Antara Gempuran Rudal Republik Islam Iran dan Kedustaan Trump Sang Presiden AMERIKA
LiputanIslam.com – Sejauh ini belum ada bukti apapun untuk memastikan tingkat kerugian manusia pada pihak tentara AS di Lanud Ain Assad, Irak Barat, akibat gempuran rudal Iran. Namun demikian, ada bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Presiden AS Donald Trump adalah seorang pendusta sehingga dia yang tampak tertekan dalam pernyataan singkatnya pada Rabu lalu (8/1/2020) mengenai serangan tersebut layak dipertanyakan ketika mengklaim tak ada korban yang jatuh di pihak tentara AS.Statusnya sebagai pendusta publik nomor wahid dapat dilihat dari beberapa rekam jejak sebagai berikut:
Pertama, dia pernah memastikan bahwa pihaknya telah menjatuhkan drone Iran sebagai balasan atas penembak jatuhan drone Global Hawk oleh Iran di angkasa Selat Hormuz pada 20 Juni 2019, dan berjanji untuk memublikasi rekaman video penembak jatuhan drone Iran itu untuk membuktikan klaimnya. Nyatanya, sampai sekarang dia tak kunjung menunjukkan rekaman video itu.
Kedua, dalam kasus yang sama dia mengaku telah membatalkan serangan udara pembalasan terhadap Iran hanya 10 menit sebelum drone AS membidik sasarannya di wilayah Iran, tapi ternyata juga sekedar klaim yang tak didukung bukti apapun.
Ketiga, dia kerap mengumbar janji akan membalas segala bentuk serangan Iran terhadap kepentingan AS dan sekutunya di Timteng dan dunia. Tapi ketika fasilitas minyak Aramco di Abqaiq dan Khurais milik Saudi terkena serangan rudal dan drone, dan AS-pun menuding Iran berada di balik serangan tersebut, Trump juga tak berbuat apa-apa. Alih-alih membalaskan, dia malah mengaku menjual senjata AS kepada Saudi, bukan memakainya untuk melindungi Saudi.
Keempat, media AS mencatat delapan kebohongan spektakuler Trump, antara lain; Iran mendapatkan 150 miliar dolar dari AS pasca perjanjian nuklir; nilai defisit perdagangan dengan Uni Eropa mencapai 180 miliar; Cina memperoleh 50 miliar dolar dari AS pertahun; Irlandia adalah bagian dari Inggris Raya; Putin mengambil Semenanjung Krimea dari pendahulu Trump, Barack Obama; dan bahwa Trump telah mengeluarkan dana sebesar 5 miliar dolar untuk dapat menjadi presiden AS, padahal total kekayaannya diperkirakan kurang dari 4 miliar.
Terlepas dari itu, kalaupun rudal-rudal Iran tidak menjatuhkan korban tewas tentara AS di Lanud Ain Assad, Trump sama sekali tak dapat memungkiri realitas bahwa senjata itu tepat mengena sasaran dan menghancurkan beberapa fasilitas yang ada di dalamnya. Ini membuktikan bahwa para pemimpin Iran memang sanggup mengambil keputusan untuk melepaskan rudal ke pangkalan terbesar AS di Irak, dan dengan presisi yang sangat tinggi.
Baca: Inilah Poin-Poin Lengkap Respon Trump atas Serangan Rudal Iran
Trump enggan mengerahkan kekuatan raksasa AS untuk membalas serangan Iran tersebut. Sebabnya tak lain adalah kesadarannya bahwa balasan akan mendapat balasan balik, dan bahwa tidak adanya korban tewas tentara AS di kali pertama tidak menjamin mereka juga akan bernasib demikian pada kali selanjutnya.
Ancaman Trump untuk menjatuhkan sanksi tambahan kepada Iran pasca serangan rudal Iran menggelikan, sebab segala macam sanksi sudah dia terapkan, termasuk sanksinya terhadap Menlu Iran Mohammad Javad Zarif, untuk memaksa Iran bertekuk lutut, tapi Iran tetap bergeming. Bisa jadi ke depan Trump akan menjatuhkan sanksi berupa larangan bagi Zarif untuk menebar senyumnya yang fenomenal.
Baca: Militer Iran Sebut Klaim AS Soal Gempuran Rudal Iran “Menggelikan”
Yang jelas, semua ini merupakan konflik berjangka panjang, terbuka bagi segala kemungkinan, dan membutuhkan manajer yang handal dan berperforma tinggi. Suka atau tidak, Iran berada di atas angin dalam statusnya sebagai negara Dunia Ketiga.
Tahap berikutnya adalah tahap destabilisasi keamanan pangkalan AS di Timur Tengah, terutama kawasan Teluk Persia, dalam proses pengusiran mereka, yang akan diambil alih oleh serangan militer kelompok-kelompok pejuang yang bersekutu Iran, terutama al-Hashd al-Shaabi di Irak, Ansarullah di Yaman, Hizbullah di Lebanon, serta Hamas dan Jihad Islam di Gaza.
Baca: Para Pejuang Irak Tegaskan Pembalasan terhadap AS Makin Mendesak
Tidak kecil kemungkinan adanya pembagian tugas sehingga implementasinya hanya tinggal menanti lampu hijau, kalau bukan sudah dinyalakan. Al-Hashd al-Shaabi sudah pasti akan membalas darah pemimpinnya, Abu Mahdi al-Muhandis.
Para pemimpin Iran yang bermain dengan mentalitas Trump berpotensi kuat membuka arsenal-arsenal rudal presisi tingginya dalam beberapa hari atau minggu ke depan untuk mempertontonkan tipe yang lebih akurat dan maju demi mengejutkan lawan mereka.
Pesan mereka bagi AS ialah bahwa “Iran telah memulai, dan AS silakan melanjutkan permainan”, sedangkan pesan mereka bagi Rusia dan China ialah bahwa Iran merupakan sekutu yang serius dan dapat diandalkan.
Trump tidak akan merasa nyaman di tahun politik AS sekarang, sementara sekutunya di Timteng juga akan terus gelisah. Bukan tak mungkin dalam waktu dekat akan mucul fakta-fakta kerugian AS akibat serangan rudal Iran, dan kalaupun itu tidak muncul maka masih akan ada fakta-fakta dalam aneka peristiwa lain, sebab perjalanan masih panjang. (mm/raialyoum)
Sumber Berita : http://liputanislam.com/fokus/antara-gempuran-rudal-iran-dan-kedustaan-trump/
Skenario Terbaru CIA dan Pentagon Usai AS Dipermalukan Iran
Teheran,LiputanIslam.com-Dipermalukannya AS oleh serangan rudal Iran pada hari Rabu (8/1) menjadi tajuk utama media-media dunia. Martabat AS kian terjun bebas menyusul penjelasan Jenderal Hajizadeh (komandan pasukan dirgantara IRGC) di hari Kamis (9/1) terkait detail dan aspek-aspek baru dalam serangan balasan Iran tersebut.Usai tak bisa banyak bicara untuk merespon serangan, pemerintah AS sejak kemarin lusa telah mengadakan sejumlah rapat untuk mengalihkan perhatian dunia dari serangan itu.
Menurut sumber-sumber Barat kepada Tasnim, jatuhnya pesawat Boeing milik Ukraina dijadikan sebagai salah satu kartu Gedung Putih. CIA dan Pentagon lalu ditugaskan untuk menggiring opini umum. Maka, para manajer media-media besar Barat pun diberi briefing untuk itu.
Dalam beberapa jam terakhir, media-media Barat memberi perhatian khusus terhadap isu ini. Pentagon dalam statemennya mengklaim, foto-foto satelitnya cukup meyakinkan bahwa pesawat penumpang Ukraina itu terkena rudal Iran, walau secara “tak sengaja.”
Padahal, pertama: rudal-rudal itu tidak ditembakkan dari Teheran, tapi dari tempat lain yang sangat jauh dari ibukota Iran itu; kedua: hantaman rudal akan menghancurkan pesawat itu, bukan hanya sekedar membakarnya di angkasa. Klip-klip video menunjukkan bahwa pesawat itu terbakar akibat kesalahan teknis dan kemudian jatuh. Bangkai pesawat yang tersisa bisa membuktikan hal ini.
Pertanyaan yang juga patut dilontarkan kepada AS adalah: jika satelit-satelit kalian bisa mengetahui “hantaman rudal” di wilayah itu, kenapa satelit-satelit itu tak sanggup mendeteksi lusinan rudal balistik Iran yang ditembakkan ke Ayn al-Asad dan meredamnya? Pernyataan semacam ini dari Pentagon tentu akan diolok-olok para analis militer.
Kepala Badan Penerbangan Iran sendiri juga telah membantah tegas klaim-klaim tak berdasar dari media Barat ini. Ali Abedzadeh menyatakan, spekulasi-spekulasi itu tidak ilmiah dan tak masuk akal. (af/alalam/tasnim)
Sumber Berita : http://liputanislam.com/internasional/skenario-terbaru-cia-dan-pentagon-usai-as-dipermalukan-iran/
AS Merombak Kondisi Pertahanannya di Timteng untuk Mengantisipasi Serangan Susulan Republik Islam Iran
Teheran, LiputanIslam.com – Seorang pejabat militer AS mengungkapkan bahwa Pentagon dewasa ini sedang mempelajari kemungkinan penyesuaian pada postur pertahanannya di Timur Tengah setelah Iran melancarkan serangan rudal terhadap sasaran AS di Irak.Dalam wawancara dengan Reuters pada Kamis malam (9/1/2020), pejabat anonim itu mengatakan bahwa AS memperkirakan Iran masih akan melancarkan serangan untuk membalas terbunuhnya mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC), Jenderal Qassem Soleimani, tapi di negara lain, bukan di Irak lagi.
Reuters Ahad lalu melaporkan bahwa AS telah mendeteksi bahwa pasukan rudal Iran di seluruh penjuru nagara ini telah ditempatkan dalam keadaan siaga tinggi. Tapi, menurut pejabat itu, Iran dinilai lebih berkemungkinan menyerang posisi AS di negara-negara selain Irak di mana Iran memiliki beberapa sekutu berpengaruh.
Baca: Para Pejuang Irak Tegaskan Pembalasan terhadap AS Makin Mendesak
Seperti diketahui, IRGC pada dini hari lalu membombardir pangkalan-pangkalan militer AS di Irak sebagai pembalasan atas darah Soleimani.
Komandan Pasukan Dirgantara Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Brigjen Amir Ali Hajizadeh dalam jumpa pers, Kamis, memastikan lagi bahwa puluhan tentara AS tewas terkena gempuran rudal Iran.
Baca: IRGC Pastikan Gempurannya Tewaskan Puluhan Tentara AS, Meski Bisa Habisi 500 Tentara
Dia juga menyebutkan nama negara Yordania dan Kuwait saat menjelaskan pangkalan-pangkalan udara yang dipakai oleh AS di kawasan sekitar dalam melancarkan serangan “teror” yang menewaskan Soleimani.
AS menyangkal ada tentaranya yang tewas. Ketika mengumumkan bahwa Iran telah meluncurkan 16 rudal dari tiga lokasi, Pentagon menyebutkan bahwa sistem peringatan dini memungkinkan untuk menghindari korban.
Sumber Berita : http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/as-merombak-kondisi-pertahanannya-di-timteng-untuk-mengantisipasi-serangan-iran-selanjutnya/
Inilah Poin-Poin Lengkap Respon Trump atas Serangan Rudal Republik Islam Iran
Washington, LiputanIslam.com, –Setelah lama ditunggu, Presiden AS Donald Trump akhirnya menyampaikan pernyataan resmi sebagai respon atas serangan rudal Iran yang menyasar Pangkalan Militer AS di Ain Al-Asad, Provinsi Al-Anbar, Irak Barat, pada Rabu dini hari WIB (8/1/2020). Diperlukan waktu hampir 24 jam bagi Presiden Trump untuk menyiapkan teks pidato tanggapan tersebut. Berikut ini adalah poin-poin dari pidato lengkap Trump yang disampaikan Rabu tengah malam WIB.1. Trump kembali mengulang tuduhan bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir, dan untuk itu, ia mengatakan bahwa selama dirinya menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, Iran tidak akan pernah diizinkan memiliki senjata tersebut
2. Trump membantah berita bahwa ada korban jiwa dari warga atau tentara AS dalam serangan itu. Trump mengatakan, “Warga Amerika seharusnya sangat berterima kasih dan senang karena tidak ada orang Amerika yang terluka dalam serangan semalam oleh rezim Iran. Tidak ada korban yang jatuh, semua prajurit selamat, dan hanya kerusakan minimal yang terjadi di pangkalan militer kita.” Tidak adanya korban tewas itu, menurut Trump disebabkan tindakan pencegahan, penyebaran pasukan, dan sistem peringatan dini [militer AS] yang bekerja dengan sangat baik.
3. Pasukan Amerika adalah yang terhebat dan selalu siap untuk apa pun. Karena itu, menurut Trump, Iran akan mundur, dan ini merupakan kabar baik untuk seluruh pihak dan kabar sangat baik bagi dunia.
4. Menurut Trump, sejak 1979, negara-negara dunia terlalu mentolerir perilaku destruktif dan destabilisasi Iran di Timur Tengah dan sekitarnya yang diinisiasi Iran. Revolusi Islam Iran diklaim oleh Trump telah menjadi sponsor utama terorisme, dan upaya mereka akan senjata nuklir telah mengancam dunia yang beradab, dan AS tidak akan pernah membiarkan itu terjadi. Dalam konteks itulah, kata Trump, sebuah tindakan telah diambil pekan lalu. “Kami mengambil tindakan tegas untuk menghentikan seorang teroris kejam yang mengancam kehidupan warga Amerika. Atas arahan saya, militer AS menghilangkan nyawa teroris top dunia, Qasem Soleimani. Sebagai kepala Pasukan Quds, Soleimani secara pribadi bertanggung jawab atas sejumlah kekejaman terburuk,” klaim Trump.
Trump juga menyatakan bahwa Jenderal Qassem Soleimani adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam melatih apa yang ia sebut sebagai pasukan teroris, termasuk Hizbullah, yang melancarkan serangan teroris terhadap sasaran sipil. Trump juga menuduh Jenderal Qassem telah memicu perang sipil berdarah di seluruh wilayah, dan dengan kejam telah melukai dan membunuh ribuan tentara AS, termasuk dengan menanam bom pinggir jalan yang melukai dan mengoyak korban. Salah satu buktinya, menurut Trump adalah peristiwaa serangan terhadap personel AS di Irak yang melukai empat tentara yang sedang bertugas dan membunuh seorang warga Amerika. Trump juga menuduh Jenderal Qasem Soleimani sebagai aktor intelektual serangan terhadap kedutaan AS di Baghdad.
Trump menambahkan, “Dalam beberapa hari terakhir, dia (Soleimani) merencanakan serangan baru kepada Amerika, tapi kami menghentikannya. Tangan orang ini dipenuhi darah orang Amerika dan Iran. Dia seharusnya sudah diberhentikan sejak lama. Dengan menghilangkan nyawa Soleimani, kami telah mengirim pesan yang kuat kepada para teroris: Jika Anda menghargai hidup Anda sendiri, Anda tidak akan mengancam kehidupan orang-orang kami.”
