» » » » » » Kreatif dan Menginspirasi, Mau Pesan Puisi tinggal ke Konter ini

Kreatif dan Menginspirasi, Mau Pesan Puisi tinggal ke Konter ini

Penulis By on Rabu, 16 Agustus 2017 | No comments

Wow, Di Banjarbaru Ada Konter Puisi, Pertama di Indonesia Loh!

Ramai Pemesan, Bonus Dengarkan Curhat Orang

PROKAL.CO, Biasanya konter identik dengan handphone atau permak levis. Di Banjarbaru, ada sebuah konter yang baru dibuka: konter puisi.
Banyak Dipesan, Bonusnya Dengarkan Curhat Orang
-------------------------------------
MN ALAM M, Banjarbaru
 ------------------------------------
Sandi Firly mengetik satu persatu abjad di mesin ketik tua. Sesekali, dia menyesap kopi hitam dan kembali terlihat serius. “Nah, inspirasi lagi macet?” canda seorang wanita di depannya. Sandi tersenyum dan kemudian kembali fokus ke puisi yang sedang dibuatnya.
Ya,  setiap sore, Sandi Firly membuka konter puisi  di Mingguraya, Banjarbaru. Puisi yang dibuat bertarif Rp10.000 untuk satu puisi. Tentu saja dengan syarat yang memesan suka puisi pesanannya. Puisi yang dipesan ditarik dari mesin tik kunonya.


Sandi Firly sendiri adalah seorang novelis dan cerpenis serta penyair. Dia adalah penulis yang karya-karyanya banyak dimuat di koran nasional. Lelaki berusia 39 tahun ini juga pernah diundang pada perhelatan Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2011 di Ubud.
Darimana inspirasi membuka konter puisi?
Pria yang kerap menjadi juri untuk lomba-lomba penulisan ini mengatakan, konter puisi ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru. Di luar negeri, konsep puisi yang bisa dipesan sudah ada beberapa. Salah satunya adalah Allan Andre yang juga membuka lapak puisi di jalanan kota New York. Di Indonesia, ide konter puisi ini masih terasa asing.
“Tak pernah ada yang pernah “berbisnis” puisi eceran. Puisi biasanya hanya dimuat di antologi atau kumpulan puisi dan terkesan elitis karena hanya dibuat dan dibaca oleh kalangan komunitas sastra,” ucapnya kepada Radar Banjarmasin, Selasa (15/8) kemarin.
Sandi sendiri cukup cepat membuat puisi. Dia telah terbiasa menulis puisi. Dunia kepenulisan telah digelutinya sejak kecil. Sandi sendiri pernah menjadi Pemimpin Redaksi sebuah koran grup Jawa Pos di Bandung, sebelum kemudian akhirnya  tahun 2010 lalu kembali ke Banjarbaru.
Dia kemudian bekerja di sebuah koran lokal di Kalimantan Selatan. Pertengahan Maret lalu, koran tempat kerjanya gulung tikar. Sandi kemudian menganggap hal ini sebagai peluanganya untuk bekerja lebih intens di dunia tulis-menulis. Dia punya waktu lebih untuk berkarya dengan bebas, menulis   dan kumpul-kumpul dengan para penulis dan seniman di Mingguraya, Banjarbaru. 
Banjarbaru adalah kota yang ditinggali banyak sastrawan dan seniman serta penulis. Setiap sore hingga malam, komunitas seniman ini kumpul-kumpul di Mingguraya, sebuah kawasan gaul legendaris yang menjadi denyut romantik dari kota Banjarbaru karena menjadi pusat interaksi seni dan budaya.
Dari sebuah komunitas terkenal di Kalimantan Selatan yang bernama Akademi Bangku Panjang Mingguraya,  ide konter puisi menjadi ril. Akademi Bangku Panjang Mingguraya memang memiliki misi untuk mendekatkan puisi ke masyarakat yang lebih luas. Sandi Firly yang memang paling piawai membuat puisi diplot untuk menjadi penjaga.
Lalu bagaimana cara kerja konter puisi?
Biasanya, setiap akan bekerja, Sandi menanyakan kepada pemesan bentuk puisi seperti apa yang hendak dibuat. Ada sedikit wawancara dengan pemesan sebelum sebuah puisi dibuat. Para pemesan akan “curhat” tentang perasaan mereka dan Sandi mendengarkan dengan sabar.  Lalu, kemudian dia mengumpulkan inspirasi dan kemudian mengetik. Selama beberapa menit, paling sering 15 sampai 20 menit, sebuah puisi kemudian tercipta. 
 Sandi biasa mendapatkan penghasilan lumayan. Pasalnya, banyak yang memesan puisi. “Yah, adalah untuk uang rokok sehari-hari,” ucapnya.
Bagi Sandi, nilai tambahnya sebenarnya bukanlah uang, tetapi dia bisa mendapatkan ide cerita dari para pelanggan. Ide ini bisa jadi bahan untuk novel-novel yang ditulisnya. “Saya suka mendengarkan curhat,” ucapnya tersenyum.
Saat ditemui kemarin, Sandi  sedang membuat sebuah puisi yang dipesan oleh seorang tokoh Banjarbaru,   Ogi Fajar Nuzuli. Pria yang pernah menjawabt wakil walikota ini mengatakan puas dengan puisi yang dipesannya. Dia member tip berlipat –lipat untuk Sandi. “Puisi ini akan saya tempel di dinding,” ucapnya.
Direktur Akademi Bangku Panjang Mingguraya HE Benyamine mengatakan, penulis puisi pesanan memang belum ada di Indonesia, khususnya yang membuka lapak di jalan. “  Padahal ini bisa jadi profesi yang baik dan menjanjikan.
Apa lagi yang lebih mulia selain membantu orang lain menemukan penyaluran atas perasaan jatuh cinta, ditinggalkan, menderita, tersakiti, terpinggirkan?” ucapnya yang menganalogikan penyair juga pada taraf tertentu menjadi semacam dokter. “Hanya bedanya yang dituliskan bukanlah resep obat medis, tetapi resep obat untuk jiwa,” pungkasnya.

DENGARKAN CURHAT: Seorang remaja memesan puisi di Minggu raya, Banjarbaru, Selasa(15/8) sore.
Sumber Berita : http://kalsel.prokal.co/read/news/10705-wow-di-banjarbaru-ada-konter-puisi-pertama-di-indonesia-loh.html

Re-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Kamis/17082017/09.41Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya