Migo Berita - Banjarmasin - Ade Armando Doa Kebaikan Untukmu : Cuci Otak "Anak Muda" akhirnya apapun SALAH tanpa AKHLAK. Apapun Anda, Tua atau Muda, Kaya atau Miskin, Terpelajar atau Tidak, Pencinta atau Pembenci Jokowi, Cebong, Kampret hingga KaDrun atau apalah sebutan lainnya, selama Kalian Tidak BerAKHLAK, maka kalian sebenarnya telah tercuci otak oleh orang-orang yang tidak senang bangsa Indonesia mengarah kejalan yang benar. Terlepas Sempurna atau Tidak Sempurna Pemerintahan Jokowidodo, namun Izin Tuhan YME mentakdirkan beliau Presiden SAH NKRI sesuai konstitusi. Jadi kalian para BANDIT berjubah Agama apapun yang ingin menzalimi negeri ini akan menunggu karmanya. Terkhusus buat Bung Ade Armando yang berumur 60 an yang dikepung dan dizalimi massa aksi demo yang rata-rata masih berusia MUDA yang mengakibatkan beliau terzalimi sedemikian rupa hingga ada yang menyebutkan HALAL DARAH beliau, maka sesungguhnya kalian telah mempraktekkan Program TAKFIRI (Selalu mengganggap SALAH / KAFIR orang lain dan merasa diri dan kelompoknya saja yang paling BENAR), Cepat SEMBUH Bung Ade Armando God Bless You Sholawat.
Waduh, Polisi Kembali Jadi Sasaran Lemparan Batu oleh Pendemo Euy!
Ini bukan hoaks. Aksi demonstrasi 11042022 hari Senin ini memang diwarnai kericuhan, juga perbuatan biadab ketika sebagian peserta demonstrasi yang dilaporkan berstatus pelajar STM (sekarang SMK) melakukan pelemparan batu kepada aparat kepolisian yang bertugas mengamankan aksi unjuk rasa tersebut.
Polisi pun tak tinggal diam dengan merespons aksi biadab itu dengan menembakkan gas air mata ke arah massa yang terlihat tidak berperasaan itu, dengan melemparkan benda keras yang bisa dengan mudah melukai aparat.
Insiden yang semakin menguatkan keyakinan saya bahwa omong kosonglah aksi damai yang kabarnya hanya bertujuan menyampaikan aspirasi atau tuntutan. Makanya saya selalu setuju kalau dalam aksi massa ada yang berbuat sesuatu mengarah pada aksi kriminal, ya ditangkap lalu diproses hukum saja biar jera.
Kalau perlu, status pelajar atau mahasiswanya langsung dicopot, asalkan sebelumnya ada pengumuman resmi mengenai aturan sanksi kalau sampai keterlibatan mereka dalam aksi massa mengarah pada perbuatan kriminal. Biar jera dan menjadi peringatan juga bagi yang lain. Kok enak berperilaku keji dengan niat melukai aparat kepolisian tapi kalau tertangkap dibebaskan begitu saja? Ini negara hukum, bukan negeri yang barbar!Saya bisa bayangkan betapa berat ujian yang harus dihadapi oleh para anggota polisi yang diterjunkan langsung untuk mengamankan aksi massa. Terlebih ini masih dalam suasana puasa, dimana ada kemungkinan di antara aparat yang bertugas itu mereka tetap berusaha berpuasa.
Kondisi yang kian berat karena mereka tak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga diharuskan mampu menahan emosi dalam menghadapi perilaku beringas yang kerap terlihat saat aksi massa terjadi. Coba sebut kapan aksi massa terakhir kali yang bisa Anda ingat, dimana tidak ada aksi dorong dan lempar batu kepada aparat keamanan? Rasanya kok sudah lama sekali, bukan.
Coba dibalik sekarang posisinya. Para peserta aksi massa sedang diam atau hanya berbaris sampai meneriakkkan tuntutan dan membentangkan spanduk, tetapi lantas tanpa ada alasan jelas mereka disemprot oleh water canon atau malah dilempari batu juga oleh polisi, pasti akan marah dan balik menyerang kan?Saya bukannya anti demokrasi dengan melarang aksi massa semacam itu digelar, karena menyampaikan aspirasi adalah hak dari setiap orang yang dijamin oleh negara. Namun, tentunya hak untuk menyampaikan aspirasi tidak sepaket dengan hak niat untuk menyakiti atau ingin melukai orang lain, bukan?
Lha sekarang apakah para polisi itu kalian (para peserta aksi pelemparan batu anggap sejenis robot yang tidak akan bereaksi jika kalian sakiti, selama mereka diprogram hanya untuk melindungi diri? Silakan pikir dan proses pakai logika waras, bukan pakai dengkul!
Jika rasa nggak terima ini boleh saya lanjutkan, rasanya para pelempar batu itu juga tidak sanggup berpikir bahwa para polisi itu juga punya keluarga di rumah, yang berharap suami atau ayah mereka bisa segera pulang dalam kondisi baik, bila perlu sebelum momen buka puasa tiba.
Namun, apakah para pelempar batu itu peduli? Rasanya kok tidak peduli ya, selama syahwat mereka tersalurkan untuk melukai orang lain yang bisa dibilang tidak ada salahnya sama mereka. Apa mungkin karena ada upaya penanaman doktrin agar mereka membenci polisi? Kita tidak tahu pasti, tapi kok tetap ngeri membayangkan dugaan itu kalau sampai terjadi ya.
Bukannya paranoid atau gimana sih, saya hanya khawatir mereka akan dijadikan target rekrutan kelompok teroris karena paling tidak sudah punya tiga syarat yang diperlukan: kurang terdidik, emosional, dan benci sama aparat. Bukankah indikasi ini juga terlihat selama ini dari aksi-aksi terorisme di negeri ini?
Jadi, apa yang bisa kita harapkan dari generasi muda barbar kayak mereka? Susah berharap mereka bisa berubah dalam waktu singkat, tetapi demi kesehatan jiwa dan spiritual, mungkin saya bisa menitipkan harapan bagi bapak-bapak aparat kepolisian agar dapat memaafkan adik-adik yang nggak tahu diri itu, karena mereka sedang tersesat di tengah masa pencarian jati diri sebagai orang muda.
Akan tetapi, kalau mereka kelewat batas, gebuk saja sekali-kali atau inapkan di balik jeruji besi. Biar kapok! Setuju?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/waduh-polisi-kembali-jadi-sasaran-lemparan-batu-wPjwZJGBNY
Banyak Orang Islam Bersyukur Ade Armando Dikeroyok, Efek Ustad Radikal?
Mungkin ini emang salah kita juga ya, memanggil para demonstran itu dengan sebutan kadal gurun. Karena yang namanya kadal, itu kan binatang. Jadi kalau sekarang para tukang demo itu bertindak seperti binatang, ya namanya juga binatang. Gimana lagi?
Tapi yang lebih menyedihkan ternyata banyak orang di sekeliling kita setuju, bersyukur dan bahagia ketika mendengar berita Ade Armando dikeroyok demonstran sampai babak belur. Ada yang berbuka puasa dengan bahagia katanya, gara-gara membaca atau mendengar berita tersebut.
Ini menjadi hal baru yang cukup menyedihkan. Jika dibandingkan dengan kasus Ratna Sarumpaet yang pura-pura dipukuli oleh relawan Jokowi, seingat saya, dari kubu kita tidak ada yang bersyukur atau menertawakan Ratna Sarumpaet saat masih dalam proses pura-pura.
Kita malah meminta semua pihak yang terlibat dalam kasus ‘pemukulan’ Ratna diproses hukum. Bahwa belakangan kita jadi tau kalau Ratna ternyata operasi plastik, baru lah kita bisa tertawa.Tapi sekali lagi, seingat saya tidak ada yang mendukung pengeroyokan terhadap Ratna Sarumpaet, sekalipun akhirnya ternyata cuma drama Fadli Zon dan kawan-kawan.
Nah dalam kasus Ade Armando, kelompok oposan yang sealiran sama Fadli Zon dan kawan-kawan, ini mereka malah menertawakan. Tanpa rasa dosa mengucapkan alhamdulillah.
Jujur saya bingung. Apakah isi dalam kepala mereka memang membenarkan pemukulan dan pengeroyokan seperti itu? apalagi sampai ada yang bilang halal darahnya.
Meski memang ini bukan cerita baru. Komentar semacam itu adalah komentar yang sudah lama berada di tengah-tengah kita, yang muncul dan diajarkan oleh para pemuka agama.
Ustad ustad yang mengajarkan kekerasan, yang dikit-dikit takbir dan nyanyi yel yel gantung, itu memang ada dan harus kita akui keberadaannya. Karena kalau kita tak mau mengakui mereka beragama Islam, maka kasus semacam ini tak akan pernah selesai.
Akan selalu ada orang yang bersuka cita dengan matinya teroris atau pemberontak. Karena yang mereka lakukan dianggap sejalan, atau pokoknya bisa menyerang pemerintah.Pertanyaannya, apakah pemerintah masih akan membiarkan kasus seperti ini terus menerus ada di Indonesia?
Bagi saya ini sudah bukan lagi perbedaan pendapat, tapi sudah masuk ranah perbedaan isi kepala atau otak. Sehingga tidak ada toleransi terhadap orang-orang yang merayakan pengeroyokan Ade Armando.
Maka sejatinya, masalah pengeroyokan ini harus diselesaikan dari hulu ke hilir. Bukan hanya soal siapa yang memukul dan siapa yang memprovokasi, tapi lebih dari itu, kita harus memetakan seberapa banyak orang yang meyakini bahwa pengeroyokan itu adalah bagian dari ajaran agama?
Pemetaan ini saya pikir jauh lebih penting untuk keamanan Indonesia. Karena mereka yang punya pemikiran sama, yang membenarkan pengeroyokan dan tindakan anarkis, jika mendapatkan momentu untuk bersatu, negara ini benar-benar bisa dalam situasi bahaya.
Mungkin sekarang isunya masih terlalu kecil, baru soal Ade Armando. Tapi kalau misal ada momen yang besar bagaimana? Mereka bisa benar-benar merusak negeri ini.
Jadi kepada kepolisian, sebaiknya jangan ragu-ragu untuk meringkus dan babat habis orang yang ikut terlibat dalam persekusi ini. Pun mendata orang-orang yang menertawakan kasus ini.
Karena saya sangat yakin data-data tersebut akan sangat dibutuhkan di masa yang akan datang, sebagai antisipasi dan pemetaan, bila terjadi kasus serupa, misalkan kerusuhan demonstrasi dan sebagainya, mereka-mereka ini lah yang harus diprioritaskan untuk dipantau.
Mereka pasti saling terhubung, entah itu dalam organisasi ataupun hanya sebatas grup WA. Isi dan bahasan mereka pasti mirip-mirip dan sealiran.
Terakhir, kita doakan Ade Armando segera sehat dan bisa beraktifitas seperti biasa. Saya kurang tau seberapa parah akibat pengeroyokan itu, tapi harapan kita pastinya sama, semoga lekas pulih.
Dan selain itu, secara pribadi saya ucapkan terima kasih. Meski bagi saya ini adalah tindakan yang salah, masuk ke kerumunan demonstran yang anarkis itu jelas kurang logis. Tapi di sisi lain, berkat kejadian ini, kepolisian mestinya bisa lebih jelas memetakan kelompok radikal di Indonesia, baik di tingkat eksekutor atau para calon-calon radikal yang sekarang sedang sibuk menyebarkan pesan-pesan provokatif merayakan pengeroyokan ini.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/banyak-orang-islam-bersyukur-ade-armando-dikeroyok-jiEDo8GBBp
BHIADAB! Ketua BEM-SI Harus Ditangkap Atas Pembantaian Ade Armando
Ade Armando dipukuli oleh massa aksi demo mahasiswa goblok. Apa yang dikerjakan oleh para mahasiswa ini adalah tanggung jawab mereka dengan melihat bahwa Ade Armando menjadi korban sampai dia hampir ditelanjangi oleh segerombolan orang-orang yang dianggap mahasiswa itu.
Sudah jelas-jelas mahasiswa sudah ditunggangi namun mereka merasa tidak ditunggangi dan mereka merasa menjadi orang yang pintar dan cerdas dan intelektual.
Bahkan kita tahu sendiri bahwa Ade Armando yang sudah berusia 60 tahun yang merupakan pengamat dari politik di Indonesia yang juga merupakan dosen fakultas jurusan sosial dan filsafat di kampus ternama di Indonesia pun harus digebukin.
Tindakan biadab ini seharusnya menjadi tanggung jawab para mahasiswa dan badan eksekutif mahasiswa se-indonesia yang menampakan diri sebagai sekelompok orang yang bukan terpelajar malahan jadi sekelompok orang yang brengsek.
Pemukulan dan penganiayaan terhadap Ade Armando ini diprovokasi oleh kadrun betina. Sehingga para kadal gurun yang bertitid langsung menerjang dan menggerogoti Ade Armando dan memukulinya dengan begitu kasar ke arah wajah dan celananya diturunkan.
Dalam hal ini kita melihat bahwa harga diri mahasiswa saat ini tinggal serendah Si Bebek Lumpuh Rasis. Banyak sekali politisi yang mau nebeng dan menunggangi aksi tolol dari mahasiswa ini. Pemukulan kepada Ade Armando seharusnya dilihat sebagai sebuah kecolongan yang direncanakan.
Saya bisa mengatakan hal ini merupakan kecolongan yang direncanakan karena memang sudah terlihat dengan amat sangat jelas bahwa ada keterlibatan dari radikalisme dan terorisme di dalamnya.
Penolakan terhadap wacana presiden Joko Widodo tiga periode justru dikumandangkan juga oleh Ade Armando. Dia bahkan mengatakan bahwa dirinya mendukung aksi mahasiswa ini dalam menolak wacana tersebut.
Tapi kenapa Ade Armando yang dipukuli sampai babak belur dan matanya sampai tidak bisa melihat saking lengkapnya? Ini sudah merupakan sebuah indikasi kuat bahwa ada kelompok-kelompok radikalisme pendukung Anies Baswedan yang bermain di dalamnya dan berenang-renang di dalamnya.
Setiap pertemuan pasti punya rasa nya sendiri, dan kita tahu bahwa rasa yang dialami oleh Ade Armando ini adalah rasa sakit dan rasa malu karena ditelanjangi oleh orang-orang yang bergabung di dalam aliansi mahasiswa.
Meskipun pelaku pemukulan nya ditangkap sama saya merasa itu masih belum selesai kan masalah sama sekali. Seharusnya yang ditangkap adalah koordinator lapangan dan para provokator yang mulutnya tajam dan melakukan provokasi dengan gila-gilaan itu yang puasanya batal selama bertahun-tahun dari hari ini sampai puluhan tahun kedepannya.Padahal kita tahu di bulan suci Ramadhan ini orang-orang harus menahan amarah dan menahan nafsu. Tapi ternyata mereka melampiaskan nafsu mereka kepada Ade Armando dengan memukul wajahnya sampai hancur, yang menandakan dosa mereka tidak mungkin diampuni lagi karena saking beratnya melakukan dosa di bulan suci ini.
Pemukulan kepada Ade Armando ini bisa dilihat dari sisi yang lain juga. Yaitu bahwa demonstrasi mahasiswa ini bukan lagi bicara tentang penolakan kepada presiden Joko Widodo dan mengedepankan demokrasi.
Tapi mereka mengedepankan anarkisme dan bakar-bakaran seperti orang gila yang kesurupan kadal gurun. Mereka juga kesurupan roh radikalisme dan terorisme yang pernah mereka dengar di rumah-rumah ibadat saat Anies Baswedan bertarung dengan Basuki Tjahaja Purnama alias bapak Ahok.
Sudah waktunya yang harusnya ditangkap bukan lagi para pelaku pemukulan maupun koordinator lapangan saja. Harusnya yang ditangkap adalah Si Bebek Lumpuh Rasis dan juga para politisi politisi busuk yang menjadi penggerak dari mahasiswa ini.
Saya kira kepala kepolisian republik Indonesia bapak jenderal Listyo Sigit Prabowo juga lembek dan tidak berani menjadi orang yang tegas Tito Karnavian. Apakah karena dia merasa takut dianggap sebagai penista agama kalau memproses dan menangkap Si Bebek Lumpuh Rasis?
Saya kira koordinator lapangan dan juga para dalang nya lah yang harusnya ditangkap karena ini yang akan menjadi akar-akar yang dicabut seharusnya bukan hanya memotong ranting-ranting nya.
Karena ranting-ranting pohon itu memang bukan ranting-ranting yang penting mereka memang disiapkan untuk diruntuhkan kawan. Ketika aktornya masih belum dicabut di sana lagi makan terus menerus berlangsung dan memakan korban seperti Ade Armando lainnya.
Semoga saja dengan artikel ini kita bisa sadar bahwa pemukulan kepada Ade Armando ini merupakan tanggung jawab dari BEM SI yang pernah datang ke acara itu pagi-pagi untuk menyemangati dan membakar dan memprovokasi orang-orang di sana.
Dan yang paling benar adalah ketua badan eksekutif mahasiswa seluruh Indonesia harus ditangkap dan dipenjarakan karena sudah menjadi orang yang kelihatannya berencana untuk kecolongan sehingga Ade Armando yang merupakan dosen dari mahasiswa itu digebukin sampai hampir mati.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/bhiadab-ketua-bem-si-harus-ditangkap-atas-aItaFiMf1u
SEJARAH PELAJAR IKUT DEM0 klik di https://www.youtube.com/watch?v=MRP-5YaxpIM
Intelektual Prismatis Mahasiswa Pendemo, Bukti Nyata Rakyat Indonesia Lebih Cerdas
Pembaca tahu? Mengapa dengan muncul dan berkembangnya wacana Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu, tidak membuat masyarakat menunjukkan gejolak penolakan? Karena masyarakat mempercayai bahwa Jokowi adalah sosok pemimpin yang taat dan patuh pada konstitusi negara. Jokowi tidak akan mengkhianati kepercayaan masyarakat yang memilihnya dalam pemilu yang telah terselenggara dengan demokratis. Masyarakat bisa mengerti dan memahami adalah hal yang mustahil jika Jokowi berani mengutak-utik konstitusi, karena justru pada akhirnya Jokowi akan berhadap-hadapan langsung dengan rakyat pemilihya.
Itulah, sebuah kepercayaan berat yang harus dipikul Jokowi, di lima tahun jabatannya yang kedua. Oleh karenanya, wacana Jokowi 3 periode dan penundaan pemilu, tidak begitu diributkan bahkan sama sekali tidak terlintas dalam pikiran rakyat yang mendukungnya. Inilah inteleksnya rakyat yang makin lama makin cerdas memahami makna sebuah konstitusi.
Kalau masyarakat kecil saja bisa membaca situasi, mengerti dan percaya pada presidennya, masa sih para mahasiswa berubah berintelektual prismatis? Intelektual yang samar, sulit dipahami kemana arah tujuannya. Ibarat sebuah puisi prismatis, kita sebagai pembacanya harus menafsirkan makna diksi yang dipilih sang penyair.
Keributan, kegaduhan, mencak-mencak, sekaligus naiknya tensi sampai ke ubun-ubun hanya dirasakan oleh kelompok-kelompok yang memang selama ini membenci Jokowi. Orang-orangnya ya itu-itu saja, orang-orang yang sakit hati, juga orang-orang maupun kelompok yang memang sejak awal berusaha memaksakan ideologi selain Pancasila dengan berbagai cara. Mereka masih saja bergerak mengendap-endap karena ormas mereka dinyatakan terlarang berada di bumi Indonesia.Saat ini demo para mahasiswa tidak lagi bisa disebut sebagai demo yang mewakili kehendak rakyat, karena rakyat sendiri tidak menghendaki adanya demo yang tidak jelas arah dan tujuannya. Mengapa penulis mengatakan demo tidak jelas? Karena sudah dinyatakan oleh Jokowi bahwa tidak akan ada penundaan pemilu, pemilu tetap dilaksanakan 14 Februari 2024. Kalau saja para mahasiswa belum mengerti bahkan tidak mengerti bagaimana ketegasan Presiden dalam hal pelaksanaan pemilu, lalu apa dan bagian mana dari tanggapan presiden yang tidak bisa diterima? Kalau tuntutan utama mereka sudah terjawab dengan tegas dan jelas bahwa Jokowi sebagai presiden tidak akan melanggar konstitusi hanya demi kepentingan kekuasaan. Artinya, Jokowi sebagai presiden memang mengerti dan taat konstitusi.
Intelektualitas, cara pandang, cara menyikapi, dan cara mengekspresikan sebuah tuntutan para mahasiswa kali ini, benar-benar hanya menjadi sebuah olok-olok dan cibiran masyarakat. Mengapa demikian? Karena demo yang mereka lakukan ibarat hip hip hura-hura lepas sesaat dari kegiatan perkuliahan. Tidakkah para mahasiswa pendemo ini tanggap dan paham, bahwa aksi mereka riskan ditunggangi kepentingan-kepentingan politik yang hanya bertujuan mengacaukan stabilitas keamanan. Tidakkah para mahasiswa pendemo paham, bahwa pergerakan yang meraka lakukan itu membuat orang-orang dan kelompok-kelompok ‘anti kemajuan Indonesia” bertepuk tangan gembira. Terlebih lagi jika kemudian bersamaan dengan pergerakan demo mahasiswa muncul pula tuntutan Jokowi mundur. Dapat dipastikan demo ini benar-benar ditunggangi kepentingan politik gerombolan sakit hati sekaligus pembenci Jokowi.Membaca berbagai berita yang telah berkali-kali diteruskan pada whatsapp grup penulis, nampak sekali mana yang tersirat menunjukkan ketidaksukaan pada pemerintah, tentunya dengan menambahkan narasi-narasi provokatif. Ini bukti nyata kebencian telah berhasil merasuk dalam darah. Mungkin saja jika mereka ditanya mengapa kamu membenci pemerintah? Penulis yakin tidak akan menemukan jawaban mereka yang masuk akal berdasarkan nalar yang benar. Rata-rata jawabannya paling karena menurut mereka Jokowi gagal dalam membangun Indonesia, tanpa mau membuka mata terhadap realitas kemajuan Indonesia saat ini. Tapi biar saja, toh mereka tetap menjadi pembenci, dan kebencian itu akan dibawanya sampai saatnya menemui tujuh bidadari.
Sudah saatnya cara evaluasi mahasiswa terhadap kinerja pemerintah bukan dengan cara demo seolah menunjukkan diri bahwa mahasiswa mermpunyai kekuatan menekan. Harus berbedalaah, masa mahasiswa sebagai kaum terpelajar yang memiliki kampus beneran, mau disamakan dengan mereka yang hanya memiliki sebutan “alumni monas” yang memang membuka lapak dagangan demo. Saatnya para mahasiswa yang dikenal sebagai kaum intelektualitas ini menggunakan intelektualnya dengan benar, bermartabat, dan beretika dalam rangka menyampaikan tuntutan. Masa harus diajari.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/intelektual-prismatis-mahasiswa-pendemo-bukti-peLRQnBfjF
Demo Murahan, Anak Sekolah Ikutan, Rusuh, Emak-Emak Ngamuk
Demo hari ini tidak jauh beda dengan demo-demo yang sebelumnya. Banyak lawakan yang menggambarkan betapa konyolnya demo zaman now.
Bayangkan saja dulu ada yang pakai jas mahasiswa tapi wajahnya tua banget kayak bapak-bapak. Entah itu mahasiswa abadi saking bodohnya atau mahasiswa kaleng-kaleng yang datangnya entah dari mana.
Seperti biasanya, ada pelajar dan remaja tanggung yang juga tertangkap. Ada yang membawa odol dan barang aneh-aneh. Bahkan di media sosial, ada yang tertangkap karena membawa selongsong peluru. Jelas ini ada upaya untuk memframing polisi dengan menuduh mereka melepaskan tembakan sehingga memancing emosi pendemo untuk melakukan tindakan yang tidak diinginkan.
Bahkan ada belasan remaja SMA dari wilayah Bogor dan Sukabumi yang juga ditangkap. Mirisnya lagi ada yang kedapatan membawa kondom. Kondom buat nampung air minum? Benar-benar siswa sampah.
Kemudian ada juga emak-emak yang juga ikut demo. Saya berpikir, untuk apa emak-emak turun ke jalan karena ini urusan mahasiswa. Bisa jadi mereka mengerahkan emak-emak turun ke jalan karena mereka lebih sangar dan galak-galak. Sekali teriak bisa ngalah-ngalahin suara knalpot rusak. Jadi tidak perlu sediakan banyak toa.
Dan seperti yang sudah saya prediksi sebelumnya, demo menjadi ricuh saat para pelajar STM yang baru saja tiba di depan Gedung DPR RI, mulai melemparkan botol minum dan batu ke arah aparat kepolisian. Aparat terpaksa tembakkan gas air mata dan water cannon.
Saya sudah bilang berkali-kali, kalau anak STM turun ke lapangan, ini sudah tidak beres dan pasti akan rusuh. Anak STM memperjuangkan hajat hidup masyarakat? Pretttt. Cuihhhh.
Bahkan ada seruan bubarkan PDIP dan lengserkan Jokowi. Bukankah ini narasi orang goblok? Jokowi berkali-kali menolak. PDIP juga paling lantang menolak. Kenapa mereka tidak demo partai lain, dan menyalahkan PDIP?
Bagaimana masyarakat mau respek kalau demonya diikuti bapak-bapak merangkap mahasiswa jadi-jadian, ada juga emak-emak ikutan. Anak pelajar pun ikutan untuk gaya-gayaan. Demo sampah seperti ini harusnya dilarang saja. Tak ada gunanya bagi ketertiban umum.
Mungkin ada sebagian yang demo murni menyuarakan aspirasi, tapi sebagian lagi adalah kelompok tak jelas yang menunggu momen yang tepat untuk membuat kekacauan. Ini terlihat dari Ade Armando yang dianiaya hingga babak belur. Nanti saya tuliskan di artikel terpisah besok karena banyak yang mau saya ungkapkan.
Demo sekarang sudah didowngrade menjadi selevel aktivitas sampah. Banyak yang menyusup. Tujuan mereka bikin ulah. Memang tidak dipungkiri ada sebagian orang yang suka melampiaskan kebengisannya. Aksi demo rusuh adalah momen yang tepat. Mereka lampiaskan lewat lempar batu dan bon molotov. Lempari polisi. Memukuli orang lain. Merusak fasilitas umum. Vandalisme. Ini memang salah satu kelainan jiwa akibat emosi yang terpendam cukup lama.
Atau ada yang memang ingin merasakan pacuan dari adrenalin sehingga ikut-ikutan bikin rusuh. Mereka ini gampang digerakkan dengan sedikit uang.
Memang melakukan aksi demo tidak dilarang di negara ini. Tapi sayangnya demokrasi di sini masih belum matang. Banyak orang yang masih bersikap kekanak-kanakan dan barbar. Ada yang bodoh. Ada yang lugu tapi sebenarnya dungu. Demonya murahan dan banyak yang melenceng dari isu sebenarnya.
Intinya memang terletak di uang. Ada yang memainkan isu politik dengan uang yang menggerakkan massa. Itu saja intinya. Tanpa logistik dan uang, demo tidak akan jalan. Dan kelompok politik sebelah terkenal doyan jadi bohir atau sponsor. Pendemo hanya pion bodoh. Yang biadab adalah bohir di belakang mereka. Selagi mereka masih mau jadi orang murahan yang dihargai dengan uang tak seberapa, selama itu pula demo model begini akan terus eksis.
Cobalah pikirkan, dengan uang Rp 30 ribu saja, mereka sudah oke turun ke jalan. Dengan tambahan sedikit uang lagi, mereka mau berbuat rusuh. Semurah itukah mereka? Masih lebih mahal seekor ayam kampung ketimbang harga diri mereka. Mungkin mereka saking susahnya sehingga apa pun dilakukan demi sesuap nasi.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/demo-murahan-anak-sekolah-ikutan-rusuh-emak-kH6uyjRNv6
Indonesia Negara Paling Religius, Tapi Tingkat Korupsi Paling Tinggi?
Mendengar dan melihat curhatan Angelina Sondakh usai bebas dari hukuman 10 tahun penjara akibat kasus korupsi mega proyek Hambalang yang sampai sekarang nyatanya mangkrak itu di depan jurnalis senior Kompas TV, Rosiana Silalahi saat wawancaranya untuk Youtube, Angie dengan berurai air mata menceritakan semua kekesalannya dan keikhalasannya menjadi tumbal korupsi mega proyek yang sampai sekarang belum terungkap siapa aktor utamanya.
Benar apa analogi Angie, mana mungkin korupsi itu bisa dilakukan seorang diri? Korupsi itu dilakukan pastinya oleh beberapa orang yang bermufakat untuk menyelewengkan uang negara dalam bentuk mega korupsi, dimana dana-dana itu disinyalir mengalir ke sejumlah pejabat tinggi, pengusaha, dan anggota parlemen. Angelina Sondakh jelas sudah mengaku ditumbalkan dalam kasus mega korupsi ini, bukan hanya mega proyek mangkrak, tapi juga mega korupsi yang duitnya mengalir pasti tidak jauh dari orang-orang penting yang dulunya menduduki jabatan strategis di partai berlambang merci ini.
“Apakah kamu merasa dikorbankan,” imbuh Rosi yang dikutip dari YouTube Kompas TV, Minggu (3/4/2022).
“Awalnya, aku sangat merasa dikorbankan tapi aku mulai menyadari ketika bertahun-tahun di penjara bahwa kesalahan ada padaku,” kata Angelina Sondakh.Jawaban Angelina justru makin mempertegas bahwa jika kita masuk dalam system korupsi yang berjamaah itu, kita harus siap lahir dan batin, harus siap dengan mental dan mau bermain dalam permainan tingkat dewa itu.
Angelina menjelaskan bahwa dia harus ikut sistem jika ingin eksis, dia berkata bahwa dia sadar dia tidak dikorbankan, tapi menyadari kebodohannya bahwa dia mengizinkan dirinya untuk di injak-injak dan menjadi aktris permainan korupsi.
Lebih lanjut mantan Wakil Sekjen Partai Demokrat itu juga menegaskan, tidak ada kata-kata dikorbankan, dan ia juga mengakui bahwa ia tak bisa menolak pada saat itu, dan memang saat itu dalam lingkaran itu bahwa untuk mengatakan tidak pada korupsi dengan mengaku sok bersih adalah suatu kemustahilan, karena sistem sudah mengharuskan Angelina harus ikut arus korupsi, jika namanya ingin eksis dalam dunia politik, jika dia ingin posisinya aman dan tak bakalan digeser harus mengikuti arus korupsi Hambalang, itulah dilema yang harus dihadapi mantan Puteri Indonesia tahun 2001 ini sehingga harus ikutan korupsi mega proyek Hambalang, walau akhirnya dia sadar bahwa dia diseret dalam pusaran hingga akhirnya jadi tumbal politik jahat pemufakatan mega korupsi.
Pada akhirnya, eks istri dari aktor dan juga politikus Adjie Massaid ini juga mengungkapkan bahwa tingkat adiksi dari uang dan kekuasaan itu terus tumbuh, dan berharap suatu saat kebenaran atas kasus yang menyeretnya akan terungkap siapa aktor intelektualnya.
Bicara tentang korupsi di negeri kita memang bagaikan penyakit kronis yang tak bisa diobati, walau sudah banyak formula yang dibuat dan diberikan, namun faktanya korupsi belum bisa hilang dari negeri kita ini. Sudah berbagai cara dilakukan untuk memberangus aksi-aksi korupsi di negeri ini, namun apa daya? Ibarat penyakit menular, makin diberantas, makin banyak kejadian korupsi. Dan anehnya modus pemufakatan melakukan korupsi terkadang dilakukan oleh orang-orang yang kita anggap paling religius, alias korupsi dilakukan oleh orang-orang yang tidak disangkakan akan melakukan aksi korupsi berjamaah.Ini dapat dibuktikan dengan hasil survey Pew Research Center yang bertajuk The Global God Divide tahun 2020 yang mendaulat Indonesia sebagai negara paling religius dengan angka 96 persen. Diikuti Nigeria dan negara-negara dunia ketiga. Total ada 34 negara yang terlibat dalam survei tersebut.
Seharusnya kita bersyukur dengan predikat negara paling religius di dunia, namun sekaligus miris karena faktanya menurut data dari Transparency International dalam laporan tahunan terbarunya yang dirilis Kamis (28/1/2021), melukiskan Indeks Korupsi (CPI) Indonesia tahun 2021 masih mengalami stagnasi, terkhusus Indonesia yang sejak pertama kali CPI diluncurkan tahun 1995 selalu menjadi negara yang senantiasa diteliti, dan bagaimana hasilnya?
Hasil laporan CPI Indonesia tahun 2021 berada di skor 38/100 dan berada di peringkat 96 dari 180 negara yang disurvei. Skor ini naik 1 poin dari tahun 2020 lalu yang berada pada skor 37/100, menurut keterangan dirilis oleh Deputi Transparency International Indonesia, Wawan Suyatmiko dalam keterangan tertulisnya. Skor CPI 2021 Indonesia yang mengalami kenaikan satu poin ditunjang beberapa faktor. Antara lain kenaikan signifikan pada faktor risiko korupsi yang dihadapi oleh pelaku usaha pada sektor ekonomi seperti penyuapan pada area ekspor-impor, kelengkapan penunjang, pembayaran pajak, serta kontrak dan perizinan. Hal ini nampak dari kenaikan tiga indikator ekonomi.
Namun demikian tiga indikator yang mengalami stagnasi dan tiga indikator yang justru mengalami penurunan memperkuat bahwa korupsi politik dan penegakan hukum masih belum ada perbaikan yang signifikan.
Sejumlah penanganan perkara korupsi besar seperti dalam kasus eks Menteri Sosial dan eks Menteri KKP pada awal tahun 2021 lalu hingga penangkapan Wakil Ketua DPR RI pada pertengahan tahun 2021 lalu turut mewarnai dinamika penegakan hukum antikorupsi. Termasuk diantaranya penanganan skandal korupsi Jiwasraya dan Asabri. Juga sejumlah capaian yang telah dikukan oleh Satgas BLBI yang telah berupaya melakukan penyitaan aset dari para obligor/debitur prioritas.
Upaya penanganan sejumlah skandal kasus korupsi besar sepanjang masa pandemi memberikan kontribusi pada kenaikan CPI Indonesia tahun 2021. Namun yang penting diperhatikan pemerintah dan segenap pemangku kepentingan tentu saja tetap fokus pada upaya penegakan hukum yang lebih transparan dan akuntabel, terkait pengembalian aset akibat tindak pidana korupsi.
Di sisi lain memberikan dan menjamin ruang aspirasi dan kebebasan sipil bagi setiap pengambilan keputusan menjadi salah satu penanda bahwa Indonesia adalah dengan demokrasi dan menjunjung hak asasi manusia, dan untuk membuat kemajuan nyata dalam melawan korupsi, menciptakan iklim demokrasi yang berkualitas dan menjunjung hak asasi manusia dalam kerangka pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi, maka Transparency International Indonesia memberikan rekomendasi kepada Presiden dan segenap jajaran Pemerintah, Lembaga Penegak Hukum (Mahkamah Agung, Kejaksaan Agung, Kepolisian RI dan KPK), DPR dan Parpol, pihak swasta dan pelaku usaha serta semua pihak, diantaranya serius dalam menangani kasus korupsi di negeri ini.
Lantas mengapa bisa negara kita paling religius namun juga masuk kategori negara paling terkorup? Padahal nyata-nyata perang terhadap korupsi selalu didengung-dengungkan oleh KPK? Dan hasil penelitian membuktikan bahwa koruptor tak takut mati, namun takut miskin? Jikalau begitu kenapa koruptor tak dicoba dihukum mati saja?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/indonesia-negara-paling-religius-tapi-tingkat-hyQGZK1n4G
Terawan Versus Mantan-mantan Pejabat Tak Bermutu
Dokter (dr) Terawan Agus Putranto, mungkin adalah anggota kabinet Jokowi yang paling apes. Mengapa tidak? Sebagai menteri kesehatan (menkes) yang dilantik bersama seluruh anggota kabinet baru seiring mulainya periode kedua Jokowi, dr Terawan itu sangat “komplit”.
Selain dokter, dia juga peneliti, dan bahkan penemu metoda baru penyembuhan penyakit stroke. Masih ada lagi, dia itu tentara dengan pangkat terakhir letnan jenderal (letjen), dan menjabat direktur RSPAD yang sering disebut sebagai rumah sakit tentara. Artinya dia paham soal kesehatan dan yang menyangkut manajemennya.
Tapi
jalan Terawan untuk jadi menkes tidaklah mulus. Sebelum resmi diumumkan
oleh Presiden Jokowi pada Oktober 2019, batu-batu sandungan sudah
teronggok di mana-mana. IDI, Ikatan Dokter Indonesia langsung
mengingatkan Jokowi bahwa dr. Terawan itu “tidak layak” sebab sedang
terkena sanksi oleh IDI.
Tetapi bukan Jokowi namanya jika bisa didikte organisasi profesi semacam IDI. Terawan tetap dilantik sebagai anggota kabinet untuk 2019 – 2024. Namun sayang, hanya satu-dua bulan setelah resmi menjadi menkes, timbullah wabah covid-19, yang ternyata melumpuhkan dunia.
Pandemi covid-19 kini sudah memasuki tahun ketiga (2022), namun belum dapat dikatakan tamat. Memang sedang terjadi pelandaian kasus di seluruh dunia – termasuk Indonesia – mungkin gara-gara vaksinasi yang sudah (hampir) memenuhi target. Tetapi pasti belum ada pakar yang berani menjamin bahwa semua akan kembali normal lagi. Pasalnya, virus ini suka bermutasi melahirkan varian baru.
Malang bagi Terawan, dia yang menjadi komandan perang melawan covid-19, agaknya dinilai kurang cekatan. Maka dia pun kena reshuffle bersama beberapa rekannya. Praktis beliau hanya sekitar satu tahun menjabat.
Menyakitkan, tentu saja. Apalagi banyak “musuh” yang kemungkinan bersorak-sorai, tersenyum puas, mengucap syukur atas dicopotnya dia dari jabatan terhormat dan mulia itu. Mungkin mereka berharap nama Terawan akan tenggelam, dilupakan selamanya.
Atau bahkan ada banyak orang yang menduga dia akan masuk ke barisan sakit hati, dan menjadi kadrun. Bisa jadi pula para pentolan kadrun sudah bersiap menerima kehadirannya untuk memperkuat gaya gebrak mereka merecoki pemerintah?
Namun ternyata tidak. Di tengah upaya seluruh dunia menemukan “obat” penangkal virus covid-19, mulai bermunculan vaksin-vaksin yang diharapkan bisa menghambat penyebaran, dan pada gilirannya membawa kembali kehidupan umat manusia ke kondisi sebelum pandemi.
Hampir
secara bersamaan negara-negara maju mengumumkan vaksin temuan mereka.
China, Jerman, Perancis, AS dan sebagainya. Tentu saja menyenangkan
mendengar berita-berita tentang vaksin itu, terlebih sudah mulai
digunakan, di tengah ramainya sikap pro dan kontra, termasuk di
Indonesia.
Tiba-tiba muncul pula nama Terawan dengan vaksin Nusantara yang disambut sangat antusias oleh banyak warga. Orang-orang yang tadinya ogah divaksin dengan produk-produk luar itu, kini menyatakan bersedia divaksin Nusantara. Rupa-rupanya, setelah tidak menjadi menteri, Terawan diam-diam sibuk berkarya untuk kehormatan bangsa dan negaranya.
Tapi lagi-lagi Terawan harus gigit jari, sebab temuannya itu tidak mendapat restu dari BPOM. Ratusan juta masyarakat juga turut kecewa karena vaksin Nusantara, karya gemilang putra bangsa, malah dihempang lajunya oleh sesama anak bangsa. Tetapi apa hendak dikata, bahkan DPR pun sudah menyatakan dukungan dan pembelaan terhadap temuan itu, namun dianggap sepi oleh BPOM.
Kecurigaan pun merebak, jangan-jangan lembaga pemerintah ini pun sudah dikuasai oleh apa yang disebut kadrun? Sebab bukan rahasia jika kadrun itu anti terhadap keberagaman. Maka apapun akan mereka lakukan untuk menghambat orang-orang yang mereka tidak sukai untuk berkibar. Sebelas dua belas-lah dengan organisasi profesi yang baru saja memecat Terawan.
Tapi itulah dr Terawan, seorang patriot sejati yang tidak patah arang, tidak berbalik menjadi benci dan dendam pada pemerintah yang telah menyetop karirnya di tengah jalan. Padahal setelah dia direshuffle, banyak yang memperkirakan bahwa dia akan “akrab” dengan oknum-oknum semacam Rizal Ramli, Said Didu, Refly Harun, dll., yang setiap hari tahunya menyinyiri pemerintah.
Sebagaimana kita tahu, Rizal Ramli juga pernah diberikan kesempatan oleh Presiden Jokowi untuk membuktikan kepandaiannya. Dia menjadi “menko maritim dan sumber daya” menggantikan Indroyono Soesilo. Namun si Rizal hanya dipakai satu tahun saja (Agustus 2015 – Juli 2016). Kedudukannya digantikan LBP yang malah awet bersama Jokowi hingga kini.
Sejak diberhentikan, Rizal menempatkan diri sebagai oposisi pemerintah. Setiap hari hanya mengeluarkan statemen yang nadanya menyalahkan pemerintah. Di matanya tak satu pun pekerjaan pemerintah yang benar. Bahkan dia berkali-kali menyarankan Presiden Jokowi mengundurkan diri dari jabatannya karena dianggap gagal menyejahterakan rakyat.
Tetapi semua orang mafhum pernyataan-pernyataan yang sifatnya menyerang dan merendahkan pemerintah itu tak lebih dari desisan rasa frustrasi, dendam dan sakit hati karena dipecat sebab tak mampu bekerja.
Hal yang sama dengan Refly Harun, ahli hukum tatanegara yang pernah diberikan kesempatan menjadi komut Pelindo. Kesannya “the wrong men on the right place”? Tapi orang ini sepertinya punya intuisi tajam, dan tahu akan dibersihkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir?
Maka sebelum itu terjadi, dia bikin channel di Youtube yang konten-kontennya condong nyinyiri pemerintah. Maka ketika dia benar-benar dicopot dari kursi empuk itu oleh Erick, dia punya dalih hal itu karena dirinya kritis pada pemerintah maka dipecat. Kini dia menjadi youtuber. Sama seperti Rizal Ramli, dia cukup rajin menyarankan Jokowi mundur.
Sebagai youtuber, dalam rangka menyemarakkan rencana aksi demo BEM, 11 April 2022 ini, Refly mewawancarai Ruslan Buton, mantan tentara yang akhirnya juga masuk barisan sakit hati, dan latah meminta Jokowi mundur. Orang ini beralasan Jokowi tidak mampu. Tidak mampu apa? Tidak mampu korupsi, maksudnya?
Para mantan pejabat yang malang, mengapa kalian tidak meniru Terawan, yang memilih berkarya untuk bangsa dan negaranya, tanpa harus gembar-gembor bahwa dia mencintai bangsa dan negara ini?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/terawan-versus-mantan-mantan-pejabat-tak-bermutu-VLexo8Dr0t
Yang Dialami Ade Armando Bukti Banyak Sampah Biadab di Negara Ini
Seperti janji saya sebelumnya, kali ini kita akan bicara sedikit tentang Ade Armando yang dianiaya secara biadab oleh sekelompok pendemo hingga babak belur dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Banyak video dengan berbagai versi dan sudut pengambilan gambar beredar di dunia maya. Rasanya saya tidak perlu lagi menceritakan kondisi saat pemukulan tersebut.
Dari informasi yang saya kumpulkan, Ade Armando terlibat cekcok dengan seorang emak-emak yang memarahinya dengan sebutan buzzer pengkhianat dan munafik. Di video lain juga terpampang jelas ada satu emak-emak yang memprovokasi massa. Ada juga satu pria yang mulai memukulnya dari belakang. Ada juga pria berpeci putih yang ikut memukul.
Di media sosial, foto dan nama mereka terpampang jelas disertai dengan alamat tempat tinggal. Tinggal menunggu waktu bagi mereka sebelum diciduk dan menghabiskan masa hukuman di penjara. Lebaran gagal maning, gagal maning.Ada satu hal yang cukup membuat saya penasaran. Yaitu kenapa Ade Armando ada di lokasi demo. Sejauh yang saya tahu dia datang untuk meliput demo atas nama Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), terlihat jelas di kaosnya.
Memang dikatakan bahwa, dia mendukung mahasiswa kalau tuntutannya adalah menolak jabatan presiden tiga periode. Ade sendiri juga termasuk lantang menolak perpanjangan jabatan.
Tapi masa sih orang seperti Ade Armando tidak tahu kalau demo hampir pasti akan disusupi? Saya saja sudah bisa prediksi kalau demo akan berakhir ricuh hanya dengan merasakan aura buruk di media sosial dan narasi-narasi yang berkembang. Ade Armando yang satu kelompok dengan Denny Siregar dan Eko Kuntadhi, tidak mungkin tidak tahu potensi ricuh demo tersebut.
Apakah dia mau support mahasiswa terkait isu jabatan presiden tiga periode? Tapi risikonya terlalu besar. Demo seperti itu pasti akan diikuti oleh orang-orang yang tak punya otak, yang tabiatnya mirip preman barbar dan suka bikin rusuh.
Ade harusnya paham, dengan opini-opininya yang kadang bikin kadrun ngamuk, dia tidak boleh pergi ke aksi demo dengan cara seperti itu. Mayoritas pendemo pasti tidak senang dengan Jokowi dan Ade sendiri sudah dicap sebagai buzzer pemerintah.
Yang dilakukan Ade ibarat seperti masuk ke kandang yang isinya puluhan harimau. Cari penyakit. Demo sekarang ini jarang yang murni demo. Semuanya rata-rata dipolitisasi dan digerakkan oleh bohir. Harusnya Ade dukung lewat media sosial atau kanal Youtube.
Kalau saya pribadi, saya akan pernah simpati pada demo seperti ini. Meski ada yang benar-benar demo murni, tapi karena merekalah demo disusupi dan jadi anarkis. Saya juga tidak pernah respek dengan mahasiswa yang doyan turun ke jalan. Sudah tahu rentan disusupi, tapi tetap saja turun ke jalan dengan lagak sok hebat. Apakah mahasiswa tersebut terlalu bodoh hingga tak bisa pikirkan cara lain untuk sampaikan aspirasi selain demo? Bodo amat mereka mau demo apa. Saya cuma anggap mereka mirip bocah yang cari sensasi biar dianggap hebat padahal dimanfaatkan oleh bohir politik. Pretttt.
Kabarnya, ada yang memberitahu bahwa Ade ada di depan gedung DPR/MPR lewat percakapan WhatsApp. Mungkin dari situlah para pembencinya berdatangan dan terjadi penganiayaan.
Wajah bonyok, celana dipeloroti. Bahkan banyak yang mendukung pemukulan itu dan merasa senang. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti bonyok juga. Begitulah komentar mereka.
Dari sini kita paham kalau di negara ini banyak sekali sampah politik biadab yang haus kekerasan. Mereka bukan mau ikut demo. Mereka hanya menunggu saat yang tepat untuk melampiaskan nafsu biadabnya. Mereka memang pengecut yang hanya berani saat keroyok karena berpikir polisi sulit menangkap kalau penganiayaan dilakukan ramai-ramai.
Beberapa pelaku sudah ditangkap. Mampus saja buat mereka. Mereka puas memukul orang lain, biarkan mereka nikmati lebaran di penjara.
Apa boleh buat, Ade Armando pun sudah masuk rumah sakit. Yang terjadi pun sudah terjadi. Hanya saja apa yang terjadi pada Ade ini bisa menjadi pemicu bagi banyak orang agar sadar bahwa ada kelompok sampah yang harusnya dibasmi tuntas di negeri ini.
Kebiadaban mereka itu nyata adanya, bukan PKI yang diteriakkan mereka selama ini.
Sekarang giliran pelaku yang dikejar, diciduk dan mewek sambil menyesal minta maaf. Larilah kalau bisa.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/yang-dialami-ade-armando-bukti-banyak-sampah-Ujv744Ndgn
Comeback Stronger, tapi Jangan Bertindak Konyol Kayak Kemarin Ya, Bung Ade Armando
Bung Ade Armando, bagaimana kabarnya dari semalam hingga lagi ini? Apakah masih terasa nyut-nyut di bagian tubuh yang kena hajaran kemarin pas hadir dalam aksi massa 110422? Semoga lekas membaik dan siap untuk memberi pencerahan lagi, dengan akal sehat yang prima ya.
Saya sengaja memilih paragraf pembuka seperti itu, karena rasanya kok Bung Ade kemarin terlalu berani dengan datang ke lokasi demo, tanpa mengenakan masker lagi, sehingga wajah Bang Ade sangat mudah dikenali. Sebagian massa yang tentu saja sudah terstigma bahwa Ade Armando ibarat musuh bersama, pasti akan mudah tersulut emosinya, meski tindakan mereka memukuli Bung Ade tidak bisa diterima, juga tidak boleh dibenarkan.
Mengeroyok orang itu tetap salah dan wajib dihukum. Kabarnya aparat kepolisian juga sudah menangkap para pelaku, yang tentunya harus siap-siap menerima hukuman. Bung Ade nggak tertarik memberi mereka bunga, tapi sekalian dilempar sama potnya?
Bagi saya, aksi massa sejak pengaruh radikalisme masuk ke negeri ini, ditambah peran media sosial yang dipenuhi hasutan, hoaks, dan provokasi tak ada yang benar-benar murni lagi. Anggapan bahwa mereka yang sering berdemo tidak ada kerjaan, bahkan mungkin tidak relevan lagi, karena pekerjaan sebagian dari mereka, ya demo itu sendiri.
Berita mengenai aksi massa ibarat iklan lowongan kerja yang sangat dinanti-nantikan. Mereka ditengarai tak cuma dapat nasi bungkus dan honor berdasarkan peran di lapangan, tetapi bisa menjadi ajang eksistensi diri hingga bisa melampiaskan amarah sekehendak hati.
Kalau perlu, jika ada "musuh bersama" yang terlihat, tinggal ikuti komando sang provokator untuk segera melampiaskan kekesalan atau sekadar ikut memberi bogem mentah, seperti pengalaman pahit Ade Armando kemarin Senin.
Jika ada teman yang lantas menilai tindakan Ade Armando ada kaitan dengan konten yang akan berkorelasi dengan jumlah view dan imbalan yang diperoleh, tak bisa disalahkan juga. Apalagi kita tahu bahwa dalam aksi massa itu, tuntutan juga tidak lagi nyambung jika membahas soal isu tiga periode. Jadi, ngapain juga masuk ke "kandang singa liar" itu sih, Bung Ade?Saya nggak akan membenarkan perilaku biadab dengan menghajar Ade Armando, tetapi mohon maaf jika harus mengatakan bahwa empati saya terbilang agak kurang dengan kenekatan Bung Ade masuk ke tengah-tengah kumpulan massa itu tanpa trik apa pun alias polos-polosan saja. Tindakan Bung Ade kali ini agak konyol sih.
Akan tetapi, saya paham pasti Bung Ade punya alasan kuat buat hadir langsung memantau aksi massa dari dekat. Alasan yang rasanya sebentar lagi akan disampaikan lewat channel biasanya, disertai argumen-argumen khas seorang Ade Armando.
Saya akan menantikan itu, sambil bersiap mengulas dan menambah sedikit opini, dengan arah yang sangat bergantung pada isi konten yang dibahas nantinya. Semoga kualitas konten, isi pemikiran, dan kelugasan Bung Ade dalam beropini bisa terjaga, bahkan semakin bernas dan mampu meluruskan logika-logika bengkok dan ambyar dari para viewers tayangan itu ya.
Izinkan saya juga menyelipkan sedikit saran bahwa lain kali Bung Ade nggak perlulah sampai turun ke jalan seperti kemarin. Ingat, Bung Ade tidak muda lagi. Kalau sampai ada yang mengejar kan tidak bisa lari kencang lagi. Kalau pun mau turun ke lapangan, ambil jarak aman dan lakukan dalam kelompok, karena Bung Ade bukan Lone Ranger atau Wong Fei Hung.
Alangkah baiknya jika lain kali kalau mau turun ke jalan, ajak juga Bung Denny Siregar, Bung Permadi "Abu Janda" Arya, Bung Yusuf Muhammad, dan rekan-rekan seperjuangan yang sering kami lihat di YouTube dan media sosial lainnya.
Akhirnya, sebagai penikmat konten dengan ulasan khas yang mencerahkan logika saya (kecuali bahasan soal ayat-ayat perang di Alkitab), saya tetao berharap agar Bung Ade bisa segera pulih dan kembali beraksi. Istilah kerennya:
"Comeback stronger, ya Bung Ade!"
Meski kali ini saya tak sepenuhnya setuju dengan kesembronoan Bung Ade saat berada di lokasi demo, saya tetap ada di pihak Bung Ade, kok. Lanjutkan! Lanjutkan! Lanjutkan!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/comeback-stronger-tapi-jangan-bertindak-konyol-Zc6uHEwkjX
Wiranto Nyatakan Amandemen Presiden 3 Periode Mustahil, BEM Nusantara Mundur Perlahan!
Dari awal isu presiden 3 periode memang sengaja dihembuskan oleh partai kuning pasca Jokowi resmi menjabat di periode kedua. Tentu saja wacana omong kosong ini menyulut murka Jokowi hingga dirinya menyebut mereka yang menginginkan presiden 3 periode cuma cari muka dan sengaja menampar mukanya. Jokowi yang lahir dari produk demokrasi tak mungkin mencederai amanah konstitusi demi ambisi pribadi.
Justru wacana 3 periode ini sengaja dihembuskan dengan maksud agar kelompok elit tertentu bisa ikut langgeng jabatannya. Toh dengan bertambahnya usia kekuasaan presiden, bisa menambah panjang masa DPR, MPR hingga menteri di kabinet Indonesia maju. Benar-benar manusia yang tamak dan serakah akan kekuasaan. Mungkin kalau mereka yang jadi presiden, bisa-bisa menjadikan dirinya pemimpin selamanya.
Pemikiran yang sangat berbahaya ini jelas harus dihentikan. Anak cucu kita tak harus diwarisi pemimpin yang gila kuasa. Kalau tujuannya untuk Indonesia, harusnya peluang itu dibuka lebar untuk generasi penerus, bukan malah menuruti nafsu berkuasa segelintir kelompok. Bahkan kegilaan ini kini merambah ke elit parpol lain. Awalnya cak Imin sebagai ketum PKB menginginkan perpanjangan masa jabatan presiden, lalu disambut oleh ketum PAN dan juga Golkar yang sebelumnya sudah menginginkan jabatan presiden 3 periode.
Isu ini semakin liar saat Luhut mengklaim memiliki big data yang katanya sebagian besar rakyat menginginkan masa jabatan diperpanjang. Lalu bola panas bergulir dengan isu pengumpulan kepala desa yang katanya mendukung wacana ini. Benar-benar terstruktur, sistematis dan masif. Seakan-akan wacana ini sengaja diskenariokan oleh orang-orang besar maupun para elit senior. Hingga kini kita dengar demo besar-besaran menolak wacana ini. Sempurna sudah!
Jokowi yang paham niat jahat terselubung akhirnya bersuara keras. Dirinya melarang para menteri menyuarakan wacana perpanjangan atau isu 3 periode lagi. Bagi oposisi, pernyataan Jokowi malah diposisikan sebagai drama. Tapi, kita tahu kalau Jokowi sedang menggebuk para musuh dalam selimut. Pilihan rakyat adalah Jokowi. Meski begitu Jokowi tak punya pilihan lain selain menggandeng orang-orang parpol yang mungkin tak memiliki visi misi atau kecintaan terhadap bangsa ini seperti dirinya.
Menariknya ketika Jokowi terkepung, justru sosok Wiranto kembali memposisikan diri sebagai perisai. Sama ketika dirinya tampil bersama presiden menemui pendemo 212 dahulu. Sayang Wiranto sudah tak bisa kembali menjadi Menkopolhukam pasca penusukan dirinya. Tapi, kini kita tahu ternyata orang ini menjadi salah satu orang yang berani pasang badan untuk presiden. Kita bisa bersyukur bahwa tak hanya PDIP yang setia sejauh ini. Dibalik itu sosok Wiranto memang patut diacungi jempol karena sikap kenegarawanannya.
Kemarin diberitakan bahwa koordinator Pulau Jawa BEM Nusantara menyatakan akan mengurungkan niat demo pada tanggal 11 April. Hal ini buntut pertemuan dan konsultasi yang dilakukan dengan Wiranto. Kita apresiasi tindakan mahasiswa kali ini yang lebih mengedepankan logika ketimbang otot. Jangan sampai almamater dan gelar mahasiswa kembali tercemar akibat terprovokasi dan salah sasaran. Karena yang seharusnya mereka demo adalah kelompok elit parpol yang gila jabatan, bukannya Jokowi yang justru menolak wacana tersebut.
Wiranto sendiri usai menerima perwakilan BEM Nusantara mengatakan tidak mungkin ada amandemen konstitusi terkait perpanjangan masa jabatan presiden. Wiranto menyebut wacana itu tak banyak mendapat dukungan di MPR. Menurutnya, hanya tiga fraksi DPR yang mendukung wacana tersebut.
Wiranto menyebut jika dari sembilan parpol hanya tiga parpol yang setuju mengubah UUD 1945. Belum lagi harus dibawa ke MPR, DPD dimana DPD sendiri tidak menyetujui. Jadi, menurutnya tidak mungkin terjadi amandemen UUD 1945 mengenai jabatan presiden tiga periode. Wiranto berkata hingga saat ini juga tidak ada upaya dari berbagai pihak mewujudkan amandemen itu. Dia mengatakan selama ini perpanjangan masa jabatan presiden sebatas wacana.
Mantan Panglima TNI itu berkata pemerintah tak pernah merencanakan amandemen konstitusi. Hal yang sama juga terjadi di parlemen. Wiranto minta masyarakat tak lagi sibuk memperdebatkan perpanjangan masa jabatan presiden. Dia memastikan Presiden Jokowi menolak wacana tersebut.
Selain menjabarkan ketidakmungkinan amandemen konstitusi, Wiranto juga memberi wejangan lain yang menyejukkan. Dirinya yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) menyarankan mahasiswa tidak melanjutkan rencana demonstrasi penolakan masa jabatan presiden tiga periode yang rencananya digelar 11 April mendatang.
Menurutnya, lebih baik mahasiswa mengutamakan dialog. Mantan Panglima TNI itu membuka peluang untuk berdialog dengan elemen mahasiswa di kantor Wantimpres. Wiranto mengingatkan saat ini sedang bulan Ramadhan. Dia menyarankan penyelesaian masalah yang ada dengan komunikasi secara baik-baik.
Andai saja para kelompok elit termasuk menteri Jokowi memiliki sedikit empati atau "sense of crisis", seharusnya mereka malu mengungkapkan nafsu berkuasa ke khalayak umum. Bukannya menurut mereka kondisi negara sedang terpukul akibat pandemi. Juga ada persoalan kenaikan harga minyak goreng hingga pertamax yang memukul rakyat kecil. Bukannya duduk bareng menyelesaikan persoalan bangsa, malah mengumbar keinginan berkuasa.
Mungkin dalam hati Jokowi begitu gerah dengan ulah para pejabatnya termasuk dengan parpol koalisi, namun apa daya dirinya seperti seorang diri di tengah sarang penyamun. Sangat sedikit menterinya yang mendedikasikan diri sepenuhnya untuk bekerja seperti pak Basuki. Kebanyakan malah sibuk menaikkan citra diri entah untuk tujuan apa. Maka jangan heran ada spanduk menteri dan ketua parpol bertebaran di jalan. Tujuannya jelas untuk menggalang dukungan di pemilu 2024. Mungkin sadar kalau peluang menangnya kecil, makanya ngebet ingin pemilu ditunda. Dengan begitu bisa menyusun ulang strategi di masa depan.
Saat ini kita tahu kalau dua partai PDIP dan Gerindra bisa maju di pemilu tanpa memerlukan koalisi lain. Mungkin ini juga yang ditakutkan parpol lain karena mereka tak mau bertarung dan akhirnya kalah. Lalu mengemis minta perpanjangan jabatan atau 3 periode dengan harapan beberapa tahun mendatang, koalisi parpol bisa berubah. Jelas saja ini semata-mata untuk kepentingan mereka. Bukan untuk Jokowi apalagi mengatasnamakan kepentingan rakyat.
Kita berdoa saja semoga Jokowi dan para orang baik di sana selalu dijaga oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitu berat beban amanah mereka memajukan Indonesia tatkala bekerja bersama manusia-manusia yang gila kuasa dan hanya mementingkan golongannya. Rupanya periode kedua ini benar-benar berat jalannya. Meski kelompok ekstrimis berhasil dibekuk, tapi negara juga babak belur dihajar kondisi dunia. Belum berakhir pandemi corona, sudah muncul konflik Rusia-Ukraina yang memukul komoditi Eropa Asia. Lalu, di negeri sendiri Jokowi dihajar musuh dalam selimut yang tanpa sadar bisa menumbangkannya. Semoga Tuhan senantiasa berpihak pada Indonesia.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/wiranto-nyatakan-amandemen-presiden-3-periode-M40cABfKKF
Demo 11 April : Mahasiswi Kok Malah Promosi Diri?
Mungkin niatnya cuma lucu-lucuan, tapi kalau kelucuan itu tidak diimbangi dengan penampilan yang sesuai, ya jadinya tidak lucu. Tak hanya tidak lucu, apa yang para mahasiswi ini lakukan di aksi demo 11 April mereka itu, lebih seperti sedang berpromosi. Promosi apa? Apa lagi kalau bukan promosi diri! Dari cara para mahasiswi ini berpakaian, alimnya tidak kepalang. Berhijab, tertutup rapat. Tapi tulisan-tulisan pada kertas karton yang mereka bawa, jauh dari kealiman. Saya jadi suka bingung sendiri. Apa sebodoh itu para pendemo ini dalam hal menyuarakan aspirasi mereka? Mengapa mereka tidak menggunakan atau memilih kata yang mampu merepresentasikan jati diri mereka sebagai sekelompok maha siswi? Bukan siswi biasa loh!! Mereka ini MAHA SISWI! Pilihan kata yang para mahasiswi ini gunakan, tak lebih dari pesan yang mengekpresikan mereka sebagai anak muda yang kegatalan. Coba saja tengok keempat foro yang saya temukan ini (lihat cover).
"Lebih baik bercinta 3 ronde, daripada harus 3 periode". Pas saya lihat fotonya... yaelah, perawan tingting mau bicara soal bercinta 3 ronde. Secara harfiah makna dari kata bercinta itu adalah ngesex, intercourse, senggama, yang secara analitik, kalimat "Lebih baik bercinta 3 ronde" tak memiliki relevansinya dengan kalimat berikutnya, yaitu "daripada harus 3 periode". Dari sisi rentang waktupun kedua kalimat itu tidak bisa disandingkan. Bercinta 3 ronde itu paling lama berapa jam sih? Sementara masa jabatan presiden 3 periode itu adalah 15 tahun. Apa mungkin bercinta 3 ronde bisa dilakukan selama 15 tahun? Eh Neng... nikah aja dulu, baru bicara soal bercinta. Salah ga kalau ada orang yang iseng-iseng berpikir, "Oh, nih cewek kuat ya sekali main 3 ronde...". Pertandingan tinju 3 ronde masih bisa kita terima karena memang ada aturan tinju 3 ronde. Tapi kuat bercinta 3 ronde, apa harus dipampang seperti itu juga? Di acara demo nasional pula....
"Lebih baik 3 istri daripada 3 periode". Tulisan ini, lagi-lagi dipegang oleh mahasiswi. Saya sebagai seorang perempuan waras, masih ga bisa terima kalau ada laki-laki yang mampu beristri 3 secara adil. Para ustad yang memamerkan para istrinya, semua wajah istrinya dicadarin, yang terlihat hanya matanya. Sementara raut mukanya tak terlihat. Apa yang bisa kita lihat dari hanya sorotan mata? Lagi pula, tulisan seperti ini, pantasnya dipegang oleh mahasiswa, bukan mahasiswi!!
Yang paling parah adalah tulisan yang ketiga yang dibawa oleh mahasiswi bercadar!!
"Stop peras duit rakyat, sesekali peras adek dong Pak". Masya Allah.... mau apa pula nih mahasiswi dengan cadarnya kalau dia menawarkan diri untuk diperas. Eh diperas apanya? Yang diperas dari perempuan itu apa kira-kira? Tenaganya kah? Di eksploitasi kerja maksudnya? Loh kok mau? Atau lagi-lagi kata "peras adek" di sini menggiring opini kita untuk berpikir mesum seperti tulisan yang pertama? Asli, jujur, saya sama sekali tidak paham pesan moral apa yang mau disampaikan dengan tulisan seperti itu di demo 11 April... atau memang tak ada hubungannya dengan moral?
Tulisan yang keempat tak jauh makna dari tulisan kesatu dan ketiga.
"Daripada BBM naik, mending ayang yang naik". Bingung ga? Si ayang ini disuruh naik ke mana? Mana mengacungkan jempol lagi. Jari jempol itu adalah simbol dari rasa enak, bagus, ok, dan sejenisnya. Apakah para mahasiswi berhijab yang memegang tulisan ini sedang mempromosikan diri mereka kalau "ayang yang naik" itu pasti enak? Mirisnya, BBM Pertamax itu naiknya sebesar Rp 3500. Kalau kita terima atau kita seriusin tulisan mereka itu, apa mereka mau dibayar sebesar Rp 3500 sekali naik? Ah jadi ingat tarif bis transjakarta-nya Anies Baswedan yang katanya tarifnya hanya Rp 3500 untuk sekali jalan.
Orang bilang Mahasiswa-Mahasiswi yang berdemo ini adalah generasi muda harapan bangsa. Tapi kalau mahasiswanya anarkis dan mahasiswinya mesum seperti ini, apa yang bisa kita harapkan dari mereka? Tentu saja tidak ada. Karena sejatinya masa depan negara ini bukan di tangan mahasiswa-mahasiswi tukang demo. Tapi di tangan generasi muda yang mampu menggunakan waktu dan tenaganya untuk mengeksplor dunia, dunia ilmu pengetahuan, dunia kerja dan dunia-dunia lain yang bisa meng-enriching cara pandang, cara pikir, dan pengalaman. Coba saja kalian lihat 7 presiden Indonesia, apa ada dari mereka yang pernah berdemo? Tidak ada! Amin Rais yang suka berdemo, dia ga jadi presiden. Padahal tahun 1998, peran Amin Rais kurang apa pentingnya, tetap saja dia tidak jadi Presiden Indonesia karena dia cuma jadi tukang demo!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/demo-11-april-mahasiswi-kok-malah-promosi-diri-lc3zmqNH93
Ngakak! Musni Umar Doakan Partai Ummat agar Sukses, Netizen Beri Doa Tandingan
Meskipun sudah diperiksa polisi terkait gelar profesornya yang bermasalah, ternyata Musni Umar masih juga aktif di Twitter.
Beberapa cuitannya seperti mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa, selamat buka puasa dan shalat Maghrib, selamat santap sahur dan selamat-selamat yang lain.
Namun dari sekian banyak cuitannya itu, menurut hemat penulis ada satu yang benar-benar menarik yakni dia mendoakan semoga Partai Ummat mendapat dukungan dari masyarakat pada Pemilu 2024 mendatang.
Untuk lebih jelasnya, berikut pernyataan Rektor Universitas Ibnu Chaldun tersebut melalui akun Twitternya @musniumar,
"Semoga Partai Ummat, pendatang baru besutan Amien Rais mendapat dukungan publik dalam Pemilu 2024. Amin"
Bersamaan dengan cuitannya itu, Musni juga membagikan profil Partai Ummat dari laman kompas.com yang berjudul 'Profil Partai Ummat, Pendatang Baru Besutan Amien Rais'.
Diketahui, di berita tersebut memuat info mengenai siapa saja nama-nama besar yang menjadi kader Partai Ummat, sejarah berdirinya Partai Ummat, makna lambang Partai Ummat serta profil Ketua Umum Partai Ummat, Ridho Rahmadi.
Pokoknya cukup banyak-lah informasi tentang Partai Ummat di sana.
Namun tetap saja masih kurang.
Apa yang kurang?
Kondisi Partai Ummat kekinian yang banyak ditinggalkan oleh umatnya sendiri.
Kondisi ngenes Partai Ummat ini juga yang disampaikan oleh netizen (pemilik akun Twitter @E_Y2507) sekaligus menjadi doa tandingan atas doa Musni Umar sebelumnya.
"Semoga Partai Ummat masih ada sampai Pemilu 2024" cuitnya
Hahaha
Seolah Partai Ummat saat ini lagi mengalami masa kritis dan sebentar lagi sakaratul maut saja.
Hanya saja, netizen menyampaikan doa semoga Partai Ummat masih eksis sampai 2024 itu bukan tanpa sebab.
Selain itu, ia juga melampirkan tangkapan layar berita yang mendukung doanya tersebut.
Berikut beberapa judul berita yang dia tampilkan itu
-
Ratusan Kader Partai Ummat Mengundurkan Diri di Batam
-
Pengurus Partai Ummat Jabar Serentak Mengundurkan Diri
-
Daftar Pengurus Partai Ummat yang Mundur (mulai dari Neno Warisman hingga 26 pengurus DPD Kota Depok)
Cadas. Benar-benar ngeri-ngeri sedap. Hahaha
Banyak banget yang mengundurkan diri.
Dan yang memuat berita itu media mainstream semua lho. Republika.co.id serta Tribunnews.com
Artinya apa? Tingkat kebenarannya tinggi.
Di samping itu, tidak ada yang menyangkal kalau Partai Ummat kini lagi dilanda krisis.
Belum juga ikut Pemilu dan mendapat umat yang banyak tapi malah sudah ditinggalkan oleh umatnya secara berjamaah.
Sadisnya, yang kabur dari partai itu tidak hanya kader biasa, melainkan dedengkotnya juga ikut-ikutan mengundurkan diri.
Kita ambil contoh Agung Mozin. Dia ini loyalis Amien Rais banget.
Kemana Amien pergi dia pasti ikut. Ketika Amien di PAN, si Agung ini jadi kader PAN. Ketika mantan Ketua MPR itu resign dari PAN, dia melakukan hal yang sama. Termasuk ketika Wan Amien mendirikan Partai Ummat, dia ikut bergabung ke partai tersebut.
Artinya apa? Bisa dibilang si Agung Mozin ini istri keduanya Amien Rais.
Tapi itu dulu, sekarang ia sudah pisah dengan Bapak Hanum Rais itu pasca mengundurkan diri dari kursi Wakil Ketua Partai Ummat.
Fiks, hilang separo kekuatan Amien Rais.
Lantas, apa yang menjadi penyebab Agung tidak betah berlama-lama di Partai Ummat?
Menurut hemat penulis sih karena Amien ingin menjadikan partai itu partai keluarga. Persis seperti Partai Demokrat.
Kita perhatikan saja pengurusnya. Mulai dari ketua Ridho Rahmadi merupakan menantu Amien Rais.
Si Ridho ini menikah dengan putri bungsu Amien, Tasniem Fauzia Rais.
Sedangkan Amien sendiri menjabat sebagai Ketua Majelis Syura Partai Ummat.
Lalu, dua anaknya Hanafi Rais dan Tasniem Rais ditunjuk menjadi anggota Majelis Syura Partai Ummat.
Apalagi ini namanya kalau bukan partai keluarga?
Meskipun lagi kena Kovid tapi aroma dinastinya masih tercium karena begitu nyengatnya.
Begitupun dengan Neno Warisman (si pemaksa Tuhan menangkan Prabowo lewat puisi) sudah lama cabut dari Partai Ummat.
Dan yang tidak kalah bikin orang pengen cepat-cepat kabur dari partai tersebut adalah pengurusnya yang tidak berbobot.
Masa orang sekelas Buni Yani diangkat jadi wakil ketua umum?
Kan gak lucu. Hahaha
Orang ini gak punya kapasitas sama sekali, selain dari mengunggah potongan pidato Ahok di Facebook.
Pertanyaannya, bagaimana dia mau membesarkan Partai Ummat kalau kapasitasnya saja tidak ada?
Sementara, Sekretaris Dewan Majelis Syuronya, Ansufri Idrus Sambo adalah seorang Kadrun.
Pokoknya di bawah SNI banget kualitas elit Partai Ummat dalam mengelola dan membesarkan partai.
Padahal Partai Demokrat saja, yang didigawangi oleh ahli strategi yakni SBY, tetap saja perolehan suaranya turun terus dari Pemilu ke Pemilu.
Lha yang ini (Partai Ummat) disetir oleh Buni Yani feat Idrus Sambo.
Ambyar........
Jadi, Musni Umar sebenarnya boleh-boleh saja berdoa. Tapi ya mestinya dibarengi dengan solusi juga doang.
Seperti minta Amien Rais pecat Buni Yani, dll.
Selan itu, minta juga sama Amien Rais tukaran gelar. Karena meskipun dia sengkuni, profesor benaran. Bukan profesor gadungan. Hehehe.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ngakak-musni-umar-doakan-partai-ummat-agar-sukses-tSx4U26rN5
Pembantai Ade Armando Ternyata Pendukung Anies Baswedan!
Pembantaian terhadap Ade Armando menyeret nama Arif Ferdini, yang di Instagramnya pernah posting dukungan mereka kepada Anies dan Sandi. Jejak lendir, eh maksudnya jejak digital sudah bertebaran kemana-mana! Polisi masih mau diam? Tangkap aktornya!
Ade Armando jadi korban kebengisan para massa mahasewa yang datang ke gedung DPR-RI untuk mendemokan sesuatu yang sudah gurem dan tidak jelas lagi. Awalnya mahabego itu datang untuk menjadi pahlawan seolah-olah ingin menyelamatkan demokrasi.
Alih-alih ingin menyelamatkan demokrasi, mahagoblog itu malah bertindak anarkis seperti serigala yang beraninya keroyokan. Ade Armando, dosen yang sudah sepuh pun harus mendapatkan bogem mentah dari setidaknya 4 orang yang sekarang lagi ngompol karena ketakutan diciduk polisi.
Mahadungu yang berjubah mahasiswa itu pun akhirnya hanya bisa mengatakan bahwa itu bukan mereka dan ulah oknum. Sepertinya kok itu sudah direncanakan ya? Menurutnya, pembantaian Ade Armando ini adalah kecolongan. Betul kecolongan, tapi kecolongan yang direncanakan oleh BEM SI.
Sudah diwanti-wanti sama berbagai pengamat, bahwa aksi yang diselancari oleh Amien Rais dan Anies Baswedan ini akan disusup, para mahakoplak itu tetap saja menggelar aksinya di berbagai tempat di Jakarta, dan di seluruh Indonesia.
Aksi 114 yang berkebalikan dengan 411 yang pernah terjadi beberapa tahun silam untuk menghalalkan darah Ahok, menjadi aksi anarkis dan berakhir gurem. Akhirnya di pemberitaan, nama Ade Armando lah yang menjadi besar dan semakin tinggi angin mengembus di gurun jadi badai buat kadrun.
Mereka tidak menyangka, emosi mereka justru membuat mereka jadi goblog. Mahasewa itu berteriak-teriak dengan seruan agamais la illa ha ilalah sambil mencoba membunuh Ade Armando. Wajahnya ditinju-tinju sampai bonyok. Dia bisa diibaratkan seperti kambing yang siap disembelih.
Emosi para mahasewa itu begitu membuncah, celana Ade Armando dipelorotin. Dia hampir ditelanjangi. Polisi pun hanya bisa bertindak seperti Polisi India. Ketika babak belur dan sudah mau mati, polisi baru datang dan menyelamatkan Ade Armando dari amukan mahabiadab itu.
Buat saya, BEM SI lah yang harus bertanggung jawab. Mereka hanya bisa bersembunyi di balik istilah “oknum” dan “provokator”. Betapa tidak jantannya mereka. Kadrun pejantan itu sepertinya sedang bersembunyi di balik istilah-istilah itu.
Mereka mirip Anies Baswedan yang lepas tangan, cuci tangan dan cuci mulut mereka. Seolah-olah mereka adalah kaum terpelajar, tapi sejatinya mereka adalah kadal gurun yang terpengaruh provokasi Amien Rais dan Anies Baswedan.
Seharusnya demo itu tidak perlu terjadi, karena Joko Widodo, presiden Republik Indonesia sudah bicara soal dirinya akan mematuhi konstitusi. Kalau konstitusi berkehendak untuk Jokowi 3 periode, ya itu artinya kehendak rakyat. Tapi kalau konstitusi tidak berkehendak, ya selesai jabatan Jokowi 2024.
Kenapa para mahagoblok itu mau-mau saja dibodoh-bodohi oleh aktor intelektual yang ingin menghancurkan NKRI? Karena mereka sudah kenal uang. Tahun 1998, berbeda ceritanya. Para mahasiswa tahu betul apa yang mereka kerjakan. Mereka demo karena rezim Soeharto sudah cacat.
Jadi mereka demo. Berbeda sama mahabodoh sekarang, mereka hanya berdemo karena lapar. Mereka sudah kenal uang. Ada koordinator lapangan. Artinya demo itu sudah settingan. Tidak ada yang salah dengan menyampaikan aspirasi.
Tapi kalau aspirasi disampaikan melalui kekerasan dan koar-koar untuk demokrasi, itu kan bikin sesat dan sangat berbau teroris. Mahasiswa ini bukan mahatahu, mereka bukan Tuhan. Malah lebih parahnya, kalau mau dikatakan, mahasiswa ini bisa dianggap mahatahi.
Selama ini, negara sudah memberikan kelonggaran kepada mereka. Silakan demo, tapi kalau sampai anarkis dan gebukin orang, jangan harap malam ini bisa tidur enak. Kalian akan terkencing-kencing. Demo kalian sudah tertutupi oleh berita Ade Armando digebukin oleh mahatolol.
Sudah waktunya negara ini dibetulin. Negara harus menangkap aktor intelektualnya. Bisa dimulai dari meminta keterangan ketua BEM SI sehingga dia bisa sebarkan informasi-informasi soal siapa yang menjadi aktor intelektual di baliknya. Saya masih yakin mereka itu adalah Amien Rais CS.
Daripada Amien Rais sibuk bikin gaduh negara, mending Amien Rais urusin keluarganya dulu yang sedang bermasalah. Urus keluarga saja masih belum beres, sok-sokan mau urus negara. Mahasewa mana bisa lihat Amien Rais yang serendah itu? Karena mereka sama-sama rendah.
Harga diri mereka satu level. Sama-sama suka kegaduhan dan revolusi, bahkan sampai ada pendukungnya yang menghalalkan darah Ade Armando. Dosen. Warga sipil.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pembantai-ade-armando-ternyata-pendukung-anies-g7z9A2GrGx
Wajib Diproses! Penyerang Ade Armando Memang Biadab dan Pengecut, Munafik Khawarij!
Aksi pengeroyokan terhadap Ade Armando adalah bukti paling jelas sejelas-jelasnya bahwa mereka ini adalah orang-orang yang memang tidak berakal sehat. Bengis, biadab, dan pengecut karena main keroyokan. Serta mereka ini adalah kaum munafik, karena sempat beredar video saat penyerangan itu berteriak “Darahnya halal...(yang dimaksud Ade), ciri kaum munafik begitu atau khawarij, sebab di bulan-bulan seperti ini itu dilarang menumpahkan darah, tetapi oleh orang semacam ini justru melakukan aksi brutal dan sadis.
Kekejian yang mereka lakukan itu juga terlihat dengan cara memperlakukan Ade Armando secara tidak senonoh, celana Ade diturunkan atau dibuka sehingga Ade sempoyongan saat aparat mengamankannya, Ade hanya menggunakan celana dalam dan kaos. Sungguh biadab dan terkutuk. Apakah itu akhlak orang-orang yang beragama? Pantas saja ada banyak orang yang sudah mulai jengah dengan tema-tema agama kalau ternyata banyak yang mengaku beragama tetapi melakukan pelanggaran ajarannya.
Katanya di bulan ramadhan ini setan itu diikat sehingga tidak berkeliaran, ternyata setannya malah melakukan aksi kekerasan saat demo. Setan rupanya sudah pensiun dan digantikan oleh orang lebih goblok dan biadab dari setan.
Kadrun ternyata tidak paham bagaimana caranya berdialog yang baik dan mengedepankan solusi, para kadrun itu gemar persekusi, ini sudah terjadi sejak mereka dibentuk oleh oknum elit rezim dimana pekaes dan sekutunya menyuburkan ideologi berciri khawarij, termasuk gaya-gaya ormas terlarang HTI, FPI dan sejenisnya.
Apa yang dilakukan oleh para penyerang Ade Armando itu adalah bentuk tindakan bar-bar, yang tidak bisa menggunakan akal sehatnya, atau memang mereka itu tidak punya akal sehat?
Kadrun yang menyerang Ade Armando secara biadab itu sudah dibentuk oleh para elit yang gemar memprovokasi dengan tema jualan agama, komunis dan segala macam hembusan kebencian. Akal sehat mereka benar-benar dipenggal, sungguh biadab tak berperikemanusiaan.
Apakah Komnas HAM akan bersuara soal hal ini? Apakah si Fadli dan Rocky Gerung peduli kemanusiaan? Atau malah mereka bersorak?
Dan bagi yang merayakan kebiadaban ini tentu saja termasuk orang-orang biadab, membiarkan kekerasan terjadi dan parahnya mengatasnamakan agama.
Manusia itu bisa mulia karena akalnya, tetapi menjadi rendah dan bahkan bisa lebih rendah dari binatang jika akal sehatnya itu tidak digunakan dengan maksimal sehingga bertindak buas, biadab, dan sadis.
Jika pun misalnya Ade Armando itu dinilai jahat, orang baik pasti tidak akan memperlakukan Ade Armando begitu keji dan sadis, bahkan sampai membuka celana yang sudah pasti bukan ajaran agama. Tidak ada ajaran agama manapun yang mengajarkan perbuatan semacam itu.
Jadi fix sudah bahwa penyerang Ade Armando ini bukanlah orang-orang yang taat pada agama, justru mereka bertindak dan membenarkan kebiadabannya dengan mengatasnamakan agama. Ada pembenaran atas perilaku keji dan brutal yang menurut mereka begitu heroik, padahal adalah pengecut dan lebih memalukan.
Siapa yang punya ide melakukan penyerangan itu? Dan siapa yang begitu sempat punya ide melepas celana Ade Armando? Ini jelas-jelas perilaku bar-bar, perilaku yang tidak mendidik, perilaku yang lebih setan dari setan.
Kehadiran Ade Armando di lingkungan demo dari keterangannya sendiri yang beredar adalah memantau, dan bahkan mendukung aksi mahasiswa berdemo agar menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan isu tiga periode. Namun apa yang terjadi, kok Ade malah diserang.
Dari kabar yang beredar di WA, Ade Armando sepertinya sudah dibidik, Ade sudah dipantau, jadi seperti ada dendam dari pihak-pihak yang selama ini tidak bisa menggunakan akal sehatnya sehingga hanya bisa melakukan penyerangan, pengeroyokan dan sudah pasti pengecutan, karena dilakukan ramai-ramai. Tidak mungkin mereka mau melakukannya sendiri. Inilah orang-orang yang sangat rendahan.
Dan ada sekelompok orang yang menuduh Ade anti Islam, padahal selama ini Ade berusaha agar orang itu berpikir dengan sehat agar menyikapi teks-teks agama dengan baik sehingga tidak berkelakuan seperti teroris ISIS.
Maka dengan demikian, perilaku orang-orang yang menyerang Ade Armando adalah bibit-bibit teroris ISIS, radikalisme intoleran. Tidak habis pikir jika orang-orang macam itu begitu mudah mendapatkan senjata, sudah pasti akan membuat negara ini seperti Suriah, hancur berantakan.
Indonesia harus dirawat dengan pikiran-pikiran jernih bukan dengan sikap bar-bar. Sikap bar-bar dan pengecut seperti itu adalah sikap yang sama dipertontonkan oleh kelompok 212 dan sekutunya, yang hanya meluapkan kebencian dan kemarahan dengan cara-cara dungu.
Jadi, semoga para pelaku itu segera ditangkap dan diberi hukuman sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku. Tetap harus diberi efek jera. Ini negara hukum bukan negara yang semau-maunya para kadrun. Demo yang terjadi seharusnya menyampaikan aspirasi bukan malah menurunkan celana Ade dan memperlakukannya dengan keji. Nauzubillah min dzalik.
Bulan puasa dikotori dengan perilaku biadab dan keji, jelas para penyerang itu bukan orang yang beragama, tapi orang-orang jahiliyah yang mengaku paling hebat dan benar.Sumber Utama : https://seword.com/politik/wajib-diproses-penyerang-ade-armando-memang-lsCi11H3Ty
Kenaikan BBM di Era SBY 300%, Dari Era Joko Widodo 30%! Nyinyir Pake Data, Drun!
Kenaikan BBM di Era SBY, Lebih Tinggi Dari Era Joko Widodo! Nyinyir Pake Data Bos!
Kenaikan bahan bahan bakar minyak tertinggi bukan ada di era presiden Joko Widodo main kan ada di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang partainya itu sering ngebacot soal kebijakan presiden Joko Widodo.
Saya kira apa yang dikerjakan oleh presiden Joko Widodo sudah tepat dalam mengikuti harga minyak dunia sehingga kenaikan harga minyak terjadi.
Kita melihat bagaimana presiden Joko Widodo dan pemerintahannya sudah bekerja keras untuk mengontrol harga-harga bahan bakar dan juga komoditas sehari-hari di Indonesia ini. Kan nggak ada subsidi lagi, dan harga pasti menyesuaikan sama komoditi dunia dong.
Terlepas dari kinerja menteri yang tidak becus dan seringkali bikin kita naik tensi seperti menteri perdagangan yang nggak becus kerja dan menhan yang sibuk sama kursinya. Tapi setidaknya presiden Joko Widodo mengontrol para menteri-menterinya agar tidak jadi makin ngaco bin parah.
Salah satu yang dikerjakan presiden Joko Widodo dalam mengontrol menteri adalah memecat orang-orang yang Gak becus seperti Rizal Ramli, Anies Baswedan, Sudirman Said, dan lain-lain. Sedangkan Susilo Bambang Yudhoyono punya menteri yang nggak becus kerja dan dibiarkan begitu saja. Lihat itu yang like konten Twitter itu... Sambil ngoceh "internet cepat buat apa?".
Dari kinerja menteri yang selevel sama juragan panci, nggak heran kita melihat harga kenaikan BBM di era Susilo Bambang Yudhoyono menduduki posisi persentase yang tertinggi setelah era Soeharto. Saya kira orang-orang yang ada di dalam partai Demokrat ini harus melihat fakta dan data di lapangan.
Lihat para oposisi, mereka hanya bisa nyinyir dan mengkritisi kebijakan presiden Joko Widodo dalam menaikkan harga BBM yang merupakan penyesuaian terhadap harga minyak dunia akibat perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia. Naik? Wajar! Saya juga merasa isi bensin di era Jokowi nggak ada beban. Secara persentase inflasi, masih kecil banget itu. Lebih enteng malah isi bensin di era Jokowi. Nggak berat hati gitu loh.
Apalagi orang-orang konyol seperti anggota Greenpeace mengatakan bahwa ada kapal Pertamina yang mengambil minyak dari Rusia di tengah-tengah kondisi Rusia yang menyerang Ukraina. Seolah-olah mereka mau membuat sebuah penggiringan opini bahwa Indonesia masih bekerja sama dengan Rusia yang merupakan agresor kepada Ukraina.
Ini adalah tindakan konyol yang tidak penting dilakukan oleh orang-orang yang merasa dirinya sebagai social justice warrior yakni anggota Greenpeace. Kembali kepada harga minyak dunia, kita melihat bahwa pengaturan harga BBM di era Susilo Bambang Yudhoyono jauh lebih tidak becus ketimbang pengaturan harga BBM di era Joko Widodo.
Kenaikan harga itu wajar karena memang adanya inflasi dan kondisi ekonomi yang terus berkembang. Kita bisa paham dengan logika seperti ini kira-kira.
Dulu orang tua saya puas dengan gaji rp400.000 per bulan dan mereka bahkan bisa melakukan cicilan rumah di Jakarta tanpa harus memikirkan ini dan itu, meskipun waktu 1998, rumahnya dijual gegara Soeharto gak bisa urus negara. Sedangkan sekarang gaji buruh minimal saja ada di angka 3 sampai 4 juta di Jakarta.
Yuk kita lihat datanya… Harga BBM tahun 2004 ke 2005!
*Pada Maret 2005, BBM jenis Premium dinaikkan harganya menjadi Rp 2.400 per liter dari Rp 1.810 per liter. Pemerintah kembali menaikkan harga BBM pada Oktober 2005 di mana Premium dinaikkan harganya dari Rp 1.400 menjadi Rp 4.500 per liter. Sumber
Harga BBM tahun 2009...
Jelang Pemilu 2009 Presiden SBY justru menurunkan harga BBM menjadi Rp5.500 per liter, dan turun lagi menjadi Rp5.000 per liter pada 15 Desember 2008, juga Rp4.500 per liter pada 15 Januari 2009. Namun, menjelang satu tahun turunnya masa pimpinan SBY, Pemerintahan SBY kembali menaikkan harga BBM menjadi Rp6.500 per liter. Sumber
Dari dua berita di atas, kita melihat kenaikan dari 1800an menjadi 6500-an, artinya naik sudah 300 persen alias 3 kali. Sedangkan dari 2009 sampai 2022, di era Jokowi harga BBM dari 6500-an naik menjadi 7800an untuk bahan yang lebih bagus, artinya naik hanya sekitar 30an persen. Data nih!
Inilah yang kita sebut dengan kenaikan nilai uang dan penyesuaiannya. Dengan kenaikan harga komoditi, akan diikuti dengan kenaikan pendapatan. Secara makro ekonomi kita bisa melihat bahwa nilai tukar uang itu semakin lama semakin tinggi dan itu adalah hal yang lumrah.
Namun harus kita akui bahwa kenaikan pendapatan itu selalu didahului oleh kenaikan harga barang-barang maupun komoditas. Jadi kita tidak bisa melihat nominal saja untuk sekarang. Kita harus melihat persentase kenaikan harga supaya kita bisa lihat keadilan di sana.
Kalau kita bandingkan persentase barulah kita bisa bicara soal adu kinerja. Enggak kayak Andi Arif dan orang-orang pendukung Anies Baswedan seperti Helmi Felis, yang selalu mengkritik presiden Joko Widodo dan beberapa orang-orang baik lainnya seperti Basuki Tjahaja Purnama, kritikan buta yang dilandaskan dalam kebencian.
Para kadrun tidak berani melihat persentase kenaikan harga BBM di era Susilo Bambang Yudhoyono yang katanya sih bisa sampai 300% alias tiga kali lipat coy. Sedangkan di era Joko Widodo kenaikan harga BBM mungkin hanya ada di angka 20 sampai 30% saja.
Sesuai dengan hukum inflasi ekonomi ini masih bisa dikatakan dalam ambang batas wajar. Kalau di era Susilo Bambang Yudhoyono akan kita tahu bahwa harga BBM di buat begitu naik tinggi melambung ke luar angkasa namun pada saat mau pilpres kedua kalinya harga BBM di turunin supaya Jusuf Kalla dan pasangannya kalah. Kan... Drun...
Susilo Bambang Yudhoyono pintar dalam melakukan hal ini tapi dia tidak mempertimbangkan buah yang ia sedang tunggu untuk bermekaran yaitu buah dari kegagalan dan kesalahan strategi mempermainkan harga minyak.
Pada akhirnya perusahaan Petral pun dibubarkan. Oleh presiden Joko Widodo dan membuat banyak orang kena petir. Kalau mau bandingkan, bandingkanlah secara persentase sehingga kita bisa menjadi orang yang adil sejak dalam pikiran.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kenaikan-bbm-di-era-sby-300-dari-era-joko-widodo-xA2EugDUOi
Kadrun Production; Setelah Ninoy Karundeng, Kini Ade Armando yang Babak Belur
Di dunia yang sinting ini ada dua jenis manusia, yaitu manusia yang hatinya baik dan manusia yang otaknya jahat. Tentang itu telah banyak contoh di masyarakat.
Akibat kejahatan yang tak terperi, mereka menghalalkan segala cara, termasuk kekerasan. Itu yang dialami aktivis akal sehat, Ade Armando. Hari ini wajahnya bengep dihajar sekawanan hewan massa pendemo dengan teriakan penista agama.
Ade Armando menjadi korban pemukulan di depan DPR, Jakarta Pusat. Polisi mengatakan Ade Armando dipukuli oleh massa pendemo yang beringas di depan DPR RI.
Tak hanya itu saja, celananya pun dilucuti oleh para onta gurun itu. Untung nyawanya masih tertolong karena ditolong polisi. Begitulah ulah kadrun bangsat.
Biadab memang. Penistaan agama sesungguhnya adalah saat mereka meneriakkan kalimat suci plus melakukan tindakan barbar.
Para pelaku itu bukan mahasiswa tapi kadrun fanatik akun yang ikut nimbrung dalam aksi ini lantaran adanya pemberitaan aksi mahasiswa. Mereka memang sudah berniat bikin rusuh, termasuk pembakaran pos polisi di Pejompongan, Tanah Abang.
Prilaku barbar ini tidak boleh dibiarkan! tangkap dan adili provokator dan pelaku pemukulan terhadap Ade Armando Pola berpikir mereka dipenuhi kebencian dan hukuman sosial.
Dulu Ninoy Karundeng juga babak belur dan hampir mati. Dia tidak hanya sekedar diculik saja pada 30 September 2019 lalu, tapi juga mengalami pemukulan sampai bonyok oleh orang tidak dikenal. Ninoy bahkan nyaris dibunuh oleh penculiknya.
Batas antara ketulusan dengan kenaifan itu sangat tipis. Batas antara keberanian dengan kebodohan itu sangat tipis. Batas antara kefanatikan dengan kebiadaban itu sangat tipis.
Orang yang hati dan pikirannya dipenuhi kebencian memang tidak menggunakan otak saat berpikir.
Manusia berhati iblis biasanya kerap membenci orang yang berbuat baik. Saya turut merasa prihatin dengan apa yang menimpa Ade Armando. Tak ada satupun manusia di muka bumi pertiwi ini yang mampu menghalangi perjuangan melawan radikalisme melalui media sosial.
Saya berharap Polisi segera membekuk para durjana onta gurun itu, semuanya harus ditangkap dan jangan kasih ampun. Enam aparat polri juga ikut terluka parah saat evakuasi Ade Armando. Saya yakin para pelaku pengeroyokan itu mulai malam ini tidak bisa tidur nyenyak.
Pejuang yang tak takut mati memiliki karakter dan jati diri yang kuat. Tidak mudah keok oleh kaum jahat. Teguh dalam prinsip dan tetap konsisten berjuang di di dunia yang lebay ini.
Saya berharap Ade Armando tidak berhenti menyuarakan kebenaran. Tetap kritis dan konsisten menjadi corong kebenaran. Yang begini ini dinamika sosial yang sering terjadi dalam perjuangan.
Setidaknya Ade Armando maupun Ninoy Karundeng muka mereka bonyok bukan karena operasi plastik sedot lemak pipi kiri dan pipi kanan seperti si mak lampir Ratna Sarumpaet dulu.
Operasi plastik untuk menutupi peotnya wajah tuanya itu, tapi ngaku-ngaku digebukin orang sampai babak belur, menciptakan narasi seolah-olah pendukung Jokowi yang melakukannya. Sedangkan yang dialami oleh Ninoy Karundeng dan Ade Armando asli adanya.
Bagi kalian para dungu, Presiden Jokowi tak akan mundur sampai 2024, lu mau apa? Sejak awal dulu Jokowi jadi Presiden, tuntutan mundur Jokowi sudah mereka lakukan, lantas apakah Jokowi mundur? Bahkan, Jokowi sampai dua periode.
Memang bikin darah tinggi ulah para kecoak pembenci Jokowi. Saat ini nilai-nilai luhur yang dianut bangsa ini telah mengalami kerusakan yang sedemikian parahnya akibat hasutan dan provokasi.
Bangsa ini mengalami degradasi dari masyarakat beradab menjadi bangsa yang biadab. Terkikis sudah moral bangsa kita oleh para spesies licik yang mengusung cara-cara kekerasan diluar batas kewajaran.
Sungguh biadab dan memalukan, isi otak hanya diliputi dendam dan kebencian yang menguasai seluruh hati dan pikiran, sampai nekat mengorbankan konstitusi.
Agenda demo terselubung hari ini sudah jelas, ingin Presiden Jokowi mundur dari jabatannya sebagai Presiden RI. Pertanyaan saya, Presiden Jokowi tak akan mundur sampai 2024, lu mau apa?
Tapi mau bilang apalagi, begitulah kura-kura kelakuan pengecut barbar, ciri khas haters dungu otak setengah ons yang letaknya di lobang anus.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/setelah-ninoy-karundeng-kini-ade-armando-babak-ShLYaVgnEm
Ketika Darah Ade Armando Dianggap Halal oleh Kadroen
Aksi Demo 114 kemarin, masih menyisakan cerita. Terutama tentang pengeroyokan yang dilakukan oleh segerombol iblis berbaju manusia, terhadap dosen dan pegiat media sosial, Ade Armando.
Ya, kejadian pengeroyokan ini begitu viral dan mencuat di linimasa media sosial bahkan pemberitaan di media televisi dan media mainstream.
Bahkan beritanya menenggelamkan aksi demo itu sendiri, yang memang dari awal sudah diduga akan disusupi oleh gerombolan kadroen pengasong agama, yang tujuannya hanya satu. Melengserkan Jokowi. Kepedean banget!
Sementara itu, pihak MUI prihatin dan mengutuk kejadian itu. Alhamdulillah, statemen MUI kali ini benar, namun bukan keluar dari Wakil Ketuanya, si engkong Anwar Abbas.
Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Niam prihatin dengan pengeroyokan Ade Armando dalam demo 11 April di depan Gedung DPR. Dia juga menyayangkan kegiatan penyampaian aspirasi mahasiswa dinodai dengan tidak anarkis terhadap Ade Armando.
"Kita prihatin atas insiden tersebut. Semoga lekas sembuh. Kegiatan penyampaian pendapat mahasiswa sebagai kekuatan kontrol harus dijaga kemurniannya, jangan ternoda oleh tindak anarki," kata Asrorun kepada wartawan, Senin (11/4) dikutip dari Detik.com.
Sejumlah massa mengeroyok Ade Armando mengucapkan 'laa ilaaha illallah'. Bahkan di video lainnya, ada yang bersorak kalau darah Ade Armando 'halal' untuk dilakukan kekerasan.
Asrorun tak setuju dengan tindakan tersebut. Dia mengatakan tindakan menegakkan kebenaran (amar ma'ruf) harus dilakukan dengan cara yang benar dan tidak anarkis apalagi mencelakakan orang.
"Dalam Islam, amar ma'ruf itu harus dilakukan dengan cara-cara yang makruf, tidak boleh anarkis, apalagi mengancam jiwa," ucapnya.
Dia meminta semua pihak untuk menahan diri dari caci maki dan sikap saling tuduh. "Semuanya harus menahan diri, dari caci maki dan saling umat, saling tuduh," lanjut Asrorun.
Tindakan pengeroyokan ini memang keterlaluan. Mereka menuduh Ade Armando sebagai buzzer penguasa dan penista agama, sehingga halal darahnya bagi penegakan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. Meneriakkan lafaz tahlil sambil menginjak-injak beliau sembari memeloroti celananya.
Preettt!!! Yang mereka lakukan itu Nyamar Ma'ruf Nyambi Munkar! Tindakan pembenaran terhadap kekerasan atas nama agama yang selama ini sering mereka lakukan.
Aksi sweeping kepada tempat hiburan malam dan warung makan saat bulan ramadhan, persekusi terhadap jamaah Ahmadiyah, dan masih banyak lagi aksi-aksi persekusi lainnya yang mereka lakukan sambil teriak bawa-bawa nama Tuhan. Terbaru aksi mereka menjaga baliho residivis Imam Jumbo di Madura, sambil teriak takbir dan bawa celurit. Koplak!
Kelakuan mereka ini sesungguhnya yang menista agama. Kelakuan mereka ini sebetulnya yang memiliki muatan politis untuk menggulingkan pemerintah yang sah, dibalut dengan topeng agama, ditambah dengan kekerasan dan tindakan anarkis. Itu kan yang dilakukan para teroris?
Sementara itu hingga kemarin kondisi Ade Armando dikabarkan masih memprihatinkan. Hal ini disampaikan langsung oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran. Ade Armando kini tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
"Kondisi Ade Armando cukup memprihatinkan," kata Fadil Imran dalam konferensi pers di gedung DPR RI, Senin (11/4) dikutip dari Detik.com.
Kapolda menyebut Ade Armando terluka di bagian kepala. Ade Armando sudah mendapat pertolongan dari dokter rumah sakit. "Beliau terluka di bagian kepala. Sekarang tim dokter PMJ sudah membawa beliau ke rumah sakit dan sudah mendapat pertolongan tim dokter rumah sakit," katanya.
Fadil memastikan pelaku penganiayaan terhadap dosen sekaligus pegiat media sosial Ade Armando bukanlah mahasiswa. Ade Armando mengalami luka-luka akibat aksi kekerasan tersebut.
"Namun, setelah diterima dan mahasiswa kembali, ada sekelompok massa yang kami sudah identifikasi melakukan pengeroyokan dan penganiayaan kepada saudara Ade Armando," katanya.
Pak Kapolda yang terhormat, bukti kuat berupa rekaman video dan puluhan orang saksi yang menyaksikan langsung kejadian itu, bisa dijadikan penguat dalam penyelidikan kasus ini. Saya berharap pihak kepolisian segera mengusut tuntas dan menindak pelaku kebiadaban ini.
Yang lebih penting lagi mengusut dalang dibalik kejadian ini, karena kehadiran Ade Armando disana menunjukkan satu barisan dengan mahasiswa menolak penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden 3 periode.
Mari sama-sama kita doakan untuk kesembuhan Ade Armando, supaya lekas pulih dan kembali menyuarakan kebenaran. Kami tidak takut!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ketika-darah-ade-armando-dianggap-halal-oleh-ym3YhiDGnp
Seharusnya Mahasiswa Sadar Diri
Demonstrasi merupakan salah satu cara menyalurkan aspirasi. Demo biasanya melibatkan masa yang besar. Makin besar masa yang terlibat makin kecil tanggung jawab yang mereka rasakan. Sehingga jika masa yang berdemo makin besar maka terjadi hal-hal yang negatif. Kerusakan sarana prasarana, perkelahian atau terjadi kegiatan di luar agenda yang direncanakan.
Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) merencanakan demo hari Senin tanggal 11 April 2022. Demonstrasi di pusatkan di Jakarta sebagai ibu kota negara. Konon demo ini dilaksanakan juga di berbagai daerah di Indonesia.
Agenda utama dari demo mahasiswa ini awalnya 6 tuntutan. Tuntutan utamanya adalah ingin penegasan dari Presiden Jokowi tentang isu penundaan Pemilu dan perpanjangan masa jabatan Presiden.
Tetapi setelah Jokowi menyatakan dengan jelas bahwa Pemilu tidak ditunda, dan tidak ada perpanjangan masa jabatan Presiden, ternyata tetap saja mahasiswa keukeuh berdemo. Berarti mereka memang ingin demo saja. Mungkin sudah cukup lama tidak ada alasan untuk demo. Dan merasa sekarang adalah waktunya.
Detik-detik terakhir demo akan dilaksanakan terjadi perubahan tempat. Sebelumnya direncanakan akan dilakukan dekat istana negara. Kemudian BEM SI memutuskan untuk memindahkan tempat demo ke gedung DPR/MPR.
BEM SI melalui Koordinatornya berjanji untuk melakukan aksi damai, tanpa kekerasan, hati-hati agar tidak tersusupi dan tidak ada agenda atau tuntutan Jokowi turun. Sebelumnya beredar foster di media sosial yang menuntut Jokowi mundur. BEM SI dengan tegas menolak dan menyatakan foster tersebut hoaks. Tidak ada tuntutan agar Jokowi mundur.
Janji mahasiswa ini ternyata tidak bisa ditepati. Oleh karena itu sebenarnya mereka belum layak berdemo menuntut orang lain. Lebih baik belajar instropeksi diri sendiri. Presiden mengurus rakyat Indonesia yang berjumlah 250 juta lebih dengan berbagai latar belakang budaya dan berbeda. Mereka yang hanya ribuan sudah tidak bisa mengawasi dan mengantisipasi.
Faktanya di lapangan terjadi kerusuhan. Massa mahasiswa melakukan long march dari Jalan Gerbang Pemuda, Senayan, ke arah gedung DPR/MPR RI dalam rangka demo 11 April. Tiba-tiba di tengah massa aksi muncul wanita lansia yang berorasi meminta Presiden Jokowi turun dari jabatannya.
Pukul 14.55 WIB, Senin (11/4/2022), wanita lansia itu tampak memakai kerudung kuning, gamis hitam lengkap dengan kacamata hitam. Wanita tersebut tiba-tiba sudah berada di atas mobil komando massa yang tergabung dalam aliansi BEM Seluruh Indonesia (SI) dari arah Jalan Gerbang Pemuda ke Jalan Gatot Subroto (Gatsu).
Di atas mobil komando, wanita itu memegang mik dan berorasi. Ia memperkenalkan dirinya sebagai Bu Nunik yang berasal dari Sumatera Utara. Ia mengaku berusia 70 tahun. Dalam orasinya, dia meminta Presiden Jokowi turun dari jabatannya. Dia juga menyoroti harga minyak goreng yang mahal.
BEM SI ternyata tidak bisa menepati janjinya. Seperti halnya janji pejabat ketika kampanye. Begitu manis, indah dan gurih rasanya. Tetapi ketika berhasil terpilih mereka lupa akan janji-janji politiknya.
Sebelumnya koordinator BEM SI menyatakan tidak ada agenda atau tuntutan untuk menurunkan Presiden Jokowi. Tapi faktanya malah memberi ruang secara khusus kepada emak-emak yang mengaku dari Sumatra Utara berorasi untuk menurunkan Presiden.
BEM SI pun berjanji untuk beraksi damai selama demo. Tetapi fakta dilapangan terjadi kekerasan. Ada video yang menunjukkan detik-detik Ade Armando dipukul di tengah demo 11 April. Seorang pria yang pertama kali memukul Ade Armando terlihat jelas dalam video itu.
Dilihat Senin (11/4/2022), dalam video itu tampak Ade Armando awalnya berjalan dan diteriaki massa. Tiba-tiba, terlihat seorang berjaket hitam dan menggunakan topi hitam memukul Ade Armando. Pria itu terlihat memukul Ade Armando dari belakang.
Jika pria yang memukul bukan mahasiswa berarti demo mahasiswa telah disusupi atau ditunggangi. Padahal sebelumnya koordinator mahasiswa berjanji untuk mengantisipasi agar mereka tidak disusupi pihak lain yang mempunyai kepentingan negatif. Faktanya mereka tidak mampu. Kembali janji mereka tidak ditepati.
Mahasiswa sering merasa bahwa tuntutannya sangat benar. Demi kepentingan masyarakat Indonesia. Padahal diri mereka sendiri tidak bisa melakukan hal sederhana. Seperti membuat makalah dengan benar, absensi yang baik dan sebagainya.
Menuntut orang lain untuk melakukan hal yang benar memang terlalu mudah. Tapi menuntut diri berbuat sesuatu yang positif ternyata tidak mudah. Wkwkwk.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/seharusnya-mahasiswa-sadar-diri-jCvaKZaz2C
Ade Armando Masuk Semak, Bukti Dia Siap Mati Demi Demokrasi!
Saya menduga Ade Armando sengaja datang ke sana untuk memetakan mana yang mahasiswa betulan mana yang mahasiswa goblok. Di bawah komando Amien Rais, mahasiswa bego itu berlagak seperti pahlawan reformasi. Mereka lupa mahasiswa 98 tahu kenapa mereka demo, sedangkan mahasewa 2019-2022? Mereka laper.
Ade Armando ini seorang dosen yang juga punya otak dan memiliki strategi tersendiri di dalam kehadirannya di acara yang sudah pasti disusupi oleh para kadal gurun pendukung Rizieq Shihab dan Anies Baswedan. Strategi yang dilakukan oleh Ade Armando ini sebenarnya datang saja ke situ dan itu adalah hal yang sangat jenius. Begini...
Kita tahu bahwa keberadaan Ade Armando di dunia politik ini sudah sangat jelas dukungannya kepada presiden Joko Widodo dan juga kepada rakyat akal sehat. Kritikan-kritikan yang cerdas ia pernah lontarkan kepada kaum oposisi baik Anies Baswedan dan Prabowo dan lain-lain.
Bukan hanya kritikan yang cerdas namun kritikan Yang berbobot dan sangat pedas jika dilihat dari apa yang menjadi bahan-bahan pembicaraannya di dalam YouTube. Dia ini adalah dosen sosial yang memiliki kecerdasan intelektual yang sangat tinggi. Tentu ia gunakan kecerdasannya dengan penuh perhitungan bukan?
Ia tahu bahwa dengan hadirnya ia di sana, akan memisahkan dan memetakan mana yang kadal gurun mana yang sampah masyarakat yaitu mahasiswa. Sudah beredar viral videonya di mana dia digerogoti oleh para kadal gurun baik betina maupun pejantan.
Mereka menggerogoti Ade Armando seperti melihat objek yang halal darahnya untuk disembelih. Ini adalah kengerian yang luar biasa dan ade Armando mungkin sudah siap untuk berjihad di dalamnya. Dia adalah orang yang tahu menempatkan posisinya bahkan saya yakin Ade Armando memang sudah siap untuk dihajar habis oleh kadal gurun.
Keberadaan Ade Armando menjadi sharingan terbesar dan terbaik untuk mempertontonkan bahwa aksi mahasiswa ini adalah aksi maha bodoh. Aksi yang memang direncanakan oleh kaum oposisi dan politisi yang busuk.
Melihat dari agenda mereka saya lihat ada kebimbangan dari seorang politisi besar yang ada dibelakang demo itu. Rencana awal mereka melakukan demonstrasi di depan Istana untuk melawan Jokowi 3 periode. Tapi pada akhirnya mereka pindah ke DPR yang dianggap sebagai zona netral.
Dan saya yakin ada anggota anggota DPR yang sepertinya menikmati dan berselancar Di atas kegaduhan yang dibuat oleh mahasiswa itu. Kita lihat saja nanti postingan dari anggota anggota DPR yang nyinyir dan menyalahkan presiden Joko Widodo tidak bisa mengontrol para demonstran. Ade Armando pada akhirnya harus menerima skenario terburuk yakni dipukuli sampai hampir mati.
Celananya di plorotin oleh orang yang bergabung dalam aliansi mahasiswa. Dan koordinator lapangan hanya terkentut-kentut sampai berak di celana saat diklarifikasi oleh polisi jika memang diketahui ada keterlibatan dan pembayaran atas mehadiran orang-orang di bulan suci itu untuk mengotori DKI Jakarta seperti bagaimana Anies sudah mengotori DKI Jakarta dengan keberadaan anggaran yang tidak jelas.
Ade Armando ini bisa dikatakan sebagai orang yang berani untuk datang dan menerima resiko yang terburuk sekalipun. Beruntung saja orang ini tidak mati karena kalau melihat dari bagaimana brutalnya para kaum kadal gurun, mereka bisa saja memenggal kepala Ade Armando di tempat itu.
Karena sejatinya mahasiswa yang gak goblog tidak mungkin berani membantai dosennya sendiri, kecuali mereka sudah disusupi oleh paham yang diajarkan oleh orang-orang ormas terlarang Hizbut tahrir Indonesia dan juga FPI yang merupakan ormas ranting teroris ISIS di Indonesia.
Saya harus angkat topi dengan keberanian bapak Ade Armando di usia yang sudah tidak muda lagi masih berani pasang badan untuk mempertontonkan kebodohan dan keburu dalam masa bodoh yang bisa di sewa oleh nasi bungkus untuk berbuka puasa.
Saya yakin amal dan ibadah dari bapak Ade Armando ini diterima oleh Tuhan dan di kehidupannya selanjutnya dia bisa menjadi orang yang berpengaruh di dunia politik lebih besar lagi daripada yang pernah ia lakukan saat ini. Selain jenius, Ade Armando ini siap mati demi NKRI.
Batu loncatan Ade Armando ini menjadi satu hal yang mungkin akan membuat namanya terbang melanglang buana di seluruh pelosok NKRI. Cerita di mana dosen datang ke aksi mahasiswa yang mau didukung meskipun mungkin ada Armando masih mau Jokowi 3 periode.
Namun Ade Armando mendukung mahasiswa untuk memastikan Jokowi tidak 3 periode, namun dia dibantai oleh mahasiswa tolol tersebut. Malu-maluin orang tua dan malu-maluin agama kalian saja.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ade-armando-masuk-semak-bukti-dia-siap-mati-demi-zIl0qOJpHH
Ade Armando Hadir Di Demo 11 April Dan Dihajar Massa : Bodoh Atau Pintar?
Tiba-tiba di group WA yang saya ikuti muncul 2 video. Yang satu menampilkan seorang laki-laki berdarah-darah dipapah oleh anggota polisi dan yang satu lagi, saya ga buka. Dalam kondisi babak belur seperti itu, saya tidak mengenali siapa bapak-bapak yang kepalanya berdarah itu. Lalu saya bertanya, "Ini siapa dan kenapa?" dan jawabannya cukup mengagetkan. Ternyata si bapak-bapak itu Ade Armando yang katanya habis dihajar massa. Katanya lagi, Ade Armando ini ikut demo 11 April di depan gedung DPR.
Ya Ampuuuuun.... ngapain dia ke arena demo mahasiswa? Cari materi konten? itu komentar pertama saya saat saya tahu kalau sosok laki-laki berdarah itu Ade Armando. Informasi selanjutnya mengatakan kehadiran Ade Armando di tengah massa pendemo itu katanya untuk memantau dan memberikan dukungan ketidak setujuan atas isu 3 periode masa jabatan presiden. Jujur saja, apa yang dilakukan Ade Armando adalah sebuah kebodohan. Kemana akal sehat yang selama ini menjadi jargon tayangan videonya di Cokro TV? Menghilang?
Seorang Ade Armando, tanpa harus menilik apa profesi kesehariannya, dikenal sebagai bagian dari influencer di bawah bendera Pandawa 5 yang hampir semua kontennya adalah mendukung pemerintah. Ya, sesekali mereka-mereka juga mengkritik pemerintah, bahkan menyerang pemerintah. Tapi tetap saja Ade Armando dan kawan-kawannya itu sudah terstigma sebagai pembela pemerintah. Sementara orang-orang yang berdemo hari ini adalah mereka yang kontra pada kebijakan pemerintah. Mau dikatakan niat Ade Armando hadir di tengah-tengah pendemo 11 April ini untuk memberikan dukungan pada mahasiswa, atau status Ade Armandi yang seorang dosen, tetap tak lantas mematikan stigma yang sudah melekat.
Selain itu, jika benar Ade Armando hadir di lapangan demo 11 April itu untuk mendukung para mahasiswa, lalu kemana para mahasiswa itu saat dirinya digebukin hingga babak belur seperti itu??? Tidakkah Ade Armando belajar dari kejadian yang sudah terjadi pada influencer lain yang hadir di tengah demo kaum kadal gurun? Jadi sulit bagi saya pribadi untuk menghindar dari pemikiran yang tidak rasional bahwa Ade Armando datang ke arena demo 11 April itu, ya.... mungkin untuk cari materi konten dari video dia berikutnya.
Wajah Ade Armando dan wajah para influencer media sosial itu dikenal rakyat Indonesia sudah setara dengan wajah Raffi Ahmad, Ayu Ting Ting atau Wendy Cagur. Kok nekad sekali hadir ikut demo tanpa masker atau penutup wajah lainnya? Ini kan sama saja dengan cari masalah. Ga heran kalau kemudian Ade Armando diteriaki "pengkhianat" di video yang saya lihat. Ini karena buat para pendemo profesional itu, Ade Armando adalah musuh mereka. Walaupun kata "pengkhianat" itu sendiri sebenarnya lebih pas disematkan pada para pendemo itu sendiri.
Di sisi lain, kita percaya bahwa dibalik musibah selalu ada hikmah. Berita peristiwa penghajaran Ade Armando oleh massa ini, mampu menutup habis berita demo 11 April itu sendiri! Media-media sekarang malah lebih ramai memberitakan tentang peristiwa penghajaran Ade Armando ketibang memberitakan jalannya demo para mahasiswa!! Apapun yang menjadi tujuan dari demo 11 April, apapun yang menjadi tuntutan para pendemo 11 April dan siapa saja peserta demo ini, bahkan berita siapa aktor-aktor penting yang menggerakkan demo 11 April ini pun, semua lewat dan tertutup dengan berita peristiwa penghajaran Ade Armando!!!
Kehebohan peristiwa penghajaran Ade Armando ini tidak akan berhenti hanya sampai hari ini. Media masih terus akan memberitakan siapa sosok yang melakukan pemukulan terhadap Ade Armando. Bagaimana Polisi dengan cepat langsung menangkap si pelaku pemukulan dan bahkan proses hukumnya pun bisa jadi masih terus diliput. Sedangkan peristiwa demo 11 April? Ya sudah selesai sampai jam 00:00. Besok sudah tanggal 12 April. Artinya, demo 11 April yang katanya dihadiri oleh ribuan mahasiswa dari seluruh Indonesia, tidak memiliki efek apa-apa. Habis semuanya! Kalah viral dengan berita penghajaran Ade Armando!!
Sudah cape-cape merancang isu mengatur strategi, eeeh setiap kali ngomongin demo 11 April, yang diinget cuma wajah Ade Armando!!! Rugi bandar!! Ha ha ha...
Kalau logika soal lebih viralnya berita tentang pemukulan Ade Armando dikedepankan, saya berpikir ulang, apakah kehadiran Ade Armando di demo mahasiswa 11 April ini sebuah kebodohan atau kepintaran? Bagaimana menurut kalian semua.....?
Untuk Ade Armando, semoga segera pulih kembali. Mohon next time stay di rumah saja. Anda ini sudah tidak muda lagi. Memantau dan memberi dukungan bisa dilakukan dengan cara yang jauh lebih aman.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ade-armando-hadir-di-demo-11-april-dan-dihajar-JTwHtFrSa0
Saat Kang Dede Ungkap Isi WA Mengerikan di Demo Mahasiswa Hari Ini!
Mungkin merasa jengah karena selalu dikambinghitamkan dan juga ditunggangi disetiap demo yang ada, mahasiswa kali ini sempat meminta petuah pada Wiranto hingga ganti lokasi. Demo yang semula menuju istana negara segera diganti ke gedung DPR/MPR. Tentu saja mereka pastinya memperhatikan kondisi politik akhir-akhir ini dan tak mau lagi jadi sasaran tembak dari kepentingan elit politik tertentu.
Kita semua paham jika demo kenaikan minyak goreng dan pertamax juga mengusung isu presiden 3 periode dan penundaan pemilu. Meski Jokowi sudah mengumumkan jadwal pemilu yang jelas tak bisa ditunda, tapi isu yang berasal dari lingkar kekuasaannya masih menimbulkan trauma. Bayangkan tiga parpol koalisi ditambah satu menko telah menyematkan isu tersebut ke benak masyarakat jauh-jauh hari.
Airlangga sebagai ketum Golkar yang dulu menginginkan presiden 3 periode kini rupanya bermain dua kaki dengan mendungkung demo penolakan isu tersebut. Jokowi bagai ditikam orang-orang yang yang berada di lingkar kekuasaan, termasuk Luhut yang mengaku punya big data. Kini setelah ramai demo, justru mereka serasa menghilang. Orang-orang seperti Wiranto, Mahfud MD hingga panglima TNI, Andika Perkasa yang kini pasang badan.
Apalagi demo-demo ini sangat rentan ditunggangi kepentingan politis. Belum lagi provokasi dari kubu oposisi yang mengatakan amandemen konstitusi mencederai demokrasi. Padahal Jokowi tegas menolak isu ini dari awal, pun di DPR hanya 3 parpol yang setuju. Kini aparat harus bertindak tegas pada provokator lapangan. Jangan sampai demo murni dari mahasiswa disusupi oknum-oknum preman yang ingin membenturkan pesan untuk kepentingan rakyat dan pesanan para politisi busuk.
Salah satu influencer media sosial yang kini jadi komisaris, kang Dede bahkan membeberkan rencana jahat para oknum nakal tersebut. Melalui Twitter pribadinya Dede Budhyarto atau @kangdede78 mengunggah screenshot dari WAG pada Minggu (10/4/2022). Dalam postingan Twitter miliknya, Dede Budhyarto menuliskan supaya pembuat narasi pesan berbahaya itu segera ditangkap Polisi.
"Pak Polisi @CCICPolri ini ada nomor t nya, jelas yah tinggal tangkap malam ini !!," tulis Dede Budhyarto sembari memposting tangkapan layar percakapan di WAG itu.
"Nama: Wibowo Purwanto Putra," lanjut Dede.
Adapun narasi dalam WAG tersebut seperti yang diunggah Dede Budhyarto sebagai berikut:
Berasal dari nomor kontak +62 882-00**-82**** (Wibowo Purwanto Putra).
"belilah petasan tembak sebanyak 5 buah. belilah pertamax satu liter dan masukan ke plastik bening yang biasa utk bungkus es marimas/ es nutrisari secukupnya/ semuatnya plastik tersebut,"
"ketika polisi TNI sdh berkumpul lemparkan dari atas gedung gedung tinggi tembak pakai petasan biar terbakar," tulis pemilik nomor tersebut.
"Ingat, LEGAKAN DADA DADA KAUM MUSLIMIN YANG SAKIT DAN SESAK KARENA KEZALIMAN,"
"Ingat! bahwa sesungguhnya polisi TNI itu tdk kasihan dngn rakyat. Justru menjadi pelindung se*** yang be*** dan bi****!," sambungnya dalam narasi berbahaya itu.
Jelas narasi seperti demikian sangat berbahaya dan harus ditindak tegas. Aparat juga harus memeriksa kelompok yang berada dalam satu grup WA tersebut. Kalau memang murni mengakomodir kepentingan rakyat, harusnya isi ajakan demo mengarah pada tuntunan kestabilan harga dan penolakan kenaikan BBM, bukan malah mengajak rusuh.
Sangat disayangkan jika demo mahasiswa terus menerus ditunggangi kepentingan elit hingga ada tuntutan Jokowi mundur. Jadinya demo yang mengatasanamakan demokrasi harus menodai produk demokrasi itu sendiri dengan menurunkan presiden.
Semoga saja aparat di lapangan gercep menangkapi perusuh dan kembali membuat suasan kondusif. Kita tunggu gebrakan pemerintah menstabilkan harga dan mengembalikan harga BBM ketimbang menggelontorkan trilunan rupiah untuk BLT. Karena ditengah kecilnya kenaikan gaji sesuai UU cipta kerja, harusnya harga bahan pokok dan lainnya bisa dijamin stabil dan tak ada kenaikan signifikan.
Kalaupun ada kenaikan harga, pemerintah harus menjamin subsidi pajak, bukan malah menaikkan pajak penghasilan. Kita setuju demo-demo tak perlu ada, apalagi rentan ditunggangi kepentingan kelompik tertentu untuk melengserkan presiden. Untuk itulah pemerintah pusat juga harus kerja keras memformulasikan kebijakan yang notabene berpihak pada rakyat. Karena kemajuan bangsa ini tak hanya dilihat dari infrastruktur, pendidikan dan teknologi yang merata, tapi juga dari kesejahteraan rakyatnya.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/saat-kang-dede-ungkap-isi-wa-mengerikan-di-demo-8BDIjXRfyq
Menjaga Asa Munculnya Ilmuwan, Pemimpin, dan Negarawan di Tengah Seabreg Contoh Buruk
Belum lama ini saya melihat ada beberapa buku dengan judul yang menarik. Ada yang isinya hendak mengajari pembaca untuk menjadi calon ilmuwan yang jujur, peduli, dan mandiri. Sementara, buku lain bicara soal cara memotivasi diri untuk pemimpin yang disiplin, adil, dan pemberani.
Buku yang satu lagi bicara soal menjadi seorang negarawan yang bekerja keras, sederhana, dan bekerja keras. Semua buku itu dikemas dalam satu seri mengenai Pendidikan Antikorupsi, yang ditujukan bagi para pelajar setingkat SMA (SMK).
Saya seperti mengalami dilema membaca judul dan sekelumit isi dari ketiga buku tersebut. Dilemanya soal harapan, yang mendadak seperti terbagi dua sisi jika melihat kondisi yang terjadi belakangan ini di negeri kita. Pada satu sisi ada harapan dengan membaca buku tersebut para generasi muda kita akan termotivasi untuk menjadi calon-calon ilmuwan, calon pemimpin (ruang lingkup daerah hingga tingkat pusat/nasional), hingga calon negarawan.
Namun, pada sisi lain saya sekaligus sangat khawatir dengan apa yang dipertontonkan hampir setiap hari, dengan durasi hingga bertahun-tahun lamanya, khususnya semasa periode Pak Jokowi memimpin negeri ini. Belum lagi jika kita menyebut nama-nama seperti Ahok, yang kita tahu bagaimana perlakuan sebagian dari kelompok di bangsa ini kepadanya. Sungguh menjadi contoh buruk yang sangat mencemaskan!
Tentunya saya juga tak bisa menghapus nama dokter Terawan, yang sedang hangat diperbincangkan belakangan ini sejak ada rekomendasi pemecatan mantan Menteri Kesehatan itu, yang dilakukan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Suatu tindakan yang lebih sarat kepentingan politik hingga dugaan ada semacam "dendam pribadi" yang merembet ke institusi, yang dipakai sebagai alat untuk menabok dokter Terawan, hingga kalau bisa memecatnya dari keanggotaan IDI.
Namun, jujur saja kita mau bilang apa kepada calon-calon ilmuwan masa depan, kalau melihat sosok pintar dan berjasa bagi kehidupan seperti dokter Terawan itu diperlakukan seperti itu? Mau bikin kebaikan lewat Vaksin Nusantara saja kok rasanya malah dipersulit, bukannya malah difasilitasi. Ya kan?
Mau bicara kepada calon pemimpin? Suguhkan saja drama politik Pilkada DKI Jakarta, juga bagaimana kualitas para anggota parlemen, yang lebih sering mengundang kontroversi daripada berprestasi dengan jabatan yang mentereng dan bergaji selangit itu. Mau bicara apa soal keberanian seorang pemimpin, jika sebagian manusia di NKRI ini, nyatanya lebih suka main keroyokan, demi menyingkirkan seorang Ahok agar jangan sampai menjadi gubernur lagi, bahkan dimatikan karir politiknya, karena khawatir kalau Ahok nanti bisa jadi Presiden RI?
Mau jadi negarawan? Lihat saja sorotan berlebihan dari media kita terhadap sosok politikus senior (jangan sebut tua ya), yang dulunya digadang-gadang akan jadi negarawan, atau malah kayak dipaksakan dengan menyebut sebagai negarawan, tetapi perilakunya sangat tidak mencerminkan seorang negawaran. Tidak usah saya sebutkan contohnya siapa, SEWORD-ers mungkin sudah bisa menebak nama-namanya. Betul?
Jadi, terus terang saya khawatir dengan masa depan generasi penerus kita, yang karena alasan kesibukan dan ketidakpedulian orangtua, maka anak-anak mereka sepertinya dimuridkan oleh media sosial dan segala macam hal yang bisa mereka baca, lihat, dan tiru dari gadget di genggaman mereka
Ranah privat yang menembus ruang dan waktu, hingga menerobos kewaspadaan orangtua, sehingga terkadang kita membaca berita mengenai orangtua yang heran anaknya mendadak menjadi koruptor atau teroris. Masih mending kalau mendadak jadi ilmuwan, YouTuber cilik, atau menjadi sosok lain yang bermanfaat bagi keluarga, sesama, dan kalau bisa bagi negeri ini.
Belum lagi kalau kita membayangkan anak-anak kita nendapat contoh dari kakak-kakaknya yang seolah tidak paham lagi bedanya antara demonstrasi dalam memperjuangkan kebaikan dengan aksi massa yang sebenarnya disetir oleh kepentingan politik tertentu. Padahal kalau ditanya prestasi kuliahnya, mungkin bikin tepok jidat. Ya kan?
Meski begitu, saya masih yakin soal kualitas mahasiswa kita (pada kubu yang lain) dengan otak cerdas dan logika yang masih bisa dipastikan sehat wal afiat, bahkan sebagian dari mereka mungkin mengagumi sosok tertentu di negeri ini dan berharap kelak dapat menjadi seperti idola mereka itu. Siapa tahu, ya kan?
Jadi bagaimana sekarang? Saya memilih untuk tetap menjaga asa dan harapan, yang meskipun cahaya pengharapan itu tidak terlihat cerah, tapi rasanya masih bisa diperjuangkan.
Ora et labora. Berdoa dan bekerja (bisa juga diartikan: berusaha, berikhtiar, dan terus berjuang) menjadii kunci agar kita tetap bisa menjaga asa dan harapan, bahwa kelak akan muncul para ilmuwan, pemimpin, hingga negarawan yang mencintai negeri ini dan siap mengabdi, apa pun risikonya.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/menjaga-asa-munculnya-ilmuwan-pemimpin-dan-KztB06swhZ
Pengeroyokan terhadap Ade Armando Tidak Mencerminkan Etika Keagamaan dan Kemanusiaan
Kukar, beritaalternatif.com – Cendekiawan Muslim Indonesia Dr. Muhsin Labib menyampaikan keprihatinannya terhadap dosen Universitas Indonesia Ade Armando yang dikeroyok dan dianiaya oleh beberapa orang dalam aksi demonstrasi 11 April 2022 di DPR RI.
Menurut dia, Ade memiliki pandangan-pandangan yang moderat terkait berbagai isu. Siapa pun yang tak sependapat dengan gagasan dan pendapatnya tak layak membalasnya dengan kekerasan fisik.
Tidak sependapat dengan pandangan seseorang juga hak setiap orang. Tetapi mengekspresikannya secara brutal melalui kekerasan dan pengeroyokan tidak dapat dibenarkan.
Pengeroyokan tersebut, lanjut dia, tidak mencerminkan etika kemanusiaan, agama, hukum, sosial, dan kebangsaan.
“Jadi, dari semua aspek salah! Perbedaan dalam melihat persoalan kehidupan itu tidak harus disikapi dengan kekerasan,” tegasnya sebagaimana dikutip beritaalternatif.com dari MULA TV, Selasa (12/4/2022).
Kata dia, demonstrasi yang dilakukan mahasiswa adalah bagian dari demokrasi serta dilindungi oleh undang-undang.
Mereka yang menunjukkan penolakan terhadap sesuatu yang dinilai tak sejalan dengan konstitusi merupakan sesuatu yang baik dan layak didukung oleh semua pihak.
Aksi kekerasan dalam demonstrasi tersebut justru bertentangan dengan “niat baik” mahasiswa yang menolak perpanjangan masa jabatan, penundaan pemilu, dan jabatan presiden tiga periode.
“Tujuan untuk menyampaikan aspirasi ternoda, bahkan teralihkan. Akhirnya yang diperbincangkan oleh masyarakat, opini yang berkembang, adalah persoalan kekerasan ini,” jelasnya.
“Itu kan berarti rencana untuk menyampaikan pandangan dan tekanan kepada pemerintah terkait tiga periode atau penundaan pemilu dan kenaikan BBM (teralihkan oleh kasus kekerasan terhadap Ade). Padahal ini kan pandangan yang logis,” lanjutnya.
Konstitusi memang telah menetapkan presiden hanya boleh menjabat selama dua periode, sehingga demonstrasi dan penolakan terhadap hal itu sah dilakukan oleh mahasiswa.
Begitu juga dengan penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis pertamax. Penolakan ini pun sah secara konstitusi.
Namun, dia menyayangkan justru yang muncul adalah isu-isu keagamaan di luar agenda dan tuntutan mahasiswa dalam aksi demonstrasi tersebut.
“Apakah ini demo yang dilakukan oleh orang-orang yang peduli terhadap derita rakyat? Ataukah demo yang disusun oleh orang-orang yang punya agenda politik untuk menjatuhkan atau apa pun itu? Atau demo ini sejak semula tujuannya menyampaikan aspirasi soal tiga periode dan soal kenaikan harga BBM, kemudian ada yang memanfaatkannya?” tanya Muhsin.
Ia menegaskan, para pelaku pemukulan terhadap Ade justru tak berbicara tentang penolakan kenaikan BBM dan jabatan presiden tiga periode, melainkan melontarkan isu yang berkaitan dengan agama.
Padahal, menurut pengakuan Ade, ia hadir dalam aksi tersebut untuk menolak rencana perpanjangan masa jabatan presiden, penundaan pemilu, jabatan presiden tiga periode, dan kenaikan harga BBM.
“Itu sesuatu yang positif. Perkara dia punya pandangan lain di luar persoalan ini, ya itu wajar. Setiap orang punya pandangan. Tetapi kenapa persoalan yang ditarik justru di luar agenda yang menjadi tujuan aksi demo itu?” sesalnya.
Disinggung pengeroyokan tersebut berkaitan dengan pandangan-pandangan, posisi, dan sikap Ade terhadap pemerintah, Muhsin menegaskan bahwa dosen UI itu justru memiliki gagasan-gagasan yang moderat terhadap berbagai isu.
Ade pun dinilainya sebagai sosok yang kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal ini ditunjukkannya melalui penolakan terhadap rencana perpanjangan jabatan presiden, penundaan pemilu, jabatan presiden tiga periode, hingga kenaikan harga BBM.
Ia mengakui bahwa memang saat ini terjadi polarisasi di masyarakat. Satu kelompok menganggap semua kebijakan pemerintah selalu benar. Sementara kelompok lainnya menilai seluruh kebijakan pemerintah selalu salah serta menganggap perjuangan mereka sebagai bagian dari tugas keagamaan.
“Ini polarisasi yang tidak sehat. Ini merugikan. Mestinya orang berpikir logis. Kita tidak bisa mendukung 100 persen siapa pun. Membenarkan apa pun. Pemerintah misalnya harus dibela selalu. Enggak bisa begitu. Ini kan manusia dengan segala kekurangannya,” tegas Muhsin.
“Sebagaimana kita juga tidak bisa menolak semuanya. Kita harus jernih melihat persoalan,” lanjutnya.
Muhsin menegaskan, penolakan ataupun dukungan terhadap kebijakan pemerintah bukanlah masalah keyakinan yang mendasar dalam agama. Mereka yang berseteru di pentas politik pun akhirnya bisa bekerja sama.
“Mengapa kita justru memainkan isu-isu yang tidak baik bagi keutuhan bangsa?” sesalnya.
Dia juga mengakui bahwa saat ini terdapat orang-orang yang menjadi corong pemerintah, sehingga Ade pun dinilai sebagai bagian dari kelompok tersebut.
Padahal, sambung Muhsin, jika dicermati konten-kontennya, Ade merupakan pribadi yang moderat dalam menilai kebijakan-kebijakan pemerintah.
“Lihat kontennya. Perkara kita setuju atau tidak, itu perkara lain. Ini tidak ada kaitannya dengan perkara setuju atau tidak setuju, tapi berusaha melihat secara jernih dan adil,” tegasnya.
Dalam konten-kontennya, selain berbicara tentang islamofobia, pembelaan terhadap minoritas, dan moderasi dalam keberagamaan, Ade juga membela Islam dengan membantah pandangan seorang oknum pendeta yang merendahkan agama tersebut.
Semua itu menunjukkan bahwa Ade berusaha memposisikan diri di jalan tengah. Setuju ataupun tak setuju dengan pendapatnya, itu merupakan urusan lain dan hak setiap orang.
“Hampir semua dari kita tidak bisa sepakat dalam semua hal pada seseorang. Kita berumah tangga pun kita berselisih. Mengapa kita tidak toleran dengan orang yang berbeda pandangan dengan kita?” serunya.
Karena itu, pemukulan dan kekerasan secara berjemaah terhadap Ade tidak dapat dibenarkan. Bahkan, pelaku korupsi pun tak layak mendapatkan perlakuan tersebut.
“Kan ada institusi hukum yang kita harus hormati di negara ini. Kita sudah sepakat untuk berbangsa dalam institusi negara. Kalau memang dia melakukan sesuatu yang melanggar, laporkan!” imbuhnya.
Kehadiran Ade dalam aksi demonstrasi tersebut merupakan haknya. Apalagi tempat itu merupakan ruang publik. Selama dia tidak memprovokasi, menjelekkan, menentang, dan melakukan hal-hal yang mengganggu orang lain, maka kehadirannya di tempat tersebut merupakan haknya.
Ade juga hadir dalam aksi tersebut sebagai bentuk dukungan terhadap aspirasi mahasiswa yang menolak penundaan pemilu, perpanjangan masa jabatan presiden, tiga periode jabatan presiden, dan kenaikan harga BBM.
Muhsin menegaskan, kehadiran Ade dalam aksi itu juga memperlihatkan bahwa ia tidak hanya memberikan dukungan dalam bentuk narasi, tapi juga ikut serta dalam aksi mahasiswa.
Ini pun menunjukkan bahwa Ade tidak sepenuhnya pro terhadap pemerintah. “Ironis apabila orang yang mendukung demo dikeroyok oleh orang-orang yang mengatasnamakan pendemo,” katanya.
Manusia, kata Muhsin, memang menyimpan bibit kekerasan dalam dirinya sebagai upaya mempertahankan hidup. Hal ini pun ada dalam setiap binatang, misalnya singa memakan kijang. Ini pun tergolong kekerasan.
Manusia juga bisa melakukan kekerasan ketika tidak menggunakan nalarnya. Ketika nalar diabaikan, seseorang akan menjadi brutal, tega, dan tidak memikirkan efek dari perbuatannya.
“Apalagi dalam suasana yang bisa memicu adrenalin. Itu tidak hanya terjadi dalam aksi demo. Aksi dukung sepakbola juga begitu,” jelasnya.
Pada saat berkelompok, orang-orang penakut akan menunjukkan keberingasannya. Padahal dalam keseharian, mereka tidak menunjukkan sikap pemberani.
“Sebetulnya itu bukan orang pemberani. Pemberani itu jalan sendiri. Justru yang berani itu Ade Armando,” tegasnya.
Karenanya, kehadiran Ade di tengah demonstrasi, selain menunjukkan keberanian, ia mengajarkan kepada publik bahwa pro dan kontra terhadap segala sesuatu harus didasarkan rasionalitas.
Muhsin menyimpulkan, kasus kekerasan terhadap Ade memperlihatkan ekstremisme dan intoleransi yang kian meluas di Indonesia.
Dalam setiap pemerintahan, selalu terbuka kekurangan dan kelebihan. Sepanjang sejarah, tidak ada satu pun pemerintahan dalam sistem demokrasi yang 100 persen benar.
Sehingga dalam sistem demokrasi memerlukan oposisi dan demonstrasi dari mahasiswa. Hal-hal seperti ini harus ada dalam sistem demokrasi.
“Yang tidak boleh ada adalah penganiayaan, kekerasan, dan persekusi. Ini yang tidak boleh,” tegasnya.
Apabila setiap orang diperbolehkan mengambil langkah sendiri sekaligus menjadi polisi, maka negara ini akan mengalami kekacauan.
Ia juga menyesalkan kasus tersebut muncul di tengah aksi mahasiswa yang menyuarakan aspirasi untuk kebaikan publik Indonesia.
Kasus pemukulan terhadap Ade akhirnya menutup aspirasi mahasiswa yang mestinya harus didukung oleh masyarakat.
Muhsin mengatakan, umumnya pada bulan Ramadan orang-orang cenderung kalem, bahkan sebelum bulan suci tersebut, setiap orang sudah saling meminta maaf.
Pada bulan Ramadan, mestinya setiap orang juga semakin ramah. “Bukan makin marah,” ucapnya.
Orang yang mengumbar amarahnya secara berlebihan di bulan Ramadan, lanjut Muhsin, hanya akan mendapatkan rasa lapar dan dahaga saat berpuasa, sehingga tidak akan mendapatkan efek positif dari puasa.
Ia menyebutkan, orang-orang yang berpuasa akan dapat mengendalikan amarah mereka. Pasalnya, puasa mengandung aspek lahir dan batin.
Muhsin berharap masyarakat Indonesia tidak lagi terjebak dalam polarisasi. Setiap orang diharapkan melihat politik sebagai sesuatu yang biasa dan tidak fanatik terhadap aspirasi serta tokoh yang didukungnya.
“Mau mendukung yang A ataupun B, enggak ada masalah. Tapi jangan menganggap itu sebagai pilihan dari Tuhan. Supaya kita tidak kemudian mengganggap orang yang berbeda pilihan politiknya sebagai musuh. Mereka sebangsa. Bagian dari kita semua,” pungkasnya. (*)
Penulis: Ufqil Mubin
Sumber Utama : https://www.beritaalternatif.com/berita-utama/ade-armando-2/
Polisi Tangkap Sejumlah Pelaku Pemukulan Ade Armando
Jakarta, beritaalternatif.com – Polisi mengklaim sudah menangkap pelaku pengeroyokan terhadap pegiat media sosial Ade Armando. Hal tersebut diungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan.
Kata Zulpan, sudah ada beberapa pelaku pengeroyokan terhadap Ade yang dicokok. Namun, dia belum merinci jumlahnya. Beberapa pengeroyok ini masih diperiksa intensif.
”Sudah beberapa kami amankan. Saya belum bisa sampaikan secara detail,” ujarnya kepada wartawan sebagaimana dilansir beritaalternatif.com dari sindonews.com, Senin (11/4/2022).
Mantan Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan itu mengatakan, Ade dipukul oleh massa aksi. Dia memastikan Ade bukan dipukul aparat yang mengawal demo depan DPR/MPR RI. Malah, kata dia, polisi yang mengevakuasi Ade. Hingga kini, Ade masih dirawat di Rumah Sakit. “Mengalami pemukulan, tetapi bukan oleh petugas, oleh massa aksi,” kata dia.
Sebelumnya diberitakan, pegiat media sosial Ade Armando dikabarkan babak belur. Dia diduga dipukul oleh massa. Ia dikabarkan babak belur saat hadir di depan Gedung DPR/MPR RI hari ini. (*)
Sumber Utama : https://www.beritaalternatif.com/utama/nasional/ade-armando/
Mahasiswa Termakan Isu dan Wacana dalam Pertarungan Elit Jakarta
Oleh: Mentimoen
Ditinjau dari sisi mekanisme demokrasi, demo-demo mahasiswa saat ini jelas bukan bagian dari mekanisme demokrasi, tetapi cuma politicking. Isu sederhana yang seharusnya bisa diatasi oleh mekanisme demokrasi biasa.
Karena aturan yang ada bilang presiden dibatasi dua periode, sehingga kalau Jokowi mau mencalonkan diri, jelas tidak bisa. Kecuali jika DPR membuat undang-undang baru atau amandemen yang sudah ada. Jadi, itu urusan di DPR, bukan urusan parlemen jalanan.
Kalaupun misalnya DPR bikin UU baru, bilang batas dua periode dihapus, Jokowi tidak bisa langsung menjadi presiden. Ia harus melewati proses pemilu dulu. Nah, gampang untuk menggagalkan Jokowi tiga periode, yaitu coblos calon lain. Sederhana sekali toh?
Jika ditakutkan bahwa ternyata mayoritas rakyat akan mencoblos Jokowi lagi, bukankah itu adalah kehendak mayoritas? Lalu, bukankah demo-demo jalanan ini adalah alat untuk mencegah kehendak mayoritas terjadi? Jadi, apakah demo-demo itu alat demokrasi atau alat anti-demokrasi?
Mungkin ada yang berdalih, demokrasi sekarang sudah rusak. Jadi, terpaksa mahasiswa memakai alat di luar demokrasi seperti parlemen jalanan untuk memaksakan kehendak mereka. Kenapa pula bisa yakin bahwa demokrasi yang akan datang itu bukan demokrasi yang rusak? Demokrasi yang datang dengan cara-cara anti-demokrasi?
Ada yang berpendapat, sulit melawan kecurangan di tubuh Jokowi. Lalu, apakah pihak lain tidak curang? Setiap pihak yang berlawanan akan bilang pihak lain curang. Sehingga lebih baik kita memakai parameter lain untuk menilai sebuah pemerintahan, misalnya kinerja.
Kembali ke zaman Soeharto? Sudah tentu jangan. Tetapi kalau menghakimi seseorang, jangan berdasarkan ketakutan akan sesuatu yang belum ada, tetapi harus berdasarkan fakta. Jokowi jelas jauh dari Soeharto. Dan saya bukan orang yang pro Jokowi.
Ada yang berargumen, demo untuk protes kenaikan harga minyak goreng. Oke. Itu hal yang sahih untuk didemo karena minyak goreng termasuk sembako menyangkut kehidupan banyak warga. Tapi kenapa harus ditunggangi dengan isu tiga periode? Seharusnya fokus saja di harga minyak goreng.
Demo protes kenaikan harga komoditas-komoditas penting. Itu menyangkut hal-hal praktis kehidupan sehari-hari warga, sehingga wajar bagi warga memprotesnya. Pemerintah juga bisa mencoba memenuhi permintaan mahasiswa, walau belum tentu sukses, karena itu hal-hal praktis dalam kewenangannya.
Demo soal tiga periode itu benar-benar nonsense. Kalau wakil rakyat ingin membatalkan pembatasan periode jabatan presiden, lalu rakyat pemilih memilihnya tiga periode, memang mau diprotes? Jadi, mahasiswa mau memprotes rakyat?
Mahasiswa cobalah belajar yang benar saja, bikin proyek-proyek inovatif. Itu lebih berguna.
Soal tiga periode itu pun masih wacana. Wacana itu omong-omong doang. Belum apa-apa, kok didemo? Itu jelas politicking dengan memakai mahasiswa. Demo membuat jalanan ditutup, warga yang mau produktif dan kerja juga jadi terhambat.
Bagaimana Anda tahu rakyat menolak tiga periode? Jangan mengatasnamakan rakyat untuk pendapat sendiri. Jalan satu-satunya untuk tahu kehendak rakyat dalam sistem demokrasi ala Barat adalah pemilu.
Saya tidak menganggap demokrasi Barat itu satu-satunya mekanisme demokrasi. Tetapi demokrasi Indonesia jelas berbasis mekanisme Barat. Satu-satunya cara untuk mengetahui kemauan rakyat di sistem ini adalah pemilu. Ini bukan soal dukung atau tidak, tapi konsistensi.
Saya netral saja dalam melihat kinerja era Jokowi. Ada kenaikan-kenaikan harga sembako dan lain sebagainya. Itu jelas harus ditanggulangi. Tetapi saya juga tidak menutup mata bahwa ada perbaikan-perbaikan di banyak tempat. Suhu hangat politik identitas menurun, infrastruktur serius dibangun, dan sebagainya.
Sudah tentu ada yang tidak senang Jokowi menjabat tiga periode. Seandainya aturan diamandemen sehingga dimungkinkan hal itu terjadi, masih ada satu cara untuk menjegal Jokowi, yaitu jegal di pemilu: ajak ramai-ramai jangan joblos Jokowi. Sederhana sekali.
Soal berapa masa periode kepresidenan, itu soal politik tingkat politisi, bukan soal kesejahteraan rakyat. Karena banyak yang mau kebagian mentas, itu saja. Itu soal kekuasaan papan atas. Kalau untuk rakyat umumnya, yang penting adalah apakah hidup sehari-hari membaik?
Jadi, kalau mau demo pro akar rumput, jelas isunya harusnya isu akar rumput, isu yg menyangkut hidup sehari-hari rakyat. Demo masalah praktis soal siapa yang berkuasa paling atas, itu bukan demo urusan akar rumput, tapi urusan singgasana dan para adipati.
Di sinilah lemahnya mekanisme demokrasi Barat. Ketika para elit tingkat atas bertarung, mereka umumnya memakai proksi di tingkat bawah, yang gampang dijadikan pion adalah mahasiswa. Akhirnya sering bertahun-tahun isunya cuma sekitar itu, bukan soal bagaimana meningkatkan taraf hidup rakyat.
Saya melihat demo-demo itu nonsense, seperti mendemo supaya gajah tidak boleh mempunyai sayap. Mau amandemen konstitusi bukan hal yang bisa dilaksanakan secara cepat. Jadi, tidak mungkin itu bisa dilakukan sampai dengan pemilu mendatang. Sehingga ini adalah demo yang didengungkan untuk hal-hal fiktif sebenarnya. (*Pengamat politik dalam negeri dan luar negeri)
Sumber Utama : https://www.beritaalternatif.com/opini/mahasiswa/
Pemerintah Alokasikan Anggaran Rp 110,4 Triliun untuk Pemilu 2024
Kukar, beritaalternatif.com – Pemilu 2024 diperkirakan akan memakan anggaran Rp 110,4 triliun. Anggaran tersebut berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Presiden Jokowi menjelaskan, anggaran untuk Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencapai Rp 76,6 triliun dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) senilai Rp 33,8 triliun.
“Saya minta ini didetailkan lagi. Dihitung lagi. Dikalkulasi lagi dengan baik di APBN maupun dalam APBD, dan dipersiapkan secara bertahap,” pinta Jokowi sebagaimana dikutip beritaalternatif.com dari kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (11/4/2024) pagi.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga meminta jajarannya menyiapkan pejabat gubernur, bupati, dan wali kota yang jabatannya berakhir pada tahun 2022.
Kepala daerah yang berakhir jabatannya tahun ini tersebar di 101 daerah. Rinciannya, tujuh gubernur, 76 bupati, dan 18 wali kota.
“Saya minta seleksi pejabat-pejabat daerah ini betul-betul dilakukan dengan baik, sehingga kita mendapatkan pejabat daerah yang kapabel, memiliki leadership yang kuat, dan mampu melaksanakan tugas yang berat di tengah situasi ekonomi global yang tidak gampang,” imbuhnya.
Presiden mengatakan, pejabat daerah yang memenuhi sejumlah syarat tersebut diharapkan dapat menyiapkan dan menyukseskan pelaksanaan Pemilu 2024.
Kata dia, menjelang kontestasi demokrasi, situasi yang kian “memanas” memang sudah biasa. Namun, Jokowi mengingatkan agar masyarakat tak terprovokasi oleh sejumlah pihak yang memiliki kepentingan-kepentingan politik yang tidak bermanfaat.
Karena itu, dia meminta semua pihak melakukan pendidikan politik yang masif kepada seluruh masyarakat Indonesia.
Ia juga mengingatkan kepada calon kontestan pemilu tak menggunakan politik identitas berupa isu sara.
“Kita memiliki pengalaman-pengalaman tidak baik di pemilu sebelumnya. Paling tidak jangan sampai terjadi lagi di tahun 2024,” tegas Jokowi. (*)
Penulis: Ufqil Mubin
Sumber Utama : https://www.beritaalternatif.com/utama/nasional/pemilu-2024/
Kejeniusan Jokowi dalam Sibak Semak, Kegoblogan Mahasewa Nongol, Bandar Rugi Banyak!
Jokowi ini orang yang jenius dan sangat cerdas di dalam memetakan peta politik di Indonesia. Kita mengetahui bahwa ada aksi mahasiswa yang katanya besok akan diselenggarakan di Jakarta khususnya di hadapan kabarnya demonstrasi ini dilakukan untuk memprotes presiden Joko Widodo yang ada kemungkinan 3 periode.
Hal ini membuat rakyat Indonesia resah karena kita tahu bahwa mahasiswa itu diduga kuat adalah orang-orang yang dibayar dan ada koordinator lapangan apalagi kita tahu bahwa Amien Rais sudah pernah berkata bahwa dia menolak Jokowi 3 periode dan pendukung Anies Baswedan lainnya kelihatannya ketakutan kalau Jokowi 3 periode.
Tidak lama kemudian mahasiswa yang katanya bergabung di dalam aliansi badan eksekutif mahasiswa seluruh Indonesia dengan puluhan kampus akan menggeruduk istana untuk berdemo di sekelilingnya.
Kenapa Joko Widodo terkesan lambat untuk melakukan informasi dan menyebarkan pandangan soal jadwal pemilu?
Kalau begitu demonstrasi besok sudah gurem dan tidak ada maknanya lagi dong? Karena agenda utama mereka adalah ingin Jokowi tetap 2 periode. Sudah jelas bahwa Jokowi akan mengikuti amanat konstitusi dan juga tidak ada perpanjangan masa kepemimpinan.
Joko Widodo ini pintar untuk menghabisi dan menggembosi uang-uang yang dipakai untuk mengatur mahasiswa yang bisa di sewa itu. Cara dia menghabisi uang orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan ingin Indonesia hancur adalah dengan memberikan informasi setelah uang itu keluar.
Jadi koordinator lapangan sudah mendapatkan uang dan menyebarkannya ke para mahasiswa yang bisa di sewa itu. Bandar sudah keluar modal dan Jokowi mengeluarkan statement setelah itu. Strategi memiskinkan lawan dengan cara ini adalah cara yang sangat jenius dan perlu diperhatikan dan dicontoh oleh orang-orang lain.
Menteri-menteri Jokowi yang juga bicara soal tiga periode pada akhirnya bungkam dan tidak mau melanjutkan apapun yang ia pernah katakan. Kelihatannya menteri-menteri Jokowi memang sengaja untuk mencari sensasi agar Bandar keluar duit untuk demo Jokowi.
Kelihatannya menteri-menteri yang ngomong Jokowi kemungkinan tiga periode memang sudah menjadi umpan untuk Bandar busuk yang merupakan politisi sebelah khususnya para pimpinan partai berkarat. Bandar sudah keluar duit dan pada akhirnya mereka mengulang sejarah kegagalan demo 212 dan 411.
Bandar rugi dan mereka gigit jari. Demo esok hari akan menjadi tidak ada alasannya lagi dan tidak punya kekuatan lagi untuk mendobrak. Tapi karena uang sudah dikeluarkan pasti ada saja bahan-bahan demo yang akan dimunculkan. Saat ini BBM dan minyak masih langka dan mahal.
Tapi itu tidak lebih kuat daripada isu tiga periode yang sebenarnya menjadi agenda utama mereka. Jokowi ini bergerak dalam diam dan mendadak sehingga bayangan nya pun masih ketinggalan di belakangnya.
Demo mahasiswa sebenarnya ada beberapa tuntutan, beberapa di antaranya adalah soal 3 periode Jokowi, lalu harga minyak yang melambung tinggi, kemudian menagih janji Joko Widodo. Tapi bagi saya, yang paling panas digoreng, ternyata sudah disiram air dingin oleh Joko Widodo, yakni soal demo 3 periode Presiden Joko Widodo.
Mahasewa kok mau lawan presiden? Presiden itu sudah membangun rakyat dengan baik. Mereka lupa perhitungan, bahwa faktor “rakyat” ada bersama Joko Widodo lah yang akan memastikan demo itu akan gurem. Mereka memaksa dengan begitu cepat mengganti tema demo.
Spanduk yang sudah disiapkan dengan modal miliaran, harus jadi alas tidur saja karena sudah tidak mungkin dipakai lagi. Joko Widodo memiliki akses manajemen antara TNI, Polisi dan BIN dengan sangat luar biasa. Tidak bisa dibayangkan bukan, ketika jika bukan Jokowi yang menang, tapi Prabowo.
Bisa kacau negara ini. Prabowo nggak bisa memimpin Indonesia. Dan dia, kemudian Anies harus dipastikan kalah di tahun 2024 nanti. Selama ini kita melihat kepemimpinan Presiden Joko Widodo sudah sangat luar biasa. Dia bisa meredam konflik yang parah.
Mahasewa goblog itu lagi masuk kejurang kejatuhan. Harga diri mahasewa hancur karena ikuti orang-orang macam Amien Rais dan partai berkarat. Panci mana panci? Semoga saja nggak ada suara panci rombeng si Roy yang koar-koar di Twitter. Joko Widodo luar biasa.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kejeniusan-jokowi-dalam-sibak-semak-kegoblogan-aSlBvVmP4T
Kalo Lom Pernah 'Diewe', Enggak Usah Koar-koar lah, Dek
Mohon maaf sebelumnya, saya menulis ini supaya kalian para mahasiswi mbok ya paham dan mengerti sedikit bahwa apapun itu di muka bumi ini, termasuk namun tidak terbatas soal kebebasan mengemukakan pendapat, free of speech, dan tetek bengek lainnya itu, ada batasannya.
Asli miris banget saya ngeliat poster-poster berbau mesum yang dibentangkan oleh para mahasiswi yang rada-rada menjurus ke persoalan selangkangan dalam demo biadab kemarin, 11 April 2022.
Bukan saya sok suci macam pemegang kunci gerbang kerajaan sorga, akan tetapi asli nggilani generasi muda Indonesia yang sesungguhnya saat ini. Generasi itil alay nan nggateli. Lihat saja poster-poster yang mereka bawa dan bentangkan dilokasi demo dengan narasi-narasi yang enggak baik dan vulgar begitu.
Mulai dari narasi lebih baik bercinta tiga ronde daripada harus tiga periode, lalu harga minyak kayak harga Mi-Chat, cukup aku aja yang mahal, BBM jangan, Daripada BBM naik, mending ayang yang naikin, dan bla bla bla lain sebagainya.
Masa muda memang adalah masa yang paling indah, masa dimana menikmati indahnya masa-masa semasa kuliah. Namun, dengan bikin poster mcam begit itu lalu dibentangkan di muka umum, astagfirulah. Justru hanya merendahkan diri mereka saja.
Mereka enggak sadar orang-orang yang ngeliatnya akan timbul pemikiran dalam benak dan alam bawah sadar mereka bahwa para mahasiswi yang mebentangkan poster dengan narasi cabul itu adalah mahasiswi bispak, bisa diewe, sudah bolong alias tidak perawan lagi, ngowos melar dan beleber enggak karu-karuan. Apalagi diperkuat dnegan fakta bahwa generasi muda di Jakarta ini sejak SMP sudah mengenal ‘begituan’.
Kreatif sih boleh-boleh saja enggak ada yang ngelarang, asalkan yang sesuai porsinya, enggak seronok, enggak lebay, sok keren, sok cool, vulgar, berbau pornoaksi secara terselubung yang melanggar etika dan norma-norma kepatutan. Kencing belum lurus aja sok gaya loe.
Jangan-jangan memang seperti begitu itu yang diajarkan oleh orang tua mereka dan dosen-dosen mereka. Sebab poster-poster yang mereka bentangkan itu enggak lucu. Apanya yang lucu? Padahal pada pakai jilbab, masa bentangin poster model begitu itu. Bikin diri macam kuat aja dihajar tiga ronde sama ayang beb. Asli nggateli.
Tak ada seorangpun yang ingin jabatan Presiden diperpanjang menjadi tiga periode demi kepentingan segelintir menteri yang haus akan kekuasaan, yang ingin lebih lama lagi berkuasa. Anak SD pun tahu itu adalah pelanggaran berat terhadap konstitusi. Lalu soal BBM naik, gua tanya sejak kapan Pertamax itu disubsidi pemerintah?
Atau barangkali jurusan kuliah yang mereka ambilnya adalah Fakultas Selangkangan jurusan pusar ke bawah. Entahlah. Mereka enggak menunjukan sikap intelektualitasnya sebagai orang terpelajar yang mengenyam pendidikan di Perguruan Tinggi.
Mahasiswi sekarang adalah generasi yang urat malunya sudah putus dan berbuat sesuka udelnya saja. Masih anak bau kencur, kencing pun masih belum lurus, yang ada dalam pemikiran mereka hanya soal selangkangan saja.
Jujur saja saya miris, selangkangan kok jadi barang obralam tiga ronde begitu. Kasihan suami sahnya dapat ampasnya doang. Ini kok malah concern dengan isu seksualitas. Bagi saya ini adalah contoh kebodohan yang absolut akibat kekurangtahuan dan kekurangtahuan para mahasiswi yang demen banget ngurusin soal selangkangan.
Kasihan orang tua para mahasiswi itu yang lintang pukang cari uang buat bayar uang kuliahnya, tapi hasilnya jadi bego begini. Dikuliahkan supaya pintar, malah malu-maluin dengan mengobral harga dirinya.
Mereka enggak menunjukkan kecerdasan intektual dan moral sebagaimana layaknya kaum terpelajar, akan tetapi enggak lebih enggak kurang terdiri dari para kumpulan manusia durjana pemuja selangkangan.
Mau jadi apa bangsa ini manakala generasi penerus tulang punggung bangsa hanya berjuang demi kebebasan selangkanganya? Kebodohan dan aib jangan kau pamer dan umbar di depan publik dek.
Prilaku para mahasiswi seperti ini yang bikin masyarakat luas dari awal sudah enggak yakin dengan niat demo para mahasiswa. Lha wong pemahaman mereka saja sudah salah kaprah begitu, lantas apa sesungguhnya yang mereka perjuangkan? Kan begitu.
Jadi mahasiswi harusnya cerdas dan intelek bicaranya, bukan menyampaikan dengan cara sembrono seperti orang yang kehilangan akal sehat saja. Mbok ya cerdas dikit napa. Ngaku milenial tapi demo gaya barbar. Kalo lom pernah 'diewe', enggak usah koar-koar lah, dek.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/kalo-lom-pernah-diewe-enggak-usah-koar-koar-pKFodCdDKp
Musuh dalam Selimut! Netizen Ungkap Oknum KSP Dibalik Pengeroyokan Ade Armando
Ternyata demo 11 April kemarin hanya menyisahkan luka dan duka. Pesan demokrasi yang katanya berpihak pada rakyat kecil malah tersampaikan secara brutal diwarnai aksi kekerasan. Kalau sudah begini siapa yang bertanggung jawab. Sedemikian besar dendam mereka pada pendukung pemerintah hingga membawa aroma permusuhan ke dalam demo. Ironisnya salah satu provokator yang mungkin tak terlibat di lapangan ternyata berasal dari lingkar istana.
Hal iniliah yang kini ramai dibahas netizen di media sosial. Dijaman digital seperti saat ini, memang tak lepas dari aksi pembobolan media sosial, termasuk grup WA. Bodohnya orang-orang munafik itu ternyata menggunakan nomor asli dalam grup yang isinya para provokator demo rusuh. Tentu saja mereka ini bukan murni berasal dari kalangan mahasiswa. Bisa juga berasal dari kelompok ekstrimis yang memang sudah lama menyimpan dendam pada pemerintah imbas dibubarkannya ormas-ormas ekstrimis.
Kalau melihat kelakuan para manusia munafik ini, sekilas kita mengingat sosok komisaris yang juga terafliasi pada Jokowi Mania. Immanuel Ebenzer yang terkenal bukan karena prestasinya di BUMN, tapi justru karena membela sosok teroris, Munarman. Saya yakin orang-orang yang terkait kelompok ekstrimis masih banyak yang bercokol di pemerintahan dan diam-diam menikam dari belakang.
Belum lagi kelompok elit parpol licik pencetus ide presiden 3 periode hingga penundaan pemilu. Ada juga menteri yang koar-koar punya big data mengenai masyarakat yang ingin pemilu ditunda. Merekalah manusia munafik sebenarnya yang hendak menjungkalkan kepemimpinan Jokowi dari dalam. Kalau sudah ada amarah demo dari rakyat, mereka tinggal bersembunyi atau yang lebih parah lagi ikut menyalahkan Jokowi.
Untuk oknum KSP sendiri, ternyata mendapat sorotan tajam dari netizen. Seorang pemilik akun @AnakLolina2, mengunggah informasi. Bahwa di dalam grup WhatsApp yang memuat informasi keberadaan Ade Armando di lokasi demo, ikut bergabung Staf Khusus Kepresidenan, Ari Supit.
“Gaes, grup WA yg muat info tentang Ade Armando di isi oleh salah satu tim khusus kepresidenan bernama Ari Supit. Siapa dia sebenarnya & kenapa bisa lolos di jantung pemerintahan,” tulis @AnakLolina2.
Akun @AnakLolina2 mengaku mendapatkan informasi itu dari akun @petjut. Akun @petjut sendiri mengaku mendapatkan informasi setelah mengecek satu nomor cantik pada grup WA tersebut. Ternyata keluar nama Ari Supit, yang menurut @petjut anggota Kantor Staf Presiden (KSP).
Lalu akun @AstutieTitis menampilkan foto Ari Supit sedang berfoto bersama Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, serta satu pria lainnya.
“Yang ini bukan ya orangnya?,” tulis @HensuAja.
Akun @idzoel_999 menulis, “Umpan Lambung dilontarkan, Diterjang Pihak pendemo, Umat yg disudut kan, Sdh paham kan Arah nya….”
Ari Supit diketahui merupakan Staf Khusus Kepresidenan pada masa pemerintah Presiden Jokowi-Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin. Dia pernah menjabat sebagai Rektor Sekolah Tinggi Theologi Rahmat Emmanuel (STT REM).
Kemarin sore, Ade Armando dianiaya secara beramai-ramai di lokasi demo di Senayan. Bahkan, dosen UI itu nyaris ditelanjangi oleh sekelompok orang yang melakukan penganiayaan.
Kedepannya diharapkan ada evaluasi menyeluruh di pemerintahan bagi orang-orang yang ketahuan mendukung gerakan ekstrimis, apalagi teroris. Jangan sampai pemerintah merekrut orang yang salah hingga menikam istana dari dalam. Mungkin saat ini sakit hatinya dilampiaskan dengan menyuruh mengeroyok Ade Armando, bisa jadi suatu hari nanti dirinya yang ambil alih menjadi bagian teroris itu sendiri.
Jangan sampai pemerintah kecolongan berkali-kali dengan memasukkan orang-orang seperti Immanuel, Ari Supit dan lainnya ke pemerintahan. Karena justru musuh internal alias dalam selimut ini justru jauh lebih berbahaya. Bisa-bisa mereka membocorkan rahasia negara atau mungkin sengaja mengacaukan sistem pemerintah hingga membakar kemarahan rakyat. Kita bisa mengiran kalau isu JHT ataupun kelangkaan minyak goreng bisa jadi adalah startegi busuk mengoyak pemerintah dari dalam.
Kita doakan semoga pemerintah Jokowi diberi kekuatan oleh Tuhan. Karena begitu musuh yang menghambat kemajuan bangsa ini. Tak hanya dari luar negeri, tapi juga para oposisi ditambah musuh dalam selimut yang senantiasa bergentayangan. Semoga dengan berkah ramadhan, Tuhan menyibak kebusukan mereka satu per satu.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/musuh-dalam-selimut-netizen-ungkap-oknum-ksp-iLRpS3oAUV
Wajib Pecat, Orang Lain Rapat Vaksin Orang ini Asyik Nonton Video Porno
Anggota dewan merupakan jabatan, pekerjaan yang sangat bergengsi. Ribuan orang berebut untuk mendapatkan jabatan tersebut. Mulai anggota dewan tingkat kabupaten, provinsi sampai dengan pusat.
Berbagai cara mereka jalani agar bisa menduduki kursi empuk dan bergelimang dengan harta. Segala cara, strategi demi mewujudkan cita-cita menjadi anggota dewan yang terhormat. Terkadang cara tersebut bertentangan dengan Undang-Undang seperti misalnya money politik.
Tak heran jika cara kampanyenya dicampur dengan money politik, dia akan kehilangan banyak uang. Mulai dari puluhan juta, ratusan juta hingga milyaran. Kehilangan uang yang sangat banyak, sedangkan hasilnya kegagalan membuat sebagian calon anggota dewan depresi.
Kalaupun berhasil menduduki jabatan yang dicita-citakan, ketika aktif sebagai anggota dewan, pikirannya terus mengingat bagaimana cara mengembalikan uang yang dipakai untuk kampanye. Bahkan pikirannya sudah memikirkan bagaimana cepat memperoleh uang untuk biaya kampanye periode berikutnya.
Alhasil bukan prestasi kerja yang di dapat, tapi bekerja keras untuk mencari uang kotor. Usaha kotor pasti melalui jalan-jalan yang kotor. Sibuk mencari uang, akan melupakan tugas pokoknya sebagai anggota dewan membuat dan mengesahkan Undang-Undang sebanyak-banyaknya. Demi kepentingan masyarakat Indonesia.
Tidak heran tidak sedikit anggota dewan yang terciduk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) karena melakukan tindak pidana korupsi. Selain itu banyak RUU yang tidak segera menjadi Undang-Undang. Produktifitas anggota dewan sangat rendah jika dilihat dari kemampuan mereka mengesahkan Undang-Undang dalam setahun.
Banyak perilaku anggota dewan yang membuat masyarakat Indonesia kecewa, kesal dan geleng-geleng kepala. Mereka seharusnya mampu menjadi wakil rakyat dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat. Faktanya mereka hanya sibuk mewakili rakyat dalam kemewahan.
Beberapa berita tentang anggota dewan membuat kita mengurut dada. Seperti pengajuan anggaran milyaran rupiah hanya untuk mengganti gorden rumah dinas anggota dewan. Terbaru viral video perilaku anggota dewan ketika melakukan rapat tentang vaksin.
Seorang yang diduga anggota DPR sedang menonton video porno melalui telepon genggamnya saat rapat membahas mengenai vaksin, viral di media sosial. Ulah anggota dewan yang tidak terpuji itu diunggah oleh akun Instagram @lintas.patroli.
"Waduh, Anggota DPR Tertangkap Kamera Lagi Asyik Nonton Video Gituan saat Rapat Bahas Vaksin," tulis lintaspatroli pada caption video unggahannya, Minggu (10/4/2022).
Dalam unggahan video itu memperlihatkan seorang pria diduga anggota dewan sedang asyik menonton video porno melalui telepon genggamnya sambil duduk di kursi rapatnya.
"Yang lain sibuk debat tentang vaksin. Dia malah sibuk nonton," tulis narasi dalam video tersebut.
Tampak tangan kiri anggota dewan memegang handphone dimana posisi handphonenya agak disembunyikan dekat meja. Sambil duduk ia bersandar miring dan matanya tertuju ke layar handphone.
Terlihat di layar handphone video dewasa. Sesekali jari tangannya menyentuh layar handphone agar video terlihat besar. Anggota dewan ini tampak asyik menonton di saat yang sama terdengar suara anggota perempuan sedang menyampaikan pendapatnya soal vaksin.
Sampai saat ini belum ada berita resmi siapakah anggota dewan yang terhormat tersebut? Pakar telematika Roy Suryo mengungkap video yang beredar luas tersebut bukan video kasus serupa yang sudah cukup lama. Video yang beredar adalah kasus baru. Sama-sama dilakukan anggota DPR RI, namun berbeda orang dan berbeda partai.
Dalam cuitannya di akun @KRMTRoySuryo2, Roy mengaku bahwa dia banyak ditanya apakah video anggota DPR-RI Komisi IX yang menonton video porno saat mengikuti sidang/rapat tersebut merupakan video baru. Bukan video kasus serupa yang pernah mencuat beberapa tahun lalu.
Roy kemudian menuliskan jawaban, "Ya, Dilihat dari KURSI & Botol SANITIZER, Initial HM (Mantan Penyanyi) tsb memang VIDEO BARU," demikian ditulis Roy Suryo dalam cuitannya.
Menurut Roy anggota DPR tersebut berinisial HM merupakan anggota dari mekanisme pergantian antar waktu (PAW).
"(Ybs PAW dari Fraksi xxx-P)," demikian ditulis Roy.
Kita berharap para anggota dewan kita yang terhormat, bisa menunjukan kinerjanya yang baik sesuai tufoksinya. Selain itu mempunyak integritas dan akhlak yang layak diteladani. Jangan sampai kedudukannya sebagai wakil rakyat digunakan untuk hal-hal yang bertentangan dengan Undang-Undang.
Nonton video porno bukanlah hal yang positif, apalagi dilakukan ketika rapat di gedung yang megah dan sakral tempat memutuskan, mengesahkan berbagai RUU menjadi Undang-Undang.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/wajib-pecat-orang-lain-rapat-vaksin-orang-ini-yyTyhpMZVI
Ibadah Haji Dibuka Lagi Untuk Sejuta Jamaah Internasional, Kadrun Mana nih Suaranya?!
Buat calon jemaah haji yang sudah menunda keberangkatannya selama dua tahun ini, dan bertanya-tanya kapan ibadah haji dibuka lagi. Ada kabar gembira nih!
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyatakan jemaah asal Indonesia bisa berangkat haji pada tahun ini. Hal itu disampaikan setelah pemerintah Arab Saudi resmi mengumumkan penyelenggaraan haji 1443 H akan dibuka bagi jemaah internasional. Arab Saudi mengumumkan pembukaan ibadah itu dengan total jemaah mencapai 1 juta orang pada 2022. Hal itu diterbitkan melalui surat Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi.
Memang untuk kuota, pemerintah Arab Saudi baru menyampaikan total kuota keseluruhan dan belum merinci secara pasti kuota setiap negara. Meski begitu, diperkirakan kuota haji Indonesia tahun ini sekitar 70 ribu orang. Angka itu didapatkan dari kuota haji Indonesia selama ini yang sekitar 10 persen dari kuota haji di luar negara Saudi.
"Syukur Alhamdulillah, jamaah haji Indonesia bisa berangkat tahun ini. Ini kabar yang sangat ditunggu jamaah haji di Tanah Air. Kita akan optimalkan berapapun kuota nanti yang diberikan untuk Indonesia. Bahkan, kalau bisa kita akan upayakan agar Indonesia bisa mendapat tambahan, misalnya dari kuota negara lain yang tidak terserap", kata Gus Yaqut dikutip dari Kompas.com.
Kepada jajarannya, Gus Yaqut meminta untuk dipersiapkan sebaik-baiknya. Supaya pengiriman jamaah haji di tengah pandemi Covid-19 berjalan lancar dan mengutamakan keselamatan serta kesehatan. Dia menjelaskan, Kemenag sudah menyiapkan beberapa skenario pemberangkatan haji dengan simulasi beberapa kuota jamaah haji.
Sementara untuk biaya, Kemenag bersama DPR mulai membahasnya. Dalam pembahasan terakhir, Kemenag mengusulkan biaya haji Rp 42 juta per jamaah. Usulan ini diturunkan dari sebelumnya sebesar Rp 45 juta per jamaah. Pertimbangannya karena Saudi sudah melonggarkan protokol kesehatan. Seperti tidak ada kewajiban karantina mandiri dan sejenisnya.
Pernyataan Gus Yaqut diatas menandakan keseriusan pemerintah Indonesia dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun ini. Berapa tidak, selama dua tahun ini berapa banyak calon jemaah haji yang tertunda keberangkatannya. Menag sampai merasa perlu untuk "mengemis" kuota tambahan dari kuota negara lain agar jemaah kita banyak yang berangkat haji tahun ini.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama, Hilman Latief mengungkapkan bahwa jemaah haji yang berangkat tahun 2022 ini adalah mereka yang tertunda keberangkatannya pada tahun 2020. Jemaah yang berangkat juga dipastikan hanya mereka yang berusia dibawah 65 tahun.
Alasan pembatasan usia calon jemaah haji, tidak lepas dari ketentuan Pemerintah Arab Saudi yang melihat pandemi COVID-19 belum usai. Selain usia, Pemerintah Arab Saudi juga akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dalam pelaksanaan Ibadah Haji 2022. Seperti kewajiban membuktikan hasil negatif tes PCR, maksimal 72 jam sebelum keberangkatan calon jemaah. Bukti vaksin lengkap juga menjadi syarat bagi calon jemaah yang akan berangkat ke Tanah Suci.
Lalu, dimana suara spesies kadrun yang mengatakan jemaah haji gagal berangkat gara-gara perintah dzalim kepada Rizieq Shihab? Nggak ada hubungannya, Drun! Buktinya si Imam Jumbo masih di penjara, ibadah haji sudah dibuka lagi untuk jemaah internasional.
Semua orang di dunia juga paham, kalau ibadah haji distop untuk jemaah internasional selama dua tahun ini semata-mata hanya karena pandemi. Dan semua negara maklum dengan hal ini. Cuma kadrun aja yang otaknya dikit (atau malah nggak ada), justru mengkait-kaitkannya dengan di penjaranya junjungan mereka. "Jemaah Indonesia gagal berangkat haji karena pemerintah Arab Saudi marah, gara-gara keturunan Rasulullah dikriminalisasi", begitu kura-kura kata mereka waktu itu. Wkwkwk. Ngaco!
Lagipula, syarat untuk berangkat haji tahun ini adalah vaksin. Buat kalian yang menolak vaksin, rasain nggak bisa berangkat haji. Masih ingat saya bagaimana seorang kadrun bernama Aldo yang biasa disapa Babe, teriak-teriak sampai suaranya serak menolak vaksin. Tapi nggak ada yang gubris, hehehe. Dia menganggap bahwa pemaksaan vaksin terutama terhadap anak-anak adalah pelanggaran HAM.
Sekarang toh terbukti, bahwa vaksin memang penting untuk keselamatan diri sendiri dan orang banyak. Vaksin juga menjadi syarat untuk beberapa kepentingan. Sekarang terserah kalian, kalau mau berangkat haji ya harus vaksin.
Tapi memang ada kadrun yang berangkat haji? Mungkin ada sih, yang tanpa sepengetahuan kadrun lainnya diam-diam suntik vaksin, hehehe.
Sumber Utama : https://seword.com/umum/ibadah-haji-dibuka-lagi-untuk-sejuta-jamaah-bdAt8cxBqT
Re-post by MigoBerita / Selasa/12042022/14.28Wita/Bjm