Koalisi ‘Kardus’ Porak –poranda Setelah PAN Kalsel, Sumsel Pun Ikut Perang Melawan Prabowo-Sandi
Dalam kerjasama
dibutuhkan visi dan misi yang sama untuk membuat ruh hubungan atau
kerjasama tersebut. Dalam kerjasama mesti ada kesamaan dalam pemikiran,
jika tidak maka kerjasama atau hubungan tersebut sudah pasti gak bagus,
retak di sana-sini.
Dalam politik pun demikian,
hal yang paling penting adalah kesamaan pandangan dan pikiran, kalau
soal untung rugi, itu memang masuk dalam kriteria dan gak bisa
dipungkiri, tetapi itu tak akan bisa tercapai tanpa pandangan dan
pikiran yang sama untuk membesarkan koalisi tersebut.
Kita
akan mengambil contoh pada pemilu 2014 lalu. Partai besar banyak
berdiri di belakang Prabowo, bukan hanya partai besar, sumber daya media
pun sangat besar di belakang Prabowo. Koalisi yang dimiliki Prabowo
pada saat itu adalah koalisi yang luar biasa, kalau dari pandangan
sekilas kita.
Namun yang menjadi pertanyaannya,
apakah koalisi tersebut solid jika dibandingkan dengan koalisi dari
pendukung Jokowi dikala itu? Seperti yang kita ketahui bersama, pada
saat itu, jika dari hitung-hitungan politik, kubu Jokowi memiliki
peluang menang yang kecil, tetapi meskipun begitu, koalisnya sangat
solid, baik yang terlihat maupun tak terlihat.
Meskipun
koalisi Jokowi kecil, tetapi bisa mengambil sebagian tubuh dari koalisi
besarnya Prabowo. Contohnya, kala itu Golkar masih dalam genggaman
Aburizal Bakrie yang dukung Prabowo, namun saat itu, JK yang juga
memiliki gerbong dalam Golkar menjadi wapresnya Jokowi. Hal itu sama
saja suara Golkar terpecah ada yang ke Prabowo adapula yang ke Jokowi,
belum lagi PPP yang dulu dukung Prabowo pun terbelah dukung Jokowi.
Setelah
Jokowi menang, koalisi dari Prabowo pun hancur lebur mereteli. Hal itu
kemungkinan disebabkan oleh tidak adanya visi dan misi yang sama dalam
berkoalisi. Koalisi hanya berdasarkan hitungan untung rugi semata.
Meskipun itu tidak dipungkiri, tetapi percayalah, idealisme itu meskipun
sedikit diperlukan untuk memperkuat koalisi, oleh sebab itu sangat
penting menyamakan pikiran dan tujuan, setelah itu silahkan hitung
untung dan ruginya.
Kini stelah koalisi Prabowo
remuk redam, dan banyak yang terpesona oleh kinerja Jokowi, Prabowo pun
tetap gak mau belajar dari kekalahannya di pilpres 2014 lalu, dimana
koalisinya bukanlah koalisi satu rumah utuh, yang bisa dicontohkan
dengan perumpamaan dalam satu rumah itu ada 20 keluarga, kepala keluarga
menyatakan mendukung, ditambah dengan 4 anggota keluarga lainnya,
tetapi yang 15 lagi gak mendukung, itu kan sama saja koalisi gak utuh.
Di
pilpres 2019 mendatang, pertamakali memang begitu banyak pergulatan
dari kubu Prabowo, masing-masing partai bersikukuh mengajukan calonnya
sendiri, bahkan PKS tanpa malu mengajukan 9 kader untuk diusung dalam
pilpres. PAN pun ada Zulkifli dan Amien Rais yang didorong untuk maju.
Secara hitung-hitungan kader menjadi capres ataupun cawapres sangatlah
berpengaruh bagi partai itu sendiri, jadi wajar kalau masing-masing
partai ingin memajukan kadernya untuk maju di pilpres mendatang.
Setelah hampir tak
menemui kesepakatan, akhirnya beredarlah isu kardus berisi uang
triliunan untuk PAN dan PKS. Dan akhirnya kesepakatan mengejutkan pun
terjadi, Sandiaga Uno yang berasal dari Gerindra diusung juga menjadi
cawapres Prabowo yang juga dari Gerindra.
Demokrat
terlihat marah meskipun tak terlihat, karena ia memiliki AHY yang
sebenarnya memiliki potensi juga dalam meraup suara, juga memiliki
potensi menaikkan citra Demokrat yang sempat hancur karena kader
sekaligus petinggi partainya masuk bui karena korupsi. Dan akhirnya,
Demokratpun membebaskan kadernya untuk pilihan di pilpres, meskipun
secara resmi Demokrat mendukung Prabowo-Sandi.
PAN
yang katanya kecipratan kardus pun terlihat seperti gak perduli dengan
partainya sendiri, sehingga ia tak menggubris masukan sekjen ketika
mengungkapkan banyak caleg dari PAN yang terang-terangan gak mau
mempromosikan Prabowo-Sandi di pilpres mendatang.
Setelah hampir tak
menemui kesepakatan, akhirnya beredarlah isu kardus berisi uang
triliunan untuk PAN dan PKS. Dan akhirnya kesepakatan mengejutkan pun
terjadi, Sandiaga Uno yang berasal dari Gerindra diusung juga menjadi
cawapres Prabowo yang juga dari Gerindra.
Demokrat
terlihat marah meskipun tak terlihat, karena ia memiliki AHY yang
sebenarnya memiliki potensi juga dalam meraup suara, juga memiliki
potensi menaikkan citra Demokrat yang sempat hancur karena kader
sekaligus petinggi partainya masuk bui karena korupsi. Dan akhirnya,
Demokratpun membebaskan kadernya untuk pilihan di pilpres, meskipun
secara resmi Demokrat mendukung Prabowo-Sandi.
PAN
yang katanya kecipratan kardus pun terlihat seperti gak perduli dengan
partainya sendiri, sehingga ia tak menggubris masukan sekjen ketika
mengungkapkan banyak caleg dari PAN yang terang-terangan gak mau
mempromosikan Prabowo-Sandi di pilpres mendatang.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/koalisi-kardus-porak-poranda-setelah-pan-kalsel-sumsel-pun-ikut-perang-melawan-prabowosandi-uMObPqkU9
Pilih Pemimpin Islam Sejati, La Nyalla : Jokowi Islam Sejati, Prabowo Tak Bisa Pimpin Salat Dan Baca...
La Nyalla Mattalitti
membuat pengakuan menggelegar setelah berganti haluan politik. Ia
menyatakan ikut terlibat dalam penyebaran isu-isu hoax tentang petahana
Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2014 dan kini telah bertobat.
Saat
ini La Nyalla memilih berpaling dari Prabowo Subianto dengan mendukung
Jokowi untuk Pilpres 2019. Namun ia membongkar berbagai manuvernya saat
masih berada di posisi lawan Jokowi dulu, termasuk mengenai isu PKI.
"Waktu
itu wajar saya bilang gitu karena oposisi. Oposisi kan apa saja dihajar
lawannya," ungkap La Nyalla di kediaman Ma'ruf Amin, Jl Situbondo,
Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/12/2018).
Tak
hanya itu, La Nyalla juga turut mengembuskan berbagai isu negatif
lainnya tentang Jokowi saat Pilpres 2014. Ia mengaku menjadi salah satu
pihak yang ikut menyebarkan 'Obor Rakyat', media propaganda yang
merugikan Jokowi.
"Saya yang fitnah Pak Jokowi Kristen, China. Saya yang sebarkan 'Obor Rakyat' di Jawa Timur, Madura," kata La Nyalla.
Ketua
Kadin Jawa Timur itu mengaku menyesal telah menyebarkan isu-isu negatif
soal Jokowi. La Nyalla bahkan sudah mendatangi Jokowi langsung dan
meminta maaf atas sikapnya pada pilpres lalu.
"Saya
datang ke beliau, saya minta maaf. Bahwa saya yang isukan Pak Jokowi
PKI. Karena sekarang saya bukan oposisi, saya harus tobat," jelasnya.
Bukan
hanya meminta maaf, La Nyalla juga turut turut membantu capres nomor
urut 01 itu membersihkan namanya dari isu anak PKI. Ia sudah menegaskan
mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.
"Saya
sudah keliling, kita sudah keliling, dengan saya memviralkan bahwa Pak
Jokowi bukan PKI. Saya minta maaf, bahwa saya yang sebarkan isu PKI itu.
Saya yang ngomong Pak Jokowi PKI, Pak Jokowi Kristen, agamanya nggak
jelas, saya sudah minta maaf," sebut La Nyalla.
Pengakuan Menggelegar La NyallaIlustrasi La Nyalla vs Prabowo (dok. detikcom)
Eks
Ketum PSSI ini ikut pula dalam pemenangan Jokowi-Ma'ruf. La Nyalla
menyatakan sudah berkeliling mensosialisasi program-program Jokowi,
bahkan ia juga telah mendirikan rumah pemenangan Jokowi-Ma'ruf di Jatim.
"Kita
turun ke daerah, door to door, kita merangkul pemain sepakbola,
suporter, itu semua barisan sama kita. Pokoknya Anda tahu Pak Jokowi
menang di Jawa Timur. Kalau dulu menangnya hanya 800 ribu, kalau
sekarang lebih jauh lagi. Target saya, Pak Jokowi harus menang 70 persen
di atas," beber La Nyalla.
Ia pun berkomitmen
akan benar-benar meninggalkan Prabowo, yang kini berpasangan dengan
Sandiaga Uno. La Nyalla menyatakan sudah melupakan mantan ketumnya
tersebut.
"Lupakan. Lupakan Prabowo. Tidak usah
ngomong Pak Prabowo lagi. Kita sudah mau memenangkan Joko Widodo dan
Ma'ruf Amin," tegas eks politikus Gerindra itu.
La
Nyalla lalu berbicara tentang keislaman Prabowo dan Jokowi. Ia
membandingkan tingkat keimanan kedua capres, dan menantang Prabowo untuk
memimpin salat dan membaca surat Al-Fatihah.
"Dulu
saya fight untuk dukung si Prabowo. Salahnya, Prabowo itu saya tutupi
semua. Saya tahu Prabowo. Kalau soal Islam, lebih hebat Pak Jokowi. Pak
Jokowi berani mimpin salat. Pak Prabowo berani suruh mimpin salat? Nggak
berani. Ayo, kita uji keislaman Pak Prabowo. Suruh Pak Prabowo baca
Al-Fatihah, Al-Ikhlas, baca bacaan salat. Kita semua jadi saksi," ucap
La Nyalla.
Ia total mendukung Jokowi-Ma'ruf pada
Pilpres 2019. La Nyalla pun sesumbar akan memotong leher sendiri bila
Prabowo-Sandiaga menang di wilayah Madura, Jawa Timur.
"Saya kan sudah ngomong potong leher saya kalau Prabowo bisa menang di Madura," sebutnya.
Pada
Pilpres 2014, Prabowo, yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa,
menang telak atas Jokowi-Jusuf Kalla di Madura. La Nyalla mengaku telah
melakukan komunikasi dengan warga Madura untuk meluruskan isu-isu
negatif atas Jokowi.
"Orang di Madura itu dulu
milih Prabowo karena nggak ngerti, dikira Pak Jokowi ini PKI. Kan saya
sudah jelasin, saya yang sebarin 'Obor' (tabloid 'Obor Rakyat'). Orang
Madura itu paling sensitif, paling nggak mau dibilang ini bukan agama
Islam. Ini nggak mungkin dipilih, padahal begitu ini nanti dibuka, ini
kembali. Padahal yang Islam itu Pak Jokowi," tutup La Nyalla.
Sumber berita : detikdotcom
La
Nyalla kembali bikin geger dengan pernyataan dan pengakuannya, bila
tempo hari ia sempat buat geger dengan isu soal mahar politik Prabowo
kepadanya, kali ini ia kembali buat gempar dengan "pertobatannya".
FITNAH LA NYALLA PADA JOKOWI
Kini
semua sudah kian terang benderang dimana ternyata semua tuduhan dan isu
negatif yang ditujukan pada Jokowi ternyata semuanya hanyalah fitnah
yang keji.
Hal ini tak hanya karena semua
tuduhan dan fitnah itu tak terbukti secara data dan fakta tetapi sang
kreator atau sutradara atau penggagas ide atau pembuat fitnah itu
sendiri telah mengakui bahwa itu semua bohong dan fitnah.
Pengakuan
"kejahatan" La Nyalla soal "kejahatan" gerombolan Prabowo terhadap
Jokowi akan makin memperparah kondisi dan elektabilitas Prabowo, isu ini
akan makin menyurutkan minat masyarakat untuk memilih Prabowo.
Masyarakat
akan malihat dan menilai bahwa "jagoan" mereka yakni Prabowo dan
Sandiaga ternyata "jahat" dan "penjahat", mereka pakai cara-cara licik
dan kotor untuk menang, dan mereka halalkan cara haram untuk menang.
Citra
Prabowo dan Sandiaga akan makin buruk dan busuk karena pengakuan
"pekerjaan busuk" kelompok mereka ini yang diungkap oleh kaki tangan
Prabowo.
MASYARAKAT AKAN BERALIH KE JOKOWI
Hal
ini jelas akan terjadi dimana hasil kerja nyata Jokowi telah membuat
banyak masyarakat sadar bahwa ia patut dipilih kembali untuk memimpin
negeri ini.
Pendukung Prabowo sebenarnya
memiliki 2 karakteristik dan atau sifat yakni "pendukung putih" yang
isinya adalah orang-orang baik, jujur dan bersih, dan yang kedua adalah
"pendukung hitam" yang berisi orang-orang jahat, preman, dan suka
merusak dan menghancurkan.
"Pendukung putih"
Prabowo jelas akan sangat tidak nyaman melihat dan mendengar berita ini,
mereka akan mencari tahu kebenarannya karena mereka memang orang-orang
benar dan orang-orang baik yang tidak suka pada hal-hal yang jahat.
Para
"pendukung putih" secara psikis akan menjadi sangat gelisah mendengar
kabar miring soal Prabowo ini, dan ketika fakta dan data terungkap maka
sudah sangat jelas dan sangat dapat dipastikan mereka akan segera
beralih, berpindah dan berpaling pada Jokowi.
Para
"pendukung putih" Prabowo akhirnya tak akan lagi memihak dan memilih
Prabowo karena nyatanya sang "jagoan" adalah "penjahat".
Lain
halnya dengan para "pendukung hitam" Prabowo, mereka mungkin memang
tahu bahwa Prabowo bukan orang baik namun mereka tetap memilih Prabowo
karena mereka juga "tidak baik".
Para "pendukung
hitam" ini intinya tidak suka keteraturan dan peraturan, mereka biasa
lawan arus, lawan arah dan tidak mengikuti aturan, bagi mereka disiplin,
peraturan dan keteraturan adalah sebuah hal yang tak meng-enakan,
mereka suka semua cepat bagaimanapun caranya, mereka suka ambil jalan
potong dan jalan pintas untuk urusan dan kepentingan mereka, hukum,
aturan dan keteraturan yang selama ini dilakukan dan dikerjakan oleh
Jokowi membuat hal yang tak nyaman bagi mereka, harapan mereka Jokowi
segera berakhir masa jabatannya kemudian diisi dan diganti oleh pemimpin
yang punya selera dan karakter yang sama.
Seperti
halnya seorang bawahan atau pegawai yang suka mabuk atau judi atau main
perempuan jalanan mereka akan lebih senang dan lebih bahagia bila
memiliki pemimpin atau atasan yang punya selera dan karakter yang sama,
makin bejat kelakuan calon pemimpin dan atasanya mereka akan makin kuat
dan semangat memilihnya.
KEISLAMAN PRABOWO DIPERTANYAKAN
Hal
ini jelas bakal jadi "pukulan" baru bagi elektabilitas Prabowo, karena
isu agama dan sosok agamis seorang pemimpin dinegeri ini masih dianggap
sangat penting apapun kualitas kerja atau kinerjanya.
Dinegeri
ini agama dan sosok agamis masih sangat kuat pegang peranan, bila
keislaman Prabowo diragukan, bila Prabowo tak bisa pimpin Salat atau
baca Al-Quran maka masyarakat akan sangat ogah pilih Prabowo sebagai
pemimpin.
Diragukannya keislaman Prabowo bakal
sangat merugikan Prabowo - Sandiaga, mereka punya PR dan tugas berat
untuk lawan dan hadapi isu ini, karena bila tidak maka sangat yakin dan
sangat pasti rakyat kita akan sangat ogah Pilih Prabowo - Sandiaga.
Apa
yang diungkap La Nyalla tentu sebuah hal yang benar-benar fakta yang
perlu kita perhatikan, bila Prabowo tak bisa pimpin keluarga dengan baik
dan ia pun tak bisa pimpin Salat dengan baik lantas bagaimana ia dapat
pimpin bangsa yang besar ini dengan jemaah sebesar ini, bila dalam
keluarga kecil ia tak mampu, dimasjidpun ia tak mampu lantas kita mau
suruh dia jadi apa dibangsa ini, Prabowo Islam KTP, Jokowi Islam sejati,
silahkan anda pilih, tapi saya dan seisi rumah saya akan pilih pemimpin
dengan karakter Islam sejati.Sumber Opini : https://seword.com/umum/pilih-pemimpin-islam-sejati-la-nyalla-jokowi-islam-sejati-prabowo-tak-bisa-pimpin-salat-dan-baca-surat-tmnxI5NCz
Ngapain Sih Bahas Isu Lama dan Receh? Ngapain Membahas Kejombloan Prabowo?
Menjelang Pilpres
2019, saya perhatikan semakin banyak konten kampanye dan materi-materi
lama. Namun bedanya, di kubu pendukung Jokowi, justru saling serang dan
saling menyalahkan. Ada yang menegur atau menasehati secara terbuka agar
jangan menyerang personal, semisal jangan mengungkit kejombloan
Prabowo, serta kegagalannya memimpin keluarga. Karena itu urusan
pribadi. Katanya.
Ada juga beranggapan bahwa isu
Prabowo penculik, sehingga dipecat dari TNI adalah isu lama yang
membosankan. Sehingga kita diarahkan untuk membahas hal-hal baru,
mengkritisi janji kampanye dan seterusnya. Ada salah seorang teman
pernah menegur saya agar Seword tak terlalu sibuk menyerang kepribadian
Prabowo. Terkait sikap dan pernyataan caci makinya.
Saya
sangat yakin beberapa pembaca yang kerap membagikan artikel Seword juga
pernah mendapat komentar sama. Minimal, kalian juga pernah baca di
kolom artikel orang lain yang isinya saling menasehati dan menegur antar
sesama pendukung Jokowi.
Tentu saja saya
mendukung ide cemerlang agar Pilpres 2019 tidak dipenuhi dengan isu-isu
receh ataupun isu lama. Saya mendukung perdebatan antar pendukung diisi
oleh konten kreatif, inovatif dan berbobot. Dan kalian harus percaya,
karena sebagai pimpinan Seword saya mewajibkan seluruh penulis untuk
menuliskan opini minimal 600 kata. Itu sungguh arahan yang sangat serius
dan hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang kreatif dan berbobot.
Tapi
masalahnya di lapangan berbeda. Apa yang kita harapkan tidak sejalan
dengan informasi yang beredar di kalangan masyarakat. Saya tak mau
menyalahkan kalian yang menegur dan mengingatkan, jika memang tujuannya
untuk kebaikan. Tapi cobalah tengok fakta yang ada sekarang.
Materi
ibunda Jokowi yang kita kenal sekarang bukanlah ibu kandung, Jokowi
keluarga PKI, dan segala fitnah yang menyerang keluarga Jokowi terus
berlangsung hingga sekarang. Tulisan-tulisan fitnah tersebut tetap
beredar dan terus disebarkan. Lagi dan lagi. Pertanyaannya kemudian,
jika fitnah dan hoax tentang keluarga Jokowi terus disebarkan, mengapa
kita tak boleh menyerang keluarga Prabowo yang tercerai berai? Sementara
itu adalah fakta.
Kemudian soal materi fitnah
Jokowi anti Islam dan antek asing. Bukankah itu juga materi fitnah sejak
2014 lalu? lantas kenapa kita tidak boleh menyebar lagi kasus
penculikan yang dilakukan oleh Prabowo? Bukankah itu fakta dan bukan
fitnah?
Di saat beberapa orang berkomentar dan
menyarankan untuk tidak menyebar isu lama, receh dan personal, di saat
yang sama kubu lawan terus menyebar isu lama dan receh. Mereka tak
peduli itu hoax dan fitnah. Sementara kita malah dihalang-halangi
membicarakan fakta.
Katakanlah
itu isu lama, receh dan personal, tapi tetap saja itu fakta. Dan kita
tak pernah salah untuk menyebarkan fakta yang sesungguhnya.
Kita
harus sama-sama menyadari bahwa dalam kontestasi Pilpres, atau hal
apapun itu, tak selalu bisa ideal. Kita harus mampu beradaptasi dengan
medan yang harus kita menangkan.
Logikanya
bukan seperti ini: kalau lawan menggunakan bambu runcing, ngapain kita
menggunakan alat yang sama? Kenapa nggak pakai yang lebih canggih.
Bukan.
Ini bukan perang untuk melumpuhkan atau menghabisi lawan. Ini perang
persepsi publik. Cara memenangkannya bisa dengan menyebar sisi negatif,
atau bahkan membuat hoax seperti yang dilakukan oleh pendukung Prabowo
sejak 2014 lalu. Sebab persepsi hanya butuh dibenarkan, dan hoax yang
membenarkan jauh lebih ampuh dibanding fakta yang membantah.
Pemahaman
tentang strategi komunikasi dalam rangka memenangkan persepsi publik
ini dipahami betul oleh kubu Prabowo. Tak tanggung-tanggung, bukan saja
relawan atau pendukung akar rumputnya, bahkan elite partai koalisi,
sampai Prabowo Sandiaga juga kerap menyebar hoax. Mulai dari tempe jadi
setipis ATM, makan di Singapura lebih murah dibanding Indonesia, sampai
yang paling populer adalah hoax pemukulan terhadap Ratna Sarumpaet.
Saya
tahu, kita tak perlu senaif kubu lawan. Tak perlu hoax dan fitnah untuk
menyerang Prabowo. Karena fakta keburukan tentangnya sudah sangat
banyak. Dan semua keburukan tersebut harus terus kita sebar dan kembali
viralkan. Bukan karena kita tak punya materi baru, atau tak mampu
menghadirkan konten yang berkualitas. Bukan. Tapi karena ini soal
persepsi publik yang harus dimenangkan. Dan sekali lagi, menyebarkan
fakta keburukan terkait Prabowo tidak boleh dianggap kesalahan.
Selain
isu lama dan receh, memang kita harus membahas materi-materi baru. Tapi
bukan berarti harus menghilangkan isu lama secara keseluruhan. Karena
kalau kita terjebak dalam kebaruan, anak-anak muda yang tak tahu sejarah
akan dengan mudahnya dipengaruhi dengan kampanye model Soeharto. Dengan
narasi kembali mengulang kejayaan Indonesia di jaman Soeharto.
Jadi
kepada pembaca dan penulis-penulis Seword. Mari terus bergerak, dengan
segala materi yang kita miliki. Sekalipun dianggap receh dan tidak
berkualits, yang penting terus bergerak. Bersama kita menangkan Jokowi
lagi. Begitulah kura-kura.
Sumber Opini : https://seword.com/politik/ngapain-sih-bahas-isu-lama-dan-receh-ngapain-membahas-kejombloan-prabowo-7uMahG2QX
Briking Nyus! Eggi Sudjana/PPMI Laporkan Jokowi Dan 2 Menteri Ke KPK!
Tiba-tiba saja saya ketemu sama berita yang satu ini. Masih gres dan fresh! Kita cek dulu beritanya yaa… Dilansir suara.com,
Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) melaporkan Presiden
Jokowi, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri BUMN Rini
Soemarno ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Ketiganya dilaporkan
atas indikasi dugaan praktik korupsi.
Ketua
Dewan Pertimbangan Nasional PPMI, Eggi Sudjana, memaparkan dasar
pelaporan ini. Menurut Eggi, berdasarkan undang-undang KPK definisi
korupsi memuat tiga unsur, yakni pertama perbuatan melawan hukum, kedua
memperkaya diri dan atau orang lain, korporasi atau kelompok, ketiga
merugikan negara. Atas hal itu, jika dikaitkan dengan utang pemerintahan
Presiden Jokowi yang disebutnya mencapai Rp 5.250 triliun maka hal itu
telah menenuhi tiga unsur yang disebut korupsi. "Dikaitkan dengan
perspektif utang, yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi ini sudah
masuk unsur tiga hal yang disebut korupsi. Perbuatan melawan hukumnya
karena utang sudah melampaui, kelewat batas dari batas UU yang 30
persen. Kedua memperkaya diri dan kelompok, kita lihat nanti siapa yang
harus diperiksa, dan ketiga sudah pasti merugikan negara," tutur Eggi.
Berkenaan
dengan itu, Eggi meminta KPK untuk menyampaikan kepada Presiden Jokowi
agar tak lagi berutang hingga membebani negara. Selain itu, Eggi juga
mendesak KPK untuk memeriksa Presiden Jokowi, Menteri Keuangan Sri
Mulyani Indrawati, dan Menteri BUMN Rini Soemarno. "Kita meminta kepada
KPK periksa Jokowi, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN dan juga hitung
juga kerugian negara yang terjadi dengan utang yang dahsyat ini,"
imbuhnya. "Karena diduga dengan ilmu hukum dan ilmu ekonomi, enggak akan
bisa bayar, nah kalau nggak bisa bayar caranya gimana? Meres lagi
rakyat, bagaimana cara meres rakyat? Ya lewat pajak, lewat naikin BBM,
lewat naikin listrik, lewat naikin harga barang pokok itu namanya meres
rakyat, ini nggak boleh presiden begitu," tambahnya Sumber.
Setahu
saya ya menurut Undang Undang Keuangan Negara, rasio utang terhadap PDB
(Produk Domestik Bruto) itu batasnya 60%. Sedangkan utang di dalam APBN
itu merupakan produk bersama badan eksekutif (Presiden) dan badan
legislatif (DPR). Jadi laporan ke KPK ini nggak pas jadinya. Harusnya
Eggi dan teman-temannya ini juga melaporkan DPR RI sekalian dong ya.
Hehehe….
Sejak bulan September 2018 pihak
pemerintah sudah menjelaskan tentang posisi utang Indonesia yang sudah
lebih dari 30 %. Dilansir cnbcindonesia.com,
Kementerian Keuangan menegaskan bahwa rasio utang pemerintah yang sudah
menembus 30,31% dari produk domestik bruto (PDB) masih cukup aman dan
tidak mengindikasikan adanya tanda-tanda yang mengkhawatirkan. Hal ini
dikemukakan Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan Luky Alfirman. "Sekarang batas yang ditetapkan
dalam UU Keuangan Negara berapa? Jadi, tidak ada istilah lampu kuning,
karena masih terkendali," kata Luky. Total utang pemerintah hingga
periode Agustus 2018 memang kembali bertambah menjadi Rp 4.363,1
triliun, atau melonjak hingga Rp 547,4 triliun dibandingkan utang
pemerintah pada periode sama Rp 3.825,7 triliun. Menurut Luky, lonjakan
utang pada periode tersebut disebabkan oleh nilai mata uang rupiah yang
melemah terhadap sejumlah mata uang asing, terutama terhadap dolar
Amerika Serikat (AS). Secara keseluruhan, Luky menegaskan, tidak ada
yang perlu dikhawatirkan secara berlebih atas posisi rasio utang yang
menembus 30,31%. Apalagi, kondisi APBN di tengah tahun masih cukup
positif. Hal tersebut, tercermin dari posisi keseimbangan primer yang
mencetak surplus Rp 11,6 triliun. Luky mengatakan, kondisi tersebut
mencerminkan bahwa pemerintah tak lagi menarik utang untuk bayar utangan.
Selain itu, defisit anggaran sampai Agustus 2018 pun hanya Rp 150,7
triliun atau jauh lebih terkendali dibandingkan periode sama tahun lalu
sebesar Rp 224,9 triliun. "Artinya apa? Defisit makin berkurang,
pembiayaan tidak terlalu besar. Arahnya semua sekarang sudah positif,"
katanya Sumber.
Kemudian
beberapa hari lalu, kabar baik juga disampaikan oleh Menteri Sri
Mulyani. Bahwa untuk pertama kalinya pendapatan negara melebihi target
APBN. Penerimaan negara sampai akhir 2018 sebesar Rp 1.936 triliun atau
lebih tinggi dari target APBN Rp 1.894 triliun. Sedangkan belanja negara
tumbuh 11% mencapai Rp 2.210 triliun. Angka tersebut juga tumbuh 6,9%
dari anggaran belanja tahun lalu. Dengan penerimaan dan belanja
tersebut, maka defisit anggaran sepanjang 2018 akan sebesar 1,86%
terhadap PDB, atau di bawah target APBN yang sebesar 2,19%. Defisit
anggaran yang rendah juga berdampak baik pada keseimbangan primer di
tahun 2018. Menurut Menteri Sri Mulyani, primary balance sepanjang 2018
defisit Rp 15 triliun dari yang ditetapkan salam APBN sebesar Rp 87
triliun. "Sangat jauh lebih kecil, turun hampir sekitar Rp 72 triliun,
Ini perbaikan APBN yang bagus sebagai modal kita menghadapi
ketidakpastian 2019," ungkap dia Sumber.
Jadi, masalahnya di mana? Apa yang jadi masalah buat Eggi dan kawan-kawan? Korupsinya di mana ya?
#JokowiLagi
(Sekian)Sumber Opini : https://seword.com/politik/briking-nyus-eggi-sudjanappmi-laporkan-jokowi-dan-2-menteri-ke-kpk-GFX800pDd
Manuver Mencengangkan Jokowi Rebut Uang Indonesia dari Luar Negeri
Jokowi jujur, bersih
dan transparan. Dia adalah orang yang berani melawan koruptor dan
mafia, dengan jalur yang tepat. Tidak asal hantam dan komat kamit
seperti Genderuwo yang kesurupan arwah Sontoloyo. Jokowi adalah musuh
besar para koruptor curang dan tukang bohong. Apalagi penista kubur yang
korupsi.
Perjanjian antar negara dalam membuka
data rekening WNI yang simpan uang di luar negeri sudah berjalan. Swiss
sudah bongkar. Singapura menyusul. Badai akan terus semakin kencang
menghantam Jokowi. Rapatkan barisan, mari kita selamatkan Jokowi dan
terus bela orang ini, dalam menyelamatkan uang yang disimpan di luar
negeri! Selengkapnya…
Ternyata
bukan lagi mitos bahwa banyak orang Indonesia, yang menyimpan uang di
Swiss. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan triliun ada di luar negeri. Untuk
apa? Untuk membiarkan Indonesia bodoh. Untuk membiarkan Indonesia tetap
miskin.
Inilah yang terjadi di Indonesia. Ada
orang-orang yang mengenyam pendidikan di Swiss, dan besar di Swiss,
kemudian kaya di Swiss. Lalu mimpi jadi pemimpin di Indonesia. Kan
genderuwo itu namanya.
Sejak lama kita sering
mendengar mitos bahwa uang orang Indonesia itu sangat banyak. Banyak
tersimpan di surga pajak. Saking tinggi nilainya, kita bahkan
orang-orang biasa di Indonesia ini tidak percaya bahwa ternyata ada
ribuan Triliun di sana. 1 triliun saja tidak terbayang.
Bagaimana
kalau ribuan triliun? Gila. Mirip Freeport selama ini, kekayaan
Indonesia dikeruk, dan dibuang ke luar negeri. Pemimpin dungu
kemarin-kemarin ini lah yang membuat asing dan aseng kaya.
Tax amnesty alias pengampunan pajak sudah diberikan. Kalau ada yang merasa bisa menghindar, oh tunggu dulu. Habis kalian.
Ternyata
setelah puluhan tahun Indonesia merdeka, hanya Jokowi yang berani
membuktikan bahwa cerita penyimpanan uang itu nyata. Seperti Arthur,
Aquaman yang mendapatkan sebuah trisula terkuat yang pernah dibuat.
Jokowi datang dalam kesederhanaan, mendobrak seluruh kepalsuan dan
persembunyian biadab.
Saat ini, Jokowi melalui
Srikandi terkuat dalam bidang Ekonomi, Sri Mulyani sedang ingin membuka
kisah lama, dosa-dosa biadab para pengemplang pajak, penyimpan uang dan
mafia koruptor. Kerjasama intensif dengan pemerintah Swiss sedang
digalakkan. Kabarnya, Singapura juga akan segera menyusul.
Coba
lihat saja perdana menteri Singapura, ia mulai bermanuver aneh dengan
mengundang orang yang tak dikenal, dan tak penting untuk bicara tentang
kadar korupsi di Indonesia. Coba si Genderuwo kita buka celananya,
jangan-jangan basah. Genderuwo pun dibuat terkencing-kencing oleh
Jokowi.
Dari segala apa yang terjadi di
Indonesia ini, maka penulis mulai merasa wajar akan satu hal. Akan
sebuah fakta bahwa Jokowi dibenci oleh politisi-politisi busuk. Busuknya
politik di Indonesia, membuat para pemain di belakang layar, dari
berbagai latar, dengan berbagai agama dan suku, terkencing-kencing dan
begitu benci dengan Jokowi.
Pakta
kesepahaman antara Indonesia dan Swiss sudah ditandatangani. Artinya,
pemerintah Indonesia dan pemerintah Swiss bisa saling bertukar informasi
secara transparan, mengenai harta yang dimiliki setiap warga negaranya.
Kenapa
para pembaca harus perduli? Tindakan keberanian dan aksi heroik Jokowi
ini adalah lampu merah bagi para koruptor kelas kakap sampai kelas babi.
Terutama mereka yang suka menyimpan uang haram seharam babi di luar
negeri.
Tetapi di era Jokowi… There is no hiding place.
Tidak
ada koruptor yang bisa bersembunyi. Bahkan setetes kencing yang ada di
celana koruptor, pun tercium oleh KPK. Ketakutan para koruptor kepada
Jokowi, membuat posisi Jokowi saat ini sulit. Siapa lagi yang akan
membela Jokowi. Siapa lagi yang akan membantu Jokowi dalam melakukan
aksi keberanian ini?
Bagi masyarakat, kekayaan
Indonesia yang ada di luar dan dilacurkan ke luar negeri, akan kembali
ke ibu pertiwi. Karena Jokowi, orang Indonesia yang memperjuangkan
kekayaan negara ini, demi kembalinya kejayaan masa lalu. Jokowi, melalui
Srikandi Sri Mulyani, akan membawa kejayaan Indonesia, dan menggenapkan
ramalan kekuasaan Indonesia kuno.
Kekayaan itu
akan dipakai untuk membangun infrastruktur yang tidak bisa dimakan, baik
dari jalan, bandara, sekolah, rumah sakit dan pendidikan. Masih banyak
lagi. Masih banyak. Kesejahteraan pembangunan manusia Indonesia, untuk
menuju gerbang negara maju semakin terlihat.
Pasti
ada tantangan. Jokowi sedang dihantui oleh Genderuwo dan Sontoloyo.
Jangan mau dibodoh-bodohi oleh manusia tolol itu. Penipu dan penista
kubur.
Maju terus Indonesia.Sumber Opini : https://seword.com/umum/manuver-mencengangkan-jokowi-rebut-uang-indonesia-dari-luar-negeri-x_CW8Z1_V
Keluarga Biasa-Biasa Saja yang Ditakdirkan Jadi Keluarga Presiden
Selamat malam
Batfans! Malam ini saya sengaja meluangkan waktu menonton Mata Najwa.
Acara dengan tema Rahasia Keluarga Jokowi mampu membuat kita bisa
mengenal Pak Jokowi lebih akrab lagi. Banyak hal yang bisa kita pelajari
dari keluarga Pak Jokowi, seperti tips berbisnis, mendidik anak,
menjadi istri dan sebagainya.
Malam ini Mata
Najwa menayangkan acara bertema Rahasia Keluarga Jokowi. Saya pikir
acara seperti ini sangat baik agar kita bisa lebih mengenal Pak Jokowi
dan bisa menilai seperti apa Pak Jokowi. Karena diluar sana begitu
hingar bingar fitnah yang menyerang beliau.
Ternyata
keluarga Pak Jokowi itu biasa saja, tidak ada yang spesial. Mereka
seperti keluarga kita sehari-hari, biasa saja saking biasanya kata-kata
itu sering sekali mereka ucapkan ketika menjawab pertanyaan Mba Najwa,
"Biasa saja."
Keluarga Pak Jokowi itu seperti
keluarga kita juga kok, hanya saja beliau ditakdirkan untuk menjadi
Walikota kemudian Gubernur lalu Presiden. Ini benar-benar sudah takdir
dari Tuhan, tidak ada yang menyangka bahkan anak-anak mereka sendiri
tidak menyangka kalau Pak Jokowi bisa menjadi Presiden.
Saya
bisa melihat bagaimana Pak Jokowi memang seorang ayah yang baik dan
bertanggung jawab, ia tidak hanya memberikan materi saja tapi juga
pendidikan. Pak Jokowi enggan memanjakan anak-anaknya, ia mendidik
mereka supaya bisa mandiri. Dan kita bisa lihat kalau beliau berhasil
mendidik anaknya menjadi pribadi-pribadi yang mandiri.
Sebagai
suami ternyata Pak Jokowi tidak romantis, bayangkan sudah 32 tahun
menikah tapi menurut Ibu Iriana, Pak Jokowi sekali pun belum pernah
berkata "I love you." Ketika Ibu bercerita ini, beliau nampak lepas
seperti ada beban lama yang akhirnya bisa dikeluarkan, curhat. Ya coba
Pak Jokowi, sekali kali lah bilang "I love you" gitu karena walau
bagaimana juga buat wanita itu penting. Nanti direbut Donald Trump loh
Pak.
Ternyata juga selama ini Ibu Iriana tidak
pernah ikut campur urusan pekerjaan Pak Jokowi. Bahkan waktu pemilihan
Cawapres, ibu Iriana tidak tahu siapa yang akan ditunjuk oleh Pak
Jokowi. Jadi Pak Jokowi dan Ibu Iriana ini memisahkan betul urusan
keluarga dan urusan pekerjaan. Bahkan ketika Ibu Iriana ditanya soal
titipan titipan selama menjadi ibu negara, beliau menjawab "Oh, langsung
aja ke bapak soal itu."
Selama
jadi Presiden ternyata Pak Jokowi merasa kehilangan waktu untuk
sendiri, mungkin bahasa sekarang itu "me time". Ia menceritakan kalau
sekarang ke pasar tidak bisa lagi sendiri, kalau ke mall selalu banyak
yang ngerubungin, minta selfie, salaman, dll tapi itu semua ia nikmati
saja.
Dan ditengah-tengah acara akhirnya saya
tahu apa yang membuatnya kuat selama ini. Kalau ada masalah, Pak Jokowi
biasa curhatnya ke ibu Iriana dan menurutnya kalau masalah tersebut
lebih besar lagi, ia akan cerita ke ibu nya.
Ternyata
dua wanita luar biasa inilah rahasia kekuatan Pak Jokowi. Mereka berdua
yang menjadi tempat Pak Jokowi curhat sehingga beliau bisa mendapatkan
dorongan dan kekuatan untuk terus maju. Bayangkan saja selama ini begitu
banyak fitnah kejam yang menerpa dirinya tapi selama ini ia masih
berdiri tegar menghadapi berbagai serangan.
Ibu
Irianan pun menurut saya bukan wanita sembarangan, ia begitu kuat
berdiri tegak ditengah-tengah godaan. Jika saja ia tergoda untuk
menerima titipan-titipan tersebut maka ini akan menjadi titik lemah bagi
Pak Jokowi. Bukan hanya ke ibu Iriana tapi ternyata godaan itu datang
juga ke anak-anak mereka dan berkat didikan yang baik, mereka pun bisa
untuk tidak tergoda.
There's a strong woman behind every success man, begitu kata orang-orang.
Pak
Jokowi memang orang penyabar, hal ini yang kemudian begitu terpatri
kuat dalam ingatan anak-anaknya. Selain penyabar, sifat yang begitu
berbekas pada diri anak-anaknya adalah kejujuran, kesederhaan dan
tanggung jawab. Selain itu keras kepala juga sering diucapkan oleh
keluarganya pada Pak Jokowi. Saya jadi ingat kata-kata 'koppig', di
tayangan yang lain dengan tema Papah Minta Saham.
Apa
yang saya tonton di acara Rahasia Keluarga Jokowi ini terasa bukan
seperti sebuah acara yang menampilkan keluarga Presiden. Tapi lebih ke
keluarga biasa saja yang terkadang membuat saya tertawa karena
celetukan-celetukannya. Tidak ada yang berubah dari Pak Jokowi, dari
dulu beliau memang seperti itu, sederhana, jujur, dan penyabar.
Sumber Opini : https://seword.com/umum/keluarga-biasabiasa-saja-yang-ditakdirkan-jadi-keluarga-presiden-NKziBatak
Begini Gaya Jokowi Nge-Vlog Bareng Satpam
Selamat malam
Batfans! Satpam, profesi yang sangat penting disebuah perusahaan,
mungkin kita tidak menyadarinya tapi Pak Presiden Jokowi paham akan hal
tersebut. Hari Rabu kemarin, Pak Jokowi menerima 300 satpam di istana
negara. Pak Jokowi juga sempat nge-vlog bersama para satpam dan dia
upload ke akun IGnya, bagaimana reaksi netizen?
Ratusan
Satuan Pengamanan mendatangi istana negera, mereka hadir disana dalam
rangka menghadiri Konferensi Industri Jasa Pengamanan yang dibuka oleh
Presiden Joko Widodo. Satpam yang berjumlah sekitar 300 orang itu
disambut oleh Jokowi dengan hangat, mereka mewakili jutaan satpam di
seluruh Indonesia.
"Mungkin ini pertama kalinya Satpam masuk Istana. Jadi ini Satpam geruduk Istana," kata dia dalam sambutan Pak Jokowi.
Pak
Jokowi mengungkapkan pentingnya arti Satpam yang bukan hanya satuan
pengamanan tapi juga wajah paling depan dari sebuah perusahaan atau
lembaga. Menurutnya setiap pengunjung yang ingin masuk ke suatu
kompleks, kantor, atau mal, yang ditemui pertama kali adalah Satpam.
"Makanya
jadi anggota satpam itu tidak mudah, saya tahu. Satu sisi harus siap
melakukan pengamanan setiap saat, di sisi yang lain harus bisa tampil,
ramah, menjelaskan," ucapnya.
Jokowi menuturkan
jumlah kantor, pertokoan, dan mal semakin lama bertambah banyak. Karena
itu, kehadiran satpam sangat diperlukan karena polisi tidak bisa berada
di semua tempat untuk menjaga keamanan.
"Polisi sangat butuh kemitraan dan sangat terbantu dengan jasa pengamanan, yaitu satpam," ujarnya.
Pada
kesempatan itu seorang bernama Ilal dari Asosiasi Badan Usaha Jasa
Pengamanan Indonesia (Abujapi) di PT Bravo Satria Perkasa yang menyebut
harga sertifikasi satpam senilai Rp 5 sampai Rp 10 juta per orang. Biaya
sebesar itu dirasakan cukup berat bagi mereka.
"Ada
yang ingin saya sampaikan, biaya sertifikasi profesi sekuriti,
rata-rata Rp 5 sampai Rp 10 juta," ujar Ilal kepada Jokowi di Istana
Merdeka
"Tinggi sekali, tapi saya pelajari. Rp 5
sampai Rp 10 juta? Mahal. Komentar saya itu saja, mahal," Pak Jokowi
paham kesulitan mereka, memang 5 juta hingga 10 juta terlalu tinggi
untuk sebuah sertifikasi Satpam. Nilai segitu rasa-rasanya hampir sama
dengan sertifikat pemograman yang bertaraf internasional.
Curhatan
lain juga berdatangan seperti yang disampaikan oleh Ema, Yuda, dan
Rian. Ketiga orang yang berprofesi sebagai satpam ini menceritakan keluh
kesahnya saat menjaga keamanan.
Dalam
konferensi ini, Jokowi memuji profesi satpam yang disebutnya mulia.
Jokowi berterima kasih atas kontribusi satpam dalam rangka menjaga
keamanan.
"Dalam kesempatan yang berbahagia ini
saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota satpam,
kepada para perusahaan jasa pengamanan yang selama ini telah turut
berdiri di barisan depan dalam menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat. Sungguh, menurut saya profesi satpam adalah sebuah profesi
yang mulia," kata Jokowi.
Kemudian sekali lagi Pak Jokowi memastikan soal biaya sertifikasi Satpam dan berjanji akan mengeceknya.
"Tadi
juga disampaikan masalah sertifikat sangat penting. Tadi Rp 5 sampai Rp
10 juta memang mahal. Tolong dicatat pak menteri, nanti saya cek," ujar
Jokowi.
Setelah membuka Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional di Istana, Jokowi membuat vlog bersama para Satpam.
"Pagi
ini saya bersama-sama dengan para satpam dari seluruh Tanah Air dalam
rangka pembukaan Konferensi Industri Jasa Pengamanan Nasional. Mereka
ceria-ceria semuanya, senyum-senyum semuanya, senyum semuanya, senyum
semuanya, senyum semuanya," ujar Jokowi dalam video di akun Instagram
@Jokowi
"Ini para satpam. Ini, ini, ini. Ada banyak, banyak, banyak sekali. Terima kasih," kata Jokowi sambil mengarahkan ponselnya.
Eh ternyata Pak Jokowi itu seneng juga sama yang cantik-cantik, lihat deh bagaimana dia mengarahkan kameranya, hahaha.
Vlog Pak Jokowi yang telah dilihat sampai 1.200.000 pengguna IG, mengundang banyak reaksi seperti:
tian_duck: Sehat terus pakdeku
onyaaaaaaaaaa: bsk vlog bareng para supir truk ya Pak... tanpa mreka ga akan ada distribusi darat. smangat bapakee @jokowi
kadeeek09: Sedih rasanya gk bs ikut keistana ketemu pak jokowi tp melihat teman2 ceria jd ikut bahagia salam satu jiwa
zuhartinizuhartini: Merakyat skali p,lanjut 3 periode,mdh2an bs y p hehe,,,,
sienhck:
@noer_nyonya_yus iya bu saya sangat bangga punya presiden seperti pak
Jokowi di tengah ekonomi global yg sulit kita harga pangan tetap stabil,
abaikan akun abal", mereka bisa 10 akun 1 orang yg handle
La Nyalla Ungkap Bagaimana Hoaks 2014 Disebarkan
Selamat malam
Batfans! La Nyalla ini seperti mantan yang sakit hati banget gara-gara
udah ngasih semuanya tapi gak dikawin. Kecewa, sakit hati, akhirnya ia
keluarkan semuanya. Setelah membuka mata masyarakat mengenai Prabowo,
kini ia buka bagaimana dulu hoaks-hoaks disebarkan olehnya.
La
Nyalla mengakui bahwa dirinya ikut menyebarkan isu Jokowi sebagai PKI,
Kristen, dan China. Tentu kita masih ingat bagaimana isu-isu tersebut
beredar begitu masif saat kampanye 2014 yang lalu. Hingga saat ini
menurut Jokowi ada 9 juta orang Indonesia yang percaya kalau Pak Jokowi
itu PKI.
"Jadi
memang kita sebarin berita-berita hoaks Pak Jokowi PKI, Pak Jokowi itu
orang Tionghoa. Saya sebar melalui blackberry," ujar La Nyalla saat
hadir di program Layar Pemilu Terpecaya CNNIndonesia TV, Rabu (12/12)
malam.
"Kemudian saat akan pencoblosan kami bagikan majalah Obor [Rakyat], koran-koran Obor itu," sambungnya.
Ketika
itu La Nyalla masuk ke dalam struktur tim kampanye Prabowo - Hatta
untuk wilayah Jawa Timur. Meski memang mengakui turut menyebarkan
isu-isu hoaks terkait Jokowi, ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak
langsung ia dapatkan atau melibatkan tim kampanye Prabowo - Hatta.
"Enggak
ada, itu [niat turut menyebarkan isu] dari kita sendiri. Cuma, kita
yang terima berita-berita itu enggak tahu dari mana, tapi siapa lagi
kalau bukan kelompok saya sendiri kan, yang kita serang Pak Jokowi kok,"
kata La Nyalla.
Meskipun tak tahu siapa yang
memulai isu-isu hoaks atas Jokowi itu, La Nyalla mengaku dirinya turut
membantu penyebaran tabloid Obor Rakyat hingga 100 truk.
"Jadi
saya enggak tahu siapa yang desain, yang jelas saya didrop ada mobil
100 truk itu. [Dibagikan] ke se-Jawa Timur," kata La Nyalla.
Dampak
dari penyebaran isu itu pun, sambungnya, paling tampak terasa di Pulau
Madura. Perolehan suara Jokowi yang berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK)
di wilayah itu pun kalah.
"Isu-isu PKI kan
paling anti di Madura itu, terutama masalah agama juga paling anti.
Apalagi orang Madura menganggap Pak Jokowi ini bukan orang Islam, enggak
mengerti agama," tuturnya katanya.
La Nyalla mengaku merasa berdosa sehingga memutuskan meminta maaf kepada Jokowi dan mengungkapkan itu semua ke publik.
Menanggapi
pernyataan La Nyalla, Wakil Sekretaris Jenderal Gerindra Andre Rosiade
mengatakan di mata hukum sudah jelas baik partainya maupun Prabowo tak
terlibat dengan Obor Rakyat.
"Kita
tahu Obor Rakyat itu sudah melalui proses hukum yang panjang, dua tahun
setelah 2014 prosesnya berjalan, 2016 kan sudah ada vonis. Ada dua
orang yang sudah divonis melakukan kegiatan obor rakyat dan
alhamdulillah sudah terbukti secara klir bahwa partai Gerindra dan Pak
Prabowo klir tak terlibat dalam kasus Obor Rakyat," ujar Andre.
"Kita tidak tahu siapa di belakang Obor Rakyat, yang jelas bukan Gerindra, bukan Pak Prabowo," sambungnya.
Lebih
lanjut, Andre menyatakan pihaknya malah bingung mengapa isu PKI,
Kristen, hingga China itu masih dikeluhkan kubu Jokowi terutama oleh
sang presiden petahana.
"Kami bingung kalau
masih Pak Jokowi sampai sekarang masih sekedar curhat bahwa beliau
dituduh PKI, saya takutnya pak jokowi ini playing victim," kata Andre.
Playing
victim darimana? Hingga saat ini isu Jokowi PKI masih saja beredar.
Belakangan juga ada tuh yang bikin puisi soal PKI, memang tidak
mengkaitkan langsung dengan Jokowi tapi kita semua tahu lah kemana
sasarannya. Lalu soal Boyolali, apa tuduhan pada warga Boyolali ketika
mereka mendemo Pak Prabowo? Dan bagaimana dengan keinginan kembali ke
masa orba, yang sering juga dikait-kaitkan lagi dengan PKI?
Bagi
kita yang waras, pernyataan La Nyalla yang dulu dekat dengan Prabowo
jelas membuka mata kita semua. Bahwa ada kelompok-kelompok yang ingin
menjatuhkan Pak Jokowi dengan menggunakan segala cara. Siapa mereka?
Entah lah, kita hanya wajib waspada dan terus berjuang membela orang
baik.
La Nyalla juga membuka mata kita semua
bahwa Prabowo yang didukung oleh ijtima ulama, didukung oleh alumni
alumni itu, ternyata pengetahuan agama Islam-nya tidak lebih baik dari
Pak Jokowi. Menurut saya Prabowo tidak salah, ia memang tumbuh dari
keluarga yang non muslim karena masalahnya ada di pendukung dia yang
mencitrakan Prabowo sebagai pembela Islam, menggunakan istilah partai
Allah dan partai setan, dan sejenisnya.
sumber:
Sumber Opini : https://seword.com/politik/la-nyalla-ungkap-bagaimana-hoaks-2014-disebarkan-26OQ00J2o
Usung Prabowo Keputusan Rakernas, Wasekjen DPP PAN : Bukan Semaunya Berubah
WAKIL Sekjen DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Surya Imam Wahyudi menegaskan keputusan DPP PAN untuk mengusung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebagai calon Presiden-Wakil Presiden di Pilpres 2019, bukan kebijakan sepihak tanpa melibatkan jaringan partai di daerah.“KEBIJAKAN yang diambil DPP PAN bukan bersifat top down tanpa melibatkan aspirasi buttom up dari DPW-DPW PAN se-Indonesia. Penetapan berkoalisi dan dukungan terhadap Capres Prabowo Subianto telah diatur dalam AD/ART PAN,” tegas Surya Imam Wahyudi kepada jejakrekam.com melalui aplikasi WA, Rabu (12/12/2018).
Ia menegaskan keputusan berkoalisi dengan Partai Gerindra, PKS dan parpol pendukung lainnya sudah melalui Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN, yang memenuhi seluruh unsur pimpinan DPP, Majelis Penasihat Partai, Dewan Kehormatan Partai dan Mahkamah Partai. Termasuk, dihadiri ketua dan sekretaris DPW PAN se-Indonesia.
BACA : Kader Minta Dinamika PAN Kalsel Disikapi dengan Jernih
“Pemandangan umum DPP PAN dan semua laporan serta aspirasi DPW-DPW se-Indonesia juga telah didengarkan. Hingga, forum keputusan rakernas yang kedudukan hukumnya setingkat di bawah kongres partai memutuskan dan menetapkan untuk mengusung Prabowo Subianto sebagai Capres 2019,” tegas Sekretaris Jenderal Barisan Muda (BM) PAN ini.
Surya mengungkapkan sebelum digelar rakernas juga beberapa kali telah dilakukan rapat koordinasi dengan DPW-DPW PAN se-Indonesia, baik secara formal maupun informal.
Surya mengatakan ada satu niat dan harapan PAN adalah agar bangsa Indonesia bisa bangkit sebagai negeri yang berdaulat, bermartabat, ditata kelola secara baik dan benar, sehingga adil dan makmur di bawah ridho Allah Tuhan YME serta disegani di mata dunia internasional.
BACA JUGA : PAN Kalsel Terbelah, Kubu Barisan Muda Tetap Setia Dukung Prabowo-Sandi
“Memang, dalam tradisi di tubuh PAN, sudah lumrah terjadi egalitarianisme. Di mana, dinamika dan pandangan politik yang berbeda itu disampaikan dalam forum-forum aspirasi dan rapat partai yang demokratis tanpa ada kekangan apapun, sehingga sampai pada suatu keputusan bersama menetapkannya,” papar pria yang juga seorang lawyer ini.
Menurut Surya, manakala sudah ditetapkan sebagai keputusan resmi partai, maka seluruh pengurus di semua tingkatan, seluruh kader dan simpatisannya wajib mengamankan dan memperjuangkannya dengan ikhtiar.
BACA LAGI : Soal Sanksi Pembelotan Muhidin Diambil Alih Sekjen DPP PAN
“Semua itu berpeluang kepada mengharap kemenangan dan ridho Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, PAN bukanlah organisasi gerombolan yang semaunya saja bisa berubah haluan sesuai kepentingan kelompok tertentu,” cetusnya.
Ditegaskan Surya, PAN adalah suatu organisasi parpol dengan kaderisasi militan yang berkesinambungan dan soliditas kokoh yang satu sama lainnya untuk saling menjaga dan menguatkan, merekatkan serta bersatu padu dalam sebuah medan perjuangan.
Sumber Berita : http://jejakrekam.com/2018/12/12/usung-prabowo-keputusan-rakernas-wasekjen-dpp-pan-bukan-semaunya-berubah/
Resmi! Ketua DPW PAN Kalsel Dicopot Karena Dukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019
BANJARMASINPOST.CO.ID - Partai Amanat Nasional (PAN) akhirnya secara resmi mengumumkan pencopotan H Muhidin dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN Kalimantan Selatan jelang Pilpres 2019.
Pencopotan ini dilakukan karena H Muhidin membelot mendukung Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Padahal, sejak awal Pilpres 2019 PAN mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"DPP telah melakukan tindakan tegas dengan memberhentikan Ketua DPW Kalsel," kata Sekretaris Jenderal Pan Eddy Soeparno dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/12/2018).
Menurut Eddy, DPP telah menghimpun masukan dari Ketua dan pengurus DPW Kalsel, tentang alasan dan latar belakang deklarasi dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf beberapa hari lalu.
Ia menegaskan, DPP PAN tak bisa mentolerir alasan yang disampaikan sehingga harus melakukan perombakan dalam struktur kepengurusan DPW Kalsel.
“Hari ini kami akan mengumumkan perombakan tersebut. Semua itu kami lakukan untuk menjaga dan menegakkan marwah partai," ujar Eddy Eddy kembali menegaskan DPP PAN berkomitmen menjalankan hasil Rakernas 2018 secara utuh dan konsekwen dan menginstruksikan segenap pengurus dan kader agar tunduk dan patuh pada keputusan tersebut.
Dalam Rakernas yang berlangsung Agustus di Jakarta, PAN sepakat untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandi.
“Kami akan berjuang all out untuk memenangkan pemilu legislatif dan paslon Prabowo Sandi di pilpres 2019. Karena itu soliditas partai harus terjaga,” kata dia.
Saat dihubungi kompas.com, Rabu sore kemarin, Muhidin mengaku belum menerima surat atau pemberitahuan pencopotan dari DPP PAN.
"Sampai hari ini belum ada surat atau pemberitahuan lisan," kata Muhidin kepada Kompas.com, Rabu (12/12/2018).
Muhidin mengatakan, ia baru akan bertemu dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno di Banjarmasin pada Kamis hari ini.
Muhidin sendiri berharap DPP PAN bisa memaklumi sikapnya yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Ia mengaku sikap yang bertentangan dengan partai itu sengaja dilakukan karena sesuai dengan mayoritas masyarakat Kalsel. Ia khawatir PAN justru akan ditinggal oleh masyarakat setempat jika mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Jadi saya minta maklumi saja kepada DPP, kan saat ini saya diangkat ketua DPW untuk besarkan PAN," kata dia.
Sebelumnya, elite DPP PAN menyampaikan pernyataan yang berbeda soal nasib Muhidin. Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais menyebut bahwa Muhidin akan dicopot dari posisi Ketua DPW.
"Akan kita tunjuk kader lain sebagai pelaksana tugas," kata Hanafi.
Sementara Waketum PAN lainnya, Bara Hasibuan, menyebut Muhidin tak akan dicopot. Alasannya, Muhidin merupakan tokoh senior di Kalimantan Selatan dan pernah menjabat sebagai wali kota selama dua periode.
"PAN sangat membutuhkan kepemimpinan Pak Muhidin di Kalsel. Dan kami sadari itu, kami sadari ketokohannya, background-nya, pengalaman politiknya. Untuk itu kami memang mengajak Pak Muhidin untuk gabung dengan PAN," kata Bara.
Sumber Berita : http://banjarmasin.tribunnews.com/2018/12/13/resmi-ketua-dpw-pan-kalsel-dicopot-karena-dukung-joko-widodo-maruf-amin-di-pilpres-2019?page=all
Re-Post by MigoBerita / Kamis/13122018/11.28Wita/Bjm
Pencopotan ini dilakukan karena H Muhidin membelot mendukung Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
Padahal, sejak awal Pilpres 2019 PAN mengusung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"DPP telah melakukan tindakan tegas dengan memberhentikan Ketua DPW Kalsel," kata Sekretaris Jenderal Pan Eddy Soeparno dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/12/2018).
Menurut Eddy, DPP telah menghimpun masukan dari Ketua dan pengurus DPW Kalsel, tentang alasan dan latar belakang deklarasi dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf beberapa hari lalu.
Ia menegaskan, DPP PAN tak bisa mentolerir alasan yang disampaikan sehingga harus melakukan perombakan dalam struktur kepengurusan DPW Kalsel.
“Hari ini kami akan mengumumkan perombakan tersebut. Semua itu kami lakukan untuk menjaga dan menegakkan marwah partai," ujar Eddy Eddy kembali menegaskan DPP PAN berkomitmen menjalankan hasil Rakernas 2018 secara utuh dan konsekwen dan menginstruksikan segenap pengurus dan kader agar tunduk dan patuh pada keputusan tersebut.
Dalam Rakernas yang berlangsung Agustus di Jakarta, PAN sepakat untuk mendukung pasangan Prabowo-Sandi.
“Kami akan berjuang all out untuk memenangkan pemilu legislatif dan paslon Prabowo Sandi di pilpres 2019. Karena itu soliditas partai harus terjaga,” kata dia.
Saat dihubungi kompas.com, Rabu sore kemarin, Muhidin mengaku belum menerima surat atau pemberitahuan pencopotan dari DPP PAN.
"Sampai hari ini belum ada surat atau pemberitahuan lisan," kata Muhidin kepada Kompas.com, Rabu (12/12/2018).
Muhidin mengatakan, ia baru akan bertemu dengan Sekjen PAN Eddy Soeparno di Banjarmasin pada Kamis hari ini.
Muhidin sendiri berharap DPP PAN bisa memaklumi sikapnya yang mendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf.
Ia mengaku sikap yang bertentangan dengan partai itu sengaja dilakukan karena sesuai dengan mayoritas masyarakat Kalsel. Ia khawatir PAN justru akan ditinggal oleh masyarakat setempat jika mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Jadi saya minta maklumi saja kepada DPP, kan saat ini saya diangkat ketua DPW untuk besarkan PAN," kata dia.
Sebelumnya, elite DPP PAN menyampaikan pernyataan yang berbeda soal nasib Muhidin. Wakil Ketua Umum PAN Hanafi Rais menyebut bahwa Muhidin akan dicopot dari posisi Ketua DPW.
"Akan kita tunjuk kader lain sebagai pelaksana tugas," kata Hanafi.
Sementara Waketum PAN lainnya, Bara Hasibuan, menyebut Muhidin tak akan dicopot. Alasannya, Muhidin merupakan tokoh senior di Kalimantan Selatan dan pernah menjabat sebagai wali kota selama dua periode.
"PAN sangat membutuhkan kepemimpinan Pak Muhidin di Kalsel. Dan kami sadari itu, kami sadari ketokohannya, background-nya, pengalaman politiknya. Untuk itu kami memang mengajak Pak Muhidin untuk gabung dengan PAN," kata Bara.
banjarmasin post group/eka pertiwi
Deklarasi
dukungan Ketua DPW PAN Kalimantan Selatan, H Muhidin kepada pasangan
calon presiden dan wakil presiden Jokowi-Maruf Amin Minggu (9/12/2018)
malam