Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=s3s1oQHlPGk
Saksikan Video Lengkapnya disini : https://www.youtube.com/watch?v=s3s1oQHlPGk
Tukang Ojek Online Tuntut Prabowo Minta Maaf
Prabowo blunder
lagi. Mungkin karena memang nalurinya yang suka menghina orang, sehingga
Prabowo tak kapok-kapok juga. Setelah menghina profesi wartawan yang
katanya gajinya kecil, dan tidak pernah ngemall. Menghina masyarakat
Boyolali yang katanya bertampang miskin dan tak pernah nginap di hotel
bintang lima. Jangankan menginap kata Prabowo masuk ke hotel itu saja
Masyarakat Boyolali diusir keluar.
Dan kali ini,
Prabowo menghina profesi tukang ojek. Katanya apa tamat SMA kerjanya
cuma jadi tukang ojek? Sebuah penghinaan yang sangat sadis dari Prabowo.
Apakah menjadi tukang ojek itu sebuah profesi yang sangat hina?
Sehingga pemuda tamatan SMA tak layak menjadi tukang ojek online?
"Saya
sedih dengan realitas yang ada, seperti di meme yang ada di internet
terkait jalan karier anak muda di Indonesia. Dari SD, SMP, SMA dan
setelah lulus dia jadi ojek driver. Sedih, tapi itulah realitas," kata
Prabowo, Rabu (21/11).
Asal Prabowo tahu saja.
Operator ojek online di Indonesia Gojek dan Grab telah memberikan
beratus-ratus ribu kepala keluarga memperoleh kesempatan kerja. Sebuah
peluang kerja yang tidak sedikit dan menghidupi sekian banyak keluarga
di Indonesia. Jadi, kenapa profesi tukang ojek dipermasalahkan oleh
Prabowo?
Seorang driver ojek online kalau rajin
setiap hari bisa membawa pulang uang sekitar Rp.250 ribu sampai Rp.300
ribu, bahkan ada yang lebih dari itu. Jika dalam satu bulan driver ojek
online ngaspal selama 25 hari saja, maka pemasukannya sebulan akan
mencapai angka Rp.6.250.000,-. Angka tersebut bukan sebuah angka yang
kecil. Karena UMR DKI Jakarta saja hanya sekitar Rp.3,9 juta saja.
Jadi
jangan meremehkan profesi ojek online. Selain penghasilannya lumayan
daripada bekerja di kantoran dengan upah setara UMR DKI Jakarta. Juga
sangat membantu masyarakat yang mobilisasinya sangat tinggi. Keberadaan
ojek online ini sangat membantu seorang pekerja seperti saya yang sering
terjebak macet di jalanan Jakarta. Dengan menggunakan ojek online,
perjalanan saya akan lebih lancar daripada saya menggunakan kendaraan
roda empat. Selain menghemat waktu juga menghemat biaya.
Sebuah
profesi yang mulia ini justru dianggap hina oleh calon presiden nomor
urut 2. Saya bisa maklum jika Prabowo merasa profesi tukang ojek ini
sebuah profesi yang hina. Karena Prabowo belum pernah merasakan
bagaimana hidup sebagai orang susah. Prabowo lahir dan besar dari
keluarga yang berada. Dari kecil sampai SMA hidup dan bersekolah di luar
negeri. Jadi patut diragukan Prabowo mengerti tentang masyarakat kecil.
Sebagai
seorang yang hidupnya tak pernah susah, jadi tidak mengherankan kalau
Prabowo menganggap tukang ojek itu sebuah profesi rendahan. Sebuah
profesi yang tak layak untuk dikerjakan oleh seorang pemuda yang tamat
SMA. Sungguh naif sekali pemikiran dari Prabowo ini. Tak punya empati
sama sekali kepada kepala keluarga yang mencari nafkah menjadi tukang
ojek untuk menghidupi keluarganya.
Merasa
profesinya dilecehkan. Tukang ojek online menuntut Prabowo meminta maaf
kepada seluruh tukang ojek yang telah dinistakannya itu.
"Bapak
Prabowo yang terhormat, apakah salah dengan profesi yang kami jalani
sebagai tukang ojek? Sehingga dibilang miris oleh Bapak," kata Igun
Ketua Garda Indonesia. Garda Indonesia adalah singkatan dari Gabungan
Aksi Roda Dua Indonesia.
"Bapak tidak perlu
miriskan kami sebagai tukang ojek. Harusnya Bapak miriskan mereka yang
suka maling uang rakyat, harusnya Bapak miriskan mereka yang sering
melakukan pungli, harusnya Bapak miriskan mereka yang suka memeras
rakyat, dan harusnya Bapak miriskan mereka yang berkedok wakil rakyat
yang suka membohongi rakyat," tuturnya.
Igun
pun meminta agar Prabowo meminta maaf kepada tukang ojek atas
pernyataannya. "Saya meminta Prabowo Subianto secepatnya meminta maaf
atas pernyataan yang sudah Bapak keluarkan. Dan perlu Bapak ketahui,
Garda Indonesia siap turunkan massa besar," pungkas Igun yang
organisasinya mewadahi ribuan tukang ojek online ini.
Apakah
Prabowo akan menuruti tuntutan dari tukang ojek online ini? Kalau
Prabowo tidak meminta maaf, maka Prabowo akan dianggap sebagai calon
pemimpin yang tinggi hati. Tetapi jika Prabowo meminta maaf, maka kita
bisa menganggap bahwa Prabowo tidak pernah belajar dari perbuatannya
terdahulu.
Sering berbuat kesalahan, dan
kemudian meminta maaf. Begitu terus. Seharusnya sebagai seorang calon
pemimpin harus sadar bahwa semua perbuatannya itu berkenaan dengan
rakyat. Rakyat kecil yang akan dibelanya. Tetapi kalau seorang calon
pemimpin terus menerus menghina dan melecehkan rakyat kecil, apakah
calon pemimpin itu bisa diandalkan?
Membuat
kesalahan terus meminta maaf. Begitu terus. Itulah yang dilakukan oleh
Prabowo. Tidak pernah sadar telah menyakiti hati rakyat kecil. Ini bukan
seorang calon pemimpin yang baik.
Bukan begitu kura-kura?
#JokowiLagi
Prabowo Menggali “Kuburan Politiknya” Makin Dalam
Politik itu ada yang
mengatakan kejam. Karena lawan bisa jadi kawan dan kawan bisa jadi
lawan. Dengan kata lain dengan lawan bisa saling jegal dan dengan teman
pun bisa saling mengalahkan dan menjatuhkan.
Dalam
berpolitik harus ekstra hati-hati baik itu perkataan maupun perbuatan.
Karena dua elemen ini akan sangat berpengaruh terhadap kelanjutan dan
kesuksesan karir politik. Apalagi dalam tahun politik ini hampir semua
hal bisa diseret ke ranah politik, di goreng dan menjadi komoditas
politik baik untuk menjatuhkan maupun menaikan elektabilitas.
Sehingga
apabila ada elit politik yang berbicara asal jeplak tanpa data dan
fakta yang tepat, bertindak sekehendak hatinya maka bersiap-siap seolah
dia sedang menggali kuburan politik untuk dirinya sendiri.
Rupanya
hal ini tidak dijadikan pegangan oleh Prabowo dan kubunya. Menjadi
Capres dari oposisi seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara dan
pandai memanfaatkan momen. Karena oposisi belum bekerja, belum bertindak
untuk rakyat sehingga paling banter bisanya cuma menyalahkan program
pemerintah. Belum bisa menyombongkan kinerjanya untuk rakyat.
Sebelumnya
Prabowo terlibat masalah yang berpotensi menghancurkan elektabilitas
dan citranya di mata masyarakat Indonesia. Karena dalam pidatonya di
Boyolali, Prabowo seakan menghina orang Boyolali dengan pernyataan
“tampang Boyolali”. Berbondong-bondong orang Boyolali protes keras
terhadap pernyataan Prabowo.
Timses Prabowo pun
berjuang keras untuk memberikan alasan yang masuk akal akibat dari
pernyataan “tampang Boyolali” Prabowo. Tapi masyarakat seolah tidak mau
tahu dan tidak mau dibohongi oleh silat lidah dari anak buah Prabowo.
Tekanan terus dilakukan oleh publik terhadap Prabowo. Sehingga pada
akhirnya Prabowo meminta maaf.
Walaupun Prabowo
sudah minta maaf saya yakin, warga Boyolali khususnya dan masyarakat
Indonesia sudah terlanjut mencap Prabowo yang mudah menghina orang,
masyarakat tertentu. Ketika lisan melukai hati, kemana obat hendak
dicari. Hati yang terluka dan tersakiti akan terus terasa sakit sampai
waktu yang sangat lama.
Belum juga mereda
“tampang Boyolali”, Prabowo seolah tidak kapok dan belajar dari
peristiwa yang sudah terjadi. Prabowo kembali berulah dengan pidatonya
yang ceplas-ceplos dan tanpa data. Seharusnya Prabowo harus disarankan
oleh timsesnya untuk belajar menjaga lisan dan belajar berpidato. Jangan
sampai pidato yang tadinya untuk meraih simpati masyarakat malah
menyinggung merasaan masyarakat tertentu. Parah dan sangat patal.
Terbaru
Prabowo kembali melakukan blunder patal. Capres nomor urut 02 Prabowo
Subianto mengaku sedih dengan beredarnya meme yang menggambarkan masa
depan anak bangsa yang hanya menjadi tukang ojek setelah lulus sekolah.
Menurut dia, gambaran itu adalah realitas yang terjadi saat ini.
"Saya
sedih dengan realitas yang ada, seperti di meme yang ada di internet
terkait jalan karier anak muda di Indonesia. Dari SD, SMP, SMA dan
setelah lulus dia jadi ojek driver. Sedih tapi itulah realitas," kata
Prabowo dalam acara Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La,
Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Tentu
saja pernyataan Prabowo tadi dianggap menghina profesi tukang ojek.
Prabowo mungkun lupa bahwa tukang ojeg di Indonesia berjumlah sangat
banyak apalagi sekarang ada ojol (ojek online). Jumlah tukang ojek
meningkat drastis.
Perkataanya Prabowo akan
menyinggung tukang ojek seluruh Indonesia baik tukang ojek online maupun
konvensional. Karena profesi mereka telah berhasil menghidupi diri dan
keluarganya. Ketika Prabowo menghina tukang ojek maka Prabowo akan
kehilangan potensi suara untuk Pilpres 2019 nanti dengan jumlah sangat
banyak.
Penulis yakin Prabowo akan dicoret dari
hati para tukang ojeg. Karena profesi mereka telah dihina dan dianggap
sebagai contoh profesi yang memiliki masa depan suram. Padahal tukang
ojek sekarang telah berubah sesuai kemajuan teknologi. Penghasilan ojek
terus meningkat dan tentunya bisa lebih mensejahterakan.
Prabowo
rupanya tidak tahu atau pikun kalau tukang ojek bisa jadi sponsor utama
Liga Sepakbola tertinggi di Indonesia. Sepertinya pola pikir Prabowo
harus diperbaharui dan konsultasi ke mas Purnomo. Tukang ojek sudah
modern dan bisa memiliki dana milyaran bahkan trilyunan sehingga bisa
membantu proses perkembangan sepak bola tanah air.
Satu
hal yang harus diketahui oleh Prabowo, tukang ojeg Indonesia go
Internasional. Karena Gojek ciptaanya Nadhiem Makarim invasi ke
negara-negara di Asia Tenggara. Bahkan menurut Jokowi negara-negara
tetangga ketar ketir dengan invasi dari Gojek.
Kubu
oposisi jangan menyalahkan tukang ojek apabila para tukang ojeg seluruh
Indonesia berbondong-bondong membaktikan, menyumbangkan suaranya di
Pilpres 2019 untuk Jokowi.
#JokowiLagi
Anggap Tukang Ojek Menyedihkan, Bukti Prabowo Kuno dan Gaptek
Pernyataan Prabowo
yang menyindir jenjang pendidikan dari SD, SMP, SMA lalu setelah lulus
SMA jadi tukang ojek, adalah sebuah contoh sempurna bagaimana
orang-orang tua seusianya (sisa-sisa rezim diktator Soeharto) dalam
melihat aktifitas dan lingkungan anak-anak muda. Mereka orang-orang tua
ini merasa lebih keren dari anak-anak muda sekarang. Mereka sama sekali
tidak bisa memahami perubahan gaya hidup masyarakat. Masih kuno.
Setidaknya ini terbukti dengan baju safari kantong 4 yang kerap
dikenakan oleh Prabowo. Kuno sempurna, dari otak hingga pakaiannya.
Padahal
jaman sudah berubah. Profesi tukang ojek jaman dulu memang tak terlalu
menjanjikan. Susah mendapat pelanggan. Lebih sering nongkrong dan ngopi
di pangkalan. Tapi sekarang, dengan kemudahan teknologi, pelanggan ada
di mana-mana. Setiap menit ada permintaan. Bahkan tak jarang kalau kita
lihat tukang ojek langsung buru-buru meninggalkan kita karena ingin
menjemput pelanggan selanjutnya. Request pelanggan baru bahkan sering
muncul sebelum kita sampai pada tujuan.
Profesi
tukang ojek di jaman sekarang butuh kemandirian. Paham bagaimana
membaca peta dan tujuan. Bisa mengantarkan ke jarak dan lokasi yang
belum pernah dilalui sebelumnya. Harus bisa mengantarkan pelanggan ke
manapun. Harus bisa masuk mall dan beli makanan sesuai pesanan. Jadi
bukan sekedar mengantar orang, lalu di tengah jalan sibuk cari alamat.
Bagi
orang jaman kuno seperti Prabowo pasti sulit menerima bahwa profesi
tukang ojek jaman sekarang cukup menjanjikan. Jangankan disuruh mikir
bagaimana caranya dan kenapa bisa? Lah wong mau ganti baju safari 4
kantong saja tidak bisa. Apalagi disuruh mikir yang ribet-ribet? Pasti
nggak mampu tuh pikirannya. Punya hape malah dilempar, padahal hape kan
bukan untuk dilempar. Hahaha
Ini sama seperti
anak-anak muda yang usianya sedikit di atas saya. Antara 30-35 tahun.
Kebanyakan dari mereka, terutamanya anak desa, pasti pernah dimarahi
orang tuanya atau gurunya karena keseringan main game. Mungkin sampai
sekarang masih ada orang tua atau guru yang memarahi anak-anaknya karena
main game.
Lalu sekarang kita dihadapkan dengan
kenyataan bahwa penghasilan gamer atau orang-orang yang main game, jauh
lebih tinggi dari gaji seorang manager. Seorang gamer bisa mendapat
ratusan juta rupiah perbulan hanya dengan main game. Mereka adalah
anak-anak muda kreatif yang percaya dengan hobinya, dan memilih diam
ketika dimarah-marahin orang tua atau gurunya karena kebanyakan main
game.
Jika orang tua anak-anak gamers ini tahu
bahwa anaknya akan mendapat uang ratusan juta dari kegiatan main
gamenya, kira-kira apakah mereka akan masih mendorong anaknya untuk
menjadi PNS? Saya pikir tidak.
Aktifitas
main game yang dulu dianggap tidak ada manfaatnya, hanya buang-buang
kuota, nyatanya bisa mendatangkan penghasilan luar biasa. Dan halal. Apa
Prabowo pikir para pemain game juga menyedihkan? Dan masih menganggap
tidak ada manfaatnya?
Atau contoh lain penulis
Seword misalnya. Sebagian pembaca (usia tua) masih banyak beranggapan
menjadi penulis itu hanya sampingan. Karena sekarang sudah terlalu
banyak penulis. Menulis di portal online itu gratisan, tidak ada
bayarannya. Kalaupun dibayar, maka mereka dibayar oleh politisi atau
pengusaha yang punya kepentingan branding dan iklan. Maka jangan heran
kalau dalam kolom komentar para penulis kerap ditanya, dibayar berapa
kamu sama Jokowi? dibayar berapa sama Ahok? dan sebagainya.
Padahal
menjadi penulis opini di Seword itu pendapatannya bisa setara UMR, atau
malah dua kali lipatnya. Dan penting untuk saya katakan, sejak awal
portal ini dibuat, kami tidak dibayar oleh tokoh-tokoh politik yang kami
bela seperti Jokowi, Ahok, Ganjar, Risma, Emil dan kawan-kawan. Bahkan
kami juga belum pernah bertemu mereka semua.
Lalu dari mana penulis Seword dibayar? Dari iklan. Dari setiap iklan yang diklik oleh pembaca atau user.
Di
jaman digital seperti sekarang, ada banyak profesi baru bermunculan.
Seperti pengelola akun sosial media tokoh publik misalnya, kerjaannya
cuma main sosmed. Sebuah pekerjaan atau aktifitas yang mungkin hanya
dianggap main hape terus. Sebagaian profesi lama juga didigitalkan,
salah satunya adalah profesi tukang ojek.
Ada
banyak karyawan perusahaan yang memilih mundur dan menjadi tukang ojek.
Karena mereka bosan masuk kantor tiap hari. Bosan diatur dan dimarahi
atasan. Gaji tukang ojek lebih tinggi. Pun bisa liburan kapan saja. Dan
alasan-alasan lainnya.
Sehingga kalau
orang-orang kuno model Prabowo menyebut profesi tukang ojek menyedihkan,
itu pasti karena otaknya kurang update. Gaptek. Tidak paham
perkembangan. Orang-orang jaman sekarang itu bekerja sesuai dengan hobi,
mengedapankan kebebasan. Begitulah kura-kura. #JokowiLagi
Sumber Opini : https://seword.com/politik/anggap-tukang-ojek-menyedihkan-bukti-prabowo-kuno-dan-gaptek-J0maqJHh4
Prabowo Hina Tukang Ojek, Niat Nggak Sih jadi Capres?
Ada pribahasa yang
berbunyi “Hanya kedelai eh keledai yang jatuh di lubang sama 2 kali”.
Hal ini menggambarkan bahwa jangan sampai kita melakukan kesalahan yang
sama persis sebanyak 2 kali apalagi lebih. Karena hal ini menjadi
indikasi bahwa kita orang bodoh. Karena keledai simbol binatang yang
bodoh manut saja tidak mempunyai alternatif lain.
Begitu
juga dalam kehidupan. Dalam berperilaku, berbicara kita sering
terpeleset, salah berbicara atau salah dalam bertindak. Tapi apabila
kita melakukan kesalahan harus cepat direnungkan dan dipelajari.
Sehingga di masa yang akan datang kita tidak melakukan kesalahan dalam
masalah yang sama.
Rupanya
hal ini tidak dijadikan pegangan oleh Prabowo dan kubunya. Menjadi
Capres dari oposisi seharusnya lebih berhati-hati dalam berbicara dan
pandai memanfaatkan momen. Karena oposisi belum bekerja, belum bertindak
untuk rakyat sehingga paling banter bisanya cuma menyalahkan program
pemerintah. Belum bisa menyombongkan kinerjanya untuk rakyat.
Sebelumnya
Prabowo terlibat masalah yang berpotensi menghancurkan elektabilitas
dan citranya di mata masyarakat Indonesia. Karena dalam pidatonya di
Boyolali, Prabowo seakan menghina orang Boyolali dengan pernyataan
“tampang Boyolali”. Berbondong-bondong orang Boyolali protes keras
terhadap pernyataan Prabowo.
Timses Prabowo pun
berjuang keras untuk memberikan alasan yang masuk akal akibat dari
pernyataan “tampang Boyolali” Prabowo. Tapi masyarakat seolah tidak mau
tahu dan tidak mau dibohongi oleh silat lidah dari anak buah Prabowo.
Tekanan terus dilakukan oleh publik terhadap Prabowo. Sehingga pada
akhirnya Prabowo meminta maaf.
Walaupun Prabowo
sudah minta maaf saya yakin, warga Boyolali khususnya dan masyarakat
Indonesia sudah terlanjut mencap Prabowo yang mudah menghina orang,
masyarakat tertentu. Ketika lisan melukai hati, kemana obat hendak
dicari. Hati yang terluka dan tersakiti akan terus terasa sakit sampai
waktu yang sangat lama.
Belum juga mereda
“tampang Boyolali”, Prabowo seolah tidak kapok dan belajar dari
peristiwa yang sudah terjadi. Prabowo kembali berulah dengan pidatonya
yang ceplas-ceplos dan tanpa data. Seharusnya Prabowo harus disarankan
oleh timsesnya untuk belajar menjaga lisan dan belajar berpidato. Jangan
sampai pidato yang tadinya untuk meraih simpati masyarakat malah
menyinggung merasaan masyarakat tertentu. Parah dan sangat patal.
Sebelumnya
saya tidak percaya ketika teman saja berujar tentang Prabowo dan
Sandiaga Uno. Teman saya bilang sebenarnya Prabowo dan Sandiaga Uno
asal-asal maju jadi Capres dan Cawapres. Mereka sudah tahu kalau
kemungkinan menang pada Pilpres 2019 nanti sangat kecil. Mereka hanya
ingin meraih suara untuk partainya, mereka mengincar suara untuk para
Calegnya. Sehingga di parlemen bisa lebih berkuasa.
Tetapi
ketika melihat tindak laku Prabowo-Sandiaga yang bukan berusaha
meningkatkan elektabilitasnya, malah seolah sengaja dan berulang
melakukan blunder yang notabener menghancurkan citranya sendiri. Mulai
pernyataan Indonesia bubar tahun 2030, hoak Ratna Sarumpaet, jurus
bangau Sandiaga Uno, tempe setipis ATM, sebesar tablet hingga tempat
sachet. Bahkan terakhir perilaku Sandi yang watados melangkahi makam
kiyai salah satu pendiri NU. Merupakan bukti sahih seolah Sandi
melakukan “bunuh diri” politik tingkat dewa.
Eh
sekarang Prabowo kembali melakukan blunder patal. Capres nomor urut 02
Prabowo Subianto mengaku sedih dengan beredarnya meme yang menggambarkan
masa depan anak bangsa yang hanya menjadi tukang ojek setelah lulus
sekolah. Menurut dia, gambaran itu adalah realitas yang terjadi saat
ini.
"Saya
sedih dengan realitas yang ada, seperti di meme yang ada di internet
terkait jalan karier anak muda di Indonesia. Dari SD, SMP, SMA dan
setelah lulus dia jadi ojek driver. Sedih tapi itulah realitas," kata
Prabowo dalam acara Indonesia Economic Forum di Hotel Shangri-La,
Jakarta Selatan, Rabu (21/11).
Tentu
saja pernyataan Prabowo tadi dianggap menghina profesi tukang ojek.
Mungkin Prabowo tidak pernah nonton Tukang Ojek Pengkolan (TOP). Tukang
ojek juga bisa jadi artis terkenal seperti Tisna, Purnomo dan Ojak.
Prabowo lupa tukang ojek bisa jadi sponsor utama Liga Sepakbola
tertinggi di Indonesia. Wah kemana saja nih Pak Prabowo. Sepertinya pola
pikir Prabowo harus diperbaharui dan konsultasi ke mas Purnomo.
Satu
hal yang harus diketahui oleh Prabowo, tukang ojeg Indonesia go
Internasional. Karena Gojek ciptaanya Nadhiem Makarim invasi ke
negara-negara di Asia Tenggara. Bahkan menurut Jokowi negara-negara
tetangga ketar ketir dengan invasi dari Gojek. Nah Prabowo mati kutu nih
sama tukang ojeg.
Prabowo harus lebih banyak
membaca, mendengar berbagai berita sehingga bisa mempunyai referensi
yang relevan untuk melawan Jokowi. Kalau begini terus, nasib
Prabowo-Sandi akan diketahui sebelum Pilpres terjadi.
#JokowiLagi
Sumber Opini : https://seword.com/politik/prabowo-hina-tukang-ojek-niat-nggak-sih-jadi-capres-QRl0Z5Vnu
Dibawah Kendali Tangan Dingin Jokowi, Hercules Tak Berkutik
Hercules Rosario
Marshal tidak berkutik diapit petugas Kepolisian yang meringkusnya.
Hercules yang katanya orang dekatnya Prabowo Subianto itu kini harus
kembali ke rumah keduanya, yaitu rumah tahanan Polda Metro Jaya.
Ini
bukan yang pertama kalinya bagi pria kurus tinggi asal Timor Leste itu
berhadapan dengan aparat Kepolisian. Sudah sering, bahkan terlalu
sering.
Sepak
terjangnya di dunia premanisme ibukota bikin aparat keamanan pusing
tujuh keliing mengurusi pria yang dijuluki punya nyawa ganda ini.
Siapa
yang tidak kenal Hercules? Nama besarnya membuat pria yang tidak
mengenyam dunia pendidikan itu menjadi sosok yang sangat terkenal di
Indonesia.
Dengar namanya saja sudah bikin orang bergidik ngeri, apalagi kalau ketemu orangnya. Serem.
Matanya
hanya satu, tangannya pun hanya satu. Tangannya yang buntung akibat
dipotong Fretilin dulu disambung pakai tangan palsu. Mata kanannya yang
juga dicungkil oleh pasukan pemberontak Fretilin di Timtim dulu kini
dipasang mata palsu.
Dunia premanisme Jakarta
sudah pasti akan keder kalau dengar namanya. Coba saja Anda mengaku
keluarganya Hercules, atau adiknya, atau sepupunya, maka Anda akan
disegani. Asal tidak ketahuan saja. Kalau ketahuan, ya sudah terima
nasib saja menjadi almarhum.
Di negara manapun
di belahan dunia ini pasti ada salah satu tokoh mafia yang terkenal dan
disegani. Kalau di Amrik sana ada yang namanya Frank Costello yang
dijuluki The Godfather, mafia sadis yang paling ditakuti di seantero
negaranya Guns 'N Roses itu.
Kalau di Kolombia
ada yang namanya Pablo Emilio Escobar Gaviria atau yang lebih dikenal
dengan nama Pablo Escobar. Pria yang gemar menyiksa para musuh saingan
bisnisnya sampai tewas itu paling ditakuti dan disegani di seantero
Kolombia.
Kalau di negara kita Hercules Rosario
Marshal adalah mafia rangking satu yang paling ditakuti dan disegani.
Hercules adalah simbol dan ikon kekejaman di dunia kekerasan ibukota.
Kekejamannya membuat orang bergidik ngeri.
Apalagi
para pengusaha Indonesia keturunan Tionghoa akan gemetar ketakutan jika
didatangi Hercules bersama puluhan anak buahnya yang berbadan tegap,
berkulit gelap dengan tattoo disekujur tubuh mereka, dan berwajah
sangar.
Anak buahnya Hercules ada ribuan.
Rata-rata para pemuda dari Indonesia bagian Timur yang merantau mengadu
nasib di Jakarta. Di ibukota negara rata-rata dari mereka menjadi
pengangguran karena tidak punya ijasah, tidak punya keahlian.
Mereka-mereka
inilah yang ditampung oleh Hercules, diberi pekerjaan jadi centeng
tukang jaga tanah sengketa, jaga Diskotik dan dunia hiburan malam
lainnya, jadi tukang tagih hutang, dan lain sebagainya.
Bagi
mereka, Hercules adalah sosok bapak dan dewa penolong yang memberi
mereka makan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak di Jakarta.
Kerasnya
kehidupan di ibukota negara merubah mereka menjadi sosok yang kejam,
bengis, dan beringas. Apalagi kalau soal uang. Mereka pun menjadi
pengikut setia Hercules. Mereka siap mengorbankan nyawa mereka bagi
Hercules.
Tapi kini di era Jokowi, mereka tidak
berkutik. Satu per satu diciduk aparat. Hercules pun juga semakin tak
berdaya disikat terus oleh aparat keamanan anak buahnya Tito Karnavian.
Dibawah kendali komando Tito Karnavian, Hercules hanya mampu hela napas panjang dan melengos, tidak mampu berbuat apa apa.
Di
eranya SBY, Hercules berjaya. Dia tidak segan-segan mengamuk
membabi-buta jika ditangkap. Di penjara dia bikin keributan dengan
memaki para aparat keamanan sesuka hatinya.
Rumah
Sakit pun diserang dan diobrak abrik Hercules sampai rusak parah hanya
karena persoalan sepele, kerabatnya tidak dilayani dengan semestinya.
Bagaikan
film-film Hollywood, Hercules dan para anak buahnya baku tembak di
jalan tol dengan musuh bebuyutannya John Kei yang kini sudah insaf dan
bertobat melayani Tuhan Yesus.
Memeras dan
menyiksa orang adalah aktifitas mereka saban hari. Bagi mereka penjara
adalah rumah kedua mereka dan kuburan adalah rumah terakhir mereka.
Di
era pemerintahan Jokowi, Hercules tidak bisa leluasa bergerak. Dia
hanya mampu makan gigi. Sepak terjangnya di Jakarta diberangus tanpa
ampun oleh anak buahnya Tito Karnavian.
Kali
ini untuk yang kesekian kalinya Hercules tidak berkutik. Hercules
dijerat dengan sangkaan pidana atas penyerangan dan penguasaan lahan di
Kalideres, Jakarta Barat.
Hercules disikat
Polisi karena menguasai lahan ruko milik PT Nila Alam di Kalideres,
Jakarta Barat. Bersama puluhan anak buahnya Hercules melakukan
penyerangan, kemudian mengambil alih kantor pemasaran.
Hercules
lalu menguasai lahan secara tidak sah. Beberapa ruko pun dia sewakan
dengan harga sesuka hatinya. Para pemilik ruko lainnya pun dimintai uang
setiap bulannya oleh kelompok Hercules.
Dengan
persenjataan yang lengkap, Hercules diringkus aparat di kediamannya,
kompleks Kebon Jeruk Indah, Kembangan, Jakarta Barat, tanpa perlawanan
yang berarti.
Hercules pun dijerat dengan pasal
berlapis, yaitu pasal perusakan terhadap barang ataupun orang, pasal
penyerangan, dan pasal tentang perbuatan yang tidak menyenangkan.
Sebelumnya
Hercules dulu pernah ditangkap pada tanggal 8 Maret 2013 terkait kasus
pemerasan di Kembangan, Jakarta barat. Kemudian pada tanggal 3 Agustus
2013, Hercules kembali disikat setelah keluar dari tahanan.
Hercules
saat itu ditangkap tim pemburu preman Polres Jakarta Barat. Hercules
juga pernah ditangkap karena kasus pencucian uang hasil pemerasan.
Digiring aparat, Hercules hanya bisa melengos. Dibawah kendali tangan dingin pria kurus dari Solo, Hercules kini tidak berkutik.
Kura-kura begitu.
#JokowiLagi
Sumber Opini : https://seword.com/politik/dibawah-kendali-tangan-dingin-jokowi-hercules-tak-berkutik-ii0Ew1YDZ
Gak Tahu Diri! 2008 Prabowo “Lempar” Halida Hatta Ke Danau Bau Gerindra
Ternyata Prabowo
dari awal mendirikan partai Gerindra, suka nyatut nama orang –orang
besar, termasuk Halida Hatta, anak dari Bung Hatta, pendiri NKRI ini.
Kita melihat bagaimana dari awal, orang ini suka mencatut nama besar
Bung Hatta, hanya untuk kepentingan pribadi.
Halida
Hatta mengatakan dengan jelas, bahwa partai Gerindra mencatut namanya,
tanpa persetujuannya. Bahkan ia mengatakan bahwa dirinya dilempar ke
tengah-tengah danau, dan dia harus berenang sendiri. Terbukti, bahwa
nama Bung Hatta hanya trend 5 tahun sekali bukan? Bagaimana kisahnya?
Ini mau ngomong jujur atau pakai bedak? Selama
ini saya suka pakai bedak.
Sumber Youtube : https://youtu.be/BPqliSVyIps
Waktu itu saya di approach bahwa ada partai
yang akan berdiri. Partai orang muda dengan membawa cita-cita Bung
Hatta, yaitu ekonomi kerakyatan.
Saya
hanya mendengarkan, karena buat saya itu orang muda. Waktu itu saya umur
sudah di atas 50, tahun 2007 akhir. Saya mengatakan, “wah bulan depan
saya sudah 52 tahun”, itu bukan orang muda lagi.
Ah
ya ngga. Ini partai yang mengangkat ekonomi kerakyatan Bung Hatta. Saya
masih mengatakan, bagaimana mungkin? Selama ini kan ekonomi bung Hatta
tidak pernah jadi mainstream.
Lalu dijawab “Yah, pokoknya kita harus mengangkat ekonomi kerakyatan, justru anak muda yang harus mengadakan pembaharuan.
3 Februari 2008, Prabowo mengundang Des Alwi dan Halida Hatta mengatakan akan mendirikan partai.
Saya masih ingat saya bilang “Politic is not my cup of tea”. Kemudian Prabowo mengatakan “Politic is not my cup of tea, neither”
Tetapi
bagaimana? Ortu-ortu kita, termasuk kakeknya, yang bangun BPR,
mengatakan nanti “Ortu kita yang mengawal republik, tapi kita yang hanya
di pinggir, diam-diam saja.” Saya bilang “Oh iya ya. Bapak saya menjaga
republik ini, bahkan dia mendirikan republik ini dan menjadi bapak
bangsa, kita diam-diam saja.”
Tetapi
saya tidak mengatakan apa-apa. Beberapa bulan kemudian, teman saya
mengatakan “Eh Halida, ternyata Bowo bikin partai politik, mari kita
datang untuk beri selamat”. Kemudian dia jemput saya ke kantor, lalu
mengatakan selamatan.
Di sana tiba-tiba
Prabowo mengatakan “Inilah waketum kita bidang kesejahteraan sosial!”
Saya bilang “Oh tidak!”, lalu dibilang “Oh iya!” Lalu digirinlah saya ke
meja depan, para fungsionaris partai.
Saya
masih gak mengerti! Secara nature kami sebagai pendidik. Tidak jatuh ke
politik praktis. Tapi saya bilang ini kita seperti dilempar ke tengah
danau. What we have to do is to swim across. Secara teknis saya adalah
batch pertama Gerindra.
Tapi terus
terang, dalam keluarga, tidak disukai waktu terjun ke politik praktis.
Kakak sulung saya jadi ketum PKPI. Jadi orang luar melihat seakan ada
perpecahan di dalam keluarga Hatta. Tapi sebenarnya apa yang dilihat
orang luar tidak tepat kalau mau mengatakan bahwa ada pertarungan
poltiik di antara saudara kandung.
Tidak
terjadi. Hanya situasinya yang membuat begitu. Saya kemudian
mendapatkan jawaban itu beberapa tahun kemudian. Ketika Gerindra
mengajukan jadi partai yang allegible ikut Pemilu.
Nama
saya dimasukkan ke situ sebagai pengurus Gerindra. Berarti saya tidak
tahu di awal. Saya tahunya di depan para perwakilan berbagai propinsi.
Secara aklamasi terpilih, tapi sebenarnya tidak begitu.
Jadi
saya dilemparkan ke tengah danau. Saya diajak berbicara mengenai
pendirian partai (Gerindra), tapi tidak ada pembahasan bahwa saya jadi
bagian tersebut! Setelah saya berbincang-bincang, tidak ada kesepakatan
untuk join ke Gerindra! Saya sangat kaget.
Nama
Bung Hatta hanya muncul ketika pemilu saja kan?? Jadi sepertinya memang
gak pernah dihargai, seperti saya juga gak dihargai! Saya juga ada
pengalaman dan pendidikan! Tapi di dalam parpol, saya tidak dilihat! Dan
nggak boleh teralu bersuara. Maaf ya. Ini pengalaman pribadi.
Belajar dari Halida Hatta dan Gustika Jusuf Hatta,
kta melihat bagaimana mereka ini benar-benar menjunjung tinggi nama
besar sang ayah dan datuknya, Bung Hatta. Terima kasih untuk penjelasan
detailnya, Bu Halida. Kami sudah semakin yakin, siapa yang harus kami
pilih. Yang pasti bukan pencatut nama.
Begitulah pilih-pilih.
#JokowiLagiSumber Opini : https://seword.com/politik/gak-tahu-diri-2008-prabowo-lempar-halida-hatta-ke-danau-bau-gerindra-5ZhcG9lcS
Amien Rais Sebut Muhammadiyah Sontoloyo dan “Memaksa” Harus Memilih Capres yang Tidak Mengkriminalis...
Haedar Nashir yang
merupakan Ketua PP Muhammadiyah, menegaskan kalau salah satu organisasi
Islam terbesar di Indonesia itu bersikap netral dan tidak ikut
berpolitik praktis. Haedar juga membebaskan anggota ormasnya untuk
memilih pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin atau Prabowo Subianto-Sandiaga
Uno di Pilpres mendatang. Haedar hanya menekankan pentingnya menjaga
persatuan di tengah perbedaan politik dan tidak ingin adanya permusuhan
serta kekerasan akibat perbedaan politik.
Mungkin
kamu setuju dengan perkataan Haedar yang memang memiliki tujuan yang
baik agar tidak terjadi perpecahan di ormas tersebut. Namun, selalu saja
ada orang yang pastinya berbeda pendapat dan kontra dengan ucapan
Haedar. Orang tersebut adalah Amien Rais yang merupakan Mantan Ketua
Muhammadiyah dan saat ini merupakan penasihat umum untuk ormas tersebut.
Amien
Rais mengatakan akan menjewer Haedar atas ucapannya yang keliru. Kok
Haedar dikatakan keliru? Padahal pada tanwir Muhammadiyah yang diadakan
tahun 2002 di Denpasar, Bali. Menegaskan kalau Muhammadiyah berbeda
dengan partai politik. Bila mendukung salah satu pasangan
capres-cawapres, lalu apa bedanya Muhammadiyah dengan tim sukses ataupun
parpol pendukung calon presiden? Jadi, pada dasarnya sejak belasan
tahun yang lalu Muhammadiyah menempatkan diri untuk netral. Masa Amien
Rais yang merupakan mantan Ketua tidak mengetahui hal ini?
Selain ingin menjewer Haedar, Amien Rais malah mengatakan Muhammadiyah itu konyol dan sontoloyo.
"Oleh
karena itu sangat keliru jika Muhammadiyah mengatakan politik tidak
penting yang penting kita bisa salat, tidak diganggu puasanya, tarawih
Ramadan lancar itu sudah cukup dan kekuasan biar diurus yang lain kita
tidak perlu ikut-ikutan. Itu Muhammadiyah konyol, Muhammadiyah
sontoloyo," kata Amien Rais saat hadir dalam peringatan Milad ke 106
Muhammadiyah yang diselenggarakan oleh PD Muhammadiyah Surabaya, di
Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang, Surabaya, Selasa (20/11/2018).
Amien
Rais mengatakan Muhammadiyah yang bersikap netral sebagai sontoloyo dan
bersikap konyol. Padahal sudah jelas seperti yang disebut tadi kalau
Muhammadiyah itu adalah ormas dan bukan partai politik. Kalau mau
Muhammadiyah mendukung penuh salah satu pasang capres maka tunggu dulu
Muhammadiyah berganti sebutan dari ormas menjadi Partai Politik.
Sekarang yang jadi masalahnya adalah, apakah mereka mau berubah menjadi
Parpol?
Seperti biasa, Amien Rais juga selalu
membawa-bawa nama Allah dalam perkataannya. Mengingat Muhammadiyah
adalah ormas Islam, tentu saja Amien Rais akan mengungkit nama Allah
agar anggota Muhammadiyah mau mendengar ucapannya dan berharap agar
ormas tersebut jadi tidak netral. Amien Rais mengatakan kalau hidup
politik seseorang akan dipersembahkan kepada Allah.
"Kan
dikatakan kalau sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, hidupku ini
maksudnya hidup politik ku ekonomi ku sosial ku hukum ku dan terakhir
kematian ku aku persembahkan kepada Allah, Tuhan semesta alam," lanjut
Amien Rais.
Anggota Muhammadiyah yang ikutan
nyoblos pada saat Pilpres nanti dan yang dicoblosnya adalah pilihannya
sendiri. Bukankah itu sudah cukup bagi seseorang untuk mempersembahkan
hidup politiknya ke Allah? Saya rasa jika orang tersebut tidak golput
maka itu sudah cukup lah ya.
Emangnya Allah
pernah menyuruh semua anggota Muhammadiyah harus memilih salah satu
capres yang akan bertarung di Pilpres Indonesia pada tahun 2019?
Sepertinya sih tidak pernah atau saya yang kudet? Setahu saya hanya
Amien Rais saja yang heboh kalau Muhammadiyah harus melakukan hal
tersebut.
Amien Rais memiliki kriteria capres
yang harus dipilih oleh anggota Muhammadiyah karena posisi presiden
sangat menentukan di Indonesia.
“Pilpres hanya
satu kursi dan menentukan, jadi kita tahu itu kabinet presidensial,
presiden itu menentukan sekali, jadi untuk presiden harus jelas. Pilih
yang tidak suka mengkriminalisasi ulama, yang tidak suka bohong
janjinya, yang tidak segala macam lah, enggak usah menyebut nama.”
Kira-kira
kamu tahu tidak, siapa capres yang tidak suka mengkriminalisasi ulama
dan tidak suka bohong yang diharapkan Amien Rais harus dipilih oleh
anggota Muhammadiyah?
Saya
sih tidak tahu tepatnya, hanya saja yang saya tahu capres yang tidak
mengkriminalisasi ulama itu adalah Jokowi. Alasannya karena Jokowi
bahkan memilih Ma’ruf Amin sebagai calon wakil presidennya. Ma’ruf Amin
sendiri adalah seorang ulama yang bahkan memiliki gelar kiai haji (K.H).
Lebih hebatnya lagi, orang yang dipilih oleh Jokowi ini adalah seorang
Ketua Majelis Ulama non-aktif.
Jika Jokowi
tidak mengkriminalisasi ulama maka siapakah capres yang
mengkriminalisasi ulama yang seharusnya tidak dipilih oleh rakyat
Indonesia, khusunya anggota Muhammadiyah?
Bandingkan
dengan Prabowo yang memiliki calon presiden Sandiaga Uno. Sandi sendiri
merupakan Santri Post Islamisme yang diberi gelar oleh Sohibul Iman
(Presiden PKS). Padahal Sandiaga Uno tidak pernah menimbah ilmu di
pesantren. Hebatnya lagi, Sandiaga Uno juga sudah mendapat gelar sebagai
ulama yang diberikan oleh Hidayat Nur Wahid.
Nah,
menurutmu siapakah di antara Prabowo dan Jokowi yang mengkriminalisasi
ulama? Saya sih tidak tahu karena Jokowi memiliki cawapres yang
merupakan seorang ulama dan Prabowo juga memiliki cawapres yang
merupakan “ulama”. Ya, walaupun Sandiaga Uno mendapat gelar tersebut
dari seorang kader PKS.
Sayangnya Mbah Amien
Rais tidak menyebut nama capres yang mengkriminalisasi dan tidak
mengkriminalisasi ulama. Anggota Muhammadiyah mungkin jadi bingung
dengan pernyataan Amien Rais. Jika diminta untuk tidak netral oleh Amien
Rais, kia-kira siapa ya capres yang seharusnya dipilih oleh
Muhammadiyah?
Daripada pusing memikirkan hal
tersebut, lebih baik kita kembali ke pokok permasalahan saja lah ya dan
saya mau bertanya. Menurutmu yang konyol dan sontoloyo itu sebenarnya
anggota Muhammadiyah yang ingin tetap netral atau malah Amien Rais?
Sumber:
Sumber Gambar:
#Trending
Ilmu Genderuwo Prabowo Manjur ke Anies, DKI Diramalkan Tenggelam 2025, Reklamasi Dibuka Lagi
Salut dengan Prabowo yang ternyata tidak pandang-pandang bulu untuk
melakukan kampanye Genderuwo. Pasalnya dengan ilmu genderuwo ini, dimana
awal tujuannya hanya untuk bisa menakuti-nakuti Jokowi bersama dengan
para pendukungnya dan warga masyarakat yang lain, sekarang malah ingin
menakut-nakuti anak buah sendiri.
Ketika
perkiraan Prabowo yang menyebutkan di tahun 2025, air laut akan sampai
dan menggenangi Jakarta, itu berarti akan terjadi sekitar tujuh tahun ke
depannya. Kemudian juga jika seandainya prediksi itu sampai terjadi,
maka tentu pertanyaan pertama yang akan ditanyakan, siapa pemimpin-nya?
Kok bisa sampai terjadi hal yang demikian?
Apakah
Bapak Prabowo mungkin lupa, yang memimpin DKI sekarang adalah anak buah
Bapak sendiri? Orang yang Bapak usung ketika pilkada lalu dan akhirnya
keluar sebagai pemenang. Kenapa memberikan prediksi-prediksi yang
mengerikan tersebut, Pak?
Olehnya, Anies seakan tidak mau berkomentar banyak. Dimana seperti yang dilansir oleh Kompas.com
(22/11/2018), beliau menyatakan hal tersebut sebab itu masih merupakan
ramalan. Dan beliau masih tetap akan fokus kepada tugasnya yakni
menyiapkan program yang sudah disiapkannya sebelumnya.
Adapun
dasar dari Prabowo menyatakan hal tersebut, ketika beliau sebagai
pembicara pada acara Indonesia Economic Forum 2018 di Hotel
Shangrilla, Jakarta Pusat. Beliau mengakui informasi tersebut didapatkan
berdasarkan laporan dari PBB, sehingga berani membuat ramalan yang
demikian.
Dimana air laut di pantai utara
Jakarta akan semakin meninggi di tahun 2025. Dan akan sampai di Hotel
Kempimski, Hotel Grand Hyatt, dan Bundaran HI. Sebab sekarang saja,
warga di Tanjung Priok sudah tinggal di tengah genangan itu. Air sudah
masuk ke rumah mereka.
Wah, jika data yang
disampaikan oleh Bapak Prabowo tersebut benar, yakni kondisi sekarang
saja ada genangan dan air sudah masuk ke rumah warga di Tanjung Priok.
Pertanyaannya, apakah Anies selama beliau memimpin telah melakukan
pembiaran?
Sebab
ketika sungai-sungai saja pada masa pemerintahan sebelumnya sudah
tampak bersih, tumpukan sampah dan kebiasaan masyarakat sudah bisa
berubah, tidak membuang sampah sembarangan, maka pada masa kepemimpinan
Anies sekarang, sungai-sungai itu kembali menjadi kotor, bahkan hitam
sehingga harus ditutupi oleh waring. Warga kembali bebas untuk membuang
tumpukan sampahnya ke sungai-sungai yang ada?
Proyek Reklamasi
Ketika
melihat Anies betapa begitu bangganya karena sudah berhasil menutup dan
membatalkan proyek reklamasi pada waktu lalu. Maka kini Anies
sepertinya harus segera merevisi keputusannya tersebut. Belum habis dua
bulan atas keputusannya itu, dimana seperti yang dilansir oleh BBC.com
(27/9/2018), Anies mengumumkan secara resmi penutupan atau pembatalan
atas 13 proyek reklamasi di Balai Kota Jakarta, sepertinya Pergub
pembatalan proyek itu kemungkinan akan direvisi kembali.
Sebab
bagaimana tidak untuk segera melakukan revisi atas pergub yang
dibuatnya itu, pasalnya orang yang memprediksi DKI Jakarta akan
tenggelam bukanlah orang yang biasa. Tidak tanggung-tanggung, yang
menyatakan hal itu orang yang mengantarkannya sebagai orang nomor satu
di DKI. Prabowo menyatakan bahwa di tahun 2025, DKI Jakarta oleh ramalan
beliau, bahwa air laut akan segera sampai di Bundaran HI.
Melihat
hal itu apakah Anies kemungkinan akan melakukan kebijakan-kebijakan
yang sebelumnya sempat dibatalkannya, yakni proyek reklamasi. Dimana
proyek itu merupakan bagian dari proyek NCICD (National Capital
Integrated Coastal Development). Yakni tanggul raksasa di tengah-tengah
laut yang bisa menghambat lajur air laut di DKI.
Yang
tentunya di atas tanggul bisa dibangun banyak hal, baik perumahan dan
sejenisnya yang lain. Dan olehnya pihak swasta tentu akan mau
berinvestasi untuk melakukan pembangunan tanggul tersebut. Sebab ketika
hanya mengandalkan modal APBD DKI tentu dananya tidak akan cukup.
Itu
artinya Jokowi tidak harus begitu pusing lagi melihat tingkah laku dari
Anies Baswedan, ketika akhirnya melakukan penutupan proyek reklamasi.
Timing atau waktu yang pas bagi Jokowi. Tanpa mengeluarkan jurus
gontok-gontokan, alias dengan pemaksaan dari pusat. Kini Jokowi
menggunakan ilmu genderuwo Prabowo berhasil untuk takut-takuti Anies.
Supaya dengan segera kembali mencabut peraturan yang sudah
dikeluarkannya untuk membatalkan proyek reklamasi.
Kemudian
selamat buat Pak Anies, buat keplin-plan-annya dahulu. Alih-alih ingin
selalu tampak beda, tapi nyatanya lebih banyak tampak ngawurnya.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/ilmu-genderuwo-prabowo-manjur-ke-anies-dki-diramalkan-tenggelam-2025-reklamasi-dibuka-lagi-UJ7vlXcJx
Wah! Dahnil S3 Dipanggil Polisi Terkait Dugaan Penyelewengan Dana PII
Waduh. Direktorat
Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menyelidiki adanya kasus dugaan
penyimpangan anggaran kegiatan kemah dan apel Pemuda Islam indonesia
yang dilaksanakan oleh Kemenpora RI tahun 2017!
Diretur
Kriminal Khusus Polda Metro aya Kombes Adi Deriyan mengatakan bahwa
kasus itu telah diterima minggu lalu. Siapa yang melaporkan? Tidak
disebutkan. Yang pasti ada yang melaporkan. Nah. Ini dia serunya. Semua
masih dugaan.
Memang
secara pasti, ada dugaan. Dugaan dan dugaan. Semua masih patut diduga.
Makanya penulis harus menulis “semua patut diduga” agar terhindar dari
segala fitnah.
"Betul, masih lidik (dugaan penyimpangan anggaran
kegiatan kemah dan apel Pemuda Islam)," kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya
Kombes Adi Deriyan ketika dihubungi, Senin (19/11/2018).
Kerennya, si Dahnil S3 yang pernah dibantai oleh pegawai MRT dan Gustika Jusuf Hatta itu, dipanggil masih sebagai saksi. Mantab.
Acara
apel Pemuda Islam pada tahun lalu, 16-17 Desember 2017, diselenggarakan
di Pelataran Candi Prambanan, Jawa Tengah. Acara tersebut menggunakan
anggaran Kemenpora RI, tentu pakai APBN loh.
Terkait
dugaan penyelewengan dana Kegiatan Kemah dan Apel Pemuda Islam
Indonesia, polisi memanggil Dahnil Anzar Simanjuntak, S3 Ekonomi yang
menjadi tim pemenangan Prabowo Sandi.
Seperti
yang sudah diberitakan bahwa acara tahun lalu itu, menggunakan APBN
Kemenpora RI, yang ada di dalam lembaga kepresidenan. Menteri loh.
Dahnil yang pada saat itu adalah Ketua Umum PP Muhammadiyah, dipanggil.
Besok (23/11/2018) Ketua PP Pemuda Muhammadiyah
(Dahnil Anzar) dan ketua panitia acara kemah pemuda (Ahmad Fanani)
sudah ada panggilan
Kapasitasnya (Dahnil dan Fanani) sebagai saksi
ujar Kasubdit Tipikor Ditreskrimsus Polda Metro Jaya AKBP Bhakti Suhendarwa saat dikonfirmasi, Kamis (22/11/2018).
Ada apa gerangan si Dahnil juga ikut-ikutan
dipanggil terkait dugaan penyelewengan dana apel Pemuda Islam Indonesia
di tahun 2017 silam? Kita tahu bahwa Dahnil ini paling keras mengkritik
mengenai kepolisian. Terkait buku merah Tito Karnavian, Dahnil sering
mencuitkan itu di Twitternya.
Apakah
karena Dahnil tahu bahwa ia akan dipanggil oleh kepolisian mengenai
kasus penyelewengan dana apel PII itu? Atau bagaimana?
Apakah
upaya kritik kepolisian mengenai buku merah Tito Karnavian, menjadi
strategi Dahnil untuk melepaskan diri dari panggilan dugaan
penyelewengan dana itu? Atau bagaimana? Semua masih patut diduga.
Berikut analisisnya.
Beberapa kali kita melihat
cara main dari kubu Prabowo Sandi ketika tertekan, adalah melakukan
tindakan pengalihan. Dulu kasus hoax Ratna, tertutup dengan kasus
bendera. Padahal kita tahu, bahwa kasus hoax Ratna ini adalah sebuah
kasus yang mengancam kesatuan dan eprsatuan.
Hoax
itu memecah belah. Hoax itu merusak. Hoax Ratna itu bisa jadi sebuah
strategi dari kubu Prabowo, yakni Ratna Sarumpaet, sebagai strategi
penggembosan kepercayaan publik terhadap pemerintah Jokowi. Ini adalah
sebuah cara yang dilakukan oleh Ratna dulu sebagai tim pemenangan
Prabowo.
Setelah polemik bendera berhenti,
Sandiaga menginjak dan melangkahi kuburan pendiri NU dan pejuang NKRI.
Lalu Sandiaga dibantai, disebut sebagai penista kuburan.
Sebutan
yang pantas kan? Setelah itu, penista kuburan pun disematkan kepada
dirinya. Lantas dirinya juga melakukan aksi pengalihan. Ia minta maaf
sebentar, lalu berlagak berbicara ekonomi.
Apa
hubungannya minta maaf karena menista kuburan, dengan ekonomi? Sandiaga
ini maju dengan ekonomi nya yang dungu itu. Prinsip ekonomi yang dungu
itu mengalihkan dirinya yang pernah menginjak kubur. Ini adalah strategi
ala Amerika.
Tampang Boyolali pun juga ditutup
oleh aksi lucu permintaan maaf Prabowo, dan ia mengalihkan juga dengan
cara-cara lain. Ia kerap kali berbicara ekonomi. Prabowo kerap kali
berbicara mengenai ekonomi lesu dan lain-lain.
Tapi
sekali bodoh tetaplah bodoh. Prabowo yang sudah menghina tampang
Boyolali, ia juga menghina pekerjaan supir ojek. Padahal supir ojek itu
adalah sebuah pekerjaan yang mulia. Mau jadi apa bangsa ini kalau
dipimpin oleh penghina orang kecil?
Dan
lagi-lagi, sekarang polisi sudah mulai bergerak. Terlalu banyak celah
yang bisa ditemukan di kubu Prabowo. Orang-orang di sana bermasalah. Ada
Ratna, Nanik, Hanum, Amien, dan sekarang apakah akan disusul oleh
Dahnil si S3 tukang tambal mulut bocor Prabowo?
Begitulah bocor-bocor.
#JokowiLagiSumber Opini : https://seword.com/politik/wah-dahnil-s3-dipanggil-polisi-terkait-dugaan-penyelewengan-dana-pii-CfJPEcb53
Koalisi Amburadul. “Ketegasan” Prabowo Dilecehkan Timsesnya Sendiri
Yang namanya
kekompakan adalah hal terpenting dalam kerjasama suatu tim, sekecil
apapun tim itu. Pemain olahraga di sektor ganda yang hanya terdiri dari
dua orang saja bisa kocar kacir permainannya jika tak ada yang namanya
kekompakan. Sebaliknya, walau hanya berdua, tapi jika kedua orang
tersebut solid dan kompak, kemenangan sudah pasti menanti di depan mata.
Semakin
banyak orang dalam suatu tim, semakin besar pula usaha yang dibutuhkan
agar kekompakan tim tetap terjaga. Akan sangat mudah dan menyenangkan
jika tanpa diminta, satu sama lain sudah bisa saling mengerti dan saling
melengkapi. Semua sudah tahu posisi dan tugasnya masing-masing tanpa
harus disuruh-suruh. Serasa mendapatkan soulmate alias belahan jiwa
sekalipun terdiri dari banyak orang.
Sebaliknya,
akan tragis jadinya jika dalam tim tidak ada kekompakan. Yang satu
bilang A, yang satu bilang B. Kacaulah semuanya jalan sendiri-sendiri.
Ujung-ujungnya jadi saling bertentangan tak bisa support satu sama lain.
Ketidakkompakan
inilah yang sekarang terlihat di dalam Tim Pemenangan Prabowo-Sandi.
Ngakak sendiri melihat kekonyolan demi kekonyolan yang terus mereka
perbuat dari hari ke hari. Akibat ingin sok jago terlihat macho di depan
rakyat, dalam hal ini para guru, tindakan timses Prabowo-Sandi justru
mempermalukan tim mereka sendiri.
Kita pasti
sudah tahu sama tahu siapa Mardani Ali Sera. Perkataan dan perbuatannya
yang nyebelin sudah ada di mana-mana sejak dulu. Jejak digital merekam
semuanya dengan sangat lengkap.
Baru-baru ini,
jubir Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Mardani Ali
Sera, mengusulkan kenaikan gaji guru hingga Rp 20 juta jika
Prabowo-Sandi terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden Indonesia.
"Karena
itu angka Rp 20 juta itu sebagai efek kejut bahwa guru itu harus
mendapat perhatian dan angka Rp 20 juta itu paling utamanya untuk guru
profesional yang sudah lulus berbagai hal," kata Mardani, Rabu, 21
November 2018.
Woooowwwww……. Saya memang
benar-benar terkejut. Inilah yang dinamakan janji semanis madu,
mengingat saat ini gaji guru di Indonesia adalah sebesar Rp 4,8 juta.
Naik 300% lebih booo…… Bikin ngiler ya. Mantap betul janji surganya.
Tiba-tiba saya jadi teringat akan janji-janji manis yang ditebar
Anies-Sandi di Pilgub DKI tahun lalu. Makmur pejabatnya, merana
warganya. Upsssss……..
Sayangnya, para guru di
Indonesia yang baru saja melayang tinggi diterbangkan angin surga yang
dihembuskan Mardani dan didukung Sekjen PKS, Mustafa Kamal, tiba-tiba
harus merelakan harapan mengantongi gaji 20 juta tiap bulan sirna begitu
saja. Mimpi indah tak berlangsung lama rupanya.
Janji
manis penuh percaya diri khas Mardani Ali Sera si jago ngablak justru
dipertanyakan oleh Prabowo Subianto. Prabowo justru mempertanyakan
sumber dana janji yang sudah dilontarkan Mardani.
"Kenaikan
ini, kenaikan itu, uang dari mana gitu lo," kata Prabowo kepada
wartawan di Hotel Shangri-La, Jakarta, Rabu, 21 November 2018.
Mau
ketawa tapi takut dosa. Tapi daripada menahan ketawa malah lebih dosa
lagi. Akhirnya ya mari kita ngakak bersama. Setidaknya dosa kita
tanggung bersama. Wakakakakaka…….
Sementara itu,
tanggapan Sandi juga tak kalah lucu. Sandi tidak membantah, tapi tidak
juga mengiyakan pernyataan Mardani Ali Sera terkait janji menaikkan gaji
guru Rp 20 juta tersebut. Seperti biasa, Sandi sibuk ngomong
muter-muter berkelit ini itu tak jelas rimbanya.
Sandiaga
Uno banget khan ya kalau sudah begini. Ijinkan saya mencolek warga DKI
untuk meminta tanggapan mereka soal kelakuan Sandi yang seperti ini.
Jangan marah dong DKI. Kalian memang objek yang paling pas untuk
dijadikan contoh dalam kasus ini.
Para pembaca
Seword bisa menyaksikan semua kekonyolan yang dibuat koalisi oposisi
dalam video di bawah ini. Pesan saya cuma satu, jangan sungkan jika
ingin ketawa ngakak. Tertawa itu hak semua orang kok. Wekekekeke…..
Sumber Video : https://youtu.be/Z0LXfkqLhpM
Nyata sudah kesejahteraan guru hanya dibuat jadi
komoditas pilpres tanpa perhitungan matang oleh kubu oposisi. Gaji 20
juta untuk para guru jika Prabowo-Sandi terpilih menjadi Presiden dan
Wakil Presiden RI ternyata hanyalah janji manis penuh kepalsuan.
Antara
Prabowo, Sandi dan timsesnya tak ada kekompakan saat bicara tentang
kesejahteraan guru. Jika sudah begini keadaannya, bagaimana pula mereka
bisa kompak mengatur negara??? Mereka justru kompak saat bicara hoax
Ratna Sarumpaet. Ckckckckck…… Hal ini jelas berpengaruh negatif pada
seorang Prabowo yang katanya identik dengan wibawa dan ketegasan.
Disadari
atau tidak. Diakui atau tidak, Prabowo sudah dilecehkan wibawa dan
ketegasannya saat kecolongan tak bisa mengatur timsesnya sendiri seperti
ini. Hari ini Mardani dan Mustafa yang ngablak seenaknya sendiri sampai
harus dibantah oleh Prabowo. Entah besok siapa lagi yang akan berulah
konyol seperti ini. Mari kita saksikan bersama “drama” selanjutnya yang
akan dibuat koalisi amburadul yang tak kompak ini. #JokowiLagi
Sumber referensi:
https://news.detik.com/video/181121065/kata-sandi-soal-gaji-guru-rp-20-jutaSumber Opini : https://seword.com/politik/koalisi-amburadul-ketegasan-prabowo-dilecehkan-timsesnya-sendiri-kIWWNrMJs
Re-Post by MigoBerita / Kamis/22112018/17.40Wita/Bjm