5. Trump dalam pidatonya itu menyampaikan opsi-opsi dalam menanggapi serangan Iran. AS, kata Trump, akan segera menjatuhkan sanksi ekonomi tambahan pada rezim Iran. Sanksi kuat ini akan tetap berlaku sampai Iran mengubah perilakunya. Trump dalam pidatonya itu secara implisit menolak penggunaan militer sebagai respon. Ia mengatakan, “Militer Amerika telah sepenuhnya dibangun kembali di bawah pemerintahan saya dengan biaya $ 2,5 triliun. Angkatan Bersenjata AS lebih kuat dari sebelumnya. Rudal kami besar, kuat, akurat, mematikan, dan cepat. Banyak rudak hipersonik sedang dalam pembangunan. Namun, fakta bahwa kita memiliki peralatan dan militer yang hebat ini tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Kekuatan Amerika, baik militer maupun ekonomi, adalah pencegah terbaik.”
6. Trump juga melontarkan tuduhannya bahwa Iran adalah pihak yang bertanggung jawab atas serangan yang terjadi ke fasilitas minyak terbesar milik Arab Saudi dan AS (ARAMCO). Trump mengatakan, “Dalam beberapa bulan terakhir saja, Iran telah menyita kapal-kapal di perairan internasional, menembakkan serangan tidak beralasan ke Arab Saudi, dan menembak jatuh dua pesawat tak berawak A.S. Permusuhan Iran meningkat secara substansial setelah kesepakatan nuklir Iran yang bodoh ditandatangani pada 2013, dan mereka diberi $ 150 miliar, belum lagi $ 1,8 miliar tunai. Alih-alih mengatakan “terima kasih” kepada AS, mereka meneriakkan “Mampus Amerika.” Bahkan, mereka meneriakkan “Mampus Amerika” pada hari perjanjian ditandatangani. Kemudian, Iran melakukan pesta teror, didanai oleh uang dari kesepakatan nuklir itu, dan menciptakan neraka di Yaman, Suriah, Libanon, Afghanistan, dan Irak. Rudal yang ditembakkan tadi malam kepada kami dan sekutu kami telah didanai dengan uang yang diberikan oleh pemerintahan [AS sebelumnya].
7. Secara khusus, Trump membela diri atas keputusan sepihaknya yang keluar dari Perjanjian Nuklir JCPOA; sebuah perjanjian yang ditandatangani AS (di masa kepresiden Obama), Iran, Rusia, Tiongkok, Inggris, Perancis, dan Jerman. Menurut Trump, JCPOA itu mengandung cacat, dan akan segera berakhir. JCPOA, menurut Trump hanya Iran jalan yang jelas dan cepat untuk pelarian nuklir mereka. Iran harus meninggalkan ambisi nuklirnya dan mengakhiri dukungannya untuk terorisme. Waktunya telah tiba bagi Inggris, Jerman, Prancis, Rusia, dan Cina untuk mengakui kenyataan ini.
“Mereka [negara-negara itu] sekarang harus melepaskan diri dari sisa-sisa kesepakatan Iran – atau JCPOA – dan kita semua harus bekerja sama untuk membuat kesepakatan dengan Iran yang membuat dunia menjadi tempat yang lebih aman dan lebih damai. Kita juga harus membuat kesepakatan yang memungkinkan Iran untuk berkembang dan makmur, dan mengambil keuntungan dari potensi yang sangat besar yang belum dimanfaatkan. Iran bisa menjadi negara yang hebat,” ujar Trump.
8. Dengan mengulang-ulang narasi bahwa Iran sedang mengembangkan senjata nuklir dan Iran adalah sponsor terorisme, Trump mengatakan bahwa perdamaian dan stabilitas tidak dapat berdiri di Timur Tengah selama Iran terus memicu kekerasan, kerusuhan, kebencian, dan perang. “Dunia yang beradab harus mengirim pesan yang jelas dan terpadu kepada rezim Iran: kampanye teror, pembunuhan, kekacauan Anda tidak akan ditoleransi lagi,” kata Trump.
9. Trump juga memohon kepada sekutunya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) agar lebih terlibat dalam isu ini. Trump mengatakan, “Hari ini, saya akan meminta NATO untuk lebih terlibat dalam proses [perdamaian] Timur Tengah. Selama tiga tahun terakhir, di bawah kepemimpinan saya, ekonomi kita lebih kuat dari sebelumnya dan Amerika telah mencapai kemandirian energi. Pencapaian bersejarah ini mengubah prioritas strategis kami. Ini adalah prestasi yang tak pernah terpikirkan oleh seorang pun. Dan opsi di Timur Tengah menjadi tersedia. Kami sekarang adalah produsen minyak dan gas alam nomor satu di dunia. Kami independen, dan kami tidak membutuhkan minyak Timur Tengah.”
10. Trump juga menyatakan bahwa negaranyalah yang berhasil menghancurkan ISIS. Karena ISIS juga musuh Iran, menurut Trump, mestinya kedua negara (AS dan Iran) bekerja sama dalam memerangi tindak terorisme di kawasan Timur Tengah. Trump mengatakan, “Tiga bulan lalu, setelah menghancurkan ISIS dan kekhalifahan teritorialnya hingga 100 persen, kami membunuh pemimpin biadab ISIS, Al-Baghdadi, yang bertanggung jawab atas begitu banyak kematian, termasuk pemenggalan massal orang-orang Kristen, Muslim, dan semua yang menghalangi jalannya. Dia adalah monster. Al-Baghdadi terus mencoba membangun kembali kekhalifahan ISIS, dan gagal. Puluhan ribu kombatan ISIS telah terbunuh atau ditangkap selama pemerintahan saya. ISIS adalah musuh alami Iran. Penghancuran ISIS baik untuk Iran, dan kita [AS dan Iran] harus bekerja bersama dalam hal ini dan prioritas bersama lainnya.”
11. Di akhir pidatonya, Trump menyampaikan seruan kepada masyarakat dan para pemimpin Iran. Trump mengatakan bahwa bangsa Iran memiliki masa depan hebat yang layak mereka dapatkan, yaitu kemakmuran di negara sendiri dan harmoni dengan negara-negara di dunia. Amerika Serikat, kata Trump, siap merangkul pihak manapun yang mencari perdamaian. (ra/CNN)
Sumber Berita : http://liputanislam.com/tabayun/inilah-respon-trump-atas-serangan-rudal-iran/
Pasca Pembunuhan Jenderal Soleimani, NATO Mulai Hengkang dari Irak
Teheran, LiputanIslam.com – Sebagian pelatih militer Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pergi meninggalkan Irak menyusul kekhawatiran akan terjadinya eskalasi kekerasan pasca pembunuhan jenderal tershohor Iran Qassem Soleimani oleh AS.“NATO mengevakuasi beberapa pelatih militernya dari Irak menyusul berkembangnya kekhawatiran akan terjadi konflik regional pasca serangan drone AS yang membunuh komandan besar militer Iran Jumat lalu,” ungkap seorang pejabat NATO, Selasa (7/1/2020), seperti dikutip al-Alam.
Dia menambahkan, “Kami mengambil semua tindakan antisipasi demi melindungi personel kami, termasuk pemindahan sementara beberapa individu ke lokasi lain, baik di dalam maupun di luar Irak.”
Misi NATO di Irak mencakup pengerahan personil militer dan sipil, termasuk beberapa ratus pelatih, penasihat, dan personel pendukung, baik dari 29 negara anggotanya maupun dari luar.
Baca: Poster Raksasa Soleimani dan Al-Muhandis Hantui Lokasi Sekitar Kedubes AS di Baghdad
Sebelumnya, juru bicara sementara NATO, Dylan White, menyatakan NATO berencana menarik beberapa tentaranya dari Irak untuk sementara waktu.
Sabtu dia juga mengumumkan bahwa pihaknya telah menangguhkan misi pelatihan di Irak pasca serangan yang menewaskan Soleimani.
Baca: Hizbullah Irak Ancam Serang Ekspor Minyak Negara-Negara Arab Teluk
“Keamanan personel kami di Irak sangat penting … Kami terus mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan… Misi NATO terus berlanjut, tetapi kegiatan pelatihan akan dihentikan sementara,” ujarnya. (mm/alalam)
Sumber Berita : http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pasca-pembunuhan-jenderal-soleimani-nato-mulai-hengkang-dari-irak/
Pakar AS: Tak Ada Presiden AS yang Setakut Trump terhadap Perang
Washington,LiputanIslam.com-Seorang analis AS pada hari Rabu (8/1) menyebut pidato Donald Trump sebagai tanda kelemahan dan ketakutannya terhadap perang.“Saya katakan ini sekali lagi. Dibandingkan presiden-presiden kontemporer AS lain, Trump paling takut kepada perang. Dia tidak menentang perang, tapi ngeri kepada perang. Dia tahu bahwa perang akan mengakhiri masa kepresidenannya,”cuit Bill Palmer dalam akun Twitter-nya.
“Dunia bisa mengendus ketakutan Trump kepada perang. Sebab itu, negara-negara seperti Iran dan Korut selalu bisa mengalahkannya dengan mudah,”imbuhnya.
Melalui artikel di situs pribadinya (palmerreport.com), Palmer mengkritik pidato Trump dan menyatakan, dia jelas-jelas terlihat panik dan terguncang.
“Dalam pidatonya hari ini (semalam, red) tampaknya Trump dalam keadaan setengah bernyawa. Dia terus berbicara terputus-putus, nafasnya terengah-engah, dan kerap keliru mengucapkan kata,”tulis Palmer.
Menurut Palmer, Trump dalam pidatonya juga menyinggung rudal-rudal supersonik AS, padahal itu bagian dari informasi rahasia.
Trump, yang sebelum ini berkoar akan menyerang sejumlah situs di Iran, dalam pidato pertamanya usai serangan rudal Iran mengambil sikap mundur dari ancaman militer atas Teheran. Dia bicara soal keharusan berdamai dengan Iran, mengurangi serdadu AS di Timteng, dan kepentingan bersama AS-Iran dalam memerangi ISIS. (af/fars)
Sumber Berita : http://liputanislam.com/internasional/pakar-as-tak-ada-presiden-as-yang-setakut-trump-terhadap-perang/
Pemimpin Hizbullah akan Membalas Darah Jenderal Soleimani
Beirut, LiputanIslam.com – Wakil Sekjen Hizbullah Libanon, Syeikh Naim Naim Qassem, menyatakan bahwa Sekjen Hizbullah Sayid Hassan Nasrallah akan membalas darah mantan komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) Jenderal Qassem Soleimani yang gugur terkena serangan udara AS pada Jumat pekan lalu (3/1/2020).“Sayid Nasrallah akan membalas darah Qassem Soleimani,” tegasnya dalam wawancara telefon dengan stasiun televisi Iran, Jumat (10/1/2020).
Syeikh Qassem sebelumnya telah berkunjung ke Iran selaku ketua delegasi Hizbullah untuk melayat ke rumah duka Jenderal Soleimani di Teheran, ibu kota Iran, guna menunaikan tugas dari Sayid Nasrallah untuk berbelasungkawa kepada keluarganya.
Baca: IRGC Pastikan Gempurannya Tewaskan Puluhan Tentara AS, Meski Bisa Habisi 500 Tentara
Syeikh Qassem menegaskan, “Soleimani tidak hanya untuk Iran, tetapi juga untuk seluruh dunia Islam, dan untuk setiap perlawanan terhadap musuh atau pendudukan… Amerika akan menyadari telah melakukan kebodohan yang fatal, dan bahwa perhitungannya untuk mengubah perimbangan itu keliru.”
Baca: Ketakjuban Pakar Rudal AS Terhadap Presisi Rudal Iran
Sayid Nasrallah sendiri dalam upacara peringatan yang diadakan di Beirut pada awal pekan ini menegaskan bahwa pembunuhan Soleimani menjadi titik balik antara dua fase di kawasan Timteng, dan bersumpah bahwa tentara AS akan “membayar mahal”. (mm/raialyoum)
Sumber Berita : http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/pemimpin-hizbullah-akan-membalas-darah-jenderal-soleimani/
Hatami: Kehadiran AS di kawasan harus Segera Diakhiri
Menteri Pertahanan Republik Islam Iran mengatakan,
untuk menghentikan tensi dan menciptakan stabilitas serta keamanan di
kawasan, maka kehadiran penjajah dan intervensif AS harus segera
diakhiri.
Amir Hatami
Jumat (10/01) di kontak telepon dengan sejawatnya dari Jepang, Taro
Kono menyebut teror terhadap seorang petinggi resmi militer oleh sebuah
negara di wilayah negara ketiga sebagai kejahatan besar mengatakan,
"Berdasarkan resolusi jelas Dewan Keamanan PBB, langkah AS bukti sejati
dari terorisme pemerintah."
Syahid
Soleimani yang gugur pada Jumat (03/01) dini hari, berkunjung ke Irak
atas undangan resmi pejabat negara ini. Ia gugur bersama Abu Mahdi
al-Muhandis berserta delapan orang lainnya akibat serangan udara militer
Amerika Serikat.
Seraya
menekankan pengecaman terorisme negara Amerika oleh seluruh negara
independen dan pecinta kebebasan di dunia, Hatami menyebut faktor utama
tensi dan instabilitas di kawasan adalah kehadiran Amerika. "Untuk
menghapus tensi dan menciptakan stabilitas serta keamanan di kawasan
maka secepatnya kehadiran Amerika harus diakhiri."
Sementara
itu, Taro Kono mengatakan, negaranya siap memainkan peran untuk
menghapus tensi dan menciptakan perdamaian serta stabilitas di kawasan.
Menteri
pertahanan Jepang juga menekankan keputusan negaranya untuk tidak
terlibat di koalisi militer pimpinan AS di kawasan. (MF)
Sumber Berita : https://parstoday.com/id/news/iran-i77440-hatami_kehadiran_as_di_kawasan_harus_segera_diakhiri
Empat Dampak Nyata Teror Jenderal Qasem Soleimani
Kejahatan pemerintah Amerika Serikat meneror
Komandan Pasukan Qods, IRGC, Letjen Qasem Soleimani membawa sejumlah
dampak yang nyata dan langsung.
Salah
satu dampak terpenting teror Jenderal Qasem Soleimani dan kawan-kawan
seperjuangannya tampak dari sikap Dewan Keamanan PBB yang kehilangan
kredibilitas akibat teror ini.
Di
BAB V, Pasal 24, Piagam PBB disebutkan, supaya PBB dapat menjalankan
tindakannya dengan lancar dan tepat, maka anggota-anggota memberikan
tanggung jawab utama kepada Dewan Keamanan untuk memelihara perdamaian
dan keamanan internasional.
Sementara
Amerika secara resmi mengumumkan telah membunuh Jenderal Qasem
Soleimani. Oleh karena itu Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia,
Maria Zakharova mengatakan, langkah Amerika meneror Jenderal Soleimani
adalah bukti penggunaan kekerasan secara ilegal.
DK
PBB yang biasanya segera menggelar sidang luar biasa pasca kejadian
semacam itu, kali ini hanya diam menyaksikan kejahatan Amerika, dan
tidak melakukan apapun.
Dampak
penting teror Amerika terhadap Komandan Pasukan Qods Iran berikutnya
adalah terbukanya kesempatan bagi kelompok teroris Daesh untuk sedikit
bergembira.
Jenderal
Qasem Soleimani adalah salah satu pelopor perang melawan Daesh, dan
memainkan peran kunci dalam mengalahkan kelompok teroris binaan Amerika
itu di Irak dan Suriah.
Majalah
mingguan Daesh, Al Naba, Kamis (9/1/2020) mengulas pembunuhan Jenderal
Soleimani oleh pasukan Amerika, dan mengaku gembira.
Dampak
penting lain dari teror Syahid Soleimani adalah pukulan telak yang
diterima Amerika. Dari satu sisi pemerintahan yang mendakwa diri mampu
menghegemoni sistem global ini secara resmi melakukan teror, dan
terang-terangan mengakuinya, di sisi lain Republik Islam Iran dengan
serangan balasannya ke pangkalan militer Amerika di Irak, berhasil
memberikan reaksi tegas atas kejahatan teror Gedung Putih.
Wasef
Erekat, salah seorang pengamat politik Palestina terkait hal ini
menuturkan, serangan rudal Iran ke pangkalan militer Ain Al Asad di Irak
sangat berharga, pasalnya tembakan rudal Iran tepat mengenai lokasi
penerbangan drone yang membunuh Jenderal Soleimani.
Ain
Al Asad adalah pangkalan udara terbesar kedua Amerika dari sisi luas
area, dan mampu menampung 5000 tentara. Pangkalan ini dilengkapi dengan
sistem keamanan terkontrol dan radar canggih, akan tetapi radar-radar
itu berhasil dilumpuhkan Iran sehingga tidak bisa mendeteksi rudal-rudal
IRGC. Ini menjadi pukulan berikutnya bagi Amerika karena sebelumnya
mereka begitu membanggakan sistem pertahanan udara dan kecanggihan radar
yang dimilikinya.
Pasca
serangan balasan Iran, Amerika seolah tak berharga di kawasan, dan
ini lebih penting dari tewasnya tentara mereka. Amerika tidak
mau mengakui jumlah korban yang dideritanya akibat serangan rudal Iran,
tapi foto satelit memperlihatkan kerusakan berat pada fasilitas
pangkalan dan infrastruktur miliknya. Ditambah lagi laporan media
seputar evakuasi tentara Amerika ke Israel dan Baghdad.
Dampak penting terakhir teror Haj Qasem adalah terbuktinya kekuatan pencegahan Iran, dan melemahnya kubu imperialis di kawasan.
Sayid
Jalal Dehghani, salah seorang pengajar di perguruan tinggi Iran
menjelaskan, teror Jenderal Soleimani telah melemahkan front
anti-perlawanan dan membuka peluang mundurnya Amerika dari kawasan,
karena Presiden Donald Trump juga mendapat tekanan luar biasa untuk
menarik pasukan Amerika dari Irak dan Suriah, sebagaimana dijanjikannya
pada masa kampanye. (HS)
Sumber Berita : https://parstoday.com/id/news/iran-i77437-empat_dampak_nyata_teror_jenderal_qasem_soleimani
Benarkah 60 Persen Ekonomi Iran Dikuasai Garda Revolusi ?
Beberapa hari lalu salah satu situs berita
Indonesia menulis judul yang cukup bombastis, "Garda Revolusi Iran,
Bisnis Gendut Para Mullah dan Jenderal".
Berita ini santer di media sosial tanah air pasca serangan balasan
rudal Iran, ke pangkalan militer Amerika Serikat, Ain Al Asad di Irak
pada Rabu (8/1/2020) untuk menuntut balas pembunuhan Komandan Pasukan
Qods, IRGC, Jenderal Qasem Soleimani.
Intinya berita itu menyindir penambahan anggaran IRGC, padahal hal
tersebut dilakukan dengan memperhatikan situasi keamanan Iran yang
akhir-akhir ini terganggu pasca teror terhadap Jenderal Soleimani oleh
pasukan Amerika di Irak. Seandainya saja anggaran untuk memperkuat IRGC
tidak diberikan maka keamanan Iran akan semakin terancam. Jika IRGC yang
tugasnya menjaga perbatasan Iran, lemah maka mungkin saja ancaman
terorisme terhadap Iran dan negara-negara kawasan terus berlanjut,
buktinya bisa disaksikan pasca kekalahan kelompok teroris Daesh di Irak
dan Suriah.
Berita itu juga mengklaim 60 persen perekonomian Iran dikuasai 4
yayasan yang bernaung di bawah Korps Garda Revolusi Islam Iran, IRGC.
Keempat yayasan yang dimaksud adalah Bonyad Mostadafin Enghelab Eslami,
Astan Qods Razavi, Setad Ejrai Farman-e Emam dan Gharargah Sazandegi
Khatamul Anbiya.
Masih menurut berita tersebut, karena status yayasan-yayasan yang
dituduh milik IRGC itu abu-abu antara bisnis pribadi, militer, negara
dan keagamaan, maka telah menimbulkan maraknya korupsi dan nepotisme,
tanpa menunjukkan bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sumber berita adalah media Jerman, Deutsche Welle (DW). Sebenarnya
pernyataan itu disampaikan sekitar bulan September 2019, namun kembali
dimunculkan baru-baru ini pasca serangan rudal balasan Iran ke pangkalan
militer Amerika. Sebabnya apa belum pasti, namun lebih baik tidak
berspekulasi.
Pertama mesti dipahami bahwa sektor ekonomi Iran terdiri dari
sektor pemerintah, swasta dan koperasi. Tapi ada satu sektor lain yang
statusnya di luar ketiga sektor di atas, yaitu yang mengurusi urusan
publik tapi dipegang swasta atau lembaga publik non-pemerintah.
Bonyad Mostadafin Enghelab Eslami, dan Astan Qods Razavi adalah
contoh lembaga ini. Sementara Setad Ejrai Farman-e Emam merupakan organ
pemerintah, dan Gharargah Sazandegi Khatamul Anbiya-lah yang merupakan
lembaga di bawah IRGC.
Kemudian terkait tuduhan bahwa 60 persen perekonomian Iran dikuasai
IRGC, Menteri Ekonomi Iran, Farhad Dejpasand membantahnya. Sejumlah
kajian di Iran mengatakan pendapat 60 persen perekonomian dikuasai IRGC
adalah keliru, dan prosentase terbesar perekonomian justru dikuasai
pemerintah.
Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai prosentase
penguasaan pemerintah atas ekonomi adalah dengan membandingkan jumlah
total anggaran pemerintah dengan Produk Domestik Bruto, PDB.
Sebagaimana dilaporkan Bank Sentral Iran, prosentase sektor
pemerintah dalam perekonomian Iran mencapai 19,5 persen, dan
perusahaan-perusahaan pemerintah mencapai 47,6 persen dari total PDB
negara ini tahun 2018 (karena data yang digunakan adalah data tahun
2018), artinya 67,1 persen perekonomian Iran dikuasi sektor pemerintah.
Total aset tiga lembaga Setad Ejrai Farman-e Emam, Astan Qods
Razavi dan Bonyad Mostadafin sekitar 446000 miliar toman, jika
dibandingkan dengan aset pemerintah Iran yang berjumlah sekitar 18000000
miliar toman, hanya sekitar 2,5 persen. Seandainya jumlah ini
ditambahkan dengan aset Gharargah Sazandegi Khatamul Anbiya yang
dimiliki IRGC, itupun tidak akan mencapai 60 persen.
https://www.eghtesadnews.com/%D8%A8%D8%AE%D8%B4-%D8%A7%D9%82%D8%AA%D8%B5%D8%A7%D8%AF-%D8%AF%D8%B1-%D8%B1%D8%B3%D8%A7%D9%86%D9%87-%D9%87%D8%A7-67/305233-%DA%86%D9%86%D8%AF-%D8%AF%D8%B1%D8%B5%D8%AF-%D8%A7%D9%82%D8%AA%D8%B5%D8%A7%D8%AF-%D8%A7%DB%8C%D8%B1%D8%A7%D9%86-%D8%AF%D8%B1-%D8%A7%D8%AE%D8%AA%DB%8C%D8%A7%D8%B1-%D8%A8%D9%86%DB%8C%D8%A7%D8%AF%D9%85%D8%B3%D8%AA%D8%B6%D8%B9%D9%81%D8%A7%D9%86-%D8%A2%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86-%D9%82%D8%AF%D8%B3-%D9%82%D8%B1%D8%A7%D8%B1%DA%AF%D8%A7%D9%87-%D8%AE%D8%A7%D8%AA%D9%85-%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D8%AF%D8%A7%D8%AC%D8%B1%D8%A7%DB%8C%DB%8C-%D8%A7%D8%B3%D8%AA
Oleh karena itu berdasarkan data di atas, klaim 60 persen perekonomian Iran dikuasi 4 yayasan IRGC tidak benar. Berita tersebut cenderung tendensius di tengah memanasnya ketegangan Iran dengan Amerika baru-baru ini. (HS)
Sumber Berita : https://parstoday.com/id/news/iran-i77429-benarkah_60_persen_ekonomi_iran_dikuasai_garda_revolusi
Oleh karena itu berdasarkan data di atas, klaim 60 persen perekonomian Iran dikuasi 4 yayasan IRGC tidak benar. Berita tersebut cenderung tendensius di tengah memanasnya ketegangan Iran dengan Amerika baru-baru ini. (HS)
Teroris ISIS Berterima Kasih ke AS karena Bunuh Soleimani
Timur Tengah –
Kelompok teroris takfiri ISIS/Daesh memuji AS yang telah melakukan
pembunuhan komandan militer tinggi Iran baru-baru ini, Letnan Jenderal
Qassem Soleimani, di Irak, menggambarkan tindakan kriminal itu sebagai
“intervensi ilahi” yang dibuat atas perintah langsung Presiden Amerika.
Donald Trump.
Dalam editorial publikasi propaganda
mingguan kelompok terror ini, al-Naba, pada hari Kamis (09/01) lalu,
ISIS/Daesh memuji pembunuhan Jenderal Soleimani dan al-Muhandis,
mengatakan bahwa mereka “tewas” di tangan “sekutu ISIS” dengan referensi
yang jelas ke AS.
Berbagai sumber dan bukti telah
menunjukkan bahwa Washington adalah pencipta kelompok teroris Daesh dan
membantu kelompok itu bangkit untuk memulai pemerintahan teror dan
melakukan penghancuran di Suriah dan Irak pada 2014.
Baca: Teroris ISIS Merayakan Pembunuhan Qassem Soleimani oleh Amerika
Pada 3 Januari 2016, Trump, yang saat
itu menjadi kandidat presiden AS, mengatakan selama kampanye di Biloxi,
Mississippi, bahwa kandidat presiden dari Partai Demokrat “Hillary
Clinton menciptakan” kelompok Daesh Takfiri “dengan [kemudian presiden
Barack] Obama”, menekankan Mereka telah menciptakan kelompok terror itu.
(ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/headline-news/120458/11/01/2020/isis-berterima-kasih-ke-as-karena-bunuh-soleimani/
Psikiater: Trump “Gila” dan Berbahaya Bagi Amerika
Washington – Sekelompok
profesional kesehatan mental (psikiater) mengatakan bahwa Presiden
Amerika Serikat Donald Trump “berbahaya dan tidak mampu” serta tindakan
mendesak harus diambil oleh Kongres AS setelah ia memerintahkan
pembunuhan Qassem Soleimani.
Persatuan Kesehatan Mental Dunia membuat
pernyataan setelah mereka memperingatkan Kongres AS bahwa tekanan
pemakzulan oleh DPR (AS) dapat menyebabkan kondisi mental Trump memburuk
ke tingkat yang berbahaya, The Independent melaporkan.
Baca: Gedung Putih Rilis Suasana Ruangan Trump Pasca Serangan Iran
“Kami secara serius memperingatkan
tentang hal ini untuk beberapa waktu. Kongres AS harus bertindak segera
dan secara paksa tanpa penundaan lebih lanjut,” kata Profesor Sekolah
Kedokteran Yale, Dr Bandy Lee, Profesor Universitas George Washington,
Dr John Zinner, dan mantan profiler CIA, Dr Jerrold Post di sebuah
pernyataan yang diperoleh The Independent.
Menyusul pembalasan Iran atas pembunuhan
jendralnya, Trump membuat pernyataan tertulis dari Gedung Putih pada
hari Rabu, dimana ia berjuang untuk mengucapkan kata-kata dan mengendus
berulang kali.
Baca: Atwan Ungkap Kenapa Trump Takut Balas Serangan Iran
Para psikiater mengatakan bahwa Trump
“secara psikologis dan mental berbahaya serta tidak mampu”. Mereka juga
menegaskan bahwa panglima militer AS adalah “orang yang paling
membutuhkan (evaluasi psikologis) dan merupakan bahaya maksimum”.
Mereka menambahkan bahwa ketegangan saat
ini dengan Iran menjadikan “waktu kritis” ini, dimana orang Amerika
“tidak bisa menunggu lebih lama untuk berurusan dengan situasi berbahaya
yang disebabkan oleh orang yang secara mental terganggu dalam bertindak
dengan cara yang tidak menentu, sembrono, impulsif, dan destruktif”.
Mereka mengatakan Kongres harus
“bertindak segera untuk mengambil alih kekuatan pembuat perang dari
tangannya,” dan menambahkan bahwa “penting bahwa Kongres harus
dilengkapi dengan informasi yang akurat” dari orang-orang dalam
komunitas medis yang memenuhi syarat dalam “penilaian dan manajemen”
bahaya psikologis.”
Baca: Trump ‘Ngos-ngosan’ Saat Pidato Tanggapi Serangan Iran, Pengamat: Mungkin Kebanyakan Obat Penenang
“Kami mendesak Kongres untuk
berkonsultasi dengan kami, jika bukan evaluasi, dan untuk mengambil
serius aspek kesehatan mental yang berperan bagi presiden yang mengalami
gangguan mental ini,” kata mereka.
AS pada hari Kamis menyetujui resolusi
yang bertujuan untuk mencegah Trump dari meluncurkan aksi militer
terhadap Iran. Dalam pemungutan suara 224 banding 194, Dewan yang
dikontrol Demokrat menyetujui Resolusi Kekuatan Perang di tengah
meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat setelah
pembunuhan Jenderal Soleimani pada 3 Januari.
Pemungutan suara mencerminkan perpecahan
yang mendalam di Kongres antara Demokrat, yang menuduh Trump bertindak
ceroboh dalam pembunuhan jenderal top Iran dan Republik Trump yang
sangat mendukung presiden. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/internasional/120440/11/01/2020/psikiater-trump-gila-dan-berbahaya-bagi-amerika/
Menlu Ukraina Sebut Boeing 737 Berubah Arah Sesaat Sebelum Jatuh
Boeing 737-800 mengubah arahnya tak lama
setelah itu jatuh tetapi tidak jelas apa yang menyebabkannya melakukan
manuver, kata Menteri Luar Negeri Ukraina Vadym Prystaiko dalam sebuah
pernyataan pada hari Jumat, seperti dilansir Sputniknews.com.
Baca: Presiden Ukraina Minta AS, Kanada dan Inggris Berikan Bukti Boeing 737 Ditembak Jatuh
Menurut Prystaiko, pilot jet yang jatuh
mengatakan dalam kontak terakhir dengan pengendali lalu lintas udara
bahwa penerbangan berjalan seperti biasa.
Menteri mengatakan bahwa Kiev akan
meminta bantuan dari Prancis dalam penyelidikan insiden mematikan itu,
karena mesin pesawat yang jatuh itu buatan Prancis.
Pejabat itu menambahkan bahwa sampai
sekarang, tidak ada alasan yang cukup untuk mengatakan bahwa jet itu
jatuh akibat serangan teror. Prystaiko menekankan bahwa Ukraina ingin
agar catatan penerbangan dari Boeing dicek di Kiev.
Baca: Bagaimana Media Ciptakan Narasi Kecelakaan Boeing 737 Ukraina untuk Salahkan Iran dan Rusia
“Kami memutuskan dengan Iran kemana
kotak hitam akan dibawa. Apakah akan didekripsi di Iran. Kami ingin itu
didekripsi di Kiev”, kata Pristayko pada suatu pengarahan.
Menurut menteri, selama percakapan terakhir antara pilot dan pengendali lalu lintas udara, penerbangan dilakukan secara normal.
“Kami memiliki catatan waktu yang akurat
ketika pilot kami terakhir kali menghubungi pengendali lalu lintas
udara. Kami mendapat informasi hari ini. Kami mendapat akses penuh ke
percakapan yang (terekam) tidak hanya pada kotak hitam yang disimpan di
pesawat, tetapi juga ke catatan penuh dari (percakapan) pengendali lalu
lintas udara Iran dengan pilot kami. Sampai pembicaraan terakhir,
situasi di atas pesawat normal”, tambah diplomat top itu.
Baca: Iran Tantang PM Kanada Buktikan Tuduhan Soal Jatuhnya Pesawat Ukraina
Dia mencatat bahwa Iran telah memberi
akses para ahli Ukraina akses ke kotak hitam dan potongan-potongan jet
Ukraina International Airlines.
“Kami mendapat akses ke bagian-bagian
pesawat dan lokasi kecelakaan … Sekarang tim kami telah mendapatkan
akses ke kotak hitam, kami berencana untuk memulai rekonstruksi
negosiasi dalam waktu dekat. Kami juga mendapat akses catatan lalu
lintas udara dari pusat kendali penerbangan di bandara Teheran dan pilot
kami”, kata Prystaiko pada siaran singkat oleh saluran TV Ukraina,
Nash.
Pesawat Ukraina International Airlines
(UIA) 737-800 yang lepas landas menuju Kiev jatuh tak lama setelah
meninggalkan bandara Tehran pada Rabu pagi. Menurut angka resmi, 176
orang – warga Iran, Ukraina, Kanada, Inggris, Jerman, Swedia dan
Afghanistan – tewas dalam kecelakaan itu. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/internasional/120431/11/01/2020/boeing-737-800-ukraina-jatuh-karena-kecelakaan/
Rekam Jejak Shadow Commander di Suriah
Suriah – Martir komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani memiliki julukan Shadow Commander, adalah salah satu tokoh militer paling terkenal dalam Perang Suriah. Namun, perannya dalam konflik sering disalahpahami.
Ini terbukti setelah kematian Soleimani
pada hari Jumat, 3 Januari, ketika kantor berita dan pakar Iran
menggambarkan Jenderal sebagai ‘arsitek’ dari operasi melawan teror di
Suriah, seperti dilansir Al-Masdarnews.com.
Tidak ada keraguan bahwa Soleimani
memainkan peran utama dalam perang, terutama ketika operasi pemerintah
Suriah mengandalkan pejuang dari faksi paramiliter.
Baca: Assad Kirim Ucapan Bela Sungkawa Atas Kematian Shadow Commander
Soleimani sering memobilisasi
faksi-faksi paramiliter sebelum menyerang (Aleppo, Dara’a, Homs timur)
dan kemudian mengunjungi medan perang sebelum menghilang antara Suriah
dan Irak. Ketika Soleimani muncul di medan perang ini, ia dianggap
sebagai pemimpin serangan yang akan datang, meskipun tidak selalu
demikian.
Bahkan, menurut seorang perwira Angkatan
Darat Suriah yang bertugas di sepanjang perbatasan Suriah-Lebanon
antara 2011-2015, Soleimani tidak pernah terlihat di mana pun di daerah
itu, tetapi ia diyakini telah memainkan peran dalam pembebasan Al-Qusayr
/ Tal Kalakh dan Qalamoun. Hal yang sama dikatakan kemudian ketika dia
muncul di Aleppo selatan (akhir 2015) dan Dara’a utara (2014), dua
operasi yang memiliki kehadiran besar pasukan paramiliter.
Soleimani tidak diragukan lagi dicintai
di antara paramiliter ini, itulah sebabnya mengapa banyak pejuang
meminta foto bersama komandan Pasukan Quds untuk mendapatkan gambar
sebelum operasi. Populeritas ini akan terbukti sangat penting ketika
menyatukan paramiliter yang berbeda di bawah satu komando.
Baca: Penasehat Assad: Kunjungan Putin ke Suriah Bagian dari Respons Pembunuhan Soleimani
Kesalahpahaman
Komandan Pasukan Quds sering dianggap
sebagai orang di balik operasi militer di Aleppo dan Ghouta Timur.
Namun, ini tidak sepenuhnya benar. Sebagai contoh, operasi Angkatan
Darat Suriah pada tahun 2016 di Aleppo, yang berkonsentrasi di bagian
timur kota, tidak dipimpin oleh Soleimani, apalagi Angkatan Bersenjata
Iran.
Sementara unsur-unsur Hizbullah dan paramiliter Irak berperan dalam ofensif Aleppo timur, mereka bukan pasukan utama.
Unit utama adalah Pasukan Harimau,
Brigade Gurun Hawks, Pasukan Pengawal Republik, dan beberapa batalyon
dari Tentara Arab Suriah, Pasukan Pertahanan Nasional, dan Hizbullah
Suriah. Pasukan Suriah ini mengambil perintah dari pemimpin mereka
sendiri, yang berada di ruang pertempuran dengan militer Rusia.
Baca: Jenderal Qasem Soleimani Mengejutkan Barat Muncul di Perbatasan Suriah-Irak
Faktanya adalah ketika Tentara Arab
Suriah mengambil bagian dalam ofensif setelah September 2015, itu
direncanakan dan dikoordinasikan oleh Angkatan Bersenjata Rusia.
Bidang Umum
Keberhasilan Soleimani dalam menyatukan
dan mengorganisir pasukan di Suriah dapat dilihat dalam operasi medan
perang, yang hasilnya beragam. Sementara serangan Hizbullah ke Al-Qusayr
dan Qalamoun berhasil, tampaknya Soleimani tidak hanya bergantung pada
kelompok Lebanon dalam operasi. Misalnya, pertama kali Liwaa Fatemiyoun
memimpin operasi di Suriah, itu terjadi di Kegubernuran Dara’a.
Sebelum serangan, Qassem Soleimani
digambarkan dengan pasukan di Daraa Utara. Mereka melancarkan serangan
tak lama setelah komandan Iran muncul. Namun, serangan Daraa Utara pada
tahun 2014 tidak berhasil dan berakhir dengan hasil yang beragam dan
banyak korban.
Komandan Pasukan Quds kemudian bekerja
dengan Hizbullah di Damaskus barat, dimana kelompok Lebanon itu berhasil
mengelilingi puncak gunung strategis, Al-Zabadani di dekat perbatasan
Lebanon.
Operasi Zabadani akan menghadapi reaksi
internasional, ketika Hizbullah dan Divisi Lapis Baja ke-4 Tentara
Suriah dikritik karena mengepung Al-Zabadani dan Madaya. Pemerintah Iran
dan Turki kemudian sepakat untuk melakukan gencatan senjata di daerah
ini, bersama dengan kota-kota Kafraya dan Al-Fou’aa di Kegubernuran
Idlib.
Selama beberapa tahun ke depan
(2015-2017), Soleimani dan militer Iran berkonsentrasi untuk mengangkat
pengepungan di kota-kota Al-Zahra’a dan Nubl di Aleppo Utara dan Kafraya
dan Al-Fou’aa di Idlib.
Serangan Aleppo Utara naik, ketika
pasukan Suriah dan pasukan paramiliter mengalami kemajuan cepat ke utara
ibukota provinsi untuk mengangkat pengepungan selama tiga tahun di
Al-Zahra’a dan Nubl. Dalam kejadian langka ini, baik komando militer
Rusia dan Iran bekerja sama untuk merencanakan operasi.
Menyusul keberhasilan di utara,
Soleimani mengalihkan perhatiannya ke Kafraya dan Al-Fou’aa, yang
diserang oleh kelompok-kelompok seperti Jund Al-Aqsa, Jabhat Fateh
Al-Sham (Hay’at Tahrir Al-Sham ), dan FSA.
Baca: Qassem Soleimani: Setan bagi AS, Pahlawan bagi Iran dan Bangsa-bangsa Tertindas
Serangan Aleppo selatan memiliki hasil
yang beragam, karena paramiliter mampu menangkap beberapa tanah di timur
Jalan Raya Aleppo-Idlib. Namun, ketiadaan Angkatan Udara Rusia akan
terbukti menjadi faktor utama ketika Jabhat Fateh Al-Sham meluncurkan
serangan balasan skala besar untuk merebut kembali kota utama Tal
Al-‘Eis.
Begitu serangan Aleppo selatan berhenti,
penasihat Iran di Suriah mengalihkan perhatian mereka untuk membantu
mengamankan perbatasan Irak. Penasihat Iran dan Rusia di Suriah sekali
lagi bekerja sama selama kampanye Suriah timur (2016-2018), dengan
Tentara Suriah dalam memimpin jalannya operasi dari Palmyra ke kota
perbatasan Albukamal.
Selama masa ini, pasukan Iran di Suriah
mulai memindahkan pangkalan mereka ke Bandara Militer T-4 di barat
Palmyra dan akhirnya ke Albukamal.
Tahun Terakhir
Selama beberapa tahun terakhir Perang
Suriah, peran Soleimani terlihat sangat sedikit, karena sebagian besar
pasukan paramiliter memindahkan operasi mereka ke perbatasan Irak.
Tentara Suriah dan militer Rusia berkonsentrasi pada Idlib, Dara’a, dan
Damaskus.
Meskipun tidak ada operasi lapangan,
Angkatan Bersenjata Iran dan milisi sekutu mendapati diri mereka di
bawah serangan Pasukan Pertahanan Israel (IDF), yang terus menyerang
mereka sampai kemartiran Soleimani pada awal bulan ini. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/ensiklopedia-islam/tokoh/120413/11/01/2020/rekam-jejak-shadow-commander-di-suriah/
Viral, Video Pertemuan Qassem Soleimani, Imad Muqhniyeh dan Hassan Nasrallah
Lebanon – Dua pejuang perlawanan yang telah meninggal Jenderal Qassem Soleimani dan Haji Imad Muqhniyeh
muncul dalam video yang baru diedarkan melalui media sosial bersama
dengan Sekretaris Jenderal Hizbullah Sayyed Hasan Nasrallah. Sebuah
kenangan indah terlihat dalam pertemuan tersebut.
Video yang memperlihatkan para komandan
menjadi trending pada hari Kamis karena menunjukkan mereka berkumpul di
sebuah meja makan, ketika Sekjen Hizbullah menjadi tuan rumah atas
kedatangan jenderal Qassem Soleimani. Sedangkan beberapa orang lainnya
diblur karena sensitivitas dan kerahasiaan, seperti dilansir Al-Manar.
Link Video klik disini : https://youtu.be/aVjNNb2a3Fs
Baca: Iran Lumpuhkan Seluruh Sistem Pertahanan Amerika Jelang Serangan<span data-mce-type="bookmark" style="display: inline-block; width: 0px; overflow: hidden; line-height: 0;" class="mce_SELRES_start"></span>
Syahid Soleimani, kepala Pasukan Al-Quds, tewas dalam serangan pesawat tak berawak AS di bandara Baghdad pada 3 Januari 2019.
Baca: Breaking News; Kepala Intelijen dan Komandan Militer Hizbullah Dibunuh Israel
Syahid Mughinyeh,
komandan militer Hizbullah, juga tewas dalam serangan bom mobil di
Damaskus pada 12 Februari 2008 oleh CIA dan Mossad sebagai bagian dari
operasi bersama. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/internasional/120405/11/01/2020/viral-video-pertemuan-qassem-soleimani-imad-muqhniyeh-dan-hassan-nasrallah/
Iran: 9 Kali Pesawat C-130 AS Evakuasi Tentara yang Tewas dan Terluka ke Israel
Iran – Komandan Pasukan
Pengawal Revolusi Islam Iran Brigadir Jenderal Amir Ali Haji Zadeh
mengatakan bahwa tentara AS yang tewas dan terluka dalam serangan ke
pangkalan Ain al-Assad di Irak, dievakuasi ke Yordania dan Israel,
dengan menggunakan 9 kali penerbangan menggunakan pesawat C-130.
Menurut Kantor Berita Fars, komandan
IRGC, Brigadir Jenderal Haji Zadeh mengatakan bahwa pasukannya memiliki
informasi tentang pasukan AS yang mengevakuasi korban mereka dari
Pangkalan Udara Ain Al-Assad, meskipun Washington mengklaim bahwa tidak
ada yang tewas atau terluka.
Baca: Update: Serangan Terbaru Iran Tewaskan 80 Tentara AS
“Dalam Operasi ini, kami tidak bertujuan
membunuh siapapun, akan tetapi pasti dalam operasi ini banyak pasukan
Amerika tewas dan terluka, dan (mereka) dibawa ke Israel dan Yordania
dengan 9 penerbangan menggunakan pesawat jenis C-130,” ujar sang
Komandan, mencatat bahwa jika Iran berniat untuk membunuh pasukan
Amerika, maka Iran bisa saja merencanakan operasi korban tinggi untuk
membunuh 500 militer AS pada langkah pertama dan 4.000 hingga 5.000
lainnya dalam fase kedua dan ketiga dalam waktu 48 jam.
Baca: Trump Klaim Tak Ada Korban, Foto Satelit Perlihatkan Kerusakan Parah di Pangkalan yang Diserang Iran
Komandan Haji Zadeh menekankan bahwa
serangan rudal Iran di dua pangkalan AS di Irak adalah pembalasan atas
pembunuhan Komandan Pasukan Qods IRGC Letnan Jenderal Qassem Soleimani,
dan awal dari operasi besar untuk mengeluarkan pasukan Amerika dari
kawasan.
Baca: Siap Perang! IRGC Sebut Hizbullah Pindahkan Peralatan Militer ke Perbatasan Israel
“Serangan rudal ke salah satu pangkalan
terpenting Amerika Serikat dalam operasi syahid Soleimani adalah
dimulainya operasi besar yang akan berlanjut di seluruh kawasan,” ujar
Jenderal Hajizadeh kepada wartawan di Teheran, Kamis (09/01).
Jenderal Haji Zadeh mengatakan bahwa 13
rudal ditembakkan ke pangkalan AS pada hari Selasa, menambahkan bahwa
Iran siap untuk menembakkan ratusan rudal pada jam-jam pertama dan telah
menyiapkan ribuan rudal untuk kemungkinan bentrokan selama 3 hari
hingga seminggu antara kedua pihak.
Baca: IRGC: Tidak Ada Satupun Rudal Iran yang Dicegat AS
Ia menggarisbawahi bahwa darah para
syahid Iran bernilai tinggi dan tidak dapat dikompensasi dengan serangan
ke pangkalan mereka, menjatuhkan jet tempur mereka atau bahkan membunuh
Trump, “karena balas dendam utama yang dinyatakan oleh Pemimpin
Tertinggi Ayatollah Khamenei adalah mengusir AS dari kawasan, secara
total”. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/internasional/120385/10/01/2020/amerika-evakuasi-tentara-yang-tewas-dan-terluka-ke-israel/
Bagaimana Media Ciptakan Narasi Kecelakaan Boeing 737 Ukraina untuk Salahkan Republik Islam Iran dan Rusia
Moskow –
Jatuhnya Boeing 737 tepat setelah lepas landas dari Tehran, yang
menyebabkan 176 orang meninggal menjadi elemen narasi propaganda
anti-Iran dan Rusia.
