» » » » » » » TIDAK PERLU Lockdown / PSBB ! Banjarmasin, Jakarta dan Surabaya penanganannya berbeda hadapi covid19

TIDAK PERLU Lockdown / PSBB ! Banjarmasin, Jakarta dan Surabaya penanganannya berbeda hadapi covid19

Penulis By on Jumat, 10 April 2020 | No comments

Migo Berita - Banjarmasin - TIDAK PERLU Lockdown / PSBB ! Banjarmasin, Jakarta dan Surabaya penanganannya berbeda hadapi covid19, karena Kota Jakarta adalah Ibu Kota Republik Indonesia sehingga keluar masuk baik keluar maupun kedalam negeri adalah disana, "Mungkin" wajar mengajukan surat PSBB ke Kementrian Kesehatan.
Kemudian selanjutnya Kota Surabaya yang masih satu daratan dengan kota Jakarta yaitu Pulau Jawa, sangat memungkinkan mengajukan PSBB, tapi tidak dilakukan karena Gubernur Jawa Timur dan Walikota Surabaya "Meyakini" ada cara yang lain sehingga tidak diperlukan langkah PSBB apalagi hingga Lockdown.
Apalagi tingkat Kesembuhan akibat Covid19 terus bertambah di Jawa Timur.
Nah sekarang, membahas Kota Banjarmasin, sudah sepatutnya kota yang lebih kecil dari Kota Surabaya ini tidak ada niatan bahkan tidak akan melakukan Karantina / PSBB apalagi Lockdown.
Cukup ingatkan warga terus bergaya Hidup Sehat dan Pola Makan yang seimbang / Sehat hingga ingat selalu akan ritual Ibadah / Berdo'a.
Ingatkan semua tingkatan dari Keluarga, Lingkup RT, RW, Kelurahan, Kecamatan hingga kota untuk mengadakan atau mengupayakan ada didaerahnya tempat untuk cuci tangan dilengkapi sabun yang cukup, selain itu di ingatkan terus untuk selalu memakai penutup muka / masker yang dari kain sehingga bisa dicuci dan dipakai ulang ketika warga mesti keluar rumah atau berada diluar rumah.
Langkah berikutnya, cek semua warga yang mempunyai riwayat perjalanan keluar negeri, termasuk kedaerah terwabah terbanyak seperti pernah ke Jakarta didalam periode bulan Januari hingga Maret 2020, cek paspor atau visa mereka yang terdata dikantor Imigrasi bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan, TNI dan Polri dan Pihak terkait guna keperluan mendata langsung kerumah-rumah mereka, supaya mereka bisa karantina mandiri, kecuali yang parah tentu langsung dibawa ke tempat tempat kesehatan yang tersedia oleh Kementerian Kesehatan di Kota Banjarmasin.
Sehingga warga yang terdampak seperti pengikut Jamaah Tabligh yang baru saja mengadakan perjalanan dan berkumpul bersama orang-orang dari luar negeri yang telah kembali kekota Banjarmasin yang bisa jadi membuat "Kecolongan" pemerintah daerah dalam menghadapi pandemi wabah covid19 ini tidak terulang.
Semoga Allah SWT selalu melindungi Kota Banjarmasin, INDONESIA hinga Dunia dari wabah ini sehingga berkat sinergi masyarakat dan pemerintah kita semua terbebas dari wabah ini... InsyaAllah.

Rasio Kesembuhan Covid-19 di Jatim Paling Tinggi, Khofifah Ajak Tetap Ikuti Imbauan!

Ada kabar baik dari Jawa Timur! Daerah yang kini dipimpin oleh Khofifah Indar Parawansa selaku Gubernur Jawa Timur tersebut mengklaim bahwa per Jumat (10/4/20), Jawa Timur memiliki persentase kesembuhan cukup tinggi untuk pasien positif terjangkit Covid-19.
Jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain, masih menurut Khofifah, persentase sekitar 24,61 persen bahkan dapat dibilang yang tertinggi di Indonesia, berdasarkan data terakhir dimana ditemukan ada 256 kasus positif Covid-19 di Jawa Timur.
Nah, dari angka tersebut, sebanyak 171 orang masih dalam proses perawatan, lantas 63 pasien di antaranya dinyatakan sudah sembuh!
Jika melihat rilisan terakhir dari laman Kompas per Jumat (10/4), diperoleh data bahwa jumlah kasus positif Corona di Jawa Timur tepat seperti yang disampaikan oleh Gubernur Jatim tadi, yang secara nasional masih menempati posisi ketiga provinsi dengan temuan positif Covid-19 terbanyak di Indonesia setelah Jakarta dan Jawa Barat.
Jumlah angka pasien sembuh menurut Kompas lebih sedikit satu pasien dari klaim Khofifah, karena mungkin terjadi perbedaan waktu saat perilisan data terbaru—Kompas biasanya merilis data menjelang sore, sedangkan laporan yang dirilis oleh CNN Indonesia berdasarkan data pada malam hari. Masih bisa diterimalah perbedaan ini karena alasan yang masih logis. Betul?

Meski daerahnya memiliki persentase kesembuhan cukup tinggi, Khofifah enggan terlena. Beliau bahkan terus instruksikan agar para warganya, terutama masyarakat Jawa Timur agar tetap mengikut iimbauan yang selama ini diserukan oleh pemerintah.
"Kembali kami mengingatkan agar masyarakat tetap mengikuti anjuran pemerintah, tetap tinggal di rumah dan keluar rumah hanya untuk kepentingan urgen, olah raga yang cukup dan jaga jarak aman serta pola hidup bersih dan sehat jika harus keluar rumah gunakan masker," ujar Khofifah.
Tak lupa, Khofifah juga memberi apresiasi tinggi bagi para pekerja medis, dengan mengajak masyarakat agar berterima kasih yang tiada henti bagi para tenaga medis, paramedik, dan tenaga kesehatan karena mereka telah menjalankan tanggung jawab dengan profesionalisme yang kuat, juga dedikasi yang kuat. Sungguh patut mendapat apresiasi dan penghargaan yang tinggi. Jangan malah dikucilkan! #eh

Bagi saya, berita kesembuhan yang cukup tinggi dari Jawa Timur, setidaknya jika misalnya dibandingkan dengan Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sulawesi Selatan ... kabar ini bisa menjadi energi positif dan dorongan bagi semua pihak untuk dapat mencontoh penanganan yang dilakukan oleh tim medis dan seluruh pihak terkait di Jawa Timur.
"Lho kan Jakarta yang sembuh 82 orang, melebihi Jatim yang baru di kisaran 62 orang?"
Memang angka itu benar, menurut lansiran Kompas. Namun, jangan lupa bandingkan juga dengan jumlah kasus positif Covid-19 dari kedua daerah tadi. Di Jakarta temuan kasus positif sudah tembus angka 1.753, sehingga dengan kesembuhan 82 orang tadi, berarti persentasenya masih sangat rendah, ada di kisaran 4,67 persen. Masih perlu bekerja sangat keras untuk kesembuhan pasien positif Covid-19, dan kita perlu memberi semangat juga untuk para dokter, perawat, dan petugas medis lainnya.
Adanya kebijakan PSBB di Jakarta yang mulai berlaku, kita harapkan dapat berlangsung dengan efektif dan selama 14 hari ke depan dapat mengurangi penyebaran, bahkan menurunkan angka temuan pasien positif Covid-19 di Ibu Kota Negara karena satu demi satu mulai sembuh! #semangat

Akhirnya, memang perjuangan secara nasional perjuangan memerangi Covid-19 masih cukup berat. Angka penambahan pasien baru, yang positif, juga yang berstatus ODP rasanya masih akan bertambah selama beberapa waktu ke depan, jika kita melihat situasi dan perkembangan di sekitar kita.
Akan tetapi, harapan untuk sembuh tetap ada, bahkan kita harapkan bersama ... persentase di setiap daerah akan semakin tinggi dari hari ke hari. Jangan lupa tuliskan, sebarkan, dan bagikan informasi kesembuhan ini, supaya dapat menularkan energi positif kepada masyarakat yang mengenal, berinteraksi, atau terhubung dengan media sosial yang kita miliki.
Bersama kita pasti bisa...!
Semangat ...!
Jangan berhenti berdoa dan berharap ...!
Sembuhlah Indonesia-ku dari Covid-19...!
Begitulah sembuh-sembuh...

Sumber artikel:
(1) https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200411075010-20-492518/khofifah-sebut-jatim-punya-rasio-tertinggi-sembuh-corona
(2) https://www.kompas.com/covid-19
Rasio Kesembuhan Covid-19 di Jatim Paling Tinggi, Khofifah Ajak Tetap Ikuti Imbauan!
Sumber Utama : https://seword.com/umum/rasio-kesembuhan-covid19-di-jatim-paling-tinggi-LFBW5WwBfl

Menkes Setujui PSBB DKI Jakarta: Berikut Pengertian, Syarat, dan Hal-hal yang Akan Dibatasi 

Kompas.com - 07/04/2020, 08:07 WIB
KOMPAS.com – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto menyetujui usulan Pemprov DKI Jakarta untuk menerapkan status pembatasan sosial berskala besar ( PSBB) di Jakarta. Terawan telah menandatangani surat persetujuan PSBB untuk menangani pandemi Covid-19 yang disebabkan virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2) itu pada Senin (6/4/2020) malam. 

Penerapan PSBB telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 yang diteken Jokowi pada Selasa (31/3/2020). Sementara itu, detail termasuk syarat-syarat mengenai PSBB dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). 
PMK No 9 Tahun 2020 itu ditandatangani oleh Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto. 

Arti dan syarat PSBB 
Melansir dari peraturan tersebut, PSBB adalah pembatasan kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah yang diduga terinfeksi corona virus disease 2019 (Covid-19) sedemikian rupa untuk mencegah kemungkinan penyebarannya. 
Guna dapat menetapkan PSBB, setiap wilayah harus memenuhi kriteria: 
1.Jumlah kasus dan atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah. 
2.Terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian serupa di wilayah atau negara lain. Adapun permohonan penetapan diajukan oleh gubernur/wali kota/bupati. Permohonan dari gubernur untuk lingkup satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu. 

Sementara, permohonan dari bupati/wali kota untuk lingkup satu kabupaten/kota. 
Selain itu, Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 juga dapat mengusulkan kepada Menteri Kesehatan untuk menetapkan PSBB. 
Nantinya, mereka yang mengajukan permohonan PSBB harus disertai dengan data: 
1.Peningkatan jumlah kasus menurut waktu yang disertai kurva epidemiologi. 
2.Penyebaran kasus menurut waktu disertai peta penyebaran menurut waktu. 
3.Kejadian transmisi lokal yang disertai hasil penyelidikan epidemiologi yang menyebutkan telah terjadi penularan generasi kedua dan ketiga. 

Selain itu, harus disertai pula penyampaian informasi kesiapan daerah mengenai kesediaan kebutuhan hidup dasar rakyat, sarana dan prasarana kesehatan, anggaran dan operasionalisasi jaring pengaman sosial dan aspek keamanan.  

Proses penentuan penetapan PSBB 
Untuk penetapan PSBB maka menteri akan membentuk tim untuk melakukan kajian epidemiologis terhadap aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, pertahanan, dan keamanan. Tim selanjutnya akan berkoordinasi dengan gugus tugas percepatan penanganan virus corona. Kemudian, tim akan memberikan rekomendasi penetapan PSBB kepada menteri berdasarkan hasil kajian yang didapatkan dengan waktu paling lama satu hari sejak diterimanya permohonan penetapan. Setelahnya, menteri akan menetapkan PSBB wilayah dalam jangka waktu dua hari sejak permohonan penetapan diterima. Jika kondisi suatu daerah dinggap tidak memenuhi kriteria, maka menteri dapat mencabut penetapan PSBB. 

Lingkup PSBB 
Apabila PSBB dilaksanakan di suatu wilayah maka pelaksanaan PSBB meliputi beberapa hal: 
a. Peliburan sekolah dan tempat kerja Peliburan dikecualikan untuk kantor/instansi strategis yang memberikan pelayanan terkait: 
Pertahanan dan keamanan, 
Ketertiban umum, 
Kebutuhan pangan, 
Bahan bakar minyak dan gas, 
Pelayanan kesehatan, 
Perekonomian, keuangan, komunikasi, industri, ekspor dan impor, distribusi, logistik, dan kebutuhan dasar lainnya. 
b. Pembatasan kegiatan keagamaan 
Pembatasan adalah kegiatan keagamaan dilakukan di rumah, dihadiri keluarga terbatas dengan menjaga jarak setiap orang. Pembatasan dilaksanakan dengan berpedoman pada peraturan perundang-undangan dan fatwa atau pandangan lembaga keagamaan resmi yang diakui pemerintah. 
c. Pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum 
Artinya yang dimaksud adalah dilaksanakan dalam bentuk pembatasan jumlah orang dan pengaturan jarak orang. Pembatasan ini dikecualikan untuk: 
-Supermarket, minimarket, pasar, toko atau tempat penjualan obat-obatan dan peralatan medis kebutuhan pangan, barang kebutuhan pokok, barang penting, bahan bakar minyak, gas, dan energi. 
-Selain itu, fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas lain dalam rangka pemenuhan pelayanan kesehatan dan tempat atau fasilitas umum untuk pemenuhan kebutuhan dasar penduduk lainnya, termasuk kegiatan olahraga. 
d. Pembatasan kegiatan sosial dan budaya 
Pembatasan dilaksanakan dalam bentuk pelarangan kerumunan orang dalam kegiatan sosial dan budaya serta berpedoman pada pandangan lembaga adat resmi yang diakui pemerintah dan peraturan perundang-undangan. 
e. Pembatasan moda transportasi 
Pembatasan ini dikecualikan untuk moda transportasi penumpang baik umum atau pribadi dengan memperhatikan jumlah penumpang dan menjaga jarak antar-penumpang, serta moda transpotasi barang dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk. 
f. Pembatasan kegiatan lain khusus terkait aspek pertahanan dan keamanan 
Dikecualikan untuk kegiatan aspek pertahanan dan keamanan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah, dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah dengan memperhatikan pembatasan kerumunan.
Petugas kebersihan menyapu halaman Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (5/4/2020). Setelah Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Perception Penanganan COVID-19, bentuk ibadah gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (9/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020). Lihat Foto Petugas kebersihan menyapu halaman Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (5/4/2020). Setelah Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Perception Penanganan COVID-19, bentuk ibadah gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (9/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020).(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menkes Setujui PSBB DKI Jakarta: Berikut Pengertian, Syarat, dan Hal-hal yang Akan Dibatasi", https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/07/080758265/menkes-setujui-psbb-dki-jakarta-berikut-pengertian-syarat-dan-hal-hal-yang?page=all#page4.
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Virdita Rizki Ratriani
Petugas kebersihan menyapu halaman Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (5/4/2020). Setelah Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Perception Penanganan COVID-19, bentuk ibadah gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (9/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020).
Petugas kebersihan menyapu halaman Gereja Katedral, Jakarta, Minggu (5/4/2020). Setelah Kemenkes resmi merilis Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala besar (PSBB) dalam Rangka Perception Penanganan COVID-19, bentuk ibadah gereja dilakukan secara live streaming melalui media sosial, termasuk rangkaian ibadah paskah yang akan jatuh mulai Kamis (9/4/2020) hingga Minggu (12/4/2020).(ANTARA FOTO/MUHAMMAD ADIMAJA)
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Virdita Rizki Ratriani 
Sumber Berita : https://www.kompas.com/tren/read/2020/04/07/080758265/menkes-setujui-psbb-dki-jakarta-berikut-pengertian-syarat-dan-hal-hal-yang?page=all#page4

Pentalogi Ketiga, Dunia Setelah Virus Corona, Dunia Kesehatan

Tidak dapat dipungkiri bila dunia kesehatan berada di garis terdepan melawan pandemi Corona. Pun tak terhitung banyaknya jumlah tenaga medis yang telah menjadi korban ganasnya pandemi ini.
Di Indonesia sendiri, seperti yang kita ketahui, jumlah korban baik dokter maupun tenaga medis terus bertambah setiap harinya.
Kontak langsung dengan pasien ditengarai menjadi sebab utama penularan terjadi. Apalagi banyak dokter dan tenaga medis yang menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seadanya. Bersyukur pemerintah Indonesia cepat tanggap dengan memperbanyak APD untuk melindungi tenaga medis yang berada di garis depan pertempuran.
Ke depan, pemerintah sudah harus memikirkan kemungkinan penggunaan teknologi tinggi untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan pandemi menular guna meminimalisir kontak langsung antara manusia ke manusia (dari pasien ke dokter dan sebaliknya dalam hal ini).
Sebagai contoh, saat wabah Corona terjadi di Wuhan, Perusahaan berbasis di Shenzhen, Multicopter pernah menggunakan robot untuk mengangkut sampel medis. Media Reuters juga pernah memberitakan, robot kecil bernama Little Peanut mengantarkan makanan kepada Penumpang yang sedang dalam penerbangan dari Singapura ke Hangzhou, China.
Robot dapat difungsikan untuk menyiapkan makanan di rumah sakit, menyemprotkan desinfektan dan melakukan kegiatan kebersihan. Di banyak rumah sakit, robot juga melakukan diagnosis dan melakukan pencitraan termal.
Indonesia sendiri sudah mulai memanfaatkan teknologi ini. Salah satunya adalah Rumah Sakit Pertamina Jaya yang dilengkapi fasilitas robot medis untuk menangani pasien terjangkit virus Corona (Covid-19).
https://youtu.be/LhtLGzL0AVs
Diketahui, robot tersebut berjenis CSJbot, yang dikenal sebagai robot yang biasa dihadirkan pada restoran-restoran tertentu. Kedua robot yang diperbantukan di RS Pertamina ini bernama Amy dan Penny.
Penggunaan teknologi lainnya ternyata juga sudah diterapkan pemerintah di beberapa daerah di Indonesia. Salah satunya adalah menggunakan drone untuk menyemprotkan desinfektan seperti yang dilakukan Pemkot Jakarta Selatan, meniru Pemkot Surabaya yang sebelumnya sudah melakukan penyemprotan di sejumlah jalan protokol.
Sementara dari pemerintah pusat juga menggunakan teknologi aplikasi PeduliLindungi untuk melacak riwayat pasien positif corona. Aplikasi yang telah dapat diunduh oleh pengguna ponsel Android ini mirip aplikasi TraceTogether yang digunakan pemerintah Singapura guna melacak suspect Covid di sekitar kita.
Belum lama ini, sejumlah platform digital bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melayani pasien positif virus corona atau Covid-19. Lewat sistem telemedicine, para platform ini bakal memantau ketat kondisi pasien yang sekarang tengah mengisolasi diri secara mandiri di rumah.
Telemedicine merupakan layanan kesehatan yang dilakukan dari jarak jauh (Telemedicine is health care carried out at a distance) dengan memanfaatkan komunikasi audio, visual dan data, termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi dan pengobatan serta pertukaran data medis dan diskusi ilmiah jarak jauh.

Telemedicine tidak hanya digunakan oleh sesama tenaga kesehatan untuk bertukar informasi saja, namun dapat juga digunakan oleh pasien untuk melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan. Dimana penerapannya sangat cocok di tengah pandemi Corona saat ini maupun di masa depan.
Dengan telemedicine atau telehealth, demikian istilah lainnya, dokter yang lebih tua dengan risiko lebih tinggi tertular virus dapat terus memberikan perawatan maupun konsultasi kesehatan melalui layanan jarak jauh. Italia baru-baru ini memanggil pensiunan dokter untuk membantu memerangi wabah Corona. Para pensiunan dokter diminta melakukan layanan medis kepada yang membutuhkan dengan menggunakan fasilitas telehealth maupun telemedicine.
Telehealth juga dapat membatasi terpaparnya petugas kesehatan terhadap virus, mengingat rendahnya pasokan alat pelindung diri (APD). Sejak wabah COVID-19 dimulai dari provinsi Wuhan, jutaan pasien virus korona China dirawat oleh penyedia klinik telemedicine.
Otoritas kesehatan di kota-kota besar seperti Shanghai, Changsha, dan Wuhan mengembangkan aplikasi online, didukung oleh kecerdasan buatan, untuk skrining mandiri COVID-19.
PingAn Group, salah satu penyedia asuransi kesehatan terbesar di Cina, melaporkan peningkatan lima hingga 10 kali lipat dalam penggunaan pendaftaran dan konsultasi online sejak terjadinya wabah Corona.
Para tenaga medis dapat memantau para "pasien" mereka yang menjalankan isolasi mandiri melalui aplikasi setiap harinya, tanpa harus melakukan kontak fisik secara langsung.
Baik telemedicine maupun telehealth sendiri sebenarnya merupakan teknologi lama yang sudah ada sejak tahun 1945. Sayangnya selama puluhan tahun kurang berkembang.
Namun dengan adanya pandemi Corona ini, masa depan layanan Telehealth dan Telemedicine dengan perawatan kesehatan lebih murah dan dapat diakses oleh semua orang di Indonesia maupun berbagai negara di dunia, terlihat semakin menjanjikan.
https://youtu.be/cOT6DjgER2Y
Untuk artikel berikutnya yang membahas tentang kehidupan sosial pasca Corona, dapat dibaca esok, jam 9.00 Wib.
Bagi yang ingin membaca pentalogi seri sebelumnya, dapat dibaca pada link di bawah ini
Pentalogi Pertama, Dunia Setelah Virus Corona, Prolog https://seword.com/p/laMEEUaurL
Pentalogi Kedua, Dunia Setelah Virus Corona, Dunia Pendidikan https://seword.com/p/RJ07cIpCYf
Pentalogi Ketiga, Dunia Setelah Virus Corona, Dunia Kesehatan
Sumber Utama : https://seword.com/umum/pentalogi-ketiga-dunia-setelah-virus-corona-BB5MkZstCX

YESSS!!!! Said “Uang” Didu Dan Pak Endut, Ditampar Keras Oleh Jokowi Dan Sri Mulyani

Said Didu telah menghina Luhut. Setelah menghina Luhut dia juga menerangkan maksud dari kalimat “di dalam kepala Luhut itu hanya ada uang, uang dan uang” itu apa dan bagaimana pada surat klarifikasinya. Said Didu menyatakan bahwa kalimat tersebut diarahkan pada kebijakan yang diambil pemerintah yang mengutamakan penyelamatan ekonomi dibandingkan dengan kebijakan mengatasi dampak pandemic covid-19.
Karena videonya itu, sekarang Said Didu telah menjadi sosok yang “bullyable”. Ramai-ramai rakyat Indonesia mendukung Luhut untuk mempidanakan Said Didu. Atas ancaman Luhut ini, Said Didu dibela oleh Pak Endut, junjungannya. Lucunya, pembelaan Pak Endut ini, malah membuat Sang Pakar Mantan dan beberapa Penulis Seword menari-nari riang menempatkan Sang Junjungan menjadi sosok “Bullyable” baru karena tulisan panjangnya yang katanya mencapai 4000 kata.
Pak Endut itu ngomongin apa saja yah, sampai 4000 kata begitu? Bagi pemegang handphone merek Apple, kalian bisa meminta ‘Siri’ untuk membacanya…
Ternyata… selain kalimat Said Didu itu dianggap kalimat penghinaan, penjelasan yang diberikan pada surat klarifikasinya pun ternyata salah total!!! Jokowi dan Sri Mulyani tak main-main menampar muka Said Didu, sekaligus muka Pak Endut dan seluruh mahluk yang mendukung Said Didu dengan sebuah fakta nyata!!!
Fakta nyata itu adalah pujian setinggi langit yang diberikan oleh dunia internasional atas keberhasilan Kabinet Jokowi dalam pengambilan langkah kebijakan, termasuk time framing yang diterapkan, terhadap penanganan wabah corona. Pujian itu datang dari Lembaga Kreditur Utama Dunia yaitu International Monetary Fund atau IMF.
Berbanding terbalik dengan apa yang dinyatakan oleh Said Didu pada Surat Klarifikasinya terkait kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Jokowi, Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, justru sangat mengapresiasi langkah kebijakan ekonomi yang telah diambil oleh pemerintahan Jokowi untuk mengatasi wabah covid-19. Pernyataan tersebut disampaikan Kristalina Georgieva dalam kesempatan Media briefing atau taklimat media atas covid-19 yang diadakan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, kepada Pers di Genewa, Swiss.
Pada pernyataannya, Kristalina mengatakan bahwa dirinya melihat Indonesia telah mengambil kebijakan yaitu tindakan signifikan yang sangat besar dan memiliki target yang baik untuk mendukung perekonomian rakyat Indonesia untuk dapat melalui masa-masa yang sangat sulit ini. Kemudian secara khusus, IMF juga memuji terkait koordinasi yang baik antara Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan dalam menangani pandemik serta memberikan perlindungan oleh pemerintah kepada UKM. Menurutnya, kedua kebijakan ini tidak hanya berdampak nyata di lapangan, tetapi juga akan membantu peningkatan dinamika perekonomian Indonesia ketika situasi membaik.

“Apa yang kita lihat, Indonesia melakukannya dengan sangat baik adalah mereka memiliki respon yang terkoordinasi antara Menteri Keuangan dan Bank Sentral. Beberapa langkah yang diambil berdampak kuat pada mereka yang terdampak. Yang sangat mengesankan adalah melihat betapa besarnya perhatian yang diberikan oleh Indonesia, tepatnya dalam masalah ini untuk melindungi perusahaan-perusahaan terkhususnya UKM selama periode ini. Kebijakan yang diterapkan akan mengijinkan mereka untuk melangkah naik ketika masa pemulihan datang di Negara ini, dengan melalui ketentuan fiscal yang ditargetkan”.
Di sisi lain, Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengungkapkan beberapa Lembaga Keuangan Dunia seperti The World Bank, Asian Development Bank (ADP), dan The Economist Intelligence Unit (EIU) juga ikut memprediksi terkait hanya ada 3 negara di kelompok G20 yang berhasil tetap tumbuh positif pada tahun 2020 ini walaupun tertekan penyebaran wabah corona.
Untuk Indonesia, The World Bank memprediksi bahwa perekonomian Indonesia akan mampu tumbuh hingga mencapai 2.1 persen pada tahun 2020. Meski demikian, The World Bank juga tak memungkiri bahwa Indonesia memiliki kemungkinan pertumbuhan ekonominye berpotensi hingga minus 3.5 persen akibat virus corona.
Dampak dari virus corona, semua Negara di dunia mengkobinasikan kebijakan penganggaran dan stimulus ekonomi yang besar. Itu disebabkan eskalasi penyebaran juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi global. Tetapi banyak Negara gagal, termasuk Amerika, dalam menerapkan stimulus ekonomi mereka. Dan Indonesia lah yang berhasil dengan stimulus ekonominya.
Sebelumnya pemerintah telah membuat scenario pertumbuhan ekonomi RI tahun ini diperkirakan mencapai 2.3 persen. Selain itu pemerintah juga telah menggelontorkan stimulus pertama terkait pariwisata dan stimulus kedua untuk menjaga daya beli masyarakat serta kemudahan ekspor impor. Sedangkan untuk stimulus ketiga pemerintah menambah anggaran belanja dan pembiayaan untuk penanganan covid-19 yang mencapai Rp 405.1 triliun.
Keberhasilan stimulus ekonomi Indonesia ini ditandai dengan menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mulai beranjak banyak, dari angka yang hampir menembus Rp 17.000 per dolar, berhasil ditekan hingga mencapai R 15.800 dan bahkan akan terus menguat. Pelaku pasar mulai percaya dan tenang terhadapi laju perekonomian di Indonesia.
Pujian dunia internasional ini membuktikan bahwa “hinaan” yang disampaikan Said Didu pada Luhut tentang “uang uang dan uang” adalah salah total. Said Didu benar-benar tidak memahami dan tidak mengenali bahwa Kabinet Jokowi adalah “The Dream Team” yang bekerja berdasarkan perhitungan yang tepat bahwa “Uang Uang dan Uang” (=Kebijakan penyelamatan ekonomi) adalah yang dibutuhkan rakyat, namun diberikan dengan mekanisme yang terstruktur. Bukan cuma ngasih uang tapi rakyatnya ga disuruh mikir untuk berinovasi dalam berusaha.
Mewakili keluarga besar Seword, saya mengucapkan selamat kepada Presiden Jokowi dan seluruh jajaran Kabinet Indonesia Maju dalam upaya menyelamatkan Negara dan bangsa Indonesia dari keterpurukan ekonomi karena wabah corona. 
YESSS!!!! Said “Uang” Didu Dan Pak Endut, Ditampar Keras Oleh Jokowi Dan Sri Mulyani
Sumber Utama : https://seword.com/umum/yesss-said-uang-didu-dan-pak-endut-ditampar-FeYJAwcuhA

DKI-1 Minta Bansos buat 3,7 Juta Warga DKI Jakarta, tapi Kok Data Validnya Baru 1,1 Juta?

Selalu menarik dan lucu jika berkaitan dengan perhitungan, angka, dan data jika terkait kinerja Pemprov DKI Jakarta pada kepempinan gubernur yang sekarang. Seperti yang belum lama ini terjadi ketika gubernur pilihan JKT58 ini melakukan video conference dengan Ma’ruf Amin, Wakil Presiden Indonesia, pada Kamis (2/4/2020) lalu.
Dalam rapat jarak jauh tersebut, DKI-1 mengatakan:
”Dalam catatan kami, ada 3,7 juta orang dalam posisi miskin dan rentan miskin. Mereka terdampak cukup serius dan perlu ada dukungan untuk bisa membiayai kehidupan di Jakarta."
Mungkin karena curiga data tersebut asal njeplak saja, Wapres lantas bertanya:
”Tentang 3,7 juta warga miskin dan rentan miskin, apakah sudah terdata by name by address? Apa sudah semua kelompok masuk atau ada yang belum terdata?”
Jawaban yang diberikan lantas bikin agak gimanaaa gitu ... karena Wan Anies berkata bahwa pihaknya (Pemprov DKI Jakarta) perlu waktu untuk mengidentifikasi kelompok rentan miskin. Dijawabnya pula bahwa untuk saat ini ada 1,1 juta warga yang sudah teridentifikasi by name by address karena selama ini mereka dapat bantuan langsung dari pihak Pemprov DKI Jakarta.
Namun, sisanya yang berarti berjumlah sekitar 2,6 juta tadi ... disebut Anies sebagai kelompok yang rentan miskin dan tidak mendapat bantuan langsung. Jumlah yang cukup banyak ini kabarnya sedang didata supaya bisa mendapat bantuan dari pemerintah.

Maaf, seperti orang yang mendapat pengalaman buruk karena berkali-kali “dikerjain” dengan cara perhitungan yang sering terjadi di Jakarta, saya masih sangat tidak yakin dengan angka 3,7 juta, maupun 1,1 juta yang disebut oleh Wan Anies tadi.
Apalagi untuk angka 3,7 juta ... yang tentu sangat lucu karena sedang didata kok sudah dapat angka pastinya? Kenapa sih nggak disebut misalnya antara 3,5 sampai 3,7 juta saja, karena kalau rentangnya kejauhan jadi nggak bisa disalahkan kalau ada kecurigaan mark-up data warga yang disebut perlu bantuan kan?
Harusnya juga ... sebelum mendapatkan data berupa angka ... ya disuruh kerja dulu deh bawahannya supaya mendata dengan benar, baru melaporkan ke Wapres, supaya dicari solusi bersama berapa pastinya jumlah warga yang seharusnya mendapat bantuan dalam masa-masa Darurat Corona seperti ini?
Lagipula, itu manusia semua kan yang didata? Seharusnya berwujud, masih hidup, dan jelas tinggalnya di mana ... jadi kalau mau serius mendata, harusnya dalam kurun waktu tertentu bisa dilakukan dong!
Akan tetapi, saya juga agak ragu berapa hari waktu yang diperlukan untuk memperoleh data dengan akurat, karena saya meragukan kinerja mereka dapat melakukan pendataan warga. Kita sungguh tidak ingin nanti misalnya yang dihitung beneran cuma sekian, terus sisanya dilakukan jurus pengawuran atau asal sebut saja: 3,7 juta orang!
Pertanyaan Pak Ma’ruf Amin sudah benar, yakni perlu didata nama-namanya, juga alamat yang jelas ... kalau perlu sesuai KTP! Masa’ nanti ada warga yang misalnya cuma lewat, sedang nongkrong, atau ada warga pendatang yang sedang mencari kerja di Jakarta, eh malah nanti didata juga sebagai penerima bantuan.
Padahal kalau mau serius, bisa kok dengan mengerahkan aparat pemerintahan mulai dari tingkat RT, RW, sampai kecamatan dan kelurahan ... mereka pasti punya datanya. Tinggal diminta mendata warganya, lalu melaporkan ke kelurahan masing-masing, t’rus diminta laporan ke semacam “panitia khusus” yang dibentuk untuk keperluan pendataan warga yang perlu bantuan.
Soalnya ini urusan dana pusat ... bukan dana yang berasal dari APBD DKI Jakarta. Dananya harus diberikan secara tepat sasaran, kepada orang-orang yang memang membutuhkan, dengan data yang sejelas-jelasnya dan dapat dipertanggungjawabkan. Kalau asal-asalan, mending diberi jatah saja ... misalnya untuk jakarta kuotanya hanya 1,5 juta orang, dengan sejumlah sekian untuk durasi sekian bulan. Sudah begitu saja...!
Terakhir ... sekali lagi hendak mengingatkan ... bagi saya khususnya di DKI Jakarta ini, Pak Ma’ruf Amin kudu ekstra hati-hati dan benar-benar memeriksa “by name and by address” supaya tidak sia-sia dana yang dikucurkan. Ketegasan juga diperlukan, supaya dana dari pusat tidak terbuang sia-sia atau ternyata tidak tepat sasaran. Kita tahu sendiri kan kalau sudah terkait anggaran ... selama ini track record DKI Jakarta bagaimana?
Jangan pura-pura tidak tahu, ah!

https://nasional.kompas.com/komentar/2020/04/02/18163021/anies-minta-dukungan-biaya-untuk-37-juta-warga-dki-terdampak-covid-19-ini
DKI-1 Minta Bansos buat 3,7 Juta Warga DKI Jakarta, tapi Kok Data Validnya Baru 1,1 Juta?
Sumber Utama : https://seword.com/umum/dki1-minta-bansos-buat-37-juta-warga-dki-jakarta-vEByAlgtTI

Sadis Nih SBY! Penghinanya Pernah Dipenjarakan, Kini Malah Minta Penghina Jokowi Dibiarkan

SBY, meskipun sudah tidak lagi menjabat sebagai presiden di negeri ini, tapi suaranya tetap saja nyaring terdengar. Persis seperti Rizal Ramli yang sudah tidak lagi menjabat sebagai menteri, tapi congornya sudah melebihi menteri. Dan si Said Didu yang sudah tidak lagi menjabat sebagai Stafsus menteri ESDM, tapi malah melakukan ujaran kebencian terhadap Menko Maritim, Luhut Binsar Banjaitan.
Pertanyaannya, kenapa SBY tetap saja berpolitik meskipun ia sudah tidak bisa lagi mencalonkan diri sebagai presiden dan bukan lagi merupakan ketua partai?
Tidak lain tidak bukan demi keberlangsungan karir anaknya, AHY yang sejak awal dipaksakan terjun ke dunia politik.
Sebagaimana kita ketahui bahwa si AHY ini awalnya adalah tentara yang tidak boleh berpolitik. Tapi pada tahun 2017 silam, ia ditunjuk oleh bapaknya untuk menjadi Cagub DKI berpasangan dengan Sylviana Murni.
Hingga akhirnya, ia pensiunan dini dari dunia militer.
Jadilah AHY gagap. Sampai-sampai berencana mendirikan rumah apung segala, jika kelak terpilih jadi gubernur.
Pertanyaannya, rumah apung itu mau ditarok di mana? Di kali Ciliwung? Hahaha
Karena program rumah apung itu juga, AHY dibully habis-habisan oleh netizen kala itu.
Nah, sekarang anak Pepo dan Memo yang gagal terpilih jadi gubernur DKI itu malah diangkat menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. Tentu saja penunjukan itu tidak lepas dari peran bapaknya, SBY. Bukan karena prestasi atau perjuangan sendiri.
Tidak pelak, kalau tidak melakukan hal-hal yang luar biasa, sudah dipastikan Partai Demokrat akan semakin nyungsep dipimpin oleh AHY. Karena saat dipimpin oleh bapaknya saja, yang sangat berpengalaman di politik itu, partai berlambang bintang Mercy itu hanya berhasil memperoleh suara di peringkat ketujuh. Dibawah PKS, NasDem dan PKB.
Lantas, apa hal besar yang dilakukan oleh SBY untuk menyelamatkan karir anaknya dan partainya tersebut dari jurang kehancuran?
Cari perhatian kepada kelompok oposisi, kelompok Kadrun dan kelompok pendukung Prabowo yang belum bisa move on.
Sebagaimana kita ketahui bahwa massa kelompok ini cukup besar, dan saat ini hanya ada dua partai saja yang bersama mereka, yakni PKS dan PAN. Nah, jika Partai Demokrat berhasil merebut simpati mereka, sudah dipastikan perolehan suaranya akan meningkat tajam pada Pemilu mendatang.
Pertanyaannya, dengan cara apa SBY menarik simpati para eks pendukung Prabowo tersebut?
Tentu yang paling efektif dan efisien adalah dengan mengkritik pemerintahan Jokowi.
Diantaranya yang Om Beye lakukan adalah mengkritik soal terbitnya telegram Kapolri terkait hukuman bagi penghina presiden dan pejabat negara lainnya.
Menurut Om Beye, disaat wabah Corona seperti ini, sebaiknya para penghina presiden dan menterinya dibiarkan saja berkeliaran. Karena kalau mereka diperkarakan atau ditangkapi justru akan memicu persoalan baru.
SBY juga menuding, sebagian pejabat pemerintah saat ini, diantaranya adalah Luhut Binsar Panjaitan menjadi sensitif, kurang sabar, dan tidak tahan menghadapi kritik, hinaan dan cercaan.

Lucu juga nih mantan presiden, masa orang boleh sesuka hati menghina, menghujat bahkan melakukan ujaran kebencian terhadap presiden beserta jajarannya. Bukankah negara kita ini adalah negara hukum?
Dan koplaknya lagi, kritik SBY terhadap Jokowi itu membuat tukang nyinyir yang juga menteri pecatan Jokowi, Rizal Ramli girang bukan kepalang.
Article
Padahal saat SBY berkuasa dulu, si Rizal ini getol banget lho nyerang SBY. Tapi karena dia gak suka sama Jokowi, hingga mau-maunya menjilat Pak Beye.
Persis seperti saat dirinya yang awalnya berseberangan dengan Sudirman Said. Bahkan pernah juga mengolok-olok eks menteri ESDM itu. Tapi karena sama-sama tidak suka dengan Jokowi, akhirnya keduanya bisa bersatu kembali dalam gerbong pendukung Prabowo.

Tapi, yang namanya pesta pasti berakhir.
SBY bisa saja mendapat pujian dari lawan politiknya dulu serta dari kaum Kadrun karena menyerang pemerintahan Jokowi. Hanya saja, tidak menunggu waktu lama, berita-berita kalau zaman dia berkuasa dulu juga pengkritiknya ternyata ada yang ditangkapi dan dipenjarakan kembali viral di dunia maya.
Article
Article
Article
Article
Bahkan, Eggi Sudjana pun pernah berperkara di era SBY dulu, karena telah menghina pendiri Partai Demokrat itu.
Article
Jadi belajar dari kasus Pepo minta perhatian ini. Di zaman yang serba digital seperti ini, jangan sesekali deh merasa diri paling bersih, paling baik dan paling baik. Padahal memiliki rekam jejak yang buruk. Karena akan tiba suatu masa, suara jejak digital itu akan lebih keras daripada suara kentut mantan presiden yang gagal.
Sadis Nih SBY! Penghinanya Pernah Dipenjarakan, Kini Malah Minta Penghina Jokowi Dibiarkan
Sumber Utama : https://seword.com/umum/sadis-nih-sby-penghinanya-pernah-dipenjarakan-Sf5EPklrv0

Usulan Soal Penolakan Jenazah, Penyunatan Bantuan, dan Pengacau pada Masa Darurat Corona

Sampai Sabtu pagi ini (11/4/2020), rasanya sudah sangat banyak informasi terkait Corona dengan segala macam rentetan dampaknya yang memenuhi keseharian kita. Izinkan saya menambahkan satu ulasan lagi, yang masih berkaitan dengan itu semua. Hasil dari obrolan kilat dengan Bung Bayu Aji dan beliau “menitipkan” tiga poin yang akan saya paparkan di bawah, untuk SEWORD-ers yang saya banggakan.
Jadi, kita paham kan bagaimana selalu saja ada cerita yang membuat miris, juga tak habis pikir kenapa hal-hal yang sukar dilogika bisa terjadi. Ada jenazah yang ditolak untuk dikuburkan di lokasi tertentu, ada cukup banyak petugas medis yang ditolak atau dikucilkan di lokasi tempat tinggalnya selama ini, dan yang terbaru adanya upaya untuk mengacau yang tampaknya tersusun secara masif, terstruktur, dan sistematis untuk mencoba “mengobarkan api” dengan coretan-coretan provokatifnya, seperti yang saya ulas pada salah satu artikel saya juga:
https://seword.com/umum/aksi-provokasi-muncul-di-tangerang-kudu-dicegah-obVEZsTNgw

Nah, berikut ini tiga poin berupa usulan kepada pemerintah yang dititipkan pada saya, tentu saja dengan seizin yang bersangkutan:
(1) Terkait penolakan jenazah tenaga medis oleh warga di lokasi tertentu
Seandainya ada petugas medis yang meninggal karena menangani musibah Covid-19 dan jenazahnya ditolak untuk dimakamkan oleh warga kampungnya, sebaiknya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan di daerah masing-masing. Bukankah mereka adalah pahlawan kemanusiaan yang juga berhak mendapatkan “fasilitas khusus” dari negara?
Setuju sama usulan ini. Waktunya untuk membuktikan pada keluarga yang bersangkutan bahwa orang yang mereka kasihi, benar-benar diperlakukan selayaknya pahlawan di negeri ini, karena merekalah yang berjuang di garis depan dengan risiko bertaruh nyawa!
Kalau misalnya tidak ada Taman Makam Pahlawan bagaimana? Ya, mungkin bisa dibuatkan lokasi pemakaman khusus untuk beberapa daerah yang berdekatan. Namun, tetap mereka diperlakukan dengan khusus, supaya kelak dapat menjadi pelajaran berharga, juga pengingat yang membanggakan bahwa para jenazah yang terbaring selamanya di sana, adalah pahlawan kemanusiaan untuk Indonesia.
(2) Seandainya ada bantuan yang disunat oleh oknum
Kalau usulan ini sepertinya belum terjadi, meski bukan tak mungkin akan terjadi mengingat kebiasaan “ngutil” yang terbilang cukup parah dan belum sepenuhnya hilang di negeri ini. Nah, menurut teman saya tadi, seandainya ada bantuan tunai (maupun paket sembako) yang ternyata kedapatan jumlahnya (jatahnya) dipotong oleh pihak tertentu, maka oknum tersebut berhak mendapat hukuman mati.
Hal ini perlu diusulkan karena dalam kondisi krisis seperti saat ini, maka segala tindakan korupsi memang sebaiknya dihukum tegas, juga paling berat, yakni hukuman mati. Biar menjadi peringatan keras dan menggentarkan bagi siapapun yang mencoba meniru jejaknya. Nanti melanggar HAM? HAM gundulmu...! Dengan menyunat bantuan untuk warga tidak mampu, justru oknum itulah ... sekali lagi kalau memang ada yang berbuat ... yang melanggar HAM dengan sangat serius!
(3) Seandainya ada pihak yang ingin memperkeruh suasana, mengacau, dan menghasut
Ini seperti yang baru terjadi di Tangerang, ada oknum pemuda yang mencoba memprovokasi lewat semprotan pilox berisi ujaran provokatif dan mengajak para pembaca pesannya untuk membuat anarkis di daerah setempat. Kita patut waspada aksi provokatif serupa akan coba ditiupkan di daerah-daerah lain, terutama yang punya “memori kerusuhan 98” dengan tujuan mengacau, menghasut, dan memprovokasi masyarakat.
Nah, para cecunguk biadab seperti mereka, bagi saya juga patut untuk dihukum mati. Saya sepakat dengan usulan Bung Bayu Aji, bagi para pelaku aksi teror semacam ini, tak patut dikasihani. Atau kalau hukuman mati terasa terlalu sadis, titipkan saja di penjara Nusa Kambangan barang 3-5 tahun, supaya jera!

Akhirnya, kita semua rasanya masih sangat perlu meningkatkan kewaspadaan, karena sekarang musuh kita bersama tak hanya terkait penyebaran dan penularan Covid-19 secara langsung, tetapi juga bisa merembet ke aksi-aksi yang berujung pada tindakan anarki, korupsi, dan aksi-aksi yang jauh dari perilaku yang sesuai dengan kemanusiaan, yang seharusnya dilakukan oleh para manusia di negeri yang katanya beragama dan berakhlak mulia ini.
Semoga usulan seperti ini bisa didengar oleh pemerintah, demi keamanan dan ketenteraman kita bersama di tengah pandemi Corona yang masih belum jelas sampai kapan bisa benar-benar minggat dari bumi Indonesia, supaya kehidupan bisa kembali berjalan normal.
Thank you juga buat usulan topik dan materi yang menarik ini, Bung Bayu Aji!
Usulan Soal Penolakan Jenazah, Penyunatan Bantuan, dan Pengacau pada Masa Darurat Corona
Sumber Utama : https://seword.com/umum/usulan-soal-penolakan-jenazah-penyunatan-bantuan-Y5fSDcoh6H

Kiat Sukses Iran Diagnosis Virus Corona dengan 2 Metode

Iran – Wakil Presiden Iran untuk Sains dan Teknologi, Sorena Sattari, mengatakan bahwa pusat medis di negaranya mendiagnosis infeksi penyakit virus corona dengan dua jenis alat tes dan dua metode yang berbeda oleh karena itu kita bisa membuat sebuah kemajuan cukup signifikan.
Sattari mengatakan pada hari Rabu bahwa Iran sedang melakukan ratusan proyek penelitian untuk mendeteksi sifat virus Corona baru, yang juga dikenal sebagai Covid-19 ini. Ia menekankan bahwa lebih dari 2.000 tes klinis telah dilakukan di negara ini untuk proyek tersebut.
Baca Juga:
“Sejauh ini, beberapa proyek penelitian telah ditetapkan untuk penemuan sifat Covid-19, yang semuanya sedang berlangsung,” kata Sattari, menambahkan, “Lebih dari 2.000 tes klinis telah dilakukan dalam kerangka 76 proyek untuk menemukan protokol pengobatan, obat yang efektif, metode terapi sel, penggunaan plasma darah dari pasien yang pulih dan tanaman herbal yang mempengaruhi penyakit ini”.

“Penelitian-penelitian ini telah menghasilkan hasil yang signifikan yang mengarah pada pengembangan pengetahuan untuk memerangi penyakit, penghapusan obat-obatan yang tidak berpengaruh pada tren penyakit dan juga pengembangan tiga protokol pengobatan yang efektif,” jelasnya lebih lanjut.
Sattari menunjukkan bahwa penelitian ini telah dilakukan bekerjasama dengan banyak ilmuwan, peneliti yang bekerja di pusat penelitian, universitas dan perusahaan berbasis pengetahuan.
“Untuk mendiagnosis penyakitnya, untungnya, dua jenis alat tes dengan dua metode berbeda telah diproduksi secara massal di negara ini, satu didasarkan pada air liur sementara yang lain didasarkan pada tes darah”.
Baca Juga:
Di tempat lain dalam sambutannya, wakil presiden itu mengatakan, “Sistem kecerdasan buatan telah digunakan untuk mendiagnosis penyakit dan berbagai aplikasi telah dikembangkan untuk memprediksi dan melacak penyebaran penyakit”.
“Sementara negara maju dan berkembang menghadapi masalah serius di bidang penyediaan peralatan medis dan rumah sakit mereka, perusahaan berbasis pengetahuan di Iran telah menghasilkan semua produk ini dan tidak ada pasien di negara ini yang mengalami kekurangan peralatan ini termasuk ventilator, CT Scan, Ruang ICU, pembuat oksigen, dll,” Sattari menambahkan.
Kementerian Kesehatan Iran mengumumkan pada hari Rabu bahwa jumlah orang yang terinfeksi virus corona di negara itu telah meningkat menjadi 64.586, dengan pasien pulih sebanyak 29.812 orang. 229.975 tes diagnosis virus corona telah dilakukan di negara sejauh ini (ARN)
Kiat Sukses Iran Diagnosis Virus Corona dengan 2 Metode Sorena Sattari

Re-post by MigoBerita / Sabtu/11042020/12.26Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya