» » Beda KELAS !!!

Beda KELAS !!!

Penulis By on Kamis, 12 Mei 2022 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
Beda KELAS !!! Siapa yang membedakan seseorang dengan pola pikirnya sendiri tentu akan menemukan jawaban sesuai pola pikir dia sendiri. Jadi saatnya membuka wawasan dengan berbagai artikel yang telah kita kumpulkan agar tidak gagal paham , baca hingga tuntas ya...  Selamat Membaca..!!!

Asbun Soal Jokowi ke AS, Makin Paham Kenapa Didu dan RR Dulu Dipecat

Mau tahu alasan lain kenapa Rizal Ramli dan Said Didu memang layak dipecat dulu? Berlian tetaplah berlian. Sebaliknya, yang besi karatan, mau mengaku sebagai berlian pun cepat atau lambat akan ketahuan kalau itu besi karatan.

Kedatangan Presiden Jokowi ke AS rupanya jadi sorotan para barisan sakit hati nasional. Sudah banyak video yang beredar di mana Jokowi dan istrinya tiba di Washington DC pada malam waktu setempat, tapi tidak ada pejabat tinggi AS yang menyambut Jokowi dan rombongan. Inilah yang jadi bahan sindiran Said Didu, Rizal Ramli dkk.

Melalui akun Twitter pribadinya, Said Didu mengungkapkan ada tiga dugaan presiden Jokowi tidak mendapatkan sambutan dari Joe Biden.

“Tdk adanya penyambutan Presiden RI oleh pihak AS, yg terjadi adalah : 1) sbg tamu yg baik, Bpk Presiden tdk mau merepotkan tuan rumah. 2) pjbt AS menghargai Presiden shg tdk mau bicara di Bandara, 3) pjbt AS tdk mau mendahului penyambutan Elon Musk. Sudah jelas ?" katanya.

Satu mantan pejabat tak bermutu. Berkualitas selevel ikan teri.

Sedangkan menurut Rizal Ramli, ini dikarenakan pamor Presiden Jokowi sudah merosot jauh, saat membalas postingan akun media sosial milik Natalius Pigai yang mengaku risau melihat kehadiran Jokowi tak disambut oleh pejabat Amerika.

Menurut Rizal Ramli, selama kepemimpinan Presiden Jokowi yang sudah dua periode ini, kehidupan demokrasi di dalam negeri pun kian anjlok. Dia mengkritik pendekatan kenegaraan Indonesia selama dipimpin Jokowi hanya terpusat pada satu negara semata, yaitu Beijing.

Dua lagi mantan pejabat yang tidak bermutu. Memang yang tidak bermutu akan selalu satu komplotan. Sama-sama menghibur dan saling menyemangati bahwa mereka pintar dan cerdas padahal kebalikannya alias...(isi sendiri).

Ada alasan kenapa kedatangan Jokowi tidak disambut pejabat tinggi AS atau pun presiden AS langsung.

Juru Bicara Kemlu Teuku Faizasyah mengatakan kunjungan Jokowi bukan kunjungan bilateral. Jokowi tiba di AS dalam rangka menghadiri ASEAN-US Summit.

Kunjungan bilateral artinya kunjungan khusus yang hubungannya antar dua negara, jadi kepala negara akan disambut pejabat tinggi negara yang dikunjungi.

Karena pertemuan yang akan dihadiri Jokowi adalah antara AS dan ASEAN, artinya pemimpin ASEAN yang jumlahnya 10 rombongan akan tiba di AS juga. Kalau pejabat tinggi menyambut satu per satu, bukankah merepotkan karena waktu tiba yang berbeda-beda?

Ibarat gini neh, gue pake bahasa sehari-hari aja ye. Gue jadi tuan rumah, katakanlah pertemuan bisnis, pesertanya 20 orang pebisnis. Lalu gue sambut mereka di bandara satu per satu. Gue datang ke bandara, sambut satu orang, lalu balik lagi ke rumah, lalu ke bandara lagi, sambut lagi lalu balik lagi, lalu tunggu lagi sampai bulu ketek gue jadi keriting kayak mie. Atau gue tunggu aje seharian di bandara sampai ke 20 orang itu sampe semua. Pertanyaan gue neh, masuk akal gak? Yang bilang masuk akal, maka otak situ perlu dicek ke bengkel pesawat tempur.

Bilateral itu kayak gini, ada sahabat gue datang dari kota lain, dan gue nyambut dia, jemput dia di bandara. Walaupun delay dan telat landing, gue tungguin. Wajar gak? Wajar lah, karena teman baek.

Terus si Rizal Ramli dan Said Didu dan Natalius Pigai ini sok pinter. Padahal, saya pengen pakai bahasa yang lebih kasar, tapi tidak bisa. Biarlah netizen cerdas aja yang kasih kalimat menohok.

Soal Pak Jokowi yang tidak disambut pejabat AS, faktanya di hari yang sama, ada juga pemimpin negara yang tiba dan disambut pejabat negara masing-masing. PM Kamboja, PM Malaysia dan PM Vietnam juga masing-masing dijemput oleh pejabat yang sama.

Jubir Kemlu ini sangat menyayangkan jika ada kesimpulan negatif atas kedatangan Jokowi di AS tersebut, tanpa paham situasi sebenarnya.

Jadi semakin kalian paham kenapa dulu Said Didu dan Rizal Ramli harus ditendang keluar secara tidak terhormat. Ya karena ini, tidak paham, tapi sok paham, sok analisis, dan merasa paling benar pula. Pintar cuma di mulut, aslinya tong kosong nyaring bunyinya.

Asbun Soal Jokowi ke AS, Makin Paham Kenapa Didu dan RR Dulu Dipecat

Sumber Utama : https://seword.com/politik/asbun-soal-jokowi-ke-as-makin-paham-kenapa-didu-Q4Kpo6Yc7w

Saat Tifatul Sembiring Kena Tabok Mahfud MD Lantaran Sindir Komentar Mahfud Soal Konten LG

Beberapa waktu lalu saya sempat menyinggung komisi VI DPR yang menyuruh kang Dede dievaluasi. Kelakuan mereka ini seperti maling teriak maling. Belum selesai urusan tender gorden yang janggal hingga menelan biaya 43 Milyar rupiah, malah sok mengurusi BUMN. Kini anggota DPR dari PKS, Tifatul Sembiring kembali berkomentat miring ke pemerintah.

Hal ini berawal dari podcast Dedy Corbuzier yang ramai diperbincangkan warganet lantaran dianggap mempromosikan LGBT. Kegaduhan ini menyeret nama Mahfud MD selaku Menkopolhukam. Pernyataan Mahfud yang menyebut kalau negara kita adalah negara demokrasi yang tunduk pada hukum sehingga tak dapat menindak konten LGBT menuai kritik dari Tifatul.

Sebelumnya dilansir dari liputan6.com, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md turut menanggapi polemik konten podcast Deddy Corbuzier yang membahas isu lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).

Menurut dia, Indonesia merupakan negara demokrasi sehingga tak memiliki wewenang untuk melarang Deddy Corbuzier menampilkan konten LGBT di podcastnya.

"Ini negara demokrasi. Negara tak berwenang melarang Dedy Corbuzier menampilkan LGBT di podcast miliknya," kata Mahfud Md kepada wartawan, Jakarta, Selasa (10/5/2022).

Mahfud mengatakan masyarakat berhak mengkritik Deddy seperti halnya dia menampilkan video wawancara dengan LBGT tersebut. Kendati begitu, dia mengatakan hingga kini belum ada masalah hukum terkait konten LGBT yang dibahas Deddy Corbuzier di podcast miliknya.

"Belum ada masalah hukum dalam kasus ini. Ini masalah persepsi dan pandangan serta pilihan untuk sama-sama berekspresi," tutur mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

Sebelumnya, video konten wawancara Ragil Mahardika dan kekasih sejenisnya, Fred, panen kecaman netizen +62. Video berjudul “Tutorial Jadi Gay di Indo!! Pindah ke Jerman Ragil dan Fred,” itu diunggah di kanal YouTube Deddy Corbuzier dan ditonton lebih dari 5,4 juta kali.

Kontroversi ini makin panas setelah tagar UnsubscribePodcastDeddy menembus trending topic Twitter Indonesia, Selasa (10/5/2022) siang. Kini, Deddy Corbuzier telah meminta maaf.

Tifatul pun menanggapi pemberitaan mengenai pernyataan Mahfud dan menyebut bahwa memang secara hukum Indonesia negara demokrasi. Akan tetapi, kata Tifatul, dalam Sila Pertama Pancasila adalah Ketuhanan YME dimana Indonesia merupakan bangsa beragama. Maka dari itu, Tifatul menegaskan bahwa tidak ada satupun agama yang membolehkan Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender atau LGBT.

"Maaf Prof. mohmahfudmd secara hukum memang begitu. Masalahnya adalah nilai bangsa. Sila pertama itu Ketuhanan YME, artinya bangsa Indonesia ini beragama. Dan tidak ada agama yang membolehkan LGBT. Harap Prof. jadi mizholah nilai-nilai bangsa," ujar Tifatul Sembiring.

Membalas kritikan Tifatul tersebut, Mahfud pun menegaskan bahwa dirinya sudah sejak tahun 2017 mengusulkan agar LGBT dan zina segera dihukumkan di KUHP.

"Ustadz, baca dulu utaz saya. Saya sudah usul sejak 2017 agar LGBT dan Zina segera dihukumkan di KUHP," ungkap Mahfud.

Namun, menurut Mahfud, Tifatul Sembiring sebagai Anggota DPR RI tak kunjung mengesahkan hukum pidana KUHP terkait LGBT dan zina itu.

"Tapi Antum di DPR tak kunjung mengesahkan," tegas Mahfud MD kepada Tifatul Sembiring.

Ia pun menekankan, pihaknya tak bisa melakukan tindakan hukum terhadap LGBT itu jika KUHP tersebut belum disahkan DPR.

"Kita tak bisa melakukan tindakan hukum heteronom kalau belum dihukumkan. Kita hanya mengandalkan sanksi otonom," tuturnya.

Lebih lanjut, Mahfud MD pun mempertanyakan kepada Tifatul Sembiring kapan KUHP terkait hukuman LGBT itu akan disahkan.

"Kapan itu disahkan R-KUHP? Kita tunggu," ujarnya.

Akhirnya Tifatul yang kena tabok Mahfud MD mengajak berdamai dan berjanji menyelesaikan masalah undang-undang ini bersama. Rupanya begitulah kelakuan wakil rakyat kita di DPR dengan gaji dan tunjangan fantastis. Entah lupa tugas dan tanggung jawabnya apa, kerjaannya selalu menyalahkan pemerintah. Padahal jelas kalau ranah pembuatan undang-undang adalah tugas legislatif. Pemerintah sebagai badan eksekutif hanya bisa mengajukan suatu aturan dan mengeksekusinya di lapangan.

Semoga saja ulah DPR seperti Tifatul Sembiring bisa terus dikuak agar mereka tak seenaknya sendiri mengkritik orang lain dan tutup mata akan kewajibannya. Kalau dulu orang seperti Fadli Zon sudah sangat meresahkan karena menyemburkan suara negatif alias nyinyir setiap hari, kini tugasnya seakan digantikan Tifatul. Sebagai netizen yang waras kita harus berani lebih kritis ketimbang wakil rakyat yang lupa tugasnya ini. Selalu ingatkan kalau Undang-Undang bisa terwujud kalau mereka mau mengedahkan. Sudah RUU perlindungan data pribadi macet sekian lama, kini malah komentar LGBT yang ternyata belum ada UUnya.

Saat Tifatul Sembiring Kena Tabok Mahfud MD Lantaran Sindir Komentar Mahfud Soal Konten LG

Sumber Utama : https://seword.com/politik/saat-tifatul-sembiring-kena-tabok-mahfud-md-FGZJG0dEaD

Bongbong Marcos Naik Takhkta, Peringatan Serius buat Pilpres Indonesia 2024?

Bongbong Marcos meneruskan jejak ayahnya, Ferdinand Marcos, akan berkuasa sebagai Presiden Filipina. Kalau kita ingat, sang ayah dulu adalah Presiden Filipina pada saat Indonesia dipimpin oleh Soeharto, dengan cara memimpin yang bisa dibilang sebelas-dua belas alias mirip.

Saya nggak terlalu mengikuti apa yang terjadi di Filipina, malah saya sempat menyangka kalau si Manny Pacquiao-lah yang punya kans menang di sana, tapi malah si Bongbong Marcos yang jadi.

Namun, dari ulasan terbaru Denny Siregar yang saya sempat tonton di YouTube, saya dapat gambaran kenapa Bongbong ini bisa menang, yakni sedikitnya dengan dua cara:

Pertama, strategi cuci tangan alias menampilkan citra era sang ayah kepada generasi milenial, khususnya lewat bombardir pemberitaan dan gerilya di medsos supaya generasi pemilih yang terbesar itu buta sejarah, lalu menganggap kalau memenangkan dinasti Marcos adalah tindakan yang tepat.

Kedua, membangun image positif bahwa era Ferdinand Marcos lebih baik daripada era Presiden terkini, yang kalau kita ingat analoginya di Indonesia, mirip-miriplah sama ungkapan: "Piye, kepenak jamanku toh?" yang disertai seringai manis dari The Smiling General, yang berkuasa di RI selama 32 tahun.

Sempat saya lihat pula di ulasan Bang DS ada poster bertuliskan "God save Phillipines", yang menunjukkan ada upaya penggiringan opini publik bahwa Filipina tidak sedang baik-baik saja, sehingga Tuhan perlu menyelamatkan ... mungkin lewat Bongbong Marcos yang dianggap tepat mengemban tugas mulia dan penuh amanah itu.


Nah, saya ingat pada tayangan lain, masih berkaitan dengan Pilpres di Filipina, Bang DS merasa perlu membahas soal si Bongbong ini demi memperingatkan Indonesia yang akan menghelat Pilpres pada 2024 nanti, dengan mengungkapkan bahwa kelak setelah berkuasa Bong Bong akan membuat rakyat Filipina makin sengsara, karena "wajah asli" anak Ferdinand dan Imelda Marcos itu akan terbuka, lalu sifat aslinya keluar.

Yaah ... soal itu sih memang baru sebatas dugaan, prediksi, atau pada tingkat berikutnya bisa dianggap sebagai warning. Cepat atau lambat waktulah yang akan membuktikan semua itu.

Nah, kalau dikaitkan dengan Pilpres 2024, dimana upaya untuk membersihkan nama atau citra tokoh tertentu dari stigma buruk kini tampaknya sudah mulai dilakukan di negeri kita, peringatan Bang DS tentu tidak bisa disepelekan. Cukuplah contoh buruk semisal yang terjadi di Jakarta pasca Pilgub 2017 lalu menjadi pelajaran se-Indonesia bahwa memilih pemimpin kudu hati-hati, jangan mudah terpesona atau terperdaya oleh hal-hal seperti seiman, santun, atau terlihat baik dan manis senyumnya ... tapi nggak bisa kerja dan gemar habiskan duit rakyat buat proyek-proyek yang sebagian besar unfaedah.


Kita juga ingat belakangan upaya "rindu zaman Soeharto" masih terus diupayakan, untuk membuat citra pemerintahan Jokowi menjadi buruk, plus kalau bisa sebagian besar generasi milenial yang buta sejarah masa lalu diharapkan bisa tertipu, lalu kelak mendukung dan memilih Capres dan Cawapres yang seirama dengan kerinduan tadi.

Sampai hari ini memang belum terdengar dinasti Soeharto akan ikutan Nyapres pada 2024 nanti, meski ada dugaan kuat bahwa selama ini anak-anak Soeharto berperan besar dalam mendanai setiap aksi massa sebagai donatur. Hal ini sebagai reaksi atas nekatnya pemerintahan Jokowi, lewat menteri dan lembaga peradilan, mengusut dan mengadili, hingga menagih utang-utang anak-anak Soeharto hasil bagi-bagi proyek pada era bapak mereka.

Nah, sebelum Pilpres 2024 benar-benar digelar, kita masih punya waktu sekitar satu setengah tahun buat mengamati apa yang terjadi di Filipina, plus terus berupaya memerangi opini-opini menyesatkan yang berusaha menggiring generasi milenial agar mereka jangan sampai salah pilih pada 2024 nanti.

Biasanya, sosok yang menggunakan taktik kamuflase demi meraih jabatan sebagai presiden nggak butuh waktu lama untuk menunjukkan sifat dan motivasi aslinya ketika berkuasa, yang dimulai dari pemilihan orang-orang terdekat di lingkaran kekuasaan sebagai Presiden Filipina. Lihat saja sampai akhir tahun nanti apakah Filipina akan lebih baik atau rakyat mulai menyesal karena membiarkan dinasti Marcos kembali berkuasa.

Intinya, kayak kata Ahok: "Jangan mau dibohongin deh!"

Bongbong Marcos Naik Takhkta, Peringatan Serius buat Pilpres Indonesia 2024?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/bongbong-marcos-naik-takhkta-peringatan-serius-GLq8fC1tk7

PeduliLindungi Diakui Eropa Serta Mau Diintegrasikan dengan Layanan Kesehatan Nasional

Kalau tak puas healing di Bali mau cari healing ke Eropa bisa dengan mudah tuh. Asal saja duitnya dipastikan OK saja, haha. Dan bepergian ke Eropa saat ini makin ada kemudahan yang menjadi benefit bagi warga Indonesia jika ada urusan bisnis atau jalan jalan sekalian mau cari healing di sana. Jadi paspor digital punya kita yaitu PeduliLindungi makin asyik aja memberikan kenyamanan karena sudah diakui di Eropa.

Dengan pengesahan dan pengakuan ini maka warga Indonesia termasuk Anda yang berencana melakukan perjalanan wisata akan dapat dengan mudah melenggang buana ke berbagai negara di Eropa. Eropa akan menanggung keuntungan karena Tiongkok saat ini lagi rempong dengan Covid sehingga wisatawan pasti tidak akan bisda berkunjung lagi ke sana seperti biasa.

Ekonomi Indonesia kan lagi OK nih jadi hasrat jalan-jalan yang terpendam selama dua tahun karena pandemi akhirnya menemukan jalan keluarnya di tahun genap ini yaitu tahun 2022.

OK kalau tak Eropa pun ya di dalam negeri kan penggunaannya sudah menjadi ritual wajib. Setelah liburan panjang yang menjadi bagian perayaan Idul Fitri di negeri ini usai maka kita harus menghadapi aktivitas rutin. Ritual bepergian mau kerja kek atau jalan-jalan di negeri ini sudah ketambahan dengan penggunaan aplikasi wajib. Apalagi kalau WFO, biasa, ke kantor, scan dengan PeduliLindungi sudah menjadi ritual wajib.

PeduliLindungi ini sudah menjadi bagian dalam aktifitas sehari-hari, terlepas suka atau tidak. Rasanya yang mengeritik pedas pun aplikasi ini ketika akan beraktifitas diam-diam pasti akan mengunduh dan memakai aplikasi ini. Apalagi mengingat aplikasi ini makin go internesyenel loh.

Pedulilindungi kini menjadi paspor digital Indonesia yang diakui secara internasional. Adalah Uni Eropa yang telah mengesahkan pemakaian aplikasi PeduliLindungi di wilayah tersebut mulai Rabu, 11 Mei 2022. Ada 27 negara yang masuk di dalamnya dan membuat penggunaan aplikasi ini semakin meluas saja.

Warga Indonesia yang berkunjung ke Uni Eropa tak perlu repot-repot mendaftarkan QR Code secara terpisah. Ini jelas memberi kemudahan apalagi Indonesia sudah masuk daftar putih sehingga warga Indonesia bisa leluasa mengunjungi Eropa.

Pengakuan dari pihak UniEropa ini tentunya perlu diapresiasi dan disyukuri dong karena pasti Eropa menerapkan sistem yang ketat juga untuk aplikasi yang dipakai warganya. Dengan ini berarti untuk isu ‘security’ sudah tak lagi menjadi masalah dong.

Namanya platform itu kan terus di-update atau diperbaiki. Segala masukan bahkan kritikan tentunya sudah dipertimbangkan dan ini membuat aplikasi PeduliLindungi semakin teruji. Tak hanya di dalam maupun di luar negeri.

Pengesahan dari aplikasi PeduliLindungi itu, menurut pihak KBRI Brussels, menandakan pengakuan Uni Eropa atas efektivitas sistem sertifikat vaksinasi Indonesia.Ada proses panjang yang diupayakan dna diperjuangkan Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Kesehatan dengan Komite Sertifikat Digital Covid Uni Eropa yang bersama-sama mengawal penyetaraan teknis serta aspek legalitasnya, demikian pernyatan dari pihak KBRI di Brussels.

Di sisi lain dengan pengakuan dari Uni Eropa maka para wisatawan Eropa yang akan bebas dan leluasa berkunjung ke negara karena bisa mengunduh aplikasi ini dengan mudah dan menggunakannya selama bepergian di wilayah manapun di negara kita ini. Aplikasi anak negeri ini jelas akan makin dikenal luas penggunaannya.

Apalagi dengan melandainya pandemi dan musim liburan yang sebenatr lagi akan tiba. Para wisatawan asing khususnya Uni Eropa akan memiliki kemudahan dengan penggunaan aplikasi ini saat melancong di destinasi wisata favorit mereka di wilayah Nusantara ini.

Penggunaan baik warga Indonesia ke luar negeri dan wisatawan asing yang masuk dan jalan-jalan di negeri ini membuat platform ini punya fleksibilitas yang tinggi. PeduliLindungi ini punya kelebihan yaitu menjadi multifungsi dan mendatangkan faedah bagi rakyat Indonesia tidak hanya urusan dalam negeri tapi saat ke manca negara.

Kabar baiknya adalah Pedulilindungi tak hanya terbatas penggunaannya terkait dengan Covid semata. Ada rencana Kementerian Kesehatan akan menghubungkan PeduliLindungi dengan platform ekosistem kesehatan nasional.

Ini menjadi kabar baik dong karena integrasi sistem pada masa kini bukan hal baru. Oh ya adapun platform bernama Indonesia Healthcare System (IHS) ini akan melewati tahap uji coba (beta testing) publik hingga 22 Mei mendatang. Nah kita tunggu aja kabar baik ini dengan integrasi sistem maka aplikasi PeduliLindungi akan makin praktis dan terintegrasi dan nyaman digunakan.

PeduliLindungi Diakui Eropa Serta Mau Diintegrasikan dengan Layanan Kesehatan Nasional

Sumber Utama : https://seword.com/sosbud/pedulilindungi-diakui-eropa-serta-mau-hPMuHH0dFT

Garang! Novel Bamukmin Ajak Umat Kepung Rumah Deddy Corbuzier Imbas Podcast LGBT

Kontroversi mengenai video Youtube Deddy Corbuzier tampaknya semakin menjadi. Kali ini massa PA 212 berencana untuk menuntut mantan pesulap tersebut dan mengepung studio pribadinya.

Novel Bamukmin selaku Wasekjen PA 212 menyerukan seluruh umat Islam Indonesia untuk memboikot Deddy Corbuzier.

Selain itu Novel Bamukmin juga mengaku akan bersiap untuk turun ke jalan serta somasi Deddy Corbuzier atas konten video Youtube yang dinilai meresahkan masyarakat.

"Kami meminta umat Islam memboikot podcast Deddy Corbuzier," ujar Novel dikutip dari makassar.terkini.id.

Novel Bamukmin juga meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) serta ormas Islam lainnya yang ada di Indonesia untuk mengambil langkah yang tegas atas kontroversi yang disebabkan oleh Deddy Corbuzier.

"MUI (harus) mempunyai sikap tegas, begitu juga dengan ormas-ormas Islam lainnya untuk penolakan aksi bejat tersebut," ucap Novel.

Lebih lanjut lagi, menurut Novel Bamukmin sebuah somasi diperlukan karena tindakan yang dilakukan Deddy Corbuzier menyebabkan kegaduhan serta membahayakan keutuhan bangsa.

"Kami ada kemungkinan memberikan somasi tegas karena ini suatu bentuk diduga memancing kegaduhan serta diduga suatu bentuk provokasi yang sangat membahayakan keutuhan bangsa," tegas Novel.

Novel Bamukmin juga menegaskan bahwa dirinya tidak akan segan untuk melakukan tindakan yang tegas atas perbuatan rezim yang bisa memecah belah bangsa.

Deddy Corbuzier juga dinilai telah membuat konten video Youtube yang akan melumpuhkan nilai agama Islam.

Massa PA 212 akan langsung bertindak dengan aksi turun ke jalan untuk memprotes segala hal yang berpotensi merusak umat.

Sok jago banget ya?

Memang sih, yang dilakukan oleh Deddy Corbuzier nggak bisa dibenarkan. Sebab memberi panggung untuk kaum LGBT lebih eksis. Pakai judul tutorial lagi. Tapi kini Deddy sudah meminta maaf dan men-takedown video itu dari kanal YouTube miliknya.

Tapi kemana suara cadas Novel dkk ketika ada ustadz bejat Heri Wirawan yang memperkosa santrinya yang masih dibawah umur hingga hamil dan melahirkan? Bukankah perbuatan itu juga nggak kalah biadabnya? Sama-sama penyimpangan seksual. Bedanya pelaku LGBT nggak merugikan siapapun meskipun itu sebuah aib.

Tapi memperkosa anak dibawah umur? Dampak psikologisnya sangat luar biasa. Trauma berkepanjangan akan dibawa sampai mati. Belum lagi sanksi sosial yang melekat pada korban. Bahkan tak jarang korban perkosaan memilih bunuh diri, karena tak bisa menahan tekanan psikologis.

Biadab kan? Lalu kemana suara cadas kalian?

Sama halnya dengan anak seorang Kyai pemilik pondok pesantren di Jombang yang melakukan pencabulan pada santriwatinya. Kenapa kalian nggak menyerukan pada umat untuk mengepung pondok pesantren di Jombang itu? Takut sama ratusan santri dan penghuni pondok yang melindungi sang anak Kyai?

Lalu kemana suara cadas kalian saat Syekh Puji sang pedofilia memaksa menikahi anak di bawah umur? Nggak kepingin mengepung rumahnya juga? Atau kelakuan bejad itu kalian benarkan juga?

Kemana suara cadas kalian waktu Fikri Bareno melecehkan sholat dengan gerakan ruku' dua kali dalam satu raka'at? Justru kala itu Novel Bamukmin membela Fikri karena sudah meminta maaf. Bukankah Deddy juga secara gentle sudah meminta maaf. Kok beda perlakuan? Karena beda frekuensi?

Kemana suara cadas kalian saat Sugik Nur menggandeng lafadz adzan dengan gonggongan anjing? Nggak kepingin berbondong-bondong menggeruduk rumah Sugik Nur yang ada di Malang? Berat di ongkos?

Kenapa kalian nggak menggeruduk imigran Arab yang suka kawin kontrak di Puncak? Bukankah itu juga menista agama, dengan mempermainkan perkawinan demi melegalkan perzinahan? Atau kalian juga doyan? Justru kedatangan mereka kalian agung-agungkan sebagai ras yang paling sempurna. Padahal di puncak mereka cuma mau ngeseks dengan label halal.

Kesimpulannya, yang kalian anggap menista agama Islam adalah mereka yang nggak satu frekuensi. Suara keras kalian pantang pada Deddy Corbuzier yang merupakan murid Gus Miftah. Pada Gus Yaqut, Menteri Agama yang juga komandan Banser.

Giliran yang satu frekuensi, kalian maafkan dan maklumi tanpa protes sedikitpun padahal sangat terang benderang menista agama.

Apa kalian tahu kalau di rumah Deddy Corbuzier dijaga tentara. Yakin kalian mau ngepung?

Bisa-bisa bukan cuma gigimu yang lubang, jidatmu juga Vel. Hahaha.

Garang! Novel Bamukmin Ajak Umat Kepung Rumah Deddy Corbuzier Imbas Podcast LGBT

Sumber Utama : https://seword.com/umum/garang-novel-bamukmin-ajak-umat-kepung-rumah-R4lwQGphMN

Idris Tidak Dipercayai oleh Legislatif, Sudah Saatnya Dinasti PKS Didepak dari Kota Depok

Ternyata PKS itu namanya saja partai dakwah dan berbasis Islam. Tapi kelakuan kadernya, gak islami-islami banget.

Bahkan ada yang bejatnya minta ampun. Seperti Caleg PKS di Pasaman Barat, Sumbar bernama Alhuda. Mencabuli anak kandungnya sendiri selama 7 tahun.

Eh ketika kasusnya mulai terkuak, bukannya bertanggung jawab dengan menyerahkan diri ke polisi, ia malah kabur ke Jakarta.

Lalu ke Bandung dan ke DEPOK.

Terakhir ia melarikan diri ke Padang.

Di kota yang dipimpin oleh Mahyeldi Ansharullah itulah ia ditangkap polisi.

Pertanyaannya, apakah ada kader partai lain yang pernah mencabuli anak kandungnya sendiri selama 7 tahun berturut-turut?

Tidak ada ferguso. Cuma Caleg PKS seorang.

Bahkan kader partai Komunis sekalipun yang konon katanya tidak beragama, tidak ada ada yang mau memperkosa anak kandungnya.

Sebuas-buasnya harimau tidak akan memakan anaknya sendiri.

Selanjutnya, kader PKS yang gak bermoral adalah WaliKota Depok Mohammad Idris.

Seperti tanpa bersalah ia memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan PKS.

Hal iniyang kemudian membuat mayoritas anggota DPRD se-Kota Depok melayangkan mosi tidak percaya kepada ketua dewan pakar PKS Kota Depok itu.

Tidak tanggung-tanggung, 38 orang sekaligus wakil rakyat Depok yang tidak percaya lagi sama Idris.

Padahal jumlah keseluruhannya hanya 50 orang.

Artinya apa? Hanya anggota DPRD fraksi PKS doang yang tidak ikut melayangkan mosi tidak percaya tersebut.

Lantas, bagaimana asal-muasal anggota dewan tidak percaya lagi sama WaliKotanya itu?

Begini, awalnya Idris meluncurkan program Kartu Depok Sejahtera (KDS).

Dari namanya saja sudah terlihat kalau program ini mengadopsi program Presiden Jokowi yakni Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Dan karena program ini tujuannya untuk membantu masyarakat miskin, tentu Presiden Jokowi sendiri beserta simpatisannya tidak mempermasalahkannya.

Hanya saja, yang bikin orang geram, program KDS itu dipolitisasi oleh WaliKota Depok, atau dengan kata lain sarat akan kepentingan PKS.

Seperti warna KDS yang diterbitkan kombinasi putih dan oranye. Yang identik banget dengan logo PKS.

Jadi dampaknya, seolah bantuan tersebut PKS yang keluarkan. Padahal faktanya tidak ada satu rupiah pun dari partai yang pernah dijuluki ‘Partai Korupsi Sapi’ Oleh Netizen itu.

Karena semua anggarannya pakai APBD Kota Depok.

Lagian juga, coba kita perhatikan daerah yang mengadopsi program serupa, seperti DKI. Warna kartunya tidak sama sekali mirip dengan logo PKS.

Begitupun dengan KKS Jokowi. Tujuan pemilihan warnanya jelas yakni merah putih. Melambangkan warna bendera negara kita.

Selanjutnya, yang bikin curiga anggota dewan Depok adalah beberapa warga dapat KDS ini sudah sejahtera.

Gak tahu, apakah warga sejahtera yang dapat KDS itu simpatisan PKS atau bukan?

Hal ini perlu ditelusuri mendalam oleh aparat penegak hukum.

Kemudian, ada juga program Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) yang diduga kuat di politisasi oleh Idris ini. Pasalnya Koordinator Lapangan (Korlap) program itu tidak pernah didiskusikan bersama siapapun. Termasuk bersama anggota DPRD Depok.

Itu artinya apa?

Bisa saja yang ditunjuk Korlap tersebut simpatisan PKS.

Karena yang menimbulkan kecurigaan dari sini adalah penunjukan tidak dilakukan secara transparan.

Jadi fiks, ternyata tidak hanya satu program saja yang dipolitisasi oleh WaliKota Depok, tapi dua sekaligus.

Mungkin dia mikir, mumpung lagi berkuasa. Manfaatkan kesempatan sebaik-baiknya. Siapa tahu nanti bisa terpilih jadi Presiden PKS. Kwkwkwk

Padahal sebelumnya si Idris ini sudah tidak becus bekerja lho dalam memimpin Depok. Sebagai contoh, dalam mengatasi masalah macet, seperti tanpa bersalah, ia malah asik memutar lagu yang berjudul ‘hati-hati di jalan’ di lampu-lampu merah yang ada.

Gak nyambung banget antara masalah dan solusi.

Begitupun dengan slogan yang dimashyurkan ‘Kota Depok Ramah Anak’ pada 2017 lalu. Kenyataannya, yang terjadi malah Depok mendapat peringkat keempat kasus kekerasan tertinggi pada anak menurut Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tahun 2018.

Sedangkan walikota sebelumnya, Nur Mahmudi Ismail yang juga kader PKS, sok moralis dengan menganjurkan warga makan pakai tangan kanan.

Tapi ketika mobil dinasnya menabrak orang, do’i malah kabur alias lari dari tanggung jawab.

Terakhir, pada 2018 silam ia ditetapkan sebagai tersangka korupsi dalam proyek pembangunan Jalan Nangka oleh polisi.

Belum lagi ditambah dengan fasilitas umum yang buruk, ruang terbuka hijau yang semakin sempit di Depok. Bukannya mencari solusi atas permasalahan itu, kepala daerahnya malah sibuk menyalahkan LBGT.

Bikin perencanaan Raperda Anti LBGT segala.

Padahal yang paling merugikan masyarakat itu bukan LBGT lho, tapi WaliKotanya yang gak becus bekerja.

Sehingga sudah saatnya dinasti PKS didepak dari Kota Depok secara konstitusional supaya Kota itu tidak semakin hancur.

Idris Tidak Dipercayai oleh Legislatif, Sudah Saatnya Dinasti PKS Didepak dari Kota Depok

Sumber Utama : https://seword.com/umum/idris-tidak-dipercayai-oleh-legislatif-sudah-7sE1fHFf4M

Ferry Juliantono Mau Jadi Pahlawan Kesiangan : Bebaskan HRS dan Munarman, Katanya...

Lama namanya tak terdengar, politikus dari Partai Gerindra yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Partai, Ferry Juliantono. Kabar terakhir yang saya baca tentang Ferry Juliantono ini adalah saat dirinya mengajukan gugatan uji materi terkait ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold ke Mahkamah Konstitusi (MK), yang kemudian ditampik oleh Partai Gerindra sendiri sebagai tindakan yang tidak mewakili partai politik tersebut. Penyangkalan ini dilakukan dengan dalih bahwa pada prinsipnya, Partai Gerindra tidak ada masalah dengan besaran presidential threshold, Partai Gerindra menjunjung tinggi kesepakatan tidak membahas tentang UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Lucu sih dalih penyangkalan yang disampaikan atas gugatan uji materi ini. Pasalnya, Ferry Juliantono itu adalah wakil ketua umum partai. Jika tindakan menggugat batas ambang pencalonan presiden ini bukan sikap partai, berarti ketua umum Partai Gerindra sistem algoritmenya kacau. Secara materi perkara, pasal tentang batas ambang calon presiden ini sepenuhnya bukan perkara perorangan, jadi sangat tidak masuk akal saa ketika gugatan uji materi ini didalihkan sebagai sikap pribadi Ferry Juliantono. Karena kalau gugatan uji materi ini dimenangkan Ferry Juliantono, yang akan diuntungkan pastinya partai, semua partai. Kare Indonesia masih mustahil untuk memiliki capres independen alias tak diusung partai politik.

Cuma... setelah membaca berita hari ini tentang celotehan Ferry Juliantono, saya jadi berpikir ulang, "Sepertinya ada benernya juga dulu itu gugatan uji materi atas batas ambang calon presiden adalah inisiatif pribadi seoang Ferry". Apa yang dicelotehkan Ferry Juliantono di hari ini? Yaitu tiba-tiba dia muncul di beberapa media mainstrem dan menyatakn pendapatnya mendesak Presiden Jokowi untuk membebaskan tahanan bernama Rizeiq Shihab dan Munarman karena dia memandang bahwa kedua orang ini adalah tahanan politik dan bukan tahanan pidana.

