Tim MigoBerita - Banjarmasin - JANGAN PANIK, Mari Bersama Kita Dukung Bersama (Jangan KALIAN bermain api wahai para MAFIA anti Pemerintah!!).
Mungkin Hanya seruan ini dari Kami Tim Migo Berita agar semua komponen di negeri ini dari tingkatan Keluarga, RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Desa, Kota, Kabupaten, Kotamadya, Provinsi hingga Negara yang kita cintai bersama INDONESIA bahkan DUNIA, selalu BERSATU dan BERSAMA mengahadapi dampak Pandemi Wabah Covid19 (Virus Corona) ini.
Jangan sampai Dana yang sudah dikuncurkan pemerintah pusat kalian lambat-lambatkan hingga terlambat sampai ke masyarakat yang memang sangat memerlukan.
Jangan sampai sebenarnya belum perlu bilang perlu!!
Jangan Kalian bermain Politik Kotor demi kepentingan Pribadi dan Golongan sesaat.
Jangan Kalian mainkan Agama untuk kepentingan kotor yang hanya akhirnya menyengsarakan rakyat.
Dan buat para MAFIA, baik itu MAFIA Pangan,MAFIA Perdagangan, MAFIA Pendidikan, MAFIA Migas, MAFIA Obat-obatan, MAFIA Birokrasi serta para MAFIA lainnya, segeralah SADAR dan ber SATU lah untuk Kejayaan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) yang kita cintai bersama ini.
Sekali lagi buat masyarakat dan pemerintah serta kita semua bersinergilah untuk selalu Hidup Sehat dan selalu ber Do'a kepada Allah SWT Tuhan YME serta JANGAN terhasut Berita HOAX.
Mulailah dengan memakai tutup muka (Masker) dimanapun anda berada, terkecuali anda sudah dirumah dan tentunya menjalankan Hidup Bersih seperti Mandi (Cuci Tangan hingga BERSIH).
Semoga ikhtiar kita bersama ini diridhoi ALLAH SWT.
SELAMAT menjalankan Ibadah NISFU SYA'BAN tahun 1441 H (8 April 2020/Malam Kamis).
Semoga ibadah kita semua diterima oleh ALLAH SWT dan terus menjaga NKRI agar terus bisa menjadi negara yang penuh rahmat dan diberkahi TUHAN YME... AMIN.
Kerja Pertama Wagub DKI: Jadi Penagih Dana Ke Pusat, Padahal Sudah Disentil Gerindra
Luar
biasa gebrakan Wagub dari Gerindra yang sudah menjungkalkan saingannya
dari PKS. PKS ambyar dan Gerindra bergetar. Kali ini sang Wagub terpilih
langsung membuat efek kejut dan getar sampai ke Pusat. Terobosan sang
Wagub berharta 19 milyar ini sangat luar biasa. Apa itu? Jadi penagih
dana ke Pusat.
Sekarang
ABas berubah menjadi pemimpin yang makin manja. Manja karena di satu
sisi dia jadi ringan tugasnya karena ada yang bisa disuruh dan
dilimpahkan tugas atau tanggung jawab. Sementara di sisi lain kemanjaan
yang dinikmati ABas adalah dia bisa menikmati kucuran dana dari Pusat
tanpa perlu mengeluarkan dana besar dari kas DKI.
Manjanya
minta ampun bukan? Karena tanpa kerja keras, tanpa menguras kas DKI dia
bisa menarik dana yang besar dari Pusat. Lalu kas yang ada bisa
digenjot untuk menyundul pencitraannya sementara untuk rakyatnya cukup
dengan menghadirkan retorika dan buih kata-kata lewat panggung Korona.
Padahal
politisi Gerindra sudah menyentil bahwa permintaan pencairan dana
tersebut di bawa ke muka publik adalah sebuah pencitraan. Pamer ke
publik, demikian politisi Partai Gerindra Kamrussamad.
Sudha disentil partai sendiri, Wagub DKI tetap tak punya malu. Dia makin tebal muka persis bosnya.
Sekarang
bos ABas jadi lega dan makin membahana nanti ucapannya. Dia bisa
mendelegasikan sebagian kerjanya ke sang wakil terpilih. Jelas ABas
sudah sangat terbantu karena wakilnya dari Gerindra ini sudah bisa
menjadi andalan agar Anies makin fokus untuk manggung.
Alangkah
indah dan harmoni dua duet yang tak disangka-sangka melimpah
penghasilannya tapi hanya sekedar numpang eksis dan hanya abisa mengais
eh mengemis dana dari Pusat. Sementara dari politisi sejawatnya sendiri
ikutan muak.
Mau
tahu gebrakan selengkapnya si Wagub DKI? Jadi Wakil Gubernur DKI
Jakarta terpilih Ahmad Riza Patria berharap pemerintah pusat memberikan
bantuan terkait rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) di DKI Jakarta guna menekan penyebaran virus corona atau
Covid-19.
Ia
mengatakan DKI sudah mempersiapkan anggaran khusus sebesar Rp3 triliun.
Namun, menurut dia, anggaran tersebut perlu ditambah pemerintah pusat.
"Terkait
PSBB kan lebih ketat lagi. Apakah masih perlu penambahan pembiayaan
atau tidak? Kalau iya, nanti pembiayaannya dari mana? Kan tidak bisa
semua diatasi oleh DKI," katanya kepada wartawan, Selasa (7/4/2020).
Jelasin
dulu dong anggaran 3 T buat apa! Alangkah mirisnya si Wagub ini yang
punya harta dan aset melimpah tapi tetap kerjanya hanya ajadi penagih
alias kolektor. Berdalih untuk meminta kuucuran dana yang ditujukan buat
rakyatnya padahal mentalitasnya malas. Ini adalah sikap manja yang
sangat kekanak-kanakan.
Ya
mikir dong Pak Wagub, cek dulu kas daerah. Atau kas daerah sudah bocor
atau hanya dialokasikan untuk pencitraan menuju 2024? Ayolah coba dong
usaha, nyumbang dong. Baru terpilih kok kagak kreatif sih. Toh nanti
dapat tunjangan dan dana operasional bermilyar. Modalnya minta, mental
pengemis nih DKI!
DKI
tak pernah mandiri di bawah pemerintahan ABas. Zaman sebelumnya si Ahok
tak bergantung ke Pusat. Dia menyatakan secara terang-terangan dan
terbuka. Tapi ABas tanpa malu bersama wakilnya merengek plus menagih
dana terus menerus.
Wahai
para pemimpin DKi dan wagub DKI yang terpilih, kalian harus malu karena
Jabar saja yang dana APBD-nya sedikit masih bisa mengucurkan dana
leboih buat warganya. DKI hanya sekitar 3 T masih terus meminta
tambahan.
Tuh,
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membuat efek yang jauh lebih cetar.
Beliau siap menggelontorkan kurang lebih Rp 18 triliun guna membantu
masyarakat di Jawa Barat yang kena dampak Covid-19.
Sementara
DKI hanya berputar-putar saja retorika dan kebijakannya. DKI lebih
banyak pamer korban yang menginggal dan menakut-nakuti tanpa memberi
solusi. Kelihatan pemimpin horor dan tak peduli rakyatnya.
Jadi
ketika para buzzer Abas dengan bangga memamerkan bantuan sejumlah 3 T
mereka berpikir bahwa provinsi lain pasti kalah telak. Ternyata mereka
yang kena efek kejut dari Kang Emil. Sementara ABas setelah berkoar 3 T
kini tak terdengar dalam bentuk apa bantuannya.
Pemimpin
yang tangguh adalah pemimpin yang bisa mengurus keuangannya seraya
membuat penyaluran dana yang tepat dan terukur. Sedangkan pemimpin yang
hanya modal bacot ujung-ujungnya jadi pengemis dana. Tak pernah ada
upaya yang benar-benar terbukti mengeluarkan dana dari APBD untuk
rakyatnya yang sangat membutuhkan.
Ujian
lewat virus Korona ini memperlihatkan mana pemimpin yang benar-benar
peduli dan memperjuangkan rakyatnya dengan mengeluarkan dana yang dari
kas daerah. Lalu di samping itu membuat kebijakan yang berdampak dan
dinikmati masyarakat.
Sedangkan DKI hanya berada dalam pusaran panggung Covid-19 tanpa ada kejelasan dana yang mereka pamerkan itu dibuat apa!
Pengecut! Teroris Yang Ngakunya Tak Takut Mati Ternyata Takut Corona
Halo
semuanya. Puji Tuhan, Tuhan sudah menguatkan dan menghiburkan hati saya
sehubungan meninggalnya Papa saya. Terima kasih atas doa dan perhatian
teman-teman semua. Now, Jemima is back. Semangat!!!
Langsung
saja. Saya ngakak saat membaca sebuah berita yang memberitakan jika
narapidana teroris, Abu Bakar Ba'asyir, menyurati Presiden Jokowi dan
Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly agar bisa dibebaskan dari penjara
dengan alasan pandemi virus Corona (COVID-19). Pihak ABB berharap bisa
dibebaskan lewat kebijakan pembebasan napi melalui asimilasi dan hak
integrasi.
Wow
banget khan ya. Teroris yang identik dengan kejantanan karena
prinsipnya yang tak takut mati ternyata cuma selemah ini???
Manusia-manusia yang selama ini berbuat beringas sambil meneriakkan
kalimat takbir demi bisa masuk surga ternyata tak punya nyali takut
sakit dan mati gara-gara corona. Hmmmmm…..
Sekarang
mari kita simak pernyataan dari putra ABB, Abdul Rohim. Anak teroris
yang ternyata juga mengingkari “kejantanan” dari prinsip-prinsip
terorisme itu sendiri.
"Yang
kita ajukan sebenarnya asimilasi dan Pak Abu Bakar Ba'asyir berhak
untuk mendapatkan asimilasi karena beliau sudah memenuhi syarat itu.
Makanya dengan situasi seperti sekarang ini kita ingin mengambil
kesempatan itu untuk bisa kita gunakan supaya beliau bisa diberikan hak
asimilasinya," kata Abdul Rohim, Senin, 6 April 2020.
Dari pernyataan Abdul Rohim di atas, sekarang mari kita fokus pada kalimat “berhak”.
Abdul Rohim yang mewakili ABB merasa bapaknya berhak untuk mendapatkan
asimilasi. Sampai di bagian ini jujur saya pengen banget nguncir dan
nabokin mulut Abdul Rohim yang tak tahu diri seperti ini.
Bagaimana
bisa teroris yang selama ini tak peduli dengan hak-hak orang lain, lalu
dengan muka polos meminta hak-haknya sendiri??? Cuma orang tak tahu
diri yang mampu melakukan ini semua.
Teroris
yang kelakuannya tega menghakimi hak beribadah orang lain, bahkan tega
mencabut hak hidup orang lain tiba-tiba menuntut hak pribadinya untuk
mendapatkan asimilasi agar bisa bebas dari penjara??? Ngeselin banget
kan berhadapan dengan manusia-manusia egois seenaknya sendiri seperti
bapak dan anak yang satu ini.
Just info, beginilah rekam jejak kejahatan ABB yang selama hidupnya suka memperkosa hak-hak orang lain.
Awal
2002 mantan Amir Majelis Mujahidin Indonesia ini ditangkap dengan
berbagai tuduhan. Di antaranya terlibat aksi teroris Bom Bali I dan
dalang di balik serangkaian kasus bom Natal 2000. Amir Jama'ah Anshorut
Tauhid (JAT) ini juga dituduh berencana membunuh Megawati Sukarnoputri
yang kala itu menjabat wakil presiden.
ABB
juga terbukti turut melakukan tindakan makar dengan maksud
menggulingkan pemerintah yang sah, membuat keterangan palsu, dan
terbukti keluar dan masuk Indonesia tanpa izin.
Pada
30 April 2004, ABB diringkus lagi karena diduga melanggar Undang-undang
Antiterorisme dan terlibat Jamaah Islamiyah, kelompok yang dituding
mengusung aksi teroris. Ada bukti baru jika ABB pernah memimpin upacara
pelantikan Ketua Mantiki III Natsir Abbas di Akademi Militer Camp
Hubaidah.
Pada 9 Agustus 2010, ABB kembali ditangkap seusai mengisi pengajian di Tasikmalaya terkait kasus terorisme.
Dengan
sederetan kejahatan yang masuk dalam kategori extraordinary crime
seperti ini lantas ABB dan keluarganya menuntut yang namanya hak???
Tak
semudah itu Ferguso. Kembalikan dulu hak-hak banyak orang yang sudah
kau rampas dengan cara yang sangat mengerikan itu. Bisa tidak??? Kalau
tak bisa ya jangan pernah mimpi menuntut hakmu sendiri. Itu namanya sak
karepe dhewe.
Hargailah
hak orang lain jika hakmu juga ingin dihargai. Itulah rumus hidup rukun
bersama yang sampai sekarang tidak dimengerti oleh ABB dan keluarganya.
Sekarang
mari kita renungkan bersama apa yang bakalan terjadi dengan NKRI jika
manusia-manusia egois yang tak mengerti cara hidup bersama ini keluar
dari penjara dan hidup bebas berkeliaran di lingkungan masyarakat NKRI
yang majemuk dan beragam dalam banyak hal??? Kacau balau pastinya.
Kenapa
kacau?? Jawabannya mudah. Dengan permohonan keluarga ABB yang tak tahu
diri seperti itu menandakan jika sampai detik ini mereka ternyata belum
bisa sadar tentang arti dan cara hidup bersama.
Lanjut
anak ABB juga berharap permintaan dari ABB tadi bisa dikabulkan
pemerintah dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan ABB yang sangat
rentan terhadap penularan virus Corona.
"Pemerintah
lebih melihat sisi kemanusiaan karena situasi kita ini situasi yang
sudah berbeda. Artinya, dengan wabah ini, ini kan nggak main-main. Ini
kondisi beliau di tempat seperti itu umur beliau yang sudah 81 tahun dan
kondisi pelayanan kesehatan di penjara kan juga tidak bisa standar
amat. Jadi beliau sangat rentan, sangat rawan kemudian tertular makanya
kita meminta pada pemerintah untuk memiliki kebijaksanaan dan melihat
sisi kemanusiannya pada beliau bisa mendapat perlindungan lebih baik dan
bisa berkumpul dengan keluarga," kata Abdul Rohim.
Sekarang mari kita fokus pada kata “kemanusiaan” dan “kebijaksanaan”.
Manusia
yang kelakuannya selama ini menghina dan menginjak-injak nilai-nilai
kemanusiaan dan kebijaksanaan tiba-tiba bicara tentang kemanusiaan dan
kebijaksanaan itu sendiri??? Tak seplok lambemu kok memang. Ngeselin
banget jadi orang.
Lanjut kita fokus pada kalimat ”Artinya, dengan wabah ini, ini kan nggak main-main” dan “mendapat perlindungan lebih baik dan bisa berkumpul dengan keluarga”.
Orang
yang selama hidupnya suka mempermainkan hidup orang lain tiba-tiba
takut pada virus corona dan menganggapnya sebagai masalah serius tidak
main-main, lalu dengan sok imut dia membahas tentang berkumpul dengan
keluarga???
Bisa
tidak dia mengembalikan nyawa orang-orang yang sudah mati mengenaskan
akibat kelakuan jahatnya itu??? Sementara dengan meninggalnya 1 orang
saja sudah mengubah jalan hidup banyak orang dalam keluarga orang-orang
yang sudah dibunuh para teroris.
Jika
seorang ayah yang mati gara-gara ulah teroris, minimal setidaknya ada
dua jiwa yang hidupnya dipermainkan teroris yaitu istri dan anak orang
tersebut, belum lagi kedua orang tua, saudara, kerabat, sahabat dan
teman-teman yang ditinggalkan.
Bisa
ribuan bahkan jutaan jiwa yang hidupnya sudah dipermainkan oleh para
teroris jahanam ini. Berapa banyak keluarga yang sudah tak bisa
berkumpul lengkap lagi dengan orang-orang yang dicintainya akibat
kelakuan para teroris ini???
Lalu
tiba-tiba sekarang mereka jadi sok bijak mengingatkan pemerintah
tentang ini dan itu yang mereka sendiri tak mau melakukannya. Tempeleng
ngga pindah-pindah ini namanya. Benar-benar menjijikkan.
Saat
ini ABB berumur 81 tahun. Jiwa pengecut ABB muncul di usia ini sampai
merengek minta dibebaskan dari penjara gara-gara takut corona.
Mau
tak mau saya jadi teringat pada Papa saya yang baru saja dimakamkan
Minggu, 6 April 2020 barusan di usia 84 tahun. Fisik Papa saya memang
drop tua dimakan usia. Tapi soal nyali Papa saya luar biasa. Tanpa
ketakutan sedikitpun di wajahnya, tanpa keluhan dan omelan di mulutnya,
Papa saya berjalan melewati lembah bayang maut itu dengan gagah. Dengan
sabar, tabah dan ikhlas Papa saya menjemput kematiannya. Saya sudah
menuliskannya dalam artikel berikut ini.
Akhirnya
saya bisa mengambil kesimpulan. Yang namanya teroris dengan segala
prinsip, teori dan dalilnya ternyata hanyalah seorang penipu dan
pengecut. Ngakunya tak takut mati tapi takut corona. Menyuruh orang lain
mati dengan pahala surga padahal dirinya sendiri takut mati menolak
surga. Sungguh aku tak menyangka ternyata dirimu selemah ini Ferguso.
Sumber referensi:
Bukan Anies, Kepala Daerah Ini Dapat Pujian Doni Untuk Penanganan Covid 19!
Anies
dan pendukungnya harusnya sadar diri karena sudah kehilangan muka di
depan pemerintah pusat dan rakyat. Tak perlu gembar gembor Anies dapat
bantuan liga muslim dunia seperti kata Ayah Naen karena nyatanya dia tak
becus bekerja. Saat semua kepala daerah berlomba-lomba melakukan
penangan terbaik, dia malah main media demi pencitraan.
Salah
satunya informasi kematian yang selalu dibuat heboh Anies. Semua
framing media menuliskan tagline suara Anies bergetar saat mengumumkan
jumlah jenazah. Padahal di Jatim Gubernurnya setiap hari menginfokan
jumlah pasien yang sembuh. Di Jabar mencari solusi untuk terus menaikkan
anggaran dan meratakan rapid test. Lebih keren lagi yang dilakukan
Jateng hingga menuai pujian Doni. Ganjar tak hanya produksi massal
secara mandiri untuk APD dan rapid test di darerahnya. Ia juga melakukan
solusi jitu pada pemudik.
Seperti dilansir kumparan.com,
Kepala Gugus Tugas Penanganan Virus Corona Doni Monardo menyinggung
langkah-langkah yang dilakukan pemda dalam menangani virus corona. Doni
menyinggung masih banyak masyarakat yang tidak patuh meski pemda telah
mengeluarkan kebijakan yang tegas.
Dalam
rapat virtual bersama Komisi VIII, Doni memuji kebijakan yang dilakukan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menangani kasus corona di
wilayahnya. Ia pun berharap apa yang dilakukan Ganjar di Jawa Tengah
dapat menjadi contoh bagi pemda lainnya.
"Kepatuhan
masih rendah, tapi kami terus berkoordinasi dengan Pak Gubernur Ganjar.
Mudah-mudahan Jawa Tengah bisa menjadi contoh," kata Doni dalam rapat
virtual bersama Komisi VIII, Senin (6/4).
Hal-hal
yang perlu dicontoh, menurut Doni, adalah program di Jawa Tengah yang
menjemput warganya dari Jakarta yang sudah tidak berpenghasilan karena
wabah corona. Setelah dijemput, mereka pun diwajibkan untuk melakukan
isolasi mandiri selama 14 hari.
"Beberapa
kabupaten/kota di Jawa Tengah ada program untuk menjemput warga
masyarakatnya ke Jakarta yang sudah kehilangan pekerjaan. Di sana mereka
kasih keterangan. Anda kami jemput, Anda wajib isolasi mandiri selama
14 hari," tuturnya.
"Ini
kan bagus ada komunikasi dari pusat ke daerah ke masyarakat. Nah kalau
semua bisa tertib seperti itu, kita bisa membatasi masyarakat yang
terpapar," lanjutnya.
Selain
itu, Doni juga menyinggung pentingnya alokasi anggaran kepada
instansi-instansi yang membantu pencegahan corona di daerah-daerah. Ia
pun meminta daerah memiliki rencana berkelanjutan untuk menangani wabah
ini.
"Saya
sudah melaporkan kepada pimpinan Komisi VIII pentingnya kita menyusun
continuity plan dan mengalokasikan dana kepada BPBD. Sekarang terlihat
mana kepala daerah yang peduli kepada kepentingan masyarakat, mana yang
sama sekali acuh saja. Jadi ini menjadi koreksi bagi kita," pungkasnya.
Pernyataan
Doni ini sekaligus menjadi sindiran telak bagi Anies yang acuh dengan
warganya.
Saat ini seharusnya yang dilakukan kepala daerah adalah
membatasi kontak antar warga terutama dengan daerah zona merah. Apa yang
dilakukan Ganjar terkait mudik ini sangat bagus dan memang layak jadi
percontohan. Bukan gembar gembor dapat sumbangan seperti kata Tengku Zul
tapi tak ada aksi nyata yang dilakukan Anies pada warga DKI.
Justru
banyak kebijakan Anies yang akhirnya blunder dan mendapat teguran keras
dari pusat.
Masih ingat dengan pembatasan moda transportasi MRT, LRT
dan Trans Jakarta beberapa saat lalu yang menyebabkan antrean panjang?
Ini semua akibat keteledoran Anies maka wajar kalau saat ini peningkatan
kasus Covid 19 di DKI meningkat tajam. Untungnya saat itu Jokowi turun
langsung melarang pembatasan transportasi massal.
Kini
Anies lagi-lagi ngebet membatasi moda transportasi dan ingin Jakarta
dilockdown.
Nanti kalau ada eksodus besar-besaran dari kota ke daerah
siapa yang bertanggung jawab. Tentunya bukan Anies. Padahal setiap
kebijakan harus dilakukan dengan koordinasi banyak pihak.
Saat
Ganjar bisa memproduksi sendiri APD di daerahnya termasuk rapid test,
Anies masih sibuk mengumumkan jumlah jenazah.
Kasihan sekali warga DKI
yang ketiban pemimpin seperti dia. Inilah bedanya pemimpin yang berpihak
pada rakyatnya dan pemimpin yang sibuk menaikkan citranya. Saat Ganjar
meniru blusukan Jokowi untuk menemukan solusi dari setiap masalah, Anies
malah menjadi sumber masalah dengan menambah jumlah pasien lewat aturan
kerumunan yang ia keluarkan.
Setelah
berhasil membuat kerumunan dengan nama bagi-bagi masker, Anies kembali
membuat kerumunan dengan bagi-bagi sembako. Padahal di daerah yang jauh
dari metropolitan, Ganjar berhasil menerapkan kebijakan isolasi mandiri
dan membatasi kontak dari zona merah ke daerah asal. Inilah buktinya
blusukan ala Jokowi dan Ganjar lebih tepat sasaran ketimbang bacot Anies
yang bisanya menambah masalah.
Referensi:
Antara Radikalisme, Demokrasi Kebablasan dan Pornografi
Mungkin
bagi masyarakat awam ketika Pilpres 2019 selesai dengan berlanjutnya
Pemerintahan Pak Jokowi yang kali ini menggandeng Pak KH Ma’ruf Amin,
maka Indonesia akan semakin damai, semakin jauh dari intoleransi dan
radikalisme. Indonesia akan semakin baik, bisa berkonsentrasi
melanjutkan Visi dan Misi Pak Jokowi dan Kabinetnya dalam mewujudkan
Indonesia yang maju dan sejahtera.
Apalagi,
sang rival, Pak Prabowo Subianto diberikan amanah untuk membidangi
Menteri Pertahanan, melihat sepak terjang dan keinginannya untuk
mengembangkan bidang Pertahanan Republik Indonesia.
Pak
Jokowi dengan legowo dan dengan kerendahan hati menerima semua masukan
dan tidak mempermasalahkan apapun kejadian sebelum Pilpres dan sesudah,
apalagi menjelang pengumuman oleh KPU. Semuanya iklas dan damai sehingga
kita berharap pemerintahan akan berjalan dengan adem dan berjalan
sesuai dengan keinginan kita bersama.
Namun,
kini kita kembali melihat bagaimana wabah pandemik corona virus kembali
dimanfaatkan oleh oknum-oknum politikus yang mabuk kekuasaan untuk
mendapatkan tempat di hati masyarakat.
Gorengan-gorengan berbungkus
agama dimainkan, bagaimana agar covid-19 ini benar-benar menakutkan dan
bagaimana agar pemerintah jelek di mata rakyat.
Ketika
pertamasekali covid-19 menyerang Indonesia dengan ditemukannya dua
orang WNI terkena virus corona tertanggal 2 Maret 2020 dan WHO
mengumumkan status covid-19 menjadi pandemi, artinya virus yang meyebar
ke berbagai negara, maka pemerintah mengumumkan agar seluruh rakyat
Indonesia melakukan aktivitas di rumah, termasuk bekerja, belajar dan
beribadah sebagai langkah awal pencegahan penyebaran corona ini.
Namun,
keputusan itu dianggap tidak tepat oleh mereka-mereka yang memang
memanfaatkan segala momen agar pemerintah dianggap tidak bekerja. Mereka
memaksakan statusnya dibuat menjadi lockdown agar ekonomi lumpuh total,
jikalau ekonomi lumpuh total maka sudah pasti tau apa yang akan terjadi
bukan? Akh jauh-jauhlah itu!
Di
masa sulit akibat covid-19 ini nyata kita lihat masih ada yang
memanfaatkan situatis dan kondisi dengan menghina pemerintah, lebih
spesifiknya Presiden dan Menterinya.
Banyak
bertebaran video yang kita lihat bagaimana mereka membungkus bencana
alam non benda ini menjadi bahan untuk menyerang pemerintah. Ada yang
mengatakan ini adalah kutukan karena junjungan mereka masih berada di
Arab Saudi hingga kini, ada yang mengatakan bahwa ini adalah tentara
allah, dan masih banyak lagi.
Bencana
nasional non alam ini juga membuat orang-orang muda yang tersesat oleh
intoleransi dan radikalisme, menghina Presiden oleh karena kebijakannya.
Mereka-mereka – yang terpapar radikalisme dan intoleransi – yang
dianggap oleh negara masih embrio-embrio kecil, kini mulai muncul ke
permukaan.
Sebut saja Ali Baharsyah alias AB, terciduk lantaran mengunggah video penghinaan pada Presiden dengan kebijakan yang dia buat.
Dalam
videonya, si AB ini dengan beraninya mengatakan presiden Jokowi, yang
juga merupakan panglima tertinggi angkatan darat, laut dan udara itu
dengan sebutan ‘goblok’. Tidak hanya itu saja, dia berkata karantina itu
untuk monyet apa manusia?.
Akibat
dari video yang menghina dan melecehkan itu, ia akhirnya dilaporkan ke
polisi oleh Ketua Cyber Indonesia, Muannas Al Aidid ke Bareskrim Polri
pada Rabu 1 April 2020 lalu, dengan tuduhan ujaran kebencian dan
penyebaran hoaks Covid-19.
Dalam
laporan bernomor: LP/B/0184/IV/2020/BARESKRIM itu, Muanass melampirkan
barang bukti 5 lembar tangkapan layar dan 1 unit USB berisi rekaman
video Ali Baharsyah.
Dengan
gerak cepat, tim Bareskrim Polri langsung mengamankan AB. Dia ditangkap
pada Jumat 3 April 2020 malam tanpa perlawanan alias pasrah ditangkap
di Cipinang, Jakarta Timur.
Dan
saat pemeriksaan, saya dibuat terheran-heran dengan apa yang ada pada
barang bukti yang disita. Bagaimana tidak? Sebelumnya, pada bulan
Februari, AB juga dilaporkan ke Polda Jawa Barat.
Menurut
Himawan, AB melakukan aksinya untuk menyebarkan paham tertentu. “Dari
hasil pemeriksaan, motif tersangka adalah menyebarluaskan paham yang
diyakininya, yang ini beberapa paham yang bertentangan, juga beberapa
paham yang sedang kita lakukan pendalaman berkaitan dengan analisia
paham tersebut,” tutur dia.
Dari
hasil penangkapan, polisi menyita empat ponsel, tiga modem, 104 keping
CD, 11 harddisk, satu laptop, satu kamera, dua tripod, dua KTP, hingga
beberapa pakaian.
Yang
paling menyesakkan, ternyata si AB ini juga menyimpan file porno!
Wah,wah, itu untuk konsumsi sendiri apa diedarkan juga? Mengingat dalam
sebuah postingan video, si AB ini juga menyebarkan paham khilafah,
dimana di dalam video itu terlihat perwakilan dari beberapa kampus
mengkumandangkan khilafah.
Nah,
inilah yang saya maksudkan paham radikalisme terus menjalar pelan-pelan
di kampus-kampus, baik itu ternama maupun ngga ternama, kalangan
masyarakat awam yang gampang percaya, akademisi, di BUMN, Aparatur Sipil
Negara (ASN), hingga sisi usia, perkembangan radikalisme atau
paham-paham yang bertangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
telah menggerogoti, dari tingkat usia dini, dewasa dan lanjut usia.
Paham-paham
radikalisme berbalut agama ini menyebar, belum lagi demokrasi
kebablasan, dimana banyak orang yang asal buat status di media sosial.
Bagaimana bahasa-bahasa kasar menghina Presiden, almarhum ibu Presiden
yang sudah wafat, bagaimana seorang Pak Luhut dituduh, hingga kata-kata
kasar kepada Pak Menteri Yasona.
Inilah
yang menjadi ancaman yang harus kita berantas bersama! Bagaimana
caranya? Kembali kepada pribadi kita bersama untuk melihat dan membuka
mata hati kita bahwa wawasan kebangsaan itu sangat penting kembali
ditanamkan. Pun dengan penerapan kearifan lokal, budaya bangsa dan
menekankan bahwa budaya luar itu tidak semuanya bagus.
Disamping
itu pemahaman agama yang benar juga harus benar-benar diberikan dan
jangan berlebih-lebihan dalam beragama. Peran keluarga juga sangat
penting memberikan pemahaman sejak dini bagaimana bertoleransi yang baik
dan benar. Sekian!
sumber artikel:
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/06/17422141/hina-jokowi-terkait-penanganan-covid-19-pemilik-akun-alibaharsyah007.
Faisal Assegaf Hendak Mainkan Isu Agama?
Perseteruan
antara Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP) dengan
Said Didu tampaknya hendak dipanas-panasi oleh Faisal Assegaf. Dia ini
bukannya menyarankan agar kedua belah pihak mengambil jalan damai saja.
Dengan misalnya mendorong Said Didu supaya meminta maaf kepada LBP,
namun justru memprovokasi lewat cuitannya sebagai berikut: Sikap pak
@msaid.didu ogah minta maaf pd Luhut adalah bentuk kemenangan bagi
seluruh rakyat, lebih khusus umat Islam se-Indonesia. Kaum muslim
bahagia banget, para tokoh Islam makin memperkuat kebersamaan melawan
virus Corona dari China. Terima kasih. Allahu Akbar!
Acara
"ribut-ribut" ini awalnya dipicu oleh Said Didu yang menuduh LBP hanya
memikirkan uang. Tudingan yang tidak berdasar itu dia sebarkan lewat
video di YouTube berjudul: “MSD: LUHUT HANYA PIKIRKAN UANG, UANG, DAN
UANG”. Dalam video berdurasi 22 menit 44 detik itu, si Said Didu menilai
pemerintah saat ini lebih mengedepankan peninggalan monumental berupa
ibu kota baru daripada mengatasi masalah seperti wabah Covid-19.
Kemudian pria cebol yang tampaknya doyan mepet
pada wanita yang bukan bininya ini, membawa-bawa nama Luhut, dengan
kata-kata: "Kalau Luhut kita sudah tahulah di kepala beliau itu hanya
uang uang, saya tidak melihat beliau memikirkan bangsa dan negara,
memang karakternya demikian, hanya uang dan uang".
Wajar
saja LBP naik pitam dengan tudingan yang sama sekali tidak berdasar
ini.
Siapa yang meragukan loyalitas dan totalitas seorang LBP pada
bangsa dan negara ini?
Kalau dibandingkan dengan Didu yang juga pernah
menduduki jabatan strategis di negeri ini, jelas sangat tidak sepadan.
Sumbangsih LBP yang sudah menjadi menteri semasa Presiden Gus Dur,
sangat jauh jika dibandingkan dengan Didu.
Said
Didu lupa, LBP bukanlah Jokowi, yang diam saja ketika difitnah atau
dihina.
Jokowi yang sabar dengan membiarkan caci-maki dan hinaan mendera
diri dan keluarganya, lebih memilih kepentingan bangsa dan negara,
dengan terus bekerja, ketimbang mengurusi orang-orang yang merendahkan
dirinya. Upaya Jokowi dan jajarannya dalam memerangi Covid-19 ini sudah
sedemikian keras dan serius, tetapi masih dimanfaatkan oleh pihak lain
yang memiliki kepentingan lain.
Said
Didu, dengan membawa-bawa kepentingan masyarakat luas, menyerang
pemerintah lewat tudingannya terhadap LBP. Kita semua tahu, sejak dulu
kelompok mereka tidak menginginkan negeri ini aman damai dan sejahtera
di bawah Jokowi. Bahkan wabah virus yang berpotensi menghinggapi diri
dan keluarga mereka pun dibuatkan celah untuk memaksakan pemuasan
syahwat politik yang tidak pernah kesampaian itu. Apapun mereka lakukan
-- termasuk memanfaatkan medsos dengan menyebar fitnah dan hoaks untuk
mengganggu kinerja dan konsentrasi pemerintah.
Dan
LBP yang tidak terima diperlakukan seperti itu, segera melayangkan
peringatan kepada Said Didu, agar dalam waktu 2 x 24 jam meminta maaf.
Jika tidak, maka kasus ini dibawa ke ranah hukum.
Kalau tetap bandel dan
bodoh, penjara menanti Said Didu.
Sudah
diduga, oknum ini tidak akan mudah begitu saja menuruti ajakan damai
dari pihak yang jadi korban fitnah. Itu ciri khas kelompok ini, yang sok
keras kepala namun bodoh.
Said bukannya meminta maaf, tapi mengirimkan
surat klarifikasi ke pihak LBP tentang video yang menuduh LBP secara
kelewatan itu.
Bisa
saja LBP menganggap surat klarifikasi itu sebagai "permintaan maaf
dalam bentuk lain", lalu menganggap masalah ini sudah selesai. Sebab
saat ini virus corona lebih urgen dihadapi daripada meladeni nyinyiran
di Said Didu.
Tidak
masalah. Kita dukung, sebab saat ini LBP pasti lebih mementingkan
keselamatan rakyat, bangsa dan negara dari ancaman Covid-19 ini daripada
urusan pribadinya. Tapi mbok Said Didu, tahu diri dong. Bertobat itu indah Pak, malu sama umur, dan wajah yang tidak enak dipandang itu.
Tapi
sungguh tak dinyana, kemarin tiba-tiba muncul status bernada provokasi
dari Faisal Assegaf yang sok membela Said Didu. Di mata Faisal, surat
klarifikasi dari Said Didu itu justru sebagai wujud penolakan meminta
maaf terhadap LBP. Gilanya, dia sampai mengatakan bahwa sikap Said Didu
itu adalah bentuk kemenangan bagi seluruh rakyat, lebih khusus umat
Islam se-Indonesia. Apa hubungannya persoalan pribadi antara LBP dan
Didu dengan umat Islam?
Saat
ini, pemerintah, bangsa dan negara sedang berperang melawan virus
Corona. Kita semua berharap supaya "perang" ini selesai, dan kita
menangkan sebelum bulan Ramadhan tiba. Itulah doa semua orang dari
Sabang sampai Merauke. Tetapi Faisal Assegaf malah terkesan menyeret
umat sedang berperang dengan LBP? Mentang-mentang LBP itu non-muslim,
maka ketika Said Didu berseteru dengan LBP, maka itu juga perseteruan
umat Islam se-Indonesia dengan LBP?
Otak,
di mana otak? Nuranimu ke mana? Apa tidak pernah belajar dari berbagai
peristiwa kelam gara-gara agama diseret dan dimain-mainkan? Belum
puaskah engkau menyaksikan luka dan perpecahan di masyarakat gara-gara
agama dijual di Pilkada DKI 2017, Pilgub Sumut 2018, dan pilpres?
Perang
bangsa Indonesia saat ini adalah melawan virus corona yang tidak
kelihatan.
Maka jangan salahkan siapa-siapa jika ente atau keluarga
disergap virus ini. Apabila pemerintah dan jajarannya sukses besar
mengenyahkan Covid-19 ini, kita semua masyarakat Indonesia adalah
pemenang.
Maka,
jangan kau coba perkeruh perjuangan pemerintah dan paramedis yang
mempertaruhkan jiwa raganya dalam perang ini. Pemerintah dan paramedis
di garda depan berjuang untuk kepentinganmu dan kebahagiaan keluargamu
juga, tetapi kau malah ingin memecah-belah masyarakat dengan meniup-niup
sentimen agama?
Bertobatlah Pak!
Corona Datang, Butuh Dana, Kog Tiba-Tiba Angka Kemiskinan Jakarta Melonjak Tinggi!
Pada
Januari lalu, Anies mengklaim telah berhasil menurunkan angka
kemiskinan di DKI Jakarta sebanyak 0,36 persen sejak September 2017.
Menurutnya lagi, DKI Jakarta merupakan angka kemiskinan terkecil dalam
lima tahun terakhir di DKI. Hal itu dia sampaikan di acara pembukaan
Rakerda DPP Partai Gerindra DKI pada 26 Januari 2020.
"Kita
mencapai angka persentase penduduk miskin terkecil dalam lima tahun
terakhir di Jakarta ini. Sejak September 2017, persentase penduduk
miskin kita ada 3,78 persen, kemudian turun sekarang sudah mencapai 3,42
persen.” (Anies Baswedan, Kompas)
Dari
persentase kemiskinan penduduk DKI di atas, dapat dilakukan perhitungan
sederhana dengan asumsi jumlah penduduk DKI per 2019 sekitar 10,5
jutaan. Data ini menurut publikasi BPS DKI Jakarta.
Mengacu pada presentase kemiskinan terakhir menurut Anies, yaitu 3.42
persen, maka jumlah penduduk miskin di DKI adalah sekitar 359.100 jiwa.
Anies berhasil mengurangi kemiskinan sekitar 37.800 jiwa. Sampai di
sini tidak ada persoalan. Katakan WOW ke Anies.
Muncul pertanyaan besar ketika Anies meminta dukungan dana kepada Wapres Ma’ruf Amin saat video conference.
Anies mengaku bahwa terdapat 3,7 juta jiwa warga DKI yang berstatus
miskin dan rentan miskin. 3,7 juta jiwa warga DKI itu sama dengan 35,23
persen warga DKI.
"Dalam
catatan kami, ada 3,7 juta orang dalam posisi miskin dan rentan miskin.
Mereka terdampak cukup serius dan perlu ada dukungan untuk bisa
membiayai kehidupan di Jakarta.” (Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Kompas)
Karena
ada dua jenis yang membutuhkan bantuan, yaitu miskin dan rentan miskin,
Wapres kemudian memperjelas soal data ini apakah sudah terdata menurut
nama dan alamat.
Karena diminta kejelasan, Anies pun menjelaskan bahwa
yang dalam posisi miskin berjumlah 1,1 juta jiwa. Sisanya adalah warga
rentan miskin.
"Kalau
masyarakat miskin di Jakarta ada 1,1 juta, mereka sudah teridentifikasi
by name by address karena selama ini dapat bantuan dari kami. Tapi
kelompok rentan miskin, ini adalah kelompok yang tidak dapat bantuan
langsung.” (Anies Baswedan, Kompas)
Oh
iya… Warga yang rentan miskin itu maksudnya adalah warga yang jadi
miskin karena terdampak corona. Bisa jadi mereka itu adalah yang di PHK,
pelaku UMKM, dan pekerja informal lainnya. Yang jelas status mereka
sebelumnya, mungkin, hampir miskin.
Perlu
Anda tahu bahwa 1,1 juta jiwa warga miskin DKI sama dengan 10,47
persen. Jadi selama ini, DKI Jakarta – mengacu pada pengakuan Anies –
memberikan bantuan langsung ke warga miskin yang jumlahnya 1,1 jiwa,
kepada 10,47 persen warga DKI. Loh…..
Anda sudah tahu masalahnya?
Saya
perjelas yah. Januari Anies mengklaim kemiskinan di DKI hanya 3,42
persen atau setara dengan 359.100 jiwa. Nah setelah corona datang,
jumlah warga miskin itu berubah menjadi 1,1 juta jiwa atau sama dengan
10,47 persen. Itu artinya terdapat lonjakan angka kemiskinan 7,05 persen
atau sama dengan 740.900 jiwa. Ini bukan karena dampak corona loh yah.
Yang 1,1 juta atau 10,47% itu adalah yang biasa disalurkan bantuan
langsung tunai atau datanya pasti.
Pertanyaannya,
kenapa angka itu begitu cepat bertambah?
Ada beberapa kemungkinan.
Mungkin, jumlah penduduk miskin di DKI sebanyak 1,1 juta (10,47%) itu
benar adanya. Tetapi agar tampak berhasil memimpin Jakarta, Anies
mengaku jumlah warga miskin di DKI hanya 359,1 ribu (3.42%).
Yang
penting terlihat berhasil. Mau bohong atau menipu, itu urusan belakang.
Mungkin, jumlah yang miskin itu hanya 3,42 %. Tetapi penyaluran bantuan langsung tunai itu selalu di mark up. Jangankan warga miskin, mayat saja dimark up kog. Untuk apa? Bisa jadi dia korupsi. Kita tidak tahu.
Mungkin, angka 3,42% itu benar. Tetapi demi mendapatkan efek kejut ke Wapres, demi mendapatkan dukungan dana, maka dia mark up jumlah warga miskin. Yang penting dananya turun, soal tipu menipu, toh dari dulunya sudah begitu terhadap JKT58.
Mungkin
juga, Anies sudah tidak bisa lagi menghindar. Dia terpaksa mengakui
jumlah real penduduk. Soalnya ini berkaitan dengan uang yang jumlahnya
tidak sedikit dan tidak mungkin ditutup-tutupi.
Kalau mau
ditutup-tutupi, bisa-bisa Anies harus jual diri untuk menutupinya. Itu
pun kalau laku. Jadi harus jujur agar dana yang turun juga sesuai dan
dia tidak nombok. Biasalah kalau sudah berkaitan dengan uang, Anies
tidak mau rugi.
Kenapa
saya menggunakan terminus ‘mungkin’? Bisa jadi perhitungan saya di atas
salah. Maka kalau ada yang lebih paham, silakan ajari saya cara
menghitungnya.
Alasan
lainnya, terlalu banyak alasan seorang Anies Baswedan untuk memainkan
data seenak udelnya. Maka terlalu banyak pula kemungkinan tujuan yang
ingin dicapainya. Maka selama belum Ada bantahan, semua kemungkinan di
atas menjadi mungkin.
Semoga covid-19 cepat berlalu.....
Terkencing-kencing, Said Didu Kirim Surat ke Luhut
Terkencing-kencing (ter- +kencing + kencing) perbuatan yang dilakukan tidak disengaja, dan/atau berulang-ulang, Said Didu kirim surat ke Luhut
Artinya
apa? Said Didu selaku tokoh akhirnya tunduk juga kepada Luhut.
Sebagaimana tertuang bahwasanya Terkencing-kencing memiliki makna
perbuatan yang tidak disengaja atau berulang-ulang. Kisah penghinaan
seorang Said Didu kepada orang lain itu sering terjadi.
Dengan
dalih kritik, Said Didu dengan tegas dan bebas bisa berkata apapun,
sesuka hatinya kepada siapa saja, tanpa peduli lawan bicara, atau orang
yang ia kritik sakit hati atau terluka karenanya.
Hari
ini sejarah mencatat, Said Didu telah mengirimi surat ke seorang Luhut.
Sebagai kaum intelektual, mengirim surat sebagai bentuk klarifikasi
adalah sebuah upaya bahwa kita telah merasa salah dan ingin
mengklarifikasi (membenarkan yang salah)
Tidak
perlu tersurat kata "maaf" dalam surat, sebagai seorang yang
intelektual pasti paham bahwa Said Didu mengetahui kesalahannya.
Karena
lontaran yang sifatnya kasar sudah tentu masuk dalam delik formil,
dimana disana yang dirumuskan adalah tindakan yang dilarang (beserta
hal/keadaan lainnya) dengan tidak mempersoalkan akibat dari tindakan
itu. Misalnya pasal: 160 Kitab Undang Undang Hukum Pidana (“KUHP”)
tentang penghasutan.
Secara
jelas, Said Didu telah menghasut audiencenya sebanyak hampir 100.000
orang lebih di channel Youtubenya untuk percaya dengan apa yang ia ucap.
Belum lagi soal pasal penghinaan karena mengandung kesengajaan, yang
juga menyinggung kehormatan seorang Luhut.
Said
Didu telah berulang-ulang, bukan hanya kepada Luhut, tapi pernah juga
mengatakan hal serupa yang cukup kasar, kepada saudara kita di Papua.
Dulu di Mata Najwa, Said Didu pernah punya statement, dirinya
merendahkan orang Papua.
Masalah
penguasaan teknologi tidak ada hubungannya dengan etnis mana pun. Orang
Papua banyak yang maju dan siap memanfaatkan teknologi apapun.
Said
Didu pernah lolos saat itu, tidak ada yang terprovokasi, bahkan tidak
ada yang melaporkannya ke Polisi. Padahal jelas Said Didu tidak pernah
minta maaf sedikitpun atas ucapannya.
Dan
kali ini, semua terulang, Said Didu dengan keyakinannya. Dia
merendahkan nama seorang Luhut dengan jelas. Tapi bagaimana kelakarnya
saat menulis surat?
Tertuang
dalam suratnya nomor 2. "Rangkaian tidak terpisahkan dari analisis"
dimana tertulis jelas disana, menurutnya, Said Didu ini sedang berupaya
menyampaikan sebuah kritik langsung ke Pemerintah, hanya saja karena
saat ini posisi menteri sedang di isi Luhut, jadi mau tidak mau namanya
terseret.
Lalu setelah mengirim pesan itu, apa kelakarnya dia didepan para pewarta?
Said Didu: Dia Intelektual
Walau
tidak meminta maaf secara tersurat, tapi cara Said Didu memuji seorang
Luhut sebagai orang yang intelektual itu sudah pertanda. Bahwa ada
getaran disana
Kasus kali ini berbeda dengan warga Papua yang lebih memilih memaafkan ucapan Said Didu.
Kasus kali ini langsung disambar bak petir oleh jubir Luhut.
Harapan
terbesar adalah melanjutkan kasus ini secara jelas. Unsur penghinaan
sudah memenuhi syarat.
Said Didu tidak bisa membuktikan bahwa seorang
Luhut hanya fokus pada uang.
Tidak ada dasarnya, bahwasanya karena
iklim investasi harus terus berjalan. Itu normal.
Karena
Bapak Luhut benar-benar bekerja buat bangsa, beliau tidak ingin terjadi
krisis terulang seperti 98. Kalau yang difikir Said Didu itu hanya uang
yang sifatnya materialistis, seolah menggambarkan Luhut sangat
memerlukan uang untuk kekayaannya pribadi, sudah jelas pendapat itu
salah.
Orang
awam tidak akan mencerna isi surat Said Didu, penonton Youtube yang
menonton channelnya Said Didu hanya akan punya 1 narasi dikepala mereka.
Luhut peduli uang. Seorang Luhut tidak peduli bangsa, apalagi peduli
soal wabah corona ini, Titik.
Dan
apa yang difikirkan banyak orang itu jelas menyakiti nama baik, dan
keluarga besar dari Pak Luhut. Maka tidak ada alasan yang logis bila LBP
tidak melanjutkan proses hukum ini lebih lanjut.
Sesekali,
Said Didu harus didik dengan batasan kritik yang baik secara aturan.
Bukan sembarang bicara tanpa memikirkan perasaan lawan bicara atau orang
yang dia kritik. Toh juga Pak Yasona lagi banyak beri remisi bebas,
mana tau Said Didu di penjara di rumah.Didu: Nyerang Kayak Macan, Saat Klarifikasi Kayak ‘Tikus Got’
Saya
kira nyali orang yang mengaku ‘manusia merdeka’ akan segarang macan.
Ternyata semua itu hanya omong kosong belaka.
Kebanyakan hanya bacot ala
manusia terbuang seperti Didu.
Ketika
Didu berbicara tentang Luhut Binsar Panjaitan (LBP), seolah dalam
setiap kata dan kalimatnya sudah penuh perhitungan dan melalui
pertimbangan yang sangat matang serta punya dasar yang sangat kuat.
Bagaimana kita tidak berpikir seperti itu, secara dia menyerang dengan
begitu sadis dan kejinya.
Coba deh baca pernyataannya dalam video ini:
“Kalau
Luhut kan kita sudah tahulah. Ya memang menurut saya di kepala beliau
itu hanya uang, uang, dan uang. Saya tidak pernah melihat bagaimana dia
mau berpikir membangun bangsa dan negara. Memang karakternya demikian,
hanya uang, uang, dan uang. Saya berdoa mudah-mudahan terbersit kembali
Sapta Marga yang pernah diucapkan oleh beliau sehingga berpikir untuk
rakyat bangsa dan negara. Bukan uang, uang, dan uang.
Kenapa
itu dilakukan karena ada pihak yang ngotot untuk agar anggarannya tidak
dipotong, dan saya pikir pimpro (pimpinan proyek) pemindahan ibu kota,
Luhut Pandjaitan, itulah yang ngotot agar anggarannya tidak dipotong.
Sehingga, Sri Mulyani punya ide untuk menaikkan jumlah utang.” (Said Didu)
Coba bandingkan dengan transkrip surat Klarifikasi Didu berikut:
Dia
hanya menyinggung soal ‘Luhut hanya memikirkan uang, uang dan uang’ dan
‘semoga terbersit kembali sapta marga’. Dia menganggap itu analisanya
tentang kebijakan pemerintah terkait penanganan wabah covid-19. Dia
mengklaim bahwa kebijakan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi
lebih mementingkan kebijakan penyelamatan investasi yang mungkin
merupakan pelaksanaan tugas LBP.
Pada
videonya, Didu menyerang pribadi LBP secara terang-terangan.
Dia tidak
sedang mengkritik kebijakan LBP sebagai Menteri, melainkan terpisah dari
situ.
Mengkritisi kebijakan pemerintah itu bukan menyerang kepribadian
pejabatnya dengan tuduhan yang keji. Klarifikasi Didu itu pun akhirnya
menjadi kosong belakang. Hanya mencari jalan untuk melepaskan diri.
Dan
busuknya Didu, dia mengklaim mengkritik tetapi pada saat yang sama
meragukan tugas LBP sebagai menteri untuk penyelamatan investasi. Kata
‘mungkin’ dalam angka 1, poin b adalah serangan busuk yang menimbulkan
interpretasi lain.
Di video, dia sudah memastikan bahwa LBP tidak pernah memikirkan bangsa dan negara.
Itu artinya dia menganggap LBP sudah sedemikian jahatnya sampai tidak
pernah memikirkan bangsa padahal dia seorang menteri. Ini serangan
terhadap pribadi yang harusnya diikuti bukti-bukti yang kongkret.
Tetapi
dalam klarifikasi dia tidak menyinggung sama sekali. Dia hanya
mengatakan harapannya agar LBP kembali pada jiwa sapta marga yang pasti
akan memikirkan rakyat, bangsa dan negara.
Kalau
dianggap Didu tidak mau minta maaf, itu hanya soal keangkuhan pribadi
saja. Itu hanya untuk menjaga harga diri yang selama ini merasa benar.
Padahal pada bagian empat klarifikasinya, permintaan maaf itu sudah
tersirat. Itulah yang membuat dia tampak tak berdaya dan ketakutan
dengan dalil panggilan hati Nurani untuk memenuhi kewajiban sebagai anak
bangsa. Aslinya, maaf pak, itu kritik saya, kalau sekiranya ada yang
menyerang pribadi, saya tidak bermaksud demikian.
Tetapi
apa pun klarifikasi Didu, apa pun isinya, sebenarnya tidak penting.
Ketika dia sudah mengklarifikasi, berarti dia sangat ketakutan diproses
hukum oleh LBP. Dia memilih klarifikasi dalam 2x24 jam, berarti dia
sudah tidak berdaya. Sebab kalau dia memang benar manusia merdeka dan
punya alasan kuat untuk mengkritik LBP, kenapa harus minta maaf.
Inilah
yang saya maksudkan Didi bagai macan ketika menyerang, tetapi bagai
tikus got ketika klarifikasi. Secara macan kan tidak akan mundur
sekalipun diultimatum.
Kalau ternyata dia klarifikasi, ya tidak lebih
dari tikus got yang lari ketakutan ketika bertemu dengan manusia. Pernah
lihat tikus gotkan?
Didu
sudah tamat. Dia sudah berakhir. Klaim manusia merdekanya sudah usang
jadi manusia ketakutan. Ternyata yang mulutnya sebesar Didu juga tidak
berani mempertanggung jawabkan perkataannya di hadapan hukum. Padahal
dia itu selalu mengkritik mengenai penegakan hukum di negara ini, malah
dia yang tidak berani menghadapi proses hukum itu.
Menurut saya sih, sebaiknya pihak LBP tetap saja memproses Didu. Biar jera dan syukur-syukur berhenti memprovokasi.
Pantaskah Orang PKS Mengatakan Presiden Jokowi Lebih Baik Meninggal dan Manfaatnya Kecil?
Di
negara lain, orang beramai-ramai memberikan dukungan kepada pemerintah
mereka untuk melawan virus Corona, tetapi hanya di Indonesia, masih
banyak orang yang “nyinyir” terhadap pemerintahan Indonesia yang sah di
bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Saat
terjadi wabah virus Corona, rakyat China dan pengusaha dan semua pihak
bersatu untuk membantu pemerintah dalam melawan virus Corona! Sumber
“Solidaritas dan kerja sama adalah senjata China melawan korona," kata Duta Besar China untuk Indonesia Xiao Qian.
Dan lihatlah hasilnya sekarang!
Negara
China yang sebelumnya sebagai sumber wabah Corona, sekarang mereka
malah memberikan alat bantu kesehatan untuk negara lain untuk melawan
wabah virus Corona di negaranya masing-masing. Sumber
Di
Italia, Perdana Menteri (PM) mereka mengajak rakyat untuk bersatu
melawan virus Corona.
Dalam pidatonya kepada rakyat Italia, PM Conte
mengatakan:
"Ini
bukan pertama kalinya negara kita menghadapi keadaan darurat nasional.
Tapi negara kita adalah negara kuat, dan kita tidak akan menyerah." Sumber
Bahkan
rakyat Italia memasang bendera mereka di masing-masing rumah penduduk
untuk saling memberikan semangat dan dukungan untuk sama-sama melawan
virus Corona di negaranya.
Apa yang bisa kita ambil kesimpulan dari kasus virus Corona di China dan Italia di atas?
Rakyat bersatu dengan pemerintah untuk sama-sama melawan virus Corona.
Dan mereka TIDAK
menyalahkan pemerintahnya meskipun kita ketahui jika di China memiliki
81.340 kasus, 3.292 kematian, dan 74.588 sembuh sedangkan di Italia
memiliki 80.589 kasus, 8.215 kematian, 10.361 sembuh dari virus Corona
ini. Sumber
Lalu, bagaimana dengan di Indonesia?
Di
tengah situasi wabah Corona ini, seharusnya kita sesama rakyat
Indonesia juga saling bantu membantu untuk melawan virus Corona tanpa
peduli latar belakang siapa dia, dari partai mana, agamanya apa atau
hal-hal yang tidak pantas untuk dipertanyakan dalam situasi seperti ini.
Tetapi
masih ada saja orang yang “nyinyir” terhadap pemerintahan Indonesia
saat ini.
Dan mirisnya lagi, ini dilakukan oleh mereka yang mengklaim
dirinya dari PKS yang katanya adalah partai Islam (dakwah), katanya…
Dimana letak Islam-nya?
Apakah “nyinyir” terhadap Presiden Jokowi yang merupakan pemimpin Indonesia yang sah itu merupakan adab yang Islami?
Presiden
Jokowi itu adalah orang yang lebih tua darinya dan dia yang bagian dari
PKS yang katanya partai Islam (dakwah) malah “nyinyirin” orang yang
lebih tua darinya, dimana adabnya?
Dan tadi, penulis menemukan sebuah sreen shot postingan dari salah satu orang PKS yang bernama Nirwan Arief seperti yang terlihat berikut ini:
Dari
postingannya, kesannya dia sangat peduli dengan banyaknya dokter yang
meninggal terkait wabah virus Corona ini tetapi faktanya, itu hanya
“kedok” saja untuk “melampiaskan” hasrat politiknya yang sudah tidak
tertahan lagi yaitu ganti Presiden!
Orang
seperti ini itu sangat “licik” karena tega memanfaatkan isu yang tengah
hangat terjadi saat ini untuk menjelekkan dan menjatuhkan pemerintahan
Indonesia yang sah. Dan terbukti dengan postingannya di atas. Jadi
apapun kasusnya, ujungya tentang ganti Presiden!
Meskipun
dia tidak menyebutkan nama Presiden Jokowi secara spesifik tapi kita
sudah paham kemana tujuan akhir orang ini apalagi dia adalah orang PKS
yang memang dikenal “anti” terhadap pemerintahan Presiden Jokowi.
Sudah
menjadi rahasia umum jika banyak orang PKS yang sekarang hidup nyaman di
Indonesia tetapi memuja Presiden Erdogan (Turki) lalu “nyinyir”
terhadap Presiden Indonesia sendiri dengan dalih kebebasan berpendapat
dilindungi UU.
Kebebasan yang kebablasan!
Pertanyaannya,
kenapa hampir semua orang PKS pemuja Presiden Erdogan tetapi “nyinyir”
terhadap Presiden Jokowi bahkan di tengah situasi wabah virus Corona
saat ini?
Jadi
ingat salah satu (oknum) Pengacara yang juga orang PKS malah membuat
postingan bahwa pemerintah Indonesia (Presiden Jokowi) bisa dituntut
atas dugaan melakukan kejahatan kemanusiaan seperti yang sudah penuli
bahas dalam tulisan https://seword.com/politik/oknum-advokat-ini-mau-menuntut-pemerintah-3jWzS8ME20
Jika mereka memang memuja Presiden Erdogan setinggi langit, kenapa mereka tidak pindah saja ke Turki sana?
Oh iya, ada yang tahu kenapa orang-orang PKS pemuja Presiden Erdogan tidak membahas wabah virus Corona di Turki saat ini ya?
Biasanya mereka kan selalu membandingkan antara Presiden Jokowi dengan Presiden Erdogan pujaan mereka?
Jawabannya
karena Presiden Erdogan yang sempat sesumbar akhirnya mengalami
kewalahan dan tidak siap melawan wabah virus Corona di Turki! Sumber
Bahkan jumlah kasus virus Corona di Turki sudah jauh lebih tinggi dari
Indonesia. Menurut salah satu media nasonal 6 hari yang lalu, ada lebih
13 ribu kasus virus Corona di sana, 214 orang meninggal tapi orang PKS
pemuja Erdogan masih “nyinyir” terhadap Presiden Jokowi terkait wabah
virus Corona di Indonesia!
Lalu, mana buktinya orang yang mengatakan lebih baik Presiden Jokowi yang meninggal karena manfaatnya kecil adalah orang PKS?
Penulis menemukan alamat facebooknya di https://web.facebook.com/nirwan.arief
Berikut adalah penampakannya yang jelas membuktika bahwadia benar orang PKS!
Ini
adalah salah satu bukti nyata bahwa orang PKS itu memang “anti”
terhadap pemerintahan Indonesia yang sah di bawah kepemimpinan Presiden
Jokowi, dan masih banyak di luar sana!
Jadi, masi percaya jika PKS itu partai lslam atau dakwah???
Silahkan rakyat Indonesia untuk menilainya sendiri…
Wassalam,
Nafys
Surat Klarifikasi Said Didu Pada Luhut :Sekali Pukul Dua Harga Diri Mati!
Tulisan
ini bisa dikatakan sequel dari tulisan pertama saya yang berjudul “Said
Didu Tak Setaik-Kuku Luhut”. Dan pada tulisan saya ini, saya menuliskan
bahwa jika terjadi perselisihan diantara para pejabat dan elit politik,
bagi mereka ruang sidang bukanlah tempat untuk menyelesaikan
permasalahan.
Taka da itu istilah mencari keadilan dan kepastian hukum
karena walau bagaimanapun juga, mereka semua adalah teman dan kawan dan
kawan dan teman.
Karena
itu pulalah saya sangat menunggu apakah Said Didu akan mengindahkan
“somasi online” yang diberikan oleh Luhut melalui Juru Bicaranya, untuk
meminta maaf dalam waktu 2x24 jam, atau Luhut akan benar-benar melakukan
langkah hukum sebagaimana yang dia ancamkan.
Dan ternyata Said Didu mengirimkan surat klarifikasi kepada Luhut.
"Hari
ini, tanggal 7 April 2020, saya sudah mengirim surat ke Pak Luhut
Binsar Pandjaitan dan tadi diterima di kantor Kemenko Kemaritiman dan
Investasi sekitar jam 11 siang.
Video yang berjudul 'Luhut: Hanya
Pikirkan Uang, Uang dan Uang' adalah ulasan analisis tindak kebijakan
pemerintah dalam menangani pandemi Corona (COVID-19).
Keterangan saya
tersebut jauh dari kepentingan pribadi dan semata-mata karena panggilan
nurani untuk memenuhi kewajiban anak bangsa dalam mengembangkan sistem
kehidupan bangsa dan Negara yang demokratis, peduli dan kritis kepada
setiap aparatur Negara agar dalam mengambil kebijakan dan
langkah-langkah selalu fokus untuk kepentingan rakyat banyak demi
Indonesia yang maju dan makmur," kata Mantan Sekretaris Kementerian BUMN
Said Didu saat melakukan konferensi pers online pada Selasa (7/4/2020).
Wooooooh ibarat sepukul dua harga diri manusia mati seketika!!! Ha ha ha ha ha
Kok
DUA?? Siapa satu manusia lagi?? Satu manusia lagi yang harga dirinya
mati adalah Faizal Assegaf, yang kemarena di tengah perseteruan Luhut VS
Didu yang cukup serius ini, dia mentuitkan untaian kalimat seperti ini :
“Sikap
pak @msaid_didu ogah minta maaf pada Luhut adalah bentuk kemenangan
bagi seluruh rakyat, lebih khusus umat Islam se-Indonesia.
Kaum
muslim bahagia banget, para tokoh Islam makin memperkuat kebersamaan
melawan virus corona dari China. Terima kasih Allah. Allahu Akbar”.
Saya
jadi ingat video terkenal seorag pendukung Prabowo yang mengatakan,
“Korek kupingmu, putar lagi videonya!!!” namanya saya lupa.
Isi
dari surat klarifikasi itu memang tak memuat sedikitpun kalimat
permintaan maaf, tapi apa yang disiratkan pada surat klarifikasi itu
dengan jelas mengakui bahwa apa yang selama ini Pak Luhut lakukan SUDAH
BENAR DAN TEPAT. Artinya secara tidak langsung merupakan permintaan maaf
juga.
Dan jika Luhut tidak mau menerima klarifikasi yang diberikan oleh
Said Didu, maka langkah hukum yang dia ancamkan bisa diteruskan. Namun
saya yakin, Luhut Binsar Panjaitan yang beragama non-Islam memiliki hati
yang besar melebihi hati seorang Faizal Assegaf yang di twitternya
mengkait-kaitkan kejadian Luhut VS Didu dengan agama dan umat Islam
seluruh Indonesia, yang sebenarnya Jaka Sembung bawa botol Aqua. Ya iya,
apa maksudnya coba? Mau memecah belah umat Islam Indonesia?
Karena
perlu saya sampaikan di sini bahwa saya yakin, baik penulis maupun
seluruh pembaca Seword yang beragama Islam, bukan bagian dari umat Islam
yang ditulis oleh si Faisal Assegaf.
Well,
tenta saja saya pribadi berharap masalah perseteruan antara Luhut dan
Said Didu ini tidak diperpanjang. Bukan apa-apa, sesuai dengan judul
tulisan saya yang pertama, Said Didu itu tidak setaik kukunya Luhut,
buat apa diperkarakan. Yang ada malah buang waktu, energi dan uang di
tengah-tengah kesibukan Luhut sebagai Menteri Kabinet Negara yang sedang
sibuk mengurusi perekonomian rakyat Indonesia yang terpuruk karena
wabah corona.
Di
sisi lain, klarifikasi yang diberikan oleh Said Didu jelas
memperlihatkan ketidakpedulian dan ketidak mengertian Said Didu sendiri
bahwa TANPA UANG, HAJAT HIDUP BANGSA DAN NEGARA INDONESIA AKAN MATI!
Justru saya malah melihat, Indonesia ini sangat beruntung memiliki sosok
Luhut Binsar Panjaitan sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan
INVESTASI yang memikirkan kebijakan pemerintah untuk menyelamatkan
perekonomia rakyat sebagai kebijakan mengatasi dampak covid-19.
Di
jalanan sekarang ini yang diteriakkan dan dikhawatirkan rakyat itu apa
Pak Didu?
Emak-Emak di Tegal yang protes saat Walikota Tegal memutuskan
Lockdown, apa yang dia teriakan?
Yang dibutuhkan untuk bisa membeli
peralatan kesehatan atas covid-19 itu apa Pak Didu?
Faizal Assegaf, hari
Senin putih, hari Selasa abu-abu, hari Rabu hitam, hari Kamis Hijau,
hari Jum’at belang, itu semua karena apa Pak Didu? Jawaban dari semua
pertanyaan adalah satu kata yang sama…
Satu
hal yang harus diketahui, terutama oleh Faizal Assegaf, bahwa
berinisiatif melakukan klarifikasi sekarang menandakan bahwa Said Didu
takut melakukan klarifikasi di kantor polisi. Karena kalau tidak
dilakukan sekarang, lalu pihak Luhut melakukan pelaporan polisi atas
pencemaran nama baik, pastinya polisi akan melayangnya surat undangan
klarifikasi pada Said Didu.
Kalau sudah begini, jadinya siapa yang menang Faizal Assegaf?? #pastitidakdijawabkarenafaizallagisibukgulungtikar
Gebrakan Erick Ahok di RS Pertamina Jaya, Hadirkan Robot Medis Lawan Covid 19!
Harus
diakui, bahwa Ahok ini adalah pekerja keras dan pekerja cerdas. Dia ini
salah satu dari sedikit pemimpin bangsa ini yang bisa dicap sebagai
orang yang berfaedah. Selama ini kita melihat kerjaannya sangat baik,
profesional dan maju. Visioner dan melihat ke depan.
Ahok
ini adalah sosok yang takut akan Tuhan dan menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya dengan sangat tekun. Baginya, segala sesuatu harus
dikerjakan seperti untuk Tuhan. Semangat yang diajarkan oleh Paulus,
yang mengatakan apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap
hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia, dijalankan oleh
Ahok.
Ia mengatakan bahwa semangatnya begitu diinspirasi oleh seorang pendeta tua yang sudah saya tuliskan di artikel sebelumnya.
Dengan
menjalankan mandat budaya di dunia kerjanya, Ahok terihat sekali
seperti sedang menampar banyak orang-orang yang mengklaim Hamba Tuhan
yang dapat menyelesaikan Covid sambil bawa-bawa kalimat “Tuhan berkata
kepada saya,” dan sebagainya.
Sungguh,
apa yang dikerjakan Ahok, kelihatan lebih manjur untuk menyelesaikan
Covid daripada kalimat-kalimat nabi palsu. Bahkan seorang Pendeta
Stephen Tong bisa-bisanya difitnah memecah belah gereja karena
tantangannya. Bukan! Ini bukan pecah belah gereja! Ini pemurnian gereja!
Apa sih yang Pak Ahok kerjakan di RS Pertamina?
Di
bawah komando Erick Thohir yang merupakan Menteri BUMN, Ahok ini
moncer. Karirnya sundul langit dan pencapaiannya bisa maksimal. Ia bisa
membuat Pertamina menjadi perusahaan dengan tingkat pelayanan prima bagi
masyarakat. Terima kasih kepada Pak Erick Thohir untuk kepercayaannya
kepada Pak Ahok dan jajaran direkturnya.
Saat
ini, RS Pertamina sudah memiliki robot medis yang bertugas untuk
menangani Pasien Covid 19. Namanya saja robot, pasti mustahil tertular
virus Corona. Karena itu, kehadiran robot ini akan memberikan rasa aman
bagi para petugas medis yang disebut garda terdepan. Robot ini akan
mengurangi kontak langsung antar para tenaga medis dan pasien terdampak
Virus Corona.
Memang
relasi antara manusia sedang dibatasi saat ini, dengan social
distancing, physical distancing dan berbagai aturan-aturan lainnya.
Termasuk keberadan robot ini. Proses physical embodiment memang harus
dibatasi, karena tidak bisa main-main dalam hal ini.
Banyak
sekali petugas medis dari berbagai negara sudah meninggal tertular
virus Corona karena kontak langsung dengan pasien. Maka apa yang
dikerjakan oleh RS Pertamina adalah mendatangkan robot medis untuk
mengurangi kontak langsung semacam ini.
Selain robot, seluruh ruang perawatan di RS Pertamina pun sudah dilengkapi teknologi tinggi.
Filter
dan pemurnian udara dan mengondisikan udara di dalam ruang isolasi
menjadi bersih dan sangat cocok untuk pasien. Selain ruang rawat, ada
juga laboratorium mantul alias mantap betul yang sudah disiapkan untuk menampung seribu tiga ratus 1300 samples setiaa harinya.
RS
Pertamina berbeda dengan Wisma Atlet Kemayoran. Wisma Atlet Kemayoran
memang disulap oleh Presiden Jokowi untuk ODP sampai dengan pasien
bergejala ringan. Maka fasilitasnya juga tidak harus terlalu modern.
Sedangkan
RS Pertamina adalah rumah sakit yang memiliki fungsi menangani pasien
bergejala sedang sampai dengan serius. Artinya, RS Pertamina butuh
infrastruktur dan fasilitas yang lebih canggih. Karena menurut protap
pemerintah, pasien dengan gejala sedang dan berat, harus dikirim ke RS
rujukan. Pasien semacam ini tentu lebih berpotensi menularkan virus
kepada para perawat.
Maka
hal yang paling masuk akal adalah menggunakan teknologi robot medis.
Untuk dokter-dokter IDI yang kebanyakan protes sama Menkes Terawan,
tenang saja, kerjaan kalian gak digantiin kok. Santuy saja. Mereka gak bakalan bisa menggantikan peranan kalian. Mereka gak bisa teriak lokdan lokdon atau ancam gak mau kerja gara-gara APD gak ada. Hahaha.
Lagipula,
butuh robot yang lebih canggih dan harganya selangit untuk melakukan
tindakan operasi. Tenang drun. Tenang. Bukan robot operasi kok. Lantas,
robot apa yang dimiliki oleh RS Pertamina?
Mereka
bukan menggantikan tugas dokter. Mereka menggantikan tugas perawat. Di
rumah sakit, perawat-perawat lebih sering bertemu dengan pasien dan
berpotensi tinggi tertular. Mereka yang menyiapkan makan pagi, makan
siang, makan malam, snack, dan yang bertugas mengukur tensi dan
temperatur, tentu lebih rentan.
Maka para robot itu hadir untuk mengurangi resiko penularan. Menggantikan para perawat itu.
Robot
itu memantau parameter dari peralatan di ruangan pasien dan mengirim
informasi yang penting kepada pusat informasi, yakni para perawat dan
dokter. Kehadiran robot berteknologi bukan menggantikan dokter,
melainkan membatasi frekuensi kontak antar manusia dengan pasien.
Dengan
kehadiran robot, tentu akan mengurangi jauh kebutuhan APD, dan terus
menggali informasi terkait pasien. Harus kita akui bahwa kekurangan
masker, hazmat alias hazardous mat, merupakan salah satu masalah
terbesar negara-negara yang ramai pasien corona virus ini.
Meredamnya
dengan cara menghadirkan robot. Luar biasa bukan? Robot medis ini
diklaim memberikan keuntungan bagi negara Italia. Direktur ICU dari
Italia dr. Francesco Dentali pun mengaku bahwa ia terbantu dengan
keberadaan robot medis ini.
Ini
seperti memiliki perawat lain tanpa memikirkan masalah yang berkaitan
dengan infeksi… Reaksi pertama tak positif, terutama untuk pasien tua.
Tetapi jika Anda menjelaskan tujuan Anda, pasien akan senang karena ia
dapat berbicara dengan dokter…
Dokter dan perawat telah terpukul oleh virus ini. Fakta bahwa robot tidak dapat terinfeksi adalah pencapaian yang luar biasa...
kata Direktur Perawatan Intensif dr. Francesco Dentali, dilansir dari Reuters.
Memang
kalau ada yang berpendapat bahwa bukan Pak Ahok sebagai Komisaris
Utama, tapi dari jajaran dikreksi, silakan saja. Tapi yang tidak dapat
dimungkiri hari ini adalah keberadaan Pak Ahok di kursi komisaris utama
Pertamina, membuat Pertamina semakin maju lagi.
Jadi Ahok tidak sembarangan mengatakan dan mengeluarkan statement
akan menjadikan RS Pertamina Jaya menjadi RS khusus penanganan pasien
Corona. Bukan hanya mempersiapkan RS Pertamina Jaya menjadi RS khusus,
RS ini akan menjadi show case bagi rumah sakit rujukan lainnya dalam profesionalitas dan kemajuan teknologi.
Kalau
ngaku-ngaku anak Tuhan, ya gak usah pakai nama Tuhan untuk menengking
atau menendang Covid. Tuhan sediakan wadah bernama mandat budaya untuk
kita bergumul menyelesaikan Covid. Jangan jadi nabi palsu deh.
Begitulah nabi palsu.
Bertambah 247 Kasus Covid-19 Baru, tapi Pasien Sembuh Kini Tembus 204 Orang!
Ada
kabar terbaru mengenai progress Covid-19 di Indonesia, seperti
disampaikan juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad
Yurianto, dalam konferensi pers di Graha BNPB pada Selasa (7/4/20)
sore, seperti dilansir KOMPAS.
Achmad
Yurianto menyebutkan bahwa terdapat 247 penambahan kasus Covid-19 yang
baru di seluruh Indonesia, sehingga total kasus sebanyak 2.738. Angka
tersebut disertai data terbaru mengenai peningkatan jumlah pasien sembuh sebanyak 12 orang, sehingga total terdapat 204 pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Dari
kasus sebanyak itu, jumlah pasien terkonfirmasi (positif) terbanyak
(untuk 5 provinsi teratas) masih didominasi oleh kasus dari Jakarta,
sebanyak 1.369 orang, sedangkan sisanya berasal dari Jawa Barat (343
orang), Banten (194 orang), Jawa Timur (194 orang), dan Jawa Tengah (133
orang).
Merespons
perkembangan terbaru kasus Covid-19 yang mengalami lonjakan cukup
drastis, , Achmad Yurianto juga menyampaikan beberapa pesan untuk
diperhatikan oleh masyarakat, supaya penyebaran virus tidak semakin
meluas dan melonjak, di antaranya:
(1) Imbauan untuk rajin mencuci tangan
(2) Imbauan untuk mengenakan masker saat di luar rumah
(3) Imbauan untuk bertahan di dalam rumah, kecuali ada keperluan mendesak
(4) Imbauan untuk tetap menjaga jarak aman
(5)
Imbauan untuk tidak mudik (pulang kampung), demi melindungi saudara
(keluarga) yang ada di kampung—juga melindungi masyarakat sekitar
tentunya.
Saya
sengaja tidak menginformasikan angka pertambahan jumlah korban jiwa,
yang tentunya masih ada tambahan juga dari angka yang terpapar di atas.
Saya hanya ingin kita semua dapat “energi positif” dan dorongan semangat
karena mengetahui bahwa jumlah pasien yang sembuh semakin banyak dan
sudah menembus angka 200 orang lebih!
Tentu
saja masih banyak PR yang harus dikerjakan oleh pemerintah hari-hari
ini, demi mencegah penyebaran Covid-19 agar tak semakin meluas dan
membengkak jumlahnya, meminimalkan korban jiwa, dan memperbanyak pasien
yang dinyatakan sembuh.
Belum
lagi penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk wilayah
DKI Jakarta yang akan segera berlaku, juga pastinya akan menyedot
perhatian yang lebih besar dibandingkan waktu sebelumnya.
Jika
belum cukup, masih ada efek goncangan di bidang ekonomi dengan getaran
yang semakin terasa dampaknya, yang tentunya semakin memusingkan para
pengusaha, juga para pekerja baik informal maupun formal, sampai para
pekerja harian. Semua hal memusingkan tadi dalam waktu bersamaan kudu
dipikirkan pemerintah juga.
Kalau
masih mau tambah ... ada juga masalah terkait semakin mendekati
permulaan Bulan Puasa, ada potensi isu soal THR yang bisa ”digoreng”atau
minimal dikipasin untuk membangkitkan sisi emosional para buruh
(pegawai) yang sedang dipusingkan oleh pergumulan ekonomi yang dialami
oleh keluarga mereka. Banyak sekali, ya. Mumet brooo...!
Akan
tetapi, di atas semua itu saya yakin bahwa bangsa kita akan dapat
melalui perjuangan yang mahaberat melawan serbuan Covid-19 ini, yang tak
seorangpun dapat memastikan kapan Covid-19 akan benar-benar minggat
dari bumi Indonesia.
Oleh
karena itu, izinkan saya juga mengajak kita semua agar tetap optimis,
jangan sampai putus asa, dan teruslah berusaha melakukan sesuatu demi
asap dapur tetap mengepul tetapi kesehatan kita dan keluarga juga tetap
terjaga. Jangan lengah atau turunkan kewaspadaan karena bisa menjadi
bumerang yang akan kita sesali nantinya.
Sebagai penutup artikel ini, ada tujuh hal yang dapat saya pesankan untuk kita perhatikan :
(1) Jangan sampai melakukan hal-hal yang nantinya dapat merugikan kita.
(2)
Tahanlah luapan emosi sedapat mungkin. Berhati-hatilah dengan kipasan
provokasi dari manapun, karena kalau ada apa-apa, dikhawatirkan kita
sendiri yang akan menanggung akibatnya.
(3)
Doakan pemerintah daerah dan pusat, terutama Presiden Jokowi agar
setiap kebijakan yang diambil menjadi solusi yang baik, meski belum bisa
dikatakan sempurna alias masih banyak kekurangan.
(4)
Kurangi membaca, menonton, atau mendengar informasi yang negatif.
Carilah materi yang dapat menentramkan hati, membuat hati riang, dan
membangkitkan harapan serta iman dalam menghadapi masa sukar ini.
(5)
Jangan lupa bersyukur. Yakinlah masih ada hal yang dapat kita syukuri
dalam masa-masa yang paling sukar sekalipun, seperti yang saat ini kita
alami.
(6) Tertawalah, karena hati yang gembira dapat meningkatkan imunitas tubuh.
(7)
Berdoalah dan dekatkan diri kepada Tuhan, karena hanya dalam
naungan-Nya, hidup kita akan dapat benar-benar aman. Jika akhirnya
berstatus ODP atau PDP sekalipun, yakinlah bahwa ada harapan untuk
sembuh, asalkan menaati aturan dan tertangani dengan baik secara medis.
Sekian dan terima kasih. Salam sehat untuk kita semua.
Logika Sesat Amnesty International Indonesia
Amnesty International
adalah merupakan sebuah gerakan organisasi non-pemerintah internasional
dengan tujuan mempromosikan seluruh HAM yang terdapat dalam Universal Declaration of Human Rights dan standar internasional lainnya. Amnesty International didirikan pada tahun 1961 oleh Peter Benenson dan berkantor pusat di kota London, Britania Raya. Bidang yang dijalankan oleh Amnesty International adalah dalam bidang advokasi hukum, perhatian media, kampanye langsung, penelitian dan pelobian. (Sumber: Wikipedia.org).
Saya kemudian mencoba menelusuri struktur organisasi yang ada di Amnesty International Indonesia di websitenya dengan tujuan untuk mencari tahu siapa sajakah orang-orang yang menjabat secara struktural di Amnesty International
Indonesia, dan hasilnya adalah tidak saya temukan informasi mengenai
hal tersebut. Saya jadi ingat tentang HTI yang di Indonesia tidak pernah
terjabarkan struktur organisasinya hingga organisasi itu sekarang
dilarang di Indonesia karena paham yang dibawa adalah paham asing yang
bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, di HTI pun selama ini orang
yang terkenal hanyalah juru bicaranya saja, Ismal Yusanto.
Hampir mirip dengan di HTI, di Amnesty International
Indonesia selama ini yang kita kenal juga hanyalah Direktur Eksekutif
nya saja, yaitu Usman Hamid, entah karena saya yang kuper atau saya yang
kurang informasi mengenai hal itu, tapi selama ini jika berbicara
mengenai Amnesty International Indonesia maka yang tergiang di
kepala saya adalah Usman Hamid. Usman Hamid ini merupakan seorang
laki-laki kelahiran Jakarta, alumnus Fakultas Hukum Universitas
Trisakti, dia juga merupakan mantan ketua senat Mahasiswa Fakultas Hukum
Universitas Trisakti 1998-1999. Dia juga sempat aktif bersama KontraS
di akhir masa studinya di Universitas Trisakti ketika mengusut insiden
penembakan mahasiswa Trisakti pada 12 mei 1998. Jika anda para pembaca
masih penasaran tentang siapakah Usman hamid ini, anda browsing sendiri
saja di Google.
Polri menerbitkan sebuah ketentuan yang tertuang dalam Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1100/IV/HUK.7.1./2020
, yang ditanda tangani langsung oleh Kabareskim Polri Komisaris
Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, surat telegram tersebut tertanggal
4 April 2020. Surat telegram tersebut dibuat dalam rangka penanganan
suatu perkara dan menjadi pedoman pelaksanaan tugas setiap anggota
Polri, khususnya bagian reserse kriminal selama masa pencegahan
penyebaran Covid 19 terkait dengan perkembangan situasi serta opini di
ruang siber dan pelaksanaan hukum tindak pidana siber. Bentuk
pelanggaran atau kejahatan yang dimaksud adalah penghinaan terhadap
penguasa/Presiden dan pejabat pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 207 KUHP. Sesuai dengan pasal 207 KUHP, maka pelanggaran atau
kejahatan yang dimaksud tersebut bisa terancam hukuman pidana penjara
paling lama 1 tahun 6 bulan.
Amnesty International
Indonesia melalui Usman Hamid mendesak pihak berwenang untuk menarik
surat telegram tersebut, dengan alasan berpotensi memicu pelanggaran
terhadap kebebasan berpendapat.
Usman Hamid mengatakan, “Atas nama
penghinaan Presiden dan pejabat negara, telegram itu berpotensi memicu
pelanggaran kemerdekaan berpendapat, yang juga dijamin oleh Peraturan
Internal Kapolri sebelumnya”. Usman Hamid juga berpendapat bahwa surat
telegram tersebut bertentangan dengan keputusan pemerintah untuk
membebaskan narapidana demi mencegah penyebaran Covid 19.
Saya
merasa logika berpikir seorang Usman hamid ini sesat dan bisa
menyesatkan jika dibaca oleh orang yang tidak paham politik dan hukum.
Orang awam akan berpikir jika Presiden melalui Polri akan abuse of power , itulah kenapa saya berpendapat bahwa pernyataan yang keluar dari Amnesty International
Indonesia melalui mulut seorang Usman Hamid ini sangat berbahaya.
Bukan
surat telegram Polri itu yang bisa menimbulkan kekacauan, tetapi
pernyataan-pernyataan negatif dan terkesan provokatif seperti yang
diucapkan oleh Usman Hamid inilah yang lebih berpotensi untuk memecah
belah masyarakat di tengah-tengah usaha kita bersama dalam mencegah
penyebaran Covid 19 ini.
Perlu
kita pahami bersama bahwa kebebasan berpendapat memang diatur dan
dijamin dalam Undang-Undang, tetapi kita juga harus mengerti dan paham
jika hak asasi seseorang itu ada batasnya, hak asasi seseorang dibatasi
oleh hak asasi orang lain.
Perlu kita pahami bersama bahwa sangat
berbeda antara mengkritik dan menghina.
Kritik
secara bahasa bisa kita artikan sebagai sebuah proses untuk menganalisa
dan mengevaluasi sesuatu dengan tujuan meningkatkan dalam hal
pemahaman, berkontribusi atau memperluas apresiasi untuk meningkatkan
pekerjaan tersebut.
Sedangkan penghinaan bisa kita artiakan sebagai
sebuah proses perbuatan menghinakan atau menistakan terhadap nama baik
seseorang yang dilakukan, baik secara lisan ataupun melalui tulisan.
Dari
arti kritik dan penghinaan saja sudah bisa kita lihat bahwa keduanya
merupakan hal yang sangat berbeda, maka otomatis tujuannya pun pasti
sangat berbeda pula.
Orang mengkritik itu biasanya agar yang dikritik
lebih bisa memberikan hasil yang optimal dalam menjalankan suatu
pekerjaan, sedangkan orang melakukan penghinaan itu biasanya bertujuan
untuk mencemarkan nama baik seseorang dengan merendahkan martabatnya
sebagai seorang manusia.
Melakukan penghinaan terhadap seseorang itu
merupakan suatu bentuk merendahkan martabat manusia, sedangkan martabat
manusia itu sendiri menjadi isu yang selalu diangkat oleh orang-orang
seperti Usman Hamid ini dalam kampanye-kampanyenya mengenai penegakan
HAM. Lalu sebenarnya hak asasi mana yang sedang diperjuangkan oleh
seorang Usman Hamid ini? Apa dia hanya memperjuangkan hak asasi manusia
sesuai dengan seleranya saja?
Jika mau ya dibela, jika tidak ya biarkan
saja, apakah begitu Usman Hamid?.
Kalau
memang niatnya tulus ingin menjadi seorang pejuang HAM, maka jangan
pilih kasih, jangan tebang pilih. Setiap manusia yang hidup di atas bumi
ini mempunyai hak asasinya masing-masing, tetapi perlu diingat bahwa
hak asasi setiap manusia ada batasnya. Hak asasi seseorang dibatasi oleh
hak asasi orang lain. Ini penting untuk kita garis bawahi bersama, agar
kita bisa dewasa dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jika
anda tidak ingin dihina dan dilecehkan oleh orang lain, maka anda juga
jangan pernah melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap orang lain,
jikalaupun seorang yang anda hina itu tidak membalas apa yang sudah anda
perbuat terhadapnya, maka yakinlah jika alam yang akan membalasnya,
karena itu sudah merupakan hukum alam, alam juga mempunyai hak asasi
seperti setiap manusia yang mempunyai hak asasi.
Saya
mohon segera sudahi narasi-narasi anda yang menurut saya agitatif dan
terkesan provokatif itu.
Coba anda bayangkan jika Presiden yang
merupakan simbol negara dihina dan dilecehkan oleh orang-orang jahat
itu, maka Britania Raya, dimana kantor pusat Amnesty International berada, akan senang dan tertawa riang gembira mengetahui hal itu.
Diatas hukum yang ada adalah etika dan moralitas.
Sekian.
Jayalah Indonesiaku.
Merdeka!
Sumber Instagram : https://www.instagram.com/p/B-ic7rfhrWk/
- Verified
Apa yang anda sudah lakukan untuk pencegahan tertularnya virus CORONA? Di weekend ini saya mau berbagi tips nih disini :
https://youtu.be/2HCiHKo6KVQ
Bismillahirahmanirhim
Vlog perdana saya resmi mengudara...semoga berkenan dan manfaat buat teman semua .🤗🤗🤗🕺💃
Jangan sok ngafir2in mas , kayak suci aja dirimu , ga inget apa dulu masa lalu mu kayak apa, apa ga ngaca rumah tangga aja berantakan sok sok an menghakimi mesjid yg ga buka itu mesjid dari uang Haram, emang kamu yakin uang yg kamu hasilin itu semua nya halal ? Dipakai utk hal yg bener ?? Mulut tuh di jaga mas, baru hijrah gitu aja udah SOK SUCI , semoga mulut mu yg bau dan suka nyinyir itu di masukin Virus Corona biar tau rasa kamu .. Sakit hati saya denger komen kamu
Jangan sok ngafir2in mas , kayak suci aja dirimu , ga inget apa dulu masa lalu mu kayak apa, apa ga ngaca rumah tangga aja berantakan sok sok an menghakimi mesjid yg ga buka itu mesjid dari uang Haram, emang kamu yakin uang yg kamu hasilin itu semua nya halal ? Dipakai utk hal yg bener ?? Mulut tuh di jaga mas, baru hijrah gitu aja udah SOK SUCI , semoga mulut mu yg bau
Songongnya Atalarik Syah Ngotot Salat Di Zona Merah, Olok Orang Yang Ibadah Di Rumah
Celeb
yang satu ini memang anti mainstream tapi bukan dalam hal positif.
Minggu yang lalu dia membuat rekaman video untuk memamerkan kesalehan
ibadahnya di IG.
Pamer untuk celeb itu adalah hal yang lumrah.
Tapi
cara pamernya itu di tengah situasi seperti ini malah bukan hanya pamer
kesombongan secara spiritual. Dia sekaligus melecehkan orang yang tak
melakukan ibadah seperti yang mereka lakukan sembari menantang otoritas.
Atalarik
merekam aksinya dalam mobil sekaligus pamer ketololan alias kengototan
untuk salat di luar padahal areanya sendiri serta solat itu sudah berada
di zona merah.
Jadi dia malah ikut menantang Pemerintah termasuk yang
sudah membuat fatwa untuk beribadah di rumah saja.
Si
Atalarik Syah bersama beberapa orang termasuk seorang ulama bukannya
menaati himbauan Pemerintah untuk beribadah di rumah. Dengan ucapan yang
berbau kesombongan, tingkahnya itu langsung memancing reaksi keras
warganet.
Atalarik
pamer dengan blak-blakkan bahwa lokasi dirinya berada di zona merah
yang artinya sangat rawan tertular virus corona. Jadi dia mengecilkan
zona merah dan bahaya virus tersebut untuk menunjukkan keimanannya itu
bisa kebal menghadapi bahwa tersebut dan seraya mengecilkan orang yang
tak melakukan ibadah seperti yang dilakukannya.
"Kebetulan
kami tinggal di daerah zona merah, ingin cari masjid mana yang masih
buka, jadi sekalian ini masih setengah jam dari waktu bedug," kata
Atalarik dalam video yang diunggahnya pada Jumat, 3 April 2020 di
Instagram.
Tak
berhenti sampai di situ , dia melakukan penghakiman dan bersama orang
yang disampingnya, dia ikut melabel orang yang tak seperti dia itu
sebagai bukan Islam. Videonya sudah dihapus tapi jejaknya telah
berceceran. Lihat saja komentar yang sangat tidak elok yang diucapkan
temannya bagi mereka yang tidak melakukan salat Jumat.
"Yang meninggalkan salat Jumat tiga kali berturut-turut ya berarti bukan Islam," kata teman di sebelahnya.
Jelas
Atalarik berada bersama kaum atau kubu yang merasa paling soleh dan
paling benar.
Orang yang memanfaatkan situasi seperti ini lalu
memamerkan keimanan atau spiritualitas mereka dengan cara seperti itu
adalah orang yang benar-benar konyol dan tak memahami hakekat beribadah.
Sikap
sombongnya yang menyundul langit itu menjadi viral. Sikap arogan
menantang imbauan melakukan social distancing dengan cara memperolok
orang yang memilih beribadah di rumah adalah sikap yang menjijikkan,
kesombonan tingkat tinggi yang sudah tak ada obatnya.
Tak
berhenti sampai di situ, dia juga masih sempat-sempatnya menyinggung
uang pembangunan masjid dan orang yang melakukan ibadah seperti dirinya
itu dipujinya. Tapi yang paling menyebalkan adalah pada minggu
sebelumnya dia terus menyinggung pihak yang melakukan himbauan untuk
beribadah di rumah.
Jadi seminggu sebelumnya, Atalarik Syah baper dan mengkritk keras pihak-pihak yang menghalangi masyarakat untuk beribadah.
"Jumat barokah, semoga dengan ibadah kita terhindar corona. Sungguh
terlaknat yang menghalangi orang beribadah dengan alasan apapun,
aamiin," tulis Atalarik pada Jumat, 27 Maret 2020.
Inilah
kaum yang tak memahami situasi serta sangat tidak bijaksana.
Dia tahu
ada wabah ini tapi baginya itu kecil. Ini adalah mirip dengan pandangan
dari beberapa tokoh yang lintas agama dan juga memiliki kengototan yang
sama.
Sikap
dan perilaku si Atalarik Syah ini jelas menuai hujatan dan kritikan
netizen.
Dia benar-benar sudah melampaui level nabi, bertingkah ‘playing
God’ artinya bermain sebagai ‘Tuhan’ yang bisa menghakimi orang dengan
cara yang sangat tak patut.
Atalarik,
salah satu dari sekian seleb yang sudah ketularan pengajaran yang
sangat tidak sehat.
Berada dalam kumpulan yang rada-rada ya hasilnya
begini. Memilih dan memiliki cara dan keyakinan untuk beribadah memang
dijamin oleh negara tapi kalau jadi benalu dan itu makin membuat
kesombongan tanpa batas jelas sudah sangat tidak bermanfaat.
Ketika
agama hanya jadi pembenaran diri dan dalam situasi ini benar-benar
melampaui batas. Buka hanya menantang negara atau lembaga keagamaan yang
ada tapi sudah menantang dan mencobai Tuhan.
Tinggal
tunggu saja kabar selanjutnya, moga sehat-sehat. Kalau sampai kena,
netizen pasti akan menanggapi lagi dengan cara yang makin kejam.
Re-post by MigoBerita / Rabu/08042020/10.55Wita/Bjm