MigoBerita -Banjarmasin - Tidak ada angin tidak ada Badai, Dubes Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia mencuit di Twitternya Sebut NU "Organisasi Sesat", berbagai kalanganpun beraksi baik di Media Sosial hingga ranah publik, ada apa... Tiba-Tiba atau "By Design" sehingga Osama bin Mohammed Al-Shuaibi Duta Besar Kerajaan Arab Saudi ini mentweet seperti itu. Menarik Analisa Singkat namun cukup Padat dari Pengguna Instagram ini yang Menyebutkan :
(Silahkan Liat ScreenShootnya dan Redaksi Ketik Ulang)
bindusarachandranandini (I.G)
#DemiAllahSaudiituMemang WAHaBI
islam itu menurut negara sekarang menjadi 3 :
1.Islam Sunni diwakili oleh Republik Indonesia yang mayoritas bermazhab Imam Syafe'i ala Indonesia dan mayoritas diwakili N.U secara keorganisasian yang ke
2.Islam Syi'ah yang diwakili Republik Islam Iran yang bermayoritas bermazhab Syiah Istna Atsariyah atau syiah 12 imam atau syiah bermazhab imam Jakfari dan yang ke
3.Islam WAHABI yang diwakili oleh Kerajaan Arab Saudi yang mayoritas bermazhab WAHABI.....
Kasus yang melanda Kerajaan Arab Saudi saat ini :
Wartawan asal arab saudi Jamal Kashogi dimutilasi oleh aparat dubes kerajaan arab saudi di Turki, pelakunya malah tidak dikirim ke Turki karena diperkirakan putra mahkota kerajaan arab saudi Mohammed bin Salman adalah otak dari pembunuhan tersebut.......
Kerajaan arab saudi juga mencampuri urusan dalam negeri negara paling miskin di Timur Tengah yaitu YAMAN dengan setiap hari menyerang dan meluluh lantakkan Yaman yang miskin dengan tentara-tentara bayaran yang didukung penuh persenjataan Amerika... Namun setelah bertahun-tahun menyerang YAMAN yang Miskin, sedikitpun Tidak Pernah Menang... Lalu bilang Republik Islam Iran yang SALAH dan Teroris. Padahal Fakta dilapangan anak-anak Yaman sekarang kurang gizi karena kerajaan arab saudi atas ambisi Salman ingin menguasai Yaman terus membom Yaman tiada henti hingga hari ini.....
Sekarang sebenarnya kaum muslimin harus tahu Mekkah dan Madinah "terjajah" oleh pemerintah kerajaan Wahabi ini karena di ibukotanya Riyadh mereka berpesta pora layaknya berwajah IBLIS sedangkan di Mekkah dan di Madinah mereka seperti pemerintah yang berwajah "Malaikat"....
Belum lagi kubur Nabi direncanakan akan di BONGKAR dan untung karena ulama-ulama N.U zaman dulu memberi statemen Keras Tidak akan mengirim lagi muslim Republik Indonesia untuk Haji dan Umroh akhirnya upaya pembongkaran tersebut Tidak Jadi......
Belum lagi Palestina yang diserang habis-habisan oleh Zionis Israel... Eh malah Yaman yang Mayoritas ISLAM diserang... itulah Kerajaan Arab Saudi Wahabi Salafi Takfiri... Nah Jadi Dubes Kerajaan Arab Saudi ini ingin MENDUKUNG supaya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) Kita chaos (Kacau).
Semoga Para Pendukung Prabowo-Sandi yang disebut 02 dan Pendukung Jokowi-Ma'ruf Amin yang disebut 01 tidak terpancing untuk melakukan CHAOS (Kekacauan), karena ternyata pihak-pihak yang menginginkan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) menjadi KACAU ternyata banyak, Jadi kita sebagai sesama anak bangsa harus tetap Jaga PERSATUAN dan NKRI Harga Mati.
Biarlah Nanti 17 April 2019, Kotak Suara PENENTU Pemimpin kita Selanjutnya.. WHO THE NEXT..!!!
Dan INGAT Jangan MAU GOLPUT.... Satu Suara Anda menentukan Nasib Bangsa INDONESIA kedepannya.
Gus Yaqut pun beraksi di Akun Instagram beliau :
Sumber IG gusyaqut
Cuitan Dubes Arab Saudi Berbuntut Pemanggilan Wadubes
Jakarta - Cuitan Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, berbuntut panjang. Selain menimbulkan protes, cuitan itu juga menyebabkan Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memanggil Wadubes Saudi untuk Indonesia.Pemanggilan itu dilakukan setelah pihak Kemlu berkomunikasi dengan Dubes Osama. Kemlu menyebut Osama sedang berada di luar negeri sehingga tidak bisa memenuhi panggilan itu.
"Setelah mengetahui adanya pernyataan pada sosmed Dubes Saudi, Kemlu berkomunikasi pada hari Minggu dengan Dubes Saudi yang berada di luar negeri. Karena Dubes di luar negeri, hari Senin siang, 3 Desember, Wakil Dubes/Kuasa Usaha Sementara Saudi di Jakarta secara resmi dipanggil ke Kemlu," ujar juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (4/12/2018).
Tata, sapaan akrab Arrmanatha, belum menjelaskan apa hasil pemanggilan tersebut. Dia juga tak menjelaskan apakah akan tetap memanggil Osama jika sudah kembali ke Indonesia nantinya.
Pihak Kemlu hingga saat ini hanya mengatakan substansi pernyataan Osama di cuitan itu tidak tepat. Kemlu pun menyayangkan Osama membuat pernyataan seperti itu.
"Menyesalkan pernyataan dalam sosmed Dubes Saudi. Substansi pernyataan sosmed Dubes Saudi tidak tepat. Secara etika, penyampaian pernyataan seperti yang ada dalam sosmed Dubes Saudi tidak sesuai dengan prinsip hubungan diplomatik," ujar Tata.Soal cuitan Osama ini awalnya diprotes oleh PBNU. Ketua PBNU Said Aqil Siroj mengatakan PBNU memprotes keras tweet Osama.
"Hubungan yang baik selama ini yang kita bangun dari dulu sampai sekarang antarumat Islam Indonesia dan umat Islam Arab, begitu pula pemerintah Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi selama ini ternodai oleh pernyataan Osama bin Mohammed Al Shuaibi, duta besar Arab Saudi di Indonesia, dengan menyebarkan informasi yang keliru dan menyesatkan yang ditulis dalam tweet-nya sebagai berikut," kata Ketua PBNU Said Aqil Siroj dalam jumpa pers yang digelar di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (3/12) kemarin.
