» » » » » » » » » » » #PILPRESDAMAI2019 OPINI : Harmonisnya Keluarga Jokowi dan Prabowo... Damailah Indonesia KITA (VIDEO)

#PILPRESDAMAI2019 OPINI : Harmonisnya Keluarga Jokowi dan Prabowo... Damailah Indonesia KITA (VIDEO)

Penulis By on Rabu, 12 Desember 2018 | No comments

Koalisi ‘Kardus’ Porak –poranda Setelah PAN Kalsel, Sumsel Pun Ikut Perang Melawan Prabowo-Sandi

Dalam kerjasama dibutuhkan visi dan misi yang sama untuk membuat ruh hubungan atau kerjasama tersebut. Dalam kerjasama mesti ada kesamaan dalam pemikiran, jika tidak maka kerjasama atau hubungan tersebut sudah pasti gak bagus, retak di sana-sini.
Dalam politik pun demikian, hal yang paling penting adalah kesamaan pandangan dan pikiran, kalau soal untung rugi, itu memang masuk dalam kriteria dan gak bisa dipungkiri, tetapi itu tak akan bisa tercapai tanpa pandangan dan pikiran yang sama untuk membesarkan koalisi tersebut.

Kita akan mengambil contoh pada pemilu 2014 lalu. Partai besar banyak berdiri di belakang Prabowo, bukan hanya partai besar, sumber daya media pun sangat besar di belakang Prabowo. Koalisi yang dimiliki Prabowo pada saat itu adalah koalisi yang luar biasa, kalau dari pandangan sekilas kita.
Namun yang menjadi pertanyaannya, apakah koalisi tersebut solid jika dibandingkan dengan koalisi dari pendukung Jokowi dikala itu? Seperti yang kita ketahui bersama, pada saat itu, jika dari hitung-hitungan politik, kubu Jokowi memiliki peluang menang yang kecil, tetapi meskipun begitu, koalisnya sangat solid, baik yang terlihat maupun tak terlihat.
Meskipun koalisi Jokowi kecil, tetapi bisa mengambil sebagian tubuh dari koalisi besarnya Prabowo. Contohnya, kala itu Golkar masih dalam genggaman Aburizal Bakrie yang dukung Prabowo, namun saat itu, JK yang juga memiliki gerbong dalam Golkar menjadi wapresnya Jokowi. Hal itu sama saja suara Golkar terpecah ada yang ke Prabowo adapula yang ke Jokowi, belum lagi PPP yang dulu dukung Prabowo pun terbelah dukung Jokowi.
Setelah Jokowi menang, koalisi dari Prabowo pun hancur lebur mereteli. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh tidak adanya visi dan misi yang sama dalam berkoalisi. Koalisi hanya berdasarkan hitungan untung rugi semata. Meskipun itu tidak dipungkiri, tetapi percayalah, idealisme itu meskipun sedikit diperlukan untuk memperkuat koalisi, oleh sebab itu sangat penting menyamakan pikiran dan tujuan, setelah itu silahkan hitung untung dan ruginya.
Kini stelah koalisi Prabowo remuk redam, dan banyak yang terpesona oleh kinerja Jokowi, Prabowo pun tetap gak mau belajar dari kekalahannya di pilpres 2014 lalu, dimana koalisinya bukanlah koalisi satu rumah utuh, yang bisa dicontohkan dengan perumpamaan dalam satu rumah itu ada 20 keluarga, kepala keluarga menyatakan mendukung, ditambah dengan 4 anggota keluarga lainnya, tetapi yang 15 lagi gak mendukung, itu kan sama saja koalisi gak utuh.
Di pilpres 2019 mendatang, pertamakali memang begitu banyak pergulatan dari kubu Prabowo, masing-masing partai bersikukuh mengajukan calonnya sendiri, bahkan PKS tanpa malu mengajukan 9 kader untuk diusung dalam pilpres. PAN pun ada Zulkifli dan Amien Rais yang didorong untuk maju. Secara hitung-hitungan kader menjadi capres ataupun cawapres sangatlah berpengaruh bagi partai itu sendiri, jadi wajar kalau masing-masing partai ingin memajukan kadernya untuk maju di pilpres mendatang.
Setelah hampir tak menemui kesepakatan, akhirnya beredarlah isu kardus berisi uang triliunan untuk PAN dan PKS. Dan akhirnya kesepakatan mengejutkan pun terjadi, Sandiaga Uno yang berasal dari Gerindra diusung juga menjadi cawapres Prabowo yang juga dari Gerindra.
Demokrat terlihat marah meskipun tak terlihat, karena ia memiliki AHY yang sebenarnya memiliki potensi juga dalam meraup suara, juga memiliki potensi menaikkan citra Demokrat yang sempat hancur karena kader sekaligus petinggi partainya masuk bui karena korupsi. Dan akhirnya, Demokratpun membebaskan kadernya untuk pilihan di pilpres, meskipun secara resmi Demokrat mendukung Prabowo-Sandi.
PAN yang katanya kecipratan kardus pun terlihat seperti gak perduli dengan partainya sendiri, sehingga ia tak menggubris masukan sekjen ketika mengungkapkan banyak caleg dari PAN yang terang-terangan gak mau mempromosikan Prabowo-Sandi di pilpres mendatang.
Setelah hampir tak menemui kesepakatan, akhirnya beredarlah isu kardus berisi uang triliunan untuk PAN dan PKS. Dan akhirnya kesepakatan mengejutkan pun terjadi, Sandiaga Uno yang berasal dari Gerindra diusung juga menjadi cawapres Prabowo yang juga dari Gerindra.
Demokrat terlihat marah meskipun tak terlihat, karena ia memiliki AHY yang sebenarnya memiliki potensi juga dalam meraup suara, juga memiliki potensi menaikkan citra Demokrat yang sempat hancur karena kader sekaligus petinggi partainya masuk bui karena korupsi. Dan akhirnya, Demokratpun membebaskan kadernya untuk pilihan di pilpres, meskipun secara resmi Demokrat mendukung Prabowo-Sandi.
PAN yang katanya kecipratan kardus pun terlihat seperti gak perduli dengan partainya sendiri, sehingga ia tak menggubris masukan sekjen ketika mengungkapkan banyak caleg dari PAN yang terang-terangan gak mau mempromosikan Prabowo-Sandi di pilpres mendatang.
 Koalisi ‘Kardus’ Porak –poranda Setelah PAN Kalsel, Sumsel Pun Ikut Perang Melawan Prabowo-Sandi

Pilih Pemimpin Islam Sejati, La Nyalla : Jokowi Islam Sejati, Prabowo Tak Bisa Pimpin Salat Dan Baca...

