» » » » » Benarkah isu "Kebangkitan PKI" dimainkan Politisi Busuk, Kaum Radikalisme, Pengusaha Hitam hingga Kelompok Militer?

Benarkah isu "Kebangkitan PKI" dimainkan Politisi Busuk, Kaum Radikalisme, Pengusaha Hitam hingga Kelompok Militer?

Penulis By on Minggu, 01 Oktober 2017 | No comments

Salim Said: Gerakan Eks PKI Malah Menciptakan Musuh

VIVA.co.id – Guru Besar Universitas Pertahanan Indonesia, Salim Said, menyebutkan salah satu sebab muncul isu bangkitnya Partai Komunis Indonesia (PKI) karena ada gerakan orang-orang bekas PKI dan keturunannya menuntut keadilan.
"Menurut saya bagus saja itu hak mereka tapi itu mempunyai dampak negatif, orang lihat 'wih bahaya ini orang komunis nuntut macam-macam'," kata Salim Said di Jakarta Pusat, Jumat, 29 September 2019.


Apalagi, mereka sering muncul dan tampil di stasiun televisi swasta membicarakan soal pelurusan sejarah. "Makin timbul perlawanan terhadap kalian," ujarnya.
Menurut Salim, tragedi PKI pada tahun 1965 banyak memakan korban apalagi umat Islam di Tanah Air. Kelompok ini tak ingin ada anggapan jika PKI tidak bersalah. "Gerakan orang-orang bekas PKI itu malah menciptakan musuh, akibatnya muncul kecurigaan PKI akan muncul," tegas Salim
Namun, Salim tak menyebutkan siapa orang yang memabangun isu adanya kebangkitan PKI di Indonesia yang ramai dibicarakan sekarang. "Saya tidak tahu, tanya intel (intelejen)," katanya.
Sementara itu, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, melihat isu kebangkitan PKI sengaja dibuat di tahun-tahun politik. Isu PKI ini mencuat beberapa pekan terakhir, bahkan isu ini sempat memicu penyerangan di Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta .
"Isu kebangkitan PKI dugaan saya sengaja dibuat untuk menciptakan situasi tidak nyaman, tidak stabil. Dan dalam situasi itulah musuh musuh demokrasi bangkit untuk mengambil kekuasaan," kata Syamsuddin usai survei SMRC di Jakarta, Jumat 29 September 2017.
Menurutnya, setidaknya ada empat kelompok bisa memainkan isu kebangkitan PKI. Pertama, politisi busuk. Kedua, kaum radikalisme; Ketiga, pengusaha hitam dan keempat, kelompok militer.
"Keempat pihak itu tentu akan diuntungkan dengan isu bangkitnya PKI, kenapa? Karena dengan isu ini keempat pihak mencoba mencari peluang," ujarnya.
Ia menambahkan keempat pihak ini bisa berkongsi sebagian atau seluruhnya untuk menciptakan keresahan dan mencari keuntungan. "Bisa keempatnya yang tadi atau sebagian. Kalau keempatnya bekerjasama ini sangat berbahaya," tegasnya.
Selain itu, ia menduga isu kebangkitan PKI akan terus bergulir hingga 2019 mendatang. Hal ini disebabkan dua tahun kedepan sebagai tahun politik.
"Tentu akan berlangsung apa yang disebut penggorengan isu. Apalagi menjelang Pilkada 2018 dan Pemilu 2019. Isu apa pun akan digoreng sampe angus," kata dia.
Salim Said: Gerakan Eks PKI Malah Menciptakan Musuh 
Massa Front Pembela Islam (FPI) dan Front Pancasila membakar kain bersimbol komunis di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (28/4/2016)
Sumber Berita :  http://www.viva.co.id/berita/nasional/961751-salim-said-gerakan-eks-pki-malah-menciptakan-musuh

Kenapa Isu PKI dipakai "Hantam" Jokowi?

Jokowi memang sialan. Dia melakukan banyak hal yang tak pernah bisa dilakukan oleh presiden presiden sebelumnya. Jokowi seorang risk taker yang berani mengambil resiko dengan kalkulasi yang matang dan resiko terburuknya sudah bisa diukur. Jadi bukan sekedar nekat dan "gacuk ngglundung".

Disaat semua presiden sebelumnya tersandera dengan komposisi APBN yang 60 - 70% nya tersedot untuk bayar hutang, belanja rutin dan subsidi, sehingga alokasi untuk pembangunan infrastruktur dan investasi produktif sangatlah minim karena lebih banyak untuk belanja konsumtif, Jokowi berani mengambil resiko dengan memindahkan budget subsidi menjadi budget membangun infrastruktur.

Disaat isue "berhutang" masih laku dijual ke publik sebagai sebuah aib pemerintah, ternyata kabinetnya Jokowi berani mengambil resiko tersebut dan mensiasati kekurangan biaya pembangunan infrastruktur melalui pos hutang luar negeri. Argumennya masuk akal, yaitu rasio hutang terhadap PDB (produk domestik brutto) masih dalam batas kewajaran bahkan cenderung lebih rendah dibanding negara penghutang lainnya. Argumen lainnya, hutang dibuat bukan untuk keperluan konsumtif (misal subsidi) atau untuk dikorupsi.

Jadi hutang diambil untuk membangun infrastruktur, dan infrastruktur yang baik adalah stimulan efektif untuk bertumbuhnya ekonomi riil. Jika ekonomi menggeliat, akan menyerap tenaga kerja, ada perputaran uang, ada peningkatan daya beli, ada kontribusi pajak yang masuk ke kas negara. Dari situlah negara punya pendapatan tambahan untuk membayar bunga serta mengangsur cicilan pokoknya. Semuanya pasti butuh waktu, tak mungkin terjadi secara instan.

Lawan politik Jokowi tahu banget mengenai hal ini. Mereka melihat Jokowi begitu agresif membangun pelabuhan, bandara, jalan tol, waduk, rel KA, pembangkit listrik, kilang minyak dll. Jika publik awam sampai tahu betapa luar biasanya efek dari semua progres pembangunan fisik itu, mereka takut Jokowi mendapat penilaian positif. Mereka takut pamor Jokowi melambung tinggi, mereka takut tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi sangat bagus, sehingga popularitas serta elektabilitasnya meningkat.

Untuk itu perlu dicarikan isue guna menutupi serta menghambat prestasi Jokowi. Itulah sebabnya mereka memperalat gerombolan radikal supaya terus membikin negeri ini selalu hiruk pikuk dengan isue kamtibmas. Tak boleh ada jeda sedikitpun. Aksi demo serta terorisme akan membuat masyarakat ketakutan dan terancam. Energi publik habis terbuang untuk membahas teror dan sejenisnya. Mereka lupa melihat prestasi Jokowi.

Isue PKI adalah satu satunya isue ampuh yang tersisa untuk menggoyang Jokowi di Pilpres 2019 nanti, karena isue lain mudah dipatahkan. Jangan heran jika yang bikin ribut jelas jelas mengibarkan bendera hitam sebagai identitasnya, tapi yang jadi kambing hitam adalah PKI. Jangan heran jika pelaku aksi terorisme berteriak 'thagut' yang jelas jelas bahasanya kaum radikal, yang dituding tetap saja PKI.


Publik dianggap bodoh. Yang lagi berenang di kolam jelas jelas seekor bebek, tapi mereka kompak menyebut itu adalah ayam. Modalnya cuma publikasi dan propaganda secara masif kalau perlu hoax, berharap orang lain merasa matanya rabun dan ragu bahwa yang dilihat memang seekor ayam.

Grand skenarionya memang mengaburkan prestasi Jokowi dan menciptakan ancaman psikis tentang PKI dan terorisme di benak publik. Pinternya mereka, kemasan anti Jokowi ini disajikan dalam sentimen agama, karena mereka tahu bahwa banyak orang kurang wawasan yang mudah dipengaruhi dengan sentimen agama. Inilah jurus ampuh untuk merebut kekuasaan dari tangan Jokowi.
Sumber Berita :   Oleh : Nugroho Arief / http://redaksiindonesia.com/read/kenapa-isu-pki-dipakai-hantam-jokowi.html

Re-Post by   http://migoberita.blogspot.co.id/ Minggu/01102017/16.11Wita/Bjm



Baca Juga Artikel Terkait Lainnya