidikan perlu mendapat perhatian yang sangat tinggi karena kesalahan
penerapan bisa berakibat pada kekacauan pendidikan di Indonesia.
Apakah
ada yang salah dengan sistem pendidikan Indonesia selama ini ?
Apakah
Kemendikbud sudah melakukan evaluasi secara menyeluruh terkait
pembelajaran sistem daring selama beberapa bulan ini ? Apakah efektif ?
Perubahan
kurikulum hingga asesmen itu, menurut Nadiem, agar pembelajaran semakin
efektif. Sedangkan untuk metode dan konten pembelajaran, sebut dia,
pihak sekolah boleh menentukan pilihannya sendiri.
"Agar
kemungkinan pembelajaran yang efektif itu lebih tinggi, dan ini adalah
tentu kalau masalah teknologi atau platform semua sekolah punya
preferensi sendiri mau menggunakan apa, mau menggunakan metode apa dan
kontennya apa," ujar Nadiem.
"Tapi,
sebagai sebuah sistem pendidikan yang dimaksudkan optimalisasi PJJ itu
untuk memberikan guru-guru ketenangan dan juga arahan apa yang bisa dia
lakukan selama pembelajaran jarak jauh, dan kami sedang merancang
kurikulum ini, kurikulum asesmen pada konteks saat dalam PJJ," sambung
Nadiem.
Menurut
Nadiem bahwa perubahan kurikulum itu agar pembelajaran semakin efektif.
Benarkah ?
Justru yang ada akan terjadi kesemrawutan penyerapan ilmu
oleh siswa atau mahasiswa ketika melakukan pembelajaran jarak jauh ini.
Pembelajaran
jarak jauh akan membuat proyek baru bagi dunia pendidikan untuk
menciptakan mafia-mafia baru karena hanya mengandalkan kelas jarak jauh.
Justru dengan tatap muka maka diketahui apakah siswa atau mahasiswa itu
benar ada atau tidak ada. Kalau dengan PJJ, bukan hanya pembelajarannya
saja yang disangsikan malah siswanya atau mahasiswanya benar ada atau
tidak ada.
Bisa saja yang tertera cuma nama siswa/mahasiswanya saja.
Ini
malah memudahkan untuk menciptakan ijazah-ijazah palsu dikemudian hari.
Kalau
Kemendikbud hendak melakukan revolusi pendidikan, sebenarnya bukan
pembelajaran jarak jauh yang diinginkan oleh pendidikan di Indonesia,
namun seluruh rakyat Indonesia harus bisa mengakses buku-buku untuk bisa
dibaca dengan menggunakan teknologi.
Kekurangan
di Indonesia adalah kurangnya akses terkait literasi buku bacaan bagi
seluruh rakyat Indonesia yang membutuhkan.
Bila Kemendikbud memang
perhatian terhadap perubahan pendidikan di Indonesia maka disarankan
perlu dibukanya akses dan kemudahan bagi siswa atau mahasiswa untuk
mencari referensi buku-buku melalui layanan internet.
Jadi
pembelajaran jarak jauh atau PJJ yang disarankan oleh Kemendikbud itu
tidak akan membuat perubahan apapun pada sektor pendidikan di Indonesia
karena yang ada hanyalah modus-modus baru untuk mengelabuhi pendidikan
Indonesia.
Pemerintah
perlu konsentrasi untuk menciptakan ruang-ruang baca yang mudah diakses
oleh masyarakat baik secara langsung ataupun menggunakan teknologi
karena kekurangan pendidikan di Indonesia sulitnya untuk mengakses
buku-buku, ebook ataupun jurnal-jurnal demi keperluan pendidikan.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/revolusi-pendidikan-indonesia-pembelajaran-jarak-XwGeEYDf5t
Ini Contoh Pendukung Anies Yang Berstandar Ganda Soal Reklamasi
Anies
sedang diguncang oleh isu pemberian izin reklamasi perluasa kawasan
Ancol. Banyak yang mengkritik karena dianggap melanggar janjinya dulu
yang dengan tegas menolak reklamasi. Bahkan pendukungnya sendiri
mengancam akan mendemo Anies di Balai Kota jika dia tidak mencabut
kembali kebijakan tersebut. 5000 orang sudah siap demo jika itu terjadi.
Tapi PA 212 masih setia bersama Anies. Setia yang terlihat sangat konyol malah.
PA
212 angkat bicara mengenai tindakan Anies yang memberikan izin
perluasan kawasan Ancol. Mereka menyatakan masih mendukung Anies sejauh
ini.
Sekjen
PA 212, Bernard Abdul Jabbar mengatakan, tindakan mereklamasi atau
tidak adalah kewenangan dari Anies.
Menurutnya Anies pastilah memiliki
pertimbangan sendiri untuk melakukan proyek ini.
