» » » » » » » » HATI-HATI Penceramah yang Terpapar Radikalisme !!!! #JagaTempatIbadahKITA

HATI-HATI Penceramah yang Terpapar Radikalisme !!!! #JagaTempatIbadahKITA

Penulis By on Rabu, 21 November 2018 | No comments

BIN Sebut Ada 7 PTN Terpapar Paham Radikal

JAKARTA – Juru Bicara (Jubir) Kepala Badan Intelijen Negara ( BIN) Wawan Hari Purwanto membenarkan adanya tujuh Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang terpapar radikalisme. Wawan menuturkan, hasil pengembangan di tahun 2018 tersebut juga mengungkapkan bahwa sebanyak 39 persen mahasiswa di 15 provinsi menunjukkan ketertarikannya pada paham radikal.

  
“Terkait tujuh PTN yang terpapar radikalisme dan 39 persen mahasiswa di 15 provinsi tertarik dengan paham radikal, benar adanya,” katanya saat ditemui di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11/2018).
Baca: Perekrutan dan Kaderisasi Kelompok Radikal di Kampus Mirip Gaya NAZI dan PKI
Ia menjelaskan bahwa kadar ketertarikan mahasiswa terhadap paham radikalisme dikategorikan ke dalam tiga tingkat, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Namun, ia menuturkan ketertarikan tersebut lebih kepada apa yang disebutnya sebagai empati.
Meski begitu, pencegahan sejak dini diperlukan agar empati tersebut tidak berkembang menjadi partisipasi.
Baca: Ansor Desak Pemerintah Kikis Virus Intoleransi di Berbagai Instansi
“Kadarnya ada yang rendah, sedang, dan tinggi, tapi lebih ke simpatisan. Tapi kalau dibiarkan kan nanti jadi empati lalu partisipasi. Maka tahap awal ini bisa terdeteksi,” terangnya.
Wawan menegaskan informasi mengenai daftar PTN yang terpapar radikalisme tidak akan disebar kepada publik. Hal itu dilakukan demi mencegah hal negatif bagi universitas terkait. BIN hanya akan membagi informasi itu kepada rektor universitas terkait agar dapat mengambil tindakan pencegahan.
Baca: Proyek Wahabi di Sekolah dan Kampus
“Data PTN yang dimaksud hanya disampaikan kepada pimpinan universitas tersebut untuk evaluasi, deteksi dini dan cegah dini, tidak untuk konsumsi publik, guna menghindari hal-hal yang merugikan universitas tersebut,” ucap dia. (ARN/TribunNews)
Radikalisme di Kampus Radikalisme di Kampus

BIN: Yang Radikal Penceramah, Bukan Masjidnya

JAKARTA – Badan Intelijen Negara (BIN) meluruskan pernyataannya bahwa ada 41 dari 100 masjid kementerian dan lembaga terpapar paham radikal. Menurut BIN, yang radikal bukan lah masjid, namun penceramah yang ada pada masjid tersebut.
BIN menggolongkan ceramah radikal bermuatan intoleransi, ujaran kebencian, mengkafir-kafirkan, dan melawan ideologi Pancasila. Hasil temuan BIN dari 41 masjid yang terpapar, sekurangnya ada 50 orang penceramah radikal.
Baca: BIN: 41 Masjid Pemerintah Terpapar Radikalisme
“Penceramah kontennya kita tidak ingin ada intoleransi lah, kemudian ujaran kebencian ujaran takfiri, mengkafirkan orang lain dan juga membawa semangat radikal dan juga terkait dengan masalah ideologi Pancasila,” jelas Wawan dalam konferensi pers di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa, 20 November 2018.
Wawan menambahkan ada tiga golongan kategori ceramah. Rendah, sedang, dan tinggi. Dia menjelaskan ceramah yang tergolong tinggi apabila sudah membanggakan kelompok radikal seperti ISIS dan semacamnya.
Baca: Penelitian: 41 dari 100 Masjid Pemerintahan Terpapar Paham Radikal
“Ini membawa aroma konflik timur tengah, ke sini jadi mengutip ayat perang sehingga menimbulkan pengaruh ke arah sikap tingkah laku opini dan motivasi,” jelas dia.
Adapun data awal itu berasal dari survei Rumah Kebangsaan dan Dewan Pengawas P3M (Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat). P3M melakukan survei di 100 masjid di lingkungan pemerintah, 41 digolongkan terpapar radikalisme.
“Ini early warning (peringatan dini) kepada kita semua karena yang dituju kenapa lingkungan pemerintah, karena di lingkungan pemerintah ini harus steril untuk hal-hal yang berbau radikal,” jelas Wawan.
Rahasia Negara
Sementara itu, Wawan tak menjelaskan siapa-siapa saja penceramah dan terafiliasi dengan kelompok-kelompok apa si penceramah tersebut.
Baca: Mufti Agung Suriah Ingatkan Penyebaran Ideologi Ekstrimis di Masjid-masjid Rusia yang Didanai Saudi
Sedangkan untuk masjid yang terpapar juga tak diungkap karena informasi rahasia. Wawan memastikan pengelola masjid tidak ada hubungannya dengan penceramah.
Terhadap penceramah itu, Wawan menuturkan telah melakukan pendekatan. Termasuk melakukan pengawasan isi ceramah. Itu supaya mencegah terulang kembali ceramah radikalisme. Namun, BIN menegaskan tidak melakukan pelarangan terhadap penceramah, hanya upaya komunikasi dan pembinaan.
“Selama sudah menunjukkan perbaikan kita ijinkan, kita literasi supaya tidak terulang,” jelas Wawan. (ARN/Liputan6)
Jubir BIN Jubir BIN

Menag Tindak Lanjuti Temuan BIN Soal 50 Penceramah Berpaham Radikal

JAKARTA – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin belum bisa berkomentar banyak soal temuan Badan Intelijen Negara (BIN) mengenai 50 penceramah di masjid yang berpaham radikal. Lukman akan mendalami temuan tersebut.
“Saya harus dalami dulu, saya belum bisa komentar soal itu,” kata Lukman di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (21/11/2018).
Temuan ini diungkap BIN pada hari Selasa (20/11). Para penceramah berpaham radikal itu tersebar di 41 masjid. BIN sudah melakukan upaya pendekatan kepada mereka.
BacaWiranto: Awasi dan Bersihkan 50 Penceramah Berpaham Radikal.
“Tidak banyak, sekitar 50-an. Ini masih terus kita dekati, mudah-mudahan ini bisa,” kata juru bicara Kepala BIN, Wawan Hari Purwanto, di Restoran Sate Pancoran, Jakarta Selatan, Selasa (20/11).
BIN mengatakan ada tiga kategori radikal, yakni rendah, sedang, dan tinggi. BIN punya pendekatan yang berbeda dari tiap kategori tersebut.
“Kalau yang rendah, ya masih dalam kategori yang masih ditoleransi nilainya. Kalau sedang sudah mulai mengarah ke kuning, kuning itu perlu disikapi lebih. Tapi yang merah artinya sudah parah lah, ini perlu lebih tajam lagi untuk bagaimana menetralkan keadaan,” ujar Wawan. [Sfa] 

