Melihat Kiprah Kelompok Dukungan Sebaya Pengidap HIV/AIDS
Bolak-Balik Rumah Sakit, Terima Curhat Setiap Pengidap HIV/AIDS
PROKAL.CO, Bagi Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), bercerita secara terbuka tentang penyakit yang dialaminya bukanlah perkara enteng. Ancaman dikucilkan dari lingkungan sekitar pasti berkecamuk dalam pikiran. Untungnya, di Kota Banjarmasin ada kelompok sesama ODHA yang siap menampung curahan hati mereka.DONNY MUSLIM, BANJARMASIN
Nama perkumpulan ini Kelompok Dukungan Sebaya (KDS) Intan Jamrud. Didirikan sejak tahun 2016 lalu, kelompok ini sudah membina puluhan orang pengidap HIV/AIDS (ODHA) yang tersebar di berbagai kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Lokasi sekretariatnya berada di pinggiran Kota Banjarmasin. Tepatnya, di Gang Saka Badana, Antasan Kecil Timur (AKT).
Untuk sampai di lokasi, bagi yang belum terbiasa memang tak mudah. Tak ada papan informasi ketika kita memasuki gang. Jika tak ada inisiatif bertanya, sekretariat KDS Intan Jamrud sukar ditemukan.
Setelah memasuki gang sejauh 50 meter dan bertanya kepada warga sekitar, sekretariat yang dimaksud ternyata rumah sederhana yang berukuran 4x3 meter. Dindingnya kalsiboard. Di dalam sekretariat, seorang laki-laki bertubuh tinggi dan gempal sudah menunggu. Namanya, Gatot Noorsaputra. Ketua dari KDS Intan Jamrud.
Awalnya, saya mengira pria ini bukanlah seorang pengidap HIV/AIDS dari perawakannya. Namun, pada awal cerita, Gatot langsung mengungkapkan dirinya adalah bagian dari ODHA, sejak 2015. "Tak perlu ditutupi. Saya kira ODHA harus bersikap terbuka, jangan menutup diri," ujar Gatot menyatakan sikap.
Sikap terbuka Gatot kepada semua orang tentang penyakitnya yang membuatnya membentuk kelompok ini. Baginya, sikap tertutup dari kalangan ODHA dapat membuat mereka tambah terasing dari masyarakat. "Hasilnya, saya tak pernah direndahkan oleh masyarakat," kata dia.
Dijelaskan Gatot, KDS merupakan wadah berkumpul sesama ODHA. Mereka melakukan aktif sosialisasi dan pendampingan kepada pengidap HIV/AIDS. Siapa saja yang mengidap HIV/AIDS bebas bergabung kelompok ini.
"Aktivitas yang paling sering dilakukan itu pendampingan.
Maksudnya, kami acap kali menemani penderita HIV/AIDS dalam melakukan pengobatan. Jadi sering bolak-balik Rumah Sakit Umum Daerah Ulin serta Ansari Saleh," ceritanya. Baik yang tergabung dalam kelompok atau bukan, KDS Intan Jamrud siap untuk melakukan pendampingan.
Selain itu, selain memberikan pendampingan ke rumah sakit, mereka yang tergabung dalam kelompok ini juga sering menjalin silaturahmi sampai ke keluarga para pengidap. "Jadinya, selain menemani mereka ke rumah sakit, kami memberikan dukungan untuk keluarga agar mereka tetap sabar merawat," ujarnya.
Uniknya, kelompok ini membuka wadah untuk curhat untuk sesama ODHA. "ODHA biasanya tidak biasa bercerita dengan orang lain, meskipun itu keluarganya. Takut dikucilkan. Mereka memerlukan wadah curhat sesama pengidap HIV/AIDS," tuturnya.
Sistem curhatnya, kalangan ODHA bisa mencurahkannya lewat media sosial atau datang langsung ke sekretariat. "Biasanya, lebih banyak yang datang ke sekretariat," tutur. Yang diceritakan para pengidap beragam, dari persoalan penyakit hingga masalah pribadi.
Hingga sekarang, kelompok ini punya anggota 39 orang. Semuanya berlatarbelakang ODHA. "Mereka kebanyakan datang dari pekerja seks, lelaki seks lelaki, dan pecandu narkotika suntik," tuturnya. (by/ram)
TABAH: Gatot Noorsaputra, Ketua dari KDS Intan Jamrud berdiri di depan sekretariatnya yang sederhana.
Sumber Berita : http://kalsel.prokal.co/read/news/12734-melihat-kiprah-kelompok-dukungan-sebaya-pengidap-hivaids.htmlRe-Post by http://migoberita.blogspot.co.id/ Kamis/14122017/17.53Wita/Bjm