"Itu memang kebijakan
pak Anies untuk melaksanakan apa yang memang menjadi kebutuhan mereka,"
kata Bernard.
Lucunya,
mereka mendukung proyek Anies, tapi menolak reklamasi Teluk Jakarta
yang dilakukan oleh Ahok.
Menurutnya reklamasi Ahok saat itu mendapatkan
penolakan hingga ketika Anies menjabat izin reklamasi diminta segera
dicabut.
"Kalau itu jelas kita mendukung pak Anies untuk tidak
memberikan izin untuk melaksanakan proyek reklamasi yang pada saat itu
diizinkan Ahok," katanya.
Ini
logika orang sakit.
Reklamasi Ahok mendapatkan penolakan sehingga Anies
mencabut izinnya.
Sekarang, reklamasi Ancol juga mendapatkan banyak
penolakan, tapi PA 212 memaklumi.
Bukankah ini logika yang gila?
Apakah
mereka ini buta dan tuli sehingga tidak bisa melihat dan mendengar
banyaknya penolakan terhadap reklamasi Ancol ini?
Bahkan pendukungnya
sendiri saja mau ancam lakukan demo.
Ini
adalah contoh dukungan yang membabi buta.
Pokoknya Ahok tetap salah dan
Anies tetap benar meskipun yang dilakukan Anies itu sama seperti yang
dilakukan Ahok.
Standar ganda yang mereka perlihatkan sekarang ini
sangat brutal dan menjijikkan.
Memang standar ganda itu hal yang sudah
biasa di dunia politik.
Masalahnya mereka ini bawa agama, dan yang
mencitrakan agamanya juga ikut-ikutan berstandar ganda.
Menurut
Bernard, yang dikerjakan Anies saat ini juga berbeda dengan Ahok.
Menurutnya reklamasi Ancol ini bisa memberikan dampak positif seperti
mendorong bisnis pariwisata dan lainnya.
"Kan itu untuk menambah
fasilitas untuk rekreasi warga ya khususnya Jakarta. Kalau memang itu
menjadi kebijakan. Asal jangan reklamasi yang di Pluit (Teluk Jakarta)
itu," katanya.
Ini
namanya pembodohan publik.
Ahok ingin pengembang memberikan kontribusi
pengembang sebesar 15 persen agar dapat digunakan untuk pembangunan DKI
Jakarta dan keperluan bagi rakyat.
Angka ini sangat besar bahkan bisa
melebihi APBD DKI Jakarta.
Bayangkan berapa banyak warga yang terbantu
jika kontribusi 15 persen ini cair.
Lucunya mereka ribut, bawa-bawa
rakyat dan sok bela nelayan.
Sedangkan
yang tidak berikan apa-apa (entah gimana nasib kontribusi pengembang)
malah didiamkan dan didukung habis-habisan.
Cuma modal alasan kebutuhan
warga, buat rekreasi dan bangun museum sudah dianggap lebih baik. Ini
jelas menunjukkan PA 212 ini berisi orang-orang jenius yang logikanya
cetar membahana dan mungkin lulusan ekonomi dengan nilai sempurna.
Nah,
yang sedih itu siapa? Pendukung yang menyesal. Sudah lah bodoh,
dimanfaatkan, diperah, diberikan permen karet manis, diancam pakai
mayat, akhirnya tidak dapat apa pun. Lebih menyedihkan lagi, mereka
diiming-imingi sertifikat kepemilikan kavling surga, sekarang hanya bisa
gigit jari penuh penyesalan.
Buka
mata kalian lebar-lebar.
Kelompok ini yang kemarin demo menentang RUU
HIP dan mendadak setia pada Pancasila, kan? Kelompok ini pula yang
ributkan isu PKI yang tidak pernah ada.
Sekarang pun mereka bela
reklamasi Ancol yang disetujui Anies.
Masih buta dan tak bisa sadar
bahwa kelompok ini memang tak jelas dan punya niat ganda berlapis dan
terselubung?
Reklamasi
itu tidak boleh karena mungkin kebijakan dari gubernur bukan seiman,
sedangkan perluasan daratan itu boleh karena kebijakan gubernur seiman.
Jadi
kesimpulan dan pesan moralnya adalah, jadi orang munafik dan berstandar
ganda itu tidak masalah, asalkan seiman.
Orang yang lurus dan kerjanya
benar-benar demi rakyat harus dipermasalahkan kalau dia tidak seiman.
Sudah paham belum nih?
Yang didukung dengan yang mendukung sama saja kelakuannya.
Selamat menikmati deh. Masa bodo ah.
Bagaimana menurut Anda?
Repost From FB Denny Siregar Migo Berita / Sabtu/04072020/13.38Wita/Bjm
1 komentar:
sangat bermanfaat untuk dibaca
backhoe komatsu