Tim Medis Israel Tiba di Riyadh untuk Pantau Pengobatan Putra Mahkota Saudi
RIYADH – Surat kabar
Palestina, al-Manar terbitan al-Quds menulis, sebuah tim medis Israel
telah tiba di Riyadh, ibu kota Arab Saudi untuk mengawasi proses
pengobatan terhadap Putra Mahkota Mohammad bin Salman (MBS).
Baca: Laporan Intelijen: Putra Mahkota Saudi Tewas?
Sejak tanggal 21 April 2018, yaitu pasca
insiden penembakan di dekat istana Raja Arab Saudi di distrik
al-Khozama Riyadh, MBS tidak pernah muncul ke publik atau melakukan
jumpa pers media.
Hingga sekarang belum ada berita
mengenai nasib MBS, bahkan ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat
Mike Pompeo berkunjung ke Arab Saudi, MBS juga tidak muncul ke publik.
Baca: Aktivis Saudi Ungkap Misteri Hilangnya Putra Mahkota Saudi
Seperti dilansir Alalam, Senin
(28/5/2018), surat kabar al-Manar membenarkan adanya upaya kudeta di
istana Pangeran Arab Saudi di distrik al-Khozama dan menulis, ketika
terjadi upaya kudeta di malam itu, dua peluru mengenai MBS di bagian
kaki.
Situs Sawt al-Arab pada hari ini, Senin,
juga menyebutkan bahwa sumber-sumber Amerika membenarkan jika MBS
terluka dalam insiden tembakan di istana raja di distrik al-Khozama yang
kemudian dia dievakuasi dengan helikpoter.
Baca: Pangeran Saudi Serukan ‘Kudeta’ Raja Salman
Sementara itu, sejumlah sumber mengatakan, MBS telah kembali ke Arab Saudi setelah berobat secara diam-diam ke Jerman.
Kantor berita resmi Arab Saudi, SPA, juga mengabarkan percapakan telepon antara MBS dan Pompe pada Jumat, 25 Mei 2018. (SFA)
Sumber: ParsToday
Sumber Berita :
http://www.salafynews.com/tim-medis-israel-tiba-di-riyadh-untuk-pantau-pengobatan-putra-mahkota-saudi.html
Warbler Saudi Bongkar Misteri Kematian Bohong Putra Mahkota Riyadh
RIYADH – Pangeran
Mahkota Saudi yang lama tidak terlihat setelah peristiwa percobaan
kudeta atau serangan bersenjata ke Istana di wilayah al-Khazami,
dilaporkan MBS mengadakan pertemuan rahasia dengan sejumlah pejabat
Israel di Laut Merah, seperti dilansir Ir.SputnikNews (29/05).
Baca: Aktivis Saudi Ungkap Misteri Hilangnya Putra Mahkota Saudi
Mujtahid sang Whistleblower Arab Saudi,
yang terkenal dengan cuitannya di Tiwtter, mengungkapkan bahwa lokasi
persembunyian Mohammed bin Salman dan tujuannya menjauhi publik.
Mujtahid lebih lanjut mengatakan bahwa
Mohammed bin Salman sedang berada di kapal pesiar di Laut Merah dan
terkadang ia pergi ke salah satu istana di pantai. Dalam
persembunyiannya bin Salman telah melakukan sejumlah pertemuan dengan
pejabat Israel di kapal pesiar miliknya.
Baca: Laporan Intelijen: Putra Mahkota Saudi Tewas?
Mujtahid juga menyatakan bahwa Kami
tidak dapat mengkonfirmasi atau menyangkal luka-lukanya dalam insiden
al-Khazami. Kerabat dekat bin Salman dan orang-orang yang berhubungan
dengannya telah mengumumkan bahwa ia sengaja bersembunyi pasca insiden
itu, dan berpura-pura telah meninggal serta memancing keluar mereka yang
berniat melakukan kudeta terhadapnya, dan menindaknya. (SFA)
Sumber AS-Inggris Konfirmasi Putra Mahkota Saudi Alami Luka Tembak
RIYADH – Sebuah gerai
media Arab dengan mengutip sumber-sumber AS mengkonfirmasi bahwa Putra
Mahkota Saudi Mohammad bin Salman terluka dalam kudeta dan penembakan 21
April di istananya.
Situs berita Sawt al-Arab dengan
mengutip sumber-sumber Amerika mengatakan bahwa putra mahkota Saudi
telah terluka selama insiden penembakan di wilayah al-Khazami,
menambahkan bahwa ia dibawa keluar dari tempat kejadian dengan
helikopter.
Menurut situs web itu, meskipun media
Saudi telah merilis sejumlah gambar bin Salman setelah insiden yang
tanggalnya tidak dapat dikonfirmasi, belum jelas apakah saat ini ia
telah selesai menjalani perawatan atau masih dalam perawatan di rumah
sakit karena luka-lukanya.
Baca: Nasib Putra Mahkota Saudi Tak Jelas, Muncul Seruan Penggulingan Raja Salman
Sementara itu, whistle-blower Saudi,
Mujtahid, yang diyakini menjadi anggota atau memiliki sumber yang
terhubung dengan baik di keluarga kerajaan, menulis di halaman
twitternya bahwa rumor telah meningkat tentang cedera bin Salman selama
insiden al-Khazami, mencatat bahwa rencana pemerintah merilis gambar
putra mahkota untuk meyakinkan publik bahwa ia baik-baik saja, telah
gagal.
Juga, surat kabar Inggris, Observer,
merilis laporan mengenai meningkatnya keraguan tentang kelangsungan
hidup bin Salman setelah percobaan kudeta 21 April, menekankan bahwa
media-media sekarang fokus pada kemungkinan cedera atau bahkan
kematiannya.
Bin Salman yang juga menteri pertahanan
Saudi belum muncul di publik setelah kudeta 21 April di istananya dan
terus absen dalam pertemuan publik, ia juga tidak terlihat di antara
sejumlah pejabat Riyadh dalam upacara kelulusan kadet di Akademi militer
King Abdolaziz pada 19 Mei.
Baca: Isu Kematian Putra Mahkota Kian Santer, Media Saudi Kembali Sebar Foto Lama
Suara tembak-menembak terdengar di dekat
istana Raja Saudi di Riyadh Arab Saudi pada 21 April, memaksa Raja
Salman bersembunyi di sebuah bunker AS di sebuah pangkalan udara kota
tersebut.
Banyaknya video yang muncul di media
pada saat itu menunjukkan bahwa terdengan suara tembak-menembak sengit
di sekitar istana Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud di ibukota, Riyadh.
Laporan mengatakan raja dan putranya,
Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dievakuasi ke bunker di pangkalan
udara di kota yang berada di bawah perlindungan pasukan AS.
Sementara para pejabat Saudi dan media
diam atas insiden itu, ada laporan yang bertentangan atas insiden itu.
Para saksi dan warga dari lingkungan dekat istana mengatakan kudeta
sedang berlangsung, menambahkan bahwa tentara yang menyerang istana
dipandu oleh rekaman dan intel yang mereka terima dari pesawat tak
berawak yang terbang di atas istana.
Baca: Apakah Kudeta Militer Sedang Berlangsung di Arab Saudi?
Anggota oposisi Saudi mengklaim bahwa
“seorang perwira pasukan darat senior telah memimpin serangan ke istana
untuk membunuh raja dan putra mahkota”.
Video juga menunjukkan bahwa semakin
banyak kendaraan lapis baja dikerahkan di sekitar istana. Penjaga khusus
‘Bin Salman’ kemudian mengambil alih keamanan di ibukota. Langit Riyadh
kemudian ditutup untuk semua penerbangan sipil dan militer ketika
helikopter militer dari ‘Penjaga khusus Bin Salman’ terbang di atas
istana.
Bin Salman adalah seorang pria yang
sering muncul di hadapan media sehingga ketidakhadirannya sejak
peristiwa penembakan di Riyadh telah menimbulkan pertanyaan tentang
kesehatannya.
Arab Saudi, pengekspor minyak utama
dunia, telah menyaksikan serangkaian perubahan politik radikal selama
tahun lalu ketika Mohammed bin Salman menggulingkan sepupunya sebagai
putra mahkota dan memenjarakan pangeran terkenal dalam pembersihan
anti-korupsi.
Beberapa hari setelah insiden 21 April,
media Saudi menerbitkan rekaman dan gambar bin Salman bertemu dengan
beberapa pejabat Saudi dan asing. Tetapi tanggal pertemuan tidak dapat
diverifikasi, sehingga rilis foto dan video dianggap bertujuan untuk
menghilangkan rumor tentang kondisi bin Salman.
Tidak jelas apakah hilangnya Bin Salman
disebabkan oleh alasan-alasan seperti dia merasa terancam atau terluka
dalam insiden tersebut. (ARN)
Wahabisme Diciptakan untuk Kepentingan dan Keserakahan Barat
JAKARTA – Dalam jurnal
sebelumnya Andre Vltchek memaparkan betapa ajaran Wahabisme sebagai
senjata Saudi dan barat untuk hancurkan sebuah negara, salah satunya
Indonesia. Kelanjutan dari jurnal Andre menjelaskan tentang Wahabisme
diciptakan untuk kepentingan dan Keserakahan Barat.
Hanya sedikit di negara-negara yang
sudah dijajah dan dihancurkan (oleh dogma ini) yang benar-benar
menyadari bahwa Wahabisme sesungguhnya tidak melayani Tuhan atau rakyat.
Wahabisme diciptakan untuk membantu kepentingan dan keserakahan
Barat. Persisnya, inilah yang sekarang terjadi di Indonesia, juga di
beberapa negara lain yang telah ditaklukkan oleh Barat, termasuk Irak
dan Afghanistan.
Seperti kita ketahui bersam bahwa
orang-orang Inggris berada di balik kelahiran gerakan itu; orang-orang
Inggris dan salah satu pengkhotbah yang paling radikal, fundamentalis,
dan regresif sepanjang masa, Muhammad ibn Abd al-Wahhab.
Inti dari aliansi dan dogma
Wahabi/Inggris adalah dan masih, sangat sederhana, yaitu, “Para pemimpin
agama akan mendorong orang-orang menjadi pribadi penuh ketakutan yang
mengerikan dan tidak masuk akal dan kemudian menjadi sangat patuh. Tidak
boleh ada kritik terhadap “agama”, tidak boleh mempertanyakan esensinya
dan khususnya penafsiran kitab yang konservatif dan kuno.
Begitu mereka telah berhasil
dikondisikan dengan cara ini, orang-orang akan berhenti mempertanyakan
dan mengkritik, pertama-tama tentang feodalisme, dan kemudian penindasan
kapitalis. Mereka juga akan menerima tanpa protes perampasan sumber
daya alam mereka oleh tuan-tuan lokal dan asing. Semua upaya untuk
membangun masyarakat sosialis dan egaliter akan terhalang secara
brutal, ‘atas nama Islam’ dan ‘atas nama Tuhan.
Tentu saja, sebagai hasilnya, kaum
imperialis Barat dan para budak ‘elit’ lokal mereka tertawa puas
sepanjang jalan menuju bank, dengan mengorbankan jutaan orang miskin dan
tertipu di negara-negara yang dikendalikan oleh dogma-dogma Wahabi dan
Barat.
Baca: Artikel: Saudi dan Ekspansi Wahabisme ke Dunia Islam
Hanya sedikit di negara-negara yang
sudah dijajah dan dihancurkan (oleh dogma ini) yang benar-benar
menyadari bahwa Wahabisme sesungguhnya tidak melayani Tuhan atau rakyat.
Wahabisme diciptakan untuk membantu kepentingan dan keserakahan
Barat. Persisnya, inilah yang sekarang terjadi di Indonesia, juga di
beberapa negara lain yang telah ditaklukkan oleh Barat, termasuk Irak
dan Afghanistan.
Jika Suriah jatuh, bangsa yang secara
historis sekuler dan berorientasi sosial ini akan dipaksa ke arah
mengerikan yang sama. Tapi orang-orang di sana sangat menyadari hal ini,
karena mereka terdidik.
Baca: Takfirisme, Wahabisme Produk Arab Saudi Kacaukan Dunia
Mereka juga melihat apa yang terjadi
pada Libya dan Irak dan mereka pasti tidak ingin berakhir seperti itu.
Adalah para teroris Wahabi baik dari Barat maupun para anteknya seperti
Arab Saudi yang melakukan perlawanan terhadap negara Suriah dan
rakyatnya. (ARN)
Sumber:
Indonesian Islam-“Eat What Even Saudis Would Not Touch Anymore
Wahabisme Ideologi Penghancur Sebuah Negara
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/05/30/wahabisme-diciptakan-untuk-kepentingan-dan-keserakahan-barat/
Wahabisme Senjata Saudi dan Barat Hancurkan Indonesia
JAKARTA – Andre Vltchek
adalah filsuf, novelis, pembuat film, dan jurnalis investigasi. Dia
adalah pencipta Vltchek World di Word and Images, seorang penulis novel
revolusioner Aurora dan beberapa buku lainnya. Dia menulis khusus untuk
majalah online “New Eastern Outlook”. Andre menulis betapa ajaran
Wahabisme sebagai senjata Saudi dan barat untuk hancurkan sebuah negara,
salah satunya Indonesia.
Baca: Saudi Ekspor Ekstrimisme ke Banyak Negara, Termasuk Indonesia
Hal itu terungkap ketika Pangeran
Mahkota Saudi memberikan wawancara kepada The Washington Post, dimana
ia menyatakan bahwa sebenarnya Baratlah yang telah mendorong negaranya
untuk menyebarkan Wahabisme ke seluruh penjuru dunia, (ketika itu) yang
ada hanya kebungkaman panjang tidak hanya di hampir semua media massa di
Barat, tetapi juga di negara-negara (mayoritas muslim) seperti Mesir
dan Indonesia.
Mereka yang membaca pernyataan itu,
mengharapkan teguran keras dari Riyadh. Tapi itu tidak terjadi. Langit
tidak jatuh. Petir tidak menyambar sang Pangeran atau the Post.
Jelas, tidak semua yang dikatakan Putra
Mahkota muncul di halaman-halaman Washington Post, tetapi apa yang
sebenarnya telah dimunculkan, seharusnya cukup untuk menjatuhkan seluruh
(pengaruh) rezim di tempat-tempat seperti Indonesia, Malaysia atau
Brunei. Atau setidaknya itu akan cukup (jika negara-negara itu berada)
dalam ‘keadaan normal’.
Baca: Mohammed bin Salman: Penyebaran Wahhabisme Didanai Saudi Atas Perintah Barat
Yaitu (keadaan) jika penduduk disana
belum sepenuhnya diindoktrinasi dan diprogram secara menyeluruh, dan
jika para penguasa di negara-negara tersebut tidak menganut, atau
mentolerir, bentuk agama yang paling agresif, chauvinistik dan
ritualistik, (sebagai lawan dari bentuk agama yang bersifat intelektual
atau spiritual).
Membaca apa yang tersirat dari laporan
tersebut, Pangeran Arab Saudi itu menyatakan bahwa sebenarnya pihak
Barat lah yang, ketika berperang dalam ‘perang ideologis’ melawan Uni
Soviet dan negara sosialis lainnya, telah memilih Islam dan sayap
ultra-ortodoks serta radikalnya, yaitu Wahabisme, sebagai sekutu dalam
menghancurkan hampir semua aspirasi progresif, anti-imperialis dan
egaliter di negara-negara dengan mayoritas Muslim.
Seperti dilansir oleh RT pada tanggal 28 Maret 2018:
“Penyebaran Wahabisme yang didanai
oleh Arab Saudi dimulai ketika negara-negara Barat meminta Riyadh untuk
membantu melawan Uni Soviet selama Perang Dingin, demikian Putra Mahkota
Mohammad bin Salman mengatakan kepada Washington Post.
Baca: Bernie Sanders: Saudi Pendana Utama Terorisme Dunia
Dalam pernyataannya kepada harian
tersebut, bin Salman mengatakan bahwa sekutu-sekutu Barat Arab Saudi
mendesak negara itu untuk berinvestasi di masjid-masjid dan
madrasah-madrasah di luar negeri selama Perang Dingin, dalam upaya untuk
mencegah pengaruh Uni Soviet di negara-negara Muslim.
Wawancara dengan putra mahkota itu
awalnya tidak boleh dipublikasikan. Namun demikian, kedutaan Arab Saudi
kemudian menyetujui Washington Post menerbitkan beberapa bagian khusus
dari pertemuan tersebut.”
Sejak awal penyebaran Wahabisme, satu
demi satu negara telah jatuh; dirusak oleh ketidaktahuan, semangat
fanatik dan ketakutan, yang telah mencegah orang-orang dari
negara-negara seperti Indonesia pasca-1965 atau Irak pasca invasi Barat,
untuk mundur (ke era sebelum intervensi Barat) atau untuk saat yang
sama maju, menuju sesuatu yang dulunya alami bagi budaya mereka di masa
lalu, yaitu menuju sosialisme atau sekurang-kurangnya sekularisme yang
toleran.
Kenyataannya, Wahabisme tidak
berhubungan dengan Islam. Atau lebih tepatnya bahwa paham ini memutus
dan menggagalkan perkembangan alami Islam, dengan penentangannya kepada
pengaturan egaliter dunia, dan untuk sosialisme. (ARN)
Sumber:
Indonesian Islam – “Eat What Even Saudis Would Not Touch Anymore”
Wahabisme di Indonesia
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/05/30/wahabisme-senjata-saudi-dan-barat-hancurkan-indonesia/
Re-Post by http://migoberita.blogspot.com/ Rabu/30052018/10.08Wita/Bjm