Dia juga membacakan tweet yang dimaksud, yaitu:
"'Massa yang berjumlah lebih dari satu juta berkumpul demi menyatakan persatuan umat Islam merupakan reaksi keras terhadap dibakarnya bendera tauhid oleh seorang dari pihak organisasi sesat menyimpang kurang-lebih sebulan yang lalu,' ini ucapan dia," kata Aqil membacakan tweet tersebut.
"'Jadi kemarin itu Reuni 212 itu yang jumlahnya banyak itu karena menyikapi reaksilah terhadap pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum dari organisasi sesat. Dengan dihadiri oleh capres no 02 Prabowo Subianto, wakil ketua parlemen Fadli Zon, dan lain-lain bapak-bapak wakil Indonesia,'" sambungnya masih membacakan tweet yang disebutnya dicuitkan Osama.
Saat dicek, kini tidak ada lagi tweet tersebut di akun Twitter Osama. Said Aqil memprotes keras sikap Osama.
Dubes Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuabi (Foto: Grandyos Zafna/detikcom)
Sumber Berita : https://news.detik.com/berita/d-4330702/cuitan-dubes-arab-saudi-berbuntut-pemanggilan-wadubesKemlu: Cuitan Dubes Arab Tak Sesuai Prinsip Hubungan Diplomatik
Jakarta - Kementerian Luar Negeri menilai cuitan Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi tidak sesuai prinsip hubungan diplomatik. Cuitan tersebut ramai di media sosial dianggap tidak tepat."Secara etika penyampaian pernyataan seperti yang ada dalam sosmed Dubes Saudi tidak sesuai dengan prinsip hubungan diplomatik," juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (4/12/2018).
Kemlu sendiri sudah berkomunikasi dengan Osama, namun yang bersangkutan sedang berada di luar negeri. Akhirnya, Kemlu memanggil Wakil Dubes Arab Saudi untuk dimintai penjelasan terkait cuitan tersebut.
"Pimpinan perwakilan tertinggi jika tidak ada Dubes ditempat adalah kuasa usaha sementara dalam hal ini Wakil Dubes. Dubes saat ini ada di luar negeri," ucap pria disapa Tata.
Tata juga mengatakan Kemlu sudah mengambil tindakan sebelum PBNU dan GP Ansor melakukan protes atas cuitan Osama. Tapi, dia tak menjelaskan tindakan apa yang dimaksud.
"Intinya sebelum ada surat GP Anshor dan release NU, Kemlu sudah ambil tindakan," kata dia.Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj sebelumnya memprotes keras cuitan Osama. Said membacakan tweet yang disebutnya punya Osama. Berikut ini petikannya yang disampaikan Said Aqil:
"'Massa yang berjumlah lebih dari satu juta berkumpul demi menyatakan persatuan umat Islam merupakan reaksi keras terhadap dibakarnya bendera tauhid oleh seorang dari pihak organisasi sesat menyimpang kurang lebih sebulan yang lalu' ini ucapan dia," kata Aqil membacakan tweet tersebut.
"'Jadi kemarin itu Reuni 212 itu yang jumlahnya banyak itu karena menyikapi reksilah terhadap pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum dari organisasi sesat. Dengan dihadiri oleh capres no 02 Prabowo Subianto, wakil ketua parlemen Fadli Zon, dan lain-lain bapak-bapak wakil Indonesia,'" sambungnya masih membacakan tweet yang disebutnya dicuitkan Osama.
Saat dicek, tidak ada lagi tweet tersebut di akun Twitter Osama. Pihak Kedubes Arab Saudi untuk Indonesia juga sudah dihubungi, namun belum direspon.
Foto: Ari Saputra
Sumber Berita : https://news.detik.com/berita/d-4330775/kemlu-cuitan-dubes-arab-tak-sesuai-prinsip-hubungan-diplomatikPemerintah Punya Sejumlah Opsi Sanksi untuk Dubes Arab Saudi
Jakarta - Pemerintah Indonesia disebut memiliki sejumlah opsi sanksi terkait masalah cuitan 'organisasi sesat' yang dibuat oleh Duta Besar Arab Saudi Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi. Namun, sanksi harus diberikan sesuai pelanggaran.Pakar Hukum Internasional Universitas Indonesia (UI), Hikmahanto Juwana, menyatakan pemerintah bisa saja memberikan sanksi kepada Osama. Sebelum memberi sanksi, pemerintah juga diminta mempertimbangkan dampaknya terhadap hubungan dengan Saudi.
"Sekarang ini dari Kemlu (Kementerian Luar Negeri) justru mau mengambil tindakan seperti apa disesuaikan dengan pelanggaran yang dilakukan. Apakah misalnya minta supaya dubes Arab Saudi membuat pernyataan maaf, apa misalnya pemerintah Arab Saudi yang harus melakukan permintaan maaf itu, atau pemerintah Arab Saudi diminta untuk menarik mundur duta besarnya, atau misalnya kita, Kemlu melakukan pengusiran, persona nongrata, ini semua opsi-opsi yang dimiliki Kemlu. Tapi sekali lagi harus disesuaikan dengan tingkat pelanggarannya. Jangan juga berlebihan, jangan sampai kemudian merusak hubungan kedua negara, Indonesia-Arab Saudi," kata Hikmahanto saat dihubungi detikcom, Selasa (4/12/2018).
Dia menilai tindakan Osama tak wajar bagi seorang duta besar. Seharusnya, menurut Hikmahanto, duta besar harus menghindari memberi komentar soal urusan dalam negeri tempatnya bertugas, terutama jika masalah itu sensitif.
"Sebenarnya nggak wajar, apalagi masalah-masalah yang sensitif di suatu negara. Ini seharusnya dihindari, tidak boleh melakukan seperti itu. Ini sudah terjadi, ini yang tentu Kemlu sudah benar memanggil Wadubes, tinggal sekarang ada nggak permintaan maaf ini terhadap tindakan seperti itu. Harusnya Pak Dubes Arab Saudi jangan seperti itu," ujarnya.
Soal cuitan Osama ini awalnya diprotes oleh PBNU. Ketua PBNU Said Aqil Siroj mengatakan PBNU memprotes keras tweet Osama.
"Hubungan yang baik selama ini yang kita bangun dari dulu sampai sekarang antarumat Islam Indonesia dan umat Islam Arab, begitu pula pemerintah Indonesia dengan pemerintah Arab Saudi selama ini ternodai oleh pernyataan Osama bin Mohammed Al Shuaibi, duta besar Arab Saudi di Indonesia, dengan menyebarkan informasi yang keliru dan menyesatkan yang ditulis dalam tweet-nya sebagai berikut," kata Ketua PBNU Said Aqil Siroj dalam jumpa pers yang digelar di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin (3/12) kemarin.
Dia juga membacakan tweet yang dimaksud, yaitu:
"'Massa yang berjumlah lebih dari satu juta berkumpul demi menyatakan persatuan umat Islam merupakan reaksi keras terhadap dibakarnya bendera tauhid oleh seorang dari pihak organisasi sesat menyimpang kurang-lebih sebulan yang lalu,' ini ucapan dia," kata Aqil membacakan tweet tersebut.
"'Jadi kemarin itu Reuni 212 itu yang jumlahnya banyak itu karena menyikapi reaksilah terhadap pembakaran bendera tauhid yang dilakukan oleh oknum dari organisasi sesat. Dengan dihadiri oleh capres no 02 Prabowo Subianto, wakil ketua parlemen Fadli Zon, dan lain-lain bapak-bapak wakil Indonesia,'" sambungnya masih membacakan tweet yang disebutnya dicuitkan Osama.
Saat dicek, kini tidak ada lagi tweet tersebut di akun Twitter Osama. Said Aqil memprotes keras sikap Osama.
Atas persoalan ini, Kemlu telah mengambil tindakan. Wadubes Arab Saudi sudah dipanggil karena Osama sedang berada di luar negeri.
"Setelah mengetahui adanya pernyataan pada sosmed Dubes Saudi, Kemlu berkomunikasi pada hari Minggu dengan Dubes Saudi yang berada di luar negeri. Karena Dubes di luar negeri, hari Senin siang, 3 Desember, Wakil Dubes/Kuasa Usaha Sementara Saudi di Jakarta secara resmi dipanggil ke Kemlu," ujar juru bicara Kemlu Arrmanatha Nasir melalui pesan singkat kepada detikcom, Selasa (4/12).
Pihak Kedubes Arab Saudi sendiri belum angkat bicara soal protes ini. detikcom sudah mencoba menghubungi pihak Kedubes Arab Saudi, namun belum ada tanggapan terkait protes dari PBNU, GP Ansor hingga pemanggilan Wadubes.
Hikmahanto Juwana (Foto: Ari Saputra-detikcom)
Sumber Berita : https://news.detik.com/berita/d-4330868/pemerintah-punya-sejumlah-opsi-sanksi-untuk-dubes-arab-saudi Dubes Saudi Bilang GP Ansor Sesat, NU Ngamuk
Oleh: Denny Siregar*"Pembakaran bendera itu dilakukan oleh organisasi yang sesat dan menyimpang."
Begitu cuitan Osama bin Mohammed Al-Shuaibi Dubes Arab Saudi untuk Indonesia, di akun Twitter resminya. Sontak cuitan itu membuat gerah mulai dari PBNU dan organisasi pemudanya GP Ansor dan Banser.
Cuitan itu sudah dihapus oleh Osama, tetapi sudah di screenshot dan menyebar ke mana-mana. Dan reaksinya langsung menggerakkan PBNU untuk mengeluarkan surat resmi supaya Dubes Arab Saudi itu mengklarifikasi dan meminta maaf kepada NU dan GP Ansor.
GP Ansor jelas ngamuk, karena organisasinya dituding sesat. GP Ansor dan Banser adalah salah satu organisasi pemuda yang berjuang memerdekakan negeri ini. Dan dalam keyakinan Ansor, bendera yang dibakar pada waktu peristiwa Garut itu adalah bendera HTI organisasi yang dilarang pemerintah.
Di akun Instagramnya, Gus Yaqut Ketum GP Ansor langsung mengunggah surat protes yang dilayangkan kepada Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, untuk melakukan korespondensi diplomatik kepada Duta Besar Saudi itu. PBNU bahkan meminta Dubes Saudi dipulangkan ke negara asalnya karena kurang ajar.
Dubes Saudi ini juga yang kemarin mengatakan bahwa kehidupan Rizieq Shihab di Saudi dijamin pemerintah Saudi dan Indonesia. Pembelaannya terhadap Rizieq sangat terlihat sehingga akhirnya ia menimpakan semua kesalahan kepada GP Ansor yang dianggapnya "organisasi yang menyimpang".
Mungkin sudah saatnya kita menggertak Saudi, terutama ketika PBNU dan GP Ansor sudah mulai dicolek untuk memanaskan situasi.
Seruput...☕☕
Cara Baru Merekrut Anggota ISIS Melalui Game PUBG, Ini Buktinya
Jakarta, (Tagar 3/12/2018) - Siapa tak kenal game PlayerUnknown's Battleground (PUBG). Berjenis battle royale, game yang dapat dimainkan dalam beragam platform itu diminati banyak anak-anak dan remaja di seluruh dunia.Perusahaan pengelola game tersebut, PUBG Corps, mencatat jumlah pemain PUBG saat ini mencapai 400 juta orang, dengan perhitungan 350 juta orang menggunakan perangkat mobile dan 50 juta memakai PC dan Xbox One.
Maraknya pemain PUBG ternyata berpengaruh terhadap psikis remaja. Egypt Today dalam laporannya mengungkapkan seorang remaja di Kairo, Mesir, dikabarkan membunuh gurunya karena terinspirasi permainan PUBG.
Pemuda bernama Seif el-Din itu menikam guru hingga tewas ketika menjalani les privat Kimia di kediaman guru tersebut pada Jumat, 23 November 2018. Nyawa guru berusia 59 tahun itu hilang di saat yang sama ketika Seif merayakan ulang tahunnya ke-16 tahun.
Seif yang ditangkap di kediamannya mengaku kepada kepolisian setempat meniru sejumlah karakter dalam permainan PUBG.
Kematian guru itu menyulut kemarahan Anggota Parlemen Mesir, Ahmed Badawy. Badawy menilai game itu bagian dari penyulut perang generasi keempat di kawasan Timur Tengah.
Kepada Otoritas Pengaturan Telekomunikasi Nasional Mesir, Badawy meminta untuk menghapus PUBG dari aplikasi game di Google Play. Menurutnya, PUBG meninggalkan dampak buruk pada remaja karena memicu kekerasan di negaranya.
Di lain sisi, sejumlah media Mesir mengklaim kelompok radikal Negara Islam (ISIS) menggunakan PUBG untuk berkomunikasi kepada para pemain, kemudian merekrut anggota baru. Alasan kuatnya, para pemain PUBG dinilai media Mesir memiliki bakat menyusun taktik untuk menghancurkan lawan.
Penyebab lain, ketika video skema permainan PUBG di Mesir heboh beberapa waktu lalu. Video itu memperlihatkan pesawat yang membawa 100 pemain di awal sesi PUBG memutar latar belakang lagu-lagu ISIS, Clashing of Swords. Setelah itu, 100 pemain PUBG diharapkan untuk saling membunuh hingga tersisa satu pemain. []
Bahar Smith, Deretan Mobil Mewah dan Pergaulan dengan Tommy Soeharto
Jakarta, (Tagar 4/12/2018) - Bahar Smith pria kelahiran Manado, Sulawesi Utara, 32 tahun silam. Belakangan namanya menjadi buah bibir karena video ceramahnya yang viral diduga menghina Presiden Joko Widodo hingga ia dilaporkan ke polisi.Pilihannya untuk mangkir saat dipanggil pihak kepolisian, Senin (3/12), membuat namanya terus menjadi sorotan publik. Belakangan beredar di media sosial perihal gaya hidup jetset dari pria yang merupakan Pemimpin dan Pendiri Majelis Pembela Rasulullah, Tangerang, sekaligus Pemimpin Pondok Pesantren Tajul Alawiyyin, Bogor.
Deretan koleksi mobil mewah yang disebut milik Bahar Smith tersebar di media sosial.
Benarkah Bahar Smith pemilik dari kendaraan-kendaraan mewah ini?
Saat Tagar News melakukan pengecekan plat nomor kendaran pada website dinas pendapatan daerah, beberapa plat nomor tidak bisa diakses, sehingga mengenai kepemilikan deretan mobil mewah, belum bisa dikonfirmasi kebenarannya.
Tidak hanya deretan mobil mewah, belakangan di media sosial Twitter juga beredar foto kebersamaan orang yang mirip Bahar Smith dengan calon Anggota DPR dari Partai Berkarya, yang juga pengusaha tajir anak dari Presiden Soeharto, Tommy Soeharto.
Berikut ini keriuhan foto-foto diduga Bahar Smith dan diduga mobil-mobil Bahar Smith di media sosial:
Profil Cak Nanto Pengganti Dahnil Anzar di Pemuda Muhammadiyah
Jakarta, (Tagar 4/12/2018) - Sunanto, atau yang biasa disapa sejawatnya dengan panggilan Cak Nanto, terpilih mengantikan Dahnil Anzar Simanjuntak untuk menduduki kursi Ketua Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022.Cak Nanto kokoh di posisi peraih suara terbanyak dari total 1.196 pemilih. Pria berdarah Madura ini meraih 590 suara, meninggalkan jauh dua rivalnya, Ahmad Labib yang hanya memperoleh 292 suara, dan Ahmad Fanani di posisi buncit dengan 266 suara.
Pemilihan dengan mekanisme voting manual dilakukan di hari terakhir Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII di Gedung Sportstarium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (28/11) lalu.
Cak Nanto sejatinya bukan orang baru di kalangan Pemuda Muhammadiyah. Sunanto Cilik sudah bersinggungan dengan atmosfir Muhammadiyah saat tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep.
Sunanto lahir di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Sebuah desa terpencil di bagian selatan ujung timur Pulau Madura. Tempat yang jauh dari jalan protokol.
Selepas lulus dari SD Negeri Lobuk, Sunanto masuk Pondok Pesantren Sumber Mas, di Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, sekaligus menempuh pendidikan di MTs Sumber Mas Ganding. Di sinilah watak keislaman mulai ditempa dengan pendidikan formal di tsanawiyah dan kajian kitab kuning di pondok pesantren.
Selepas Tsanawiyah, Anak dari pasangan Muatram dan Zakiyah ini kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Muhammadiyah Sumenep, pilihan paling masuk akal bagi anak kurang mampu seperti dirinya. Bersekolah di SMA Muhammadiyah Sumenep ini gratis tanpa biaya. Semua ditanggung PAM Sumenep, seperti yang kami kutip dari laman resmi CakNanto.com.
Bungsu dari tiga bersaudara ini tercatat aktif di banyak organisasi, menempanya dengan banyak pengalaman bekerja dalam tim dan seni kepemimpinan. Mulai dari menjabat sebagai Pimpinan Ranting Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), sampai akhirnya mencapai pucuk tertinggi organisasi di tingkat daerah sebagai Pimpinan Daerah IRM Sumenep. Sekarang IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah). Kemampuan berorganisasi Sunanto kian terasah, hingga ia berhasil menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Tengah.
Selepas kuliah Sunanto masih melanjutkan karier di DPP IMM sebagai Kabid Hikmah. Bahkan ia sempat maju sebagai calon Ketua Umum DPP IMM bersaing dengan Ton Abdillah dan hanya kalah satu suara.
Ayah dari Qiesha Joang Ikatan dan Queen ini masuk di jajaran Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Bahkan di Muktamar XVI di Padang, Sumatera Barat, ia berhasil masuk sebagai salah seorang formatur dan terpilih menjadi Ketua Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik. Tidak hanya itu, ia juga berhasil menjadi Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pemilu untuk Rakyat (JPPR) periode 2017-2019.
Keaktifannya di Pemuda Muhammadiyah mengantarkan Sunanto menjadi pribadi yang matang. Di saat banyak pimpinan yang masuk resuffle, ia tetap bisa bertahan. Dan di Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, ia maju sebagai kandidat calon ketua umum, bersaing dengan para calon yang lebih tenar dibanding dirinya.
Anak petani dari pesisir karang Madura ini akhirnya mampu membuktikan dirinya menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2022. []
Kapitra Sebut Jokowi Alumnus 212, Prabowo Bukan
Jakarta, (Tagar 4/12/2018) - Mantan penasihat hukum Rizieq Shihab, Kapitra Ampera menyebut Presiden Joko Widodo adalah alumnus 212, sedangkan Prabowo Subianto bukan. Karena, kata Kapitra, Jokowi hadir pada acara demonstrasi 212 tahun 2016, sedangkan Prabowo tidak.Kapitra lebih lanjut mengatakan, Panitia Reuni 212 batal mengundang Presiden Joko Widodo memperkuat fakta reuni 212 merupakan unjuk kekuatan capres nomor urut 02 menjelang pilpres.
Baca juga: Kapitra Ungkap Ceramah Politik dalam Reuni 212
"Panitia reuni batal mengundang Jokowi karena dianggap anti 212 dan tidak mensyukuri anugerah 212. Itu merupakan penilaian yang salah, karena reuni sejatinya berkumpulnya kembali para peserta atau alumni Aksi Bela Islam 212, yang mana Presiden Jokowi hadir pada saat itu. Di sisi lain justru Capres 02 Prabowo Subianto tidak hadir pada saat itu, malah memberi kata sambutan. Mengapa bersembunyi di balik jubah agama untuk kepentingan politik," kata Kapitra Ampera melalui keterangan tertulis diterima Tagar News, Selasa sore (4/12).
Apabila reuni 212 murni merupakan aksi keagamaan, "Mengapa tak satukan saja kedua capres pada panggung yang sama, menunjukkan Islam yang Rahmatan lil A’lamin, dapat merangkul semua pihak untuk duduk bergandeng bersama, memperlihatkan ukhuwah islamiyah, mengenyampingkan egoisme dan panasnya suhu politk," kata Kapitra.
"Seperti beberapa waktu lalu, begitu bahagianya melihat kedua capres berpelukan takkala salah seorang atlet nasional berhasil memperoleh medali emas dalam Asian Games. Suasana tersebutlah yang diharapkan dari wajah 212, siapa pun yang terpilih nantinya, umat Islam mengawasi dan menjaganya," lanjut Kapitra.
Kapitra mengatakan, Ketua GNPF-U walau berdalih hanya menjanjikan acara itu bukan untuk agenda politik, namun ia tidak pernah menjamin tidak akan ada kata yang menyangkut politik dalam acara itu.
"Katakanlah panitia tidak ingin disebut menggiring untuk memilih Prabowo untuk menghindari dugaan kampanye, maka lebih tepat disebut penggiringan untuk tidak memilih Jokowi pada Pilpres mendatang," ujar Kapitra.
Penggunaan reuni 212 sebagai wadah politik, kata Kapitra, dengan secara terbuka mendukung salah satu pasangan capres, "Maka tema utama reuni 212 untuk persatuan dan kesatuan umat Islam itu kontraproduktif dengan fakta karena justru umat Islam akan terpecah, antara peserta reuni yang mendukung pasangan capres cawapres 02 dengan umat Islam yang tidak ikut reuni 212."
Sebelumnya, Kapitra mengungkap fakta-fakta ceramah dalam reuni 212 berisi materi politik. Tentang apakah yang disampaikan para penceramah dalam reuni 212 tersebut telah melanggar aturan kampanye yang tertuang dalam Peraturan Perundang-undangan atau tidak, kata Kapitra, menjadi wewenang Bawaslu yang memeriksa dan menilai. []
Kenapa Sandi Tidak Ikut Reuni?
Oleh: Denny Siregar*Selesai sudah acara reuni dari Monas University yang diperkirakan menelan biaya seratus miliar rupiah itu.
Para peserta sudah pulang ke rumah masing-masing dengan kebanggaan karena merasa sudah berjihad, padahal sebagian orang menilai mereka sebenarnya ditunggangi politik. Dan memang kental sekali bau politiknya karena di sana ada yel-yel dukung Prabowo sebagai Capres 2019. Banyak tokoh politik yang hadir memberikan orasi termasuk Prabowo.
Tapi, eh, di mana Sandiaga Uno?
Sandiaga Uno ternyata tidak ikut reuni. Biasanya ia muncul dengan wajah dan tingkah lucu, tapi panggung yang besar itu tampak sepi dari kehadirannya. Ke mana dia?
Cari sana cari sini, dapatlah berita tidak mengenakkan dari seorang teman bahwa memang Sandi tidak diundang ke acara reuni akbar itu. Kenapa? Tanyaku. Karena ada sedikit gesekan antara Prabowo dan Sandi dalam masalah pencapresan ini.
Gesekan? Wah menarik ini pikirku. Saya juga sudah menduga bahwa pasti akan terjadi gesekan antara kedua orang ini.
Kalau melihat apa yang terjadi sebelum penentuan Cawapres, Prabowo sebenarnya mencari orang yang bisa menyediakan logistik besar untuk bergerak. Dan karena Demokrat hanya janji-janji saja, Sandi masuk dengan janji dan dp untuk meyakinkan Prabowo bahwa ia bisa mendapat dana dari luar untuk biayai gerakan mereka.
Tapi ternyata dana yang dijanjikan Sandi tidak kunjung datang. Ini yang membuat Prabowo kesal. Mau marah tapi sudah terlanjur. Kan gak mungkin Prabowo pecat Sandi jadi Cawapres dan menggantinya dengan orang lain? Di sinilah kelihaian Sandiaga dengan jurus bangau dan kepala petenya yang sudah mengecoh Prabowo.
Akhirnya Prabowo terpaksa "manggung" kecil-kecilan di dalam gedung atau nama kerennya indoor. Padahal di 2014 lalu, kegiatan kampanyenya selalu ada panggung dan massa besar. Bisa joget-jogetan dan ada penyanyi dangdut yang dibayar mahal.
Lama-lama Prabowo gak tahan juga tidak berada di panggung besar. Proposal 212 diterimanya dan digeberlah acara itu untuk menaikkan elektabilitasnya.
Tapi Sandiaga tidak diundang. Lha, jangan sampai panggung itu malah digunakan Sandi untuk menaikkan namanya sendiri. Itu panggung Prabowo. Sandi lalu dilempar ke luar kota sebagai "hukuman" karena tidak sesuai dengan harapan.
Beda dulu saat 2014, di mana setiap ada Prabowo di situ ada Hatta Rajasa, cawapresnya. Mereka seperti mimi mintuno, tidak bisa lepas satu sama lain. Sama Sandi ini Prabowo berasa kikuk. Mau marah dia Cawapres, gak marah tapi ngeselin.
"Jauh jauh deh lu.." begitu mungkin kode Prabowo sehingga tidak mau berdekatan dengan Sandi saat acara puncak. Sandi mau apa, ya terpaksa pergi sejauh yang dia bisa.
Kisah seteru ini menarik meski hanya terdengar dalam bisik-bisik di warung kopi. Ya gak mungkin dong tampil keluar karena bisa menghancurkan citra "kekompakan" dan bisa menurunkan elektabilitas.
Bagaimana kisah dua insan ini selanjutnya?
Kita nantikan saja dalam film "Bernapas dalam Pilpres" yang kabarnya sudah ditonton 8 juta orang dan banyak penonton yang kesurupan.
Polda Metro: Peserta Reuni 212 Bukan 8 Juta Tapi 100 Ribu Orang
Jakarta, (Tagar 2/12/2018) - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Polisi Argo Yuwono menjelaskan, jumlah peserta Reuni 212 di Monas Jakarta bukan 8 juta orang, tapi 100 ribu orang."100 ribu," tulis Argo Yuwono dalam pesan singkatnya pada Tagar News, Minggu sore (2/12).
Sebelumnya, Ketua Panitia Reuni 212 Bernard Abdul Jabbar mengatakan lebih dari 8 juta orang datang ke acara Reuni 212.
Abdul Jabbar menyebut orang-orang yang datang ke reuni itu sebagai mujahid atau pejuang.
Baca juga: Panitia Reuni 212 Klaim 8 Juta Mujahid Datang ke Monas Jakarta
"Kenapa? Mungkin ketika disebut alumni (tahun 2017) kita hadir di sini berkurang dari 7 juta, tapi sekarang saudara-saudara karena mujahid, pejuang, sehingga hari ini hampir lebih dari 8 juta saudara-saudara," seru Abdul Jabbar.
"Sudah sampai Gunung Sahari, Cempaka putih bahkan sampai HI, Thamrin. Mereka banyak tidak kebagian ke tempat ini, ini adalah rasa syukur kita kepada Allah. Karena Allah memberikan ini semata-mata karena izin Allah kita bisa berkumpul di tempat ini," lanjutnya.
Sehari sebelumnya, Sabtu (1/12) Argo Yuwono mengatakan, untuk mengamankan kegiatan Reuni 212 ini Polda Metro Jaya bersama Kodam Jaya dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengerahkan 20.000 personel.
Argo Yuwono menjamin aparat gabungan mengamankan aksi besar yang diharapkan berlangsung tanpa mengganggu keamanan serta ketertiban masyarakat. []
Yel-yel 'Hidup Prabowo' di Monas, Sementara Jokowi Sepedaan Santai di Bogor
Jakarta, (Tagar 2/12/2018) - Massa yang hadir dalam acara Reuni 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu, meneriakkan kata-kata "Hidup Prabowo" secara serempak sambil mengacungkan jempol dan telunjuknya ke atas membentuk angka 2.Kehadiran calon presiden nomor urut 02 di acara Reuni 212 yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu, menyedot perhatian dan antusiasme massa yang sudah memadati kawasan Monas sejak dini hari.
Ketika Prabowo memasuki kawasan Monas didampingi sejumlah tokoh politik dan panitia Reuni 212, massa menyemut berusaha mendekat dan meneriakkan kata-kata serempak "Hidup Prabowo, hidup Prabowo, hidup Prabowo!" tanpa terputus.
Mereka mengacungkan jari jempol dan jari telunjuk ke atas membentuk angka dua seakan ingin menunjukkan dukungan politiknya terhadap capres nomor urut 02 tersebut.
Prabowo tak lama kemudian menyampaikan pidato singkatnya selama sekitar tiga menit di atas panggung dan menolak melakukan kampanye.
"Sebagaimana kalian ketahui, saya sekarang telah mendapat tugas dan amanah sebagai calon presiden RI, dan karena itu saya harus patuh dan mengikuti semua ketentuan, saya tidak boleh bicara politik pada kesempatan ini, saya tidak boleh kampanye. Jadi saya hanya ingin mengucapkan terima kasih bahwa saya diundang hari ini oleh panitia," kata Prabowo Subianto.
Massa menyambut pidato Prabowo dengan teriakan takbir dan merdeka.
Tak lama setelah menyampaikan pidato, Prabowo meninggalkan Monas dan panitia menyatakan kebanggaannya kepada Prabowo yang dianggap telah menepati janjinya untuk tidak berkampanye di ajang Reuni 212.
Massa Reuni 212 secara perlahan mulai bergerak meninggalkan kawasan Monas meski ada beberapa yang tetap bertahan untuk mengikuti salat zuhur berjamaah.
Sepedaan di Bogor
Sementara Monas dikepung massa 212, Presiden Joko Widodo memilih bersepeda menuju tempat kunjungan kerjanya di Bogor.
Jokowi sebelumnya telah dipastikan tidak diundang untuk hadir dalam acara Reuni 212 yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Minggu.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu dilansir kantor berita Antara memilih bersepeda untuk hadir menyaksikan pemasangan instalasi listrik PLN di Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor.
Ia menempuh perjalanan sekitar 1,5 km ditemani oleh Menteri BUMN Rini Soemarno, sejumlah dirut BUMN, beberapa milenial BUMN, dan Paspampres.
Sepanjang perjalanan, Jokowi menyapa warga yang telah menanti di pinggir jalan. Banyak dari warga berusaha untuk mendekat dan mengabadikan momen tersebut dengan kamera ponsel mereka.
Presiden pada kesempatan itu mengenakan jaket berwarna hitam dipadu dengan celana jeans dan helm warna hijau pupus. []
Beragam Kepentingan Reuni 212
Oleh: Eko Kuntadhi*Ada banyak kepentingan yang saling bertaut pada reuni 212 kali ini. Kepentingan Prabowo-Sandi untuk memenangkan Pilpres kali ini sangat mendominasi. Mereka memang gak punya prestasi yang layak dibanggakan. Makanya mereka mengandalkan acara reuni 212 untuk mengangkat elektabilitasnya.
Kalau kita perhatikan hampir semua panitia pelaksana reuni 212 ini adalah tim pemenangan Prabowo-Sandi. Di sana ada Yusuf Martak, ada Neno Warisman, ada Tambo, ada juga Ahmad Dhani.
Prabowo dan Sandi pasti gak mau kehilangan momentum ini. Makanya beredar isu, Gerindra habis-habisan menggenjot massa untuk hadir pada reuni 212 ini. Sebab ini adalah show of force pendukung Prabowo untuk ajang Pilpres 2019 yang akan datang.
Gerakan reuni yang mengatasnamakan Islam ini bisa dianggap cara Prabowo menunggangi agama untuk kepentingan politiknya. Padahal kalau dilihat Prabowo gak peduli-peduli amat terhadap isu-isu agama. Ia sendiri bukan muslim yang taat, seperti pengakuannya.
Selain kepentingan Prabowo-Sandi, reuni 212 juga menjadi semacam mesin politik PKS untuk menggerakkan massanya. Partai yang sedang dililit konflik habis-habisan ini membutuhkan momentum untuk memanaskan mesin partainya. Apakah mesin itu masih bekerja atau sudah ringsek.
Di sisi lain, partai seperti PKS adalah yang paling berkepentingan dengan politik identitas. Semakin agama jadi slogan politik akan semakin senang mereka. Dengan begitu mereka bisa terus menerus menjajakan dagangannya untuk meraih simpati.
Wajar saja jika PKS sekuat tenaga memobilisir massanya untuk hadir di acara reuni ini. Mereka berharap bisa mencuri perhatian publik dari sana.
Elemen lain yang berkepentingan adalah para pentolan FPI dan mereka yang menamakan diri Alumni 212. Ajang ini bisa jadi bargaining politik mereka kepada pihak yang berkepentingan dengan massa berbasis Islam.
Setelah kaburnya Rizieq ke luar negeri, FPI berusaha untuk tetap eksis dan galak. Sebab jika tidak galak mereka akan kehilangan daya tawarnya. Elit-elit politik akan memandang sebelah mata pada mereka.
Kepentingan lain pada reuni 212 dan pengerahan massa adalah elemen-elemen HTI. Organisasi yang di banyak negara dianggap teroris ini harus terus menancapkan kukunya di Indonesia.
HTI berkelindan dengan kelompok ekstrimis lainnya untuk mendesakkan agenda politiknya. Makanya jangan kaget jika bendera hitam yang sering dipakai teroris beraksi akan banyak dikibarkan pada acara tersebut.
Kelompok ekstrimis pasti suka dengan agresivitas umat Islam. Umat yang agresif dan pemarah ini merupakan bahan bakar yang mudah disulut.
Kalau sudah tersulut, akan menjadi alasan srigala-srigala dari luar masuk ke Indonesia mengobarkan kekacauan. Irak, Suriah atau Libya mengalami kondisi seperti itu. Ketika di dalam negeri ada gejolak pasukan yang entah dari mana diimpor untuk menambah kacau. Itulah tujuannya.
Kita tahu tujuan mereka adalah untuk membentuk khilafah menggantikan Pancasila. Hal itu gak mungkin bisa dicapai dengan suasana damai. Hanya dengan mengukur kekacauan peluang pendirian khilafah bisa dilakukan.
Menciptakan suasana kacau hanya bisa dilakukan apabila umat Islam beringas. Nah, ajang reuni kali ini bisa menjadi latihan sebagian umat Islam untuk lebih beringas dan berorientasi politik.
Pihak lain yang suka dengan reuni 212 adalah mereka yang baru melek agama dengan slogan hijrah. Mereka ditipu untuk dimobilisir. Mereka beranggapan bahwa hadir pada reuni 212 adalah bagian dari perintah agama.
Mereka suka dengan simbol-simbol yang berkibar karena seperti menunjukkan eksistensi keislamannya. Mereka suka show untuk dianggap beragama. Mereka suka dengan jargon politik Islam. Mereka hanya ikut agar eksistensinya menemukan wujud.
Orang-orang ini akan memanfaatkan ajang reuni 212 untuk selfie-selfie, berfoto bersama untuk disebar ke akun media sosialnya. Pesannya, inilah pejuang agama calon penghuni surga.
Padahal mereka seperti domba-domba yang sedang digiring oleh para politisi yang memanfaatkan suasana reuni 212.
Reuni 212 memang membawa banyak kepentingan. Banyak motivasi terjadi di dalamnya. Dan Prabowo-Sandi, yang konsep kampanyenya sampai sekarang gak jelas, ingin memanfaatkan emosi seperti itu untuk kepentingan politiknya.
Bolehlah. Reuni 212 kita sebut sebagai kampanye Prabowo-Sandi semata. Gak lebih.
Reuni 212, Kampanye Berbungkus Agama
Oleh: Eko Kuntadhi*Sebuah partai punya calon Presiden. Kalau dilihat dari sisi keagamaan calonnya sih, gak bagus-bagus amat. Ia bukan penganut Islam taat. Setiap Jumat, misalnya, selalu ada pertanyaan: adakah yang tahu Prabowo salat Jumat di mana?
Dari sisi keluarga juga pelangi. Adik Prabowo, Hasyim Joyohadikusumo dikenal sebagai tokoh gereja. Kakak iparnya menganut Katolik. Artinya jika sisi keislaman mau ditonjolkan justru tidak ada yang bisa diharapkan dari seorang Prabowo. Selain keluarganya pelangi, Prabowo sendiri bukan penganut Islam yang taat. Ini diungkapkan sendiri oleh Sohibul Iman, Presiden PKS, dalam sebuah kesempatan.
Kita juga sering mendengar kisah soal awamnya Prabowo dalam perkara agama. Macam-macam isunya. Dari mulai ia pernah mempersilakan Yenny Wahid menjadi imam salat, padahal dalam aturan fiqh, perempuan tidak bisa mengimami salat lelaki. Atau kisah-kisah semacam itu.
Saya sendiri tidak masalah dengan latar belakang itu. Bagi saya, urusan agama seorang Capres, mestinya menjadi urusan dia dengan Tuhan. Seberapa jauh penghayatan dan pengetahuan agamanya, itu bukan hal penting bagi saya. Bagi saya kualitas seorang Capres harusnya dilihat dari kemampuannya memimpin. Dilihat dari rekam jejak dan kualitas emosionalnya, bukan dari apakah ia rajin salat atau gak. Atau apakah ia memahami fiqh standar atau buta sama sekali. Kualitas kepemimpinan itulah yang kita butuhkan dari seorang Presiden.
Soal apa agamanya dan bagaimana kualitas ibadahnya, tidak menjadi urusan penting bagi kita. Kalau dia nanti masuk surga atau neraka, masuknya juga sendirian. Kita gak ikut-ikutan. Yang penting bagi rakyat adalah bagaimana hasil kerjanya. Itu jauh lebih dibutuhkan ketimbang mengurus agama seorang Capres.
Dari sisi keagamaan, Jokowi sebagai Capres yang menjadi lawan Prabowo jauh berbeda. Jokowi dilahirkan dari keluarga muslim. Ayah ibunya seorang muslim.
Jauh sebelum menjabat sebagai Wali Kota Solo, Jokowi sudah aktif dalam berbagai kegiatan agama. Bersama pengusaha Solo ia mendirikan pengajian rutin 'Bening Hati.' Ia juga dikenal taat dalam salatnya.
Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke luar daerah, sering Jokowi mampir ke musala atau masjid kecil untuk menjalankan salat. Ia biasa melakukan salat di awal waktu. Ketika masuk masjid, ia berlaku seperti makmum biasa. Makmum yang mengikuti imam rawatib yang biasa memimpin salat di masjid itu. Tidak ada yang berbeda ketika ia masuk masjid. Ia cuma jemaah yang kebetulan seorang Presiden.
"Saya mengenal beliau jauh sebelum jadi wali kota Solo," ujar Kiai Abdul Kareem, hafiz Alquran pengasuh Pondok Pesantren Al Quran Azzayadi, Lawean Solo. "Selama ini ibadahnya bagus. Salat malamnya jarang tinggal. Puasa Senin-Kamisnya rutin," kisahnya.
Tapi sekali lagi. Soal bagaimana ibadah seorang Capres, apa latar belakang agama keluarga, bagi saya gak penting. Ibadah adalah urusan ia dengan Tuhannya. Urusan dengan saya sebagai rakyat adalah bagaimana prestasinya dan konsepnya dalam membangun Indonesia masa depan.
Makanya saya agak sedikit bingung ketika soal agama Capres, justru dipermasalahkan oleh para pendukung Prabowo. Mereka menggelar reuni 212 sebagai gerakan yang dibungkus dengan isu agama. Semua orang juga tahu reuni itu diinisiasi oleh para pendukung Prabowo. Mereka membawa simbol-simbol agama, mengumpulkan massa, seolah mau membela agama. Padahal mereka mendukung Prabowo.
Pertanyaannya, bagaimana mungkin mereka menggunakan nama Islam untuk mendukung calon yang dalam soal fiqh standar saja masih dipertanyakan? Apakah agama sudah sedemikian elastis yang sehingga bisa ditarik sesuai dengan kepentingan mereka saja.
Orang dari berbagai daerah kabarnya akan dikerahkan menghadiri reuni 212. Motivasi datangnya pasti macam-macam. Ada yang berharap liburan ke Jakarta sambil foto-foto di Monas. Ada juga yang berharap dapat uang saku Rp 100 ribu jika memang disiapkan. Ada yang berharap memenangkan suara partainya. Ada juga yang polos, menganggap kedatangannya itu sebagai bagian dari perjuangan agama.
Aneh kan? Kita tahu, demo 212 beberapa tahun lalu digunakan untuk menjatuhkan seorang Ahok. Sekarang Ahok sudah masuk penjara akibat tekanan mereka. Terus ketika dilakukan sekarang, buat apa lagi? Apa manfaat dan nilai ibadah dari sebuah demo reuni?
Tapi tampaknya pertanyaan-pertanyaan seperti itu tidak lagi penting. Demo 212 adalah momentum yang akan selalu dikenang-kenang. Dari hasil demo itu, pernah lahir 212 Mart, yang entah bagaimana nasibnya sekarang. Lahir juga usulan mengumpulkan duit jemaah untuk membangun jaringan bisnis, yang pertanggungjawabannya sampai sekarang juga gak jelas.
Tapi tokoh-tokoh yang pernah terlibat dalam demo 212 ingin menjadikan demo 212 sebagai momentum yang terus dipelihara. Untuk apa? Agar tetap ada alasan agama untuk melakukan manuver politik. Agar Islam sebagai energi yang merekatkan umat bisa ditunggangi untuk kepentingan politik.
Toh, kita tahu, reuni 212 sekrang ini tidak lebih dari kampanye mendukung Prabowo dan Sandi, yang dibalut simbol-simbol agama. Sementara Prabowo-nya sendiri, tidak perlu dipertanyakan bagaimana kualitas beragamanya.
Betapa naifnya umat Islam Indonesia yang mudah ditipu oleh gerakan politik yang menggunakan agama sebagai topeng.
Makanya, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz, salah seorang habib kharismatik menyatakan reuni 212 yang memakai topeng agama sesungguhnya bertentangan dengan ajaran Islam. Tentu saja ulama yang lembut tutur katanya ini dan memiliki kedalaman ilmu agama, tidak bakal didengar oleh jemaah 212 yang kalap.
Para jemaah peserta reuni lebih suka mendengar ceramah Bahar bin Smith, yang menjelaskan soal bentuk vagina dan melontarkan caci-maki dari mimbar keagamaan.
Beruntunglah umat Islam yang kebetulan mendukung Jokowi. Meski ia sangat rajin menjalankan ibadah keagamaan tetapi Jokowi tidak mau menjadikan Islam sebagai tameng politiknya. Ia ingin menempatkan agama pada posisinya yang sakral.
Saya jadi ingat sebuah kisah ketika Pilkada di Solo. Jokowi adalah salah seorang kandidat untuk maju pada periode kedua. Jauh sebelum jadi wali kota ia memang sudah menginisiasi banyak acara keagamaan. Jadi, kebetulan ada acara maulid di sebuah pesantren yang memang secara rutin Jokowi hadir di sana. Biasanya sebagai wali kota, Jokowi diminta untuk memberikan sambutan.
Tapi ketika acara maulid pada hari itu, Jokowi tampak tidak menghadirinya. Karena waktu semakin beranjak, para kiai melanjutkan acara sampai selesai. Jokowi kemudian hadir menjelang malam, duduk di bagian belakang bersama para jemaah lainnya.
Ketika selesai acara, ia ditanya kenapa tadi tidak hadir di depan panggung bersama para kiai.
"Sekarang sedang mendekati Pilkada. Saya gak mau acara maulid untuk memperingati Kanjeng Nabi ini nanti ternodai oleh kepentingan politik. Saya kandidat wali kota, kalau saya ikut memberi sambutan, saya khawatir merusak kekhusyukan jemaah. Biarlah acara keagamaan ini tetap terjaga dari kepentingan politik," begitu alasannya. []
Dahnil Berpotensi Tersangka Korupsi Dana Kemah? Ini Kata Polisi
Jakarta, (Tagar 5/12/2018) - Polda Metro Jaya telah menemukan adanya dugaan mark up atau penyimpangan dana kemah Pemuda Islam Indonesia yang digagas oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga pada 2017.Semua saksi sudah diperiksa, termasuk mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak.
"Polda Metro Jaya sudah melaksanakan penyelidikan dan penyidikan. Ada beberapa saksi sudah diperiksa. Ada pemeriksaan beberapa panitia, ada vendor-vendor yang melakukan kegiatan tersebut juga sudah diperiksa. Polisi sudah menemukan di sana adanya dugaan mark up atau tidak sesuai dengan peruntukannya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Selasa (4/12).
Dalam kasus tersebut, kata Argo, pihaknya sudah mendapatkan alat bukti cukup seperti keterangan saksi, petunjuk, keterangan surat.
Namun, polisi belum menetapkan satu pun tersangka dalam kasus tersebut.
"Semua kemungkinan bisa terjadi misalnya nanti dalam penyidikan nanti siapa yang bertanggung jawab berkaitan dengan penggunaan anggaran tersebut. Semua bisa terjadi, menjadikan jadi tersangka bisa di situ. Jadi semua harus kita cek, semua yang bertanggung jawab bisa jadi tersangka, ada potensi semua," ucap Argo.
Sebelumnya, penyidik dari Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya menaikkan status kasus dugaan penyalahgunaan dana Kemah Pemuda Islam Indonesia, dari penyelidikan menjadi penyidikan.
Diduga terdapat kerugian negara terkait acara Kemah dan Apel Pemuda Islam Indonesia yang menggunakan dana Kementerian Pemudan dan Olahraga (Kemenpora) tahun anggaran 2017 tersebut.
Polisi telah memeriksa Ketua Umum PP Pemuda Muhamadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak, serta Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Ahmad Fanani.
Polisi juga sudah memeriksa pihak internal Kemenpora Abdul Latif, dan Ketua Kegiatan dari GP Ansor Safarudin juga ikut diperiksa terkait kasus ini. []
Re-Post by MigoBerita / Rabu/05122018/11.24Wita/Bjm