Corona Comedy 1 - Yang Kocak-Kocak di Balik Wabah Corona...
Buat teman-teman pembaca, saya mau mengucapkan selamat berakhir minggu.
Daripada
bete gara-gara beritanya cuma soal jumlah korban Corona melulu,
sekali-kali kita lihat cerita-cerita nyata, aneh, tapi lucu yang terjadi
di balik wabah ini, yuk.
Cerita 1 - Gara-Gara Nahan Bersin di Angkot
Cerita ini saya baca di Twitter.
Ada mbak-mbak yang lagi naik angkot sama emaknya.
Di
tengah-tengah jalan, tahu-tahu si mbak kebelet bersin. Tapinya dia
tahan, karena takut penumpang seangkot pada suudzon kalau si mbak
terjangkit virus Corona.
Nahan bersin itu susahnya setengah mampus.
Tahu
sendiri, yang namanya bersin itu jauh lebih kuat daripada batuk.
Kecepatan udara yang dihembuskan saat batuk itu cuma sekitar 80 km /
jam. Sedangkan kalau bersin, bisa mencapai 250 km / jam.
Kekuatan
bersin ini bisa tercapai berkat kerjasama sempurna otot-otot poros
tubuh manusia. Otot perut, punggung, dada, bahu, dan leher, semua
berkonstraksi di saat yang bersamaan. Menghasilkan kekuatan semburan
maha dahsyat, melontarkan sekitar 40.000 butir air berdiameter antara
0,5 hingga 5 µm dalam sekejap.
Maka, berusaha menahan bersin itu susahnya setengah mampus.
Untungnya,
di mana ada tekad, di situ ada jalan. Dan si mbak berhasil menahan
sekuat tenaga agar bersinnya jangan sampai keluar dari hidung.
Tapi masalahnya, sebagian besar otot-otot yang digunakan untuk bersin, adalah juga otot-otot yang digunakan untuk...
DUUUUUUUUT....!!!
Terdengar ledakan keras bagai petir di siang bolong.
Udara yang batal keluar lewat hidung, malah keluar dari... pantat. Alhasil, si mbak kentut gede banget.
Satu
angkot sampai melongo, ngeliatin si mbak dengan tatapan syok. Mungkin
pada kaget ada cewek yang bisa kentut dengan suara seram surround
begitu.
Mana di angkot ada mas-mas ganteng. Malunya si mbak jadi berlipat-lipat, Jatuh harga diri, batal dapat gebetan...heheheh.
Udah
gitu, emaknya si mbak dengan sadis turut menambah derita si mbak,
mencubit paha si mbak keras-keras. Sampai si mbak nyut-nyutan.
Mungkin itu salah satu momen di mana emaknya menyesal punya anak slebor.
Mau
ngegampar, takut rusak citra keanggunan emak-emak. Ntar ketahuan kalau
si emak ratu smekdon yang brutal trengginas. Jadi, demi jaga imej,
pilihan yang aman ya cubit aja diem-diem. Tapi dilambari tenaga dalam
tingkat tinggi.
Biru deh kaki si mbak... Heheheh...
Dan kesialan si mbak nggak berhenti di situ saja.
Belakangan dia di-DM sama penumpang saksi mata kebrutalan si mbak yang mengenali wajahnya di IG.
Mana pesan-pesan DM-nya juga nggak ada yang enak.
Ada yang nulis kayak gini: Oh, ini kakak yang kentut gede banget di angkot.
Yang lain lagi, ada nulis kayak gini: Kak, kalo kentut jangan di angkot dong.
Uuukhhh...
Jadi tenar karena ngartis sih OK. Tapi tenar karena beginian itu asli enggak banget.
Kalau
saya jadi si mbak, mungkin bakal meratap sesenggukan menyesali hidup.
Sambil hujan-hujanan meluk pohon macam di filem-filem kisah putus cinta
jadul.
Sakit
dicubit si emak, masih dapat kutahan. Tapi ini, sakit lebih sakit...
Udah gagal dapat gebetan mas-mas ganteng, malah dicap tukang kentut di
angkot pula... Uhuk uhuk uhuk...
Tenar gara-gara kelepasan kentut di angkot... Hmmmm, malunya itu lho kagak nahan... Uuukh...
Kalau mau ngelihat cerita si mbak, klik di sini.
Cerita 2 - Pengemudi Motor yang Tumbang di Pinggir Sawah
Cerita yang ini dibagikan sama teman penulis di grup chat Seword.
Dikisahkan
sama si penutur, pas dia lagi jalan, dia lihat ada keramaian.
Mengerumuni dari jauh seorang pemuda berumur kira-kira 21 tahun.
Yang terjadi pada pemuda tersebut mengundang keprihatinan orang-orang.
Bukan apa-apa.
Saat
lagi mengendarai motor, si pemuda tersebut tahu-tahu aja berhenti.
Pasang standar motor, lantas jatuh telungkup di pinggir sawah.
Ya
karuan aja orang-orang yang ngeliat langsung panik. Gimana enggak?
Ada orang yang lagi tengah-tengah naik motor, tau-tau ambruk.
Namanya
orang Indonesia kurang tontonan, pas lihat beginian, langsung aja pada
rame ngerubung nontonin pemuda tersebut. Lupa soal jaga jarak alias
physical distancing.
Tapi nggak ada yang berani mendekat.
Semua takut kalau ternyata si pemuda tumbang kena virus Corona.
Demi
cegah resiko, maka mereka berinisiatif memanggil ambulans. Dalam waktu
singkat, ambulans datang, dan petugas ambulans berbaju khusus dengan
sigap mendekati pemuda tersebut.
Eh, belum sempat dipegang sama petugas, tahu-tahu si masnya bangun.
Lantas kaget sendiri, karena di depannya sudah banyak orang lagi ngeliatin.
Pas ditanya sama petugas, ternyata si masnya sehat-sehat aja.
Terus, kenapa tiba-tiba roboh di pinggir sawah?
Ternyata
masnya lagi baper. Lantas, dia curhat sama petugas. Ceritanya, dia
baru abis diputus sama pacarnya pas lagi sayang-sayangnya.
Mungkin
dalam duka merana, dia nyetir motor sambil berderai air mata. Dan
karena sudah nggak tahan, akhirnya berhenti di tengah jalan, terus rebah
di pinggiran sawah, sesenggukan meratapi nasib.
Dramatis abis.
Ya ampun, si mas.
Baper abis diputus pacar bisa dimaklumi. Diputus sama pacar pas lagi sayang-sayangnya ya emang suakit.
Tapi kalau mau tumbang karena cinta begitu, pilih-pilih tempat juga, mas.
Jangan
ngagetin orang sekampung begitu. Tiba-tiba roboh di pinggir sawah pas
lagi ada wabah begini, gimana orang-orang nggak panik?
Sama
ngagetinnya kayak si babang ojek di Jakarta yang siang-siang terbaring
pasrah di atas motor di pinggir jalan. Sampai dikirain sekarat
gara-gara Covid-19...
Alhasil, masyarakat geger, karena si babang ojek diduga sudah meninggal di atas motor.
Pas udah rame dikerumunin, taunya si babang ketiduran...
Gubrak!!!
Rasain! Alibaharsyah Antek HTI Penghina Jokowi, Terciduk Tanpa Perlawanan
Seorang
pria bernama Ali Baharsyah si bodoh membahana itu akhirnya diciduk oleh
polisi setelah dipolisikan oleh seorang Habib bernama Muannas Alaidid
yang juga merupakan politisi PSI. Dia menghina Jokowi di media sosial.
Dia menghina Jokowi lewat penanganan darurat sipil.
Lalu
setelah diviralkan oleh orang yang memenjarakan Jonru, dia sepertinya
ketakutan dan terkencing-kencing. Ketakutan membuat orang menjadi
halusinasi. Lewat akunnya, dia ngaku dihack dan tidak bertanggung jawab
atas postingan yang menghina Jokowi per 2 April 2020. Padahal yang
dilaporkan jelas adalah video yang ada mukanya. Jadi mukanya di hack?
Memang kadal gurun kalau ngeles, gak pinter.
Dalam
rekaman video yang dilaporkan oleh Habib Muannas, Ali Baharsyah
mengatakan bahwa pemerintah sudah menerapkan darurat sipil dalam
menangani wabah Corona. Sungguh bodoh sundul langit. Padahal itu hanya
wacana. Jokowi pun tidak menetapkan darurat sipil. Kalau ada darurat
sipil, itu pun juga pasti gampang digugat, karena UU yang mengatur itu
pun memang sudah lama.
Yang diambil Jokowi saat ini adalah opsi PSBB alias Pembatasan Sosial Berskala Besar. Bukan darurat sipil. Darurat sipil baru wacana dan belum tentu dikerjakan untuk memutus mata rantai Covid 19.
Namun
Ali Baharsyah yang mukanya dihack oleh entah setan atau paham HTI,
seolah-olah membuat publik ketakutan dengan opsi darurat sipil yang
diklaim sudah dikerjakan oleh Jokowi. Kan dodol sundul legit.
"Jadi
seolah-olah saat ini telah berlaku darurat sipil, ini berita bohong
yang dapat menyesatkan publik, terindikasi hasut dan masuk dalam
kualifikasi rumusan delik Pasal 14 ayat 1 dan 2 dan atau Pasal 15 UU No.
1 Th. 46 Tentang Peraturan Hukum Pidana," ucap Muannas Alaidid.
Ali
Baharsyah pun dilaporkan ke Badan Reserse dan Kriminal Polisi Republik
Indonesia pada April Mop 2020. Kalau April Mop biasanya hari bohong,
maka kali ini Muannas Alaidid gak bohong-bohong melaporkan si Ali bukan
Baba ini. Dengan laporan bernomor LP/B/0184/IV/2020/BARESKRIM itu,
Muanass melampirkan barang bukti 5 lembar tangkapan layar dan 1 unit USB
berisi rekaman video Ali Baharsyah.
Mantap betul bukan? Berikut transkrip Ali yang menggobok-gobloki Jokowi.
Woi,
tanya dong Itu presiden sipaa sih? G(sensor)k banget dah. Ini ada
virus, darurat kesehatan, kok yang diterapin malah kebijakan darurat
sipil? emang ada perang? Ada kerusuhan, ada pemberontakan? Heran deh,
orang g(sensor)k kok bisa jadi presiden. Emang nggak ada yang lebih
pinter lagi apa?
Kita
kan punya undang-undang nomor 6 tahun 2018 tentang karantina kesehatan
kenapa itu nggak dipake, wong dia sendiri yang tanda tangan . Itu buat
ngarantina orang apa ngarantina monyet, ngarantina cebong? G(sensor)k
banget dah.
ujar Ali Baharsyah dalam rekaman video itu.
Dari
ucapan itu, memang Ali harusnya dipenjara dan diciduk dan dikarantina.
Dan akhirnya, memang ia dikarantina oleh polisi. Mantap betul Muannas
Alaidid. Memang orang ini kalau melaporkan, pasti kena. Pasalnya kuat
dan memang jelas sekali.
Saat
ini kita tahu bahwa Jokowi sedang berperang melawan Covid 19
bersama-sama para pemerintah pusatnya dan pemerintah daerahnya, kecuali
Anies. Kita melihat Jokowi saat ini sedang memikirkan strategi terbaik
yang bisa dikerjakan oleh pemerintah, dan tidak merepotkan warganya
dengan sebisa-bisanya.
Saat
ini Jokowi sudah membuat kebijakan PSBB alias pembatasan sosial
berskala besar. Ini adalah sebuah strategi yang dinilai bisa memutus
mata rantai.
Akhirnya
setelah dilaporkan oleh Muannas Alaidid, Ali Baharsyah yang katanya
mukanya di hack saat hina Jokowi, terciduk tanpa perlawanan. Ia dijemput
oleh Polisi, dan langsung dikarantina. Pengecut. Beraninya di video.
Saat ditangkap, orang ini seperti kucing basah.
Gak
berani bergerak, hanya ikut dan mukanya tertunduk malu. Padahal saat di
video sangar. Ini mirip banget sama Prabowo. Dulu sebelum jadi
presiden, mirip singa. Setelah jadi menteri, mirip kucing basah. Memang
pendukung Prabowo dan Anies, mirip-mirip lah. Semoga keadilan
ditegakkan. Karantina!
Di
tengah-tengah melawan Covid, ada saja orang-orang seperti Anies yang
ingin menjatuhkan Jokowi. Kasihan sekali orang-orang demikian. Tidak
suka Jokowi melawan Covid. Inginnya Covid ada terus di Indonesia gitu?
Terima kasih Pak Jokowi.
Modyar! Antek HTI, Ali Baharsyah Diciduk Polisi Terkait Hoaks ke Jokowi di Saat Corona!
Di
tengah kepanikan masyarakat akan wabah corona yang melanda negara ini,
masih saja politisi busuk dan kaum khilafah yang memperkeruh suasana.
Selain Said Didu, JK dan grup Cikeas yang lantang meneriakkan lockdown.
Ada juga golongan FPI dan HTI yang sakit hati dengan pemerintah dengan
teriakan serupa. Bahkan menebar ketakutan seolah-olah telah diberlakulan
darurat sipil.
Siapa
lagi kalau bukan Ali Baharsyah yang kini diciduk kepolisian atas
laporan Muanas. Dalam rekaman videonya, Ali Baharsyah menyebut bahwa
pemerintah menerapkan kebijakan darurat sipil dalam menangani wabah
Corona ini. Padahal pemerintah sejauh ini belum menerapkan kebijakan
darurat sipil tersebut.
Video Ali Baharsyah ini beredar viral di media sosial. Video tersebut diberi teks #Go Blok Dah.
"Woi, tanya dong Itu presiden sipaa sih? Gk
banget dah. Ini ada virus, darurat kesehatan, kok yang diterapin malah
kebijakan darurat sipil? emang ada perang? Ada kerusuhan, ada
pemberontakan? Heran deh, orang g kok bisa jadi presiden. Emang
nggak ada yang lebih piter lagi apa? Kita kan punya undang-undang nomor 6
tahun 2018 tentang kekarantina kesehatan kenapa itu nggak dipake, wong
dia sendiri yang tanda tangan . Itu buat ngarantina orang apa ngarantina
monyet, ngarantina cebong? G banget dah," ujar Ali Baharsyah dalam rekaman video itu.
Tak tinggal diam dengan hoaks yang meresahkan, politisi Muanas langsung membuat laporan yang direspon cepat kepolisian.
Seperti dilansir dari detik.com,
Ali Baharsyah dilaporkan ke Bareskrim Polri pada Rabu (1/4). Dalam
laporan bernomor: LP/B/0184/IV/2020/BARESKRIM itu, Muanass melampirkan
barang bukti 5 lembar tangkapan layar dan 1 unit USB berisi rekaman
video Ali Baharsyah.
Bareskrim
Polri menindaklanjuti laporan Cyber Indonesia terhadap Ali Baharsyah
yang diduga menyebar ujaran kebencian dan hoax di media sosial. Tidak
lama setelah dilaporkan, Ali Baharsyah ditangkap tim Bareskrim Polri.
"Iya
betul, yang bersangkutan sudah ditangkap di Cipinang, Jakarta Timur,"
kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono saat
dihubungi detikcom, Sabtu (4/4/2020).
Argo mengatakan, Ali Baharsyah ditangkap pada Jumat (3/4) malam. Ali Baharsyah ditangkap tanpa perlawanan.
"Saat ini yang bersangkutan masih diperiksa di Bareskrim," kata Argo.
Sebelumnya,
Ali Baharsyah dilaporkan oleh Ketua Cyber Indonesia Muannas Alaidid ke
Bareskrim Polri pada Rabu (1/4) lalu. Ali Baharsyah dilaporkan atas
tuduhan penyebaran ujaran kebencian dan hoax soal kebijakan darurat
sipil dalam penanganan virus Coona (Covid-19).
"Menurut
pandangan hukum saya, konten yang dia buat termasuk dalam dugaan
penyebaran berita bohong," jelas Muannas dalam keterangannya
kepada detikcom, Sabtu (4/4/2020).
"Yang diambil pemerintah hari ini adalah opsi PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), bukan darurat sipil," kata Muannas.
"Kalau
kemungkinan nanti ternyata didapati situasi memburuk dan opsi PSBB
dinilai tidak efektif memutus mata rantai penyebaran COVID-19,"
sambungnya.
Dengan
menyebarkan video tersebut, Ali Baharsyah dianggap telah membuat
penyesatan. Ali Baharsyah juga dinilai telah menyebarkan penghasutan.
"Jadi
seolah-olah saat ini telah berlaku darurat sipil, ini berita bohong
yang dapat menyesatkan publik, terindikasi hasut dan masuk dalam
kualifikasi rumusan delik Pasal 14 ayat 1 dan 2 dan atau Pasal 15 UU No.
1 Tahun 46 Tentang Peraturan Hukum Pidana," bebernya.
Semoga
saja penangkapan antek HTI tersebut membuat jera semua masyarakat agat
berhati-hati menyebarkan informasi. Entah kenapa mereka senang sekali
berurusan dengan polisi di tengah pandemi corona. Sebelum teriak-teriak
kebijakan pemerintah kenapa tak lebih dahulu memperhatikan sesama?
Padahal
kalau ada konflik di negara lain dengan cepat mereka mengumpulkan
donasi. Hingga belakangan donasi IHR yang dikepalai Bachtiar Nasir malah
digunakan untuk membiayai pemberontak Syuriah. Kini saat saudara
sebangsa banyak membutuhkan donasi dan APD untuk melawan corona, di mana
suara FPI dan HTI? Apakah selama ini kita tak dianggap saudara sebangsa
atau seiman? Apakah saudara mereka memang pemberontak negara.
Jadi
wajar saja kalau negara ini sedang kalut mereka tampil lagi sebagai
pemberontak. Memang itulah sifat aslinya yang suka mengadu domba
pemerintah dan rakyat. Masyarakat sudah sangat muak dengan drama HTI
beserta anteknya. Saat ada masalah apapun solusi yang ditawarkan selalu
khilafah, tapi di mana perencian solusinya? Inu sama saja dengan bunuh
diri seperti WNI yanh terjebak ISIS.
Semoga
pemerintah gerak cepat meringkus berandalan kelompok ini. Musuh negara
selain teroris adalah kaum khilafah. Mereka mencari kesempatan lewat
kesukaran yang dialami negara untuk jualan ideologinya. Padahal semuanya
semu dan yang ada malah kesengsaraan yang nyata.
Update 10 Besar Provinsi dengan Kasus Covid-19 Terbanyak di Indonesia, Jakarta Teratas!
Perkembangan
Covid-19 masih menjadi berita yang menyedot perhatian masyarakat, juga
menjadi prioritas utama dari berbagai media, untuk menyebarkan informasi
terkini kepada masyarakat. Salah satunya dilakukan oleh KOMPAS, yang
mengutip data dari Covid19.go.id sebagai sumber terpercaya yang dikelola oleh pemerintah pusat selama pandemik Covid-19 ini menerpa negeri kita.
Nah,
per Sabtu pagi ini (4/4/20) berdasarkan data terkini yang dilansir oleh
KOMPAS, ada 10 daerah yang menempati posisi “10 besar” terkait
penyebaran Covid-19, meliputi jumlah pasien positif (terkonfirmasi),
jumlah korban jiwa, dan tentu saja jumlah pasien yang dinyatakan sembuh
dari berbagai daerah di seluruh Indonesia ... khususnya 10 daerah yang
ingin saya soroti pagi ini.
Kesepuluh
daerah tersebut mewakili: DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur,
Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Bali, DIY, Kalimantan Timur, dan Sumatera
Utara. Kasus terkonfirmasi paling sedikit 22 jiwa dan yang paling
banyak 971 jiwa seperti tersaji pada gambar berikut:
Jakarta,
seperti diduga oleh kita semua ... menempati posisi puncak dengan
jumlah kasus terkonfirmasi yang sangat mengkhawatirkan, dimana
penyebabnya kita tahu bersama seperti sering kita baca di berbagai media
online, cetak, dan media sosial selama ini.
Dari
angka-angka yang tersaji tadi ... juga dapat dilaporkan secara nasional
bahwa angkanya sudah hampir menyentuh 2.000 kasus terkonfirmasi (hanya
kurang 14 jiwa lagi) dengan kesembuhan sudah mencapai 134 jiwa atau sekitar 6,747 persen
dari kasus terkonfirmasi, yang diperkirakan jumlahnya akan terus
bertambah seiring dilakukannya rapid-test di berbagai daerah di seluruh
Indonesia!
Melihat
angka-angka di atas, seharusnya menyalakan "alarm siaga" dari
pemerintah daerah yang bersangkutan, karena perjuangan akan terasa berat
selama 1-2 bulan ke depan, bahkan bisa lebih dari itu. Orang-orang yang
terkonfirmasi positif harus dirawat dan diobati begitu rupa, dengan
harapan akan menambah jumlah pasien yang sembuh.
Sementara,
sambil berupaya menekan angka kematian seminimal mungkin ... masih
perlu kerja keras mencegah agar jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP)
tidak bertambah dengan kecepatan mengerikan ... juga berupaya agar
mereka yang dalam status ODP agar melakukan karantina mandiri (selama 14
hari) supaya tidak berubah status menjadi PDP atau pasien terkonfirmasi
positif Covid-19!
Pekerjaan besar yang kalau diibaratkan seperti pelari marathon, yang membutuhkan ketahanan fisik, mental, dan konsistensi untuk dapat memenangkan pertarungan melawan Covid-19, seperti diserukan oleh Ganjar Pranowo selaku Gubernur Jawa Tengah yang mengajak masyarakat untuk bersama-sama memerangi dan memenangi pertarungan akbar ini.
Akan
tetapi, upaya untuk memerangi Covid-19 dengan gelontoran dana besar
dari pemerintah daerah, juga pemerintah pusat lewat kebijakan yang baru
saja disampaikan oleh Presiden Jokowi beberapa waktu lalu ... akan
menjadi semakin berat jika tidak terjalin kerja sama yang baik dari
masyarakat dengan menaati imbauan dan sedapat mungkin tidak melanggar
larangan terkait Covid-19 ini, mulai dari Physical Distancing, mudik
Idul Fitri, menjaga kesehatan dan kebersihan pribadi (juga keluarga dan
masyarakat) hingga mengurangi aktivitas di luar rumah dan berkerumun,
termasuk olah raga tim yang sifatnya beradu (kontak) fisik dengan orang
lain.
Kita
juga berharap, meskipun rasanya akan sukar terwujud, agar orang-orang
yang selama ini kontra dengan pemerintah, paling tidak bisa tiarap
sebentar dan menepi dari segala aktivitas yang hanya seperti memperkeruh
suasana, di tengah masa-masa seperti sekarang ini. Mikirlah sedikit
kalian ... sedikit saja, nggak usah banyak-banyak nanti nggak kuat ...
kalau sampai Covid-19 ini menyebar, ada potensi kalian juga kena, woy!
Wong para pejuang ISIS saja yang sangar begitu kabarnya juga ngeper
(ciut nyali) berhadapan dengan Corona!
Akhirnya,
saya berhadap dan berdoa agar keadaan ini bisa segera pulih. Para
pasien terkonfirmasi bisa segera menyusul saudara-saudaranya yang lebih
dahulu sembuh, dan kecepatan pertambahan jumlah ODP maupun PDP bisa
dicegah ... juga tentunya angka kematian yang saya harap tidak sampai
menembus 500 jiwa. Namun tolong, berhati-hatilah saat ikut menghitung
data dari Jakarta, karena kita tidak pernah tahu apakah itu data yang
sebenarnya, dikurangi, atau dilebih-lebihkan dengan alasan yang
(rasanya) hanya Gubernur DKI Jakarta dan Tuhan yang tahu.
Kiranya
Tuhan menolong bangsa ini agar Covid-19 dapat segera berlalu dan
kehidupan bisa kembali berlangsung normal. Amiiiieeen...!!!
Sumber artikel:
(1) KOMPAS.com
(2) covid19.go.id
Gebrakan Erick Thohir Di Tengah Corona, Sikat Habis 51 Anak Cucu BUMN!
Erick
Thohir tidak hanya menyumbang ratusan milyar lewat perusahaannya untuk
membantu wabah corona, ia bahkan membuat gebrakan di BUMN. Setelah
menyulap RS Pertamina Jaya beserta hotelnya jadi RS khusus corona, kini
giliran anak perusahaan Pertamina, Telkom, dan Garuda yang dibidik.
Ini
semua tentunya untuk efesiensi keuangan negara. Saat pemerintah
menggelontorkan 400 triliun lebih, jangan sampai ada oknum petinggi BUMN
yang menggerogoti keuangan perusahaan dari dalam. Momen inilah yang
dimanfaatkan Erick Thohir untuk gerak cepat memangkas anak cucu
perusahaan yang ada.
Seperti dilansir tribunnews.com,
Menteri Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) memangkas 51 anak cucu usaha
perusahaan plat merah di tengah Pandemi Virus Corona (Covid-19) yang
sedang terjadi di Indonesia.
Erick Thohir pun tetap melaksanakan tugasnya dengan membuat gebrakan terbaru di BUMN.
Hal ini dilakukan Erick agar perusahaan BUMN fokus menjalankan core bisnisnya.
“Di
sini juga sama, bahwa GCG (good corporate and governance), fokus pada
core bisnis, efisiensi yang berkelanjutan, agar kita terus sehat,” ujar
Erick saat teleconference dengan wartawan, Jumat (3/4/2020).
Dari 51 anak cucu BUMN yang dipangkas itu berasal dari tiga perusahaan, yakni PT Garuda Indonesia, PT Pertamina dan PT Telkom.
Di Garuda Indonesia, jumlah anak dan cucu usaha yang dipangkas sebanyak 6 perusahaan.
Di Pertamina ada 25 anak-cucu usaha yang ditutup, dan Telkom 20 anak-cucu usaha.
Salah satu anak cucu perusahaan BUMN yang dipangkas Erick, yakni PT Garuda Tauberes Indonesia.
“Garuda
Tauberes online dari kargo, sebenarnya bisnis kargo Garuda sudah ada,
kenapa mesti ada swicth off lagi, kan tinggal ditambahkan saja divisi
yang ada,” kata Erick.
Nantinya, pemangkasan 51 anak cucu usaha BUMN ini akan menggunakan skema merger, likuidasi ataupun divestasi.
Dilihat
dari laman resminya, Tauberes merupakan perusahaan yang berfokus pada
usaha digital di bidang logistik. Usahanya mencakup pengiriman paket dan
jasa kargo pesawat.
Perusahaan
ini baru dirilis pada 11 September 2019, dan diharapkan bisa
meningkatkan bisnisnya seiring meningkatkan kebutuhan jasa pengiriman
lewat e-commerce.
Dukungan
kargo udara pesawat Garuda dan Citilink jelas menjadi modal utama
perusahaan ini bersaing dengan perusahaan jasa pengiriman paket yang
sudah lebih dulu eksis.
Untuk fitur ketiga ini, Garuda menggandeng e-commerce yang dirintis BUMN lainnya, yakni Blanja.com milik PT Telkom (Persero) dan Sarinah Online besutan PT Sarinah (Persero).
Untuk Pertamina sendiri seperti yang pernah saya tulis dahulu memiliki 142 anak cucu perusahaan. Seperti link berikut: https://seword.com/umum/gebrakan-ahok-babat-habis-142-anak-cucu-pertamina-Yc9T41bHvJ.
Kalau hanya 25 yang ditutup berarti hampir 120 lainnya sesuai dengan
inti perusahaan induk. Selain Rumah Sakit dan Hotel yang bisa menampung
pasien corona.
Selain
itu anak perusahaan yang bergerak dibidang konsultasi, air minum atau
kapal memang seharusnya ditutup. Begitu juga dengan Telkom yang banyak
memiliki anak cucu perusahaan yang jauh dari intinya.
Sebelumnya
Pertamina dan Telkom juga sempat ditegur Erick Thohir lantaran membuka
sekolah atau universitas sendiri. Padahal kalau mau kerja sama dengan
Universitas atau Institut Negeri akan lebih baik lagi. Di tengah
banyaknya sarjana PTN yang masih pengangguran, janganlah BUMN yang ada
malah membuat saingan. Alih-alih membuka Universitas khusus, sebaiknya
BUMN itu bekerja sama dengan Universitas negeri untuk menampung lulusan
mereka sebanyak-banyaknya.
Erick
Thohir benar-benar serius membenahi BUMN dan tak terpengaruh situasi
yang ada. Malahan segala sumber daya yang ada ia gerakkan untuk membantu
Jokowi melawan wabah corona.
Saat
stafsus Jokowi beserta Jubirnya banyak melakukan blunder kerja, Erick
masih kokoh memimpin BUMN. Saat oposisi beramai-ramai menantang
kebijakan Jokowi dan memanfaatkan celah untuk menumbangkannya, Erick
tampil sebagai menteri yang bisa diandalkan. Gebrakannya menimbulkan
sentimen positif rakyat di tengah hiruk pikuk politik yang ada.
Semoga
nanti Erick Thohir bisa mendapat kesempatan lebih jauh. Setelah sukses
menjadi menteri BUMN, dia bisa menjadi kandidat capres di 2024. Erick
benar-benar orang yang bisa dipercaya. Tak salah Jokowi sangat
mengharapkannya, begitu juga rakyat Indonesia kedepannya. Semoga
keseriusan Jokowi dan tangan dingin para menterinya bisa membuat
Indonesia lebih cepat keluar dari wabah corona.
Hidup Mati Dengan Virus Corona Untuk Apa Semua Ini?
Waktu
terus bergulir. Siang malam bergantian menyapa. Susah senang pun
melengkapi keseharian manusia. Baik buruk menjadi ukuran dua sisi,
padahal sejatinya hanya ada satu sisi. Gelap itu tak pernah ada, hanya
karena ketiadaan cahaya maka disebut gelap.
Kejahatan
itu juga tak pernah ada, hanya karena tidak difungsikannya akal yang
sehat maka perbuatan yang terjadi tidak sesuai peruntukannya. Membunuh
menjadi kejahatan yang menjijikkan karena mengorbankan orang yang tak
seharusnya jadi korban. Padahal membunuh hewan buas yang mengancam
ketentraman adalah wajib. Membunuh virus corona otomatis wajib
dilakukan, jika tidak maka tahulah akibatnya.
Memperkosa
adalah kejahatan karena memaksa melakukan hubungan kelamin, padahal
hubungan kelamin bisa dilakukan dengan tanpa paksaan, karena itulah ada
perkawinan atau ada deal-deal.
Semuanya
bisa ditarik menjadi satu, atau dalam artian ekstrem bahwa segala
sesuatunya hanya pencipta yang ada, manusia atau ciptaan adalah
di-ada-kan. Beginilah pandangan filsafat spiritual yang ketika terus
digali lebih mendalam lagi maka kematian yang sering disaksikan bukanlah
hal yang sangat ditakutkan, justru itu adalah sesuatu yang alami
terjadi.
Lalu
akan timbul pertanyaan lagi bahwa untuk apa semua ini? Ada hidup
kemudian mati, yang hidup mengejar harapan kekekalan dan
kesenangan-kesenangan yang menggiurkan dengan mengerahkan segala daya
upaya. Ketika manusia mendapatkan berbagai kesenangan dengan upaya yang
sangat gigih, maka enggan untuk melepaskannya, maka tentu saja berat
mengalami kematian.
Dan
bagaimana pula dengan kenekatan orang-orang yang melakukan bom bunuh
diri? Yang berangkat dari doktrin keyakinan bahwa setelah melakukan itu
maka surga menanti. Padahal belum tentu masuk surga, karena bagimana
pun, mau tak mau penciptalah yang memastikan surga atau neraka. Tapi
bagaimana bisa yakin bahwa surga neraka itu modelnya pasti atau hanya
sebuah metafora saja?
Setidaknya,
bom bunuh diri hanyalah sia-sia. Karena tanpa pelaku melakukan itu,
manusia pun akan mati. Ini sederhana saja. Bukankah lebih baik mengisi
hidup yang tersisa ini dengan berpikir daripada nekat tanpa berpikir?
Bom bunuh diri sudah pasti menegasikan berpikir, karena bom bunuh diri
adalah nekat tanpa pikir plus sangat pede surga menjadi tempatnya.
Adapun
virus corona yang pernah disebut sebagai tentara Allah oleh penceramah
kondang, adalah memang salah satu alat pembunuh, yang sayangnya tidak
memandang siapa saja, mau beragama Islam, kristen atau apapun akan tetap
membahayakan. Tak bisa disalahkan virus ini ketika memakan banyak
korban dan terus menular, karena ia tercipta sesuai dengan ketetapan
hukum sunnatullah.
Adapun
proses rekayasa itu bisa terjadi karena berangkat dari hukum-hukum
ketetapannya. Ini sama misalnya dengan air yang sifatnya basah, bisa
dicampur dengan bahan-bahan lain dan menghasilkan model lain. Bisa
syrup, kopi, teh, hingga minuman yang memabukkan atau mematikan atau
racun.
Virus
flu yang sudah diketahui karakter dan sifatnya bisa saja dimodifikasi
sehingga membuat efek lain dan berbahaya bagi manusia. Apa saja bisa
dimodifikasi sesuai tujuan dari si pembuatnya. Nuklir yang ternyata bisa
untuk pembangkit listrik ternyata sudah pernah menjadi bom atom yang
meluluhlantahkan kota Hiroshima dan Nagasaki.
Kalau
ditarik semua peristiwa ini, sepertinya manusia ini hanya sebuah
permainan. Kalau ini hanyalah permainan, maka tujuan bermain ini apa?
Jika
ada seorang jenderal besar Amerika misalnya sedang merancang
kekuasaannya dan berhasil meraihnya, sebenarnya tujuan utamanya setelah
meraih kekuasaan itu apa? Bisa hidup kekal dan memaksa pencipta mengubah
ciptaanNya? toh, bagaimana pun berkuasanya Fir'aun atau Namrud atau pun
Alexander The Great, ternyata sekarang hanya tinggal sejarah.
Jadi
apakah kita bertujuan mengukir sejarah masing-masing tanpa disadari?
Atau ada yang menyadarinya sehingga ketika tidak sesuai harapannya maka
sejarah itu diubah dengan memanipulasi catatan sejarah?
Corona
telah memakan banyak korban meski ada juga penyakit yang dinilai lebih
berbahaya dari ini. Tapi semuanya memakan korban yang tidak sedikit.
Kena
corona atau tidak, ataupun bisa sembuh tetap saja manusia tidak akan
kekal di dunia ini. Maka apakah perjuangan manusia dari virus corona ini
akan menjadi sia-sia? Yang mengharuskan kita pasrah saja?
Ketika
menggali lebih dalam lagi filsafat spiritual atau tentang hidup,
kematian, dan tujuan dari semua ini, maka diharapkan tak ada kecemasan
yang berlebihan dan juga tindakan yang over, tapi tetap melakukan usaha
keseimbangan, sehingga tahu betul apa yang wajib dilakukan dalam situasi
ini.
Hukum
sunnatullah itu ketika saat ini sudah siang, maka akan berganti malam.
Jika hari ini anda susah maka keesokan harinya anda akan senang, kecuali
kalau anda sendiri yang membuatnya susah dengan segala ambisi.
Maka
jika saat ini kita kesulitan karena virus Corona, yakinlah badai ini
pun pasti berlalu. Kita aka n menghirup udara segar dan berkumpul
kembali. Kita akan memahami makna dari pandemi ini atau mendewasakan
cara berpikir kita. Tetaplah berjuang! Meski kita tahu bahwa setelah
berhasil menjinakkan virus ini, berita kematian akan tetap terdengar.
Salut
pada kalian wahai tenaga medis, garda terdepan. Disinilah kami harus
berlutut berterimakasih kepada kalian. Wahai pahlawanku. Perjuanganmu
memahamkan kami arti hidup dan mati.
Wan Abud Ini Kok Demennya Politisasi Mayat!
Politisasi
mayat. Ya! Politisasi mayat merupakan salah satu senjata andalan Wan
Abud. Kita semuanya pasti ingat kalau Wan Abud ini menang dalam Pilkada
dengan mempolitisasi ayat dan mayat. Ia melalui ayat dan mayat mampu
menekan pemilih Ahok untuk berpindah haluan. Alhasil, Ahok berhasil
dikalahkan dengan skor 42-58. Ia menang, dimana 58% pemilih DKI memilih
dia dan Sandiaga Satu sebagai pengganti Ahok-Jarot.
Ternyata
politisasi mayat atau penggunaan mayat sebagai senjata andalan dalam
pencapaian tujuan itu sudah dilakukan sejak berabad-abad yang silam.
Saya baru sadar jika Wan Abud bukan satu-satunya yang menggunakan mayat
sebagai senjata pamungkas dalam mencapai tujuannya. Ada keluarga
Pandawa dan Wu Qi yang merupakan perdana menteri Kerajaan Chu, dimana
keduanya menggunakan mayat sebagai senjata dalam pencapaian tujuan.
Keluarga
Pandawa terpaksa menggunakan mayat untuk bisa mengalahkan Pendeta
Durna. Ia merupakan Senopati Utama yang ditunjuk oleh keluarga Kurawa
untuk mengantikan posisi Bisma. Penunjukan Pendeta Durna sebagai
Senopati Utama pasukan Kurawa membuat resah pasukan Pandawa. Hal ini
terbukti dengan tewasnya Abimanyu dan Drupada yang merupakan panglima
perang Pandawa.
Kegentaran
Pandawa ini dirasakan pula oleh Kresna, penasehat perang Pandawa. Ia
menyarankan Bima untuk untuk membunuh seekor gajah perang bernama
Aswatama, nama yang sama dengan nama putera Pendeta Durna. Saran ini
didasarkan atas ingatan Kresna akan perkataan Pendeta Durna sebelum
perang di Kurusetra dimulai. Durna pernah berkata, "Hal yang membuatku
lemas dan tidak mau mengangkat senjata adalah apabila mendengar suatu
kabar bencana dari mulut seseorang yang kuakui kejujurannya". Selain
itu, Kresna dapat menebak bahwa yang dimaksud bencana itu adalah
kematian anaknya “Aswatama”.
Saran
itu dilaksanakan oleh Bima dengan mudah. Setelah berhasil membunuh
Aswatama, Bima berteriak-teriak ke pihak musuh. Pihak musuh menerima
kebenarannya, dan berita ini pun sampai ke Pendeta Durna. Durna dengan
segera bergegas menemui Yudistira yang ia kenal akan kejujurannya. Ia
meminta kepastian berita tersebut kepada Yudistira. Yudistira hanya
berkata, "Aswatama mati". Sebetulnya Yudistira tidak berbohong. Ada kata
yang diucapkan secara pelan, “gajah”. Kata “gajah” ini tidak terdengar
sepenuhnya oleh Durna karena riuhnya suara suara tabuh kemenangan yang
bertalu-talu. Akibatnya, ia menjadi putus harapan dan kehilangan
semangat. Melihat hal itu, Drestadyumna panglima perang dari Pandawa
dengan segera memanfaatkannya untuk mengakhiri hidup Pendeta Durna. Ia
mengakhiri hidup Durna dengan menebas lehernya. Gugurnya Pendeta Durna
semakin memuluskan kemenangan Pandawa atas Kurawa.
Berbeda
dengan Keluarga Pandawa, Wu Qi menggunakan mayat untuk membalaskan
kematiannya. Wu Qi melakukannya dengan memeluk mayat junjunganya, raja
Chu. Hal ini ia lakukan ketika ia di bunuh dengan cara dihujani panah
oleh para musuhnya. Musuhnya menghujaninya dengan anak panah ketika ia
dijebak untuk menghadiri pemakaman Raja Chu. Pada saat itu jenasah Raja
Chu masih berada di luar peti mati. Akibatnya ia mati dengan tubuh
tertancap panah tetapi jasad raja Chu juga ikut terhujani panah. Badan
sang raja tertancap anak panah.
Tindakan
Wu Qi terlihat membingungkan bagi orang yang tidak tahu, tetapi jelas
bagi mereka yang tahu. Tidak lama setelah putra Raja Chu naik tahta,
para musuh yang menghujani Wu Qi dengan anak panah dipengal. Ternyata
Putra Raja Chu mengikuti Undang-Undang penghormatan raja yang ditulis
oleh Wu Qi. Undang-Undang ini dengan tegas menetapkan bahwa barang siapa
yang merusak jasad Raja harus dihukum mati. Wu Qi memanfaatkan mayat
raja untuk membalaskan kematiannya.
Jadi
berdasarkan 2 cerita di atas, kita tahu akan dahsyatnya mayat sebagai
senjata andalan. Tidak heran jika Wan Abud menggunakan mayat sebagai
senjata andalannya. Jika kita cermati, Wan Abud sampai sekarang ini
telah 3 kali menggunakan mayat sebagai alat politik. Politik mayat
digunakan pertama kali oleh Wan Abud dan timnya untuk memenangkan
Pilkada DKI 2017. Ia dengan dukungan 212 berhasil mengalahkan petahana,
Ahok.
Kedua
kalinya digunakan pada Senin 30 Maret 2020 pada saat Wan Abud
mengadakan konferensi pers di Balai Kota. Pada saat itu Ia menyatakan
ada 283 warga DKI yang dimakamkan dengan protokol jasad pasien Covid-19.
Ia membuat suaranya bergetar ketika mengumumkan ada ketika mengumumkan
hal tersebut. Ia dengan pintar menggunakan mayat untuk menunjukkan
kegentingan kondisi Jakarta. Ia melakukan hal tersebut untuk memancing
simpati pendukungnya.
Politisasi
mayat ini ia gunakan menekan Jokowi. Ia mau Jokowi menyetujui usulannya
mengkarantina Jakarta. Ia berusaha menyakinkan Jokowi dan juga
pendukungnya bahwa Jakarta sebagai pusat pandemi Covid-19 di Indonesia.
Hal ini ia nyatakan melalui pernyataannya bahwa ada 283 warga DKI yang
dimakamkan dengan protokol jasad pasien Covid-19. Sayangnya Jokowi
menolak hal tersebut.
Kegagalannya
ini tidak membuatnya jera. Ia kembali lagi mempolitisasi mayat. Hal ini
adalah kali ketiga. Strategi ini ia gunakan untuk menekan Menkes
Terawan agar ia menyetujui usulannya untuk melakukan PSBB di DKI. Hal ia
lakukan pada Selasa (2/4/2020) saat rapat melalui video conference
dengan Wapres Ma'ruf Amin. Video conference ini disiarkan live lewat
channel YouTube Wapres.
Pada
kesempatan itu ia menyatakan bahwa per tanggal 2 April di Jakarta
terdapat 885 kasus COVID positif, dengan 561 pasien yang masih dalam
perawatan dan ada 181 orang yang lakukan isolasi mandiri. Lebih lanjut
ia menyatakan bahwa dari 885 yang positif itu ada 53 orang dinyatakan
sembuh dan 90 orang dinyatakan meninggal. Selain itu ada ada 401 kasus
yang dimakamkan dengan protap COVID-19 di Jakarta hingga Rabu (1/4).
Tidak cukup hanya itu, ia menambahkan bahwa sepanjang setengah hari dari
tanggal 28 April 2020, ada 38 jenazah yang dimakamkan dengan protap
COVID-19.
Luar
biasa bukan cara dia menggunakan mayat. Ia secara cerdik menggunakan
mayat untuk mencapai apa yang ia inginkan. Hal itu ia nyatakan melalui
angka kematian. Ia berusaha menciptakan fear melalui angka kematian. Ia
berharap melalui angka-angka kematian tersebut ia dapat menekan Jokowi
untuk melock down Jakarta atau melakukan PSBB untuk DKI.
Jadi,
sepanjang yang saya lihat, ia tidak mempunyai strategi yang matang
untuk bisa mencegah berkembangnya COVID-19. Ia hanya menambah ketakutan
dan ketakutan pada rakyat Jakarta. Hal ini ia lakukan melalui Konferensi
Pers, melalui kebijakan-kebijakannya yang blunder plus mempolitisasi
angka kematian. Jika ini berhasil, bukan rakyat yang diuntungkan tetapi
rencana jangka panjangnya yang diuntungkan yaitu memuluskannya menjadi
Presiden di tahun 2024.
Jika pembaca ingin melihat karya penulis yang lain, silahkan klik link di bawah ini.
Sisesat Dari Timur
Daftar Pustaka
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/02/16075601/update-tambah-9-orang-total-112-pasien-covid-19-sembuh.
Gao Yuan, “Memancing Harimau Turun Gunung-36 Strategi Perang Cina Kuno”, hal 72-75, Pustaka Utama Grafiti, 1993.
Gambar diambil dari
https://www.kompas.com/covid-19
Re-post by MigoBerita / Sabtu/04042020/14.10Wita/Bjm