La Nyalla Mattalitti membuat pengakuan menggelegar setelah berganti haluan politik. Ia menyatakan ikut terlibat dalam penyebaran isu-isu hoax tentang petahana Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan kini telah bertobat.
Saat ini La Nyalla memilih berpaling dari Prabowo Subianto dengan mendukung Jokowi untuk Pilpres 2019. Namun ia membongkar berbagai manuvernya saat masih berada di posisi lawan Jokowi dulu, termasuk mengenai isu PKI.
"Waktu itu wajar saya bilang gitu karena oposisi. Oposisi kan apa saja dihajar lawannya," ungkap La Nyalla di kediaman Ma'ruf Amin, Jl Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).
Tak hanya itu, La Nyalla juga turut mengembuskan berbagai isu negatif lainnya tentang Jokowi saat Pilpres 2014. Ia mengaku menjadi salah satu pihak yang ikut menyebarkan 'Obor Rakyat', media propaganda yang merugikan Jokowi.
"Saya yang fitnah Pak Jokowi Kristen, China. Saya yang sebarkan 'Obor Rakyat' di Jawa Timur, Madura," kata La Nyalla.
Ketua Kadin Jawa Timur itu mengaku menyesal telah menyebarkan isu-isu negatif soal Jokowi. La Nyalla bahkan sudah mendatangi Jokowi langsung dan meminta maaf atas sikapnya pada pilpres lalu.
"Saya datang ke beliau, saya minta maaf. Bahwa saya yang isukan Pak Jokowi PKI. Karena sekarang saya bukan oposisi, saya harus tobat," jelasnya.
Bukan hanya meminta maaf, La Nyalla juga turut turut membantu capres nomor urut 01 itu membersihkan namanya dari isu anak PKI. Ia sudah menegaskan mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
"Saya sudah keliling, kita sudah keliling, dengan saya memviralkan bahwa Pak Jokowi bukan PKI. Saya minta maaf, bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu. Saya yang ngomong Pak Jokowi PKI, Pak Jokowi Kristen, agamanya nggak jelas, saya sudah minta maaf," sebut La Nyalla.
Pengakuan Menggelegar La NyallaIlustrasi La Nyalla vs Prabowo (dok. detikcom)
Eks Ketum PSSI ini ikut pula dalam pemenangan Jokowi-Ma'ruf. La Nyalla menyatakan sudah berkeliling mensosialisasi program-program Jokowi, bahkan ia juga telah mendirikan rumah pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Jatim.
"Kita turun ke daerah, door to door, kita merangkul pemain sepakbola, suporter, itu semua barisan sama kita. Pokoknya Anda tahu Pak Jokowi menang di Jawa Timur. Kalau dulu menangnya hanya 800 ribu, kalau sekarang lebih jauh lagi. Target saya, Pak Jokowi harus menang 70 persen di atas," beber La Nyalla.
Ia pun berkomitmen akan benar-benar meninggalkan Prabowo, yang kini berpasangan dengan Sandiaga Uno. La Nyalla menyatakan sudah melupakan mantan ketumnya tersebut.
"Lupakan. Lupakan Prabowo. Tidak usah ngomong Pak Prabowo lagi. Kita sudah mau memenangkan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin," tegas eks politikus Gerindra itu.
La Nyalla lalu berbicara tentang keislaman Prabowo dan Jokowi. Ia membandingkan tingkat keimanan kedua capres, dan menantang Prabowo untuk memimpin salat dan membaca surat Al-Fatihah.
"Dulu saya fight untuk dukung si Prabowo. Salahnya, Prabowo itu saya tutupi semua. Saya tahu Prabowo. Kalau soal Islam, lebih hebat Pak Jokowi. Pak Jokowi berani mimpin salat. Pak Prabowo berani suruh mimpin salat? Nggak berani. Ayo, kita uji keislaman Pak Prabowo. Suruh Pak Prabowo baca Al-Fatihah, Al-Ikhlas, baca bacaan salat. Kita semua jadi saksi," ucap La Nyalla.
Ia total mendukung Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019. La Nyalla pun sesumbar akan memotong leher sendiri bila Prabowo-Sandiaga menang di wilayah Madura, Jawa Timur.
"Saya kan sudah ngomong potong leher saya kalau Prabowo bisa menang di Madura," sebutnya.
Pada Pilpres 2014, Prabowo, yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa, menang telak atas Jokowi-Jusuf Kalla di Madura. La Nyalla mengaku telah melakukan komunikasi dengan warga Madura untuk meluruskan isu-isu negatif atas Jokowi.
"Orang di Madura itu dulu milih Prabowo karena nggak ngerti, dikira Pak Jokowi ini PKI. Kan saya sudah jelasin, saya yang sebarin 'Obor' (tabloid 'Obor Rakyat'). Orang Madura itu paling sensitif, paling nggak mau dibilang ini bukan agama Islam. Ini nggak mungkin dipilih, padahal begitu ini nanti dibuka, ini kembali. Padahal yang Islam itu Pak Jokowi," tutup La Nyalla.
Sumber berita : detikdotcom
La Nyalla kembali bikin geger dengan pernyataan dan pengakuannya, bila tempo hari ia sempat buat geger dengan isu soal mahar politik Prabowo kepadanya, kali ini ia kembali buat gempar dengan "pertobatannya".

FITNAH LA NYALLA PADA JOKOWI
Kini semua sudah kian terang benderang dimana ternyata semua tuduhan dan isu negatif yang ditujukan pada Jokowi ternyata semuanya hanyalah fitnah yang keji.
Hal ini tak hanya karena semua tuduhan dan fitnah itu tak terbukti secara data dan fakta tetapi sang kreator atau sutradara atau penggagas ide atau pembuat fitnah itu sendiri telah mengakui bahwa itu semua bohong dan fitnah.
Pengakuan "kejahatan" La Nyalla soal "kejahatan" gerombolan Prabowo terhadap Jokowi akan makin memperparah kondisi dan elektabilitas Prabowo, isu ini akan makin menyurutkan minat masyarakat untuk memilih Prabowo.
Masyarakat akan malihat dan menilai bahwa "jagoan" mereka yakni Prabowo dan Sandiaga ternyata "jahat" dan "penjahat", mereka pakai cara-cara licik dan kotor untuk menang, dan mereka halalkan cara haram untuk menang.
Citra Prabowo dan Sandiaga akan makin buruk dan busuk karena pengakuan "pekerjaan busuk" kelompok mereka ini yang diungkap oleh kaki tangan Prabowo.

MASYARAKAT AKAN BERALIH KE JOKOWI
Hal ini jelas akan terjadi dimana hasil kerja nyata Jokowi telah membuat banyak masyarakat sadar bahwa ia patut dipilih kembali untuk memimpin negeri ini.
Pendukung Prabowo sebenarnya memiliki 2 karakteristik dan atau sifat yakni "pendukung putih" yang isinya adalah orang-orang baik, jujur dan bersih, dan yang kedua adalah "pendukung hitam" yang berisi orang-orang jahat, preman, dan suka merusak dan menghancurkan.
"Pendukung putih" Prabowo jelas akan sangat tidak nyaman melihat dan mendengar berita ini, mereka akan mencari tahu kebenarannya karena mereka memang orang-orang benar dan orang-orang baik yang tidak suka pada hal-hal yang jahat.
Para "pendukung putih" secara psikis akan menjadi sangat gelisah mendengar kabar miring soal Prabowo ini, dan ketika fakta dan data terungkap maka sudah sangat jelas dan sangat dapat dipastikan mereka akan segera beralih, berpindah dan berpaling pada Jokowi.
Para "pendukung putih" Prabowo akhirnya tak akan lagi memihak dan memilih Prabowo karena nyatanya sang "jagoan" adalah "penjahat".
Lain halnya dengan para "pendukung hitam" Prabowo, mereka mungkin memang tahu bahwa Prabowo bukan orang baik namun mereka tetap memilih Prabowo karena mereka juga "tidak baik".
Para "pendukung hitam" ini intinya tidak suka keteraturan dan peraturan, mereka biasa lawan arus, lawan arah dan tidak mengikuti aturan, bagi mereka disiplin, peraturan dan keteraturan adalah sebuah hal yang tak meng-enakan, mereka suka semua cepat bagaimanapun caranya, mereka suka ambil jalan potong dan jalan pintas untuk urusan dan kepentingan mereka, hukum, aturan dan keteraturan yang selama ini dilakukan dan dikerjakan oleh Jokowi membuat hal yang tak nyaman bagi mereka, harapan mereka Jokowi segera berakhir masa jabatannya kemudian diisi dan diganti oleh pemimpin yang punya selera dan karakter yang sama.
Seperti halnya seorang bawahan atau pegawai yang suka mabuk atau judi atau main perempuan jalanan mereka akan lebih senang dan lebih bahagia bila memiliki pemimpin atau atasan yang punya selera dan karakter yang sama, makin bejat kelakuan calon pemimpin dan atasanya mereka akan makin kuat dan semangat memilihnya.

KEISLAMAN PRABOWO DIPERTANYAKAN
Hal ini jelas bakal jadi "pukulan" baru bagi elektabilitas Prabowo, karena isu agama dan sosok agamis seorang pemimpin dinegeri ini masih dianggap sangat penting apapun kualitas kerja atau kinerjanya.
Dinegeri ini agama dan sosok agamis masih sangat kuat pegang peranan, bila keislaman Prabowo diragukan, bila Prabowo tak bisa pimpin Salat atau baca Al-Quran maka masyarakat akan sangat ogah pilih Prabowo sebagai pemimpin.
Diragukannya keislaman Prabowo bakal sangat merugikan Prabowo - Sandiaga, mereka punya PR dan tugas berat untuk lawan dan hadapi isu ini, karena bila tidak maka sangat yakin dan sangat pasti rakyat kita akan sangat ogah Pilih Prabowo - Sandiaga.
Apa yang diungkap La Nyalla tentu sebuah hal yang benar-benar fakta yang perlu kita perhatikan, bila Prabowo tak bisa pimpin keluarga dengan baik dan ia pun tak bisa pimpin Salat dengan baik lantas bagaimana ia dapat pimpin bangsa yang besar ini dengan jemaah sebesar ini, bila dalam keluarga kecil ia tak mampu, dimasjidpun ia tak mampu lantas kita mau suruh dia jadi apa dibangsa ini, Prabowo Islam KTP, Jokowi Islam sejati, silahkan anda pilih, tapi saya dan seisi rumah saya akan pilih pemimpin dengan karakter Islam sejati.
Pilih Pemimpin Islam Sejati, La Nyalla : Jokowi Islam Sejati, Prabowo Tak Bisa Pimpin Salat Dan Baca Surat
Sumber Opini : https://seword.com/umum/pilih-pemimpin-islam-sejati-la-nyalla-jokowi-islam-sejati-prabowo-tak-bisa-pimpin-salat-dan-baca-surat-tmnxI5NCz

Ngapain Sih Bahas Isu Lama dan Receh? Ngapain Membahas Kejombloan Prabowo?

Menjelang Pilpres 2019, saya perhatikan semakin banyak konten kampanye dan materi-materi lama. Namun bedanya, di kubu pendukung Jokowi, justru saling serang dan saling menyalahkan. Ada yang menegur atau menasehati secara terbuka agar jangan menyerang personal, semisal jangan mengungkit kejombloan Prabowo, serta kegagalannya memimpin keluarga. Karena itu urusan pribadi. Katanya.
Ada juga beranggapan bahwa isu Prabowo penculik, sehingga dipecat dari TNI adalah isu lama yang membosankan. Sehingga kita diarahkan untuk membahas hal-hal baru, mengkritisi janji kampanye dan seterusnya. Ada salah seorang teman pernah menegur saya agar Seword tak terlalu sibuk menyerang kepribadian Prabowo. Terkait sikap dan pernyataan caci makinya.
Saya sangat yakin beberapa pembaca yang kerap membagikan artikel Seword juga pernah mendapat komentar sama. Minimal, kalian juga pernah baca di kolom artikel orang lain yang isinya saling menasehati dan menegur antar sesama pendukung Jokowi.
Tentu saja saya mendukung ide cemerlang agar Pilpres 2019 tidak dipenuhi dengan isu-isu receh ataupun isu lama. Saya mendukung perdebatan antar pendukung diisi oleh konten kreatif, inovatif dan berbobot. Dan kalian harus percaya, karena sebagai pimpinan Seword saya mewajibkan seluruh penulis untuk menuliskan opini minimal 600 kata. Itu sungguh arahan yang sangat serius dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang kreatif dan berbobot.
Tapi masalahnya di lapangan berbeda. Apa yang kita harapkan tidak sejalan dengan informasi yang beredar di kalangan masyarakat. Saya tak mau menyalahkan kalian yang menegur dan mengingatkan, jika memang tujuannya untuk kebaikan. Tapi cobalah tengok fakta yang ada sekarang.
Materi ibunda Jokowi yang kita kenal sekarang bukanlah ibu kandung, Jokowi keluarga PKI, dan segala fitnah yang menyerang keluarga Jokowi terus berlangsung hingga sekarang. Tulisan-tulisan fitnah tersebut tetap beredar dan terus disebarkan. Lagi dan lagi. Pertanyaannya kemudian, jika fitnah dan hoax tentang keluarga Jokowi terus disebarkan, mengapa kita tak boleh menyerang keluarga Prabowo yang tercerai berai? Sementara itu adalah fakta.
Kemudian soal materi fitnah Jokowi anti Islam dan antek asing. Bukankah itu juga materi fitnah sejak 2014 lalu? lantas kenapa kita tidak boleh menyebar lagi kasus penculikan yang dilakukan oleh Prabowo? Bukankah itu fakta dan bukan fitnah?
Di saat beberapa orang berkomentar dan menyarankan untuk tidak menyebar isu lama, receh dan personal, di saat yang sama kubu lawan terus menyebar isu lama dan receh. Mereka tak peduli itu hoax dan fitnah. Sementara kita malah dihalang-halangi membicarakan fakta.
Katakanlah itu isu lama, receh dan personal, tapi tetap saja itu fakta. Dan kita tak pernah salah untuk menyebarkan fakta yang sesungguhnya.
Kita harus sama-sama menyadari bahwa dalam kontestasi Pilpres, atau hal apapun itu, tak selalu bisa ideal. Kita harus mampu beradaptasi dengan medan yang harus kita menangkan.
Logikanya bukan seperti ini: kalau lawan menggunakan bambu runcing, ngapain kita menggunakan alat yang sama? Kenapa nggak pakai yang lebih canggih.
Bukan. Ini bukan perang untuk melumpuhkan atau menghabisi lawan. Ini perang persepsi publik. Cara memenangkannya bisa dengan menyebar sisi negatif, atau bahkan membuat hoax seperti yang dilakukan oleh pendukung Prabowo sejak 2014 lalu. Sebab persepsi hanya butuh dibenarkan, dan hoax yang membenarkan jauh lebih ampuh dibanding fakta yang membantah.
Pemahaman tentang strategi komunikasi dalam rangka memenangkan persepsi publik ini dipahami betul oleh kubu Prabowo. Tak tanggung-tanggung, bukan saja relawan atau pendukung akar rumputnya, bahkan elite partai koalisi, sampai Prabowo Sandiaga juga kerap menyebar hoax. Mulai dari tempe jadi setipis ATM, makan di Singapura lebih murah dibanding Indonesia, sampai yang paling populer adalah hoax pemukulan terhadap Ratna Sarumpaet.
Saya tahu, kita tak perlu senaif kubu lawan. Tak perlu hoax dan fitnah untuk menyerang Prabowo. Karena fakta keburukan tentangnya sudah sangat banyak. Dan semua keburukan tersebut harus terus kita sebar dan kembali viralkan. Bukan karena kita tak punya materi baru, atau tak mampu menghadirkan konten yang berkualitas. Bukan. Tapi karena ini soal persepsi publik yang harus dimenangkan. Dan sekali lagi, menyebarkan fakta keburukan terkait Prabowo tidak boleh dianggap kesalahan.
Selain isu lama dan receh, memang kita harus membahas materi-materi baru. Tapi bukan berarti harus menghilangkan isu lama secara keseluruhan. Karena kalau kita terjebak dalam kebaruan, anak-anak muda yang tak tahu sejarah akan dengan mudahnya dipengaruhi dengan kampanye model Soeharto. Dengan narasi kembali mengulang kejayaan Indonesia di jaman Soeharto.
Jadi kepada pembaca dan penulis-penulis Seword. Mari terus bergerak, dengan segala materi yang kita miliki. Sekalipun dianggap receh dan tidak berkualits, yang penting terus bergerak. Bersama kita menangkan Jokowi lagi. Begitulah kura-kura.
Ngapain Sih Bahas Isu Lama dan Receh? Ngapain Membahas Kejombloan Prabowo?

Briking Nyus! Eggi Sudjana/PPMI Laporkan Jokowi Dan 2 Menteri Ke KPK!

Tiba-tiba saja saya ketemu sama berita yang satu ini. Masih gres dan fresh! Kita cek dulu beritanya yaa… Dilansir suara.com, Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) melaporkan Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Rini Soemarno ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketiganya dilaporkan atas indikasi dugaan praktik korupsi.
Ketua Dewan Pertimbangan Nasional PPMI, Eggi Sudjana, memaparkan dasar pelaporan ini. Menurut Eggi, berdasarkan undang-undang KPK definisi korupsi memuat tiga unsur, yakni pertama perbuatan melawan hukum, kedua memperkaya diri dan atau orang lain, korporasi atau kelompok, ketiga merugikan negara. Atas hal itu, jika dikaitkan dengan utang pemerintahan Presiden Jokowi yang disebutnya mencapai Rp 5.250 triliun maka hal itu telah menenuhi tiga unsur yang disebut korupsi. "Dikaitkan dengan perspektif utang, yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi ini sudah masuk unsur tiga hal yang disebut korupsi. Perbuatan melawan hukumnya karena utang sudah melampaui, kelewat batas dari batas UU yang 30 persen. Kedua memperkaya diri dan kelompok, kita lihat nanti siapa yang harus diperiksa, dan ketiga sudah pasti merugikan negara," tutur Eggi.
Berkenaan dengan itu, Eggi meminta KPK untuk menyampaikan kepada Presiden Jokowi agar tak lagi berutang hingga membebani negara. Selain itu, Eggi juga mendesak KPK untuk memeriksa Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, dan Menteri BUMN Rini Soemarno. "Kita meminta kepada KPK periksa Jokowi, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN dan juga hitung juga kerugian negara yang terjadi dengan utang yang dahsyat ini," imbuhnya. "Karena diduga dengan ilmu hukum dan ilmu ekonomi, enggak akan bisa bayar, nah kalau nggak bisa bayar caranya gimana? Meres lagi rakyat, bagaimana cara meres rakyat? Ya lewat pajak, lewat naikin BBM, lewat naikin listrik, lewat naikin harga barang pokok itu namanya meres rakyat, ini nggak boleh presiden begitu," tambahnya Sumber.
Setahu saya ya menurut Undang Undang Keuangan Negara, rasio utang terhadap PDB (Produk Domestik Bruto) itu batasnya 60%. Sedangkan utang di dalam APBN itu merupakan produk bersama badan eksekutif (Presiden) dan badan legislatif (DPR). Jadi laporan ke KPK ini nggak pas jadinya. Harusnya Eggi dan teman-temannya ini juga melaporkan DPR RI sekalian dong ya. Hehehe….
Sejak bulan September 2018 pihak pemerintah sudah menjelaskan tentang posisi utang Indonesia yang sudah lebih dari 30 %. Dilansir cnbcindonesia.com, Kementerian Keuangan menegaskan bahwa rasio utang pemerintah yang sudah menembus 30,31% dari produk domestik bruto (PDB) masih cukup aman dan tidak mengindikasikan adanya tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Hal ini dikemukakan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman. "Sekarang batas yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara berapa? Jadi, tidak ada istilah lampu kuning, karena masih terkendali," kata Luky. Total utang pemerintah hingga periode Agustus 2018 memang kembali bertambah menjadi Rp 4.363,1 triliun, atau melonjak hingga Rp 547,4 triliun dibandingkan utang pemerintah pada periode sama Rp 3.825,7 triliun. Menurut Luky, lonjakan utang pada periode tersebut disebabkan oleh nilai mata uang rupiah yang melemah terhadap sejumlah mata uang asing, terutama terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Secara keseluruhan, Luky menegaskan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebih atas posisi rasio utang yang menembus 30,31%. Apalagi, kondisi APBN di tengah tahun masih cukup positif. Hal tersebut, tercermin dari posisi keseimbangan primer yang mencetak surplus Rp 11,6 triliun. Luky mengatakan, kondisi tersebut mencerminkan bahwa pemerintah tak lagi menarik utang untuk bayar utangan. Selain itu, defisit anggaran sampai Agustus 2018 pun hanya Rp 150,7 triliun atau jauh lebih terkendali dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 224,9 triliun. "Artinya apa? Defisit makin berkurang, pembiayaan tidak terlalu besar. Arahnya semua sekarang sudah positif," katanya Sumber.
Kemudian beberapa hari lalu, kabar baik juga disampaikan oleh Menteri Sri Mulyani. Bahwa untuk pertama kalinya pendapatan negara melebihi target APBN. Penerimaan negara sampai akhir 2018 sebesar Rp 1.936 triliun atau lebih tinggi dari target APBN Rp 1.894 triliun. Sedangkan belanja negara tumbuh 11% mencapai Rp 2.210 triliun. Angka tersebut juga tumbuh 6,9% dari anggaran belanja tahun lalu. Dengan penerimaan dan belanja tersebut, maka defisit anggaran sepanjang 2018 akan sebesar 1,86% terhadap PDB, atau di bawah target APBN yang sebesar 2,19%. Defisit anggaran yang rendah juga berdampak baik pada keseimbangan primer di tahun 2018. Menurut Menteri Sri Mulyani, primary balance sepanjang 2018 defisit Rp 15 triliun dari yang ditetapkan salam APBN sebesar Rp 87 triliun. "Sangat jauh lebih kecil, turun hampir sekitar Rp 72 triliun, Ini perbaikan APBN yang bagus sebagai modal kita menghadapi ketidakpastian 2019," ungkap dia Sumber.
Jadi, masalahnya di mana? Apa yang jadi masalah buat Eggi dan kawan-kawan? Korupsinya di mana ya?
#JokowiLagi
(Sekian)
Briking Nyus! Eggi Sudjana/PPMI Laporkan Jokowi Dan 2 Menteri Ke KPK!
Sumber Opini : https://seword.com/politik/briking-nyus-eggi-sudjanappmi-laporkan-jokowi-dan-2-menteri-ke-kpk-GFX800pDd

Manuver Mencengangkan Jokowi Rebut Uang Indonesia dari Luar Negeri

Jokowi jujur, bersih dan transparan. Dia adalah orang yang berani melawan koruptor dan mafia, dengan jalur yang tepat. Tidak asal hantam dan komat kamit seperti Genderuwo yang kesurupan arwah Sontoloyo. Jokowi adalah musuh besar para koruptor curang dan tukang bohong. Apalagi penista kubur yang korupsi.
Perjanjian antar negara dalam membuka data rekening WNI yang simpan uang di luar negeri sudah berjalan. Swiss sudah bongkar. Singapura menyusul. Badai akan terus semakin kencang menghantam Jokowi. Rapatkan barisan, mari kita selamatkan Jokowi dan terus bela orang ini, dalam menyelamatkan uang yang disimpan di luar negeri! Selengkapnya…
Ternyata bukan lagi mitos bahwa banyak orang Indonesia, yang menyimpan uang di Swiss. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan triliun ada di luar negeri. Untuk apa? Untuk membiarkan Indonesia bodoh. Untuk membiarkan Indonesia tetap miskin.
Inilah yang terjadi di Indonesia. Ada orang-orang yang mengenyam pendidikan di Swiss, dan besar di Swiss, kemudian kaya di Swiss. Lalu mimpi jadi pemimpin di Indonesia. Kan genderuwo itu namanya.
Sejak lama kita sering mendengar mitos bahwa uang orang Indonesia itu sangat banyak. Banyak tersimpan di surga pajak. Saking tinggi nilainya, kita bahkan orang-orang biasa di Indonesia ini tidak percaya bahwa ternyata ada ribuan Triliun di sana. 1 triliun saja tidak terbayang.
Bagaimana kalau ribuan triliun? Gila. Mirip Freeport selama ini, kekayaan Indonesia dikeruk, dan dibuang ke luar negeri. Pemimpin dungu kemarin-kemarin ini lah yang membuat asing dan aseng kaya.
Tax amnesty alias pengampunan pajak sudah diberikan. Kalau ada yang merasa bisa menghindar, oh tunggu dulu. Habis kalian.
Ternyata setelah puluhan tahun Indonesia merdeka, hanya Jokowi yang berani membuktikan bahwa cerita penyimpanan uang itu nyata. Seperti Arthur, Aquaman yang mendapatkan sebuah trisula terkuat yang pernah dibuat. Jokowi datang dalam kesederhanaan, mendobrak seluruh kepalsuan dan persembunyian biadab.
Saat ini, Jokowi melalui Srikandi terkuat dalam bidang Ekonomi, Sri Mulyani sedang ingin membuka kisah lama, dosa-dosa biadab para pengemplang pajak, penyimpan uang dan mafia koruptor. Kerjasama intensif dengan pemerintah Swiss sedang digalakkan. Kabarnya, Singapura juga akan segera menyusul.
Coba lihat saja perdana menteri Singapura, ia mulai bermanuver aneh dengan mengundang orang yang tak dikenal, dan tak penting untuk bicara tentang kadar korupsi di Indonesia. Coba si Genderuwo kita buka celananya, jangan-jangan basah. Genderuwo pun dibuat terkencing-kencing oleh Jokowi.
Dari segala apa yang terjadi di Indonesia ini, maka penulis mulai merasa wajar akan satu hal. Akan sebuah fakta bahwa Jokowi dibenci oleh politisi-politisi busuk. Busuknya politik di Indonesia, membuat para pemain di belakang layar, dari berbagai latar, dengan berbagai agama dan suku, terkencing-kencing dan begitu benci dengan Jokowi.
Pakta kesepahaman antara Indonesia dan Swiss sudah ditandatangani. Artinya, pemerintah Indonesia dan pemerintah Swiss bisa saling bertukar informasi secara transparan, mengenai harta yang dimiliki setiap warga negaranya.
Kenapa para pembaca harus perduli? Tindakan keberanian dan aksi heroik Jokowi ini adalah lampu merah bagi para koruptor kelas kakap sampai kelas babi. Terutama mereka yang suka menyimpan uang haram seharam babi di luar negeri.
Tetapi di era Jokowi… There is no hiding place.
Tidak ada koruptor yang bisa bersembunyi. Bahkan setetes kencing yang ada di celana koruptor, pun tercium oleh KPK. Ketakutan para koruptor kepada Jokowi, membuat posisi Jokowi saat ini sulit. Siapa lagi yang akan membela Jokowi. Siapa lagi yang akan membantu Jokowi dalam melakukan aksi keberanian ini?
Bagi masyarakat, kekayaan Indonesia yang ada di luar dan dilacurkan ke luar negeri, akan kembali ke ibu pertiwi. Karena Jokowi, orang Indonesia yang memperjuangkan kekayaan negara ini, demi kembalinya kejayaan masa lalu. Jokowi, melalui Srikandi Sri Mulyani, akan membawa kejayaan Indonesia, dan menggenapkan ramalan kekuasaan Indonesia kuno.
Kekayaan itu akan dipakai untuk membangun infrastruktur yang tidak bisa dimakan, baik dari jalan, bandara, sekolah, rumah sakit dan pendidikan. Masih banyak lagi. Masih banyak. Kesejahteraan pembangunan manusia Indonesia, untuk menuju gerbang negara maju semakin terlihat.
Pasti ada tantangan. Jokowi sedang dihantui oleh Genderuwo dan Sontoloyo. Jangan mau dibodoh-bodohi oleh manusia tolol itu. Penipu dan penista kubur.
Maju terus Indonesia.
Manuver Mencengangkan Jokowi Rebut Uang Indonesia dari Luar Negeri
Sumber Opini : https://seword.com/umum/manuver-mencengangkan-jokowi-rebut-uang-indonesia-dari-luar-negeri-x_CW8Z1_V