Ferry mengatakan bahwa sikap Pemerintah dalam menetapkan tahanan politik antara dulu dan sekarang sangat berbeda. Ferry menilai kalau dulu alasan penahanan seseorang sebagai tahanan politik masih cukup masuk akal, berbeda dengan sekarang.

Buat saya, omongan Ferry tentang perbedaan penahanan politik seseorang tak ubahnya seperti orang sedang mengigau. Dulu yang dimaksud itu dulu kapan, itu tidak jelas. Yang pasti, kejadian banyaknya orang menjadi tahanan politik itu terjadi di masa orde baru. Di masa habibie, Gus Dur, Megawati hampir tak terdengar. Di jaman SBY juga sangat jarang terdengar. Sementara di jaman orde baru, seseorang ditangkap dan ditahan sebagai tahanan politik hampir rata-rata tanpa melalui sidang peradilan. Dulu itu sudah menjadi rahasia umum jika mengkritik pemerintah saja, sudah dipastikan hidup orang itu bermasalah. Apalagi koar-koar seperti Rizieq Shihab yang jelas-jelas melakukan penghinaan, mulai dari lembaran mata uang kerta Indonesia hingga penghinaan pada dasar negara Indonesia.

"Tapi dasarnya, kalau dulu ada pasal subversif, ada pasal 160, ada pasal-pasal yang meskipun itu diada-adakan oleh penguasa biasanya masih agak masuk akal," ucap Ferry Juliantono, Rabu, 11 Mei 2022.

Pernyataan Ferry menjadi kontradiksi antara adanya Undang-Undang Subversif Pasal 160 dengan kalimat berikutnya "meskipun diadakan-adakan oleh penguasa", lalu masuk akalnya dimana? Dulu itu orang yang terkena pasal 160 UU Subversif, hukuman tahanannya seumur hidup!! Masih mending jaman sekarang, walaupun MISALNYA kasus-kasus Rizieq Shihab dan Munarman terkesan diada-adakan, tetap saja lamanya hukuman tahanan tidak ada yang lebih dari 3 tahun. Ferry Juliantono seharusnya bersyukur kalau pengacau negara sekelas Rizieq Shihab dan Munarman yang dijerat dengan pasal pidana biasa.

Yang tidak masuk akal adalah desakan Ferry pada Presiden Jokowi untuk membebaskan Rizieq Shihab dan Munarman sekarang. Apakah desakan pembebasan 2 tahanan pidana ini sebuah sikap yang mewakili Partai Gerindra? Paling disangkal lagi dengan dalih yang sama. Jika itu yang terjadi, apakah posisi Ferry Juliantono sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra hanya sebuah posisi dummy? Soalnya setiap sikap Ferry yang bersifat nasional, seperti gugatan uji materi dan pembebasan pengacau ketenangan nasional, selalu disangkal oleh pihak Partai Gerindra sendiri.

Saya mensinyalir bahwa Ferry Juliantono mendesak Presiden Jokowi untuk membebaskan Rizieq Shihab dan Munarman karena ada hubungannya dengan tahun politik 2024. Dua orang itu diharapkan bisa menjadi pemancing massa untuk memberikan dukungan pada calon presiden tertentu, seperti kejadian di Pilkada Jakarta dan Pilpres 2019. Dari dugaan ini kita dapat menyimpulkan bahwa kelompok ini tidak berhasil menemukan successor baik untuk Rizieq Shihab, yang baru akan bebas tahun 2023 (belum tentu juga bebas, bisa saja dilanjutkan karena adanya hukuman kasus yang lain) maunpun untuk Munarman, yang baru akan bebas tahun 2025.

Mungkin kita patut mengadakan kegiatan do'a nasional untuk mendo'akan kalau Pilpres 2024 akan berjalan dengan tenang dan lancar, seperti perayaan natal tanpa sweeping FPI dan kelompok ekstrimis Islam lainnya. Dan tentu saja tanpa kejadian gugat menggugat atas hasil suara.

Ferry Juliantono Mau Jadi Pahlawan Kesiangan :  Bebaskan HRS dan Munarman, Katanya...

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ferry-juliantono-mau-jadi-pahlawan-kesiangan-phbigW90rO

Jalan-Jalan Ke Eropa, Anies Disentil Politisi PDI-P

Sejak selasa (10/5) kemarin, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berangkat ke Eropa untuk melakukan kunjungan kerja. Kunker kali ini Anies akan mengunjungi tiga negara, yakni Inggris, Jerman dan Perancis. Agendanya adalah pembahasan tentang pembiayaan transportasi MRT dan smart city.

Sementara itu, kunker Anies ke Eropa ini mendapat kritik dari politisi PDI-P. Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI jakarta Gembong Warsono, menyebut Anies hanya jalan-jalan sebelum masa jabatannya berakhir pada Oktober 2022.

"Mengakhiri masa jabatannya jalan-jalan kan nggak papa to? Iya, kan. Kan kita nggak tahu agendanya, artinya ke Eropa itu agenda pembahasan masalah apa kan kita nggak tahu. Maka kesimpulan saya, di akhir masa jabatan ya jalan-jalan aja gitu, untuk refreshing," ucap Gembong dikutip dari detik.com.

Dia mengatakan Anies tidak memiliki agenda khusus saat berkeliling Eropa. Meskipun sebelumnya Anies Baswedan menyebutkan saat berkeliling Eropa akan membahas pembiayaan MRT, menurut Gembong, hal itu tidak masuk akal.

"Apa yang mau dibahas? Kan MRT sudah jalan. Mau kerja sama apa lagi tentang MRT, kan gitu loh? Selain itu apa, nggak ada lagi, kan?" ungkapnya.

"Kalau misalkan ketika bicara MRT, apa yang mau dibahas. Persoalannya apa? Sementara MRT sudah ready, sudah jalan, sudah bisa dinikmati warga Ibu Kota dengan keamanan-kenyamanan terjamin baik. Saya kira itu sudah cukup berprestasi lah hadirnya MRT di tengah masyarakat Jakarta," sambungnya.

Dia juga menyebut agenda Anies dengan berkeliling Eropa untuk membahas MRT hanya kedok belaka dan sama sekali tidak ada urgensinya.

"Kedua, agenda berikutnya kita nggak tahu, karena tidak tahu agenda lain kecuali MRT, kan kesimpulannya jalan-jalan aja. MRT itu sebagai agenda seolah-olah ada hal urgen yang harus dibahas antar-negara-negara sahabat yang selama ini membangun kerja sama dengan Jakarta," jelasnya.

Ah, Pak Gembong bisa aja kalau ngomong. Suka bener, hahaha. Masalah buang-buang anggaran memang Anies jagonya. Apalagi kalau pake kelebihan bayar.

Sebut saja pembangunan tugu bambu getah getih yang menelan anggaran sampai Rp. 550 juta. Setelah 11 bulan harus dibongkar karena alasan rapuh terkendala cuaca. Buang-buang anggaran kan?

Lalu ada tugu sepeda yang menelan anggaran Rp. 800 juta. Lalu hingga hari ini pembangunannya juga mangkrak. Buang-buang anggaran kan?

Berikutnya tugu sepatu berwarna warni. Karena alasan jadi sasaran vandalisme yakni dicorat-coret pihak tak bertanggung jawab, akhirnya tugu ini juga dibongkar. Buang-buang anggaran kan?

Yang paling lucu adalah tugu peti mati yang diklaim sebagai pengingat akan bahaya virus covid-19. Tugu ini justru dibangun di banyak titik di wilayah DKI Jakarta. Dan nggak ada manfaatnya sama sekali, karena demo masih diizinkan waktu itu. Bahkan Rizieq menggelar hajatan anaknya dikasih izin, difasilitasi pula. Yang berpotensi menularkan virus. Buang-buang anggaran kan?

Kalau saya rasa, jalan-jalan Anies kali ini untuk menghilangkan stress alias refreshing. Sebab sampai detik ini, usaha yang dilakukan Anies maupun pemujanya untuk cuci tangan belum berhasil. Ya, cuci tangan alias bersih-bersih dari noda Pilkada lima tahun yang lalu. Pilkada terbrutal yang menjadikan isi SARA sebagai jalan meraih kemenangan.

Sangat masif terjadi di media sosial, buzzer balaikota berusaha mengklarifikasi apa yang terjadi saat itu. Bahkan beredar video Anies yang berpidato, akan menindak tegas manusia intoleran jika ia jadi Presiden.

Stigma itu belum bisa hilang sampai sekarang, dan patut diduga Anies merasa gerah dengan itu semua sehingga merasa perlu untuk membersihkan namanya dari stigma itu. Bahkan Anies memerlukan bantuan seorang pendeta yang seolah-olah mendukungnya dengan mengatakan Anies adalah berkah terbesar bagi Jakarta. Agar nampak Anies adalah pemimpin yang toleran.

Atau, Anies sengaja jalan-jalan agar terhindar sementara dari wacana interpelasi yang sampai detik ini masih getol disuarakan oleh fraksi PDI-P dan PSI di DPRD DKI. Bahkan PSI menyatakan, meskipun balapan Formula E selesai dilaksanakan, sukses sekalipun, interpelasi masih akan terus didorong demi mengawal penggunaan uang rakyat yang telah dihamburkan oleh Anies dan jajarannya.

Atau Anies latah ikutan Jokowi yang sedang Kunker ke AS dan akan bertemu Elon Musk untuk membahas transportasi terutama baterai mobil listrik? Hahaha.

Jalan-Jalan Ke Eropa, Anies Disentil Politisi PDI-P

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jalan-jalan-ke-eropa-anies-disentil-politisi-pdi-hsAOg03lqV

Disaat Bakal Capres/Cawapres Lain Sudah Bergerilya, Kenapa Novel Bamukmin Masih Bungkam?

Meskipun Pilpres masih cukup lama digelar yakni dua tahun lagi. Tapi nama-nama calon yang bakal bertarung sudah ada yang muncul ke permukaan.

Ada nama lama, ada juga nama baru.

Capres/Cawapres yang merupakan stok lama tersebut seperti Prabwo dan Sandiaga Uno.

Keduanya sempat berpartner, dan bertarung dengan pasangan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 lalu.

Hanya saja belum beruntung.

Eeh Prabowo tidak hanya stok lama ding. Tapi stok lama sekali. Pasalnya ia pernah ikut Pilpres bukan hanya di 2019, tapi sejak Pemilu 2009 Prabowo sudah berpartisipasi aktif.

Kala itu do'i menjadi Cawapres, berpangan dengan Ketua PDIP Megawati.

Tapi sayang, duet serasi ini dikalahkan oleh SBY-JK.

Nama lama lain yang kembali muncul adalah Cak Imin, Gatot Nurmantyo, Salim Segaf Al-Jufri, dll.

Ketiganya memang digadang-gadang bakal maju pada Pilpres 2019 lalu. Tapi karena minim dukungan, gak jadi.

Lantas, siapa sajakah wajah baru Capres/Cawapres Indonesia tersebut?

Cukup banyak sih. Ada Ridwan Kamil, Anies, Ganjar, Khofifah, Farhat Abbas,dll.

Termasuk Novel Bamukmin yang benar-benar wajah baru, juga diprediksi bakal turut meramaikan kancah Pilpres 2024.

Kenapa Bamukmin disebut wajah baru?

Karena pada Pilpres 2019 lalu dirinya benar-benar tidak masuk radar Capres/Cawapres potensial.

Namanya bahkan tidak tercatat di struktur Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi kala itu karena begitu tidak terkenalnya dia.

Baru sekarang dirinya digadang-gadang bakal maju sebagai Cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.

Dan lucunya, yang menggadang-gadang nama Novel tersebut adalah dirinya sendiri.

Bukan FPI, bukan pula PA 212.

Si penemu kata 'Fitsa Hats' itu mengatakan, dirinya sudah mendapat restu dari Haikal Hasan dan Rizieq untuk maju di Pilpres 2024.

"Saya ingin menegakkan hukum yang saat ini tercabik-cabik, ulama dikriminalisasi, ketidakadilan yang sangat begitu timpang, sehingga saya terpanggil (untuk jadi Cawapres Anies)," ujar Wan Novel seperti tanpa bersalah.

"Jadi kita komunikasiin di grup, ya Alhamdulillah mereka dukung. Bahkan dari Doktor Haikal Hasan langsung menyampaikan untuk 212 segala komponen harus berjuang jihad konstitusional," lanjutnya lagi.

Cadas. Ada pula yang namanya jihad konstitusional.

Kalau chat seks sama Firza Husein itu jihad apa namanya? Kwkwkwk

Hanya saja, penulis tetap memberi apresiasi langkah Novel tersebut. Karena meskipun rada lucu, minimal dia tidak jadi teroris seperti Munarman atau tidak jadi agen Hizbut Tahrir seperti Ismail Yusanto.

Biarlah dia mau nyawapres atau atau nyalon Sekjen PBB menggantikan Antonio Guterres. Itu hak dia.

Namun yang menarik di sini, gerak langkah Novel Bamukmin beda dengan Capres/Cawapres lainnya.

Capres/Cawapres lain bisa kita lihat sudah mulai bergerilya. Seperti Prabowo, sudah mulai mencari simpati kalangan nahdliyin.

Beberapa waktu yang lalu ia bertemu dengan Ketua Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.

Kemudian, ia juga menjalin silaturahmi ke Ponpes Tebuireng. yang Ponpes ini didirikan oleh tokoh NU, Kyai Hasyim Asy'ari.

Sementara Erick Thohir, mukanya nongol di mesin-mesin ATM Himbara.

Jadi setiap orang yang masuk ke mesin ATM BRI dll, mau ngambil duit atau setor tunai pasti lihat muka Erick. Yang ini secara tidak langsung membuatnya semakin dikenal masyarakat.

Sedangkan Sandiaga Uno, mengundang Arie Untung dalam sebuah diskusi daring. Yang kita tahu sendiri bahwa si Arie ini merupakan artis hijrah yang menjadi agen khilafah di tanah air.

Dan para pendukungnya juga sudah mulai pakek isu agama segala untuk menggoalkan mantan Wagub DKI itu. Seperti pendukungnya ada yang mengatasnamakan diri Ijtima Ulama Jatim.

Sedangkan yang di Jabar mengatasnakaman diri 'Forum Ijtima Ulama dan Pemuda Islam se-Jawa Barat' yang mendukung Sandi.

Kalau mantan Ketua HIPMI itu bertarung dengan Anies pada Pilpres 2024 mendatang, pasti mereka akan rebutan suara. Pasalnya, basis massa-nya sama yakni kelompok-kelompok yang suka mengatasnamakan agama untuk kepentingan politik.

Begitupun dengan AHY, Anies dan Capres lain, sudah mulai melakukan hal-hal yang bisa menaikkan citra serta elektabilitas mereka.

Soal punya kapasitas atau tidak untuk jadi presiden, itu urusan yang ke seratus. Yang penting bisa nyapres dulu. Kura-kura begitu yang ada di benak mereka.

Lha wong Anies saja yang suka kelebihan bayar, program kerjanya seperti rumah DP nol rupiah -naturalisasi sungai -OK Oce dll gak beres, masih dia bergerilya cari dukungan.

Kekuasaan memang membutakan. Hehehe

Kembali ke Novel tadi, di saat Capres/Cawapres lain sedang berjuang dan berusaha, kenapa dia terlihat adem seperti ayam kena tetelo?

Ada apa gerangan?

Padahal elektabilitasnya itu rendah lho. Lebih rendah dari Giring Nidji.

Begini kura-kura jawabannya, Novel diam sebenarnya bukan gak mau jadi Cawapres. Malah mau banget.

Tapi dia sudah menyadari bahwa tidak ada satupun partai yang mau mencalonkan dia.

Dan orang-orang yang mendukungnya pun hanya satu dua orang. Itupun dari kelompok 212 serta anggota keluarganya sendiri.

Jadi yang ada di benak Novel sekarang, 'jangankan mau jadi Cawapres, jadi Ketua RT saja saya belum tentu terpilih kalau kondisinya seperti ini'.

Atau dengan kata lain, ia sudah layu duluan sebelum berkembang.

-o0o-

Namun ada kabar baiknya, Abdrabbuh Mansur Hadi mengundurkan diri dari kursi Presiden Yaman lantaran didesak oleh Arab Saudi.

Siapa tahu Novel tertarik nyalon wakil presiden di sana. Hehehe

 Disaat Bakal Capres/Cawapres Lain Sudah Bergerilya, Kenapa Novel Bamukmin Masih Bungkam?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/disaat-bakal-caprescawapres-lain-sudah-bergerilya-QQXCJ1eZWi

Nyinyir Tak Karuan, Tak Bisakah Nicho Silalahi Ditindak?

Jokowi bertolak ke AS dalam rangka menghadiri pertemuan dengan pemimpin ASEAN dan Presiden AS Joe Biden dalam KTT Khusus ASEAN-AS atau ASEAN-US Special Summit (AUSS) selama dua hari. Selain itu juga ada pertemuan dengan anggota kongres, para CEO besar Amerika, Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Tim Perubahan Iklim Amerika.

Nicho Silalahi menbuat sebuah cuitan yang bisa dibilang kurang ajar.

"Jangan kembali pulang ya pak, saya rela dan mendukung bapak langsung jadi Presiden di sana, biar rakyat Amerika bisa juga merasakan kepemimpinan bapak yang takluk melawan Kartel Minyak Goreng, sekalian juga biar Ngibul Bapak bisa Go Internasional, ia gak sih?" katanya di Twitter.

Orang ini memang tidak akan adab sama sekali. Kalau pembaca menganggap ini sudah keterlaluan, maka kalian salah. Banyak lagi cuitannya yang lebih tak beradab. Dia berlagak memperjuangkan kepentingan rakyat, menuding pemerintah seolah itu antagonis, tapi mulutnya sendiri kayak tidak pernah diajari tata krama.

Ini cuitannya dua hari lalu.

"Berapa anggaran negara yang dibuang sia² demi merebut sekeping emas pak ? Disisi lain berton² emas bapak biarkan dirampok asing dalam kedok Investasi. Bayangkan jika seluruh sektor pertambangan dikelola negara maka pendidikan dan kesehatan bisa gratis untuk seluruh rakyat," katanya.

Bukankah ini cuitan bodoh? Yang membiarkan sektor pertambangan dikelola asing itu siapa? Kok salah Jokowi? Matanya melihat kurang jauh, harusnya maki tuh rezim orde baru kenapa memberikan izin tambang Freeport dan migas sampai puluhan tahun. Justru Jokowi merebut banyak pengelolaan dari asing. Mata orang ini sudah ketutup dengki sehingga apa-apa harus salah Jokowi. Tanyalah pada presiden sebelumnya kenapa menyerahkan SDA ke tangan asing, bukan ngebacot salahkan presiden yang sekarang.

Masih ada lagi cuitan yang menurut saya sangat meresahkan meski tidak menyebut secara langsung. Kalian pasti tahu Sri Lanka sedang bergejolak dan mengalami krisi parah. Rakyat demo hingga rusuh. Nicho menanggapi pemberitaan dengan screenshot judul berita 'Sri Lanka Masih Tak Terkendali, Rumah Menteri Sampai Walikota Dibakar Massa Yang Marah'.

"Keberanian Yang Revolusioner Harus Dicontoh, Semoga Api Revolusi Segera Nyambar Ke Negri Wakanda. Ia gak sih ? Yang Setuju Jangan Ragu dan Takut Untuk Retuit Ini," katanya.

Orang bodoh pun akan paham apa yang dia maksud dan Negeri Wakanda itu merujuk ke negara mana. Tak mungkin dia bikin cuitan tak penting kalau tidak ada keuntungan busuk.

Ada juga soal sekelompok orang latihan roller skating di jalanan umum yang mengganggu pengguna jalan. Mereka memang salah, tapi cuitan tanggapan dari Nicho ini sama kasarnya dan tak beradab. Kata-katanya sangat tak mendidik. Dia maki-maki yang tanpa sadar sama saja menyamakan perilaku antara mereka dan dirinya.

Saya juga melihat, orang ini juga sering dilaporkan tapi sampai saat ini tidak ada kelanjutan. Saah satunya laporan oleh Dewan Adat Dayak Kalimantan Barat karena Nicho diduga menghina Kalimantan. Ini terkait cuitan perempuan dijual ke China untuk dijadikan budak seks.

Selain itu, banyak netizen yang membongkar jejak digital masa lalunya yang memang cukup untuk membuktikan seberapa buruknya kelakuan orang ini.

Apakah aparat tidak berdaya atau takut dengan dia? Atau orang ini tidak dianggap terlalu serius sehingga dibiarkan begitu saja? Atau orang ini masih dianggap belum terlalu membuat kegaduhan yang besar?

Orang ini jadi terkenal dan disorot media berkali-kali karena cuitan kontroversial dan meresahkan. Tahu sendiri lah, media sekarang suka sosok yang kontroversial seperti Nicho ini, maka terus beri dia panggung. Karena tak ada tindakan tegas terhadap orang ini, makanya makin menjadi-jadi dan pemerintah bisa seenaknya diinjak harga dirinya.

Apakah karena takut diteriaki otoriter dan anti demokrasi? Kalau begitu, tinggal tunggu saja kegaduhan demi kegaduhan terjadi. Semua berawal dari hal serius yang dianggap sepele. Menyepelekan sesuatu yang berpotensi membahayakan. Itulah yang sering terjadi saat ini. Orang seperti Nicho ini hanya benci semata, bukan murni mau jadi pahlawan. Semua cuma pelampiasan.

Bagaimana menurut Anda?

Nyinyir Tak Karuan, Tak Bisakah Nicho Silalahi Ditindak?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nyinyir-tak-karuan-tak-bisakah-nicho-silalahi-UStF4YMDt7

Re-post by Migo Berita / Jum'at/13052022/10.46Wita/Bjm


Baca Juga Artikel Terkait Lainnya