» » » » » » Dari Partai PKS, ormas Terlarang HTI hingga Kerajaan Ubur-ubur

Dari Partai PKS, ormas Terlarang HTI hingga Kerajaan Ubur-ubur

Penulis By on Kamis, 16 Agustus 2018 | No comments

Spanduk Ganti Sistem dan Tegakkan Khilafah Berlogo PKS dan HTI

JAKARTA – Setelah viral video Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyerukan ganti presiden dan ganti sistem bersama Mantan Jubir HTI Ismail Yusanto kini beredar spanduk PKS bersanding dengan HTI.
Spanduk tersebut di posting oleh akun bernama Achmed Al-Munawi. Di bagian kiri terpampang gambar bendera HTI dengan foto Ismail Yusanto. Sedangan di bagian kanan terpampang gambar PKS dengan foto Mardani Ali Sera.

Spanduk tersebut menyerukan ganti sistem dan penegakan khilafah.
“Ganti sistem deklarasi 2019 ganti presiden Jawa Barat. Saatnya khilafah ditegakkan,” demikian bunyi spanduk tersebut.
Achmed Al-Munawi menyesalkan sepanduk tersebut.
“HTI itu sudah dilarang dan terlarang toh? Tapi kenapa PKS masih menyandingkannya,” tulisnya memberi caption foto tersebut.
Achmed juga menjelaskan, foto tersebut diambil di daerah Bandung keluar dari tol pasteur.
“Poto di daerah Bandung keluar dari tol Pateur,” jelasnya. [ARN]

Sentilan Pedas Yenny Wahid ke PKS ‘Kalian yang Mulai Sebarkan Isu Sara’

JAKARTA – Ada hal menarik dalam acara Mata Najwa semalam, ketika PKS dan Demokrat ramai-ramai membual tidak ingin menggunakan isu SARA, Yenny Wahid muncul dan mendadak berang!
Yenny langsung menampar PKS! Ia menyebut bahwa “PKS YANG MEMULAI ISU SARA, YA SEKARANG TANGGUNG JAWAB!”
Kader PKS mendadak ciut, sunyi dan bungkam. Demokrat pun tidak bisa berbuat banyak untuk menolong kader PKS yang terkapar dibogem oleh Yenny Wahid. Mari kita tunggu bagaimana respons PKS. Apakah mereka mulai menyasar Yenny Wahid?
Jawaban itu sontak menjadi jawaban yang membuat Ferdinand Hutahaean kader Demokrat dan kader PKS, ternganga. PKS dan Demokrat terkaget-kaget melihat jawaban dari kader NU yang tulen itu.
BacaApapun Isunya, Jokowi Sasarannya!.
Celetukan Yenny Wahid adalah suara dari mayoritas rakyat Indonesia. Najwa Shihab pun terlihat begitu kaget dan tidak menduga apa yang diucapkan Yenny Wahid itu membangkitkan semangat dan amarah rakyat yang selama ini terpendam dan tidak berani diucapkan.
Yenny Wahid adalah woman of the match di acara Mata Najwa. Bukan Demokrat, bukan Ferdinand. Bukan PKS, bukan saudaranya Mardani itu. Bukan Gus Rommy dalam kapasitasnya sebagai ketua umum PPP. Yenny Wahid membawa nama ayahnya, Gus Dur alias KH Abdurrahman Wahid.
Isu SARA adalah isu yang mudah sekali digoreng. Maka untuk kesatuan bangsa dan negara, perpecahan itu harus dihindarkan, Isu SARA harus dihindarkan.
Bahkan hal ini menjadi sebuah ancaman bagi warga Jakarta. Kita tahu bahwa di Jakarta, sempat terjadi penggorengan isu SARA. Jakarta sempat begitu kelam. Jakarta sempat menjadi kota yang paling intoleran pada pilkada lalu. Ini menjadi sebuah bagian yang paling menjijikkan di dalam sejarah pemilu di Indonesia.
Indonesia begitu suram karena PKS dan Gerindra, menggunakan isu SARA. Bahkan mayat dan ayat pun dipakai untuk mengancam para pemilih Ahok.
Bayangkan lagi, seorang Haji Djarot Saiful Hidayat, seorang muslim taat, bisa-bisanya diusir oleh pendukung Anies dari masjid. Ini menggelikan.
BacaDari Isu ke Isu untuk Kekuasaan.
Dari kasus permainan isu SARA inilah, teriakan Yenny Wahid meletup, membakar dan menyemangati para penonton di studio Mata Najwa. Yenny Wahid dengan berani mengatakan bahwa PKS yang memulai isu SARA. Mereka harus tanggung jawab.
Yenny Wahid membukakan fakta bahwa PKS adalah pemain itu SARA. Ini jelas dan tidak perlu ditafsir jauh. Yenny intoleran terhadap penggunaan isu SARA yang digunakan PKS.
Akan tetapi PKS dan Gerindra masih saja berkelit. Bahkan mereka mengatakan bahwa hal itu adalah “takdir” .
Itu bukan takdir! Itu tragedi! Penggunaan isu SARA masih terasa dampaknya sampai sekarang. Yenny Wahid akhirnya memberanikan diri untuk menjadi sosok yang meneriakkan dan menegur keras, sampai harus menghardik PKS. [ARN]

FKPT Riau: Waspadai Penyebarluasan Radikalisme yang Dibungkus Agama

ISLAMNUSANTARA.COM, Karimun – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (15/8/2018), menggelar kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme di Kabupaten Karimun. Selain memberikan pembekalan kepada penyuluh agama, beberapa tips untuk mewaspadai penyebarluasan radikalisme juga disampaikan.
Sekretaris FKPT Kepri, Indra Syah Putra, dalam sambutan pembukaan mengatakan, merebaknya radikalisme di Indonesia diawali dengan dibukanya kran kebebasan pascareformasi,  yang ditandai dengan munculnya sejumlah organisasi kemasyarakatan yang menunjukkan pandangan dan sikap persetujuan terhadap radikalisme. Kelompok itu salah satu cirinya adanya mengenalkan istilah-istilah bernuansa arab dalam aktifitas keagamaannya, di antaranya dawrah, mabit, halaqah dan sejenisnya.
“Satu sisi kegiatan itu bagus, membuka kesempatan masyarakat memperdalam akidah. Tapi sisi buruknya tak jarang yang menjadi jamaah memiliki kecederungan intoleran,” kata Indra.
Pada tingkatan tertentu, lanjut Indra, jamaah kajian keagaamaan sejenis dawrah, halaqah, mabit dan sejenisnya telah menunjukkan pandangan dan sikap yang menyetujui sikap radikal dalam beragama. “Beberapa di antaranya menyetujui aksi terorisme,” tambahnya.
Dalam sambutannya tak lupa Indra mengingatkan peserta bahwa perang melawan radikalisme dan terorisme adalah tugas bersama. Aparat di pemerintahan dan keamanan tak akan sanggup melawan penyebarluasan radikalisme sendiri.
“Bentengi diri dari radikalisme dan terorisme dengan memperluas wawasan dan pergaulan, datangi kajian-kajian keagamaan yang moderat. Kemampuan kita membentengi diri akan membantu meredam penyebarluasan radikalisme,” pungkas Indra.
Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letkol (Laut) Setyo Pranowo, dalam sambutan mewakili Direktur Pencegahan, mengatakan kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme merupakan  upaya peningkatan kewaspadaan terhadap radikalisme dan terorisme. Dia mendorong penyuluh agama sebagai juru penerangan di masyarakat untuk juga menyebarluaskan ajakan hidup damai.
“Jika ada masyarakat yang memiliki pandangan menyimpang, condong bersikap radikal dan menyetujui terorisme, dekati dan nasehati. Kami yakin bapak dan ibu penyuluh agama memiliki kemampuan melakukan itu,” kata Setyo.
Terkait penguatan kapasitas yang dilakukan,   masih kata Setyo, BNPT dan FKPT ingin memberikan pembekalan kepada penyuluh agama agar aktifitasnya membantu meredam penyebarluasan radikalisme memiliki tingkat keberhasilan yang lebih besar. “Mungkin selama ini bapak dan ibu lebih banyak berdakwah secara lisan. Di sini kami ingin sampaikan, dakwah bisa dilakukan lewat tulisan dan kami membekali, mendorong, sekaligus mengundang bapak ibu untuk berkarya. Nanti karya terbaik akan dilombakan dan mendapatkan hadiah,” pungkasnya.
Selain dilaksanakan di Kabupaten Karimun, Kepulauan Riau, kegiatan Penguatan Kapasitas Penyuluh Agama dalam Menghadapi Radikalisme sudah dan akan diselenggarakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. (ISNU)
Sumber: NU Online
FKPT Riau: Waspadai Penyebarluasan Radikalisme yang Dibungkus Agama
Sumber Berita : http://www.islamnusantara.com/fkpt-riau-waspadai-penyebarluasan-radikalisme-yang-dibungkus-agama/

