» » » » » » "Menjebak" Presiden Jokowi, eh malah begini....

"Menjebak" Presiden Jokowi, eh malah begini....

Penulis By on Jumat, 17 Desember 2021 | No comments


Migo Berita - Banjarmasin -
"Menjebak" Presiden Jokowi, eh malah begini.... Maksud dari judul ini bukan berkesan provokatif , namun ingin pembaca memahami bahwa membaca hingga tuntas suatu artikel akan membuat kita tidak akan gagal paham.

Jokowi yang Kuasai Permasalahan vs Abbas yang Asbun

Acara pembukaan Kongres Ekonomi Umat ke-2 Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang digelar di Jakarta, Jumat 10 Desember 2021 lalu, tentu masih aktual. Wong belum seminggu kok.

Apalagi karena pada saat itu terjadi sesuatu yang tidak lazim, bahkan mungkin yang pertama dalam sejarah, di mana seorang pimpinan nasional yang didaulat untuk membuka sebuah acara, tapi tidak jadi membacakan pidato yang sudah disiapkan?

Lazimnya, undangan kehormatan akan membacakan pidato. Dan dalam konteks ini, Presiden Jokowi tentu bukan asal berpidato, sebab di naskah itu pasti termaktub pula sejumlah hal penting berupa kesan, pesan, ide atau sumbangan pemikiran seputar topik yang dibahas.

Apalagi yang dibahas pada kongres itu mangenai perekonomian umat. Betapa urgen sebenarnya acara ini untuk memajukan ekonomi rakyat, apabila ide-ide atau simpulan yang didapat di kongres itu kelak benar-benar diterapkan demi kemajuan rakyat.

Dengan demikian, maka ide atau pemikiran seorang tokoh sekaliber Presiden Jokowi -- yang pasti sudah tertata rapi dalam naskah pidato yang sedianya dia bacakan itu -- amatlah sangat bermanfaat bukan hanya untuk topik yang dibahas, namun tentu buat nama baik atau pun reputasi organisasi tersebut.

Namun apa hendak dikata, naskah pidato itu bahkan tidak jadi dibaca oleh Jokowi, karena situasi dan kondisi yang timbul ketika itu memaksanya untuk melakukan tindakan seperti itu.

Namun pada sisi lain, di situlah hebatnya seorang Jokowi. Sebagai manusia biasa, pastilah merasa kaget dan sedikit dongkol oleh peristiwa yang tentu di luar bayangannya. Jokowi memang bukan anti-kriitik, tetapi setidaknya orang tahu bagaimana atau di mana sebaiknya kritik disampaikan.

Harap digarisbawahi, Jokowi hadir di acara itu sebagai udangan kehormatan yang didaulat untuk membuka acara. Maka sebagaimana lazimnya, pidato pun disiapkan untuk dibacakan. Namun sungguh tak disangka jika Jokowi seolah hendak dijadikan sebagai tertuduh oleh oknum, soal tingginya kesenjangan terutama dalam hal penguasan lahan yang nyomplang.

DR Anwar Abbas selaku wakil ketua umum MUI mengingatkan perihal tingginya kesenjangan di tengah masyarakat yang menurutnya terbukti melalui indeks gini ekonomi dan pertanahan. Abbas menyampaikan bahwa di era Jokowi indeks Indonesia bidang pertanahan yang memprihatinkan, yakni 0,59.

Sah-sah saja sebenarnya Abbas mengingatkan Jokowi soal itu. Namun mbok ya pakai bahasa yang sesuai dengan posisi Jokowi saat itu sebagai undangan kehormatan yang akan membuka kongres.

Apalagi setelah peristiwa yang viral itu, Anwar Abbas yang mendadak tenar, dengan gagah mengakui bahwa dirinya memang bukan pendukung Jokowi. Artinya dia mendukung (capres) Prabowo yang disebut-sebut menguasai lahan yang sangat luas, termasuk di Kalimantan?

Sudah tahu dirinya bukan pendukung Jokowi, mengapa pula mengundangnya untuk membuka acara MUI jika buntutnya harus seperti itu? Maka tidak salah jika ada asumsi bahwa Jokowi memang sengaja hendak dipermalukan?

Lagi pula, bagaimanapun juga MUI adalah semacam ormas. Jadi tidak perlu harus mengundang seorang kepala negara hanya untuk membuka acara mereka. Namun Jokowi yang rendah hati, mau saja hadir di sana untuk membuka kongres tentang ekonomi umat itu, meski akhirnya menerima sesuatu perlakuan yang tidak enak.

Lagi pula, bukankah sebaiknya ketua umum yang berpidato dalam sebuah acara yang sampai mengundang presiden seperti ini? Sementara Anwar Abbas hanya wakil ketua umum, mengapa harus dia yang tampil "menghadapi" Presiden Jokowi?

Maka ada dugaan bahwa ini semua memang sudah diatur untuk mempermalukan Jokowi? Kalau memang iya, lantas ini ide siapa, dan siapa yang mengatur skenarionya?

Tetapi untunglah Jokowi bukan sembarang orang yang gampang diperlakukan seperti itu. Dia yang tampaknya menguasai permasalahan termasuk data-data soal hal yang disampaikan, dia tanggapi dengan dingin, tanpa harus dibantu oleh catatan atau teks pidato yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Artinya, Jokowi adalah type seorang pemimpin yang siap menghadapi suatu kondisi yang berubah secara mendadak tanpa panik dan baperan. Soal adanya sedikit rasa emosional, hal itu wajar saja. Dan itu memang tampak dari gestur tubuh dan mimik wajahnya saat berada di podium untuk menanggapi "serangan" mendadak itu.

Dengan dingin, sambil memperlihatkan lembaran naskah pidato yang seharusnya dia bacakan, Jokowi pertama sekali membenarkan apa yang tadi disebut oleh Anwar Abbas, khususnya soal penguasaan lahan oleh segelintir orang di negeri ini.

Bahkan Jokowi sengaja menyapa tokoh yang belum lama ini mengecam Densus 88 itu dengan gelar akademisnya: DR. " Apa yang disampaikan oleh DR Anwar Abbas itu betul, tapi bukan saya yang membagi".

Statemen ini disambut tepuk tangan meriah hadirin, yang mungkin saja justru menusuk ulu hati Abbas. Selanjutnya Jokowi menjelaskan bahwa sekarang ini pemerintah sedang dalam proses mendistribusi reforma agraria, yang sudah mencapai 4,3 juta hektare, dari target 12 juta hektare yang ingin dibagi untuk rakyat.

Pertanyaannya, kalau bukan Jokowi yang membagi-bagi lahan itu, lalu siapa? Pastilah penguasa sebelumnya yakni SBY. Herannya mengapa si Anwar Abbas ini justru mengeluhkannya di hadapan Jokowi pada saat ini? Dulu dia ke mana saja?

Sebagai seorang ulama dan pakar ekonomi yang mengaku peduli dengan nasib umat, Anwar Abbas pastinya tahu soal lahan yang hanya dikuasai oleh segelintir orang ini. Yang lucu adalah ketika dalam pidato yang dihadiri Jokowi itu dia seperti ingin menggiring opini publik bahwa ini semua terjadi di masa Jokowi.

Tapi jawaban singkat Jokowi yang mengakui kondisi itu, tetapi bukan dirinya yang menyebabkannya, pastinya membuat Anwar Abbas hanya jadi bahan olok-olok.

Tetapi begitulah nasib oknum. Dia sepertinya tidak mengerti permasalahan, namun ingin menyudutkan pihak lain. Yang terjadi, ulahnya itu justru berbalik menampar dirinya dalam sekejap. Kata orang Medan: "sakitnya tidak seberapa, tapi malunya ini, bah!"

Jokowi yang Kuasai Permasalahan vs Abbas yang Asbun

Sumber Utama : https://seword.com/umum/jokowi-yang-kuasai-permasalahan-vs-abbas-yang-tr7j83wcmt

Trending #TangkapProfHoax Membuat Si Professor Ini Malu dan Berkaca?

Mengamati keramaian twitter ada yang lagi trending, yaitu #TangkapProfHoax, dan begitu saya cek, waduh ternyata sekelas professor juga bisa sembrono menampilkan foto dan caption untuk tujuan tertentu, lalu dengan liciknya berdalih bahwa antara foto dan caption yang dicantumkannya memang salah, kemudian beralasan bahwa yang penting pesan utuhnya adalah perang itu hanya membawa penderitaan ke banyak orang.

Kemudian, agar tidak disalahkan melulu, si Professor yang katanya bergaya artis ini memberi pesan bahwa jagalah negeri ini agar damai, dan foto itu hanya ilustrasi. Si professor ini mencela orang-orang yang mempersalahkan foto sebagai ilustrasi yang tidak pas dengan pesan pada captionnya, ketimbang mencoba memahami pesan damai itu. Akan tetapi, salah satu akun yang bernama @empu_gading menulis sebagai balasan logika si Professor itu, begini cuitan Empu “Kadrun mana ngerti substansi informasi Prof? Mrk hilir mudik di jalanan bawa bendera hitam kan krn juga ga ngerti substansi dari bendera itu. Mrk bingung mengamalkannya,, krnnya dibawa gentayangan sambil teriak teriak di jalanan. “

Bukan cuma empu yang membalas tweet si Professor itu, ada juga akun yang bernama @MyaminNasution1 yang menulis “Saat prof mengatakan "saya akui poto itu salah" maka anda sudah membuat narasi perpecahan. Sebagai pejabat negara & akademisi prof seharusnya mengerti bahwa pentingnya menjaga etika profesi. Sebab, selain wajib melayani masyarakat anda WAJIB MENJADI ROW MODEL PENDIDIKAN. “ Lalu cuitan berikutnya, disusul dengan kalimat ini “ Belajarlah menjunjung "Shame Culture" prof. Legacy tersebut yg akan dikenang olh anak-anak & cucu bangsa kelak. Betapa banyak pejabat yg terdahulu memiliki kekuasaan melebihi prof, namun hina pada akhirnya. Dan shame culture tersebut yg akan membuat bangga keturunan kita. “

Dari sini saya membayangkan bahwa si Professor itu sudah kewalahan, ingin membela dirinya tapi sudah terlanjur membuat gambar hoax dan caption yang tidak pas lalu dinamakannya cuma ilustrasi. Kalau tidak salah, gambar itu juga pernah digunakan oleh para kadrun pendukung ISIS untuk meraih simpati masyarakat sehingga mau berdonasi dan ikut membenci Pemerintahan Suriah waktu itu, Bassar Asad.

Foto seorang anak gadis kecil tertidur di dalam coretan sederhana yang digambarnya sendiri dan membentuk karakter perempuan atau ibu, adalah foto yang sangat kreatif, ada penilaian yang luar biasa dalamnya terhadap foto itu, maka ketika digunakan oleh orang-orang dengan memberikan caption yang mengguggah, maka ini bukan sebuah pekerjaan iseng belaka, karena produsen hoax itu bekerja dengan sangat rapi dan bertujuan mengaduk-aduk emosi massa.

Dengan menggunakan foto itu untuk tujuan mengguggah emosi massa, maka keberhasilan si produsen hoax itu mencapai titik maksimalnya, maka massa akan bisa bergejolak, dan kebencian massa pun bisa bangkit. Dan karena itulah, patut dicurigai si Professor itu kenapa sampai harus memakai foto itu? Apakah iseng-iseng ditemukan foto itu semata? Rasa-rasanya tidak mungkin sih. Karena foto ini sudah berulangkali dishare oleh para kadrun dan atau pendukung Khilafah.

Foto yang disebar oleh si Professor itu sebenarnya sudah diklarifikasi oleh beberapa media, namun anehnya, kok nyebar lagi, apa kurang ngopi ya? Foto bocah perempuan yang narasinya sering diklaim sebagai korban perang Irak dan tertidur di atas lukisan ibunya adalah keliru! Tidak ada kaitannya dengan perang di Irak. Foto itu adalah karya fotografer sekaligus seniman Iran yang bernama Bahareh Bisheh. Bocah perempuan dalam foto itu merupakan salah satu saudara sepupu Bisheh. Foto itu diambil ketika saudara sepupu Bisheh itu tertidur di trotoar di luar rumah mereka, Bisheh mengambil kursi agar bisa mendapatkan angle yang cakep, dan Bisheh menjelaskan bahwa ini adalah kreatifitas. Tapi sayangnya, hasil kreatifitas Bisheh malah dijadikan bahan memproduksi hoax.

Jadi apapun alasan si Professor itu, faktanya ia telah menyebarkan hoax, dan ini fatal, apalagi sekelas professor. Bukannya kalau sudah professor itu cara menyajikan narasinya begitu ilmiah? Dan kalau alasan gambar hanya ilustrasi dan yang terpenting adalah substansinya, maka apakah tidak ada foto lain atau membuat sendiri ilustrasi?

Si Professor Henry Subiakto ini, kalau memang ingin menggemakan perdamaian, maka bukan dengan cara menyebarkan foto hoax, tetapi harus memerangi hoax, karena kekacauan atau kegaduhan dalam negeri bisa terjadi adalah karena penyebaran hoax yang begitu masif. Masih ingat kan pada pilpres 2019 atau 2014? bagaimana PKS memainkan mesin hoaxnya demi bisa menjatuhkan Jokowi?

Perdamaian bisa terwujud hanya dengan membuat ideologi kadrun penyebar hoax itu menjadi punah. Tetapi jika si Professor ini adalah ikut menyebarkan hoax atau mendukung para kadrun dalam menjalankan misinya, maka sulitlah perdamaian itu terwujud. Maka wujudkan perdamaian itu dengan terus menyuarakan Ideologi Pancasila dan mempraktekkannya, karena jika benar-benar berideologi Pancasila, maka produsen hoax dan politisi busuk segera punah, akan terpental dengan sendirinya.

Dan akhir kata, dengan meminjam cuitan @BasadoTrans, mungkin si Professor itu makin keblinger ya? “Ilmu yg tinggi dan gelar yg mentereng seharusnya membuat orang lebih berhati-hati dalam menyampaikan sesuatu. Dan ketika dia keliru maka dia akan cenderung mencari pembenaran. Cuk.... “

Trending #TangkapProfHoax Membuat Si Professor Ini Malu dan Berkaca?

Sumber Utama : https://seword.com/politik/trending-tangkapprofhoax-membuat-si-professor-ini-BdHNxq9yTF

Ambang Batas 0%, Rocky Gerung Bisa-bisa Ikut Nyapres

Masalah parliamentary threshold (PT) kembali mengemuka karena sejumlah pihak kembali melayangkan gugatan supaya ambang batas pencalonan presiden yang selama ini 20% dihapuskan sehingga menjadi 0%.

Gatot Nurmantyo, Rizal Ramli, termasuk di antara mereka yang rajin menyoal masalah ini. Mereka selama ini ngotot soal perlunya ambang batas ini di-nol persen-kan. Mengapa? Karena mereka sangat berambisi menjadi capres, tanpa modal dukungan politik dari parpol.

AHY ketua umum Partai Demokrat pun sama ngototnya, sebab secara hitung-hitungan partainya yang cuma memiliki 7,7% jauh dari ketentuan itu. Dengan adanya persyaratan ambang batas 20%, putra sulung SBY itu tidak akan bisa jadi capres, kecuali berkoalisi dengan beberapa parpol lain. Itu pun bisa menjadi tidak sederhana jika setiap parpol menonjolkan ego dan ambisinya masing-masing.

Maka demi amannya langkah mereka, para pemburu kekuasaan itu tiada henti menggugat supaya aturan soal ambang batas itu ditiadakan, sehingga semua orang bisa menjadi capres. Tak bisa dibayangkan bagaimana kisruh dan hiruk-pikuknya suasana negeri jika hal seperti ini menjadi kenyataan.

Bukan ketertiban dan kedamaian yang didapat, namun sebaliknya adalah chaos, sebab semua capres akan melakukan segala cara untuk bisa meraih apa yang dia incar selama bertahun-tahun.

Apalagi AHY yang merasa dirinya telah berbuat bodoh dengan cara pensiun prematur dari dinas kemiliteran tahun 2017 demi kursi gubernur DKI. Jika menjadi capres dia akan berbuat habis-habisan demi "menebus" kedunguannya tersebut. Sebab hanya dengan berhasil mengulangi jejak ayahanda SBY itulah dia merasa telah membayar tunai segala cibiran publik selama ini.

Dengan PT nol persen, tidak bisa dibayangkan berapa orang yang akan mencalonkan dirinya jadi presiden. Dan semua pasti akan melakukan apapun demi tiba di garis finish dan menjadi pemenang. Tak bisa dibayangkan bagaimana mengerikannya kondisi negara ketika semua capres saling bersaing, saling serang, dan saling unjuk kekuatan.

Capres yang punya modal berupa massa agama, akan mengobral ayat-ayat dan janji-janji surga, meski semua itu hanya tipu-tipuan dan membodohi massa. Yang paling mengerikan adalah ketika mereka mulai mengotak-ngotakkan masyarakat sesuai agama, dan menyebut bahwa hanya agamanya kelompok agamanya yang benar. Di luar itu semua sesat dan masuk neraka.

Kondisi serba gaduh seperti ini akan mengulangi tragedi dalam Pilkada DKI 2017. Untuk sekelas pilgub saja sudah sedemikian mengerikan. Bahkan aromanya, pengaruh dan dampak negatifnya belum hilang selama bertahun-tahun.

Apalagi nanti sudah mencakup nasional, maka perpecahan itu akan terjadi. Disintegrasi akan menjadi kenyataan. Maka bisa jadi benar apa kata Prabowo pada kampanye 2019 yang silam bahwa NKRI akan bubar pada 2030? Meski rujukannya cuma novel fiksi, tapi jika di dunia nyata seperti yang digambarkan tadi, maka ancaman disintegrasi itu beralasan kuat.

Tapi pasti ada yang lucu juga jika misalnya Rizal Ramli yang tidak fasih menyebut huruf "R" dengan sempurna. Bayangkan jika dia sedang berkampanye di panggung. Para pendengar pasti tertawa-tawa berderai setiap dia mengucapkan kata "kontrol", sebab huruf "r" tidak terdengar jelas. Misalnya jika dia berjanji: "saya siap dikontrol", para pendengar akan terbahak-bahak.

Bahwa situasi negeri akan tidak kondusif jika banyak capres yang turun berkampanye, itu sudah pasti. Tapi mereka yang berambisi menjadi penguasa semacam Rizal Ramli, Gatot Nurmantyo, AHY dll., peduli apa? Mereka itu hanya ingin menjadi penguasa, soal kesejehteraan dan kedamaian rakyat siapa peduli?

Tapi ada satu hal yang perlu diantisipasi apabila threshold parliamentary menjadi nol persen. Bisa jadi nanti Rocky Gerung ikut latah nyapres pula. Soal ini, Rocky memang masih memiliki peluang, yakni popularitas. Doi populer di kalangan massa 212 sebab kerap ikut bergabung dengan aktivitas kelompok ini.

Bahkan walaupun tidak jelas apa keyakinan Rocky, kelompok intoleran radikal itu pernah memberikan panggung kehormatan baginya untuk menyampaikan pidato atau ceramah di sebuah rumah ibadah. Bahkan ada pula yang menyebutnya sebagai "ustadz"?

Maka soal popularitas Rocky tidak ada yang meragukan. Massa yang mengaguminya pun jelas, yakni kaum radikal intoleran yang masih punya banyak pengikut hingga saat ini. Soal ini Rocky tentu lebih menjanjikan dibandingkan dengan Novel Bamukmin yang pernah melontarkan hasratnya jadi cawapres buat Anies Baswedan.

Seperti itulah jadinya apabila tidak ada aturan yang membatasi soal pencapresan. Akan terjadi ketidakstabilan dalam bernegara. Tapi para oknum-oknum yang hasratnya hanya dipenuhi nafsu berkuasa mana peduli? Secara ekonomi mereka itu sangat mapan sehingga apapun yang terjadi mereka tetap bisa hidup enak dan nikmat.

Yang sengsara adalah masyarakat kecil yang terancam tidak bisa mencari nafkah karena kondisi yang carut-marut. Masa pandemi selama dua tahun terakhir telah memberi kita pelajaran berharga betapa suasana yang tenang stabil dan kondusif itu sangat didambakan oleh rakyat. Tetapi para pemburu kuasa seperti disebut di atas, yang selalu getol menggugat PT, memang tidak peduli soal kebutuhan rakyat kecil itu.

Padahal mekanismenya sudah jelas. Bila ingin nyapres, berusahalah dilirik parpol supaya diusung dalam pilpres. Kalau cuma modal tampang seram dan jualan isu PKI, lalu mendaftar jadi capres, siapa pun bisa. Tapi pikirkan juga dong dampak buruknya buat rakyat dan stabilitas nasional.

Ambang Batas 0%, Rocky Gerung Bisa-bisa Ikut Nyapres

Sumber Utama : https://seword.com/politik/ambang-batas-0-rocky-gerung-bisa-bisa-ikut-o8fxE7XZwh

Pengecut, Garang di Awal, Munarman Terisak Saat Baca Eksepsi

Kenapa ya, kelompok sebelah kalau sedang terjepit karena masalah selalu berlawanan dengan sikap sebelumnya. Awalnya garang, berlagak ketinggian, sombong, angkuh, arogan, sok hebat lah pokoknya. Begitu ditangkap, diadili, atau divonis, langsung menciut bagai macan kehilangan gigi palsunya. Why?

Sebegitu pengecutnya mereka? Memang pengecut sih. Mereka hanya memanfaatkan kebaikan pemerintah yang selama ini terkesan membiarkan mereka berbuat sesuka hati. Makin dibiarkan, makin besar kepala sebesar bulan.

Munarman juga sama. Sewaktu dulu, dia angkuh dan arogan. Kalian pasti tidak akan lupa dengan insiden siram air teh yang dilakukan Munarman beberapa tahun lalu. Kalah debat, terdesak langsung siram air teh ke lawan debat. Kurang ajar kepada orang yang lebih tua.

Sekarang dia ditangkap karena dugaan terorisme. Saat ini dia sedang diadili, dan membacakan eksepsi. Tapi dia terisak saat membacakannya. Ngakak.

Lagaknya aja bicara di medsos atau TV, gayanya seperti singa. Setelah terjerat hukum, langsung berubah jadi cacing tanah kepanasan. Jangan-jangan lihat jarum suntik pun bakal teriak sambil nangis termehek-mehek.

Saat mengawali pembacaan eksepsi terdengar seperti menahan tangis. Pengacara mengatakan Munarman emosional saat membaca eksepsi. "Selama 8 bulan saya dizalimi, penangkapan yang sewenang-wenang dengan tuduhan yang direkayasa melalui case building yang dikaitkan dengan peristiwa pidana pihak lain yang tidak ada hubungan kausalitas dengan saya. Semoga semua yang memfitnah saya melalui berbagai rekayasa yang sistematis tersebut mendapat azab dari Allah SWT," kata Munarman.

Suara Munarman terdengar seperti menahan tangis. Namun tidak diketahui apakah Munarman meneteskan air mata atau tidak dalam sidang karena ruang sidang Munarman tertutup. Para wartawan yang meliput hanya mendengarkan suara Munarman melalui pengeras suara yang disediakan pengadilan di depan ruang sidang

Pengacara Munarman, Aziz Yanuar menyebut Munarman sedih saat membaca eksepsi. Dia mengatakan emosi Munarman meluap saat membaca eksepsi. "Ya beliau sedih karena kezaliman luar biasa, beliau sedih kok segitunya untuk membungkam beliau. Artinya emosional," kata Azis.

Tapi Aziz menegaskan Munarman tidak meneteskan air mata saat membaca eksepsi.

What? Munarman bawa-bawa azab? Kelompok terorisme bicara soal azab? Gak salah tuh?

Justru Munarman ini yang sedang kena azab karena ulahnya dan komplotannya dulu. Kalau mau bicara azab, justru yang menzalimi Ahok itulah yang sedang kena azab semua. Hanya orang-orang munafik seperti Munarman, Rizieq dll yang bakal kena azab karena munafiknya luar biasa. Sok suci tapi perilaku dan kelakuan sangat menjijikkan.

Munarman tak sadar, ancam orang pakai azab, tapi faktanya dia sedang kena azab karena hukuman penjara sudah duduk cantik menanti dia.

Soal terisak sedih, alah, ini mah SOP resmi kelompok sebelah. Wajib nangis biar orang lain iba dan kasihan. Pretttt.

Bagaimana dengan orang tua yang disiram Munarman sewaktu debat live di TV, apakah dia tidak bisa sedih?

Apakah pemilik warung dan usaha tidak bisa sedih saat disweeping dan dipersekusi oleh komplotan FPI tak ada otak itu?

Memangnya Munarman aja yang bisa sedih? Memangnya cuma dia aja yang bisa bawa azab dan menyumpahi orang lain? Rakyat yang dirugikan juga bisa melakukan itu dan jumlah mereka jauh lebih banyak, doa mereka jauh lebih besar dan dahsyat. FPI dan orang-orang di dalamnya sekarang sedang makan karma dari doa rakyat yang pernah teraniaya. Makan tuh azab.

Dia bisa bawa azab, tapi ribuan orang yang jadi  korban arogansinya juga tiap hari menyumpahi dia, berharap dia kena azab.

Harusnya hakim bikin peringatan, kalau menangis saat membacakan eksepsi, maka hukumannya akan diperberat. Banyak orang berubah kalem, alim dan sok suci saat menghadapi persidangan. Biasanya itu cuma kedok untuk mengambil simpati. Hakim jangan sampai terlena dan tertipu penampilan palsu seperti itu.

Dan khusus untuk hakim dan jaksa dan siapa pun yang ada di ruang sidang, be careful yah. Selalu waspada, karena ada potensi kena siraman air teh. Gak apa-apa sih, paling hanya baju dan celana yang basah.

Bagaimana menurut Anda?

Pengecut, Garang di Awal, Munarman Terisak Saat Baca Eksepsi

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pengecut-garang-di-awal-munarman-terisak-saat-2DrDsoOC9V

Menelusuri Jejak Lembaga Survei Yang “Memenangkan” Anies Sebagai Capres Terkuat 2024

Beberapa hari lalu, sebuah lembaga Survei bernama Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei elektabilitas simulasi calon presiden 2024. Survei tersebut dilakukan dalam kurun waktu 29 November - 2 Desember 2021.    

Survei tersebut diikuti 1.200 responden yang dipilih secara acak dengan metode Multistage Random Sampling (MRS), atau pengambilan sampel bertingkat di 34 provinsi di Indonesia. Tingkat kepercayaan survei mencapai 95%, dengan margin of error 2,5%. Sumber

Hasilnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduduki posisi teratas yang dimuat dalam salah satu media nasional. Sumber   

  Article    

Coba perhatikan foto cover berita yang memperlihatkan wajah Anies seperti berada di atas angin dan wajah Ganjar Pranowo seperti kecewa. Pasti survei ini akan menjadi angin segar bagi pendukung Anies Baswedan dan membuat down mental pendukung Ganjar.    

Dari semua foto Anies Baswedan dan Ganjar, kenapa detik memilih foto tersebut sebagai cover? Sebuah kebetulan?      

Jika lembaga IPO merilis hasil surveinya yang memenangkan Anies Baswedan tetapi lembaga survei resmi lainnya yaitu Indikator Politik Indonesia juga mengeluarkan hasil temuan terbarunya yang dimuat pada media nasional pada tanggal 5 Desember 2021 lalu.    

Dari simulasi 10 nama, elektabilitas Prabowo sebesar 26,9 persen. Disusul Ganjar Pranowo 23,2 persen, Anies Baswedan sebesar 16,7 persen, Ridwan Kamil 6,2 persen, Sandiaga Salahuddin Uno sebesar 5,2 persen. Sumber    

 Article    

Dari hasil survei kedua lembaga di atas sudah kelihatan bertolak belakang. Lembaga IPO memenangkan Anies Baswedan dan Indikator Politik Indonesia memenangkan Ganjar Pranowo.     Sebenarnya bukan kali ini saja lembaga survei IPO merilis hasil survei mereka yang berbeda dengan lembaga survei resmi lainnya.    

Pada bulan Agustus 2021, lembaga survei IPO mengatakan Anies Baswedan memiliki elekatibilitas tertinggi tetapi lembaga survei Charta Politika mengatakan Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi.

     Article  

Bahkan beberapa hari lalu, lembaga IPO merilis hasil survei tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengatasi pandemi Corona atau COVID-19 dan hasilnya hanya 51 persen responden mengaku puas. Dan hasil survei IPO lagi dan lagi sangat jauh berbeda dengan lembaga survei resmi lainnya yaitu Indikator Politik Indonesia yang mengatakan tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Presiden Jokowi mencapai 72 persen!     Article    

Menurut Direktur Eksekutif Indikator, Burhanudin Muhtadi, tingkat kepuasan ini tertinggi selama pandemi Covid-19 dibandingkan dengan Juli 2021, tingkat kepuasan itu meningkat sebanyak 13 persen.    

“Approval rating (tingkat kepuasan) Presiden saat itu (Juli) sebesar 59 persen, terendah dalam 6 tahun terakhir, dalam waktu 2 sampai 3 bulan naik,” sebut Burhanudin dalam rilis survei virtual. Sumber

Sebagai orang awam kita pasti dibuat bingung dengan hasil survei yang bertolak belakang atau berbeda jauh antara satu lembaga dengan lembaga survei lainnya. Inilah saatnya, kita sebagai rakyat harus kritis agar tidak sembarangan percaya dengan lembaga survei.    

Setiap lembaga survei biasanya memiliki perkumpulannya sendiri yang bernama Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi). Setidaknya ada 38 lembaga survei yang bernaung di bawah Persepi.    

Faktanya, lembaga survei Charta Politika dan Indikator Politik Indonesia yang merilis survei bahwa Ganjar Pranowo memiliki elektabilitas tertinggi merupakan salah satu dari 38 lembaga survei resmi di bawah Persepi. Dan tidak ada nama lembaga IPO di bawah Persepi. Tanya kenapa? Sumber     Article     

, mari kita bahas lebih dalam siapa di balik lembaga survei IPO yang memenangkan Anies Baswedan ini.    

Setelah ditelusuri, ternyata Direktur Eksekutif lembaga survei tersebut bernama Dr. Dedi Kurnia Syah Putra seperti yang termuat dalam situs internal mereka sendiri yang beralamat di www.ipo.or.id.     Article 

Jika dilihat dari situs https://www.researchgate.net/profile/Dedi-Syah-Putra     Kita mendapatkan informasi bahwa Direktur Eksekutif lembaga IPO ini merupakan lulusan Universitas Telkom.     Article  

Ada yang masih ingat jejak rekam direktur lembaga ini pernah membela Anies Baswedan?    

Ketika LBH Jakarta memberikan rapor merah terkait 4 tahun kepemimpinan Anies Baswedan di Jakarta, Direktur Eksekutif lembaga IPO dengan malah membela Aies Baswedan dengan mengatakan penilaian yang disampaikan LBH cenderung lebih banyak unsur opini dibanding pengukuran empiris.    

“Beberapa poin dalam rapor merah tersebut ada yang di luar kepakaran LBH. Kendati demikian, laporan LBH itu patut diapresiasi sebagai bentuk kritik,” kata Dedi kepada JPNN.com. Sumber    

Selain membela Anies, Direktur Eksekutif lembaga IPO juga pernah memuji Anies Baswedan dengan mengatakan bahwa penanganan banjir yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan jauh lebih baik jika dibandingan dengan Joko Widodo (Jokowi) saat memimpin Ibu Kota. Sumber    

Gimana logikanya penanganan banjir lebih baik di masa pemerintahan Anies Baswedan sedangkan Anies Baswedan sendiri sudah menghentikan program normalisasi sungai setelah dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2017 lalu? Sumber       Article    

Bahkan, Menteri Pekerjaan Umum (PU) Basuki Hadimuljono sempat marah-marah karena sulit bekerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam menangani banjir Jakarta.Sumber     Article     

Belum lagi, ratusan miliar rupiah uang rakyat dalam bentuk APBD terkait penanganan banjir di Jakarta yang dipotong oleh Anies Baswedan selama ini!     Article    

Yang terbaru, ratusan miliar uang rakyat sudah habis untuk melubangi jalan yang sudah bagus dengan program sumur resapan yang katanya untuk mengantisipasi banjir.    

Meskipun Anies Baswedan mengancam akan memberikan denda terhadap kontraktor sumur resapan yang bermasalah, itu tidak akan mengubah fakta bahwa miliaran rupiah uang rakyat sudah banyak habis untuk program yang menurut pakar tidak akan efektif meredam banjir skala besar yang rutin terjadi setiap tahun di Jakarta. Sumber     Article  

Jalan yang sudah bagus malah dilubangi (dirusak) pakai uang rakyat lagi dan sekarang malah memakan korban. Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Isyana Bagoes Oka mengalami insiden dengan mobilnya akibat program Gubernur Anies Baswedan ini.  

Pada Rabu, 8 Desember 2021, mobil Isyana diketahui ambles setelah melintasi lubang sumur resapan yang ditutupi oleh aspal. Sumber     Article  

Akhir kata, setelah mengetahui bahwa direktur eksekutif lembaga survei IPO pernah membela dan memuji Anies Baswedan, masih percaya dengan lembaga survei IPO yang memenangkan Anies Baswedan?    

Masih percaya dengan survei yang dilakukan oleh lembaga yang tidak masuk dalam daftar Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi)?      

Silahkan rakyat menilainya sendiri...     
Menelusuri Jejak Lembaga Survei Yang “Memenangkan” Anies Sebagai Capres Terkuat 2024

Sumber Utama : https://seword.com/politik/menelusuri-jejak-lembaga-survei-yang-memenangkan-GMx78ooEBU 

PKS Sedang Pansos Untuk Menutupi “Kebejatan” Calegnya Yang Mirip dengan Ustad Cab*l HW

Meskipun MUI Bandung meminta masyarakat untuk tidak membahas kasus perkosaan yang dilakukan oleh HW terhadap 12 santriwatinya di sebuah lembaga pendidikan keagamaan di Kota Bandung, itu tidak mungkin karena rakyat berhak tahu apa dan bagaimana kisah pilu ini sampai terjadi apalagi di lembaga agamis.   

Kita tidak menyangka bahwa HW yang katanya Ustad sampai tega memperkosa 12 orang santriwatinya sendiri dengan menggunakan bantuan pemerintah sampai santriwati tersebut melahirkan 8 bayi dan 2 korban tengah mengandung.

"Anak korban berjumlah 12 orang dengan rata-rata usia 16-17 tahun," ungkap Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jawa Barat Dodi Gazali Emil.

"Korbannya 12 anak, yang melahirkan 8, yang tengah hamil 2," lanjut Dodi. Sumber    

Bahkan yang lebih mirisnya lagi, pelaku menjadikan anak yang dilahirkan Santri korban pemerkosaan untuk meminta sumbangan!    

"Fakta persidangan mengungkap bahwa anak-anak yang dilahirkan para korban diakui sebagai anak yatim piatu dan dijadikan alat oleh pelaku untuk meminta dana kepada sejumlah pihak," ujar Wakil Ketua LPSK RI Livia Istania DF Iskandar dalam keterangan yang diterima detikcom. Sumber

Article    

Setelah kasus ini heboh dan menjadi perbincangan nasional, ada yang kepanasan dengan mengalihkan isu seolah HN adalah penganut Syiah. Hal ini langsung dibantah oleh Organisasi Masyarakat Ahlul Bait Indonesia (ABI) yang dikenal sebagai penganut mahzab syiah di Indonesia.      

"Sebagai salah satu wadah komunitas muslim Syiah di Indonesia, ABI sangat menyesalkan tersiarnya kabar yang menyesatkan dan tendensius itu, tanpa lebih dulu melakukan klarifikasi atau tabayyun sebelum membagikan isu yang diperoleh dari media sosial tersebut," demikian bunyi siaran pers, dikutip dari laman resmi ABI. Sumber    

Lalu, ada juga yang menyatakan bahwa pelaku adalah lulusan Universitas Islam Nusantara untuk menyudutkan Islam Nusantara yang selama ini digaungkan oleh NU dan pemerintah dengan maksud bahwa pelaku adalah bagian dari pendukung Presiden Jokowi.    

Tetapi, fakta tersebut langsung dibantah oleh pihak universitas terkait. Rektor Uninus Prof. Dr. H. Engkus Kuswarno, M.S. menegaskan apa yang dilakukan HW telah menodai lembaga pendidikan, serta melanggar norma agama, hukum, masyarakat, dan melukai harkat kemanusiaan.    

Rektor juga mengklarifikasi beberapa media daring yang menyangkutpautkan HW berpendidikan terakhir di Universitas Islam Nusantara (Uninus) Bandung.

Menurutnya, HW bukan lagi mahasiswa Uninus sejak 4 tahun lalu sehingga yang bersangkutan tidak ada sangkutpautnya dengan Uninus.

“Maka perbuatannya itu adalah murni pribadi dan dalam ranah hukum pidana, sama sekali tidak ada kaitannya dengan institusi akademik, seperti Uninus," pungkasnya. Sumber    

Logika sajalah, jika pelaku masih dikaitkan dengan lembaga kampus, lalu bagaimana dengan para koruptor yang juga lulusan universitas tertentu. Apakah salah kampusnya juga?    

Tentu tidak bukan?    

Karena masing-masing ornag bertanggung jawab atas kelakuannya sendiri.    

Lalu, siapakah HW sebenarnya?    

Ternyata jejak digitalnya terdapat di situs resmi Kementrian Agama (Kemenag) Republik Indonesia Mei tahun 2019 lalu.    

Dari situs resmi Kemenag yang beralamat di https://kemenag.go.id/read/kemenag-fk-pkps-mitra-untuk-perbaikan-tata-kelola-pendidikan-kesetaraan-pesantren-dmonj     Article  

Kita mendapatkan informasi bahwa Kementerian Agama pernah melakukan pertemuan dengan Forum Komunikasi Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren (FK-PKPPS) dan FK-PKPPS ini merupakan mitra Kemenag untuk melakukan perbaikan tata kelola pendidikan kesetaraan pada pesantren. 

Bahkan, dalam acara tersebut dilakukan pengukuhan pengurus nasional FK-PKPPS dimana Herry Wirawan (Jawa Barat) menjadi Ketua terpilih dan didampingi oleh Wakil Ketua, Totok Budiyanto (Jawa Timur).   

  Article  

Menurut Herry, FK-PKPPS ini didirikan bertujuan untuk penguatan tata kelola pesantren salafiyah penyelenggara pendidikan kesetaraan.    

“Isu utama yang dibangun adalah persoalan akreditasi penyelenggaraan satuan pendidikan kesetaraan pada pondok pesantren salafiyah yang telah berjalan setahun belakangan ini,” ujar Herry. Sumber    

Jadi jelas jika HW ini bukan orang Syiah seperti yang difitnahkan oleh mereka dan sekarang kita tidak heran kenapa MUI Bandung meminta kita menutup kasus ini karena mereka pihak MUI Bandung pasti kenal dengan sosok HW ini karena dia adalah ketua pengurus nasional FK-PKPPS dari Jawa Barat.    

Setelah kasus asusila ini terkuak ke publik, Kementerian Agama (Kemenag) akhirnya mencabut izin operasional Pesantren Manarul Huda Antapani Bandung Jawa Barat usai pemimpinnya memperkosa 12 santriwati. Sumber    

Yang lucunya, PKS tanpa malu atau tidak tahu malu malah ikutan pansos terksit kasus ini, padahal kasus ini terjadi di Bandung, Jawa Barat yang menjadi basis PKS sejak lama.    

PKS tidak usah cari simpati rakyat karena banyak kader PKS yang katanya partai dakwah tapi kelakuannya sama “bejatnya” dengan Herry Wirawan.    

Kita masih ingat dengan jelas seorang calon anggota legislatif dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pasaman, Sumatera Barat, AH yang kabur setelah ketahuan tega mencabuli anak kandungnya sendiri sejak kelas 3 Sekolah Dasar (SD) selama 8 tahun! Sumber    

Jika Herry Herawan mencabuli anak orang lain, caleg PKS ini malah mencabuli anak kandungnya sendiri sejak anak tersebut masih SD selama 8 tahun!.    

Terkait kasus yang menimpa Santriwarti di Bandung ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meminta agar DPR segera mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual RUU PKS) dengan maraknya kasus pelecehan seksual di masyarakat. Dia pun menilai, keberadaan pasal-pasal pada KUHPidana tidak membuat efek jera para pelaku. Sumber    

Dan fakta yang tak terbantahkan jika PKS adalah partai yangs sudah 2 kali menolak aturan untuk mencegah kekerasan seksual.

Article    

Pada tahun 2019, PKS menolak Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU P-KS) dengan alasan RUU tersebut pro zina. Padahal RUU PKS adalah sebuah ide mulia yang dipikirkan dengan matang oleh Komnas Perempuan. Kalau RUU PKS disahkan menjadi UU, untuk kali pertama, hukum di Indonesia akan memandang “brengseknya” kekerasan seksual dari mata korban.     Jika RUU PKS difitnah sebagai pro zina seperti alasan PKS menolak RUU tersebut, hal ini dibantah keras oleh Komnas Perempuan.  

"Kenapa kami sebut bohong, karena apa yang disampaikan itu (informasi yang beredar di internet atau sosial media-red) memang yang tidak ada dalam RUU. Ada nggak dalam RUU itu menyebutkan bahwa orangtua yang meminta anak-anaknya pakai jilbab akan dipidanakan? Dan (soal) melegalkan LGBT, tidak ada satu LGBT pun yang muncul dalam RUU. Tidak ada kata free sex, zina. Itu semua ngga ada," jelas Azriana, Ketua Kompas Perempuan. Sumber    

 Article    

Dan menjelang akhir tahun 2021, PKS juga mengkritik Permendikbud Nomor 30 Tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Sumber  

Akhir kata, masih percaya dengan PKS yang ingin pansos meminta pelaku pemerkosa terhadap santriwati dihukum berat sedangkan PKS sendiri terbukti 2 kali menolak aturan untuk mencegah kekerasan seksual?   
PKS Sedang Pansos Untuk Menutupi “Kebejatan” Calegnya Yang Mirip dengan Ustad Cab*l HW

Sumber Utama : https://seword.com/politik/pks-sedang-pansos-untuk-menutupi-kebejatan-EUz6jOyLOj  

Nggak Usah Disangkal ... Infrastruktur Era Presiden Jokowi Memang Berdampak Besar, Kok!

Sejak Joko Widodo menjadi Presiden RI, salah satu yang jelas terlihat diupayakan dengan sekuat tenaga adalah pembangunan infrastuktur. Mulai dari jalan aspal biasa, jalan tol yang menyambungkan Surabaya sampai Jakarta hingga jalan tol yang dibangun di luar Jawa, bendungan-bendungan, pelabuhan, hingga bandara yang megah di mana-mana.

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), infrastruktur adalah padanan dari kata prasarana. Menurut Gregory Mankiw (2003) dalam Teori Ilmu Ekonomi, infrastruktur artinya wujud modal publik (public capital) yang terdiri dari jalan umum, jembatan, sistem saluran pembuangan, dan lainnya, sebagai investasi yang dilakukan oleh pemerintah.

Lantas, secara umum arti infrastruktur sering kali dikaitkan struktur fasilitas dasar untuk kepentingan umum. Beberapa contoh infrastruktur dalam bentuk fisik antara lain jalan, jalan tol, stadion, jembatan, konstruksi bangunan, jaringan listrik, bendungan, dan sebagainya. Selain itu, arti infsratruktur tak hanya soal fisik. Apa itu infrastruktur bisa berupa fasilitas non-fisik seperti pelayanan publik.


Nah, bicara infrastruktur kita lantas ingat sejak awal sampai hari ini selalu ada yang nyinyir soal betapa concern-nya Presiden Jokowi membangun infrastruktur di negeri ini. Sebagian orang lagi, yang menyebut dirinya pakar, ekonom, atau sekadar pengamat kebijakan publik ... menyebut proyek infrastrutur besar-besaran ini sebagai pemborosan.

Terkadang pendapat yang dimunculkan dibumbui dengan perhitungan supaya lebih meyakinkan ... hanya sayangnya, hitungannya seperti pedagang kelontong menghitung duit buat kulakan (modal berapa), dijual berapa, lalu untung berapa dalam waktu tertentu.

Padahal, merujuk pada definisi tadi ... jelas disebut ada kata “investasi” yang bisa dibllang balik modalnya tidak sebentar, tetapi bisa memakan waktu hingga 5 atau 10 tahun, bahkan lebih. T’rus dapat untungnya dari mana? Duitnya yang buat bayar utang dari mana?

Yaelah ... pertanyaan macam begitu sih nggak usah dilambungkan, kecuali pihak pemerintah benar-benar perlu menjelaskan detail karena urusan audit soal keuangan, atau misalnya KPK terlalu kepo dan curiga dengan keuangan negara yang dipakai untuk proyek pembangunan ini.

Namun, jangan lupa juga kalau “bendahara negara” kita saat ini bukanlah sosok sembarangan, yang nggak mungkin membiarkan penggunaan keuangan negara tanpa manfaat maksimal, apalagi kalau sampai kelebihan bayar. Sori, sori, bos ... Menkeu yang ini sama sekali bukan menteri kaleng-kaleng soal kualitas dan hasil kerjanya.


Saya sendiri sudah merasakan manfaat langsung dari moncernya proyek infrastruktur era Jokowi ini, salah satunya tentu keberadaan jalan tol. Sekarang dengan adanya jalan tol, perjalanan dari Solo atau Jogja ke Surabaya jadi nggak terasa capeknya. Begitu juga kalau mau melintas dengan kilometer yang lebih jauh, seperti saya pernah pergi ke Tegal dan Indramayu.

Ini baru manfaat dari sisi waktu tempuh yang lebih singkat, meski kita tahu juga akan ada biaya tambahan yang perlu dikeluarkan untuk biaya tol. Cuma ... itu semua masih wajar, istilahnya kalau mau dapat manfaatnya ya kudu bayar. Kalau nggak mau bayar, ya jangan lewat tol. Begitu saja kok repot!

Manfaat lain adalah dengan dimulainya era KRL untuk perjalanan Solo-Jogja (PP), dimana setiap harinya akan ada ratusan pekerja yang dapat menggunakannya untuk transportasi harian menuju dan pulang tempat kerja. Belum termasuk kaum dolaners dan masyarakat umum yang dapat menggunakan untuk bepergian atau bagi yang sekadar ingin merasakan numpak sepur listrik bisa tersenyum lebar.

Jangan buru-buru menuduh pula proyek KRL ini sebagai pemborosan uang rakyat, t’rus dalam tahun pertama beroperasinya KRL sudah ditagih soal balik modalnya kapan. Lihat dong dampak ekonominya bagi daerah sekitar 11 stasiun yang dilintasi oleh KRL selama beberapa bulan terakhir ini.

Sejauh yang saya amati, selain potensi dari hasil berjualan makanan-minuman, ada pula geliat roda ekonomi masyarakat terkait urusan transportasi ojek online (juga ojek offline), jasa parkir atau penitipan sepeda motor, hingga potensi dari hasil wirausaha lain yang mungkin akan muncul ke depannya seperti pernak-pernik seputar KRL, replika atau miniatur KRL.

Manfaat lain adalah potensi terciptanya sambung rasa dan silahturahmi dari sesama pengguna KRL, hingga kemungkinan berpadunya dua insan yang terkena panah asmara yang dimulai dari perkenalan di gerbong KRL atau peron stasiun. Why not?


Jadi ... memang susah berharap sama sekali sirna mulut-mulut usil, jari-jari yang kurang kerjaan, atau otak yang tidak difungsikan dengan maksimal buat berpikir dari sekitar 270-an juta rakyat Indonesia. Sama susahnya dengan menertibkan para “Buzzer-Haters pemerintah” agar tak berkeliaran di media sosial untuk menjelek-jelekken hasil program kerja Presiden Jokowi dengan segala perkembangan infrastrukturnya.

Padahal, diam-diam saya yakin sebagian besar dari para pemilik “lambe turah” itu juga merasakan manfaat langsung dari pembangunan pesat dalam hal infrastruktur selama 7 tahun terakhir ini ... hanya mereka malu atau terlalu gengsi untuk mengakuinya secara langsung.

Bagaimana menurut Anda?

Nggak Usah Disangkal ... Infrastruktur Era Presiden Jokowi Memang Berdampak Besar, Kok!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/nggak-usah-disangkal-infrastruktur-era-9zmC6Ec7Zn

Kalender Ini Dijual dengan Taktik Marketing Surgawi ... Ada yang Mau Borong?

Saya kaget luar biasa membaca postingan Instagram dari seorang netizen bernama @windunatha dengan memuat gambar promosi kalender 2022 dari suatu kelompok berbasis agama tertentu, yang disebut sekte oleh orang itu.

Soal sebutan "sekte" mungkin tak semuanya setuju. Namun yang jelas, kelompok yang disebut oleh netizen tadi sudah dikenal luas secara nasional, terutama dari kalangan Kristen, dengan segala kontroversi yang menyertai perjalanan mereka selama ini.

Saya tertarik mengulasnya karena tiga poin yang disebut dalam promosi kalender 2022 itu, yakni: isi kalender berupa foto profetik, harga yang disuruh nanya ke Tuhan, dan imbauan untuk menabur minimal Rp. 100.000.

Saya jelaskan sedikit soal kata "profetik" yang di dalamnya mengandung unsur nubuatan atau sesuatu yang diyakini akan terjadi pada masa mendatang.

Biasanya kata "profetik" dikaitkan dengan doa, ucapan, atau lagu yang diyakini seperti punya kuasa "daya cipta" pada masa mendatang. Cuma, kalau dikaitkan dengan foto-foto di kalender, saya sendiri masih bingung apa artinya.

Apa mungkin begini, misalkan ada foto mobil bagus di kalender itu, trus diangkat tinggi-tinggi sewaktu berdoa maka orang itu akan dapat mobil beneran, gitu? Atau kalau seorang jomblo karena saking desperate-nya, lalu berpikir sosok gadis cantik yang dilihatnya di kalender itu, trus tahun 2022 nanti akan jadi pacar atau malah langsung jadi istrinya kalau didoakan?

Entahlah. Namun, buat yang sudah kenal kelompok yang memproduksi kalender itu ... mereka memang dikenal lumayan klenik sih, dengan pengalaman "rohani" yang sangat tidak biasa. Kalau hanya soal "dengar suara Tuhan" bagi mereka hal yang (katanya) biasa.


Mungkin karena itu, peminat kalendernya diminta berdoa, lalu nanya sama Tuhan soal harga kalender tadi. Mungkin mereka akan menganggap kalau Tuhan nggak akan "berbisik" nominal kecil kali ya...!

Minimal mungkin "uang surgawi" bagian negara Indonesia, yang berlaku hanya yang warna merah sehingga taburan (sebagai ganti uang pembelian) minimal Rp. 100.000, kalau sejuta atau semiliar tentu lebih baik.

Ajakan untuk "menabur" buat mendukung pelayanan, juga menjadi warna khas lainnya dari kelompok ini. Kalau misalnya Anda ikut di dalamnya, biasanya pengeluaran akan auto membengkak karena diminta nabur (lebih terasa seperti nyumbang) keperluan ini dan itu, lengkap dengan janji-janji surgawi yang membuat pendengar (jemaat) termotivasi buat memberi karena iming-iming akan diberkati sampai seratus kali lipat!

Siapa nggak ngiler dengar "janji berkat" semacam itu? Meski sayangnya, berdasarkan pengalaman dari mereka yang pernah tergabung di kelompok itu, kadang muncul pertanyaan:

"Kok berkat berkali-kali lipat yang "dijanjikan Tuhan" sepertinya nggak kunjung datang ya?"

Malah kelihatannya para "elite kelompok ini yang terlihat mewakili umat secara umum dengan mengalami enaknya hidup dalam "kelimpahan" dengan sering bepergian ke luar negeri, yang nggak jarang dibungkus dengan kegiatan rohani seperti retreat, doa peperangan rohani, hingga yang diberi judul cukup ngeri: menjarah kekayaan bangsa-bangsa!

Lucunya, kalau memang beneran ada aktivitas menjarah tadi, di alam roh katanya, kok hasil jarahannya nggak dibagi-bagi sama "rakyat kecil" alias pendukung dan umat yang setia mengikuti segala kegiatan kelompok yang bermarkas di Bekasi itu, dengan berkorban uang, waktu, tenaga, hingga ada yang sampai menemui ajal?

Bacalah unggahan-unggahan sebelumnya dari akun IG @windunatha tadi, mungkin SEWORD-ers akan mendapat gambaran lebih jelas soal aktivitas kelompok ini, tapi jangan kaget ya ...!


Kata teman saya, seorang yang dulunya cukup intens mengikuti kegiatan di kelompok ini, biasanya dulu apa-apa diberikan secara gratis, termasuk kalender ... tapi kalau sekarang kalender saja mulai dijual, dengan foto-foto pelayanan yang diberi tambahan "janji-janji Tuhan", apakah ini tanda-tanda keuangan kelompok ini mulai seret? Apakah mungkin donatur-donaturnya mulai mundur teratur karena merasa ada yang nggak beres dan semakin aneh dari kelompok ini?

Entahlah ... mungkin hanya waktu yang bisa membuktikan semuanya, termasuk menguak jika memang ada yang nggak beres di sana. Apalagi kalau semisal mulai "memperalat Tuhan" supaya kegiatan mereka tetap menarik minat orang-orang yang disebut mencari Tuhan itu.

Jadi gimana ... ada yang mau pesen kalendernya yang terlihat sangat beraroma surgawi itu?

Kalender Ini Dijual dengan Taktik Marketing Surgawi ... Ada yang Mau Borong?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/kalender-ini-dijual-dengan-taktik-marketing-eZ6f8fl1jh

Jangan Takut! Kamu Muslim? Ucapkan Saja Selamat Natal, Yakin Deh Ideologi Kadrun Itu Punah

Sejak munculnya ideologi kadrun di negeri ini, Indonesia selalu sibuk menangkal gerakan pengkafiran, pengharaman, dan bahkan gemar mendoakan orang lain kena azab. Dan dengan kemunculan ideologi kadrun, akhirnya banyak juga terjadi kasus penistaan agama. Entah sampai kapan akan negeri kita ini terus disibukkan dengan kemunduran berpikir seperti ini?

Dan ternyata kebebasan di Indonesia telah memberi ruang ideologi kadrun ini, mulai dari HTI yang telah semakin membesar barulah terjadi pelarangan ormasnya. Lalu muncul FPI dengan lagaknya seperti yang punya negara sehingga gemar menghukum orang lain yang tak sependapat dengannya. Bahkan baliho yang menjadi penyembahannya pun turut mengotori ruang-ruang publik. Maka tak ayal, negeri kita ini yang terkenal dengan keragamannya yang berbhineka tunggal ika, ternyata telah dirasuki oleh virus-virus menjijikkan ideologi kadrun.

Dan ternyata banyak posisi penting yang berhasil diduduki oleh orang-orang yang berideologi kadrun ini, atau paling tidak, ideologi kadrun ini telah mempengaruhi banyak orang di berbagai posisi, baik itu di kepegawaian dan bahkan juga di BUMN, dan tentu sangat berbahaya kalau masuk juga ke ABRI atau pun Kepolisian. Dan tentunya, di DPR pun adalah ruang yang paling empuk dan elit meloloskan undang-undang yang tidak sejalan dengan Ideolog Pancasila.

Setiap jelang hari Natal tanggal 25 Desember dan menyambut tahun baru, para Kadrun selalu mempermasalahkan hari raya ini, mereka sepertinya takut keyakinannya luntur karena adanya perayaan natal dan tahun baru ini, padahal mereka selalu mengatakan bahwa keyakinannya itu benar dan dijamin surga, tapi kok khawatir dengan keyakinan orang lain, berarti memang para Kadrun ini tidak beres, tidak memahami hakikat agama yang sebenarnya dan hakikat kemanusiaan.

Belum lagi pengharaman yang dikeluarkan oleh MUI Jatim beberapa waktu lalu, MUI Jatim dengan seenaknya melarang mengucapkan natal, tapi memberikan pengecualian, yaitu kecuali Wapres, dan kebetulan wapres kali ini adalah KH Ma'ruf Amin. Tentu MUI Jatim takut dengan Ma'ruf Amin, bukan takut hanya pada Allah SWT. Jadi MUI Jatim telah melanggar asas keadilan. Sebagaimana perintah Allah dalam surah An-Nahl ayat 90, yaitu “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,.....”

Maka apakah adil itu menurut MUI Jatim adalah mengkhususkan Ma'ruf Amin mengucapkan natal dan muslim yang lain melarang? Tentu tidak seperti ini definisi adil, apalagi MUI Jatim atau MUI secara keseluruhan adalah bukan lembaga otoritas dari Tuhan, atau bukanlah lembaga yang dilantik langsung dari langit. MUI cuma lembaga yang isinya hanya manusia biasa yang bisa saja sarat dengan kepentingan dan nafsu berkuasa. Bahkan bisa mengeluarkan fatwa sesuai pesanan Bohir, sebagaimana kasus Ahok yang dipaksa menjadi orang yang menistakan agama kan? Padahal Ahok jelas-jelas tidak menista, orang cerdas sudah jelas melihat itu.

Kekacauan akan terus terjadi di negeri ini jika para kadrun ini begitu agresif menyerang dan mempermasalahkan keyakinan orang lain, apalagi masyarakat masih banyak yang belum memahami siapa ini MUI dan apa saja penyelewengan yang telah dilakukannya, maka karena itulah, yang bisa membungkam MUI agar tidak bikin kegaduhan di negeri ini adalah memang harus dari pemerintah, mayoritas rakyat hanya mendukung saja aksi ini, aksi untuk menegakkan keadilan dengan menyingkirkan sumber kegaduhan.

Negeri kita yang tercinta ini sudah cukup jelas ideologi yang mendasarinya, semua orang bebas memeluk agama sesuai yang diyakininya, dan adapun soal perbedaan bukanlah untuk saling menafikan, tapi adalah wadah intelektual dalam mengasah kedewasaan menjadi manusia. Orang-orang yang masih mempermasalahkan keyakinan orang lain adalah orang yang tidak pernah ingin bahagia, ini ibarat seorang tetangga yang tidak pernah syukur dengan apa yang ada di rumahnya lalu mempermasalahkan rumah orang lain. Dan itulah yang kita saksikan gerakan para kadrun dalam setiap moment-moment perayaan, termasuk perayaan selamat natal ini.

Maka tak heran jika para kadrun ini selalu ingin merongrong pancasila, karena ideologi kita ini tak memberi ruang segar bagi para kadrun berbuat atas nama agama, karena Pancasila begitu universal dan merangkul semua perbedaan dalam tatanan negara yang bisa berdaulat.

Entah saat ini sudah berapa banyak orang yang terinfeksi ideologi kadrun sehingga selalu saja ramai soal larangan ucapkan selamat natal. Para kadrun ini atau orang yang terinfeksi ideolog kadrun pada awalnya adalah orang-orang yang resah atau tidak bahagia, lalu mencoba mencari kebahagiaan dengan memasuki pengajian, dan ternyata pengajian yang dimasukinya adalah pengajian berideologi kadrun, maka bukannya orang itu mendapatkan kebahagiaan namun justru semakin beringas, kalau tidak doyan mengkafirkan, biasanya menjelek-jelekkan pemerintahan Jokowi.

Ilmu yang diterima orang yang terinfeksi kadrun ini adalah ilmu menjelek-jelekkan keyakinan lain secara serampangan, ilmu ini mengecilkan kerja-kerja otak sehingga makin mengkerut dan akhirnya membatu atau keras dan sulit lagi berpikir jernih, kalau sudah begini, ini bisa jadi bom waktu, gampang digiring-giring menjadi tukang demo ataupun bahkan secara ekstrim jadi bomber. Berbahaya!

Para Ulama pro NKRI pasti sangat kewalahan, apalagi mereka ini dijegal oleh dedengkot Kadrun yang lihai bermuslihat, banyak hafal hadist dan ayat tapi dijadikan alat saja. Kadang bicara pancasila tapi dibelakang mendukung ideolog kadrunnya dengan pembiaran perilaku kadrun yang nyeleneh, yahh kayak kelakuan ustad Cabul itu di Bandung, justru mau dilindungi MUI Jabar kan?

Kalau di depan agama lain atau mazhab lain berbicara begitu fasih tentang arti pentingnya toleransi, tetapi ternyata di belakang ia mendukung gerakan Kadrun yang memecah belah persatuan. Tragis memang, ulama Su'u atau ulama yang memang keahliannya menjual agama adalah biang kerok atau perusak negara yang paling sangat berbahaya, inilah dilemanya.

Jadi, mari kembali memperkuat Pancasila, perkuat tatanan negara dengan memerangi ideologi kadrun, perangi ideologi ini dengan semakin memperkuat manifestasi pancasila, baik dalam kehidupan kelas elit pejabat maupun sosial masyarakat pada umumnya.

Jadi saya pribadi, sebagai wujud penerapan hidup berpancasila, maka saya ucapkan kepada kalian yang merayakan “SELAMAT NATAL DAN TAHUN BARU” Semoga selalu diberkahi dan bahagia menyertai, semoga senantiasa menjadi manusia-manusia yang menjaga NKRI dari keruntuhan akibat kelakuan dungu para kadrun. Mari bersama-sama menjaga NKRI ini agar tetap eksis sampai kiamat pun tiba.
Jangan Takut! Kamu Muslim? Ucapkan Saja Selamat Natal, Yakin Deh Ideologi Kadrun Itu Punah

Sumber Utama : https://seword.com/politik/jangan-takut-kamu-muslim-ucapkan-saja-selamat-7wstWj30bO

Hei, Saya Kok Khawatir Pilpres 2024 Nanti akan Diramaikan oleh "Capres Boneka" Ya?

Istilah "Capres Boneka" terlintas di benak saya setelah membaca semakin liarnya isu-isu terkait Pilpres 2024, yang kita tahu akan diikuti oleh para Calon Presiden bersama Calon Wakil Presiden tanpa harus bersaing dengan petahana.

Ada sih runner-up langganan yang diprediksi masih akan ngebet bertarung pada Pilpres 2024 nanti, meski pernah kalah tiga kali, yang mana dua kali mimpi orang ini untuk menjadi RI-1 kandas oleh Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Namun, sisanya terbilang akan diisi oleh nama-nama baru. Bisa jadi nama-nama yang sekarang menghiasi berbagai media seperti Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, hingga Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Airlangga Hartarto, Erick Thohir, Puan Maharani, dan Anies Baswedan. Namun, ada pula nama-nama yang terdengar guyonan seperti Rizal Ramli, Giring Ganesha, hingga Novel Bamukmin yang sempat sesekali disebut akan ikut meramaikan bursa Pilres 2024 nanti.

Sementara, ada pihak tertentu yang kini sedang ngebet ingin menjadikan syarat Parliamentary Treshold (PT) menjadi nol persen dari yang semula 20 persen. Tahu kan kelompok mana dan kira-kira arahnya ke mana? Ya pasti agad bisa mengusung Capres sendiri tanpa kudu berkoalisi dengan partai lain.

Tampaknya partai ini terlihat kurang pede kalau calonnya nanti, sang putra mahkota dari Presiden RI ke-6, akan mampu menarik simpati atau minat partai-partai lain, buat menggenapi syarat PT yang 20 persen tadi, plus rela jagoan dari partai mereka cukup menjadi Cawapres saja.

Fakta bahwa dahulu partai itulah yang menaikkan syarat PT supaya partai-partai lain menjadi terkunci posisinya, biar memuluskan jalan sang petahana agar meneruskan periode kedua sebagai Presiden RI pun seperti menguap dari ingatan mereka, kayak orang yang terkena amnesia.

Kembali soal Capres Boneka

Jokowi pada masa awal kepemimpinan beliau sebagai RI-1, sempat ada tudingan bahwa beliau akan terlihat sebagai "Presiden Boneka" yang akan menuruti segala permintaan atau permainan dari partai asalnya PDI Perjuangan.

Jokowi juga semula dianggap akan tunduk begitu saja terhadap keinginan dan kepentingan partai-partai pengusungnya, yang berkoalisi dengan PDI Perjuangan. Namun, selang 7 tahun berselang anggapan itu dapat dipatahkan dengan bukti-bukti bahwa beliau tak bisa disetir oleh siapa pun.

Ancaman dari negara luar, terutama negara adikuasa seperti USA, juga negara seperti China, tak berhasil mengatur agar Jokowi mau menuruti keinginan mereka, bahkan menggoyang sedikit saja keberanian Jokowi saja, dua negara itu terlihat gagal.

Susah memang mencari sosok penerus seperti beliau, bukan soal gaya bicara, gaya blusukan, atau hal-hal lain yang otentik khas seorang Jokowi ... melainkan sosok yang dianggap "punya panggilan murni" untuk memimpin negeri ini akan menjadi berjaya di tingkat dunia, tak hanya di tingkat Asia.


Bagi saya, beberapa nama yang beredar belakangan ini berpotensi hanya menjadi semacam boneka dari kelompok yang mendukung dan mengiyakan niat atau mimpi untuk menjadi RI-1 menggantikan Jokowi.

Ada potensi mereka dicalonkan sambil membawa boncengan kepentingan dari kelompok radikal, kepentingan bisnis, hingga deal-deal politik tertentu yang arahnya bukan demi kepentingan bangsa ini agar menjadi semakin baik.

Saya khawatir jika orang model begitu yang terpilih, akan mudah membuat keputusan dan kebijakan yang hanya menguntungkan sebagian pihak, tetapi rakyat secara umum akan dirugikan dan sengsara karena pembangunan SDM dan potensi-potensi daerah diabaikan.

Saya pun khawatir jika nantinya para "Capres Boneka" ini akan meniadakan semua hal yang telah Jokowi perbuat di negeri ini, yang memang seharusnya dilakukan oleh Presiden RI yang baik, lalu menggantinya dengan segala hal yang dapat membawa Indonesia mundur hingga terasa seperti 20-30 tahun lalu.

Daan ... puncak kekhawatiran saya adalah bahwa negeri ini akan terpecah belah karena politik identitas, semangat kedaerahan yang diutamakan di atas kepentingan nasional, hingga konflik antaranak bangsa yang menggunakan SARA sebagai strateginya.


Apakah SEWORD-ers merasakan kekhawatiran serupa? Jika YA, mari terus berjuang bersama dan mengawal perjalanan negeri ini, sampai kita merasa yakin betul ada seorang yang pantas mendapat dukungan penuh pada Pilpres 2024, sama seperti kita dukung Jokowi pada 2014 dan 2019 lalu.

Hei, Saya Kok Khawatir Pilpres 2024 Nanti akan Diramaikan oleh "Capres Boneka" Ya?

Sumber Utama :  https://seword.com/politik/hei-saya-kok-khawatir-pilpres-2024-nanti-akan-bdGsSib19s

Kenapa Penista Agama Terus Bermunculan?

Manusia umumnya ingin hidup aman, tentram dan bahagia di dunia ini. Salah satu caranya tidak mencari gara-gara dengan orang lain. Menghina orang lain, menghina agama orang lain merupakan salah satu tindakan yang saya kira termasuk perilaku yang mencari gara-gara. Dengan kata lain orang yang mencari gara-gara sama saja dengan orang yang tidak mau aman dan tentram.

Anehnya orang yang tidak mau aman dan tentram ternyata tidak sedikit. Ada saja orang yang mencari masalah, menggangu ketentraman orang lain, menghina orang lain bahkan menghina agama orang lain.

Beberapa waktu lalu, media sosial diramaikan dengan dugaan penghinaan agama yang dilakukan oleh seorang youtuber dengan inisial MK. Meskipun MK telah ditangkap polisis, tetapi publik masih menyesalkan adanya kasus tersebut yang sudah terjadi berulang kali.

MK diamankan pihak kepolisian atas dugaan penistaan agama melalui materi konten yang dimuat di kanal Youtube miliknya dan telah ditahan selama enam hari di Rutan Bareskrim. Kenapa para penista agama terus bermunculan seolah tidak kapok dengan akibatnya?

Salah satu penyebab fenomena penistaan agama terus terulang adalah untuk mencari pusat perhatian publik. Fenomena penistaan agama masih sering terjadi karena ingin mencari popularitas melalui narasi kontroversi yang diharapkan bisa mendapat keuntungan.

Kejadian yang menimpa penista agama seperti ditangkap poisi, diancam bui dan dibully masyarakat umum, rupanya tidak membuat kapok para penista agama. Baru-baru ini, polisi telah menetapkan Joseph Suryadi sebagai tersangka kasus penodaan agama melalui media elektronik. Joseph Suryadi pun mengakui menyebarkan konten penistaan kepada Nabi Muhammad SAW.

Melalui ponsel miliknya, Joseph Suryadi mengirimkan chat ke grup WA berupa karikatur. Karikatur tersebut juga disertai dengan tulisan yang menghina Nabi Muhammad SAW.

Riwayat percakapan melalui tangkapan layar chat dari nomor ponsel Joseph Suryadi itu kemudian tersebar. Kejadian ini pun memunculkan reaksi warganet dengan tagar #TangkapJosephSuryadi.

Awalnya, Joseph Suryadi tak mengakui perbuatannya. Ia bahkan mengaku ponselnya telah hilang. Namun, rupanya Joseph Suryadi berbohong soal hilang ponsel. Penyidik punya rekam jejak digital bahwa dia telah mengirimkan chat berisi penghinaan Nabi.

Dalam kasus tersebut, Joseph dikenai Pasal 27 ayat 1 juncto Pasal 45 ayat 1 dan/atau Pasal 28 ayat 1 juncto Pasal 45 ayat 2 UU ITE dan/atau Pasal 156 KUHP dan Pasal 156 A KUHP. Dia terancam hukuman enam tahun penjara.

Fenomena penistaan agama ini berulang dan orang tidak kapok. Mungkin ada beberapa sebab, terutama mencari popularitas dengan narasi kontroversi itu diharapkan mampu mendulang keuntungan yang banyak, termasuk, misalnya, konten prank.

Bermunculannya pelaku penistaan agama menguji keberagaman identitas keagamaan di Tanah Air karena penistaan agama telah menimbulkan adu pendapat dan reaksi saling balas di tengah masyarakat.

Hal tersebut, tentunya dapat mengganggu kerukunan hidup antarumat beragama. Dadang Kahmad mengingatkan bahwa seruan Al-Qur’an adalah meninggalkan mencaci agama lain (QS. Al-An’am: 108).

Kita ini negara Bhineka Tunggal Ika, siapapun tidak boleh saling menghina. Dalam Islam ada larangan mencerca agama lain. Nanti, agama lain juga akan mencerca sesembahan kita. Jadi, tidak boleh menghina agama lain.

Oleh karena itu saya mengajak segenap pihak untuk saling menghormati satu sama lain agar segala perbedaan yang ada tidak menimbulkan konflik berkepanjangan. Secara naluriah, manusia lebih senang hidup damai dan tenteram dibandingkan hidup dengan rasa permusuhan dan pertentangan.

Sepertinya sanksi hukum yang diterima oleh para penista agama tidak menimbulkan efek jera kepada orang lain. Oleh karena itu harus dipikirkan hukuman apa yang tepat dan bisa menimbulkan efek jera. Sehingga membuat orang lain para calon penghina agama lebih berhati-hati dan mengurungkan niatnya jika ingin menghina atau menistakan agama.

Sekarang ini seiring era teknologi yang semakin pesat, cara komunikasi dengan orang lain bahwa dunia menjadi mudah. Cukup di rumah saja, pembicaraan kita, tulisan kita bisa dibaca oleh orang-orang di seluruh dunia.

Media sosial merupakan sarana bagi orang-orang untuk mempublikasikan tulisan yang merupakan ide pikirannya. Sayangnya tak jaran apa yang ada dipikirannya merupakan ide kotor atau pemikiran yang menghina agama.

Kedepannya mungkin layanan media sosial harus mampu memblokir secara otomatis tulisan, status atau postingan masyarakat yang bisa mengakibatkan keresahan masyarakat banyak. Termasuk menghina individu dan menghina agama.

Kenapa Penista Agama Terus Bermunculan?

Sumber Utama : https://seword.com/spiritual/kenapa-penista-agama-terus-bermunculan-njctszz2go

Isu Hubungan Sesama Jenis Mulai Marak di Film-Film Asing, Sudah Tahu Belum?

Sadarkah Anda bahwa mulai ada upaya untuk memasukkan isu hubungan sejenis dalam film-film dari luar negeri secara masif belakangan ini? Bagi saya, dimunculkannya adegan demi adegan yang memperlihatkan adanya hubungan asmara antarsesama laki-laki atau antarsesama perempuan, tentu bukanlah sekadar kebetulan, melainkan ada pesan yang mau disampaikan oleh para sineas luar negeri itu.

Saking ngebetnya memasukkan isu hubungan sejenis tersebut, terkadang adegan yang ditampilkan sebenarnya biasa saja. Maksudnya, tidak terlalu berpengaruh pada substansi cerita film. Seandainya dihilangkan pun, pesan dari film tersebut sepertinya tidak berubah.

Coba perhatikan film 13 Minutes sebagai contoh. Film yang menceritakan tentang kedahsyatan badai tornado saat menghajar suatu daerah. Apa saja yang dilewati oleh tornado tersebut akan tersapu, hancur-lebur, dan luluh lantak tanpa bisa dilawan oleh kekuatan manusia maupun teknologi yang ada.


Secara umum, saya menyukai film tersebut … karena dapat memberi gambaran betapa dahsyatnya kekuatan tornado saat melanda suatu daerah. Meski kedatangannya dapat diprediksi, tetapi dampak yang ditinggalkan oleh amukan angin topan tersebut sangat tidak terprediksi.

Dalam film tersebut diperlihatkan adanya rumah-rumah dan gedung perkantoran yang hancur lebur menjadi timbunan puing setelah disapu oleh tornado. Kengerian juga diperlihatkan ketika orang-orang berada di jalan atau di tempat terbuka ketika tornado lewat, yang bisa dibilang hanya mukjizat yang bisa membuat seseorang tetap hidup.

Hal ini digambarkan oleh adegan seorang pria yang baru saja pulang dari mengambil sesuatu, lalu dalam perjalanan pulang dihadang tornado yang membuatnya tersedot di pusaran angin berikut mobil yang ditumpanginya.

Dalam kondisi terluka karena tangannya masuk hingga menembus atap mobil, ia masih terbilang beruntung karena masih hidup, meski segera harus mendapat penanganan medis berkaitan dengan luka-luka di tangannya.

Akan tetapi, saya cukup terganggu dengan adegan dimana seorang pemuda, yang mengaku kepada orangtuanya bahwa dia seorang gay, akhirnya harus menerima fakta bahwa orangtuanya tak bisa menerima keputusannya itu. Sang ayah merespons dengan marah besar, bahkan sang ibu memutuskan untuk tak lagi mengakuinya sebagai anak.

Saya tak hendak membahas lebih lanjut soal bagaimana relasi dari orangtua-anak tadi, termasuk relasi antara si anak dengan pacar prianya, tetapi munculnya adegan itu dalam film … dengan porsi adegan yang terbilang tidak berpengaruh apa pun seandainya dihapus atau ceritanya diubah, cukup mengejutkan bagi saya.


Jangan salah sangka, dalam kondisi tertentu ketika sebuah film mengangkat isu hubungan sejenis atau hal-hal sensitif terkait LGBT sekalipun … asalkan masih dalam konteks yang bisa diterima, karena sang sutradara hendak menyampaikan sesuatu kepada penontonnya … mungkin keputusan sang sutradara untuk mengangkat cerita itu masih dapat diterima. Meski tentu saja di negeri kita akan dengan mudahnya menjadi kontroversi.

Akan tetapi, jika semakin banyak cerita film yang mengangkat isu soal hubungan sejenis ini, rasanya kita sebagai penonton, juga para orangtua, perlu lebih berhati-hati dalam menyikapi fenomena ini. Saya kira mulai 2022 nanti porsi untuk isu-isu semacam ini diangkat lewat film akan semakin banyak.

Saya sendiri terbilang cukup kaget ketika dalam film-film bertemakan Natal, isu hubungan sejenis ini sudah mulai dimasukkan tak hanya sebagai adegan pelengkap, tetapi mulai mendapat porsi lebih di sana.

Biasa saja? Ngeri? Mengkhawatirkan? Semuanya tentu kembali pada penonton masing-masing, termasuk dengan dampak yang bisa berpengaruh para cara pandang dan pola pikir kita mengenai hubungan sejenis. Namun yang jelas, para orangtua rasanya perlu lebih berhati-hati, karena pesan yang hendak disampaikan lewat isu hubungan sesama jenis ini terlihat cukup smooth untuk diselipkan dalam film-film buatan luar negeri, terutama film dari Amerika Serikat itu.

Jika tidak berhati-hati, saya khawatir generasi muda kita akan mulai menerima bahwa selain hubungan normal antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana yang Tuhan kehendaki sejak kehidupan manusia dimulai dengan sosok Adam dan Hawa … mereka akan mulai menerima jika kelak ada hubungan melibatkan Adam dan Steve, atau Hawa dan Hana. Bagaimana menurut Anda dengan fenomena ini?

Isu Hubungan Sesama Jenis Mulai Marak di Film-Film Asing, Sudah Tahu Belum?

Sumber Utama : https://seword.com/umum/isu-hubungan-sesama-jenis-mulai-marak-di-film-film-htPrw4k7sO

Potensi Sandiaga Menjegal Prabowo jadi Capres 2024

Konflik politik perebutan kekuasaan sering menjadi tema utama suatu film. Karena konflik ini sangat penarik untuk ditonton. Konflik politik perebutan kekuasaan bukan hanya terjadi di level film saja, tetapi terjadi di dunia nyata. Perebutan kekuasaan terjadi di berbagai tingkat, mulai dari tingkat Desa, Kabupaten/Kota, Provinsi, sampai suatu negara.

Indonesia akan menyelenggarakan Pemilu tahun 2024 yang akan datang. Walaupun masih 3 tahun lagi, tapi tokoh politik, elit partai dan partai politik sudah bersiap-siap melakukan gerilya politik.

Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 lalu hanya diikuti oleh dua pasang Capres dan Cawapres. Yaitu pasangan Joko Widodo dan KH. Maruf Amien, serta pasangan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno. Sayang Prabowo kembali mengalami kekalahan dan harus rela menyaksikan Joko Widodo menjadi Presiden RI untuk ke dua kalinya.

Partai Gerindra sudah menyatakan bahwa partainya kembali akan menyalonkan Prabowo Subianto menjadi Capres di 2024. Sedangkan pasangannya belum ditentukan, bisa dari internal partai seperti tahun 2019 lalu maupun hasil dari koalisi dengan partai lain.

Keadaan politik mulai menghangat bahkan memanas. Bukan dengan partai lawan politik bahkan bisa dengan internal anggota partai. Suasana politik memanas sekarang sedang dialami oleh Partai Gerindra.

Seperti diberitakan sebelumnya, sejumlah ulama di Jawa Barat yang tergabung dalam forum Ijtima Ulama dan Pemuda Islam Indonesia (PII) se-Jawa Barat, mendorong Sandiaga maju sebagai capres 2024. Forum ulama menilai Sandiaga layak maju di Pilpres 2024.

Kondisi ini membuat tidak nyaman pengurus Partai Gerindra. Karena Partai Gerindra masih berambisi untuk mendorong Prabowo Subianto sebagai Capres tahun 2024 nanti. Lalu sejauhmana peluang Sandiaga Uno bisa menjadi Capres 2024 nanti?

Sandiaga Uno adalah sosok yang sangat populer. Berbekal dengan popularitas ini, Sandiaga adalah salah satu calon presiden yang menjanjikan. Sandi ini barang bagus. Sosoknya cukup populer dan diterima semua kalangan. Baik nasionalis maupun Islam. Sangat menjanjikan di Pilpres 2024. Tak heran kalau muncul relawan Ijtima Ulama dan Pemuda Islam deklarasi dukungan.

Sekalipun kader Gerindra mendukung Prabowo Subianto maju pilpres kembali, tapi sampai saat ini belum ada pernyataan tegas dari Prabowo menerima atau menolak aspirasi kader Gerindra itu. Prabowo masih menunggu dan melihat, mengkalkulasikan segala kemungkinan dan memutuskan dengan hati-hati jika sudah waktunya kelak.

Sandiaga dianggap bisa menyatukan dua kubu yang berbeda. Yaitu kelompok Islam dan kelompok nasionalis. Sandi sangat mungkin bisa menyatukan dua kutub Islam dan nasionalis. Sandiaga Uno juga berpeluang meraup banyak pemilih. Sandiaga sangat cocok bila dipasangkan dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon wakil presiden.

Peluang Sandiaga untuk maju sebagai calon presiden di 2024 sangat terbuka lebar. Peluang Sandi lebih terbuka dibanding beberapa tokoh lainnya. Seperti Anies Baswedan, Ridwan Kamil, dan AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), peluang Sandi jauh lebih terbuka.

Dukungan politik dari berbagai daerah kepada Sandiaga untuk maju sebagai Capres 2024 membuat gerak pengurus Partai Gerindra. Salah satunya adalah Kamrussamad. Politisi yang juga anggota DPR RI dari Partai Gerindra, menuding deklarasi dukungan sejumlah ulama kepada Sandiaga Uno maju di Pilpres 2024 adalah upaya merekayasa forum Ijtima Ulama. Kamrussamad khawatir Sandiaga sengaja mengeksploitasi identitas ulama.

Kamrussamad berusaha untuk memudarkan dukungan kepada Sandi, dengan mengingatkan para ulama dan masyarakat untuk mencari tahu kontribusi Sandiaga terhadap perjuangan umat Islam. Ketua Gerindra Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan itu menilai penelusuran rekam jejak Menparekraf terhadap umat Islam perlu dilakukan.

Bahkan Kamrussamad menekankan tantangan umat Islam saat ini bukanlah dukung-mendukung kandidat capres. Sedangkan tantangan ulama saat ini, sebut dia, membangun kembali citra pesantren usai berbagai kasus, seperti kasus Herry Wirawan (HW) terungkap ke publik.

Pernyataan dari Kamrussamad saya kira mewakili anggota Partai Gerindra lainnya. Mereka khawatir dukungan pencapresan dari beberapa daerah kepada Sandiaga Uno akan menjegal mulusnya Prabowo menuju Pilpres 2024.

Pilpres 2024 merupakan momen emas bagi Partai Gerindra agar bisa mewujudkan cita-cita. Yaitu menjadikan salah satu kader terbaiknya menjadi RI 1. Sudah tiga kali Ketua Umum mereka Prabowo Subianto mengikuti Pilpres. Ketiga-tiganya kalah terus. Sekarang ini elektabilitas Prabowo sedang berada di puncak. Tinggal permainan politik yang cantik akan memuluskan Prabowo menjadi RI 1.

Potensi Sandiaga Menjegal Prabowo jadi Capres 2024

Sumber Utama : https://seword.com/politik/potensi-sandiaga-menjegal-prabowo-jadi-capres-2024-rrSPUTNULj

Wow! Pendeta Mesum Cabul? Habislah Kau Dibantai Caine!

Setelah ulama terbitlah pendeta. Tidak semua pendeta, lho, ini cuma oknum, lho, heh heh heh! Namanya Benyamin Sitepu. Mohon dibaca dengan baik, bukan "sitipu," ya! Disingkat BS saja, biar memenuhi asas praduga tak bersalah.

Akhirnya muncul juga kasus tentang seorang pendeta BS di kota Medan. BS ini sukses terciduk polisi setelah ketahuan melakukan pelecehan seksual kepada 6 siswi, semua korban merupakan anak-anak. Wah, gabener juga, nih. 

Syukurlah BS ketahuan. Kalau tidak ketahuan, 'kan tidak adil buanget buat para korban! Tidak bakalan berhenti aksi bejatnya jika tidak ketahuan.

Giliran pendeta yang dikupas-kupas dan ditelanjangi perbuatan kotornya, pendeta pun menjadi pribadi yang pamer kebodohan dan tontonan yang sungguh memalukan.

Segera kutuliskan artikel pendeta cabul mesum, nih (selain guru ngaji, yang baru-baru ini jadi artikel). Biar seimbang, nih, biar mirip bagaikan konsep Taoisme: Yin dan Yang.

Nafsu mata keranjang, matanya salah fokus, matanya berkilauan saat membayangkan adegan ranjang terus, akhirnya membawanya menuju ke penjara, yang sangat bisa menjadi neraka dunia bagi pendeta ini.

Alkisah di zaman lampau, ada dua orang bersaudara. Yang satu bernama Caine, dan yang satu lagi, adiknya, namanya Abel.

Suatu kali Caine mengajak Abel untuk sama-sama beribadah kepada Allah. Penulis lalu mulai mencurigai Caine ini mungkin sifatnya suka pamer.

Caine mempersembahkan berton-ton buah-buahan hasil kerjanya sebagai petani kaya raya, sedangkan Abel yang adalah peternak sederhana, cuma mempersembahkan sedikit, yaitu satu ekor domba yang disembelih dari salah satu ternak yang dipeliharanya, lalu membakar daging hasil sembelihannya itu sebagai kurban persembahan. Baunya wangi karena dagingnya memiliki lemak, lemak yang kalau dibakar membangkitkan selera makan. Gara-gara menulis artikel ini, penulis pun menjadi lapar, jadi ngidam pengen makan sate atau barbeque.

Allah menolak persembahan Caine, karena memang sudah tertulis peraturan ibadah bahwa Allah maunya daging kurban. Caine memang sifat aslinya itu bebal.

Sedangkan persembahan Abel diterima, tandanya berupa asap, asap bakaran kurban Abel naik sampai ke langit, sedangkan asap bakaran buah-buahan Caine tidak naik-naik, malah nongkrong di sekitar Caine, lalu kumpulan asap itu membuat Caine terbatuk-batuk karena Caine lupa memakai masker anti asap sekaligus anti copet19 (kura-kura begitulah; buah-buahan itu dipanggang pakai bumbu humor).

Asli, Caine ini jahat. Dia iri kepada Abel lalu membunuh Abel.

Caine ditegur dan ditanyai Allah, "Di mana adikmu, Abel?"

Caine menjawab, "Emangnya gue pikirin? EGP. Gue berprofesi bukan penjaga adik atau babysitter."

(Wah, memang kurang ajar, nih, cara Caine menjawab Allah kok gitu, sih?)

Allah menjawab, "Darah adikmu berteriak dari bumi dan kedengaran oleh-Ku, maka siap-siaplah kau akan dikejar untuk membayar hutang darah adikmu." (karena keturunan Abel marah dan ingin membalas perbuatan Caine, sama seperti kebiasaan tokoh utama di film kungfu jadul)

Caine berusaha negosiasi lalu memohon kepada Allah agar dirinya lolos dari hutang darah Abel. (Sama, kriminil kaya raya suka begitu, kalau zaman sekarang itu bayar pengacara hebat, negosiasi, sogok, halalkan segala cara, membunuh saksi, dsb, biar lolos dari hukuman pengadilan).

Lalu pergilah Caine mengembara, jadi fugitive tapi bukan seperti seorang imam mesum yang lari ke Arab.

Di tempat pengembaraan, Caine bertemu dengan seorang pria, tidak diketahui penyebabnya, tapi bisa saja masalah sepele, misalnya adegan senggol-senggolan dengan Caine tapi sayangnya orang yang senggol dia itu bukan wanita cantik, Caine marah, lalu cekcok dan berkelahi. Caine membunuh pria itu. Wah, pembunuh berantai.

Sewaktu Caine pulang ke tenda darurat yang jadi rumahnya, dia pun menceritakan kejadian itu kepada istrinya, "Saya telah membunuh seorang pria karena pria itu memukulku. Saya harus membalas pukulannya 7 kali lipat, maka mampuslah dia!"

Wow, cuma gara-gara dipukul 1 kali, sudah gatal dia ingin membunuh orang. Luar binasa! Psikopat pertama yang tercatat dalam sejarah!

Maaf, jika ceritanya agak panjang, biar cukup 600 kata jadi artikel, yang kuketik ini bukan di kolom komentar, sih.

Kita sudahi dulu cerita zaman dahulu kala, kita lanjut lagi ke kasus pendeta cabul.

Pertanyaan, apa hubungannya cerita di atas dengan pendeta cabul, ya? (Selain ditulis di judul artikel, tentu saja)

Pendeta cabul ini siap-siap saja akan bertemu dengan banyak psikopat seperti Caine di penjara. Pendeta cabul cuma perkaos 1 kali doang, dibikin bonyok 7 kali lipat di penjara, dan kemungkinan besar pendeta ini akan tewas. Lihat saja nanti. Saya tetap merasa prihatin kasihan sama pendeta ini, maka kita doakan, semoga dia lolos, nyawanya masih bisa selamat. Tapi kalau akhirnya meninggal juga, artinya sudah takdir (ingat, takdir, lho! Bukan karma, ya!)

Kalau para predator seks yang beragama mayoritas saja dibikin sampai muka bonyok-bonyok, maka diprediksi muka pendeta ini lebih super bonyok lagi sampai lebih parah daripada muka Herry Pedofil-Tarzan-21X atau muka Ratana Sarungpaket pasca operasi plastik. Saking parahnya, mungkin sampai mukanya cacat dan tidak dapat diperbaiki dengan operasi plastik.

Mungkin pendeta ini pun harus bersiap-siap juga untuk menjalani serangkaian operasi bibir sumbing, pipi sumbing, hidung sumbing, dan/atau telinga sumbing, semua jenis operasi sumbing berkali-kali, barulah lumayan berkurang cacat sumbing-sumbingnya saat di penjara.

Ada juga kabar selentingan bahwa pelaku percabulan biasanya akan sering mengalami infeksi di saluran pembuangan tinja. Sungguh tidak mengenakkan, bukan? Saran: pakailah celana dalam yang terbuat dari besi. Biar lebih aman, tapi tidak dijamin juga 100% halal aman.

Peraturan tidak tertulis khusus profesi jadi pendeta, jangan sampai melakukan dosa percabulan. Karena kepada pendeta cabul, akan diberikan balasan 7 kali lipat ala Caine. Dunia memang kejam, bro/sis, apalagi pendeta ini termasuk dalam golongan minoritas!

Semoga pendeta cabul itu mempunyai koneksi politikus hebat, sehingga selnya dipisah, demi keselamatan nyawanya.

Nah, bagi pendeta-pendeta lainnya yang belum punya kasus percabulan atau kasus lainnya, penulis ingin memberi saran, jangan coba-coba terlibat dalam kasus apa pun.

Allah sedang membersihkan dan menyaring pendeta-pendeta, kapan saja dan di mana saja, tidak perlu pakai sertifikasi dari menteri agama.

Kalau pendeta itu busuk, akan langsung dibuang, seperti kisah Ananias dan Safira tewas secara instan di depan mimbar saat diskakmat oleh si Petrus (tapi bukan Penembak Misterius, lho)

Kalau pendeta tulen pasti tahu siapa itu Petrus, Ananias, dan Safira. Pendeta abal-abal tidak tahu siapa itu Petrus, Ananias, dan Safira karena kurang literasi, mungkin?

Tumben, penulis bikin artikel bergenre horor sekaligus bergenre humor khusus bertopik pendeta, nih!

Woi, pendeta! Waspadalah! Weleh-weleh! Waspadalah!

Wow! Pendeta Mesum Cabul? Habislah Kau Dibantai Caine!

Sumber Utama : https://seword.com/umum/wow-pendeta-mesum-cabul-habislah-kau-dibantai-1GDP6jKWy6

Dipaksa Berkabung, Warga Korut Sebelas Hari Dilarang Tertawa, Piknik, hingga Belanja Euy!

Sebagai negeri yang dipimpin seorang Presiden yang diktator, Korea Utara (Korut) memang dikenal sangat ribet dalam urusan kehidupan sehari-hari. Kerap kali ada kebijakan yang aneh, nyeleneh, juga nggak masuk akal dan rasanya jarang ditemui di negara-negara lain di dunia.

Seperti yang akan terjadi pada 11 hari ke depan, dimulai pada 17 Desember 2021 waktu setempat, dimana warga Korut dipaksa berkabung secara nasional karena ada peringatan 10 tahun meninggalnya Kim Jong Il, eks Presiden Korut.

Aturan yang lantas dikumandangkan secara nasional itu pun terbilang absurd, karena warga Korut, termasuk pada pejabatnya, dilarang tertawa, rekreasi atau piknik, hingga belanja selama masa perkabungan yang berlangsung sampai menjelang akhir tahun itu!

Kalau beberapa aturan tadi belum cukup, masih ada lagi larangan untuk berduka terlalu mendalam dan menangis terlalu keras kalau ada keluarga yang meninggal dunia pada rentang waktu sebelas hari itu. Sangar banget kan, ya!

Kalau dihitung 11 hari ke depan, berarti cuma berjarak 3 hari dari pergantian tahun, yang nggak bisa dibayangkan betapa menderitanya warga Korut kalau sampai pergantian tahun nggak boleh senyum, ketawa, dan have fun!

Dilansir dari pemberitaan laman Detik.com, mengutip dari Radio Free Asia, warga Korut memang dituntut untuk menunjukkan kekhidmatan, meski jelas terlihat ada unsur paksaan di sana, tapi siapa berani melawan?

Kabarnya pernah terjadi pas hari-hari berkabung gini, seorang wanita yang ketahuan mabuk, langsung ditangkap dan sampai hari ini kabarnya nggak pernah terlihat lagi, karena dianggap sebagai penjahat ideologi.

Oya, kalau dihitung durasi waktu berkabung tadi, berarti jika ada warga Korut yang kristiani, kayaknya bisa dipastikan nggak bisa bikin acara bersifat perayaan tuh. Kalaupun boleh, acaranya pasti akan membosankan dan malah aneh, karena senyum saja bisa jadi masalah tuh!

Kengerian lainnya, pada era media sosial seperti ini, kalau sampai warga Korut bisa bebas bermedsos ria seperti kita di Indonesia ... bayangin isi medsos warga Korut akan seperti apa! Lihat foto Si A lagi murung, t'rus Si B mukanya muram, giliran lihat Si C wajahnya kayak orang habis nangis, karena mungkin sebelum foto pakai tetes mata dulu biar perkabungannya meyakinkan. Hahahaha...!

Anyway, kalau baca berita tentang hal-hal yang terdengar absurd di Korut sana, kita memang kudu bersyukur hidup di Indonesia loh!

Yap, meski di sini kadang kita nggak nyaman dengan perilaku kelompok tertentu yang merasa paling benar, pemilik kavling surga, hingga oknum pejabat yang kerap menyalahgunakan kekuasaan dan arogan, paling tidak kita nggak harus hidup dengan aturan-aturan yang aneh begitu.

Meski kita juga tahu kalau di negeri ini juga punya bentuk keanehannya sendiri, yang susah ditemukan di negara lain seperti vonis bebas bersyarat karena orang yang diadili katanya jujur, kooperatif, dan bersikap sopan selama di pemeriksaan hingga diadili, ada anggota dewan mendapat pengecualian soal karantina mandiri, trus ada orang kena bencana malah lokasi bencananya dipakai sebagai lokasi wisata dadakan, dan tentu saja kebiasaan terlalu kepo dan mencampuri urusan dan hidup orang lain, yang rasanya sangat khas negeri plus 62. Betul kan?


Namun, sekali lagi kita masih beruntung hidup di dalam demokrasi dengan pemimpin negara yang jauh dari perilaku diktator, meski kadang ada saja orang menganggap dan menuding bahwa rezim Jokowi itu rezim diktator

Nggak apa-apa, meski kadang orang model begitu bikin kesel juga. Tapi kita anggap saja hiburan karena orang yang bilang begitu, kalau ibarat kata yang pernah saya dengar ... otaknya kurang satu ons atau jarang dipakai dengan baik.

Jadi gimana ... masih ada yang kira-kira berminat pergi ke Korut? Atau, masihkah ada yang nekat mendukung upaya mengubah sistem pemerintahan hingga model berkuasa di negeri ini sehingga menjadi ala Taliban di Afghanistan sana?

Sono pindah sekalian ke Korut, Afghanistan, atau Irak sekalian saja kalau mau lebih dekat melihat dan merasakan hidup yang absurd. Entah besok apa lagi aturan aneh yang dibikin Kim Jong-Un nantinya ... mungkin lewat di depan dia trus nggak senyum, akan auto ditangkap dan dipenjara!

Dipaksa Berkabung, Warga Korut Sebelas Hari Dilarang Tertawa, Piknik, hingga Belanja Euy!

Sumber Utama : https://seword.com/politik/dipaksa-berkabung-warga-korut-sebelas-hari-MuTiY8rZqe

Re-post by MigoBerita / Sabtu/18122021/11.38Wita/Bjm

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya