PROKAL.CO, Jika provinsi Sumatera Selatan tahun 2013 yang mempersembahkan film kolosal berjudul Gending Sriwijaya, Kalimantan Selatan juga bakal punya film kolosal berjudul Perang Banjar. Dua-duanya punya kesamaan: mengangkat kembali sejarah lewat layar lebar.
---------------------------
Perang Banjar digadang-gadang bakal menjadi film pertama di Banua yang menampilkan sejarah yang pernah terjadi di Kalimantan Selatan. Film heroik ini menceritakan perjuangan Pangeran Antasari melawan penjajah Belanda di kawasan Pengaron, Kabupaten Banjar. Tujuannya tak lain untuk merebut Benteng Oranje Nassau yang kala itu dikuasai oleh penjajah Belanda.
Salah seorang seniman Banua, Yadi Muryadi mengatakan film yang satu ini memang sudah dinanti-nanti realisasinya. “Kita sudah menunggu lama, akhirnya tahun 2017 lewat kepemimpinan Paman Birin bisa tergarap juga,” kata Yadi yang juga terlibat dalam penggarapan film Perang Banjar.
Diceritakan Yadi, saat pementasan teater kolosal Perang Banjar yang diselenggarakan di Stadion Lambung Mangkurat tahun 2016 lalu, terbesit niat baik dari pemerintah provinsi untuk melakukan alih wahana karya teater kolosal Perang Banjar menjadi sebuah film layar lebar. “Saat itu, sudah ada diskusi dengan Paman Birin terkait rencana ini,” kata dia.
Hingga sekarang, proses penggarapan film yang dibesut oleh sutradara Banua, Zulkifli Anwar ini sudah sampai tahap pencarian pemain. Kemarin (299) pihak penggarap film sudah melakukan kegiatan open casting untuk mencari 200 pemain. Agenda ini berlangsung di Taman Budaya Kalimantan Selatan.
Yadi yang hadir pada agenda open casting tersebut menjelaskan setelah penjaringan pemain sudah tuntas dilaksanakan, pihak penggarap akan menentukan tokoh-tokoh yang sesuai dengan karakter pendaftar.
“Tanggal 1 Oktober nanti dari teman-teman di Jakarta akan datang untuk melakukan proses lanjutan untuk menentukan tokoh-tokoh yang pas. Setelah itu, pihak penggarap bakal segera melakukan proses syuting,” jelas Yadi.
Terkait aktor yang bakal memerankan tokoh utama yaitu Pangeran Antasari, Yadi membeberkan nama aktor kawakan Cok Simbara. “Cok dianggap sutradara bisa memerankan tokoh Pangeran Antasari dengan baik,” ujarnya.
Lantas, kapan film akan selesai dan tayang? Yadi tak bisa memprediksi. “Proses penyelesaian film akan disegerakan,” jawabnya singkat. Susahnya memprediksi target penyelesaian film lantaran pada praktik di lapangan film pasti ada beragam perubahan yang menyita waktu.
Disinggung mengenai pendanaan film, Yadi menjelaskan untuk film kolosal umumnya bisa menyedot dana hingga belasan miliar. Ditanya angka pasti, Yadi enggan menjawab. “Pastinya, anggaran untuk Perang Banjar ini cukup terbatas, jauh dari angka belasan atau puluhan. Kalau disebutkan nilainya, nanti banyak yang kurang memahami bahwa film kolosal memang membutuhkan dana sebesar itu,” kata Yadi.
Walaupun dana APBD untuk film kolosal Perang Banjar terbatas, Yadi masih optimis pihak penggarap bakal maksimal untuk mempersembahkan karya terbaik untuk masyarakat Banua.
Dikonfirmasi terpisah melalui telepon seluler, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, HM Yusuf Effendi, enggan menjawab anggaran yang disediakan untuk penggarapan film yang satu ini. Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel menjadi leading sector dari pihak pemprov dalam penggarapan film yang satu ini.
Wiwid, salah satu peserta casting yang berkeinginan menjadi tokoh Galuh Banjar mengatakan sangat berharap ia terpilih menjadi pemain. “Saat ini, belum ada pengalaman. Kalau bisa lolos casting, ini pengalaman berharga buat saya,” kata dia.
Grafis Cover Story
Sumber Berita : http://kalsel.prokal.co/read/news/11496-menanti-proyek-ambisius-film-perang-banjar.htmlRe-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Minggu/01102017/16.54Wita/Bjm