Denny Siregar: Ma’ruf Amin Kartu AS Jokowi Bungkam Lawan Politik

JAKARTA – Tiba-tiba suara tenang. Padahal sudah mendekati Pilpres 2019, dimana seharusnya saat ini sudah ribut perang opini dan suara-suara kelompok oposisi yang membangun narasi “agama”.
Amien Rais entah dimana, mendadak hilang seperti ditelan bumi. Dari Saudi, Rizieq Shihab mendadak bisu dan tanpa omongan berarti. Eggy Sudjana kelu lidahnya. Si Gatot al Khotot, mungkin sedang sibuk mencuci gamisnya. Si Tengkuzul pun sekarang ngetwit lumayan sopan.
Baca: Ramalan Denny Siregar, Ini Strategi Ormas Radikal dan Khilafah di Tahun 2018
Kelompok 212 yang biasanya sangat berisik dan takbir sambil diliput media, mendadak senyap, seperti kumpulan gagak di waktu malam.
Ruang media kita yang biasanya penuh dengan polusi narasi-narasi perang badar, perang uhud bahkan perang dajjal, tiba-tiba bersih dan nyaman untuk bernafas. Paling cuma Neno Warisman yang sibuk dengan “Ganti Presidennya” meski sekarang wujud Presiden sudah jelas. Tapi itupun tidak banyak pengaruhnya.
Baca: Denny Siregar: Ajal HTI Ditangan Jokowi
Ini semua karena KH Maaruf Amin, kartu as yang dimainkan. Semua menjadi sungkan. Mungkin takut, karena salah membully sedikit kyai sepuh yang dihormati NU, Banser bisa turun tangan. Dan simbol itu ada disamping Jokowi sekarang. Narasi “agama dan ulama” yang sudah lama mereka siapkan, mulai disimpan dilaci-laci berdebu yang nanti lima tahun kedepan akan dibuka kembali.
Akhirnya kita bisa perang opini tentang ekonomi, tentang program, tentang hal-hal yang wajar dan biasa, bukan tentang agama. Mereka mati langkah, bingung dan gamang untuk bicara ekonomi karena itu narasi yang belum mereka siapkan dgn matang.
Tidak mudah mengambil keputusan yang tepat. Karena yang tepat itu belum tentu menyenangkan. Dan harus diakui, dibalik semua kegalauan dan kebaperan yang terjadi, ternyata ada hal penting yang terlewat, yaitu menyelamatkan pesta demokrasi supaya kembali pada relnya.
Baca: Denny Siregar: Jokowi Geram, Para Mafia & Kelompok Radikal Ancam NKRI
Tidak dikotori oleh propaganda-propaganda yang merobek kesucian agama. Tidak akan ada lagi penghinaan terhadap ayat yang dipakai untuk ambisi berkuasa, ataupun untuk menjatuhkan sesama.
Inilah kemenangan langkah yang elegan. Mengancam lawan dengan senjata pamungkasnya. Lawan bungkam. Bahkan bernafaspun sesak dan ludah tercekat dikerongkongan.
Belum selesai. Akan ada satu lagi langkah mematikan yang membuat banyak orang bertekuk lutut dan mengibarkan bendera putih tanda menyerah.
Yaitu ketika Imam Besar mereka dijenguk oleh orang yang lebih dihormati dan terpaksa mencium tangan lawan politiknya, bukan memeluk tubuh seperti yang biasa ia lakukan. Lihat saja. Sementara itu kita seruput kopinya. (SFA)
Sumber: DennySiregar.com
Jokowi dan Ma'ruf Amin
Sumber Opini : http://www.salafynews.com/denny-siregar-maruf-amin-kartu-as-jokowi-bungkam-lawan-politik.html

Denny Siregar Kupas Curhatan Mahfud MD di ILC

JAKARTA – Video curhatnya pak Mahfud MD di ILC lewat di beranda beberapa kali. Ia bercerita tentang kronologis situasi yang membuatnya tidak terpilih menjadi Cawapres Jokowi. Bahkan pak Mahfud menyebut nama-nama yang membuatnya sakit hati, meski ia ucapkan dengan nada tertawa, tapi kita merasakan getirnya nada yang tidak bisa disembunyikannya.
Baca: Denny Siregar: Ma’ruf Amin jurus pamungkas Jokowi
“Saya tidak kecewa. Saya hanya kaget”. Begitu katanya berulangkali. Pernyataan yang bertolak belakang dengan kenyataan. Jika hanya kaget, ia tidak mungkin curhat sepanjang itu di depan televisi nasional lagi. Ia kecewa. Sangat kecewa. Hanya saja ia ingin tampak gagah menceritakannya.
Apakah saya ikut trenyuh mendengarkan curhat beliau? Sebagian diri saya mungkin, tapi sebagian lagi ternyata tidak.
Saya trenyuh, karena saya pasti akan kecewa ketika diangkat, terus dibanting lagi seperti yang didapatkan pak Mahfud MD.
Tapi jika saya seorang Mahfud MD, saya tidak akan mungkin curhat sepanjang itu, disebuah televisi nasional, yang jelas pro pada lawan politik Jokowi, dan membuka aib dimana saya akan menjadi tim suksesnya nanti.
Pahit memang. Tetapi pahit itu harus saya telan dan tidak mungkin saya ungkapkan kedepan publik, apalagi dengan sorot kamera yang terus mencari celah untuk membuat drama supaya situasi makin berpihak kepada lawan politik orang yang harus saya sukseskan nanti.
Baca: Denny Siregar: Bukan tentang Jokowi, Ini pertarungan NKRI Vs HTI
Setidaknya jika saya seorang Mahfud MD, saya akan bicara dengan gagah, dan penuh senyum bicara bahwa itu strategi politik saja supaya pihak lawan salah memilih pasangan.
“Dan kami berhasil…” begitu kata saya jika saya Mahfud MD didepan stasiun televisi dengan penuh kemenangan, yang membuat lawan jatuh mental. Karena saya tahu, bahwa pilpres ini adalah pertarungan, jadi yang harus saya pompakan ke pemilih Jokowi nantinya adalah kekuatan, bukan pelemahan.
Kenapa? Karena saya setuju menjadi tim sukses beliau, jadi harus berbicara untuk kemenangan beliau. Beda jika saya adalah tim sukses lawan, saya akan membuka aib itu segamblang-gamblangnya untuk menghancurkan nama Jokowi karena perilaku koalisinya.
Pak Mahfud jujur, itu sangat bagus. Tetapi politik membutuhkan strategi dan saya rasa itu yang pak Mahfud tidak punyai. Kapan saat kita bicara, kapan saat kita tampil, dan apa narasi yang harus kita bawakan, itu yang penting.
Saya juga harus jujur seperti pak Mahfud, bahwa sesudah beliau curhat panjang didepan televisi, saya malah bersyukur beliau tidak terpilih jadi Wapres. Maaf, ya pak.
Baca: Denny Siregar Ungkap Fakta Kenapa Jokowi Pilih Ma’ruf Amin
Saya sulit membayangkan, ketika banyak langkah pak Jokowi yang tidak sesuai dengan beliau saat menjadi Wapres, pak Mahfud akan curhat lagi ke media mengungkapkan kekecewaannya. Dan itu berbahaya, karena seperti dua kepala bertolak arah. Bahkan bisa jadi malah ada “matahari kembar” di pemerintahan.
Mungkin ada saatnya peristiwa menyakitkan dibuka. Misalnya ketika sudah pensiun dari politik dan menulis buku tentang “apa yang sebenarnya terjadi dan tidak terlihat didepan publik”. Setidaknya itu menunjukkan kelas kita sebagai seorang yang mengemban tugas yang diberikan.
Menjadi tokoh itu sulit. Tetapi menjadi negarawan itu jauh lebih sulit.
Saya ingat film The Sum of All Fears, ketika Presiden Rusia ditanya oleh ajudannya, “kenapa mengakui didepan publik bahwa engkau membom Cechnya padahal bukan kau yang melakukannya?”.
Presiden Nemerov berkata, “Lebih baik orang melihat saya kejam, daripada mereka melihat saya lemah..”
Saya rasa secangkir kopi bisa menjadi pelajaran, bahwa pahitnya adalah kejujuran yang harus kita rasakan, tetapi kita bilang ke semua orang, “kopi ini nikmat sekali..”. Seruput. (SFA)
Sumber: DennySiregar.com
Curhatan Mahfud MD
Sumber Opini : http://www.salafynews.com/denny-siregar-kupas-curhatan-mahfud-md-di-ilc.html

Saran Gus Dur Jika Ada yang Tanya Mengapa Indonesia Tak Dirikan Khilafah

DutaIslam.Com – Dalam sebuah rekaman video KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) sewaktu masih hidup pernah memebrikan saran jika ada orang yang bertanya, mengapa Indonesia tidak mendirikan negara Islam (khilafah). Jawabn Gus Dur simpel.

“Kita tidak perlu bingung-bingung jika diserang orang dengan pertanyaan mengapa tidak membuat negara Islam di Indonesia. Jawabnya gampang saja, “wong nggak wajib”,” ujar Gus Dur.
“Buat ya bagus, nggak buat ya sudah. Indoensia nggak buat karena apa? Karena orangnya macem-macem. Ada Kristen, ada Katolik, ada Hindu, ada Kongwhucu, dan ada macem-macem,” lanjut Gus Dur.

Gus mengatakan, sebab-sebab berdirinya Indonesia ialah mempertahankan keragaman, kebhinnekaan. Gus Dur kemudian menguti pernyataan yang sering diungkapkan Bung Karno yang dikutip dari salah satu Filosof Prancis.

“Alasan berdirinya sebuah bangsa karena kebhinnekaan,” ucap Gus Dur setelah membacakan kalimat asli Filosof Parncis tersebut. [dutaislam.com/pin]
Gus Dur soal khilafah. Foto: Istimewa.
Sumber Berita : http://www.dutaislam.com/2018/08/saran-gus-dur-jika-ada-yang-tanya-mengapa-indonesia-tak-dirikan-khilafah.html

MUI Putuskan Kerajaan Ubur-Ubur Sesat Menista Agama, Pasukan Demo Mana?

DutaIslam.Com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Serang memutuskan ajaran Kerajaan Ubur-ubur sesat dan menyesatkan. Kerajaan ini dinilai dapat dikenai pasal penistaan agama. MUI juga meminta agar kerajaan tersebut dibubarkan dan diproses secara hukum.
"Kerajaan Ubur-ubur dinyatakan sesat dan menyesatkan sesuai pedoman MUI tentang 10 kriteria aliran sesat. Hal tersebut bisa dikenakan pasal penistaan agama," kata Sekretaris MUI Kota Serang Amas Tadjudin kepada wartawan, Serang, Banten, Kamis (16/8/2018) dilansir dutaislam.com dari detik.com.
MUI juga meminta pengikutnya bertobat dan kembali ke ajaran Islam. Keputusan bahwa ajaran yang disampaikan Kerajaan Ubur-ubur sesat ditetapkan dalam pleno MUI Kota Serang dan para ulama.
Ajaran Kerajaan Ubur-ubur yang dilakukan Aisyah Tusalamah yang dinilai menyimpang dan sesat. Pertama, Aisyah meyakini bahwa dirinya merupakan perwujudan Allah dan Sang Hyang Tunggal dan memiliki petilasan di Kota Serang.
Aisyah juga meyakini Muhammad berjenis kelamin perempuan dan lahir di Sumedang, Jawa Barat. Selain itu, mempercayai kepada yang gaib adalah beriman kepada Ratu Kidul.

"Aisyah dan pengikutnya juga berkeyakinan bahwa Kakbah bukan kiblat tempat salat, melainkan hanya rumah nabi tempat memuja saja," ujarnya.

Selain itu, hal yang dinilai menistakan agama adalah statement Aisyah bahwa Hajar Aswad disukai dan dicium orang Islam karena berbentuk kelamin perempuan. Poin-poin ini, menurutnya, mengatakan bahwa Kerajaan Ubur-ubur telah sesat dan menyesatkan.
"Karena itu, harus dibubarkan dan diproses hukum," tegasnya.
Dulu ada demo soal dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama atau ahok. Sekarang ada lagi kelompok yang dinilai MUI telah menistakan agama. Pasukan demo kok belum kelihatan? [dutaislam.com/pin]
Aktivitas kejaan ubur-ubur. Foto: Istimewa.
Sumber Berita : http://www.dutaislam.com/2018/08/mui-putuskan-kerajaan-ubur-ubur-sesat-menista-agama-pasukan-demo-mana.html

Spanduk PKS Bersanding HTI Deklarasikan Khilafah. Kerja Sama?

DutaIslam.Com – Setelah viral video Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menyerukan ganti presiden dan ganti sistem bersama Mantan Jubir HTI Ismail Yusanto kini beredar spanduk PKS bersanding dengan HTI.

Spanduk tersebut di posting oleh akun bernama Achmed Al-Munawi. Di bagian kiri terpampang gambar bendera HTI dengan foto Ismail Yusanto. Sedangan di bagian kanan terpampang gambar PKS dengan foto Mardani Ali Sera.
Spanduk tersebut menyerukan ganti sistem dan penegakan khilafah.

“Ganti sistem deklarasi 2019 ganti presiden Jawa Barat. Saatnya khilafah ditegakkan,” demikian bunyi spanduk tersebut.

Achmed Al-Munawi menyesalkan sepanduk tersebut.

“HTI itu sudah dilarang dan terlarang toh? Tapi kenapa PKS masih menyandingkannya,” tulisnya memberi caption foto tersebut.

Achmed juga menjelaskan, foto tersebut diambil di daerah Bandung keluar dari tol pasteur.
“Poto di daerah Bandung keluar dari tol Pateur,” jelasnya. [dutaislam.com/pin]

Spanduk HTI di Kota Bandung Deklarasi ganti sistem dan khilafah. Foto: Istimewa

Re-Post by MigoBerita / Jum'at/17082018/10.13Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya