Migo Berita - Banjarmasin - TERIAK PAJAK SEMBAKO !!! Zionis Sawo Matang (ZSM) & Wahabi Salafi Takfiri. Siapa sih sebenarnya Zionis Sawo Matang yang Sok Cinta NKRI tetapi sebenarnya pemuja Khilafah dan mengapa mereka sejalan dengan pemikiran Wahabi Salafi Takfiri yang suka mengkafir-kafirkan orang yang berbeda dengan golongan atau kaumnya hingga menghalalkan segala cara sampai menyebar Hoax. Biar tidak gagal paham, minimal setengah paham, silahkan dibaca hingga tuntas kumpulan artikel yang sudah disajikan. Selamat Membaca. (Image source from Google image and a little bit edit in the write)
Heboh PPN Sembako, Eko Kuntadhi: Yang Kena Pajak Sekolah dan Makanan Elit
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Lagi-lagi masyarakat disibukkan dengan isu sembako dikenakan PPN/pajak, isu ini lantas digoreng oleh pihak oposisi untuk membuat keributan di masyarakat, saat ini kita sudah capek dengan semua isu yang digaungkan oleh para pemilik kepentingan hanya untuk melenggankan mereka meraih jabatan saja.
Nah, makanan jenis kaum jet set inilah yang rencananya akan kena pajak. Kalau makanan kita, yang terdiri dari tumis pare, sambel kecap sama ikan jambal goreng. Gak akan kena pajak
Berikut penjelasan yang cukup menarik disajikan oleh pegiat medsos Eko Kuntadi menjawab isu itu.Sembako mau dipajakin! Saya yang lagi makan lontong tersedak. Aku pandangi lontong yang ukurannya pas buat perut itu. Menatap oncom di dalamnya yang imut-imut. Harganya Rp5 ribu tiga. Ohh, lontong. Apakah ukurannya akan makin mengecil karena kena pajak? Sementara pedagang gak akan berani menaikan harga jual. Daya beli ibu-ibu terhadap lontong masih belum stabil.
Ibu-ibu suka lontong yang keras dan besar. Juga lembut saat digigit. Kalau gegara mau kena pajak nanti ukurannya jadi menciut, kasian mereka. Tidak ada lagi kemewahan sarapan lontong bumbu kacang.
Saya membayangkan wajah ibu-ibu yang makin gelisah akibat berita itu. Ukuran lontong jadi gak normal. Mengurangi kepuasan.
Apakah mereka juga harus membayar lebih untuk sekepal bawang bombai, cabe merah keriting dan kol gepeng?. Gimana dengan beras? Kena pajak juga?.
“Ini sudah keterlaluan, ” ujar Abu Kumkum. Masa lontong dipajakin?.
Bukan hanya itu. Sekolah juga akan kena pajak. Gimana ini?.
Saya terpaksa mencari-cari informasi soal lontong. Sambil mengais-ngais sedikit keterangan mengenai rencana RUU Pajak.
Oalah…
Rupanya ini memang baru rencana. Dalam draft rencana, memang ada klausul pajak terhadap bahan makanan. Tapi bukan lontong bumbu yang Rp5 ribu tiga.
Juga bukan buat beras standar yang biasa kita makan. Yang harga 5 kilo paling Rp 75 ribuan. Apalagi daging dan cabe kriting.
Lalu apa yang rencananya mau dipajaki?
Kamu pernah makan steak wagyu? Rasanya empuk. Maknyus. Asal dagingnya dari Jepang. Saya pernah ditraktir teman makan steak jenis ini. Seporsinya Rp1,2 juta.
Padahal daging biasa di pasar sekilo hanya Rp90 ribuan.
Atau makan nasi yang klomot-klomot di restoran mewah. Rasa nasinya enak banget. Kalau beras jenis itu dibuat lontong, mungkin akan dijual dengan harga Rp10 ribu satunya.
Beras-beras makanan orang kaya ini harga sekilonya bisa mencapai Rp50 ribu. Berasnya doang. Gak ada kutu atau batu.
Jadi gak perlu disiapkan serit.
Nah, makanan jenis kaum jet set inilah yang rencananya akan kena pajak. Kalau makanan kita, yang terdiri dari tumis pare, sambel kecap sama ikan jambal goreng. Gak akan kena pajak.
Itu juga biasanya bahan makanan impor yang hanya cocok di mulutnya AHY atau Nia Ramadhani. Kalau kita yang makan, insyallah mules. Bukan karena makanannya. Tapi karena harganya yang ngeselin.
Lalu gimana dengan pajak sekolah? Apakah bayaran sekolah adikmu di SD Tumben Lestari otomatis akan naik. Selama ini kamu bayar Rp500 ribu sebulan. Apakah akan jadi Rp550 ribu?.
Ohh, gak. Kalau bayaran sekolah masih segitu, gak kena pajak. Apalagi kalau bayarnya cuma dengan seliter beras. Atau sebungkus rokok kretek buat Pak Guru.
Yang rencananya akan dikenakan pajak itu sekolah yang menarik SPP Rp7 juta sebulan. Sekolah-sekolah anak orang kaya yang kalau pulang, bikin macet jalan karena mobil jemputannya berjejer.
Anak-anak ini, mungkin saat di rumah makan nasih dengan beras Rp50 ribu sekilo. Makan rendang dari daging wagyu. Makan lontong yang berisi kupon Disneyland.
Jadi, jangan geer. Kita-kita yang beli pulsanya ketengan. Makannya teratur, sehari makan dua hari bengong. Gak akan dibebani dengan pajak sembako.
Tapi sekali lagi. Pajak-pajak makanan orang kaya itu juga baru rencana. Baru draft. Belm tentu juga disetujui DPR.
Demikian juga pajak SPP yang siswanya bawa Ferarri ke sekolah. Itu juga baru rencana.
Buat ente yang nunggu nasi bungkus saat demo. Gak usah khawatir. Lauknya gak akan berkurang.
“Tetap telur dicabein sama tempe orek ya, mas?,” ujar Abu Kumkum.
“Tambah sayur buncis… “. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/06/12/heboh-ppn-sembako-eko-kuntadhi-yang-kena-pajak-sekolah-dan-makanan-elit/
Giliran Jaksa Serang Balik Rizieq yang Gemar Hujat Orang Lain, Rizieq Bakal Makin Kejepit
Drazieq (Drama Rizieq) melebihi drama serial korea ataupun drama pada sinetron-sinetron Indonesia yang tidak berbobot itu kembali berlanjut. Drama sidang panjang harus dilakoni Rizieq Shihab dalam membela dirinya mati-matian dari segala tuduhan yang telah dipersidangkan kepadanya.
Saya kembali teringat dengan diri Ahok yang juga harus menerima persidangan pahit dan memutuskan dengan ikhlas menerima keputusan pahit itu dengan kata-kata mutiara yang sampai sekarang kembali kayak tendangan penalty, tendangan dan kekuatan dari kata-kata Ahok diakhir persidangan itu meluncur deras kepada orang-orang yang menyakiti dan menjerumuskan Ahok kepada tuduhan yang tidak pernah dia perbuat sebenarnya.
Settingan dan kebencian mereka sekarang buahnya manis menimpa diri mereka satu persatu. Mereka ditelanjangi oleh perbuatannya sendiri dan Ahok jadi pemenangnya. Walau Ahok harus menangis di persidangan, itu bukanlah drama, tetapi memang tangisan menyayat hati itu datangnya murni dari hati, mengalir karena tuduhan keji kepadanya.
Sementara Rizieq? Wow, semua adegan drama sudah dipertontonkannya selama persidangan Drazieq itu. Drama walk-out dari persidangan yang digelar secara daring atau online. Rizieq marah-marah, bentak-bentak majelis hakim, walau hakim sudah peringatkan bahwa sikap Rizieq ini bisa merugikan dia dan berpotensi mengubah lamanya hukuman? Rizieq tetap bandel dan tidak perduli. Si singa gurun itu tetap mengaum, bentak-bentak siapapun di persidangan negara yang terhormat itu, sehingga membuat hakim marah.
Lalu ada drama marahi petugas operator penyiaran sebelum sidang online. Rizieq tampak makin beringas dan menangkap seorang operator penyiaran yang kedapatan dia sedang merekam momen-momen persidangan secara online.
Drama tidak senonoh ditunjukkan Rizieq saat menunjuk-nunjuk jaksa yang sedang memotong tanya jawab antara Rizieq yang memang brisik ini dengan salah satu saksi. Rizieq kesal dan berdiri sambil menunjuk jari telunjuknya kepada jaksa penuntut umum.
Memang Rizieq soal keributan? Dia ini biangnya. Kemampuannya memainkan opini sesat adalah alasan mengapa sejak dulu dia bisa diterima oleh sekelompok orang yang ingin berkuasa dengan memanfaatkan Rizieq dan komplotannya yang tergabung dalam ormas yang kini jadi ormas terlarang, seperti FPI dan HTI.
Usai kelakuan dan drama-drama kekasaran dan kerasnya otaknya serta kemampuannya memainkan opini sesat tidak mempan?
Kini Rizieq yang brisik ini kembali memainkan Drazieq-nya yang lain, yang tidak sempat kita pikirkan sebelumnya. Apa itu drama yang dipertontonkan orang yang katanya imam jumbo ini? Drama Menangis! Ya, kini Rizieq mencoba memainkan drama menangis ketika membaca pledoinya atas tuntutan jaksa terkait kasus kerumunan di Petamburan, Jakarta Pusat; dan Megamendung, Kabupaten Bogor yang menjeratnya.
Awalnya, Rizieq menyebut bahwa Indonesia sebagai medan juangnya.
"Karena Indonesia adalah Tanah Air kami dan negeri kami tercinta, serta medan juang kami untuk membela agama, bangsa, dan negara. Apa pun risikonya," kata Rizieq.
Setelah itu, kata-katanya terputus. Pantauan Kompas.com, Rizieq melepas kacamatanya, lalu mengelapnya dengan kain. Hal itu berlangsung sekitar 10 detik. Kemudian, Rizieq kembali melanjutkan kata-katanya.
"Dan selama pengasingan di Kota Suci Mekkah, majelis hakim Yang Mulia, kami sekeluarga juga terus diteror oleh operasi intelijen hitam," sebut Rizieq.
Anda percaya dengan kata-kata operasi intelijen hitam? Kalau saya tidak percaya. Tuduhan itu nol besar yang diciptakan oleh Rizieq sebagai pembelaan diri, buat cerita ngawur yang mencoba mencari simpati hakim dan membuat hakim buyar konsentrasinya.
Untuk diketahui, dalam kasus kerumunan di Petamburan, jaksa menuntut Rizieq dengan pidana penjara selama dua tahun.
Jaksa meyakini Rizieq telah melakukan penghasutan terkait pelanggaran protokol kesehatan, karena dengan sengaja mengajak orang datang ke acara tersebut.
Sementara dalam kasus kerumunan di Megamendung, jaksa menuntut Rizieq dengan pidana penjara 10 bulan dan denda Rp 50.000.000.
Dalam dakwaannya, jaksa menyatakan Rizieq melanggar Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) UU Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular dan/atau Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan dan/atau Pasal 216 KUHP.
Jaksa mengatakan, sesuai Pasal 9 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, tiap orang wajib mematuhi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan.
Selain tuntutan pidana penjara, jaksa meminta majelis hakim menjatuhkan pidana tambahan terhadap Rizieq berupa pencabutan hak memegang jabatan pada umumnya atau jabatan tertentu.
Dan setuju dengan pidana tambahan yang diberikan kepada Rizieq yang brisik yang memang berpotensi merusak tatanan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah diperjuangkan sejak eranya Soekarno dan telah diperbaiki oleh Presiden Jokowi.
Dan kini, kembali Rizieq mendapatkan buah karma dari perbuatannya selama ini, karena sekarang giliran jaksa menyerang Rizieq yang brisik dengan mengatakan Rizieq memang punya masalah dalam hal karakter dan perangai yang mudah mencela orang lain.
"Seharusnya terdakwa menguraikan kekesalannya bukan di sini tempatnya. Jangan berkoar-koar tanpa dalil yang kuat. Kemudian ada kata-kata hujatan, mudah sekali menghujat orang lain," ucap jaksa saat membacakan replik atau tanggapan atas pleidoi dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur (PN Jaktim), Senin (14/6/2021).
Dalam perkara ini Rizieq didakwa membuat keonaran berkaitan dengan penyebaran hoaks tes swab di RS Ummi Bogor. Rizieq dituntut 6 tahun penjara.
Serangan balik jaksa itu sebagai tanggapan atas nota pembelaan Rizieq sebelumnya yang dibacakan dalam sidang pada Kamis, 10 Juni 2021.
Jaksa menyebut emosi Rizieq tak terkontrol karena sembarangan menuding berbagai pihak.
"Emosi tanpa kontrol dan mengaitkan orang lain dalam pembelaan yang tidak ada hubungannya sama sekali, di antaranya perkara Ahok, juga menghubungkan dengan Abu Janda, Ade Armando, Denny Siregar, selain dari pada itu, menghubungkan dengan Diaz Hendropriyono yang semuanya tidak ada nyambungnya," ucap Jaksa penuntut umum.
Intinya semoga Drazieq ini cepat selesai agar Indonesia tetap aman dan damai..
Sumber Utama : https://seword.com/umum/giliran-jaksa-serang-balik-rizieq-yang-gemar-hujat-q3mbdTk5xU
Telak “Dikuliti” Jaksa, Rizieq Panik!
Sebelumnya, untuk kasus kerumunan Petamburan dan Megamendung, Majelis Hakim sudah memberikan vonis yang cukup ringan buat Rizieq. Yakni kurungan penjara 8 bulan dan denda Rp 20 juta. Sementara tuntutan Jaksa adalah 2 tahun penjara (Petamburan) dan 10 bulan penjara (Megamendung), serta pencabutan hak berorganisasi Sumber.
Namun dalam kasus swab RS Ummi Bogor, tuntutan jaksa tidak tanggung-tanggung, 6 tahun penjara. Saya kira, dari segi tuntutan ini pun sebenarnya sudah bikin Rizieq panik luar biasa. Saya duga di kubu Rizieq dan siapa pun yang ada di belakangnya, sudah ada berbagai prediksi bahwa tuntutan dan vonis buat Rizieq nanti akan ringan-ringan saja. Paling juga dalam hitungan bulan. Karena partisipasi Rizieq “memeriahkan” Pilpres 2024 memang sudah dinanti, gitu kan? Kalau sekarang kan, mau teriak gimana juga, Rizieq masih di balik jeruji. Publik pun adem adem aja, tidak bereaksi, bahkan menikmati “kedamaian” ini. Yang rame paling juga para pendukung Rizieq yang jumlahnya tidak seberapa.
Saya juga masih ingat bahwa Fadli Zon sempat mencuit soal harapannya agar Rizieq segera bebas sebelum Bulan Puasa 2021 Sumber. Ini bisa dianggap sebagai salah satu indikasi dari dugaan saya di atas. Bahwa kubu Rizieq memprediksi vonis yang ringan. Tapi itu sebelum Fadli Zon kena Covid ya, nggak tahu deh sekarang, sudah “tobat” apa belum hehehe… Becanda ya.
Eeh ternyata jaksa malah menuntut 6 tahun penjara. Dalam sidang pada hari Kamis lalu (3/6), jaksa pun “menguliti” semua tindakan Rizieq yang dianggap memberatkan dan melanggar hukum. Antara lain membuat video bohong yang tidak sesuai dengan fakta. Faktanya, pada tanggal 25 November 2020, hasil tes swab yang ditangani tim MER-C menghasilkan Rizieq terpapar Covid. Namun, baik menantu Rizieq, Hanif Alatas maupun Dirut RS Ummi dr. Andi Tatat membantahnya. Bahkan Hanif menyebarkannya di grup WA.
Rizieq dan Hanif bekerja sama untuk menutupi kondisi kesehatan Rizieq yang terpapar Covid dengan membuat video dan di-publish di berbagai media massa. “Terdakwa Muhammad Rizeq Shihab memberi izin saksi Hanif Alatas membuat rekaman video agar dipublikasikan yang menyatakan kondisi Terdakwa yang disebut kritis tidak benar. Bahwa disebut kondisi Terdakwa baik-baik saja merupakan pemberitaan bohong atau tidak benar, padahal nyatanya saksi Hanif dan Andi Tatat mengetahui terdakwa terpapar COVID-19 namun tidak disampaikan,” ujar jaksa Sumber.
Jaksa juga mengungkap bahwa ketika datang di RS Ummi Bogor, dalam mengisi formulir pasien, Rizieq meminta agar kondisinya tidak diberitahukan kepada orang lain kecuali keluarganya. Bahkan Rizieq sempat membuat surat pernyataan pakai materai. "Terdakwa membuat surat pernyataan tertanda di Tanah Abang, Jakarta Pusat. 'Dengan ini saya tidak izinkan kepada siapapun untuk membuka hasil pemeriksaan diri saya dan asisten. Demikian surat pernyataan dibuat dalam keadaan sehat. Muhammad Rizieq Shihab', ditandatangani di atas meterai," papar jaksa Sumber.
Itu kan bukti-bukti yang susah buat dibantah. Ada surat, ada formulir, ada video. Tentu saja bikin Rizieq panik. Gimana cara ngeles dari bukti tertulis dan bukti video? Saya kira, opsi politis lah yang diambil oleh Rizieq. Apalagi kan? Dia pun gelagapan, menyerang berbagai pihak. Dari membandingkan kasusnya dengan Djoko Tjandra, Ahok dan Novel Baswedan. Lalu menyerang Wali Kota Bogor Bima Arya (lagi), dengan tudingan “10 kebohongan dan kelicikan Bima Arya”. Menyeret nama Ahok dan Airlangga Hartarto yang merahasiakan pernah terkena Covid. Bahkan sampai sok membongkar kesepakatan tertulis antara Rizieq dan Komandan Operasional BIN Mayjen TNI (Pur) Agus Soeharto di hadapan Kepala BIN Budi Gunawan pada 2017, yang intinya menyetop semua kasus hukumnya. Lalu ada pula kesepakatan dengan Tito Karnavian pada tahun 2018 dan 2019, yakni Rizieq menyatakan siap tidak terlibat dalam urusan politik Pilpres 2019, dengan syarat tertentu. Salah satu syaratnya adalah memproses hukum Abu Janda, Ade Armandi dan Denny Siregar. Lengkapnya bisa dibaca di detik.com Sumber Sumber
Eh, belum selesai. Rizieq juga membawa-bawa nama DIaz Hendropriyono, staf khusus Presiden Jokowi. Rizieq menuduh Diaz terlibat dalam insiden tewasnya 6 laskar FPI di Cikampek. Bermodalkan postingan Diaz di akun medsosnya. Ya dibalas Diaz dengan becandaan, dan mungkin dengan senyuman. "Ngomong kok ngalor-ngidul. Bisa aja Rizieq buat berita. Orang nggak jelas" ujar Diaz Sumber. Sementara soal Budi Gunawan pernah bertemu Rizieq serta adanya kesepakatan itu pun sudah dibantah oleh BIN Sumber.
Betul kata Diaz, Rizieq jadi terlihat dan terdengar nggak jelas. Dia sedang gelagapan. Berusaha mengaburkan tuntutan jaksa. Berusaha mempengaruhi publik. Mengaburkan kesalahannya dan bukti-bukti yang menohok itu. Masih aja ngarep ada 7 juta umat bakal demo di Monas buat minta Rizieq dibebaskan? Yang mendatangi sidang Rizieq saja orangnya dikit. Fadli Zon aja nggak ngefek membela Rizieq. Sekedar diiyakan oleh para buzzer di medsos, tapi di dunia nyata? Adakah dari mereka ini berani berdemo menuntut pembebasan Rizieq? Kagak ade, Bambaaaaaang….! Dan Rizieq pun panik…
Sumber Utama : https://seword.com/politik/telak-dikuliti-jaksa-rizieq-panik-Q3n19iiYwi
Rizieq Panik, Anies Juga Panik!
Kolaborasi antara Rizieq Shihab dan Anies Baswedan memang tidak terbantahkan. Walaupun Rizieq ini mantan napi, dan pernah terjerat kasus chat porno, juga tidak mengakui pemerintahan sah hasil Pilpres 2019, tetap saja, Anies sowan ke rumah Rizieq. Menyambut kepulangan Rizieq dari Arab Saudi. Ketika Rizieq masih di Arab Saudi saja, Anies terus setia menghadiri acara perayaan milad FPI. Jadi boleh dibilang bahwa hubungan keduanya memang akrab kan.
Boleh dibilang pula bahwa Rizieq dan FPI memang punya peran besar dalam terpilihnya Anies jadi Gubernur DKI Jakarta waktu itu. Bahkan ada analis politik menyebut bahwa Anies terpilih bukan karena kemampuannya atau kepinterannya. Ya sekarang terbukti kan. Tentunya Anies tidak berharap karir politiknya mentok sampai di Jakarta saja. Sejak dulu publik sudah tahu bahwa ambisi Anies adalah sampai ke puncak kursi RI1. Dan karena dari segi kemampuan bekerja, Anies tidak bisa melebihi Presiden Jokowi, dia pun masih berharap ada peran Rizieq dan gerombolannya dalam memuluskan ambisinya.
Eeeeh, tahu-tahu Rizieq kesandung kasus kerumunan dan tes swab RS Ummi. Salah Anies sendiri, mengapa membiarkan sampai Rizieq bikin kerumunan. Coba dari awal dibikin strategi yang tidak bakal kena proses hukum. Kita tidak pernah tahu apa yang mereka bicarakan di balik layar. Mungkin mentang-mentang sohibnya, Rizieq merasa seperti Ratna Sarumpaet dulu tuh. Yang ketika mobilnya diderek terus telepon Anies. Jadi sembarangan saja. Dikira Anies bisa pasang badan, ternyata akhirnya Rizieq dijadikan tersangka.
Tulisan saya terakhir soal Rizieq sudah memaparkan betapa paniknya Rizieq, karena dituntut 6 tahun penjara oleh jaksa : https://seword.com/politik/telak-dikuliti-jaksa-rizieq-panik-Q3n19iiYwi Nah, bukan hanya Rizieq yang panik, sohibnya sebenarnya sudah panik duluan sih. Tambah panik lagi ketika Rizieq jadi panik. Kepanikan yang menular dan membesar. Mungkin tiba-tiba terbayang oleh Anies, bagaimana cara dia bisa nyapres dan menang, tanpa bantuan Rizieq? Oleh sebab itu, kita pun menyaksikan berbagai upaya diambil Anies, yang tampaknya untuk mencari opsi lain selain Rizieq dan gerombolannya.
Anies pun berkunjung ke Jateng dan Jatim. Ikut panen padi di sana, berkunjung ke makam dan menginap di rumah ulama, serta bertemu dengan beberapa kepala daerah, khususnya yang diusung oleh Partai Demokrat. Lalu disusul dengan pertemuannya dengan AHY, Ketum Demokrat. Tentu saja AHY mau diajak ketemuan sama Anies, karena AHY punya kepentingan politik sendiri, dan sekalian mendongkrak namanya. Agar terus disebut dalam jajaran capres 2024.
Padahal, situasi pandemi Covid di Jakarta sedang memerlukan perhatian besar. Seperti yang sudah diinstruksikan oleh Presiden Jokowi ke semua kepala daerah. Agar menangani pademi dengan sebaik-baiknya di masing-masing daerah. Waktu itu klaster kantor sedang naik, dan menjelang Lebaran. Akhirnya Anies pun “tertampar” sendiri dengan keramaian di Tanah Abang yang bikin heboh itu. Malu? Enggak lah, udah kebal kayaknya hehehe…
Anies pun terus “berjuang”, mencari opsi lain selain Rizieq. Saking paniknya, dia sudah tidak peduli jika kegiatannya akan bertentangan dengan apa yang dia serukan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Yup, pada tanggal 10 Mei 2021, Anies mengeluarkan seruan agar warga Jakarta tidak menggelar open house dan halal bihalal saat Lebaran. "Seperti kegiatan silahturahmi, mendatangi tokoh masyarakat, tokoh agama, teman, dan saudara tetap dianjurkan menggunakan media virtual sampai dengan akhir bulan Syawal. Sehingga, ketika dimulainya perkantoran selepas lebaran, juga diharapkan tidak dimulai dengan halal bi halal untuk memutus mata rantai," kata Anies Sumber. Eeh, pada tanggal 13 Mei, hari pertama Lebaran, dianya malah berkunjung ke rumah Ketum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas) Sumber. Jadi seruan Anies tidak dia taati sendiri! Panik kan?
Hal tidak konsisten serupa juga dilakukan Anies di tempat lain. Menghadiri peringatan 100 tahun kelahiran Soeharto, Anies mengeluarkan pujian setinggi langit. Menyebut Soeharto sebagai pemimpin yang matang, berjasa dan jadi teladan Sumber. Padahal jejak digital menunjukkan bahwa Anies pernah berkoar soal dirinya bikin demo menurunkan Soeharto ketika dia masih kuliah di Amerika Serikat pada tahun 1998 Sumber. Jedeerrr…!
Terakhir adalah kunjungan Anies ke Sumedang, Jawa Barat. Di mana dia sempat mengadakan pertemuan dengan Ridwan Kamil, Gubernur Jabar. Sebuah pertemuan yang dianggap berbau politis oleh berbagai media Sumber. Kegiatan Anies dilanjutkan dengan ikut panen raya padi dengan alasan adanya kerja sama antara BUMD Jakarta dan BUMD Sumedang soal pasokan beras buat DKI Jakarta Sumber. Lalu dilanjut dengan Anies berziarah ke makam Cut Nyak Dien di Sumedang Selatan Sumber. Sementara angka Covid DKI Jakarta sedang meningkat hingga 300% dalam beberapa hari terakhir Sumber. Bahkan keterisian Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran sudah mencapai 80% Sumber. Gubernurnya mana? Lagi pose mengangkat padi di depan awak media, disertai seruan “gubernur rasa presiden” yang kembali bergema di medsos.
Pertemuan antara Anies dan Ridwan Kamil (RK) itu serupa polanya dengan pertemuan Anies dan AHY. Hanya beda partai politik. RK juga sama-sama mencoba peruntungannya untuk tetap berada dalam jajaran capres 2024. Sama lah dengan AHY, cuma AHY kan sudah punya partai sendiri. Dan kesemua pola kegiatan Anies ini serupa dengan pola kepanikan Rizieq. Seperti yang sudah saya bahas di tulisan sebelumnya. Rizieq menyerang banyak pihak, yang entah apa relevansinya dengan kasus hukumnya itu. Nama Ahok, Djoko Tjandra, Airlangga Hartarto hingga Diaz Hendropriyono pun disebut. Gelagapan, kayak orang mau tenggelam. Pola serupa juga dilakukan Anies, semua digapai, Demokrat, AHY, PAN, Zulhas, RK, petani, pengendara sepeda elit, makam ulama di Ponorogo, makam Cut Nyak Dien di Sumedang, dan sebagainya. Namun kerjaan utamanya sebagai gubernur nampak dilupakan begitu saja. Panik?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/rizieq-panik-anies-juga-panik-4i4T50gnG7
Duet Jokowi-Prabowo demi Bangun Sistem Pertahanan yang Kuat
Penunjukkan Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, pada waktu itu begitu mengejutkan. Yang tak kalah mengejutkan juga, kesediaan Prabowo untuk menerima penunjukkan itu.
Pasti terjadi tarik ulur yang menarik baik di internal pihak Pak Jokowi, internal pihak Prabowo, dan pastinya di kedua pihak masing-masing pendukungnya. Ya wajar bila menengok ke belakang bagaimana alotnya perseteruan kedua pihak tersebut di dua pilpres terakhir. Bahkan yang residunya masih bisa dirasakan hingga saat ini.
Menurunkan ego jelas menjadi langkah pertama bagi kedua belah pihak, baki Pak Jokowi maupun Pak Prabowo. Pak Jokowi harus menurunkan ego untuk memulai merangkul, sementara Pak Prabowo harus menerima kenyataan menjadi pembantu bagi mantan orang yang pernah diusungnya sekaligus kemudian menjadi mantan rival politiknya.
Hitung-hitungan politik pasti dianggap sebagai faktor utama bersedianya Prabowo untuk bergandengan tangan dengan Pak Jokowi. Gampangnya, demi 2024.
Tapi kesampingkan dulu faktor tersebut. Pak Jokowi (dan Pak Prabowo) agaknya punya agenda penting yang harus dilakukan untuk Indonesia ke depan, bukan semata urusan menang-kalah per lima tahunan. Urusan yang begitu penting yang menyangkut kepercayaan diri sebagai sebuah negara. Urusan yang begitu urgen karena terkait erat dengan kemampuan untuk melindungi seluruh wilayah beserta semua yang ada di dalamnya.
Betul, ada hal penting yang perlu mendapat perhatian segera, yakni terkait bidang pertahanan dan segala peralatannya yang perlu pembenahan.
Terkuak bahwa Presiden Jokowi meminta secara langsung kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk mendesain sistem pertahanan Indonesia agar lebih kuat. Dan yang penting, bukan hanya jangka pendek tapi setidaknya untuk 25 tahun ke depan.
Luar biasa!
Jelas sebuah visi besar dari Presiden Jokowi dalam hal penguatan pertahanan negara, dan ternyata orang yang dipercaya adalah seorang Prabowo.
Pak Jokowi jelas tidak asal-asalan. Pak Jokowi jelas sudah mempertimbangkan sedemikian rupa atas keputusan tersebut. Sederhananya, hal-hal besar akan lebih mudah dilakukan oleh orang besar. Dan jelas keduanya orang besar. Pak Jokowi orang besar, demikian juga Pak Prabowo. Rekam jejak Pak Prabowo di bidang kemiliteran jelas tidak bisa diabaikan begitu saja.
Sebenarnya sungguh sangat wajar bila bidang pertahanan perlu mendapat perhatian lebih mengingat begitu luasnya wilayah Indonesia. Laut yang menjadi bagian terbesar Indonesia pada kenyataannya juga tidak terjaga dengan baik karena keterbatasan peralatan yang dimiliki. Sehingga tidak heran kalau justru orang asing yang mendapat manfaat berlebih secara ilegal dari sumber daya yang seharusnya dapat memperbaiki kehidupan Indonesia.
Tentu kita masih ingat bagaimana beberapa waktu yang lalu kapal selam Indonesia yang tenggelam karena sudah ketuaan. Bahkan untuk mengangkatnya pun Indonesia kesulitan. Belum lagi soal jumlah armada kapal selam yang dimiliki oleh Indonesia. Silahkan googling, dan yakin, rasa mirislah yang ada begitu melihat kenyataannya. Pertahanan Indonesia sedemikian rapuhnya.
Semakin miris begitu ada gelaran donasi, yang tentu saja seharusnya sudah mengaduk-aduk harga diri negara, karena terkesan negara sebegitu lemah, miskin, dan sebegitu tidak mampunya?
Belum lagi bila dibandingkan dengan negara lain, berapa yang dikeluarkan Tiongkok dan USA pertahun untuk membiayai pertahanan negaranya?
Bandingkan juga dengan negara-negara di sekeliling Indonesia, Singapura misalnya! Berapa dan jenis apa pesawat tempur, kapal selam, kapal perang, sistem radar, rudal, dan alutsista yang dimilikinya?
Belum dengan Malaysia? Belum dengan Australia? Belum dengan negara lainnya. Yakin, Indonesia begitu tertinggal. Indonesia pasti inferior.
Maka agaknya sangat tepat apa yang dilakukan Presiden Jokowi dengan menggandeng Pak Prabowo. Indonesia memang perlu mendesain sistem pertahanannya agar lebih baru dan kuat. Bukan jamannya lagi asal bonek. Modal nekat, apalagi modal bambu runcing.
Suara sumbang pasti ada. Tapi, kan ada KPK, BPK, Bappenas, Kepolisian, TNI, dan Kejaksaan yang dapat dilibatkan agar apa yang di desain Pak Prabowo menjadi tepat sasaran, tepat waktu, dan tepat anggaran. Agar tidak menjadi proyek bancaan yang hanya menguntungkan satu pihak tertentu, yang kemudian kembali membuat Indonesia rugi besar.
Dan o ya, Rp 1700 T itu baru rencana. Itupun dipersiapkan untuk 25 tahun. Fyi, di ASEAN anggaran pertahanan tahunan Indonesia nomor dua, tapi sayangnya di bawah..., Singapura!
Pada 2021, anggaran militer AS mencapai Rp 10,71 kuadriliun. China?
Eh, Indonesia hanya di bawah China lho soal….., sampah plastik!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/duet-jokowi-prabowo-demi-bangun-sistem-pertahanan-cLFiAgaXaO
Mayjen Dudung Jadi Target Pembunuhan Karakter Media Pro-FPI? Jahatnya!
Mayjen Dudung Abdurachman, mantan Pangdam Jaya, pada Selasa lalu (8/6) diangkat secara resmi menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad). Sebelumnya, nama Dudung jadi populer di kalangan publik dan trending di media sosial pasca pencopotan dan penurunan baliho Rizieq Shihab. Karena memang baru pertama kali TNI ikut membantu menertibkan baliho-baliho raksasa itu. Kalau kita menoleh ke belakang, kok kita ini seperti dijajah oleh baliho Rizieq ya. Padahal baliho itu tidak mewakili rakyat secara keseluruhan. Baliho itu semacam alat propaganda untuk terus “menjual” dan memelihara predikat “Imam Besar” umat Islam, padahal Rizieq hanyalah imam besar buat FPI dan para simpatisannya. Bukan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Sosok Dudung pun makin populer dan makin mendapatkan dukungan publik, ketika dia berani menyuarakan pembubaran FPI. "Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka-sukanya sendiri… Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba, akan saya hajar nanti," ujar Dudung waktu itu Sumber.
Kubu Rizieq dan pendukungnya pun mungkin terkaget-kaget. Tidak pernah mereka digertak keras semacam ini. Mau ngadu ke siapa? Telepon Anies? Anies saja senyap suaranya. Mana berani berurusan sama TNI. Dudung menjadikan sulit bagi gerombolan dan bohir di balik Rizieq untuk melawan. Bisanya kan sekedar demo, teriak-teriak takbir. Menyaksikan baliho Rizieq diturunkan hingga robek-robek, mereka pun terdiam, melongo. Tidak berdaya.
Kondisi ini menjadikan Dudung sebagai sosok yang berbahaya bagi mereka. Nama Dudung pun bahkan sempat disebut Rizieq dalam persidangannya pada Kamis (20/5) lalu. Rizieq berusaha menyindir pencopotan baliho oleh Dudung. Menyebut Dudung tidak punya nyali menghadapi para teroris separatis di Papua, dengan membandingkannya dengan FPI. "Namun, mungkin Pangdam Jaya tidak punya nyali, sehingga kelasnya memang hanya setingkat memerangi baliho saja. Wallaahu a'lam," kata Rizieq Sumber.
Ternyata, upaya memusuhi Dudung ini tidak hanya sekedar dari mulut Rizieq, dengan memanfaatkan momen persidangannya. Saya pun menduga ada upaya yang dikerahkan untuk melakukan pembunuhan karakter terhadap Dudung. Semacam kampanye hitam. Namun, tidak secara masif. Atau mungkin tidak bisa secara masif karena tidak didukung oleh modal yang gede? Karena yang saya temukan hanya dilakukan oleh satu media saja, yakni jpnn.com.
Kejadiannya bertepatan dengan beredarnya keputusan mutasi dan rotasi di kalangan TNI seperti diputuskan oleh Panglima TNI. Mayjen Dudung mendapatkan promosi menjadi Pangkostrad. Dia pun secara otomatis naik pangkat menjadi Letnan Jendral Sumber. Di judul, saya masih memakai pangkat beliau yang lama, karena kejadian ini berlangsung sebelum pengangkatannya.
Waktu itu, soal mutasi dan rotasi di kalangan TNI jadi berita berbagai media. Khususnya Dudung yang mendapat porsi pemberitaan lebih banyak. Berikut berbagai berita dari media tersebut.
Semua bernada positif. Baik menggunakan kata promosi maupun mutasi. Nah, bandingkan dengan judul berita yang dirilis oleh jpnn.com Sumber
Nada dan nuansanya sungguh berbeda. Penyebutan “kena mutasi” itu seakan apa yang terjadi pada Dudung merupakan sebuah hukuman. Gara-gara dia pernah galak terhadap FPI. Nada serupa juga diterapkan jpnn.com dalam membagikan artikel beritanya di Twitter link twitter.
Cuitan jpnn.com di Twitter ini pun mendapat banyak protes dari netizen. Reaksi mereka sama dengan yang saya rasakan. Seakan proses mutasi yang dialami oleh Mayjen Dudung merupakan sebuah hukuman, atau semacam demosi. Padahal yang terjadi kan promosi, naik pangkat.
Jpnn.com tidak berhenti di sana. Mereka juga menurunkan berita berikutnya, bertajuk “Komentar Pedas Novel Sindir Promosi Jabatan untuk Letjen Dudung” Sumber. Di dalam artikel itu, dikutip komentar Wasekjen PA 212, Novel Bamukmin, terkait promosi Dudung. Tentu saja Novel menyebut promosi itu salah orang. “Oknum-oknum itulah menjadi pemecah belah anak bangsa, karena sejatinya ulamalah perumus Pancasila dan mewariskan kepada anak bangsa untuk dijaga dan diamalkan. Justru saat ini ulama menjadi pesakitan sampai-sampai balihonya diturunkan oleh oknum-oknum TNI. TNI tupoksinya bukan seperti itu karena turun derajat. Seharusnya diturunkan juga jabatannya bukan malah diangkat, tetapi ini rezim aneh luar biasa para tokoh pelaku yang diduga penista agama malah dapat posisi penting,” ujar Novel.
Pernyataan yang khas kadrun. Kenyataan dibolak-balik seenak udelnya. Wong mayoritas rakyat malah mengapresiasi tindakan Mayjen Dudung dan anak buahnya kok. Buktinya, begitu banyak karangan bunga yang dikirimkan ke Markas Pangdam Jaya waktu itu. Bandingkan dengan suasana di Petamburan, apakah ada kiriman bunga dari rakyat? Mayjen Dudung pun disebut penista agama. Ini siapa yang percaya? Kalau banyak yang percaya, pasti sudah terjadi demo oleh berjuta-juta umat kan? Sampai sekarang adem-adem saja tuh.
Nah, saya cek di google secara singkat, nampaknya hanya jpnn.com yang langsung meminta komentar Novel. Sementara media lain, seperti terkini.id, suara.com, dan wartaekonomi.co.id, mereka mengutip dari jpnn.com. Apakah jpnn.com memang pro-FPI? Apakah memang ada kerja sama antara jpnn.com dengan kubu Rizieq/FPI untuk berupaya melakukan pembunuhan karakter terhadap Dudung? Bahkan ketika Rizieq membacakan pleidoi dalam sidangnya pada Kamis lalu (10/6), nama Dudung disebut lagi. Rizieq berusaha menyindir, menyebut promosi Dudung itu karena “sukses dalam operasi penurunan baliho” Sumber.
Yang pasti, upaya itu sia-sia belaka. Malah berbalik lagi ke arah mereka, ke arah jpnn.com, Rizieq dan FPI. Justru jadi terlihat sekali, siapa yang suka membolak-balikkan fakta, siapa yang sebenarnya bertindak zholim dan cenderung fitnah. Yang pasti bukan Mayjen Dudung, bukan kita. Kita sedang menikmati kedamaian tanpa Rizieq dan FPI. Ada peran serta Mayjen Dudung di sana. Memberikan rasa aman dan damai pada rakyat. Terima kasih Pak Dudung, dan selamat atas promosinya. Sukses selalu!Saat Fadli Zon Sebut Amerika Lebih Pancasilais Soal Pulitzer Pada Remaja Perekam Floyd
Anggota DPR dari Partai Gerindra, Fadli Zon mengomentari pemberian penghargaan terhadap remaja yang merekam detik-detik George Flyod dengan telepon selulernya.
Darnella Frazier menjadi perbincangan baru-baru ini karena mendapatkan penghargaan dari Pulitzer Prize atas videonya yang merekam detik-detik tewasnya George Floyd , seorang pria kulit hitam warga AS yang meninggal karena ditindih dengan lutut oleh seorang polisi. Pulitzer Prize sendiri adalah penghargaan bergengsi dalam jurnalisme Amerika Serikat.
Seperti kita ketahui, tewasnya George Floyd telah memicu kemarahan publik di AS hingga menyebabkan terjadinya unjuk rasa massal di beberapa kota, bahkan sampai terjadi kerusuhan dan penjarahan di beberapa tempat. Situasi saat itu sangat kacau dan mencekam.
Polisi yang menyebabkan kematian Floyd, akhirnya dinyatakan bersalah atas tiga dakwaan: pembunuhan tingkat dua, pembunuhan tingkat tiga, dan pembunuhan. Ancaman hukuman dapat mencapai hingga 40 tahun.
Akan tetapi, Fadli Zon turut mengomentari soal penghargaan Pulitzer tersebut.
Fadli Zon menilai penghargaan itu menunjukkan Amerika Serikat menerapkan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab. "Ternyata Amerika lebih Pancasilais menerapkan prinsip kemanusiaan yang adil dan beradab," kata Fadli.
Entah apa maksud dia mengatakan itu. Dan yang paling lucu, entah apa maksudnya dia mengaitkan dengan Pancasilais.
"Amerika di sini maksudnya pemerintahnya, warga negaranya, aparatnya atau apa bang? Apakah sebuah penghargaan bisa menggambarkan prinsip kemanusiaan? Bagaimana kasus diskrimanasi rasial di USA yang masih terjadi saat ini?" tanya seorang netizen yang saya setuju.
Apakah hanya karena satu penghargaan itu lantas pantas mengatakan AS lebih Pancasilais? Menurut saya ini komentar yang sangat tidak nyambung dan asal-asalan.
Kalau mau bicara soal Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, saya malah teringat dengan sentimen anti Asia yang sempat merebak beberapa bulan lalu? Kita semua tahu, betapa mengerikannya hal itu. Warga keturunan Asia di sana menjadi sasaran kemarahan beberapa warga AS. Warga Jepang, Korea, Cina, Thailand, Vietnam dan Indonesia jadi sasaran kebencian.
Fadli Zon layaknya kurang update berita.
Biasanya yang jadi korban adalah lansia dan orang tua. Ada yang saat berjalan, tiba-tiba didorong oleh orang tak dikenal hingga tersungkur. Ada yang tewas malah. Ada juga enam orang yang ditembak di tiga spa dan tewas. Ada juga yang dianiaya dan dituding membawa virus dan memintanya agar kembali ke China.
Dua WNI juga tak luput menjadi korban penyerangan di stasiun kereta di Philadelphia, Pennsylvania pada Maret 2021 lalu. Korbannya adalah dua orang remaja. Mereka mendapat serangan fisik berupa tamparan dan pukulan.
Sentimen anti Asia ini diduga kuat, salah satu biang keroknya adalah karena sikap Donald Trump yang menyebut virus Covid-19 dengan sebutan virus China, sehingga meningkatkan kasus rasisme di sana. Berkali-kali Trump mengobarkan tuduhan yang memojokkan China terkait Covid-19.
Apakah Fadli Zon mau komentar soal ini?
Tak usah lihat terlalu jauh. Kalau begitu membanggakan soal ini, kenapa dia tidak merekam pelaku penganiayaan terhadap Ratna Sarumpaet, sehingga, who knows dia juga bisa mendapatkan Pulitzer Prize dan menjadi sorotan internasional? Keren, lho.
Saya juga penasaran, bagaimana kalau Fadli Zon mengatakan ini saat isu polemik Palestina dan Israel sedang memanas waktu itu, di mana AS juga jadi sasaran amarah. Saya yakin, dia bakal dicaci dan dihujat entah sampai kapan, hehehe.
Menurut saya, Fadli Zon ini terlalu tak tahu malu dalam memberikan kritikan, eh maksudnya nyinyiran. Kalau ada yang tidak disukai atau bahkan dibenci, tak usah bikin cocoklogi yang memalukan kayak begini.
Memang dari cuitannya, tidak menyebut nama Indonesia. Tapi kita tahu maksudnya apa. Tidak mungkinlah menyebut Amerika lebih Pancasilais dari Nigeria. Atau Amerika lebih Pancasilais dari Sunda Empire. Makin ngawur dong. Sejak kapan Amerika dan Nigeria punya Pancasila?
Dan juga dia tidak menjelaskan negara yang disindir itu masalahnya di mana? Tapi yang jelas ada nada sindiran dari cuitan tersebut, sesuai dengan gayanya yang memang kerap menyindir dan nyinyir. Kecuali menyindir Prabowo. Penasaran apakah orang ini berani melakukannya. Kalau berani, mungkin pantas dapat penghargaan juga.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/saat-fadli-zon-sebut-amerika-lebih-pancasilais-EoaI240Ras
Islah Bahrawi: Politisi dan Pendakwah “Goreng” Isu Haji untuk Menghasut Umat
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Entah apa yang ada dalam batinnya, orang-orang yang konon berilmu agama tinggi, tiada henti mengumbar fitnah atau setidaknya turut serta menyebarkan berita tanpa “Tabayyun” kepada umat.
Ahmed Fananee, pengamat politik Nigeria. Dia menambahkan, “Pendakwah agama tidak ubahnya seperti artis yang glamor; dikelilingi oleh uang, tergoda oleh tahta dan wanita”
Ilmu yang diserap ternyata sebatas hafalan, bukan amalan. Pada akhirnya ilmu yang dimiliki seolah terjebak pada rumus-rumus pertunjukan dan gemuruh tepuk tangan.
“Tapi dakwah agama telah lama jadi industri, karena sanggup menarik banyak umat, kepentingan politik pada akhirnya menjadi halaman tambahan dalam frasa ayat-ayat”, kata Ahmed Fananee, pengamat politik Nigeria. Dia menambahkan, “Pendakwah agama tidak ubahnya seperti artis yang glamor; dikelilingi oleh uang, tergoda oleh tahta dan wanita”.
Di negara-negara Islam dengan sistim kebebasan demokrasi, banyak oposisi dan mereka yang dikalahkan oleh kontestasi, cenderung menggunakan isu agama sebagai alat agitasi.
Pendakwah agama berusaha menjaga “Harga dirinya” dengan terus menggunakan kemampuannya menyerukan perlawanan kepada pihak pemenang. Ini banyak terjadi.
Di Senegal, Abdoulaye Wade menggunakan Cheikh Bethio Thioune -Pendakwah agama yang beranggotakan jutaan orang- sebagai basis kekuatan politik pada Pilpres 2012. Tapi ternyata Wade kalah.
Sejak itu umat Islam di Senegal terbelah. Kekalahan politik membuat Thioune harus menjaga “Marwahnya” dengan fitnah berjubah ayat-ayat untuk menyerang pemerintah.
Tidak semua pendakwah agama bersikap demikian, namun bagaimanapun, mereka adalah manusia biasa dengan segala nafsu dan ambisinya. Banyak yang terbius oleh jumlah umat yang besar, lalu menjadikannya komoditi kepentingan.
Dalam konteks Indonesia, ini juga terjadi. Ketika pemerintah memutuskan menunda keberangkatan haji, berbagai isu dimunculkan oleh para politisi dan pendakwah agama.
Terasa sulit saat ini, terutama dari pihak “Oposisi” yang bisa menjadi “ular menelan linggis” – lurus dan jujur atas situasi faktual.
Semua isu agama seolah menjadi senjata untuk menyerang pemenang. Saya teringat ucapan Allah Yarham Zainuddin MZ “Telur dan kotoran ayam keluar dari lobang yang sama. Tapi tidak mungkin kita mencampur kotoran ayam dengan telur dadar”. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/06/09/islah-bahrawi-politisi-dan-pendakwah-goreng-isu-haji-untuk-menghasut-umat/
Islah Bahrawi: Politisasi Agama “Mesin Perang” Politik Para Politisi dan Tokoh Agama
Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Politisi dan tokoh agama merawat fanatisme politik dengan hasutan dan fitnah. Agar umat selalu terbelah dan tetap jadi mesin “Perang politik”. Inilah jahatnya politisasi agama.
Islah Bahrawi dalam akun Instagramnya menjelaskan bagaimana politisasi agama bisa menghancurkan sebuah negara, politisasi agama dijadikan “Mesin perang” politik oleh politisi dan tokoh agama.
Racun bernama fitnah itu disuarakan, lalu bergulir dari mulut ke mulut dan dianggap sebuah kebenaran. Kebencian terus dibangun dalam fabrikasi politik dengan jubah-jubah ketuhanan. Ini bukan hanya terjadi hari ini, inilah pola yang telah terjadi selama berabad-abad. Sejarah selalu berulang.
Politisi dan tokoh agama merawat fanatisme politik dengan hasutan dan fitnah. Agar umat selalu terbelah dan tetap jadi mesin “Perang politik”. Inilah jahatnya politisasi agama
Dan dalam politisasi agama, para penjahat adalah figur-figur yang tampil suci secara kosmetis tapi batinnya penuh dendam dan kecewa. Selanjutnya hasutan dilumur ayat-ayat, caci maki dibalur kalimat artifisial berkesan bijak.
Dalam politisasi agama, saudara sebangsa bisa berperang dan seagama saling tikam. Manusia tidak lagi menjadi manusia; ia menjadi penghukum sekaligus penghakim – menuhankan manusia dan memanusiakan Tuhan.
Manusia-manusia artifisial dalam politisasi agama selalu menjauh dari cermin. Berkali-kali alam mempermalukannya tapi justru semakin enggan melihat wajahnya sendiri. Mereka melakukan hasutan dan fitnah sekali lagi, lagi dan lagi, karena mereka memang lihai menaklukkan isi kepala orang lain tapi tak pernah bisa mengalahkan isi dadanya sendiri.
Dari mulut para pendakwah yang berkelindan dengan kepentingan politik, membuat agama semakin berkesan tidak menarik. Umat hanya menjadi alat bentur, menjadi mesin perang.
Ajaran agama seolah menghalalkan segala cara demi ambisi segelintir manusia yang berusaha menolak takdirnya. Merekalah bagian dari kelompok yang tak pernah berhenti melahirkan reproduksi “Abdurrahman bin Muljam”, abad demi abad, dan terjaga hingga kini.
Pendakwah agama itu bukan jubah, bukan sorban; bukan busana. Seorang pendakwah tidak pernah diperkenankan memindahkan kemarahannya kepada umat, apalagi menularkan niat jahatnya kepada umat – ia penenang ruang batin dan pembawa kabar gembira bagi orang lain.
Namun pendakwah agama dengan seorang penghasut hari ini semakin sulit untuk dibedakan, keduanya menggunakan bahasa dan busana yang sama.
Mungkin satu saja bedanya; para penghasut merasa punya jutaan umat, tapi dua kali Pilpres tak berdaya. Mereka tertipu karena ambisi buta telah menjajahnya. Untuk menutupi rasa malunya mereka memilih jadi “Ampas Pilpres” – menghasut dan memfitnah sana-sini. (ARN)
Sumber Utama : https://arrahmahnews.com/2021/06/09/islah-bahrawi-politisasi-agama-mesin-perang-politik-para-politisi-dan-tokoh-agama/
Beli Sembako Dikenai Pajak, Beli Mobil Diskon, Sri Mulyani: Teknik Hoax yang Bagus
Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati angkat suara terkait kekisruhan di publik soal wacana pemerintah yang ingin memajaki produk bahan pokok atau sembako.
Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, ia mengakui bahwa ada niatan pemerintah untuk memperbaiki struktur penerimaan negara dalam rancangan draft RUU Perubahan Kelima Atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP).
Salah satu yang diatur adalah soal perubahan tarif Pajak Pertambahan Nilai atau PPN untuk sembako dan sekolah, tapi yang disayangkannya, dokumen draft tersebut bocor ke publik dan langsung menjadi polemik ditengah masyarakat.
"Ini memang situasinya menjadi agak kikuk karena ternyata dokumennya keluar karena memang sudah dikirimkan kepada DPR juga sehingga kami tidak dalam posisi untuk bisa menjelaskan keseluruhan arsitektur dari perpajakan kita," kata Sri Mulyani.
Yang lebih disayangkan olehnya adalah dokumen yang bocor tersebut tidak seutuhnya alias sepotong-potong.
"Yang kemudian di-blow up dan seolah-olah menjadi sesuatu yang tidak bahkan mempertimbangkan situasi hari ini," sesalnya.
Alhasil, Sri Mulyani menyatakan, ada misintrepretasi di tengah masyarakat terkait masalah ini dan jadi bahan untuk menyebarkan informasi yang salah alias hoax.
"Seolah-olah PPnBM untuk mobil diberikan, sembako dipajaki itu kan teknik hoax yang bagus banget memang," katanya.
Sebelumnya dalam rapat tersebut Sri Mulyani berkali-kali kena semprot anggota Komisi XI DPR RI soal wacana pemerintah yang ingin memajaki produk kebutuhan pokok atau sembako menjadi objek pajak penghasilan atau PPN.
Di sela rapat kerja terkait Pagu Indikatif Kementerian Keuangan Tahun 2022 tersebut Kamis (10/6/2021), Sri Mulyani tak bisa mengelak dicecar habis soal wacana tersebut.
Pertama oleh Anggota Komisi XI DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas Eddy Susetyo, dia mengatakan akibat adanya rencana PPN untuk sembako membuat dirinya ditelpon berkali-kali oleh para pedagang pasar.
"Pedagang pasar di Malang nelepon saya berkali-kali, bilang masa DPR nggak tahu, saya merasa terpojok karena kita memang betul-betul belum membahas ini," kata Andreas Eddy Susetyo, dalam rapat tersebut.
Andreas Eddy Susetyo pun menjelaskan kepada para pedagang pasar tersebut, bahwa DPR sebetulnya tidak mengetahui adanya wacana memajaki produk sembako, karena draft permohonan aturan tersebut belum sampai ke meja DPR.
"Saya katakan bahwa sampai saat ini kami belum menerima draf resmi dari pemerintah. Mereka nggak percaya 'lho terus kamu kerjanya apa?' mereka mempertanyakan," tutur Andreas Eddy Susetyo.
Tak hanya Andreas Eddy Susetyo yang mengkritisi kebijakan tersebut, politisi lain dari Partai Golkar Puteri Anetta Komarudin mengatakan seharusnya pemerintah mencoba alternatif penerimaan pajak yang lain, bukan dari bahan-bahan kebutuhan pokok, apalagi kata dia saat ini pandemi Covid-19 belum juga usai.
"Mestinya ketika dampak ekonomi pandemi Covid-19 ini dirasakan oleh berbagai level masyarakat, kita mengoptimalisasi penerimaan negara bukan dari barang-barang yang menjadi kebutuhan pokok mereka," katanya.
Sumber Utama : https://www.suara.com/bisnis/2021/06/11/055129/beli-sembako-dikenai-pajak-beli-mobil-diskon-sri-mulyani-teknik-hoax-yang-bagus
Timbulkan Kegaduhan, YLKI Minta Pemerintah Usut Penyebar Draf Rancangan PPN Sembako
Merdeka.com - Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak pemerintah untuk mengusut pihak-pihak yang sengaja membocorkan dokumen soal rencana pengenaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk sembako hingga sekolah. Mengingat, terjadinya kegaduhan atas isu sembako yang akan dikenai PPN itu.
"Saya kira soal bocornya ini harus diusut dulu lah," ungkapnya dalam diskusi virtual Polemik Trijaya, Sabtu (12/6).
Bahkan, Bos YLKI tersebut juga meminta adanya pemberian sanksi tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Hal ini sebagai bentuk keadilan di tengah gencarnya kampanye pemerintah dalam memerangi hoax.
"Kalau pemerintah suka keras kepada masyarakat yang menyebar hoax, siapa yang menyebarkan ini harus kemudian di sanksi juga. Karena tadi itu diklaim sebagai sebuah kebocoran yang kemudian banyak pemotongan (dokumen) yang tidak perlu. jangan sampai kalau masyarakat yang melakukan ini ditindak tapi kalau oknum pejabat atau politisi dibiarkan. Ini tidak fair," protesnya.
Sebelumnya, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menegaskan pemerintah saat ini masih tetap fokus untuk memulihkan ekonomi. Sehingga, dia sangat menyayangkan adanya kegaduhan di tengah masyarakat mengenai isu sembako akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
"Di-blow up seolah-olah tidak memerhatikan situasi sekarang. Kita betul-betul menggunakan instrumen APBN karena memang tujuan kita pemulihan ekonomi dari sisi demand side dan supply side," katanya dalam Raker bersama Komisi XI DPR RI dikutip dari Antara di Jakarta, Kamis (10/6).
Terlebih lagi, menurut Sri Mulyani draf RUU KUP tersebut bocor dan tersebar ke publik dengan aspek-aspek yang terpotong dan tidak secara utuh sehingga menyebabkan kondisi menjadi kikuk. "Situasinya menjadi agak kikuk karena ternyata kemudian dokumennya keluar karena memang sudah dikirimkan kepada DPR juga. Yang keluar sepotong-sepotong," ujarnya.
Meski demikian, dia menuturkan pemerintah masih belum bisa menjelaskan secara detail mengenai isu ini karena dari sisi etika politik memang belum ada pembahasan dengan DPR RI. "Dari sisi etika politik, kami belum bisa menjelaskan sebelum ini dibahas. Karena ini adalah dokumen publik yang kami sampaikan kepada DPR melalui surat Presiden," tegasnya.
Dia menjelaskan RUU KUP dibacakan terlebih dahulu dalam sidang paripurna yang kemudian akan dibahas bersama Komisi XI DPR RI terkait seluruh aspeknya mulai dari waktu hingga target pengenaan pajak.
"Itu semua kita bawakan dan akan kita presentasikan secara lengkap by sector, by pelaku ekonomi, kenapa kita menurunkan pasal itu, backrgound-nya seperti apa. Itu semua nanti kami ingin membahas secara penuh dengan Komisi XI," jelasnya. [did]
Sumber Utama : https://www.merdeka.com/uang/timbulkan-kegaduhan-ylki-minta-pemerintah-usut-penyebar-draf-rancangan-ppn-sembako.html
Re-post by MigoBerita / Senin/14062021/16.21Wita/Bjm