Pesawat Boeing 737 milik maskapai
Ukraine International Airlines (UIA) lepas landas dari Bandara
Internasional Imam Khomeini di Teheran pada Rabu pagi. Pesawat yang
lepas landas menuju ke Kiev, di tengah meningkatnya ketegangan atas
serangan rudal Iran terhadap target AS di Irak.
Baca: Iran Tantang PM Kanada Buktikan Tuduhan Soal Jatuhnya Pesawat Ukraina
Kecelakaan pesawat itu setidaknya memakan korban sembilan anggota awak dan 167 penumpang, termasuk 15 anak-anak.
Laporan awal berbicara tentang “masalah
teknis” sebagai penyebabnya. Namun pada Kamis pagi, narasi bergeser
setelah para pejabat AS “yakin bahwa Iran menembak jatuh pesawat Boeing
737 Ukraina,” CBS melaporkan mengutip sumber-sumber anonim.
Baca: Iran: Tuduhan Pesawat Ukraina Jatuh Karena Rudal Bagian Perang Psikologis Lawan Iran
AP menggunakan kalimat spekulasi untuk
membuatnya viral, narasinya sama dengan Inggris ketika mengangkat kasus
Salisbury “keracunan novichok” pada 2018.
New York Times kemudian menegaskan bahwa
“rudal Iran secara tidak sengaja menjatuhkan pesawat Ukraina,
menewaskan semua penumpang, kata pejabat Amerika dan sekutunya pada hari
Kamis …”
Kemudian giliran PM Kanada Justin
Trudeau. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa “intelijen dari berbagai
sumber … menunjukkan bahwa pesawat itu ditembak jatuh oleh rudal darat
ke udara Iran.”
Baca: Iran: Pesawat Ukraina Bukan Jatuh Karena Rudal, Pejabat AS Sebar Kebohongan
Namun hanya sehari sebelumnya, Reuters melaporkan sesuatu yang sama sekali berbeda, mengutip “sumber keamanan Kanada.”
“Penilaian awal badan intelijen Barat
bahwa pesawat itu tidak dijatuhkan oleh rudal. Tidak ada bukti yang
menunjukkan hal tersebut,” kata sumber itu, dan menambahkan bahwa
“kerusakan teknis” adalah kemungkinan penyebabnya. Otoritas penerbangan
sipil Iran juga mengatakan bahwa tidak ada puing-puing rudal yang
ditemukan di lokasi kecelakaan, dan rumor rudal sangat “tidak logis” dan
“tidak mungkin secara ilmiah.”
Alih-alih bersikap skeptis terhadap
klaim yang diambil secara anonim oleh agen intelijen – yang memiliki
catatan buruk dan kesalahan besar, mulai dari “serangan kimia” di Douma
dan “senjata pemusnah massal” di Irak. Outlet media Barat dengan gembira
berlari menyudutkan “Iran”. Beberapa bahkan melangkah lebih jauh,
menambahkan bahwa “rudal Rusia” terlibat.
Tak lama kemudian, penyihir “verifikasi” di Bellingcat terlibat dalam
penguraian “bukti”. Foto dan video bagian-bagian rudal dan serangan yang
diduga dengan cepat tersebar secara online, diperkuat oleh outlet media
utama, untuk memperkuat narasi yang sudah menjadi senjata.
Bahkan ketika mereka mengambil klaim
tentang rudal Iran, Demokrat dengan cepat menyalahkan Trump atas
kematian dalam Penerbangan 752, dan menjelaskan bagaimana penumpang dan
kru terperangkap dalam “baku tembak” – meskipun kecelakaan itu terjadi
ratusan mil jauhnya dan beberapa jam setelah serangan rudal Iran.
Pada titik ini, dengan narasi media dan
keputusan kebijakan yang didasarkan padanya tidak diragukan untuk
diikuti, tidak akan peduli apa yang ditemukan dalam investigasi di
lapangan. Kebenaran tentang senjata pemusnah massal Irak atau “serangan
kimia” Douma tidak membawa kembali kematian yang disebabkan kebohongan
tentang mereka. Itu tidak akan mengembalikan 176 jiwa malang yang
meninggal secara mengerikan pada waktu fajar pada hari Rabu – hanya
untuk menemukan diri mereka secara anumerta wajib militer sebagai
pejuang dalam perang propaganda. (ARN)
AS Gagal Bunuh Jenderal Republik Islam Iran di Yaman Saat Hari Pembunuhan Soleimani
Amerika Serikat –
Washington Post melaporkan pada hari Jumat (10/01) bahw Pasukan AS
melancarkan operasi rahasia di Yaman yang menargetkan pemimpin kedua
Pasukan Pengawal Revolusi Iran pada hari ketika Qasem Soleimani terbunuh
di Irak, tetapi misi ini gagal.
“Serangan itu menargetkan Abdul Reza
Shahlai, seorang komandan keuangan dan kunci Pasukan Quds yang berbasis
di Yaman, tetapi tidak mengakibatkan kematiannya,” lapor Washington
Post, mengutip empat pejabat AS yang tidak disebutkan namanya yang akrab
dengan misi tersebut.
Baca: Viral, Video Pertemuan Qassem Soleimani, Imad Muqhniyeh dan Hassan Nasrallah
Surat kabar itu berspekulasi bahwa
target kembar di negara yang berbeda merusak klaim administrasi Trump
yang mengatakan bahwa pembunuhan Soleimani dimaksudkan untuk mencegah
serangan Iran ke kedubesnya di Baghdad.
Pada bulan Desember, Departemen Luar
Negeri AS menawarkan hadiah 15 juta dolar untuk informasi tentang lokasi
Shahlai di Yaman, mengklaim bahwa ia memiliki sejarah panjang
merencanakan serangan terhadap AS dan target koalisi.
Baca: Serangan Pembalasan Iran Dimulai Bersamaan dengan Pemakaman Qassem Soleimani
Hubungan AS-Iran semakin memburuk
setelah serangan pesawat tak berawak yang diperintahkan oleh Presiden AS
Donald Trump di dekat bandara di Baghdad, menewaskan komandan Pasukan
Quds Iran Qasem Soleimani pekan lalu. Iran membalas pada hari Rabu
dengan menembakkan rudal ke pangkalan Irak yang menampung pasukan
Amerika. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/internasional/120468/11/01/2020/as-gagal-bunuh-jenderal-iran-di-yaman-saat-hari-pembunuhan-soleimani/
Pendapat jurnalis independen Inggris, Vanessa Beeley, tentang kecelakaan Boeing 737 Ukraina di Republik Islam Iran.
Pertama, saya berdoa untuk keluarga korban tragedi yang mengerikan ini.
1. Laporan awal dari Reuters dll adalah kerusakan teknis.
2. Kisah ini beralih ketika media mainstream tampaknya mencium aroma darah dan cara untuk menyerang Iran, Rusia, dan Trump.
3. Maka dimulailah gelombang baru perang
psikologis melawan Iran dan Rusia menyusul pembunuhan Trump terhadap
Jenderal Soleimani dan Abu Mahdi al-Mohandes di Irak, yang melanggar
hukum.
4. Penekanan [pemberitaan] tiba-tiba diarahkan pada potensi rudal nyasar menghantam pesawat yang baru saja lepas landas.
5. Saya memiliki informasi tentang
otoritas yang baik, bahwa Iran secara bertanggung jawab meminta Boeing
mengirim seorang ahli untuk menyelidiki kecelakaan itu. Ini menunjukkan
bahwa Iran tidak memiliki sesuatu untuk disembunyikan dan dengan jujur
mencoba memastikan penyebab kecelakaan itu. Iran juga mengundang semua
negara yang warganya tewas secara tragis dalam kecelakaan itu, untuk
berpartisipasi dalam penyelidikan.
https://www.rt.com/news/477872-iran-plane-psychological-warfare/
https://www.rt.com/news/477872-iran-plane-psychological-warfare/
6. Pesawat lepas landas SETELAH peluncuran
rudal Iran. Tuduhannya adalah bahwa sistem pertahanan udara Iran yang
menembak pesawat itu.
7. Cuplikan video didapatkan oleh
blogger-NATO, Bellingcat dan tim “bendera palsu” (false flag) dari
Bellingcat dan New York Times mulai beraksi. Tidak ada upaya untuk
meragukan, bahwa kok ada orang Iran yang “mendengar ledakan” dan
tiba-tiba memutuskan untuk merekam langit yang masih gelap.
NYT dan Bellingcat punya rekam jejak telah
melakukan penipuan atas bukti dugaan “serangan kimia” Douma yang mereka
sodorkan; yang terbukti dibantah oleh pengungkap fakta OPCW [Organisasi
Pelarangan Senjata Kimia].
Sejauh ini, semua sumber yang dikutip oleh
media arus utama adalah “anonim”. Berikut adalah thread Twitter
Bellingcat / NYT / MalachyBrowne.
8. Mengapa sebuah pesawat disetujui untuk lepas landas jika ada risiko peluncuran rudal pada saat lepas landas?
9. Mengapa ada penekanan pada rudal “Rusia”, ini sangat tidak relevan.
10. Hanya pertanyaan sampingan, mengapa
begitu banyak orang Kanada di pesawat itu, sementara Kanada menjatuhkan
sanksi terhadap Iran?
11. Jadi, lagi-lagi kita melihat korporasi
media bergegas mengutuk jika melibatkan musuh negara [AS], yaitu Iran
dan Rusia, sebelum penyelidikan resmi dilakukan.
12. Partai Demokrat [di AS] menggunakan
klaim serangan rudal untuk menjelek-jelekkan Trump. Partai Republik
menggunakan klaim serangan rudal untuk menjelek-jelekkan Iran dan
membenarkan terorisme internasional Trump.
13. Kementerian Luar Negeri Iran,
melakukan langkah yang benar, menuntut agar Kanada dan pihak penuduh
lain yang mengklaim bahwa rudal Iran yang menjatuhkan pesawat,
menyerahkan bukti kepada tim investigasi.
“Kami meminta Perdana Menteri Kanada dan
pemerintah lain yang memiliki informasi tentang kecelakaan itu untuk
menyerahkannya kepada komite penyelidikan di Iran.” [kata Kemenlu Iran]
14. Cerita ini juga digunakan pengalihan
isu dari pengungkapan #OPCW sebagai instrumen kekuasaan yang rusak. [ini
terkait terungkapnya laporan OPCW bahwa Assad tidak terbukti melakukan
serangan senjata kimia; tetapi info ini ditutup-tutupi media
mainstream].
15. Terakhir, mengapa Iran dengan sengaja
menembak jatuh sebuah pesawat yang dipenuhi orang Iran atau yang
berkewarganegaraan ganda? Kegilaan dunia kita ini membingungkan pikiran.
Ini artikel yang sangat bagus berisi detil dari poin-poin di atas.
https://www.rt.com/op-ed/477875-iran-plane-crash-media-narrative/
https://www.rt.com/op-ed/477875-iran-plane-crash-media-narrative/
***
status Vanessa Beeley: https://www.facebook.com/vanessa.beeley/posts/10159926270648868
status Vanessa Beeley: https://www.facebook.com/vanessa.beeley/posts/10159926270648868
AS Gunakan Joker Elektronik untuk Sebar Narasi Palsu Serangan Pembalasan Republik Islam Iran
Jakarta – Amerika
Serikat adalah negara adikuasa dan adidaya. Isu perang bisa muncul ke
publik sedemikian rupa tanpa kita tahu ada banyak intrik di dalamnya.
Operasi bendera palsu terlihat seperti fakta dengan publikasi media arus
utama, bahkan yang terbaru serangan pembalasan Iran ke Ain Al-Assad
dimentahkan dan dibuat seperti tong kosong nyaring bunyinya.
Dibalik kebesaran nama Amerika Serikat,
ada banyak kebohongan yang mulai ‘bocor’ ke permukaan. Lucunya,
kebohongan ini sebenarnya malah banyak diungkap lewat media seperti oleh
jurnalis, film dan sebagainya. Tentara elektronik salah satu alat yang
digunakan untuk menyebar kebohongan dan melemahkan klaim-klaim musuh.
Baca: Irak: Kedutaan Amerika Sarang Kejahatan dan Surga Intelijen AS-Israel di Kawasan
Tentara elektronik “Joker” di bawah
kedutaan AS di Irak dan seluruh dunia, menyebarkan instruksi ke semua
elemennya untuk berbicara tentang tanggapan Iran sesuai arahan, yang
akan kalian temukan dipublikasi sebagian besar blogger pro-Amerika, Irak
dan Teluk, atau bahkan negara-negara Asia Tenggara termasuk Indoensia,
pesan-pesan Joker elektronik anatara lain:
Baca: Amerika: Pasukan Rudal Iran dalam Keadaan Siaga Penuh
Pertama,
menggambarkan serangan pembalasan sebagai pertunjukan teater
(sandiwara), membangun opini publik, dan menghidupkan kembali bahwa
tanggapannya telah disepakati dengan Amerika untuk menyelamatkan wajah
Iran.
Kedua,
menyebarkan desas-desus bahwa pemboman menargetkan wilayah orang-orang
Sunni dan Kurdi, secara eksklusif untuk memantik isu sara dan sektarian,
dan menghubungkannya dengan anggota parlemen Irak yang tidak ikut
voting RUU pengusiran pasukan AS.
Ketiga,
pura-pura meratapi kedaulatan Irak yang dilanggar oleh Iran, Barham
Saleh-pun dipaksa untuk mengeluarkan pernyataan kecaman atas pelanggaran
wilayah udara oleh Tehran, kemudian AS muncul sebagai pelindung Irak.
Keempat,
menyangkal atau mempertanyakan berita apapun tentang kerugian Amerika
Serikat yang disebabkan oleh serangan pembalasan Iran, seolah baik-baik
saja seperti kata Trump.
Baca: Siapa Shadow Commander yang Dibunuh oleh Amerika?
FNA dalam laporannya mengatakan bahwa
joker elektronik bukanlah rumor. Mereka secara resmi dibentuk oleh
Kedutaan Besar (Kedubes) AS di Baghdad pada bulan Juli tahun lalu.
Kedutaan juga menetapkan gaji para joker elektronik lebih dari 4000
dolar per-sebulan. Jika anda ragu, anda bisa membuka halaman Facebook
kedutaan AS untuk Irak.
Sebagimana pendahulunya, Bush Jr
‘membujuk’ Kongres AS agar menyetujui serbuan ke Irak dengan alasan
Saddam memiliki senjata biologis. Tahun 2003, serangan itu dilakukan,
Saddam terguling, dan sampai hari ini tentara AS masih bercokol di Irak.
Kontrak migas dan proyek-proyek rekonstruksi, tentu saja jatuh ke
tangan para pemegang saham perang ini (perusahaan-perusahaan milik
Zionis). Dan kemudian terbukti, Saddam sama sekali tidak menyimpan
senjata biologis itu.
Barack H. Obama dengan alasan
“Intervensi Kemanusiaan” (bersama NATO) menyerang Libya pada 2011, dan
“Intervensi Kemanusiaan” di Suriah pada 2011- hingga sekarang.
Pada bulan Mei 2011, NATO di bawah
pimpinan AS membombardir Libya dan merusak sangat banyak infrastruktur
negara termakmur di Afrika itu (dan kemudian, lagi-lagi, proyek
rekonstruksinya dipegang perusahaan Barat dan pembiayaannya dilakukan
oleh pemerintah baru Libya dengan berhutang pada IMF dll).
Baca: Terjadi Demo Besar di Berbagai Kota di Amerika, Kutuk Serangan Trump ke Irak
Kebohongan kembali akan dipakai oleh
Trump di Suriah dan Irak. Rezim Assad dituduh sebagai pelaku serangan
senjata kimia tanggal 21 Agustus 2013 lalu, meskipun belum ada hasil
penyelidikan resmi PBB dan berbagai kejanggalan atas kasus ini telah
terungkap.
Baru-baru ini Trump dengan nafas
tersedak dan wajah marah merespon serangan Iran dengan kata-kata “semua
baik-baik saja”, seolah tidak terjadi apa-apa di pangkalan terbesar dan
tercanggih AS di Irak.
Baca: Trump ‘Ngos-ngosan’ Saat Pidato Tanggapi Serangan Iran, Pengamat: Mungkin Kebanyakan Obat Penenang
Sementara publikasi White House hari
ini, memperlihatkan Trump bersama para pejabat AS menyaksikan langsung
pangkalan Ain Al-Assad pasca serangan Iran, dengan wajah marah, tegang
dan tak percaya dengan kekuatan Iran.
Gambar satelit pangkalan Ain Al-Assad
tersebar luas juga jadi bukti kehancuran dan dahsyatnya serangan Iran.
Meskipun AS masih menyangkal korban tewas atau cedera. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/editorial/120330/10/01/2020/perang-cyber-iran-vs-amerika-memanas/
RIP
Orang-orang pro AS dan ZSM ramai-ramai
melakukan propaganda dengan cara share link soal kecelakaan pesawat
Ukraina. Persis seiring selangkah dengan politisi negara-negara AS dan
sekutunya yang sudah mulai melakukan ‘perlawanan’ lewat propaganda media
soal kejadian ini. Intinya, Iran dituduh menembak pesawat sipil itu
(atau salah tembak).
Padahal black box-nya saja belum diteliti
pihak yang berwenang. Tapi mereka sudah kasih kesimpulan dini. Video
disebarkan, padahal tidak bisa dideteksi hanya lewat video gelap begitu,
apalagi sumbernya juga tidak jelas. Dan ini bukan hal ‘aneh’, selama
ini AS melancarkan perang selalu dengan berbasis kebohongan, perang Irak
contoh nyatanya. [1]
Karena bolak-balik dikomenin dan ditanyai,
walhasil, saya statusin sajalah. Karena belum ada hasil penyelidikan,
hanya ada tuduhan (dan kontra tuduhan), jadi saya menulis hal yang pasti
(berbasis logika) saja.
Intinya begini, pesawat Ukraina take off
jam 06.12 waktu Iran, dari Imam Khomeini Intl Airport (ini lokasinya
sekitar Teheran, kayak Cengkareng-Jakarta lah).
Rudal Iran (secara resmi sudah diumumkan,
ada 13 rudal yang ditembakkan ke pangkalan militer AS di Irak)
diluncurkan jam 01.20 waktu Iran. Jadi LIMA JAM sebelum kecelakaan
pesawat Ukraina.
Lokasi asal peluncuran rudal adalah di dekat perbatasan Iran-Irak, itu jaraknya jauh sekali, sebelah baratnya Teheran.
Logikanya, arah tembakan rudal tidak
melewati udara di atas Teheran dan sekitarnya. Rudal setelah ditembakkan
langsung terbang di atas perbatasan Iran dan Irak, terus terbang di
atas udara Irak.
***
Kita tentu berduka cita atas korban
kecelakaan pesawat Ukraina. Ada 80 orang Iran, dan lainnya warga negara
lain. Untuk korban muslim, kita ucapkan innalillaahi wa inna ilaihi
roojiuun. Untuk non-Muslim, Rest In Peace (RIP).
Tapi, saya perlu ingatkan, kedukaan kita
tidak berarti kita harus melupakan akar konflik ini. AS sudah
melancarkan perang di negara-negara Timur Tengah sejak 2001 (awalnya
beralasan untuk mengejar Al Qaida). Menurut lembaga think tank AS,
Council of Foreign Relations, di tahun 2016 saja, rata-rata AS
menjatuhkan 72 bom setiap hari atau 3 bom setiap jam, dan totalnya ada
26.171 bom yang dijatuhkan AS di Irak, Suriah, Afghanistan, Libya,
Yaman, Somalia dan Pakistan.
Ini baru 1 tahun, bayangkan, sejak perang
AS dimulai di Timteng tahun 2001, totalnya ada berapa juta bom yang
sudah dijatuhkan AS? Ada berapa juta warga yang tewas? Belum lagi kalau
dihitung korban perang AS-Irak yang pertama (1990-1991). [Kalau Anda mau
meneliti, banyak datanya di internet, cari saja].
Nah sekarang, ada negara yang berani
melawan dan berusaha mengusir penjahat perang ini (AS) dari Timur
Tengah. Tapi, Anda nyinyiri dengan berkedok “duka cita pada korban
pesawat” sambil berkeras menuduh pelakunya adalah Iran, berbekal
link-link berita dari media mainstream??
**
Teriring duka cita pada semua korban, baik
korban kecelakaan pesawat Ukraina, maupun korban kejahatan tentara AS,
serta korban kejahatan ISIS dan Al Qaida.
[1] “Sejarah Kebohongan Perang AS” https://dinasulaeman.wordpress.com/2013/09/06/sejarah-kebohongan-perang-as/
Informasi pembanding terhadap info media mainstream: https://www.presstv.com/Detail/2020/01/09/615769/Iran-plane-crash-Ukraine-
Sumber Berita : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/01/11/rip/#more-6083
Alasan Trump Membunuh Qassem Soleimani
ZSM Juga Bergermbira Atas Kematian Qassem Soleimani
Sebuah fanpage pro-Israel, ditulis oleh
orang Indonesia-fanatik-Israel, yang “lebih Israel daripada Israel”,
menunjukkan kegembiraannya atas kematian Qassem Soleimani. Dan persis
kaum Wahabi, ZSM [istilah untuk orang Indonesia pro-Israel] ini menyeret
urusan kematian Jend. Soleimani ke urusan Sunni-Syiah.
Padahal si dedengkot ZSM ini nonMuslim
(maaf tidak bermaksud SARA, sekedar menunjukkan kontradiksinya). Dia ini
persis seperti jubir militer Israel (saya pernah share videonya), yang
menasehati Hamas supaya jangan beraliansi dengan Iran, sambil mengutip
pernyataan ulama Wahabi bahwa “Iran itu Syiah dan Syiah itu sesat”.
Tapi ZSM ini justru membuka alasan penting
(yang di tulisan saya kemarin tidak sempat dibahas karena sudah terlalu
panjang), mengapa Soleimani dibunuh, yaitu karena ISRAEL.
Para politisi waras di AS, juga dari negara-negara Eropa, mengecam pembunuhan ini karena selain melanggar hukum internasional, dampaknya sangat berbahaya bagi kepentingan nasional AS sendiri. Pihak yang mendukung aksi Trump hanya PM Israel Netanyahu. Dan ZSM. Dan radikalis-teroris.
Di video ini, ada penjelasan dari jurnalis
AS Caleb T. Maupin (@calebmaupin), mengapa Trump mengambil keputusan
yang sesungguhnya sama sekali tidak menguntungkan rakyat AS.
Tak lain, karena Trump takut dipecat dan
untuk itu dia mau mencari dukungan dari Israel dan lobby Zionis di AS.
Dan buat Israel, memang Jend Soleimani (juga Hasan Nasrallah-Hizbullah
dan Assad), adalah musuh terbesar mereka. Jadi Israel dan lobby Israel
di AS hanya akan dukung Trump kalau Trump melaksanakan tugas membunuh
Jend. Soleimani.
Tak heran bila dalam Perang Suriah, para
teroris yang terluka di perbatasan Suriah-Israel dirawat di rumah sakit
Israel. Mereka juga disuplai senjata oleh Israel. Ini pengakuan pejabat
militer Israel sendiri. [1]
—
di menit 06:06 ada kesalahan terjemahan, tertulis “Dia tidak takut untuk melawan…” seharusnya “Dia tidak takut untuk membela…”
di menit 06:06 ada kesalahan terjemahan, tertulis “Dia tidak takut untuk melawan…” seharusnya “Dia tidak takut untuk membela…”
Saya tidak tahu siapa yang memberi
subtitle terjemahan Indonesia, kalau ada yang tahu akun fb/fp-nya please
info, nanti saya cantumkan sumbernya di sini.
—
—
[1]https://www.timesofisrael.com/idf-chief-acknowledges-long-claimed-weapons-supply-to-syrian-rebels/
Sumber Berita : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/01/06/alasan-trump-membunuh-qassem-soleimani/#more-6059
(ini sambungan dari status sebelumnya)
Para bigot (baik varian rasa Wahabi atau
varian Zionis) menuduh bahwa yang berduka atas kematian Jend. Qassem
Soleimani hanyalah orang Syiah. Mereka itu entah kurang piknik, entah
memang selalu menaruh kepala dalam tempurung, tidak membaca betapa
banyak netizen non-Muslim yang pro-Soleimani. Mengapa? Karena korban
ISIS dan Al Qaida bukan cuma Muslim Syiah, tapi semua agama. Bukan cuma
orang Timur Tengah, tapi di berbagai penjuru bumi.
Antara lain, simak status Dr Marcus Papadopoulos ini, pengamat politik asal Inggris. Dia menulis:
Kontribusi Qassem Soleimani bagi
kemenangan Suriah, Rusia, Iran, dan Hizbullah dalam melawan ISIS tidak
dapat dipungkiri. Amerika telah membunuh pria yang menyelamatkan nyawa
jutaan orang dari ISIS. Kutukan abadi untuk Trump, Pemerintah AS dan
militer AS
**
Qassem Soleimani memainkan peran penting dalam mengalahkan salah satu proxy paling mematikan yang pernah dibuat Amerika untuk dunia: ISIS. Itulah sebabnya Washington membunuh dia dan itulah sebabnya dia dipuja oleh jutaan orang di Timur Tengah.
Qassem Soleimani memainkan peran penting dalam mengalahkan salah satu proxy paling mematikan yang pernah dibuat Amerika untuk dunia: ISIS. Itulah sebabnya Washington membunuh dia dan itulah sebabnya dia dipuja oleh jutaan orang di Timur Tengah.
**
Vanessa Beeley, jurnalis asal Inggris yang
selama ini aktif meliput perang Suriah dan mengungkap kejahatan
AS-Israel dan teroris proxy mereka, menulis antara lain:
Saya benar-benar tidak percaya Qasem
Soleimani sudah mati, dibunuh oleh penjahat Amerika, negara jahat, yang
sekarang sudah di luar kendali secara global, digeoroti oleh kekuatan
haus darah, yang bertekad untuk membangkitkan kembali kerajaannya yang
sekarat dengan segala cara…
**
Para pahlawan yang rendah hati akan meninggalkan ‘lubang terbesar’ di sepanjang hidup kita. RIP.
Para pahlawan yang rendah hati akan meninggalkan ‘lubang terbesar’ di sepanjang hidup kita. RIP.
———
Silahkan simak status keduanya, mereka jauh lebih sering mengupdate perkembangan kasus ini, dibanding saya. Komentatornya pun [ditebak dari namanya] berasal dari berbagai bangsa dan agama.
Silahkan simak status keduanya, mereka jauh lebih sering mengupdate perkembangan kasus ini, dibanding saya. Komentatornya pun [ditebak dari namanya] berasal dari berbagai bangsa dan agama.
Sumber Berita : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/01/06/ini-sambungan-dari-status-sebelumnya/#more-6063
Sebelumnya, Parlemen Irak sudah merilis
resolusi, meminta pemerintah agar menghentikan kehadiran tentara AS di
Irak. Pelaksanaan resolusi itu ada di tangan pemerintah. Nah, PM Irak
Adel Abdul-Mahdi sudah menghubungi Menlu AS untuk mengirim wakilnya
untuk berbicara soal penarikan pasukan itu.
Kemarin (Jumat 10/1) pemerintah AS sudah merespon, intinya MENOLAK KELUAR dari Irak. Alasannya:
“Amerika adalah kekuatan untuk kebaikan di
Timur Tengah. Kehadiran militer kami di Irak adalah untuk melanjutkan
perang melawan ISIS dan kami berkomitmen untuk melindungi Amerika, Irak,
dan mitra koalisi kami.”
Kalau benar AS hadir di Irak untuk melawan
ISIS, lalu mengapa Jenderal Qassem Soleimani yang sangat berjasa dalam
perang mengalahkan ISIS di Irak dan Suriah malah dibunuh?
Kalau benar AS mau melindungi Irak, mengapa AS melakukan kejahatan kepada rakyat Irak?
AS menyerbu Irak pada Maret 2003. Data bulan Oktober 2003 menyebutkan ada 15.000 warga Irak yang tewas. [1]
AS bercokol di Irak sejak 2003 dan
melakukan sangat banyak kejahatan kemanusiaan. Tahun 2011, menarik
sebagian besar tentaranya, tapi 2014 balik lagi dengan alasan melawan
ISIS.
Data tahun 2013 yang dirilis oleh tim
peneliti internasional yang bekerja sama dengan pemerintah Irak, total
warga Irak yang tewas dalam periode 2003-2011 mencapai setengah juta
orang, dan ini adalah perkiraan minimal [artinya, sangat mungkin jumlah
sebenarnya jauh lebih banyak].
60% dari angka ini tewas akibat
penembakan, pengeboman, serangan udara, atau kekerasan lainnya. Sisanya
tewas akibat sebab-sebab ‘tak langsung’, misalnya akibat buruknya
sanitasi atau tidak adanya rumah sakit. [1]
AS selama memerangi rakyat Irak
menggunakan bom yang mengandung “enriched uranium” yang sangat
berbahaya. Akibatnya, banyak bayi terlahir cacat di Irak. Anda google
sendiri “fallujah baby” dan akan muncul foto-foto bayi yang mengerikan.
Saya tidak sanggup mengupload fotonya di sini.
Seorang suster yang membantu kelahiran
bayi yang cacat akibat terpapar bom uranium itu bercerita, “Seorang bayi
lahir dengan kaki seperti putri duyung, suatu kondisi yang disebut
sirenomelia.. orang tuanya histeris dan gugup melihat bayi itu dan
ayahnya berteriak-teriak…” [3]
Dan sekarang, dengan TIDAK TAHU MALU,
pemerintah AS mengaku bahwa mereka adalah “kekuatan kebaikan di Timur
Tengah.” [ a force for good in the Middle East]
Dan yang lebih tidak tahu malu lagi,
orang-orang Indonesia yang selama ini sok-sok mengaku paling Islami, dan
sok-sok ngArab: bukannya mendukung upaya pengusiran tentara penjahat
dari negeri yang full orang Arab (Irak), mereka malah aktif menyebarkan
broadcast penuh fitnah tentang Jend. Qassem Soleimani, orang yang paling
berjasa memimpin operasi melawan ISIS di Irak dan Suriah.
Ya, yang menulis kisah bohong itu bukan
cuma radikalis yang sok ngIslam itu sih, tapi juga sebagian media
nasional yang meng-copas-terjemah media Barat.
Mengapa radikalis dan media-media nasional
yang konon “kredibel” dan “anti terorisme” itu justru seiring-sejalan
dalam mendukung AS ya? [ada yang nanya ke saya]. Terlalu panjang kalau
dibahas. Tapi sudah bisa diduga, ujungnya memang duit: siapa dulu
pemodalnya?
Sungguh absurd, ketika akses informasi
sedemikian terbuka lebar, murah, ada di genggaman tangan, sebagian orang
tetap memilih untuk membodohi diri dan orang lain.
—
[1]https://www.theguardian.com/world/2003/oct/29/iraq.suzannegoldenberg
[2] https://www.nationalgeographic.com/news/2013/10/131015-iraq-war-deaths-survey-2013/
[3] https://www.middleeasteye.net/reportages/fallujah-birth-defects-story
[1]https://www.theguardian.com/world/2003/oct/29/iraq.suzannegoldenberg
[2] https://www.nationalgeographic.com/news/2013/10/131015-iraq-war-deaths-survey-2013/
[3] https://www.middleeasteye.net/reportages/fallujah-birth-defects-story
Foto: orang bule aja demo menuntut AS angkat kaki dari Irak, masa elo yang selama ini ngaku paling Islam malah pro-AS??
Sumber Berita : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/01/11/6090/#more-6090
Timur Tengah Tanpa Tentara AS
LiputanIslam.com –Gugurnya Jenderal Qassem Soleimani
ternyata berdampak ke mana-mana. Tuntutan awal Iran sebagai bagian dari
apa yang disebutnya sebagai tindakan pembalasan adalah hengkangnya
serdadu AS dari Irak. Tuntutan tersebut sejalan dengan keputusan politik
pemerintah dan parlemen Irak yang juga melihat tindakan tentara AS
dalam kasus teror terhadap Jenderal Qassem Soleimani adalah bentuk
pelanggaran atas kedaulatan bangsa Irak.
Dalam sejarahnya, tentara AS hadir di Irak sejak tahun 2003, dan
mereka bercokol hingga kini di Negeri 1001 Malam itu. Kehadiran tentara
AS merupakan bagian dari invasi yang dilakukan oleh AS dan koalisinya
terhadap Irak yang saat itu dipimpin Saddam Hossein. AS dan sekutunya
menerang Irak dengan dua alasan: pertama, Saddam menjalin koalisi dengan kelompok teroris Al-Qaeda, dan kedua,
Saddam memiliki dan mengembangkan senjata pemusnah massal yang ilegal
(senjata biologis dan senjata kimia). Untuk alasan terakhir ini, AS
menggunakan gambar-gambar dari satelit AS sebagai “data”.Belakangan, setelah Irak hancur luluh lantak, semua yang dituduhkan AS itu ternyata tak lebih dari isapan jempol, alias hoax. Tak ada dokumen apapun yang menunjukkan keterkaitan antara Saddam dengan kelompok radikal teroris. Bahkan, sebenarnya, di antara kedua pihak (Saddam dan Al-Qaeda) terbangun relasi konflik saling meniadakan. Al-Qaeda berideologi Islam garis keras yang punya misi melibas faham manapun di luar Islam faham mereka. Sedangkan Saddam punya ideologi sosialis Arab (Ba’ats) yang sangat membenci faham politik berbasis agama.
Begitu juga dengan alasan kepemilikan Irak atas senjata pembunuh massal. Tak ada satupun situs atau pabrik yang ditemukan. Menhan AS saat itu, Collin Powell, akhirnya memang mengakui bahwa foto-foto satelit yang ia tunjukkan sebelumnya itu sebenarnya palsu. Irak memang pernah punya senjata kimia yang dipakai dalam perang melawan Iran. Akan tetapi, senjata kimia itu justru malah disuplai oleh AS, Jerman, dan negara-negara Barat yang dalam konteks perang Iran-Irak memang mendukung Saddam Hossein.
Meskipun alasan invasi dan pendudukan itu adalah dusta besar, tapi AS (dan sekutunya) tetap bercokol di Irak. Mereka berpesta pora menjadikan Irak selayaknya pampasan perang. Berbagai pabrik minyak internasional (dikenal dengan nama Big Oil) didatangkan ke Irak untuk mengekspolitasi kekayaan alam Irak; dan tentara asing itulah yang menjaganya.
Agar bisa tetap berada di sana, AS terus mengada-adakan berbagai isu. Iran terus dituduh sebagai ancaman Timur Tengah. Menurut AS, Iran mengembangkan senjata nuklir. Perlu kehadiran tentara AS yang bisa memberikan jaminan keamanan bagi kawasan Timur Tengah, termasuk Irak. Tuduhan itupun sejatinya sudah terbantahkan. Para ulama Iran berulangkali menegaskan bahwa senjata pembunuh massal. yang bisa membunuh anak-anak dan perempuan, bertentangan dengan prinsip-prinsip perang dalam Islam, yang melarang prajurit Islam membunuh warga sipil. Selain itu, para inspektur organisasi nuklir dunia (IAEA) juga bolak-balik ke Iran, dan mereka menyatakan bahwa Iran ‘clear’ dari tuduhan pengembangan senjata nuklir.
AS juga lalu mengembangkan wacana pengamanan Timur Tengah dari ancaman Al-Qaeda dan ISIS. Padahal, para pejabat AS sendiri mengakui bahwa Al-Qaeda, ISIS, Jabhah Al-Nusra, FSA, dan organisasi teroris lainnya adalah buatan AS sendiri.
Ketika Timur Tengah terus membara seperti yang kita saksikan dalam beberapa dekade sekarang ini, di sana kita saksikan jejak-jejak berdarah AS. Karena itu, jika dunia ingin melihat Timur Tengah yang damai, sudah saatnya untuk menciptakan situasi ‘Timur Tengah tanpa AS’; dan itu bisa dimulai dari hengkangnya tentara AS dari Irak. (os/editorial/liputanislam)
Sumber Berita : http://liputanislam.com/dari-redaksi/editorial/timur-tengah-tanpa-tentara-as/
UPDATE BERITA IRAN-IRAK
1. Hari Sabtu (4/1), pejabat militer Iran
(IRGC), Brigadir Ali Fadavi, menyatakan bahwa pemerintah AS telah
mengirim pesan (via Kedubes Swiss di Tehran) yang isinya: permintaan
agar konflik diselesaikan dengan diplomasi dan jika Iran mau membalas
dendam, ‘lakukan balasan sesuai apa yang kami lakukan’ [maksudnya, AS
bilang, “kalau ente mau balas dendam, ya jangan keras-keras lah”].
Jawaban dari Iran, “AS harus bersiap
menunggu pembalasan dendam yang keras; yang tidak hanya dilakukan Iran.
Jenderal Qassem bukan sekedar anggota Pengawal Revolusi Islam, tetapi
juga anggota front besar perlawanan [resistensi/muqawamah] yang
lintas-batas negara dan mereka semua siap melakukan balas dendam yang
keras. Pembalasan itu pasti akan dilakukan pada saat terbaik dan dengan
cara sebaik mungkin. ”
2. Hari Minggu (5/1) Parlemen Irak merilis
resolusi, isinya antara lain meminta pemerintah Irak agar “mengakhiri
keberadaan pasukan asing di tanah Irak dan melarang mereka menggunakan
tanah, wilayah udara, atau air dengan alasan apa pun.”
Perdana Menteri sementara Irak, Adel
Abdul-Mahdi, menjawab akan segera menyiapkan langkah-langkah hukum dan
prosedural untuk mengimplementasikan resolusi tersebut.
Resolusi itu juga akan berlaku untuk
tentara negara lain. Selain tentara AS, ada beberapa negara asing yang
juga mengirim tentara ke Irak dalam koalisi internasional melawan ISIS
(koalisi ini dibentuk AS pada 2014 dengan persetujuan pemerintah Irak).
Pemerintah Jerman sudah merespon, “Kehadiran militer Jerman hanya dilanjutkan jika pemerintah Irak menginginkan itu.”
3. Perdana Menteri Abdul-Mahdi mengatakan
kepada parlemen bahwa Jend. Qassem Soleimani datang ke Irak untuk
menemuinya, dalam rangka menyampaikan tanggapan Iran terhadap pesan
Saudi [=akan melakukan upaya negosiasi dengan Saudi dengan dimediasi
Irak]. Artinya, Jend. Soleimani datang sebagai tamu negara, mendarat di
bandara sipil (bukan militer), dengan cara terbuka (bukan diam-diam).
4. Kementerian Luar Negeri Irak sudah
mengeluarkan pernyataan bahwa pembunuhan terhadap Qassem Soleimani itu
merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Irak dan
bertentangan dengan misi yang disepakati koalisi internasional. Kemenlu
Irak juga sudah mengajukan pengaduan resmi dengan Sekretaris Jenderal
PBB dan Dewan Keamanan atas serangan ini.
Apa tanggapan Trump? Tadi malam (Minggu 5/1) dia bilang:
1. Akan memberi Irak sanksi “yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya”.
2. Tentara AS di Irak tidak akan pergi sebelum Irak membayar ganti rugi pembangunan semua pangkalan militer itu. Kata Trump, pangkalan militer itu biayanya “miliaran dollar”.
1. Akan memberi Irak sanksi “yang tak pernah mereka rasakan sebelumnya”.
2. Tentara AS di Irak tidak akan pergi sebelum Irak membayar ganti rugi pembangunan semua pangkalan militer itu. Kata Trump, pangkalan militer itu biayanya “miliaran dollar”.
Catatan sejarah:
Tahun 2003, Presiden Bush menginvasi Irak tanpa seizin PBB dengan alasan “ada senjata pembunuh massal” dalam rangka “Perang Melawan Teror”. Perang ini dicanangkan Bush pasca serangan 9/11 WTC (2001). Setelah Presiden Irak (Saddam) tumbang, terbukti alasan itu hoax belaka. Pada 2006, Bush secara resmi mengakui tidak ada senjata pembunuh massal itu, juga serangan ke Irak tidak ada kaitan dengan 911 atau Al Qaida.
Tahun 2003, Presiden Bush menginvasi Irak tanpa seizin PBB dengan alasan “ada senjata pembunuh massal” dalam rangka “Perang Melawan Teror”. Perang ini dicanangkan Bush pasca serangan 9/11 WTC (2001). Setelah Presiden Irak (Saddam) tumbang, terbukti alasan itu hoax belaka. Pada 2006, Bush secara resmi mengakui tidak ada senjata pembunuh massal itu, juga serangan ke Irak tidak ada kaitan dengan 911 atau Al Qaida.
Sejak 2003, ratusan ribu pasukan AS
bercokol di Irak, sampai akhirnya pada 2011 AS menarik sebagian besar
tentaranya dari Irak, menyisakan 20.000 staf di kedutaan AS (kedutaan
terbesar yang dimiliki AS di dunia, luasnya 42 hektar) dan sekitar 4500
staf keamanan swasta. Tapi 2014, AS punya alasan untuk kirim tentara
lagi ke Irak: untuk perang melawan ISIS. Saat ini ada 5200 tentara AS di
Irak, tersebar di 12 pangkalan militer.
——
sumber berita:
https://www.usatoday.com/story/news/politics/2020/01/05/donald-trump-threatens-iraq-sanctions-expel-us-troops/2821255001/
https://www.tasnimnews.com/en/news/2020/01/04/2174107/irgc-commander-unveils-details-of-us-message-to-iran-after-assassination-of-gen-soleimani
https://www.usatoday.com/story/news/politics/2020/01/05/donald-trump-threatens-iraq-sanctions-expel-us-troops/2821255001/
https://www.tasnimnews.com/en/news/2020/01/04/2174107/irgc-commander-unveils-details-of-us-message-to-iran-after-assassination-of-gen-soleimani
Foto meme… ada yang paham artinya?
Soft Power Republik Islam Iran
Kemarin ada beberapa komentator bertanya, apakah kekuatan (power) militer Iran mampu melawan AS?
Sebelum dijawab, saya jelaskan sedikit, dalam studi Hubungan Internasional, power dibagi dua: hard power dan soft power. Hard power dimaknai sebagai kekuatan material, misalnya senjata, jumlah pasukan, dan uang yang dimiliki sebuah negara.
Bila memakai kalkulasi hard power, faktanya, kekuatan Iran masih jauh di bawah AS. Apalagi, doktrin militer Iran adalah defensive (bertahan, tidak bertujuan menginvasi negara lain). Iran hanya menganggarkan 14 miliar USD (2,5% GDP) untuk belanja militer (dan ini hanya sepersepuluh dibanding total belanja militer gabungan semua negara Teluk). Sebaliknya, AS adalah negara dengan anggaran militer terbesar di dunia, 3,1% GDP atau setara 610 miliar USD [1]. Bahkan, AS telah membangun pangkalan-pangkalan militer di berbagai negara di sekeliling Iran.
Di video ini, ada penjelasan dari Menlu Iran, Javad Zarif, bagaimana dan mengapa Iran membangun hard powernya (membuat senjata).
Tapi, ada bentuk power yang lain, yaitu soft power. Secara ringkas bisa dikatakan bahwa substansi soft power adalah sikap persuasif dan kemampuan meyakinkan pihak lain; sementara hard power menggunakan kekerasan dan pemaksaan dalam upayanya menundukkan pihak lawan.
Professor HI dari Tehran University, Manouchehr Mohammadi, mengidentifikasi ada 10 sumber kekuatan soft power Iran, saya bahas tiga saja, selebihnya silakan baca di artikel aslinya. [2]
1. Rahmat Tuhan.
Faktor Tuhan memang jarang disebut-sebut dalam analisis politik. Tapi, kenyataannya, memang inilah yang diyakini oleh rakyat Iran, dan inilah sumber kekuatan mereka. Menurut Mohammadi, bangsa Iran percaya bahwa orang yang berjuang melawan penentang Tuhan, pastilah dibantu oleh Tuhan. Dengan kalimat yang indah, Mohammadi mendefinisikan keyakinan ini sebagai berikut, “Kenyataannya, mereka [yang berjuang di jalan Allah] bagaikan tetesan air yang bergabung dengan lautan luas, lalu menghilang dan menyatu dalam lautan, kemudian menjelma menjadi kekuatan yang tak terbatas.”
Iran pasca Revolusi berkali-kali meraih kemenangan dalam melawan berbagai serangan dari pihak musuh, yang di atas kertas sepertinya tidak mungkin. Misalnya, invasi Irak (1980-1988). Hitungan awal Presiden Irak saat itu, Saddam, ia bisa segera menguasai Teheran (yang masih menjalani masa konsolidasi pasca Revolusi). Namun ternyata Iran bisa bertahan dan perang berlanjut 8 tahun dalam keadaan yang di atas kertas sebenarnya tidak seimbang (Irak didukung suplai dana dan senjata dari AS, Eropa, Arab, dan Soviet; sementara Iran malah diembargo).
Salah satu kejadian legendaris adalah kegagalan operasi rahasia Eagle Claw tahun 1980. Saat itu Presiden AS Jimmy Carter mengirimkan 8 helikopter dengan misi menyelamatkan 52 warga AS yang disandera para mahasiswa Iran di Teheran. Operasi itu gagal ‘hanya’ karena angin topan menyerbu kawasan Tabas, gurun tempat helikopter itu ‘bersembunyi’ sebelum meluncur ke Teheran. Angin topan dan pasir membuat helikopter itu saling bertabrakan dan rusak parah. Mengomentari kejadian ini, Imam Khomeini mengatakan, “Pasir dan angin adalah ‘pasukan’ Allah dalam operasi ini.”
2. Kepemimpinan dan Otoritas
Peran kepemimpinan dan komando adalah faktor yang sangat penting dalam situasi konflik, baik itu militer, politik, atau budaya. Pemimpinlah yang menjadi penunjuk arah dalam setiap gerakan perjuangan. Dialah yang menyusun rencana dan strategi untuk berhadapan dengan musuh. Menurut Mohammadi, hubungan yang erat dan solid antara pemimpin dengan rakyatnya adalah sumber power yang sangat penting. Di Iran, karena yang menjadi pemimpin tertinggi adalah ulama yang memiliki kredibilitas tinggi, kepatuhan kepada pemimpin bahkan dianggap sebagai sebuah gerakan relijius, dan inilah yang menjadi sumber utama kekuatan soft power Iran. Dalam kalimat Mohammadi, “Inilah sumber power Iran yang menjamin [ketenangan] kawan dan menakutkan lawan.”
3. Mengubah Ancaman Menjadi Kesempatan
Revolusi Islam Iran telah menggulingkan Shah Pahlevi yang didukung penuh oleh Barat. Tergulingnya Shah membuat berbagai kepentingan Barat terganggu (terutama penguasaan sumber-sumber minyak). AS dan Eropa kemudian menerapkan berbagai sanksi dan embargo; berusaha meminggirkan Iran dalam pergaulan internasional, bekerjasama dengan Saudi untuk mempropagandakan citra buruk Iran (menyebarkan hoax seputar teologi, perseteruan mazhab), dll.
Semua tekanan itu justru dijadikan kesempatan untuk maju dan berdikari. Diembargo senjata, bikin senjata sendiri. Diembargo obat, bikin pabrik farmasi sendiri. Mereka pakai istilah “jihad” untuk semua itu: jihad pembangunan [ketika giat membangun infrastruktur setelah porak-poranda akibat perang]; jihad pertanian [supaya swasembada pangan], jihad ekonomi [supaya tidak bergantung impor], dll.
Tahun 2011-2012, terjadi pembunuhan terhadap pakar-pakar nuklir Iran (dilakukan agen Mossad), respon yang muncul adalah: jumlah pendaftar kuliah di jurusan teknik nuklir justru semakin meningkat. Semakin ditekan, justru semakin bersemangat untuk berjuang.
—
[1] https://ic-mes.org/jurnal/index.php/jurnalICMES/article/…/56
[2] https://dinasulaeman.files.wordpress.com/…/the-sources-of-p…
Sumber video bersubtitle: Fanpage Cerdas Geopolitik
Sumber Berita : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/01/07/soft-power-iran/#more-6071
Sebelum dijawab, saya jelaskan sedikit, dalam studi Hubungan Internasional, power dibagi dua: hard power dan soft power. Hard power dimaknai sebagai kekuatan material, misalnya senjata, jumlah pasukan, dan uang yang dimiliki sebuah negara.
Bila memakai kalkulasi hard power, faktanya, kekuatan Iran masih jauh di bawah AS. Apalagi, doktrin militer Iran adalah defensive (bertahan, tidak bertujuan menginvasi negara lain). Iran hanya menganggarkan 14 miliar USD (2,5% GDP) untuk belanja militer (dan ini hanya sepersepuluh dibanding total belanja militer gabungan semua negara Teluk). Sebaliknya, AS adalah negara dengan anggaran militer terbesar di dunia, 3,1% GDP atau setara 610 miliar USD [1]. Bahkan, AS telah membangun pangkalan-pangkalan militer di berbagai negara di sekeliling Iran.
Di video ini, ada penjelasan dari Menlu Iran, Javad Zarif, bagaimana dan mengapa Iran membangun hard powernya (membuat senjata).
Tapi, ada bentuk power yang lain, yaitu soft power. Secara ringkas bisa dikatakan bahwa substansi soft power adalah sikap persuasif dan kemampuan meyakinkan pihak lain; sementara hard power menggunakan kekerasan dan pemaksaan dalam upayanya menundukkan pihak lawan.
Professor HI dari Tehran University, Manouchehr Mohammadi, mengidentifikasi ada 10 sumber kekuatan soft power Iran, saya bahas tiga saja, selebihnya silakan baca di artikel aslinya. [2]
1. Rahmat Tuhan.
Faktor Tuhan memang jarang disebut-sebut dalam analisis politik. Tapi, kenyataannya, memang inilah yang diyakini oleh rakyat Iran, dan inilah sumber kekuatan mereka. Menurut Mohammadi, bangsa Iran percaya bahwa orang yang berjuang melawan penentang Tuhan, pastilah dibantu oleh Tuhan. Dengan kalimat yang indah, Mohammadi mendefinisikan keyakinan ini sebagai berikut, “Kenyataannya, mereka [yang berjuang di jalan Allah] bagaikan tetesan air yang bergabung dengan lautan luas, lalu menghilang dan menyatu dalam lautan, kemudian menjelma menjadi kekuatan yang tak terbatas.”
Iran pasca Revolusi berkali-kali meraih kemenangan dalam melawan berbagai serangan dari pihak musuh, yang di atas kertas sepertinya tidak mungkin. Misalnya, invasi Irak (1980-1988). Hitungan awal Presiden Irak saat itu, Saddam, ia bisa segera menguasai Teheran (yang masih menjalani masa konsolidasi pasca Revolusi). Namun ternyata Iran bisa bertahan dan perang berlanjut 8 tahun dalam keadaan yang di atas kertas sebenarnya tidak seimbang (Irak didukung suplai dana dan senjata dari AS, Eropa, Arab, dan Soviet; sementara Iran malah diembargo).
Salah satu kejadian legendaris adalah kegagalan operasi rahasia Eagle Claw tahun 1980. Saat itu Presiden AS Jimmy Carter mengirimkan 8 helikopter dengan misi menyelamatkan 52 warga AS yang disandera para mahasiswa Iran di Teheran. Operasi itu gagal ‘hanya’ karena angin topan menyerbu kawasan Tabas, gurun tempat helikopter itu ‘bersembunyi’ sebelum meluncur ke Teheran. Angin topan dan pasir membuat helikopter itu saling bertabrakan dan rusak parah. Mengomentari kejadian ini, Imam Khomeini mengatakan, “Pasir dan angin adalah ‘pasukan’ Allah dalam operasi ini.”
2. Kepemimpinan dan Otoritas
Peran kepemimpinan dan komando adalah faktor yang sangat penting dalam situasi konflik, baik itu militer, politik, atau budaya. Pemimpinlah yang menjadi penunjuk arah dalam setiap gerakan perjuangan. Dialah yang menyusun rencana dan strategi untuk berhadapan dengan musuh. Menurut Mohammadi, hubungan yang erat dan solid antara pemimpin dengan rakyatnya adalah sumber power yang sangat penting. Di Iran, karena yang menjadi pemimpin tertinggi adalah ulama yang memiliki kredibilitas tinggi, kepatuhan kepada pemimpin bahkan dianggap sebagai sebuah gerakan relijius, dan inilah yang menjadi sumber utama kekuatan soft power Iran. Dalam kalimat Mohammadi, “Inilah sumber power Iran yang menjamin [ketenangan] kawan dan menakutkan lawan.”
3. Mengubah Ancaman Menjadi Kesempatan
Revolusi Islam Iran telah menggulingkan Shah Pahlevi yang didukung penuh oleh Barat. Tergulingnya Shah membuat berbagai kepentingan Barat terganggu (terutama penguasaan sumber-sumber minyak). AS dan Eropa kemudian menerapkan berbagai sanksi dan embargo; berusaha meminggirkan Iran dalam pergaulan internasional, bekerjasama dengan Saudi untuk mempropagandakan citra buruk Iran (menyebarkan hoax seputar teologi, perseteruan mazhab), dll.
Semua tekanan itu justru dijadikan kesempatan untuk maju dan berdikari. Diembargo senjata, bikin senjata sendiri. Diembargo obat, bikin pabrik farmasi sendiri. Mereka pakai istilah “jihad” untuk semua itu: jihad pembangunan [ketika giat membangun infrastruktur setelah porak-poranda akibat perang]; jihad pertanian [supaya swasembada pangan], jihad ekonomi [supaya tidak bergantung impor], dll.
Tahun 2011-2012, terjadi pembunuhan terhadap pakar-pakar nuklir Iran (dilakukan agen Mossad), respon yang muncul adalah: jumlah pendaftar kuliah di jurusan teknik nuklir justru semakin meningkat. Semakin ditekan, justru semakin bersemangat untuk berjuang.
—
[1] https://ic-mes.org/jurnal/index.php/jurnalICMES/article/…/56
[2] https://dinasulaeman.files.wordpress.com/…/the-sources-of-p…
Sumber video bersubtitle: Fanpage Cerdas Geopolitik
Sumber Berita : https://dinasulaeman.wordpress.com/2020/01/07/soft-power-iran/#more-6071
Human Error! Iran Akui Tak Sengaja Tembak Jatuh Pesawat Maskapai Ukraina
Iran – Iran mengatakan
bahwa sebuah pesawat Ukraina yang jatuh di luar Teheran minggu ini telah
terbang dekat dengan situs militer yang sensitif dan tertembak jatuh
karena “human error”ditengah krisis yang disebabkan oleh petualangan
AS.”
Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif
juga mengumumkan pada hari Sabtu (11/01) di laman twitternya bahwa
Teheran secara tidak sengaja menembak jatuh Boeing 737 Ukraina karena
“human error”.
Baca: Menlu Ukraina Sebut Boeing 737 Berubah Arah Sesaat Sebelum Jatuh
Militer Iran juga mengkonfirmasi dalam
sebuah pernyataan di TV pemerintah bahwa jet itu diturunkan secara tidak
sengaja ketika terbang dekat dengan instalasi militer yang sensitif.
Menurut pernyataan itu, para pihak yang bertanggung jawab akan dimintai
pertanggungjawaban oleh pengadilan.
Angkatan bersenjata telah menyatakan belasungkawa mereka kepada keluarga para korban. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/internasional/120471/11/01/2020/human-error-iran-akui-tak-sengaja-tembak-jatuh-pesawat-maskapai-ukraina/
5 Temuan Komite Penyelidikan Iran atas Jatuhnya Pesawat Ukraina
TEHRAN – Otoritas Iran akhirnya memberikan pengakuan mengejutkan mengenai jatuhnya pesawat maskapai Ukraina di Iran.
Untuk pertama kalinya, Angkatan
Bersenjata Iran mengaku secara tak sengaja menembak jatuh pesawat
penumpang milik maskapai Ukraina dikarenakan kesalahan manusia (human
error). Penembakan itu dilakukan saat pesawat penumpang tersebut terbang
di dekat lokasi militer sensitif.
Dalam pernyataannya seperti dilansir
kantor berita AFP, Sabtu (11/1/2020), Angkatan Bersenjata Iran
menyatakan telah menembak jatuh pesawat penumpang tersebut karena
mengiranya sebagai pesawat musuh.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan
pada hari Sabtu, Staf Umum Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran
mengatakan bahwa pada saat kejadian, pasukan telah berada dalam siaga
tertinggi.
Sebelumnya, Angkatan Bersenjata Iran
membentuk sebuah komite secara terpisah untuk menyelidiki insiden
tersebut, berikut temuan komite penyelidikan Iran;
1. Menyusul ancaman yang dibuat oleh
para pejabat dan Presiden Amerika mengenai tanggapan militer, yang akan
menyerang beberapa sasaran Republik Islam. Dikarenakan peningkatan lalu
lintas udara yang signifikan di wilayah tersebut, angkatan bersenjata
berada pada tingkat kesiapan tertinggi untuk menanggapi segala
kemungkinan agresi oleh musuh.
2. Beberapa jam setelah serangan rudal,
pergerakan jet tempur Amerika di sekitar Republik Islam meningkat, dan
unit pertahanan udara memperoleh beberapa kabar tentang target udara
menuju pusat-pusat strategis di negara itu, kemudian beberapa target
udara muncul di radar, yang meningkatkan sensitivitas masalah ini
terhadap pertahanan udara.
3. Dalam kondisi sensitif dan krisis
seperti itu, penerbangan 752 dari Ukraina Airlines lepas landas dari
Bandara Imam Khomeini (RH) dan selama manuver, pesawat itu mendekati
salah satu pusat militer paling sensitif milik Pengawal Revolusi Islam,
pada ketinggian dan bentuk penerbangan yang benar-benar mirip dengan
pesawat musuh, dalam keadaan seperti itu human error yang tidak
diinginkan terjadi dan pesawat terkena rudal, yang sayangnya menyebabkan
kematian sejumlah warga Iran dan sejumlah orang asing.
4. Administrasi Umum Angkatan Bersenjata
Iran mengucapkan belasungkawa dan menyatakan solidaritasnya dengan
keluarga yang terkena dampak dan negara-negara lain dengan insiden
menyakitkan ini. Iran meminta maaf atas kesalahan kemanusiaan yang
terjadi dan berjanji untuk menyerahkan kesalahan kepada pengadilan
militer untuk menangani insiden sesuai dengan hukum, dan pemerintah
berjanji akan mengambil langkah-langkah dasar untuk benar-benar mencegah
kecelakaan seperti itu.
5. Semua pejabat Pengawal Revolusi yang
peduli juga diintruksikan untuk muncul di media nasional dan memberikan
lebih banyak informasi serta klarifikasi kepada rakyat Iran. (ARN)
Sumber Berita : https://arrahmahnews.com/internasional/120480/11/01/2020/5-temuan-komite-penyelidikan-iran-atas-jatuhnya-pesawat-ukraina/
Rusia: AS Ingin Raih Konsesi Politik dari Insiden Pesawat Terbang di Iran
Deputi menteri luar negeri Rusia seraya mengutuk
langkah terbaru Amerika menyebut petinggi Washington sebagai individu
oportunis yang ingin mengejar konsesi politik dari kecelakaan pesawat
terbang Ukraina di Tehran.
Seperti
dilaporkan IRNA, Sergei Ryabkov Jumat (10/01) malam saat menanggapai
insiden jatuhnya pesawat terbang Ukraina di dekat Tehran mengatakan,
tragedi kemanusiaan ini tidak boleh dijadikan sabagai alasan untuk
meraih konsesi politik.
Deputi
menlu Rusia seraya mengisyaratkan bahwa tidak ada alasan untuk
mempolitisasi insiden jatuhnya pesawat terbang Ukraina, menambahkan,
para pengamat dan pakar harus diberi kesempatan untuk menganalisa
kondisi dan memiliki hasil yang jelas atas insiden ini.
Sejumlah
pengamat meyakini bahwa langkah ini sebagai upaya untuk mencegah
kebangkrutan perusahaan Beoing Amerika dan sejumlah pengamat lainnya
menilainya sebagai operasi syaraf untuk menutupi aksi terorisme AS dan
balasan keras Iran ke pangkalan militer Washington di Irak.
Rabu
(08/01) pagi sebuah pesawat sipil milik maskapai Ukraina jatuh di dekat
bandara udara Imam Khomeini, Tehran dan seluruh penumpang besarta awak
pesawat tewas.
Perdana
Menteri Kanada, Justin Trudeau, sejumlah pejabat AS dan sejumlah media
asing hari Kamis (09/01) terkait jatuhnya pesawat sipil Ukraina di zona
udara Tehran mengklaim, pesawat ini jatuh akibat ditembak sistem anti
udara Iran dan sepertinya ditarget tanpa sengaja. (MF)
Sumber Berita : https://parstoday.com/id/news/world-i77447-rusia_as_ingin_raih_konsesi_politik_dari_insiden_pesawat_terbang_di_iran
Re-post by MigoBerita / Sabtu/11012020/14.19Wita/Bjm