Haedar Nasir Banjir Dukungan Setelah Amien Rais Janji Akan Menjewernya

JAKARTA – Eks Ketum PP Muhammadiyah Amien Rais ingin menjewer Ketum PP Muhammadiyah Haedar Nashir yang membebaskan warganya memilih di Pilpres 2019. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menilai pernyataan Amien bertentangan dengan khittah Muhammadiyah.
“Terkait pernyataan ayahanda Amien Rais yang akan menjewer Ketua Umum PP Muhammadiyah ayahanda Dr Haedar Nashir apabila membebaskan warga Muhammadiyah untuk memilih siapa saja dalam pilpres pada 17 April 2019 nanti, DPP IMM menilai pernyataan yang dikeluarkan oleh Pak Amien bertentangan dengan semangat khittah yang sudah pernah digagas dalam Muktamar Muhammadiyah tahun 1971 di Makassar yang menegaskan bahwa Muhammadiyah tidak terikat dengan partai politik apapun, dan menjaga jarak yang sama dengan semua partai politik,” kata Ketua IPM Najih Prastiyo dalam pernyataan tertulisnya, Rabu (21/11/2018).
BacaWiranto: Awasi dan Bersihkan 50 Penceramah Berpaham Radikal.
Semangat khittah Muktamar Muhammadiyah 1971, kata Prastiyo, ditetapkan lagi pada tanwir Muhammadiyah pada tahun 2002 di Denpasar Bali. Di tanwir itu ditegaskan prinsip Muhammadiyah berbeda dengan partai politik.
“Di Khittah Denpasar juga ditegaskan kalau ada hal-hal yang genting, Muhammadiyah menjalankan peran sabagai interest groups, kelompok kepentingan, atau menyampaikan opini, atau mendesakkan sikap Muhammadiyah. Kami pertegas bahwa Muhammadiyah sesuai dengan Khittah tidak dukung mendukung pasangan calon seperti halnya partai politik,” ulasnya.
IMM Dukung Haedar Nashir yang Akan Dijewer Amien Rais Gegara PilpresAmien Rais. Foto: Lamhot Aritonang
Sepemahaman IMM, kata Prastiyo, di dalam khittah Muhammadiyah tidak ada anjuran Muhammadiyah harus melakukan penyeragaman pilihan politik dalam perhelatan pilpres. Sebab, dia melanjutkan, jika sampai fatwa dikeluarkan, dikhawatirkan Muhammadiyah akan terseret ke dalam pusaran politik praktis yang kontraproduktif bagi Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah.
“Bila dukung-mendukung dilakukan lalu apa bedanya Muhammadiyah dengan tim sukses ataupun parpol pendukung calon presiden? Sekali lagi Muhammadiyah adalah rumah bersama bagi seluruh elemen bangsa itu. Oleh Karena itu, DPP IMM mendukung sikap ayahanda Ketua Umum PP Muhammadiyah yang menjaga netralitas Muhammadiyah dan tetap berada di tengah sebagai ummatan wasathon (tengahan), yaitu dengan tidak memberi dukungan kepada salah satu capres,” ujarnya.
“Siapa pun yang akan terpilih menjadi presiden, kami yakin Muhammadiyah tetap akan menjadi mitra kritis pemerintah,” pungkas Prastiyo. [Sfa] 

Eko Kuntadhi: Amien Rais Mengkerdilkan Muhammadiyah

JAKARTA – Dalam sebuah kesempatan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir menyampaikan pernyataan, sebagai organisasi perserikatan Muhammadiyah membebaskan anggota untuk menentukan pilihan politik.
Statemen seperti ini sebetulnya biasa. Sejak dulu Muhammadiyah memang tidak berafiliasi dengan satu Parpol. Meski dalam sejarahnya pendirian PAN diinisiatori oleh Amien Rais, yang waktu itu sebagai Ketua Umum Muhammadiyah, tetapi sebagai organisasi sikap Muhammadiyah clear. Mereka bukan underbow PAN.
Baca: Aktivis ’98 Sri Bintang P Sebut Amien Rais Pengkhianat
Peran politik Muhammadiyah dilaksanakan dalam konsep high politics bukan low politics. High politics mengindikasikan sebuah sikap politik kelas tinggi. Yang memperjuangkan keadilan, kemakmuran, persatuan Indonesia dan nilai-nilai luhur. Bukan politik praktis yang berbentuk dukung mendukung dan mobilisasi kadernya untuk kepentingan politik praktis.
Ada jutaan kader Muhammadiyah, dengan afiliasi politik beragam. Mereka tersebar di berbagai Parpol. Sebagian di Golkar, PKS, PAN, PPP, Nasdem, PSI, PDIP atau Gerindra.
Bahkan Bu Iriana dulu saat di Solo adalah salah satu aktivis Aisiyah, organisasi perempuan di bawah Muhammadiyah. Iriana juga pernah kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Baca: Nasehat Super Pedas Denny Siregar kepada Amien Rais
Sebagai organisasi keagamaan Muhammadiyah berkepentingan mendorong kadernya untuk memperjuangkan sebuah sikap politik etik, politik yang memperjuangkan nilai-nilai. Itu yang dimaksud dengan high politics. Bukan politik yang berorientasi pada kekuasaan semata (low politics).
Statemen Haedar Nashir merupakan sikap yang wajar. Ia menjaga agar kontestasi politik tidak menghadirkan friksi di organisasinya. Ia menjaga independensi Muhammadiyah dari tarikan politik praktis. Sebab baginya tujuan Muhammadiyah jauh lebih besar dari sekadar politik kekuasaan. Jauh lebih besar dari kepentingan praktis.
Tapi, sepertinya Amien Rais merasa sebagai pemilik Muhammadiyah. Ia mengkritik pernyataan Haedar Nashir tersebut. Ami n gak ikhlas jika Muhammadiyah membebaskan pilihan politik praktis kepada kadernya. Bagi Amien, pilihan politik Muhammadiyah harus sesuai dengan kepentingan dirinya. Ia malah mau menjewer Haedar. Sebuah sikap mentang-mentang dan merendahkan organisasi besar tersebut.
Ok, Amien memang bekas Ketua Umum organisasi kemasyarakatan berbasis agama itu. Ketika ia duduk sebagai ketua umum Muhammadiyah, PAN didirikan. Amien kini juga punya pilihan politik mendukung Prabowo. Tapien tentu bukan Muhammadiyah. Muhammadiyah lebih besar dari seorang Amien Rais. Mendorong Muhammadiyah dukung mendukung Capres secara terbuka. Atau mengarahkan kadernya hanya untuk satu partai sama saja mengerdilkan organisasi besar itu.
Baca: Ketua Komisi A DPRD DIY ‘Semprot’ Amien Rais
Tapi begitulah Amien. Ia ingin semua organisasi berada di bawah kepentingannya. Bukan hanya soal pilihan politik. Bahkan untuk soal nonton film saja, Hanum Rais juga memanfaatkan kedudukan ayahnya sebagai bebas Ketum Muhammadiyah.
Masih segar ingatan kita ketika Hanum Rais berkirim surat kepada rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk mengerahkan mahasiswanya nonton film Hanum dan Rangga. Mahasiswa Muhammadiyah yang beragam itu diminta untuk menyaksikan film soal rumah tangga anaknya Amien Rais.
Atau bagaimana surat pengurus PAN yang mewajibkan kader partainya nonton film tersebut. Bahkan dukungannya pada Prabowo-Sandi itu juga dijadikan alasan untuk menarik penonton.
“Film Hanum dan Rangga itu sesuai dengan visi dan misi Prabowo-Sandi,” ujar Hanum Rais. Entahlah, apakah Hanum hendak ngeledek. Masa film menye-menye soal rumah tangga sesuai dengan visi misi Capres. Yang ada kan, malah bikin Prabowo tersinggung. “Jangan ngomong soal rumah tangga deh, Num.”
Muhammadiyah jauh lebih besar dari Amien Rais. Muhammadiyah juga lebih besar dari seorang dokter gigi yang gagal membedakan luka operasi dengan habis digebukin. Muhammadiyah lebih besar dari Prabowo-Sandi. Muhammadiyah juga lebih besar dari PAN. Sebagai ketua umum Muhammadiyah sikap Haedar Nashir sudah pas.
Baca: Ini Jawaban Telak Saiful Huda ke Amien Rais Soal Partai Allah dan Partai Setan
Tapi kepentingan politik Amien Rais ingin mengerdilkan kebesaran Muhammadiyah. Ia ingin agar organisasi perserikatan itu ada di bawah ketiaknya. Ia ingin memanfaatkan Muhammadiyah untuk kepentingannya juga kepentingan keluarganya.
Amien juga sepertinya gak mau lagi mendengar soal high politics. Dia gak peduli jika politik sesungguhnya adalah perjuangan etis. Lihat saja tingkahnya ketika ketika Wakil Ketua Umum PAN Taufik Kurniawan ditangkap KPK. Dia datangi komisi anti korupsi itu sambil mengancam. “Lihat saja dunia berputar,” ancam Amien. “Lagipula korupsinya hanya Rp3 miliar. Masa ditangkap.”
Lho, mau korupsi berapa kek. Yang namanya korupsi ya, tetap korupsi. Jangan mentang-mentang anak buahnya Amien jadi pembela koruptor kalap.
Untung dulu Amien gak terpilih jadi Presiden. Bisa dibayangkan nasib Indonesia jika ia menjabat. Bagaimana juga sikap anak-anaknya.
“Iya mas, untung juga Jokowi tidak kayak Amien Rais. Kaesang kan jualan Pisang Goreng.,” ujar Abu Kumkum.
“Kenapa Kum?”
“Masa Presiden nanti bikin Inpres, rakyat Indonesia wajib sarapan pisang goreng. Kasian Bambang Kusnadi. Buburnya jadi gak laku…”. (ARN)
Sumber: Akun Facebook Eko Kuntadhi
Amien Rais, Politikus Amien Rais, Politikus
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/2018/11/22/eko-kuntadhi-amien-rais-mengkerdilkan-muhammadiyah/

Tantang dan Hina Banser-NU di Youtube, Kades di Tuban Dipolisikan

TUBAN – Suseno Ediyono, seorang kepala desa Kablukan, Kecamatan Bangilan, Kabupaten Tuban, telah dilaporkan ke Polisi karena telah melakukan ujaran kebencian terhadap Banser NU melalui Youtube.
Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Bangilan didampingi wakil ketua PC NU Tuban, Ustadz Didik Purwanto, mereka diterima Waka Polres Tuban, Kompol Teguh Priyo Wasono, Rabu (21/11/2018).
Sementara itu, Wakil Ketua PC NU Tuban, Ustadz Didik Purwanto menyatakan, pihaknya melaporkan Kades karena melakukan ujaran kebencian kepada Banser dan NU.
Adapun barang bukti pelaporan yang diserahkan ke pihak kepolisian adalah bukti screenshoot komentar Kades pada akun youtube saat ceramah Gus Muwafiq.















Kalimat yang ditulis oleh Suseno 
 adalah, ‘JANC***KKK NU (NAHDLATUL ULAMA), PENGOTOR DUNIA….SAMPAH DUNIA,”
Selain itu juga ada komentar dengan nada menantang banom NU Banser. Suseno juga menyebutkan dengan jelas alamat dan jabatannya sebagai kepala desa.
“HEE KAMU…. KAMU YANG SAYA CIDUK…. KATAKAN SAMA BANSER….. MEREKA YG AKAN SYA CIDUK… BANSER JANC**KK… INI ALAMATKU: KEPALA DESA KABLUKAN KECAMATAN: BANGILAN KABUPATEN TUBAN PROP. JAWA TIMUR…AYO JAWAB KALAU TIDAK TERIMA… NU JANC*K… BANSER JANC*K…,”
“Kita serahkan bukti screenshot ke polisi, kita percayakan ke polisi,” singkat pria yang juga sebagai camat Tambakboyo tersebut. (ARN/BerbagaiMedia)

Muhammad Zazuli: 6 Kiprah ‘Busuk’ Sang Sengkuni

JAKARTA – Ulasan yang sangat menohok dari akun Facebook pegiat medsos Muhammad Zazuli yang menjelaskan tentang kiprah ‘busuk’ sang sengkuni, inilah kiprah sang Sengkuni: 
Pertama, Dulu bilang Prabowo harus masuk penjara karena terlibat kasus penculikan aktivis tapi sekarang teriak Prabowo harus jadi Presiden.
Kedua, Dulu bilang Muhammadiyah jangan ditarik ke urusan politik praktis sekarang bilang Muhammadiyah harus dukung Prabowo. Bahkan dia menghina ketua Muhammadiyah sebagai orang Muhammadiyah sontoloyo karena bersikap netral.
Baca: Dulu Jatuhkan Soeharto dan Gus Dur, Kini Amien Rais Bidik Jokowi
Ketiga, Dulu janji jalan kaki Jogja-Jakarta jika Jokowi menang dan sekarang dia pura-pura pikun jika diingatkan janjinya itu.
Keempat, Dulu minta duit milyaran sama Suharto untuk acara nasional organisasi yang dipimpinnya tapi kemudian dia pimpin demo gulingkan Suharto karena berambisi jadi Presiden.
Kelima, Dulu pimpin demo gulingkan Suharto agar otoriterisme berganti jadi demokrasi. Setelah PDIP menang secara demokratis dan Megawati seharusnya terpilih jadi presiden oleh MPR, dia jegal dengan isu “Haram pemimpin wanita”.
Baca: Surat Terbuka Denny Siregar Kepada Amien Rais
Keenam, Dulu bujuk Gus Dur agar mau jadi Presiden dan janji tidak akan digulingkan tapi kemudian dia pimpin manuver Poros Tengah untuk menjungkalkan Gus Dur.
Menurut sabda Nabi tanda orang munafik itu adalah jika berkata dia dusta dan jika berjanji dia akan mengingkari. Dari kriteria ini maka sudah sangat jelas terang-benderang dan terbukalah fakta bahwa si Sengkuni adalah orang ambisius dan munafik yang menghalalkan segala cara. Dan berdasar teks Al Quran dijelaskan bahwa orang munafik akan dijebloskan ke dalam jurang neraka.
Baca: Mafia Saracen dan Politik Sengkuni
Wahai sang Sengkuni sungguh mulia dan terpujilah mulut dan hatinya. Takbiirr!!!. (ARN)
Meme Amien Rais Meme Amien Rais

Re-Post by MigoBerita / Kamis/22112018/10.21Wita/Bjm 
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya