Migo Berita - Banjarmasin - "Nyinyir Santun ala" Walikota Banjarmasin petinggi DEMOKRAT Kalsel (Mantan Kader PKS). Melihat peta politik di KalSel tahun 2024, seperti ada pergerakan yang senyap namun pasti bahwa para kandidat mulai bergerak untuk mendapatkan simpati publik, walau DPRD Kalsel sudah terealisasi mendapatkan mobil dinas, namun Gedungnya pun minta yang "BARU". Permasalahan Guru p3k pun sebenarnya kalau memang pejabat terkait mau MEMPERJUANGKAN THR dan Gaji (asal ada keberpihakan), sebenarnya bisa saja dicairkan, bukan karena gurunya baru selesai tanggal 28 April 2022 berkasnya, padahal ada juga yang sudah selesai sebelum tanggal tersebut dan TERKESAN pengumuman melengkapi berkaspun seperti MENDADAK, intinya ada keberpihakan, tetapi ketika tidak ada keberpihakkan maka tentu akan menjalani jalan buntu, apalagi ini juga memakai Dana Alokasi UMUM atau DAU, bukan dana APBD (yang hampir 2 trilyun kata Walikota Banjarmasin Ibnu sina) Agar tidak gagal paham , baca tuntas semua artikel yang telah ktia kumpulkan.
Munas ke-XV BEM SI Digelar di Banjarmasin, Mahasiswa dari 124 Perguruan Tinggi se-Indonesia Berkumpul
Disampaikannya, daerah yang maju dan berkembang sangat ditentukan kualitas SDM saat ini. "Kita semua memiliki mimpi besar tentang masyarakat Kalsel yang maju, inovatif dan menguasai ilmu pengetahuan di masa depan," ujarnya, Senin (16/5/2022).
Sumber Utama : https://apahabar.com/2022/05/blak-blakan-ibnu-sina-bicara-konsep-ikn-nusantara-jangan-oligarkis-ngutang/
Walikota Banjarmasin, H Ibnu Sina menerima kunjungan silaturahmi dari Badan Eksekutif Mahasiswa BEM Universitas Lambung Mangkurat ULM
16 Agustus 2021Attabieq Fahmi, Calon Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan 2022-2023 Asal Banten
SERANG, AktualNews.Co – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) ke-XV pada Rabu, 18 Mei 2022, di Banjarmasin.
Munas BEM SI Kerakyatan
yang akan diikuti oleh 176 universitas ini merupakan forum tahunan yang
digelar untuk memilih pemimpin baru di BEM SI Kerakyatan.
Kegiatan dalam Munas berisi laporan pertanggungjawaban periode sebelumnya, pemilihan pengurus periode baru, serta pelantikan kampus yang bergabung dalam BEM SI Kerakyatan.
Pemilihan Koordinator Pusat yang merupakan jabatan tertinggi di BEM SI Kerakyatan ini akan digelar secara musyawarah.
Berikut ini salah satu Profile Calon Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan 2022-2023:
Profile Attabieq Fahmi
Attabieq Fahmi merupakan Presiden Mahasiswa BEM KBM Untirta. Ia menjabat sebagai Presiden BEM KBM Untirta Periode 2021-2022.
Sebelum menjabat sebagai Presiden BEM KBM Untirta, Ia menjadi Ketua BEM Fakultas Hukum Untirta 2019-2020.
Saat ini, Ia menjabat Sekretaris Bidang Isu Perempuan dan Anak BEM SI Kerakyatan 2021-2022 dan Kordinator Daerah Banten BEM SI Kerakyatan 2021-2022.
Dalam Munas BEM SI Kerakyatan tahun ini, Attabieq Fahmi juga telah menyiapkan Visi dan Misi di antaranya:
Visi
Transformasi pengawalan isu hukum, HAM dan politik yang berbasis riset ilmiah sebagai bahan rekomendasi kebijakan demi mewujudkan BEM SI Kerakyatan menjadi Pilar Kebangsaan.
Misi
Mengkolaborasikan tiap simpul kampus dan daerah untuk mengaktualisasikan isu HAM dan Politik menjadi gagasan BEM SI Kerakyatan yang berprinsip pada nilai-nilai Pancasila dan Kebhinekaan
Advokasi masyarakat dan riset ilmiah sebagai pedoman dalam mengelola dan mengawal isu-isu strategis nasional di bidang Hukum, HAM dan Politik
Membangun sinergitas BEM SI Kerakyatan dengan mitra-mitra strategis demi mewujudkan poros pergerakan Mahasiswa yang idea
Pendidikan
SDN Cipondoh 5
SMPN 16 Tangerang
SMAN 4 Tangerang
Fakultas Hukum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Award & Achievement
Juara 2 Lomba Debat (Jawara Debate Competition)
Finalis Nasional Liga Pendidikan Indonesia (2014)
Juara 1 Kejurda (Banten)
Juara 2 Nasional Manchester United Premier Cup
Organizational Experience
Presiden Mahasiswa BEM KBM Untirta (2021-2022)
Ketua BEM Fakultas Hukum Untirta (2019-2020)
Sekretaris Bidang Isu Perempuan dan Anak BEM SI Kerakyatan (2021-2022)
Kordinator Daerah Banten BEM SI Kerakyatan (2021-2022)
Ketua OSIS SMAN 4 Kota Tangerang (2016)
(*/red)
Sumber Utama : https://www.aktualnews.co/2022/05/attabieq-fahmi-calon-koordinator-pusat.html
Guru PPPK "Persoalkan" Gaji Bulan April dan THR
KBRN, Banjarmasin: Baru menerima Surat Keputusan (SK) Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, pada 9 April 2022 lalu, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) akhir-akhir ini ramai perbincangan tidak mendapatkan gaji bulan april.
Sekretaris Daerah Kota Banjarmasin, Ikhsan Budiman mengatakan sesuai laporan Dinas Pendidikan Kota (Disdik) Banjarmasin baru bisa menyelesaikan pemberkasan tanggal 28 April hingga sampai di bulan Mai 2022.
"Kita ambil rata-rata Surat Perintah Menjalankan Tugas (SPMT) mulai tanggal 28 April, berarti gaji pertamanya mulai 1 Mei. Tidak mungkinlah dia menerima SK tanggal 11 dibayarkan bulan april," ujar Ikhsan Budiman, Jumat (13/05/22) kemarin.
Namun, tidak hanya gaji dibulan april yang di keluhkan guru PPPK tersebut tetapi juga terkait Tunjangan Hari Raya (THR) idul fitri.
Ikhsan Budiman juga mengungkapkan, terkait THR bahwa guru PPPK belum bisa menerima.
Karena sesuai Surat Edaran (SE) Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang THR dan gaji 13 dari APBD 2022, acuan pemberiannya adalah gaji bulan sebelumnya.
"Mengenai PPPK tidak mendapatkan THR itu harus mendapat gaji sebelumnya, sedang gaji bertama 1 Mai," ungkapnya.
Jika dibandingkan dengan daerah lain, lihat SK pengangkatannya di Februari dan ada juga di Maret lalu.
"Untuk saat ini untuk gaji bulan Mei untuk guru PPPK, Pemko Banjarmasin sampai saat ini masih dalam tahap pemberkasan," tandasnya.Didukung Oleh Ormas Radikal, Bicara Toleransi Dan Mau Jadi Presiden? Itumah Pengibulan
Memang benar bahwa manusia tidak bisa terhindar dari sejarah masa lalunya, apalagi dijaman digital seperti sekarang ini. Apa yang tereka oleh kamera dan diupload ke jaringan sosial media, maka poto itu akan terus beredar selamanya, fakta membuktikan bahwa andaikata file poto itu dihapus, tetap saja ada orang lain yang punya filenya, dan artinya jika sudah tertangkap oleh ribuan orang, maka ada ribuan file yang ada, bagaimana menghapusny? Perlu dana yang besar untuk menghapusnya. Ya itu yang terjadi kalau seorang sekarang menduduki kursi gubernur DKI yang menggantikan Basuki Tjahaya Purnama mempunyai nafsu untuk menjadi pemimpin nomor 1 di negeri ini.
Ya orang itu memang luarbiasa ngotot, kita lihat saja, bagaimana saat ia berdebat dengan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok pada saat debat calon gubernur di Pilkada terburuk dan terkejam sepanjang sejarah demokrasi Indonesia itu. Pilkada yang memakai isu SARA dan politik identitas yang membuat masyarakat terluka. Spanduk ayat dan mayat tidak akan bisa hilang dari jagad maya, yang akan menjadi tugu peringatan digital tentang bagaimana seseorang rela menggunakan isu agama demi kekuasaan. Sentimen SARA begitu kental, dan orang yang sama itu lalu bicara tentang pemberantasan Intoleransi ? Pret ....dan mari kita tertawa bersama-sama..hahahahahaha.
Menurut Bawaslu DKI saat itu ada ratusan spanduk yang bernada sara yang berhasil diturunkan,, nih beritanya.
Link berita Bawaslu turunkan spanduk provokatip bernada SARA saat Pilkada DKI
Nah menurut berita tersebut pada saat Bawaslu hendak menurunkan spanduk bernada provokatip SARA itu seringkali harus beradu argumen dengan tim sukses atau tim kampanye pasangan tersebut, artinya apa? Artinya memang isu SARA ataupun penggunaan ayat dan mayat untuk mengancam pemilih memang sudah dikoordinasikan dan sudah pasti tim kampanye dan bahkan si calon itu tahu. Tetapi kenapa mereka mnutup kuping? Ya pasti demi kekuasaanlah.
Peristiwa ayat dan mayat yang sukses membawa mereka menduduki kursi DKI 1 dan 2 itu ternyata membuat mereka malu dan sekarang ini, terutama yang sangat berambisi menjadi Presiden RI, tidak perduli apa kata orang terus maju dan ngotot. Dan sekarang berusaha merubah citra dengan menjelma sebagai sosok toleran dan merangkul semua pihak, tentu saja pihak-pihak yang sudah di "kondisikan" dong. Pencitraan segera dimulai, dari seorang yang intoleran dan miskin karya lalu mau dijelmakan menjadi seorang yang toleran, cerdas dan banyak karyanya.
Tapi ingat saudaraku, pernah dengar apa pepatah, bahwa tidak mungkin besi menjadi emas, artinya bahwa digosok seperti apapun besi tidak mungkin bisa mengkilat menjadi emas, menjadi berkarat bisa jadi. Disini kita melihat bahwa apapun yang akan orang itu dan gerombolan pendukungnya lakukan untuk mengubah citranya, jangan lupa jejak digital dan efek psikologis isu SARA yang mereka gunakan saat Pilkada tidak akan hilang, dan tentu saja, jangan sampai kita lupakan.
Kalau kita lihat Monas maka kita akan selalu ingat peristiwa berkumpulnya banyak orang yang sudah pasti diprovokasi dan diorganisasikan untuk menjungkalkan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, yang memang terbukti sukses menjungkalkan Ahok, walaupun Ahok tidak mengutip satu ayatpun dari Kitab Suci, Ahok hanya mengingatkan orang untuk jangan memilih orang yang menggunakan ayat tersebut. Silakan cek video Ahok di kepulauan seribu yang sengaja diplintir oleh mereka, yang mencari-cari kesempatan agar bisa meraih kekuasaan itu. Nah sekali lagi, kalau kita ingat Monas, lalu kita akan ingat gerakan 212 kalau kita ingat gerakan 212 tentu saja tidak bisa dipisahkan dari EfPI ormas yang sudah dilarang itu, dan lalu akan kita ingat politisasi ayat dan mayat, dan kalau kita ingat politisasi ayat dan mayat akhirnya kita akan ingat tentang si gabener seiman, yang diam saja saat ayat dan mayat dimainkan oleh kelompoknya. Lalu mereka akan mengusungnya jadi calon pemimpin negeri ini? Anda waras?
Demi NKRI jangan pilih pemimpin yang mempunyai jejak politisasi agama, siapapun dia, jangan biarkan anak muda generasi muda teracuni oleh gerombolan yang suka mengusung isu SARA. WASPADALAH
Cak Soed
Sumber Utama : https://seword.com/umum/didukung-oleh-ormas-radikal-bicara-toleransi-dan-3WeEaWmgtu
Menelisik Nasib Politik Din Syamsudin dan Partai Pelita
Eksistensi partai politik merupakan suatu keniscayaan di negeri demokrasi. Era orde baru kita hanya mempunyai 2 partai politik dan satu Golongan Karya. Era tersebut demokrasi memang berjalan tetapi konon tidak semestinya. Partai pemenang pemilu sudah diketahui sebelum Pemilu dilaksanakan.
Setelah lahir era reformasi banyak pihak yang mendirikan partai politik. Tujuannya tentu saja demi menampung aspirasi rakyat, ikut bekerja demi kesejahteraan rakyat, demi rakyat, rakyat dan rakyat seterusnya. Pada kenyataannya mereka baik dan dekat dengan rakyat ketika masa kampanye saja. Begitu Pemilu selesai dilaksanakan mereka menjauh dan ketika menjelang Pemilu mereka kembali mendekat. Begitu saja seperti biasa.
Saya pribadi lebih memilih jangan terlalu banyak partai politik bikin pusing untuk mencoblos. Ya maksimal 20 lah jangan banyak-banyak. Jika terlalu banyak mereka partai politik seolah hanya ikut meramaikan saja tanpa harapan yang realistis bisa masuk parlemen.
Salah satu partai baru yang didirikan adalah Partai Pelita. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah sekaligus pendiri Partai Pelita, Din Syamsuddin, mengaku tak berniat mencalonkan diri sebagai presiden dengan membentuk partai. Alih-alih, dia menyebut dirinya lebih pantas menjadi penasehat presiden.
Pernyataan ini saya kira biasa saja. Tidak mengagumkan. Tidak ingin jadi Presiden. Ya pernyataan yang benar-benar biasa saja. Karena Din Syamsudin sekarang ini tidak mempunyai elektabilitas dan popularitas memadai jika ingin jadi Presiden.
Justru jika Pak Din menyatakan optimis suatu hari nanti bisa jadi Presiden, itu pernyataan yang luar biasa mengagumkan. Tidak punya elektabilitas dan popularitas memadai tapi optimis jadi Presiden.
Din Syamsuddin merupakan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah tahun 2005-2015 waktu yang sudah cukup lama. Sehingga jika nekad nyapres, basis pemilih Muhammadiyah pun belum tentu mau memilihnya karena ya sudah lama, mungkin sebagian sudah lupa.
Din Syamsuddin sekarang ini memang kritis terhadap pemerintah. Saking kritisnya Din pernah dilaporkan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) oleh orang-orang dari ITB sebagai tokoh radikal. Wuih tidak maik-main nih tuduhan.
Untung saja pemerintahan Presiden Jokowi sangat bijaksana. Melalui Menkopolhukam Prof. Mahfud MD. Menyampaikan terkait laporan Din tokoh Radikal. Menjawab isu ini, Menko Polhukam Mahfud Md memastikan pemerintah tidak memproses laporan tersebut. Mahfud Md menegaskan pemerintah tidak pernah menganggap Din Syamsuddin radikal. Mahfud Md menilai Din Syamsuddin adalah sosok yang kritis, bukan radikal.
Sebagai dedengkot Partai Pelita Din pun menyampaikan :
"Jadi bukan partai ini sebagai alat ya untuk tujuan-tujuan seperti itu, karena kami ingin menerapkan politik bukan untuk politik. Politik tidak sekadar untuk kekuasaan bahwa dengan perjuangan kemudian didukung oleh rakyat kita mendapat kesempatan untuk memimpin," katanya.
Selain itu, lanjutnya, Partai Pelita bakal menjadi fasilitator bagi anak muda yang ingin berkarier di kancah politik. "Anak muda ingin menjadi anggota DPR, DPRD, eksekutif, bupati, walikota, gubernur, bila perlu menteri ataupun presiden ini nanti kita dorong biarlah diisi oleh kaum muda," tambahnya.
Pernyataan ini saya kira paradoks. Di awal menyatakan bahwa politik tidak sekedar untuk kekuasaan dengan perjuangan kemudian didukung rakyat mendapat kesempatan memimpin. Tapi kemudian menyatakan bahwa Pelita merupakan fasilitator bagi anak muda yang ingin barkarier di kancah politik menjadi anggota DPR, Bupati dan sebagainya.
Ya itu mah sama saja atuh. Partai politik memang seperti itu ketika sukses mendapat suara dan amanah dari rakyat ya bisa mendorong kadernya atau orang lain jadi pejabat. Sudah lumrah. Jangan sok suci bahwa partainya bersih dari haus kekuasaan dan sejenisnya. Semuanya sama saja.
Yang terpenting untuk meraih semua itu dijalankan dengan hati nurani dan sesuai peraturan yang ada jangan sampai melawan hukum.
Menjadi orang yang kritis itu baik. Tapi kekurangannya karena terlalu kritis bisa menyebabkan orang terlalu fokus mencari kekurangan orang lain. Lalu merasa diri bahwa dirinya lebih baik dari orang yang dikritiknya.
Padahal jika terjun langsung menghadapi masalah yang sama belum tentu bisa menghadapinya dengan lebih baik dari orang yang dia kritik. Sekarang ini Din akan belajar mengurus partai politik. Belum juga melangkah, Din menerima kenyataan pahit.
Mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo dirayu Ketua Umum (Ketum) Partai Pelita Beni Pramula dan Ketua Majelis Pertimbangan Partai Pelita Din Syamsuddin untuk bergabung di Partai Pelita. Sayangnya Gatot pun menolak ajakan itu.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa seorang Gatot tidak menganggap jika Partai Pelita akan mampu membicara banyak di panggung politik tanah air. Kenyataan pahit bagi Din dan partai Pelita.
Untuk lolos verifikasi saja Partai Pelita akan kesulitan. Apalagi sukses masuk parlemen. Saya kira Partai Pelita membutuhkan 4-5 kali ikut Pemilu. Semoga Pak Din sehat selalu.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/menelisik-nasib-politik-din-syamsudin-dan-partai-ymbQKww0Bu
Rizieq Nulis Buku Tentang Ahklak, Nggak Salah?!
Lama nggak terdengar kabarnya, karena sudah lama nggak ada pemberitaan di media, Rizieq kembali diberitakan telah menerbitkan sebuah buku. Buku yang ditulisnya tentang ahklak, yang diterbitkan dari dalam Rutan Bareskrim.
What?! Buku ahklak? Nggak salah nih?
Hal ini disampaikan oleh Penasihat Hukum Rizieq Shihab, Azis Yanuar yang mengungkapkan kliennya saat ini masih merampungkan beberapa buku yang ditulisnya. Di antaranya buku yang mengulas tentang ahklak.
Azis menyebut, buku tersebut merupakan materi Rizeq Shihab yang diajarkan pada tahanan setelah salat subuh.
"Nah itu dibukukan oleh beliau kemarin. Dan masih ada beberapa lagi," ujar Azis dikutip dari liputan6.com.
Selain buku tentang akhlak, kata Azis, Rizieq Shihab juga tengah menyusun kamus Bahasa Arab. Ternyata, kata Azis, banyak kata serapan yang berasal dari Bahasa Arab.
"Jadi beliau bikin kamus 1001 kamus gitu," ucap dia.
Azis menyebut, ada beberapa buku yang dikarang kliennya sekarang masuk ke dalam tahap penyempurnaan sehingga belum bisa dibagikan pada momen lebaran 2022.
"(Kamus) belum jadi masih 90%. Beliau masih mau dilengkapi. Baru buku akhlak saja," tutup dia.
Kalau masalah menulis kamus bahasa Arab itu sih biasa saja. Karena memang dia paham bahasa Arab, meskipun bukan ahli bahasa. Keturunan Arab iya, Yaman lebih tepatnya. Sehari-hari juga terbiasa pakai bahasa Arab, minimal ana dan antum. Yang saya permasalahkan adalah, bagaimana bisa, seorang residivis berahklak bejad menulis buku tentang ahklak? Ahklak macam apa yang mau ditularkan preman bersorban dan berjubah ini? Penerbit mana yang akan mempublikasikan buku ini?
Tentunya kita yang masih berpikiran waras ini, paham benar bagaimana sepak terjang Rizieq selama ini. Dalam setiap ceramahnya yang sering kita saksikan di media sosial, bagaimana dengan lancarnya kata-kata umpatan, makian dan sumpah serapah meluncur dari mulutnya yang dihiasi dengan kumis dan jenggot itu.
Bagaimana ia menghina Presiden Sukarno dan Pancasila. Bagaimana ia menghina Gus Dur. Bagaimana ia berulang kali teriak-teriak kafir kepada yang nggak sepaham dengan dia dan golongannya. Bagaimana ia menghina Tuhan agama lain di depan kacung-kacungnya, diiringi dengan tawa lepas sebagai tanda pelecehan. Bagaimana ia teriak akan menghancurkan pura dan menghancurkan patung-patung.
Lalu ketika Pilkada 2017 lalu, saat isu SARA dimainkan, saat polarisasi masyarakat begitu masif. Ia dengan entengnya meneriakkan bunuh dan penggal kepala kepada Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok, sekaligus memprovokasi kacungnya yang berotak separuh dan bersumbu pendek itu.
Bahkan ketika mendoakan seorang Ahok. Didoakan agar tak selamat dan sebagainya. Penuh kejelekan lah pokoknya. Lebih tepatnya sumpah serapah daripada sebuah doa menurut saya. Meskipun akhirnya ia termakan sumpah serapahnya sendiri. Apakah itu ahklak yang patut dicontoh?
Lalu yang sampai detik ini masih belum terselesaikan kasusnya, tentang balada cinta terlarangnya bersama seorang janda. Tangkapan layar tentang percakapannya dengan seorang janda itu dengan mudah kita temukan di mesin pencarian. Tinggal ketik "chat mesum Rizieq" pasti langsung keluar semua itu, meskipun fotonya kena sensor, hahaha.
Bisa kita lihat di situ berapa menjijikkan nya seorang yang dianggap ulama oleh kubu sebelah. Betapa bejad kelakuannya, padahal sudah punya istri. Pake segala ngajak ke kandang kambing lagi. Gokil! Yang beginian mau ngajarin ahklak? Pake ngajak revolusi lagi!
Tapi dari semua itu, yang menurut saya paling hina ahklak nya adalah, ketika ia mengaku sebagai keturunan Rasulullah tetapi tidak dibarengi dengan tabiat yang baik. Jadi hanya mengandalkan keturunan, selesai masalah. Meski apapun yang dia lakukan, salah sekalipun, akan dianggap benar karena garis keturunan Rasulullah. Dipuja-puja oleh pendukungnya yang doyan nasi bungkus lauk lengkuas itu.
Padahal, pada saat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang diakuinya sebagai kakeknya. Acara yang seharusnya sakral, acara dimana kita bisa meneladani sifat baik dari Rasulullah. Justru di sana ia teriak "lonte" dalam ceramahnya. Kan anjim banget. Maulid Nabi lho ini, kan seharusnya mengagungkan Rasulullah. Bersholawat, menceritakan riwayat hidup beliau yang penuh kebaikan.
Yang beginian mau ngajarin ahklak ke para kacungnya?
Ibarat Miyabi yang mengajarkan pentingnya pendidikan seks di usia remaja, agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. Hahaha
Setuju?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/rizieq-nulis-buku-tentang-ahklak-nggak-salah-5R4dx7BiNZ
Wah, Ibu Iriana Sudah Mulai Nyicil Kirim Barang ke Solo Nih!
Ada yang menarik untuk dicermati dalam wawancara Eksklusif AIMAN di Kompas TV, Senin (16/5/2022), dengan narasumber Gibran Rakabuming Raka, Wali Kota Surakarta yang sekaligus sulung dari pasangan Jokowi dan Iriana.
Dalam wawancara itu, Gibran mengatakan hal yang bagi saya tidak mengejutkan lagi, yakni kemantapan untuk mentaati konstitusi terkait masa jabatan presiden yang terbatas hanya dua periode.
*"Saya sudah statement tidak setuju, adik (Kaesang Pangarep) sudah statement tidak setuju, yang bersangkutan (Presiden Jokowi) sudah statement tidak setuju, aturannya seperti itu, kita ikuti aturannya," kata Gibran.
Saya sebut tidak mengejutkan lagi ya karena keluarga Pakdhe Jokowi ini tampaknya terbiasa dengan menaati aturan sesuai konstitusi, yang kalau disederhanakan bisa berbunyi:
Ya, kalau tidak sesuai konstitusi, berarti jangan diteruskan karena akan melanggar."
Prinsip yang sangat bagus, meski faktanya belakangan terkadang ada upaya untuk mengubah aturan konstitusi supaya dapat mengakomodir kepentingan politik dan syahwat berkuasa. Tokoh politik semacam ini sebaiknya langsung di-black list saja karena belum menjabat saja sudah mau mengutak-atik aturan tanpa adanya urgensi dari upaya perubahan itu, ya pasti ada motivasi tersembunyi yang patut dicurigai, ya kan?
Nah, bagian selanjutnya yang cukup menarik, karena pengakuan Gibran berpotensi memunculkan ide-ide segar bagi lawan politik keluarga Jokowi buat menggiring opini masyarakat, khususnya bagi barisan oposisi dan para pengikut setianya.
*"Saya buka saja kayak misalnya ibu saya sendiri, ibu saya sudah mulai packing, sudah mulai packing menyicil untuk barang-barang yang dikirim ke kampung (Solo)," ujar Gibran berterus terang.
Kalimat terakhir ini sebenarnya biasa saja, juga menyiratkan pesan yang jelas. Jokowi memang sama sekali tidak mendukung wacana perpanjangan masa jabatan Presiden RI, dengan bukti sang istri mulai membawa pulang barang-barang pribadi buat dikirim ke Solo. Mungkin supaya pas Jokowi selesai menjabat nanti, mereka tidak perlu susah-susah untuk memboyong banyak barang lagi alias sudah tinggal pulang ke Solo membawa pakaian yang melekat di badan. Simpel sekali kan?
Cuma seperti saya sebutkan tadi, pengakuan Gibran yang terkesan terlalu dini berpotensi untuk digoreng lawan politik langganan mereka. Selain karena durasi menjabat yang masih lama, tudingan bisa mengarah pada sebanyak apa barang yang perlu dibawa pulang, kok sudah nyicil dibawa pulang sejak sekarang?
Nah, bicara soal pemulangan barang pribadi dari kantor atau rumah dinas, sebenarnya bukanlah masalah besar yang perlu diramaikan, karena itu memang wajar selama yang dibawa pulang adalah barang pribadi.
Beda semisal di negeri Wakanda sebagai contoh, ada manta pejabat yang mendadak diketahui membawa pulang perkakas dari rumah dinas atau kantornya, t'rus setelah ditagih dan disuruh mengembalikan malah mencak-mencak nggak karuan, ya berarti memang ada yang salah dengan perilaku pejabat Wakanda itu. #ehm
Akan tetapi, sepanjang barang-barang itu milik pribadi, ya tentu saja nggak masalah mau dibawa pulang sekarang, bulan depan, atau dua minggu sebelum jabatan selesai supaya pas hari-H tinggal pamitan serta dadah-dadah, ya biarkan saja. Toh nggak ada aturan yang dilanggar, bukan?
Jadi, karena saya sudah ingatkan lewat tulisan ini, semoga saja nanti kalau ada yang nekat nyinyir atau berkomentar ora mutu soal aksi menyicil bawa pulang barang oleh Ibu Iriana ini, kita harapkan mereka sudah punya data yang jelas. Jadi tidak asal mangap, tidak asal njeplak, atau tidak asal bercuit supaya tidak ambyar kena kick balik para netizen.
Akhirnya, izinkan saya berharap keluarga Presiden Jokowi dapat terus memberi contoh bagaimana seorang warga negara dan pejabat daerah hingga pejabat nasional dapat menaati aturan sesuai konstitusi yang berlaku di negeri ini.
Suatu tindakan yang terbilang langka, tetapi masih sangat diperlukan, mengingat kalau "atasnya lurus", meski tak menjamin seratus persen ... tetapi paling tidak bawahannya akan sungkan atau mikir seribu kali kalau mau berbuat sesuatu yang bengkok alias melanggar aturan.
Lha kalau atasannya gemar kelebihan bayar, gimana?" mungkin ada yang nanya begitu.
Mbuh. Nanti kapan-kapan kita bahas kalau orangnya sudah selesai menjabat. Hahahaha...!
Sumber Utama : https://seword.com/politik/wah-ibu-iriana-sudah-mulai-nyicil-kirim-barang-ke-Ud4HKz31wJ
Pilpres 2024 : The Power Of "The Silent Majority"
Dua ratus tujuh puluh lima juta jiwa bukanlah jumlah jiwa yang sedikit untuk meninggali negara Indonesia saat ini. Pada Pilpres 2019, jumlah penduduk Indonesia sebanyak 268.1 jiwa. Berdasarkan data dari Komisi Pemilihan Umum atau KPU, jumlah pemilih pada Pilpres 2019 adalah sebanyak 158.012.506 jiwa. Lima puluh lima koma lima puluh persen dari jumlah pemilih memilih pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Padahal, jika kita berkilas balik ke Pilpres 2019, serangan pembunuhan karakter terhadap pasangan calon presiden nomor 1, Jokowi - Ma'rfuf Amin, bisa dikatakan sangat brutal dan cukup mengkhawatirkan. Apalagi Jokowi adalah calon petahana, berdebat dengan pendukung Prabowo, yang selalu mereka usung adalah bagaimana Jokowi tidak memenuhi janji kampanye saat Pilpres 2014. Belum lagi kadal gurun produksi Pilkada 2017, sudah tumbuh dewasa di Pilpres 2019, mereka menggempur Jokowi mulai dari sisi agama yang dianutnya sampai menyisir Ibundanya. Pendukung Jokowi ibarat dipepet dari dua sisi. Tapi kok ya, Jokowi tetap bisa menang mengalahkan Prabowo yang mendapatkan perolehan suara sebanyak 44.5%?
Perbedaan 11% dari hasil suara yang diraih pasangan calon nomor dua, Prabowo - Sandiaga Uno, bisa dikatakan cukup dekat. Pasalnya, 11% perbedaan suara itu sudah termasuk kelompok golput atau mereka yang tidak memberikan hak suaranya. Di dunia maya, ketegangan antara dua kubu pendukung sangat amat panas sekali. Bahkan tidak bisa dipungkiri, karena banyaknya isu-isu pembunuhan karakter Jokowi, kita sempat was-was, jangan-jangan Prabowo - Sandiaga Uno akan memenangkan Pilpres 2019. Bagaimana tidak, di perhelatan Pilpres 2019, Prabowo nampak begitu mesra dengan kelompok pengusung khilafah dan FPI. Belum lagi kubu Prabowo digadang-gadang mendirikan KPU tandingan, yang mana hasil dari perhitungan mereka menyatakan kemenangan Prabowo-Sandiaga Uno. Karena itulah, ketika KPU asli mengumumkan jumlah suara yang memenangkan pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin menang, pihak pasangan Prabowo - Sandiaga Uno pun tak ragu untuk mengajukan gugatan hasil suara KPU ke Mahkamah Konstitusional.
Lalu apa yang bisa membuat Jokowi menang di Pilpres 2019?
Selama masa kampanye, pasukan "The Silent Majority" bukan tidak membaca atau mendengar bahkan melihat bagaimana brutalnya serangan lawan terhadap Jokowi. Ketika Jokowi di fitnah, mereka hanya tersenyum saja. Tak berusaha membelanya. Ketika kerja keras Jokowi selama lima tahun pertama didiskreditkan, mereka juga hanya tersenyum saja. Tak ada perlawanan. Ketika pendukung Jokowi meneriakkan berbagai macam slogan seperti "diam lebih berbahaya" dan lain sebagainya, mereka tak bergeming dan hanya tersenyum saja. Dan ketika saatnya tiba untuk pergi ke bilik suara, disanalah mereka melakukan balas dendam dengan bergerak senyap menentukan pilihan dan memberikan suaranya pada pasangan calon presiden yang dianggapnya layak memimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan. Mereka menentukan dan memberikan suaranya kepada pasangan Jokowi dan Ma'ruf Amin. Aksi balas dendam mereka itulah yang kita sebut "The Power Of The Silent Majority".
Pesta rakyat untuk Pilpres 2024 masih dua tahun lagi tapi riuhnya sudah mulai diramaikan dari sekarang. Jokowi tak akan lagi maju sebagai calon petahana karena Undang-Undang hanya membatasi sebanyak dua kali. Setelah itu tak ada lagi alasan apapun bagi petahana maju kembali untuk yang ketiga kali. Banyak pihak yang mempertanyakan, "Siapa yang akan mendapatkan limpahan suara 55.5% yang dulu didapatkan Jokowi? Pada siapa pasukan The Silent Majority akan memberikan suara mereka?"
Pada saat Pilpres 2024 nanti, diperkirakan jumlah pemilih akan bertambah menjadi sebanyak 206 juta jiwa. kementerian Dalam Negeri secara proaktif berusaha memutakhirkan data penduduk agar semakin akurat untuk Pemilu 2024.
"Sesuai dengan UU Adminduk Dukcapil setiap hari melakukan transaksi data dan dikonsolidasikan setiap 6 bulan sekali. Kemudian informasi data apa yang perlu dimasukkan sebagai intervensinya: kelahiran, kematian, perkawinan, perceraian, pindah domisili penduduk masuk kabupaten/kota atau keluar kabupaten/kota," jelas Dirjen Zudan Arif Fakrulloh dalam Rapat Forum Koordinasi Nasional Pemutakhiran Data Pemilih Berkelanjutan Semester II Tahun 2021 via daring, Kamis (3/2/2022).
"Prinsipnya Dukcapil mengirimkan data lewat API (application programming interface) kemudian mem-back up data secara fisik dan semuanya berbasis NIK. Dengan NIK tidak ada lagi penduduk yang tidak bisa ditracking datanya," tandas Dirjen Zudan.
Jika perkiraan Kementerian Dalam Negeri tepat atau mendekati angka yang diperkirakan yaitu 206 juta jumlah pemilih, berapa persen dari mereka yang menjadi pasukan "The Silent Majority"? Jawabannya, "We never know!". Yang pasti, kekuatan pasukan ini sangat mematikan dan lebih garang namun efektif dan effisien. Dan yang pasti lagi, siapapun calon presiden yang mendapatkan suara mereka, bisa sangat dipastikan akan menang menjadi Presiden Indonesia.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/pilpres-2024-the-power-of-the-silent-majority-4TTDchiCUk
Refly Harun Makan Buah Simalakama Terkait Podcast Rizal Afif
Refly Harun kembali kena bumerang lewat podcastnya. Ini terkait dengan salah satu narasumber bernama Rizal Afif.
Orang ini ternyata menjadi tersangka penculikan 12 bocah di Bogor, Jakarta, dan Tangerang Selatan. Jejak digital menunjukkan kalau orang ini pernah menjadi narasumber di podcast Refly Harun.
Rizal Afif pernah mengaku sebagai mantan narapidana terorisme, terlibat pengeboman Sarinah 2016 dan mengaku sebagai murid Habib Bahar bin Smith.
Semuanya dibantah.
Terkait status mantan narapidana terorisme, hal ini dibantah Kepala lapas Gunung Sindur, Mujiarto. Mujiarto menegaskan nama Abi Rizal Afif tidak ada di database warga binaan pemasyarakatan (WBP).
Kemudian terkait dengan pengakuan Rizal Afif sebagai murid Bahar Smith, itu juga dibantah oleh pengacara Bahar Smith, Ichwan Tuankotta.
"Tidak benar kalau Rizal Afif murid Habib Bahar. Dia hanya dalam tempat dan waktu yang sama, pernah bertemu dengan Habib Bahar. Dia pernah menghuni Lapas Gunung Sindur, sehingga saat beliau ditahan di Lapas Gunung Sindur, sempat bertemu dengan Habib, itu saja," katanya.
Rizal Afif pernah singgah di pondok milik Bahar, tapi saat itu juga tidak bertemu dengan Bahar.
Terkait keterlibatannya dalam insiden bom Sarinah, ini juga dibantah oleh BNPT.
Jadi, apa maksud dan tujuan dari Rizal Afif mengakui sesuatu yang tidak benar? Katanya sih cuma cari popularitas. Ini namanya bodoh, mempopulerkan diri dengan sesuatu yang mengerikan seperti terorisme dan pengeboman. Hanya orang tak waras yang mau melakukan hal tersebut.
Eko Kuntadhi membuat sebuat cuitan, “Waduh. Kabarnya Rizal Afif dibayar Rp7 juta untuk berbohong ngaku mantan Napiter di podcastnya Refli Harun. Tujuannya membela Munarman. Atas arahan Bahar Smith dan Refli. Gerombolan ini memang hidup dari kebohongan ke kebohongan selanjutnya. Tp ngaku paling beragama.”
Refly Harun pun diserang hingga tak berkutik. Podcastnya dinilai tidak bertanggung jawab dan bahaya karena menyebarkan info sesat.
Karena serius, Refly Harun melakukan pembelaan. Dia mengaku tidak kenal Rizal Afif sebelumnya, karena awalnya dikenalin oleh Dewa Putu Adhi, mantan gitaris band di Bali.
"Sebelumnya saya tidak kenal siapa Rizal Afif. Beberapa waktu yang lalu, ustad Dewa Putu Adhi datang ke rumah saya malam hari membawa dan memperkenalkan Rizal Afif," kata Refly.
Karena mendengar statusnya sebagai mantan napi teroris dalam kasus Bom Sarinah pada 2016, Refly Harun tertarik mewawancarainya. Dengan mengklaim tidak ada teks dan daftar pertanyaan serta siaran secara live, dia membantah bahwa wawancaranya dengan Rizal adalah settingan.
Ada dua hal yang membuat Refly Harun kena batunya.
Yang pertama, memangnya kalau tanpa teks, tidak bisa disebut settingan? Mau settingan atau tidak, Refly Harun merusak namanya sendiri.
Kalau memang terbukti bahwa semua ini settingan, maka Refly bisa kena jerat hukum karena menjadi motor penyebar narasi bohong.
Kedua, kalau pun bukan settingan, Refly Harun dianggap lalai kalau tidak disebut bodoh. Mengundang narasumber ke sebuah podcast, tentunya harus ada prosedur minimal mengecek latar belakang secara detil agar tidak bermasalah di kemudian hari. Masa Refly cuma modal mendengarkan dari orang lain lalu tanpa crosscheck?
Rizal Afif takkan terkenal kalau tidak di bawa ke podcast Refly. Buktinya, siapa yang kenal orang ini? Tak ada. Bukan napi terorisme, bukan murid Bahar, tidak terlibat dalam pengeboman Sarinah. He is nobody.
Masalahnya kenapa diundang? Hanya karena mendengar dari perkataan orang lain yang bernama Dewa Putu Adhi? Ini yang harus dijelaskan dengan detil.
Begitulah Refly Harun, berkali-kali dia membuat kontroveri lewat ucapan, dan sekarang Podcastnya pun bermasalah. Terkait dugaan dari Eko Kuntadhi, saya rasa dia tidak mungkin berani sembarangan ngomong di medsos kalau tidak ada dasar. Karena kalau salah, bisa-bisa dia dilaporkan balik atas pencemaran nama baik.
Sebenarnya mudah menyikapi ini, tinggal tunggu saja apakah Refly marah ancam somasi atau cuma sekadar klarifikasi saja.
"Saya bahkan menantang sumber yang menyatakan saya merekayasa wawancara. Tolong hadapkan dengan saya itu orang, pasti tidak ada dan pasti tidak berani," kata Refly. Cuma ini saja.
Kita tidak tahu apakah kebenaran bakal terbongkar atau isu ini bakal redup. Silakan pembaca nilai dan simpulkan sendiri soal ini.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/refly-harun-makan-buah-simalakama-terkait-podcast-FV4xywFUZi
Kepuasan pada Jokowi 58,1%, Kata Demokrat SBY tak Pernah Serendah Itu. Tapi Boong….
Naga-naganya ada rasa-rasa hoax-nya. Atau setidaknya, ada faktor kudet-nya!
Hasil rilisan lembaga survei Indikator Politik Indonesia mengenai tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Jokowi sepertinya mendatangkan kegembiraan tersendiri bagi Partai Demokrat. Pasalnya dalam rilisan itu, responden yang menyatakan sangat puas berjumlah hanya delapan persen dan yang mengatakan cukup puas hanya 50,1 persen. Total yang puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi hanya 58,1 persen saja.
Diketahui, survei Indikator Politik Indonesia itu dilakukan pada 5-10 Mei 2022 yang melibatkan 1.228 responden dari metode random digit dialing (RDD) dan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Rilis dilakukan pada 15 Mei 2022 kemarin.
Kabar ini sontak langsung disambar oleh Partai Demokrat. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, mengatakan bahwa penurunan tersebut sudah sesuai dengan prediksi mereka. Menurutnya, kepuasan menurun karena pemerintah tidak sigap mengatasi masalah-masalah riil. Selain itu posisi tingkat kepuasan yang hanya 58,1 persen itu juga menjadi puncak dari kekecewaan masyarakat. Bahkan saking rendahnya, pemerintahan SBY-pun katanya tidak pernah serendah itu.
"Ini alarm, bahaya. Nggak pernah serendah itu Pak SBY. Tidak pernah serendah itu setahu saya. Harapan kami kondisi ekonomi kembali membaik," ujar Herzaky.
Wadidaw….
Demokrat, Demokrat! Sa Ae…
Begini, yang harus diperhatikan adalah bahwa survei tersebut dilakukan pada bulan puasa menjelang Lebaran. Juga, di saat pandemi Covid-19 menuju mereda di mana tentu saja mendatangkan antusiasme dan euforia bagi masyarakat Indonesian setelah dalam dua tahun sebelumnya harus dipaksa menahan diri untuk tidak berkegiatan sebagaimana di saat Ramadan dan menjelang Idul Fitri biasanya.
Akibat Covid-19, setelahnya memang diketahui bahwa terjadi kenaikan harga berbagai bahan kebutuhan pokok dengan berbagai sebab-sebabnya. Salah satunya harga minyak goreng sawit, yang terkhusus bagi Indonesia, tentu mendapatkan perhatian yang cukup besar.
Sementara demi menyambut Ramadan dan Lebaran, permintaan akan berbagai kebutuhan pokok tersebut, secara tradisional dan kebiasaan memang mengalami peningkatan. Sehingga akhirnya ya sederhana saja, hukum ekonomilah yang terjadi.
Nah, jadi sebenarnya tidak mengherankan bila kemudian masyarakat meresponnya secara negatif. Mereka merasa tidak puas atas kinerja pemerintah yang dianggap tidak mampu maksimal dalam menangani masalah di bidang ekonomi tersebut. Mereka menganggap bahwa pemerintah tidak berbuat yang semestinya dalam upaya menekan kenaikan harga berbagai kebutuhan pokok itu.
Padahal, sebagai contoh adalah apa yang Presiden Jokowi lakukan dengan harga melambung minyak goreng sawit. Tanpa tanggung-tanggung, pemerintah melarang ekspor minyak goreng sawit termasuk CPO-nya. Wani!
Tapi tetap saja wajar bila masyarakat merasa tidak puas pada kinerja pemerintah yang hanya didasarkan pada kenaikan harga bahan pokok, karena momennya memang begitu. Yang tidak wajar adalah bila ketidakpuasan itu dianggap sebagai puncak kekecewaan masyarakat. Karena pada survei bulan dan tahun-tahun sebelumnya, tren kepuasan pada Pak Jokowi stabil. Tidak ada tren menurunnya.
Tingkat kepuasan pada Presiden Jokowi adalah wajar kalau ada fluktuasinya. Dan untuk dikatakan sebagai puncak ketidakpuasan pada Presiden Jokowi, tentu harus dibuktikan pada survei-survei selanjutnya.
Satu lagi yang menarik, setahu Herzaky, katanya tingkat kepuasan terhadap SBY dulu tidak pernah serendah dengan apa yang dialami oleh Pak Jokowi kini. Hmm… benarkah demikian?
Diberitakan oleh Kompas.com, pada 2008 lalu survei lembaga riset Indonesian Research and Development Institute (Indonesian RDI) menunjukkan bahwa hanya 24,3 persen yang merasa puas dengan kinerja ekonomi pemerintahan SBY. Sementara 57,7 persen merasa tidak puas terhadap program pemerintah di bidang ekonomi. Sisanya tidak tahu
Kemudian pada 2013, diberitakan oleh Tempo.co, hasil Survei Nasional Pol-Tracking Institute terbaru menyebutkan bahwa hanya 40,5 persen masyarakat yang menyatakan puas dengan pemerintahan SBY-Boediono. Yang puas terhadap kinerja pemerintahan SBY di bidang ekonomi juga miris, hanya 21 persen.
Nah, hei Herzaky! Perlu penjelasan????....
Maklum, walau sebagai Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, dalam pernyataannya, Herzaky menyelipkan kata "setahu saya".
Jadi paham, ya?.....
Gak Agus, gak Edhi, memang banyak dari elemen Partai Demokrat yang bisa bikin Indonesia ini ngakak brutal berjamaah. Wekawekaweka….
(Fyi, walau tingkat kepuasan publik atas pemerintahan Presiden Jokowi hanya 58,1 persen, tapi untuk urusan mudik, 73,8 persen responden puas pada kinerja pemerintah)
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kepuasan-pada-jokowi-581-kata-demokrat-sby-tak-LUjPoYFrWE
Sehina-hinanya PKS Masih Lebih Hina NasDem, Ini Alasannya
Mungkin banyak yang menertawakan PKS pada 2018 lalu. Lantaran partai ini punya Capres/Cawapres terbanyak di dunia yakni 9 orang sekaligus.
Lantas, siapa sajakah kader PKS yang masuk penjaringan internal untuk diusung sebagai Capres/Cawapres tersebut?
Ada Aher, Hidayat Nur Wahid, Anis Matta, Irwan Prayitno, Sohibul Iman, Salim Segaf Al-Jufri, Tifatul Sembiring, Al Muzzammil Yusuf serta Mardani Ali Sera.
Lantas, kenapa orang menertawakan langkah PKS itu?
Karena memang agak lucu.
Bayangkan saja, pada Pilpres 2014 lalu perolehan suaranya turun drastis. Dari 7,88 persen menjadi 6,79 persen.
Yang ini disebabkan oleh presidennya sendiri yakni Luthfi Hasan Ishaaq menerima suap terkait pengurusan kuota impor daging sapi di Kementerian Pertanian.
Yang mana kala itu kebetulan Menteri Pertanian-nya dijabat oleh kader PKS, Suswono.
Tidak pelak, PKS pun auto kena hukum oleh masyarakat. Dengan meninggalkannya.
Kepanjangannya yang 'Partai Keadilan Sejahtera' itu juga diplesetkan menjadi 'Partai Korupsi Sapi' oleh netizen.
Apalagi Mardani yang mempopulerkan hastag #2019GantiPresiden, semakin kencang warga dunia maya mentertawakannya.
Plus PKS punya hutang Rp 30 miliar sama Fahri Hamzah yang belum dibayarkan sampai sekarang.
Jadi, bisa saja ada yang mengatakan PKS ini partai tidak tahu diri kala itu. Lantaran di saat ada kadernya bermasalah (korupsi) malah punya Capres terbanyak sejagat raya.
Eh serendah-rendahnya dan sehina-hinanya PKS ternyata ada juga lho yang lebih rendah dan lebih hina lagi yakni NasDem.
Pertanyaannya, kenapa NasDem?
Karena partai ini tidak berani mengajukan atau menawarkan kadernya sendiri sebagai Capres.
Seperti pada Pilpres 2014, NasDem malah mendukung pencapresan Jokowi. Yang kita tahu sendiri bahwa Jokowi merupakan kader PDIP.
Alasan yang disampaikan Surya Paloh pun cukup klasik, yakni NasDem berkoalisi dengan PDIP mengusung Jokowi karena platform PDIP dan garis perjuangannya untuk melakukan restorasi bangsa sama dengan NasDem.
Ia juga mengatakan NasDem ingin memperkokoh pemerintahan Indonesia dengan sistem presidinsial.
Seribu alasan bisa dibuat. Tapi bukankan NasDem bisa memajukan Capres sendiri untuk melakukan restorasi bangsa tersebut?
Ngapain juga ngusung kader partai lain kalau kader partai sendiri ada?
Minimal ngajukan Cawapres dulu. Itu pun sudah cukup keren.
Oke-lah, kala itu (2014) NasDem masih partai baru yakni berdiri pada 2011. Jadi harap maklum belum punya Capres sendiri.
Tapi pada Pilpres 2019, tidak juga berani mengusung atau setidaknya menawarkan Capres sendiri.
Seperti tanpa bersalah, pada 2017, NasDem langsung mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi untuk bertarung di Pilpres 2019.
Jelas hal ini etikanya kurang baik.
Kenapa?
Karena PDIP saja sebagai partainya Jokowi belum melakukan deklarasi dukungan. Eh NasDem sudah curi start duluan. Seolah-olah Jokowi itu kadernya.
Padahal bukan.
Lantas, apa tujuan NasDem mendeklarasikan dukungannya kepada Jokowi lebih awal atau lebih cepat dari PDIP tersebut?
Jelas untuk mendapatkan suara dari pendukung mantan Walikota Solo itu.
Karena Jokowi kan punya banyak pendukung. Pada Pilpres 2014 lalu saja, yang mencoblosnya nyaris 80 juta orang atau tepatnya mendapat 70.997.833 suara.
Dengan NasDem mendeklarasikan dukungan kepada Jokowi lebih awal ini, harapannya para pemilih mantan Gubernur DKI itu juga memilih NasDem.
Hahaha
Atau dengan kata lain, NasDem ingin mendapatkan coattail effect dari pencapresan Jokowi.
Atau kalau mau blak-blakan lagi, NasDem ingin merebut suara pemilih PDIP.
Tidak berhenti sampai di situ, untuk Pilpres 2024 NasDem juga lagi mencari tokoh lain untuk diusung sebagai Capres.
Untuk itu, partai ini pun melakukan penjaringan.
Awalnya sih pengen konvensi. Tapi gak jadi lantaran belajar dari konvensi Partai Demokrat pada 2013 silam yang berakhir percuma.
Dan kandidat terkuat di penjaringan NasDem tersebut adalah Anies.
Beberapa DPW pun sudah mengusulkan nama Gubernur DKI itu untuk diusung sebagai Capres. Seperti DPW NasDem Aceh dan Jabar.
Jadi 3 kali Pilpres digelar, 3 kali pula NasDem cari tokoh lain untuk diusung.
Ini sudah kayak bunga Rafflesia saja yang bergantung kepada inang (tumbuhan lain) supaya tetap bisa hidup.
Padahal jelas, partai itu didirikan tujuannya ingin berkuasa. Ingin kadernya jadi Presiden, ingin kadernya jadi Ketua DPR serta mendapatkan kursi menteri terbanyak.
Tapi kalau kerjaannya ngusung orang lain melulu, bukan kader sendiri, gak berani ambil resiko alias suka cari aman, serta jadi pengekor melulu, kapan berkuasanya ferguso?
Malu dong sama 9 nama Capres dan Cawapres PKS.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/sehina-hinanya-pks-masih-lebih-hina-nasdem-ini-FNb0iQSDUn
JIS Rupanya Nyaris Mangkrak Toh ... Untung Dibantu Pemerintah Pusat ya, Pak Anies?
Jakarta Internasional Stadium (JIS) kini sedang dianggap sebagai proyek kebanggaan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Padahal, proyek itu dimulai sebelum Anies menjadi gubernur, bahkan tak bisa lepas dari peran dua gubernur pendahulu dalam diri Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
JIS pun disebut hampir mangkrak, jika pemerintah pusat tidak berbaik hati memberikan dana pinjaman untuk meneruskan pembangunan JIS sampai selesai. Hal itu pernah diungkapkan oleh Gilbert Simanjuntak, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak pada akhir Januari 2022 lalu.
"Dalam pembangunannya, hampir mangkrak (2020) karena APBD DKI tidak mampu membiayai. Akhirnya Pusat turun tangan memberi bantuan lewat dana PEN sebesar Rp. 3,6 T (tahun 2020 dan 2021) dari anggaran JIS Rp. 4,5 T. Artinya biaya pembangunan JIS sebesar 80 persen dari Pusat," kata Gilbert waktu itu.
Cuma, kita perlu menyadari bahwa ucapan begini meski berdasarkan fakta, paling cuma dikefret saja oleh para pendukung fanatik Anies. Kalau mau terus dikejar juga percuma, karena paling jurus ngelesnya yang keluar, plus pasang badan dari Ahmad Riza Patria, selaku Wagub DKI Jakarta yang kerap dijadikan bemper terhadap berbagai program dan kebjjakan Pemprov DKI Jakarta yang menjadi sorotan masyarakat.
Munculnya angka dengan kisaran 80 persen dari biaya pembangunan JIS secara keseluruhan seharusnya bikin siapa pun pemimpin DKI Jakarta bisa tahu diri, bahkan sebaiknya jangan terlalu memberi kesan bahwa proyek itu semata-mata karena kehebatan dirinya.
Hebat apanya, wong sudah hampir kolaps dan kalau pemerintah pusat memilih cuek, mungkin hari ini akan muncul proyek mangkrak saingan "Candi Hambalang" yang sudah melegenda di jagat politik nasional itu.
Jangan pernah pula bandingkan proyek JIS dengan simpang susun Semanggi, suatu masterpiece pada era Gubernur Ahok, yang kita tahu tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) sepeser pun!
Dana pembangunan simpang susun yang elegan itu menggunakan dana kompensasi lantai bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada dengan nilai sekitar Rp 360 miliar. Pantesan Ahok bangganya luar biasa, meski saat jembatan itu selesai dan diresmikan dirinya justru berada di balik jeruji besi karena kasus tudingan penistaan agama.
Nah, dengan pengakuan kader PDI Perjuangan tadi soal nyaris mangkraknya pembangunan JIS, yang tentu saja tidak akan direlakan begitu saja oleh Presiden Jokowi, sekali lagi seharusnya membuat pihak-pihak yang ingin mengklaim bahwa JIS adalah trade marknya Anies, mereka sebenarnya salah besar ... sebesar-besarnya!
Daan ... kalau boleh mengingatkan sebaiknya Bang Anies dan Bang Ariza juga perlu segera menyepakati soa penggunaan JIS agar jangan terlalu diobral untuk kepentingan di luar urusan sepak bola. Ya, namanya saja stadion ...seharusnya paling pas ya dipakai buat menggelar sepak bola, bukan dipakai konser musik, kebaktian, reuni kelompok 212, apalagi buat aksi massa yang berpotensi terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Semisal terjadi aksi anarkis lalu memporak-porandakan JIS, siapa mau bertanggung jawab?
Cuma, saya sanksi apakah ketegasan itu bisa mereka tunjukkan karena citra Anies akan langsung luntur seandainya menolak penggunaan JIS buat acara kumpul-kumpul kelompok PA 212 atau kelompok pendukung fanatik Anies lainnya. Kayak buah simalakama, kalau ditolak ada resikonya, tapi kalau diterima, akan ada konsekuensinya juga.
Bagi orang seperti Anies Baswedan yang kerap mengambil keputusan atas dasar kesenangan dari pihak pendukungnya, rasanya kita tahu jawaban atau keputusan macam apa yang akan diberikan seandainya PA 212 ingin memakai JIS buat reunian. Kita sih sebenarnya nggak ada urusan, kecuali cuma bisa bilang: rasakno kalau sampai kebingungan bikin keputusan!
Jadi, pemirsaah sekalian ... mari saksikan saja sejauh mana politisasi JIS ini akan mengarahkan karir politik seorang Anies Baswedan, terutama setelah Oktober 2022 nanti ketika dia tidak lagi menjabat sebagai orang penting di Ibu Kota Negara.
Bagaimana menurut Anda, SEWORD-ers? Akankah JIS ini sebentar saja dinikmati tuahnya oleh Anies dan pendukung fanatiknya atau sebentar lagi akan menguap?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/jis-rupanya-nyaris-mangkrak-toh-untung-dibantu-qwTHZLPt5A
Ade Armando Kembali, Komentari Sekjen PAN dan Rocky Gerung
Untuk pertama kalinya sejak mengalami penganiayaan dan dirawat di rumah sakit, Ade Armando muncul kembali dalam sebuah video wawancara yang ditayangkan Cokro TV.
Ada beberapa hal yang dia sampaikan. Yang pertama adalah bagian kepalanya mengalami luka paling parah. Untung saja kedua tangannya melindungi kepala sehingga tidak terlalu fatal. Bahkan dia menyebut jika polisi terlambat datang 5-10 menit saja, Ade mungkin bisa mati. Secara keseluruhan, dokter mengatakan dirinya sudah pulih dan sembuh, hanya saja ada beberapa bagian yang harus dipulihkan dan butuh waktu.
Selanjutnya dia menunjuk beberapa orang. Salah satunya adalah Sekjen PAN Eddy Soeparno.
Eddy mengunggah sebuah cuitan terkait Ade Armando yang jadi korban penganiayaan. Memang dia tidak menyebut nama Ade Armando secara gamblang, hanya pakai inisial AA.
"Saya mendukung pengusutan dan tindakan hukum kepada pelaku kekerasan terhadap AA, tapi saya juga mendukung tindakan hukum yang tegas kepada mereka yang menistakan agama dan ulama, termasuk AA," katanya.
Ade Armando melalui kuasa hukumnya Muannas Alaidid lalu memberikan somasi kepada Eddy pada 14 April. Ade Armando tidak pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus penistaan agama, sehingga cuitan tersebut mengarah pada dugaan pencemaran baik. Jika cuitan tidak dihapus dalam 3 x 24 jam, Eddy akan digugat secara perdata dan pidana.
Dalam kemunculannya, Ade menantang Eddy Soeparno untuk menjelaskan dengan rinci di bagian mana bentuk penodaan agama yang dituduhkan tersebut.
"Kita jujur-jujuran, kita duduk sama-sama di depan publik terus Pak Eddy Soeparno jelaskan kapan saya dianggap menodai agama. Kalaupun enggak mau dibawa ke pengadilan ya," kata Ade.
Alasan Ade mensomasi Eddy adalah karena tuduhan menodai agama sangatlah serius dan punya potensi bahaya. Ade menduga dirinya dikeroyok karena dianggap menodai agama.
Tuduhan menodai agama bisa mendorongnya ke dalam bahaya. "Menurut saya dia harus bisa menjelaskan. Kalau tidak, maka dia sedang mendorong saya ke malapetaka, ke posisi di mana ada orang-orang yang menganggap darah saya halal," kata Ade.
Poin penting lainnya adalah Ade mengingatkan tuduhan penistaan agama merupakan perkara serius. Oleh karena itu, dalam menyampaikannya pun harus serius.
"Dia juga harus serius ngomongya. Kalau tidak, sebenarnya gampang, bilang minta maaf saya tidak bermaksud begitu," kata Ade.
Selain Eddy Soeparno, Armando juga mengomentari soal respons Rocky Gerung terkait penganiayaannya. Rocky sempat mengomentari insiden pengeroyokan Ade dalam akun Youtube-nya. Dia mengatakan bahwa kehadiran Ade di lokasi demo 11 April sebagai sikap arogan. Dia juga menilai Ade datang ke sana sebagai buzzer, bukan dosen.
Jadi, kalau mencerna pernyataan dari Ade Armando, saya merasa kalau dia akan kembali lagi berjuang. Tidak terlihat rasa gentar dalam dirinya untuk mundur atau pensiun. Biasanya banyak orang memilih mundur dari perjuangannya setelah kena masalah, dipenjara atau diintimidasi apalagi dianiaya secara brutal. Tapi Ade Armando bersikap sebaliknya.
Grace Natalie sebelumnya juga sudah pernah menyampaikan pesan ini saat menjenguk Ade. "Jangan pikir bang Ade jadi takut setelah ini ya. Tadi dia bilang dengan suara tidak gentar sedikitpun: Jangan kalian pikir saya akan takut dan diam. Saya justru akan semakin 'gila' setelah ini," katanya.
Saya dukung Ade kembali, tapi ke depan harus lebih matang dalam bertindak dan tidak gegabah seperti hadir di lokasi demo atau kerumunan yang berpotensi dihadiri orang-orang pendukung kelompok sebelah apalagi kadrun.
Melihat kejadian mengerikan yang menimpa Ade, saya jadi paham kenapa kelompok sebelah dan kadrun harus dilawan. Otak mereka tak beres. Di otak mereka penuh dengan racun kebencian dan nafsu kekerasan. Bikin mereka tersinggung, maka mereka akan bertindak kasar, bahkan menghilangkan nyawa orang lain. Mereka seolah tak kenal hukum, kecuali hukum rimba. Yang berseberangan dengan mereka, berdoalah supaya selamat. Mereka tak ada bedanya dengan preman.
Menangkap
pelaku saja tidak akan cukup. Itu takkan membasmi mereka hingga tuntas.
Harus ada kesadaran massal bahwa kelompok ini sangat berbahaya apalagi
sampai berkuasa. Harus ada yang mengingatkan lewat narasi.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/ade-armando-kembali-komentari-sekjen-pan-dan-XnucuKbCHu
China ‘Zero Covid’ Tolerance & Perang Rusia Ukraina. Teori Konspirasi ?
Dunia tengah dirundung petaka beruntun. Setelah pandemi virus Covid-19 yang secara berjamaah ‘diselesaikan’ oleh sebagain negara di dunia. Lalu Rusia dan Ukraina mengibarkan bendera perang. Bukan perang lucu-lucuan yang cuma adu gertak sambal, tapi perang nyata dimana hampir tiap hari terjadi pengemboman, penembakan, yang berakibat kematian dari dua belah pihak.
Di dunia yang sempurna, anak kecil, orang tua, dan perempuan warga sipil seharusnya tidak ada yang menjadi korban perang. Tapi apa daya, ‘nothing is perfect’. Kenyataan yang terjadi sungguh menyayat hati.
Sejak awal, Amerika Serikat yang paling demen mempermainkan lakon ‘penyelamat’ langsung ikut campur di konflik Rusia Ukraina. Seruannya jelas dan lantang, Amerika Serikat mengecam keras invasi Rusia dan membela Ukraina. Hal ini langsung diikuti oleh sebagian besar negara Eropa, Inggris, dan Australia. Sudah bukan rahasia lagi, hubungan Amerika Serikat dan Rusia sejak dulu tidak pernah mesra, hanya kebutuhan semata.
China pada awalnya tidak banyak memberikan komentar. Walaupun dapat diprediksi China akan memihak kepada Rusia. Kedua negara memiliki dasar pemerintahan yang sama, komunis dan ‘sekutu’ dalam ketidak sukaan mereka terhadap Amerika Serikat. Dan memang terbukti dari beberapa pernyataan Xi Jinping. Tapi bagaimanapun, menurut saya, China tampak sangat konservatif sekali dalam memberikan tanggapan untuk konflik Rusia Ukraina, tidak seperti biasanya. Ini keanehan pertama.
Mari kita merunut sejenak ke belakang. Dimulai sekitar November 2021, ketegangan mulai terasa di daerah perbatasan Ukraina, dimana reporter Amerika Serikat mengatakan militer Rusia mulai berdatangan dengan jumlah yang jauh diatas normal. Moskow saat itu masih menyangkal. Keadaan saling tuduh dan menyangkal ini terus berlanjut dan semakin memanas. Lokasi jauh di Ukraina, yang kebakaran jenggot Amerika Serikat. Ikut campur atau kepentingan? Silahkan jawab sendiri. Akhirnya tanggal 17 Februari 2022, pertama kalinya terjadi baku tembak di daerah perbatasan Ukraina.
Di China sendiri sejak Desember 2021, Hong Kong dihantam ‘tsunami’ Covid-19 varian omicron. Rumah Sakit kewalahan menerima pasien yang membludak, sampai sebagian pasien harus dirawat di halaman parkir Rumah Sakit. Mereka mendirikan tenda darurat, dan langsung Hong Kong di lock down. Anak-anak tidak bersekolah, perkantoran tutup, bahkan mall hanya diizinkan buka beberapa jam dalam sehari. Pada April 2022, giliran Shang Hai yang diterapkan lock down oleh Pemerintah China. Beijing pun menyusul beberapa minggu kemudian.
Mengingat ke belakang, ketika Covid-19 baru muncul di dunia, pada April 2020 Xi Jinping sudah mengeluarkan pernyataan optimis bahwa China akan segera ‘mengalahkan’ Covid-19. Dan dibuktikan pada seremoni kenegaraan resmi yang diadakan oleh Xi Jinping dengan mengaruniai beberapa dokter atas keberhasilan mereka mengalahkan Covid-19. Luar biasa, kalau tidak bisa dikatakan mustahil.
Indonesia sendiri sempat mengalami saat-saat genting pada bulan Juni sampai Juli 2021, ketika kasus Covid-19 varian Delta mengalami lonjakan tajam. Pertambahan per hari saat itu sampai diatas 500.000 orang.
Menjadi anomali ketika pada tahun 2022, dimana sebagian besar negara di dunia sudah mulai ‘berdamai’ dengan Covid-19, China malah menerapkan lock down. Ada apa dengan China? Bagi yang pernah merasakan ‘nikmatnya’ terkena Covid-19 pasti dapat membedakan, gejala varian Alpha, Beta, berbeda dengan Delta, dan tidak sama dengan Omicron. Secara rata-rata, diberitakan varian Delta gejalanya lebih berat, sedangkan Alpha, Beta dan Omicron lebih ringan. Menjadi aneh ketika China seakan takluk dengan Covid-19 varian Omicron. Inilah keanehan kedua.
Secara waktu atau onset terjadinya perang Rusia Ukraina dengan China lock down pun hampir bersamaan. Inilah keanehan ketiga.
Dari sepengetahuan saya, China adalah negara yang sangat menitik beratkan peningkatan ekonomi. Tampak dari kebijakannya pada tahun 2020 yang menyatakan sudah menang dari Covid-19. Disinilah propaganda komunis yang bermain. Lalu apakah lock down kali ini juga propaganda? Sebelumnya saya pernah menulis artikel yang berjudul Kerusuhan Hong Kong, Cina, dan Teori Konspirasi Covid-19 bagi yang belum membaca silahkan mampir ya.. Pada artikel itu saya menuliskan analisis saya tentang virus Covid-19 yang kemungkinan memang berasal dari China. Lalu kenapa kali ini China malah tunduk terhadap varian Omicron yang notebene diberitakan gejalanya lebih ringan? Tentunya ada sesuatu. Apa? Bisa jadi virus yang menyerang China variannya berbeda, mutasi yang lebih ganas. Atau … memang virusnya berbeda. Bukan virus Covid-19 yang asal muasalnya dari China, tapi senjata biologis yang sengaja dilepaskan ke negeri China. Kemungkinan ini diperkuat dengan munculnya virus Hepatitis akut baru yang mulai meresahkan dunia.
Lha, untuk apa menyerang China? Tentunya untuk melemahkan negeri tirai bambu itu, baik dari segi perekonomian dan politik. Sehingga secara tidak langsung memperlemah posisi Rusia, sekutu China. Sebenarnya cukup mudah mengira-ngira siapa biang kerok China lock down, tinggal lihat saja negara mana yang kepentingan ekonomi dan politiknya hampir selalu bersebrangan dengan China. Lalu dicocokkan dengan negara mana yang paling lantang membela Ukraina. Kalau masih tidak tahu, ya kebangetan.
Sembarangan saja penulis ini, buktinya mana? Coy, namanya juga teori konspirasi, tentu saja tidak ada buktinya, dan tidak bisa dibuktikan. Tapi dapat dipastikan, semua negara pernah menjalankan teori konspirasi ataupun propaganda, bahkan Indonesia di bawah pemerintahan Jokowi baru-baru ini (duh habis deh dikerubuti cebong, wkwkwk!). Mungkin akan saya tulis di artikel berikutnya, ga janji yaa…
Do not judge or make assumption, not everything is what it seems
Sumber Utama : https://seword.com/luar-negeri/china-zero-covid-tolerance-perang-rusia-FuQIHOA5Fq
Foto Jokowi Dicuekin Ternyata Dari Video Lalu Diframing Sesuka Hati
Coba lihat kembali potongan gambar di atas. Itu adalah hasil dari screenshot cuitannya. Saya berusaha cari tahu orang ini sekilas. Imam Shamsi Ali. Dia dikenal sebagai tokoh muslim Indonesia di New York, AS. Dia juga seorang imam di Islamic Center di New York. Tolong ralat kalau saya salah.
Dia membuat sebuah cuitan konyol dan memalukan. Bukan saja menyindir presiden, tapi dia membuat narasi ini berdasarkan sebuah potongan foto yang sepertinya dari sebuah video.
"Semangat pak Presiden. Kharisma Presiden RI menjadikan pemimpin dunia kurang percaya diri menghadapinya. Bangga saya!" begitu isi cuitannya. Terus potongan foto yang dimaksud adalah saat sesi foto di mana Joe Biden berhadapan dengan Sultan Brunei, sedangkan PM Singapura terlihat berbincang dengan pemimpin di sebelah kirinya. Jokowi terlihat sendiri dan dicuekin.
Kalau hanya berdasarkan foto tersebut, maka wajar kalau ada yang menganggap Jokowi dicuekin. Tapi saya sudah paham tentang seluk belum framing dari media serta pemelintiran narasi melalui foto. Sebuah sudut pandang yang berbeda bisa menghasilkan persepsi yang berbeda.
Makanya saya tahu foto tersebut adalah hasil potongan dan sebuah video. Silakan kalian cari videonya. Aslinya, para pemimpin ASEAN dan Joe Biden melakukan sesi foto bersama dengan latar Gedung Putih. Usai sesi foto, mereka turun dari podium dan kembali ke Gedung Putih. Nah, Joe Biden dan PM Singapura lebih cepat berbalik sedang Jokowi masih menghadap ke depan sebelum berbalik dan masuk bersama rombongan lain. Momen Jokowi belum berbalik itulah yang dijadikan foto lalu dibuat narasi seolah Jokowi dicuekin dan tidak dipandang.
Terus Shamsi Ali membuat cuitan yang tendensius. Perkataannya seolah bangga, tapi ada bau-bau sindiran. Dan saya coba telusuri komentar dari netizen. Banyak yang merasa cuitan tersebut sifatnya negatif.
Paling parah adalah orang ini imam lho, masa bikin cuitan tak bermutu seperti ini? Apakah tidak pernah diajari untuk tabayyun dulu sebelum komentar? Beberapa menyebut orang ini adalah bagian dari kelompok oposisi sakit hati. Bukannya mendidik moral lewat pendekatan agama, dia malah mengurusi urusan sepele soal hadap kanan kiri.
Saya pikir lama di negara maju bisa membuka wawasan seseorang, lebih logis, lebih berwawasan, lebih terbuka dalam menerima hal-hal baru. Ternyata tidak juga. Raga bisa saja berada di negara lain, tapi pola pikir kok kayak kelompok sakit hati? Sungguh kacau.
Kelompok sebelah memang membanggakan tindakan seperti ini. Mereka tidak malu memelintir informasi. Orang lain disindir tapi melalui kabar bohong atau framing penuh fitnah.
Dulu sempat ada narasi Jokowi tidak disambut Joe Biden, tapi PM Singapura disambut langsung. Padahal itu tidak benar. Tidak ada berita yang menyebut itu. Ada media di sini bikin narasi sampah yang membodohi masyarakat serta membuat para kadrun girang bukan kepalang.
Saya teringat kasus Ahok juga bermula dari video yang terpotong atau dimodifikasi. Ternyata kelompok sebelah suka menggunakan cara memalukan, menggunakan framing murahan untuk menjatuhkan seseorang.
Saya pribadi tidak paham kenapa kunjungan Jokowi ke AS sangat menarik perhatian kelompok sebelah hingga muncul banyak hoax, narasi sampah dan komentar tidak bermutu. Saya jadi membayangkan, betapa tak bergunanya mereka ini hingga hal sepele pun dipermasalahkan. Otak mereka sangat fresh karena tidak diperas untuk memikirkan tentang inovasi, teknologi, sains atau penemuan spektakuler. Otak mereka mungkin terlalu lamban dan kuno tapi tidak pernah diupdate.
Mereka seolah menderita sebuah sindrom insecurity, di mana mereka merasa terlalu hina sehingga harus menjatuhkan orang lain agar mereka bisa terangkat derajatnya. Mereka tidak punya waktu memperbaiki dan mengembangkan diri karena sibuk menjatuhkan orang lain.
Bukan hanya itu saja, mereka berusaha menyebarkan kebodohan ini ke banyak orang sekaligus lewat narasi sampah. Mereka ini jahat. Atas nama demokrasi dan kebebasan menyatakan pendapat, mereka menyebarkan kegaduhan dan kesesatan. Mereka berlindung di balik hak beropini, tapi sebenarnya mereka menebar keributan. Mereka senang kalau negara ini ribut dan tidak stabil secara politik.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/foto-jokowi-dicuekin-ternyata-dari-video-lalu-zaoR7Ghq1Y
Kini Wagub DKI Mulai Merasakan Watak Asli PA 212
Jadi ini bermula dari isu di mana JIS akan dipakai untuk acara Reuni 212. Saya tidak tahu persis siapa yang memulai isu ini. Tahu-tahu sudah jadi pembicaraan di media.
Setelah pemberitaan dan ucapan yang simpang siur, Wagub DKI Ahmad Riza Patria menyatakan kegiatan Reuni 212 untuk saat ini belum bisa dilakukan di JIS.
Lantas PA 212 mempertanyakan apakah pernyataan Riza sudah mewakili Gubernur Anies Baswedan.
"Adapun Riza Patria memang bukan bagian dari 212 jadi maklum saja kalau belum apa-apa sudah memberikan pernyataan sepihak tanpa tabayun atau komunikasi dulu dengan para tokoh 212. Saya juga nggak paham bahwa apa yang disampaikan sudah mewakili Anies Baswedan atau Pemprov DKI," kata Novel Bamukmin.
Ini frontal sekali. Kenapa? Karena dengan bertanya apakah Riza bagian dari 212, berarti mau mengakui kalau Anies bagian dari 212?
Kalau benar, bagus sekali. Memang itu yang ingin kita lihat, di mana PA 212 terang-terangan atau minimal secara tersirat mengatakan bahwa Anies adalah bagian dari mereka atau punya hubungan tak terpisahkan bagai surat dengan perangko.
Anies bisa memetik keuntungan politik pada pilkada 2017. Tapi makin ke sini makin jadi bumerang.
PA 212 sudah dikenal banyak orang sebagai kelompok paling munafik. Mulut bilang bela agama, tapi sebenarnya mendukung bohir politik. Mulut bilang demo bela agama, padahal mau numpang makan nasi bungkus. Rakyat sudah berada dalam tahap benci dengan mereka.
Anies saja mau lepaskan diri pelan-pelan dari mereka, yang tentunya tidak boleh kita biarkan begitu saja. Menang karena dibantu dengan cara kotor, sekarang mau lepas tangan begitu saja. Mau cuci tangan hingga bersih, ini tidak boleh dibiarkan.
Anies juga seperti akan buah simalakama. Kalau Anies masih dekat dengan PA 212 dan komplotannya, Anies bakal dicap calon pemimpin pendukung kelompok intoleran. Cap ini sangat buruk, ibarat dapat rapor merah yang berpotensi bikin siswa tidak naik kelas.
Tapi kalau Anies mau lepas dari mereka, ini lebih bahaya. PA 212 tidak akan tinggal diam dan bakal menggigit balik. Mereka takkan mendukung lagi. Anies bisa apa? Tak didukung kelompok intoleran bukan berarti akan didukung kelompok nasionalis atau pendukung pemerintah. Dalam posisi terjepit seperti ini, Anies kayak orang terlantar di pinggir jalan, tak ada yang mau diberi tumpangan sama sekali.
Artinya apa? Syukurin lah. Biar Anies rasakan sendiri konsekuensi memaklumi politik praktis sejak pilkada DKI 2017. Siapa suruh ikut menikmati. Anies sampai kapan pun sudah jadi kartu mati bagi pendukung pemerintah. Anies hanya punya satu jalan, yaitu gabung ke kelompok sebelah yang pasti bakal dicap sama.
Novel Bamukmin belum mengajukan izin kepada Pemprov DKI Jakarta untuk menggunakan JIS sebagai lokasi Reuni 212. Dia mengaku bingung atas pernyataan sepihak Riza Patria terkait perizinan JIS untuk aksi 212 tanpa berdiskusi terlebih dahulu dengan tokoh terkait. "Setahu saya pribadi reuni 212 masih jauh dan masih belum ada pembahasan untuk dimana tempatnya dan kami pasti komunikasikan kepada seluruh elemen 212 nanti untuk Reuni 212," kata Novel.
Novel masih tidak paham? Itu artinya, kode keras agar jangan mimpi bisa gelar Reuni 212 di JIS. Jadi mulai sekarang tancapkan pesan tersebut ke otak, supaya tidak lupa. Tidak ada peluang untuk memakai JIS untuk acara reuni tak bermutu. Apalagi berharap gelar di halaman JIS dan maunya gratis. Jangan mimpi. Kalau memang tak mau keluar modal, silakan tidur di rumah saja sekalian ngaca. Malu lah, bicara agama, jualan agama, merasa paling suci, tapi gak ada modal. Memang tebal banget muka mereka.
Kita sekalian berharap agar Pj gubernur DKI pengganti Anies sekalian melarang Monas untuk jadi lokasi Reuni 212. Ini sangat menarik, bakal jadi hantaman telak buat mereka yang kebingungan setengah mati mencari lokasi lain. Lokasi yang paling ideal menurut saya adalah di Petamburan saja. Silakan mereka gelar di situ. Peduli amat mereka mau joget atau jingkrak-jingkrak di situ.
Bagaimana menurut Anda?
Sumber Utama : https://seword.com/politik/kini-wagub-dki-mulai-merasakan-watak-asli-pa-212-BYJ4pMef5Y
Partai Demokrat Harus Berkaca pada Negara Venezuela
Mengurus orang banyak sangat sulit dibandingkan keluarga sendiri. Makin banyak orang yang harus diatur makin tinggi tingkat kesulitannya. Apalagi harus mengatur suatu negara. Selain karena cakupannya lebih besar, penduduknya yang tidak sedikit, juga harus beradaptasi dan berhubungan baik dengan dunia luar.
Jika tidak mampu beradaptasi dengan negara lain, maka negara ini akan terisolasi. Jika itu terjadi negara kita akan kesulitan. Sebagaimana orang, negara pun tidak bisa hidup sendirian tapi harus bergaul, berkomunikasi dengan negara lain di dunia.
Karena tidak ada negara yang mampu memenuhi semua kebutuhannya sendiri. Pasti ada saja hal yang dibutuhkan dan hanya negara tertentu yang bisa memenuhinya. Begitulah kehidupan orang dan kehidupan antar negara.
Untuk memutuskan kebijakan harus mempertimbangkan banyak hal. Biasanya Presiden khususnya di Indonesia berusaha membuat kebijakan yang populer. Sehingga disukai masyarakat dan mendapat respons positif dari rakyat serta para pengamat. Misalnya memberikan bantuan kepada masyarakat.
Tapi jika landasannya hanya mengejar popularitas maka cukup berbahaya. Kebijakan negeri ini harus benar-benar matang dihitung sesuai kemampuan. Jika tidak negara ini bisa kolaps atau hancur perekonomiannya. Jika itu terjadi untuk bangkit akan sangat sulit, membutuhkan waktu dan solusi yang jitu.
Belum lama ini, Partai Demokrat pamer tingkat kepuasan terhadap SBY. PD mengaku turunnya kepuasan terhadap Presiden Jokowi sesuai dengan prediksi mereka. PD menyebut pemerintah belum mengatasi masalah-masalah yang ada di masyarakat.
Survei ini disebutnya menjadi pengingat pemerintah. Menurut PD survei kepuasan pada Presiden SBY, yang pernah jadi Ketua Umum Partai Demokrat, tidak pernah serendah itu. Partai Demokrat (PD) yang mengklaim tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden RI ke-6, SBY, tak pernah serendah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang kini indikatornya menurun di angka 58,1%. Penurunan angka kepuasan terhadap Jokowi itu direkam oleh hasil survei terbaru lembaga Indikator Politik.
Kepuasan yang diperoleh SBY dulu tak lain merupakan pencitraan SBY yang dijadikannya sebagai tolak ukur kualifikasi pemimpin. PD langsung menilai negatif terhadap rezim Jokowi gara-gara indikator ketidakpuasan.
Kepuasan atas pencitraan Pak SBY rupanya segalanya dan menjadi tolok ukur terpenting tentang kualifikasi pemimpin, sehingga Partai Demokrat langsung menilai negatif terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi hanya gara-gara urusan ketidakpuasan.
Pemimpin tak melulu mengejar elektoral dan pencitraan. Pemimpin kadang kala harus mengambil keputusan pahit, tetapi penuh muatan strategis bagi kepentingan bangsa selanjutnya.
Menjadi pemimpin itu bukan mengejar elektoral dan pencitraan. Menjadi pemimpin itu ditunjukkan dari tanggung jawabnya bagi masa depan bangsa dan negara. Ketika seorang pemimpin harus mengambil keputusan yang pahit, namun penuh muatan strategis bagi kepentingan masa depan bangsa dan negara, maka di situlah tanggung jawab pemimpin dan keikhlasan seorang pemimpin.
Presiden Jokowi sangat sadar ketika terpaksa membuat kebijakan pahit akan mendapat respon negatif dari masyarakat. Tingkat kepuasan terhadap dirinya akan menurun. Tetapi demi kebaikan di masa depan Presiden Jokowi terpaksa harus melakukannya.
Contohnya kebijakan Jokowi yang menaikkan harga BBM pada 2014 silam. Dampak kebijakan itu membawa kemajuan infrastruktur yang masif oleh Presiden Jokowi. Pencapaian itu, tak bisa diwujudkan kala SBY memimpin.
Pencapaian Jokowi lainnya yang multisektor ialah di bidang kebudayaan dan olahraga. Begitu pula prestasi kepemimpinan RI di dunia global. Begitu banyak prestasi Presiden Jokowi, tidak hanya di infrastruktur, namun di bidang kebudayaan, olahraga, dengan keberhasilan Sea Games, penyelenggaraan PON yang spektakuler dan segudang prestasi lainnya.
Jika hanya mengejar kepuasan publik, kita harus berkaca pada negara di Amerika Latin sana yakni Venezuela. Negeri ini merupakan negara dengan cadangan minyak terbanyak di dunia. Pemasukan negara pun konon 95% dari ekspor minyak.
Venezuela mendapatkan pemasukan yang luar biasa dari ekspor minyak. Saking besarnya negara mampu memberikan subsidi yang berlimpah dan terus menerus kepada rakyatnya. Tindakan pemerintah Venezuela tentu saja sangat disukai masyarakat. Bagaimana tidak pemerintah Hugo terus memberikan apapun yang diinginkan masyarakat.
Lahan pertanian yang luar pun dibiarkan tidak diurus. Karena anggapan Hugo dari ekspor minyak pun sudah sangat melimpah.
Kemudian terjadi kiamat ekonomi bagi negara ini. Ketika harga minyak jatuh tak terkendali. Kas negara kosong melompong karena tidak mempunyai pemasukan lain selain dari ekspor minyak. Sedangkan subsidi ke masyarakat terus dilakukan.
Maka Venezuela mengalami krisis ekonomi yang luar biasa. Amit-amit semoga saja para Presiden Indonesia tidak hanya mengejar kepuasan publik tapi benar-benar dihitung secara real dan logis demi kemajuan dan ketahanan ekonomi bangsa kita.
Sumber Utama : https://seword.com/politik/partai-demokrat-harus-berkaca-pada-negara-kSDKONTtp7
Agama Tampilan Luar Kaum Seleb VS Agama Karena Trend Kesadaran
Khalid Basalamah yang tak jarang mengutarakan paham keagamaannya dalam beberapa pengajian, sering bertentangan dengan ideologi negara dan budaya Nusantara. Belum lama umat dihebohkan dengan masalah wayang yang diharamkan, lalu muncul reaksi yang ternyata dinilai berlebihan dari Gus Miftah sehingga Khalid Basalamah serasa di atas angin. Dan tidak lama kemudian, di sebuah mesjid, saat ia mengisi ceramah, tampak dalam rekaman video jumlah peserta yang hadir lumayan banyak.
Hal ini tidak jauh beda dengan pengajian yang diisi oleh Abdul Somad, yang tampaknya sudah menjadi ustad selebritis, dan sudah pasti tarif untuk mengundang Abdul Somad dan Khalid Basalamah tidaklah ala kadarnya, akan sangat jauh beda dengan pengajian-pengajian yang misalnya diadakan di beberapa tempat dimana ustadnya tidak memasang tarif.
Media informasi adalah senjata yang ampuh dalam mempengaruhi masyarakat, bahkan dengan narasi yang sudah dirancang, bisa mengarahkan pikiran massa kemana arahnya, dan inilah juga yang terjadi pada dunia politik. Nah, para ustad seleb ini tahu betul karakter media dan pergumulan sosialnya, maka karena itulah Khalid Basalamah mendekati para seleb sebagai strategi marketing dakwah-dakwahnya, meskipun isi dakwahnya itu banyak bertentangan dengan ideologi Pancasila atau bahkan sangat kontras dengan umat Islam di Nusantara.
Misalnya dalam hal ziarah kubur, paham keagamaan Khalid Basalamah ini tidak setuju atau bahkan membi’dahkan atau pun mengharamkan? Karena beralasan bahwa perilaku itu tidak ada contohnya di zaman nabi, atau nabi tak pernah mencontohkannya. Namun hal ini sudah dijelaskan dengan gamblang oleh ulama-ulama di Nusantara, ulama yang sangat sering membaca alfatiha atau mengirimkan bacaan dan doa-doa bagi yang sudah meninggal, atau bahkan tahlilan dan yasinan menjadi rutinitas dalam upaya mengalap berkah. Tetapi tampaknya Khalid tetap ngotot dengan pemahamannya dan terlalu pede sehingga mengingkari syafaat orang-orang suci.
Sebenarnya tidak masalah kalau Khalid tidak setuju dengan tradisi Nusantara termasuk ziarah kubur dan yasinan, tetapi yang jadi masalah adalah ketika apa yang dipahaminya itu terus saja disebarkan baik secara terang-terangan ataupun sembunyi-sembunyi sehingga menjadi potensial menciptakan kekacauan atau bibit-bibit terorisme. Karena, begitu orang-orang yang sepaham dengan Khalid Basalamah ini mempunyai kekuatan yang mereka rasa cukup, maka mereka akan melakukan pemaksaan. Coba perhatikan saja orang yang menendang sesajen dan menilai syirik di kaki Gunung Merapi itu, atau kejadian beberapa waktu lalu ada patung yang dipaksa dihancurkan karena mereka memahami patung adalah sumber kesyirikan, padahal tidaklah demikian.
Bahkan ada musisi yang membakar gitarnya karena menurut pemahaman keagamaan model Khalid Basalamah ini adalah haram. Padahal harga gitar itu mahal sekali. Dan setelah tidak jadi musisi, si musisi itu entah akan mendapatkan uang atau penghasilan darimana untuk menafkahi keluarganya. Masih ingat Jodi super bejo? Bagaimana keadaannya sekarang setelah dikabarkan “Hijrah”? Apakah para ustad semacam Khalid Basalamah itu peduli yang hidupnya malah lebih mapan? Apakah Raffi akan senasib nanti seperti Jodi?
Paham keagamaan Khalid Basalamah ini jika menyebar luas dan terus mempengaruhi masyarakat, maka akan menjadi seperti virus atau racun yang berbahaya. Bayangkan kalau mereka menerapkan undang-undang musik itu haram, lalu semua alat musik wajib dihancurkan, maka bagaimana dengan nasib para musisi atau yang jualan alat musik? Jika hal ini tercapai, pasti akan terjadi kekacauan, akan banyak yang menolak akhirnya chaos.
Tidak bisa dipungkiri bahwa dukungan dana yang begitu melimpah adalah faktor terbesar dan penting melancarkan paham keagamaan di berbagai lini, belum lagi sikap militan dari para pengikutnya yang memang sudah bebal, kaku beragama, tekstual, dan cenderung main vonis “Kafir, Sesat, Bidah, dan Neraka tempatnya!” adalah mantra yang terus diucapkan secara serampangan, maka ruang-ruang sosial menjadi tak produktif mengukir peradaban karena sibuk berjibaku dengan hal-hal yang sebenarnya sudah kelar, tapi karena paham keagamaan ala Khalid Basalamah ini dimunculkan kembali, maka selama itu bersiap-siaplah akan terus gaduh.
Dana yang melimpah itu bisa merekrut atau berkolaborasi dengan para seleb, entah apakah Raffi yang mengundang atau Khalid yang diminta diundang datang ke rumah Raffi, lalu dikabarkan sehingga para penggemar seleb ini pun merasa terkesima. Otomatis nama Khalid Basalamah pun kembali moncreng, karena para followers biasanya hanya melihat influencernya saja tanpa harus berpikir njelimet atau berpikir logis dalam memahami paham keagamaan, maka ketika Raffi kedatangan Khalid Basalamah di rumahnya maka para fans Raffi ikut-ikutan. Khalid Basalamah sebenarnya adalah pebisnis handal, dengan berbagai kalkulasinya ia bisa mengecoh masyarakat.
Dan salah satu kelihaian Khalid Basalamah adalah ketika sudah banyak protes tentang paham keagamaannya terhadap negara, maka ia segera beradaptasi, misalnya saat lagi viral soal haram hormat bendera dan wayang haram, ketika klarifikasi dan minta maaf, ia pun memasang bendera merah putih di mejanya, bahkan pernah memakai batik, jadi sungguh licik juga.
Jadi, apapun paham keagamaan yang sedang dijejali Khalid Basalamah sampai-sampai merekrut seleb seperti Raffi dan si Ari, maka ketika berlawanan dengan fitrah kemanusiaan atau akal sehat, maka lamban laun masyarakat akan protes, apalagi saat ini tidak sedikit masyarakat yang kritis. Mungkin pengajian Khalid Basalamah termasuk mewah dan terkesan banyak massanya, namun saya yakin bahwa masyarakat yang mencintai negeri ini jauh lebih banyak dan siap tetap menjaga negeri ini, meskipun nyawa taruhannya.
Saya pribadi sih menilai bahwa tak ada pencerahan yang bisa didapatkan dari ceramah-ceramah Khalid Basalamah dengan kawan-kawannya seperti Syafiq dan sejenisnya. Dan saya kira orang-orang yang tertarik pada pengajian Khalid Basalamah adalah ketertarikan dari penampakan luarnya saja, atau karena ada artis yang ikut-ikutan, hanya itu, bukan karena memang dibutuhkan ceramah-ceramahnya, tapi hanya tampilan luar saja, karena memang paham keagamaan Khalid Basalamah ini dan kawan-kawannya hanya memprioritaskan tampilan luar saja, coba perhatikan jenggot dan celana cingkrang yang diyakini sebagai perbuatan sunnah adalah prioritas yang selalu ditekankan, maka jangan heran ketika ada yang dibilang “Hijrah” yang diubah adalah penampilan, bahkan ada yang pakai cadar, padahal belum tentu cadar itu membantunya menjadi lebih baik, bahkan malah bisa hanya kamuflase yang menutupi kebejatannya.
Dan sudah pasti beda efeknya dengan orang-orang yang beragama bukan karena tampilan luar saja, tetapi karena mencoba dan berupaya menggapai kesadaran, ibarat seseorang yang mempelajari stoikisme, itu karena berusaha memahami faktor dalam dirinya dan tidak terusik dengan faktor eksternal, sehingga berusaha mengenal dirinya agar bisa menjadi lebih baik, bukan karena pengen lebih terkenal atau tetap terkenal atau haus eksistensi.
Jadi beragama bukan untuk gaya-gayaan karena ada artisnya, tapi agama adalah trend kesadaran.Sumber Utama : https://seword.com/spiritual/agama-tampilan-luar-kaum-seleb-vs-agama-karena-TU7emZXRwO
Re-post by Migo Berita / Selasa/17052022/12.22Wita/Bjm