Migo Berita - Banjarmasin - Siapa Pro Teroris !!! Narasi Dina Sulaeman vs Narasi Artis FAUZI BADILLA cs (Ustadz Bachtiar Natsir, Anis Baswedan dll). Terlepas apapun Islam yang dipegang mereka (Wahabi, Sunni, Syi'ah, Muhammadiyah, NU, HTI, FPI hingga ACT), maka ada baiknya membaca artikel yang kita kumpulkan dengan kehati-hatian dan hingga tuntas agar tidak gagal paham, temukan berbagai fakta yang menarik, membaca fokus pada Siapa Pro Teroris dengan Narasi yang berbeda-beda. Semoga pembaca tercerahkan, entah apapun nanti kesimpulan Anda.
Polemik Donasi Indonesia, Fauzi Baadilla ke Dina Sulaeman: Secara Tidak Langsung Anda Tuduh Pemerintah Turki Dukung Terorisme
FAJAR.CO.ID, JAKARTA– Aktor Fauzi Baadilla mengeluarkan statement keras untuk Pakar Geopolitik Timur Tengah, Dina Sulaeman, yang menyebut donasi dari Indonesia untuk membantu korban perang di Suriah dialirkan ke teroris.
Fauzi yang selama ini bergabung ke lembaga kemanusiaan dan bahkan terjun langsung ke Suriah jelas membantah hal tersebut. Lewat video yang diunggahnya di akun Instagram-nya, Selasa (30/3/2021), dia membalas tudingan itu dengan tegas.
Diapun secara jelas menyebut Dina sebagai tokoh Syiah. Ya, Dina selama ini dicap sebagai penganut Syiah di Indonesia.
Fauzi menyebutkan setiap sumbangan yang salah satunya dijalankan Fauzi dkk sangat diawasi ketat pemerintahan Turki.
“Untuk menanggapi pernyataan tokoh Syiah Dina Sulaeman. Jadi gini, tiap bantuan yang masuk pada korban perang di Suriah itu semua harus melalui birokrasi, screening, dicek, dipantau dikawal sama organisasi kemanusiaan di Tukri juga diawasi ketat oleh pemerintahan Turki,” ujarnya.
Ditegaskannya, statement Dina itu sama saja dengan menyebut pemerintah Turki pro terorisme.
“Jadi kalau Anda menuduh bahwa (donasi) itu dialirkan kepada pihak teroris, secara tidak langsung Anda menuduh pemerintahan Turki mendukung terorisme, sebelum Anda berbicara mending anda konsultasi dulu sama kedutaan Turki yang di Indonesia. Sebal kan?,” tandasnya.
Fauzi menyebutkan apa yang disampaikannya adalah pendapat pribadi sebagai Duta Kemanusiaan. “Pernyataan pribadi saya dalam kapasitas saya sebagai Duta Kemanusiaan yang pernah membersamai & mengantar bantuan-bantuan dari Masyarakat Indonesia untuk siapapun saudara-sauadra kita baik di dalam maupun di Luar Negeri yang sedang terdampak bencana atas tudingan men support terrorisme,” jelasnya.
Pemutar Video
00:0000:53
Sekadar mengingatkan, kemarin, Senin (29/3/2021), Dina Sulaeman mengutarakan tuduhannya di Podcast Deddy Corbuzier. “Yang mengumpulkan dana terorisnya, yang menggalang dana tentu lembaga donasi ya. Dan mereka tidak mengatakan itu untuk teroris. Tapi rekam jejaknya, foto-foto yang beredar, video yang beredar itu bisa kita deteksi bahwa sumbangan dari kita bangsa Indonesia ini jatuh ke tangan teroris. Ada videonya tersebar,” ungkapnya.
Dia mencontohkan saat 2016 ketika Aleppo, salah satu kota besar di Suriah berhasil diambil alih pemerintah dari tangan teroris. Misalnya Aleppo 2016 itu selama 4 tahun dikuasi oleh teroris, memang bukan ISIS tapi sama saja, jangan bingung soal nama, lihat ada ideologinya sama. Mereka mengakui jihad. Kemudian 2016 berhasil dikuasai pemerintah dibantu Rusia. Kemudian daerah-daerah yang tadinya dikuasi teroris akhirnya bisa didatangi wartawan,” tuturnya.
Salah satu media yang ke sana disebutnya Euro News. Jurnalis itu datang ke salah satu bekas sekolah yang selama ini digunakan teroris sebagai gudang penyimpanan makanan. “Rakyat Aleppo yang kelaparan selama ini kemudian menyerbu gudang makanan itu, antara dus (makanan simpana teroris itu) yang dibawa tertulis Indonesia. Salah diantaranya, dan itu jelas (bacaanya Indonesia),” ungkapnya.
Dina menyebut itu hanya salah satu contoh, ada lagi lanjutnya tim misi medis ke Suriah, yang menyalurkan donasi lalu difoto dan penerima donasinya harus diabadikan dengan memegang bendera atau simbol kelompok teroris.
Apa yang diutarakan Dina sejatinya telah memantik reaksi di kolom YouTube Deddy sejak kemarin. Hingga akhirnya Fauzi benar-benar terusik dan angkat bicara hari ini.
Fauzi sendiri sempat berbagi di akun Instagram-nya beberapa waktu lalu, bahwa sejak dirinya terjun menjadi duta kemanusiaan untuk korban-korban perang di Suriah, ada yang membloknya untuk tidak masuk ke layar kaca lagi. Namun, Fauzi tampak cuek dan tetap berkarya. Salah satunya, dia juga berakting di film tentang anak korban perang Timur Tengah berjudul ‘Hayya’.
Film Hayya sendiri mendapatkan penghargaan ‘Excellence Award dari Sinematek Indonesia. Hal itu juga diunggahn Fauzi di akunnya, hari ini.
“@hayyathemovie2 alhamdulillah, hadza min fadhli rabbi, Film Hayya 1
mendapat penghargaan !! Excellence Award dari Sinematek Indonesia. Film
Hayya 2 akan segera release setelah kondisi pulih.
Bismillahirrahmanirrahiem. (Film @hayyathemovie2 menceritakan tentang
anak korban perang timur Tengah dan berusaha bertahan hidup melewati
kondisi2 sulit),” tulisnya pada caption foto dirinya menerima
penghargaan tersebut. (pojoksatu/fajar)
Fauzi Baadilla
Fauzi Baadilla Dan ACT Gerah Dengan Analisa Dina Sulaeman. Mereka Pendukung Terorisme???
Gegara Deddy Corbuzier mengundang Dina Sulaeman di postcastnya, kini para kadrun pengumpul donasi kebakaran jenggot. Analisa Dina Sulaeman seperti membuka kedok mereka. Dan rakyat pun tahu siapa pendukung terorisme selama ini yang berlindung atas nama kemananusiaan yang berlabel islam.
Padahal Dina Sulaeman tidak menyebut nama lembaga dan para pendukungnya itu. Sepertinya mereka menyadari bahwa tidak lama lagi mereka akan segera dikuliti. Dan karena itulah segala daya dikerahkan. Termasuk mengerahkan para buzzer peliharaan mereka.
Lihat saja para komentator di lapak-lapak mereka. Bahkan di kolom komentar channel Deddy Corbuzier mereka aktif melakukan kampanye percobaan pembusukan nama Dina Sulaeman. Tapi sayangnya itu tak akan berguna.
Tak cukup mengerahkan seorang youtuber yang selama ini hanya membahas soal jurus-jurus silat si Harry Pras itu, ACT yang kebakaran jenggot ini pun mengerahkan aktor yang bernama Fauzi Baadilla.
Fauzi ini pada waktu kampanye pilpres adalah pendukung Prabowo-Sandi. Dan termasuk yang menggaungkan tagar “2019 Ganti presiden” namun alhamdulillah tidak berhasil. Coba kalau berhasil? Wow, aksi terorisme dan persekusi besar-besaran bisa lebih cepat terjadi kan? Pengajian-pengajian terorisme bisa merebak kemana-mana, dan dampaknya bisa lebih gawat dari Suriah.
Kalau mereka berhasil berkuasa, tidak menutup kemungkinan "dilegalitaskan" ajaran mereka leluasa masuk ke berbagai lembaga dengan dukungan kekuasaan yang diraihnya. Dan itu berarti akan banyak budaya dan praktek-praktek keagamaan yang sudah menjadi tradisi seperti maulid dan sebagainya bisa dihancurkan. Karena kalau sudah dijadikan undang-undang atau aturan, mereka semakin mudah merobohkan itu semua.
Fauzi, jelas saja aktor yang sudah tidak laku lagi. Jarang terdengar gaungnya di publik, apalagi dukungannya pada pilpres kalah total. Meskipun pada akhirnya Prabowo bergabung di kabinet Jokowi. Tetapi bagai Fauzi, tentu saja butuh donasi agar bisa survive.
Tapi entahlah, apakah dirinya yang berada dan mendukung ACT sangat menguntungkan dirinya? Dalam artian, ia didaulat jadi figur di ACT agar donasi banyak masuk sehingga ia pun dapat semacam honor atau royalti gitu?
Jika itu benar, tentu saja jelas alasannya membela ACT dan mau berangkat ke kota Idlib di Suriah untuk membuat semacam testimoni dengan narasi yang lebay agar lebih banyak lagi bantuan yang mengalir masuk ke ACT.
Dari sini sudah bisa ditebak dan cukup beralasan kenapa mereka kebakaran jenggot dengan tayangan postcast Deddy Corbuzier dengan nara sumber Dina Sulaeman? Dan Kenapa Fauzi pun dikerahkan? Tentu saja semua ini agar tak terbongkar apa-apa yang telah dilakukannya.
Reaksi Fauzi Baadilla soal analisa Dina Sulaeman pun dibongkar juga, dan pemirsa bisa ikut menyimak bagaimana mereka dikuliti dengan sangat memalukan. Nah, berikut ada keterangan yang menarik dari Ismail Amin Passanai soal reaksi Fauzi ini. Bisa dilihat langsung di akun facebook Ismail Amin Passanai, seorang pelajar dari luar negeri yang juga mengamati persoalan di Timur Tengah : https://www.facebook.com/ismail.amin.52/posts/10216697440381694
Atau saya copas saja enam point dari tulisan Ismail Amin ini, supaya lebih mudah membacanya langsung disini :
*Mas Fauzi .... belajar geopolitik itu penting... *
Pertama, kapan Idlib dilanda perang? Atau kapan baru diserang oleh tentara nasional Suriah? Ketika Idlib dikuasai pemberontak kan? Yang itu juga pemberontaknya adalah kombatan-kombatan asing yang datang dari luar Suriah... artinya tentara nasional Suriah g ada masalah dengan warga sipil Idlib apalagi kaum perempuan dan anak-anak kecilnya... So, sumber masalahnya ada pada upaya perebutan wilayah dari negara yang berdaulat.. dan menurut anda ketika itu terjadi, apa pemerintah Suriah hanya diam dan membiarkan saja? Dan memang perang akan tragis dengan selalu warga sipil yang menjadi korban.. silakan cek berita, mengapa banyak korban warga sipil yang berjatuhan dari upaya tentara nasional Suriah merebut kembali wilayah-wilayahnya, ya karena kelompok pemberontak menjadikan warga sipil sebagai tameng hidup untuk kepentingan membuat narasi, tentara nasional Suriah membantai warga sipil Suriah... supaya sampai artis seperti anda harus ikut-ikutan menggalang dana buat eksistensi mereka...
Kedua, sebagaimana yang dikatakan bu Dina Sulaeman, foto anda ini sedang berada di Idlib. Idlib adalah di antara kota yang berada dalam kendali teroris dan pemberontak. Anda bisa masuk dengan aman ya karena pemberontak merasa anda bagian dari mereka. Dan menyalurkan bantuan ke warga sipil Idlib yang pro pemberontak. Apa anda tidak mau tahu bagaimana nasib warga sipil asli Idlib yang tidak pro pemberontak? Dibantai mas.
Ketiga, anda bilang bahwa anda masuk ke Idlib melalui Turki dan dikawal pasukan keamanan Turki, sehingga ketika bu Dina mengatakan bahwa donasi buat Suriah tidak jarang malah diperuntukkan buat pemberontak anda bilang berarti Turki yang ngizinin kami masuk Idlib dan mengawasi penyaluran bantuan kami adalah juga pendukung teroris dong??. Nah disini pentingnya anda belajar geopolitik. Turki bukan hanya mendukung pemberontak untuk menjatuhkan Assad, Turki bahkan menginvasi Suriah bagian utara disaat Suriah harus menghadapi masalah internal yang berat... anda jangan polos-polos amat mengagumi Erdogan...
Keempat, untuk wilayah-wilayah yang berhasil direbut kembali pemerintah Suriah, apa ada lagi penggalangan dana buat mereka?. Sebut saja Aleppo. Apa masih ada tagar save Aleppo? Ketika Aleppo dibangun kembali oleh pemerintah Suriah, para pengungsi sudah balik kembali ke kampung halamannya yang dulunya damai, kenapa tidak ada lagi penggalangan dana untuk mereka yang telah hancur rumah dan properti-properti pribadinya? Yang telah hancur rumah sakit, sekolah dan masjid-masjidnya? Dan pertanyaan yang harus dijawab, kok rezim Assad tidak lagi melanjutkan pembantaian di Aleppo?. Jawaban saya, ya karena tidak ada lagi pemberontak yang harus diperangi di Aleppo...!
Kelima, kalau memang bantuan dan aktivitas kemanusiaan anda murni kemanusiaan dan tidak ada motif politik dan tendensi sektarian.. murni untuk membantu anak-anak Suriah korban perang... kenapa anda tidak melakukan aktivitas anda secara legal dan resmi dengan meminta izin dan koordinasi dengan pemerintah Suriah?. KBRI Damaskus tentu akan membantu dan menfasilitasi. Kenapa anda lewat belakang? Kenapa anda tidak memberi penghargaan sedikitpun pada yang punya wilayah dan yang memiliki otoritas di Suriah?
*Keenam, apa warna bendera nasional Suriah mas Fauzi? Jawaban anda akan menunjukkan anda berada di pihak mana.. pemberontak atau Suriah... *
*Ini saja dulu... *
Hormat saya Ismail Amin Pasannai https://www.instagram.com/p/CNE72cpHQmR/
Nah, begitulah pemirsa, kita bisa tahu dengan seksama siapa saja para pendukung terorisme itu. Dan bagaimana ideologi terorisme itu bisa bergerak dengan dukungan dana yang tidak sedikit.
Dan mungkin saja selama ini, anda melihat sebuah spanduk yang gambarnya sangat memiriskan mengundang iba, lalu di bawahnya tertulis "Salurkan infaq terbaik anda" Kemudian anda tergerak menyumbang?
Bisa jadi anda telah menyalurkan dana anda ke kelompok pemberontak di Suriah alias teroris secara tidak langsung melalui lembaga pendukung terorisme, kelompok yang telah mengacaukan negara orang lain yang sudah berdaulat.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/fauzi-baadilla-dan-act-gerah-dengan-analisa-dina-T2DKXIq9qw
Ke Perbatasan Suriah, Fauzi Baadilla Disangka Dukung Teroris
Suara.com - Aktor peran Fauzi Baadilla geram kepergiannya ke perbatasan Turki - Suriah beberapa waktu lalu mendapat respon miring. Kata Fauzi Baadilla, ada sejumlah warganet yang menuding keberangkatannya ke sana berkaitan dengan terorisme.
"Kadang-kadang suka aneh warganet, komennya suka aneh. Ke Turki, ke Suriah 'Wah mendukung terorisme, mendanai terorisme', itu nggak masuk akal," ujar Fauzi Baadilla ditemui di kawasan Kapten P. Tendean, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Selasa (29/5/2018).
Padahal, lelaki 38 tahun ini bertandang ke daerah konflik tersebut untuk menjalani misi kemanusiaan. Fauzi Baadilla menyalurkan bantuan bagi para korban di sana melalu Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Karena itu, duda Senk Lotta ini pikir-pikir lagi apabila diajak pergi ke perbatasan Turki - Suriah. Ia menegaskan tidak mau berangkat apabila tak berkaitan dengan misi kemanusiaan.
"Ke sana lagi mau tapi untuk kemanusiaan. Ini aja kita melakukan tugas-tugas kemanusiaan tapi dituduhnya yang nggak nggak. Suka bingung gue. Ajaib pola pikirnya warganet," kata Fauzi Baadilla.
"Soalnya mereka (warganet) kayak komentar gini, 'Oh baru balik dari Turki - Suriah ini pendukung teroris' apaan? Kita melakukan misi kemanusiaan kok. Nggak masuk akal aja komentar," sambungnya lagi.
Pemain Di Balik 98 ini pun berharap agar kepergiannya ke sana tidak mengundang salahpaham. Ia juga meminta pewarta supaya tidak mengarahkan pemberitaan ke arah negatif.
"Pokoknya kita kan ke sana atas dasar kemanusiaan. Jadi jangan diplesetin," pungkasnya.
Sumber Utama : https://www.suara.com/entertainment/2018/05/30/085918/ke-perbatasan-suriah-fauzi-baadilla-disangka-dukung-teroris
BACHTIAR NASIR & GERAKAN HTI DI INDONESIA
Lega juga mendengar kabar Bachtiar Nasir dijadikan tersangka oleh Polri.
BN ditersangkakan dalam tindak pidana pencucian uang. Uang hasil penggalangan dana aksi 411 dan 212 sebesar 3,18 miliar rupiah, ditampung di Yayasan Keadilan Untuk Semua. Uang hasil donasi mengatas-namakan GNPF MUI ini kemudian dikirimkan ke Turki.
Ada kabar, uang itu dipergunakan untuk mendanai teroris Suriah dalam rangka menjatuhkan Presiden sah, Bashar al Assad. BN memang dicurigai sejak lama terlibat dalam jaringan pemberontakan di Suriah.
Jejak tahun 2013, BN bersama ZR - dua2nya aktivis HTI dan berada di kepengurusan MUI - membawa bendera pemberontak Suriah keliling Indonesia. Mereka juga mengumpulkan dana dengan tema #saveSuriah.
BN bisa dibilang adalah org paling berbahaya di gerakan HTI. Dia cerdas, licin dan jaringannya luas.
BN menguasai jaringan media televisi dan mengangkat banyak idola baru ustad televisi sebagai bagian dr gerakannya. Dia membangun kelompok "ummat" dengan membuat ormas-ormas baru sebagai kantung pencarian dananya. Dan ormas2 itu kemudian disatukannya saat ia menemukan momen penting di Pilgub DKI dgn konsep GNPF MUI.
BN yang terkenal karena pernah mempromosikan "kencing unta" sebagai minuman sehat, bisa dibilang adalah otak dari banyak gerakan berindikasi makar di republik ini. Dia menunggangi Prabowo sebagai Capres, demi membangun tujuannya untuk mendirikan negara khilafah.
Dan dari gerakan2 itu, BN juga mengumpulkan dana yang akhirnya disalurkan ke luar negeri untuk membiayai pemberontakan yang sama.
Semoga Presiden Jokowi bisa lebih tegas menghadang gerakan ini dan tidak sekedar membubarkan saja. Orang-orang ini harus ditangkap karena sudah sangat membahayakan keutuhan bangsa dan negara.
Seruput kopinya..
Sumber Utama : https://m.facebook.com/dennyzsiregar/photos/a.961385537257648/2370848489644672/?type=3&source=57&__tn__=EH-R
Terbongkar, Bendera Pemberontak Suriah Pro Khilafah Di Film 212 : Hayya
HAYYA The Power of Love 2 ‘It's about Love, Life and Humanity’ adalah sequel film 212 sebelumnya. Disutradarai oleh Jastis Arimba, film ini tayang di bioskop sejak kemarin, 19 September 2019.
Film garapan rumah produksi Warna Pictures ini dibintangi oleh aktor Fauzi Badilah yang menjadi pemeran utama alias tokoh Rahmat. Ada pula Adhin Abdul Hakim, Meyda Sefira, Hamas Syahid. Film yang juga diproduseri oleh Oki Setiana Dewi tersebut juga menampilkan Yotuber Ria Ricis yang berperan sebagai gadis Malaysia dengan profesi sebagai babbysitter.
Film ini menceritakan masalah-masalah kemanusiaan yang terjadi di Palestina dan Israel. Menurut penuturan Erick Jusuf, selaku produser eksekutif, konflik yang diangkat dalam film ini adalah tragedi di Palestina dan Israel yang banyak menimbulkan korban jiwa, di mana banyak anak korban perang menjadi yatim piatu dan tinggal di pengungsian.
"Saya berharap semua manusia peduli terhadap manusia lainnya," kata Erick, dikutip dari Kompas.com, Minggu (8/9/2019).
Penulis tak akan membahas resensinya di sini karena mau fokus ke sesuatu yang janggal yang ada di film ini. Perhatikan trailer film ini ternyata di Youtube di trailer film Hayya menit 1:16 ada penampakan bendera yaitu bendera yang mirip bendera Suriah tapi bukan Suriah.
<iframe width="100%" height="415" src="https://www.youtube.com/embed/tkAeHbqVM2o?start=77" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>Bendera itu adalah bendera pemberontak Suriah. Bendera pemberontak Suriah itu ada ciri khusus yaitu di tengahnya ada bintnag 3 berwarna merah. Bendera ini sering dipakai dalam demo-demo terutama di Jakarta.
Kocak banget, ini malah kontras alias bertolak belakang dengan narasinya. Mau mengangkat narasi yang mendukung Palestina dan warganya yang selalu diangkat narasinya sebagi korban Zionisme, eh malah terbalik.
Film Hayya justru mendukung kelompok pemberontak yang katanya didukung oleh Zionisme dan Amerika. Kalau begini malah film Hayya itu mendukung Yahudi atau Zionisme dan Mamarika dong. Waduh, ini salah strategi nih.
Israel mengapa terlibat karena adanya proxy conflict dan berdaleh unttuk membela diri. Dalam sebauh laman berbahasa Inggris, penulis menemukan bukti adanya keterlibatan bantuan dari pihak Israel ke FSA yaitu Tentara Pembebasan Suriah (bahasa Arab: الجيش السوري الحر, Al-Jayš Al-Suri Al-Ḥurr, = Free Syrian Army disingkat FSA).
Rebels from Quneitra and western Daraa, as well as media activists in those regions with ties to the rebels, told me that Israel began providing more military support to a greater number of rebel groups affiliated with the Free Syrian Army. (https://warontherocks.com/2018/02/israels-deepening-involvement-syrias-rebels/)
Nah, kok malah HAYYA ini mendukung pemberontak yang disuport Israel. Ada-ada saja. Ini namanya haram dong tapi kenapa terlanjur dimasukan dalam adegan film itu? Ini bakal heboh lagi dan jadi sorotan di media.
Tapi sebenarnya di kubu FSA ada sempalan yang radikal dan pro khilafah. Kelompok ini didukung oleh para pengusung dan pengibar bendera FSA di Indonesia. Jadi kelompok itu adalah jihadis yang terusir dari Suriah dan melawan rezim yang sah.
Makanya tak heran di internet beredar jihadis memegang bendera ISIS bersanding dengan bendera FSA. Wah, berarti ada grup jihadis radikal yang memakai bendera FSA itu sebagai bendera perjuangannya. Mau tahu siapa pendukungnya di Indonesia?
Tuh, Yayasan Bantuan Kemanusiaan Indonesia (Indonesian Humanitarian Relief Foundation) yang diketuai Koordinator Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) Bachtiar Nasir. BN dalam foto terang-terangan memegang bendera pemberontak Suriah yaitu FSA.
Bantuan yang dikirimkan IHR ke Aleppo, Suriah ternyata tersimpan di gudang milik kelompok milisi sipil anti-Assad yaitu Jaysul Islam di Suriah. Itu terungkap oleh media Prancis, Euronews dan beredar di Youtube dan menjadi viral di media sosial. BN dan kelompoknya tentu membantah hal ini.
Kelompok Jaysul Islam ini adalah kelompok yang tadinya tergabung dalam FSA tapi akhirnya memisahkan diri dan dekat dengan sebuah grup garis keras bernama Ahrar ash-Sham yang menerapkan hukum Syariah dan didukung oleh Arab Saudi. Silakan lihat : https://en.wikipedia.org/wiki/Jaysh_al-Islam
Kalau melihat gerakan Bachtiar Nasir maka dia mendukung grup Jaysul Islam yang radikal. Berkedok dengan memakai bendera FSA tapi dalamnya radikal. Ini bahaya karena justru malah masuk dan terang-terangan jadi propaganda khilafah di film.
Nah,
pertanyaannya apakah film ini memiliki pesan terselubung untuk menarik
simpati publik untuk terus menggalang dukungan seperti yang dilakukan
Bachtiar Nasir?
Penulis film ini adalah Asma Nadia, membuat cuitan yang membantah adanya
bendera dalam adegan di filmnya. Dia mengatakan bahwa :
“Twit ini fitnah. Ini foto direkayasa sebab di film sang tokoh awalnya memegang hp yang berisi gambar hayya. BUKAN BENDERA. Tidak Ada gambar bendera apapiun di adegan ini.@asmanadia.
Cuitannya sudah dihapus.
Asma Nadia lupa kalau dalam trailernya terpampang jelas bendera kecil yang ada di depan pemainnya. Apa panik karena sudah terekspos? Mau dihapus atau ditarik tapi tidak mungkin karena sudah muncul di publik. Jadi propaganda khilafah sudah masuk film gaes dan itu ada di film 212: Hayya.
Hadeh!
Sumber Utama : https://seword.com/media/terbongkar-bendera-pemberontak-suriah-pro-khilafah-di-film-212-hayya-fgKfQY236y
Ini screenshot IG story seorang artis (Fauzi Baadila) yang marah ke saya gara-gara pernyataan saya di podcast master Deddy. Dia marah karena merasa mengantarkan langsung bantuan yang digalang dari rakyat Indonesia ke rakyat Suriah.
Saya sementara ini cuma mau bilang: kalau mau jadi relawan kemanusiaan tuh musti belajar geopolitik ya, biar paham siapa dan mengapa-nya. Jadi niat baik kita ga malah menambah bahan bakar konflik di negeri orang.
Lihat beliau ini (pernah) berada di Idlib. Yang paham konflik Suriah, pasti tahu bahwa Idlib adalah daerah yang diduduki milisi-milisi takfiri (maaf ini masih diperhalus, tepatnya sih teroris).
Kalau lo “kafir” dan bukan “temen”, lo bisa dipenggal men. Nama-nama milisi yang mengontrol Idlib, antara lain: -Hayat Tahrir al-Sham -National Liberation Front -Hurras al-Din -Turkistan Islamic Party (ini sebagian besarnya orang China- Uighur)
Turki juga mengirim ribuan tentaranya untuk menduduki Idlib. Jadi, Turki bekerja sama dengan milisi teroris ini, sama-sama menguasai Idlib.
Nah, kalau ada pihak yang bebas masuk ke Idlib… artinya apa? Silakan berpikir.
Baca buku saya Prahara Suriah dan Salju di Aleppo, bila mau belajar
Akhirnya..bikin podcast juga. Sebenarnya niatnya sudah lama, tapi tertunda. Kebetulan karena banyak yang protes atas pernyataan saya di Podcast Deddy Corbuzier, saya mulai sajalah bikin podcast. Antara lain isinya menjawab protes “mereka”. Tapi, tentu saja tujuan besarnya adalah menjelaskan Timur Tengah dengan panduan/basis keilmuan Hubungan Internasional, bukan didasari afiliasi ini-itu. https://www.youtube.com/watch?v=do9tqGjFgZ8
Kantor Syam Organizer Digeledah Densus
Menurut berita CNN Indonesia tadi pagi (5/4),Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah kantor Syam Organizer yang berlokasi di RT 30 RW 08, Kumendaman, Mantrijeron, Kota Yogyakarta, DIY, Minggu (4/4).
Di berita tersebut tidak disebutkan alasan penggeledahan, jadi saya pun tidak tahu.
Yang saya tahu pasti, Syam Organizer ini sejak dulu memang mengepul donasi untuk Suriah dengan narasi: “pembantaian brutal yang dilakukan Rezim Nushairiyah Bashar Assad pada kalangan rakyatnya yang mayoritas Sunni.”
Saya tadi kepoin IG-nya, masih ada jejak digital pernah mengirim bantuan ke Ghouta timur. Padahal wilayah itu dulu dikuasai oleh Jabhah Fateh Al Syam (afiliasi Al Qaida).
Indopress.id pernah melakukan jurnalisme investigasi, jalur apa yang dipakai para pengepul donasi ini kok bisa masuk Ghouta, sebuah kawasan dekat Damaskus. Baca di sini [1], ini satu-satunya wartawan/web yang pernah membuat reportase sekritis ini, sementara media-media nasional malah sibuk memberitakan hal-hal negatif soal Assad (yang dampaknya, semakin memberikan bahan bakar kepada radikalis).
Pada kemana wartawan senior di Indonesia ya? Apa pada ga bisa mikir kritis gitu, mereka?
Nah di foto ini, skrinsyut IG Syam Organizer, menggalang dana untuk bikin sumur di kamp Atmeh (Idlib). Sedikit googling, ketemu deh, ini kamp dikontrol olehh Free Syrian Army. [2] Jadi sebenarnya sangat mungkin ini kamp yang dihuni anak-istri FSA juga. Syam Organizer juga bikin pabrik roti di Idlib.
LOGIKANYA; kalau kalian bikin sumur di kamp Atmeh dan bikin pabrik roti, masa para terorisnya ga dikasih air dan roti juga?
ARTINYA: kalian menambah bahan bakar konflik di negeri orang, memberikan suplai logistik ke para teroris (meski kalian menyebut mereka “mujahidin”).
Jadi akar pro-kontra soal donasi ini sebenarnya adalah: FSA, HTS, TIP, dan ratusan milisi bersenjata lain yang menguasai Idlib itu teroris atau mujahidin?
Nah para pengepul donasi pro-“mujahidin,” ga perlulah kalian muter-muter bikin video panjang lebar, mengata-ngatai Syiah, bahkan mendoakan saya cepat mati segala.
Intinya: kalian menganggap mereka itu “mujahidin” dan kalian mendukung berbagai pembantaian yang mereka lakukan atas dasar agama, terhadap pihak lawan yang kalian sebut “kafir.”
Sesimpel itu, mau kalian tutupi fakta ini dengan narasi apapun, malah jadi blunder di atas blunder.
—
[1]https://www.indopress.id/…/kabut-bantuan-selamatkan-ghouta
[2]https://www.aa.com.tr/…/syrian-refugees-at…/0/20140
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/04/06/kantor-syam-organizer-digeledah-densus/#more-7161
Bongkar Fakta #1
Simak IG live dengan mahasiswa Indonesia di Suriah.Logika aja ya, yang kuliah di Suriah selama ini tuh mayoritasnya Ahlussunnah, mereka belajar dengan dosen-dosen/ulama cendekiawan yang Ahlussunnah.
Artinya, kalau ada yang bilang bahwa “orang Sunni di Suriah dibantai oleh rezim Syiah”, kemungkinannya dua: sengaja bohong (demi mengepul donasi, misalnya) atau salah info (dengar kata orang, diterima begitu saja).
Yuk kita simak apa kesaksian Lion Fikyanto (mahasiswa Ahlussunnah) yang saat ini sedang kuliah di Suriah.
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/03/31/bongkar-fakta-1/
Antara Aleppo dan Idlib
Kejadian di Aleppo dulu, sebenarnya mirip dengan kondisi Idlib sekarang. Dulu, Aleppo timur dikuasai teroris selama 4 tahun. Desember 2016, tentara Suriah, dibantu pasukan sukarelawan (rakyat sipil yang angkat senjata demi membela tanah air), dibantu oleh Rusia dan Iran, memulai operasi untuk mengambil alih kembali Aleppo.
Media mainstream + media radikal + pengepul donasi serempak menggemakan “Save Aleppo.” Padahal, kenyataannya rakyat Aleppo justru bahagia karena lepas dari teroris.
Teroris dari Aleppo (dan dari wilayah-wilayah lain, seperti Ghouta.. ingat ada “Save Ghouta” juga) yang menyerah, dikirim ke Idlib. Bayangkan, ga dipenjara lho, tapi dilepas/dianterin ke Idlib dengan bus-bus berwarna hijau. Kenapa? Karena kalau terus diperangi, pemerintah Suriah nanti dituduh melakukan “kejahatan kemanusiaan” dan bisa-bisa NATO dikirim untuk menyerbu. Wis, ngalah dulu sementara.
Kini semua faksi teroris itu berkumpul di Idlib (sebuah provinsi wilayah Suriah, yang berbatasan dengan Turki). Ketika pemerintah Suriah sudah mulai ada kekuatan (wilayah lain sudah berhasil diambil alih), pemerintah ingin mengambil alih Idlib, basis terakhir para teroris. Tapi 5000 tentara Turki masuk dan bercokol di Idlib, berperang melawan tentara Suriah. Mengapa mereka bisa bertahan? Antara lain karena suplai logistik yang terus mengalir.
Kelak, ketika Idlib sudah bebas, kemungkinan akan ada video seperti di Aleppo ini, ketika rakyat bersorak sorai karena bebas dari cengkeraman teroris. Semoga mereka yang kirim logistik ke Idlib bisa segera sadar, jangan mengirim “bahan bakar” yang memperpanjang konflik di negari orang.
https://web.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/747522969288083
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/04/01/antara-aleppo-dan-idlib/
Lanjutan Tanggapan untuk Pengepul Donasi Suriah
Kemarin saya menjawab omongannya Fauzi Baadilla dan “emak histeris” ya. Sekarang saya jawab omongannya Misi Medis Suriah (MMS) dan Ihsanul Faruqi yang bekerja di Golden Future Foundation (GF).
MMS mengatakan, “kami tidak mendukung teroris, karena yang disebut teroris itu ISIS dan Al Qaeda.”
Sayangnya, jejak digital membuktikan hal sebaliknya. Salah satu jejak digital aktivis MMS (dan orang GF) itu ada di berita CNN yang saya screen shot ini.
Poin-poinnya:-Relawan MMS, Fathi Nasrullah Attamimi, sempat terkepung ISIS saat hendak menyalurkan bantuan berupa tujuh buah mobil ambulans yang dibeli dari NGO Inggris di Turki.
-Baku tembak terjadi antara ISIS dengan para “kelompok pejuang” [perhatikan CNN menggunakan istilah “pejuang”]
-Rombongan MMS dikawal oleh Ahrur Syam [tepatnya: Ahrar al-Sham]
-Fathi mengaku kehilangan sekitar 30-an sahabatnya di Suriah. Salah satunya seorang pejuang yang diberinya kenang-kenangan jam G-Shock. “Saya kasih seorang mujahidin jam G-Shock kesayangan. Seminggu kemudian beliau syahid. Saya dikirimi foto jenazahnya tepat ketika tertembak, sedang tersenyum dan memakai jam saya itu,” ujar Fathi.
[Catet: Fathi menyebut para “mujahidin” sebagai sahabat.]
ARTINYA: MMS MENGAKUI BEKERJA SAMA DENGAN AHRAR AL-SHAM dan bahkan menyebut mereka MUJAHIDIN.
Di berita CNN ini ada Ihsanul Faruqi, tapi saat itu dia anggota MMS. Sekarang Ihsan bekerja di GF (artinya, ini satu jaringan).
Poin penting cerita Ihsan:-Saat itu di beberapa daerah mulai ada bentrok (antara ISIS dan kelompok “jihad” lain), namun, “Di tempat kita belum begitu nampak. Tapi ketika sedang duduk-duduk, anggota ISIS mengokang AK-nya…”
-Ihsan cerita tentang kematian sahabatnya, Muhammad. “Terngiang jelas perkataannya kepada saya, ‘Aba zubair, semoga Allah mengumpulkan kita di Surga, menganugerahkan kita kesyahidan di jalan Allah,” kata Ihsan.
[Catet: jelas sekali Ihsan punya ideologi yang sama dengan “mujahidin” ini. Ihsan juga mengkonfirmasi bahwa para “mujahidin” pernah duduk-duduk bareng ISIS. Artinya: IDEOLOGI mereka sama saja.]
COBA PIKIRKAN: kalau MMS mengantar bantuan ke suatu wilayah, di sana ada “mujahidin” (bahkan mereka dikawal “mujahidin”), masa semua makanan donasi yang dibawa khusus untuk rakyat/pengungsi aja?
TERAKHIR: mengapa ISIS, Jabhah Al Nusra (Al Qaida) masuk list teroris, sedang Ahrar al-Sham (yang mengawal MMS) tidak?
Karena, AS punya kepentingan sendiri dalam hal ini. Bisa baca di sini [1] bagaimana perdebatan di antara negara-negara besar untuk memutuskan Ahrar al-Sham ini teroris atau bukan. AS berkeras menolak, karena ada deal dengan Saudi dan Qatar (donatur milisi teror tsb).
Padahal, keanggotaan Ahrar al-Sham dan kelompok teror lain di Suriah itu sangat “cair”, para milisi teror biasa masuk ke satu kelompok, lalu keluar dan gabung dengan yang lain, Anggota Ahrar al-Sham ada yang mantan ISIS atau Jabhah Nusrah. Juga, biasa terjadi kerja sama di antara kelompok-kelompok itu, hal ini juga didokumentasikan oleh PBB. [1]
Ini pun terkonfirmasi dari cerita Ihsan: pernah duduk-duduk bareng para milisi bersenjata, termasuk ISIS.
ARTINYA: ideologi mereka semua tuh sama, tapi beda nama dan beda kepentingan (beda bohir juga).
Jabhah Nusrah pun sudah ganti nama jadi Hayat Tahrir al-Sham (HTS sekarang mendominasi Idlib, yang pernah dikunjungi Fauzi Baadilla, bawa donasi).
JN masuk list teroris oleh AS, tapi HTS tidak. Padahal itu-itu juga. Aneh ga?
Analoginya: HTI dibubarkan pemerintah, lalu mereka bikin lagi organisasi yang persis sama, misalnya HTN (Hizbut Tahrir Nusantara). Apa Anda mau bilang HTI berbeda dengaan HTN hanya karena beda nama, padahal ideologi sama, orangnya juga sama?
Silahkan dipikirkan sendiri.
—
[1] https://www.al-monitor.com/…/jordan-syria-is-france…Sumber screenshot: https://www.cnnindonesia.com/…/kisah-relawan-indonesia… (disebut juga: 2013-2015 jumlah donasi yang disalurkan MMS adalah US$1,6 juta/ lebih dari Rp22,7 M)
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/04/06/lanjutan-tanggapan-untuk-pengepul-donasi-suriah/#more-7145
Master Deddy dan Histeria Para Pengepul
Master Deddy Corbuzier itu orang sangat cerdas dan berkarakter kuat, makanya bisa sampai di posisinya hari ini. Beliau sama sekali bukan youtuber alay. Bintang tamu yang beliau pilih pastilah sudah diteliti dulu rekam jejaknya.
Jadi lucu banget kalau para pengepul dan fansnya histeris banget di kolom komen, menyebut “salah undang narsum”. Bahkan sekarang video diskusi saya dan Master Deddy di IG sudah dihapus (oleh pihak IG, tentu karena banyak yang report). Gaes, kalian itu benar-benar meremehkan profesionalitas Master Deddy dan timnya.
Bahkan ada emak-emak histeris yang menulis surat untuk Master Deddy, membantah saya dengan cara sangat rendah dan murahan. Sama sekali tidak ada argumen intelektual. Dan saat dicek rekam jejak emak-emak histeris ini, ternyata dia punya lembaga pengepul donasi. Oalaa.. pantesan histeris.
Lihat screen shot iklan lembaga donasi si emak ini di komen dan mari kita analisis dengan cara intelek. Bukan dengan cara histeris dan main fitnah.
Disebutkan di iklan donasi itu: “ada 10 sekolah yang ditarget (dibom/diserang) oleh rezim Bashar Assad setiap hari.”
Saya kasih tahu ya, di PBB itu ada skema “humanitarian intervention.” Kalau ada bukti otentik terbukti kejahatan kemanusiaan di Suriah, Dewan Keamanan PBB bisa memberi mandat kepada NATO untuk menyerbu.
Mungkin ada yang bilang: ya kan PBB juga tebang pilih? Nah, yang ngerti geopol, pasti ngerti kalau sejak puluhan tahun yll, AS sudah gemes banget ingin menggulingkan Assad. Dulu, AS membacking pemberontakan Ikhwanul Muslimin di era Hafez Assad. Sekarang, di era Bashar Assad, AS juga mendukung operasi penggulingan rezim yang dilakukan “pemberontak moderat” (ini istilah yang dipakai media Barat untuk FSA, Jaish Al Islam, HTS, dll itu). Para pengepul menyebut mereka “mujahidin”.
Jadi, kalau benar ada bukti valid, AS akan terdepan menggalang Sidang DK, memaksakan agar ada humanitarian intervention. Tapi selama ini ga bisa, bukti yang disodorkan selalu saja ketahuan “bermasalah”, dengan gampang diveto oleh China dan Rusia.
Kalau bukti sudah sangat otentik, China dan Rusia juga ga mau mengorbankan national interest mereka. [kalimat ini berbasis teori, tidak asal ditulis; sepertinya sulit dipahami oleh mereka yang cuma bisa histeris “syiah-syiah”].
Satelit AS itu bisa memantau semua pergerakan di Suriah. Kalau benar Assad tiap hari membombardir 10 sekolah, AS akan terdepan mengabarkan pada dunia. Rusia juga punya satelit semacam itu. Makanya, setelah Rusia setuju membantu Suriah pada 2015, dengan segera Rusia bisa mengeluarkan foto satelit, merekam pergerakan truk-truk minyak yang dicolong ISIS, masuk ke Turki.
(Pertanyaannya: AS pasti juga punya foto satelit yang sama, mengapa tidak dirilis? Bukankah AS mengaku datang ke Suriah melawan ISIS? Mereka yang paham geopol Timteng pasti sudah tahu jawabannya apa.)
Selama ini, saking sulitnya mendapatkan bukti “kejahatan” pemerintah Suriah, yang bisa jadi syarat untuk keluarnya mandat PBB ke NATO, Barat pun membikin-bikin bukti.
Misalnya, lewat Amnesty Internasional. Sejak awal konflik, yaitu sejak awal munculnya demo-demo massa di Daraa, AI dengan cepat merilis laporan berjudul “Deadly detention: Deaths in custody amid popular protest in Syria”.
Laporan itu dirilis Agustus 2011, padahal demo pertama di Daraa terjadi Maret 2011. Artinya dalam waktu 5 bulan, AI sudah membuat laporan dengan kesimpulan: pemerintah Suriah melakukan kejahatan kemanusiaan (crimes against humanity) dan menyerukan dunia internasional mengambil tindakan menghukum pemerintah Suriah.
Namun pertanyaannya, bagaimana mungkin hanya dalam lima bulan, AI bisa membuat laporan itu? Bila pemerintah Suriah dituduh melakukan ‘serangan secara luas dan sistematis’, artinya, kawasan yang harus diteliti juga sangat luas dan menggunakan metode penelitian yang benar, antara lain melewati prosedur desain penelitian, persiapan, pelaksanaan penelitian, pengolahan data, interpretasi data, penulisan, dan pengecekan keakuratan penulisan.
Kenyataannya, sebagaimana dicantumkan dalam “aksi cepat lapor” itu, peneliti AI melakukan wawancara kepada orang-orang Suriah yang sudah mengungsi ke Lebanon dan Turki, dan berkomunikasi dengan email dan telepon dengan warga di Suriah, yang disebut sebagai “keluarga korban, aktivis HAM, dokter, dan tahanan yang baru dibebaskan”. Narasumber lainnya adalah aktivis HAM yang tinggal di luar Suriah.
Lebih parah lagi, di halaman 5, AI mengaku sendiri kok, “Amnesty International has not been able to conduct first-hand research on the ground in Syria during 2011” [AI tidak bisa melakukan penelitian langsung lapangan di Suriah selama 2011]. Artinya: TIDAK ADA SUMBER PRIMER.
Orang yang paham penelitian, pasti paham apa maksud tidak ada sumber primer, tidak ada corroboration, dan tidak ada cross-checking. Untungnya di PBB banyak orang pintar, jadi mereka punya kapabilitas untuk meneliti sebuah laporan.
Ok segini dulu. Saya cuma mau kasih lihat, gini lho cara intelek membantah orang.
Pesan saya: monggo kalian menggalang donasi, tapi JANGAN BOHONG demi mengumbar kemarahan publik (supaya mau merogoh kocek). Karena, dampaknya ngefek banget, banyak orang yang jadi teradikalisasi karena info bohong, lalu lama-lama sangat mungkin jadi teroris. Kalau kalian benar cinta kemanusiaan, carilah donasi dengan cara manusiawi juga.
——–
Note: Master Deddy TIDAK berkomentar apapun ke saya soal surat si emak ini. Jadi yang saya tulis ini murni pendapat pribadi, tidak ada koordinasi dengan Master Deddy.
Yuk ikuti ajakan Master Deddy di podcast terbarunya, agar kita semua berani bicara melawan orang-orang yang menyebar kebencian, yang suka mengkafir-kafirkan, demi menjaga keutuhan bangsa ini.
https://www.youtube.com/watch?v=E4KmQWUoTvs&t=44s
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/04/01/master-deddy-dan-histeria-para-pengepul/
Tips Mendeteksi Argumen yang Lemah/Bohong
Orang ini niatnya mau menjawab kritikan terhadap para pengepul donasi yang “masuk Suriah secara ilegal”. Karena, kan dipertanyakan, kok ga kerja sama dengan KBRI Damaskus, kok ga kerja sama dengan PPI (Perhimpunan Pelajar Indonesia) Suriah? KBRI dan PPI siap kok membantu.
Pertanyaan ini pernah ditanyakan oleh seorang wartawan. Jawabannya “Gimana mau minta izin ke pemerintah Suriah, kan mereka yang membantai rakyatnya sendiri”? [1]
Nah kan, ketahuan ya, mereka berpihak ke mana, dan menyebarkan narasi apa.
Kembali ke foto ini.Si orang yang upload foto ini berniat pamer: “Kami ini masuk secara legal ke Suriah, ini buktinya kami sudah izin Turki.”
Masuk ke Suriah, izinnya ke Turki?Kok bisa terjadi? Saya yakin, follower di FP ini sudah paham, tulalitnya dimana.
Anyway, ini bisa jadi tips juga nih:kalau mau mendeteksi, apakah seseorang argumennya lemah atau sedang mempertahankan kebohongan: perhatikan, dia pakai kata “syiah” (menyerang/mencaci orang lain yang berbeda pendapat dengannya sebagai “syiah”) atau tidak?
–[1] https://www.indopress.id/…/kabut-bantuan-selamatkan-ghouta
Menolak Lupa Soal ISIS
(1) Lagi rame kasus anggota ISIS ditangkapin ya? Tentu kita berterima kasih kepada Densus yang menjaga NKRI dengan bertindak tegas pada anggota kelompok teroris.
Namun, kita perlu ingat: sekarang adalah tahun 2021. Padahal, ISIS terang-terangan mendeklarasikan diri pada 16 Maret 2014 di BUNDARAN HI! Bundaran HI itu berada di Jakarta ya, IBU KOTA NEGARA! Kemana publik, media, MUI, pemerintah waktu itu?
Saya copas bagian awal liputan mengenai acara deklarasi tsb.
***
Pagi itu (16 Maret 2014), Bundaran HI tampak tampak ramai oleh warga Jakarta yang berolah raga. Seperti biasa, di hari Ahad, jalan Sudirman sampai HI memang steril kendaraan terkecuali hanya Busway Trans Jakarta, sehingga masyarakat lebih nyaman berolahraga.
Namun kenyamanan pagi itu juga ‘diramaikan’ oleh acara bertajuk “Tabligh Akbar:Menyongsong Kehadiran Khilafah ‘Ala Minhajin Nubuwwah; Support & Solidarity for ISIS.” Sekedar informasi, ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) adalah salah satu dari sekian banyak kelompok militan yang menyerbu dan mengobrak-abrik Suriah dengan alasan jihad. ISIS ingin menggulingkan rezim Assad karena ingin mendirikan khilafah di Suriah dan Irak.
Beberapa laki-laki bercelana cingkrang, berjenggot, dan berpakaian serba hitam terlihat berkumpul di dekat bundaran, membentangkan bendera-bendera al-Qaeda dan berbagai macam atribut dan spanduk dukungan kepada ISIS. Sempat terjadi adu mulut antara mereka dengan seorang polisi yang bertugas menjaga kelancaran lalu lintas, sebab keberadaan pasukan berbaju hitam itu sempat memacetkan jalur Busway dan menyedot perhatian warga yang sedang berolah raga.
…
Tepat 09.30 WIB, orasi pun dimulai. Teriakan takbir bergema bersama kepalan-kepalan tangan yang diacungkan ke udara mengiringi orasi.
Orasi dipimpin oleh Koordinator Gerakan Khilafah Wilayah Jakarta. Orator pertama adalah Ustad Fachri dari Pamulang yang mengajak semua ikhwan untuk merapatkan barisan dalam rangka menyambut berdirinya Khilafah di Bumi Syam (Suriah) dan Irak, dan sebentar lagi akan memasuki Lebanon dan menyeberang ke Asia Tenggara. Ustad Fachri juga menyeru bangsa Indonesia agar kembali pada Hukum Allah. Ustad Fachri juga secara tegas menyampaikan rencana untuk menegakkan Daulah Islamiyah di bumi Indonesia dengan berbagai cara.
…
[lanjutannya baca saja di websitenya langsung]
**
Yang bikin ngeri adalah baris akhir dari liputan ini. “Siang semakin menjelang. Acara pun usai. Seorang warga yang sedang bersepeda di bundaran HI mengacungkan jempolnya ke bawah, ke arah kerumunan pro-ISIS itu. Seseorang dari mereka membalas, “Mati, lu!” Itulah ideologi mereka: bila kita tidak sepakat dengan mereka, kita layak mati. Ideologi takfirisme, yang menyusup ke dalam berbagai nama, berbagai merk. *** Kini di tahun 2021, kesadaran publik soal bahaya ISIS semakin meluas. Pemerintah juga semakin berani untuk tegas. PR besar kita semua adalah melawannya di tataran ideologi dan narasi. Organisasi dibubarkan, anggota ditangkap, tidak membuat ideologi mati. Karena ideologinya tidak diidentifikasi dengan jelas, banyak yang tidak paham/sadar bahwa mereka sedang dicekoki oleh ideologi yang sama (tapi berbeda merk). Apalagi para ustad-nya sangat lihai bermain narasi dan dengan dukungan dana besar, mampu mengisi ruang-ruang publik dengan ceramah-ceramah yang seolah baik.
[bersambung]
Liputan Deklarasi ISIS di Bundaran HI 16 Maret 2014 https://liputanislam.com/liputan/deklarasi-baiat-organisasi-teroris-transnasional/
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/02/08/menolak-lupa-soal-isis/#more-7016
Menolak Lupa Soal ISIS (2)
Tahun 2014, Mosul, sebuah kota terbesar kedua di Irak, jatuh ke tangan ISIS. Kejatuhan Baghdad (ibu kota Irak) sudah di depan mata. Tentara Irak tidak sanggup menghadapinya sendirian. Tentara AS bercokol di Irak, tapi tidak banyak membantu. Ulama Irak, Ayatullah Sistani, mengeluarkan fatwa jihad melawan ISIS. Warga Irak, dari berbagai agama, bangkit, bergabung dengan pasukan relawan, melawan ISIS. Tahun 2017, Mosul kembali direbut,
Dalam video ini bisa dicatat dua poin penting:
(1) Warga Mosul (etnis Arab) adalah masyarakat yang plural, Muslim, Kristen, dan Yazidi hidup berdampingan damai. ISIS datang memorakporandakan kota mereka. Kini setelah ISIS berhasil diusir, mereka bergandengan tangan untuk membangun kembali kota. Dengan dikoordinasi oleh UNESCO, warga Muslim membantu pembangunan kembali gereja dan warga Kristen membantu membangun kembali masjid.
Jadi, ISIS tidak sama dengan ideologi Arab, sehingga salah kaprah bila ada netizen Indonesia menghina-hina etnis Arab di Indonesia saat bicara soal ISIS. Ideologi ISIS adalah ideologi takfirisme. Mereka menafsirkan ajaran Islam dengan salah kaprah. Melawannya harus dengan kontranarasi yang benar; bukan dengan menghina-hina salah satu etnis atau agama di negeri ini.
(2) Jangan menunggu kota-kota Indonesia sehancur Mosul (atau kota-kota lain di Irak dan Suriah yang dihancurkan ISIS). Ideologi takfirisme yang membuat manusia bisa sedemikian keji dan bergabung dengan ISIS harus dilawan dalam sebuah program yang integratif, tidak setengah-setengah.
Seperti apa program yang integratif itu?
Begini, ada yang komen “ISIS buatan AS”. Memang banyak indikasi dan bukti mengenai dukungan AS pada ISIS. Data menunjukkan adanya aliran senjata dari AS ke ISIS, meski AS ngeles, “kami maunya ngirim ke ‘pemberontak moderat’, tapi entah mengapa jatuh ke tangan ISIS.”
Di medan tempur, saat pasukan Suriah hampir menang lawan ISIS, jet-jet tempur AS membombardir mereka, alsan AS: “salah tembak”. Lalu, yang paling keji, pada 3 Januari 2020, AS membunuh Jenderal Qassem Soleimani yang memimpin pasukan relawan Irak dalam membebaskan kota Mosul (dan kota-kota lain) dari cengkeraman ISIS.
Kasus lain, sampai sekarang, Facebook selalu memblokir postingan tentang Jend QS (saya juga kena, beberapa hr yll). AS dan Facebook yang “Barat” itu kok ambigu, di satu sisi sok-sok antiteroris, di saat yang sama malah membunuh (memblokir) pihak-pihak yang melawan radikalisme/terorisme.
Tapi, apakah ISIS buatan AS? Menurut saya: yang dilakukan AS adalah MEMANFAATKAN elemen-elemen lokal yang memang berpotensi untuk dimainkan. Kalau di Timteng, ada kelompok-kelompok garis keras (berideologi takfiri) yang bisa dimanfaatkan AS untuk menggulingkan rezim yang “mbalelo”. Di negara-negara lain, misalnya di Eropa Timur atau Asia Tenggara (termasuk Indonesia), AS membiayai LSM-LSM yang selalu bikin gaduh dengan alasan “demokrasi”.
Jadi, ada dua elemen yang terlibat dalam kasus terorisme global:
(1) negara adidaya (Amerika dkk, termasuk jejaring media global yang sering menyebarkan disinformasi soal Suriah sehingga memprovokasi orang-orang yang sudah teradikalisasi untuk gabung dengan ISIS), dan
(2) para anggota ISIS dan kelompok serupa dalam berbagai merk (orang lokal, Muslim).
Oleh karena itu perlawanan perlu dilakukan terhadap kedua elemen ini. Dalam upaya deradikalisasi, penting untuk memasukkan kajian geopolitik global, bukan hanya fokus di pemahaman relijius yang salah kaprah.
Media-media mainstream Indonesia yang selama Perang Suriah juga menyebarkan misinformasi, juga pihak yang sangat bertanggung jawab atas semakin meningkatkan radikalisme/terorisme. Saya himbau para wartawan, belajarlah geopolitik dengan baik, jangan asal copas terjemah berita dari jejaring media AS/Inggris. Baca ISIS hari ini adalah bagian dari dosa Anda juga karena menyampaikan disinformasi soal Suriah.
Ini yang saya maksud program deradikalisasi yang integratif: menyentuh akar masalah, global maupun lokal, serta dilakukan di berbagai lini, mulai dari pelajaran sekolah (dan lembaga pendidikan lain), ceramah, dan acara-acara tivi, serta materi pemberitaan, dll.
***
Problem di Indonesia memang bukan cuma radikalisme. Tapi, pembangunan dan perbaikan di bidang-bidang lain, akan sia-sia saja jika pada akhirnya kota-kota dihacurkan seperti di video ini. Pemerintah kita menghadapi sedemikian banyak persoalan, ekonomi, kesehatan, terorisme, dan digempur “kaum serigala” yang maunya cuma main proyek. Sangat patut kita syukuri, pemerintah kita tetap mampu berdiri tegak menghadapi semua kesulitan ini. Di luar sana, ada pemerintahan-pemerintahan yang dikudeta; atau gagal, tidak mampu berbuat apa-apa lagi.
Mari jaga bersama NKRI
https://web.facebook.com/DinaY.Sulaeman/videos/255705485937070
.—
Sumber Utama : https://dinasulaeman.wordpress.com/2021/02/08/menolak-lupa-soal-isis-2/#more-7023
Fatwa Teror dan Dosa Hoax Ustadz Bachtiar Nasir
DutaIslam.Com - Ustadz Bachtiar Nasir (UBN), gembong pimpinan
GNPF (bukan MUI), adalah sosok yang dianggap muslimin sebelah sebagai
pemersatu umat Islam Indonesia setelah berhasil mengumpulkan jutaan
manusia, mendukung tersangka kasus penistaan Al-Qur'an, Ahok, di
Jakarta, dengan aksinya yang terkenal sebagai aksi 411 lanjut aksi 212.
(Baca: Apakah Bashar Assad Betul Syiah, Bacalah!)
Namun, dibalik keberhasilan itu, ternyata banyak yang menyebut kalau UBN
adalah jaringan radikal Islam Indonesia yang bersinambung lebay dengan
Ahrar Syam dan Jaisy Al Fateh di Suriah. Meskipun kedua jaringan itu
anti ISIS, mereka adalah pemberontak kepada pemerintahan sah pimpinan
presiden bermadzhab sunni, Bashar Al-Assad. (Baca: Jurus Mabuk Media Barat Mempengaruhi Masyarakat)
Jika bendera resmi Suriah menggunakan bintang berwarna hijau, UBN, dalam
foto yang dikirimkan kepada Dutaislam.com, ia justru mengibarkan
bendera Suriah yang biasa digunakan para pemberontak, yang bintangnya
berwarna merah. Ini fotonya:
Bendera Suriah pemberontah ISIS |
Sementara, bendera Suriah yang berbintang hijau dua dengan triwarna merah-putih-hitam, digunakan oleh pendukung pembebasan Suriah (Aleppo bagian sah wilayah Suriah) dari penjajahan pemberontak. Bendera inilah yang dijadikan simbol kemenangan rakyat Suriah ketika Alleppo berhasil diambil alih tentara Suriah. Menurut keterangan Wikipedia, bendera ini sah digunakan sejak tahun 1980 hingga sekarang.
Sayangnya eh sayangnya, bukan bendera ini yang dipilih UBN untuk mendukung rakyat Suriah sana. Ia memilih bendera Suriah berbintang merah tiga. Jelas kan, UBN memihak ke siapa? Sebelah menyebut bendera di bawah ini sebagai rakyat yang pro Assad Syiah. Hahaha. Koplak. (Baca: Siapa Bahsar Assad Sesungguhny?)
Bendera Suriah yang resmi. |
Tangan yang digunakan UBN untuk berjejaring dengan pemberontak di Suriah adalah IHR (Indonesian Humanitarian Relief). Lembaga inilah yang digunakan UBN untuk mengirim logistik ke Suriah, yang pada beberapa waktu lalu terungkap ada yang teronggok di gudang logistik. Konon tidak diberikan kepada korban konflik, tapi pihak lawan (pemberontak). Ini bukti UBN adalah bagian dari IHR. Kaosnya keren. Selfie dulu yah biar terkenal.
Bachtiar Nasir Selfie pakai kaos IHR |
Menurut sumber terpercaya Dutaislam.com, UBN pernah mengamini fatwa
Yusuf Qardlawi (YQ) yang menghalalkan darah Gaddafi di awal konflik
Libya, dimana YQ dan jaringannya juga pernah mempropagandakan Khilafah
di Libya saat Gaddafi diserang Al-Qaida melalui bantuan serangan udara
NATO.
Menurut sumber, pada November 2012, ketika Suriah memanas, YQ juga
pernah membuat fatwa halal darah pemerintah Suriah. Pasca Gaddafi
tumbang, fatwa (mengerikan berbau amis) teror tersebut pernah diviralkan
jaringan UBN dan media Islam radikal hingga sampai ke Indonesia. Untuk
fatwa yang satu ini, kayaknya tidak ada pengawalan ketat seperti fatwa
MUI kemarin. Hehe.
Wajar jika ceramah dan tweetnya kadang ngawur. Dipenuhi hasudan dan kebencian mendalam kepada sudara muslim yang ia sendiri tidak tahu persis peta politiknya di negara mereka. Pada Desember 2014, saking membabi buta mengajak perang, dalam tweetnya, UBN membuat status yang terbukti hoax. Foto perang di Iraq tahun 2003 dibuat keterangan bodong sebagai kekejaman perang rezim Asad di Suriah. Naudzubillah, ustaaaadz. Ini kicauan hoax UBN.
Caption atau status UBN di atas sangat mudah dilacak Dutaislam.com. Hanya dengan metode sederhana, langsung ketemu foto aslinya. Ternyata foto tersebut diambil oleh pemain hoax dari situs http://montanari.blogautore.repubblica.it/, klik saja, nanti akan ketemu. Yang panting Anda paham bahasanya. Kalau tidak paham, Anda akan tetap menuduh Dutaislam.com penyebar info yak nah. Hahaha. Klik, kepala dingin, biar tidak stroke yah. [dutaislam.com/ wanras]
Tweet Hoax Bachtiar Nasir Sumber: https://mobile.twitter.com/bachtiarnasir/status/545727599545044993 |
Sumber Utama : https://www.dutaislam.com/2017/01/fatwa-teror-dan-dosa-hoax-ustadz-bachtiar-nasir.html
Bachtiar Nasir dan Peggy Melati Sukma Bawa Bendera Teroris Suriah
Jawaban Telak Dina Sulaeman kepada Bachtiar Nasir, Siapa Sih yang Anti-Demokrasi?
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Jawaban telak Dina Sulaeman kepada Bachtiar Nasir yang sebut kaum anti-Demokrasi tidak menginginkan Habib Rizieq di Indonesia, seperti dimuat olehi media Jpnn.com pada tanggal 23 Augustus 2020. Kita semua sudah tahu rekam jejak hitam Bachtiar Nasir mantan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF).
Dina, baru kemarin saya nulis soal “Apakah kekuatan demokrasi boleh melawan kekuatan anti-Demokrasi?” eeeh..pagi ini baca berita yang judulnya mengutip Ustad Bachtiar Nasir (UBN), yang mengata-ngatai “orang yang tidak menghendaki Habib Rizieq Shihab (HRS) pulang” sebagai “kaum anti-Demokrasi”.
BACA JUGA:
- Adakah Hubungan Intim ‘Antara Bukalapak dengan ACT, HTI, Suriah dan Bachtiar Nasir’?
- Kupas Tuntas Hubungan Teroris dengan IHH dan IHR Milik Bachtiar Nasir
Pertama, untuk para komentator, plis ya, saya tidak mau thread ini jadi ajang caci-maki personal ke UBN dan HRS. Kita komen santuy aja, bedakan diri dengan kelompok yang selama ini sudah sangat mahir mengata-ngatai “kafir, sesat, penggal, bunuh” itu. OK?.
Kedua, sangat menggelikan UBN bicara soal demokrasi. Bukankah beliau selama Perang Suriah mendukung FSA? (Bukti: ada jejak digital foto UBN+bendera FSA; lalu, ada bantuan dari lembaga UBN yang “nyasar” ke gudang makanan Jaish Al Islam di Aleppo).
Buat yang belum tahu, FSA ini sama saja dengan kelompok-kelompok teror lain di Suriah (ISIS, Al Nusra, Jaish al Islam dll.. mereka ada ratusan dengan nama yang beda-beda,kadang berantem rebutan pampasan perang, kadang berkoalisi dalam menyerang warga sipil Suriah dan pemerintah Suriah). Mengapa disebut teroris? Karena aksinya penuh teror (melempar bom ke tengah keramaian warga, pemenggalan kepala orang-orang “kafir”, dll).
Jadi, lucu kan, kok ujug-ujug UBN bawa-bawa demokrasi. Dalam demokrasi, kalau mau menumbangkan sebuah rezim, ya lakukan langkah demokratis (antara lain, pemilu), bukan teror. Menyusul aksi-aksi demo di Suriah tahun 2011-2012, sudah dilakukan berbagai langkah demokratis untuk memperbaiki sistem negara, tapi para pengusung khilafah memang tak mau demokrasi, makanya angkat senjata (baca selengkapnya di buku saya Prahara Suriah -ini ada ebook gratisnya- atau Salju di Aleppo).
BACA JUGA:
- Reuters: Agenda Terselubung Bachtiar Nasir Sikat Etnis Cina
- Dahono Prasetyo: WASPADA! Lembaga Donasi Jadi Mesin ATM Kegiatan dan Gerakan Terorisme?
Ketiga, soal HRS. Di berita itu, UBN menyebut HRS sebagai sosok yang sangat demokratis, sehingga “yang anti pemulangan HRS adalah kaum yang antidemokrasi”.
Saya tidak tahu bagaimana mengukur kedemokratisan HRS. Yang jelas, HRS pernah melempar ide soal “NKRI Bersyariah”. Nah di alam demokrasi, idealnya kan gini: ide harus dilawan dengan ide, ya kan?.
Saya sudah mengkritisi ide “NKRI Bersyariah” dari HRS dalam sebuah buku (isinya kumpulan tulisan beberapa orang). Intinya, saya tulis: ada 3 masalah besar dari ide HRS dan para pengusungnya, yaitu, mereka itu berpaham takfirisme, ekstremisme, dan tidak mampu berpikir metodologis. Penjelasan detilnya, silakan baca tulisan saya itu.
BACA JUGA:
- IHR Salurkan Bantuan Muslim Indonesia ke Teroris Suriah : Video
- Dahono Prasetyo: Jangan Sampai HTI ‘Beli Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika’ Kita
Nah, karena 3 masalah itu pula, mereka suka memaksakan ide. Kalau kita bantah, kita dianggap anti Islam. Contohnya, kata komentator di status saya kemarin, “Kamu ini Muslim, tapi kok antikhilafah?”
Nah sekarang rupanya ada “gaya baru”: kalau kita tidak setuju dengan para penolak demokrasi, kita akan disebut “kaum antidemokrasi”. Wes.. angel.. angel… (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2020/08/25/jawaban-telak-dina-sulaeman-kepada-bachtiar-nasir-siapa-sih-yang-anti-demokrasi/
Apakah Umat Islam Masih Percaya Dengan Bachtiar Nasir Setelah Mengetahui “Kedoknya”?
Penulis sudah beberapa kali menulis tentang sosok Bachtiar Nasir ini dalam beberapa tulisan. Penulis perlu membahas lagi tentang sosok ini sehingga umat Islam dan rakyat Indonesia tidak akan mudah “dibodohi” oleh para politikus busuk yang ngaku-ngaku Ulama, Ustad atau apalah namanya.
Bachtiar Nasir ini adalah mantan Ketua GNPF MUI yang sekarang berubah lagi menjadi GNPF Ulama yang katanya untuk membela Ulama dan agama, tapi itu katanya karena faktanya tidak jelas apa manfaat GNPF Ulama saat ini…
Apa sih manfaat GNPF Ulama terhadap umat Islam saat ini?
Apa sih manfaat mereka bagi rakyat Indonesia saat ini?
Kumpulin orang untuk demo dengan angka ‘togel’ yang dibuat-buat seperti kemauan mereka?
Mereka juga baru terbentuk kemarin sore, jadi sangat jauh beda dengan ormas Islam terbesar di Indonesia seperti NU dan Muhammadiyah yang sudah ada sebelum Indonesia merdeka dan sudah banyak memberikan manfaat kepada umat Islam dan rakyat Indonesia melalui bangunan yang mereka dirikan seperti sekolah, mesjid, tempat kesehatan, panti suhan dan lain sebagainya.
Mereka yang terbentuk kemarin sore tapi sudah merasa berkuasa di Indonesia, seolah merekalah yang paling berhak menentukan nasib seseorang dan bila ada yang melawan mereka maka akan langsung dicap sebagai anti Islam?
Merea sebenarnya hanya kumpulan orang yang “memanfaatkan” Islam demi kepentingan politik prbadi dan kelompok mereka sendiri!
Sekarang Bachtiar Nasir ini bukan lagi sebagai Ketua GNPF Ulama tetapi dia sudah menjadi salah satu anggota dewan Pembina GNPF Ulama sedangkan KetuaDewan Pembina GNPF Ulama tetap yaitu Rizieq Syihab. Jadi sebenarnya, GNPF Ulama ini adalah “jelmaan” lain dari FPI karena orang tertingginya tetap Rizieq Syihab.
Penulis jadi ingat saat Bachtiar Nasir mengemukakan dukungan terbuka kepada Prabowo-Sandiaga Uno dengan mengatakan bahwa tuduhan pro khilafah adalah tolol seperti yang dimuat dalam situs https://news.detik.com/berita/d-4493279/dukung-prabowo-bachtiar-nasir-sebut-isu-pro-khilafah-tuduhan-tolol
Lalu dibalas oleh tim Jokowi-KH. Ma’ruf Amin bahwa yang tolo sebenarnya adalah yang omong seerti yang dilansir dalam situs https://www.tagar.id/bachtiar-nasir-tuduhan-khilafah-sangat-tolol-tkn-yang-tolol-yang-bicara
Bachtiar Nasir boleh saja ngeles bahwa dia bukan pendukung (pro) khilafah, boleh saja dia mengatakan bahwa pro khilafah adalah tuduhan tolol, tetapi faktanya membuktikan sebaliknya bahwa benar jika Bachtiar Nasir ini merupakan salah satu pendukung khilafah seperti yang terlihat dalam video berikut ini:
<iframe width="100%" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/68xswYaJsfo" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>Jadi apa yang dikatakan oleh tim TKN Jokowi-KH. Ma’ruf Amin bahwa yang tolol adalah yang bisa terbukti benar!
Bukan hanya pro khilafah, Bachtiar Nasir ini juga pernah “memprovokasi” umat Islam untuk melakukan revolusi di Indonesia seperti yang terlihat dalam video berikut ini:
<iframe width="100%" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/UVCqrnxwJ38" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>Aneh tapi nyata, teriak tolol karena dianggap pro khilafah padahal memang pendukung khilafah tapi masih ngeles juga. Dan orang seperti ini begitu mudahnya memprovokasi umat Islam dan rakyat Indonesia untuk melakukan revolusi di Indonesia!
Revolusi untuk melawan siapa? Melawan pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi yang dipilih oleh mayoritas rakyat Indonesia sejak tahun 2014 silam?
Bukankah provkasi melawan pemerintah yang sah itu adalah salah satu bentuk pemberontakan?
Lalu “provokator” ini ngaku-ngaku Ustadz? Ulama?
Sssttt, ini video Bachtiar Nasir “bangga” minum kencing onta saat berada di Arab sana...
<iframe width="100%" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/bg7p7Zjtr2g" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>Penulis juga masih ingat jika Bachtiar Nasir ini pernah ketahuan memegang bendera pemberontak Suriah yang dibuat dan dibiayai oleh Amerika, Zionis dan sekutunya untuk menggulingkan pemerintah Surah yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Bashar Al Assad!
Jangan ngeles jika Bachtiar Nasr tdak tahu membedakan mana bendera resmi Suriah dan mana benderapemberontak Suriah karena itu sama saja memperlihatkan “kebodohannya”.
Jika ada yang ngeles bahwa tidak mungkin pemberontak Suriah dibuat dan dibiayai oleh Amerika, Zionis dan sekutunya, silahkan saja lihat bendera pemberontak Suriah berkibar bersama bendera Amerika dan Zionis berikut ini:
Penulis juga pernah membahas apa dan siapa sebenarnya di belakang pemberontak Suriah dalam tulisan https://seword.com/politik/fix-simpatisan-pemberontak-suriah-mendukung-prabowosandiaga-uno-NzjYYr4op
Dan yang terbaru, dia adalah salah satu juru kampanye nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
Jadi, sudah kelihatan siapa pendukung dan timses Prabowo yang ngaku-ngaku Ulama yang katanya untuk membela Ulama dan agama.Ternyata mereka hanya kumpulan orang pendukung/timses Prabowo-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019 tahun ini.
Pertanyaannya...
Setelah mengetahui bahwa Bachtiar Nasir ini adalah jurkam nasional pasangan Prabowo-Sandiaga Uno yang merupakan pendukung khilafah dan sebagai “provokator” yang memprovokasi umat Islam dan rakyat Indonesia untuk melakukan revolusi di Indonesia...
Masihkah umat Islam da rakyat Indonesia percaya jika Bachtiar Nasir seorang Ustadz atau Ulama?
Atau dia hanya seorang pendukung Prabowo “berkedok” Ustadz atau Ulama?
Silahkan umat Islam dan rakyat Indonesia berpikir jernih...
Sumber Utama : https://seword.com/politik/apakah-umat-islam-masih-percaya-dengan-bachtiar-nasir-setelah-mengetahui-kedoknya-kwmxQb3Ap
Anies Baswedan Menonton Hayya: Teringat Penderitaan Palestina
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menonton film
Hayya, The Power of Love 2 di Studio XXI Pondok Indah Mall, Jakarta,
pada Kamis, 19 September 2019. Ia menonton film bersama istrinya, Fery
Farhati dan ibundanya, Aliyah Rasyid Baswedan.
“Film ini mengingatkan kita atas penderitaan anak-anak Palestina dan
kepedulian bangsa Indonesia pada Palestina,” katanya untuk memberikan
keterangan pada lima foto yang diunggah di akun Instagramnya .
Menurut Anies, cinta adalah kata kerja dan semua hal sebenarnya bisa
dikerjakan sebagai ungkapan cinta. “Apalagi untuk anak yatim piatu dari
tanah pendudukan yang penuh desingan peluru,” ucapnya.
Ia menjelaskan, setelah melihat film ini, ia merasa Hayya padat akan
pesan, berhasil mengalirkan nuansa haru, takjub, dan menggugah simpati.
Unggahan Anies ini mendapatkan komentar dari hampir 2.000an netizen.
“Mantap Pak, semoga film Hayya menembus sejuta penonton,” kata Wahyu
Putra.
Akun resmi film tersebut, @hayyathemovie kemudian menangkap layar
unggahan Anies ini dijadikan unggahan mereka pada Jumat, 20 September
2019. “Oh iya, kemarin kita kedatangan tamu besar di PIM XXI, yakni pak
gubernur #@aniesbaswedan dan beliau kebetulan juga suka dengan filmnya.”
Film yang dibintangi oleh Fauzi Baadila itu mencatat ada 93.276 penonton
di hari pertama. “Penonton hari pertama kemarin luar biasa. Jauh
melebihi apa yang kita harapkan,” tulis mereka.
https://seleb.tempo.co/read/1250216/...taan-palestina
Sumber Utama : https://m.kaskus.co.id/thread/5d86fff52f568d4cf66317c0/anies-baswedan-menonton-hayya-teringat-penderitaan-palestina/1/?order=desc
Adakah Hubungan Intim ‘Antara Bukalapak dengan ACT, HTI, Suriah dan Bachtiar Nasir’?
Arrahmahnews.com, Jakarta – Akun Facebook Dahono Prasetyo membongkar apakah benar ada hubungan intim “Antara Bukalapak dengan ACT, HTI, Suriah dan Bachtiar Nasir“, seperti kita ketahui bersama bahwa ACT ini adalah salah satu organisasi kemanusiaan yang saat ini masih misterius donasinya disalurkan kemana saja.
Menurut Dahono, bagi penggila belanja online, nama Bukalapak sebagai icon marketplace lokal sedikit banyak menyimpan beberapa “fenomena politik”. Bagaimana sebuah situs online beromset trilyunan rupiah menjadi salah satu sisi gelap konspirasi ideologi di Indonesia.
Baca: Lembaga Dokter Swedia Diancam Pasca Ungkap Kebusukan White Helmets
Kronologisnya barangkali bisa disimak: Silahkan buka situs bukalapak, kemudian “pura-pura” lakukan pembelian maka munculah format pembayaran yang harus dilakukan. Pada salah satu pilihan tertera “Donasi Rp 500 melalui Lembaga ACT“. Jika kita menyetujui, maka total angka yang harus dibayarkan bertambah Rp 500.
pakah ACT itu? ACT (Aksi Cepat Tanggap) adalah sebuah lembaga pengumpul Donasi kemanusiaan. Untuk lebih jauh menelusuri ACT Silahkan Googling dengan kata kunci: “ACT dan ISIS” maka akan muncul beberapa link berita yang mengupas keterkaitan lembaga donasi itu dengan ISIS dan Suriah.
Di salah satu portal berita: Melacak Aliran Dana untuk Suriah dari 10 Lembaga Amal Indonesia Meskipun bukan portal berita mainstream, tetapi liputanislamcom cukup akurat memberitakan tentang dana sumbangan kemanusiaan. Salah satu fakta menunjukkan ada foto sumbangan dari Indonesia berlabel IHR (Indonesia Humanitarian Relief) berada di kota Allepo ditengah markas pemberontak ISIS. IHR adalah proyek kemanusiaan yang menjadi sayap kanan dari ACT.
Baca: Kerjasama IHR dengan IHH Pemasok Senjata Teroris di Suriah Berkedok Misi Kemanusiaan
Berlanjut menelisik browsing dengan kata kunci IHR, maka kita akan menemukan beberapa berita keterkaitan IHR, ACT dan Bachtiar Nasir. Sosok yang satu itu pernah menjadi tersangka penyalahgunaan penyaluran dana kemanusiaan. Beliau salah satu aktivis HTI yang paling aktif menggalang sekaligus menyalurkan dukungan. Bagi yang masih meragukan silahkan Googling dengan keyword “Bachtiar Nasir dan HTI”.
Baca: IHH Lembaga Pendukung Teroris Berkedok Kemanusiaan dari Turki
Singkat kata, adakah “hubungan intim” antara Bukalapak dengan ACT, HTI, Suriah dan Bachtiar Nasir,
silahkan menganalisa sendiri. Yang bisa digaris bawahi adalah bukan
tentang 500 perak sumbangan donasi tanpa paksaan itu, atau Bukalapak
yang sudah meminta maaf pada Pakdhe gegara postingan “nyinyir” berujung
uninstalbukalapak.
Baca: Netizen: ACT dan Dompet Dhuafa Bela Perusuh?
Tetapi siapa berafiliasi dengan siapa patut menjadi pertimbangan saat kita belanja di Bukalapak, ada sepeser uang kita yang mengalir tanpa sadar mendukung perjuangan “pemberontakan” atas nama kemanusiaan.
Satu catatan penting mengapa HTI dan Khilafahnya tak kunjung redup meski pemerintah sudah membubarkannya. Bukalapak, Bukalah Topengmu. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2019/07/23/adakah-hubungan-intim-antara-bukalapak-dengan-act-hti-suriah-dan-bachtiar-nasir/
Kupas Tuntas Hubungan Teroris dengan IHH dan IHR Milik Bachtiar Nasir
Kupas Tuntas Hubungan Teroris dengan IHH dan IHR Milik Bachtiar Nasir
Arrahmahnews.com, Jakarta – Alhamdulillah! Sekecil apapun keburukan yang dibungkus dan dihiasi dengan berbagai ‘kebaikan’ pasti akan tercium juga bau busuk darinya, karena dengan begitu Allah akan membuka pintu petunjuk kepada orang-orang yang tertipu dan termakan propaganda mereka. Kita akan kupas tuntas hubungan antara IHH dengan teroris serta bantuan IHR milik Bachtiar Nasir.
Demikian juga dengan petunjuk yang satu ini. Untuk pertama kalinya NGO-NGO yang berkedok menggalang dana untuk membantu rakyat Aleppo, terbongkar lewat sebuah video yang memperlihatkan dengan jelas bahwa bantuan yang disalurkan lewat IHR berada di gudang-gudang teroris di Aleppo. Semoga ini menjadi preseden baik bahwa masyarakat muslim Indonesia yang selama ini dibodohi dengan berbagai kepalsuan, sadar bahwa sumbangan-sumbangan yang selama ini mereka salurkan digunakan untuk mendukung terorisme di Suriah, dan tidak lagi menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang punya hubungan erat dengan teroris di Suriah.
Sebagian orang mungkin masih meragukan video tersebut, dan bisa saja menganggapnya bahwa bantuan yang disalurkan oleh IHR dirampas teroris bukan sengaja disalurkan. Dengan demikian, maka butuh investigasi mendalam untuk membuktikan bahwa batuan itu benar-benar diberikan dengan sengaja kepada kelompok-kelompok teroris di Suriah.
Sekarang, kami mencoba membuktikan bahwa bantuan yang dikumpulkan dari sumbangan muslim Indonesia, yang disalurkan melalui İnsan Hak ve Hürriyetleri İnsani Yardım Vakfı atau dikenal dengan nama IHH, sebenarnya tidak pernah sampai ke tangan rakyat Suriah. Artinya IHH bisa menjadi kunci untuk menelusuri arus bantuan tersebut, dengan menelanjangi orang-orang yang berkerja di IHH, apakah memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok teroris atau tidak?
Baca juga: IHR Salurkan Bantuan Muslim Indonesia ke Teroris Suriah : Video
Kembali, pada 26 Desember, IHR dalam press releasenya mengeluarkan pernyataan sikap dan menegaskan bahwa bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Suriah kami lakukan dengan bekerjasama dengan lembaga kemanusiaan yang sangat kredibel di Turki, yakni İnsan Hak ve Hürriyetleri İnsani Yardım Vakfı atau dikenal dengan nama IHH.
Benar IHH memiliki kiprah yang pernah mengguncang dunia, saat menjadi inisiator konvoi kemanusiaan Freedom Flotilla menuju Gaza, Palestina, yang diikuti lembaga dan aktivis kemanusiaan dunia. Namun, apakah prestasi ini akan menjadikannya lembaga kemanusiaan yang kredibel sepanjang masa? Tentu tidak, karena setiap perbuatan baik belum tentu memiliki tujuan yang baik dan setiap kebaikan tidak mematenkan pelakunya baik sepanjang masa.
Baca juga: Polisi Akan Selidiki Dugaan Bantuan Dana Ketua GNPF MUI ke Suriah
Menelanjangi IHH
Mari kita mulai dari Mavi Marmara. Mavi Marmara adalah armada kemanusiaan untuk memberi bantuan pada penduduk Gaza, Palestina. Kapal ini diisi oleh berbagai aktivis kemanusiaan dari berbagai negara. Namun, iring-iringan yang terdiri dari enam kapal ini diserbu pasukan komando Israel sebelum sampai di Gaza, pada 31 Mei 2010.
Pada, 3 Februari 2012, Situs Empirestrikesblack mengeluarkan laporan bahwa serangan pasukan Israel ke konvoi kemanusiaan Freedom Flotilla adalah operasi lama yang telah direncanakan dan dilakukan dengan kerjasama penuh pemerintah Turki. Tujuan dari operasi palsu itu adalah bagian dari perang yang sedang berlangsung di Suriah.
Masih dalam laporan Empirestrikesblack, pada 17 Desember 2011, seorang jurnalis Spanyol Daniel Iriarte mengungkapkan sejumlah fakta kunci.
Pertama, tiga orang otak konvoi kemanusiaan Freedom Flotilla asal Libya terhubung dengan Abdelhakim Belhaj (aset berharga NATO dan jagal dari Tripoli). Belhaj pernah dikaitkan dengan serangan bendera palsu di Madrid pada 11 Maret 2004, untuk menjatuhkan mantan Perdana Menteri Spanyol Jose Maria Aznar, yang kemudian menyingkirkan Aznar dari tampuk kekuasaan.
Kedua, hubungan Belhaj dengan NATO tidak bisa diabaikan. Ia telah menjadi footssoldier NATO, yang menghubungkan Barat dengan negara-negara Teluk Persia GCC dan Israel, untuk menjalankan misi di Libya dan Suriah. Saat bertemu dengan Iriarte di Libya, Belhaj bersama Mahdi al-Harati (komandan brigade Tripoli memainkan peran kunci dalam mengkudeta Gaddafi) yang ditugaskan untuk memimpin Dewan Militer Tripoli, nampaknya tidak menyembunyikan identitas mereka dengan mengungkapkan bahwa Dewan Militer Tripoli adalah kekuatan proxy NATO, yang bertugas mempersatukan tentara bayaran yang berperang bersama NATO di Libya, yang pada dasarnya melakukan pekerjaan kotor “penjajah”.
Dalam pengakuannya al-Harati mengatakan kepada Iriarte bahwa ia “terluka saat serangan di Mavi Marmara, dan menghabiskan sembilan hari di penjara Tel Aviv”. Sementara, Christof Lehmann editor NSNBC mengungkapkan kepada penulis bahwa sumber Palestina yang terhubung dengannya memberitahukan bahwa selain al-Harati, aset berharga NATO Abdelhakim Belhaj sendiri juga berada di kapal Mavi Marmara pada malam naas itu.
Pembaca seharusnya tidak terkejut dengan Mahdi al-Harati, yang telah bebas perawatan dan tinggal dengan paspor Irlandia dan ratusan ribu pound dari kas CIA. Setelah semua itu, al-Harati yang melayani agenda Barat-Israel, kembali ke Libya dari Irlandia pada awal kontrarevolusi pada bulan Februari, untuk memimpin pasukan pemberontak blok NATO. Lalu apa yang dilakukan dua aset intelijen Barat, Mahdi al-Harati dan Belhaj di kapal Mavi Marmara? Sebuah kapal yang berlayar ke Gaza, yang ingin menembus blokade Israel sebagai aksi solidaritas kemanusiaan dari seluruh dunia.
Pembantaian Mavi Marmara adalah penipuan besar yang diatur oleh Turki dan Israel dalam rangka memfasilitasi penghapusan tokoh tertentu di Turki, yang gencar menentang perang Erdogan di Suriah. Kehadiran aset NATO, Belhaj dan al-Harati di kapal Mavi Marmara dimaksudkan untuk memfasilitasi pembunuhan terhadap tokoh tersebut.
Laporan dari misi pencari fakta dari Kantor Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) atas serangan Israel pada konvoi kemanusiaan Freedom Flotilla, pada September 2010, menemukan fakta-fakta bahwa enam korban yang tewas dalam serangan itu, dibunuh dengan ‘gaya eksekusi’ oleh pasukan Israel. Laporan itu menyebutkan bahwa tidak hanya Furkan Dogan yang dieksekusi, tapi lima korban lainnya juga dilumpuhkan dalam ‘beberapa waktu’, sebelum akhirnya ditembak di kepala dari jarak dekat.
Metode eksekusi ini digunakan oleh koperasi Israel yang menunjukkan bahwa mereka berada di bawah perintah untuk membunuh penumpang tertentu di kapal tersebut. Ide ini sangat dikuatkan oleh laporan bahwa tentara IDF membawa daftar yang dilengkapi dengan foto sasaran pembunuhan ketika mereka naik ke atas kapal.
Tujuan strategis kunci lain dari operasi ini adalah untuk menggalang dukungan masyarakat Turki kepada Erdogan, yang segera mengambil sikap agresif terhadap Israel. Dukungan publik ini, dimaksudkan untuk disalurkan ke kampanye Turki terhadap Suriah.
Christof Lehmann menggambarkan pembantaian aktivis kemanusiaan di Mavi Marmara, sebagai “bendera palsu yang paling menipu dalam sejarah kontemporer”. Pada saat Hamas – faksi utama perlawanan Palestina mulai menyesuaikan diri dengan Qatar dan Arab Saudi (yang terbukti menjadi arsitek perang di Libya & Suriah), ini tampaknya menarik, dan layak dipertimbangkan. Setahun setelah pembantaian armada Mavi Marmara, hubungan ekonomi dan militer antara Turki dan entitas Zionis dibayarkan dengan mitos bahwa kedua negara telah memutuskan hubungan mereka.
Hurriyet Daily News dan New York Times -melukiskan gambaran yang menarik mengenai hubungan militer dan ekonomi kedua negara yang sebenarnya tetap berlanjut, meskipun dipermukaan seakan-akan terlihat putus hubungan bilateral dengan pengusiran Dubes Tel Aviv untuk Ankara. Menashe Carmon, seorang pengusaha Israel yang dibesarkan di Istanbul mengatakan kepada New York Times “Tidak ada perusahaan Israel yang meninggalkan Turki,” dan “Ini adalah bisnis seperti biasa, investasi pertumbuhan tetap berlanjut.”
Laporan NYT juga mengklaim bahwa, menurut para pejabat Turki, kerjasama yang erat antara militer Israel dan Turki masih terus di belakang layar setelah pertumpahan darah armada Mavi Marmara. Beberapa minggu setelah serangan armada, delegasi militer Turki tiba di Israel untuk mempelajari cara mengoperasikan pesawat tanpa awak yang sering digunakan oleh Israel untuk memburu militan Palestina di Jalur Gaza.
Setidaknya, kesepakatan untuk drone senilai $ 190.000.000 tidak dibatalkan, bahkan sebagian instruktur Israel berada di Turki setelah serangan itu.Doron Abrahami, staf Konsulat Israel di Istanbul mengungkapkan bahwa penelitian dan pengembangan kolaborasi antara Israel dan Turki sedang ditugaskan hanya beberapa minggu setelah serangan terhadap Mavi Marmara.
Mahdi Al-Harati dan Pemberontak Suriah
Mahdi al Harati dengan bantuan Bernard Henri Levy berhasil menggulingkan Kaddhafi. Orang ini adalah pembunuh bayaran dan sekarang terlibat dalam pertempuran sengit di Suriah, yang tergabung dengan Free Syirian Army (FSA). Orang ini disewa oleh CIA, ia berada di Freedom Flotilla sebagai aktivis perdamaian. Anda berbicara tentang perdamaian! Orang ini adalah agen CIA berpakaian Aktivis Perdamaian. Ini adalah penipuan dan manipulasi yang diprogram dan dilatih untuk menghancurkan negara-negara Timur Tengah yang menentang Zionis Israel.
Mahdi Al-Harati yang didukung NATO di Libya, kemudian ke Suriah bergabung dengan kelompok bersenjata yang memberontak melawan pemerintah.
Mahdi Al-Harati, sekarang menjadi Direktur İnsan Hak ve Hürriyetleri İnsani Yardım Vakfı atau dikenal dengan nama IHH. IHH adalah LSM terbesar di Turki. IHH juga mengelola puluhan kamp pengungsi Suriah lengkap dengan shelternya, selain membangun perkampungan yatim terbesar di dunia dengan fasilitas lengkap seperti rumah, sekolah, fasilitas olahraga, juga taman rekreasi. IHH, wajah ideal lembaga kemanusiaan kelas dunia dengan kemampuan menggerakkan filantropi multisegmen, menyasar seluruh stakeholders dunia. Namun berbagai laporan menunjukkan bahwa IHH memiliki “kerja sampingan”, yaitu menyuplai senjata kepada “mujahidin”.
Pada tanggal 3 Januari 2014, harian Turki Hurriyet melaporkan bahwa polisi Turki memergoki truk-truk bantuan atas nama IHH ternyata juga berisi amunisi dan senjata yang akan dikirim kepada pasukan-pasukan “jihad” Suriah. Truk itu bahkan didampingi oleh pejabat dari Organisasi Intelijen Nasional (MIT) Turki.
Beberapa hari sebelumnya, pemerintah Suriah secara resmi mengirim surat protes kepada PBB atas tindakan Turki yang secara sistematis menyuplai senjata kepada para militan yang ingin menggulingkan pemerintah Suriah. Menurut Dubes Suriah untuk PBB, “Mereka (para teroris) dilatih di perbatasan Turki-Suriah, dan setelah itu otoritas Turki membantu mereka untuk masuk ke wilayah Suriah.”Anehnya, Erdogan langsung menghalang-halangi media massa mengekspos masalah ini.
Pada tanggal 26 November 2014, dua wartawan dipenjara karena menulis mengenai kasus ini, yaitu Pemred Cumhuriyet Can Dündar dan pimpinan biro harian Ankara, Erdem Gül. Bahkan Erdogan langsung yang membuat tuntutan atas kedua jurnalis itu, dengan alasan, “Kisah [yang ditulis] memuat beberapa rekaman dan informasi yang tidak faktual.” Erdogan juga mengatakan, “Orang yang menulis tentang hal ini akan membayar ‘harga’ yang mahal.”
Baca juga: Erdogan Mengancam Wartawan Penyebar Video Truk Pembawa Amunisi ke Suriah
Twitter dan Facebook segera diblokir setelah merebaknya kasus ini. Dewan Tinggi Radio dan Televisi pun menyampaikan surat perintah dari pengadilan kepada semua media massa cetak, online, dan televisi yang berisi larangan memberitakan kasus ini. Website Hurriyet yang melaporkan proses pengadilan atas kasus ini juga disuruh menghapus semua kontennya.
Menurut Ahmet Sait Yayla, mantan pejabat polisi Turki yang terlibat langsung dalam penyelidikan kasus ini, “Pemimpin IHH saaat itu ditangkap sebagai hasil dari investigasi ini pada saat itu, karena bukti yang kami peroleh menunjukkan bahwa kelompok ini banyak memberikan dukungan untuk ISIS. IHH telah menyediakan senjata dan amunisi untuk banyak kelompok jihad di Suriah, bukan hanya ISIS.”
Aljazeera melaporkan, polisi anti-teror Turki menggerebek beberapa kantor IHH di perbatasan Turki-Suriah dan menangkap beberapa orang dengan tuduhan terkait dengan Al Qaida. Tentu saja, IHH menolak lembaganya dikaitkan dengan penyelundupan senjata itu. Sekjen IHH Yasar Kutluay menyatakan, “Ini adalah kampanye kotor yang didukung oleh orang di dalam dan di luar Turki… Orang-orang ingin mencitrakan Turki sebagai pendukung terorisme.”
Pengiriman senjata untuk kelompok teroris di Suriah itu menurut laporan YournewsWire pada 22 Februari 2016 berlangsung dengan memanfaatkan fasilitas dari yayasan-yayasan kemanusiaan yang berbasis di Turki, Insan Hak ve Hürriyetleri ve İnsani Yardım Vakfı (IHH atau Yayasan Hak Asasi Manusia dan Kebebasan serta Bantuan Kemanusiaan), İmkander dan Öncü Nesil Insani Yardim Derneği.
Pasokan senjata yang dikirim melalui fasilitas yayasan-yayasan kemanusian termasuk IHH itu masih menurut laporan YourNewsWire terdiri dari berbagai bentuk senjata, peralatan militer dan amunisi serta bahan makanan dan obat-obatan yang datang dari luar negeri melalui pelabuhan Turki İskenderun. Peralatan dan perlengkapan militer serta bantuan lainnya, diangkut dari sana melalui Provinsi Hatay (Öncüpinar perbatasan) ke Aleppo dan Idlib di Suriah menggunakan kendaraan milik IHH, İmkander dan Öncü Nesil dengan pendaftaran Turki berikut: 33 SU 317, 06 DY 7807, 33 SU 540, 33 SU 960, 42 GL 074 dan 31 R 5487. Sampai di Suriah, senjata dan amunisi, serta bahan makanan itu didistribusikan ke kelompok pemberontak dan unit Jabhat al-Nusra.
Menurut The Times, seorang komandan Tentara Bebas Suriah mengatakan bahwa perahu yang membawa senjata ke Suriah pada September 2012, adalah “NGO IHH, yang memiliki hubungan dengan Ikhwanul Muslimin”. Samar Srewel, seorang aktivis FSA yang telah membantu untuk mengatur kiriman, mengatakan kepada The Times: “bahwa kedua belah pihak, IHH dan ikhwanul Muslimin di Turki, bekerja sama dalam pengiriman kargo senjata. Ini adalah apa yang mereka lakukan. Mereka membeli pengaruh dengan uang dan senjata mereka.”
Pada tanggal 18 Maret 2016, Rusia Duta Besar PBB Vitaly Churkin mengirim surat kepada Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa tiga organisasi kemanusiaan Turki (LSM) mengirim senjata dan perlengkapan untuk ekstremis di Suriah atas nama badan intelijen MIT Turki, selama Perang Saudara Suriah. Ketiga LSM itu dalah Besar Foundation, the Iyilikder Foundation and the Foundation for Human Rights and Freedoms (IHH).
Turkish gendarmeri serta analis Turki telah berulang kali menekankan bahwa markas IHH disusupi dan didanai oleh MIT dinas intelijen Turki. Turki secara resmi mengakui dukungannya pada “pemberontak oposisi” di Suriah, di antaranya brigade Takfiri Jabhat Al-Nusra, dan intelijen MIT memainkan peran sentral.
Truk milik IHH telah berulang kali terlibat dalam mengangkut senjata dari Turki ke tentara bayaran yang didukung Turki, termasuk Jabhat al-nusrah di Suriah, di bawah “bendera kemanusiaan”. Mengangkut senjata dengan kendaraan bantuan kemanusiaan adalah kejahatan perang serius dan melanggar Konvensi Jenewa.
Sementara IHH dan MIT terlibat dalam penyelundupan senjata ke tentara bayaran di Suriah, yang merupakan kejahatan perang.
Kesimpulannya, Yayasan Hak Asasi Manusia, Kebebasan dan Bantuan Kemanusiaan, IHH, secara aktif terlibat dalam brigade tentara bayaran di Suriah yang bekerja sama dengan MIT Turki. (ARN)
(1) ‘Islamistas Libios se desplazan a Siria para ayudar a la revolucion’ – ABC.es
(2) ‘Free Syrian Army commanded by Military Governor of Tripoli’ by Thierry Meyssan
(3) ‘GLADIO, Bin Laden to Erdogan, Belhadj and Hamas: Mossad´s and NATO´s Dirty Underwear 2012’ by Christof Lehmann
(4) ‘A CIA commander for the Libyan rebels’ by Patrick Martin
(5) ‘UN Fact-Finding Mission Says Israelis “Executed” US Citizen Furkan Dogan’ by Gareth Porter
(6) ‘Turkish Sources – Israeli Advance Target Assassination List Found on Flotilla’ – Redacted News
(7) ‘Hamas and al-Jamaa al-Islamiya: The New MB Look’ – Al-Akhbar English
(8) ‘Did Israel try to assassinate Sheikh Raed Salah on Mavi Marmara but kill a Turkish engineer instead?’ by Ali Abunimah
(9) ‘Turkey and Israel Do a Brisk Business’ by Dan Bilefsky
(10) ‘Business as usual between Turkey, Israel’ – Hürriyet Daily News, 30 May, 2011
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2019/05/07/kupas-tuntas-hubungan-teroris-dengan-ihh-dan-ihr-milik-bachtiar-nasir-2/
Reuters: Agenda Terselubung Bachtiar Nasir Sikat Etnis Cina
Sabtu, 13 Mei 2017,
ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Salah satu pimpinan sebuah Ormas Indonesia, yang menyebabkan gubernur Kristen Jakarta masuk penjara, telah menyusun rencana untuk kampanye baru bermotif rasial yang menargetkan ketidaksetaraan ekonomi dan investasi asing.
Dalam sebuah interview, Bachtiar Nasir mengatakan bahwa kekayaan minoritas etnis Tionghoa di Indonesia adalah sebuah masalah. Nasir meminta sebuah program tindakan afirmatif untuk penduduk asli Indonesia.
Tentu saja komentar ini dapat memicu ketegangan yang sudah tinggi di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia tersebut. (Baca juga: IHR Salurkan Bantuan Muslim Indonesia ke Teroris Suriah : Video)
“Sepertinya mereka tidak menjadi lebih murah hati, lebih adil,” kata Nasir, merujuk pada orang-orang keturunan China, dalam wawancara di sebuah pusat Islam di Jakarta selatan. “Itu masalah terbesar,” tambahnya sebagaimana dikutip Reuters, Jum’at (12/05).
Etnis Tionghoa tidak sampai 5 persen dari seluruh penduduk Indonesia, namun mereka mengendalikan banyak konglomerat besar dan sebagian besar kekayaan Indonesia. Nasir juga mengatakan bahwa investasi asing, terutama investasi dari China, belum membantu masyarakat Indonesia pada umumnya.
Indonesia, memiliki ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan menjadi tujuan utama investasi asing di sektor pertambangan dan ritel. Jakarta juga berusaha memikat investor untuk penghematan infrastruktur senilai 450 miliar dolar untuk menghidupkan kembali pertumbuhan ekonominya.
“Pekerjaan kita selanjutnya adalah kedaulatan ekonomi, ketidaksetaraan ekonomi,” kata Nasir, seorang tokoh berpengaruh yang memimpin Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majlis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). “Negara harus memastikan bahwa pihaknya tidak menjual Indonesia ke orang asing, terutama China”. (Baca juga: Kupas Tuntas Hubungan Teroris dengan IHH dan IHR Milik Bachtiar Nasir)
Kelompok Nasir sebelum ini mengorganisir demonstrasi ratusan ribu umat Islam di Jakarta akhir tahun lalu atas sebuah komentar tentang al-Quran yang dibuat oleh mantan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, seorang Kristen etnis Tionghoa.
Basuki dinyatakan bersalah dalam pengadilan minggu ini dan dijatuhi hukuman dua tahun penjara, menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompok Islam garis keras menjadi ancaman bagi kerukunan rasial dan religius di negara demokrasi ini.
Bachtiar Nasir, 49 tahun, dulunya memiliki acara keagamaan di salah satu jaringan TV terbesar di Indonesia. Kontraknya berakhir di bawah tekanan pemerintah setelah perannya dalam demonstrasi anti-Ahok pertama terungkap.
BERMAIN DENGAN API
Mantan Presiden Soeharto melarang orang-orang keturunan China untuk memiliki posisi sebagai pejabat publik, menolak ekspresi budaya mereka, memaksa mereka untuk menanggalkan nama China mereka, dan membatasi mereka secara politik dan sosial, sehingga banyak dari mereka yang beralih ke bisnis dan menjadi kaya raya.
Kesenjangan kekayaan etnis China ini dijadikan alat propaganda kebencian di kalangan orang pribumi yang miskin, yang sebagian besar penduduk asli Melayu-Indonesia. Selama kerusuhan yang menyebabkan jatuhnya Suharto pada tahun 1998, bisnis etnis-Tionghoa menjadi sasaran, dan sekitar 1.000 orang terbunuh dalam kekerasan tersebut. (Baca juga: Polisi Akan Selidiki Dugaan Bantuan Dana Ketua GNPF MUI ke Suriah)
Tidak ada pertumpahan darah pada skala tersebut sejak saat itu, namun ketegangan tetap ada. Presiden Joko Widodo menjadi subyek kampanye kotor pada tahun 2014 dengan fitnah yang mengklaim bahwa dia adalah keturunan Tionghoa dan seorang Kristen.
Bonnie Triyana, sejarawan yang telah mencatat sejarah Indonesia-Tionghoa, mengatakan bahwa Nasir “mengkambinghitamkan” orang-orang Tionghoa.
“Ini sangat berbahaya bagi bangsa kita, ini sama saja bermain dengan api,” kata Triyana, seorang pribumi Indonesia. “Mereka (Bachtiar Nasir dan kelompoknya) menyebarkan informasi buruk untuk meyakinkan orang bahwa peran mereka adalah menyelamatkan bangsa.”
Dalam wawancara tersebut, Nasir mengatakan “sentimen etnik tidak dapat dipungkiri” ketika menyangkut ketidaksetaraan, dan kekuatan ekonomi orang-orang Tionghoa Indonesia perlu diatasi.
“Kuncinya adalah keadilan, dan keberpihakan”, katanya. “Keadilan dapat diterapkan jika ada pilihan istimewa bagi masyarakat asli Indonesia dari aspek peraturan dan dalam hal akses ibu kota.”
Tetangga Indonesia, Malaysia, yang juga merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim dengan minoritas China yang kaya raya, telah lama mengikuti kebijakan tindakan afirmatif yang memberikan hak istimewa kepada orang asli Melayu, termasuk penugasan pekerjaan di dinas sipil dan diskon properti.
Johan Budi, juru bicara Presiden Indonesia Jokowi -menanggapi komentar Bachtiar- mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa ketidaksetaraan pendapatan menjadi perhatian dalam agenda pemerintah, dan keturunan China tidak mendapat perlakuan khusus.
“Tidak benar dugaan bahwa Presiden Jokowi memberi ruang lebih luas kepada etnis China di Indonesia,” kata Budi, mengacu pada nama Jokowi. Dia mengatakan bahwa fokus Jokowi adalah pada orang miskin, termasuk “orang-orang pribumi”.
Menurut Laporan penelitian Credit Suisse institute 2016 mengenai Kekayaan Global, 1 persen orang terkaya di Indonesia memiliki 49,3 persen kekayaan nasional, membuat Indonesia termasuk di antara negara-negara yang paling tidak setara di dunia.
KAITAN KE POLITIK?
Bachtiar Nasir, seorang ulama didikan Saudi, membentuk GNPF-MUI tahun lalu untuk menargetkan Ahok, gubernur Jakarta yang sekarang dihukum.
Meski Nasir tidak terlihat seperti ulama garis keras seperti Habib Rizieq yang memimpin demonstrasi tahun lalu, kelompoknya membawa pengaruh yang signifikan karena membawa satu organisasi Islam yang memiliki jangkauan nasional dan hubungan yang kuat dengan masjid dan sekolah agama.
GNPF-MUI mencakup tokoh Wahabi seperti Nasir, Front Pembela Islam yang dipimpin habib Rizieq dan pengikutnya, bersama dengan kelompok-kelompok Islam kelas menengah yang terhubung secara politik.
Nasir mengatakan bahwa GNPF-MUI adalah “gerakan agama”, bukan politik. Namun, BN sendiri secara luas dipandang bersekutu dengan pemimpin oposisi Prabowo Subianto, yang kalah dari Jokowi pada Pemilu 2014 dan mungkin menjadi kandidat presiden pada 2019.
Greg Fealy, pakar kelompok Islam Indonesia dari Universitas Nasional Australia, mengatakan bahwa GNPF-MUI sedang mengembangkan sebuah agenda nasional menindak lanjuti keyakinan beragama Gubernur DKI Jakarta.
“Mereka mencoba memanfaatkan gerakan tersebut untuk menghubungkan agenda Islam dengan ketidaksetaraan. Hal ini, pada dasarnya, menargetkan orang-orang China non-Muslim,” katanya. “Ini adalah bagian dari pertempuran berencana menjelang 2019”. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2017/05/13/reuters-agenda-terselubung-bachtiar-nasir-sikat-etnis-cina/
Dahono Prasetyo: WASPADA! Lembaga Donasi Jadi Mesin ATM Kegiatan dan Gerakan Terorisme?
Arrahmahnews.com, Jakarta – Setelah bikin geger membuka kedok hubungan intim Bukalapak dan ACT yang diduga bantu dana untuk teroris di Suriah.
Dahono Prasetyo menulis sebuah opini yang cukup mengagetkan, dia menjelaskan bagaimana lembaga donasi kemanusiaan disinyalir dijadikan mesin ATM untuk kegiatan dan gerakan terorisme.
Menurut Dahono, pemerintah dalam hal ini PPATK jauh hari sudah mengendus gelagat tersebut. Kita hanya butuh bersikap kritis pada aksi pengumpulan dana masyarakat berkedok kemanusiaan. Transaksi online yang makin marak menguras daya beli kita, menjadi lahan basah bagi mereka. Yang pasti mereka kini tidak perlu repot dari pintu ke pintu, naik turun bis demi menarik sumbangan kemanusiaan. Cukup kerjasama bagi hasil dengan berbagai E-commerce, maka urusan dana mengalir tinggal duduk manis cek saldo 1 jam sekali.
Di Eropa sendiri permasalahan lembaga donasi yang diwaspadai menjadi mesin ATM gerakan teroris, sudah menjadi bahan diskusi panjang para pakar. Bahkan seorang Peneliti di Bocconi university & PhD candidate di Universitàs Genova dengan topik disertasi terorisme, pernah membawakan presentasi berjudul “Removing Terrorist Content Online: Public-Private Cooperation and the Challenges of Technology”.
Baca: Dahono Prasetyo Tuntut Transparasi Lembaga Donasi
Secara garis besar menggambarkan betapa sulitnya membuktikan aliran dana sumbangan kepada teroris yang berasal dari masyarakat. Inilah yang sedang terjadi di Indonesia.
Aksi teroris tidak melulu dengan cara angkat senjata. Upaya yang berkaitan dengan ideologi punya jangkauan masa depan yang tidak bisa dilihat sebatas perang atau aksi bom bunuh diri. Demo bersambung, forum Ijtima’, hingga radikalisasi di kampus juga menjadi upaya masif proses cita-cita mereka.
Aparat hukum dan otak terorisme sedang beradu cepat bergerak. Aparat yang tak henti mengendus dan mereka yang mencari celah di kecanggihan teknologi online. Membayangkan mereka sedang berupaya mengumpulkan dana besar untuk “membeli” oknum-oknum pejabat, petinggi BUMN, ormas, partai dan suatu saat membeli negara beserta Pancasilanya. Jika itu benar terjadi, berarti negara kalah. Dan kita tinggal puing-puing reruntuhan Bhinneka Tunggal Ika.
Baca: PPATK: Pola Baru, Teroris Dapat Dana dari Bisnis Legal dan Donasi
Seperti yang telah diduga, menjelang Hari Raya Idul Qurban, bagi pelanggan Telkomsel sebagian besar (mungkin seluruhnya) menerima SMS blasting. Sebuah pesan dari sebuah lembaga donasi tanpa kita pinta, berisi link donasi ibadah qurban.
Tidak ada yang aneh dalam dunia bisnis, SMS blasting menjadi sarana efektif memperkenalkan sebuah program. Meluaskan jangkauan massa sekaligus melayani secara online. Jika dikaitkan dengan ibadah qurban, artinya aktivitas itu sudah berada di wilayah “bisnis”. Itu yang pertama.
Yang kedua, jika kita buka link donasi tsel.me/ACTpromo maka akan bertemu tampilan semacam formulir untuk masuk ke tata cara berkurban secara online. Sekali lagi secara online. Dalam fitur tersebut ada jenis qurban yang di dalamnya terdapat beberapa pilihan hewan dan lokasi pengirimannya. Inilah bagian yang menarik untuk dikupas.
Baca: Sekjen Alsyami Komentari Perselingkuhan ‘Bukalapak dan ACT’ Soal Donasi Suriah
Di bagian ini ada yang lumayan “menggelitik” saat membaca pilihan:
QURBAN KAMBING SURIAH/GAZA (seharga Rp 4.750.000)
QURBAN SAPI SURIAH/GAZA (seharga Rp 33.250.000)
QURBAN UNTA (seharga Rp 27.500.000)
Ke tiga pilihan berkurban ala ACT alangkah “mulianya”. Bagaimana tidak, saat daging kambing dan sapi qurban di era milenia bisa jalan jalan hingga ke negara yang sedang berkonflik. Lupakan masalah si daging akan naik pesawat kelas bisnis atau ekonomi, abaikan juga kapan diserahkan dan siapa penerimanya. Yang penting niat mulia berkurban sudah ditangani lembaga kuratornya. Pilihan cara pembayarannya lengkap secara online, bahkan cenderung meniadakan pembayaran secara tunai. Calon pembeli bahkan bisa mendapatkan cashback jika paham lika liku transaksi secara virtual.
Baca: Dina Sulaeman: Tentang Bukalapak dan ACT ‘Pro Pemberontak Suriah’
Namun menjadi “kurang mulia” saat kambing dan sapi yang akan di ekspor seharga itu seukuran apa (sebagai pembeli setidaknya punya hak menyentuh barang yang dibelinya). Benarkah tersalur kepada yang berhak? Dijamin tidak salah alamat kepada pihak “penjahat kemanusiaan” (jika enggan disebut teroris) di Suriah dan Gaza. Yang lebih penting lagi pertanyaannya, benarkah uang yang kita kirim untuk membeli hewan qurban hanya bermodal kepercayaan dan nama besar sebuah lembaga kemanusiaan. Untuk pilihan qurban hewan unta, ya sudahlah. Itu lebih ribet mencari logikanya saat kita di sini dan unta di padang pasir bertemu di lembaga donasi. Masih mendingan bertemu unta di kandang kebun binatang.
Kadang kita lupa, urusan bisnis tidak pernah mengenal kawan sejati. Yang ada hanya kepentingan sejati (jangan lupa, kasus bisnis Dimas Kanjeng dengan penggandaan uangnya hanya bermodal kepercayaan tingkat dewa). Yang ingin disampaikan disampaikan disini adalah, sudah sebegitu sibukkah orang muslim. Hingga urusan ibadah mesti difasilitasi secara online? Bukan bermaksud menuduh lembaga donasi berbohong, tapi mbok ya jangan gitu gitu amat memutar balikkan logika kita. Makanya ACT (Ayo Cepat Terangkanlah). (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2019/08/08/dahono-prasetyo-waspada-lembaga-donasi-jadi-mesin-atm-kegiatan-dan-gerakan-terorisme/
Re-post by MigoBerita / Sabtu/12062021/12.26Wita/Bjm