» » » » » » » » IMAM BESAR atau Masalah Besar ...

IMAM BESAR atau Masalah Besar ...

Penulis By on Kamis, 12 November 2020 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin - IMAM BESAR atau Masalah Besar..silahkan pembaca yang menilai sendiri mau pro atau kontra , kita tahu bersama bahwa Kalimantan Selatan khususnya wilayah kota Banjarmasin begitu banyak para pencinta Habaib dan para Habaib ini biasanya condong kearah FPI dibawah kepimpinan Imam Besar Habib Riziq Syihab, walau ada juga para Habaib yang tidak condong ke FPI bahkan ada para Habaib yang juga bersifat netral. Namun suka atau tidak suka keberadaan FPI di Kalsel sepertinya sudah ada walau mungkin ada yang Pro dan Kontra pentolan Habaib simpatisan FPI ini bahkan menjadi anggota DPD Kalsel. (Info lengkap bisa baca disini Ormas FPI (Front Pembela Islam) "Bermasalah" atau "Tidak", WARNING buat KALSEL ) agar pembaca Migo Berita lebih paham, baca tuntas berbagai artikel yang telah kami kumpulkan agar tidak gagal paham.

What? Media Australia Sebut Rizieq "Buronan Cabul" Porn Fugitive, Maksudnya?

Berjuta rasanya Indonesia karena tidak pakai lama, HRS telah mencuri perhatian Australia dengan gaungnya, Revolusi Akhlak yang cetar membahana itu. Bisa jadi Australia baru salah satu negara yang telah menunjukkan “kekaguman” terhadap kepedulian HRS mengenai akhlak di pertiwi Indonesia ini. The Australian paper yang terbit pada Kamis 12 November memasang judul Porn Fugitive Rizieq Shihab returns to launch Indonesian “Moral Revolution”.

Cius, ini kocak karena terkadang antara kagum dan malu bisa beda tipis. Tergantung tingkat kesadarannya saja sih sebenarnya. Heheh….dan inilah yang terjadi di Indonesia ketika kembalinya HRS disambut gegap gempita, apalagi dengan oleh-oleh revolusi akhlak.

More than three years after he fled Indonesia and a raft of criminal charges, including one of spreading pornographic images, Indonesia’s firebrand Islamist leader Rizieq Shihab has returned to a rapturous hero’s welcome to declare a “moral revolution” in the world’s most populist Muslim country. Dikutip dari: theaustralian.com

Kutipan ini adalah salah satu paragraph The Australian yang terjemahan singkat atau secara garis besar berarti HRS kembali sebagai pahlawan dengan misi revolusi akhlak. Setelah 3 tahun “melarikan” diri dari Indonesia, dan sejumlah kasus hukumnya yang salah satunya adalah kasus porno. Wow…

Article

Menariknya disini adalah kata “Porn Fugitive” pada judul Surat Kabar The Australian yang jujur untuk penulis artinya itu ngeri-ngeri sedap. Maaf, jika mengacu pada terjemahan bebas di kamus maka porn fugitive berarti buronan porno atau cabul. What? Lalu apakah berarti HRS dimaksudkan sebagai buronan porno disini? Nggak bisa bilang Australia kebangetan. Heheh…Mikir, dan jawab masing-masing saja yah.

Kebayang dong, ini baru satu kejujuran Autralian yang terheran-heran ketika HRS berteriak memperjuangkan akhlak, sementara dirinya sendiri bermasalah dengan akhlak.

Mengenai apa yang dimaksud dengan kasus porno tentunya bukan rahasia lagi. Bahwa rupanya ini juga telah ikut go internasional terdengar hingga Australia jujur itu memalukan. Tetapi apakah pemujanya peduli? Nah, nampaknya sih tidak karena itu bisa dilihat dari penyambutan pada Selasa 10 November kemarin.

Tetapi, rekam jejak sampai kapan pun akan tercatat bahwa HRS pernah tersangkut kasus chat porno. Sekalipun kasus yang menyeret HRS telah berujung Surat Penghentian Penyidikan (SP3). Konon, pertimbangan penyidik ketika itu menghentikan kasus tersebut karena belum berhasil menemukan sosok yang mengunduh konten chat tersebut ke internet.

Kasusnya sendiri berawal dari sebuah situs beralamat www.baladacintarizieq.com pada tahun 2017, dan membuat geger masyarakat. Pada situs tersebut memuat konten gambar screenshot percakapan tak senonoh dalam aplikasi Whatsapp, antara seorang pria yang disebut sebagai Habib Rizieq dan wanita yang disebut-sebut Firza Husein. Di dalam percakapan menggambarkan adanya hubungan antara Rizieq dan Firza, sekaligus juga foto-foto syur yang dugaannya diambil Firza untuk pria yang dugaannya adalah Rizeq.

Sekedar menambah wawasan kita saja bahwa istilah porn fugitive atau boronan cabul ini berat loh untuk disandang. Meskipun “beruntungnya” kasus chat porno HRS sudah dipeti-eskan supaya adem, dan nggak lagi panas. Uuupss..

Melenceng sedikit, di Indonesia sendiri bersama Polda Metro Jaya, Federal Bureau of Investigation (FBI) pernah menangkap buronan porno bernama Russ Albert Medlin dalam kasus penipuan dan juga keterlibatan atau aksinya kerap berbuat cabul dengan anak di bawah umur. Setidaknya ini menjadi gambaran bagaimana sebuah kasus harus dipertanggungjawabkan walaupun harus dicari hingga ke negeri orang sekalipun.

Baiklah, kita tidak sedang membicarakan bagaimana Indonesia menangani kasus hukum HRS. Tetapi bahwa kepergian HRS selama 3.5 tahun dengan meninggalkan kasus hukumnya adalah fakta.

Sekarang, apakah tidak menjadi tertawaan sedunia ketika HRS “bermain” narasi atau memanipulasi pendukungnya menggaungkan revolusi akhlak. Apakah mungkin masyarakat lupa sederetan kasusnya dan juga kasus panasnya. Heheheh…bahkan dalam mimpi pun tidak akan terjadi masyarakat Indonesia lupa.

Nggak pakai ribet, kita klik saja Google dan disana kita akan dengan mudah bernostalgia mengenai kasus panas HRS ini, dan juga kasus lainnya. Nggak heran jika media Australia merasa aneh melihat HRS masih memiliki keyakinan tinggi berbicara akhlak?

Yup, akhlak memang makanan empuk yang sangat laku di republik ini. Apalagi jika akhlak itu diberikan bumbu penyedap agama dan diracik oleh seorang pemuka agama seperti HRS ini.

Para pemuja, dan pendukung HRS pastinya akan buta melihat ini semua karena yang dipandangnya hanyalah ini menyangkut agama, dan ini dikatakan oleh seorang pemuka agama. Bahkan ketika revolusi akhlak ini pun seandainya hanyalah permainan politik berkelit untuk sebuah kepentingan maka pemuja HRS akan tetap mendewakan HRS.

Sekarang mari kita jawab, siapa sebenarnya yang perlu revolusi akhlak? Mikir!

Artikel mpok lainnya bisa dinikmati di @mpokdesy

Sumber: https://www.theaustralian.com.au/world/porn-fugitive-rizieq-shihab-returns-to-launch-indonesian-moral-revolution/news-story/c042ec2c8f62418a3c37b8281ddca675 https://news.detik.com/berita/d-4071094/perjalanan-panjang-kasus-chat-porno-habib-rizieq-hingga-dihentikan

Ilustrasi: Imgur

What?  Media Australia Sebut Rizieq "Buronan Cabul" Porn Fugitive, Maksudnya?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/what-media-australia-sebut-hrs-porn-fugitive-ljQ9yFUAAV

Noda di Hari Pahlawan

Biasanya, setiap tahun, pada setiap tanggal 10 November selalu ada yang luar biasa terasa. Para pahlawan pejuang kemerdekaan seolah selalu hadir di tengah kita, diantara ritual-ritual peringatan Hari Pahlawan yang ada.

Tak hanya di acara-acara peringatan formal, bahkan diantara ucapan selamat yang biasanya terucap atau tertulis pun begitu terasa adanya semangat juang warisan para pahlawan yang sudah rela mengorbankan jiwa raganya bagi bangsa dan negara tercinta.

Biasanya, di malam atau siang Hari Pahlawan, setiap tahunnya selalu dengan khidmat bangsa dan negara ini mengenang dan merefleksikan peristiwa sejarah berdarah 75 tahun silam dengan berbagai cara, yang selalu pula setelahnya kian mengobarkan dan menggelorakan semangat juang.

TV-TV nasional maupun media-media mainstream dan lini masa media sosial pun demikian. Semua menghadirkan nuansa-nuansa perjuangan. Tanpa terkecuali. Bersama-sama membangkitkan ingatan pada para pendahulu yang tak pernah gentar melawan penjajah demi mempertahankan tanah tumpah darahnya.

Selaku penerus perjuangan, setiap generasi terus menerus diperkenalkan pada sosok-figur para pejuang, pada para pahlawan yang dengan gigih merebut, memperjuangkan, dan mempertahankan kemerdekaan dari para penjajah, berikut kisah-kisah heroiknya yang menyentuh jiwa. Tak lupa pula diajarkan bagaimana menghargai perjuangan sekaligus memaknai kemerdekaan yang diwariskan dengan berbagai wujud perjuangan di masa kini.

Memori tentang bagaimana perjuangan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan dan mempertahankannya begitu lekat di masing-masing kita selaku penerus. Karena itu, minimal setiap tiba Hari Pahlawan, kita semua dengan khidmat bersama-sama mengenangnya. Jiwa kita seperti masuk ke dimensi lain dan terhubung arwah para leluhur pejuang pahlawan kemerdekaan. Sekali lagi hal semacam ini selalu terjadi, minimal setahun sekali di momentum Hari Pahlawan.

Tetapi hari ini, di 10 November tahun ini, kesakralan peringatan Hari Pahlawan terganggu, kesuciannya ternodai oleh ulah para pengacau kedamaian, oleh para begundal pengganggu ketenteraman, oleh komplotan penjaja agama yang dengan segala cara memaksakan kehendaknya supaya junjungannya yang akan datang dari pelarian bisa disambut dengan gegap gempita, berharap akan muncul stigma sebagai penjemputan pahlawan bangsa.

Mau tak mau kita harus memperingati Hari Pahlawan dengan kebisingan-kebisingan suara dan ulah bedebah komplotan pengacau yang terus menerus diberitakan media dan diperbincangkan di sosial media. Para penjaja agama itu tak henti menyuarakan bahwa junjungannya yang disebut Imam Besar adalah pejuang, pahlawan.

Kita yang waras, meski secara reflek mungkin tertawa terbahak-bahak ketika mendengar atau membaca narasi si imam besar disebut pejuang-pahlawan, tetapi sebenarnya kita pun merasa miris. Miris karena nyatanya banyak diantara anak bangsa ini yang mempercayainya. Ribuan orang yang hadir menyambut kedatangan Rizieq Shihab di bandara itu adalah mereka yang meyakini bahwa mereka sedang menjemput datangnya seorang pejuang, seorang pahlawan yang dibangga-agungkan.

Akal sehat kita tentu saja menolak, tak bisa menerima. Bagaimana bisa seorang pelaku kriminal, seorang pengecut yang kabur dari jerat hukum, yang bahkan untuk pulang ke negaranya sendiri saja harus menyebarkan kebohongan demi kebohongan itu bisa diyakini sebagai pejuang, sebagai pahlawan.

Siapapun yang waras pasti tak mau gelar mulia sebagai pejuang dan pahlawan disematkan pada seorang berwatak beringas, gemar menghina-memaki-melecehkan, dan terus menerus melakukan upaya-upaya pemberontakan. Kewarasan dan kesadaran bangsa ini tak bisa terima jika Rizieq Shihab yang pelaku kriminal itu disebut pejuang, apalagi pahlawan bangsa.

Tapi bagaimanapun itulah faktanya. Itulah yang terjadi hari ini di sela peringatan Hari Pahlawan tahun 2020 ini. Jangan ditanya bagaimana mereka, para pejuang kemerdekaan, para founding fathers yang ada di alam sana menyaksikan fenomena yang terjadi hari ini. Kita yang sedih dan miris ini tentu belum seberapa dibanding kesedihan mereka yang hingga mengorbankan jiwa raganya menyaksikan fenomena kita sekarang.

Sebagai generasi penerus perjuangan para pahlawan dan sebagai pewaris kemerdekaan yang telah diperjuangkan, kita memang tidak bisa menghapus fakta yang sekaligus menodai sejarah kita. Tapi, kita masih bisa dan harus terus berjuang bersama agar pembodohan yang menodai itu tidak terjadi lagi di hari-hari yang akan datang. Kita harus melawan segala macam bentuk pembodohan yang menyesatkan. Kita semua, segenap anak bangsa harus merdeka dari itu semua.

Selamat Hari Pahlawan! Selamat berjuang sampai titik darah penghabisan!

Noda di Hari Pahlawan

Sumber Utama : https://seword.com/umum/noda-di-hari-pahlawan-pxZkuMWJM0

Gak Terima RIzieq Disebut Tukang Obat, Maaher-at Tuwailibi Malah Rendahkan Nikita Mirzani?

Ada yang menarik dari unggahan Nikita “Nyai” Mirzani, merespons reaksi kalap dari seorang yang bernama Maaher-at Tuwailibi yang tampaknya tersinggung karena nggak terima pimpinan yang begitu disanjung dan dihormatinya, eh malah disebut “tukang obat” sama Nyai Nikita. Lucunya, balasan yang diserukan oleh Abang Maaher diucapkan dengan bahasa yang lebih kasar, jauh dari kata sopan, dan seperti tidak malu dengan sebutan “Ustadz” yang disandang oleh pria itu.

Semua bermula dari ucapan Nikita yang ini:

“Sekalinya pulang bikin ulah. Ini manusia bikin ulah terus. Ntar bikin demo apa. 712 atau 717. Kayak begitu diagung-agungkan. Setahu gue Habib itu, nama Habib itu tukang obat. Screenshoot, bye,” tutur Nikita Mirzani dalam Live Instagram yang dilansir IntipSeleb dari @lambeh_turrah pada Kamis, 12 November 2020.

T’rus begini tanggapan Nikita yang dipasang pada akun IG pribadinya @nikitamirzanimawardi_17 disertai video Bang Maaher yang bisa SEWORD-ers lihat langsung di akun IG tersebut:

Masa Kini loh ini. Sampe blng lonte polosan, pejual selangkangan. Coba netizen yang Budiman apa pantas orang itu bicara seperti itu??? Gausah sok Suci kalau omonganya aja masih begitu! Malu tshaayyy

Yukkk bawa deh tuh 800 orang itu sekalian kita makan bakso Bareng. Gue open house 🔥 Dan jng lupa bawa KTP gue mau kasih hadiah untuk Rumah terjauh .!

Gue perempuan sendiri, lu mau rame rame? Apa gak malu bun?

Apa ga sanggup lu dateng sendiri lawan wanita amazon? Sampe bawa 800 orang?

Mau gue tambahin 200 gak biar jadi 1000


Ya, inti perkataan Bang Maaher seperti postingan Nikita tadi ... selain berkata bahwa Nikita telah menghina, menyudutkan, dan merendahkan imam besar kami dan mengaku akan mengepung rumah Nikita dengan ratusan orang, juga mengucapkan kata yang tidak pantas.

Menyebut seorang wanita sebagai (maaf) lonte dan penjual selangkangan itu, apakah pantas diucapkan oleh seorang yang mengaku mendalami agama dan menyandang sebutan “Ustadz” seperti Bang Maaher? Dari sejak saya masih makan bubur bayi sampai sekarang bisa jajan nasi padang, setahu saya kata tersebut sangat tidak pantas diucapkan oleh siapa pun, apalagi diucapkan secara terbuka, direkam video, dan ditayangkan begitu.

Jika Nikita mau ngelaporin tuh orang, rasanya bisa karena sudah jelas ditujukan kepada siapa, disebut nama lengkapnya, lengkap dengan perkataan tidak pantas dan merendahkan yang diucapkan, juga diawali dengan pengucapan namanya sendiri. Apa Nyai Nikita tidak ingin meramaikan sekalian tuh kasus dengan lapor polisi?


Lagipula kok lucu ya ... jika dinalar, sebutan “tukang obat” meski terdengar tidak enak di telinga, tetapi masih lebih halus jika dibandingkan dengan ucapan Maaher tadi, juga ucapan-ucapan Rizieq sendiri yang pernah disampaikannya. Silakan rekam jejaknya dibuka, Google akan siap membantu dengan gratis dan cepat, tinggal ketik kata kunci yang tepat ... terbuka semua. Jangan lupa hindarkan mengetik “Porn Fugitive” supaya Anda tidak terkejut dengan hasilnya nanti. #serius

Saya pun yakin jika posisinya dibalik, yakni Nikita mengucapkan hal-hal yang lebih kasar lagi ditujukan untuk Bang Maaher, mungkin ucapan balasan yang akan diterima Nikita akan lebih sangar dan menyeramkan lagi. Mungkin sampai melotot dan urat lehernya seperti mau putus, gitu!

Membaca “perseteruan” Maaher dan Nikita, saya malah jadi ingat beberapa waktu lalu Maaher ini kan sakit, tetapi masih diberi kesempatan untuk sembuh. Namun sayang, dari sisi ucapan belum menunjukkan ada sesuatu yang berubah dari perilakunya. Bagi saya, sebutan pemuka agama yang disandangnya, lebih baik tidak dipakai jika memang ucapan-ucapan kurang pantas seperti itu masih kerap diucapkan. Ingat dengan Sugik Nur kan?


Bagaimana menurut Anda .dengan perseteruan dua orang ini? Silakan menilai sendiri dari ucapan Maaher-at Tuwailibi tadi. Sekali lagi, kalau seandainya Nyai Nikita, yang kali ini menyebut dirinya Wanita Amazon ingin memperkarakan Maaher karena dianggap menyudutkan, menghina, dan merendahkan seorang wanita ... saya sih mendukungnya, juga berjanji akan menulis satu artikel untuk Nyai, sebagai bentuk dukungan. Saya yakin istri saya tidak akan marah meskipun “#SayaBersamaNikita” karena saya melakukan sesuatu yang baik. Hehehe...

Gak Terima RIzieq Disebut Tukang Obat, Maaher-at Tuwailibi Malah Rendahkan Nikita Mirzani?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/gak-terima-rizieq-disebut-tukang-obat-maaher-at-Cq83x9Fj0P

Menguak Tabir Perpecahan di Kubu Sebelah & di Balik Slownya Jokowi atas Kepulangan Rizieq

Di negeri +62 ini banyak kejadian yang unik dan menggelitik.

Ada kelompok yang mengaku Islami dan selalu menyuarakan kebangkitan umat, tapi yang mereka lakukan justru berbanding terbalik dengan itu semua.

Contohnya saja PKS. Semua sudah tahu kalau partai ini adalah partai berbasis Islam yang berawal dari aktivitas dakwah sejak 1980-an. Yang kalau kadernya bicara suka mengajak umat Islam untuk bersatu.

Tapi apa yang terjadi?

Justru di tubuh PKS sendiri terjadi perpecahan.

Beberapa kader partai ini yang kecewa dengan kepengurusan sebelumnya (kepengurusan Sohibul Iman) pilih cabut dari partai dakwah tersebut dan mendirikan partai baru bernama Gelora.

Bahkan, karena begitu geramnya salah seorang kader PKS, Fahri Hamzah terhadap kepengurusan partai yang dia sendiri ikut dirikan itu, sampai-sampai ia mengguggat Sohibul Iman cs.

Akibatnya, PKS harus membayar denda yang tidak sedikit kepada Fahri, yakni sebesar Rp 30 miliar.

Begitupun dengan PAN yang ketua umumnya Zulkifli Hasan. Berkali-kali mengajak umat Islam untuk bersatu.

Tapi apa yang terjadi di partai berlambang matahari itu?

Sang ketua umum dan mantan ketua umum, Amien Rais sikut-sikutan.

Padahal keduanya adalah besan. Hehehe

Konflik yang terjadi antara kedua elit PAN ini berawal dari Amien Rais yang terlalu suka mengintervensi kepengurusan PAN saat ini. Sedangkan si Zul gak suka diperlakukan seperti itu.

Hingga konflik pun semakin memanas. Amien akhirnya memutuskan untuk cabut dari partai yang dia sendiri turut besarkan itu, dan mendirikan partai baru bernama Partai Ummat.

Selanjutnya, ada Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI). Ini adalah kelompok tidak resmi yang mendadak muncul di tahun 2020 ini. Sama seperti PA 212 yang tidak punya status hukum.

Akan tetapi, melihat orang-orang yang ada di belakangnya, KAMI ini tidak lebih dari kumpulan orang-orang gagal atau barisan sakit hati.

Ada Din Syamsudin yang gagal ditunjuk jadi Cawapres Jokowi di Pilpres 2019 lalu. Ada Gatot Nurmantyo yang gagal diusung sebagai Capres. Ada Rizal Ramli yang gagal jadi menteri dan dipecat Jokowi. Hingga ada Rocky Gerung, si profesor digoreng dadakan yang gagal dapatkan istri.

Lucunya, bukannya bergabung ke partai oposisi yang sudah ada, beberapa di antara tokoh KAMI ini (Bachtiar Chamsyah, Cholil Ridwan, Abdullah Hehamahua, dll) malah mencoba membangkitkan kembai Partai Masyumi atau yang mereka sebut Masyumi Reborn.

Belum lagi kalau PA 212 berubah menjadi Partai 212 Wiro Sableng. Semakin terbelah-lah kubu sebelah.

Sampai-sampai orang yang selama ini memang tidak suka sama Jokowi dibuat pusing 7 keliling olehnya. Karena begitu banyak pilihan.

Bayangkan saja, kelompok oposisi dipaksa harus memilih salah satu dari partai-partai berikut ini.

1. PKS, 2. Partai Gelora, 3. PAN, 4. Partai Ummat, 5. Partai Masyumi Reborn, dan terakhir kalau jadi --Partai 212.

Ujung-ujungnya suara mereka pasti pecah.

Yang selama ini suaranya untuk PKS, sudah dipastikan sebagian diantaranya akan ada yang masuk ke Partai Gelora. Begitupun yang selama ini mendukung PAN, tidak sedikit diantaranya yang akan berubah haluan menjadi pendukung Partai Ummat.

Muaranya, partai yang banyak ini sama-sama gurem. Hehehe

Karena untuk masuk parlemen itu ada syaratnya lho, yakni harus memenuhi ambang batas minimal 4 persen.

Jadi, melihat kenyataan ini, kelompok oposisi itu sebenarnya hanya pandai berkata-kata belaka, jago mengkritik dan garang di media sosial. Tapi pada kenyataannya mereka sangatlah rapuh.

Belum lagi masing-masing tokoh di sana saling berebut ingin menjadi calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.

Seperti Gatot Nurmantyo yang tidak hadir di istana menerima bintang jasa dari Presiden Jokowi. Jelas hal ini bertujuan agar ia tidak ditinggalkan oleh pendukungnya yang sebagian besar adalah Kadrun itu.

Belajar dari pengalaman Fahri dan Fadli sebelumnya, yang datang ke istana menerima penghargaan, lalu dibuly netizen. Gatot tidak mau bernasib sama seperti itu.

Kemudian ada Rizal Ramli yang sempat halu dengan mengatakan kalau dia jadi presiden krisis Covid-19 akan habis dalam 1 tahun.

Padahal jadi Menko Maritim saja gak becus. Hehehe

Karena jabatan presiden hanya milik 1 orang, maka tidak menutup kemungkinan orang-orang di tubuh KAMI dan Parpol oposisi ini juga akan sikut-sikutan ke depannya. Yang pada akhirnya akan membuat mereka semakin lapuk tidak berguna.

Jadi, kenapa Presiden Jokowi santai saja di saat salah satu dari tokoh sebelah pulang? Pasca melarikan diri lantaran tersandung kasus chat asusila.

Karena Pak De Owi tahu banget dalaman mereka itu seperti apa.

Bagaikan buih di lautan yang terombang-ambing berebut makanan.

Itu saja.

Image : idntimes.com

Menguak Tabir Perpecahan di Kubu Sebelah & di Balik Slownya Jokowi atas Kepulangan Rizieq

Sumber Utama : https://seword.com/umum/menguak-tabir-perpecahan-di-kubu-sebelah-and-di-DozLFgoAci

Sebut "Porn Fugitive" Tukang Obat, Ustad Maaher Akan Keroyok Nikita Mirzani

Cari sensasi adalah salah satu kerjaan yang sering dilakukan artis-artis kontroversi tanpa prestasi, ketika tidak ada hal yang menjual dari seorang artis, biasanya artis akan mengumbar kehidupan pribadinya, termasuk yang berkaitakan dengan masalah sexual.

Nikita Mirzani adalah salah satu artis yang demikian, banyak penggemar memujinya karena survival untuk hidup Nikita dianggap tinggi, apa adanya dan terkenal blak-blakan. Bagi Nikita, siapapun akan dijabanin selama bisa membuat heboh dan menaikkan polularitasnya. Setelah Puan Maharani, kini Nikita membuat ulah kepada Bibib "Porn Fugitive" dengan menyebutnya "tukang obat".

Tukang obat pinggir jalan memiliki kelebihan omongan yang cepat dan menghipnotis walaupun sering ngibul, mungkin hal tersebut yang ada dalam benak Nikita ketika menyebut Bibib "tukang obat".

Masih bagus menurut penulis, daripada pembaca yang ketika melihat Bibib "Porn Fugitive" langsung membayangkan neng Firza Husein. Untuk pembaca yang seperti ini, penulis cuma mau bilang bertobatlah sebelum ajal menjemput.

Seharusnya ya sudahlah jangan dibikin panjang, toh dua kubu sudah kena senggol sama Nikita. Tapi pada dasarnya memang beda kelas, tanggapan berbeda justru dilakukan kubu yang mengaku sebagai kumpulan orang suci, pendukung ulama.

Ustad Maheer adalah ustad yang bereaksi keras terhadap Nikita. Ternyata bukan juga artis saja yang butuh sensasi, ustad juga saat ini butuh sensasi untuk bisa terkenal.

Sensasi yang biasa dilakukan ustad untuk dapat dijuluki "Umar Bin Khattab Masa Kini" adalah dengan pintar memaki pemerintah, agama lain, bergaya sok keras dan tegas. Tren ini dimulai sejak Yahya Waloni, Sugik Nur dan sekarang ustad Maheer.

Anehnya hal ini banyak didukung muslim juga, padahal jelas ini memperburuk citra muslim. Bayangkan "Umar Bin Khattab" yang membangun peradaban Islam di masa penyebarannya, disamakan dengan Yahya Waloni yang hanya pintar memaki dan menghina banyak pihak. Bibib sendiri yang Nikita singgung, juga memiliki album kompilasinya sendiri saat menghina banyak pihak.

Namun, ada yang lucu dari tingkah ustad Maheer yang mau dianggap sok keras ini. Dengan gagah perkasa laksana seorang pahlawan, beliau mengancam akan mendatangi Nikita dengan 800 orang laskar.

Memang terdengar hebat bisa mengerahkan massa, namun timbul pertanyaan, kok lelaki beraninya main keroyokan hanya untuk menghadapi satu wanita? Duh, penulis jadi memikirkan hal yang tidak-tidak, ampuni hamba ya Allah.

Berikut adalah kalimat sok keras dari ustad Maheer kepada Nikita yang sudah menyebar di media sosial :

“Kepadamu hei bab! betina l0nt3 penjual selangkangan saya himbau 1×24 jam kau tidak melakukan klarifikasi dan permintaan maaf di depan publik secara terbuka, saya Maaher At-Thuwailibi beserta 800 Laskar Pembela Ulama akan mengepung rumahmu,” tegas Maher.

Komentar Penulis : penulis ko ping ho pernah berkata, jika hinaan dibalas dengan hinaan, maka semua orang akan terhina. Seharusnya sebagai ustad, Maheer tidak perlu membalas hinaan "tukang obat" dengan hinaan yang lebih parah, kalau seperti itu maka ustad Maheer tidak ada bedanya dengan Nikita.

Maheer seharusnya malu menghina sampai bawa-bawa selangkangan. Pertama sebagai ustad sewajarnya memiliki adab yang lebih baik dari orang awam, kedua yang dia lawan ini seorang Wanita, masa 800 pria mau keroyok satu orang wanita? Tapi wajar juga sih, karena untuk menghadapi Ahok seorang diri saja, perlu 7 juta umat untuk melawannya. Jadi melawan wanita dengan 800 orang masih hitungan yang pas bagi Maheer dan teman-temannya.

“Saya serius, saya tidak main-main, kita lihat apa yang akan terjadi. Darah kami, kami kucurkan untuk membela kehormatan cucu Rasululllah SAW,” pungkas Maaher.

Komentar penulis : darah yang mana ya? Masa sih Nikita yang seorang diri, bisa membuat 800 orang sampai berdarah-darah. Sebagai penggemar Khabib Nurmagomedov, ini di luar akal penulis. Kalau memang mau berdarah-darah, ikut one pride MMA saja, di sana ada Rudi "Ahong" Gunawan dan Theodorus "Singa Karo" Ginting, kalau bisa mengalahkan mereka tentu akan membuat muslim seluruh dunia bangga bukan?

Kalau lawan Nikita seorang diri sampai berdarah-darah sih, sama saja mempermalukan kehormatan cucu Nabi. Masa Bibib "Porn Fugitive" singa Allah gagah perkasa pengikutnya main keroyokan lawan wanita?

Jadi ucapan Maheer yang bilang dia serius dan tidak main-main, penulis ragukan. Jangan-jangan Maheer emang lagi becanda ketika bilang akan berdarah-darah melawan Nikita seorang diri walaupun akan datang keroyokan 800 orang. Jika ini memang becanda, maka mohon maaf Maheer, becanda anda sama sekali tidak lucu. Begitulah kura-kura.

Sumber :

https://indeksnews.com/rumah-nikita-mirzani-diancam-bakal-dikepung-ustadz/

Sebut "Porn Fugitive" Tukang Obat, Ustad Maaher Akan Keroyok Nikita Mirzani

Sumber Utama : https://seword.com/politik/sebut-porn-fugitive-tukang-obat-ustad-maaher-vxF3x0BK5o

Makjleb! Partai Ummat Coba Jilat Rizieq, Padahal Rizieq Itu Hatinya Sudah ke PKS

Tidak bisa dipungkiri, Rizieq memiliki pengaruh yang cukup besar di negeri ini. Terbukti, meskipun ia sudah tersandung kasus chat asusila, pernah dijebloskan ke penjara, dan pernah kabur selama 3,5 tahun. Saat ia pulang ke tanah air, cukup banyak yang menjemputnya.

Meski tidak sehebat Ayatollah Khomeini, sang pemimpin agung Iran pertama itu, tapi setidaknya dia bisa mengarahkan pendukungnya untuk memilih Caleg, Cakada atau Capres tertentu.

Hal inilah yang kemudian membuatnya menjadi incaran banyak partai opurtunis. Yang hanya memikirkan bagaimana dapat suara saja. Tanpa mempertimbangkan latar belakang si Rizieq itu seperti apa.

Terbukti, sejak Pilkada DKI 2017 lalu, Rizieq dan laskarnya selalu dimanfaatkan oleh Parpol.

Ia yang hanya pendakwah itu dan tokoh pendiri Ormas FPI, mendadak tampil di panggung politik bak ketua umum partai.

Rizieq bicara ke sana - kemari bak Ketua Timses Anies Baswedan kala itu.

-o0o-

Keterlibatan Rizieq di panggung politik ini tidak berhenti sampai di Pilkada DKI 2017 saja lho. Di Pilpres 2019 ia menjadi pendukung Prabowo.

Bahkan, karena begitu berharapnya Prabowo didukung oleh bos Kadrun itu, sampai-sampai ia berjanji akan menjemput Rizieq jika kelak terpilih sebagai presiden kala itu.

Tapi apa daya, ternyata pendukung Jokowi jauh lebih banyak daripada para Kadrun tersebut. Sehingga Prabowo kalah lagi di Pilpres untuk ketiga kalinya.

-o0o-

Nah kepulangan Rizieq baru-baru ini dijadikan momentum oleh beberapa partai untuk merayunya agar mau bergabung bersama mereka.

Bahkan partai-partai tersebut terkesan menjilat gitu.

Seperti yang dilakukan oleh PAN, mengatakan bahwa kepulangan Rizieq ke tanah air merupakan hal yang positif. Serta saat Rizieq tiba di tanah air, pendukungnya lebih sejuk, damai dan kondusif.

Imbauan yang sejuk agar para penjemput Habib Rizieq agar tertib dan damai membuat suasana lebih kondusif,” ujar anggota DPR Fraksi PAN, Guspardi Gaus, (11/11).

Padahal bagaimana mau damai dan kondusif kalau pendukungnya saja merusak beberapa fasilitas yang ada di bendara Soekarno-Hatta?

Termasuk karena ulah mereka, mengakibatkan kemacetan total menuju bandara dan merugikan pengusaha hingga miliaran rupiah.

Tidak berhenti sampai di situ saja, puja-puji kader partai berlambang matahari itu kepada Rizieq.

Guspardi juga mengatakan, pulangnya Bang Toyib (Rizieq) ke tanah air merupakan momentum yang indah untuk menguatkan semangat persaudaraan dan persatuan bangsa. Hehehe

Kemudian, ada Partai Ummat yang coba menggaet Rizieq agar mau bergabung bersama mereka.

Tidak tanggung-tanggung si Ummat ini menjilatnya. Sampai-sampai logo partainya itu dideklarasikan tepat di hari kepulangan Rizieq, yakni pada 10 November 2020 kemarin.

"Maka oleh sebab itu Partai Ummat menyambut kedatangan HRS dengan penuh kegembiraan dan rasa syukur yang diwujudkan dengan peluncuran simbol partai yang sinkron dan senapas dengan perjuangan HRS. Yaitu melawan kezaliman dan menegakkan keadilan," ujar loyalis Amien Rais, Agung Mozin, (9/11).

Bujuk rayu dari kedua partai ini sebenarnya cukup untuk membuat Rizieq pusing 7 keliling. Pasalnya, baik dengan Zulkifli Hasan, Ketua Umum PAN saat ini maupun dengan Amien Rais si pendiri Partai Ummat, do’i memiliki kedekatan.

Lantas, kalau sudah begitu, partai mana yang dipilih oleh pendiri FPI itu untuk menyalurkan aspirasinya?

Apakah partai yang pernah didirikan oleh Amien Rais (PAN) atau partai yang baru saja dibentuk oleh Amien Rais (Partai Ummat)?

Ternyata tidak keduanya ferguso.

Rizieq lebih memilih PKS untuk menjadi tambatan hatinya dibandingkan kedua partai itu.

Hal ini seperti yang disampaikan sendiri oleh-nya dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube PKS tv.

Kura-kura begini yang disampaikan oleh mantan Bang Toyib tersebut soal PKS.

Jangan sampai mubazir. Kita tarik suara ini, kita berikan kepada PKS yang juga partai Islam. Dan PKS tidak pernah khianat. PKS selama ini selalu setia dengan janji-janjinya. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, PKS satu-satunya partai yang tidak pernah khianat kepada kawan koalisi. Selalu setia. Walaupun kadang-kadang kawan-kawan partai itu menghianati PKS”.

Mungkin Rizieq lupa kali ya kalau PKS itu sedikitnya sudah 3 kali menghianati Partai Demokrat. Hehehe

Pertama, ada 4 kader PKS yang ditunjuk jadi menteri oleh SBY kala itu. Tapi partai dakwah itu malah ikut-ikutan mengajukan hak angket century. Yang mana usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Partai Demokrat.

Kedua, di saat SBY harus mengambil kebijakan yang tidak populer, yakni menaikkan harga BBM, lima partai pengusung pemerintah mendukung rencana kebijakan itu. Sementara PKS, yang juga pendukung pemerintah, menolaknya mentah-mentah dan mengumumkannya ke publik bak oposisi.

Tidak pelak, Wasekjen Partai Demokrat kala itu, Ramadhan Pohan sempat berang dengan ulah PKS tersebut.

"PKS ada usulan dan pendapat lain, kan ada forumnya. Jadi jangan seperti sekarang, PKS main tusuk tidak jelas. Apalagi dengan alasan yang tidak jelas pula," ujar Ramadhan dengan nada kesal.

Ketiga, menjelang Pilgub Jabar 2018 lalu, PKS secara sepihak menarik diri dari koalisi yang telah dibentuk bersama Partai Demokrat yang mendukung Deddy Mizwar. Lalu, seperti tanpa bersalah, partai yang telah memecat Fahri Hamzah itu mendukung pasangan Sudrajat-Syaikhu.

Makjleb!

Sampai-sampai salah satu kader Partai Demokrat kala itu, Andi Arief mengatakan PKS merupakan 'Partai Khianat Selalu', karena begitu kesalnya dia kepada partai yang konon katanya berasaskan Islam tersebut.

Sebagai penutup, berdasarkan pengalaman di atas, parpol-parpol yang selama ini coba merayu Rizieq (Partai Berkarya, Partai Demokrat, PAN dan Partai Ummat), mending mundur alon-alon saja deh.

Karena, percuma saja menjilat kalau ternyata dia sudah milik orang lain.

Dalam hal ini, selain milik Firza, Rizieq juga telah mantap hatinya milik PKS.

Sumber :

https://www.beritasatu.com/beritasatu/nasional/38445/wasekjen-demokrat-pks-khianati-koalisi

Image : inews.id

Makjleb! Partai Ummat Coba Jilat Rizieq, Padahal Rizieq Itu Hatinya Sudah ke PKS

Sumber Utama : https://seword.com/politik/makjleb-partai-ummat-coba-jilat-rizieq-padahal-OWRuXITYyx

Hukum Cambuk Suara Kepo FPI, Apakah karena Berakhlak?

Gerombolan manusia berakhlak kembali garang sejak HRS kembali menunjukkan akhlaknya di republik ini. Pahlawan yang dikembalikan karena kelamaan bertamu ini mulai memainkan berbagai jurus memikat para pemujanya.

Front Pembela Islam (FPI) adalah kumpulan manusia berakhlak binaan HRS. Sepak terjangnya menegakkan kebenaran versi mereka sudah tidak diragukan lagi. Sempat sih sebentar rada sedih ketika HRS memperdalam ilmunya di tanah suci. Tetapi, kini nyali mereka kembali menggelora seperti gaung HRS memperbaiki akhlak di pertiwi Indonesia.

Nah kebayang nggak betapa ngerinya ketika FPI kepo meminta agar hukuman cambuk turut diberlakukan sebagai instrumen hukum dalam Rancangan Undang-undang Larangan Minuman Beralkohol (RUU Minol) yang tengah digodok DPR.

"FPI meminta pemerintah memberlakukan hukum cambuk bagi pelanggar UU Larangan Minuman Beralkohol agar memberikan efek jera kepada pemakainya," kata Ketua Umum FPI Ahmad Sobri Lubis dalam keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (12/11).

WKwkwk…wokeh, baiklah kita tarik nafas dulu mengatasi kebingungan kita. Maaf, FPI ini siapa?

Jangan ngambek yah, secara organisasi keberadaan FPI sebagai organisasi masyarakat (ormas) sepertinya sudah tidak lagi memiliki kekuatan hukum sejak izinnya tidak diperpanjang. Kenapa tidak diperpanjang? Heheh....karena FPI rupanya keberatan dengan ideologi Pancasila! Itu sebabnya Pancasila tidak ada di AD/ART mereka. Lha, terus maunya apa memangnya? Heheheh…maunya khilafah Islamiyah, dan itulah yang termuat pada AD/ ART FPI. Paham?

Kepo banget FPI mengurusi hukum di negeri ini. Lupa bercermin organisasi sendiri nggak jelas, tidak legal, alias melanggar hukum. Wkwkwk..tobat deh!

Apalagi sekarang sotoy bersuara mengenai hukum cambuk untuk sanksi RUU Minol? Duh…ini lebih nggak masuk di akal sama sekali. Terlebih mendengar pendapat Sobri karena memandang ajaran Islam memiliki ketentuan hukum dalam Alquran dan Hadis yang melarang mengonsumsi minuman beralkohol.

Maaf yah, tetapi Indonesia bukanlah negara Islam, bahkan Indonesia bukan negara agama! Melainkan negara berketuhanan karena ada pemeluk agama lain di republik ini selain Islam.

Terdapat 3 hal yang harus diluruskan disini sebelum kita “mabok” karena ulah FPI, yaitu:

Pertama, FPI bukanlah organisasi resmi yang memiliki kekuatan hukum diakui oleh pemerintah. Faktanya lagi, pada AD/ ART FPI tidak menyebutkan Pancasila, melainkan khilafah Islamiyah. Artinya, visi dan misi FPI adalah hukum Islam.

Visi dan misi organisasi FPI adalah penerapan Syariat Islam secara kaaffah di bawah naungan khilafah Islamiyah menurut Manhaj Nubuwwah, melalui pelaksanaan da'wah, penegakan hisbah dan pengamalan jihad. Dikutip dari: detik.com

Kedua, Indonesia adalah negara hukum, dan republik ini tidak semata milik keyakinan tertentu saja. Ada keyakinan agama lain yang memiliki hak yang sama di negeri ini.

Ketiga, hukum cambuk bertentangan dengan ideologi bangsa Indonesia, Pancasila yaitu sila kedua “Kemanusiaan yang adil dan beradab”.

Jujurnya untuk penulis, tidak mengerti sejauh mana mendesaknya sehingga RUU Minol perlu digodok DPR segera. Mengingat isu ini sudah pernah diramaikan sebelumnya. Sejauh ini juga rasa-rasanya alkohol memang tidak bisa diperjualbelikan bebas seenak hati. Bahkan makanan yang mengandung alkohol saja sudah sulit untuk ditemui. Sebagai contoh, jika dulu cake mengandung rhum hal biasa karena memang biasa dibeli pada momen tertentu. Tetapi sudah sejak lama cake mengandung rhum tidak lagi ada.

Memang tidak salah jika pemerintah memandang perlu menuangkan sanksi tegas dalam RUU Minol, hanya saja ini akan membuat ada kelompok halu yang merasa perlu menegakkan kebenaran karena ajaran akhlak junjungannya.

Tetapi yang pasti hukuman cambuk jelas tidak sesuai dengan nafas negeri ini karena Indonesia bukannlah negara Islam. Sehingga menerapkan hukum Islam sebagai sanksi hukum rasanya tidak tepat. Kalaupun Daerah Istimewa Aceh mengenal hukum cambuk, maka itu dikarena Aceh adalah daerah yang diberikan keistimewaan menerapkan syariat Islam. Itupun tidak secara keseluruhan, tetapi hukum Islam bersifat tambahan dari hukum sekuler yang tetap diterapkan. Kenapa ini bisa terjadi di Aceh, tidak lain adalah karena sejarah politik demi menjaga Aceh tetap menjadi bagian dari NKRI ketika itu.

Kembali kepada FPI yang berusaha tampil menegakkan akhlak dengan hukum cambuk karena diyakini mampu memberi efek jera maka sepertinya FPI terlalu halu. Kenapa?

Kembali kepada Aceh sebagai contoh yang telah menerapkan hukum cambuk, faktanya tidak menjamin angka kejahatan berkurang drastis karena efek jera ataupun karena hukum Islam sudah ditegakkan.

Nggak kebayang jika hukum cambuk yang (maaf) jauh dari nilai kemanusiaan kembali diterapkan dimasa orang sudah berpikir pindah tinggal di Mars. Sanksi hukum atau efek jera tidak selalu harus diartikan fisik yang barbar sekali sifatnya.

Bukannya tidak mungkin kepo FPI adalah bagian dari visi dan misi khilafah Islamiyah yang coba diselipkan pelan-pelan, seperti juga gaung akhlak ala HRS.

Intinya, lebih baik FPI tidak terlalu kepo mengurusi hukum di negeri ini. Percayalah, sudah ada perangkat hukum beserta aparatnya yang mengatur berjalannya hukum di negeri ini. Percayalah juga lagi, hukum di negeri ini pun berlandaskan Pancasila.

Di dalam Pancasila yang terdiri dari 5 sila tersebut dengan sendirinya sudah mencerminkan akhlak. Tinggal kembali kepada masing-masing warganegaranya saja, termasuk FPI dalam hal ini. Heheh…begitulah kira-kira yang nggak pura-pura.

Artikel mpok lainnya bisa dinikmati di @mpokdesy

Sumber: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201112141438-32-569003/fpi-minta-pelanggar-ruu-minuman-beralkohol-dihukum-cambuk https://news.detik.com/berita/d-4803965/khilafah-islamiyah-terang-benderang-versi-fpi/2

Ilustrasi: Imgur

Hukum Cambuk Suara Kepo FPI, Apakah karena Berakhlak?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/hukum-cambuk-suara-kepo-fpi-apakah-karena-vLq2IMLgZu

Porn Fugitive Seorang Imam Besar, Betapa Memalukan...

Imam besar dapat sebutan baru, Porn Fugitive, buron pornografi. Sebutan yang memalukan untuk seorang tokoh agama. Yang sekali lagi membuktikan, fungsi agama untuk menjaga moralitas dipertanyakan. Karena seorang imam besar sekalipun berpotensi untuk cabul.

Tapi memahami agama memang tak boleh sependek itu. Jika ada pemuka agama cabul, tentu bukan agamanya yang disalahkan.

Pada akhirnya agama sekadar alat. Untuk menegakkan moral diperlukan kontrol sosial. Dan ini membutuhkan takaran akal sehat. Polisi moral yang dogmatis juga berbahaya bagi kemerdekaan hak asasi seseorang.

Ormas seperti FPI misalnya, tiba-tiba bisa menjelma penegak hukum, dengan undang-undang moral yang berakar dari dogma. Dan aparat yang sesungguhnya, dalam banyak kasus juga tak bisa berbuat banyak.

Rizieq adalah simbol kemandulan penegakan hukum. Sekaligus kerusakan sistemik dalam beragama. Di Indonesia yang katanya bukan negara agama ini, agamawan bisa berbuat semaunya. Rizieq contohnya.

Mobilisasi massa untuk meramaikan kepulangan Rizieq sebenarnya sudah dilakukan jauh-jauh hari. Bahkan sehari sebelumnya banyak masjid telah dipenuhi gerombolan yang gitu-gitu tampangnya. Mudut. Gak intelek. Auranya senggol-bacok.

Mereka mengibarkan bendera besar. Membaca salawat badar. Seolah-olah Rizieq adalah pahlawan. Bikin macet jalan. Merasa penting. Padahal ya gak lebih hanyalah sekumpulan begundal.

Lobi-lobi memulangkan Rizieq itu sudah berlangsung alot. Dan berlangsung lama. Sempat dibatalkan. Ternyata lanjut lagi. Bukan perkara pulangnya. Tapi siapa yang berani menjamin kebebasan sepak terjangnya setelah berada di Indonesia.

Ini memang gak ada urusannya dengan Istana. Sebab yang bekerja di sana adalah mereka yang kecewa. Konon tidak dari luar, tapi di dalam barisan. Siapakah itu? Ada deh. Namanya juga konon.

Oleh sebab itu wajar, jika mobilisasi kebahlulan itu sukses, longgar dan lancar.

Rizieq bukan tokoh luar biasa. Hanya pion. Glorifikasi penyambutan dirinya itu adalah upaya mencuci aroma kandang kambing. Agar namanya kembali berkibar. Kelak ia bisa dimanfaatkan. Tentunya sebagai pion.

Apakah seluruh strategi itu akan berhasil? Ya tinggal dilihat kelanjutan nasib Rizieq. Jika dia aman, makmur dan makin bahlul, berarti sukses.

Jokowi memang diam. Ya mau ngapain? Gebrak-gebrak meja dan ngusir Rizieq? Posisinya kan di tahap ini memang hanya memantau. Wong Rizieq juga hanya pion. Gak level kalau diributin sampai mendalam.

Kecuali jika ulahnya telah kembali meresahkan.

Maka tugas kalian, bukan sibuk mikirin teori konspirasi seputar kepulangan Rizieq. Apalagi sibuk memburu video porno mirip artis yang sengaja disebar untuk meredam situasi.

Tak usah pedulikan politikus kremi model Anies Baswedan yang memanfaatkan kesempatan. Atau Ridwan Kamil yang konon juga ikut merecehkan dirinya.

Tapi tugas maha penting saat ini adalah memastikan kasus-kasus Rizieq kembali berjalan. Kalau itu gak jalan. Berarti Ada yang gak beres di atas sana. Pintu hukum macet.

Jika itu terjadi gedor Istana. Pastikan kita tidak memilih orang yang salah pada pemilu sebelumnya.

Kajitow Elkayeni

Porn Fugitive Seorang Imam Besar, Betapa Memalukan...

Sumber Utama : https://seword.com/umum/porn-fugitive-seorang-imam-besar-betapa-memalukan-kkC7WS66hH

Ngarep Terawan, Apa Najwa Shibab Gak Wawancara Teman Satu Klan Si "Porn Fugitive" Saja?

Langsung saja penulis beberkan alasan kenapa penulis menulis artikel ini. Menghubungkan Najwa Shihab atau Nana dengan Bibib adalah hal yang wajar, karena keduanya sama-sama dari klan Shihab dan sama-sama bekerjasama dengan klan Baswedan untuk mengepung Jokowi, seperti pada artikel berikut ini.

Daripada Nana ngarep untuk mewawancarai dokter Terawan, dan bertindak gila dengan mewawancarai kursi kosong, maka tidak ada salahnya Nana mengundang si "Porn Fugitive" yang kini sudah terkenal di dunia internasional.

Nana tidak usah malu untuk mewawancarai sesama klan Shihab, karena sebelumnya Nana juga pernah mewawancarai penipu internasional seperti pada artikel berikut ini.

Sampai sini semoga pembaca sudah paham bahwa artikel yang penulis tulis, bukan berdasar sentimen pribadi kepada Nana, tapi karena memang sangat nyambung sekali jika Nana mewawancara penjahat Internasional untuk kedua kalinya.

Setelah sebelumnya penipu Internasional, kini Nana bisa menambah daftar narasumber penjahat internasional yang kali ini bergelar "Porn Fugitive".

Nana kan berkata, bahwa Nana mewawancarai dokter Terawan dalam rangka mewakili masyarakat untuk mengetahui apa yang terjadi dengan penangan covid-19 yang dilakukan Terawan.

Dokter Terawan sudah menjawabnya dengan sangat berkelas, undangan dari WHO adalah bukti jika Terawan tidak menghadiri acara Mata Najwa karena memang sedang sibuk menangani covid-19.

Dokter Terawan sudah membuktikan bahwa menangani covid-19 bisa dalam diam, dan tanpa perlu koar-koar di acara tidak penting yang hanya ingin menjatuhkan narasumber dengan pertanyaan-pertanyaan menjebak.

WHO sudah membuktikan bahwa Terawan berhasil dalam menangani covid-19 dan wajib dicontoh oleh negara lain. Jadi rasanya tidak perlu lagi beliau hadir di acara cari sensasi karena dunia sudah mengakuinya.

Jika Nana masih penasaran bagaimana dokter Terawan bertanggung jawab terhadap masalah covid-19, silakan baca berulang-ulang pernyataan WHO yang dilansir dari cnbcindonesia.com berikut ini :

"Dalam kapasitas inilah kami menyampaikan undangan bagi Anda untuk bergabung dalam konferensi pers Direktur Jenderal WHO, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, dan Menteri Kesehatan dari tiga negara lain, dan berbagi pengalaman Indonesia yang berhasil melaksanakan IAR nasional Covid-19," tulis pesan dalam undangan tersebut.

Jika sudah dibaca berulang-ulang, maka berhentilah bermimpi untuk mencari sensasi dan mempermalukan dokter Terawan ya. Nah, daripada kecewa dokter Terawan tidak berhasil dipermalukan, maka kenapa tidak wawancara saja si "Porn Fugitive" yang sekarang lagi disorot dunia internasional juga?

Sama-sama kelas internasional dengan dokter Terawan, yang satu diakui WHO dalam keberhasilan menangani covid-19, yang satu lagi diakui dunia karena kasus, ah sudahlah, yang pasti tidak akan kalah soal rating jika Nana mengundang sang "Porn Fugitive".

Penulis jamin, yang menonton tidak hanya para kadal gurun, pendukung setia Nana, tapi cebong juga akan ikut menonton dengan senang hati. Semoga bisa ditonton juga oleh dunia internasional, bagaimana aksi si "Porn Fugitive" diwawancarai oleh saudara satu klan.

Kalau mau lebih heboh lagi dan mengguncang jagat media tanah air, maka Nana bisa sekalian mengundang Anies Baswedan sebagai gubernur DKI Jakarta yang juga punya kewajiban menangani covid-19. Jadi masih nyambung temanya dengan jika mengundang dokter Terawan sebagai narasumber.

Jika Terawan sudah membuktikan keberhasilannya dalam menangani covid-19, maka sekarang saatnya Nana mewawancarai kepala-kepala daerah soal covid-19. Karena Indonesia mengenal namanya otonomi daerah, maka sudah sewajarnya pemimpin daerah mempertanggung-jawabkan juga kinerjanya dalam menangani covid-19.

Jika pemerintah sudah diwakili dokter Terawan yang menurut WHO berhasil dalam penanganan covid-19, maka berikutnya wajar Anies Baswedan yang ditanya tentang penanganan covid-19, karena beliau adalah gubernur Ibu Kota Indonesia.

Soal pertanyaan-pertanyaan yang akan dilontarkan, penulis yakin Nana bisa menyiapkan pertanyaan yang menarik dan membuat narasumbernya terpojok seperti yang biasa Nana lakukan. Walaupun penulis tidak yakin jika Nana berani untuk memojokan Anies Baswedan dan si "Porn Fugitive".

Tapi jika diizinkan, maka tolong mba Nana tanyakan dong. Bagaimana dengan PSBB di Jakarta? Apa masih lanjut atau sudah berakhir? Kok kemarin ada massa berkerumun dengan mengabaikan protokol kesehatan dibiarkan saja oleh pemprov DKI Jakarta yang dipimpin Anies Baswedan? Malah Gubernurnya ngopi-ngopi bareng si "Porn Fugitive" yang seharusnya dikarantina mandiri selama 14 hari.

Kalau pertanyaan untuk "Porn Fugitive" penulis serahkan sepenuhnya pada Nana, karena penulis yakin apapun yang Nana tanyakan pada si "Porn Fugitive", akan menaikan rating acara Nana. Begitulah Kura-Kura.

Sumber :

https://www.cnbcindonesia.com/news/20201105182110-4-199650/menkes-terawan-diundang-who-karena-berhasil-perangi-corona

https://news.detik.com/berita/d-5250131/seperti-tak-ada-psbb-transisi-di-petamburan-dinkes-dki-ini-jadi-pr-bersama

Ngarep Terawan, Apa Najwa Shibab Gak Wawancara Teman Satu Klan Si "Porn Fugitive" Saja?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ngarep-terawan-apa-najwa-shibab-gak-wawancara-0BfBB5VMed

Lagi, Pemilihan Ketua OSIS Diulang Karena Dugaan Pemenang Adalah Non Muslim?

Masih ingat dengan insiden di SMAN 58 di mana seorang guru mengimbau agar tidak memilih calon ketua OSIS non muslim?

Hal seperti ini ternyata terulang lagi, di sekolah yang berbeda.

Kabar ini diunggah oleh akun Twitter Donny Dhirgantoro @Donny5cm dan viral di media sosial.

Kali ini terjadi di SMAN 6 Depok. Pemilihan calon ketua OSIS SMAN 6 Depok periode 2020-2021 diulang dikarenakan seorang siswa yang terpilih, seorang non muslim.

Dalam unggahan tersebut, dituliskan pemilihan calon ketua OSIS SMAN 6 Depok diulang karena ada beberapa oknum di sekolah tersebut tidak terima karena ketua OSIS terpilih non muslim.

"Hello guys akun minta tolong banget, Di sma ku.. SMA NEGERI ada "calon" ketua osis yang bernama Evan Clementine yang memenangkan pemilihan ketua OSIS (kinerjanya bagus, banyak orang yang mendukungnya termasuk guru2), namun ada beberapa oknum dari sekolah yang tidak terima sampai mengadakan voting ulang hanya karena dia non-muslim. Aku minta tolong untuk kalian semua agar dishare kasus ini, sehingga Evan mendapatkan keadilan dan kesempatan untuk memimpin sekolahnya. Mohon bantuannya di up ke social media guys," tulis akun @Donny5cm.

Tulisan ini dikirimkan ke akunnya oleh teman-teman Evan.

"Wah.... Kok begini? Miris bacanya. Hidup pendidikan indonesia?! Kasihan ini japri sendiri temen2nya ke gue, minta dinotice. Ini Mereka masih anak SMA lho, lagi belajar demokrasi," katanya..

"Evan minta maaf, kalau evan harus mengambil keputusan dengan berlapang dada dan ikhlas bahwa Evan harus mundur dari Pemilihan Calon Ketua OSIS SMA Negeri 6 Depok Periode 2020-2021, karena terdapat prinsip-prinsip yang tidak sesuai untuk melakukan pemilihan ulang," tulis Evan.

Evan pun sudah menyerahkan persoalan tersebut sebagai menjadi pembelajaran. "Biarlah ini menjadi pelajaran agar lebih baik kedepannya dan bagi teman-teman yang masih bertahan, selamat berjuang. Akhir kata dari saya, Salam Keadilan, Salam Persatuan, dan Salam Perjuangan. Hidup Pendidikan Indonesia! Terimakasih Hormat saya, Evan Clementine P," kata Evan.

Sampai berita ini ditayangkan, belum adak konfirmasi lanjutan. Saat dikonfirmasi perihal kasus tersebut, Kepala Sekolah SMAN 6 Depok menyerahkannya ke Wakil Kepsek SMA Negeri 6 Depok. "Mungkin bisa ke wakil saya Bu Wati," tulisnya dalam pesan singkat kepada media SuaraJakarta.id.

Berarti kita anggap saja benar terjadi, sembari menunggu kabar selanjutnya karena ini bakal viral dan menjadi perbincangan. Mau tak mau pihak sekolah pasti akan berbicara.

Dari sini kita bisa lihat kalau kepala sekolah sedang bingung atau pun panik dan berusaha melempar bola panas ini ke wakil kepala sekolah. Itu yang pertama.

Kedua, yang masih jadi misteri adalah siapa oknum keterlaluan yang katanya tak terima dengan hasil pemilihan ketua OSIS dan meminta pemilihan ulang. Ini harus diusut, publik perlu tahu siapa orang ini. Kalau memang ini benar gara-gara non muslim atau terkait dengan isu agama, maka oknum ini harus diberi sanksi, dihukum atau dipecat saja. Ini adalah sikap rasis yang tidak boleh dibiarkan terjadi berlarut-larut.

Ketiga, kalau dipaksakan siswa ini tetap dijadikan ketua OSIS, sudah bisa tertebak, mungkin dia bakal dipersulit terus kerjanya, atau bahasa frontalnya, digagalkan. Diganggu dan tidak didukung dalam setiap kebijakan. Sentimen non muslim ditanam ke dirinya. Mungkin ini sebabnya dia memilih mundur saja.

Keempat, sad but true. Miris tapi ini kenyataan pahit yang tidak bisa dihindari. Intoleransi sudah menyebar ke mana-mana, bahkan sudah menyusup ke bangku sekolah. Inilah buktinya. Belum lagi yang tidak terekspos oleh media. Yang tidak ketahuan pasti jauh lebih banyak lagi.

Tampaknya tugas pemerintah akan makin berat kayaknya. Siswa SMA saja sudah dijadikan ajang propaganda atau sentimen agama dalam pemilihan ketua OSIS. Gimana nanti kuliah? Kerja? Politik? Jadilah nanti sebuah tren memilih harus seiman. Bahkan kalau tidak diatasi mulai sekarang, takutnya konsep seiman ini bakal melebar ke mana-mana hingga ke semua sendi kehidupan. Tinggal tunggu waktunya Indonesia bubar beneran kalau sampai ini terjadi.

Benar yang tadi dikatakan, miris dengan pendidikan Indonedia saat ini. Sudah lah kalah saing dengan pendidikan luar negeri, skor PISA jelek, intoleransi menguat pula.

Bagaimana menurut Anda?

https://jakarta.suara.com/read/2020/11/12/160715/viral-yang-terpilih-non-muslim-pemilihan-ketua-osis-sman-6-depok-diulang#:~:text=Kali%20ini%20terjadi%20di%20SMAN,dan%20viral%20di%20media%20sosial.

Lagi, Pemilihan Ketua OSIS Diulang Karena Dugaan Pemenang Adalah Non Muslim?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/lagi-pemilihan-ketua-osis-diulang-karena-dugaan-uuSrPJJ8MK

Jokowi Hadapi Rizieq: Tenang, Terawang, Libas Dari Belakang!

Beberapa hari sesudah kedatangan Rizieq, kita melihat banyak ketidakpuasan dari warga masyarakat. Bahkan mungkin kita sendiri, saya dan pembaca, merasa gemes dan nggak puas. Melihat obyek vital negara seperti bandara amburadul operasionalnya dan rusak fasilitasnya hanya dalam beberapa jam saja. Lalu melihat rombongan penjemput Rizieq menguasai jalan tol, sepeda motor masuk tol seenaknya dan jalanan jadi macet cet luar biasa. Gemes? Pasti! Saya aja saking gemesnya jadi pingin tak pithes semuanya, kayak matiin kutu hehehe… Yang bikin kita merasa nggak puas adalah pemerintah terkesan diam saja. Sudah jelas merusak, bikin kerumunan massa dalam kondisi pandemi gini, eh nggak ada sanksi sama sekali. Teguran pun tidak ada. Maksudnya pemerintah ini apa sih?

Padahal sebelumnya Mahfud MD dengan garang sudah bilang mau “sikat”, kalau pendukung Rizieq bikin rusuh. Kenyataannya? Oleh sebab itu, saya pun berusaha melihatnya dari sudut pandang politis, termasuk memperhitungkan faktor kamtibmas (keamanan dan ketertiban masyarakat). Karena saya yakin bahwa apa pun yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh Presiden Jokowi, itu semuanya sebesar-sebesarnya adalah demi kepentingan rakyat.

Ingat ketika ada demo penolakan Omnibus Law yang berujung anarkis? Presiden Jokowi juga diam dan malah melakukan kunjungan kerja ke Kalimantan. Kenapa? Karena lebih penting mengurusi ketahanan pangan buat 270 juta rakyat ketimbang memberi hati pada ribuan pendemo yang ternyata lebih percaya hoaks ketimbang penjelasan pemerintah. Waktu itu hanya menteri-menterinya Presiden Jokowi yang handle. Ternyata cukup efektif kok. Ada yang tiba-tiba baper dan meradang karena publik menuduh dia lah dalang demo anarkis itu.

Nah, inilah yang mendasari keyakinan saya bahwa Presiden Jokowi bukannya diam terhadap kedatangan dan kelakuan Rizieq. Begitu pula Mahfud MD, bukannya tidak menepati janjinya untuk menyikat siapa pun yang bikin rusuh. Justru apa yang sudah diperingatkan oleh Mahfud MD, cukup meredam massa penjemput Rizieq, sehingga tidak terjadi kerusuhan. Cuma kerusakan fasilitas karena orang-orang yang berdesak-desakan. Kecil kok itu hitungannya. Pemprov DKI Jakarta saja sanggup memperbaiki kerusakan halte bis TransJakarta yang katanya sampai puluhan miliar rupiah itu. Memang ada kerugian material buat calon penumpang dan maskapai. Tapi kerusakan yang lebih besar tidak terjadi, tidak ada bakar-bakaran, tidak ada korban jiwa. Sesudah beberapa jam Rizieq lewat, bandara kembali normal.

Langkah kedua yang dilakukan Presiden Jokowi adalah mengamati afiliasi Rizieq. Siapa yang sowan ke Rizieq? Bagi mereka yang mendatangi Rizieq, nampaknya gagah gitu, seakan sudah berhasil melawan Jokowi, padahal tetap saja, di Pilpres 2019, Jokowi tetap jadi pemenang kan. Anies, Amien Rais, orang MUI, politisi PKS dan Fadli Zon. Ridwan Kamil pun juga sudah berencana mengunjungi Rizieq. Mereka merasa hebat bisa mendatangi Rizieq. Mereka juga berusaha memperkuat image dan menjadikan Rizieq sebagai simbol utama oposisi terhadap pemerintah. Tanpa mereka sadar, semuanya diabsenin sama Presiden Jokowi, dicatat.

Rizieq sendiri juga langsung tancap gas. Menyebut Revolusi Mental dipakai oleh gembong komunis. Selain menerima tamu para pejabat dan politisi, Rizieq sudah merencanakan safari dakwah. Hari ini bahkan Rizieq mengisi acara Maulid Nabi Muhammad di Cipayung, Jakarta Timur. Massa pun berkumpul tanpa mentaati protokol kesehatan Sumber. Bahkan, sudah ada selentingan soal Reuni 212 yang katanya akan diizinkan oleh Pemprov DKI Jakarta Sumber.

Rizieq (dan orang-orang di belakangnya) berharap pemerintah terintimidasi dan kemudian mengeluarkan tindakan represif. Namun, pemerintah justru diam saja. Seakan membiarkan apa pun yang dilakukan oleh Rizieq. Apakah karena Presiden Jokowi takut? Ngimpi lu! Presiden Jokowi itu berkuasa atas kekuatan TNI dan Polri. Kalau mau pakai cara Orba, sebar aja petrus (penembak misterius) di mana-mana. Des, des, des! Modyar semua, tenang lah negeri ini. Yakin? Jaman sekarang yang arus informasinya mengalir deras nggak pake rem. Tidak bisa disamakan dengan arus informasi di jaman Orba yang masih jadul, terbatas dan dibatasi. Justru ini yang diinginkan oleh para lawan politik Jokowi. Maunya mereka Presiden Jokowi terpancing, lalu mengambil langkah represif, otoriter, bahkan kejam. Lalu Jokowi digempur dengan isu HAM, bahkan bisa diseret ke pengadilan internasional. Dan pihak asing pun berdatangan mengintervensi kedaulatan Indonesia. Hohoho… nanti dulu, Ferguso! Kedok dan taktik lu sudah ketahuan.

Presiden Jokowi sedang mengatur strategi “perang”. Yang efektif, yang tidak membahayakan kepentingan rakyatnya, dan yang bisa “merebus kodok” diam-diam tanpa mereka sadari. Kalau negara ini sampai kacau karena Presiden Jokowi salah langkah, itu sangat fatal buat rakyat. Faktor kehati-hatian, kecermatan, tidak grasa grusu, adalah semua yang mendasari keputusan Jokowi. Walaupun menjadikan beliau dikecam, disebut takut sama FPI, seakan diam saja. Saya yakin Presiden Jokowi sudah memegang “ekornya” Rizieq. Kenapa yakin? Karena Rizieq itu takut kalau kasus-kasus hukumnya diteruskan. Lihat saja, Rizieq duluan kok yang menawarkan rekonsiliasi, sekalian minta kasus hukumnya dihentikan Sumber. Bahkan baru saja Henry Yosodiningrat minta Polri menindaklanjuti laporannya soal Rizieq yang tertunda, pengacara Rizieq sudah kelimpungan minta laporan itu dicabut saja Sumber.

Sok tidak mengakui pemerintah, sok menyebut Jokowi presiden ilegal. Ternyata keder juga kalau kasus hukumnya berlanjut. Tapi ingat, ada dugaan bahwa ada pihak yang mendalangi Rizieq. Hidup di Arab Saudi bertahun-tahun tanpa pekerjaan itu tidak mungkin. Pasti ada yang mengongkosi. Kepulangannya pun juga pasti ada yang mengongkosi. Oleh sebab itu, Presiden Jokowi harus mengantisipasi, bukan hanya kelakuan Rizieq tapi juga orang-orang atau bohir yang ada di belakangnya. Kita harus sabar. Mungkin nanti ada yang ditangkap menjelang Reuni 212? Bisa saja. Seperti cara Jokowi “menggembosi” KAMI. Dilihat, diterawang, dilepas sekrupnya, dikasih air, lalu kabelnya colokin ke listrik. Zezezezezz, lalu menggelepar seperti ikan kena setrum hohoho…
Jokowi Hadapi Rizieq: Tenang, Terawang, Libas Dari Belakang!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/jokowi-hadapi-rizieq-tenang-terawang-libas-dari-o612Jyzssd

Lecehkan Negara, HRS Tawarkan Rekonsiliasi untuk Apa?

Pertama, penulis salut terhadap tingkat kesabaran Jokowi ibarat bapak yang harus mengayomi anaknya yang begitu banyak dengan berbagai karakter serta ulahnya. Mikir saja deh, sebagai presiden Pakde Jokowi sudah demikian berjibaku mengurus republik ini. Bahkan, ada tugas “tambahan” pula dari Anies, jadi ikutan kepikiran amburadulnya Jakarta.

Luarbiasanya jerih payah Jokowi seolah dianggap angin oleh sebagian orang. Justru Toyib yang mengembara karena kabur dari kasusnya, tiba-tiba kembali “bergelar” pahlawan. Gokilnya lagi, ngaku ingin memberesi akhlak di negeri ini? Wkwkwk….lha…dirinya saja nggak becus, kok yah ngarep bisa beresin orang lain?

Tetapi yah, memang susah untuk meluruskan pandangan ngawur ini kepada pemujanya yang mungkin sudah melihat HRS ini sebagai manusia setengah dewa. Maaf, melenceng dikit, jika Ahmad Danny terkenal dengan Dewa 19 maka, mungkin ini Dewa 17+. Kenapa 17+, karena untuk tampil beda saja. Susah lupa soalnya kalau HRS pernah keserimpet kasus panas yang bahkan mencuri perhatian media di Australia, gimana dong? Hehehe….

Gaung revolusi akhlak nggak sendirian, karena ada temannya bernama rekonsiliasi. Yup, konon HRS siap rekonsiliasi dengan pemerintah. Tetapi, betapa lucunya karena ada syaratnya asalkan pemerintah menghentikan kriminalisasi ulama. Wkwkwk…ini seperti anak kecil yang bakalan diam nggak merengek asalkan keinginan beli permennya dipenuhi.

Ada banyak pertanyaan sih, sejak kapan pemerintah mengkriminalisasi ulama? Lalu, maksud rekonsiliasi HRS ini apa persisnya? Bahkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko saja bingung karena sejauh ini pemerintah tidak pernah merasa ada ganjalan dengan HRS, apalagi sampai harus rekonsiliasi?

"Menurut saya, apa yang direkonsiliasi dengan Pak Habib Rizieq? Kita tidak ada masalah. Dari awal kita katakan Pak Habib Rizieq mau pulang, ya pulang-pulang saja. Pergi-pergi sendiri, pulang-pulang silakan," kata Moeldoko kepada wartawan di gedung Bina Graha, Jl Veteran, Jakarta Pusat, Kamis (12/11/2020).

Kocak memang HRS karena mengurut ke belakang, kepergiannya 3.5 tahun saja bukan diusir pemerintah. Bahkan selama keberadaannya di Saudi sekalipun tidak pernah pemerintah mengusik sedikitpun. Sekalipun pemerintah tahu masih ada kewajiban penyelesaian kasus hukumnya di tanah air. Toh nantinya juga bakalan kembali sendiri, atau dideportasi kalau sudah lewat izin tinggal. Heheh…dan itu kejadian!

Meski ogah diakui HRS balik ke Indonesia karena deportasi. Ketika itu pun di Saudi pemerintah lewat Duta Besar Indonesia sebagai perwakilan negara siap untuk membantu sesuai kapasitas pastinya. Lha iyalah, bagaimanapun hukum di Saudi tidak bisa diintervensi seenak hati khan.

Apa tidak kocak namanya, nggak ada angin dan hujan tahu-tahu HRS sekarang bicara akhlak dan rekonsiliasi. Padahal saat kedatangannya saja yang sampai detik ini bahkan belum masuk karantina pun pemerintah tidak menunjukkan tekanan kepada HRS.

Jika mau jujur, justru HRS sendiri yang terus berisik, menekan dan melecehkan pemerintah selama ini. Sejak dirinya belum menggembara, hingga kembalinya sebagai pahlawan kesiangan di Indonesia.

Itu sebabnya Moeldoko dalam hal ini nggak bisa memahami kenapa HRS jadi kepanasan sendiri, dan merasa pemerintah perlu rekonsiliasi dengan dirinya (HRS)?

"Tetapi kita tidak berikan upaya-upaya untuk menekan, upaya-upaya untuk menghalangi, dan seterusnya. Buktinya apa? Ya beliau datang sampai ke rumahnya ya aman-aman saja, selamat. Jadi inilah, kita juga harus luruskan, harus clear, masyarakat juga harus paham, tidak ada yang harus direkonsiliasi. Yang diperlukan di sini adalah masing-masing punya hak dan tanggung jawab," ujar Moeldok. Dikutip dari: detik.com

Nah, sekarang kita kembali dengan pernyataan HRS sendiri yang ribut dengan revolusi akhlak kemudian lanjut dengan tawaran rekonsiliasi. Dilansir dari detik.com Rizieq mengatakan jika pemerintah tidak melakukan revolusi akhlak, Rizieq dan pengikutnya akan melawan segala ketidakadilan. Rizieq menyebut perlawanan akan dilakukan di seluruh Indonesia.

"Kalau Anda tidak... tidak adil, gelombang manusia, gelombang rakyat dari Sabang sampai Merauke akan melawan segala ketidakadilan. Takbir. Takbir," jelasnya. Dikutip dari: detik.com

Hahah…membingungkan banget nggak sih HRS ini? Kebaca banget ada nada mengancam, jika tidak begini maka akan ada begini. Itu khan nada yang terbaca kalau kita mau jujur. Terus itu yang disebut akhlak? Itu yang kemudian harus terus dimaklumi?

Apakah yang dimaksudnya rekonsiliasi adalah pembiaran atas ulahnya selama ini melecehkan dan menginjak hukum di negeri ini? Makanya, sotoy menarik garis asalkan tidak ada kriminalisasi ulama?

Maaf yah, sebaiknya jangan melabeli dengan ulama, karena pemerintah tidak pernah mengkriminalisasi ulama. Sejauh ini yang dilakukan pemerintah terhadap sanksi hukum adalah kepada setiap warga negara. Terserah, mau warga biasa, pejabat atau ulama sekalipun tidak ada yang kebal hukum.

Jangan ngarang seolah di pemerintah Jokowi terjadi kriminalisasi ulama, demikian ditegaskan Moeldoko.

"Sebenarnya tidak adalah, istilah kriminalisasi ulama itu nggak ada. Kita tidak mengenal istilah itu dan kita tidak mau ulama dikriminalisasi. Negara itu melindungi segenap bangsa. itu tugas negara. Jadi siapa yang dikriminalisasi? Yang salah. Terus yang salah siapa? Ya nggak ngerti, apakah dia ulama apakah dia ini. Tapi jangan terus bahasanya kriminalisasi ulama. Nggak," sebut Moeldoko.

Jika kemudian tawaran rekonsiliasi HRS dimaksudnya menekan pemerintah karena HRS merasa memiliki kekuatan para pemujanya yang mabok akhlak maka kembali lagi hukum yang akan bertindak. Khan begitu, simple dan nggak blunder.

Dijawab jujur saja untuk HRS, aksinya selama ini dan rekonsiliasi versinya apakah itu wajar dan pantas? Sebagai satu dari sekian warga negara di republik ini, penulis justru melihat sikap HRS cenderung melecehkan negara. Please, jangan ngamuk, nanti jadi nggak berakhlak! Uuupss…

Artikel mpok lainnya bisa dinikmati di @mpokdesy

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-5252168/moeldoko-apa-yang-harus-direkonsiliasi-dengan-habib-rizieq?tag_from=wp_cb_mostPopular_list&_ga=2.205358034.312672443.1604936761-508320558.1603184745

Ilustrasi: Imgur

Lecehkan Negara, HRS Tawarkan Rekonsiliasi untuk Apa?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/lecehkan-negara-hrs-tawarkan-rekonsiliasi-untuk-HXxKikkA0B

Indonesia Darurat Akhlak. Buronan Cabul “Porn Fugitive” Bawa Program Revolusi Akhlak

Menanggapi kepulangan Rizieq Shihab ke Indonesia jujur saya biasa-biasa saja. Tertarik ngga, pengen tahu juga ngga. Mau pulang silakan, ngga pulang juga ngga masalah. Yang terjadi terjadilah. Seperti itulah sikap pribadi saya tentang kepulangan Rizieq Shihab barusan.

Saya justru tertarik melihat banyaknya pihak tak bersalah yang dirugikan dari kepulangan Rizieq ini. Sejumlah fasilitas umum di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, mengalami kerusakan disebabkan padatnya massa penjemput Rizieq Shihab yang datang ke area bandara sejak Senin, malam. Kursi tunggu di area luar lobi kedatangan Terminal 3 patah. Tanaman hias di pinggir jalan Terminal 3 juga rusak diinjak-injak massa simpatisan Rizieq.

Kemacetan lalu lintas parah menuju bandara juga tak dapat dielakkan. Akibatnya terjadi keterlambatan massal yang membuat maskapai terpaksa menjadwal ulang penerbangan (reschedule) atau pun mengembalikan uang tiket pesawat (refund) bagi calon penumpang terdampak.

Setidaknya 5.951 calon penumpang pesawat terkena kemacetan. 263 penerbangan mengalami keterlambatan terbang atau delay hingga 1-4 jam. Tak hanya itu, operator bandara pun ikut terimbas. Enam bandara yang dioperasikan PT Angkasa Pura II (Persero) memohon perpanjangan jam operasi karena delay yang terjadi akibat kepulangan Rizieq.

Rentetan kekacauan ini jelas menimbulkan kerugian ekonomi yang tak sedikit yang harus ditanggung oleh penumpang maupun maskapai. Sebab, keterlambatan terbang yang terjadi di satu bandara mengakibatkan runtutan gangguan terhadap bandara lain, karena pesawat yang digunakan tersambung untuk rute lainnya. Misalnya, pesawat dari Jakarta ke Surabaya, terus lanjut ke Bali dan seterusnya. Jadi delay-nya tidak hanya di Jakarta saja, tapi juga di kota lain.

Belum lagi kerugian maskapai menanggung akomodasi penumpang yang terdampak dengan memberikan keleluasaan reschedule atau refund. Ini jelas biaya besar.

Keadaan ini jadi memprihatinkan karena akan membuat keuangan maskapai jadi makin amburadul di tengah rendahnya okupansi penerbangan akibat dampak serangan virus corona yang masih belum bisa diatasi sampai saat ini.

Biaya operasional pun otomatis membengkak akibat pemborosan bahan bakar avtur pesawat yang tak dapat dihindarkan lagi. Belum lagi kerugian-kerugian lainnya yang tak dapat saya sebutkan satu persatu di sini.

Tragisnya, keadaan memalukan dan memilukan ini justru jadi kebanggaan bagi Rizieq Shihab dan para pendukungnya. Sama sekali tak ada rasa bersalah. Benar-benar keterlaluan. Merusak fasilitas negara dan merugikan orang lain justru dianggap sebagai prestasi membanggakan.

Kedatangan Rizieq dianggap membanggakan karena lebih heboh daripada penyambutan kedatangan Presiden. Seperti itulah komentar-komentar yang saya baca di medsos. Benar-benar kaum tak tahu malu.

Bicara tentang malu, hari ini Indonesia seharusnya malu semalu-malunya dengan sebuah pemberitaan dari media “The Australian” yang berjudul “Porn fugitive Rizieq Shihab returns to launch Indonesian ‘moral revolution’. Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia jadinya seperti ini.

Buronan cabul Rizieq Shihab pulang kembali ke Indonesia meluncurkan 'revolusi moral' (revolusi akhlak).

Berikut ini link artikel terkait. https://www.theaustralian.com.au/world/porn-fugitive-rizieq-shihab-returns-to-launch-indonesian-moral-revolution/news-story/c042ec2c8f62418a3c37b8281ddca675

Sekarang mari kita renungkan bersama kata per kata.

Pertama. Rizieq Shihab dikenal dan diberitakan di luar negeri dengan sebutan porn fugitive alias buronan cabul.

Baru membaca judulnya saja sudah sangat memalukan. Jika dilanjutkan membaca isinya jelas lebih memalukan lagi mengingat nama Islam pasti terbawa dengan kapasitas Rizieq sebagai Imam Besar FPI.

Imam Besar FPI adalah buronan cabul. Cuma orang tak tahu malu yang bangga dengan status buronan cabul. Cuma pengikut buta yang tak malu punya pemimpin buronan cabul.

Kedua. Buronan cabul meluncurkan revolusi moral.

Menjelaskan di bagian ini sederhana saja. Kira-kira revolusi akhlak seperti apa yang bisa diteladankan oleh seseorang yang selama ini perkataan dan perbuatannya tidak bisa menunjukkan kebaikan, damai sejahtera dan kasih yang adalah perwujudan dari Tuhan dan agama???

Tak perlu saya jelaskan satu persatu sebab semua rekam jejaknya dapat kita saksikan bersama dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada.

Buronan cabul membawa gerakan revolusi akhlak. Ngakak sengakak-ngakaknya, plus malu semalu-malunya.

Keadaan akan jadi berbahaya saat ada orang yang berbuat salah tapi tidak merasa bersalah. Keadaan akan jadi sangat berbahaya saat orang bersalah yang tak merasa bersalah tadi justru dieluk-elukkan. Hal memalukan justru dianggap sebagai prestasi yang sangat membanggakan.

Dari sinilah saya bisa mengambil kesimpulan. Saat buronan cabul dieluk-elukan sebagai pemimpin revolusi akhlak, saat itulah Indonesia sedang masuk dalam keadaan darurat akhlak yang sesungguhnya. Dan itu memalukan, bukan kebanggaan.

Sumber referensi:

https://www.theaustralian.com.au/world/porn-fugitive-rizieq-shihab-returns-to-launch-indonesian-moral-revolution/news-story/c042ec2c8f62418a3c37b8281ddca675

Silakan klik link berikut untuk bisa mendapatkan artikel-artikel saya yang lainnya.

https://seword.com/author/jemi/

Thank you so much guys. Peace on earth as in Heaven. Amen.

Indonesia Darurat Akhlak. Buronan Cabul “Porn Fugitive” Bawa Program Revolusi Akhlak

Sumber Utama : https://seword.com/umum/indonesia-darurat-akhlak-buronan-cabul-porn-rhqsDLCaFt

Membangun Trust Culture, Membangun Indonesia

Ibarat hubungan sepasang manusia yang butuh rasa saling percaya agar erat, sinergis, dan harmonis, membangun sebuah negara juga butuh rasa saling percaya. Jika antar elemen bangsa ada rasa saling percaya yang kuat, maka negara akan lebih cepat bergerak menuju kemajuan, kesejahteraan, dan apa-apa yang dicita-citakan.

Akan tetapi, jika melihat apa yang terjadi di negara kita, harus diakui bahwa budaya saling percaya (trust culture) tersebut masih lemah. Antar kelompok masyarakat masih mudah saling membenci dan bertikai hanya karena provokasi dan narasi negatif. Terlebih, saat ini narasi-narasi provokatif penyebar kebencian dan kecurigaan menyebar secara masif melalui saluran-saluran digital.

Akibat masih minimnya trust culture, masyarakat disibukkan dengan perdebatan dan perselisihan yang seolah tiada akhir. Pemerintah juga terus disibukkan dengan upaya-upaya menepis hoaks, fitnah, dan narasi-narasi negatif yang mengikis kepercayaan publik. Energi bangsa ini seakan terkuras habis hanya untuk mengurusi hal-hal tersebut. Kita mudah saling curiga, saling membenci, dan sulit untuk saling percaya. Sebagai akibatnya, kita pun cenderung lambat menuju kemajuan dan kesejahteraan.

Sudah saatnya kita untuk kembali membangun dan memperkuat budaya saling percaya (trust culture) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab, faktor saling percaya ini merupakan faktor penting yang akan sangat memengaruhi kemajuan dan kemakmuran sebuah bangsa. Konsep trust culture atau budaya saling percaya ini diperkenalkan oleh Fukuyama. Sosiolog populer Amerika tersebut berpandangan, kemakmuran ekonomi dan kemajuan politik tak akan dicapai jika hanya mengandalkan keberlimpahan sumber daya alam, sumber daya manusia, atau perlembagaan ekonomi, politik, dan hukum semata. Adanya trust society menciptakan jaringan kerja sama saling menguntungkan di antara entitas yang saling berinteraksi. Panggung politik menjadi lebih demokratis dan produktif dengan trust society tersebut. Intinya, kemakmuran ekonomi serta demokrasi politik dan hukum memerlukan budaya saling percaya satu sama lain (Ton Abdillah: 2019).

Pandangan Fukuyama tersebut begitu relevan dijadikan bahan refleksi dan evaluasi bagi kita semua sebagai sebuah bangsa. Kita tak bisa hanya mengandalkan melimpahnya sumber daya alam, jumlah penduduk yang besar, luas wilayah, atau pembentukan lembaga-lembaga negara untuk maju. Lebih mendasar dari itu semua, negara ini butuh trust culture antar seluruh elemen bangsa agar tercipta sinergi, kerja sama, dan saling mendukung antara semua elemen bangsa, sehingga bisa membawa kita pada kemajuan, kesejahteraan, dan cita-cita bersama.

Membangun trust culture atau budaya saling percaya memang butuh kekompakan seluruh elemen bangsa. Masing-masing elemen bangsa, baik masyarakat, pemerintah pusat, pemimpin-pemimpin daerah, aparat penegak hukum, dan seluruh elemen atau kelompok masyarakat, mesti kompak untuk menjaga rasa saling percaya tersebut dengan menjaga kejujuran, ketulusan, dan kesungguhan untuk bekerja membangun dan memajukan bangsa ini.

Percaya Dasar Negara

Hal paling mendasar pertama-tama tentu adalah membangun kepercayaan terhadap prinsip-prinsip dasar negara. Dasar negara Pancasila, UUD 1945, semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan sistem demokrasi, merupakan hal-hal mendasar yang sudah final dan terbukti paling cocok bagi bangsa ini, sehingga tak perlu lagi ada keraguan atas prinsip-prinsip dasar NKRI tersebut. Itu semua merupakan dasar yang kita sepakati bersama untuk membangun dan membawa bangsa ini menuju kemajuan, kemakmuran, dan keadilan.

Maka dari itu, pengaruh-pengaruh yang datang dari ideologi-ideologi luar seperti liberalisme, komunisme, hingga paham khilafah dan radikalisme agama, harus ditepis dan ditolak secara tegas. Kita harus yakin dan percaya bahwa Pancasila, sebagai ideologi negara, merupakan ideologi terbaik dan paling cocok bagi negara Indonesia yang majemuk dan beragam. Kita percaya bahwa konsensus nasional yang disepakati para pendiri bangsa dari berbagai kelompok tersebut merupakan jalan tengah terbaik yang bisa menjaga bangsa ini dalam ikatan persatuan, kesatuan, dan bisa berjalan ke depan menuju kemajuan.

Seluruh elemen masyarakat harus selalu menjaga dan memperkuat kepercayaan terhadap ideologi dan dasar-dasar negara tersebut. Pemerintah wajib memastikan setiap kebijakan yang dikeluarkan harus berlandaskan pada prinsip-prinsip dasar negara Pancasila tersebut. Seluruh aparat penegak hukum harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip tersebut dalam menjalankan tugas. Pun, seluruh masyarakat harus menghormati dan selalu mengedepankan prinsip tersebut dalam kehidupan bermasyarakat.

Selain hal mendasar dan prinsipil tersebut, hal yang bisa kita lakukan sebagai masyarakat dalam upaya membangun budaya saling percaya (trust culture) adalah menepis rasa saling curiga dan kebencian, baik secara horizontal antar sesama kelompok masyarakat, maupun secara vertikal antara masyarakat dengan pengelola negara. Caranya, dengan sebisa mungkin membekali diri dengan pengetahuan dan kebijaksanaan agar menjadi warga negara cerdas, sehingga bisa berkontribusi positif bagi terciptanya rasa saling percaya antar elemen bangsa tersebut.

Melalui bidang keahlian, peran, dan tugas kita masing-masing, kita bisa menyebarkan edukasi untuk menepis rasa saling curiga di tengah masyarakat melalui berbagai media. Pada intinya, ini tentang bagaimana kita melindungi diri dan mengedukasi orang-orang agar tidak menjadi bagian dari penyebar provokasi, hoaks, narasi negatif, dan berbagai macam sumber kebencian dan kecurigaan penyebab disintegrasi bangsa.

Rasa saling percaya mesti benar-benar ditanamkan terlebih dahulu lewat pikiran positif dan pikiran terbuka sembari diiringi sikap kritis yang konstruktif dalam menyikapi isu atau persoalan apa pun. Tepis pikiran negatif, rasa curiga, dan kebencian terhadap pihak mana pun. Sehingga dari sana, yang tumbuh di dalam bangsa ini adalah sikap-sikap positif seperti rasa saling peduli, saling membantu, kerja sama, dan saling bersinergi membangun Indonesia menuju kemajuan, keadilan, kemakmuran, dan kedamaian.

Membangun Trust Culture, Membangun Indonesia

Sumber Utama : https://seword.com/sosbud/membangun-trust-culture-membangun-indonesia-BKhvnGIzGj

Re-post by MigoBerita / Jum'at/131120/10.28Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya