» » » » » » » Mengingat kembali "Kemenangan Tipis" Prabowo-Hatta atas Jokowi-Jk di Kalsel tahun 2014, akankah kembali Menang di tahun 2019?!!

Mengingat kembali "Kemenangan Tipis" Prabowo-Hatta atas Jokowi-Jk di Kalsel tahun 2014, akankah kembali Menang di tahun 2019?!!

Penulis By on Selasa, 14 Agustus 2018 | No comments

 







Walau Menang Tipis Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014, TIM GARDU PRABOWO Kalsel tetap Bersyukur
SUAKA - BANJARMASIN. Kemenangan pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa di Kalimantan Selatan pada Pemilihan Presiden, Rabu 9 Juli 2014, TIM relawan Gerakan Rakyat Dukung Prabowo (Gardu Prabowo) Kalimantan Selatan tetap laksanakan syukuran.
Walaupun jagoannya, pasangan calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres) Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa mendapatkan kemenangan tipis dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2014 di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) ini, GARDU PRABOWO Kalsel tetap laksanakan syukuran, "sebagai insan yang beragama, kita wajib bersyukur kepada Allah tuhan sekalian alam atas kemenangan ini, kata Ketua DPD GARDU Prabowo Kalsel, Aspihani Ideris, Rabu (16/7/2014) di markas GARDU PRABOWO Jl. A. Yani Km. 6,700 Kertak Hanyar Kalimantan Selatan seusai acara hajatan selamatan, kepada sejumlah wartawan.
Menurut tokoh Aktifis LSM Kalimantan ini memaparkan, bahwa ia bersama tim relawan Gardu Prabowo Kalsel telah berjuang sangat maksimal, "dalam menghadapi pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 ini, kami bersama tim sudah berjuang dengan maksimal, namun dilaksamal, namun hasil Pilpres 9 Juli 2014 tersebut kemenangan tipis didapatkan, tapi itulah sudah hasil perjuangan tim yang telah dilakukan," ujarnya.
Selanjutnya Aspihani mengucapkan terimakasih kepada semua TIM relawan dan masyarakat yang berjuang tanpa pamrih untuk kemenangan Prabowo-Hatta ini, "saya salut dan kagum, tim sudah dapat membuktikan kemenangan kita di Kalsel ini,. Terimakasih banyak atas kerja keras kalian semua, walau dana swadaya sendiri Alhamdulillah kita dapat memenangkannya, demi ratusan juta rakyat Indonesia yang bermartabat kedepannya," ucap Aspihani.
Aspihani berani mengatakan kemenangan capres dan cawapres nomor urut satu itu berdasarkan laporan dari jaringan GARDU PRABOWO yang tersebar di Kalimantan Selatan.
Data yang terpampang di dinding markas relawan Gardu Prabowo Kalsel itu meliputi 13 kabupaten/kota, dengan hasil Prabowo-Hatta mendapatkan 941.809 suara atau 50,05 persen. Sementara pasangan Jokowi-JK mendapatkan 939.748 suara atau 49,95 persen.
Total suara sah di Kalsel sebanyak 1.881.557 dan suara yang tidak sah atau kartu suara yang rusak sebanyak 38.237. Selisih kedua pasangan kandidat adalah 2.061 suara atau 0,05 persen.
Prabowo-Hatta unggul di tujuh daerah yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tapin, Hulu Sungai Selatan (HSS), Hulu Sungai Utara (HSU), Hulu Sungai Tengah (HST), dan Kabupaten Tabalong.
Sedangkan pasangan Jokowi-JK unggl pada enam kabupaten/kota yaitu di Kota Banjarmasin, Kabupaten Kotabaru, Tanah Bumbu (Tanbu), Tanah Laut (Tala), Barito Kuala (Batola), dan Kabupaten Balangan.
Demikian hasil per kabupaten/kota di wilayah Kalimantan Selatan adalah :
  1. Kota Banjarmasin: Prabowo-Hatta 153.822 dan Jokowi-JK 157.062 suara.
  2. Kota Banjarbaru: Prabowo-Hatta53.698 dan Jokowi-JK 53.191 suara.
  3. Kabupaten Banjar: Prabowo-Hatta 131.493 dan Jokowi-JK125.116 suara.
  4. Kabupaten HSS: Prabowo-Hatta 53.777 dan Jokowi-JK 52.765 suara.
  5. Kabupaten HST: Prabowo-Hatta 79.784 dan Jokowi-JK 52.007 suara.
  6. Kabupaten HSU: Prabowo-Hatta 60.178 dan Jokowi-JK 43.068 suara.
  7. Kabupaten Tala: Prabowo-Hatta 72.095 dan Jokowi-JK 81.892 suara.
  8. Kab Kotabaru: Prabowo-Hatta 57.932 dan Jokowi-JK 88.379 suara.
  9. Kabupaten Tapin: Prabowo-Hatta 58.181 dan Jokowi-JK 37.740 suara.
  10. Kabupaten Tanbu: Prabowo-Hatta 51.812 dan Jokowi-JK 93.242 suara.
  11. Kabupaten Batola: Prabowo-Hatta 70.890 dan Jokowi-JK 71.968 suara.
  12. Kab Balangan: Prabowo-Hatta 29.306 dan Jokowi-JK 32.915 suara.
  13. Kab Tabalong: Prabowo-Hatta 68.841 dan Jokowi-JK 50.403 suara.
Sumber Berita : http://www.suarakalimantan.com/2014/07/walau-menang-tipis-prabowo-hatta-pada-pilpres-2014-tim-gardu-prabowo-kalsel-tetap-bersyukur/

 

Gerakan Relawan Jokowi-Ma’ruf, Optimis Menangkan Pilpres 2019 di Kalsel


SUAKA - BANJARMASIN. Menjelang Pilpres jelang di negeri ini, deklarasi pemenangan kedua pasangan calon presiden terus bergelora. Khusus di Kalimantan, sebelumnya Sabtu (11/8/2018) Gardu Prabowo Kalimantan Selatan mendeklarasikan pasangan Prabowo-Sandiaga, tak kalah cepat gerakan relawan dan kaum pergerakan untuk memenangkan pasangan calon Presiden-Wakil Presiden RI, Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 nanti juga di gelar.
Salah satu aktivis Kalsel, Berry Nahdian Forqan juga melaksanakan serupa dengan Gardu Prabowo Kalsel, ia mengajak agar para relawan dan para kaum pergerakan di Kalimantan Selatan untuk bersama-sama memenangkan duet Jokowi-Ma’ruf Amin.
Sekretaris PWNU Kalsel ini mengatakan, ratusan simpul relawan dan kaum pergerakan nantinya akan berpartisipasi aktif mengkampanyekan memenangkan pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Kami sudah melakukan berbagai konsolidasi dengan para aktivis, kaum pergerakan baik aktivis mahasiswa, tokoh LSM, kaum buruh dan tani, tokoh pengusaha, dai muda, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat, budayawan dan juga politisi lintas partai untuk menjadi relawan yang bekerja menyampaikan visi dan misi kerja pembangunan dari Pak Jokowi dan KH Maruf Amin dalam membangun Indonesia ke depan,” ucap Berry Nahdian Forqan kepada sejumlah wartawan di Banjarmasin, Senin (13/8/2018).
Walau di akuinya pada pada Pilpres 2014 lalu, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla memang kalah dalam kompetisi pengambilan suara di Kalsel. Namun, menurut Berry, hal berbeda akan tersaji pada Pilpres 2019 mendatang.
“Kami optimistis pada Pilpres 2019 nanti, Jokowi-Ma’ruf Amin akan menang mengingat rekam jejak Pak Jokowi yang pro rakyat dan pasangannya seorang kiai yang mumpuni,” ujar Berry.
Menurut dia, pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin ini sudah sangat ideal mewakili nasionalis dan religius, sehingga lebih mudah diterima masyarakat.
“Kami sangat optimistis untuk menyosialisasikan gerakan pemenangan bagi kedua kandidat ini,” ucap politisi PDI Perjuangan Kalsel ini. (TIM)

Bawaslu Diminta Periksa Andi Arief, Sandi Uno, PAN dan PKS

SUAKA - JAKARTA. Ketua umum Relawan Jokowi (ReJo) HM Darmizal MS meminta Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menelisik secepatnya dugaan mahar politik aliran dana Rp 1T kepada dua parpol, sebagaimana yang diungkapkan oleh Andi Arief.
Sebelumnya, Wasekjend Partai Demokrat itu mengungkap jika Cawapres Prabowo Subianto, Sandiaga Uno telah mengguyur dana masing masing sebesar 500 M untuk PAN dan PKS.
Masyarakat Indonesia perlu pembelajaran politik yang semakin mencerdaskan untuk demokrasi yang lebih baik, maka dari itu Bawaslu harus bergerak cepat dengan adanya informasi ini.
"Jangan biarkan kondisi ini makin berkembang tidak beraturan ditengah masyarakat sehingga meningkatkan makin hangatnya suasan politik dalam negeri, atau menunggu laporan dari masyarakat untuk mulai bekerja," jelasnya kepada wartawan Senin (13/8/2018).
Menurut Darmizal, jika merujuk pada UU 7 Tahun 2017 tentang Pemilu maka sumbangan dana kampanye yang melebih batas bisa dikenakan sanksi pidana.
Dimana kata Darmizal, untuk dana kampanye Pilpres dan Pileg, besaran sumbangan dari perseorangan sebanyak tidak boleh lebih dari Rp. 2,5 miliar. Sementara itu sumbangan dari kelompok, perusahaan dan badan usaha nonpemerintah sebanyak tidak boleh lebih dari Rp 25 miliar.
"Jika melebihi batasan itu, maka akan dikenakan sanksi pidana paling lama 2 tahun penjara dan denda paling banyak Rp. 500 juta," jelas mantan Pimpinan Komisi Pengawas Partai Demokrat yang sekarang menjadi Ketua Umum RèJO-Relawan Jokowi ini.
Sebagai pengawas Pemilu, lanjut Darmizal Bawaslu tidak boleh berdiam diri. Apalagi, informasi beredarnya uang 1 T tersebut sudah tersebar ditengah masyarakat yang terinformasi dari berbagai media.
"Alangkah baiknya jika Bawaslu segera memanggil Andi Arief untuk segera dimintai keterangannya atau klarifilasi. Apalagi Andi Arirf sudah menyatakan kesediaanya untuk hal tersebut. Lantas, Bawaslu juga memanggil PAN, PKS dan Sandiaga Uno," jelasnya.
Bawaslu dengan otoritas yang diberikan UU kepadanya mempunyai kewenangan memeriksa, mengkaji, dan memutus pelanggaran, administrasi Pemilu.
"Bawaslu juga mempunyai wewenang memeriksa, mengkaji, dan memutuss pelanggaran politik uang," tegasnya.
Bahkan lebih dari itu, Bawaslu juga punya kewenangan untuk meminta bahan dan keterangan yang dibutuhkan kepada pihak terkait dalam rangka pencegahan dan penindakan pelanggaran administrasi, pelanggaran kode etik, dugaan tindak pidana Pemilu, dan sengketa proses Pemilu.
"Jadi kewenangan Bawaslu sudah jelas diatur dalam UU No 7 tahun 2017," pungkas HM. Darmizal MS, sembari menyebut pepatah mengatakan, tegakkan kebenaran walapun langit akan runtuh.(red)

Dimanakah Suara Pada Pemilu 2019 di 34 Provinsi se Indonesia ?

Sumber : hasil sidang Pleno KPU RI Tanggal 21 Juni 2018
Jabar, Jateng, Jatim (90.450.602) : 50% suara nasional, apabila ditambah dgn Yogya, Banten dan DKI Jakarta (seluruh pulau Jawa) adalah 107.844.868
Berikut hasil sinkronisasi Data Rekapitulasi DPS Pemilu 2019 :
1). Prov. Aceh*
Jumlah tps : 15.597
Pemilih laki- laki : 1.725.971
Pemilih perempuan : 1.777.847
Jumlah total pemilih : 3.503.818
2). Prov. Bali*
Jumlah tps : 12.178
Pemilih laki-laki : 1.517.048
Pemilih perempuan : 1.521
Jumlah total pemilih : 3.038.877
3). Prov. Banten*
Jumlah tps : 33.074
Pemilih laki-laki : 3.757.082
Pemilih perempuan : 3.680.695
Jumlah total pemilih : 7.437.777
4). Prov. Bengkulu*
Jumlah tps : 6.093
Pemilih laki-laki : 702.539
Pemilih perempuan : 684.396
Jumlah total pemilih : 1.386.935
5). Prov D.I Yogyakarta*
Jumlah tps : 11.791
Pemilih laki-laki : 1.326.781
Pemilih perempuan : 1.399.578
Jumlah total pemilih : 2.726.359
6). Prov. DKI Jakarta*
Jumlah tps : 28.322
Pemilih laki-laki : 3.600.617
Pemilih perempuan : 3.629.513
Jumlah total pemilih : 7.230.130
7). Prov. Gorontalo*
Jumlah tps : 3.355
Pemilih laki-laki : 405.600
Pemilih perempuan : 406.953
Jumlah total pemilih : 812.553
8). Prov. Jambi*
Jumlah tps : 11.283
Pemilih laki-laki : 1.213.429
Pemilih perempuan : 1.191.154
Jumlah total pemilih : 2.404.583
9). Prov. Jabar*
Jumlah tps : 136.643
Pemilih laki-laki : 16.239.825
Pemilih perempuan : 16.061.207
Jumlah total pemilih : 32.301.032
10). Prov. Jateng*
Jumlah tps : 115.142
Pemilih laki-laki : 13.703.638
Pemilih perempuan : 13.802.382
Jumlah total pemilih : 27.506.020
11). Prov. Jatim*
Jumlah tps : 130.498
Pemilih laki-laki : 15.091.744
Pemilih perempuan : 15.551.806
Jumlah total pemilih : 30.643.550
12). Prov. Kalimantan Barat*
Jumlah tps : 16.028
Pemilih laki-laki : 1.799.558
Pemilih perempuan : 1.723.757
Jumlah total pemilih : 3.523.315
13). Prov. Kalimantan Selatan*
Jumlah tps : 13.035
Pemilih laki-laki : 1.386.108
Pemilih perempuan : 1.374.252
Jumlah total pemilih : 2.760.360
14). Prov. Kalimantan Tengah*
Jumlah tps : 8.063
Pemilih laki-laki : 885.523
Pemilih perempuan : 833.824
Jumlah total pemilih : 1.719.347
15). Prov. Kalimantan Timur*
Jumlah tps : 10.683
Pemilih laki-laki : 1.234.484
Pemilih perempuan : 1.144.033
Jumlah total pemilih : 2.378.517
16). Prov. Kalimantan Utara*
Jumlah tps : 2.147
Pemilih laki-laki : 223.037
Pemilih perempuan : 203.163
Jumlah total pemilih : 426.200
17). Prov. Kep. Bangka Belitung*
Jumlah tps : 3.784
Pemilih laki-laki : 470.070
Pemilih perempuan : 451.112
Jumlah total pemilih : 921.182
18). Prov.’Kep. Riau*
Jumlah tps : 5.322
Pemilih laki-laki : 717.517
Pemilih perempuan : 679.899
Jumlah total pemilih : 1.397.416
19). Prov. Lampung*
Jumlah tps : 26.078
Pemilih laki-laki : 3.016.295
Pemilih perempuan : 2.877.243
Jumlah total pemilih : 5.893.538
20). Prov. Maluku*
Jumlah tps : 5.302
Pemilih laki-laki : 582.253
Pemilih perempuan : 598.718
Jumlah total pemilih : 1.180.971
21). Prov. Maluku Utara*
Jumlah tps : 3.708
Pemilih laki-laki : 389.060
Pemilih perempuan : 381.004
Jumlah total pemilih : 770.064
22). Prov. Nusa Tenggara Barat*
Jumlah tps : 15.967
Pemilih laki-laki : 1.767.926
Pemilih perempuan : 1.818.115
Jumlah total pemilih : 3.586.041
23). Prov. Nusa Tenggara Timur*
Jumlah tps : 16.647
Pemilih laki-laki : 1.608.237
Pemilih perempuan : 1.668.125
Jumlah total pemilih : 3.276.362
24). Prov. Papua*
Jumlah tps :
Pemilih laki-laki :
Pemilih perempuan :
Jumlah total pemilih :
25). Prov. Papua Barat*
Jumlah tps : 3.939
Pemilih laki-laki : 381.659
Pemilih perempuan : 354.659
Jumlah total pemilih : 736.318
26). Prov. Riau*
Jumlah tps : 17.367
Pemilih laki-laki : 1.884.870
Pemilih perempuan : 1.824.366
Jumlah total pemilih : 3.709.236
27). Prov. Sulawesi Barat*
Jumlah tps : 3.839
Pemilih laki-laki : 431.944
Pemilih perempuan : 429.273
Jumlah total pemilih : 861.217
28). Prov. Sulawesi Selatan*
Jumlah tps : 26.143
Pemilih laki-laki : 2.996.175
Pemilih perempuan : 3.170.759
Jumlah total pemilih : 6.978.381
29). Prov. Sulawesi Tengah*
Jumlah tps : 9.097
Pemilih laki-laki : 1.008.257
Pemilih perempuan : 970.124
Jumlah total pemilih : 1.978.381
30). Prov. Sulawesi Tenggara*
Jumlah tps : 7.773
Pemilih laki-laki : 834.023
Pemilih perempuan : 835.085
Jumlah total pemilih : 1.669.108
31). Prov. Sulawesi Utara*
Jumlah tps : 7.701
Pemilih laki-laki : 936.730
Pemilih perempuan : 913.838
Jumlah total pemilih : 1.850.568
32). Prov. Sumatera Barat*
Jumlah tps : 16.516
Pemilih laki-laki : 1.780.627
Pemilih perempuan : 1.830.768
Jumlah total pemilih : 3.611.395
33). Prov. Sumatera Selatan*
Jumlah tps : 16.903
Pemilih laki-laki : 2.912.753
Pemilih perempuan : 2.857.047
Jumlah total pemilih : 5.769.800
34). Prov. Sumatera Utara*
Jumlah tps : 41.394
Pemilih laki-laki : 4.598.148
Pemilih perempuan : 4.673.388
Jumlah total pemilih : 9.271.536
Total keseluruhan jumlah TPS : 779.412.
Total keseluruhan pemilih laki-laki : 91.129.526.
Total keseluruhan pemilih perempun : 91.319.914.
Total jumlah pemilih keseluruhan se Indonesia se Jumlah pemilih : 182.449.440.*

Emak-emak Jokowi Fakta, Emak-emak Sandiaga Fiktif

Memang sulit menerima fakta bahwa emak-emak Jokowi jauh lebih militan dan kerja nyata. Apa yang dikerjakan oleh Joko Widodo menginspirasi barisan emak-emak ini. Joko Widodo beruntung memiliki barisan Emji alias Emak-emak Militan Jokowi. Barisan ini benar-benar militan. 
Mereka bahkan dengan berani dan dengan data yang cukup, memperkarakan dua orang yang diduga makar, yakni si Mardani Ali Sera dan Neno Warisman, mantan pedangdut di era opung gue.
Memang sulit menerima fakta bahwa di bawah barisan Emji alias Emak-emak Militan Jokowi ini, Mardani dan Neno sekarang sedang saling ketakutan dan gemetaran di pojokan ruangan sempit yang penuh dengan spanduk ganti presiden itu. Di bawah kaki para wanita emak-emak militan Jokowi, mereka bertekuk lutut.
Pasukan Emji alias Emak-emak militan Jokowi ini benar-benar mempertontonkan keperkasaan wanita di hadapan Mardani dan Neno Warisman. Dua orang dilaporkan dengan dugaan makar. Kok makar? Ganti presiden. Ini adalah gerakan yang dianggap oleh beberapa ahli hukum sebagai gerakan makar.
Salah satunya adalah profesor ilmu hukum bernama Romli Atmasasmita. Tagar itu dikeluarkan pada tahun 2018 karena mengajak makar terhadap pemerintahan yang sah. Tak hanya melanggar pemilu, Romli juga menyebutkan bahwa tagar yang digunakan itu adalah menyalahi KUHP. Kok bisa?
Mari kita simak cuitan Romli Atmasasmita di dalam twitter yang menjelaskan panjang lebar mengenai gerakan yang dianggap makar itu. Cuitan ini sudah diretweet dan seharusnya dipakai sebagai barang bukti pelaporan.

@romliatma: akhir2 ini thn politik semakin gaduh jauh melampaui batas toleransi spt fitnah dn kritik tanpa sebab dn tanpa didukung fakta yg benar semangat kampanye sdh disuarakan jelas melanggar ketentuan tahapan pemilu.
@romliatma: jika diamati tagar dn ajakan ganti presiden 2019 jelas melanggar uu pemilu/pilpres shrsnya terjadi di thn 2019.
@romliatma: masa kampanye pilpres pasti bkn hr ini atau slm 2018 pastinya thn 2019.
@romliatma: jika tagar ganti pres 2019 sdh dikemukakan thn 2018 sm sj mengajak makar thdp pmthn yg sah krn saat ini presiden adlh pres yg sah diplilih rakyat dn pilihan thn 2018 u pilpres 2019 jelas melanggar uu pemilu dn kuhp.
@romliatma: tagar tetap pres2019 sama kelirunya dn melanggar uu pemilu.
@romliatma: yg buat uu pemilu termsk treshold bagi parpol pengusung capres ya amggota dpr justru yg tdk patuh jg angota dpr.

Awalnya, tagar ganti presiden itu dibuka oleh Mardani Ali Sera dan Neno Warisman mengikutinya. Mereka akan berjuang mengawal pemilu yang jujur. Katanya sih begitu. Tapi siapa yang percaya, ketika seorang emak-emak bernama Susi Ferawati dibully di Car Free Day oleh bajingan berbaju ganti presiden?
Kejadian ini begitu mengerikan. Mengkhawatirkan akan menjamur menjadi gerakan persekusi 2019. Buka lagi ganti presiden 2019, tapi gerakan persekusi 2019. Menggelikan. Bahkan mereka ini tidak dipidana. Di mana polisi?
Yang dipidana itu seharusnya bukan pelakunya, tapi otaknya. Mardani Ali Sera. Mengkhawatirkan. Mengerikan dan menista wanita.
Mardani dan Neno akhirnya dilaporkan emak-emak. Emak-emak militan Jokowi memamerkan otot-otot raksasa mereka di hadapan Mardani dan Neno yang membuat Mardani yang sepertinya merupakan mantan atlet senam mulut itu gemetar, keringat dingin dan histeris. Dekapan erat dari emak-emak militan Joko Widodo ini kepada Mardani, membuat dirinya semakin tidak berkutik.
Sambil sedikit berkeringat, emak-emak Jokowi ini terlihat memamerkan keperkasaan mereka. Penulis akan mengajak para pembaca untuk berfantasi sedikit.
Emak-emak Jokowi. Jangan main-main dengan mereka. Mereka adalah orang-orang yang biasa memegang panci dan kuali untuk memasak. Tubuh mereka terlatih. Sebagian dari mereka mungkin berolahraga rutin dan memiliki tubuh yang kekar.
Mardani dan Neno Warisman bukanlah orang yang sepantaran untuk diajak gelut oleh emak-emak. Jika perlu, emak-emak militan Jokowi itu mudah saja menekuk mereka. Memaksa mereka berlutut di hadapan mereka. Satu lawan dua? Kecil.
Salah satu korban adalah Susi Ferawati, perempuan yang tidak berkutik dikeroyok, membangkitkan amarah kaum emak-emak terhadap penggagas gerakan ganti presiden.
Jangan gelisah. Otot emak-emak itu siap meremukkan satu per satu tulang-tulang dan konstruksi yang sudah dibangun untuk ganti presiden. Dengan kekuatan mereka, mereka akan menekuk besi-besi, bahkan beton pancang untuk sebuah gerakan tanpa tujuan, gerakan ganti presiden.
Begitulah emak-emak.
Sumber Opini : https://seword.com/umum/emakemak-jokowi-fakta-emakemak-sandiaga-fiktif-RxrQ4sK76

Wkwkwk! Panasnya Hawa Jakarta Gegara Rebutan Kursi Wagub Eks Sandiaga!

Dalam sebuah polling yang diselenggarakan oleh Seword terkait nominasi calon wakil gubernur DKI Jakarta pengganti Sandiaga Uno, sejauh ini AHY masih unggul dengan angka 79%, dibanding Mardani Ali Sera yang hanya mendapat 21% suara. Polling sudah diikuti oleh sekitar 2.500 netizen. Polling ini masih akan berlangsung sampai 3 hari ke depan. Jadi bagi pembaca yang belum mengikutinya, monggo. Salurkan aspirasi anda.
www.google.com 
Lain halnya dengan apa yang terjadi di jajaran pemerintahan DKI Jakarta saat ini. Tercium hawa yang makin panas. Masalahnya kedua partai pengusung Anies – Sandiaga, Gerindra dan PKS nampaknya sedang berebut kursi panas yang sudah ditinggalkan oleh Sandiaga. Kursi itu masih terasa hangat. Ibarat air mata yang masih basah, belum kering, akibat perpisahan yang terpaksa. Eh, sudah dipaksa lagi buat memilih penggantinya. Terus ribut-ribut sendiri. Gontok-gontokan. Seru nih!
Awalnya, Presiden PKS Sohibul Iman menyebut partainya seharusnya punya peluang besar untuk mengisi jabatan wakil gubernur DKI Jakarta yang ditinggal Sandiaga Uno. Menurut Sohibul, secara aturan, yang bisa menggantikan posisi Sandiaga adalah kader PKS atau Partai Gerindra. Sebab, pengusung Sandi di Pilkada 2017 adalah dua partai tersebut. Namun demikian, pada Pilpres 2019, PKS telah memberikan kewenangan penuh kepada Prabowo untuk memilih calon wakil presidennya. Sehingga, kata Sohibul, seharusnya kini giliran Partai Gerindra yang memberi wewenang kepada PKS untuk mengisi jabatan wagub DKI. "Tetapi tentu dari PKS memberikan posisi wakil presiden, tentu mereka (Partai Gerindra) memberikan hak prioritas kepada PKS untuk menjadi wagub," tutur Sohibul.
Diduga PKS sedang menyiapkan calon-calonnya. Mardani Ali Sera sudah menyatakan siap untuk ditunjuk menjadi wakil gubernur pengganti Sandiaga. Sedangkan Ahmad Heryawan (Aher) tiba-tiba diminta DPP PKS untuk mundur dari pencalegan DPR RI di Pemilu 2019. Sepertinya sudah tinggal ketok palu nih.
Namun, ternyata sikap ini mendapat tanggapan keras dari pihak Gerindra. Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra DKI Iman Satria meminta Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak ngotot untuk menduduki jabatan wakil gubernur yang kosong setelah ditinggalkan Sandiaga Uno. Iman meminta PKS mengikuti aturan yang ada dalam pemilihan wagub. Menurut Iman, dalam Undang-Undang (UU) Nomor 10 Tahun 2016, pasal 176 ayat (1) menyatakan setiap kepala daerah yang meninggalkan jabatannya harus melalui mekanisme pemilihan oleh legeslatif berdasarkan usulan dari partai politik pengusung. "Ini jelas loh. Jadi, kok malah ngotot banget. Sudah lah ikuti aturan main saja,’’ kata Iman dilansir jpnn.com.
Selanjutnya, Iman menegaskan, ayat (2) pasal yang sama menyatakan, partai pengusung mengusulkan dua orang kandidat kepada legeslatif melalui kepala daerah dipilih dalam rapat paripurna DPRD. Oleh karena itu, ketua komisi D DPRD DKI ini mengaku bingung dengan sikap PKS yang menganggap kursi tersebut milik mereka. ’’Masak mau menang sendiri saja. Kalau saya, ikuti aturan main. Satu PKS dan satu Gerindra. Nanti dipilih. Kalau PKS lagi, menang banyak dong,’’ jelas dia. Iman mengingatkan, dua partai pengusung sama-sama mempunyai hak mengajukan kadernya sebagai pengganti Sandiaga.
Menurut seorang pengamat politik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrio, agar adil, lebih baik jabatan itu diberikan kepada PKS. Juga karena PKS sudah banyak mengalah. "PKS sudah memberikan kesempatan pada Gerindra, di Jakarta ngalah, Jabar ngalah, Pilpres juga mereka ngalah juga. Makanya saran saya sih yang ini (Wagub) dikasih ke PKS saja. Bahkan, mustinya sosok Mardani nggak ada masalah buat PKS ya," ujar Hendri.
Namun dari berita terbaru dari cnnindonesia.com, justru Gerinda dikabarkan sudah menyiapkan 3 kandidat sebagai pengganti Sandiaga, yang akan diajukan dalam rapat paripurna DPRD DKI Jakarta. Ketiga calon itu adalah Ketua DPD DKI Jakarta Muhammad Taufik, Ketua DPP Ahmad Riza Patria dan Rani Auliani, anggota DPRD DKI dua periode.
Makin panas dong ya. Nah, apakah PKS akan mengikuti prosedur dengan mengusung calon sebanyak Gerindra? Ikutin prosedur tapi sambil ngomel? Atau sambil berbesar hati? Kita ikuti saja perkembangannya.
(Sekian)
Tulisan-tulisan saya yang lain bisa dibaca di sini : Ninanoor
Sumber:
Credit foto : tribunnews.com

Soal Pengalaman dan Bacaan Qur’an, Jokowi Lebih Unggul dari Prabowo, Mana Yang Lebih Pantas Dipilih?

Jokowi sering diserang persoalan yang sebenarnya kurang urgen, jika dikaitkan dengan jabatan presiden. Salah satu hal yang sering menjadi bahan gorengan lawan politik Jokowi adalah tentang kemampuan Jokowi dalam membaca Qur’an dan saat jadi imam shalat. Banyak yang menghujat kalau bacaan Qur’an Jokowi belepotan. Mereka terus menyerang sisi ini, padahal kinerja Jokowi luar biasa. Namun meskipun tidak urgen, framing Jokowi tak becus baca Al-Qur’an cukup ampuh juga. Banyak masyarakat yang terpengaruh.
Jika Jokowi ditandingkan dengan ulama seperti TGB dan Abdul Shomad, saya tidak akan membantah. Bacaan Qur’an Jokowi bisa dikatakan tidak sebagus TGB dan Abdul Shomad. Yang ironis, sosok yang mereka tandingkan dengan Jokowi sebenarnya adalah sosok yang tidak becus membaca Al-Qur’an. Anehnya, ada sebagian masyarakat yang terlanjur terpengaruh, namun tak bisa melihat persoalan ini. Saya berani bertaruh, jika bacaan Qur’an Jokowi diadu dengan Prabowo, maka Jokowi lah yang lebih unggul. TGB sendiri telah mengakui kalau bacaan Qur’an Jokowi terang.
Sebenarnya saya bingung, Jokowi unggul dalam beberapa hal dari Prabowo, tapi mengapa masih banyak yang enggan mendukung Jokowi? Harus dengan cara apalagi untuk menjelaskan jika Jokowi jauh lebih baik dibanding Prabowo?
Jokowi sebenarnya sudah membuktikan bahwa dirinya memang lebih baik dari Prabowo sejak di Pilpres 2014. Meskipun tidak diunggulkan, nyatanya Jokowi mampu mengalahkan Prabowo. Jokowi memang bukan politisi karbitan. Sebelum jadi presiden, Jokowi sudah merintis jadi wali kota, gubernur, dan akhirnya presiden. Soal mengelola pemerintahan, pengalaman Jokowi bisa dikatakan sudah sangat matang.
Sebaliknya, pengalaman apa yang dimiliki Prabowo selain militer? Dunia militer tidak sama dengan dunia pemerintahan. Prabowo juga tak pernah menjadi wali kota, gubernur, anggota DPR, bahkan menteri. Pengalaman Prabowo nyaris hanya di militer. Apa yang bisa diharapkan dari seorang yang hanya memiliki pengalaman militer saja?
Bukan tanpa alasan jika Jokowi akhirnya menang di Pilpres 2014 meskipun tidak diunggulkan. Selain pengalaman yang matang, Jokowi juga religius. Jokowi orang yang pasrah kepada Tuhan. Jokowi tidak ambisius untuk menang. Menang dan kalah adalah hal yang biasa dalam pertandingan. Jokowi bertarung dengan dua persiapan, siap menang dan siap kalah. Apapun hasilnya, itu sudah sesuai dengan kehendak Tuhan. Pembaca bisa melihat sendiri betapa Jokowi sangat tenang dan santai bertanding di Pilpres.
Mau diadu soal prestasi? Saya kira prestasi Jokowi sudah terpampang dari Sabang sampai Meraoke. Jokowi membangun infrastruktur di berbagai wilayah di Indonesia. Wilayah-wilayah terpencil mendapat sentuhan tangan Jokowi. Dibantu menteri-menteri yang tangguh dan militan, Jokowi berhasil membawa Indonesia lebih baik dan disegani negara tetangga.
Lalu apa prestasi Prabowo? Kiprah Prabowo nyaris hanya di dunia militer saja. Itu pun tidak lepas dari kontroversi. Ada isu yang mengatakan bahwa Prabowo terlibat penculikan saat kerusuhan tahun 1998. Selebihnya, tidak ada hal yang bisa dibanggakan dari Prabowo selain uang tentunya. Kekayaan Prabowo jauh di atas Jokowi. Dalam hal ini, Jokowi memang kalah dari Prabowo. Jokowi tak sekaya Prabowo.
Mau diadu soal bacaan Qur’an dan pengamalan ibadah?
Saya kira pembaca sudah melihat sendiri beberapa kali Jokowi menjadi imam shalat. Tidak hanya di dalam negeri, di Afganistan pun Jokowi jadi imam shalat. Di Indonesia, Jokowi pernah menjadi imam dimana ma’mumnya adalah tokoh agama seperti Din Syamsudin dan Lukman Hakim Saifuddin. Terkini, Jokowi mengimami TGB, yang notabene seorang ulama alumni Al-Azhar Mesir.
Artinya apa? Soal bacaan Qur’an dan pengamalan ibadah, Jokowi sudah terbukti. Lalu bagaimana dengan Prabowo? Adakah yang pernah mendengar bacaan Qur’an Prabowo? Adakah yang pernah melihat Prabowo jadi imam shalat? Adakah yang pernah mengetahui kalau Prabowo rajin puasa senin kamis?
Kalau memang bacaan Qur’annya Prabowo bagus, sering menjadi imam shalat, rajin puasa senin kamis, bolehlah kalau dia dipertandingkan dengan Jokowi. Namun sayangnya realitanya tidak seperti itu.
Saya ingin bertanya kepada pembaca di seluruh Indonesia, kira-kira mana yang lebih pantas dipilih? Bukannya yang kinerjanya bagus, pengalamannya matang, dan bacaan Qur’annya bagus, sering jadi imam shalat, rajin puasa senin kamis yang lebih pantas dipilih? Silahkan dijawab pakai hati nurani.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/soal-pengalaman-dan-bacaan-quran-jokowi-lebih-unggul-dari-prabowo-mana-yang-lebih-pantas-dipilih-QED9OehrN

Drama Super Menegangkan Pemilihan Cawapres

Tahun politik memang sering menimbulkan ketegangan. Sebelum ketegangan memuncak pada masa kampanye dan proses pemilihan tahun 2019 nanti, ternyata ketegangan sudah muncul pada awal penentuan Cawapres. Ketegangan penentuan Cawapres jauh lebih tegang dari mencari sosok Capres. Sosok Capres dari dulu sudah terkutub pada dua sosok yaitu Jokowi sebagai petahana dan Prabowo sebagai oposisi.
Keputusan yang telah di ambil oleh kubu Jokowi maupun kubu Prabowo Subianto dalam pemilihan calon wakil presidennya masing-masing telah mengejutkan banyak pihak. Bagaimana tidak nama seperti Ma’ruf Amin dan Sandiaga uno pada awalnya luput dan tidak disangka oleh publik akan dipilih oleh masing-masing kandidat capres tersebut.
Drama yang terjadi pada keputusan penetapan nama Cawapres yang pilih Jokowi dan Prabowo ini, dapat dibedah dengan teori Powercube (kubus kekuasaan) dari John Gaventa. Pada teori ini secara umum, kekuasaan dipahami sebagai kontrol seseorang atau kelompok terhadap orangatau kelompok lain.
Gaventa mengatakan kekuasaan itu bermain pada tiga dimensi, yaitu dimensi Level, dimensi Ruang, dan dan dimensi bentuk. Pada kesempatankali ini izinkan penulis menjabarkan bagaimana dinamika pada pemilihan cawapres menggunakan salah satu dari dimensi tersebut, yakni Dimensi Ruang. Dimensi ruang pun terbagi menjadi tiga, yakni Ruang yang diciptakan, Ruang yang diperkenankan, dan Ruang rahasia.
Ruang yang diciptakan atau diklaim, ini merupakan ruang khusus dari masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaan. Cornwell menyebut ruang ini sebagai ruang ‘organik’ yang muncul terlepas dari perhatian umum dan bisa memunculkan mobilisasi masyarakat seperti dalam hal menghadapi isu-isu tertentu ataumenggalang kekuatan bersama dalam memperjuangkan kepentingan umum.
Pada dimensi Ruang yang diperkenankan masyarakat diperkenankan untuk mengikuti dan mengetahui proses dari sebuah pengambilan kebijakan maupun pengambilan keputusan.Kaitanya bisa disaksikan dari cara yang dimainkan oleh kubu Jokowi dalam memberikan informasi terkait nama calon wakil presidennya.
Hal itu dapat kita lihat pernyataan yang disampaikan oleh ketua PPP Romahurmuziy atau yang sering dikenal dengan Romi. Ia menyuguhkan kepada publik bahwa ada 10 nama yang akan menjadi pendamping Jokowi. pada awalnya 10 nama tersebut tidak disebutkan oleh Romi, namun pada akhirnya Romi pun menyebutkan nama-nama tersebut kepada awak media.
Jokowi tentu melihat kriteria sejumlah alternatif Cawapres.Penentuan itu tinggal dilihat dari Prabowo Cawapresnya siapa. Jika Prabowo sudah menentukan cawapresnya, berarti Jokowi milih cocoknya si A, misalnya. Begitu juga Prabowo juga sama.
Sedangkan pada kubu Prabowo Subianto, sedikit berbeda. Dimana Ruang ini disajikan lebih kecil. Publik hanya menyaksikan proses tarik ulur antara Prabowo dengan partai-partai koalisinya. Pada awalnya santer terdengar kabar bahwa Koalisi Gerindra-PKS-PAN terancam bubar dikarenkan Prabowo telah memutuskan akan berkoalisi dengan Partai demokrat dan memilih Agus Harimurti Yudhoyono sebagai cawapresnya. Namun akhirnya sepakat memutuskan nama Sandiaga Uno.
Pada Akhirnya banyak publik terkejut terhadap keputusan yang diambil oleh Jokowi maupun Prabowo. Karena hal ini terjadi menjelang akhir pendaftaran Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden kepada KPU dan banyak masyarakat yang tidak menduganya.
Ruang rahasia, sebagai tempat pembuat kebijakan, dan dihuni oleh aktor ataupun elit yang memiliki pengaruh. Keputusan-keputusan yang diciptakan di “belakang pintu”. ruang dalam merumuskan kebijakan dan membuat keputusan di setting rahasia.
Sebelumnya tidak banyak yang tahu terhadap nama calon wakil presiden yang telah diputuskan oleh Jokowi maupun Prabowo. Bahkan Mafud MD punbaru mengetahui bahwa yang di calonkan bukanlah dia, tetapi Ma’ruf Amin beberapa jam sebelum keluar pernyataan resmi dari Jokowi beserta partai koalisinya.
Banyak yang menduga telah terjadi penetrasi yang dilakukan oleh Cak Imin sebagai ketua umum PKB dan tokoh-tokoh lain di dalam koalisi kepada Jokowi, sehingga diputuskannya nama Ma’ruf Amin.
Begitupula seperti Partai Demokrat yang terkejut terhadap manufer yang dilakukan Prabowo Subianto yang akhirnya memilih nama Sandiaga Uno.Langkah Prabowo ini mengundang komentar dari Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief yang ia tuliskan di akun twitternya.
Andi terlihat marah terhadap keputusan yang diambil oleh Prabowo untuk kembali mendekat kepada PKS dan PAN hingga memutuskan nama Wakil Gubernur Jakarta Tersebut sebagai cawapresnya.
Ia menyatakan telah terjadi praktik politik kotor yang dilakukan oleh Sandiaga Uno yang memberikan uang sebesar 500 Miliar masing-masing kepada PKS dan PAN untuk memilihnya menjadi calon wakil presiden dari koalisi Gerindra, PKS dan PAN. Dari kedua hal tersebut dapat dilihat bagaimana kekuasaan bermain pada ranah ruang yang rahasia dan tidak dapat diakses oleh publik bahkan elite-elit tertentu yang terlibat di proses tersebut.
Konon katanya apabila PKS dan PAN terbukti menerima mahar politik 500 milyar, maka keduanya terancam dilarang ikut Pemilu tahun 2024. Tapi saya tidak yakin ada orang/ lembaga yang mampu membuktikan mahar politik ini.
Sumber :
Sumber Opini : https://seword.com/politik/drama-super-menegangkan-pemilihan-cawapres-3hy1zSe71 

9 Meme Jokowi Vs Prabowo ini Dijamin Bakalan Bikin Tersenyum Damai

Seperti yang tertera pada judul, langsung saja berikut adalah meme-meme seputar Jokowi vs Prabowo yang bakalan menghibur hari-hari mu, check it out
1.Yang penting tujuannya sama untuk memajukan Indonesia menjadi lebih baik
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgtzmSBWl1ATeGis6-PI0KhIQTW4BhVBek5b3MA50U4L6PoCMGzivO_rFUSqtx86ZO6hkKFr3B3qQYB3ny0cTQfdSnUSXEVVqMzHICPLX5UZXF1PodHdrfpKR95Oc-po3oxEZzZ8iA5wZY3/s1600/Koleksi+Gambar+Lucu+Pilpres+2014+-+5+-+Prabowo+dan+Jokowi+-+www.klik-fb.com.jpg
2. Damai itu indah! Rakyatnya juga kudu damai!
https://terongist.files.wordpress.com/2014/08/11768-gambar-impian-capres-jokowi-dan-prabowo19.jpg
3. Naruto vs Sasuke
http://static.pulsk.com/images/2014/06/16/539e40bbd922c_539e40bbda1d1.jpg
4. Saling mendukung dan menyemangati
https://static.simomot.com/wp-content/uploads/2014/05/gambar-impian-capres-jokowi-dan-prabowo14.jpg
5. Yang penting tujuannya untuk Indonesia yang tambah jaya
https://static.simomot.com/wp-content/uploads/2014/05/gambar-impian-capres-jokowi-dan-prabowo10.jpg
6. Setuju nih, nggak perlu gontok-gontokan
https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTHoA6SdKo_fgrmCMeFFHmhC8iA403iAvakfTLFyiUQVsE5Qc5ObQ
7. Saling mendoakan
https://static.simomot.com/wp-content/uploads/2014/05/gambar-impian-capres-jokowi-dan-prabowo2.jpg
8. Rukun itu indah! Rakyatnya juga kudu rukun!
https://simomot.files.wordpress.com/2014/04/gambar-lucu-capres6.jpg?w=700
9. Kalau tidak mau hidup susah ya jangan malas!
https://www.facebook.com/Habibarifin23/
Nah itu dia 9 meme tersebut. Apakah kamu terhibur? Jika kamu merasa terhibur, jangan lupa ajak kerabat atau teman-teman kamu untuk membaca UC News setiap hari supaya bisa sering-sering tertawa bersama. Terimakasih telah mengunjungi artikel ini dan semoga terhibur.
Jangan lupa untuk download aplikasi UP Station di Google Play dan App Store. Follow akun sosial media kami di:
Facebook: UP Station Indonesia
Instagram: @upstation.id
Sumber : UC News
Sumber Berita : https://www.upstation.id/9-meme-jokowi-vs-prabowo-ini-dijamin-bakalan-bikin-tersenyum-damai/

Re-Post by MigoBerita / Rabu/15082018/10.03Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya