Migo Berita - Banjarmasin - Serba-serbi Politik hingga Birokrasi di Indonesia. Selalu baca hingga tuntas artikel yang telah kita kumpulkan agar tidak gagal paham.
Bau Amis Cendana dan Cikeas Dibalik Serangan ke PeduliLindungi!
Nama Peter F Gontha sebagai salah satu komisaris Garuda mendadak viral setelah menyebar kegaduhan soal PeduliLindungi yang katanya buatan Singapura. Kemenkes dan Kominfo turut bersuara keras menanggapi tuduhan keji tersebut yang membuat resah masyarakat. Di lain pihak, Roy Suryo sebagai orang terdekat Cikeas turut memviralkan tuduhan palsu Peter. Kenapa dua orang ini seakan alergi dengan teknologi bangsa sendiri yang terinspirasi dari luar?
Beberapa waktu yang lalu sempat terdengar nama anak-anak Cendana dalam pusaran pengemplang BLBI. Tomy Soeharto disebut-sebut berbagai media menunggak hingga hampir 3 triliun. Lantas apakah dia tinggal diam dikejar dan dihujat. Mungkin tuduhan Peter F Gontha bisa jadi bagian dari balas dendam keluarga cendana. Seperti yang diberitakan beberapa media bahwa ada kedekatan antara Peter dan Cendana.
Seperti dilansir kompas.com, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk resmi memiliki direksi dan komisaris baru dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (22/1/2020).
Salah satu sosok yang jadi sorotan yakni Peter F Gontha yang menempati posisi komisaris perusahaan.
Peter F Gontha dikenal sebagai perwakilan dari CT Corp milik pengusaha Chairul Tanjung. Lewat PT Trans Airways, CT Corp menjadi pemegang saham terbesar kedua di Garuda Indonesia setelah Pemerintah Republik Indonesia.
Peter F Gontha merupakan bekas Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Polandia. Sosoknya juga dikenal dekat dengan lingkaran keluarga Cendana.
Nama Peter F Gontha tercatat pernah menduduki posisi penting serta memiliki saham besar di perusahaan-perusahaan milik anak-anak mantan Presiden Soeharto.
Mengingat kedekatan Peter dan keluarga cendana, tak bisa dipungkiri kalau kemungkinan ia juga merasa terganggu dengan aksi pemerintah yang terus mengejar hutang anak Cendana. Apalagi dia juga ketahuan menghapus pernyataan gaduh yang dibuatnya. Secara logika, seorang komisaris harusnya mendukung program pemerintah. Bukan malah melempar hoaks ke publik. Kecuali ada majikan lebih besar di belakang yang menginginkan kegaduhan lewat tangan Peter.
Termasuk akun-akun anonim di twitter yang memviralkan tagar "PeduliLindungi aplikasi sampah". Perlu dipertanyakan apakah ada aliran uang Cendana ke mereka. Di saat rakyat yang mendukung aplikasi ini dituduh buzzer Menkes, Budi Gunadi Saidikin. Lantas ia sendiri buzzernya siapa?
Senada dengan Roy Suryo yang senang sekali jika ada cacat di pemerintahan ini. Seakan tak malu dengan warisan Hambalang mangkrak dan selalu jadi bahan meme. Aplikasi yang sukses mendeteksi ribuan warga positif dan akhirnya menurunkan angka penyebaran Covid 19 malah ia tuduh sebagai aplikasi cacat. Padahal negara lain iri melihat program-program ciamik pemerintah. Maklum kalau Roy Suryo gila-gilaan menyerang Jokowi. Ini tidak lain untuk menutup borok besar era pemerintahan pak mantan.
Sejatinya serangan ke aplikasi PeduliLindungi serupa dengan hoaks PKI dan China. Polanya sama yakni menebar ketakutan seakan kita dijajah. PKI yang telah lama dibubarkan hingga dibantai massal terus menerus mereka hidupkan di akhir bulan September. Ketakutan PKI mengambil alih pemerintahan seperti orang ketakutan melihat setan di siang bolong di tengah banyak orang. Sama halnya dengan hoaks serbuan tenaga kerja asing China atau serbuan tentara China yang sebenarnya cuma angan-angan orang halu. Termasuk hoaks virus yang disisipi chip hingga bisa mendeteksi ke mana kita pergi.
Sangat disayangkan kalau hoaks aplikasi PeduliLindungi yang katanya buatan asing hingga menjual data kita ternyata dihembuskan oleh seorang komisaris perusahaan. Kalau bukan orang titipan pemilik saham Garuda, nama Peter F Gontha mungkin tak bertahan lama di sana.
Akhirnya kita hanya bisa memberi dukungan penuh akan kinerja pemerintah yang semakin positif. Pernyataan dari Kominfo dan Kemenkes yang selalu memback up serangan terhadap PeduliLindungi juga termasuk upaya dukungan pada kementrian terkait. Jangan biarakan Kementrian BUMN dan Kemenkes berdiri sendiri dihajar hoaks manusia tak beradab. Meski cuma bisa menuliskan artikel atau menyebarkan pesan positif yang mengcounter hoaks, ini juga termasuk upaya kita dalam mendukung pemerintah. Ayo jadikan aplikasi PeduliLindungi sebagai teman beraktivitas sehari-hari! Ke manapun dan di manapun kita berada.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/bau-amis-cendana-dan-cikeas-dibalik-serangan-ke-f3v85nuMtd
Aturan Baru untuk Pembelajaran PNS yang Sering Bolos Kerja
Menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) merupakan pekerjaan yang menjadi impian dan harapan banyak orangtua kepada anak-anaknya.
Alasannya, pekerjaan tersebut dijamin oleh negara hingga masa tua dan juga merupakan pekerjaan yang boleh dikatakan stabil.
Jaminan gaji PNS memiliki prospek jangka panjang yang tentunya cukup untuk kebutuhan hidup. Walaupun gaji PNS tidak sebesar karyawan swasta, para pegawai PNS memiliki beberapa tunjangan yang lain selain gaji pokok.
Selain menjadi pegawai negeri memiliki tunjangan, mereka juga mendapatkan dua kali bonus tahunan. Ini yang dinamakan gaji ke 14 yang biasanya didapat selain gaji yang diterima bulanan sebanyak 12 kali dalam setahun.
Pun dengan tunjangan lain seperti asuransi kesehatan. Menjadi PNS tunjangan ini akan disertakan dengan istri dan anak. Begitu pula dengan tunjangan hari tua atau dana pensiun yang dapat dinikmati selama hidup.
Yang paling menguntungkan menjadi PNS adalah tidak ada sistem PHK maupun sistem kontrak. Namun yang perlu menjadi perhatian, pegawai negeri yang melakukan kejahatan seperti korupsi akan di non aktifkan. Sementarq bagi yang melanggar kode etik kepegawaian akan diturunkan dari jabatannya.
Bagi saya ini merupakan pekerjaan yang ideal. Tidak seperti para pekerja swasta yang dituntut dengan target dan pencapaian serta performance kerja.
Lagi pula, jam kerja pegawai negeri kebanyakan lebih teratur, dimana mulai jam 9 pagi hingga 5 sore pegawai meninggalkan kantor. Sedangkan karyawan swasta kadang dituntut hingga larut malam untuk suatu pekerjaan yang harus diselesaikan segera.
Baru-baru ini Kementerian PAN-RB memberikan aturan keras terbaru bagi PNS mengenai larangan, kewajiban, dan hukuman disiplin dalam PP nomor 94/2021. Aturan ini pas bagi PNS yang sering mangkir alias bolos.
Hukuman disiplin diberikan menjadi tiga tingkatan yakni ringan, sedang, dan berat:
- 1. Hukuman disiplin ringan tidak masuk kerja selama 3-10 hari selama setahun hanya berupa teguran baik lisan maupun tertulis. Untuk catatan, bagi PNS yang 10 hari berturut-turut tidak masuk kerja tanpa alasan sah akan diberhentikan dengan hormat tanpa permintaan sendiri.
2. Hukuman disiplin sedang tidak masuk kerja selama 20 hari dalam setahun akan dikenakan pemotongan tunjangan kinerja sebesar 25 persen selama 6 bulan, 8 bulan, dan setahun.
3. Sedangkan untuk tindakan hukum disiplin berat tidak masuk kerja 25-27 hari kumulatif setahun yakni penurunan jabatan satu tingkat selama setahun, pembebasan dari jabatan menjadi jabatan pelaksana selama setahun. Untuk 28 hari atau lebih dalam setahun akan ada pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri.
Menurut saya hukuman disiplin pegawai negeri masih dibilang ringan. Bayangkan jika bekerja di sektor swasta, terlambat maupun bolos sehari saja bisa dipotong gaji. Dan itu kadang mendapatkan teguran.
Namun setidaknya dengan aturan yang baru ini membuat para PNS sadar bahwa mereka bekerja digaji oleh uang rakyat. Jangan seenaknya mereka bekerja hanya cukup ‘setor muka’ setelah itu pergi untuk pulang ke rumah. Tidak itu.saja, bahkan ada sekelompok pegawai negeri yang belum jam pulang asyik ber-shopping ria di mal atau mencari hiburan karaoke di luar kantor.
Pengawasan sangat penting untuk disiplin PNS. Dalam instansi pemerintah disiplin kerja merupakan modal utama yang harus dimiliki setiap pegawai PNS. Karena PNS adalah ‘abdi negara’ yang dituntut untuk menjadi pelayan publik.
Pegawai Negeri Sipil merupakan sumber daya manusia aparatur negara sebagai ujung tombak untuk menentukan berhasil atau tidaknya dalam penyelenggaraan pemerintahan. Untuk itulah PNS harus mempunyai tanggung jawab moral, beritikad baik, berintegritas, profesional dan setia pada negara.
Saya juga berharap dengan Kementerian PAN-RB untuk membuat seleksi yang ketat terhadap penerimaan pegawai baru agar tugas pokok dan fungsi pegawai negeri benar-benar dijalankan sesuai peraturan yang berlaku.
Jangan sampai aturan baru yang dibuat masih ada pegawai yang melanggar. Yang perlu diperbaiki adalah disiplin dan profesionalisme antara atasan dan bawahan. Artinya jangan mentang-mentang karena teman dekat, kerabat, ataupun kawan dekat didiamkan tanpa diberikan sanksi yang berlaku. Perlu dicatat, ini bukan perusahaan atau kantor milik keluarga.
Karena menurut saya, masih banyak peraturan yang dilanggar oleh banyak oknum PNS dalam melanggar peraturan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dengan cara kolusi dan nepotisme. Saya berharap dengan aturan baru ini akan membuat PNS fokus dalam bekerja.
Dengan begitu, masalah kedisiplinan sangat ditentukan oleh ketegasan pemerintah dalam memberikan sanksi yang bisa dipakai sebagai pembelajaran agar para pegawai tetap menjalankan tugas-tugasnya dengan baik.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/aturan-baru-untuk-pembelajaran-pns-yang-sering-Ldf7pJNpSj
(Syariah VS Pancasila) Pemerkosa Anak Dibebaskan Mahkamah Syariah, Tapi Dihukum MA
Aceh adalah provinsi yang "katanya" menerapkan syariat Islam. Syariat Islam yang sesuai dengan Al-Qur'an atau bukan? biarlah tugas ulama dan petinggi-petinggi muslim untuk musyawarah dan bersepakat, penulis tidak akan mencampuri hal tersebut.
Jadi yang penulis bahas ini spesifik ke hukum syariah yang ada di Aceh. Seperti kita ketahui hukum syariah di Aceh sangat ketat jika menyangkut soal urusan sexual dan selangkangan. Pakai rok, terlihat aurat, berduaan dengan bukan muhrim, maka siap-siap akan kena cambuk oleh polisi syariah. Beritanya bertebaran dimana-mana, silakan cari sendiri ya.
Mereka juga sangat anti dengan gay dan waria. Jika anda salah satu dari dua jenis ini, maka siapkan diri anda dicambuk. Kepala polisi syariah menegaskan kalau hukuman cambuk tersebut tidak bertentangan dengan HAM. Sumber.
Itulah sekelumit cerita tentang penerapan hukum syariah di Aceh.
Hukum cambuk sendiri diatur dalam Qanun Hukum Jinayat, yang juga mengacu kepada Al Quran dan hadist. “Masyarakat luar mungkin merasa asing, karena di luar tidak diatur tentang hukuman yang seperti ini,” kata Yusnardi lagi.
Jadi hukuman cambuk ini sudah sesuai dengan Al-Qur'an dan hadist menurut polisi syariah di Aceh. Apakah ini diamini oleh mayoritas muslim di seluruh dunia? Kembali penulis tidak akan mencampuri, biarlah ini menjadi urusan internal teman-teman muslim.
Tapi apakah hukum syariah Aceh benar-benar tegas untuk urusan selangkangan dan sexual? Ternyata tidak sepenuhnya tegas, apalagi setelah penulis menemukan berita bahwa pemerkosa anak malah dibebaskan oleh Mahkamah Syariah Aceh.
Ini menjadi pertanyaan mendasar bagi orang-orang normal. Bagaimana mungkin hukum yang begitu ketat terhadap gay, waria, pakaian wanita malah membebaskan orang yang terbukti melakukan pemerkosaan terhadap anak-anak?
Memang di beberapa negara Arab sendiri, untuk kasus pemerkosaan itu minimal harus ada 4 orang saksi. Kesaksian wanita dinilai setengah dari pria. Itulah kenapa menurut data kasus pelecehan sexual di negara Arab seolah terlihat lebih sedikit daripada negara-negara barat.
Di negara barat jika kita mencolek pantat wanita saja, jika si wanita tidak suka maka bisa dilaporkan sebagai pelecehan dan masuk ke data kasus hukum pelecehan sexual. Sedangkan di negara-negara Arab, kasus pemerkosaan sekalipun jika tidak ada 4 saksi pria, maka tidak akan masuk ke data kasus hukum pelecehan sexual.
Negara barat yang dianggap menganut sex bebas saja, masih menjamin hak asasi wanitanya untuk diperlakukan sebagaimana keinginan wanita tersebut. Ironi justru terjadi di negara Arab yang sangat ketat soal berpakaian, namun ketika terjadi pemerkosaan sangat sulit sekali untuk mendapatkan keadilan.
Bahkan, banyak kisah TKW yang diperkosa oleh majikan di Arab, bukannya sang majikan di hukum, malah korban yang di penjara. Hal ini bisa terjadi karena korban dianggap berzinah, atau dianggap kurangnya saksi (bukti). Silakan googling banyak beritanya dengan kata kunci "TKW diperkosa malah dihukum".
Maka jangankan didata, melapor saja korban pemerkosaan di Arab akan berfikir dua kali. Karena salah-salah, bukannya pelaku diadili, malah yang melapor kena tangkap karena macam-macam alasan.
Jika memahami hukum syariah yang diterapkan di Arab Saudi, maka yang terjadi di Aceh bagi penulis menjadi mungkin. Karena bagaimanapun Arab Saudi secara umum sudah banyak yang menganggap sebagai kiblat dalam hal ibadah dan penerapan hukum syariah.
Pertanyaan intinya adalah, apakah hukum seperti itu yang dianggap sempurna dan sebagai solusi? Ini kembali ke personal masing-masing, karena bagi sebagian orang hukum syariah seperti di Aceh itu adalah hukum yang sempurna.
Penulis sih melihat di sini ada banyak unsur ketidakadilan dan melanggar Hak Asasi Manusia. Tapi kembali lagi, HAM bagi sebagian orang juga adalah pepesan kosong. Lalu bagaimana dengan hukum yang dianut negara kita Indonesia secara umum?
Ternyata MA membatalkan keputusan Mahkamah Syariah dan menghukum pelaku pemerkosaan.
"Vonis bebas Mahkamah Syar'iyah Aceh akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Agung, dan terdakwa dihukum 200 bulan penjara," kata Ketua Mahkamah Syar'iyah Aceh Rosmawardani di Banda Aceh, Selasa (21/9/2021).
Yang satu membebaskan dan yang satu menghukum. Jelas ini adalah dua keputusan yang bertolak belakang.
Jadi bagi orang-orang yang suka berkata bahwa hukum syariah jangan dipertentangkan dengan Pancasila, tampaknya harus berfikir ulang. Syariah yang mana? Syariah versi Aceh jelas terbukti berbeda dengan hukum positif NKRI, khususnya sangat jauh dari logika akal sehat.
Maka jangan aneh jika banyak yang berkomentar negatif terhadap penerapan hukum di Aceh yang katanya menerapkan syariah yang merupakan hukum sempurna tersebut.
Karena itu menurut penulis, pendapat ketua Mahkamah Syariah berikut ini hanya untuk menutupi borok :
"Sebab dengan terbentuknya persepsi negatif oleh masyarakat terhadap lembaga Mahkamah Syar'iyah di Aceh, hal itu akan menjadi kontra produktif terhadap penegakan syariat Islam di bumi Aceh yang sangat kita cintai ini," demikian Rosmawardani.
Persepsi masyarakat itu terbentuk dari pengalaman yang mereka lihat dan rasakan. Bagaimana mungkin Mahkamah Syariah Aceh melarang persepsi masyarakat?
Justru hal tersebut menjadi bahan untuk menguji klaim hukum syariah Aceh yang katanya sempurna tersebut. Sesuatu yang berharga seperti emas tidak takut dibakar dan tahan uji. Semakin dibakar semakin murni.
Hanya kertas dan sampah yang takut dibakar, karena akan lenyap tak bersisa dan yang tertinggal hanya baunya saja.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/syariah-vs-pancasila-pemerkosa-anak-dibebaskan-D8YFFcliZX
Presiden PKS: Jangan Merasa Paling Pancasilais, Lha Emang Situ Pancasilais?
Pancasila sebagai ideologi bangsa merupakan kumpulan nilai dan norma yang benar-benar harus dimiliki di setiap kehidupan rakyat Indonesia. Pancasila adalah nafas untuk menggerakkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, pengamalan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan kita menjadi sebuah keharusan.
Pancasila identik dengan bangsa Indonesia. Keberadaannya membuat bangsa ini satu dan utuh. Dasar negara inilah yang membuat bangsa Indonesia memiliki identitas atau jati sehingga perbedaan dan keberagaman menjadikan sebuah kekuatan.
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu dalam program ‘Blak-blakan' milik detik.com mengharapkan para elite partai memiliki kemampuan menyikapi perbedaan serta bertindak lebih dewasa dalam berpolitik.
Dengan begitu ia meyakini bahwa tidak ada lagi pihak yang merasa Pancasilais dan juga tak ada yang merasa paling agamis atau religius. Syaikhu beralasan, maju untuk membangun bangsa ini membutuhkan kebersamaan dan kerja sama antara semua elemen anak bangsa.
"Jangan sampai ada klaim sepihak, saya Pancasila seolah menafikan orang lain tidak Pancasilais. Jangan benturkan nilai-nilai Islam, nasionalisme, dan NKRI," tegas Syaikhu yang disadur dari detik.com.
Pernyataan Ahmad Syaikhu selalu mirip dengan Partai Demokrat yang gampang dipatahkan argumentasinya dan ujungnya menampar muka sendiri. Syaikhu tidak melihat ke dalam partai sendiri. Apakah iq dan partainya benar-benar telah menjalankan Pancasila dan memiliki jiwa Pancasilais? Jawablah dengan jujur.
PKS sedang memainkan politik bermuka dua. Kita tahu bahwa paham PKS berdasar pada Ikhwanul Muslimin. Partai ini memakai dasar Pancasila hanyalah sebagai kedok untuk menutupi wajah asli mereka. Jadi di sini Syaikhu sedang memainkan juga politik dua kaki, dimana ingin mendapatkan simpati dari umat Muslim garis keras dan masyarakat yang nasionalis.
Jika PKS mau jujur, kenapa daerah yang dikuasai seperti Sumbar, Jabar, Banten, DKI, dan lainnya sering memainkan politik identitas? Kenapa pula indeks toleransi sangat rendah di daerah-daerah tersebut? Ini adalah sebuah fakta bahwa PKS hanyalah berlindung dibalik Pancasila.
Pernyataan Ahmad Syaikhu menciptakan logical Fallacy. Mengapa demikian? Ya kita bisa lihat kader-kader PKS yang tiada henti menjual agama demi keuntungan politiknya. Mereka yang sok religius dan agamis ingin mendapatkan perhatian khusus bahwa partai ini sangat menjunjung nilai-nilai Islam.
Namun dibalik itu semua, partai ini hanya mengejar kepentingan pribadi dan kelompok agar mendapatkan kekuasaan serta keuntungan yang sebesar-besarnya. Saya tidak tahu apakah ini sinyal PKS yang kini sering membahas Pancasila berusaha dapat dilirik oleh partai lain selain Demokrat? Entahlah Ferguso!
Menurut saya, langkah PKS seperti mati tak berkutik. Menabur politik identitas di masa lalu telah dipanen hasilnya kali ini. Rakyat yang waras tidak akan percaya lagi dengan dagelan politik PKS yang ingin mengubah image menjadi partai Islam Nasionalis.
Sangatlah susah mengubah paham yang ditanam sejak lama di diri para kader PKS untuk menerima Pancasila sebagai ideologi bangsa. Tak itu saja, para pendukung dan simpatisan pun rasanya ogah untuk mengamalkan Pancasila di dalam kehidupan mereka.
Jadi apa pun yang PKS katakan, merupakan kebalikannya. Jangan mudah percaya dengan pernyataan mereka yang akan membuat diri kita ‘terpesona’ dengan kata-kata manisnya. Ular tetap lah ular walau berganti kulit sekali pun.
Lebih lanjut, Ahmad Syaikhu mengatakan bahwa empat pilar kebangsaan seperti penerimaan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika sudah final. Hal itu ia katakan karena Ketua MPR terdahulu, Taufik Kiemas pernah mensosialisasikan pilar kebangsaan ini. Dan Syaikhu berharap tinggal bagaimana untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Wow, manis sekali membawa-bawa almarhum suami Megawati. Semoga saja tidak ada batu di balik udang. Sepertinya Ahmad Syaikhu sedang cari muka ke PDI Perjuangan, nih. Sepertinya ada agenda tersembunyi, something fishy. Ya semoga saja saya salah.
Harapan saya semoga PKS tidak hanya manis di bibir lain di hati mengenai Pancasila. Tidak usah juga mengaku Pancasilais, padahal kelompoknya suka mengkafir-kafirkan orang lain. Tidak usah bilang saya menerima Pancasila, padahal sering mengharam-haramkan budaya orang lain.
Lidah memang tak bertulang, tak terbatas kata-kata. Tinggi gunung seribu janji. Itulah sebuah syair atau lirik yang pas untuk mendeskripsikan PKS.
Karena bagi saya, boleh pilih partai yang lain, asal jangan PKS.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/presiden-pks-jangan-merasa-paling-pancasilais-WjkEH0oFEd
Pujian Malu-Malu DKI-1 buat Jokowi dan Usulan agar Anies Baswedan Rehat Sejenak ...
Nggak biasanya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan seperti malu-malu memberi apresiasi atas pencapaian pemerintah pusat yang cukup berhasil menangani mengamuknya Covid-19 beberapa bulan terakhir sejak virus varian delta menulari puluhan hingga ratusan orang di Indonesia.
Kondisi yang membuat banyak keluarga kehilangan orang-orang terkasih karena begitu cepat dan ganasnya virus ini menulari manusia, terlebih di tengah ledakan jumlah kasus yang bisa terbilang luar biasa.
Kondisi yang membuat seorang pemimpin berinisial AB (bukan Aburizal Bakrie) bahkan harus "sidak" ke pemakaman umum guna memastikan kondisi di sana baik-baik saja.
Ya, memimpin peringatan Rapat Raksasa Ikada pada Senin (20/9/21) di Balai Kota Jakarta, seperti dilansir laman Antara Wan Anies menyebut bahwa masyarakat dunia saat ini tercengang melihat Indonesia karena mampu melewati masa krisis pengendalian pandemi COVID-19 karena berkat kolaborasi dalam menangani penyebaran penyakit dari virus SARS CoV-2 itu.
*"Hari ini dunia menengok ke Indonesia dengan rasa cengang, betapa kita bisa menjalani masa ujian kemarin dengan baik. Sekarang kita berada di fase yang jauh, jauh lebih aman," kata Anies.
Kunci dari semua itu adalah berkat kerja sama seluruh komponen, baik yang berada di jajaran atas nama negara dan atas nama rakyat dengan berbagai badan di dalamnya. Eks Mendikbud yang gagal menuntaskan jabatannya karena keburu direshuffle oleh Presiden RI tersebut juga berkata bahwa penanganan pandemi menjadi tugas bersama baik pemerintah dan juga rakyat Indonesia.
Tentu saja, kata "pemerintah" yang dimaksud juga ada pemerintah pusat sebagai "pusat komando" melalui tangan dingin Lord Luhut Binsar Pandjaitan dan tentunya dari pemerintah daerah mulai dari tingkat kabupaten/kota hingga provinsi seperti misalnya Wali Kota Surakarta, Wali Kota Surabaya, provinsi Jawa Tengah, dan puluhan kabupaten, kota, dan provinsi lain di seluruh Indonesia.
*Eh, kita rehat sejedag karena saya mau bertanya sebentar. Ini saya baca beritanya, kok peringatan Rapat Raksasa Ikada untuk mengenang peristiwa September 1945 ini kok beritanya cuma di sekitar Jakarta ya? Adakah pembaca yang paham urgensi atau tujuan utama dari peringatan ini? Jujur setelah tamat sekolah saya jarang dengar ada peringatan semacam ini. Semoga bukan karena saya yang kurang update atau kurang wawasan ya.
Kembali ke pujian Anies...*
Masih dalam rangkaian peristiwa dan olah kata yang sama, seperti melupakan ambyarnya penanganan Covid-19 di Jakarta sampai pernah ngutang ke pemerintah pusat, DKI-1 yang belakangan punya bemper dalam diri Wagub Riza Patria itu tak lupa mengajak kerja sama dalam menghadapi pandemi COVID-19, yang harus diteruskan di berbagai aspek agar dapat terus menekan penularan virus Corona.
Please jangan sebut ini ajakan seorang "Gubernur Rasa Presiden" karena setahu saya Lord Luhut Pandjaitan sudah pernah lebih dulu mengajak hal serupa, termasuk saat berbicara dalam podcast bersama Deddy Corbuzier beberapa hari lalu. Kalau cuma "mengekor" seorang Menko Marves, ya apa hebatnya?
Come on, mau bicara apa lagi? Landainya kasus pertambahan harian di Jakarta? Vaksinasi massal yang melayani lebih banyak warga Jakarta? Tetap ada andil kuat dari pemerintah pusat dibantu oleh aparat gabungan TNI dan POLRI. Kalau beneran dilepas, saya nggak yakin bisa lebih baik dibandingkan Solo atau Surabaya, kalau mau diadu dalam ruang lingkup kota Jakarta saja. Jangan bicara provinsi ... ketinggian standarnya buat beliau. Hehehe...
Jadi, akhirnya kita patut berterima kasih kepada Presiden Jokowi yang tentu telah bekerja keras bersama seluruh jajaran menteri terkait, aparat gabungan, para nakes dan relawan, juga para netizen dan warga yang kadang disebut "BuzzerRp" meski tanpa bukti.
Akhirnya, demi menghargai kerja keras selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dengan motto Disanjung Tak Terbang dan Dicaci Tak Tumbang ... kita usulkan agar beliau rehat sejedag dalam perpolitikan negeri ini barang 5-10 tahun ... kalau perlu dicarikan sponsor buat ngaso di Yaman atau Arab Saudi, beserta konco-konconya yang bisa dititipkan buat ngekos di Afganistan dulu dalam durasi yang sama.
Gimana, udah cukup spesial belum ulasan kali ini? Hahahaha...
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pujian-malu-malu-dki-1-buat-jokowi-dan-usulan-agar-l4HnD1Mb0G
Siratkan Tumpulnya Pendo'a Buruk, Kinerja Jokowi Kian Moncer
Do’a-do’a buruk bermunculan di media sosial yang diarahkan kepada Presiden kita Joko Widodo. Tak kurang dari forum Mauludan yang mengambil tempat di markas FPI, tak luput dari digunakan untuk mendo’akan Jokowi dengan kalimat tak layak oleh Habib Idrus. Lalu berseliweran juga do’a oposan lain, Eggi Sudjana yang meminta Tuhan melengserkan Jokowi.
Dan ketika faktanya Jokowi terus saja melenggang dengan segala kegigihannya, sehingga mengalirlah apresiasi baik dari dalam maupun luar negeri, adakah mereka yang memanjatkan do’a buruk itu rela berpikir ulang? Setidaknya bercermin sekedar melihat ke arah dirinya. Kalau tidak, sungguh rugi bagi mereka, karena selain dosa telah memaksa Tuhan melakukan hal yang tak mungkin dipenuhi, dan otomatis mengundang kemarahan-Nya. Di samping itu mereka juga seakan melipatgandakan kesalahannya karena menilai orang baik dengan cara yang buruk.
Kerugian mereka semakin terlihat ketika kita tahu, rasulullah sendiri justru mendo’akan pihak yang membahayakan dirinya dengan cara yang baik. Cermati ketika Malaikat Jibril menawarkan pembalasan kepada mereka yang telah mencelakai rasulullah. Jawaban nabi malah balik bertanya, siapakah nanti yang akan menyembah Tuhanku jika mereka musnah?
Kalimat yang mirip dengan pertanyaan nabi, namun diucapkan dengan maksud sebaliknya, kita dengar dari seorang yang menamakan diri ustadzah. Dialah Neno Warisman. Sangat janggal bahwa ketika dia khawatir jagoannya tidak terpilih, seakan-akan Tuhan akan kehilangan pemujaNya.
Jika dibaca dari perspektif lain, do’a Neno tadi boleh dianggap sebagai menuding para pemilih Jokowi adalah kumpulan pengingkar Tuhan, dan merupakan pengecualian dari bagian kelompoknya yang rajin menyembah Tuhan.
Meskipun tidak secara vulgar disebutkan, sejatinya ungkapan-ungkapan para pendo’a buruk tadi adalah ekspresi kebohongan dalam bentuk tersembunyi. Coba kita resapi, ketika mereka menafikkan hal-hal baik dan positif pada siapapun yang tidak sepaham dengannya, berarti telah menisbatkan dirinya secara mutlak sebagai paling baik. Sayangnya jika dilihat secara praktis, siapakah yang lebih pantas dinilai baik, si pengucap do’a buruk kah? Tentu saja kita sepakat bahwa bukan itu jawabannya.
Kalau saja nalar mereka cukup baik, kita yakin do’a-do’a seburuk itu tak bakalan terlontar dari mulut mereka. Kesimpulannya, hanya karena sikap putus asa dan frustrasi yang menjadi-jadi sehingga terlontar kata-kata tak layak seperti itu.
Karena sasaran mereka adalah para pendukung dan kalau mungkin massa mengambang yang cenderung mendukungnya, perlu juga kita ajukan pertanyaan, apakah dengan berdo’a secara salah kaprah itu akan otomatis menarik dukungan lebih besar kepadanya? Seharusnya mereka menilai ucapannya sendiri sebelum melontarkannya kepada publik. Itu pun jika mereka masih memiliki nalar positif.
Semakin paniklah ketika faktanya kinerja pemerintah yang mati-matian mereka tentang, semakin baik dan semakin mendapatkan dukungan, baik dari dalam maupun luar negeri. Sebagai manusia biasa yang punya rasa benci, niscaya kebencian mereka akan semakin memuncak pula. Sebabnya adalah harapannya yang tak kunjung terkabul.
Jika keinginan yang semakin membumbung, namun justru semakin jauh dari kenyataan, berpotensi mengalirkan energi negatif, misalnya penyakit yang dipicu oleh rasa kecewa dan marah berlebihan. Kecuali jika semua manuvernya hanyalah berupa dramatisasi dari isu politik semata.
Bisa juga kita perhatikan bagian dari para pendo’a buruk tadi, yang alih-alih mengaminkan namun semakin lama suaranya semakin berkurang. Apakah diamnya tokoh-tokoh semisal DS atau GN selepas komunitas KAMI bentukan mereka, tak mendapat respon yang cukup, merupakan pertanda layunya kelompok ini?
Atau barangkali mereka tak terlalu antusias dengan manuver para pendukungnya yang beramai-ramai melontarkan do’a buruk bagi pemimpinnya sendiri. Mereka mungkin berandai-andai, jangan-jangan mereka pun akan melakukan hal yang sama, jika pada waktunya nanti tampil di atas. Sementara untuk mencapai kinerja seperti yang digapai Jokowi, dirinya belum tentu mampu, maka potensi untuk mendapatkan do’a buruk yang sama, tentu sangat tinggi. Di sinilah letak kontradiksi si pengucap do’a buruk. Jangankan menghasilkan hal positif, bahkan lebih runyam lagi, mereka bisa kehilangan dukungan baik cepat maupun lambat.
Bandingkan jika mereka segera berbalik arah, namun syaratnya perlu niat tulus dan didasari keikhlasan sejati, bahwa sejauh pemerintah mendapat pengakuan yang luas, turunkan saja rasa marah dan kecewa itu. Karena jika kemarahan itu terus dipertahankan, sakitnya akan semakin tak tertahankan.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/siratkan-tumpulnya-pendoa-buruk-kinerja-jokowi-C0rdfCwsDr
Politisi Demokrat ini Bilang, Jika Negeri Mau Selamat Turunkan Pemimpinnya
Kualitas seperti apa yang dapat mendefinisikan seorang pemimpin? Menjadi seorang pemimpin berarti harus siap untuk menjadi pengayom. Pemimpin yang baik harus bisa bertanggung jawab dalam hal apapun dan berani untuk mengambil resiko.
Sebagian besar dari kita membayangkan seorang pemimpin yang baik adalah sebagai seseorang yang menginspirasi untuk orang lain. Selain itu, seorang pemimpin juga memahami sifat manusia dan mengambil semua keuntungan dari pemahaman ini secara positif.
Kita sering mencari jawaban atas pertanyaan: Apakah seorang pemimpin dilahirkan seperti ini? Mungkin beberapa orang percaya bahwa pemimpin yang sejati dilahirkan secara alami dimana kriteria seperti memiliki kharisma, menginspirasi, dan berpengaruh ada di dalam dirinya.
Namun, jiwa pemimpin di dalam diri setiap orang harus diasah, dibangun, dan dikembangkan. Pengembangan keterampilan kepemimpinan membutuhkan waktu dan usaha. Tanpa kerja bertahap, seseorang yang sejak awal tidak kuat menjadi pemimpin, tidak mungkin menjadi pemimpin yang berhasil. Jadi, kualitas mana yang harus ditingkatkan dan dikembangkan?
Kualitas yang paling penting adalah kepercayaan diri, berintegritas, jujur dan tanggung jawab. Seorang pemimpin yang baik melakukan segala sesuatu dengan penuh percaya diri dan mendorong kepercayaan ini pada orang lain.
Dalam hal ini, saya berpendapat bahwa Jokowi masuk dalam kriteria ini. Jokowi adalah seorang pemimpin yang bersih dan berintegritas. Walaupun tidak sempurna tetapi setidaknya beliau masih ideal sebagai pemimpin yang baik dibanding dengan SBY dan Anies Baswedan, misalnya.
Baru-baru ini Politisi Partai Demokrat, Benny Kabur Harman memberikan penyampaian tentang kepemimpinan. Ia mendapatkan pelajaran dari almarhum Profesor Sahetapy sekitar dua puluh empat tahun yang silam tepatnya 1997. Ia pernah menanyakan kepada diri Profesor mengenai apa solusi terbaik untuk memperbaiki negeri ini. Dalam penjelasan sang Profesor, Benny mempelajari bahwa untuk memperbaiki negeri yang terlanjur ‘buruk’, maka pemimpinnya perlu diturunkan agar negeri bisa selamat.
Lalu konteks pertanyaan Benny kala itu dengan masa sekarang korelasinya apa, coba? Benny menanyakan hal kepemimpinan tahun 1997 di saat Indonesia masih dipimpin oleh rezim Orde Baru, Soeharto. Sangat jelas dan tepat pernyataan Profesor Sahetapy pada saat Indonesia mempunyai pemimpin yang ‘bobrok' seperti Soeharto.
Tahun 1997 silam merupakan masa suram dimana negara jatuh dalam krisis moneter. Panasnya suhu politik kala itu dipicu karena ketidakbecusan Soeharto mengelola negeri ini, sehingga rakyat menuntut Soeharto untuk lengser dari jabatannya.
Jika Benny masih memakai pertanyaan itu untuk menyindir Jokowi, rasanya tidak tepat sasaran. Kepemimpinan Soeharto dibanding dengan Jokowi sangat jauh berbeda. Begitu pula jika kita membandingkan era SBY dan Jokowi sangat mencolok perbedaannya.
Jadi menurut saya, pertanyaan Benny Kabur Harman terhadap Profesor Sahetapy mengenai pemimpin buruk sangat tepat bila dihubungkan dengan AHY yang memimpin di Partai Demokrat. Sebagai Ketua Umum partai, AHY dinilai sangat buruk memimpin kader-kadernya sehingga terjadi perpecahan di internal partai.
Sebelum bicara menyelamatkan negeri, coba lihat ke partai sendiri, apakah kondisinya baik-baik saja? Tentu tidak, Bambang! Terjadinya perpecahan di Partai Demokrat dikarenakan pemimpinnya yang ‘buruk.’ Jika demikian, pemimpin di partai tersebut harus diturunkan, dalam hal ini AHY sebagai Ketum harus dilengserkan agar partai selamat.
Sindiran Benny ke Jokowi pun tidak berdasar. Banyak survey mengenai kinerja dalam kepemimpinan Jokowi telah menunjukkan hasil yang cukup memuaskan.
Seharusnya Benny menyindir AHY dan bertanya kepada dia kenapa PD kini ada 2 kubu dan bagaimana menyelamatkannya? Jawabannya pasti pemimpinnya yang salah! Dan jalan satu-satunya turunkan pemimpinnya agar PD bisa selamat.
Saya masih heran saja dengan kelakuan para kader Demokrat. Mereka selalu menyerang pemerintah, tapi akhirnya sering menampar muka sendiri. Seharusnya mereka berkaca diri sebelum mengkritisi pemerintah. Apa yang mereka lempar ke publik, jatuhnya akan dilempar kembali dan mengenai wajah sendiri. Itulah manuver politik Demokrat yang kita bisa sebut politik ‘menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri.'
Selain manuver politik dengan bermain drama, baper, dan caper, Partai Demokrat juga sering memainkan politik ‘buruk rupa cermin dibelah.’ Sungguh prihatin dengan manuver politik mereka.
Jadi kesimpulannya, mengatakan Jokowi adalah pemimpin buruk yang harus diturunkan adalah sebuah kesalahan besar. Saat ini Indonesia masih mencari figur seorang pemimpin di masa depan yang memiliki kemiripan memimpin seperti Jokowi.
Apakah kita rela negeri ini dipimpin oleh anak mantan presiden yang telah banyak membuat pembangunan mangkrak?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/politisi-demokrat-ini-bilang-jika-negeri-ini-mau-bCLZfOs6ST
Didu Curigai Intel Menyamar Abang Bakso, Siapa Tahu Malaikat Jibril
Dulu saat masih di bangku kuliah saya ada seorang teman yang paranoidnya luar biasa. Setiap kali ada orang asing yang ia tak kenal main ke kos ketakutan buru-buru sembunyi, terkadang lebih aneh lagi tabiatnya, secara tiba-tiba ia tutup telinga dan merunduk.
Melihat itu saya pun menanyakan kenapa. Meskipun saya tahu perubahan diperilakunya tersebut, karena pengaruh obat tertentu yang sedang trend di masa itu. Dia biasanya akan dijawab tak apa-apa.
Tapi karena seringnya ditanya, ia pun akhirnya menjawab sepeda motor yang sedang terparkir di garasi seolah-olah akan meledak. Terang saja jawaban itu membuat kami terbahak. Kemudian orang asing yang tidak ia kenal dicurigai sebagai aparat kepolisian yang menyamar jadi mahasiswa.
Padahal orang asing yang ia maksudkan teman dari fakultas lain yang tak ia kenal. Usut punya usut seperti dugaanku, si teman ini kerap menggunakan obat-obatan terlarang sehingga suka halu tingkat tinggi. Begitulah sekelumit cerita seorang teman yang kalau paranoidnya sedang kumat bikin bahan tertawaan.
Tapi alhamdulillah sekarang sih sudah tidak lagi. Itu sudah belasan tahun yang lalu. Masa anak-anak muda yang penuh dengan gejolak fase coba-coba.
Lantas apa hubungannya dengan judul artikel di atas? Ya, tak ada saya hanya berbagi cerita jika tingkat paranoid itu bisa disebabkan banyak hal. Salah satunya bisa karena pengaruh obat. Atau bisa juga karena telah melakukan perbuatan buruk atau tindakan kejahatan sehingga menimbulkan rasa ketakutan. Sehingga kadang tanpa sadar memprotec diri mereka sedemikian rupa.
Dan yang terjadi para diri Said Didu mantan pejabat BUMN yang dipecat ini karena apa? Sehingga tukang bakso yang mangkal di depan rumahnya dicurigai sebagai intel. Sampai-sampai narasinya ia tuliskan di twitter. Tanya-tanya ke tukang bakso kemudian menyimpulkan sendiri hanya karena melihat si tukang bakso yang tak biasa mangkal jadi mangkal dan juga melihat dagangannya yang masih banyak tapi gak keliling.
Dari sana si Said Didu ini kemudian berani mengambil kesimpulan jika si tukang bakso ini seorang intel. Memang kalau dipikir-pikir orang yang paranoid itu bikin geli nalar dan akal orang waras.
Duh, Didu Didu saya rasa intel tak sebodoh itu juga kali. Saya jadi ngeh ketika Kaesang singgung keberadaan para pedagang di sekitaran studio podcast Deddy Corbuzier sebagai intel yang nyamar. Rupanya sindir Said Didu si tua yang caper ini to.
Lagi pula memangnya si Said Didu ini siapa sih? Seolah orang paling penting dan perlu diawasi gerak-geriknya oleh aparat? Apakah dia salah satu pemegang kunci rahasia negara? Atau apa? Jika bersih mengapa harus risih sih? Jika tak bersalah mengapa harus resah?
Sedikit-sedikit curhat ke akun media sosial mirip anak ABG yang sedang butuh perhatian orang saja. Dari sini saja kita jadi maklum mengapa jenis pribadi semacam Didu ini gak kepakai di BUMN era Erick Thohir.
Konon Said Didu dipecat karena terlalu banyak selisih paham dengan para pemegang saham. Atau dengan kata lain (mungkin) banyak bacot atau apalah istilahnya.
Said Didu, Rocky Gerung, Refly Harun dan sejenisnya adalah manusia sejenis yang memiliki ceruk pasar para simpatisan oposisi atau dengan kata lain pengikutnya rata-rata diisi oleh para pembenci pemerintah atau Jokowi.
Maka tak keliru jika kelompok yang tak punya jabatan di pemerintahan dan tak jelas juga pekerjaannya ini mengggunakan akun sosial medianya sebagai cara untuk mengekspresikan diri.
Melalui media inilah mereka merasa diperhatikan oleh komentar-komentar dari para simpatisannya. Puja puji kerap mengalir dari mereka. Apalagi kalau sedang mengkritik kebijakan pemerintah atau Jokowi dijamin euforia serta nuansa glorifikasi membahana.
Nah, di titik itulah penghormatan mereka dapatkan. Padahal semua itu hanyalah semu semata. Sehari dua hari status atau cuitan mereka akan dilupakan orang. Lantas karena sudah ketagihan maka mereka akan berusaha mencari-cari yang dapat untuk menaikkan tensi dan sensasi rasa dihargai. Menjijikkan memang caranya.
Besok kalau ada pengemis di depan rumahnya bisa jadi akan ditanya-tanya lalu membuat kesimpulan intelnya sekarang nyamar jadi peminta-minta. Atau mungkin ada pedagang apa lagi terus dicurigai macam-macam.
Du Didu, saran saja nih kalau ada pedagang itu dibeli atau borong sekalian dagangannya dibantu itu sedang jihad untuk anak istri, jangan cuma ditanya doang, apalagi dicurigai yang macam-macam. Eh, siapa tahu ding diantaranya itu malaikat Jibril yang sedang menyamar
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/didu-curigai-intel-menyamar-abang-bakso-siapa-A5kllyce2N
Besan SBY Ungkit Kembali Pembangunan Jembatan Selat Sunda, Bukan Prioritas!
Salah satu mega proyek impian, yakni Jembatan Selat Sunda (JSS) tengah kembali disorot publik ketika Menko Perekonomian era SBY, Hatta Rajasa menyinggung soal itu.
Hal ini menjadi perbincangan publik karena dengan keberadaan JSS memegang peran penting sebagai penghubung antara Pulau Sumatera dan Jawa. Yang lebih utama dapat mendukung keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
Hatta menjelaskan bahwa proyek di kawasan tersebut sangat strategis karena bisa menjadi penghubung logistik dua pulau yang kadang kala tersendat dalam pendistribusian. Hal ini lantaran terbatasnya sarana penyeberangan pada kedua pulau.
Selain itu, besan SBY ini mengungkapkan potensi dari Tol Trans Sumatera akan berjalan optimal jika pembangunan JSS direalisasikan. Alasannya, keberadaan JSS akan mendorong migrasi industri di Jawa yang padat dan beralih ke Sumatera yang akan berdampak tumbuhnya kawasan ekonomi baru. Artinya, dapat mengatasi ketimpangan spasial antara wilayah.
Proyek infrastruktur JSS menurut saya sangat bagus manfaatnya apabila dibangun. Tidak hanya sekedar menghubungkan kedua pulau, tetapi proyek ini bisa berdampak pada sektor ekonomi, industri, pariwisata, dan seterusnya. Namun perlu diperhitungkan dengan adanya dampak lain yang bisa merugikan.
Sebagai catatan, mega proyek ini akan menelan biaya sebesar Rp 225 triliun untuk mendirikan kawasan strategis serta membangun infrastruktur jembatan sepanjang 27,4 km. Bagi saya tidaklah mudah untuk membuat jembatan sepanjang itu.
Pertimbangannya adalah letak geografis Selat Sunda yang sangat rawan bencana karena dekat dengan anak Gunung Krakatau. Anak gunung api vulkanik ini masih aktif sehingga sering terjadi guncangan bawah laut yang dapat menimbulkan dampak fondasi bangunan cepat atau lambat.. Bahkan bisa saja anak gunung ini menimbulkan gempa tektonik dan bahkan tsunami.
Dari pertama kali proyek ini dicanangkan di rezim SBY, saya sangat tidak setuju dalam pembangunan jembatan ini. Karena selain letak yang tidak memungkinkan, potensi korupsi di jaman SBY kala itu sangat besar. Apalagi proyek ini melibatkan Pemprov Banten yang sudah menjadi rahasia umum bahwa dinasti Gubernur Banten terkenal dengan korupsinya.
Jangan sampai mega proyek ini gagal dan mangkrak dan menyisakan tiang-tiang pancang di laut Selat Sunda. Itu sama saja membuang uang dan memperkaya sekelompok orang untuk menggarong anggaran tersebut.
Beruntung di pemerintahan Jokowi mimpi pembangunan JSS dikubur dalam-dalam. Pasalnya, anggaran akan membengkak karena banyaknya pembebasan lahan yang akan dipakai untuk proyek di Kawasan Strategis tersebut.
Dalam pandangan saya, kita belum bisa memikirkan teknologi yang pas dalam pembangunan JSS. Pastinya akan memerlukan dana yang super besar untuk mengkaji mulai dari struktur geologi, teknologi bahan material konstruksi, dan lain sebagainya.
Ini akan membuat anggaran yang dikeluarkan akan sia-sia apabila perencanaan pembangunan berhenti di tengah jalan. Lebih baik pemerintah fokus memperbaiki sistem yang sudah ada secara menyeluruhl. Renovasi dan perluasan pelabuhan kedua pulau bisa di maksimalkan. Pun dengan peremajaan kapal-kapal Ferry maupun penambahan kapal baru yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi waktu.
Keinginan Hatta Rajasa untuk membangkitkan kembali mega proyek ini hanyalah sebuah proyek mimpi. Tidak perlu diangkat kembali proyek tersebut, karena keputusan Jokowi sudah tepat untuk menghentikan rencana pembangunan JSS.
Lebih baik anggaran bisa dialokasikan untuk infrastruktur di daerah lain. Infrastruktur jalan, bendungan, pelabuhan, bandara dan lainnya bisa dibangun untuk pulau-pulau lain ketimbang hanya fokus pada satu infrastruktur seperti JSS. Sebab pembangunan JSS pada saat ini tidaklah menjadi prioritas.
Hatta tidak tahu prioritas pembangunan di negeri ini. Masih banyak daerah yang membutuhkan pembangunan infrastruktur yang layak dan paling dibutuhkan bagi masyarakat terutama di daerah perbatasan.
Kita tidak mau proyek ini mangkrak seperti era SBY. Jika dana 200-an triliun hanya untuk membangun jembatan dan Kawasan Strategis di sekitarnya. Alangkah baiknya dana itu dipakai untuk pembangunan Ibukota baru.
Jangan sampai isu mega proyek yang diangkat oleh mertuanya Ibas Yudhoyono ini menjadi jebakan Batman. Jangan sampai pula pemerintah terperangkap dengan meroketnya bjaya yang akhirnya mengesampingkan pembangunan yang lain.
Mengapa kita harus terpaku dengan rencana JSS, sementara ada cara lain yang lebih rendah cost-nya. Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara Maritim. Namun untuk menghubungkan pulau satu dengan yang lainnya tidak harus membangun jembatan. Pencanangan tol laut yang digagas oleh Jokowi bisa menjadi rujukan sebagai pengganti JSS.
Artinya, maksimalkan laut sebagai infrastruktur alami untuk migrasi barang dan jasa. Penggunaan kapal-kapal laut masih bisa diandalkan.
Jadi, Hatta Rajasa hanya memikirkan jangka pendek apabila JSS dapat terealisasi. Ia tidak memikirkan dampak kerugian dalam jangka panjang yang dialami bila nekat membangun jembatan tersebut.
Karena bagi saya, membangun jembatan di atas laut yang melewati gunung berapi sangatlah berisiko. Apalagi Selat Sunda merupakan cincin api pertemuan lempeng bumi yang sewaktu-waktu akan merusak fondasi jembatan tersebut. Dan itu terbukti seringnya terjadi gempa di wilayah itu.
Jadi untuk Hatta Rajasa, teruslah bermimpi tapi jangan pernah mendesak Jokowi untuk merealisasikan rencana JSS. Karena Jokowi tahu mana yang lebih prioritas dan mana yang tidak.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/besan-sby-ungkit-kembali-pembangunan-jembatan-b167IZb7YB
Re-post by MigoBerita / Rabu/22092021/12.51Wita/Bjm