Keluarga Biasa-Biasa Saja yang Ditakdirkan Jadi Keluarga Presiden

Selamat malam Batfans! Malam ini saya sengaja meluangkan waktu menonton Mata Najwa. Acara dengan tema Rahasia Keluarga Jokowi mampu membuat kita bisa mengenal Pak Jokowi lebih akrab lagi. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari keluarga Pak Jokowi, seperti tips berbisnis, mendidik anak, menjadi istri dan sebagainya.
Malam ini Mata Najwa menayangkan acara bertema Rahasia Keluarga Jokowi. Saya pikir acara seperti ini sangat baik agar kita bisa lebih mengenal Pak Jokowi dan bisa menilai seperti apa Pak Jokowi. Karena diluar sana begitu hingar bingar fitnah yang menyerang beliau.
Ternyata keluarga Pak Jokowi itu biasa saja, tidak ada yang spesial. Mereka seperti keluarga kita sehari-hari, biasa saja saking biasanya kata-kata itu sering sekali mereka ucapkan ketika menjawab pertanyaan Mba Najwa, "Biasa saja."
Keluarga Pak Jokowi itu seperti keluarga kita juga kok, hanya saja beliau ditakdirkan untuk menjadi Walikota kemudian Gubernur lalu Presiden. Ini benar-benar sudah takdir dari Tuhan, tidak ada yang menyangka bahkan anak-anak mereka sendiri tidak menyangka kalau Pak Jokowi bisa menjadi Presiden.
Saya bisa melihat bagaimana Pak Jokowi memang seorang ayah yang baik dan bertanggung jawab, ia tidak hanya memberikan materi saja tapi juga pendidikan. Pak Jokowi enggan memanjakan anak-anaknya, ia mendidik mereka supaya bisa mandiri. Dan kita bisa lihat kalau beliau berhasil mendidik anaknya menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
Sebagai suami ternyata Pak Jokowi tidak romantis, bayangkan sudah 32 tahun menikah tapi menurut Ibu Iriana, Pak Jokowi sekali pun belum pernah berkata "I love you." Ketika Ibu bercerita ini, beliau nampak lepas seperti ada beban lama yang akhirnya bisa dikeluarkan, curhat. Ya coba Pak Jokowi, sekali kali lah bilang "I love you" gitu karena walau bagaimana juga buat wanita itu penting. Nanti direbut Donald Trump loh Pak.
Ternyata juga selama ini Ibu Iriana tidak pernah ikut campur urusan pekerjaan Pak Jokowi. Bahkan waktu pemilihan Cawapres, ibu Iriana tidak tahu siapa yang akan ditunjuk oleh Pak Jokowi. Jadi Pak Jokowi dan Ibu Iriana ini memisahkan betul urusan keluarga dan urusan pekerjaan. Bahkan ketika Ibu Iriana ditanya soal titipan titipan selama menjadi ibu negara, beliau menjawab "Oh, langsung aja ke bapak soal itu."
Selama jadi Presiden ternyata Pak Jokowi merasa kehilangan waktu untuk sendiri, mungkin bahasa sekarang itu "me time". Ia menceritakan kalau sekarang ke pasar tidak bisa lagi sendiri, kalau ke mall selalu banyak yang ngerubungin, minta selfie, salaman, dll tapi itu semua ia nikmati saja.
Dan ditengah-tengah acara akhirnya saya tahu apa yang membuatnya kuat selama ini. Kalau ada masalah, Pak Jokowi biasa curhatnya ke ibu Iriana dan menurutnya kalau masalah tersebut lebih besar lagi, ia akan cerita ke ibu nya.
Ternyata dua wanita luar biasa inilah rahasia kekuatan Pak Jokowi. Mereka berdua yang menjadi tempat Pak Jokowi curhat sehingga beliau bisa mendapatkan dorongan dan kekuatan untuk terus maju. Bayangkan saja selama ini begitu banyak fitnah kejam yang menerpa dirinya tapi selama ini ia masih berdiri tegar menghadapi berbagai serangan.
Ibu Irianan pun menurut saya bukan wanita sembarangan, ia begitu kuat berdiri tegak ditengah-tengah godaan. Jika saja ia tergoda untuk menerima titipan-titipan tersebut maka ini akan menjadi titik lemah bagi Pak Jokowi. Bukan hanya ke ibu Iriana tapi ternyata godaan itu datang juga ke anak-anak mereka dan berkat didikan yang baik, mereka pun bisa untuk tidak tergoda.
There's a strong woman behind every success man, begitu kata orang-orang.
Pak Jokowi memang orang penyabar, hal ini yang kemudian begitu terpatri kuat dalam ingatan anak-anaknya. Selain penyabar, sifat yang begitu berbekas pada diri anak-anaknya adalah kejujuran, kesederhaan dan tanggung jawab. Selain itu keras kepala juga sering diucapkan oleh keluarganya pada Pak Jokowi. Saya jadi ingat kata-kata 'koppig', di tayangan yang lain dengan tema Papah Minta Saham.
Apa yang saya tonton di acara Rahasia Keluarga Jokowi ini terasa bukan seperti sebuah acara yang menampilkan keluarga Presiden. Tapi lebih ke keluarga biasa saja yang terkadang membuat saya tertawa karena celetukan-celetukannya. Tidak ada yang berubah dari Pak Jokowi, dari dulu beliau memang seperti itu, sederhana, jujur, dan penyabar. 
Keluarga Biasa-Biasa Saja yang Ditakdirkan Jadi Keluarga Presiden

Begini Gaya Jokowi Nge-Vlog Bareng Satpam

Selamat malam Batfans! Satpam, profesi yang sangat penting disebuah perusahaan, mungkin kita tidak menyadarinya tapi Pak Presiden Jokowi paham akan hal tersebut. Hari Rabu kemarin, Pak Jokowi menerima 300 satpam di istana negara. Pak Jokowi juga sempat nge-vlog bersama para satpam dan dia upload ke akun IGnya, bagaimana reaksi netizen?
Ratusan Satuan Pengamanan mendatangi istana negera, mereka hadir disana dalam rangka menghadiri Konferensi Industri Jasa Pengamanan yang dibuka oleh Presiden Joko Widodo. Satpam yang berjumlah sekitar 300 orang itu disambut oleh Jokowi dengan hangat, mereka mewakili jutaan satpam di seluruh Indonesia.
"Mungkin ini pertama kalinya Satpam masuk Istana. Jadi ini Satpam geruduk Istana," kata dia dalam sambutan Pak Jokowi.
Pak Jokowi mengungkapkan pentingnya arti Satpam yang bukan hanya satuan pengamanan tapi juga wajah paling depan dari sebuah perusahaan atau lembaga. Menurutnya setiap pengunjung yang ingin masuk ke suatu kompleks, kantor, atau mal, yang ditemui pertama kali adalah Satpam.
"Makanya jadi anggota satpam itu tidak mudah, saya tahu. Satu sisi harus siap melakukan pengamanan setiap saat, di sisi yang lain harus bisa tampil, ramah, menjelaskan," ucapnya.
Jokowi menuturkan jumlah kantor, pertokoan, dan mal semakin lama bertambah banyak. Karena itu, kehadiran satpam sangat diperlukan karena polisi tidak bisa berada di semua tempat untuk menjaga keamanan.
"Polisi sangat butuh kemitraan dan sangat terbantu dengan jasa pengamanan, yaitu satpam," ujarnya.
Pada kesempatan itu seorang bernama Ilal dari Asosiasi Badan Usaha Jasa Pengamanan Indonesia (Abujapi) di PT Bravo Satria Perkasa yang menyebut harga sertifikasi satpam senilai Rp 5 sampai Rp 10 juta per orang. Biaya sebesar itu dirasakan cukup berat bagi mereka.
"Ada yang ingin saya sampaikan, biaya sertifikasi profesi sekuriti, rata-rata Rp 5 sampai Rp 10 juta," ujar Ilal kepada Jokowi di Istana Merdeka
"Tinggi sekali, tapi saya pelajari. Rp 5 sampai Rp 10 juta? Mahal. Komentar saya itu saja, mahal," Pak Jokowi paham kesulitan mereka, memang 5 juta hingga 10 juta terlalu tinggi untuk sebuah sertifikasi Satpam. Nilai segitu rasa-rasanya hampir sama dengan sertifikat pemograman yang bertaraf internasional.
Curhatan lain juga berdatangan seperti yang disampaikan oleh Ema, Yuda, dan Rian. Ketiga orang yang berprofesi sebagai satpam ini menceritakan keluh kesahnya saat menjaga keamanan.
Dalam konferensi ini, Jokowi memuji profesi satpam yang disebutnya mulia. Jokowi berterima kasih atas kontribusi satpam dalam rangka menjaga keamanan.
"Dalam kesempatan yang berbahagia ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota satpam, kepada para perusahaan jasa pengamanan yang selama ini telah turut berdiri di barisan depan dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Sungguh, menurut saya profesi satpam adalah sebuah profesi yang mulia," kata Jokowi.
Kemudian sekali lagi Pak Jokowi memastikan soal biaya sertifikasi Satpam dan berjanji akan mengeceknya.
"Tadi juga disampaikan masalah sertifikat sangat penting. Tadi Rp 5 sampai Rp 10 juta memang mahal. Tolong dicatat pak menteri, nanti saya cek," ujar Jokowi.
Setelah membuka Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional di Istana, Jokowi membuat vlog bersama para Satpam.
"Pagi ini saya bersama-sama dengan para satpam dari seluruh Tanah Air dalam rangka pembukaan Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional. Mereka ceria-ceria semuanya, senyum-senyum semuanya, senyum semuanya, senyum semuanya, senyum semuanya," ujar Jokowi dalam video di akun Instagram @Jokowi
"Ini para satpam. Ini, ini, ini. Ada banyak, banyak, banyak sekali. Terima kasih," kata Jokowi sambil mengarahkan ponselnya.
Eh ternyata Pak Jokowi itu seneng juga sama yang cantik-cantik, lihat deh bagaimana dia mengarahkan kameranya, hahaha.
Vlog Pak Jokowi yang telah dilihat sampai 1.200.000 pengguna IG, mengundang banyak reaksi seperti:
tian_duck: Sehat terus pakdeku
onyaaaaaaaaaa: bsk vlog bareng para supir truk ya Pak... tanpa mreka ga akan ada distribusi darat. smangat bapakee @jokowi
kadeeek09: Sedih rasanya gk bs ikut keistana ketemu pak jokowi tp melihat teman2 ceria jd ikut bahagia salam satu jiwa
zuhartinizuhartini: Merakyat skali p,lanjut 3 periode,mdh2an bs y p hehe,,,,
sienhck: @noer_nyonya_yus iya bu saya sangat bangga punya presiden seperti pak Jokowi di tengah ekonomi global yg sulit kita harga pangan tetap stabil, abaikan akun abal", mereka bisa 10 akun 1 orang yg handle
Begini Gaya Jokowi Nge-Vlog Bareng Satpam

La Nyalla Ungkap Bagaimana Hoaks 2014 Disebarkan

Selamat malam Batfans! La Nyalla ini seperti mantan yang sakit hati banget gara-gara udah ngasih semuanya tapi gak dikawin. Kecewa, sakit hati, akhirnya ia keluarkan semuanya. Setelah membuka mata masyarakat mengenai Prabowo, kini ia buka bagaimana dulu hoaks-hoaks disebarkan olehnya.
La Nyalla mengakui bahwa dirinya ikut menyebarkan isu Jokowi sebagai PKI, Kristen, dan China. Tentu kita masih ingat bagaimana isu-isu tersebut beredar begitu masif saat kampanye 2014 yang lalu. Hingga saat ini menurut Jokowi ada 9 juta orang Indonesia yang percaya kalau Pak Jokowi itu PKI.
"Jadi memang kita sebarin berita-berita hoaks Pak Jokowi PKI, Pak Jokowi itu orang Tionghoa. Saya sebar melalui blackberry," ujar La Nyalla saat hadir di program Layar Pemilu Terpecaya CNNIndonesia TV, Rabu (12/12) malam.
"Kemudian saat akan pencoblosan kami bagikan majalah Obor [Rakyat], koran-koran Obor itu," sambungnya.
Ketika itu La Nyalla masuk ke dalam struktur tim kampanye Prabowo - Hatta untuk wilayah Jawa Timur. Meski memang mengakui turut menyebarkan isu-isu hoaks terkait Jokowi, ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak langsung ia dapatkan atau melibatkan tim kampanye Prabowo - Hatta.
"Enggak ada, itu [niat turut menyebarkan isu] dari kita sendiri. Cuma, kita yang terima berita-berita itu enggak tahu dari mana, tapi siapa lagi kalau bukan kelompok saya sendiri kan, yang kita serang Pak Jokowi kok," kata La Nyalla.
Meskipun tak tahu siapa yang memulai isu-isu hoaks atas Jokowi itu, La Nyalla mengaku dirinya turut membantu penyebaran tabloid Obor Rakyat hingga 100 truk.
"Jadi saya enggak tahu siapa yang desain, yang jelas saya didrop ada mobil 100 truk itu. [Dibagikan] ke se-Jawa Timur," kata La Nyalla.
Dampak dari penyebaran isu itu pun, sambungnya, paling tampak terasa di Pulau Madura. Perolehan suara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK) di wilayah itu pun kalah.
"Isu-isu PKI kan paling anti di Madura itu, terutama masalah agama juga paling anti. Apalagi orang Madura menganggap Pak Jokowi ini bukan orang Islam, enggak mengerti agama," tuturnya katanya.
La Nyalla mengaku merasa berdosa sehingga memutuskan meminta maaf kepada Jokowi dan mengungkapkan itu semua ke publik.
Menanggapi pernyataan La Nyalla, Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade mengatakan di mata hukum sudah jelas baik partainya maupun Prabowo tak terlibat dengan Obor Rakyat.
"Kita tahu Obor Rakyat itu sudah melalui proses hukum yang panjang, dua tahun setelah 2014 prosesnya berjalan, 2016 kan sudah ada vonis. Ada dua orang yang sudah divonis melakukan kegiatan obor rakyat dan alhamdulillah sudah terbukti secara klir bahwa partai Gerindra dan Pak Prabowo klir tak terlibat dalam kasus Obor Rakyat," ujar Andre.
"Kita tidak tahu siapa di belakang Obor Rakyat, yang jelas bukan Gerindra, bukan Pak Prabowo," sambungnya.
Lebih lanjut, Andre menyatakan pihaknya malah bingung mengapa isu PKI, Kristen, hingga China itu masih dikeluhkan kubu Jokowi terutama oleh sang presiden petahana.
"Kami bingung kalau masih Pak Jokowi sampai sekarang masih sekedar curhat bahwa beliau dituduh PKI, saya takutnya pak jokowi ini playing victim," kata Andre.
Playing victim darimana? Hingga saat ini isu Jokowi PKI masih saja beredar. Belakangan juga ada tuh yang bikin puisi soal PKI, memang tidak mengkaitkan langsung dengan Jokowi tapi kita semua tahu lah kemana sasarannya. Lalu soal Boyolali, apa tuduhan pada warga Boyolali ketika mereka mendemo Pak Prabowo? Dan bagaimana dengan keinginan kembali ke masa orba, yang sering juga dikait-kaitkan lagi dengan PKI?
Bagi kita yang waras, pernyataan La Nyalla yang dulu dekat dengan Prabowo jelas membuka mata kita semua. Bahwa ada kelompok-kelompok yang ingin menjatuhkan Pak Jokowi dengan menggunakan segala cara. Siapa mereka? Entah lah, kita hanya wajib waspada dan terus berjuang membela orang baik.
La Nyalla juga membuka mata kita semua bahwa Prabowo yang didukung oleh ijtima ulama, didukung oleh alumni alumni itu, ternyata pengetahuan agama Islam-nya tidak lebih baik dari Pak Jokowi. Menurut saya Prabowo tidak salah, ia memang tumbuh dari keluarga yang non muslim karena masalahnya ada di pendukung dia yang mencitrakan Prabowo sebagai pembela Islam, menggunakan istilah partai Allah dan partai setan, dan sejenisnya.
sumber:
La Nyalla Ungkap Bagaimana Hoaks 2014 Disebarkan

Usung Prabowo Keputusan Rakernas, Wasekjen DPP PAN : Bukan Semaunya Berubah

WAKIL Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Surya Imam Wahyudi menegaskan keputusan DPP PAN untuk mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai calon Presiden-Wakil Presiden di Pilpres 2019, bukan kebijakan sepihak tanpa melibatkan jaringan partai di daerah.
“KEBIJAKAN yang diambil DPP PAN bukan bersifat top down tanpa melibatkan aspirasi buttom up dari DPW-DPW PAN se-Indonesia. Penetapan berkoalisi dan dukungan terhadap Capres Prabowo Subianto telah diatur dalam AD/ART PAN,” tegas Surya Imam Wahyudi kepada jejakrekam.com melalui aplikasi WA, Rabu (12/12/2018).
Ia menegaskan keputusan berkoalisi dengan Partai Gerindra, PKS dan parpol pendukung lainnya sudah melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN, yang memenuhi seluruh unsur pimpinan DPP, Majelis Penasihat Partai, Dewan Kehormatan Partai dan Mahkamah Partai. Termasuk, dihadiri ketua dan sekretaris DPW PAN se-Indonesia.
BACA : Kader Minta Dinamika PAN Kalsel Disikapi dengan Jernih
“Pemandangan umum DPP PAN dan semua laporan serta aspirasi DPW-DPW se-Indonesia juga telah didengarkan. Hingga, forum keputusan rakernas yang kedudukan hukumnya setingkat di bawah kongres partai memutuskan dan menetapkan untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres 2019,” tegas Sekretaris Jenderal Barisan Muda (BM) PAN ini.

Surya mengungkapkan sebelum digelar rakernas juga beberapa kali telah dilakukan rapat koordinasi dengan DPW-DPW PAN se-Indonesia, baik secara formal maupun informal.
Meski diakui Surya, pada kenyataannya memang aspirasi pengurus, kader dan simpatisan menghendaki pergantian kepemimpinan nasional melalui Pilpres yang demokratis dan jurdil.
Surya mengatakan ada satu niat dan harapan PAN adalah agar bangsa Indonesia bisa bangkit sebagai negeri yang berdaulat, bermartabat, ditata kelola secara baik dan benar, sehingga adil dan makmur di bawah ridho Allah Tuhan YME serta disegani di mata dunia internasional.
BACA JUGA : PAN Kalsel Terbelah, Kubu Barisan Muda Tetap Setia Dukung Prabowo-Sandi
“Memang, dalam tradisi di tubuh PAN, sudah lumrah terjadi egalitarianisme. Di mana, dinamika dan pandangan politik yang berbeda itu disampaikan dalam forum-forum aspirasi dan rapat partai yang demokratis tanpa ada kekangan apapun, sehingga sampai pada suatu keputusan bersama menetapkannya,” papar pria yang juga seorang lawyer ini.
Menurut Surya, manakala sudah ditetapkan sebagai keputusan resmi partai, maka seluruh pengurus di semua tingkatan, seluruh kader dan simpatisannya wajib mengamankan dan memperjuangkannya dengan ikhtiar.
BACA LAGI : Soal Sanksi Pembelotan Muhidin Diambil Alih Sekjen DPP PAN
“Semua itu berpeluang kepada mengharap kemenangan dan ridho Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, PAN bukanlah organisasi gerombolan yang semaunya saja bisa berubah haluan sesuai kepentingan kelompok tertentu,” cetusnya.
Ditegaskan Surya, PAN adalah suatu organisasi parpol dengan kaderisasi militan yang berkesinambungan dan soliditas kokoh yang satu sama lainnya untuk saling menjaga dan menguatkan, merekatkan serta bersatu padu dalam sebuah medan perjuangan.
Wakil Sekjen DPP PAN Surya Imam Wahyudi

Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/12/12/usung-prabowo-keputusan-rakernas-wasekjen-dpp-pan-bukan-semaunya-berubah/
 
Resmi! Ketua DPW PAN Kalsel Dicopot Karena Dukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019
BANJARMASINPOST.CO.ID - Partai Amanat Nasional (PAN) akhirnya secara resmi mengumumkan pencopotan H Muhidin dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Kalimantan Selatan jelang Pilpres 2019.
Pencopotan ini dilakukan karena H Muhidin membelot mendukung Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Padahal, sejak awal Pilpres 2019 PAN mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"DPP telah melakukan tindakan tegas dengan memberhentikan Ketua DPW Kalsel," kata Sekretaris Jenderal Pan Eddy Soeparno dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/12/2018).
Menurut Eddy, DPP telah menghimpun masukan dari Ketua dan pengurus DPW Kalsel, tentang alasan dan latar belakang deklarasi dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf beberapa hari lalu.
Ia menegaskan, DPP PAN tak bisa mentolerir alasan yang disampaikan sehingga harus melakukan perombakan dalam struktur kepengurusan DPW Kalsel.
“Hari ini kami akan mengumumkan perombakan tersebut. Semua itu kami lakukan untuk menjaga dan menegakkan marwah partai," ujar Eddy Eddy kembali menegaskan DPP PAN berkomitmen menjalankan hasil Rakernas 2018 secara utuh dan konsekwen dan menginstruksikan segenap pengurus dan kader agar tunduk dan patuh pada keputusan tersebut.
Dalam Rakernas yang berlangsung Agustus di Jakarta, PAN sepakat untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandi.
Ketua DPW PAN Kalsel, H MUhidin
Ketua DPW PAN Kalsel, H MUhidin (bpost)
“Kami akan berjuang all out untuk memenangkan pemilu legislatif dan paslon Prabowo Sandi di pilpres 2019. Karena itu soliditas partai harus terjaga,” kata dia.
Saat dihubungi kompas.com, Rabu sore kemarin, Muhidin mengaku belum menerima surat atau pemberitahuan pencopotan dari DPP PAN.
"Sampai hari ini belum ada surat atau pemberitahuan lisan," kata Muhidin kepada Kompas.com, Rabu (12/12/2018).
Muhidin mengatakan, ia baru akan bertemu dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno di Banjarmasin pada Kamis hari ini.
Muhidin sendiri berharap DPP PAN bisa memaklumi sikapnya yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Ia mengaku sikap yang bertentangan dengan partai itu sengaja dilakukan karena sesuai dengan mayoritas masyarakat Kalsel. Ia khawatir PAN justru akan ditinggal oleh masyarakat setempat jika mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Jadi saya minta maklumi saja kepada DPP, kan saat ini saya diangkat ketua DPW untuk besarkan PAN," kata dia.
Sebelumnya, elite DPP PAN menyampaikan pernyataan yang berbeda soal nasib Muhidin. Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais menyebut bahwa Muhidin akan dicopot dari posisi Ketua DPW.
"Akan kita tunjuk kader lain sebagai pelaksana tugas," kata Hanafi.
Sementara Waketum PAN lainnya, Bara Hasibuan, menyebut Muhidin tak akan dicopot. Alasannya, Muhidin merupakan tokoh senior di Kalimantan Selatan dan pernah menjabat sebagai wali kota selama dua periode.
"PAN sangat membutuhkan kepemimpinan Pak Muhidin di Kalsel. Dan kami sadari itu, kami sadari ketokohannya, background-nya, pengalaman politiknya. Untuk itu kami memang mengajak Pak Muhidin untuk gabung dengan PAN," kata Bara.
Resmi! Ketua DPW PAN Kalsel Dicopot Karena Dukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019
banjarmasin post group/eka pertiwi
Deklarasi dukungan Ketua DPW PAN Kalimantan Selatan, H Muhidin kepada pasangan calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Maruf Amin Minggu (9/12/2018) malam
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/12/13/resmi-ketua-dpw-pan-kalsel-dicopot-karena-dukung-joko-widodo-maruf-amin-di-pilpres-2019?page=all

Rahasia Keluarga Jokowi: Iriana Jokowi, "Jangan Lupa Bahagia" (Part 1) | Mata Najwa

Untuk pertama kalinya Presiden Joko Widodo membuka kediaman pribadinya di komplek Istana Bogor. #MataNajwa hadirkan perbincangan bersama Ibu Negara, Iriana Joko Widodo mengulik keseharian keluarga Presiden. Sebagai istri presiden, tak heran kalau setiap langkah dan sikap Iriana Jokowi selalu menjadi sorotan. “Jadi ibu negara, sama seperti jadi ibu gubernur atau ibu wali kota. Biasa saja. Perbedaannya, tanggung jawabnya lebih besar. Selain itu, saya ini orangnya cuek, apa adanya dan biasa-biasa saja. Biarkan saja orang bilang apa. Yang paling penting, kita harus selalu membuat senang, dan jangan lupa bahagia,” kata Ibu Negara Iriana Joko Widodo. Saksikan juga part lainnya 

Cemburunya Iriana Jokowi (Part 2)

Dalam setiap kesempatan, Presiden Jokowi terlihat selalu didampingi oleh Ibu Iriana. Keduanya begitu lengket. Seringkali beredar momen-momen keduanya begitu terlihat romantis. Namun, pandangan itu dibantah Ibu Iriana, yang mengatakan Presiden Jokowi bukanlah tipe romantis. “Pak Jokowi itu tidak pernah menyatakan cinta dari dulu, sampai saat ini,” kata Ibu Iriana. Selain itu, Ibu Iriana mengakui dirinya terkadang cemburu melihat Presiden Jokowi dipeluk perempuan saat bertemu langsung dengan masyarakat. “ Iya, mangkel (jengkel), main peluk-peluk saja,” ujarnya tersenyum. Terkait hal itu, Presiden Jokowi mengamini. “Ya memang belum pernah (menyatakan cinta). Ya kan tidak perlu lewat kata-kata, apalagi ada tambahan gombalnya. Lebih bagus di dalam keseharian lah,” kilah Presiden Jokowi.

Jokowi-Iriana, Saling Bongkar Rahasia (Part 3)

 Di Mata Najwa, Iriana Jokowi buka-bukaan soal sisi lain Presiden Jokowi yang jarang diketahui publik. Iriana mengatakan Presiden Jokowi mempunyai watak yang keras, dalam arti, jika sudah ingin sesuatu harus diikuti. Sementara Presiden Jokowi menilai istrinya sebagai pribadi yang sederhana. “Anteng dan jarang bicara. Tapi jika sudah marah, semua takut,” kata Presiden Jokowi. Soal pembicaraan mengenai politik, Presiden Jokowi mengaku mengadu ke Ibu Iriana jika ada persoalan yang sangat berat. “Jika ada yang lebih berat lagi, baru saya bicarakan ke ibu kandung saya,” katanya.

Akrabnya Jokowi dan Jan Ethes (Part 4)

 Ada yang berbeda belakangan ini ketika Presiden Jokowi tampak lebih sering menampilkan keakraban bersama cucu laki-laki pertama dari pasangan Gibran Rakabuming dan Selvi Ananda yang dinamakan Jan Ethes Sinarendra. Hampir di setiap kunjungan, Jan Ethes selalu ada di samping Presiden Jokowi dan Ibu Iriana. “Hampir setiap malam, kalau lagi ada di Solo, Jan Ethes pasti videocall dengan bapak dan ibu,” kata Gibran Rakabuming soal kedekatan anaknya dengan kakeknya, Presiden Jokowi. Sebelum ada Ethes, Jokowi biasanya selalu membawa putra bungsunya, Kaesang Pangarep ke mana-mana. Kini, hal itu sudah jarang dilakukan. “ Saya sibuk jualan pisang, sudah kalah sama Ethes,” kata Kaesang.

Gibran, "Saya Tertarik Politik" (Part 5)

 Putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka selama ini dikenal sebagai pengusaha kuliner yang sukses. Salah satu bisnis kulinernya, Markobar, merambah berbagai kota besar nusantara, bahkan sudah melebarkan sayapnya hingga mancanegara. Sementara di kota kelahirannya, Solo, Gibran juga mempunyai usaha katering dan wedding organizer yang terkenal, yakni Chilli Pari. Namun, siapa sangka, di balik kepiawaiannya mengelola bisnis katering, Gibran punya ketertarikan dengan dunia politik. “Kalau tertarik, jujur saya tertarik politik. Tapi tidak untuk sekarang. Anak muda harus berpolitik, jangan apatis. Meski sekarang belum berpolitik, saya punya pandangan politik,” katanya.

Tabok Jokowi di Mata Keluarga (Part 6)

Pernyataan-pernyataan politik Presiden Joko Widodo akhir-akhir ini memunculkan perdebatan, seperti pernyataan sontoloyo, tabok dan genderuwo yang meluncur dari mulut Presiden Jokowi. Benarkah Jokowi emosional? “Bapak itu sebenarnya tidak galak, padahal aslinya lebih galak,” kata putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangerap yang mengaku pernah beberapa kali dimarahi bapaknya. Sementara Gibran menjawab secara lebih bijak. “Marahnya orang sabar lebih menakutkan. Sebenarnya sabar, tapi sewaktu-waktu memang harus tegas,” katanya.

Isi Rumah Jokowi di Istana Bogor (Part 7)

Presiden Jokowi bersama keluarga diketahui tinggal di salah satu pavilliun yang berada di sudut Istana Bogor. Mata Najwa diajak berkeliling melihat isi kediaman Presiden Joko Widodo. “Istana terlalu megah dan besar. Ini sederhana, hanya dua kamar. Kalau lagi ramai, ya pada tidur di bawah. Ini saja lebih dari cukup,” kata Presiden Jokowi.

Biografi Prabowo Subianto Sejarah Prabowo Subianto

 

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=e_sf4q-cjUY

#PILPRES2019DAMAI Lagu PILPRES DAMAI ( MR.BIG ToBeWithYou ) Gafarock

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=LyWa0KBBZs8

RIBUT PILPRES DI TENGGELAMKAN | Animasi Kartun Lucu | Warganet Life

Sumber : https://www.youtube.com/watch?v=s8Zp2XPf3Nw

Sumber : YOUTUBE

 Re-Post by MigoBerita / Kamis/13122018/11.28Wita/Bjm
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya