Publik Banua Banjar di bulan Juni tahun 2018 ini turut berduka atas meninggalnya sosok komedian John Tralala yang merupakan sosok terkenal di Banua Banjar, namun Anda juga harus tahu, mungkin banyak orang yang tidak terkenal yang juga meninggal dibulan ini, salah satunya Noormiati Asmah binti Asrani, beliau adalah jebolan SMEA-N 2 Banjarmasin yang sekarang menjadi SMKN-3 Banjarmasin yang merupkan Lulusan tahun 1995 jurusan UPW (Usaha Perjalan Wisata), walau tidak seterkenal John Tralala namun bagi yang kenal sosok beliau tentu mengungkapkan rasa sedihnya , contohnya ungkapan kesedihan yang diungkapkan Hj, Noorsetiawati, Husain,Rahmadinoor,Jum'ah, Endang Purwaningsih, Henny Nelawati, Hasimah, Noor Inayah, Suriansyah, Suriani,Noorhayati, Hanafi, Akhmad Fajar Syam dan Rina Diana, Erma Malini serta beberapa teman Almarhumah Noormiati Asmah binti Asrani yang meninggal Hari Minggu tanggal 24 Juni 2018 sekitar jam 5 subuh Waktu Indonesia Tengah, yang tentunya ungkapan kesedihannya tidak bisa disebutkan satu-persatu disini. Yang Jelas mereka mengucapkan Turut Berduka Cita atas Meninggalnya Normiati Asmah binti Asrani , semoga dosa-dosanya diampuni dan keluarga yang ditinggalkan bisa tabah menghadapi ujian ini. (MigoBerita/ KNY/MFF/AR/R/Rabu/27062018/11.19Wita/Bjm)
Fathul Jannah dan Almarhumah Noormiati Asmah
Bersama Wali Kelas UPW tahun 95 ibu Maria Ulfah
Mayat Almarhumah Noormiati Asmah di Mushola
Ritual Sholat Jenazah
Kenangan bersama Bapak Said dan Bapak Eddy tahun 1995 rumpun UPW SMEA-N 2 Banjarmasin
Perpisahan UPW tahun 1995
Kenangan bersama teman dan guru rumpun Pariwisata tahun 1995
Liang Lahat Almarhumah Noormiati Asmah
Mendiang Noormiati Asmah semasa Hidup bersama rekan-rekan satu angkatan
John Tralala Meninggal Dunia
John Tralala Akan Dimakamkan di Alkah Keluarga di Pamangkih Besok Pagi
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN
- Putra sulung budayawan dan pemadihin Banua H. Yusran Effendi atau
akrab disebut John Tralala, Hendra mengatakan ia tidak sempat menemani
saat-saat terakhir almarhum sewaktu dirawat di rumah sakit Bhayangkara.
"Saya tadikan diajak mertua ke masjid lalu dikabari ayah meninggal dan tidak sempat ke rumah sakit, ketemunya dirumah saja tadi," kata pemadihin Banua ini.
"Saya tadikan diajak mertua ke masjid lalu dikabari ayah meninggal dan tidak sempat ke rumah sakit, ketemunya dirumah saja tadi," kata pemadihin Banua ini.
Hendra mengaku sejak pagi tadi almarhum Jhon Tralala masih sehat dan bugar saja.
"Orangnya sehat saja lagi tadi. Lalu tadi katanya sesak nafas dan beliau juga ada riwayat sakit jantung," ujar Hendra.
Rencananya kata Hendra, Almarhum John Tralala akan dimakamkan di makam keluarga di Pasar Arba Pamangkih, Rabu (27/6/2018) pagi.
"Disana juga ada makam kakek, nenek jadi ada alkah keluarga dan bisa berkumpul," ujar Hendra.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/06/26/jhon-tralala-akan-dimakamkan-di-alkah-keluarga-di-pamangkih-besok-pagi
Rencananya kata Hendra, Almarhum John Tralala akan dimakamkan di makam keluarga di Pasar Arba Pamangkih, Rabu (27/6/2018) pagi.
"Disana juga ada makam kakek, nenek jadi ada alkah keluarga dan bisa berkumpul," ujar Hendra.
banjarmasinpost.co.id/khairil rahim
Jhon Tralala
Seniman Madihin John Tralala Meninggal Dunia, 13 Fakta Unik dan Menarik tentang Sosok Jhon Tralala
BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN-Seniman madihin Banua, John Tralala meninggal dunia pada Selasa (26/6/2018) pagi.
Dia meninggal dunia di usia 59 tahun dan meninggalkan beberapa orang anak.
Selama ini, John Tralala dikenal sebagai pemadihinan (seniman madihin) yang kocak.
Re-Post by http://migoberita.blogspot.com/ Rabu/27062018/11.35Wita/Bjm
Dia meninggal dunia di usia 59 tahun dan meninggalkan beberapa orang anak.
Selama ini, John Tralala dikenal sebagai pemadihinan (seniman madihin) yang kocak.
Jam terbangnya tinggi dan sering diundang tampil ke berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri.
Berikut ini adalah beberapa fakta tentang John Tralala dari hasil wawancara Banjarmasinpost.co.id semasa yang bersangkutan masih hidup.
1. Tarifnya Sekali Tampil Cukup Mahal
Sekali tampil, pemadihinan senior ini bisa mendapatkan bayaran yang tak sedikit.
Bahkan tarifnya bisa untuk membeli satu sepeda motor baru.
Berikut ini adalah beberapa fakta tentang John Tralala dari hasil wawancara Banjarmasinpost.co.id semasa yang bersangkutan masih hidup.
1. Tarifnya Sekali Tampil Cukup Mahal
Sekali tampil, pemadihinan senior ini bisa mendapatkan bayaran yang tak sedikit.
Bahkan tarifnya bisa untuk membeli satu sepeda motor baru.
Jika warga biasa yang mengundangnya, bayarannya sekitar Rp 7,5 juta.
“Beda-beda sebenarnya kisarannya, tergantung yang punya hajat mau kasih berapa. Kalau yang mengundang orang kaya seperti bos batu bara saya pernah dapat Rp 15 juta, pernah juga di atas itu sekitar puluhan juta. Macam-macam lah,” ujarnya.
2. Tampilkan Madihin dan Tilawah Alquran
Muridnya dan anaknya ada juga yang bisa bermadihin sepertinya dan ada juga yang bisa mengaji Alquran.
“Jadi, supaya lebih kreatif untuk menghadapi persaingan dengan pamadihinan muda, saya menawarkan paket penampilan yang tak sekadar madihin tetapi juga melawak dan melantunkan ayat-ayat Alquran. Bisa juga sambil bermadihin saya bertausiyah didampingi anak-anak dan murid-murid saya. Itu supaya menarik bagi penonton,” ungkap pria bernama asli Yusran Efendi ini, Sabtu (15/7/2017).
3. Ajari Anak dan Murid Bermadihin
Anak-anaknya mewarisi bakatnya bermadihin, yaitu Hendra dan Yuwanda Yusnita Tralala.
Yuwanda bahkan ikut berkecimpung menjadi madihin mengikuti jejak sang ayah dan bergabung bersamaJhon Tralala Grup di beberapa acara.
“Beda-beda sebenarnya kisarannya, tergantung yang punya hajat mau kasih berapa. Kalau yang mengundang orang kaya seperti bos batu bara saya pernah dapat Rp 15 juta, pernah juga di atas itu sekitar puluhan juta. Macam-macam lah,” ujarnya.
2. Tampilkan Madihin dan Tilawah Alquran
Muridnya dan anaknya ada juga yang bisa bermadihin sepertinya dan ada juga yang bisa mengaji Alquran.
“Jadi, supaya lebih kreatif untuk menghadapi persaingan dengan pamadihinan muda, saya menawarkan paket penampilan yang tak sekadar madihin tetapi juga melawak dan melantunkan ayat-ayat Alquran. Bisa juga sambil bermadihin saya bertausiyah didampingi anak-anak dan murid-murid saya. Itu supaya menarik bagi penonton,” ungkap pria bernama asli Yusran Efendi ini, Sabtu (15/7/2017).
3. Ajari Anak dan Murid Bermadihin
Anak-anaknya mewarisi bakatnya bermadihin, yaitu Hendra dan Yuwanda Yusnita Tralala.
Yuwanda bahkan ikut berkecimpung menjadi madihin mengikuti jejak sang ayah dan bergabung bersamaJhon Tralala Grup di beberapa acara.
Selain itu, dia juga memiliki beberapa murid yang diajarinya bermadihin.
4 . Terbitkan Buku dan Rekam Kaset Tentang Madihin
Sebagai pemadihinan atau seniman madihin, John Tralala tak ingin mati tanpa meninggalkan karya apa pun yang bisa diwariskan ke generasi muda Banjar mendatang.
Oleh sebab itulah dia mendokumentasikan karya-karyanya berupa syair madihin dalam bentuk kaset dan buku.
Sudah ada 12 kaset dan satu buku yang dihasilkannya.
“Kalau kaset itu rekaman penampilan saya. Kalau buku isinya tentang syair madihin kocak karangan saya,” ungkapnya.
Sebelumnya, buku berjudul Syair Madihin Kocak John Tralala telah diterbitkan pada 2015 lalu oleh Taman Budaya Kalsel.
5. Senang Belanja di Pasar Pagi
John Tralala adalah langganan tetap Pasar Pagi.
Hampir tiap Minggu pagi, usai berolahraga, menyempatkan mampir ke Pasar Pagi.
"Tiap minggu ke Pasar Pagi. Hitung-hitung olahraga sambil lihat kehidupan masyarakat Banjarmasin dan ya jelas sekalian belanja," ujarnya sambil terkekeh beberapa tahun lalu kepada Banjarmasinpost.co.id.
Meski tergolong sebagai pesohor tak cuma di Kalsel, John Tralala rupanya tak gengsi membeli pakaian bekas di Pasar Pagi. Menurut dia, banyak pakaian-pakaian unik yang bisa didapat di pasar pagi dan jarang ada di toko-toko pakaian.
6. Tampil di SCTV dan Indosiar
Jhon Tralala bersama anaknya Hendra Wijaya dan muridnya, Said Ardani diundang menghibur di Inbox SCTV dan D’Academy Indosiar.
"Usai tampil di D'Academy Indosiar paginya saya diminta tampil di Inbox SCTV. Ini barusan saya bamidihin di Inbox," kata Jhon Tralala yang dihuhungi di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Selain di Inbox, lanjut dia, juga Kamis sore tampil di So .. Semprul SCTV dengan host Soimah dan kawan-kawan.
"Ini kesempatan kita memperkenalkan kesenian daerah, Madihin di level nasional. Madihin tak kalah dengan kesenian daerah lainnya," tandasnya.
7. Menjadi Sutradara dan Pemain Teater
Dia juga tampaknya terus mencoba sesuatu yang baru.
Kali ini, pria yang piawai mengocok perut penonton dengan aksi banyolannya ini merambah dunia seni akting dan sutradara.
Ia main di sandiwara rakyat berjudul Saraba Santuk (Serba kena, Red).
Pentas sandirawa rakyat ini sendiri dipentaskan pada Jumat (20/6/2014) di Taman Budaya 5- jalan Brigjen Hasan Basry, Banjarmasin.
8. Dianugerahi Penghargaan
Pernah mendapatkan Anugrah Seni dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada 2016 silam.
9. Gelar Ritual Khusus Sebelum Tampil dan Saat Memiliki Rebana Baru Sebagai Penglaris dan Pelancar Rezeki
Di balik kesuksesannya sebagai pemadihinan, ternyata dia memiliki aktivitas khusus yang diyakininya sebagai pelancar rezekinya di bidang ini.
Sebelum tampil, dia memiliki ritual khusus untuk melancarkan aktivitasnya, yaitu meminum kopi pahit atau manis.
“Itu syarat yang harus saya lakukan, diajarkan oleh almarhum kakek saya yang juga pemadihinan. Terserah saja, kopinya pahit atau manis, sama saja. Padahal saya nggak suka kopi, tetapi sebelum tampil saya harus meminumnya sedikit. Biasanya saya lakukan di rumah,” ujarnya.
Selain itu, dia rutin memandikan rebana atau terbangnya tiap tiga bulan sekali dengan air kembang.
Kembangnya berupa mawar, melati dan kenanga mekar serta yang kuncup.
Sambil memandikannya, dia membaca mantra khusus yang juga diajarkan oleh almarhum kakeknya.
“Termasuk saat saya memiliki terbang baru, sebelum dipakai harus dimandikan dulu. Boleh dipakai setelah dimandikan. Ini fungsinya sebagai penglaris atau ujar orang Banjar namanya pipikat,” terangnya.
10. Pernah Dinaikkan Haji oleh Pak Harto
Puluhan tahun silam, ketenarannya sampai ke telingan mantan Presiden RI, Soeharto saat masih menjabat.
Dia kemudian diundang tampil di Istana Negara dan kemudian diberi ongkos naik haji oleh Soeharto atau Pak Harto.
11. Pernah Dikabarkan Meninggal Dunia
Pada 2015 silam, dia pernah dikabarkan meninggal dunia, namun ternyata tidak benar.
Ternyata yang meninggal dunia itu adalah Bungk Kancil yang merupakan mantan anggota grup lawaknya.
12. Dimotivasi Bermadihin Kocak oleh Yustan Azidin
Awalnya, dia tak suka bermadihin karena madihin tradisional Banjar memiliki pakem tertentu yang baginya sebagai anak muda puluhan tahun silam sangatlah membosankan.
Dia kemudian pernah melihat seseorang melawak yang sangat disukainya.
Dari situ, bakat melawaknya makin jadi.
Sebelum menjadi pemadihinan, dia adalah seorang pelawak yang kerap menghibur teman-temannya sekelas saat SMA.
Dia kemudian memutuskan menjadi pemadihinan dengan konsep madihin kocak karena dimotivasi oleh sahabatnya, almarhum Yustan Azidin yang juga salah satu pendiri Banjarmasin Post.
Diyakininya, madihin kocak ini akan mampu menarik minat anak muda.
13. Meninggal Dunia Karena Sakit Jantung
Dia dilahirkan pada 13 Juni 1959 di Lampihong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan dan meninggal dunia di usia 59 tahun di RS Bhayangkara Banjarmasin pada Selasa (26/6/2018).
Dia dikabarkan meninggal dunia karena sakit jantung.
Almarhum dikuburkan Rabu (27/6/2018) di alkah keluarga di Pasar Arba, Pamangkih, Kalimantan Selatan.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/06/26/seniman-madihin-jhon-tralala-meninggal-dunia-13-fakta-unik-dan-menarik-tentang-sosok-jhon-tralala?page=all
4 . Terbitkan Buku dan Rekam Kaset Tentang Madihin
Sebagai pemadihinan atau seniman madihin, John Tralala tak ingin mati tanpa meninggalkan karya apa pun yang bisa diwariskan ke generasi muda Banjar mendatang.
Oleh sebab itulah dia mendokumentasikan karya-karyanya berupa syair madihin dalam bentuk kaset dan buku.
Sudah ada 12 kaset dan satu buku yang dihasilkannya.
“Kalau kaset itu rekaman penampilan saya. Kalau buku isinya tentang syair madihin kocak karangan saya,” ungkapnya.
Sebelumnya, buku berjudul Syair Madihin Kocak John Tralala telah diterbitkan pada 2015 lalu oleh Taman Budaya Kalsel.
5. Senang Belanja di Pasar Pagi
John Tralala adalah langganan tetap Pasar Pagi.
Hampir tiap Minggu pagi, usai berolahraga, menyempatkan mampir ke Pasar Pagi.
"Tiap minggu ke Pasar Pagi. Hitung-hitung olahraga sambil lihat kehidupan masyarakat Banjarmasin dan ya jelas sekalian belanja," ujarnya sambil terkekeh beberapa tahun lalu kepada Banjarmasinpost.co.id.
Meski tergolong sebagai pesohor tak cuma di Kalsel, John Tralala rupanya tak gengsi membeli pakaian bekas di Pasar Pagi. Menurut dia, banyak pakaian-pakaian unik yang bisa didapat di pasar pagi dan jarang ada di toko-toko pakaian.
6. Tampil di SCTV dan Indosiar
Jhon Tralala bersama anaknya Hendra Wijaya dan muridnya, Said Ardani diundang menghibur di Inbox SCTV dan D’Academy Indosiar.
"Usai tampil di D'Academy Indosiar paginya saya diminta tampil di Inbox SCTV. Ini barusan saya bamidihin di Inbox," kata Jhon Tralala yang dihuhungi di Jakarta, Kamis (16/4/2015).
Selain di Inbox, lanjut dia, juga Kamis sore tampil di So .. Semprul SCTV dengan host Soimah dan kawan-kawan.
"Ini kesempatan kita memperkenalkan kesenian daerah, Madihin di level nasional. Madihin tak kalah dengan kesenian daerah lainnya," tandasnya.
7. Menjadi Sutradara dan Pemain Teater
Dia juga tampaknya terus mencoba sesuatu yang baru.
Kali ini, pria yang piawai mengocok perut penonton dengan aksi banyolannya ini merambah dunia seni akting dan sutradara.
Ia main di sandiwara rakyat berjudul Saraba Santuk (Serba kena, Red).
Pentas sandirawa rakyat ini sendiri dipentaskan pada Jumat (20/6/2014) di Taman Budaya 5- jalan Brigjen Hasan Basry, Banjarmasin.
8. Dianugerahi Penghargaan
Pernah mendapatkan Anugrah Seni dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan pada 2016 silam.
9. Gelar Ritual Khusus Sebelum Tampil dan Saat Memiliki Rebana Baru Sebagai Penglaris dan Pelancar Rezeki
Di balik kesuksesannya sebagai pemadihinan, ternyata dia memiliki aktivitas khusus yang diyakininya sebagai pelancar rezekinya di bidang ini.
Sebelum tampil, dia memiliki ritual khusus untuk melancarkan aktivitasnya, yaitu meminum kopi pahit atau manis.
“Itu syarat yang harus saya lakukan, diajarkan oleh almarhum kakek saya yang juga pemadihinan. Terserah saja, kopinya pahit atau manis, sama saja. Padahal saya nggak suka kopi, tetapi sebelum tampil saya harus meminumnya sedikit. Biasanya saya lakukan di rumah,” ujarnya.
Selain itu, dia rutin memandikan rebana atau terbangnya tiap tiga bulan sekali dengan air kembang.
Kembangnya berupa mawar, melati dan kenanga mekar serta yang kuncup.
Sambil memandikannya, dia membaca mantra khusus yang juga diajarkan oleh almarhum kakeknya.
“Termasuk saat saya memiliki terbang baru, sebelum dipakai harus dimandikan dulu. Boleh dipakai setelah dimandikan. Ini fungsinya sebagai penglaris atau ujar orang Banjar namanya pipikat,” terangnya.
10. Pernah Dinaikkan Haji oleh Pak Harto
Puluhan tahun silam, ketenarannya sampai ke telingan mantan Presiden RI, Soeharto saat masih menjabat.
Dia kemudian diundang tampil di Istana Negara dan kemudian diberi ongkos naik haji oleh Soeharto atau Pak Harto.
11. Pernah Dikabarkan Meninggal Dunia
Pada 2015 silam, dia pernah dikabarkan meninggal dunia, namun ternyata tidak benar.
Ternyata yang meninggal dunia itu adalah Bungk Kancil yang merupakan mantan anggota grup lawaknya.
12. Dimotivasi Bermadihin Kocak oleh Yustan Azidin
Awalnya, dia tak suka bermadihin karena madihin tradisional Banjar memiliki pakem tertentu yang baginya sebagai anak muda puluhan tahun silam sangatlah membosankan.
Dia kemudian pernah melihat seseorang melawak yang sangat disukainya.
Dari situ, bakat melawaknya makin jadi.
Sebelum menjadi pemadihinan, dia adalah seorang pelawak yang kerap menghibur teman-temannya sekelas saat SMA.
Dia kemudian memutuskan menjadi pemadihinan dengan konsep madihin kocak karena dimotivasi oleh sahabatnya, almarhum Yustan Azidin yang juga salah satu pendiri Banjarmasin Post.
Diyakininya, madihin kocak ini akan mampu menarik minat anak muda.
13. Meninggal Dunia Karena Sakit Jantung
Dia dilahirkan pada 13 Juni 1959 di Lampihong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan dan meninggal dunia di usia 59 tahun di RS Bhayangkara Banjarmasin pada Selasa (26/6/2018).
Dia dikabarkan meninggal dunia karena sakit jantung.
Almarhum dikuburkan Rabu (27/6/2018) di alkah keluarga di Pasar Arba, Pamangkih, Kalimantan Selatan.
banjarmasinpost.co.id/khairil rahim
Jhon Tralala
Re-Post by http://migoberita.blogspot.com/ Rabu/27062018/11.35Wita/Bjm