Alasan Ketua Pemuda Muhammadiyah Mundur ASN Demi Prabowo - Sandi
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak bersedia mencopot statusnya sebagai aparatur sipil negara (ASN) pasca-didapuk menjadi koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Saya sudah menyampaikan mundur sebagai ASN kemarin," kata Dahnil saat dihubungi Tempo pada Jumat, 21 September 2018.Baca: Kata Ketua Pemuda Muhammadiyah Soal Sebutan Ulama Sandiaga Uno
Dahnil memutuskan bersedia membantu tim pemenangan Prabowo-Sandiaga setelah dipinang sebulan sebelumnya. Ia yang berstatus sebagai dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, pun mengambil langkah untuk tak melanjutkan statusnya sebagai abdi negara.
Menurur Dahnil, netralitasnya sebagai ASN terganggu bila ia terlibat tim pemenangan. Apalagi, bila ia berakrobat menjadi pejabat pemenangan. Lagi pula, ujar dia, pemilihannya masuk ke jalur politik berbenturan dengan kode etik sebagai ASN. Karena itu, ia memilih mengundurkan diri sebagai ASN.
Baca: Sohibul Klaim Tokoh-tokoh Muhammadiyah Gabung ke Timses Prabowo
Ia memutuskan bergabung dengan tim pemenangan Prabowo-Sandiaga bukan keputusan mendadak. Dahnil sempat menimbang-nimbang pinangan dari kubu Prabowo. Ia mengaku telah melakukan kajian cukup panjang dalam menelaah pasangan Prabowo-Sandiaga.
Adapun jabatannya sebagai pentolan di Muhammadiyah tidak akan dilepas. Menurut dia, organisasi yang menaunginya itu bisa memilah kepentingan politik dan agama. Kendati bakal muncul persepsi publik lantaran jabatan strategisnya di Muhammadiyah, Dahnil mengaku tak terganggu.
Ia menekankan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang sudah matang. "Umur Indonesia dan Muhammadiyah saja lebih tua Muhammadiyah. Muhammadiyah sudah 86 tahun. Jadi saya yakin kami akan dewasa bersikap," katanya.
Baca: Presiden PKS: Bendahara PP Muhammadiyah Masuk Tim Prabowo
Ia juga beralasan, jabatan sebagai ketua umum di Muhammadiyah juga tak lama lagi. Ia akan lengser pada November 2018 nanti dan memutuskan tidak meneruskan tugasnya sebagai pengurus inti Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah.
Di Badan Pemenangan Nasional, Dahnil menjabat sebagai koordinator juri bicara. Ia mengatakan dirinya bakal menciptakan formula kampanye sehat dan menyenangkan tanpa isu SARA dan saling serang yang tidak sehat.
Sumber Berita : https://pilpres.tempo.co/read/1128637/alasan-ketua-pemuda-muhammadiyah-mundur-asn-demi-prabowo-sandi/full&view=ok
Sumber Pic : https://www.ngopibareng.id/timeline/fikih-muhammadiyah-awalnya-tak-beda-dengan-nu-kini-ini-penjelasannya-859527
Ke Mana Suara Muhammadiyah di Pilpres 2019?
Jakarta, (Tagar 17/10/2018) - Dua organisasi massa Islam terbesar, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menjadi rebutan Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo-Sandiaga dalam Pilpres 2019 mendatang.Kader NU sudah menunjukkan kode dukungan pada pasangan Jokowi-Ma'ruf. Lalu, bagaimana dengan Muhammadiyah?
Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai suara Muhammadiyah untuk Pilpres 2019 diperkirakan berlabuh untuk Prabowo-Sandiaga.
"Suara Muhammadiyah relatif solid dan jarang terbelah. Bukan hanya kemungkinan, bisa dipastikan ke Prabowo-Sandi," jelas Adi saat dihubungi Tagar News, di Jakarta, Rabu (17/10).
Mengapa demikian? Adi yang juga Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini menjelaskan ada dua alasan kecenderungan yang dapat dipastikan suara Muhammadiyah akan ke pasangan Prabowo-Sandi.
Pertama, kata Adi, secara organisatoris Muhammadiyah netral dan tak partisan karena menggawangi umat. Namun, jika dilihat dari sejarah, Muhammadiyah dulunya berdiri sebagai kanal politik kaumnya.
"Tapi person-personnya sejak dulu sudah berafiliasi secara politik, terutama ke PAN. Bahkan PAN didirikan sebagai kanal politik bagi kaum Muhammadiyah," terang Adi.
Apalagi, tokoh Muhammadiyah, yakni Amien Rais merupakan tokoh politik senior dalam kepartaian. "Dan PAN sangat identik Amien Rais tokoh Muhammadiyah," tambahnya.
Dengan dukungan Ketua Mahkamah Dewan Kehormatan PAN Amien Rais untuk Prabowo-Sandi, maka dapat dipastikan massa Muhammadiyah akan dukung Prabowo-Sandi di Pilpres 2019. Amien terkenal sebagai tokoh politik yang keras mengkritisi pemerintahan Presiden Jokowi.
"Kedua, karena PAN dukung Prabowo bisa dipastikan basis massa di akar rumput akan ke Prabowo. Apalagi selama ini, kelompok-kelompok kritis ke Jokowi muncul dari aktivis Muhammadiyah," tandasnya. []
Sumber Berita : https://www.tagar.id/kemana-suara-muhammadiyah-di-pilpres-2019
Syafi'i Ma'arif: Kritik Saja Jokowi Enggak Apa-apa, Enggak Masalah
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafi'i Ma'arif menilai suasana politik Indonesia saat ini sudah terasa seperti Pemilihan Presiden (Pilpres) padahal pesta demokrasi itu baru akan digelar pada 2019. Syafi'i atau yang akrab dipanggil Buya ini juga menyatakan banyak orang saat ini bernafsu menjadi penguasa.
"Sudah lama. Sudah lama ini (seperti tahun Pilpres). Ini orang syahwat kekuasaan sudah tidak terbendung. Tapi bagaimana nasib bangsa 100-1000 tahun yang akan datang, siapa yang mikir?" kata Buya seusai menemui Presiden di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (17/7).
Anggota Dewan Pengawas UKP-PIP ini menyatakan, meski umurnya sudah 82 tahun, namun ia tak sungkan untuk bersuara agar pemerintahan saat ini berjalan dengan benar. Apalagi, ditegaskan Buya, dirinya tidak punya kepentingan apa-apa saat bersuara.
"Tapi kalau dibiarkan begini kan orang menasihati saya umur sekian mbok ya dengan cucu saja lah. Oke enggak apa-apa. Tapi suarakanlah ini," lanjut dia.
Saat ini juga banyak orang yang bersuara agar pemerintah itu prorakyat. Namun ditegaskan Buya banyak yang omong kosong.
"Dan prorakyat itu jangan hanya omong kosong. Ini semua dikuasai para konglomerat, jalan tol, hutan, apa-apaan ini. Bagaimana pasal 33 UUD 1945? Saya harap wartawan ke sana arahnya. Kita bersama-samalah ya," ucap anggota Dewan Pengarah UKP-PIP ini.
Jokowi, lanjut Buya, sebenarnya tidak ada masalah bila dikritik rakyat. Apalagi saat ini sudah terbukti, banyak hal yang sudah dikerjakan Jokowi selama tiga tahun ini.
"Jokowi dikritik saja enggak apa-apa, kritik saja. Enggak ada masalah. Ini kan sudah banyak yang dibatalkan nih. Hutan segala macam, jalan-jalan tol pun tapi enggak ada yang melawan juga," imbuhnya.
Buya sendiri siang ini dipanggil Presiden Jokowi untuk menggelar pertemuan tertutup. Dalam pertemuan itu, ia mengaku membahas sejumlah hal, mulai dari kondisi politik terkini hingga soal ketimpangan ekonomi yang sudah terjadi.
Sumber Berita : https://kumparan.com/@kumparannews/syafi-i-maarif-kritik-saja-jokowi-enggak-apa-apa-enggak-masalah
Dongkrak Perolehan Suara Jokowi
Dia pun meyakini, dengan dukungan Yenny, luka lama dengan PKB artinya sudah sembuh."Alhamdulillah kalau itu yang dipersepsi, ya alhamdulillah. Kita semua ingin tidak ada luka. Karena semua sudah berjalan, sudah ada penataan," ucapnya.
Sementara Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono, menyatakan yakin dukungan keluarga Gus Dur ini akan menambah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 mendatang.
"Oh iya, nambahlah pasti, 5 juta suara 2019," ungkap Diaz di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Sebagai parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf, Diaz mengatakan, koalisinya sangat terbuka apabila ada dukungan dari pihak-pihak lain.
Ia pun memastikan bahwa partainya siap mengamankan 1 juta suara lebih untuk Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.
"Yang jelas PKPI selama masih ada saya, 1,1 juta suara pasti seluruhnya untuk Pak Jokowi," kata Diaz.
Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pihak menyambut positif keputusan Yenny Wahid mendukung pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengunngkapkan, sejak awal sudah yakin arah dukungan keluarga mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ke pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.
Dia meyakini Gus Dur yang merupakan guru besar Nahdlatul Ulama, dalam satu gerbong mendukung Rais Aam NU Ma'ruf Amin sebagai cawapres
"Kami yakin, kami yakin, kami yakin dengan Gus Dur. Kami sangat hormat, beliau adalah guru kami," kata Robikin di rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).
Sebagai warga NU, Robikin pun bakal patuh mendukung Ma'ruf karena memiliki tanggungjawab moral. Dia juga senang akhirnya putri Gus Dur, Yenny Wahid, bersama-sama mendukung capres petahana.
Robikin menambahkan, NU bakal terus berada dalam gagasan Gus Dur dalam rangka memperjuangkan hak kaum minoritas. Itu sudah termaktub dalam visi kebangsaan dan kenegaraan NU.
Sambutan baik juga disampaikan Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid. "Ini membuahkan hasil, bersatunya semua keluarga NU," ucap Jazilul di kantornya, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Jazilul menilai, dukungan Yenny membuka peluangnya kembali ke dunia politik. PKB pun, kata Jazilul, terbuka menerima kehadiran Yenny Wahid di partai.
"Alhamdulillah kalau itu yang dipersepsi, ya alhamdulillah. Kita semua ingin tidak ada luka. Karena semua sudah berjalan, sudah ada penataan," ucapnya.
Sementara Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono, menyatakan yakin dukungan keluarga Gus Dur ini akan menambah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 mendatang.
"Oh iya, nambahlah pasti, 5 juta suara 2019," ungkap Diaz di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Sebagai parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf, Diaz mengatakan, koalisinya sangat terbuka apabila ada dukungan dari pihak-pihak lain.
Ia pun memastikan bahwa partainya siap mengamankan 1 juta suara lebih untuk Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.
"Yang jelas PKPI selama masih ada saya, 1,1 juta suara pasti seluruhnya untuk Pak Jokowi," kata Diaz.
Sumber Berita : https://www.liputan6.com/pilpres/read/3653324/yenny-wahid-dukung-jokowi-maruf-pertanda-nu-satu-suara-di-pilpres-2019https://www.liputan6.com/pilpres/read/3653324/yenny-wahid-dukung-jokowi-maruf-pertanda-nu-satu-suara-di-pilpres-2019
"KH Ma'ruf Amin selaku Rais Aam PBNU dan KH Said Aqil Siraj selaku Ketua Umum PBNU belum membicarakan ini secara resmi. Tapi dari gesture beliau berdua, NU memiliki kedekatan yang sangat khusus dengan Pak Jokowi," ujar Wasekjen PBNU Hery Haryanto Azumi kepada detikcom, Jumat (11/5/2018) malam.
Hery mengatakan, mayoritas Nahdliyin mendukung Jokowi pada Pilpres 2014. Apalagi Jokowi menjadikan 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional yang berarti mengakui kiprah NU terhadap mempertahankan NKRI.
"Warga NU pada Pilpres 2014 mayoritas memilih Jokowi. Dengan kedekatan dan kecintaan Pak Jokowi yang semakin dalam kepada para kyai, masyayikh, dan habaib, dapat dipastikan bahwa dukungan warga NU akan semakin besar," jelas Hery.
Untuk dukungan Jokowi di Pilpres, Hery menuturkan PBNU mempunyai mekanisme internal karena organisasi islam ini bukan partai politik. Para kiai perlu musyawarah untuk menentukan dukungan terhadap calon presiden.
"Masalah keputusan dukungan, saya kira itu ada mekanisme internal karena NU bukan partai politik. Di kalangan NU banyak kiai sepuh yang harus bermusyawarah baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menentukan suatu keputusan," tutur dia.
Meski begitu, Hery mengaku ada aspirasi warga NU yang berkembang agar PBNU mendukung Jokowi. Ada pula, aspirasi warga NU agar Jokowi memilih Cawapres dari kalangan NU.
"Ada aspirasi yang berkembang di kalangan warga Nahdliyyin terkait dukungan kepada Jokowi. Ada yang mendukung secara mutlak karena memang Jokowi sdh dianggap dekat dan sehati dengan para kyai. Ada pula yg memiliki aspirasi agar Pak Jokowi memilih calon wakilnya dari kalangan Nahdliyyin. Namun, sekali lagi ulama NU memiliki suatu mekanisme musyawarah dalam memutuskan suatu perkara," jelas Hery.
Sebelumnya diberitakan, Ketum PBNU Said Aqil dalam pidatonya di hadapan Presiden Jokowi seperti memberikan sinyal politik untuk mendukung Jokowi. Pidato itu disampaikan di acara yang digelar di halaman Masjid Raya Annur, Provinsi Riau, di Pekanbaru, Rabu (9/5).
Said Aqil di hadapan warga NU di Pekanbaru mendoakan Presiden Jokowi panjang umur, sehat walafiat, tetap dimuliakan oleh Allah. Setiap kali mengucapkan hal itu, peserta Harlah mengaminkan.
"Presiden Jokowi panjang umur, sehat walafiat, tetap derajatnya diangkat oleh Allah, dalam rangka meneruskan pembangunan yang sudah tanggung ini. Masih tanggung ini, sedikitlah. Mudah-mudahan Allah selalu mengangkat derajatnya, memuliakannya. Paham ya, mosok ora paham," kata Said.
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas mengunngkapkan, sejak awal sudah yakin arah dukungan keluarga mendiang Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ke pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf.
Dia meyakini Gus Dur yang merupakan guru besar Nahdlatul Ulama, dalam satu gerbong mendukung Rais Aam NU Ma'ruf Amin sebagai cawapres
"Kami yakin, kami yakin, kami yakin dengan Gus Dur. Kami sangat hormat, beliau adalah guru kami," kata Robikin di rumah Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (26/9/2018).
Sebagai warga NU, Robikin pun bakal patuh mendukung Ma'ruf karena memiliki tanggungjawab moral. Dia juga senang akhirnya putri Gus Dur, Yenny Wahid, bersama-sama mendukung capres petahana.
Robikin menambahkan, NU bakal terus berada dalam gagasan Gus Dur dalam rangka memperjuangkan hak kaum minoritas. Itu sudah termaktub dalam visi kebangsaan dan kenegaraan NU.
Sambutan baik juga disampaikan Wakil Sekjen PKB Jazilul Fawaid. "Ini membuahkan hasil, bersatunya semua keluarga NU," ucap Jazilul di kantornya, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Jazilul menilai, dukungan Yenny membuka peluangnya kembali ke dunia politik. PKB pun, kata Jazilul, terbuka menerima kehadiran Yenny Wahid di partai.
Dongkrak Perolehan Suara Jokowi
Dia pun meyakini, dengan dukungan Yenny, luka lama dengan PKB artinya sudah sembuh."Alhamdulillah kalau itu yang dipersepsi, ya alhamdulillah. Kita semua ingin tidak ada luka. Karena semua sudah berjalan, sudah ada penataan," ucapnya.
Sementara Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Diaz Hendropriyono, menyatakan yakin dukungan keluarga Gus Dur ini akan menambah perolehan suara Jokowi-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019 mendatang.
"Oh iya, nambahlah pasti, 5 juta suara 2019," ungkap Diaz di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/9/2018).
Sebagai parpol pendukung Jokowi-Ma'ruf, Diaz mengatakan, koalisinya sangat terbuka apabila ada dukungan dari pihak-pihak lain.
Ia pun memastikan bahwa partainya siap mengamankan 1 juta suara lebih untuk Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019.
"Yang jelas PKPI selama masih ada saya, 1,1 juta suara pasti seluruhnya untuk Pak Jokowi," kata Diaz.
Sumber Berita : https://www.liputan6.com/pilpres/read/3653324/yenny-wahid-dukung-jokowi-maruf-pertanda-nu-satu-suara-di-pilpres-2019https://www.liputan6.com/pilpres/read/3653324/yenny-wahid-dukung-jokowi-maruf-pertanda-nu-satu-suara-di-pilpres-2019
KH Said Aqil Beri Kode Keras Dukung Jokowi, Ke Mana Suara NU?
Jakarta - Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj memberikan kode mendukung Joko Widodo untuk menjadi Capres 2019. Pimpinan PBNU belum bicara dukungan suara untuk Jokowi di Pilpres 2019. Lalu ke mana suara NU?"KH Ma'ruf Amin selaku Rais Aam PBNU dan KH Said Aqil Siraj selaku Ketua Umum PBNU belum membicarakan ini secara resmi. Tapi dari gesture beliau berdua, NU memiliki kedekatan yang sangat khusus dengan Pak Jokowi," ujar Wasekjen PBNU Hery Haryanto Azumi kepada detikcom, Jumat (11/5/2018) malam.
Hery mengatakan, mayoritas Nahdliyin mendukung Jokowi pada Pilpres 2014. Apalagi Jokowi menjadikan 22 Oktober menjadi Hari Santri Nasional yang berarti mengakui kiprah NU terhadap mempertahankan NKRI.
"Warga NU pada Pilpres 2014 mayoritas memilih Jokowi. Dengan kedekatan dan kecintaan Pak Jokowi yang semakin dalam kepada para kyai, masyayikh, dan habaib, dapat dipastikan bahwa dukungan warga NU akan semakin besar," jelas Hery.
Untuk dukungan Jokowi di Pilpres, Hery menuturkan PBNU mempunyai mekanisme internal karena organisasi islam ini bukan partai politik. Para kiai perlu musyawarah untuk menentukan dukungan terhadap calon presiden.
"Masalah keputusan dukungan, saya kira itu ada mekanisme internal karena NU bukan partai politik. Di kalangan NU banyak kiai sepuh yang harus bermusyawarah baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menentukan suatu keputusan," tutur dia.
Meski begitu, Hery mengaku ada aspirasi warga NU yang berkembang agar PBNU mendukung Jokowi. Ada pula, aspirasi warga NU agar Jokowi memilih Cawapres dari kalangan NU.
"Ada aspirasi yang berkembang di kalangan warga Nahdliyyin terkait dukungan kepada Jokowi. Ada yang mendukung secara mutlak karena memang Jokowi sdh dianggap dekat dan sehati dengan para kyai. Ada pula yg memiliki aspirasi agar Pak Jokowi memilih calon wakilnya dari kalangan Nahdliyyin. Namun, sekali lagi ulama NU memiliki suatu mekanisme musyawarah dalam memutuskan suatu perkara," jelas Hery.
Sebelumnya diberitakan, Ketum PBNU Said Aqil dalam pidatonya di hadapan Presiden Jokowi seperti memberikan sinyal politik untuk mendukung Jokowi. Pidato itu disampaikan di acara yang digelar di halaman Masjid Raya Annur, Provinsi Riau, di Pekanbaru, Rabu (9/5).
Said Aqil di hadapan warga NU di Pekanbaru mendoakan Presiden Jokowi panjang umur, sehat walafiat, tetap dimuliakan oleh Allah. Setiap kali mengucapkan hal itu, peserta Harlah mengaminkan.
"Presiden Jokowi panjang umur, sehat walafiat, tetap derajatnya diangkat oleh Allah, dalam rangka meneruskan pembangunan yang sudah tanggung ini. Masih tanggung ini, sedikitlah. Mudah-mudahan Allah selalu mengangkat derajatnya, memuliakannya. Paham ya, mosok ora paham," kata Said.
Sumber Berita : https://news.detik.com/berita/4016959/kh-said-aqil-beri-kode-keras-dukung-jokowi-ke-mana-suara-nu
Re-Post by MigoBerita / Sabtu/20102018/16.16Wita/Bjm
Re-Post by MigoBerita / Sabtu/20102018/16.16Wita/Bjm