Migo Berita - Banjarmasin - Masih "Pantaskah" Jokowi jadi Calon Presiden !!!??? Pertanyaan ini mungkin Ada yang SETUJU dan ada yang TIDAK SETUJU dikemukakan, namun terlepas SUKA atau TIDAK SUKA dari pernyataan Pak Presiden Jokowi JELAS beliau sesuai konstitusi tidak ingin dan tidak akan mungkin menjadi Presiden untuk ketiga kalinya. KECUALI...... iya Kecuali seluruh masyarakat Indonesia MENDESAK dan menghendakinya dengan cara konstitusi lewat perwakilan rakyat di DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) mengamandemen atau merubah aturan Undang-Undang, misalkan dengan mengizinkan khusus periode tahun 2024, maka Pak Jokowi bisa menjadi Calon Presiden Indonesia kembali. MELIHAT dari keterwakilan anggota DPR yang sekarang mayoritas adalah pendukung pemerintah, seharusnya ini bisa dilakukan, kalau memang MANFAAT yang diberikan oleh pak Jokowi bagi warga INDONESIA hingga bangsa NKRI ini lebih banyak ketimbang MUDHORAT nya. NAMUN, apakah ini bisa terwujud, sepertinya hanya TUHAN YME yang utama dan menyusul partisipasi warga Netizen +62 yang bisa mengabulkannya. Pemikiran ini hanya dapat hinggap dihati dan otak orang yang bersih, kalau memang calon kandidat penerus Pak Jokowi masih belum ada yang siap. Kita lihat saja nanti tahun 2024, serta bagaimana DPR(D) berkehendak !!!
Kubu Oposisi Apa Ga Ada Yang Pinter?
Terus terang saya sering senyum sendiri kalau mendengar pernyataan para oposan. Karena kompak, seragam dan sama saja. Dari yang pernah jadi menteri, sampai yang ga pernah jadi santri tapi jadi ustad, bahasanya tuh mirip banget.
Mereka kerap bertanya “uang dari mana?” Atas semua kebijakan pemerintah.
Misal nih, pemerintah mau bangun jalan tol, bendungan, bandara, sampai yang terbaru ibu kota negara di Kalimantan.
Setelah pertanyaan uang dari mana, mereka berasumsi sendiri, oh dari hutang, cina dan seterusnya. Coba deh perhatiin, semuanya serupa.
Saya kadang mikir apakah mereka ini janjian atau ada grup WA untuk sama-sama bahas suatu isu dari sudut yang sudah ditentukan? Atau kah memang ini alamiah saja karena mereka yang jadi oposan otomatis setara, kalau ga mau disebut auto bego.
Karena begini, pertanyaan uang dari mana itu sejatinya ga relevan. Karena kita sudah punya menteri keuangan.
Selain itu, anggaran pemerintah setiap tahunnya mencapai ribuan triliun. Selama berpuluh tahun, selalu ada dan selalu habis terserap.
Jadi kalau menterinya ada, uangnya juga ada, kenapa masih kerap ditanya, uang dari mana?
Itu kan sama seperti seorang anak yang mau bayar iuran kuliah, lalu minta ke orang tuanya. Dan bukannya yakin dengan jawaban orang tua serta berterima kasih, malah nanya uang dari mana?
Yang lebih menyedihkan lagi adalah, mereka yang bertanya itu sebenarnya juga ga punya uang.
Mereka yang teriak protes kalau gedung di Jakarta nanti dibeli swasta, juga adalah orang yang tak paham cara uang bekerja. Makanya mereka berpikir prosesnya ribet karena harus beli, bayar dulu, baru bangun di Kalimantan.
Tapi ya itulah imajinasi orang yang emang ga bakat kaya. Memandang sesuatu dari sudut yang terlalu sederhana.
Padahal membangun ibu kota itu tak serumit yang dibayangkan, jika yang dipermasalahkan adalah uang.
Karena di Indonesia ini ada banyak orang kaya raya. Yang benar-benar kaya dan bukan hanya dapat label crazy saja.
Kalau mereka ditawari gedung kementerian di Jakarta, pasti ada yang bersedia. Misal di A mau beli, maka dia harus bangun kementerian yang sama di Kalimantan dengan spek yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Dengan metode seperti itu, praktis pemerintah jadi tak perlu keluar uang sama sekali. Malah pasti akan banyak kelebihan bayar karena biaya pembangunan dan selisih harga antara Kalimantan dan Jakarta masih cukup jauh.
Kalaupun nanti diprotes dan minta agar tidak dijual pun, tidak masalah. Karena angaran ibu kota negara ini juga sudah disiapkan oleh Sri Mulyani.
Saya juga heran kenapa ada yang mempertanyakan apakah ibu kota baru ini penting dan harus segera dikerjakan? Apakah pemerintah siap? Dan sebagainya. Itu kan pertanyaan mirip teman-teman kita yang heran kenapa kita bangun rumah? Hahah
Ibu kota itu ibarat rumah. Kebutuhan utama suatu negara. Jadi kalau ada yang menganggap ini belum terlalu penting dan mendesak, nampaknya mereka ga paham bagaimana kondisi Jakarta dan Indonesia.
Karena pada akhirnya ibu kota memang harus dipindah. Siapapun Presiden selanjutnya. Untuk keseimbangan ekonomi dan memecah konsentrasi. Agar urusan negara dan kota bisnis tidak dalam satu tempat.
Jadi kalau ada mantan Menteri yang bilang akan batalkan pembangunan ibu kota kalau dirinya jadi Presiden, itu seperti melawan kebutuhan negara. Meski di sisi lain saya jadi kepikiran, kenapa orang semacam itu bisa jadi menteri.
Tapi ya setidaknya kita jadi tahu bahwa untuk 2024 nanti, ternyata sudah ada orang yang berencana untuk membatalkan ibu kota baru. Sehingga kepada orang-orang ini, kita perlu tolak untuk segala posisi.
Kabar baiknya, nama yang saya maksud itu mustahil jadi Presiden. Bahkan mustahil bisa dicalonkan. Jadi kita tak perlu khawatir dengan ancaman-ancaman itu.
Selain itu, alasan pembatalan yang coba disampaikan ke masyarakat juga tidak logis. Alasannya karena ingin memberi subsidi. Padahal anggaran subsidi sudah ada dan sudah dilakukan. Mau ditambah berapapun mestinya tak akan sebanyak biaya pembangunan ibu kota.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kubu-oposisi-apa-ga-ada-yang-pinter-5xkIUQuwUI
Terima Kasih Presiden, Vaksin Booster Gratis Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, Masihkah Tak Mau?
Miris rasanya ketika beberapa hari ini masih bersewileran di media sosial kita video-video provokasi dan intimidasi dari pihak-pihak tak bertanggungjawab yang secara masif menyebarkan hoaks atau opini-opini yang menghasut rakyat agar tidak mau divaksinasi atau menerima vaksin, sebagai salah satu syarat penanggulangan pandemi Covid-19.
Video-video bernada hasutan dan ajakan agar tidak mau menerima vaksin menyebar dengan luas, disertai dengan kata-kata yang memang membuat kuping kita panas dan bagi masyarakat yang memang gampang menerima hasutan tanpa menggunakan akal dan budi yang sehat untuk memilahnya, bakal tak mau divaksinasi.
Padahal, demi kelancaran penanganan pandemi Covid-19 di tanah air, mau divaksin adalah syarat mutlak, namun bagi kelompok masyarakat tertentu yang sakit hati alias tidak suka dengan pemerintahan sekarang? Pastinya akan ‘ngotot’ nga bakalan mau disuntik vaksin, plus warga yang memang terlanjur ‘kadrun’ pasti juga tidak bakal mau divaksin walaupun itu katanya gratis..tis..tisss...
Jadi teringat dengan kejadian tahun lalu ketika pemerintah gencar-gencarnya melakukan vaksinasi massal untuk vaksin pertama dan kedua, namun banyak ditolak oleh rekan-rekan Guru. Kala itu ketika petugas dari puskesmas datang untuk melakukan vaksinasi di sekolah, tapi banyak guru yang tidak mau vaksin dengan alasan yang berbeda-beda.
Dan hingga mau akhir tahun, sekitaran Oktober sampai datang surat dari Inspektorat menanyakan siapa-siapa guru yang belum divaksin, dan akhirnya mereka mau divaksinasi, sebagai syarat terlaksananya Pembelajaran Tatap Muka di sekolah tersebut.
Vaksin bagaikan dilema memang dan itu dengan baik dimanfaatkan oleh kaum-kaum kadrun tak bertanggungjawab yang menyebarkan hoaks dan mengajak agar masyarakat tidak mau vaksin dengan narasi yang menakut-nakuti sehingga harapan agar semua mau divaksin dan kehidupan normal kembali jadi terhambat.
Pun dengan program Vaksin Booster penangkal Covid-19 yang digaung-gaungkan akan dimulai dari awal tahun ini. Pasti nanti banyak yang tidak akan mau divaksin, karena rakyat masih banyak yang percaya begitu saja dan dibodoh-bodohi oleh isu hoaks yang disebarkan oleh pihak tak bertanggungjawab.
Padahal, vaksin booster ini telah resmi digratiskan oleh Presiden Jokowi. Ya, Presiden Jokowi memastikan vaksinasi booster atau dosis ketiga untuk masyarakat Indonesia diberikan gratis alias tanpa pungutan biaya. Presiden Jokowi memastikan vaksinasi booster akan dimulai besok, Rabu, 12 Januari 2021 dan gratis bagi seluruh elemen masyarakat di tanah air.
"Saya telah memutuskan pemberian vaksin ketiga gratis bagi seluruh masyarakat Indonesia. karena sekali lagi keselamatan rakyat yang utama," ujar Presiden Jokowi dalam konferensi pers di Istana Negara seperti dikutip dari akun Youtube Setkab, Selasa, 11 Januari 2021.
Lansia dan Kelompok Rentan, Prioritas Utama
Tentunya kabar ini sangat menjadi kabar gembira bagi kita semua bukan? Ketika akan diberikan berbayar, maka masyarakat banyak yang enggan dengan dalih ada biayanya, sementara ketika gratis, apakah masih ada yang tidak mau divaksin?
Sementara pelaksanaan vaksin ketiga ini sangat urgen dan sifatnya keharusan karena ini adalah pelengkap dari vaksin pertama dan kedua agar tubuh semakin kebal dengan virus Covid-19 ini.
Dan ketika mendapatkan kabar gembira akan digratiskannya pemberian vaksin ketiga ini, di beberapa grup Whatsapp saya banyak diskusi yang tersebar hangat membicarakan gimana mendapatkan vaksin booster ini. Teman langsung banyak yang share tata cara cek e-tiket vaksin booster Covid-19.
-
Log in ke dalam aplikasi pedulilindungi.
-
Klik gambar orang di bagian kiri atas dan akan muncul identitas nama dan no handphone beserta berbagai pilihan.
-
Pilih dan klik "riwayat vaksinasi dan tiket".
-
Pilih nama orang yang akan dicek tiket vaksinnya. Klik nama orang tersebut.
-
Akan muncul tiket vaksinasi mulai dari tiket vaksinasi pertama sampai dengan ketiga jika sudah terbit tiket vaksinnya.
-
Untuk mengecek apakah tiket vaksin tersebut sudah selesai digunakan atau belum, maka kembali ke halaman depan.
-
Klik fitur gambar sertifikat vaksin dan akan keluar seluruh sertifikat vaksin sesuai dengan tiket vaksin yang sudah digunakan.
Dan ternyata, vaksinasi ini yang jadi prioritas pertama dan utama adalah kelompok lansia dan rentan dengan penyakit tertentu. Tujuannya utamanya tentunya untuk meningkatkan kekebalan tubuh masyarakat, mengingat virus covid yang terus bermutasi.
Menurut Presiden Jokowi, sudah ada 21 juta sasaran di bulan Januari ini yang masuk kategori Lansia dan Kelompok Rentan untuk menerima vaksin booster. Terkait jenis vaksin yang digunakan untuk booster, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin penggunaan darurat atau emergency use (EUA) untuk 5 jenis vaksin. Kelima vaksin itu adalah vaksin Coronavac PT Bio Farma, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, Zifivax.
Sementara syarat pertama untuk mendapatkan vaksin booster ini tentunya sudah mendapatkan suntikan vaksin dosis kedua lebih dari 6 bulan sebelumnya. Kepala BPOM Penny K Lukito menyebut titer antibodi yang didapatkan warga pasca vaksinasi Covid-19 terpantau mengalami penurunan, sehingga dibutuhkan suntikan antigen baru melalui vaksinasi booster untuk memberikan perlindungan tambahan bagi tubuh agar benar-benar kebal terhadap Covid-19 yang terus bermutasi.
“Data imunogenisitas dari pengamatan hasil uji klinik dari semua vaksin Covid-19 menunjukkan adanya penurunan kadar antibodi yang significantly menurun sampai di bawah 30 persen, terjadi setelah 6 bulan pemberian vaksin primer yang lengkap," kata Penny K Lukito dalam konferensi pers, Senin, 10 Januari 2021.
Harapan saya, semoga mama cepat sembuh agar bisa mendapatkan suntikan vaksin booster, itulah prioritas saya ketika ditanya siapakah orang prioritas di rumahmu yang didaftarkan terlebih dahulu mendapatkan vaksin booster? Ya Mama saya...
Dan tentunya saya dan isteri prioritas kedua agar tidak terkena pandemi yang virusnya selalu bermutasi hingga menjadi Omicron seperti sekarang yang menyebar luas.
Terima kasih Presiden Jokowi, Vaksin Booster akhirnya digratiskan...semoga rakyatmu sehat-sehat..pun Bapak sehat selalu...
Sumber Utama : https://seword.com/motivasi/terima-kasih-presiden-vaksin-booster-gratis-bagi-mesSHkVzNS
Waduh! Pembalap MotoGP Terancam Tidak Balapan di Mandalika?
Waduh, saya jadi khawatir ini, jangan sampai gara-gara Joko Widodo, pembalap Moto GP internasional tidak mau balapan di Mandalika. Kita tahu padahal sirkuit Mandalika ini adalah satu-satunya sirkuit bertaraf internasional yang dibangun di Indonesia oleh Presiden Joko Widodo dan rekan-rekan.
Padahal tiket sudah habis dan ludes dibeli oleh para penonton dengan harga yang mahal, sebelum sirkuit itu dilintasi para pembalap MotoGP. Nggak kayak Anies Baswedan Formula E belum jadi, anggaran sudah ludes. Si bodoh itu. Tapi kenapa pembalap tidak mau balapan di Mandalika?
Coba lihat saja NTB, Nusa Tenggara Barat dengan segala keindahannya, bikin mager. Gile. Satu pembalap sudah mulai posting di Twitter bahwa begitu nyamannya dia di Mandalika. Dengan Vitamin Sea dan juga Vitamin D yang datang dari angin laut dan juga matahari tropis.
Begitu indah dan begitu menyenangkan mereka bisa berjemur di sana, yang lebih bagus dari NTB tidak banyak. Dan itu pun ada di Indonesia. Semua bisa menikmati dan dilayani dengan profesional. Pelayanan kepada para pembalap juga sangat baik dan mereka bisa begitu nyaman.
Ada pembalap bahkan yang kelepek-kelepek posting di Instagram, Twitter dan lain-lain, menyatakan keindahan Indonesia. Semangat mouth to mouth dari para pembalap ini tentu sangat memberikan influence kepada rekan-rekan sejawatnya di dunia internasional.
Pengakuan internasional ini menghancurkan kesombongan dan kebodohan dari Anies Baswedan dan juga orang-orang Gerindra soal hal Mandalika yang dianggap nggak bagus. Orang-orang pendukung Anies ini tahunya kebencian dan kebencian saja. Mereka nggak bisa leyeh-leyeh sedikit.
Kita melihat bagaimana Joko Widodo memastikan jajaran kementerian dan para bawahannya unutk bekerja dengan serius memberikan dampak positif bagi dunia, melalui Indonesia. Indonesia diurus oleh pemimpin yang benar, bukan pemimpin yang hanya jago bikin Hambalang.
Dibandingkan dengan pemimpin sebelumnya, Joko Widodo benar-benar mengedepankan ke-Indonesiaan Indonesia. Nggak kayak Soeharto yang mengeruk Indonesia dan sangat Jawa-Sentris. Joko Widodo adalah seorang penyihir yang benar-benar memikirkan kemajuan satu Indonesia.
Keseluruhan Indonesia dipikirkan. Salah satunya adalah Sirkuit Internasional di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Sirkuit MotoGP dibangun dengan anggaran yang hemat, namun tidak main-main kualitasnya. Sekarang Mandalika menjadi objek dunia.
Mandalika menjadi satu lagi tambahan saksi bisu soal kemajuan Indonesia di mata internasional. Beberapa torehan Indonesia di dunia Internasional sebelum-sebelumnya juga sudah ada banyak. Jokowi jadi pemimpin G20, membuat pasar global kejang-kejang dengan larangan ekspor bahan baku.
Joko Widodo juga jadi pemimpin yang bisa membangun citra Asia di Asian Games, kemudian lanjut lagi di Mandalika. Sangat jarang seorang pemimpin di dua periode bisa membuat Indonesia bisa berkali-kali mengagetkan dunia ini. Semoga saja negara ini semakin baik dengan Joko Widodo.
Kembali lagi ke Mandalika, saya jadi takut nih, para pembalap malah lupa untuk balapan, karena tersihir dengan keindahan alam dan nyamannya servis di NTB. Jangan bilang nanti mereka nggak mau balapan, karena tersihir juga dengan Vitamin Sea dan Vitamin D.
Mereka akan dihipnotis dengan keindahan alam di Indonesia yang dikemas dengan begitu baik oleh pelaksananya. Mereka akan melihat bagaimana buih-buih ombak berdebur-debur di pinggir pantai, sampai lupa waktu. Mereka ada di surga dunia bernama NTB.
Namun saya sih nggak harap mereka lupa sama tugas utamanya ya, yakni melakukan balapan. Jangan sampai karena mulusnya jalanan di Mandalika International Circuit, mereka malah ketiduran, Hahaha. Apakah saya terlalu mendeifikasikan pekerjaan Presiden Jokowi? Ya bisa dikatakan begitu.
Karena saya baru sadar selama kepemimpinan dari Suharto sampai sekarang, Joko Widodo terlalu baik untuk kita. Bahkan rakyat Indonesia nggak sadar, bahwa Jokowi ini pemimpin revolusioner. Too good to be true. Tapi benar-benar too good to be true. Fakta kok.
Semoga saja negara ini semakin maju di mata internasional. Biarkan anjing-anjing kurap menggonggong dan kadal-kadal gurun mendesis karena kepanasan melihat silaunya Indonesia yang melampaui Palestina, Yaman dan berbagai negara yang hancur karena isu agama. Selamat Pak Jokowi.
Semoga balapan lancar, pembalap nyaman dan negara ini bahagia.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/waduh-pembalap-motogp-terancam-tidak-balapan-di-jtyuYzYdtZ
Dulu Kawan Sekarang Nyerang Prabowo
Pemilihan Presiden makin dekat tinggal 2 tahunan lagi. Tanggal 14 Februari 2024 masyarakat Indonesia akan berbondong-bondong ke Tempat Pemungutan Suara (TPS), untuk menyalurkan aspirasinya. Hari itu masyarakat Indonesia akan memilih wakilnya di legislatif dan memilih tokoh untuk menduduki Capres dan Cawapres. Pada tahun 2024 nanti Insya Allah masyarakat Indonesia akan memiliki Presiden dan Wakil Presiden baru.
Figur sebagai kandidat kuat Capres telah bermunculan, berurutan dari yang terkuat yaitu Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Mereka merupakan langganan top survey dari berbagai lembaga survey.
Prabowo 3 kali ikut Pilpres. Satu kali maju sebagai Cawapres mendampingi Megawati, 2 kali sebagai Capres melawan Jokowi. Tapi sayang ketiganya tidak berhasil alias gagal. Pilpres 2019 lalu merupakan kontestasi paling seru dan ketat bagi Prabowo dan pasangannya Sandiaga Uno.
Prabowo telah melakukan segala upaya agar 2019 menjadi tahun emas bagi dirinya. Potensi dukungan dimanfaatkan oleh Prabowo agar dirinya mendapat suara sebanyak-banyaknya. Kondisi FPI dan Habib Riziq waktu itu dimanfaatkan betul oleh Prabowo untuk dijadikan dukungan kuat bagi dirinya.
Persaudaraan Alumni (PA) 212, Front Pembela Islam (FPI) yang sekarang sudah dibubarkan, dan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama mendukung sepenuh dan habis-habisan pada Prabowo waktu itu.
Tapi benar bahwa politik itu tidak ada yang abadi. Mirip lagu ya. Tahun 2019 kawan sekarang jadi musuh. Itu kira-kira yang terjadi. Karena pilihan politik setelah Pilpres 2019, Prabowo kini ditinggalkan oleh pendukung utamanya.
Sebagaimana diketahui Prabowo melakukan manuver di luar dugaan dan menggerkan masyarakat Indonesia serta perpolitikan tanah air. Dimulai dengan pertemuan penuh senyum di MRT Jakarta, Prabowo memutuskan bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju (KIM) Presiden Jokowi.
Pilihan politik Prabowo berakibat parah bagi para pendukungnya. PA 212, FPI, GNPF Ulama sangat kecewa. Walaupun bibir mereka bersilat lidah, berdiplomasi mengaku tidak kecewa, tapi tetap kekecewaan terlihat jelas dari raut wajah dan getaran suaranya.
Hasil berbagai lembaga survey, Prabowo sangat sering menjadi kandidat paling kuat jadi Capres. Partai Gerindra pun sudah menyatakan akan kembali mengajukan Prabowo Jadi Capres. Walaupun sampai saat ini Prabowo tidak pernah mengutarakan niatnya jadi Capres. Prabowo malah terus menunjukan kesetiannya terhadap Presiden Jokowi.
Niat Partai Gerindra untuk mendorong kembali Prabowo Subianti jadi Capres mendapat respon dari para pendukung utamanya di tahun 2019. Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212 Slamet Maarif tanggapi rencana pencalonan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres pada Pilpres 2024 mendatang.
Slamet Maarif mengatakan, Prabowo Subianto sebaiknya tak lagi mencalonkan diri sebagai capres pada Pilpres 2024. Slamet Maarif menyarankan agar Prabowo Subianto menjadi negarawan.
Rupanya rasa kesal dan amarah masih awet tersimpan di hati Maarif. Bahkan menurut Slamet Maarif, tidak dicalonkannya lagi Prabowo Subianto pada Pilpres 2024 membuktikan bahwa Partai Gerindra memiliki kaderisasi dan regenerasi yang bagus.
Dengan kata lain jika Prabowo dicalonkan kembali jadi Calon Presiden hal itu mengindikasikan bahwa Partai Gerindra kaderisasi dan regenerasinya buruk. Karenanya, ia menuturkan bahwa Indonesia membutuhkan pemimpin yang energik dan muda. Maarif menganggap 2024 saatnya yang muda yang memimpin.
Dengan kata lain, Maarif menyatakan bahwa Prabowo tidak pantas lagi nyalon jadi Capres karena sudah terlalu tua. Permasalahkan bangsa ini super banyak dan rumit, sehingga karena sudah dua Prabowo dikhawatirkan tidak akan sanggup menanganinya. Begitu kira-kira.
Mantan pendukung Prabowo lainnya, Ketua Gerakan Nasional Mengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Martak mengaku, pihaknya tidak pernah mendukung Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Tidak pernah katanya. Terus yang kemarin apa tuh?
Menurut Yusuf Martak, dukungan tersebut dilakukan semata-mata karena pihaknya ingin adanya pergantian kepemimpinan. Pasalnya, pihaknya merasakan banyak kekurangan di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tidak ada perubahannya.
Jadi kemarin itu mendukung apa tidak nih Pak Martak? Jadi bingung ane bacanya. Wkwkwk.
Meski begitu, Yusuf Martak mengaku GNPF Ulama belum menentukan arah dukungannya pada Pilpres 2024 mendatang. Ia mengatakan, pihaknya akan melihat kualitas dan komitmen kandidat terlebih dahulu.
Dengan kata lain, lihat-lihat dulu calonnya, takutnya ketipu lagi nih. Wkwkwk.
Begitulah politik. Dulu mendukung dan memuja bagaikan malaikat, sekarang menyerang, meledek bagaikan tak pernah kenal. Namanya juga politik.
Nyeruput air putih dulu. He..he…
Sumber Utama : https://seword.com/politik/dulu-kawan-sekarang-nyerang-prabowo-jtx1r0DdiR
Lupakan Formula E, Ayo Ramai-Ramai Berinvestasi di IKN Nusantara
Dimulainya pembangunan di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mulai menarik perhatian para investor dan pelaku usaha bidang konstruksi dan bangunan. Salah satunya PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP), yang dikabarkan akan segera terjun ke proyek bangunan, khususnya sektor pendidikan dan hunian.
Menurut lansiran laman Antara, rencana dari anak perusahaan PT Waskita Karya tersebut kabarnya sejalan dengan pengembangan produk prefabricated building yang dilakukan perusahaan itu, seperti diakui oleh Dirut WsBP Poerbayu Ratsunu berikut ini:
"Saat ini, kami sedang membidik proyek bangunan seperti bangunan di sektor pendidikan dan bangunan hunian baru di IKN Nusantara."
Rencana WSBP ini saya yakin akan diikuti dengan geliat para investor dan pelaku usaha lain untuk segera berbondong-bondong menyerbu IKN Nusantara, setidaknya dalam waktu lima tahun ke depan karena melihat potensi besar dari proyek strategis nasional yang diputuskan dengan sangat berani oleh Presiden Joko Widodo itu.Ini belum termasuk mereka yang berada di sekitar kawasan IKN, mulai dari Balikpapan, Samarinda, hingga Penajam Paser Utara, bahkan sangat mungkin dampaknya bisa sampai Kutai Kartanegara dan seluruh daerah di Pulau Kalimantan akan terasa sejak sekarang.
Seorang relasi yang sudah beberapa tahun bekerja sebagai General Manager (GM) di hotel bintang 4 di Balikpapan, yang belum lama ini berkesempatan menengok lokasi Titik Nol IKN bahkan sudah memantapkan hati untuk tetap stay di sana (semula ada rencana kembali ke Jawa untuk memimpin hotel baru yang masih satu grup), tentu alasannya karena ada banyak hal menjanjikan akan tersaji begitu IKN terbentuk dan siap untuk dipakai sesuai rencana awal sebagai pusat pemerintahan.
Para kadruners dan kaum oposisi silakan saja kalau mau terua beropini dan menentang kebijakan bagus ini, tapi yang jelas semua rencana terkait IKN sudah disepakati pemerintah dan DPR, sudah ada aturan resminya menurut undang-undang dan tak semudah itu membatalkannya, Ferguso!
Pilih IKN atau Formula E?
Pertanyaan ini mendadak muncul saat hampir bersamaan membaca progress rencana pemindahan IKN dari Jakarta dan proyek ambisius bernama Formula E, yang kita tahu bersama pemenang tendernya baru saja diumumkan oleh PT Jakpro, yang masih bagian dari pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta.
Para investor yang kabarnya dahulu disebut akan mengantre, sampai hari ini masih belum menampakkan batang hidungnya, mungkin karena tidak berminat jika melihat potensi masalah yang bisa saja mereka hadapi kalau sampai nekat mengambil proyek ini lewat tender kemarin.
Saya kalau punya usaha jasa konstruksi pun akan berpikir seribu kali untuk ikutan berebut tender pembangunan sirkuit Formula E. Apalagi dalam waktu bersamaan ada proyek IKN Nusantara yang jauh lebih potensial dan praktis juga lebih aman.
Ibarat kata, sambil merem pun saya akan pilih IKN Nusantara, sambil berpikir dan mencari tahu segala macam potensinya agar bisa membidik ke arah yang tepat di kawasan IKN Nusantara. Apalagi sekarang euforia masyarakat sedang terbangun, bahkan akan semakin kuat menuju 2024, dimana ditargetkan Presiden 2024 dan sedikitnya 20 persen ASN akan bertugas di IKN Nusantara.
Kalau ada peluang dan kondisi memungkinkan, saya pun siap memboyong keluarga untuk berkarya dan berpindah ke sana. Minat yang jauh lebih kuat daripada sekiranya ditawari pindah untuk bekerja di Jakarta, khususnya sejak 2017 yang mengawali black list saya terhadap DKI Jakarta, minimal sampai Oktober 2022 nanti.
Membandingkan potensi investasi di proyek Formula E dengan IKN Nusantara, rasanya hanya orang yang nekat dan mungkin terlalu lugu, naif, dan agak kurang sehat kondisinya yang tetap mau berinvestasi ke pembangunan sirkuit Formula E, lha wong elit PT Jakpro saja sudah beberapa kali ada yang mengundurkan diri kok.
Kalau Formula E benar-benar berpotensi bagus, juga menguntungkan dan tidak menakutkan (karena ada potensi kasus hukum kalau sampai Formula E gagal digelar), kenapa mereka harus mundur, seperti kawanan semut yang menjauhi gula? Pasti karena mereka sudah mencium ada ketidakberesan di sana, bukan?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/lupakan-formula-e-ayo-ramai-ramai-berinvestasi-di-7YDcUL7X0s
Prabowo Nyapres Lagi! Tidak Perlu Khawatir karena Belum Tentu Menang, Berikut Alasannya
Ketua umum Partai Gerindra, Prabowo digadang-gadang bakal maju lagi di Pilpres 2024 mendatang.
Seperti yang dikatakan oleh Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, Kader Gerindra hanya akan mendukung Prabowo sebagai Capres 2024. Tidak ada nama lain.
Termasuk Sandiaga Uno yang banyak didukung oleh Forum Ijtima Ulama, dengan tegas Muzani mengatakan tidak akan direkomendasikan oleh Gerindra.
Artinya apa? Kalau Menteri Pariwisata itu serius mau Nyapres, mau tidak mau harus dia pindah partai.
Bisa ke PKS, PAN atau partai lain.
Sementara, Gerindra Jatim juga sudah menyampaikan komitmennya untuk bisa memenangkan Prabowo pada Pilpres 2024 mendatang.
"Antusiasme untuk membawa panji-panji Partai Gerindra penting, lebih penting lagi fokus kita untuk mengantarkan Bapak Prabowo Subianto (menjadi presiden). Itu yang terpenting," ujar Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad dengan nada penuh semangat.
Pada intinya semua kader Gerindra ingin Prabowo jadi presiden. Karena dengan begitu, akan banyak kemudahan-kemudahan yang didapatkan oleh Partai Gerindra. termasuk mendapat jatah menteri yang lebih banyak dari sekarang.
Hanya Sandiaga Uno doang kader Gerindra yang tidak ingin Prabowo jadi presiden. Karena dia juga ingin jabatan itu.
-o0o-
Dan Om Prab mau bertarung lagi di Pilpres ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan. Serta kader Gerindra beserta pendukungnya juga tidak usah jumawa.
Karena kenapa?
Belum tentu menang juga.
Berikut penulis coba sampaikan beberapa alasan kenapa Prabowo belum tentu menang jika ikut berlaga di Pilpres 2024 mendatang. Meskipun lawan terkuatnya Jokowi sudah tidak ikut kontestasi lagi?
1. Orang sudah bosan melihat muka-nya
"Dia lagi, dia lagi". Demikian yang ada di benak netizen pasca tahu Prabowo akan Nyapres lagi.
Sebagaimana kita ketahui bahwa selama 3 kali Pilpres, Ketua umum Partai Gerindra itu tidak pernah sekalipun absen ikut kontestasi memperebutkan kursi RI-1 dan RI-2 tersebut.
Di Pilpres 2009, Prabowo jadi Cawapres. Berpasangan dengan Megawati. Kalah
Di Pilpres 2014, Prabowo jadi Capres. Berpasangan dengan Hatta Rajasa. Kalah
Di Pilpres 2019, Prabowo jadi Capres. Berpasangan dengan Sandiaga Uno. Kalah juga
Ikut Pilpres terus tapi kalah melulu. Hehehe
Pertanyaannya, apa gak bosan lihat mantan suami Titiek Soeharto itu Nyapres?
Gantian doang. Kasih kesempatan sama yang lain.
Dan kalau orang sudah bosan melihat mukanya, tentu sudah bisa dipastikan tidak akan memilih bos Fadli Zon itu.
2. Terlanjur dicap merangkul kelompok intoleran tapi dibenci Kadrun
Sebagaimana kita ketahui bahwa dua kali Pilpres, 2014 dan 2019 Prabowo selalu merangkul FPI.
Yang kita tahu sendiri bahwa FPI ini merupakan Ormas intoleran yang suka main hakim sendiri. Serta doyan melakukan tindak kekerasan terhadap kelompok-kelompok yang tidak disukainya.
Seperti warga Ahmadiyah pernah menjadi korban kekerasan Laskar FPI.
Begitupun dengan kelompok Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (AKBB) pernah menjadi korban penyerangan pengikut Rizieq itu. Padahal sebagian besar pesertanya adalah ibu-ibu dan anak-anak.
Dan bisa dibilang masyarakat sudah trauma dengan kelakuan FPI ini. Kalau bisa, jangan nian mereka sampai berkuasa .
Sehingga, ketika mereka coba bercokol pada Prabowo, orang pun otomatis enggan memilih mantan menantu Soeharto itu menjadi presiden.
Karena kalau Prabowo jadi presiden, sudah bisa dipastikan FPI akan semakin leluasa melakukan aksi bejatnya, main hakim sendiri tersebut.
Namun di sisi lain, sekarang pasukan Kadrun juga benci kepada Prabowo. Yang disebabkan oleh Om Prab mau menjadi menteri Jokowi.
Bahkan, Ketua PA 212 Slamet Maarif pernah mengatakan pendiri Gerindra itu sudah selesai.
Sekarang dukungan, eks FPI, PA 212, GNPF Ulama, dan eks HTI mengarah ke Anies Baswedan untuk Pilpres 2024 mendatang.
Jadi, bisa dibilang Pilpres 2024 merupakan Pilpres apesnya Prabowo. Karena ia ditinggalkan oleh dua kelompok sekaligus.
3. Partai lain kapok mendukungnya
Dua kali mengusung Prabowo, dua kali tidak pernah dapat kursi menteri. Demikian yang dialami oleh PKS.
Padahal tidak gampang lho menjadi Timses itu. Banyak banget pengorbanannya. Mulai dari tenaga, waktu dan pikiran.
Penulis yakin ukhti dan akhwat PKS mengkampanyekan Prabowo pada Pilpres 2014 dan 2019 silam tidak digaji. Karena tujuan mereka lebih besar dari itu yakni dapat jatah kursi menteri.
Tapi seperti kata pepatah, 'maksud hati memeluk gunung apa daya tangan tak sampai'.
Prabowo gagal terpilih jadi presiden, PKS pun gagal pula dapat kursi menteri. Meski harapannya besar banget. Hehehe
Pertanyaannya, apakah PKS masih mau mengusung dia lagi?
Tentu tidak.
Anies kansnya jauh lebih besar diusung oleh partai dakwah itu dibandingkan ketua umum partai Gerindra tersebut.
Demikian beberapa alasan kenapa Prabowo belum tentu menang meskipun lawannya bukan Jokowi.
Dan kalau dia nyalon lagi kemudian kalah, mudah-mudahan bisa bersikap lebih dewasa.
Karena malu dong sama Firza. Uda tua tapi masih main presiden-presidenan.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/prabowo-nyapres-lagi-tidak-perlu-khawatir-karena-sEkZtzMpiQ
Memangnya Dikasih Apa Sih Sampai Mau Jagain Baliho Rizieq?
Saya sempat mau bahas ini, tapi akhirnya kelupaan dan baru teringat sekarang. Tapi tidak apa-apa, baru lewat seminggu beritanya, dan belum basi untuk dibahas sekarang.
Ini terkait dengan Baliho Rizieq. Awal tahun 2021 dulu, baliho Rizieq diturunkan karena tidak berizin dan tersebar di mana-mana. Baliho dipasang untuk menyambut dan meluaskan euforia kepulangan Rizieq ke Indonesia setelah sekian lama luntang lantung di Arab Saudi tak berani pulang karena tersangkut banyak kasus.
Saat diturunkan balihonya, pendukung Rizieq marah. Hal paling lucu yang pernah kita saksikan adalah adanya momen sebagian orang seolah menyembah baliho. Benar-benar kacau banget. Baliho dipuja dan disembah? Really? Tapi ternyata memang ada orang aneh seperti itu. Tidak lama ini, ada juga video orang yang cium kaki Bahar. Parah memang.
Nah, baru-baru ini, ternyata aksi memuliakan baliho juga terjadi.
Sebuah video menayangkan sekelompok massa tengah membawa dan menjaga baliho bergambar Rizieq. Massa juga diketahui sambil mengayunkan sebuah celurit. Baliho tersebut dipasang di suatu jalan dengan latar belakang pematang sawah yang cukup luas.
Baliho Rizieq tersebut bertuliskan kalimat 'usut tuntas tragedi KM 50', di mana 6 pengawal dari Laskar FPI yang saat itu sedang melakukan pengamanan pada Rizieq, tewas.
Saya sungguh tak habis pikir, kok ada ya orang-orang model begini. Memasang baliho masih wajar lah. Tapi kalau sampai menjaga baliho, ini namanya aneh dan memprihatinkan. Apakah mereka semua sudah berstatus sultan sehingga tak perlu bekerja lagi, dan saking tak tahu harus melakukan apa, makanya mereka jaga baliho untuk membuang waktu?
Mending waktu luang dipakai untuk kerja atau cari uang ketimbang melakukan hal konyol begini. Inilah yang dimaksud dengan kelompok yang mau-mau saja jadi orang yang mudah dipengaruhi. Makanya Rizieq bisa bertahan sampai sekarang berkat mereka yang terlalu konyol.
Dapat apa sih mereka dengan menjaga baliho? Saya rasa tidak dapat apa-apa. Palingan cuma menarik perhatian dan dapat ucapan terima kasih saja.
Mereka bersusah payah jaga baliho, berpanas-panasan di bawah terik matahari, buang waktu untuk hal tak berguna, sedangkan Rizieq enak-enakan, hidup nyaman, dan mungkin lebih santai di penjara ketimbang pendukungnya. Apakah pendukungnya sadar selama ini cuma jadi pion? Dan kalau kena masalah, hampir dipastikan Rizieq tidak akan bantu terlalu banyak. Biasanya malah dilepehin dan disuruh berjuang sendiri.
Kalau saya disuruh jaga baliho, saya lebih baik tidur di rumah. Tak dapat apa-apa hanya sekadar heboh saja. Bagus di rumah nonton film atau main game. Kecuali dibayar mahal, masih bisa dipertimbangkan. Mungkinkah disuruh jaga baliho karena dibilang bakal masuk surga? Waduh, kalau beneran begini, tak ada obat lagi deh untuk menyadarkan mereka. Hari gini masih percaya dengan narasi surga yang dilontarkan Rizieq?
Mereka inilah tipikal orang-orang yang lebih mementingkan hal tak penting. Kalau mereka punya waktu menjaga baliho, bisa disebut kalau mereka ini tak ada kerjaan, kan? Apakah tak ada niat atau berusaha cari kegiatan yang bermanfaat?
Nanti kalau susah, ujung-ujungnya salahkan pemerintah yang tak mampu sediakan lapangan kerja. Pemerintah mengundang asing untuk investasi, mereka biasanya teriak pemerintah antek asing dan aseng. Kalaupun ada peluang, lebih sering disia-siakan. Mereka lebih suka bicara soal surga dan tiap hari di pikirannya selalu ada bayangan tentang junjungannya.
Entah apa yang membuat mereka sampai tidak logis seperti ini. Saya sempat melihat meme yang lucu tapi menohok di media sosial. Meme tentang penceramah agama yang menjual narasi tidak apa-apa miskin tapi masuk surga, tapi usai ceramah, penceramah agama ini pulang naik mobil mewah. Menohok dan harusnya bisa menyadarkan orang-orang seperti ini.
Kalau mereka mikir dikit aja, harusnya bisa sadar dan segera lari jauh-jauh. Rizieq mau beri mereka hidup yang layak dari pekerjaan jaga baliho? Rizieq bisa janjikan surga? Rizieq bisa membantu mereka saat dalam kesulitan? Kalau tidak, ngapain ikuti kata-kata dia, betul?
Kalau ngelesnya soal surga, ya sudahlah. Tak ada obat lagi.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/memangnya-dikasih-apa-sih-sampai-mau-jagain-baliho-3mJYkkNshC
Alamak! Menyerang Prabowo? Yusuf Martak Curhat Atas Kegagalannya Jualan Agama?
Lucu! Seandainya Prabowo-Sandiaga menang pada pilpres 2019, Yusuf Martak tidak akan mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah mendukung Prabowo-Sandiaga. Lagi-lagi, Yusuf Martak ini hanya mengandalkan agama sebagai jualan politiknya, ada banyak kepentingan Martak agar bisnisnya aman. Namun sayangnya, di tangan pemerintahan Jokowi, Martak seperti tak berkutik.
Pasca pilpres 2019 Prabowo pun mau bergabung pada pemerintahan Jokowi, termasuk juga Sandiaga, tentu saja ini membuat sakit hati para pendukungnya, termasuk Yusuf Martak. Martak dan sekutunya tidak akan pernah mau move-on, dan lagi-lagi agama menjadi jualannya, karena itulah ia tetap di GNPF atau gerakan yang tidak ada manfaatnya, dan isinya bukanlah para ulama yang mumpuni, hanya orang-orang yang memakai tampilan agama untuk berburu kekuasaan.
Penyesalan itu selalu datang belakangan, kalau di awal namanya pendaftaran. Martak mengatakan bahwa dirinya atau pihaknya tidak pernah mendukung Prabowo Subianto pada pilpres 2019, hal itu dikatakannya di channelnya Refli yang juga termasuk dalam barisan orkes sakit hati.
Martak dan gerombolannya tidak akan pernah memperjuangkan umat, justru dengan menjadikan agama sebagai alat berpolitik, masih banyak umat yang masih saja goblok, mau-maunya digiring-giring, bahkan efeknya muncul aliran penyembah baliho. Padahal agama itu harusnya mencerahkan, membawa pemeluknya pada kehidupan yang berlogika sehat, bukan menyembah berhala baliho.
Menurut Martak, bahwa ia mendukung Prabowo kesannya terpaksa saja, karena ia dan gerombolannya termasuk PKS ingin Jokowi lengser, karena Jokowi dianggap banyak kekurangan dan tidak ada perubahan. Padahal, tidak ada jaminan juga kalau seandainya Prabowo menang, apakah Indonesia mengalami kemajuan yang pesat, jangan-jangan justru malah banyak kongkalikong yang terjadi, termasuk dirinya akan menikmati kemenangan ini.
Maka pantaslah Martak berkata demikian karena dirinya sudah banyak melakukan upaya tapi juga tidak berhasil. Dan ini pasti kecewa berat. Dan Martak beserta gerombolannya tidak akan pernah berhenti untuk mendapatkan tujuannya, yaitu kasus lapindo aman dan dilupakan, iya kan?
Martak ini terus menutup mata dan hatinya atas kinerja Jokowi yang terus saja membangun. Tapi begitulah, barisan sakit hati ini tidak akan pernah senang dengan prestasi orang yang dibencinya.
GNPF yang dimotori oleh Yusuf Martak ini sebenarnya sudah keok, tidak lagi bisa diandalkan, para bohir pun mulai berpikir keras, apakah gerombolan ini masih tetap digunakan atau tidak lagi? Pasalnya semua peta politik yang mereka rintis tampaknya sudah rusak, ambyar. Rakyat Indonesia mayoritas kesal dengan para kelompok penjual agama ini. Para penjual agama ini akan terus mendapatkan perlawanan dari rakyat yang masih waras.
Ketika ditanya tentang arah dukungannya pada pilpres 2024, Martak belum mengambil sikap, sudah pasti ini terkait dari para bohir. Semua disetir bohir, kumpulan yang mengatasnamakan agama atau ulama bukanlah para ulama yang berkaliber atau ulama yang sejati, tapi mendadak ngulama, menjual ayat dan mayat demi mendapatkan fasilitas dan deal-deal politik kekuasaan.
Kita sebagai rakyat yang waras, yang sudah muak dengan jualan agama, tidak bisa tinggal diam, begitu mereka masih jualan agama, kita wajib bersuara. Mereka ini bukan malaikat, bukan nabi, bukan ulama yang punya otoritas, mereka cuma para gerombolan yang memakai tampilan agama, memakai kopiah, sorban dan sejenisnya agar tampak garang, agar tampak dibilang seorang pejuang murni demi negara dan agama. Tapi, semuanya adalah omong kosong, nyata-nyata mereka ini bukan ulama, bukan utusan Tuhan, bukan orang yang punya otoritas mengatur rakyat atau umat Indonesia.
Kini, Rizieq bahkan Bahar yang digadang-gadang bisa menjadi tenaga penggerak umat, tak berkutik lagi. Martak dan koleganya bingung, sosok siapa yang akan menggantikan Rizieq dan Bahar? Memang selayaknya, para gerombolan orang yang haus kekuasaan ini jangan pernah lagi diberi tempat di negeri ini. Kasihan umat yang tiba-tiba diprovokasi dan menjadi brutal, namun setelah itu, umat tidak mendapatkan apa-apa lagi. Umat merasa berjuang, tapi pret dah, cuma jadi kadrun yang goblok, tidak merasa sedang dimanfaatkan atau dijual oleh para penjual agama semacam Martak ini dan koleganya.
Dari serangkaian pengamatan atas fenomena penggunaan agama untuk meraih kekuasaan, disinyalir atau diduga bahwa JK, Ma’ruf Amin, dan SBY, atau pun Riza Chalid, punya peranan yang besar, sehingga itulah kenapa banyak umat yang masih saja nyaman dengan berideologi kadrun. Tentu saja jika ada kalimat seperti itu, mungkin hanya para ahli intelejen yang bisa memetakan atau menjelaskan ini, tapi tidak semudah itu kan?
Terlepas benar atau tidaknya peran mereka, lagi-lagi semuanya harus kembali pada perjuangan kaum waras. Para kaum waras terus berusaha memahamkan, mencerahkan, tapi tidak terjebak dengan permainan licik mereka. Semua berangkat dari hati yang bersih bahwa negara harus bebas dari para gerombolan penjual agama itu.
Ketika Martak mengatakan bahwa PA 212 tidak dibayar dan tidak dikontrak waktu mendukung Prabowo Subianto, ini sulit dipercaya, orang yang menjual agama bagaimana bisa dipercaya, umat saja dibuat kocar-kacir dan menjadi dungu, maka ketika berkata bahwa tidak dibayar, itu hanya sebuah kentut.
Orang waras tidak akan pernah percaya apa yang disampaikan Martak. Yang jelas, saat ini dia kecewa karena tidak mendapatkan lahan-lahan kue kekuasaan, makanya menjadi sakit hati dan mengeluarkan unek-uneknya di channelnya Refli Harun. Duh kasihan juga para gelandangan politik.
Politik itu memang dinamis, tapi kebanyakan diwarnai dengan kemunafikan. Menggunakan agama untuk memburu kekuasaan, itu adalah bagian kemunafikan beragama. Jualan ayat dan mayat begitu sadis yang pernah terjadi di arena pilkada DKI 2017 tak akan pernah dilupakan warga, lihatlah, warga dapat apa? Setiap hujan dan terjadi banjir, warga menderita, semua program Anies tidak ada yang terwujud, kentut semua.
Sungguh sangat berbahayanya jualan agama demi kekuasaan, semua bidang bisa dirusak.
Kata si Martak, Prabowo dapat uang sekarungan hasil dari sumbangan umat, kasihan benar umat itu kalau itu benar, jangankan uang dalam karungan, celengan mesjid, dan bahkan mesjid bisa menjadi alat politik, maka karena itulah kenapa JK tidak setuju kalau mesjid wajib dipantau dari gerakan radikalisme yang berbahaya itu. Mmhhh....JK JK....
Apapun yang disampaikan si Martak, tidak bisa dipercaya, mungkin saja ia justru yang mendapatkan banyak uang karungan dari gerakannya jualan agama? Iya kan? Intinya, Martak ini kecewa, dan akan benar-benar bangkrut, ia akan sepi job, ia akan dibuang oleh para Bohir, karena para Bohir ini mencari cara lain untuk meraih kekuasaan.Sumber Utama : https://seword.com/politik/alamak-menyerang-prabowo-yusuf-martak-curhat-xga0AZJwaI
Pemindahan IKN Menurut Sudut Pandang Kandidat Capres
Presiden Jokowi dikenal gila kerja. Sejak masih menjadi pengusaha meubel, walikota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Jokowi bekerja siang malam demi tercapainya apa yang telah menjadi program dirinya.
Delapan tahun sudah Jokowi menjadi Presiden Republik Indonesia. Dua tahun lagi, Jokowi akan lengser sesuai konstitusi. Sempat beredar wacana Jokowi 3 periode, tapi Jokowi sendiri tegas menolaknya.
Jokowi memang istimewa. Ketika tokoh lain bersusah payang jadi Presiden, eh diminta menjadi Presiden 3 periode Jokowi malah menolak. Banyak masyarakat merasa puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Hal ini terlihat dari hasil survey yang menyatakan tingkat kepuasan masyarakat terhadap kerja Jokowi mencapai 71%.
Padahal Jokowi sudah tidak berkepentingan untuk Pilpres 2024 mendatang. Kerjanya mau bagus, biasanya bahkan jelek sekalipun dirinya tidak dapat mencalonkan lagi jadi Capres. Tapi Jokowi ingin mewariskan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat sebanyak-banyaknya.
Mulai dari pembangunan jalan tol yang masif dan merata, bandara, bendungan, dan lain sebagainya. Bahkan setelah hanya wacana puluhan tahun di era Jokowi mampu dieksekusi. Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) menjelang akhir tahun jabatan Jokowi mulai dikerjakan.
Rencana pemerintah apapun termasuk pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) seperti biasa ada saja yang menolak. Uniknya yang menolak ya orangnya itu-itu saja. Padahal menurut beberapa survey, isu pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ternyata disetujui peserta survey.
Saya pernah mengikuti survey pendapat tentang pemindahan Ibu Kota Negara (IKN). Ketika saya mengikuti alias belum ditutup ternyata orang yang setuju mencapai 94%. Wow banget. Sisanya tidak setuju, ragu-ragu dan masa bodoh.
Rencana pemindahan ibu kota negara (IKN) dari Jakarta ke Kalimantan Timur ikut menjadi perhatian sejumlah tokoh yang ramai ramai dibicarakan akan bersaing mengincar RI 1 pada Pemilu 2024. Mulai dari Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan , dan Ridwan Kamil, memberikan pandangan terhadap rencana yang sudah ada sejak era Presiden Soekarno itu.
Pemindahan ibu kota negara baru yang diberi nama Nusantara ini, resmi dimulai sejak UU IKN disahkan di DPR pada Januari lalu. Pembangunan fisik Ibu Kota Negara di Kaltim akan dimulai pada pertengahan tahun 2022. Mampukah kurun waktu 2 tahun pembangunan fisik IKN bisa terwujud? Karena Presiden Joko Widodo (Jokowi) merencanakan upacara HUT RI di tahun 2024 akan dilakukan di lokasi ibu kota negara baru.
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang kini menjabat sebagai Menhan menjadi kandidat capres terkuat di berbagai survei diikuti Gubernur Jawa Tengah. Partai Gerindra pun bertekad mengawal ketua umumnya kembali di Pilpres.
Meski begitu, Prabowo belum mau banyak bicara. Ia justru terus menunjukkan komitmennya sebagai anak buah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang setia, meski dalam 2 pilpres sebelumnya merupakan saingan yang kuat.
Indikasinya adalah dengan mendukung rencana pemindahan ibu kota negara baru, yang menjadi rencana besar Jokowi. Jauh-jauh hari, Prabowo telah menyampaikan komitmennya untuk IKN Nusantara.
Prabowo Subianto mengatakan, pemerintah harus punya keberanian untuk memindahkan ibu kota negara. Sebab, pusat pemerintahan dan pusat ekonomi mesti dipisahkan. Hal ini disampaikan Prabowo saat mendampingi Presiden Joko Widodo meninjau sodetan akses jalan menuju ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur, Selasa (24/8/2021).
Kemudian Ganjar Pranowo. Dalam sejumlah survei, elektabilitas Ganjar Pranowo terus memepet Prabowo Subianto. Gubernur Jawa Tengah itu pun ramai disebut-sebut akan menjadi pengganti Jokowi dari PDIP pada Pilpres 2024. Walaupun PDIP sendiri sampai saat ini terkesan cuek dengan potensi Ganjar Pranowo.
Terlepas dari itu, Ganjar Pranowo tetap menunjukkan kesetiannya kepada Presiden Jokowi. Dalam setiap kunjungan Jokowi ke Jateng, Ganjar selalu tampak menemani. Komitmen yang sama disampaikan Ganjar terhadap rencana pemindahan ibu kota negara. Ia pun mendukung rencana Presiden Jokowi yang akan menjadikan IKN Nusatara menjadi kawasan hijau, ramah lingkungan dan tidak ada industri klaster.
Kandidat Capres ketiga adalah Gubernur DKI Jakarta. Anies Baswedan berada di posisi ketiga dalam survei-survei elektabilitas capres. Gubernur DKI Jakarta tersebut, banyak mendapat dukungan dari tokoh-tokoh yang tidak berpihak kepada Jokowi.
Mengenai rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Kaltim, Anies tidak terkesan memberikan dukungan. Dalam pernyataan terbarunya, Anies Baswedan memberikan kritik terkait rencana pemindahan ibu kota negara. Ia menilai pemindahan IKN ke Kaltim tidak akan menyelesaikan masalah kemacetan di Jakarta.
Setuju dan tidak setiap orang mempunyai pendapat masing-masing. Yang terpenting tidak sampai membuat keributan yang hanya membuang-buang energi saja.
Pemindahan IKN merupakan niat baik dari seorang Jokowi yang berusaha mewujudkan cita-cita atau keinginan para pemimpin sebelumnya. Hanya saja Jokowi yang berani mewujudkannya.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pemindahan-ikn-menurut-sudut-pandang-kandidat-0UuWqaI0F6
Alasan Eks Waketum Gerindra Usulkan Jabatan Presiden 3 Periode
JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengusulkan Amendemen UUD 1945 untuk mengubah masa jabatan presiden menjadi tiga periode. Dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews hari ini, Arief Poyuono pun menjelaskan mengapa dirinya mengusulkan hal tersebut. "Bisa El Clasico SBY VS Jokowi di Pilpres 2024 kalau jabatan Presiden boleh tiga periode. Seru, seru, seru nih," kata Arief Poyuono, Sabtu (13/3/2021). Menurut Arief, masa jabatan presiden yang hanya boleh dua kali periode perlu ditinjau kembali karena dianggap tidak memenuhi unsur kebutuhan bagi negara ini. Tujuannya, kata dia, agar pemerintahan atau eksekutif bisa lebih efektif dalam menjalankan janji-janji kampanyenya saat Pilpres.
"Karena itu amandemen UUD 1945 khususnya Pasal 7 yang menyebut jika presiden dan Wapres menjabat lima tahun dan bisa dipilih kembali pada periode selanjutnya perlu dilakukan kembali," ungkapnya. Dia berpendapat, amandemen itu membuka pintu bagi Presiden Jokowi dan Presiden RI Keenam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk kembali maju di Pilpres 2024. "Kan aneh juga masa jabatan presiden hanya boleh 2 periode jika terpilih dan bisa mencalonkan lagi. Sedangkan masa jabatan seorang anggota legislatif kok tidak ada batasannya," kata Arief. Dia pun mempertanyakan apa dasar memutuskan masa jabatan seorang presiden hanya dua periode. Kemudian, kata dia, masa jabatan presiden dua periode itu meniru negara mana. "Kalau mencontoh Amerika Serikat ya enggak bener dong, karena kan di Amerika Serikat hanya ada dua partai politik dalam setiap Pemilu," katanya. Sedangkan di Indonesia, kata Arief, jumlah partai politik sekitar puluhan. Akhirnya, lanjut dia, setiap presiden terpilih di Indonesia tidak pernah diusung oleh partai yang memiliki mayoritas kursi di parlemen. "Akhir yang ada setiap presiden yang terpilih tidak pernah langsung bisa kerja di tahun pertama dan kedua dimana masih harus bongkar pasang kabinetnya akibat pemilihan menterinya didasarkan pada dagang sapi," ujarnya. Apalagi, sambung dia, iklim stabilitas internal Parpol di Indonesia bisa dikatakan tidak stabil. "Ada yang tahu-tahu KLB, lalu ganti ketua umum dan pengurus kemudian mengganti kader partainya yang duduk di kabinet, karena kadernya itu bukan faksi dari ketua umum atau pengurus yang terpilih," pungkasnya.
Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengusulkan, agar Amendemen UUD 1945 untuk mengubah masa jabatan presiden menjadi tiga periode.
Sumber Utama : https://nasional.sindonews.com/read/363884/12/alasan-eks-waketum-gerindra-usulkan-jabatan-presiden-3-periode-1615694597
Jokowi Sebut Pers Punya Tugas Besar Sukseskan Agenda Penting Negara
Kendari, Beritasatu.com – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebutkan pers Indonesia mempunyai tugas besar untuk menyukseskan agenda penting negara, salah satunya adalah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di tahun ini. Indonesia telah menjadi Presidensi G-20.
“Tahun 2022, saat mata dunia tertuju pada Indonesia, pers punya tugas besar untuk menyukseskan agenda-agenda penting tersebut,” kata Jokowi saat memberikan sambutan dalam acara puncak Hari Pers Nasional (HPN) 2022 yang digelar di Masjid Apung, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (9/2/2022). Jokowi menghadiri acara tersebut secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.
Jokowi mengungkapkan, komitmen untuk transisi energi dan transformasi
digital ini akan diangkat dalam Presidensi Indonesia di G-20 di Tahun
2022 ini. Indonesia akan menjadi tuan rumah berbagai acara berskala
internasional.
“Ini sebuah kehormatan dan kepercayaan yang sangat berharga dan kesempatan yang sangat baik untuk menunjukkan kemajuan-kemajuan kita yang telah kita capai, sekaligus meningkatkan kontribusi pada upaya pemulihan ekonomi global,” ujar Jokowi.
Karena itu, Jokowi mendorong pers Indonesia agar dapat memanfaatkan
sebaik-baiknya kesempatan berharga yang Indonesia miliki dengan
mengabarkan kabar baik dan kabar kebaikan.
“Menunjukkan ketangguhan dan kekuatan kita, kekompakan, persatuan, gotong royong dan solidaritas yang menjadi modal penting kita dalam menghadapi pandemi,” terang Jokowi.
Pemerintah menyadari, lanjut Jokowi, bahwa kerja besar transformasi bangsa ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Karena itu pemerintah selalu terbuka menerima masukan masukan dari insan pers agar langkah-langkah besar ini betul-betul bisa tereksekusi dan dijalankan di lapangan sehingga membawa perubahan dan memberikan kontribusi besar bagi kemajuan Indonesia.
Sumber Utama : https://www.beritasatu.com/nasional/889015/jokowi-sebut-pers-punya-tugas-besar-sukseskan-agenda-penting-negara
Re-post by MigoBerita/ Rabu 09022022/14.07Wita/Bjm